73260827 Tugas Makalah Sistem Informasi Manajemen

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMBANGUNAN
DI KABUPATEN MAJALENGKA

DISUSUN OLEH
HANAFI
NPM : 09 01 1 0057

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2011

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberiakan rahmat dan karunia nya sehinga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ”SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PEMBANGUNAN DI KABUPATEN MAJALENGKA” yang merupakan kumpulan
dari catatan kuliah di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik

Universitas majalengka ( FISIP UNMA ) .Tidak lupa pula kami ucapkan
terima kasih kepada
Dr Diding Bajuri, S.Sos,M.Si , Agus Yudy
Rusdiana,S.Sos,MSi. Selaku dosen mata kuliah SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN .Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang selalu setia membantu kami dalam mengumpulkan data-data dalam
pembuatan Makalah ini.
Penulis manyadari dalam penulisan dan
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan di karenakan
keterbatasan, kemampuan dan pengalaman penulis, namun berkat saran
dan kritik, bimbingan dari pembimbing Akademik maupun lapangan dan
teman-teman kerja ahir nya makalah ini dapat di selesaikan.
Semoga
penyusunan makalah ini dapat bermanfaat khusus nya bagi penulis dan
umum nya bagi pembaca. Dan semoga amal baik dari semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini dapat pahala dari Allah
SWT.
Amien.

Majalengka November 2011


Penulis

HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................

i

DAFTAR ISI.............................................................................................

ii

ABSTRAK................................................................................................


iii

BAB I

PENDAHULUAN...........................................................................

1

A.
B.
C.
D.
E.

Definisi Sistem Informasi Manajemen...................................
Sistem Manusia/Mesin Berdasarkan Komputer.....................
Sistem Terpadu dengan “Data Base”....................................
Pemanfaatan Manajemen dan Model Keputusan..................
Kegunaan / Fungsi Sistem Informasi Manajemen..................


1
2
2
3
3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................

8

A.
B.
C.
D.

Kondisi Geografis..................................................................
Pengembangan Wilayah dan Penataan Ruang......................
Arah Kebijakan Pembangunan..............................................
Strategi Pembangunan..........................................................


8
10
11
12

BAB III ANGGARAN DAERAH..................................................................

14

A.
B.
C.
D.

Kebijakan Umum Anggaran...................................................
Arah Kebijakan Pendapatan Daerah......................................
Arah Kebijakan Belanja Daerah.............................................
Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah.....................................


14
14
15
17

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH...........................................

18

A. Klasifikasi Penataan Ruang...................................................
B. Perencanaan Tata Ruang.......................................................
C. Undang-undang Penataan Ruang..........................................

19
20
20

BAB V RANCANGAN AKHIR RKPD KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012
22
A.

B.
C.
D.
E.

Penataan Ruang ...................................................................
Azas dan Tujuan Penataan Ruang ........................................
Klasifikasi Penataan Ruang ..................................................
Perencanaan Tata Ruang ......................................................
Undang-undang Penataan Ruang .........................................

22
23
23
24
24

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI..............................................

28


DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

30

HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

2

ABSTRAK

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN
MAJALENGKA

Secara normatif penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Daerah merupakan tuntutan Yuridis Konstituisional
dalam melaksanakan pembangunan lima tahun kedepan
guna

memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat yang dinamis sesuai dengan
aspirasi yang berkembang melalui mekanisme yang berlaku untuk
mewujudkan tata pemerintahan yang baik.
Penyusunan
RPJM
Daerah ini, menggunakan pendekatan sebagaimana diamanatkan
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, yaitu pendekatan
politik dan aspiratif.
Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah
proses penyusunan dan penawaran rencana pembangunan, dan rakyat
memilih serta menentukan pilihannya berdasarkan program-program
pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon Kepala Daerah. Oleh
karena itu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah
adalah merupakan penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang
ditawarkan Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana
pembangunan jangka menengah. Perencanaan dengan pendekatan
aspiratif, dimaksudkan bahwa RPJM Daerah penyusunanannya dengan
memperhatikan kepada RPJM Nasional dan Mengacu kepada RPJP Daerah
yang telah menyerap aspirasi semua pihak yang berkepentingan

(stakeholders)
terhadap
pembangunan
serta
merupakan
hasil
pembahasan dan kesepakatan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Kabupaten Majalengka.
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 merupakan penjabaran
dari visi dan misi Bupati yang dituangkan dalam strategi pembangunan
daerah berupa sasaran, arah kebijakan dan program pembangunan,
kerangka pendanaan pembangunan serta kaidah pelaksanaannya. Untuk
menjaga kesinambungan pelaksanaan pembangunan daerah, RPJM
Daerah Kabupaten Majalengka juga mengacu kepada Renstrada tahun
2004-2008, dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah
Kabupaten Majalengka Tahun 2004-2025.
Sebagai penjabaran visi, misi, dan program kepala daerah
terpilih yang memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja

perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program
kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Definisi Sistem Informasi Manajemen
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam
tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan
yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya,
sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah
perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu
tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol
sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis
sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam
bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat
bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi
tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti
(sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah
sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang
efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode
dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam
mendesain sistem baru. Sebuah perusahaan mengadakan transaksitransaksi yang harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya seharihari.
Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran atas
perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah
kegiatan pengolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis
yang mengikuti suatu prosedur standar tertentu. Komputer bermanfaat
utnuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah sistem
informasi menajemen melaksanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari
sekedar sistem pengolahan data. Adalah sistem pengolahan informasi
yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi
manajemen dan bagi pengambilan keputusan. Sistem informasi
manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana
lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan
status, dan sebagainya.
Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam
mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dair
sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan
pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak
terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung perencanaan dan
perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen. Definisi sebuah sistem
informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah
sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan
informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan
HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

1

keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur
pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.

Konsep Dasar Informasi
Terdapat beberapa definisi, antara lain :
1. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi yang menerimanya.
2. Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi
derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian.
Sebagai contoh, informasi yang menyatakan bahwa nilai rupiah
akan naik, akan mengurangi ketidakpastian mengenai jadi tidaknya
sebuah investasi akan dilakukan.
3. Data organized to help choose some current or future action or
nonaction to fullfill company goals (the choice is called business
decision making).
Nilai Informasi Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya
lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian
besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan
nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya

B. Sistem Manusia/Mesin Berdasarkan Komputer
Pada dasarnya orang dapat membahas sistem informasi manajemen
tanpa komputer, tetapi adalah kemampuan komputer yang membuat SIM
terwujud. Persoalannya bukan dipakai atau tidaknya komputer dalam
sebuah sistem informasi manajemen, tetapi adalah sejauh mana berbagai
proses akan dikomputerkan. Gagasan suatu sistem informasi/keputusan
berdasarkan komputer berarti automatisasi total. Konsep sistem
manusia/mesin
menyiratkan
bahwa
sebagian
tugas
sebaiknya
dilaksanakan oleh manusia, dan lainnya lebih baik dilakukan oleh mesin.
Dalam sebagian terbesar persoalan, manusia dan mesin membentuk
sebuah sistem gabungan dengan hasil yang diperoleh melalui serangkaian
dialog dan interaksi antara komputer dan seorang manusia pengolah.
Kenyataan bahwa sebuah SIM adalah berdasarkan komputer berarti
bahwa para perancang harus memilih pengetahuan cukup mengenai
komputer dan penggunaannya dalam pengolahan informasi. Konsep
manusia/mesin bahwa perancang sebuah sistem informasi manajemen
harus memahami kemampuan manusia sebagai pengolah informasi dan
perilaku manusia dalam mengambil keputusan.

HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

2

C. Sistem Terpadu dengan “Data Base”
Sebuah sistem terpadu berdasarkan pada anggapan bahwa harus
ada integrasi antara data dan pengolahan. Integrasi data dicapai melalui
“data base”. Pada sebuah sistem pengolahan informasi, “data base”
terdiri dari semua data yang dapat dijangkau oleh sistem. Pada SIM
berdasarkan komputer, istilah “data base” biasanya dipakai khusus untuk
data yang dapat dijangkau secara langsung oelh komputer. Manajemen
sebuah “data base” adalah sebuah sistem perangkat lunak komputer
yang disebut sebagai sebuah sistem manajemen “data base”. Sesuatu
penerapan yang mamakai sebuah item (butir) data akan mengambil item
data yang sama, yang hanya sekali disimpan dan disediakan untuk semua
penerapan. Suatu peremajaan dari sebuah item data membuatnya sesuai
untuk semua pemakaian.
Pengolahan terpadu dicapai melalui sebuah perencanaan sistem
secara menyeluruh. Biasanya sistem dirancang sebagai suatu gabungan
beberapa subsistem dan bukan sebagai sebuah sistem tunggal.
Perancangan sistem ini dapat berupa sebuah komputer pusat besar, atau
dapat pula merupakan sebuah jaringan kerja beberapa komputer kecil.
Gagasan pokoknya adalah paduan terencana dari berbagai penerapan
yang layak dan efektif.
Kecenderungan dalam pengolahan transaksi pada sistem-sistem
mutakhir adalah menuju pengumpulan data secara “online” dan
permintaan informasi (inquiry) secara online pula. Kemampuan
memperoleh informasi secara online sangat besar peranannya dalam
mendukung informasi. Ini berarti bahwa setiap petugas yang berwenang
dapat memperoleh jawaban langsung atas sesuatu permintaan informasi
seperti posisi terakhir perkiraan seorang pelanggan atau sediaan yang
ada untuk jenis barang tertentu.
D. Pemanfaatan Manajemen dan Model Keputusan
Model-model pembantu keputusan ynag dipakai dalam sistem dapat
berupa model cerdas (intelligence model) untuk menemukan persoalan,
model keputusan (decision model) utnuk mengenali dan menganalisis
penyelesaian yang mungkin, dan berbagai model pilihan seperti model
optimisasi (optimization model) yang memberikan suatu penyelesaian
optimal atau metode pemuas untuk memutuskan atas sebuah
penyelesaian yang memuaskan. Dengankata lain, diperlukan berbagai
ancanagan anlitis dan permodelan untuk memenuhi berbagai situsi yang
memerlukan keputusan.

E. Kegunaan / Fungsi Sistem Informasi Manajemen
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat
berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui
kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan
HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

3

mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level)
manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada
pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya
Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki
informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen,
baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusankeputusan yang strategis. Sehingga SIM adalah suatu sistem yang
menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Beberapa kegunaan/fungsi sistem informasi antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan
akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara
sistem informasi.
2. Menjamin
tersedianya
kualitas
dan
keterampilan
dalam
memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4. Mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan
akan
keterampilan
pendukung sistem informasi.
5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis
dari sistem informasi dan teknologi baru.
7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan
pemeliharaan sistem.
8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah
transaksi-transaksi,
mengurangi
biaya
dan
menghasilkan
pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
9. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek
nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan
transaksi yang terjadi.
10.
Perusahaan
menggunakan
sistem
informasi
untuk
mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar
konsisten dengan jenis barang yang tersedia.
11.
SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan Sebuah sistem
keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan
diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah sistem keputusan
tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukkan
yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil
keputusan dianggap:
a. Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat
atau hasilnya masing-masing
b. Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang
memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua
alternatif.
c. Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya
laba, volume penjualan, atau kegunaan.

HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

4

Konsep sebuah sistem keputusan tertutup jelas menganggap orang
rasional yang secara logis menguji semua alternatif, mengurutkan
berdasarkan kepentingan hasilnya, dan memilih alternatif yang
membawa kepada hasil yang terbaik/maksimal. Model kuantitatif
pengambilan keputusan biasanya adalah model sistem keputusan
tertutup. Sebuah sistem keputusan terbuka memandang keputusan
sebagai berada dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian
tak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada
gilirannya proses keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan.
Pengambilan keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya
rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan rasionalitas hanya
dalam batas yang dikemukakan oleh latar belakang, pandangan
atas alternatif, kemampuan menangani suatu model keputusan, dan
sebagainya.
12.
SIM Berdasarkan Aktivitas/Kegiatan Manajemen
Kegiatan dan proses informasi untuk tiga tingkat adalah saling
berhubungan. Contohnya pengendalian inventaris pada tingkatan
operasional bergantung pada proses yang tepat dari transaksi; pada
tingkat dari pengendalian manajemen, pembuatan keputusan
tentang keamanan persediaan dan frekuensi memesan lagi
bergantung pada pembetulan ringkasan dari hasil operasi-operasi;
pada tingkat strategi, hasil dalam operasi-operasi dan pengendalian
manajemen yang dihubungkan pada tujuan-tujuan strategi, saingan
tindak tanduk dan sebagainya untuk mencapai strategi inventaris.
Tampaknya terdapat kontras tajam antara ciri-ciri informasi untuk
perencanaan pengendalian dan taktis berada di tengahnya.
13.
Sistem Informasi Untuk Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional adalah proses pemantapan agar kegiatan
operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian
operasional menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang
sudah ditentukan lebih dahulu. Sebagian besar keputusan bisa
diprogramkan.
Pendukung pemrosesan untuk pengendalian operasi terdiri dari :
a. Proses transaksi
b. Proses laporan
c. Proses pemeriksaan
Beberapa contoh di bawah ini menggambarkan jenis dukungan
keputusan yang dapat dibuat dalam sistem pengendalian
operasional :
a. Suatu transaksi penarikan kembali sediaan menghasilkan
suatu dokumen transaksi. Pengolahan transaksi juga dapat
menyelidiki persediaan yang ada, dan memutuskan apakah
suatu pesanan pembelian sediaan harus diadakan.
b. Suatu pemeriksaan terhadap file pegawai menjelaskan
keperluan untuk suatu posisi. Komputer menyelidiki file

HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

5

pegawai menggunakan program untuk memilih kandidat
secara kasar.
c. Laporan rutin dihasilkan secara periodik. Tetapi suatu aturan
keputusan yang diprogramkan dalam suatu prosedur
pengolahan laporan bisa menciptakan laporan khusus dalam
suatu bidang masalah. Contoh : suatu analisis pesanan yang
masih belum dilayani setelah 30 hari.
14.
Sistem Informasi Untuk Pengendalian Manajemen Informasi
pengendalian manajemen diperlukan oleh manajer departemen
untuk mengukur pekerjaan, memutuskan tindakan pengendalian,
merumuskan aturan keputusan baru untuk diterapkan personalia
operasional, dna mengalokasi sumber daya. Proses pengendalian
manajemen memerlukan jenis informasi berikut :
1) Pekerjaan yang telah direncanakan (standar, ekspektasi,
anggaran, dll)
2) Penyimpangan dari pekerjaan yang telah direncanakan
3) Sebab penyimpangan
4) Analisis keputusan atau arah tindakan yang mungkin
Database untuk pengendalian manajemen terdiri dari dua elemen
utama : (1) database dari operasional, dan (2) rencana, anggaran,
standar, dll yang mendefinisikan perkiraan tentang pelaksanaan,
juga beberapa data eksternal seperti perbandingan industri dan
indeks biaya.
Proses untuk mendukung keputusan
manajemen adalah sebagai berikut :

kegiatan

pengendalian

1) Model perencanaan dan anggaran
2) Program-program laporan penyimpangan
3) Model-model analisis masalah
4) Model-model keputusan
5) Model-model pemeriksaan/pertanyaan
Keluaran dari sistem informasi pengendalian manajemen adalah :
rencana dan anggaran, laporan yang terjadwal, laporan khusus,
analisissituasi masalah, keputusan untuk penelaahan, dan jawaban
atas pertanyaan.
15.
Sistem Informasi Untuk Perencanaan Strategis Tujuan
perencanaan strategis adalah untuk mengembangkan strategi
dimana suatu organisasi akan mampu mencapai tujuannya. Horison
waktu untuk perencanaan strategis cenderung lama, sehingga
perubahan mendasar dalam organisasi bisa diadakan, sebagai
contoh :
a. Suatu rantai pertokoan dapat memustuskan untuk mengubah
menjadi usaha melalui pesanan
b. Suatu toko serba ada dengan toko di pusat kota dapat
memutuskan untuk mengubah menjadi suatu toko obral di luar
kota.
HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

6

Aktifitas perencanaan strategis tidak harus terjadi dalam suatu
siklus periode seperti kegiatan pengendalian manajemen. Kegiatan
ini memang agak tidak teratur, meskipun beberapa perencanaan
strategis bisa dijadwalkan ke dalam perencanaan tahunan dan siklus
penganggaran. Beberapa jenis data yang berguna dalam
perencanaan strategis menunjukkan ciri data :
a. Prospek ekonomi bagi bidang kegiatan perusahaan dewasa ini.
b. Lingkungan politik dewasa ini dan perkiraan masa mendatang
c. Kemampuan dan prestasi organisasi menurut pasaran, negara,
dan sebagainya (berdasarkan kebijakan dewasa ini).
d. Proyeksi kemampuan dan prestasi masa mendatang menurut
pasaran, negara, dan sebagainya (berdasarkan kebijakan dewasa
ini).
e. Prospek bagi industri di daerah lain.
f. Kemampuan saingan dan saham pasar mereka.
g. Peluang bagi karya usaha baru.
h. Alternatif strategi
i. Proyeksi kebutuhan sumber daya bagi alternatif beberapa
strategi.
Dukungan sistem informasi untuk perencanaan strategis tidak
bisa selengkap seperti bagi pengendalian manajemen dan
pengendalian operasional. Namun demikian sistem informasi
manajemen dapat memberi bantuan yang cukup pada proses
perencanaan strategis, misalnya:
a. Evaluasi kemampuan yang ada didasarkan atas data internal
yang ditimbulkan kebutuhan pengolahan operasional.
b. Proyeksi kemampuan mendatang dapat dikembangkan oleh data
masa lampau dan diproyeksikan ke masa mendatang
c. Data pasar dan persaingan yang mungkin bisa direkam dalam
database komputer.
16.
SIM Berdasarkan Fungsi Organisasi Sistem informasi
manajemen dapat dianggap sebagai suatu federasi subsistem yang
didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam suatu organisasi.
Masing-masing subsistem membutuhkan aplikasi-aplikasi yntuk
membentuk semua proses informasi yang berhubungan dengan
fungsinya, walaupun akan menyangkut database, model base dan
beberapa program komputer yang biasa untuk setiap subsistem
fungsional. Dalam masing-masing subsistem fungsional, terdapat
aplikasi untuk proses transaksi, pengendalian operasional,
pengendalian manajemen, dan perencanaan strategis.

HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

7

HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kondisi Geografis
Kabupaten Majalengka adalah merupakan bagian dari wilayah
administrasi Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 120.424 hektar yang
terdiri atas 26 kecamatan, 13 kelurahan dan 321 desa dan secara
geografis terletak pada koordinat 60 32’16,39” Lintang Selatan sampai
dengan 70 4’ 24,75” Lintang Selatan dan 1080 2’ 30,87” Bujur Timur
sampai dengan 1080 24’ 32,84” Bujur Timur.
Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten berkisar antara 0 - 37
Kilometer, dan jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Provinsi Jawa Barat
adalah ± 91 Kilometer serta jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota
Negara adalah ± 200 Kilometer. Batas wilayah administrasi, Kabupaten
Majalengka sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Indramayu,
sebelah Selatan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya,
sebelah Barat dengan Kabupaten Sumedang, dan Sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon.
Berdasarkan klasifikasi Kemiringan lahan, Kabupaten Majalengka
diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) kelas yaitu landai/dataran rendah (0 – 15
persen), berbukit bergelombang (15 – 40 persen) dan perbukitan terjal
(>40 persen). Sebesar 13,21 persen dari luas wilayah Kabupaten
Majalengka berada pada kemiringan lahan di atas 40 persen, 18,53
persen berada dalam kelas kemiringan lahan 15 - 40 persen, dan 68,26
persen berada pada kelas kemiringan lahan 0 - 15 persen.
Sedangkan berdasarkan ketinggian, wilayah Kabupaten Majalengka
diklasifikasikan dalam 3 (tiga) klasifikasi utama yaitu dataran rendah (0 100 mdpl), dataran sedang (100 - 500 mdpl) dan dataran tinggi (> 500
mdpl). Dataran rendah sebesar 42,21 persen dari luas wilayah, berada di
Wilayah Utara Kabupaten Majalengka, dataran sedang sebesar 20,82
persen dari luas wilayah, umumnya berada di Wilayah Tengah, dan
dataran tinggi sebesar 36,97 persen dari luas wilayah, mendominasi
Wilayah Selatan Kabupaten Majalengka, termasuk di dalamnya wilayah
yang berada pada ketinggian di atas 2.000 mdpl yaitu terletak di sekitar
kawasan kaki Gunung Ciremai.
Sumber daya air di Kabupaten Majalengka dibagi ke dalam dua bagian
yaitu air permukaan dan air bawah tanah. Potensi air permukaan
diperoleh dari 2 (dua) sungai Cimanuk dan sungai Cilutung serta beberapa
anak sungai lainnya. Sementara potensi air permukaan lainnya berasal
dari sumber mata air yang umumnya berada di wilayah Selatan
Kabupaten Majalengka. Sedangkan untuk kondisi Air Bawah Tanah (ABT),
secara umum berada di Wilayah Utara dan Tengah Kabupaten Majalengka
yang potensi ketersediaan ABT cukup baik, kecuali untuk Kecamatan
Kertajati, Dawuan, dan Ligung kondisinya kurang baik.
HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

9

Dengan adanya berbagai rencana pembangunan strategis baik
regional maupun nasional yang akan dilaksanakan menjadikan Kabupaten
Majalengka menempati posisi yang sangat strategis sebagai pendukung
pertumbuhan pembangunan di Jawa Barat dan nasional. Pembangunan
Kabupaten Majalengka pada tahap kedua RPJP Daerah atau pada RPJM
Daerah 2009-2013 memerlukan perhatian lebih terutama dalam
mengantisipasi dan mensikapi perubahan-perubahan yang muncul
sebagai dampak dari pembangunan tersebut.
Berbagai
permasalahan yang masih dihadapi oleh Kabupaten Majalengka terutama
masih rentannya tingkat kemiskinan sebagai dampak dari internal
maupun sebagai dampak global adalah merupakan tantangan kedepan
yang
perlu
dipecahkan
bersama
melalui
penyelenggaraan
kepemerintahan yang berpihak kepada rakyat yang didukung keterlibatan
dan partisipasi masyarakat dan seluruh stake holder.
Berdasarkan beberapa pertimbangan
tersebut di atas dan komitmen yang berkembang di masyarakat,
Kabupaten Majalengka menetapkan visi Pembangunan Daerah 2005-2025
yaitu “KABUPATEN MAJALENGKA MAJU DAN SEJAHTERA BERLANDASKAN
MASYARAKAT YANG BERIMAN DAN BERTAQWA“ dengan misi :
1. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang beriman,
bertaqwa, sehat, cerdas dan berkehidupan layak serta menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
2. Mewujudkan perekonomian daerah yang stabil, dengan bertumpu
pada pembangunan agribisnis berbasis ekonomi kerakyatan.
3. Mewujudkan infrastruktur yang proporsional dan berkelanjutan.
4. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik.
5. Mewujudkan Kelestarian Lingkungan Hidup.
Sedangkan arah kebijakan pembangunan daerah selama 2005-2025
ditujukan untuk mewujudkan kulaitas sumberdaya manusia melalui
peningkatan derajat kesehatan, peningkatan kualitas pendidikan,
peningkatan pemahaman dan pengamalan agama, pengendalian jumlah
penduduk, peningkatan peran pemuda dan perempuan dalam
pembangunan, peningkatan kualitas tenaga kerja dan pengentasan bagi
penyandang masalah kesejahteraan sosial; Mewujudkan perekonomian
yang stabil melalui pengembangan teknologi pertanian, peningkatan nilai
tambah produk pertanian, pengembangan industri unggulan, peningkatan
iklim investasi, peningkatan permodalan dengan sistem perbankan,
peningkatan keanekaragaman dan mutu perdagangan dan jasa dan
ekspor, dan pengembangan potensi pariwisata; Mewujudkan infrastruktur
yang proporsional dan berkelanjutan melalui peningkatan kualitas dan
kuantitas infrastruktur transportasi, peningkatan kualitas dan kuantitas
HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

10

jaringan irigasi, peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan air minum,
peningkatan pelayanan energi dan telekomunikasi, pengembangan
perumahan rakyat, penanganan persampahan, serta pemanfaatan dan
pengendalian penggunaan ruang; Mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang baik melalui peningkatan kualitas aparatur, penegakan hukum, dan
peningkatan partisipasi; Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup melalui
pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Berdasarkan
hasil
evaluasi
terhadap
pencapaian hasil pembangunan pada tahap pertama RPJP Daerah atau
RPJM Daerah tahun sebelumnya, mencermati dinamika pembangunan
Regional dan Nasional serta potensi atau modal dasar yang dimiliki, maka
dalam
rangka
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
sasaran
pembangunan bukan hanya difokuskan pada pertumbuhan ekonomi,
melainkan juga pada peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM).
Dengan peningkatan kualitas SDM, diharapkan
mampu mengelola potensi daerah secara optimal, memenuhi tuntutan
kebutuhan dan kemajuan pembangunan Kabupaten Majalengka serta
mampu menempatkan manusia sebagai titik sentral, sehingga
masyarakat bukan hanya sebagai objek pembangunan tapi juga sebagai
subjek yang mampu berperan aktif dalam semua proses kegiatan
pembangunan.
Sebagai
akselerasi
untuk
mewujudkan
kesinambungan pembangunan dan cita-cita tersebut serta dengan
memperhatikan RPJM Nasional, mengacu kepada RPJP Daerah dan
berdasarkan beberapa pertimbangan-pertimbangan di atas, maka
Pemerintah
Kabupaten
Majalengka
menetapkan
visi
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah tahap ke 2 (2009-2013) sebagai
guidlines dalam pelaksanaan pembangunan selama 5 tahun .
B. Pengembangan Wilayah dan Penataan Ruang
Kebijakan dasar pengembangan wilayah dan penataan struktur tata ruang
Kabupaten Majalengka, berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Majalengka 2005-2015 adalah sebagai berikut :
1)
Penataan ruang wilayah dilakukan berdasarkan fungsi utama
kawasan meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya.
2)
Penataan ruang berdasarkan aspek administrasi, meliputi seluruh
wilayah administrasi Kabupaten Majalengka.
3)
Penataan ruang Wilayah Kabupaten Majalengka,
dimensi penataan ruang daratan, penataan ruang udara.

mencakup

4)
Penataan ruang wilayah Kabupaten Majalengka diselenggarakan
sebagai bagian integral dari kebijaksanaan penataan ruang nasional dan
propinsi.
5)
Penataan ruang Kabupaten Majalengka dilakukan dengan
mempertimbangkan perwujudan visi dan misi Kabupaten Majalengka,
HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

11

serta hambatan dan tantangan yang ada, baik dari internal maupun
eksternal wilayah Kabupaten Majalengka
6)
Pembangunan sarana dan prasarana ke seluruh wilayah kabupaten
secara integral, sekaligus pembukaan layanan transportasi umum
maupun
kemudahan
pencapaian
(aksesibilitas)
ke
pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi daerah dan juga ke seluruh pelosok dalam rangka
melayani kebutuhan transportasi yang terjangkau daya beli masyarakat
umum;
7)
Mempertahankan fungsi kawasan lindung, terutama area hutan
lindung, kawasan konservasi, sungai dan mata air, ruang terbuka hijau,
serta menata kawasan budidaya sehingga tidak mengalami degradasi.
Pembangunan struktur ruang kabupaten selain berdasarkan adanya
potensi kecenderungan (trend oriented), mengarah pula pada faktor
pembentukan struktur ruang optimal (target oriented). Konsep struktur
tata ruang Kabupaten Majalengka di masa mendatang dikembangkan
melalui pengelolaan potensi sumber daya yang ada pada setiap wilayah
kecamatan
terhadap
jenis
kegiatan
yang
akan
berkembang,
pengembangan infrastruktur dan luasan wilayah sesuai dengan fungsi dan
potensi masing-masing kecamatan yang dikehendaki.
Berdasarkan pertimbangan kebijakan dasar pengembangan wilayah dan
penataan struktur ruang di atas, maka secara makro konsep wilayah
pengembangan Kabupaten Majalengka dibagi menjadi 3 (tiga) Wilayah
Pengembanan (WP) Utama, yaitu :
1)
Wilayah Pengembangan (WP) Utara, dengan fungsi utama
pengembangan Kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB),
Kawasan Komersial (Perdagangan dan Jasa), Industri dan Pengembangan
Perumahan, meliputi : Kecamatan Kadipaten, Kertajati, Jatitujuh, Dawuan,
Jatiwangi,
Ligung,
dan
Sumberjaya.
Dengan
pusat
Wilayah
Pengembangannya berada di Kecamatan Kadipaten.
2)
Wilayah Pengembangan (WP) Tengah, dengan fungsi utama
pengembang kawasan Pemerintahan, Pendidikan, Jasa, Pelayanan Sosial
dan Pengembangan Perumahan, meliputi : Kecamatan Majalengka,
Cigasong, Leuwimunding, Palasah, Panyingkiran, Rajagaluh, Sukahaji, dan
Sindangwangi, dengan pusat Wilayah Pengembangannya berada di
Kecamatan Majalengka.
3)
Wilayah Pengembangan (WP) Selatan, dengan fungsi utama
sebagai kawasan konservasi, pengembangan kegiatan Sosial Ekonomi
berbasis Pertanian, dan Pengembangan Kawasan Pariwisata, meliputi :
Kecamatan Argapura, Banjaran, Maja, Talaga, Cikijing, Cingambul,
Bantarujeg, dan Lemahsugih, dengan pusatnya di Kecamatan Talaga.

HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

12

Sebagai upaya dalam mempercepat pencapaian visi, misi dan sasaran
pembangunan, maka ditetapkan prioritas pembangunan yang akan
menjadi fokus Penyelenggaraan pembangunan Bupati selama lima tahun
(2009 -2013).
C. Arah Kebijakan Pembangunan
Dalam rangka mewujudkan prioritas pembangunan 5 tahun kedepan,
ditempuh melalui 6 arah kebijakan pembangunan, yaitu :
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat Kabupaten
Majalengka yang diimplementasikan dalam tatanan kehidupan
sehari-hari.
2. Meningkatkan keberdayaan masyarakat untuk menurunkan tingkat
kemiskinan dan menurunkan tingkat pengangguran melalui
peningkatan keahlian dan keterampilan masyarakat khususnya
masyarakat miskin, peningkatan dan pengembangan lembagalembaga sosial ekonomi masyarakat, penguatan permodalan,
memanfaatkan potensi unggulan daerahnya, serta pelibatan dan
peningkatan partisipasi masyarakat dan seluruh stakeholder
sehingga terwujudnya desa produktif.
3. Mengembangkan perekonomian masyarakat yang stabil melalui
peningkatan produksi dan produktivitas usaha pertanian untuk
mencapai swasembada pangan, pengembangan usaha ekonomi
mikro, kecil dan menengah (UMKM), pengembangan investasi
melalui
pemanfaatan
potensi
pada
pusat-pusat
wilayah
pertumbuhan dengan tetap memperhatikan kualitas dan kelestarian
lingkungan hidup dalam upaya meningkatkan daya beli dan
kesejahteraan masyarakat.
4. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan
pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat sehingga akan
terwujudnya masyarakat Kabupaten Majalengka yang berkualitas,
maju dan sejahtera dalam lingkup desa sehat dan desa cerdas.
5. Meningkatkan pelayanan publik melalui optimalisasi fungsi
organisasi dan penataan kembali struktur kelembagaan, sistem
birokrasi pemerintahan, penataan kepegawaian, peningkatan
profesionalisme aparatur, penataan pengelolaan keuangan yang
lebih efektif dan efisien, peningkatatan kapasitas kecamatan,
peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan lembaga-lembaga
desa serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya
mendorong otonomi desa menuju desa yang mandiri;
6. Melaksanakan pembangunan infrastruktur/sarana prasarana dasar
sebagai
penunjang
peningkatan
kegiatan
sosial
ekonomi
HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

13

masyarakat melalui peningkatan infrastruktur perdesaan (Rumah
tidak layak huni, air bersih, Listrik Desa, M C K), pemantapan dan
peningkatan
dan
pengembangan infrastruktur
transportasi,
peningkatan jalan poros desa melalui hotmik jalan desa,
pemeliharaan
dan
pengembangan
jaringan
irigasi,
serta
pengembangan prasarana sosial dasar lainnya dalam mendukung
peningkatan kegiatan sosial ekonomi masyarakat.

D. Strategi Pembangunan
Dalam rangka mewujudkan prioritas pembangunan visi dan misi 5 tahun
kedepan, maka ditetapkan Strategi Gerakan Membangunan Masyarakat
Religius, Maju dan Sejahtera (Gerbang Mas Remaja) yang ditempuh
melalui 4 pilar strategi prioritas pembangunan, yaitu :
1. Gerakan Pembangunan Masyarakat Cerdas, sehat, beragama dan
berbudaya (Gerbang Cahaya).
Strategi Gerbang Cahaya dimaksudkan untuk peningkatan kualitas
sumberdaya manusia sebagai kerangka landasan yang kokoh dalam
meraih kemajuan melalui upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat
(Pendidikan, kesehatan), peningkatan keagamaan serta pelestarian
budaya dan kearipan lokal.

HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

14

2. Gerakan Pembangunan Ekonomi Masyarakat (Gerbang Emas)
Strategi ini dimaksudkan untuk lebih memacu peningkatan kemajuan
perekonomian masyarakat melalui pendekatan ekonomi kerakyatan
dengan memanfaatkan potensi dan sumber alam serta unggulan daerah
yang dimiliki, dimana wilayah kabupaten majalengka adalah wilayah
pertanian yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat yang lebih maju dan stabil.
3. Gerakan Pembangunan Pembangunan Pengentasan Kemiskinan
Berbasis Kecamatan dan Desa (Gerbang Kencana)
Gerakan ini dimaksudkan untuk lebih mempercepat dalam upaya
pengurangan tingkat kemiskinan dengan memecahkan berbagai
permasalahan yang menyebabkannya. Pemanfaatan potensi dan sumber
yang dimiliki melalui sinergitas program, penguatan kecamatan, dan
penguatan kapasitas pemerintahan desa serta pemberdayaan masyarakat
dalam pembangunan untuk mewujudkan desa yang mandiri.
4. Gerakan Pembangunan Pertumbuhan Modal Dan Investasi (Gerbang
Permata)
Gerakan ini dimaksudkan sebagai strategi percepatan pertumbuhan
ekonomi masyarakat melalui peningkatan investasi sesuai pengembangan
tata ruang kewilayahan dengan peningkatan pelayan pemerintah yang
optimal, cepat dan tepat yang ditunjang oleh kondisi masyarakat yang
partisipatif dan kondusif serta infrastruktur yang memadai.

HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

15

BAB III
ANGGARAN DAERAH

A. Kebijakan Umum Anggaran
Kebijakan Umum Anggaran diarahkan melalui upaya peningkatan
pendapatan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain
pendapatan daerah yang sah. Peningkatan manajemen pembiayaan
daerah mengarah kepada akurasi, efisiensi, efektifitas dan profitabilitas.
Manajemen keuangan daerah menjadi penting bagai aparatur pemerintah
di daerah karena merupakan konsekuansi logis dari prospektif
pengelolaan perimbangan antara keuangan pusat dan daerah,
transformasi nilai yang berkembang dalam era reformasi ini adalah
meningkatnya penekanan proses dari partisipasi publik, transparansi dan
akuntabel ke dalam bentuk tindakan penyusunan anggaran (budget
cycle), pengurusan dan penatausahaan (accounting cycle), pelaporan dan
pertanggungjawaban (evaluation and monitoring process) serta
mekanisme pengawasan daerah.

B. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Kebijakan Pendapatan Daerah untuk Tahun Anggaran
senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

2009-2013,

1. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui
rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancar
sebagai hak pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran;
2. Seluruh pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto,
dalam pengertian bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan
tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan untuk
menghasilkan pendapatan dan/atau dikurangi dengan bagi hasil;
3. Pendapatan daerah adalah merupakan perkiraan yang terukur
secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan
dalam kurun waktu satu tahun anggaran.
Kebijakan pendapatan daerah untuk APBD Tahun Anggaran 2009-2013
disesuaikan dengan kewenangannya, struktur pendapatan daerah dan
asal sumber penerimaannya dapat dibagi berdasarkan 3 kelompok, yaitu

HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

16

Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Keuangan, dan Lain-lain
pendapatan daerah yang syah.
Kebijakan pendapatan asli daerah dilakukan dalam berbagai upaya yang
diarahkan untuk meningkatkan pendapatan daerah meliputi :
1. Mengoptimalkan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah dengan cara:
membenahi manajemen data penerimaan PAD, meningkatkan
penerimaan pendapatan non-konvensional, melakukan evaluasi dan
revisi secara berkala peraturan daerah pajak dan retribusi yang
perlu disesuaikan, menetapkan target penerimaan berdasarkan
potensi penerimaan, mengembangkan kelembagaan pengelolaan
keuangan daerah sesuai dengan kebutuhan daerah;
2. Menetapkan sumber pendapatan daerah unggulan yang bersifat
elastis terhadap perkembangan basis pungutannya dan less
distortive terhadap perekonomian serta perlu dilakukan optimalisasi
sumber pendapatan asli daerah lainnya;
3. Pemantapan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan
Pendapatan Daerah;
4. Peningkatan Pendapatan
ekstensifikasi;

Daerah

dengan

intensifikasi

dan

5. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan
Daerah dengan Pemerintah Pusat, Provinsi dan SKPD Penghasil;
6. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah untuk
memberikan kontribusi secara signifikan terhadap Pendapatan
Daerah;
7. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai
upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar
retribusi daerah;
8. Meningkatkan kualitas pengelolaan aset dan keuangan daerah.

C. Arah Kebijakan Belanja Daerah
Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah
Tahun 2009-2013 disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan dengan
memperhatikan prestasi kerja setiap satuan kerja perangkat daerah dalam
pelaksanaan
tugas, pokok dan fungsinya. Ini bertujuan untuk
meningkatkan akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin

HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

17

efektivitas
dan
program/kegiatan.

efisiensi

penggunaan

anggaran

ke

dalam

Kebijakan belanja daerah tahun anggaran 2009-2013 diarahkan dengan
pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif,
upaya tersebut antara lain adalah:
1. Belanja daerah digunakan dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan Kabupaten Majalengka yang terdiri dari urusan wajib
dan urusan pilihan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan
perundang-undangan;
2. Efisiensi belanja dilakukan dengan mengoptimalkan belanja untuk
kepentingan publik, melaksanakan proper budgeting melalui analisis
cost benefit dan tingkat efektifitas setiap program/kegiatan serta
melaksanakan prudent spending melalui pemetaan profil resiko atas
setiap belanja kegiatan beserta perencanaan langkah antisipasinya;
3. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang
efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD dalam rangka
melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi
tanggungjawab pemerintah Kabupaten Majalengka;
4. Belanja dalam rangka peyelenggaraan urusan wajib diarahkan untuk
melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam
bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,
fasilitas sosial dan fasilitas umum;
1. Pemenuhan dan pemanfaatan anggaran untuk penuntasan wajib
belajar pendidikan dasar WAJAR DIKDAS 9 tahun dan
perintisan WAJAR DIKDAS 12 tahun serta menciptakan
pendidikan yang berkualitas dan terjangkau;
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan
dilaksanakan dengan memperbaiki fasilitas dan pengadaan
untuk pelayanan dasar kesehatan terutama untuk kelaurga
miskin serta kesehatan ibu dan anak, memperbanyak tenaga
medis terutama untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau,
serta memperbaiki kualitas lingkungan dan pembudayaan
perilaku hidup bersih dan sehat;
3. Dalam rangka peningkatan daya beli masyarakat, anggaran
belanja akan diarahkan pada revitalisasi sektor pertanian,
peternakan,
perikanan,
perkebunan
dan
kehutanan,
pemberdayaan koperasi dan KUKM, serta dukungan
infrastruktur perdesaan;

HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

18

4. Pengurangan persentase tingkat pengangguran hingga melalui
penyiapan SDM yang siap kerja, peningkatan investasi
program multi sektor, peningkatan sarana dan prasarana balai
pelatihan ketenagakerjaan;
5. Dalam
mendukung
pengembangan
aktifitas
ekonomi,
pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur akan diarahkan
pada wilayah sentra produksi di perdesaan, aksesibilitas
sumber air baku dan listrik;
6. Untuk menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan
Kabupaten
Majalengka,
Pemerintah
daerah
akan
mengarahkan anggaran pada kegiatan-kegiatan pengurangan
pencemaran lingkungan, pencapaian target kawasan lindung,
mitigasi bencana, pengendalian alih fungsi lahan dan
pengendalian eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber
daya alam;
7. Penggunaan indeks relevansi anggaran dalam penentuan
anggaran belanja dengan memperhatikan belanja tidak
langsung dan belanja langsung dengan kebijakan Pemerintah
Kabupaten Majalengka, serta anggaran belanja yang
direncanakan oleh setiap pengguna anggaran tetap terukur;
8. Kegiatan-kegiatan yang orientasinya terhadap pemenuhan
anggaran belanja tetap (fixed cost), Insentif Berbasis Kinerja,
dan komitmen pembangunan yang berkelanjutan (multi
years);
9. Mengalokasikan belanja pegawai yang merupakan belanja
kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta
penghasilan lainnya yang diberikan kepada Pegawai Negeri
Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
10.

Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk
menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang
dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat;

11.

Mengalokasikan belanja tidak terduga yang merupakan
belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak
diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam
dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya,
termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah
tahun-tahun sebelumnyayang telah ditutup.

D. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

19

Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh lebih
besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang
diperoleh. Penyebab utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya
kebutuhan pembangunan daerah yang semakin meningkat. Kebijakan
Pembiayaan Daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan.
Kebijakan penerimaan pembiayaan tahun 2009-2013 adalah :
1. Sisa Lebih Anggaran tahun sebelumnya (SiLPA) dipergunakan
sebagai sumber penerimaan pada APBD tahun berikutnya dan ratarata SilPA akan diupayakan seminimal mungkin dengan
melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan anggaran secara
konsisten.
2. Pengeluaran pembiayaan direncanakan untuk pembayaran hutang
pokok yang jatuh tempo, penyertaan modal BUMD, dan dana LUEP.
3. Penyertaan modal dan pemberian pinjaman manakala terjadi
surplus anggaran.
Penyertaan modal BUMD dibarengi dengan revitalisasi dan restrukturisasi
kinerja BUMD dan pendayagunaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan
dalam rangka efisiensi pengeluaran pembiayaan termasuk kajian
terhadap kelayakan BUMD.

BAB IV
STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

HANAFI

NPM. 09 01 1 0057

20

Bupati Majalengka H Sutrisno SE MSi memaparkan tentang
kebijakan dan strategi pembangunan Kabupaten Majalengka. Dia
menerangkan secara umum arahan rencana pembangunan nasional,
rencana pembangunan provinsi jawa barat, serta rencana pembangunan
Kabupaten
Majalengka
dalam
kurun
waktu
tertentu.
Arahan untuk pengembangan, perubahan, dan keberhasilan, kata
dia, ada enam komponen yang akan mengarahkan pengembangan,
perubahan, dan keberhasilan setiap usaha pembangunan, sebagai suatu
keutuhan. Keenam komponen itu adalah adanya visi (cita-cita, gambaran
masa depan), adanya misi (rumusan) langkah-langkah yang telah
ditetapkan dalam visi), rancangan kerja (action plan) untuk mewujudkan
misi, sumber daya (SDM dan modal) untuk mendukung perwujudan
rencana kerja, keterampilan profesional untuk merealisasikan rancangan
kerja agar dihasilkan kinerja dan kualitas yang tinggi, dan motivasi dan
intensif
untuk
terus
menerus
meningkatkan perubahan yang
berkelanjutan.
Lalu bagaimana hasilnya? Bupati menjelaskan, apabila lengkap
seluruh komponen, maka hasil yang dicapai adalah terwujudnya
perubahan dan keberhasilan. Kalau visinya tidak ada, hasilnya adalah
pengembangan yang tanpa arah. Apabila misi tidak ada, hasilnya
pengembangan yang tersendat-sendat. Kalau rancangan kerja tidak ada,
akan terjadi pemborosan. Kemudian kalau sumber daya manusia dan
modal tidak ada, maka hasilnya adalah frustasi. Keterampilan dan
profesionalisme tidak ada, maka terjadilah kelambatan dan tidak
kompetitif. Serta apabila motivasi dan insentif tidak ada, maka hasilnya
adalah
keragu-raguan.
Dalam hal ini, arahan rencana pembangunan nasional terbagi pada
dua macam yakni rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN)
tahun 2005–2025 dan kebijakan pembangunan nasional tahun 2010–
2014. Keduanya saling menopang pembangunan, khususnya di Kabupaten
Majalengka,"
ungkap
Bupati.
Orang nomor satu di Majalengka ini juga menjelaskan sasaran
pembangunan dalam kuliah umum yang disampaikan. Khususnya hingga
tahun 2013 mendatang. Dia mengatakan, sasaran pembangunan hinga
akhir tahun 2013 menghasilkan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM)
sebesar 73,99, indeks pendidikan 82,70, indeks kesehatan 74,43, indeks
daya beli 64,83, pertumbuhan ekonomi 6–6,65 %, kemiskinan 9,07 %,
pengangguran hanya 10 %, angka kelahiran bayi 33–34 per 1.000
kelahiran hidup, serta angka harapan hidup sebesar 69,66 tahun.
Majalengka kini tengah melaksanakan pembangunan itu. Salahsatunya
adalah pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan
pengentasan kemiskinan. Semua harus terprogram agar tak terjadi
penurunan angka kumulatif pembangunan. Kita harus punya strategi yang
baik
dalam
membangun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten
Majalengka Tahun 2009-2013 adalah dokumen perencanaan daerah untuk
periode 5 (lim