T2__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penilaian Kinerja Guru Mandiri dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) di SD Kristen Satya Wacana Salatiga T2 BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
kualitatif
yang dipadukan
dengan kuantitatif. Data kualitatif digunakan dalam
metode pengambilan data melalui jajak pendapat
yang dilakukan kepada kepala sekolah, guru, dan
ketua komite sekolah SD Kristen Satya Wacana
Salatiga. Hasil jajak pendapat tersebut kemudian
diolah ke dalam pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan metode AHP, sehingga pendapat yang
dihasilkan menjadi sebuah data numerik. Dari data
numerik yang ada, dilakukan PKG mandiri di SD
Kristen Satya Wacana Salatiga, yang hasilnya akan
menggambarkan hasil PKG mandiri di SD Kristen
Satya Wacana Salatiga dengan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP).
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Kristen Satya
Wacana
Salatiga
yang
berlokasi
di
Jalan
Yos
Soedarso, Salatiga. Penelitian ini berlangsung selama
kurang lebih 3 bulan yaitu di akhir Desember 2014
hingga
Februari
2015.
Pelaksanaan
penelitian
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :
40
Tabel 3.1 : Tahapan Penelitian
Tahapan
Minggu ke-
Desember 2014
I
II
III
IV
Januari 2015
I
II
III
IV
Februari 2015
I
II
III
IV
Perencanaan
penelitian
Pelaksanaan
penelitian
Pengolahan
data hasil
penelitian
Pada tahapan perencanaan penelitian, peneliti
mempersiapkan dan merencanakan berbagai hal,
meliputi revisi judul penelitian, revisi proposal,
pembuatan instrumen penelitian, permohonan izin
serta survei di SD Kristen Satya Wacana Salatiga.
Pada tahapan pelaksanaan, peneliti melakukan
studi lapangan di SD Kristen Satya Wacana Salatiga,
memperoleh
data
sekunder
sekolah,
dan
menyerahkan kuesioner perbandingan berpasangan
kepada Kepala Sekolah, Ketua Komite Sekolah, dan
Guru. Untuk selanjutnya, Kepala sekolah melakukan
penilaian kinerja guru SD Kristen Satya Wacana
Salatiga yang berjumlah 16 orang.
Untuk menyamakan hasil kuesioner yang telah
diisi oleh kepala sekolah, ketua komite sekolah, dan
guru kemudian menjadikannya data tunggal, peneliti
melakukan jajak pendapat bersama ketiga responden
tersebut. Selanjutnya peneliti menghitung bobot yang
41
diperoleh
dari
hasil
perbandingan
berpasangan
dengan aplikasi online AHP-OS Home Version 2014.
Tahap terakhir adalah tahap penyusunan, pada
tahap ini peneliti melakukan pengolahan dan analisis
data. Dari data yang diperoleh, peneliti melakukan
penghitungan dan uji hipotesis deskriptif data hasil
PKG Mandiri SD Kristen Satya Wacana Salatiga.
3.3. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Melakukan survei di SD Kristen Satya Wacana
Salatiga
b. Menyusun hierarki PKG sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
c. Menyusun instrumen perbandingan berpasangan
d. Menyebarkan
kuesioner
perbandingan
berpasangan kepada kepala sekolah, guru, dan
ketua komite sekolah
e. Melakukan penilaian kinerja guru oleh kepala
sekolah SD Kristen Satya Wacana Salatiga
f. Melakukan
jajak
pendapat
bersama
kepala
sekolah, ketua komite sekolah, dan guru
g. Menganalisis hasil kuesioner dengan AHP-OS
HomeVersion 2014 untuk memperoleh nilai bobot
prioritas
dan
menentukan
concistency of ratio (CR)
42
besarnya
nilai
h. Menganalisis nilai CR harus kurang dari atau
sama dengan 0.100 (CR ≤ 0,100). Jika tidak,
maka penilaian yang telah dibuat mungkin
dilakukan secara random dan perlu dilakukan
penilaian ulang
i. Menyusun
instrumen
penilaian
kinerja
guru
berdasarkan bobot yang diperoleh
j. Melakukan skoring total penilaian kinerja guru
SD Kristen Satya Wacana Salatiga
k. Melakukan analisa warna (traffic light system)
untuk digunakan sebagai tanda apakah skor dari
suatu kompetensi mengidentifikasi perlu atau
tidaknya dilakukan suatu perbaikan terhadap
kompetensi
tersebut.
Traffic
light
system
menggunakan 3 warna yaitu : Hijau jika KPI >
80%; Kuning jika 80% > KPI > 60%; dan Merah
jika KPI < 60%
l. Melakukan uji hipotesis deskriptif
3.4. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah guru kelas
di SD Kristen Satya Wacana Salatiga Tahun Ajaran
2014/2015. Jumlah guru sebanyak 16 guru, yang
terdiri dari 13 guru yang mengampu kelas paralel,
beserta 3 guru mata pelajaran.
Dalam penelitian ini besaran sampel yang
ditetapkan peneliti ditetapkan dengan menggunakan
teknik sampling jenuh. Sampling jenuh menurut
Sugiyono (2010) adalah teknik penentuan sampel
43
bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel.
Hal
ini
sering
dilakukan
bila
jumlah
populasinya relatif kecil. Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh guru di SD Kristen Satya Wacana
Salatiga yang berjumlah 16 orang, yang terdiri dari
13 guru kelas, dan 3 guru mata pelajaran.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
cara kuesioner, jajak pendapat, dan dokumentasi.
Menurut Saaty (dalam Atikah, 2011), pengisian
kuesioner
perbandingan
dilakukan
oleh
berkecimpung
berpasangan
pakar/ahli
dalam
hal
di
sebaiknya
bidangnya,
penentuan
strategi
organisasi, dan memiliki wewenang untuk mengambil
keputusan di SD Kristen Satya Wacana Salatiga,
dalam hal ini responden yang dipilih adalah kepala
sekolah, komite sekolah, dan guru.
Alat pengumpulan data yang sudah disiapkan
dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
yang digunakan berupa kuesioner perbandingan
berpasangan
atau
pairwise
comparison
yang
digunakan sebagai input data dalam pembobotan
menggunakan
AHP.
Kuesioner
perbandingan
berpasangan ini akan disebarkan kepada ketiga
pihak yang berkecimpung dalam penentuan strategi
dan pengambil keputusan sekolah, yaitu kepala
sekolah, guru, dan ketua komite sekolah. Selain itu
kuesioner lain yang akan digunakan adalah format
44
PKG Mandiri berdasarkan standar kompetensi guru.
Instrumen
inilah
yang
akan
digunakan
Kepala
Sekolah untuk menilai kinerja guru di SD Kristen
Satya Wacana Salatiga.
Jajak pendapat dilakukan untuk menyatukan
hasil kuesioner perbandingan berpasangan yang
telah diisi oleh kepala sekolah, guru, dan komite
sekolah, menjadi hasil kuesioner tunggal. Jajak
pendapat
dilakukan
dengan
membentuk
panel
diskusi antara guru dan kepala sekolah. Untuk
menentukan jawaban dari kuesioner perbandingan
berpasangan yang paling reliabel dan sesuai dengan
prioritas yang ingin dicapai sekolah.
Metode dokumentasi juga dilakukan untuk
mendapatkan data identitas sekolah, seperti profil
sekolah, profil data guru, data standar kinerja guru,
nilai kelulusan siswa, dll.
3.6.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode AHP dan uji hipotesis
deskriptif. Berikut adalah penjelasan penghitungan
yang dilakukan dalam penelitian ini.
3.6.1. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Teknik analisis data yang mendasari penelitian
ini adalah dengan menggunakan metode AHP. Untuk
memahami teknik analisis data yang dilakukan dapat
dilihat pada diagram alir berikut :
45
Gambar 3.1 : Diagram Alir Metode AHP
Seperti yang dikemukakan oleh Alonso (2006),
langkah-langkah metode AHP yang akan dilakukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Penyusunan struktur hierarki
Dalam penyusunan hierarki atau struktur
keputusan
dilakukan
dengan
mengelompokan
elemen-elemen sistem atau alternatif keputusan ke
dalam sistem hierarki keputusan.
b.
Membentuk
matriks
perbandingan
berpasangan yang menggambarkan pengaruh setiap
kompetensi
terhadap
kompetensi
lain.
kompetensi
Penilaian
ataupun
dilakukan
sub
dengan
memberikan bobot numerik pada setiap elemen yang
dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh
dari responden. Saaty (dalam Makkasau, 2011)
menginterprestasikan
pembobotan
tersebut sebagai berikut
46
Saaty’s
Scale
Tabel 3.2 : Skala Tingkat Kepentingan
Skala
1-9 Important Scale
1
Sama pentingnya (Equal Importance)
3
Sedikit lebih penting (Slightly more Importance)
5
Jelas lebih penting (Materially more Importance)
7
Sangat jelas penting (Significantly more Importance)
9
Mutlak lebih penting (Absolutely more Importance)
2, 4, 6 ,8
Ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
(Compromise values)
Kebalikan
Jika variabel A memiliki salah satu nilai di atas
ketika dibandingkan dengan nilai B (Ax),maka
variabel B memiliki nilai kebalikan ketika
dibandingkan dengan nilai A (1/Ax)
Kuesioner yang sudah dipersiapkan sesuai
dengan
struktur
hierarki
AHP
yang
berisi
perbandingan berpasangan antar faktor atau kriteria
penilaian
kinerja disebarkan
kepada
responden
yaitu kepala sekolah, komite sekolah, dan guru,
yang
selanjutnya
dikumpulkan
kembali
dan
melakukan jajak pendapat untuk menentukan skala
tingkat kepentingan yang sesuai.
d. Menentukan bobot variabel/kompetensi
Hasil
penilaian
berpasangan
(pairwise
comparison) terhadap 4 kompetensi dan 14 subkompetensi kemudian diolah dengan memasukkan
data ke dalam matriks. Dari matriks perbandingan
tersebut, diperoleh hasil kompetensi prioritas yang
akan digunakan sebagai pembobotan. Pembobotan
diperoleh dari analisis data menggunakan aplikasi
online AHP-OS Home Version 2014. .
47
e. Menguji konsistensi
Concistency of Ratio (CR) merupakan tingkat
konsistensi seseorang dalam memberikan jawaban
terhadap suatu elemen dalam masalah. Dalam
metode AHP, nilai rasio inkonsistensi harus kurang
dari atau sama dengan 0,100 (CR ≤ 0,100). Jika
tidak, maka penilaian yang telah dibuat mungkin
dilakukan secara random dan perlu dilakukan revisi
(Suryadi dan Ramdhani, 1998).
f. Tahap perancangan penilaian kinerja guru
Setelah
diperoleh
bobot
yang
konsisten,
kemudian dirancang penilaian kinerja yang total
skor
kompetensinya
diperoleh
dari
nilai
skor
dikalikan dengan bobot kompetensi (KPI).
g. Tahap pengukuran dan evaluasi
Setelah merancang pengukuran kinerja dengan
metode AHP, tahap berikutnya adalah melakukan
analisis
data
terhadap
kuesioner
pengukuran
kinerja tersebut. Setelah data PKG mandiri dengan
metode AHP diperoleh, analisis yang dilakukan
adalah dengan membuat skoring total. Skoring
tersebut digunakan sebagai standar penilaian untuk
menyatukan
pengukuran
kinerja
guru
menjadi
ukuran kinerja guru secara menyeluruh (tunggal).
Sementara
analisa
warna
(traffic
light
system)
digunakan sebagai tanda apakah skor dari suatu
kompetensi
tidaknya
(KPI)
dilakukan
kompetensi
mengidentifikasi
suatu
tersebut.
perbaikan
Traffic
48
perlu
light
atau
terhadap
system
menggunakan 3 warna yaitu : Hijau jika KPI > 80%;
Kuning jika 80% > KPI > 60%; dan Merah jika KPI <
60%.
3.6.2. Uji Hipotesis Deskriptif
Uji hipotesis deskriptif yang digunakan adalah
uji satu fihak, yaitu uji fihak kiri. Menurut Sugiyono
(2011), uji fihak kiri digunakan jika hipotesis nol (H0)
berbunyi “lebih dari atau sama dengan” ( ≥ ) dan
hipotesis alternatif berbunyi “kurang dari” ( < ).
Sesuai dengan hipotesis yang sudah dijabarkan pada
bab II, hipotesis nol (H0) pada penelitian ini berbunyi
“lebih dari atau sama dengan ( ≥ ) 0,80” dan hipotesis
alternatif berbunyi “kurang dari” ( < ) 0,80”.
Rumus yang dapat digunakan untuk menguji
hipotesis deskriptif (satu sampel) adalah sebagai
berikut :
t=
Dimana :
�− µ
�
t
: t hitung
X
: rata-rata Xi
µ0
: nilai yang dihipotesiskan
s
: simpangan baku
n
: jumlah anggota
49
�
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
kualitatif
yang dipadukan
dengan kuantitatif. Data kualitatif digunakan dalam
metode pengambilan data melalui jajak pendapat
yang dilakukan kepada kepala sekolah, guru, dan
ketua komite sekolah SD Kristen Satya Wacana
Salatiga. Hasil jajak pendapat tersebut kemudian
diolah ke dalam pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan metode AHP, sehingga pendapat yang
dihasilkan menjadi sebuah data numerik. Dari data
numerik yang ada, dilakukan PKG mandiri di SD
Kristen Satya Wacana Salatiga, yang hasilnya akan
menggambarkan hasil PKG mandiri di SD Kristen
Satya Wacana Salatiga dengan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP).
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Kristen Satya
Wacana
Salatiga
yang
berlokasi
di
Jalan
Yos
Soedarso, Salatiga. Penelitian ini berlangsung selama
kurang lebih 3 bulan yaitu di akhir Desember 2014
hingga
Februari
2015.
Pelaksanaan
penelitian
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :
40
Tabel 3.1 : Tahapan Penelitian
Tahapan
Minggu ke-
Desember 2014
I
II
III
IV
Januari 2015
I
II
III
IV
Februari 2015
I
II
III
IV
Perencanaan
penelitian
Pelaksanaan
penelitian
Pengolahan
data hasil
penelitian
Pada tahapan perencanaan penelitian, peneliti
mempersiapkan dan merencanakan berbagai hal,
meliputi revisi judul penelitian, revisi proposal,
pembuatan instrumen penelitian, permohonan izin
serta survei di SD Kristen Satya Wacana Salatiga.
Pada tahapan pelaksanaan, peneliti melakukan
studi lapangan di SD Kristen Satya Wacana Salatiga,
memperoleh
data
sekunder
sekolah,
dan
menyerahkan kuesioner perbandingan berpasangan
kepada Kepala Sekolah, Ketua Komite Sekolah, dan
Guru. Untuk selanjutnya, Kepala sekolah melakukan
penilaian kinerja guru SD Kristen Satya Wacana
Salatiga yang berjumlah 16 orang.
Untuk menyamakan hasil kuesioner yang telah
diisi oleh kepala sekolah, ketua komite sekolah, dan
guru kemudian menjadikannya data tunggal, peneliti
melakukan jajak pendapat bersama ketiga responden
tersebut. Selanjutnya peneliti menghitung bobot yang
41
diperoleh
dari
hasil
perbandingan
berpasangan
dengan aplikasi online AHP-OS Home Version 2014.
Tahap terakhir adalah tahap penyusunan, pada
tahap ini peneliti melakukan pengolahan dan analisis
data. Dari data yang diperoleh, peneliti melakukan
penghitungan dan uji hipotesis deskriptif data hasil
PKG Mandiri SD Kristen Satya Wacana Salatiga.
3.3. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Melakukan survei di SD Kristen Satya Wacana
Salatiga
b. Menyusun hierarki PKG sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
c. Menyusun instrumen perbandingan berpasangan
d. Menyebarkan
kuesioner
perbandingan
berpasangan kepada kepala sekolah, guru, dan
ketua komite sekolah
e. Melakukan penilaian kinerja guru oleh kepala
sekolah SD Kristen Satya Wacana Salatiga
f. Melakukan
jajak
pendapat
bersama
kepala
sekolah, ketua komite sekolah, dan guru
g. Menganalisis hasil kuesioner dengan AHP-OS
HomeVersion 2014 untuk memperoleh nilai bobot
prioritas
dan
menentukan
concistency of ratio (CR)
42
besarnya
nilai
h. Menganalisis nilai CR harus kurang dari atau
sama dengan 0.100 (CR ≤ 0,100). Jika tidak,
maka penilaian yang telah dibuat mungkin
dilakukan secara random dan perlu dilakukan
penilaian ulang
i. Menyusun
instrumen
penilaian
kinerja
guru
berdasarkan bobot yang diperoleh
j. Melakukan skoring total penilaian kinerja guru
SD Kristen Satya Wacana Salatiga
k. Melakukan analisa warna (traffic light system)
untuk digunakan sebagai tanda apakah skor dari
suatu kompetensi mengidentifikasi perlu atau
tidaknya dilakukan suatu perbaikan terhadap
kompetensi
tersebut.
Traffic
light
system
menggunakan 3 warna yaitu : Hijau jika KPI >
80%; Kuning jika 80% > KPI > 60%; dan Merah
jika KPI < 60%
l. Melakukan uji hipotesis deskriptif
3.4. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah guru kelas
di SD Kristen Satya Wacana Salatiga Tahun Ajaran
2014/2015. Jumlah guru sebanyak 16 guru, yang
terdiri dari 13 guru yang mengampu kelas paralel,
beserta 3 guru mata pelajaran.
Dalam penelitian ini besaran sampel yang
ditetapkan peneliti ditetapkan dengan menggunakan
teknik sampling jenuh. Sampling jenuh menurut
Sugiyono (2010) adalah teknik penentuan sampel
43
bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel.
Hal
ini
sering
dilakukan
bila
jumlah
populasinya relatif kecil. Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh guru di SD Kristen Satya Wacana
Salatiga yang berjumlah 16 orang, yang terdiri dari
13 guru kelas, dan 3 guru mata pelajaran.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
cara kuesioner, jajak pendapat, dan dokumentasi.
Menurut Saaty (dalam Atikah, 2011), pengisian
kuesioner
perbandingan
dilakukan
oleh
berkecimpung
berpasangan
pakar/ahli
dalam
hal
di
sebaiknya
bidangnya,
penentuan
strategi
organisasi, dan memiliki wewenang untuk mengambil
keputusan di SD Kristen Satya Wacana Salatiga,
dalam hal ini responden yang dipilih adalah kepala
sekolah, komite sekolah, dan guru.
Alat pengumpulan data yang sudah disiapkan
dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
yang digunakan berupa kuesioner perbandingan
berpasangan
atau
pairwise
comparison
yang
digunakan sebagai input data dalam pembobotan
menggunakan
AHP.
Kuesioner
perbandingan
berpasangan ini akan disebarkan kepada ketiga
pihak yang berkecimpung dalam penentuan strategi
dan pengambil keputusan sekolah, yaitu kepala
sekolah, guru, dan ketua komite sekolah. Selain itu
kuesioner lain yang akan digunakan adalah format
44
PKG Mandiri berdasarkan standar kompetensi guru.
Instrumen
inilah
yang
akan
digunakan
Kepala
Sekolah untuk menilai kinerja guru di SD Kristen
Satya Wacana Salatiga.
Jajak pendapat dilakukan untuk menyatukan
hasil kuesioner perbandingan berpasangan yang
telah diisi oleh kepala sekolah, guru, dan komite
sekolah, menjadi hasil kuesioner tunggal. Jajak
pendapat
dilakukan
dengan
membentuk
panel
diskusi antara guru dan kepala sekolah. Untuk
menentukan jawaban dari kuesioner perbandingan
berpasangan yang paling reliabel dan sesuai dengan
prioritas yang ingin dicapai sekolah.
Metode dokumentasi juga dilakukan untuk
mendapatkan data identitas sekolah, seperti profil
sekolah, profil data guru, data standar kinerja guru,
nilai kelulusan siswa, dll.
3.6.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode AHP dan uji hipotesis
deskriptif. Berikut adalah penjelasan penghitungan
yang dilakukan dalam penelitian ini.
3.6.1. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Teknik analisis data yang mendasari penelitian
ini adalah dengan menggunakan metode AHP. Untuk
memahami teknik analisis data yang dilakukan dapat
dilihat pada diagram alir berikut :
45
Gambar 3.1 : Diagram Alir Metode AHP
Seperti yang dikemukakan oleh Alonso (2006),
langkah-langkah metode AHP yang akan dilakukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Penyusunan struktur hierarki
Dalam penyusunan hierarki atau struktur
keputusan
dilakukan
dengan
mengelompokan
elemen-elemen sistem atau alternatif keputusan ke
dalam sistem hierarki keputusan.
b.
Membentuk
matriks
perbandingan
berpasangan yang menggambarkan pengaruh setiap
kompetensi
terhadap
kompetensi
lain.
kompetensi
Penilaian
ataupun
dilakukan
sub
dengan
memberikan bobot numerik pada setiap elemen yang
dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh
dari responden. Saaty (dalam Makkasau, 2011)
menginterprestasikan
pembobotan
tersebut sebagai berikut
46
Saaty’s
Scale
Tabel 3.2 : Skala Tingkat Kepentingan
Skala
1-9 Important Scale
1
Sama pentingnya (Equal Importance)
3
Sedikit lebih penting (Slightly more Importance)
5
Jelas lebih penting (Materially more Importance)
7
Sangat jelas penting (Significantly more Importance)
9
Mutlak lebih penting (Absolutely more Importance)
2, 4, 6 ,8
Ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
(Compromise values)
Kebalikan
Jika variabel A memiliki salah satu nilai di atas
ketika dibandingkan dengan nilai B (Ax),maka
variabel B memiliki nilai kebalikan ketika
dibandingkan dengan nilai A (1/Ax)
Kuesioner yang sudah dipersiapkan sesuai
dengan
struktur
hierarki
AHP
yang
berisi
perbandingan berpasangan antar faktor atau kriteria
penilaian
kinerja disebarkan
kepada
responden
yaitu kepala sekolah, komite sekolah, dan guru,
yang
selanjutnya
dikumpulkan
kembali
dan
melakukan jajak pendapat untuk menentukan skala
tingkat kepentingan yang sesuai.
d. Menentukan bobot variabel/kompetensi
Hasil
penilaian
berpasangan
(pairwise
comparison) terhadap 4 kompetensi dan 14 subkompetensi kemudian diolah dengan memasukkan
data ke dalam matriks. Dari matriks perbandingan
tersebut, diperoleh hasil kompetensi prioritas yang
akan digunakan sebagai pembobotan. Pembobotan
diperoleh dari analisis data menggunakan aplikasi
online AHP-OS Home Version 2014. .
47
e. Menguji konsistensi
Concistency of Ratio (CR) merupakan tingkat
konsistensi seseorang dalam memberikan jawaban
terhadap suatu elemen dalam masalah. Dalam
metode AHP, nilai rasio inkonsistensi harus kurang
dari atau sama dengan 0,100 (CR ≤ 0,100). Jika
tidak, maka penilaian yang telah dibuat mungkin
dilakukan secara random dan perlu dilakukan revisi
(Suryadi dan Ramdhani, 1998).
f. Tahap perancangan penilaian kinerja guru
Setelah
diperoleh
bobot
yang
konsisten,
kemudian dirancang penilaian kinerja yang total
skor
kompetensinya
diperoleh
dari
nilai
skor
dikalikan dengan bobot kompetensi (KPI).
g. Tahap pengukuran dan evaluasi
Setelah merancang pengukuran kinerja dengan
metode AHP, tahap berikutnya adalah melakukan
analisis
data
terhadap
kuesioner
pengukuran
kinerja tersebut. Setelah data PKG mandiri dengan
metode AHP diperoleh, analisis yang dilakukan
adalah dengan membuat skoring total. Skoring
tersebut digunakan sebagai standar penilaian untuk
menyatukan
pengukuran
kinerja
guru
menjadi
ukuran kinerja guru secara menyeluruh (tunggal).
Sementara
analisa
warna
(traffic
light
system)
digunakan sebagai tanda apakah skor dari suatu
kompetensi
tidaknya
(KPI)
dilakukan
kompetensi
mengidentifikasi
suatu
tersebut.
perbaikan
Traffic
48
perlu
light
atau
terhadap
system
menggunakan 3 warna yaitu : Hijau jika KPI > 80%;
Kuning jika 80% > KPI > 60%; dan Merah jika KPI <
60%.
3.6.2. Uji Hipotesis Deskriptif
Uji hipotesis deskriptif yang digunakan adalah
uji satu fihak, yaitu uji fihak kiri. Menurut Sugiyono
(2011), uji fihak kiri digunakan jika hipotesis nol (H0)
berbunyi “lebih dari atau sama dengan” ( ≥ ) dan
hipotesis alternatif berbunyi “kurang dari” ( < ).
Sesuai dengan hipotesis yang sudah dijabarkan pada
bab II, hipotesis nol (H0) pada penelitian ini berbunyi
“lebih dari atau sama dengan ( ≥ ) 0,80” dan hipotesis
alternatif berbunyi “kurang dari” ( < ) 0,80”.
Rumus yang dapat digunakan untuk menguji
hipotesis deskriptif (satu sampel) adalah sebagai
berikut :
t=
Dimana :
�− µ
�
t
: t hitung
X
: rata-rata Xi
µ0
: nilai yang dihipotesiskan
s
: simpangan baku
n
: jumlah anggota
49
�