Putusan No. 16 Pdt.G 2017

  

P U T U S A N

  Nomor 16/Pdt.G/2017/PA.Kras

  

مﯾﺣرﻟا نﻣﺣرﻟا ﷲ مﺳﺑ

  DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili perkara pada tingkat pertama dalam sidang majelis telah menjatuhkan putusan perkara cerai gugat antara : Penggugat, tempat/tanggal lahir Amlapura,16 Juli 1973, agama Islam, pendidikan SLTA, Pekerjaan DPKP Karangasem, tempat tinggal di Lingkungan Karanglangko, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, sebagai Penggugat; melawan

  Tergugat, tempat/tanggal lahir Mendoyo Dauh Tukad,17 Agustus 1977, agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan Wiraswasta, tempat tinggal di JL.Tunjung Tutur 3 No.1 Desa Peguyangan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Madya Denpasar, sebagai Tergugat;

  Pengadilan Agama tersebut; Telah mempelajari surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini; Telah mendengar keterangan Penggugat dipersidangan; Telah memeriksa bukti-bukti Penggugat di persidangan;

  DUDUK PERKARA Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 9 Agustus 2017 telah mengajukan gugatan cerai yang telah didaftar di Kepaniteraan

  Pengadilan Agama Karangasem dengan register nomor 16/Pdt.G/2017/PA.Kras tanggal 9 Agustus 2017 dengan dalil-dalil sebagai berikut:

  1. Bahwa pada tanggal 1 Juni 2000 Penggugat dengan Tergugat melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Mendoyo sebagaimana Kutipan Akta Nikah Nomor 05/01/VI/2000,tanggal 2 Juni 2000;

  2. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di Lingkungan Batu Aya di JL.Diponogoro,Kelurahan Karangasem,Kecamatan Karangasem,Kabupaten Karangasem selama 1 (satu) tahun kemudian pindah ke Denpasar di JL.Sulatri Kesiman Kecamatan Denpasar Timur Kota Madya Denpasar selama 1(satu) tahun,kemudian pindah lagi ke Peguyangan Kaja JL.Ahmad Yani Utara di Denpasar selama 1(satu) tahun dan selanjutnya tinggal di JL.Tunjung Tutur 3 No.1 di Peguyangan Kelurahan Peguyangan Kaja,Kecamatan Denpasar Utara dan sebagai tempat kediaman bersama terakhir;

  3. Bahwa selama pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat telah hidup rukun sebagaimana layaknya suami istri dan telah dikaruniai 4 (empat) orang anak bernama :

  • Anak;
  • Anak;
  • Anak;

  • Anak; sekarang anak tersebut tinggal bersama saya selaku ibu kandung;

  4. Bahwa sejak 27 Desember 2009 ketentraman rumah tangga Penggugat dengan Tergugat mulai tidak harmonis dengan adanya perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan :

  • Bahwa suami menikah lagi tanpa sepengetahuan is
  • Bahwa saya tidak pernah menerima nafkah sewajarnya dengan

  4(empat) orang anak;

  • Bahwa selama perpisahan yang bersangkutan tidak pernah

  menjenguk anak;

  5. Bahwa puncak ketidakharmonisan antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak ada komunikasi lagi,Penggugat dengan Tergugat telah pisah rumah/pisah ranjang,yang meninggalkan tempat kediaman bersama adalah Penggugat;

  6. Bahwa dengan kejadian tersebut rumah tanga antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak dapat dibina dengan baik sehingga tujuan perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah,mawaddah dan rahmah sudah sulit diwujudkan lagi dan karenanya agar masing-masing pihak tidak melanggar norma hukum dan norma agama maka perceraian merupakan jalan terakhir bagi Penggugat untuk menyelesaikan permasalahan dengan Tergugat;

  7. Bahwa Penggugat bersedia membayar biaya perkara sesuai dengan ketentuan yang berlaku; Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas,Penggugat mohon agar Bapak

  Ketua Pengadilan Agama Karangasem cq.Majelis Hakim segera memeriksa dan mengadili perkara ini,selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi:

  Primer

  1. Mengabulkan gugatan Penggugat;

  2. Menjatuhkan talak satu Ba’in Sughra dari Tergugat kepada Penggugat;

  3. Membebankan biaya dalam perkara ini sesuai hukum; Subsider: Apabila Majelis Hakim berpendapat lain,mohon putusan yang seadil-adilnya.

  Bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan, Penggugat datang sendiri menghadap di persidangan dan Tergugat tidak datang menghadap di persidangan dan juga tidak mewakilkan kepada orang lain sebagai kuasanya meskipun Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut oleh Juru sita pengganti Pengadilan Agama Karangasem dengan cara delegasi relass melalui Juru sita pengganti Pengadilan Agama Denpasar, sedangkan tidak ternyata bahwa ketidak hadirannya didasarkan pada suatu alasan yang sah yang dibenarkan oleh hukum ;

  Bahwa majelis hakim telah berupaya menasehati Penggugat agar mempertahankan keutuhan rumah tangganya dengan Tergugat namun tidak berhasil, dan pula Majelis Hakim menyatakan upaya mediasi terhadap kedua belah pihak juga tidak dapat dilaksanakan karena Tergugat tidak pernah hadir;

  Bahwa kemudian dibacakan surat gugatan Penggugat yang maksud dan isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat dengan menambahkan keterangan secara lisan sebagaimana terdapat pada berita acara sidang perkara ini;

  Bahwa, untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan alat-alat bukti berupa: A. Surat;

  1. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor 05/01/VI/2000, yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana, tanggal 2 Juni 2000, telah bermaterai cukup, dinazzegelen dan cocok dengan aslinya, diberi tanda P.1;

  2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Ni Nengah Arsani, NIK.

  5107045607730007, yang dikeluarkan oleh Disduk Capil Kecamatan Karangasen, Kabupaten Karangasem, tanggal 28 Desember 2015, telah bermaterai cukup, dinazzegelen dan cocok dengan aslinya, diberi tanda P.2;

  B. Saksi;

  1. Saksi, tempat dan tanggal lahir Karangasem tanggal 03 Januari 1975 (umur 42 tahun), agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di Br. Dinas Kecicang Islam,

  Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, dibawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:

  Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat sebagai teman

  • dekat Penggugat dan Tergugat; Bahwa akhir 2003 saksi pernah bekerja sebagai sopir mobil Box di
  • tempat usaha Penggugat dan Tergugat; Bahwa pada saat saksi mengenal Penggugat dan Tergugat,
  • Penggugat dan Tergugat sudah berstatus sebagai pasangan suami isteri; Bahwa selama menikah Penggugat dan Tergugat sudah dikarunia 4
  • orang anak dan sekarang dalam asuhan Penggugat; Bahwa Penggugat dan Tergugat tinggal berumah tangga dirumah
  • kontrakan di Galiran Karangasem, kemudian pada tahun 2004 Penggugat dan Tergugat pindah ke Denpasar kerumah orangtua Tergugat karena usaha Tergugat mengalami kebangkrutan; Bahwa sepengetahuan saksi kehidupan rumah tangga Penggugat - dan Tergugat awalnya rukun dan harmonis, saksi juga tidak pernah melihat Penggugat dan Tergugat berselisih dan bertengkar; Bahwa Penggugat sering curhat kepada saksi mengenai keadaan
  • rumah tangganya yang tidak harmonis karena sering bertengkar; Bahwa menurut cerita Penggugat sejak tahun 2007 kehidupan
  • rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai tidak harmonis disebabkan faktor ekonomi Tergugat tidak pernah memberikan
nafkah kepada Penggugat karena usaha Tergugat yang macet dan Tergugat menikah lagi dengan perempuan lain; Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut akhirnya tahun

  • 2009 Penggugat pulang kerumah orangtua Penggugat di Karangasem sedangkan Tergugat tetap tinggal dirumah orangtuanya di Denpasar; Bahwa selama berpisah tersebut saksi pernah mengantar Penggugat - ke rumah orangtua Tergugat di Denpasar, dirumah tersebut yang ada hanya orangtua Tergugat sedangkan Tergugat tidak lagi tinggal dirumah tersebut, dengan maksud untuk membicarakan nafkah keempat orang anak Penggugat dan Tergugat; Bahwa saksi dan keluarga Penggugat sudah menasehati Penggugat - dan Tergugat untuk kembali rukun namun tidak berhasil;

  2. Saksi, tempat dan tanggal lahir Karangasem tanggal 25 Maret 1953 (umur 64 tahun), agama Hindu, pendidikan SLTA, pekerjaan tidak ada, bertempat tinggal di Jalan Tengku Umar, Lingkungan Celuk Negara, Kelurahan Karangasem Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem;

  Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat karena saksi

  • sepupu 2 kali Penggugat; Bahwa Penggugat dan Tergugat merupakan pasangan suami isteri;

  Bahwa selama menikah Penggugat dan Tergugat sudah dikarunia 4 orang anak dan sekarang dalam asuhan Penggugat;

  Bahwa Penggugat dan Tergugat tinggal berumah tangga dirumah

  • kontrakan di Galiran Karangasem, kemudian Penggugat dan Tergugat pindah ke Denpasar kerumah orangtua Tergugat kurang lebih 1 tahun; Bahwa sepengetahuan saksi kehidupan rumah tangga Penggugat - dan Tergugat awalnya rukun dan harmonis namun sekarang sudah tidak harmonis karena sering bertengkar; Bahwa saksi tidak pernah melihat Penggugat dan Tergugat - berselisih dan bertengkar, saksi mengetahui keduanya tidak harmonis dari cerita Penggugat; Bahawa menurut cerita Penggugat perselisihan dan pertengkaran
  • antara Penggugat dan Tergugat disebabkan karena usaha Tergugat sebagai Sales mengalami kebangkrutan dan akhirnya tidak bisa memberikan nafkah kepada Penggugat, Tergugat menikah lagi dengan perempuan lain; Bahwa sejak tahun 2009 Penggugat pulang kerumah orangtua
  • Penggugat di Karangasem sedangkan Tergugat tetap dirumah orangtuanya di Denpasar; Bahwa selama berpisah Tergugat pernah datang mengunjungi
  • Penggugat; Bahwa saksi dan keluarga Penggugat sudah menasehati Penggugat - dan Tergugat untuk kembali rukun namun tidak berhasil;

  Bahwa terhadap keterangan para saksi tersebut di atas, Penggugat menyatakan tidak keberatan dan membenarkannya;

  Bahwa, Penggugat telah menyampaikan kesimpulannya secara lisan bahwa Penggugat tetap pada pendiriannya untuk bercerai serta mohon putusan;

  Bahwa, untuk mempersingkat uraian putusan ini, ditunjuk hal-hal sebagaimana termuat dalam berita acara sidang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini;

  PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat sebagaimana telah diuraikan di atas; Menimbang, bahwa perkara ini mengenai gugatan cerai yang diajukan oleh pihak yang beragama islam dan atau peristiwa hubungan hukum perkawinan yang dilakukan para pihak beragama islam, oleh karenanya berdasarkan Pasal 49 (a) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 tahun 2009, maka perkara aquo merupakan kewenangan absolute Peradilan Agama;

  Menimbang Majelis Hakim telah berupaya menasehati Penggugat agar Penggugat kembali hidup rukun dengan Tergugat namun tidak berhasil, upaya damai mana telah dilaksanakan secara maksimal oleh Majelis Hakim sesuai dengan ketentuan Pasal 82 Undang-undang No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana diubah dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2006 jo

  pasal 31 Peraturan P emerintah No. 9 tahun 1975 jo. Pasal 143 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia;

  Menimbang, bahwa Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut akan tetapi Tergugat tidak datang menghadap di persidangan dan tidak terbukti tidak datangnya tersebut disebabkan oleh suatu alasan yang sah, maka Majelis Hakim menyatakan bahwa Tergugat yang telah dipanggil secara sah dan patut untuk datang menghadap di persidangan tidak hadir, maka putusan atas perkara ini dapat dijatuhkan tanpa hadirnya Tergugat (verstek);

  Menimbang, bahwa mengenai kewajiban adanya mediasi sebagaimana dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, Pasal 17 ayat (1) dari PERMA tersebut menentukan kehadiran kedua belah pihak sebagai syarat formal untuk dapat dilaksanakannya mediasi, oleh karena Tergugat tidak pernah hadir dipersidangan maka upaya mediasi tidak dapat dilaksanakan;

  Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 149 ayat (1) R.Bg yaitu putusan yang dijatuhkan tanpa hadirnya Tergugat dapat dikabulkan sepanjang berdasarkan hukum dan beralasan, oleh karenanya Majelis Hakim tetap memerintahkan wajib bukti kepada Penggugat;

  Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memerintahkan kepada Penggugat untuk membuktikan dalil gugatannya, untuk itu Penggugat telah mengajukan bukti tertulis dan dua orang saksi;

  Menimbang, bahwa bukti P.1 (fotokopi kutipan akta nikah) yang menjelaskan mengenai Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan perkawinan pada tanggal 1 Juni 2000 tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana, Majelis Hakim menilai sebagai akta autentik karena dibuat oleh pejabat umum yang berwenang sebagaimana ditentukan pasal 1868 KUH Perdata sehingga secara formil dapat diterima sebagai alat bukti serta mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat;

  Menimbang, bahwa dari bukti P.2 diketahui bahwa Penggugat tercatat sebagai penduduk Kabupaten Karangasem yang merupakan wilayah Yuridiksi Pengadilan Agama Karangasem sesuai ketentuan Pasal 73 ayat 1 Undang- Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana diubah dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2006;

  Menimbang, bahwa berkaitan alasan perceraian yang diajukan oleh Penggugat dalam gugatannya mengenai adanya perselisihan dan pertengkaran yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat, maka berdasarkan ketentuan

  Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 134 Kompilasi Hukum Islam bahwa Majelis Hakim juga harus mendengar keterangan saksi-saksi yang berasal dari keluarga atau orang dekat kedua pihak tersebut untuk itu Penggugat telah mengajukan 2 orang saksi;

  Menimbang, bahwa saksi Penggugat, sudah dewasa dan sudah disumpah, sehingga memenuhi syarat formal sebagaimana diatur dalam Pasal 172 ayat 1 angka 4 dan 5 R.Bg;

  Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi 1 dan saksi 2 Penggugat mengenai adanya perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat (dalil gugatan Penggugat angka 4), kedua saksi Penggugat tidak pernah melihat dan mendengar sendiri hanya mendengar cerita dari Penggugat, oleh karena itu keterangan kedua saksi tersebut dinilai sebagai keterangan tidak langsung (de auditu) dan secara materil tidak memenuhi syarat sebagaimana telah diatur dalam Pasal 308 R.Bg., sehingga keterangan saksi tersebut tidak memiliki nilai kekuatan pembuktian dan tidak dapat diterima sebagai alat bukti;

  Menimbang, bahwa keterangan saksi 1 dan saksi 2 yaitu mengenai pisah rumah antara Penggugat dan Tergugat sejak tahun 2009 yang lalu sampai sekarang merupakan fakta yang dilihat sendiri dan relevan dengan dalil angka 5 yang harus dibuktikan oleh Penggugat, oleh karena itu keterangan saksi tersebut telah memenuhi syarat materiil sebagaimana telah diatur dalam

  Pasal 308 R.Bg. sehingga keterangan saksi tersebut memiliki kekuatan pembuktian dan dapat diterima sebagai alat bukti; Menimbang, bahwa keterangan saksi 1 dan saksi 2 mengenai kejadian- kejadian dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat tersebut bersesuaian dan cocok antara satu dengan yang lain oleh karena itu keterangan dua orang saksi tersebut memenuhi Pasal 308 dan Pasal 309 R.Bg.;

  Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.1 dan P.2, dan keterangan para saksi, terbukti fakta kejadian sebagai berikut:

  1. Bahwa Penggugat dengan Tergugat merupakan pasangan suami isteri yang menikah pada tanggal 1 Juni 2000;

  2. Bahwa sejak tahun 2009 antara Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah sampai dengan sekarang;

  3. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah diupayakan damai namun tidak berhasil;

  Menimbang, bahwa meskipun saksi-saksi tidak ada yang mendengar dan melihat pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat, namun Majelis Hakim berpendapat bahwa pertengkaran dan perselisihan tidak selalu berbentuk pertengkaran fisik, perbuatan adu otot atau perilaku aneh dalam keluarga serta perselisihan dan pertengkaran suami isteri tidak selalu diketahui orang lain, bahkan seringkali orang tidak mengetahui sama sekali adanya pertengkaran suami isteri yang terjadi di sebelah rumahnya bahkan dalam satu rumah, dan seringkali orang hanya mengetahui perpisahan tempat tinggal sebagaimana yang terjadi dalam perkara a quo, perpisahan tempat tinggal sudah merupakan petunjuk adanya pertengkaran dan perselisihan terus menerus, sehingga keterangan para saksi yang mengetahui perpisahan tempat tinggal dan tidak saling memperdulikan antara Penggugat dan Tergugat sudah cukup menjadi bukti bahwa antara Penggugat dan Tergugat terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus, sebagaimana kaidah hukum yang terdapat di dalam Yurisprudensi MARI Nomor : 1354 K/Pdt/2000, tanggal 08 September 2003;

  Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas dapat disimpulkan fakta hukum sebagai berikut:

  1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah pasangan suami istri yang sah;

  2. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus;

  3. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah diupayakan damai namun tidak berhasil;

  Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas Majelis Hakim berpendapat telah terbukti rumah tangga Penggugat dan Tergugat pecah, tidak ada lagi rasa saling mencintai, hak dan kewajiban masing-masing telah terabaikan, oleh karena itu terlepas dari siapa yang salah dan siapa yang benar yang menjadi penyebab keduanya bertengkar dan berselisih majelis hakim berkesimpulan tujuan perkawinan untuk membentuk keluarga yang yang sakinah, mawaddah dan rohmah sebagaimana dimaksud Pasal 1 Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Jo. Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia 1991 serta maksud dalam surat ar-Rum ayat 21 sangat sulit diwujudkan;

  Menimbang, bahwa rumah tangga mereka sudah sampai pada puncak kritis, sehingga apabila perkawinan dipaksakan untuk diteruskan justru akan berdampak negatif bagi keduanya dan membawa mafsadah yang lebih besar dari pada maslahatnya, oleh karena itu menyelamatkan mereka dari keadaan tersebut melalui perceraian merupakan tindakan yang lebih baik dan maslahat bagi keduanya daripada tetap mempertahankan perkawinan, sesuai Hadits Nabi SAW riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Majah dalam Kitab Al-Jami’ Al- Shaghir Juz II halaman 203 yang berbunyi:

  ﺮ ا ﺮ ﺿ ﻻ ﻮ ﺮ ﺮ ﺿ ﻻ

  Artinya: Tidak boleh berbuat madlorot dan tidak boleh pula memadlorotkan; dan sesuai pula dengan qaidah fiqhiyyah dalam kitab al-Asybah wa an-Nadhoir halaman 62 yang selanjutnya diambil alih sebagai pendapat Majelis Hakim sebagai berikut:

  ﺢ ﻟ ﺎ ﺻ ﻣ ﻟ ا ب ﻠ ﺟ ﻰ ﻠ ﻋ م د ﻘ ﻣ د ﺳ ﺎ ﻔ ﻣ ﻟ ا ء ر د

  Artinya: Menolak kemafsadatan harus didahulukan dari pada menarik kemaslahatan; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa gugatan Penggugat beralasan hukum dan sesuai pula dengan ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, maka gugatan Penggugat yang pada petitumnya mohon dikabulkan sebagaimana petitum angka 1 dapat dikabulkan;

  Menimbang, bahwa talak yang akan dijatuhkan dalam perkara ini adalah talak yang dijatuhkan Pengadilan Agama yang merupakan salah satu macam dari talak ba’in shughra sebagaimana ketentuan Pasal 119 ayat (2) huruf c Kompilasi Hukum Islam, maka perkara ini akan diputus dengan talak satu ba’in shughra;

  Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 84 Undang-Undang Nomor

  7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka secara exofficio Majelis Hakim memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk menyampaikan satu helai salinan putusan perkara ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah yang mewilayahi tempat perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan dan kepada Pegawai Pencatat Nikah yang mewilayahi tempat kediaman Penggugat dan Tergugat;

  Menimbang, bahwa berkaitan dengan petitum Penggugat angka 3 mengenai biaya perkara maka berdasarkan ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2009, biaya yang timbul dalam perkara ini harus dibebankan kepada Penggugat;

  Memperhatikan segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta hukum syara’ yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI

  1. Menyatakan Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk menghadap sidang tidak hadir

  2. Mengabulkan gugatan Penggugat secara verstek;

  3. Menjatuhkan talak satu ba’in shugra Tergugat (Kartika Ekayasa bin Giran) terhadap Penggugat (Siti Arsani alias Ni Nengah Arsani binti I Ketut Netra);

  4. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk mengirimkan salinan putusan perkara ini yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap kepada pegawai pencatat Nikah nantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem dan pegawai pencatat nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;

  5. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 472.500,- (empat ratus tujuh puluh dua ribu lima ratus rupiah;

  Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim yang dilangsungkan pada hari Rabu tanggal 20 September 2017 Masehi bertepatan dengan tanggal 29 Dzul Hijjah 1438 Hijriyah, oleh kami Drs. AMANUDIN, S.H., M.Hum., sebagai Ketua Majelis, ABDURRAHMAN, S.Ag. dan NURUL LAILY, S.Ag., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis tersebut dengan didampingi Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh SALMINI, BA., sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh Penggugat tanpa hadirnya Tergugat.

  Hakim Anggota, Ketua Majelis, ABDURRAHMAN, S.Ag. Drs. AMANUDIN, S.H., M.Hum.

  Hakim Anggota, NURUL LAILY, S.Ag.

  Panitera Pengganti, SALMINI, BA.

  Perincian Biaya Perkara : 1.

  Biaya Pendaftaran : Rp. 30.000,- 2. Biaya Proses : Rp. 50.000,- 3. Biaya Panggilan : Rp . 381.500,- 4. Redaksi : Rp. 5.000,- 5. Meterai : Rp. 6.000,- J u m l a h : Rp. 472.500,-