Putusan No.23 Pdt.G 2018 PA
P U T U S A N
Nomor 23/ Pdt.G/2018/PA.Kras DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai gugat antara : PENGGUGAT, tempat tanggal lahir, Subagan, 18 Januari 1979, agama Islam, pendidikan SAMA, pekerjaan mengurus rumah tangga, bertempat tinggal di karangsokong, kelurahan subagan, kecamatan Karangasem, kabupaten Karangasem, selanjutnya disebut sebagai Penggugat; m e l a w a n
TERGUGAT, tempat tanggal lahir, Bojonegoro, 7 Maret 1979, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan penjaga malam di UKM, bertempat tinggal di karangsokong, kelurahan subagan, kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, selanjutnya disebut sebagai Tergugat;
Pengadilan Agama tersebut ; Setelah membaca dan mempelajari surat-surat perkara; Setelah mendengar pihak Penggugat dan Tergugat di muka sidang; Setelah memeriksa bukti surat dalam persidangan;
DUDUK PERKARA Bahwa Penggugat dalam surat gugatan tanggal 15 Oktober 2018 telah mengajukan permohonan cerai gugat, yang telah didaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Agama Karangasem, dengan Nomor 23/Pdt.G/2018/PA.Kras, tanggal 15 Oktober 2018, dengan dalil-dalil sebagai berikut:
1. Bahwa pada tanggal 25 Mei 2002, Penggugat dengan Tergugat melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem sebagaimana Kutipan Akta Nikah No 39/06/V/2002 tanggal 25 Mei 2002 ;
2. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di kos- kosan di kelurahan Ubung Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar selama ± 10 tahun, kemudian Penggugat dan Tergugat pindah ke Kelurahan Subagan dan tinggal di rumah orang tua Penggugat selama ± 7 tahun dan sebagai tempat kediaman bersama terakhir.
3. Bahwa selama pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat telah hidup rukun sebagainnya layaknya suami istri dan telah dikaruniai 4 orang
1. ANAK PERTAMA, umur 14 tahun;
2. ANAK KEDUA, umur 13 tahun;
3. ANAK KETIGA, umur 7 tahun;
4. ANAK KEEMPAT, umur 4 tahun, sekarang anak-anak tersebut tinggal bersama Penggugat dan Tergugat;
4. Bahwa sejak Awal 2018 ketentraman rumah tangga Penggugat dengan Tergugat mulai tidak harmonis dengan adanya perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan :
1. Tergugat memberikan nafkah kepada Penggugat tetapi tidak cukup.
2. Bahwa Tergugat tidak setuju kalau Penggugat bekerja
3.Bahwa Tergugat sering bersikap kasar dan suka memukul Penggugat
5. Bahwa dengan hal tersebut di atas antara Penggugat dengan Tergugat telah pisah ranjang dan sudah tidak ada komunikasi lagi,.
6. Bahwa dengan kejadian tersebut rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak dapat dibina dengan baik sehingga tujuan perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawadah dan rahmah sudah sulit diwujudkan lagi; dan karenanya agar masing-masing pihak tidak melanggar norma hukum dan norma agama maka perceraian merupakan jalan terakhir bagi Penggugat untuk menyelesaikan permasalahan Penggugat dengan Tergugat;
7. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dinasehati oleh orang tua Penggugat namun tidak berhasil;
8. Bahwa pekerjaan Penggugat sehari-hari sebagai pengurus rumah tangga yang penghasilannya hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari akan tetapi Penggugat ingin mengajukan perceraian, maka Penggugat mohon agar dibebaskan dari biaya perkara; Berdasarkan alasan/dalil-dalil, Penggugat mohon agar Bapak Ketua Pengadilan Agama Karangasem cq. Majelis Hakim segera memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya
Primer :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menjatuhkan talak satu Ba’in Sughra dari Tergugat kepada Penggugat;
3. Membebaskan Penggugat dari biaya perkara ini; Subsider :
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya; Bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan Penggugat dan Tergugat telah hadir dan majelis Hakim telah mendamaikan Penggugat dan Tergugat akan tetapi tidak berhasil;
Bahwa Penggugat dan Tergugat juga telah menempuh proses mediasi dengan hakim mediator Yuniati Faizah, S.Ag., S.H., M.S.I sebagaimana laporan mediator tanggal 1 November 2018 akan tetapi tidak berhasil;
Bahwa selanjutnya Majelis Hakim membacakan gugatan Penggugat yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat; Bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat memberikan jawaban yang pada pokoknya sebagai berikut:
1. Bahwa posita angka 1 sampai angka 4 gugatan Penggugat adalah benar;
2. Bahwa posita angka 4.2 gugatan Penggugat adalah tidak benar karena pada dasarnya Tergugat menyetujui Penggugat bekerja sejak pagi sampai siang, sedangkan untuk bekerja pada waktu malam Tergugat tidak menyetujuinya dengan maksud agar Penggugat cukup waktunya untuk mengurus anak;
3. Bahwa posita angka 4.3 gugatan Penggugat adalah benar tetapi Tergugat hanya sekali bersikap kasar memukul mulut Penggugat karena emosional dengan sikap Penggugat yang tidak mau menghiraukan Tergugat bicara;
4. Bahwa posita angka 5 gugatan Penggugat benar, Tergugat sudah pisah ranjang sejak Penggugat mengajukan gugatan cerai di Pengadilan Agama Karangasem;
5. Bahwa posita angka 6 gugatan Penggugat tidak benar karena rumah tangga Tergugat dan Penggugat masih dapat dibina lagi terlebih Tergugat berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang tidak disenangi oleh Penggugat; sering menasehati Tergugat dan Penggugat supaya rukun kembali namun Penggugat tidak mau;
Bahwa Pengguggat dan Tergugat masing-masing telah mengajukan replik dan duplik yang isi pokoknya sebagaimana tercatat dalam berita acara sidang;
Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya Penggugat telah mengajukan alat-alat bukti berupa: A. Surat
1. fotokopi Kutipan Akta Nikah nomor: 39/06/V/2002 Tanggal 25 Mei 2002 yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, bukti surat tersebut telah dicocokkan dengan aslinya, telah bernasegelen dan bermeterai cukup, selanjutnya diberi tanda P;
B. Saksi
1. SAKSI I., tempat tanggal lahir, Subagan 01 September 1951, agama Islam, pekerjaan pedagang, bertempat tinggal di Lingkungan Karang sokong, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, dibawah sumpahnya memberikan keterangan sebagai berikut:
- Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat karena
Penggugat anak kandung saksi dan Tergugat adalah suami Penggugat;
- Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri;
- Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal di
Denpasar sekitar 10 tahun kemudian tahun 2011 Penggugat dan Tergugat pindah ke Subagan Karangasem;
- Bahwa Penggugat dan Tergugat telah memiliki 4 (empat) orang anak;
- Bahwa Penggugat dan Tergugat masih tinggal satu rumah;
- Bahwa Penggugat bekerja di toko ayu sedangkan Tergugat - Bahwa selama tinggal dengan Penggugat dan Tergugat, saksi tidak pernah melihat atau mendengar kata-kata kasar dan saksi tidak mau ikut campur dengan urusan keluarga Penggugat dan Tergugat;
- Bahwa saksi tidak mengetahui yang memberikan nafkah kepada
Penggugat dan anak-anaknya;
- Bahwa sejak Penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan,
Penggugat dan Tergugat masih komunikasi seperti biasa dan saling bertegur sapa;
- Bahwa saksi tidak pernah menasehati Penggugat dan Tergugat karena tidak tahu permasalahannya;
Bahwa atas keterangan saksi tersebut, Penggugat tidak mengajukan pertanyaan apapun dan hanya memperjelas bahwa saksi tidak tahu masalh Penggugat dan Tergugat karena Penggugat malu untuk menceritakan rumah tangga kepada Penggugat ;
Bahwa atas keterangan saksi tersebut, Penggugat tidak mengajukan pertanyaan apapun kepada saksi;
2. SAKSI II., tempat tanggal lahir, Karangasem, 31 Desember 1967, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, bertempat tinggal di jalan jendral Sudirman, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Kabupaten
Karangasem, dibawah sumpahnya memberikan keterangan sebagai berikut:
- Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat karena
Penggugat sebagai keponakan saksi dan Tergugat adalah suami Penggugat;
- Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri;
- Bahwa jarak tempat tinggal Penggugat dan Tergugat dengan saksi sekitar 100 meter;
- Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal di
Denpasar;
- Bahwa setelah anak ke -3 (tiga) lahir atau sekita tahun 2011
- Bahwa saksi tidak mengetahui Penggugat dan Tergugat tinggal satu rumah atau tidak;
- Bahwa saksi tidak pernah melihat dan mendengar ada pertengkaran hanya saja Penggugat pernah bercerita pada saksi bahwa dirinya telah bertengkar dengan Tergugat dan sering dipukul;
- Bahwa saksi diceritakan oleh Penggugat sekitar 5 (lima) kali;
- Bahwa saksi pernah menasehati Penggugat dan Tergugat namun Penggugat tetap ingin bercerai sedangkan Tergugat tidak ingin bercerai;
Bahwa atas keterangan saksi tersebut, Penggugat dan Tergugat tidak mengajukan pertanyaan apapun; Bahwa Penggugat menyatakan tidak akan mengajukan alat bukti apapun lagi dan menyampaikan kesimpulan yang pada pokoknya tetap dengan gugatannya untuk bercerai dari Tergugat dan memohon kepada Majelis Hakim untuk memberikan putusannya;
Bahwa Tergugat dalam persidangn tidak mengajukan alat bukti apapun meskipun telah diberikan kesempatan oleh Majelis Hakim dan menyampaikan kesimpulan yang pada pokoknya tetap dengan jawaban untuk tidak bercerai dari Penggugat dan memohon kepada Majelis Hakim untuk memberikan putusannnya; Selanjutnya untuk singkatnya uraian putusan ini, maka semua hal yang termuat dalam berita acara sidang ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini;
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatanPenggugat adalah sebagaimana terurai di atas; Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat pada pokoknya adalah sebagai berikut:
1. Bahwa Pengugat dan Tergugat adalah suami isteri yang sah;
3. Bahwa Penggugat dan Tergugat awalnya hidup rukun namun sejak awal 2018 ketentraman rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak harmonis dengan adanya perselisihan dan pertengkaran;
4. Bahwa penyebab perselisihan dan pertengkaran karena Tergugat memberi nafkah tetapi tidak cukup, Tergugat tidak setuju bila Penggugat bekerja dan Tergugat sering bersikap kasar dan suka memukul Penggugat;
5. Bahwa kini Penggugat dan Tergugat telah pisah ranjang dan sudah tidak ada komunikasi lagi; Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil Penggugat, Tergugat telah memberikan jawaban yang pada pokoknya mengakui dalil tentang perkawinan dan adanya 4 (empat) orang anak namun Penggugat membantah sebab-sebab pertengkaran dimana Tergugat setuju Penguggat bekerja hanya dari pagi sampai siang, Tergugat juga hanya sekali bersikap kasar memukul Penggugat karena emosi dan menurut Tergugat rumah tangga masih dapat dibina lagi terlebih berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang tidak disenanagi oleh Penggugat;
Menimbang, bahwa berdasarkan bantahan Tergugat tersebut, berdasarkan pasal 283 R.Bg, Penggugat dibebani beban pembuktian terhadap dalil gugatannya dan bagi Tergugat juga dibebani pembuktian terhadap dalil sangkalannya. Tetapi dalam kasus ini, Majelis Hakim berdasarkan azas kepatutan (billijkehid) dimana dalil-dalil yang diajukan oleh Penggugat bersifat positif (adanya peristiwa) sedangkan dalil Tergugat adalah pernyataan yang bersifat negatif (tidak adanya peristiwa) atau negative non sunt probanda maka Majelis Hakim membebankan pembuktian kepada Penggugat;
Menimbang, bahwa beban pembuktian juga didasarkan kepada alasan perceraian yang didalilkan oleh Penggugat yakni adanya pertengkaran dan perselisihan. Sebagaimana ditentukan pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 134 Kompilasi Hukum Islam bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan putusan terlebih dahulu harus mendengar keterangan saksi-saksi yang berasal dari keluarga atau orang dekat kedua pihak tersebut, meskipun perkara tersebut diperiksa dengan acara verstek pada poin 3;;
Menimbang, bahwa secara formil bukti P.1 adalah akta otentik (vide
pasal 1868 KUH Perdata) yang menerangkan tentang adanya pernikahan yang sah antara Penggugat dan Tergugat, dengan demikian Penggugat dan Tergugat memiliki kewenangan untuk menjadi pihak dalam perkara ini (legal
standing in judicio) karena terbukti menikah dengan cara agama Islam;
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya, Pengugat juga telah mengajukan dua orang saksi dalam persidangan, yang secara formil telah memenuhi syarat pasal 172 ayat (1) angka (4) R.Bg jo.pasal 175 R.Bg yakni saksi yang telah dewasa dan sudah di sumpah di persidangan;
Menimbang, bahwa saksi yang bernama SAKSI I. dan SAKSI II. menyatakan kedua saksi tidak pernah melihat pertengkaran dan perselisihan antara Penggugat dan Tergugat, saksi Roji Khalik hanya diceritakan oleh Penggugat sebanyak 5 kali. Saksi awaludin menyatakan bahwa antara keduanya masih satu rumah dan masih berkomunikasi atau bertegur sapa;
Menimbang, bahwa keterangan saksi-saksi tersebut adalah fakta yang dilihat, didengar dan dialami sendiri oleh saksi sehingga dinilai telah memenuhi syarat materil sebagaimana diatur dalam pasal 308 R.Bg;
Sedangkan keterangan Roji Khalik tentang cerita pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat sebanyak 5 (lima) kali dinilai Majelis Hakim adalah keterangan de auditu (keterangan tidak langsung) sehingga tidak memenuhi ketentuan pasal 308 R.Bg dan tidak dapat diterima; Menimbang bahwa keterangan kedua saksi tersebut saling bersesuian sehingga telah memenuhi syarat materil pasal 309 R.Bg sehingga terbukti
Penggugat dan Tergugat masih satu rumah dan sebelumnya baik-baik saja, tidak ada pertengkaran dan perselisihan antara Penggugat dan Tergugat terlebih secara ters menerus;
Menimbang, bahwa berdasarkan gugatan Penggugat, alat-alat bukti serta pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas maka ditemukan fakta hukum sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang sah;
3. Bahwa Penggugat dan Tergugat masih satu rumah;
4. Bahwa para saksi tidak pernah melihat Penggugat dan Tergugat bertengkar; Menimbang, bahwa sebelum memberikan putusan, Majelis Hakim akan menilai apakah fakta tersebut bisa membuktikan tentang alasan perceraian yang diajukan oleh Penggugat, yakni tentang adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga?;
Menimbang, bahwa alasan perceraian yang dimaksud Penggugat adalah sebagaimana yang tercantum dalam penjelasan pasal 39 (ayat 2) Undang- undang perkawinan jo.Pasal 19 Huruf f Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975 jo. pasal 116 Kompilasi Hukum Islam;
Menimbang, bahwa alasan perceraian tersebut harus memenuhi unsur:
1. Adanya perselisihan dan pertengkaran;
2. Terjadi secara terus menerus;
3. Tidak adanya harapan untuk hidup rukun lagi; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang ada, Majelis Hakim menilai bahwa Penggugat tidak bisa membuktikan adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus. Para saksi tidak ada yang melihat Penggugat dan Tergugat bertengkar dan justru melihat keduanya masih satu rumah; Menimbang, bahwa fakta tersebut merupakan fakta yang bertolak belakang dengan pertengkaran yang dikatakan Penggugat secara terus menerus. Bila ada persoalan dalam rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat dengan tidak adanya pertengkaran dan perselisihan yang nyata atau berdasarkan indikasi adanya pertengkaran maka Majelis Hakim menilai bahwa rumah tangga tersebut adalah masih rukun dan harmonis;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, Majelis Hakim menilai tidak ditemukan fakta adanya petengkaran dan perselisihan yang terus menerus yang bersifat pertengkaran secara nyata dengan adanya cekcok mulut Penggugat dan Tergugat masih satu rumah;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta dan pertimbangan- pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim menilai rumah tangga Penggugat dan Tergugat masih ada harapan untuk hidup rukun untuk menjalankan rumah tangga. Persoalan yang ada dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat dinilai masih bisa diselesaikan tanpa harus terjadinya perceraian;
Menimbang, bahwa berdasarkan penjelasan umum Undang-undang No.1 tahun 1974 angka 4 huruf e yang menegaskan bahwa undang-undang perkawinan memiliki prinsip untuk mempersukar terjadinya perceraian sehingga harus ada alasan-alasan tertentu dan jelas serta dapat dibuktikan di persidangan sebagaimana yang ditentukan undang-undang;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta dan pertimbangan- pertimbangan tersebut, Majelis Hakim menilai bahwa Penggugat tidak bisa membuktikan dalil-dalil gugatan Penggugat. Dengan demikian tidak ada alasan yang dibenarkan oleh perundang-undangan bagi Penggugat untuk bercerai dan gugatan Penggugat dinyatakan ditolak;
Menimbang, bahwa perkara ini termasuk bidang perkawinan, maka sesuai
pasal 89 ayat (1) Undang-undang No. 7 tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan kedua dengan Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2009 biaya perkara dibebankan kepada Penggugat;
Mengingat, pasal 49 UU No. 7 tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2006 dan kedua dengan Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2009 serta segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan dalil syar'i yang bersangkutan dengan perkara ini;
MENGADILI
1. Menolak gugatan Penggugat;
2. Membebankan biaya perkara sejumlah Rp. 236.000,- (dua ratus tiga puluh enam ribu rupiah) kepada Negara melalui DIPA Pengadilan Agama Karangasem Tahun 2018 ;
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis yang dilangsungkan pada hari Rabu tanggal 28 November 2018 Masehi, bertepatan dengan tanggal 20 Rabiulawwal 1440 Hijriyah, oleh kami H.Ridwan Fauzi, S.Ag. sebagai Ketua Majelis, Abdurrahman, S.Ag dan Nurul Laily, S.Ag., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal 28 November 2018
Masehi, bertepatan dengan tanggal 20 Rabiulawwal 1440 Hijriyah, oleh Ketua
Majelis tersebut dengan didampingi oleh Hakim Anggota dan dibantu oleh Syamsurrijal, S.H. sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh Penggugat dan Tergugat;
Ketua Majelis H.Ridwan Fauzi, S.Ag.
Hakim Anggota Hakim Anggota Abdurrahman, S.Ag. Nurul Laily, S.Ag.
Panitera Pengganti Syamsurrijal, S. H
Perincian Biaya Perkara :
1. Pendaftaran : Rp. -
2. Proses : Rp. 50.000,-
3. Panggilan : Rp. 180.000,-
4. Redaksi : Rp. 0,-
5. Materai : Rp. 6.000,- Jumlah Rp. 236.000,-