KEDUDUKAN DAN KONTRIBUSI SUMBANGAN MASYARAKAT TERHADAP KEUANGAN DESA DI DESA HANURA KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

  Universitas Lampung KEDUDUKAN DAN KONTRIBUSI SUMBANGAN MASYARAKAT TERHADAP KEUANGAN DESA DI DESA HANURA KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

  Ahmadi, Dr. Yuswanto, S.H.,M.H., Nurmayani, S.H., M.H., Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung,

  Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung, 35154, e-mail :

  ABSTRAK Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan hasil bahwa: pertama, hasil swadaya dan partisipasi atau di Desa Hanura disebut dengan sumbangan masyarakat memiliki kedudukan sebagai sumber pendapatan asli desa. Sumbangan masyarakat Desa Hanura pada tahun 2013 ditetapkan melalui SK Nomor 001/ V.05.07/ III.2013 tentang PAD Desa dan Rencana Anggaran Belanja Desa Hanura Tahun 2013. Jika diperhatikan, keberadaan surat keputusan kepala desa sebagai pengganti peraturan desa tentang APBDes telah melanggar peraturan hukum tentang keuangan desa yang menyebutkan APBDes harus berbentuk peraturan desa. Kedua, sumbangan masyarakat memiliki kontribusi sebagai dana tambahan operasional desa sebesar Rp. 2.340.000,-, insentif perangkat desa sebesar Rp. 2.100.000,-, dan sebesar Rp.

  3.000.000,- sebagai dana tambahan pembiayaan hari jadi desa.

  Kata Kunci: Kedudukan dan Kontribusi, Sumbangan Masyarakat, Keuangan Desa Hanura.

  ABSTRACT Build upon the result of the research, then obtained that the result are: first, the result of self- supporting and participation or at Hanura Village is said as community donations has standing as the sorce of village authentic revenues. Hanura village community donations at 2013 had been set through SK Number 001/ V.05.07/ III.2013 concerning about village PAD and Hanura village budget expenditures plan in year 2013. If considered, the existence of village chief decree as the substitution of village regulation in concerning to APBDes has violated the rule of law in concerning to village financial which mentioned that APBDes must in a form of village regulation. Second, community donations has contribution as the

  Universitas Lampung additional operational fund in amount of Rp. 2340.000,-, incentive of the village officers in amount of Rp. 2.100.000,-, and in amount of Rp. 3.000.000,- as additional fund of village anniversary.

  Keywords: Position and Contribution, Community Donations, Hanura Village Financial I.

   PENDAHULUAN

  Demokrasi menyiratkan arti kekuasaan politik atau pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat.

1 Teori demokrasi mengajarkan bahwa

  demokratisasi membutuhkan hadirnya masyarakat sipil yang terorganisir secara kuat, mandiri, semarak, pluralis, beradab, dan partisipatif. Partisipasi merupakan kata kunci utama dalam masyarakat sipil yang menghubungkan antara rakyat biasa

  (ardinary people) dengan pemerintah.

  Pasal 1 angka 12 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menetapkan bahwa Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-asul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1 Winarno, Paradigma Baru Pendidikan

  Kewarganegaraan, Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi, Edisi Kedua , PT Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 90.

  Pemerintahan Desa harus mengakomodasi aspirasi masyarakat yang diartikulasi dan diagregasi melalui Badan Permusyawaratan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan sebagai mitra pemerintah desa. Hal ini terlihat adanya BPD sebagai lembaga legislasi yang mempunyai fungsi pengawasan.

  Desa memiliki wewenang untuk menyusun dan mengelola keuangannya sendiri. Keuangan desa berasal dari pemerintah, pemerintah daerah, pendapatan asli desa, dan lain-lain pendapatan yang sah. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66 Tahun 2007 Pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut. Keuangan desa disusun sesuai kebutuhan untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan desa. Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi kewenangan desa didanai dari keuangan desa dalam bentuk

  Universitas Lampung

  Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten (APBDes). APBDes terdiri atas bagian

  Pesawaran.” Pendapatan Desa, Belanja Desa dan

  II. METODE

  Pembiayaan. Rancangan APBDes dibahas

  PENELITIAN

  dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa. Kepala Desa bersama Jenis penelitian yang digunakan dalam

  BPD menetapkan APBDes setiap tahun penelitian ini menggunakan dua macam dengan Peraturan Desa. Sumber pendekatan, yaitu pendekatan yuridis pendapatan desa dikelola melalui normatif dan yuridis empiris. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

  

2.1

Sumber Data

  

2.1.1

Sumber Data Primer

  Sejak berlangsungnya pemerintahan desa Data yang diperoleh dari pihak-pihak yang

  Hanura pada kurun waktu tahun 1966- terkait dalam penelitian ini melalui 1967, pemerintah desa telah melibatkan wawancara. partisipasi masyarakat dalam

  

2.1.2

Sumber Data Sekunder

  pembangunan. Atas inisiatif bersama Data yang diperoleh dengan mempelajari antara masyarakat dan aparat peraturan perundang-undangan, buku- pemerintahan, maka setiap tahun masing- buku hukum, dan dokumen yang masing kepala keluarga menyumbangkan berhubungan dengan permasalahan yang sejumlah dana untuk menunjang dibahas. pembangunan desa. Sumbangan masyarakat yang dimaksud dipandang

  

2.2

Prosedur Pengumpulan Data dan cukup membantu keuangan desa Hanura.

  Pengolahan Data

  Meskipun tidak bernilai sigifikan

  a. Kepustakaan (Library Studi

  sumbangan swadaya menunjukkan peran

  Reasearce)

  serta masyarakat demi terwujudnya cita- b.

  Studi Lapangan (Field Reasearce) cita para pendiri desa.

  c.

  Identifikasi Berdasarkan latar belakang tersebut, maka d.

  Editing dari aspek hukum administrasi perlu e.

  Klasifikasi Data diadakan penelitian. Penelitian ini f.

  Sistematisasi Data mengenai g. “Kedudukan dan Kontribusi Penarikan Kesimpulan. Sumbangan Masyarakat terhadap Keuangan Desa di Desa Hanura

  Universitas Lampung

2.3 Analisis Data

  Diperoleh secara sistematis, kemudian dianalisa secara deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang dilakukan dengan cara menggambarkan kenyataan-kenyataan atau keadaan-keadaan atas suatu objek dalam bentuk uraian kalimat berdasarkan keterangan-keterangan dari pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan penelitian tersebut.

  3.1 Gambaran Umum Desa Hanura

  Berdasarkan data tahun 2012 Luas wilayah Desa Hanura adalah 1400 Ha dengan jumlah penduduk sebesar 6.561 jiwa atau 1.350 KK. Sedangkan suku yang mendiami Desa Hanura merupakan transmigrasi TNI-AD dengan kondisi masyarakat yang multikultural dengan mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. Desa Hanura sendiri terdiri dari empat dusun dengan batasan wilayah sebagai berikut : a.

  Sebelah Barat berbatasan dengan Register 19 Gn. Betung b. sebelah Timur berbatasan dengan

  T. Lampung c. sebelah Utara berbatasan dengan

  Desa Hurun d. sebelah Selatan berbatasan dengan

  3.1.2 Potensi Desa

  Desa Hanura disebut juga sebagai desa satelit, yaitu desa penyangga dari Kota Bandar Lampung, yang dipengaruhi oleh urbanisasi dan multikulturalisme. Secara geografis Desa Hanura memiliki banyak potensi karena berada di antara bukit dan laut dengan letak yang strategis, terutama dari segi ekonomi.

  3.1.3 Suksesi Kepemimpinan Desa

III. PEMBAHASAN

  Kepala pemerintahan desa yang pertama ditunjuklah Bapak Mayor Mariyo dengan mempertimbangkan umur dan pangkat yang tertinggi saat itu. Pada tahun 1967 digantikan oleh Kapten W.Corne sampai tahun 1969. Tahun 1969 terpilih sebagai kepala desa yaitu Bapak Kopral Satu Tugiyo dilanjutkan Bapak Pembantu Letnan Satu Sankardi sampai tahun 1972. Periode 1972-1977 terpilih Bapak Sersan Kepala Sularno sebagai kepala desa. Kemudian digantikan Bapak Pembantu Letnan Satu Enan Setiyadi untuk periode 1977-1982. pada bulan September 1978 Pembantu Letnan Satu Enan Setiyadi meninggal dunia, dan pemerintahan desa diteruskan oleh Bapak Sersan Mayor Supardi sebagai Penjabat Kepala Desa Trans-AD II Hanura sampai tahun 1980. Dari tahun 1980-1990, Desa Hanura dipimpin Bapak M. Gunung selaku kepala desa. Bapak Sukarsono menjabat sebagai

3.1.1 Monografi Desa

  Universitas Lampung

  Penjabat Kepala Desa Hanura dari tahun 1990 hingga 1993. Pada tahun 1993-1995, jabatan kepala desa dijabat langsung oleh Camat Padang Cermin, Bapak Badril Amiril. Pemilihan kepala desa baru dilaksanakan pada tahun 1995. Saat itu Bapak Soeroto terpilih menjadi Kepala Desa Hanura dari tahun 1995-2005. Pada bulan Maret 2005 diselenggarakan pemilihan Kepala Desa Hanura yang baru dan terpilihlah Bapak Samino dari tahun 2005-2011. Pemilihan kepala desa periode enam tahun kedepan, dijadwalkan pada 2012. Pada tahun 2012 setelah melalui proses yang demokratis, terpilihlah Kepala Desa Hanura yang baru yaitu Bapak Chodri Cahyadi.

  Desa Hanura dipimpin oleh seorang kepala desa dan dibantu oleh pembantu pimpinan. Pembantu pimpinan yang dimaksud adalah para perangkat desa yang membantu kepala desa dalam menjalankan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

  3.1.5 Gambaran Umum Keuangan Desa Hanura

  Kedatangan keluarga transmigran Desa Trans-AD II Hanura berlangsung dalam beberapa tahap keberangkatan dan berakhir pada April 1967. Keseluruhan anggota Trans-AD II Hanura sejak pertama kali tiba berjumlah 157 Kepala Keluarga (KK), dengan perincian asal kesatuan sebagai berikut : a.

  Dephan Pusat : 4 KK b.

  Kodam Sriwijaya : 12 KK c. Kodam Siliwangi : 14 KK d.

  Kodam Diponegoro : 86 KK e. Kodam Brawijaya : 32 KK f. Veteran : 9 KK.

  Masyarakat Desa Hanura dengan berbagai pertimbangan pada tahun 1966 menunjuk Bapak Mayor Mariyo sebagai kepala pemerintahan desa yang pertama. Bapak Mayor Mariyo atas mandat yang telah diberikan oleh seluruh masyarakat transmigran Trans-AD II Hanura bersama- sama masyarakat menyusun rencana dan strategi pembangunan desa. Desa Hanura kemudian dibagi menjadi lima area utama ; pekarangan keluarga transmigran, perladangan/ perkebunan, area Publik, Kav. Guru, dan area cadangan. Dari awal berdiri, pemerintah desa sudah melibatkan masyarakat dalam program desa. Keterlibatan masyarakat dipandang penting sebagai modal utama pembangunan. Masyarakat yang multikultural dengan latar belakang suku, agama, dan daerah asal yang berbeda menjadikan pandangan serta gagasan yang

3.1.4 Struktur Organisasi

A. Sumber Pendapatan Desa

  Universitas Lampung

  dan gagasan yang berbeda-beda itulah Pemerintah Desa Hanura bersama BPD diolah sedemikian rupa sehingga lahirlah dan LPM pada 10 Februari 2013 telah kesatuan visi untuk memajukan Desa bermusyawarah dan menetapkan sumber Hanura. pendapatan dan besaran pendapatan Desa

  Hanura. Hasil musyawarah tertuang dalam Peran serta masyarakat Hanura dalam

  Surat Keputusan (SK) Nomor 001/ pembangunan salah satunya dapat dilihat V.05.07/ III.2013 tentang PAD Desa dan dengan adanya sumbangan swadaya Rencana Anggaran Belanja Desa Hanura masyarakat guna menambah sumber Tahun 2013. Adapun Rencana Kegiatan

  2

  pendapatan asli desa. Kesadaran dan rasa Pendapatan Desa Tahun Anggaran 2013 memiliki yang melekat pada setiap warga sebagai berikut :

  Desa Hanura, menjadikan pembangunan di a. Rp.

  Pendapatan Asli Desa desa ini terus berkembang. Peran serta 104.550.000,- warga dibuktikan dengan ketaatan mereka b.

  Dana Perimbangan Rp. memenuhi target pendapatan desa yang

  65.500.000,-

  3 sudah disepakati sebelumnya.

  c. Rp.

  Lain – lain 50.600.000,-

  Pasal 67 angka 1 PP No. 72 Tahun 2005 menyebutkan bahwa Penyelenggaraan Desa Hanura tidak hanya mengandalkan urusan pemerintahan desa yang menjadi dana perimbangan dan atau hibah dari kewenangan desa didanai dari anggaran Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Desa pendapatan dan belanja desa, bantuan ini telah mampu mengoptimalkan sumber pemerintah dan bantuan pemerintah pendapatan mereka sendiri. Pendapatan daerah. Anggaran Pendapatan Belanja Asli Desa Hanura berasal dari delapan

  Desa (APBDes) terdiri dari : elemen. Kedelapan elemen tersebut yaitu : a.

  Pengelolaan tanah kas desa (pasar) a. Pendapatan Desa b.

  Pungutan pasar b. Belanja Desa c.

  Sewa bangunan desa c. Pembiayaan Desa.

  d. 2 Sewa lapangan desa

  Pasal 68 angka 1 huruf a PP No. 72 Tahun 2005 e. Parkir tentang Desa menetapkan bahwa sumber pendapatan asli desa terdiri atas ; Hasil usaha desa, f.

  Kebersihan

  hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, g.

  Swadaya masyarakat

  hasil gotong royong, dan lain-lain pendapatan yang 3 sah.

  h. dan lain-lain pendapatan asli yang

  Hasil wawancara dengan Kepala Desa Hanura, Bapak Chodri Cahyadi pada Rabu, 6 November

  Universitas Lampung

B. Anggaran Belanja dan Pendapatan Desa (APBDes) Desa Hanura

  Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 001/ V.05.07/ III.2013 tentang PAD Desa dan Rencana Anggaran Belanja Desa Hanura Tahun 2013 terdiri dari tiga unsur yaitu ; rencana pendapatan, rencana belanja, dan rencana pembiayaan Desa Hanura tahun anggaran 2013. Untuk rencana pendapatan, surat keputusan tersebut menargetkan bahwa besaran Pendapatan Desa Tahun 2013 sebesar Rp 228.750.000,- dengan besaran Pendapatan Asli Desa (PAD) mencapai Rp.

  104.550.000,-, dana perimbangan Rp. 65.500.000,- dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp. 50.600.000,-.

  SK Nomor 001/ V.05.07/ III.2013 tentang PAD Desa dan Rencana Anggaran Belanja Desa Hanura Tahun 2013 yang dikeluarkan Kepala Desa Hanura atas persetujuan BPD Desa Hanura menjadi acuan utama Rencana Kegiatan Pendapatan Asli Desa Hanura, Rencana Anggaran Belanja Desa Hanura, serta RAPBDesa Hanura Tahun Anggaran 2013.

  Surat Keputusan tertanggal 4 Maret 2013 tersebut memuat Rencana Pendapatan Desa sebesar Rp 228.750.000,- dengan Rp. 104.550.000,- berasal dari Pendapatan Asli Desa (sumbangan masyarakat menempati tiga besar sebagai PAD Desa Hanura). Anggaran pendapatan yang dimaksud dialokasikan untuk rencana belanja berjumlah Rp. 118.750.000,- dan Rp. 110.000.000,- untuk rencana pembiayaan.

  Terbitnya SK kepala desa yang mengatur tentang APBDes disebabkan desa masih mengikuti Rencana Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang telah ditetapkan oleh pemerintahan desa periode sebelumnya. Pemerintah Desa Hanura periode 2012-2018 belum bisa menerbitkan peraturan desa terkait APBDes hingga RPJMDes yang merupakan penjabaran visi dan misi kepala desa sebelumnya berakhir di tahun 2013 ini. Pada tahun 2014 RPJM Desa Hanura dipastikan akan disahkan dan Perdes tentang APBDes akan terbentuk.

3.2 Kedudukan Sumbangan Masyarakat terhadap Keuangan Desa

3.2.1 Kekuatan Hukum SK Nomor 001/ V.05.07/ III.2013 tentang PAD Desa dan Rencana Anggaran Belanja Desa Hanura Tahun 2013

  4 Pengelolaan keuangan desa di Desa

  Hanura sudah sesuai dengan petunjuk yang termuat dalam pelbagai peraturan yang mengatur tentang keuangan desa. 4 Hasil wawancara dengan Kepala Urusan

  Pemerintahan Desa Hanura, Bapak Khairul Awam

  Universitas Lampung

  Keuangan Desa Hanura dikelola oleh seorang bendahara desa atas keputusan kepala desa. Meskipun pengelolaan keuangan desa sudah merujuk peraturan hukum yang ada, APBDes Desa Hanura sendiri belum disusun dalam bentuk Perdes. Hal ini disebabkan adanya suksesi kepemimpinan baru terjadi pada pertengahan 2012 yang lalu. Suksesi kepemimpinan tersebut menyebabkan belum dilakukan penataan ulang seluruh administrasi desa, termasuk administrasi keuangan desa. Saat ini, perangkat desa sedang berupaya mengumpulkan data-data hukum terkait penyusunan APBDes dan menginventarisir seluruh sumber pendapatan desa, belanja desa, dan pembiayaan desa. Sehingga ditahun 2014 yang akan datang, Desa Hanura memastikan APBDes akan berbentuk peraturan desa, mengikuti ketentuan yang telah digariskan oleh peraturan perundang- undangan.

5 Namun, alasan Pemerintah Desa Hanura

  sebenarnya kurang relevan jika dikaitkan dengan tiga peraturan pokok yang dijadikan landasan hukum SK Nomor 001/ V.05.07/ III.2013 tentang PAD Desa dan Rencana Anggaran Belanja Desa Hanura Tahun 2013. Desa Hanura menempatkan UU No. 32 Tahun 2004, PP No. 72 Tahun 5 Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Hanura,

  Bapak Agus Guntoro pada Kamis, 7 November

  2006, dan Permendagri No. 37 Tahun 2007 dalam konsideran surat keputusan tersebut. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Pasal 212 ayat (5) jelas menyebutkan bahwa pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh kepala desa tertuang dalam peraturan desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Selanjutnya PP No. 72 Tahun 2005 Pasal 14 menyatakan salah satu diantara wewenang yang dimiliki kepala desa adalah menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APBDes untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD. Keberadaan APBDes sebagai peraturan desa dipertegas kembali oleh Permendagri No. 37 Tahun 2007 Bab V tentang Penyusunan dan Rancangan APBDes. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) ditetapkan Kepala Desa bersama BPD setiap tahun dengan peraturan desa. Dari ketiga peraturan hukum tersebut tidak ada satupun yang menyebutkan APBDes dapat berbentuk surat keputusan atau bentuk-bentuk lainnya. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa merupakan suatu kebijakan menyangkut pembangunan di wilayah desa tertentu, berdasarkan hal demikian APBDes harus memiliki kekuatan hukum.

  Sebagaimana diketahui bahwa keputusan (beschikking) sangat berbeda dengan

  Universitas Lampung

  (beschikking) selalu bersifat individual dan kongkrit (individual and concrete), produk keputusan digugat melalui peradilan tata usaha negara, suatu keputusan (beschikkiking) bersifat sekali-selesai (enmahlig). Sedangkan peraturan (regeling) selalu bersifat umum dan abstrak (general and abstract), produk peraturan diuji (Judicial review) langsung ke Mahkamah agung atau kalau untuk undang-undang diuji ke Mahkamah Konstitusi, peraturan (regeling) selalu berlaku terus-menerus (dauerhaftig).

  SK Nomor 001/ V.05.07/ III.2013 tentang PAD Desa dan Rencana Anggaran Belanja Desa Hanura Tahun 2013 telah jelas melanggar peraturan hukum yang mengatur tentang desa dan keuangan desa. Akan tetapi, Desa Hanura tidak bisa disalahkan begitu saja atas pelanggaran wewenang ini. Pemerintah Kabupaten Pesawaran memiliki andil besar dan ikut bertanggung jawab karena telah lalai mengawasi keberlangsungan otonomi desa di wilayahnya. Kabupaten Pesawaran ternyata tidak menaati Pasal 212 ayat (6) UU No. 32 Tahun 2004, dimana disebutkan bahwa

  “pedoman pengelolaan keuangan desa ditetapkan oleh Bupati/Walikota dengan berpedoman pada peraturan perudang-undangan

  ”, dan amanat undang-undang tersebut sampai saat ini belum pernah diterbitkan.

  3.2.2 Sumbangan Masyarakat sebagai Pendapatan Asli Desa

  Sumbangan swadaya masyarakat muncul dari ide arus bawah dimasa awal pendirian desa. Para pendiri desa kala itu sepakat menjadikan sumbangan swadaya sebagai satu wujud nyata tanggung jawab bersama masyarakat. Di Desa Hanura dikenal dua jenis sumbangan swadaya, yaitu sumbangan swadaya tingkat RT dan sumbangan swadaya tingkat desa. Pengumpulan sumbangan swadaya masyarakat tingkat RT dilakukan setiap bulan kepada Bendahara RT. Sumbangan swadaya masyarakat dilaksanakan di lingkup kewilayahan terkecil desa, yakni tingkat Rukun Tetanggga (RT). Setiap kepala keluarga berkewajiban menyumbangkan dana swadaya berkisar antara RP. 1.000,- sampai dengan Rp. 15.000,-. Besaran sumbangan swadaya ini berbeda-beda disetiap RT-nya dengan memperhatikan kondisi dan kemampuan masing-masing keluarga di RT bersangkutan. Sumbangan swadaya tingkat RT tersebut dipergunakan semaksimal mungkin untuk berbagai macam kepentingan, antara lain ; Kas RT, Dana sosial (termasuk uang duka), sumbangan untuk sarana ibadah, perlengkapan umum

  Universitas Lampung

  target Pendapatan Asli Desa. Sedangkan yang dimaksud dengan sumbangan swadaya masyarakat tingkat desa atau disebut juga sumbangan swadaya masyarakat untuk memenuhi target pendapatan asli desa adalah sejumlah uang yang dihimpun dari setiap kepala keluarga melalui ketua RT dan dikelola oleh bendahara RT ditempat tinggal masing- masing dan dikumpulkan pada bulan juli dan agustus setiap tahun kepada pemerintah desa.

  Sumbangan swadaya masyarakat yang dikumpulkan akan didata dan dicatat terlebih dahulu oleh Kaur. Kesejahteraan untuk selanjutnya dikelola oleh Bendahara Desa guna menunjang kegiatan desa. Sumbangan swadaya masyarakat per-KK untuk memenuhi target pendapatan asli desa berjumlah Rp. 6.000,- per tahun atau Rp. 500,- per bulan. Jika 1.350 KK di 33 RT setiap tahun menyumbangkan dana swadaya secara penuh sebesar Rp. 6.000,- maka akan terkumpul dana swadaya sebesar Rp. 8.100.000,-.

  Sumbangan swadaya masyarakat Desa Hanura yang terealisasi pada tahun ini (tahun 2013) sebesar Rp. 7.440.000,- atau 91,8 % (sembilan puluh satu koma delapan per seratus) dengan 23 RT lunas sesuai target dan 10 RT tidak membayarkan sumbangan sesuai target. Sumbangan masyarakat sebagai pendapatan asli desa sangat membantu keuangan desa. Untuk tahun 2013, sumbangan masyarakat direncanakan membantu penambahan dana operasional desa, insentif perangkat desa, dan sumbangan peringatan hari jadi Desa Hanura yang diperingati setiap bulan september.

  Meskipun tidak sebesar sumber pendapatan asli desa lainnya, sumbangan swadaya terbukti mampu memenuhi kebutuhan mendesak desa. Masyarakat pada dasarnya mendukung penuh kebijakan pemerintah desa dalam hal optimalisasi sumber pendapatan desa, bahkan mereka merasa besaran sumbangan masyarakat tersebut masih terlalu kecil. Seperti yang diungkapkan Bapak Arifin, seorang pedagang makanan, beliau tidak berkeberatan apabila jumlah sumbangan masyarakat yang saat ini sebesar Rp. 6.000,- per tahun ditambah dua kali lipat menjadi Rp. 12.000,-Sedangkan seorang Ketua RT di Dusun A pernah mengusulkan alokasi kegunaan sumbangan masyarakat untuk ditinjau ulang. Menurutnya, dana tambahan peringatan hari jadi Hanura tidak layak jika dibebankan kepada swadaya masyarakat.

3.3 Kontribusi Sumbangan Masyarakat terhadap Keuangan Desa

  Universitas Lampung

  Acara peringatan hari jadi desa tidak hukum dan tidak melanggar memiliki implikasi terhadap pembangunan peraturan perundang-undangan desa. yang lebih tinggi, serta diadakan sosialisasi hukum terkait rendahnya

IV. PENUTUP

  pemahaman hukum masyarakat akan kedudukan sumbangan

4.1 Kesimpulan

  masyarakat terhadap keuangan SK Nomor 001/ V.05.07/ III.2013 tentang desa PAD Desa dan Rencana Anggaran Belanja 2.

  Diharapkan sumbangan swadaya Desa Hanura Tahun 2013 menetapkan masyarakat dapat digunakan untuk sumbangan swadaya masyarakat sebagai program yang langsung menyentuh salah satu sumber pendapatan asli desa. kepentingan masyarakat desa

  Sumbangan swadaya masyarakat tersebut diharapkan mampu menunjang keuangan desa. Meski telah dilaksanakan dari tahun DAFTAR PUSTAKA 1966 hanya 12 % (dua belas per seratus) masyarakat desa yang mengetahui

A.

   Buku

  kedudukan sumbangan masyarakat Ali, Achmad. Perubahan Masyarakat, terhadap keuangan desa sebagai sumber Perubahan Hukum dan Penemuan pendapatan asli desa. hukum oleh Hakim , Ujung Pandang : Lembaga Penerbitan Unhas, 1988. Mengenai kontribusi sumbangan Brotodihardjo, Santoso. Pengantar Ilmu masyarakat terhadap keuangan desa, Hukum Pajak , Cetakan Keduapuluh sebagian besar masyarakat yakni 90 % satu, Bandung : Refika Aditama, (Sembilan puluh per seratus) mengaku 2008. tahu dipergunakan untuk membantu dana Kansil, C.S.T. Pengantar ilmu Hukum dan operasional desa, insentif perangkat desa, Tata Hukum Indonesia , Cetakan dan tambahan biaya hari ulang tahun desa. Ketujuh, Jakarta : Balai Pustaka,

  4.2 1986. Saran

  1. Desa Hanura Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Pemerintah diharapkan segera menyusun Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta,

  APBDes dalam bentuk Peraturan 2009. desa sehingga memilik kekuatan

  Universitas Lampung

  Machmudin, Dudu D. Pengantar Ilmu di Perguruan Tinggi , Edisi Kedua , , Cetakan Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009.

  Hukum-Sebuah Sketsa

  Ketiga, Bandung : Refika Aditama, Yuswanto, Hukum Desentralisasi 2010. Keuangan , Jakarta : Rajawali Pers, 2012. Mas, Marwan. Pengantar Ilmu Hukum,

B.

   Internet

  Cetakan Kedua, Bogor : Penerbit Indah

  F, Pengertian dan Definisi Ghalia Indonesia, 2011. Masyarakat Menurut Para Ahli,

  Masriani, Yulies Tiena. Pengantar Hukum

   Indonesia , Jakarta : Sinar Grafika, 2004.

  Muhammad, Abdulkadir. Hukum Dan Rooy Salamony, Otonomi Desa (1), Penelitian Hukum , Bandung : PT.

   Csitra Aditya Bakti, 2004. 8136.html/

  Sasongko, Wahyu. Dasar-Dasar Ilmu

  Otonomi Desa (1)

  Hukum, Bandar Lampung : Penerbit Suliatni P, Pengertian Masyarakat Menurut Universitas Lampung, 2010.

  Para Ahli Sosiologi & Antropologi, Soemantri, Bambang T. Pedoman

   Penyelenggaraan Pemerintahan Desa , Bandung : Fokus Media, 2011.

  Desa Soekanto, Soerjono. Kesadaran Hukum

  Perbedaan Keputusan dan Peraturan,

  dan Kepatuhan Hukum , Jakarta :

  Rajawali Pers, 1982.

  

  • , Hukum Adat Indonesia, Cetakan

  Kelima, Jakarta : Rajawali Pers, 2002.

  

  Widjaja, HAW. Otonomi Desa

   merupakan-Otonomi yang asli, bulat dan utuh , Cetakan Kelima, Jakarta :

  Sumbanga Rajawali Pers, 2010. Software komputer, Kamus Besar Bahasa

  Winarno, Paradigma Baru Pendidikan

  Indonesia- Offline versi 1.3 Kewarganegaraan, Panduan Kuliah

C.

   Peraturan Perundang-undangan

  Universitas Lampung 1.

  Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

  2. Pemerintah Republik Peraturan

  Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri

  Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa