PENGARUH PERBANDINGAN HPMC K4M DAN HPMC K100M TERHADAP MUTU FISIK DAN KARAKTERISTIK FLOATING TABLET RANITIDIN HCL

  “JURNAL ILMIAH ILMU KESEHATAN” JENDELA KESEHATAN Vol. 1 No. 1 Halaman. 1-93 Gresik Juni 2016 Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Delima Persada Gresik

  

PENGARUH PERBANDINGAN HPMC K4M DAN

HPMC K100M TERHADAP MUTU FISIK DAN KARAKTERISTIK FLOATING

TABLET RANITIDIN HCL

  Aini Mas’ula Stikes Delima Persada Gresik

  

ABSTRAK

  Dasar pemikiran penelitian ini adalah sistem penghantaran obat gastroretentive dari ranitidin HCl. Sistem penghantaran obat dengan sistem floating menargetkan pelepasan obat di lambung atau usus bagian atas. Ranitidin adalah antagonis reseptor H

  2 , yang

  diserap di bagian atas saluran pencernaan, namun dimetabolisme di usus besar yang dapat menurunkan obat sehingga menyebabkan bioavailabilitas rendah. Oleh karena itu diperlukan sistem penghantaran obat yang dapat ditahan di lambung agar ranitidine dapat diserap di bagian atas saluran pencernaan sehingga meningkatkan bioavailabilitas.

  Empat formula yang berbeda dari ranitidin HCl dibuat dengan metode granulasi basah menggunakan 25% dari hidroksipropil metilselulosa (HPMC) K4M dan HPMC K100M. Rasio hidroksipropil metilselulosa K4M dan hidroksipropil metilselulosa K100M di F1, F2, F3, dan F4 adalah 1: 0, 1: 2, 1: 4, 1: 6. Tablet yang telah dicetak dilakukan evaluasi mutu fisik tablet dan karakteristik floating. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu fisik semakin baik seiring dengan meningkatnya konsentrasi HPMC K100M. Floating lag time, yang merupakan karakteristik tablet floating semakin meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi HPMC K100M. Untuk total waktu floating semua formula dapat mengapung selama lebih dari delapan jam.

  

Kata kunci: ranitidine HCl, tablet floating, HPMC K4M, HPMC K100M.

  41 Hpmc K100m Terhadap Mutu Fisik Dan Karakteristik Floating Tablet Ranitidin Hcl

  42 PENDAHULUAN Ranitidin hidroklorida merupakan antagonis reseptor H

  GRDDS ada beberapa cara, salah satunya dengan sistem floating .

  2

  sediaan diformulasikan dengan basa natrium bikarbonat sehingga jika kontak dengan cairan asam lambung menghasilkan gelembung gas berupa karbondioksida (CO

  effervescent . Pada effervescent floating,

  antara lain effervescent dan non

  al., 2003). FDDS dibagi menjadi dua

  merupakan sistem dengan densitas kecil, yang memiliki kemampuan mengapung dan tinggal lebih lama di lambung. Ketika obat mengapung dalam cairan lambung, bahan obat dilepaskan perlahan sesuai kecepatan pelepasan yang diinginkan (Chawla et

  Floating drug delivery systems (FDDS)

  al. , 2004). Untuk menghasilkan

  2 secara kompetitif

  ini membantu pelepasan obat secara kontinyu untuk mencapai bioavailabilitas yang optimal (Dave et

  drug delivery system (GRDDS). Sistem

  Sistem penghantaran obat yang mempertahankan bentuk sediaan agar tetap di lambung disebut gastroretentive

  Oleh karena itu, dibutuhkan sistem penghantaran obat yang dapat ditahan di lambung (Patel et al., 2007).

  lambung, zollinger-Ellison syndrome, gangguan refluks lambung-esofagus, dan erosi esofagus (Kluwer et al., 2009). Penggunaan oral ranitidin HCl 150 mg, dapat menghambat 95% sekresi asam lambung basal selama 5 jam dikarenakan pada orang dewasa ranitidin HCl memiliki waktu paruh yang pendek antara 1,7-3,2 jam (McEvoy, 2008). Bagi pasien tertentu yang memiliki hipersekresi asam lambung tentu membutuhkan terapi yang lama dan dosis yang lebih tinggi (Dipiro et al., 2008). Penggunaan dosis pada orang dewasa per oral adalah 150 mg dua kali sehari atau 300 mg sekali sehari, bahkan untuk pengobatan erosi esofagus membutuhkan ranitidin HCl 150 mg empat kali sehari (Kluwer et al., 2009). Disamping itu ranitidin HCl diabsorpsi sebagian besar di lambung dan di bagian awal dari usus halus (Arora, 2005). Metabolisme ranitidin HCl di kolon menyebabkan biovailabilitas rendah, sehingga bioavailabilitas absolutnya hanya 50%.

  choice untuk tukak duodenum, tukak

  dan reversibel . Obat ini digunakan secara luas dan merupakan drug of

  ) yang dapat membantu tablet agar mengapung secara maksimal (Arora et al, 2005)

  2 dalam matriks

  K4M (Pharmaceutical Grade, Dow Chemical Company), HPMC K100M (Pharmaceutical Grade, Dow Chemical Company), Magnesium stearat (Pharmaceutical Grade, Peter Greven Partner der Industrie), Laktosa (Pharmaceutical Grade, DMV-Fonterra Excipients), Natrium bikarbonat (Pharmaceutical Grade, PT. Brataco Chemika), KH

  Grade, Orchev Pharma P.Ltd), HPMC

  Ranitidin HCl (Pharmaceutical

  BAHAN DAN ALAT Bahan

  Dari uraian di atas maka dilakukan penelitian tentang pengaruh perbandingan HPMC K4M dan HPMC K100M (1:0, 1:2, 1:4, 1:6) terhadap mutu fisik dan karakteristik floating dari tablet floating lepas lambat ranitidin HCl. Tablet floating ini menggunakan sistem effervescent, dengan natrium bikarbonat sebagai basa dan asam yang dihasilkan lambung.

  floating lag time.

  sehingga dapat meningkatkan total waktu floating (Mostafavi et al., 2011; Padmavathy et al, 2010). Namun HPMC K100M mengalami hidrasi yang lambat sehingga dapat memperlama

  • –120000 mPa s (Rowe et

  kemampuan swelling lebih besar dan dapat menahan CO

  Hpmc K100m Terhadap Mutu Fisik Dan Karakteristik Floating Tablet Ranitidin Hcl

  al. , 2009). HPMC K100M memiliki

  Penggunaan matriks HPMC K4M tunggal pada tablet floating menghasilkan pelepasan yang terlalu besar dan kemampuan mengapung yang tidak terlalu besar, sehingga diperlukan penambahan matriks dengan viskositas yang lebih tinggi untuk menghambat pelepasan bahan obat (Rahardjo, 2011). HPMC K100M merupakan HPMC dengan viskositas tertinggi yaitu larutan dalam air 2% memiliki viskositas sebesar 80000

  al., 2009).

  maupun non effervescent (Dehghan and Khan., 2009). Sistem matriks floating yang mengandung HPMC sebagai matriks dapat mengembang setelah kontak dengan cairan lambung dan membentuk lapisan gel yang mengontrol pelepasan obat (Kumar et

  floating system, baik effervescent

  hidrofilik yang dapat mengembang dan sering digunakan untuk metode

  se (HPMC) merupakan matriks

  43 Bentuk floating system banyak diformulasi dengan menggunakan matriks-matriks hidrofilik, karena saat polimer terhidrasi densitasnya menurun akibat pengembangan matriks (Saifullah dkk,2007).Hydoxyprophylmethylcellulo

  2 PO4 (Pro analysis, Hpmc K100m Terhadap Mutu Fisik Dan Karakteristik Floating Tablet Ranitidin Hcl

  44 Merck), NaOH (Pro analysis, Sigma Aldrich Company), HCl (Pro analysis, Sigma Aldrich Company).

  granul. Massa granul yang telah terbentuk diayak dengan pengayak ukuran 1,4 mm dan dikeringkan dalam

  Perbandingan selisih bobot jenis nyata (bulk density : Db) dan bobot jenis

  Moisture Analyzer HB43-S. Uji Indeks Kompresibilitas

  Penentuan kandungan lengas dalam granul dilakukan menggunakan alat

  Pemeriksaan mutu fisik granul Uji Kandungan Lengas Granul

  manual menggunakan mesin pencetak tablet hydraulic press dengan punch diameter 13 mm. Setelah tablet dicetak, dilakukan uji mutu fisik tablet yang meliputi uji kerapuhan dan uji kekerasan, uji keseragaman sediaan, serta uji karakteristik floating yang meliputi floating lag time dan total waktu floating.

  tumbling mixer . Tablet dicetak secara

  jam. Granul yang telah kering kemudian diayak lagi dengan pengayak ukuran 1,0 mm, lalu ditambah dengan fase eksternal yaitu natrium bikarbonat dan magnesium strearat, dicampur dengan

  tray dryer pada suhu 40 C selama 24

  spraying sampai terbentuk massa

  Alat

  Campuran serbuk digranulasi dengan aquades yang ditambahkan secara

  dilution dalam mortir sampai homogen.

  Ditimbang bahan-bahan dalam jumlah yang sesuai dengan bobot sesuai rancangan formula Tabel 1. Ranitidin HCl, HPMC K4M, HPMC K100M, dan laktosa dicampur secara geometric

  Pembuatan Tablet Floating Ranitidine HCl menggunakan metode granulasi basah

  (Jasco FT-IR/5300), mortir dan stamper, Hygrometer, DTA (Differential Thermal Analyzer) Mettler Toledo.

  tumbling mixer , spektrofotometer FTIR

  untuk uji sifat alir granul, alat uji kompresibilitas : Erweka AR400, seperangkat pengayak test sieve (Retch), Moisture Analyzer HB43-S,

  Electronic , seperangkat alat corong

  Spektrofotometer UV-Vis (Cary 50 WinUV), Alat uji disolusi dengan pengaduk dayung (Erweka type DT 700) , Mesin Hidraulic Press (Graseby Specac), Alat uji kekerasan : Erweka Tipe TBH-220, Alat uji kerapuhan : Erweka Tipe TAP, Neraca analitik, Punch no.13, pH meter SCHOTT glass mainz tipe CG 842, Tray dryer Heraeus

METODE PENELITIAN

  Hpmc K100m Terhadap Mutu Fisik Dan Karakteristik Floating Tablet Ranitidin Hcl

  mampat (tapped density : Dt) yang telah Kecepatan alir dan sudut diam diukur dalam menggunakan gelas ukur ditentukan dengan cara mengalirkan 100 ml, dan alat Erweka AR400 Tap. sejumlah granul melalui corong dengan Indeks kompresibilitas dapat dihitung dasar lubang yang tertutup, waktu dengan rumus sebagai berikut : pengukuran dilakukan pada saat Indeks Kompresibilitas (%) = dibukanya lubang corong sampai

  Keterangan : seluruh granul keluar dari corong. Dt = Bobot jenis nyata (g/ml) Db = Bobot jenis mampat (g/ml) Satuan kecepatan alir ditulis dalam Penentuan Kecepatan Alir dan Sudut Diam Granul Tabel 1. Formula tablet floating ranitidin HCl dengan matriks HPMC K4M dan HPMC K100M (1 tablet)

  BAHAN F 1 (mg) F 2 (mg) F 3 (mg) F 4 (mg) Ranitidin HCl 150 150 150 150 HPMC K4M 137,5 45,8 27,5 19,6 HPMC K100M 91,7 110 117,9 - Natrium bikarbonat 82,5 82,5 82,5 82,5 Mg stearat 5,5 5,5 5,5 5,5 Laktosa 174,5 174,5 174,5 174,5

  Berat tablet 550 550 550 550

  Keterangan : total matriks tiap formula 25% F 1 : Formula tablet floating ranitidin HCl tanpa HPMC K100M (1:0) (kontrol) F 2 : Formula tablet floating ranitidin HCl dengan kadar HPMC K4M : HPMC K100M (1:2) F 3 : Formula tablet floating ranitidin HCl dengan kadar HPMC K4M : HPMC K100M (1:4) F 4 : Formula tablet floating ranitidin HCl dengan kadar HPMC K4M : HPMC K100M (1:6) α = sudut diam

  gram/detik. Pengukuran sudut diam

  h= tinggi kerucut (cm) r = jari-jari kerucut (cm)

  dilakukan dengan mengukur tinggi serta

  Jumlah Fines

  jari-jari lingkaran atas kerucut granul Penentuan jumlah fines dilakukan yang terbentuk yang terbentuk setelah dengan alat Retsch Vibrator 3D. pengaliran, dihitung dengan rumus

  Dengan cara menimbang ± 10 g granul sebagai berikut :

  • 1

  , menyiapkan pengayak sieve (Retch) h/r α°= tan

  Keterangan :

  dengan no. mesh 140, susunan tersebut

  45 Hpmc K100m Terhadap Mutu Fisik Dan Karakteristik Floating Tablet Ranitidin Hcl

  46 diletakkan di atas Retsch Vibrator 3D. Kemudian pengayak digetarakan dengan kecepatan getaran 50 rpm selama 10 menit, lalu ditimbang bobot serbuk hasil ayakan yang berada di pan (fines). Jumlah fines dalam granul dihitung dengan cara sebagai berikut:

  1 Keterangan : W = Berat tablet sebelum diuji W 1 = Berat tablet sesudah diuji

  Analisis data

  Tablet dimasukkan ke dalam alat uji disolusi menggunakan paddle tipe II USP yang berisi larutan HCl 0,1 N 900 ml pada suhu 37±0,5 C dengan kecepatan pengadukan 50 rpm, diamati total waktu tablet mulai mengapung sampai tablet kembali tenggelam.

  Uji Total Waktu Floating

  C dengan kecepatan pengadukan 50 rpm, diamati waktu yang diperlukan tablet ranitidin HCl untuk mulai mengapung (floating) dan dilakukan secara visual.

  o

  Tablet dimasukkan ke dalam alat uji disolusi menggunakan paddle tipe II USP, yang berisi larutan HCl 0,1 N 900 ml pada suhu 37±0,5

  Karakteristik floating tablet Uji Floating Lag Time

  % Kerapuhan = W x 100% W

  % 100

  Ditimbang sejumlah tablet dengan berat setara dengan 6 gram, tablet dijepit dengan pinset kemudian dibersihkan dengan kuas secara hati- hati, kemudian ditimbang, lalu dimasukkan ke dalam alat penguji kerapuhan Erweka Friabilator Type TAP selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm. Setelah diputar tablet dikeluarkan dari alat dan dibersihkan dengan kuas secara hati-hati, kemudian ditimbang kembali dan dihitung menggunakan rumus :

  Uji Kerapuhan Tablet

  kekerasannya dengan cara memberi beban pada tablet. Saat tablet pecah pada alat akan terbaca beban atau gaya maksimum yang dapat diterima oleh tablet.

  Tester . Diambil 10 tablet, diukur

  Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat Tablet Hardness

  Mutu fisik tablet Uji Kekerasan Tablet

  x g W Jumlah fines

  10

  Dari hasil uji rata-rata kekerasan, kerapuhan, floating lag time, dan total waktu floating tablet ranitidin HCl yang dibuat dengan matriks kombinasi HPMC K4M dan HPMC K100M, dilihat grafik hubungan perbandingan HPMC K4M dan HPMC K100M (1:0, Hpmc K100m Terhadap Mutu Fisik Dan Karakteristik Floating Tablet Ranitidin Hcl

  1:2, 1:4, 1:6) terhadap masing-masing dan karakteristik floating tablet ranitidin hasil uji. Selanjutnya akan dilakukan HCl dengan de rajat kepercayaan 0,95 (α analisis statistik untuk mengetahui ada = 0,05). atau tidaknya perbedaan bermakna antar formula dengan metode analisis varian HASIL DAN PEMBAHASAN

  One Way ANOVA, selanjutnya Hasil pemeriksaan granul yaitu

  dilakukan analisis dengan uji Honesty kandungan lengas, indeks

  Significant Difference. Analisis statistik kompresibilitas, kecepatan alir, dan yang dilakukan meliputi data mutu fisik jumlah fines dapat dilihat pada Tabel 2.

  Tabel 2. Hasil pemeriksaan mutu fisik granul ranitidin HCl dengan matriks kombinasi HPMC K4M dan HPMC K100M Pemeriksaan F 1 (1:0) F 2 (1:2) F 3 (1:4) F 4 (1:6) Kandungan lengas (%) 1,94 ± 0,08 1,84 ± 0,06 1,66 ± 0,04 1,88 ± 0,02

  

Indeks Kompresibilitas (%) 17,83 ± 0,90 19,74 ±1,87 20,35 ± 1,48 19,26 ± 1,09

Kecepatan alir (g/ detik) 5,48 ± 0,65 5,25 ± 0,29 5,55 ± 0,10 5,56 ± 0,21

Sudut diam ( ) 32,49 ± 0,52 32,71 ± 1,23 33,09 ± 0,52 32,47 ± 0,70

Jumlah fines (%) 13 ± 0,00 11,67 ± 0,58 11,67 ± 1,15 12,67 ± 0,58

  mengalir kurang optimal (Siregar, Berdasarkan interpretasi Carr’s Indeks kompresibilitas untuk sifat alir, 2010). keempat formula termasuk kategori Hasil pemeriksaan mutu fisik tablet cukup baik dan perlu ditambahkan ranitidine HCl dapat dilihat pada Tabel glidan untuk meningkatkan sifat alirnya

  3. Berdasarkan data pada tabel tersebut agar semakin baik (Wells., 1988). menunjukkan bahwa semua formula Dari uji indeks kompresibilitas dan memenuhi persyaratan kekerasan tablet pemeriksaan sudut diam, granul lepas lambat dan pada perbandingan termasuk kategori cukup baik. Hal ini kombinasi matriks HPMC K4M dan dapat disebabkan karena jumlah fines. HPMC K100M (1:0, 1:2, 1:4, 1:6) dapat Dari keempat formula jumlah fines meningkatkan kekerasan pada tablet cukup tinggi, namun semua formula floating ranitidin HCl. Untuk kerapuhan masih memenuhi persyaratan jumlah tablet, semua formula memenuhi fines, yaitu ≤ 20%. Jumlah fines yang persyaratan kerapuhan tablet ≤ 1%, dan relatif tinggi dapat menurunkan sifat pada perbandingan kombinasi matriks alir, sehingga kemudahan untuk HPMC K4M dan HPMC K100M (1:0,

  47 Hpmc K100m Terhadap Mutu Fisik Dan Karakteristik Floating Tablet Ranitidin Hcl

  48 1:2, 1:4, 1:6) dapat menurunkan kerapuhan pada tablet floating ranitidin

  HCl. Tabel 3. Hasil pemeriksaan kekerasan (Kp) tablet floating ranitidin HCl dengan matriks kombinasi HPMC K4M dan HPMC K100M

  Parameter F 1 F 2 F 3 F 4

  Kekerasan 8,97 ± 0,50 9,59 ± 0,55 10,01 ± 0,53 10,47 ± 0,41 Kerapuhan 0,55 ± 0,03 0,46 ± 0,03 0,46 ± 0,02 0,35 ± 0,02

  Tabel 4. Hasil floating lag time dan total waktu floating tablet floating ranitidin HCl dengan matriks kombinasi HPMC K4M dan HPMC K100M

Parameter F 1 F 2 F 3 F 4

  Floating Lag Time (detik) 19,47 ± 2,14 23,35 ± 1,45 26,17 ± 1,04 35,70 ± 4,79 Total waktu Floating (menit) > 480 > 480 > 480 > 480

  Dari hasil analisis statistik, baik kekerasan maupun kerapuhan diperoleh nilai Sig kurang dari 0,05 yaitu sebesar nilai 0,000 sehingga terdapat perbedaan yang bermakna antar formula.

  Hasil uji karakteristik floating dapat dilihat pada Tabel 4. Semua formula memiliki floating lag time yang sangat baik yaitu kurang dari 15 menit sebagaimana sediaan GRDDS yang baik (Patel et al., 2010). Sedangkan untuk total waktu floating semua formula memiliki total waktu floating lebih dari 8 jam sehingga efek lepas lambat dapat tercapai (Khan and Bajpai, 2010). Dari data yang dihasilkan diketahui bahwa dengan peningkatan kadar HPMC K100M dalam matriks kombinasi HPMC K4M dan HPMC K100M menghasilkan floating lag time yang semakin meningkat. Sedangkan untuk total waktu floating, semua formula dapat mengapung lebih dari 8 jam. Namun dalam penelitian ini tidak dapat dilihat perbedaan total waktu

  floating dikarenakan uji yang dilakukan hanya selama 8 jam saja.

  Uji statistik pada karakteristik

  floating hanya dilakukan untuk floating lag time saja karena pada uji total waktu floating semua formula masih

  mengapung lebih dari 8 jam. Dari hasil statistik floating lag time dengan derajat kepercayaan 95%

  (α = 0,05) diperoleh nilai Sig kurang dari 0,05 yaitu sebesar nilai 0,001 sehingga terdapat perbedaan bermakna antar formula.

  KESIMPULAN

  Dari semua hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar HPMC K100M dalam matriks Hpmc K100m Terhadap Mutu Fisik Dan Karakteristik Floating Tablet Ranitidin Hcl

UCAPAN TERIMA KASIH

  49 kombinasi HPMC K4M dan HPMC K100M menghasilkan mutu fisik yang baik yaitu kekerasan yang meningkat dan kerapuhan yang menurun. Untuk karakteristik floating tablet ranitidin HCl, disimpulkan bahwa dengan peningkatan kadar HPMC K100M dalam matriks kombinasi dapat meningkatkan floating lag time, dengan total waktu floating lebih dari 8 jam.

  p.562-563 Khan, A.D., and Bajpai, M., 2010. Floating Drug Delivery System: An Overview. International Journal

  Information. Maryland :

  McEvoy, D.K., 2008. AHFS Drug

  american Association of Pharmaceutical Scientists PharmSciTech, Vol. 9 No.2, p.480-485.

  Kumar, P., Singh, S. and Mishra, B., 2008. Floating osmotic drug delivery system of ranitidine hydrochloride: development and evaluation-a technical note.

  Facts&Comparison Publishing Group.p. 846-849

  and Comparisons Pocket Version 2009 Edition. California :

  Kluwer, Wolters., 2009. Drug Facts

  of PharmTech Research, Vol. 2 No.4, pp. 2497-2505.

  Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach 7 th ed. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.

  Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang telah menyediakan segala fasilitas terkait penelitian ini, PT. Menjangan Sakti yang bersedia memberikan sampel bahan polimer.

  2(1): 23-44 (e215p33-54) Dipiro, Joseph T., 2008.

  Health Research., March 2009;

  Gastroretentive drug delivery systems: A patent perspective: Review Article, Int Journal of

  Sci. Tech., Vol. 5 Issue 2, p. 1-6 Dehghan, M., and Khan, M.F., 2009.

  Dave, B.S., A.F. Amin and M.M. Patel, 2004. Gastroretentive drug delivery system of ranitidine hydrochloride formulation and in vitro evaluation. AAPS Pharm.

  Pharmaceutical Technology, p.50-68.

DAFTAR PUSTAKA

  Gastroretention a means to address regional variability in intestinal drug absorption.

  article 47, p. E372 – E390. Chawla, G., Gupta, P., Koradia, V. and Bansal, A.K., 2003.

  AAPS PharmSciTech 2005; 6 (3)

  Arora, S., Ali, J., Ahuja, A., Khar, R.K., and Baboota, S., 2005. Floating Drug Delivery System: A Review.

  Hpmc K100m Terhadap Mutu Fisik Dan Karakteristik Floating Tablet Ranitidin Hcl

  American Society of Health- System Pharmacists, Inc., p.968- Rahardjo, J.P., 2011. Pengaruh 972

  Peningkatan Kadar HPMC K4M terhadap Mutu Fisik, Karakteristik Mostafavi ,

  A., Emami a , J., Varshosaz a , Floating, dan Pelepasan Tablet J., Davies b , N.M., and Floating lepas lambat Ranitidin Rezazadeh

a, M., 2011. HCl dengan Metode Granulasi

  Development of a prolonged- Basah. Skripsi Fakultas Farmasi release gastroretentive tablet Universitas Airlangga. formulation of ciprofloxacin Rowe, R.C., Sheskey, P. J., and Quinn, hydrochloride: Pharmacokinetic M. E., 2009. Handbook of

  th

  characterization in healthy human Pharmaceutical Excipients, 6 volunteers. International Journal Edition. London : Pharmaceutical

  

of Pharmaceutics, Vol. 409, Press., p. 326-329; 359-361; 581-

  p.128 585; 629-633; 404-407.

  • –136 Patel J.K., Raval J.A., Li N., and Patel Saifullah, T.N., Syukri, Y. dan Utami,

  M.M., 2007. Ranitidine R., 2007. Profil pelepasan hydrochloride floating matrix propanolol HCl dari tablet lepas tablets based on low density lambat dengan sistem floating powder : effects of formulation menggunakan matriks methocel and processing parameters on K15M. Majalah Farmasi drug release. Asian Journal of Indonesia, Vol.18 No.1, p.48-55.

  Pharmaceutical Sciences , 2 :

  130-142 Siregar, Charles J.P., 2010. Teknologi

  Farmasi Sediaan Tablet Dasar-

  Patel, M.P., Patel, J., Patel, R., and Dasar Praktis. Jakarta : ECG, Patel, K., 2010. Effect of p.33. formulation variables on the development of novel controlled Wells, J.I., 1988. Pharmaceutical release floating matrix tablets of Preformulation : The cefixime. International Journal Physicochemical Properties of

  

of Drug Delivery, Vol. 3, p.525- Drug Substances. New York :

  534 Ellis Horwood Limited, p.209-214

  50 Hpmc K100m Terhadap Mutu Fisik Dan Karakteristik Floating Tablet Ranitidin Hcl

  51

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26