: Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana J01873

460 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DAN
EXAMPLE NON EXAMPLE DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPS
Oleh
Hendri Isyuliyanto Putro
putrahendri088@gmail.com
Mawardi
mawardi@staff.uksw.edu
Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Picture
and Picture lebih tinggi dari model pembelajaran xample non Example dilihat dari
hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 SD Gugus Gunung Sumbing. Subyek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas 4A SD Negeri 3 Sukorejo (SD Inti) dan SD Negeri 1
Karanganyar (SD Imbas dekat) sebagai kelompok eksperimen 1 kemudian siswa kelas
4B SD Negeri 3 Sukorejo (SD Inti) dan SD Negeri 2 Karangkendal (SD Imbas Jauh)
sebagai kelompok eksperimen 2. Dalam penelitian ini variabelnya adalah model
pembelajaran Picture and Picture dan Example non Example sebagai variabel bebas
kemudian hasil belajar sebagai variabel terikat, dan pretest sebagai variabel kovariat.

Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan instrumen soal tes. Teknik
analisis data pada hasil penelitian ini menggunakan teknik diskriptif dan teknik
stastistik ANCOVA. Dari uji ANCOVA yang sudah dilakukan terhap skor posttest
kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 diperoleh hasil uji F hitung
sebesar 77,331, pada taraf signifikansi/probaliatas 0,00 kerena nilai probalitas < 0,05
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maknanya hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 SDN
Gugus Gunung Sumbing dalam penerapan pembelajaran model Picture and Picture
lebih tinggi dari pada Example non Example. Hasil belajar IPS yang signifikan
didukung dengan rata-rata dari dua sampel penelitian, dari hasil belajar penerapan
model Picture and Picture memperoleh rata-rata 80,48 sedangkan rata-rata hasil
belajar pada penerapan model pembelajaran Example non Example memperroleh
rata-rata 72,50. Artinya adalah pemberian treatment pembelajaran dengan model
Picture and Picture memberikan dampak pada hasil belajar yang lebih tinggi dan
berbeda dari model pembelajaran Example non Example. Saran dari penulis semoga
diterima dan berkenan dengan hasil penelitian ini adalah guru dapat memilih model
pembelajaran yang terbukti meningkatkan hasil belajar IPS secara signifikan.
Kata kunci: Picture and Picture, Example non Example, Hasil Belajar, Pembelajaran
IPS.

Hendri Isyuliyanto Putro | 461


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hakikat IPS menurut Ahmad Susanto (2013: 137) mengungkapkan bahwa: IPS
adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora
serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi
wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya ditingkat
dasar dan menengah. Mata pelajaran ini pada umumnya membahas tentang hubungan
antara manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga, sekolah atau
masyarakat, dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari
kehidupan bermasyarakat yang senantiasa dihadapkan pada berbagai permasalahan
yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
Etin Solihatin (2007: 14) mengatakan bahwa: pembelajaran Pendidikan IPS
lebih menekankan pada aspek pendidikan daripada transfer konsep karena dalam
pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah
konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan keterampilannya
berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.
Melihat definisi IPS diatas, sebagai seorang pendidik tentunya harus lebih
kreatif dan inovatif pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan
melihat kesulitan belajar yang di hadapi siswa dan kesulitan yang di hadapi guru dalam

mengajarkan mata pelajaran IPS. Hal itu dikarenakan sebagian besar guru masih
menggunakan cara maupun metode yang belum bervariasi. Guru didalam melaksankan
kegiatan mengajar hendaknya tidak hanya melakukan ceramah kemudian memberikan
soal untuk di kerjakan serta memberikan pekerjaan tambahan untuk dikerjakan di
rumah. Tetapi, untuk dapat membuat pelajaran IPS menjadi menarik dan asyik di
benak siswa, alangkah lebih baik jika pembelajarannya diberikan secara
menyenangkan, menarik, dengan menggunakan cara-cara maupun metode baru yang
belum pernah dilakukan oleh siswa sebelumnya.
Salah satu caranya adalah menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan
inovatif. Sekarang ini, dunia pendidikan sudah mengalami kemajuan yang pesat. Salah
satu bukti kemajuan tersebut adalah dengan ditemukannya berbagai macam modelmodel pembelajaran yang cukup inovatif. Model pembelajaran ialah suatu pola yang
digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi dan memberi petunjuk
kepada guru di kelas (Agus Suprijono, 2009: 46).
Dari sekian banyak model pembelajaran yang ada, salah satu model
pembelajaran yang inovatif adalah model pembelajaran Picture and Picture. Selain
model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran Example Non
Example. Kedua model pembelajaran tersebut sama- sama dapat diterapkan guru dan
menjadi model pembelajaran yang cukup inovatif. Karena kedua model tersebut samasama menggunakan gambar sebagai media pembelajarannya. Jadi di dalam
pembelajaran siswa akan lebih aktif dan semangat untuk mengikuti pembelajaran.
Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah yaitu Apakah
terdapat perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan dalam penerapan model

462 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017

pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dan model pembelajaran kooperatif
tipe Example Non Example pada siswa kelas 4 SD Gugus Gunung Sumbing?
Tujuan Penelitian
Untuk mengenal secara pasti apakah hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD Gugus
Gunung sumbing menggunakan Model Picture and Picture lebih tinggi dari model
Example Non Example?
Manfaat Penelitian
1) Secara teoretik: Hasil penelitian ini dapat melegitimasi/mendukung teori tentang
model pembelajaran Picture and Picture dan model pembelajaran Example Non
Example.
2) Secara praksis: Hasil Penelitian ini bermanfaat dalam memberikan panduan berupa
data bagi guru untuk memilih model pembelajaran yang paling baik untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
TINJAUAN PUSTAKA
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD

IPS adalah mata pelajaran yang terdiri dari berbagai ilmu sosial seperti
geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, politik, hukum, dan budaya. Dari berbagai
disiplin ilmu tersebut menekankan kepada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai agar siswa dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsepkonsep dasar ilmu sosial, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di
lingkungannya, serta memiliki ketrampilan mengkaji dan memecahkan masalahmasalah yang terjadi di sekitarnya.
Hasil Belajar IPS
Hasil belajar adalah salah satu hal yang penting dalam pembelajaran IPS di SD.
Asmalia, Mara Samin Lubis (2016: 234) menjelaskan Hasil belajar merupakan
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa masing- masing, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mereka memperoleh
pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang telah dicapai siswa akan bertahan lama
dalam ingatan dan bermakna bagi dirinya sendiri untuk dapat membentuk perilaku
yang dapat digunakan sebagai alat memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya
(Hamsiah, 2012 : 275).
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Dimana guru
dapat melihat perubahan siswa sejak sebelum pembelajaran sampai pada siswa telah
menerima pembelajaran. Dan juga tentunya hasil belajar sangat berguna untuk setiap
masing- masing siswa. Keberhasilan model pembelajaran dalam penelitian ini dapat
dilihat dari ketuntasan perolehan hasil belajar IPS pada materi aktivitas ekonomi yang

berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerah. Dengan menggunakan
model Picture and Picture dan Example non Example. Pada penelitian ini mengukur
hasil belajar IPS dengan menggunakan teknik tes berupa tes sumatif dalam bentuk
pilihan ganda.

Hendri Isyuliyanto Putro | 463

Model Pembelajaran Picture and Picture dan Example non Example
Model pembelajaran Picture and Picture merupakan suatu model pembelajaran
yang menggunakan gambar dan di pasangkan atau di urutkan menjadi urutan logis.
model ini mengandalkan gambar yang menjadi faktor utama dalam proses
pembelajaran (Aris shoimin, 2014: 122). Menurut Aris Shoimin (2014: 123) sintak
pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai, pada langkah ini guru diharapkan dapat menyampaikan
kompetensi dasar dan indikator sehingga siswa dapat mengukur sejauh mana materi
yang harus dikuasai dan sampai dimana indikator dapat dicapai. 2) Menyajikan materi
sebagai pengantar, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran.
Guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang belum siap untuk
belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari. 3) Guru menunjukkan atau
memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi, dalam penyajian

materi, siswa diajak untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati
gambar yang ditunjukkan guru atau temannya. 4) Guru menunjuk atau memanggil
siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan
yang logis, pada langkah ini penunjukkan secara langsung kadang kurang efektif dan
membuat siswa merasa dihukum. Sebagai cara alternatifnya guru menggunakan
undian. Guru meminta siswa untuk mengurutkan potongan-potongan gambar yang
sudah ada. 5) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut,
setelah itu siswa diajak untuk mencantumkan rumus tinggi jalan cerita, atau tuntutan
KD dengan indikator yang akan dicapai. 6) Dari alasan urutan gambar tersebut guru
memulai menanamkan konsep atau materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai. Guru
harus memberi penekanan pada kompetensi yang iungin dicapai dengan memimta
siswa lain untuk mengulangi menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa
mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yanf telah
ditetapkan. 7) Kesimpulan dan rangkuman dilakukan dengan siswa. Guru membantu
dalam proses pembuatan kesimpulan.
Komalasari (2010: 61) berpendapat Example non example adalah model
pembelajaran yang membelajarkan murid terhadap permasalahan yang ada di
sekitarnya melalui analisis contoh- contoh berupa gambar-gambar, foto, dan kasus
yang bermuatan masalah. Murid diarahkan untuk mengidentifikasi masalah, mencari
alternatif pemecahan masalah, dan menentukan cara pemecahan masalah yang paing

efektif, serta melakukan tindak lanjut
Menurut Miftahul Huda (2015: 235) sintak model pembelajaran example non
exaple adalah: dalah 1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran, 2) Guru menempelkan gambar di papan, atau ditayangkan melalui LCD
atau OHP, 3) Guru membagi siswa dalam bentuk kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 2-3 siswa, 4) Saat guru memberikan petujuk, siswa diberi
kesempatan untuk mengidentifikasi kemudian setiap kelompok menganalisis, 5) Setiap
kelompok menuliskan hasil diskusi dari hasil analisis gambar pada kertas, 6) Setiap
kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya, 7) Berdasarkan
komentar atau hasil diskusi siswa, guru menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang

464 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017

ingin dicapai dari pembelajaran tersebut, 8) Penutup, guru dan siswa dapat
menyimpulkan materi yang sesuai dengan pembelajarannya.
Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun (2009: 104-106)
mengemukakan bahwa setiap model pembelajaran memiliki unsur-unsur sama halnya
dengan model pembelajaran Picture and Picture dan Example non Example
diantaranya adalah 1) Sintaks, Sintaks merupakan urutan langkah pengajaran yang
menunjuk pada fase-fase atau tahap-tahap yang harus dilakukan oleh guru bila

menggunakan model. 2) Prinsip reaksi, prinsip reaksi merupakan pola kegiatan yang
menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan para siswa,
termasuk bagaimana seharusnya guru memberikan respon terhadap siswa 3) Sistem
sosial, sistem sosial merupakan pola hubungan guru dengan siswa pada saat terjadinya
proses pembelajaran. 4) Sistem Pendukung, merupakan segala sarana, bahan dan alat
yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran secara optimal.
5) Dampak Instruksional dan dampak pengiring adalah dampak intruksional adalah
hasil belajar yang dicapai siswa kemudian dampak pengiring adalah kemampuan lain
yang muncul saat pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu (quasi eksperimental). Menerut Sugiyono (2016: 114) eksperimen
semu adalah bentuk pengembangan dari eksperimen murni yang sulit untuk
dilaksanakan penelitian eksperimen semu ini dilakukan karena faktanya sulit
mendapatkan kelompok control yang digunakan untuk penelitian-penelitian.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Nonequivalent Control Group
Design. Dalam penelitian terdapat dua kelpmpok yaitu kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2 . Kedua kelompok tersebut (kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2) diberikan pretest dan posttest untuk mengetahui adanya
perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2

(Sugiyono, 2014: 116). Gambaran lebih rinci dari desain penelitian Nonequivalent
Control Group Design dijelaskan pada tabel 1 berikut.
Tabel 1 : Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2
Pretest
Variabel Bebas
Posttest
Kelompok
Eksperimen 1
O1
X1
O2
Eksperimen 2
O3
X2
O4
Sumber : Sugiyono, (2004:116)
Pada penelitian ini dilakukan di SDN Gugus Gunung Sumbing, Kecamatan
Musuk, Kabupaten Boyolali. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang
digunakan, yaitu variabel bebas (X1),variabel terikat (Y) dan variabel kovariat (X2).
Vriabel bebas (independent) adalah tindakan yang memiliki pengaruh terhadap

variabel terikat (dependent). Variabel kovariat merupakan variabel yang akan
digunakan untuk mengontrol semua perlakuan yang tidak terkontrol oleh variabel
terikat. Penelitian ini menggunakan pretest sebagai variabel kovariat (X2). Pada
penerapan model pembelajaran Picture and Picture dan Example non Example

Hendri Isyuliyanto Putro | 465

merupakan variabel bebas (X1). Hasil belajar IPA adalah variabel terikat (Y) yang
muncul karena variabel bebas.

Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Gugus Gunung Sumbing yang terletak di wilayah
Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Subjek penelitianya adalah
siswa kelas 4 semester II tahun ajaran 2016/2017.
Variabel Penelitian
Variabel bebas (variable independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen. Dalam penelitian
ini digunakan pretest sebagai variabel kovariat (X2). Penerapan model pembelajaran
Picture and Picture dan Example non Example merupakan variabel bebas (X1),
sedangkan hasil belajar IPS merupakan variabel terikat (Y) yang muncul karena
pengaruh variabel bebas. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar
IPS siswa kelas 4 SD gugus Gunung Sumbing Kecamatan Musuk..
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas 4 Gugus Gunung Sumbing
yang terletak di wilayah Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Pada Gugus ini
terdapat 7 SD yang terdiri dari satu SD inti yaitu SDN Sukorejo 3, dan 6 SD imbas
yaitu SDN Keposong 1, Keposong 2, Karangkendal 1, Karangkendal 2, Pagerjurang
dan Karanganyar 1. Jumlah seluruh siswa pada Gugus Gunung Sumbing ini adalah 121
siswa.
Sampel
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah 3 SD yang terdapat pada
Gugus Gunung Sumbing yaitu SD Negeri 2 Karangkendal (18 siswa), SD N 1
Karanganyar (17 siswa), dan SD N 3 Sukorejo (28 siswa). Berikut tabel sampel yang
dipilih oleh peneliti.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBEAHASAN
Komparasi Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Picture and Picture
dan Example non Example
Tabel 2 : Hasil Posttest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2
Model Pembelajara
Hasil Belajar Posttest
Eksperimen 1
80,48
Eksperimen 2
72,50
Selisih
7,98
Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, Juni 2017
Terdapat perbedaan hasil posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok
eksperimen 2. Skor rata-rata kelas eksperimen 1 sebesar 80,48, dan skor rata-rata
kelas eksperimen 2 sebesar 72,50. Selisih skor rata-rata antara kelompok eksperimen 1

466 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017

dan kelompok eksperimen 2 sebesar 7,98, dimana skor rata-rata kelompok eksperimen
1 lebih unggul dari kelompok eksperimen 2.
Tabel 3 : Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen 1
dan Kelompok Eksperimen 2
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
preetest
.897
1
61 .347
posstest
.562
1
61 .456
Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, Juni 2017
Beerdasarkan data diatas maka dapat diputuskan jika probabilitas < nilai α
(0,05) H0 ditolak, jika sebaliknya maka H0 diterima. Oleh karena nilai
signifikansi/probabilitas data pretes dan postes kedua kelompok adalah sebesar 0,347
dan 0,456 > 0,05 maka H0 diterima. Artinya dapat dikatakan bahwa skor pretest
kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah homogen.
Skorsignifikansi /probabilitas posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok
eksperimen 2 adalah 0,456, dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai posttest
kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah homogen.
Tabel 4 : Hasil Uji Homogenitas Koefisien Regresi Linier Nilai Pretest-Posttest
Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2
Parameter Estimates
Dependent Variable: preetest
Parameter
B
Std.
t
Sig.
95% Confidence
Partial
Error
Interval
Eta
Square
Lower
Upper
d
Bound
Bound
Intercept
5.528
-.121 .904
-11.709
10.366
.000
.672
posstest
.912
.074 12.40 .000
.765
1.059
.700
5
[treatment
1.989
- .003
-10.055
-2.113
.124
=1]
6.08
3.059
4
[treatment
0a
.
.
.
.
.
.
=2]
a. This parameter is set to zero because it is redundant.
Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, Juni 2017
Pada tabel 4.8 dapat dilihat nilai beta (B) sebesar 0,912 lebih besar dari 0,50,
nilai t sebesar 12,405 berada pada signifikasni/probabilitas 0,000, maka koefisien
regresi linier kedua sampel homogen dan model ANCOVA dapat digunakan.
Berdasarkan hasil uji normalitas yang menunjukkan data berdistribusi normal,
uji homogenitas yang menunjukkan varian data homogen, dan uji homogenitas
koefisien regresi linier yang menunjukkan kedua model beregresi linier maka dapat

Hendri Isyuliyanto Putro | 467

dikatakan uji prasyarat telah terpenuhi. Uji analisis berikutnya adalah ANCOVA atau
uji kombinasi analisis regresi dan varians.
Uji ANCOVA HASIL BELAJAR
Penelitian ini melakukan uji normalitas untuk mengetahui data berasal dari uji
distribusi atau tidak. Uji normalits dilakukan dengan bantuan uji Kolmogrov-Smirnov
dengan dasar pengambilan keputusan; jika nilai signifikansi/probabilitas >0,05, maka
data berdistribusi normal. Pada uji normalitas nilai Asymp. Sig. (2-tailed) uji
Kolmogorov-Smirnov Z hasil pretest-posttest kelompok eksperimen 1 ialah 0,200 dan
0,200. kemudian hasil pretest-posttest kelompok eksperimen 2 ialah 0,200 dan 0,200.
Dirumuskan hipotesis H0 adalah sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan
Ha adalah sampel yang tidak berasal dari populasi berdistribusi normal, jadi jika
probabilitas < nilai α (0,05) H0 ditolak, jika sebaliknya maka H0 diterima. Dalam
penelitian ini nilai signifikansi/probabilitas Asymp. Sig. (2-tailed) data tersebut adalah
0,200; 0,200; 0,200 dan 0,200 > 0,05 maka H0 diterima, maknanya persebaran data
hasil pretest-posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
Setelah uji normalitas terpenuhi, selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk
mengetahui varian kedua kelompok homogen atau tidak. Apabila nilai
signifikansi/probabilitas > 0,05, maka data dikatakan homogen. Diketahui bahwa hasil
Test of Homogeneity of Variances signifikansi/probabilitas nilai pretest menunjukkan
angka 0,347. Bila dirumuskan sebuah hipotesis H0 adalah variansi data pada tiap
kelompok sama (homogen) dan Ha adalah variansi data pada tiap kelompok tidak sama
(tidak homogen), maka dapat diputuskan jika probabilitas < nilai α (0,05) H0 ditolak,
jika sebaliknya maka H0 diterima. Oleh karena nilai signifikansi/probabilitas data
pretest dan postest kedua kelompok adalah sebesar 0,347 dan 0,456 > 0,05 maka H0
diterima. Artinya dapat dikatakan bahwa skor pretest kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2 adalah homogen. Skor signifikansi/probabilitas posttest
kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah 0,456 dengan demikian
dapat dikatakan bahwa nilai posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok
eksperimen 2 adalah homogen. Melihat skor signifikansi/probabilitas pretest-posttest
kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, dapat disimpulkan bahwa data
skor pretest-posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 memiliki
varian data yang homogen atau sama.
Setelah uji normalitas dan homogenitas dilkukan kemudian melakukan uji
homogenitas koefisien regresi linier untuk mengetahui kehomogenitasan koefisien
regresi X2 (variabel kovarian=pretest) dengan hasil belajar (Y). Paramenter yang
digunakan untuk menentukan homogenitas koefisien regresi adalah nilai koefisien beta
(B) pada tabel output parameter estimates dan nilai t serta probabilitasnya. Syarat yang
lain adalah bahwa nilai beta (B) haruslah lebih besar sama dengan 0,60 (Budiyono,
2009: 300). Jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka koefisien regresi linier kedua
sampel homogen. Dari uji koefisien regresi linier pada parameter estimates nilai beta
(B) sebesar 0,912 lebih besar dari 0,50, nilai t sebesar 12,405 berada pada
signifikasni/probabilitas 0,000, maka koefisien regresi linier kedua sampel homogen
dan model ANCOVA dapat digunakan.

468 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017

Tabel 5 : Ringkasan Hasil Uji ANCOVA
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: preetest
Source
Type III Sum of
df
Mean Square
Squares
Corrected
9495.539a
2
4747.770
Model
Intercept
1967,625
1
1967,625
posstest
9448.291
1
9448.291

F

Sig.

77.331

.000

38,113

.000
.000

153.892
9.359

treatment
574.591
1
574.591
.003
Error
4052.113
66
61.396
Total
320081.000
69
Corrected
13547.652
68
Total
Dependent Variable: Hasil Belajar
Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, Juni 2017
Berdasarkan hasil uji normalitas yang menunjukkan data berdistribusi normal,
uji homogenitas yang menunjukkan varian data homogen, dan uji homogenitas
koefisien regresi linier yang menunjukkan kedua model beregresi linier maka dapat
dikatakan uji prasyarat telah terpenuhi. Uji analisis berikutnya adalah ANCOVA atau
uji kombinasi analisis regresi dan varians dapat dilihat pada tabel berikut.
Pada varian model pembelajaran yang diberikan, diperoleh nilai F hitung 9,359
dengan signifikansi hitung 0,003. Dikarenakan nilai 0,003 lebih kecil dari α= 0,050,
maka nilai F signifikan. Artinya adalah model pembelajaran Picture and Picture
memberikan dampak yang yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan
menggunakan model pembelajaran Example non Example pada siswa kelas 4 SD N
Gugus Gunung Sumbing.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 SD Gugus Gunung Sumbing dalam pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Picture and Picture lebih tinggi secara signifikan
adari model pembelajaran Example non Example. Hal ini didasarkan pada hasil uji
hipotesis yang menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan uji
ANCOVA yang telah dilakukan terhadap nilai posttest kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2 diperoleh hasil signifikansi/probabilitas 0,000 < 0,05, maka
H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya hasil belajar IPS yang menggunakan model
pembelajaran Picture and Picture lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan
model pembelajaran Example non Example pada penerapan pembelajaran kelas 4 SDN
Gugugus Gunung Sumbing.
Penerapan Picture and Picture dan Example non Example dilihat dari rata-rata
kedua model tersebut kelompok eksperimn 1 nilai pretest dengan rata-rata 65,81
sedangkan kelompok eksperimen 2 dengan nilai rata-rata 65,31 kedua kelompok

Hendri Isyuliyanto Putro | 469

tersebut mempunyai selisih 0,5. Nilai posttest kelompok eksperimen 1 dengan rata-rata
80,48 dan kelompok eksperimen 2 dengan rata-rata 72,50, kedua kelompok tersebut
mempunyai selisih 7,98. Dari hasil pretest dan posttes eksperimen 1 lebih tinggi atau
unggul dibanding dengan eksperimen 2.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maya Putri,
Riyanto M Taruna, Tambat Usman (2016: 4) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture terhadap hasil belajar IPS
siswa kelas IV SD Negeri 1 Rajabasa Raya Tahun Ajaran 2015/2016. Boniran (2017:
111) dalam jurnalnya perbedaan hasil belajar ips melalui metode Picture And Picture
dengan Complette Sentence siswa SDN 1 blembem kabupaten Ponorogo tahun
pelajaran 2015/2016. Putu Chandra Cahyana Putera, Agustini Ketut, Sugihartini
Nyoman (2015: 1) dalam jurnalnya Studi Komparatif Penggunaan Model
Pembelajaran Picture And Picture dan Example Non Example Terhadap Minat Dan
Hasil Belajar Siswa SD Negeri 1 Sawan Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penelitian yang dilakukan oleh I.G.A Riani Wisesa, Md. Putra, DB Kt. Ngr.
Semara Putra (2014: 1) dalam jurnalnya Strategi Peer Lessons Berbantuan Picture And
Picture berpengaruh terhadaphasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 21 Pemecutan
Denpasar Utara Tahun Ajaran 2013/2014. Debi Setiawan, Sugiyono,Endang Uliyanti
(2014: 1) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe
Examples non Examples Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas V SD.
Md. Meilinda Dwi Lestari, DB.Kt.Ngr. Semara Putra, IGAA. Sri Asri (2012: 1)
dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Example non-Example Berorientasi Konflik
Kognitif dengan Siswa yang dibelajarkan Menggunakan Model Konvensional
Terhadap Hasil Belajar IPS kelas V SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran
2012/2013 Sunggudek
Nolpin, Saneba Bonifasius, Jamaludin (2014: 193)
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Model
Pembelajaran Example Non Example Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan
tahun pelajaran 2014/2015.
Simpulan
Penelitian ini menunjukkan hasil belajar IPS menggunakan model
pembelajaran Picture and Picture lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan
model pembelajaran Example non Example. Kesimpulan ini berdasarkan temuan
probabilitas uji ANCOVA 0,000 < 0,05, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
juga didukung oleh rata-rata dari dua sampel hasil posttest pembelajaran Picture and
Picture sebesar 80,48 dan Example non Example 72,50.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka terdapat beberapa saran
yang ditujukan kepada guru, peneliti memebrikan referensi atau tawaran kepada guru
untuk memilih model yang sudah terbukti keampuhannya dan memberikan dampak
terhadap hasil belajara siswa secara signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Picture and
Picture lebih tinggi secarra signifikan dibandingkan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Example non Example pada mata pelajaran IPS.

470 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017

Kemudian untuk peneliti selanjutnya hasi dari penelitian ini dapat digunakan sebagai
referensi atau pedoman bagi peneliti berikutnya, peneliti berikutnya sebaiknya
memperhatikan kekurangan/keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini agar
menjadi perbaikan untuk penelitian berikutnya.
DATAR PUSTAKA
Agus, Suprijono, (2009) Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta.Pustaka Belajar
Ahmad, Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Aris, shoimin. 2014. 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Aris, shoimin. 2014. 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Boniran. 2017. Perbedaan Hasil Belajar Ips Melalui Metode Picture And Picture
Dengan Complette Sentence Siswa SDN 1 Blembem Kabupaten Ponorogo.
Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI). 11 (1) 111-121
Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University
Press.
Debi Setiawan, Sugiyono,Endang Uliyanti. 2014. Pengaruh pembelajaran kooperatif
tipe example non example terhadap hasil belajar ips kelas v sd. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran. 4 (07): 33-42
Djafar, Hamsiah. 2012. “Variasi Bahasa dengan Kaitannya Pembakuan Bahasa
Indonesia”.
http:
//www.uin
alauddin.ac.id/download3.%20Hamsiah_Variasi%20Bahasa.pdf.
Volume
I
Nomor 1, Oktober 2012, halaman 33-40
Gay, 1987 Gay, L.R 1987. Educational Research. New York: Merrill and Macmillan
Pub. and Co.
Huda, M. 2013. Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
I.G.A Riani Wisesa, Md. Putra, DB Kt. Ngr. Semara Putra. 2014. Strategi peer lessons
berbantuan picture and picture berpengaruh terhadaphasil belajar ips siswa kelas
V. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. 2 (01): 1-10
Joyce, B., Calhoun, E., & Weil, M. 2009. Models of Teaching (terjemahan).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Refika
Aditama. Bandung.
Mara samin lubis, Asmalia. 2016. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think
pair share (tps) untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas vii mts.
Negeri lubuk pakam tahun pelajaran 2015/2016. Jurnal pendidikan dan
matematika. 5 (02): 232-242
Maya Putri, Riyanto M Taruna, Tambat Usman. 2016. Pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture terhadap hasil belajar ips. Jurnal Pedagogi. 4
(3) : 4-12

Hendri Isyuliyanto Putro | 471

Md. Meilinda Dwi Lestari, DB.Kt.Ngr. Semara Putra, IGAA. Sri Asri. 2012. Pengaruh
example non-example berorientasi konflik kognitif terhadap hasil belajar ips sd
negeri 10 kesiman pelajaran 2012/2013.mimbar PGSD. 2 (01): 111-118
Putu Chandra Cahyana Putera, Agustini Ketut, Sugihartini Nyoman. 2016. Studi
Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture Dan Example
And Non Example Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Siswa. Kumpulan Artikel
Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI). 5 (2) 1-10
Solihatin, Etin Raharjo. 2007. Cooperative Learning Analisi Model Pembelajaran IPS.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Sugiyono, (2016: Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunggudek Nolpin, Saneba Bonifasius, Jamaludin. 2015. Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Example Non
Example Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan. Jurnal Kreatif Tadulako
Online. 5 (9) 193-204

Dokumen yang terkait

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Khutbah Washil bin Atho' wa ma fiha minal asalib al-insyaiyah al-thalabiyah : dirasah tahliliyah

3 67 62

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Produktivitas sekolah : penelitian di SMK al-Amanah Serpong

20 218 83

Analysis On Students'Structure Competence In Complex Sentences : A Case Study at 2nd Year class of SMU TRIGUNA

8 98 53