DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN di

ANALISIS JURNAL

“ANALISIS DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP
KEMISKINAN DI DKI JAKARTA”
Darma Rika Swaramarinda
FAKULTAS EKONOMI NEGERI JAKARTA
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) No.2 Vol.2 Oktober 2014

Oleh:

Devia Puspita Badzlin
8143163179
D3 SEKRETARI 2016
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Di negara Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang saat ini tetap
terlihat kemiskinan di mana-mana, berbeda dengan data yang menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi kita tetap meningkat walaupun melambat. Perhatian utama terfokus
pada dilema kompleks antara pertumbuhan versus distribusi pendapatan. Keduanya samasama penting namun sulit diwujudkan secara bersamaan. Pengutamaan yang satu akan
menuntut dikorbankannya yang lain. Pembangunan mensyaratkan Gross Domestic Product

(GDP) yang lebih tinggi, dan untuk itu tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi merupakan
pilihan yang harus diambil.
Seseorang dianggap pengangguran jika dia tidak bekerja sama sekali, atau sedang
mencari pekerjaan dan siap bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan. Sedangkan tingkat
pengangguran adalah perbandingan jumlah penganggur dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen. Peningkatan pengangguran di negara-negara yang sedang
berkembang disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan kesempatan kerja daripada
pertumbuhan yang cepat dari angkatan kerja.
Alasan utama mengapa banyak Negara yang tetap mengalami peningkatan
kemiskinan, yaitu Pertama, banyak negara berkembang yang telah mengalami laju
pertumbuhan GDP yang pesat, secara berbarengan juga mengalami pengangguran yang
meningkat. Laju pertumbuhan lapangan kerja ternyata jauh lebih lamban dari laju
pertumbuhan GDP. Bila seseorang berada dalam keadaan menganggur berarti ia tidak
mendapatkan tambahan penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Terlihat bahwa
apabila seseorang itu menganggur maka akan membuat ia terlihat miskin karena tidak bisa
memenuhi kebutuhan pokok dalam sehari-hari. Dalam kaitan itulah maka patut diduga
pengangguran mempunyai dampak terhadap kemiskinan.
Berdasarkan penelitian – penelitian sebelumnya oleh Arief dalam Gemmel (1992),
dimana Indonesia bertumpu pada industri padat modal dan pengeboran minyak bumi,
ditambah dengan pengembangan pertanian yang cenderung hemat tenaga kerja yang berarti

bahwa permintaan akan tenaga kerja tidak terampil tetap rendah sehingga tingkat
pengangguran bertambah, dan hal ini berarti bahwa tingkat kemiskinan hampir pasti naik.
Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Brotherhood (2002) yang menyimpulkan bahwa
pemerintah mempunyai peran dalam menerapkan kebijakan yang sesuai. Jika pemerintah
melakukan investasi dalam penyediaan lapangan kerja, hal ini tidak hanya akan menjaga
stabilitas perekonomiannya, tetapi juga akan menciptakan banyak kesempatan bekerja.
Untuk memperoleh pekerjaan, setiap individu memerlukan skill yang dibutuhkan pekerjaan
tersebut, maka akses terhadap pelatihan sangat penting. Maka perlu diciptakan kebijakan
oleh pemerintah daerah yang dapat meningkatkan permintaan akan tenaga kerja tidak
terampil agar memudahkan penduduk miskin menjual tenaga kerja mereka dan mengurangi
jumlah penganggur atau dengan memberikan akses pelatihan yang berguna untuk tenaga
kerja tidak terampil tersebut. Dengan cara ini, kekuatan pasar akan mendukung kebijakan
pengentasan kemiskinan.
Beberapa kebijakan yang direncanakan Ahok sebagai Kepala Daerah dalam rangka
membuka kesempatan kerja diantaranya merekrut ribuan Pegawai Harian Lepas (PHL)
serbaguna yang bertugas untuk menjaga dan memantau kebersihan dan jalanan rusak di
setiap kelurahan. Hal itu dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada di DKI Jakarta.

Kebijakan lain yang juga patut didukung menurut Okezone.com adalah Ahok
melarang pengangguran datang ke DKI Jakarta pasca lebaran. Ahok mengantisipasi

lonjakan urbanisasi yang selalu terjadi setiap tahunnya, yaitu dengan melakukan pemindahan
berbagai pabrik industri dari semula berada di Jakarta dipindahkan ke daerah lain yang juga
berada di pulau Jawa.
Kebijakan lainnya oleh Ahok sesuai dengan penelitian Brotherhood yaitu perlunya
akses terhadap pelatihan, maka kebijakan untuk membebaskan persyaratan pendidikan
formal bagi warga agar bisa mengikuti pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) juga patut
didukung oleh pihak-pihak terkait yaitu Kementerian Ketenagakerjaan. Kebijakan ini juga
diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menjelang Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015. Peningkatan kualitas sumber daya manusia ini penting
dilakukan karena warga negara Indonesia nantinya akan bersaing dengan warga dari negara
lainnya
.

Keterkaitan dampak pengangguran terhadap kemiskinan di DKI Jakarta dengan
Masalah Ekonomi Makro
Ekonomi makro menjelaskan mengenai perubahan ekonomi yang memengaruhi
banyak rumah tangga, perusahaan, dan pasar. Pengangguran dan juga kemiskinan adalah salh
satu masalah ekonomi makro. Mengapa? Karena seperti penjelasan sebelumnya bahwa
ekonomi makro mempengaruhi hal banyak atau negara atau suatu daerah begitu juga dengan
pengangguran itu sendiri yang mana menyangkut dan sebagai masalah yang ada di DKI

Jakarta.
Kita telah mempelajari ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara
terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi,
stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan).
Variabel-variabel tersebut antara lain: pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau
pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca
pembayaran internasional. Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel
ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga. Biaya produksi untuk
menghasilkan komoditi semakin tinggi yang menyebabkan harga jualnya menjadi relatif
tinggi, disisi lain tingkat pendapatan masyarakat relatif tetap bahkan lebih kecil.
Seperti pendahuluan analisis dari jurnal yang telah dibuat oleh Ibu Darma Rika S
tentang dampak pengangguran terhadap kemiskinan di DKI Jakarta di atas, beliau
menjelaskan alasan utama mengapa banyak Negara yang tetap mengalami peningkatan
kemiskinan, yaitu Pertama, banyak negara berkembang yang telah mengalami laju
pertumbuhan GDP yang pesat, secara berbarengan juga mengalami pengangguran yang
meningkat. Laju pertumbuhan lapangan kerja ternyata jauh lebih lamban dari laju

pertumbuhan GDP. Bila seseorang berada dalam keadaan menganggur berarti ia tidak
mendapatkan tambahan penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Terlihat bahwa

apabila seseorang itu menganggur maka akan membuat ia terlihat miskin karena tidak bisa
memenuhi kebutuhan pokok dalam sehari-hari. Kebijakan-kebijakan pemerintah DKI Jakarta
untuk menangani dampak pengangguran terhadap kemiskinan yang telah dijelaskan Ibu
Darma Rika juga sejalan jika kita menganalisis dengan menggunakan ekonomi makro yang
mana untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi,
stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Seperti halnya pada pengangguran yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di DKI
Jakarta, harus diatasi dengan kebijakan-kebijakan dari pemerintah untuk mengurangi
kemiskinan yang menjadi masalah utama di ibukota kita ini.

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia khususnya di DKI Jakarta sekarang ini sudah
mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan
setengah penganggur yang pendapatan nya rendah dan kurang merata. Sebaliknya
pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada,
menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, menghambat
pembangunan dalam jangka panjang. Pembangunan di Jakarta kedepan sangat tergantung
pada kualitas sumber daya manusia Jakarta yang sehat fisik dan mental serta mempunyai
ketrampilan dan keahlian kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan
untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak sehingga mampu
memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan, pendidikan anggota keluarganya. Pengangguran di

Jakarta terjadi disebabkan antara lain yaitu karena jumlah pendatang dari luar Jakarta yang
meningkat setiap tahun nya sedangkan lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari pencari
kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Hal ini menyebabkan
masalah pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta.
Kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah DKI Jakarta seperti
membuka kesempatan kerja diantaranya merekrut ribuan Pegawai Harian Lepas (PHL)
serbaguna yang bertugas untuk menjaga dan memantau kebersihan dan jalanan rusak di
setiap kelurahan. Hal itu dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada di DKI Jakarta.
Dan juga melarang pengangguran datang ke DKI Jakarta pasca lebaran. Kebijakan ini untuk
mengantisipasi lonjakan urbanisasi yang selalu terjadi setiap tahunnya, yaitu dengan
melakukan pemindahan berbagai pabrik industri dari semula berada di Jakarta dipindahkan
ke daerah lain yang juga berada di pulau Jawa. Kebijakan-kebijakan tersebut tentu saja untuk
menanggulangi masalah kemsikinan yang merajalela di Jakarta. Pemerintah dalam hal ini
membuat kebijakan agar masalah yang berkaitan dengan ekonomi makro dapat teratasi dan
mengharapkan DKI Jakarta terbebas dari pengagguran dan juga dampaknya yakni
kemiskinan.

Masalah pengangguran dan kemiskinan itu sendiri tidak dapat terlepas dari
perkembangan ekonomi makro di suatu negara, begitu juga dengan Indonesia khususnya
Jakarta. Dengan mayoritas masyarakat Jakarta adalah pendatang tidak menutup kemungkinan

masalah ini ada. Sebagai pemerintah yang memegang tanggung jawab atas kebijakan yang
ada di DKI Jakarta sepatutnya mengatasi penyakit kota ini. Saya mengambil kesimpulan dari
analisis yang dituliskan oleh Ibu Darma Rika yaitu mengenai dampak pengangguran terhadap
kemiskinan di DKI Jakarta, maka dapat disimpulkanbahwa pengangguran yang terjadi di
DKI Jakarta mempunyai kecenderungan untuk meningkat setiap tahunnya. Peningkatan
pengangguran di negara-negara yang sedang berkembang disebabkan oleh lambatnya
pertumbuhan kesempatan kerja daripada pertumbuhan yang cepat dari angkatan kerja.
Pengangguran mempunyai dampak terhadap kemiskinan, walaupun berdasarkan data dari
BPS jumlah pengangguran mengalami penurunan tiap tahunnya. Perlu diciptakan kebijakan
oleh pemerintah daerah yang dapat meningkatkan permintaan akan tenaga kerja tidak
terampil agar memudahkan penduduk miskin menjual tenaga kerja mereka dan mengurangi
jumlah penganggur atau dengan memberikan akses pelatihan yang berguna untuk tenaga
kerja tidak terampil tersebut. Dengan cara ini, pemerintah banyak memberikan bantuan guna
menunjang pertumbuhan ekonomi dan mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb/article/view/710/617 Jurnal Pendidikan Ekonomi
dan Bisnis (JPEB) Vol.2 No.2 Oktober 2014 ISSN: 2302-2663 ANALISIS DAMPAK
PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI DKI JAKARTA

Badan Pusat Statistik, 2000. Laporan Perekonomian Indonesia 2000, Jakarta. Brotherhood of
St. Laurence, 2002. Unemployment and Poverty, Australia. Doshi, Kokila P. 2000.
Inequality and Economic Growth,University of San Diego. Gemmell, Norman, 1992.
Ilmu Ekonomi Pembangunan Beberapa Survey. Jakarta : Penerbit PT Pustaka. World
Development Report, 1990. Poverty, Washington DC: Oxford University Press.
www.bps.go.id www.kompas.com www.okezone.com

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26