Kajian Eksternalitas Wisata Museum Sangi

EKONOMI PUBLIK
Kajian Eksternalitas Wisata Museum Sangiran Terhadap Aspek Sosial dan
Ekonomi Masyarakat Desa Krikilan
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas matakuliah Ekonomi
Publik yang diampu oleh bapak Yogi Pasca Pratama, S.E, M.E

Oleh :
Thufall Rafii Grischa Erlita

F1117058

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018

i

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... i

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................iii
BAB I ................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1

Latar Belakang ...................................................................................... 1

BAB II RUMUSAN MASALAH.............................................................................. 4
2.1

Rumusan Masalah ................................................................................. 4

2.2

Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

2.3

Manfaat Penelitian ................................................................................. 4


BAB III KAJIAN LITERATUR ............................................................................... 5
3.1

Pariwisata .............................................................................................. 5

3.2

Eksternalitas .......................................................................................... 6

3.3

Kondisi Sosial Ekonomi ......................................................................... 6

3.4

Dampak Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat....... 6

BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................... 8
4.1


Hasil dan Pembahasan.......................................................................... 8

4.1.1

Keadaan Umum Wilayah ................................................................ 8

4.1.2

Karakteristik Objek Wisata .............................................................. 8

4.1.3

Karakteristik Pengunjung .............................................................. 10

4.1.4

Pengaruh wisata terhadap aspek ekonomi ................................... 10

4.1.5


Pengaruh Wisata Terhadap Aspek Sosial..................................... 11

BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 13
5.1

Kesimpulan .......................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 14

i

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Jawa Tengah ....... 2
Tabel 1.2 Jumlah Pengunjung Objek Wisata Sragen ........................................... 2

ii

DAFTAR GAMBAR
Grafik 4.1 Perkembangan Jumlah Pengunjung Domestik dan Mancanegara ....... 9

Grafik 4.2 Retribusi Museum Sangiran Tahun 2012-2015................................. 10
Grafik 4.3 Matapencaharian Perdagangan dan Akomodasi Penduduk ............. 11
Grafik 4.4 Pendidikan Penduduk 5 Tahun Keatas di Desa Krikilan Tahun ......... 12

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berperan besar dalam
proses pembangunan suatu daerah yaitu memberikan kontribusi dalam
meningkatkan pendapatan asli daerah dan pendapatan masyarakat Sektor
pariwisata juga memiliki peran dalam mendorong kegiatan sosial ekonomi
suatu daerah.
Pariwisata dapat mempengaruhi kegiatan-kegiatan sosial, ekonomi
disuatu daerah. Adanya pariwisata juga akan menumbuhkan usaha-usaha
ekonomi yang saling merangkai dan menunjang kegiatan sehingga dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat. Segi budaya dalam pariwisata
merupakan sarana untuk memperkenalkan alam dan kebudayaan daerah
tujuan wisata. Dengan sarana inilah dapat mendorong kreativitas rakyat

dalam menggali dan meningkatkan serta melestarikan seni budaya
daerahnya. (Sholekhatu, 2015)
Indonesia memiliki beragam potensi pariwisata yang menarik, berdaya
saing

tinggi,

dan

layak

untuk

dikembangkan.

Indonesia

banyak

mengembangkan jenis pariwisata desa wisata berbasis budaya dan

pendidikan, salah satunya Provinsi Jawa Tengah. Provinsi ini memiliki
banyak destinasi wisata menarik yaitu wisata alam, wisata budaya, dan
wisata situs sejarah. Hal tersebut menarik wisatawan mancanegara dan
domestik untuk berkunjung ke Jawa Tengah. Menurut data Badan Pusat
Statistik

(BPS)

Jawa

Tengah,

perkembangan

jumlah

wisatawan

mancanegara dan domestik di Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut


1

Tabel 1.1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2012-2016
Tahun

Wisatawan
Mancanegara

Domestik

Jumlah

Pertumbuhan

2012

372 463

25 240 021


25 614 496

-

2013

388 143

29 430 609

29 820 765

14%

2014

419 584

29 852 095


30 273 693

1%

2015

375 166

31 432 080

31 809 261

5%

2016

578 924

36 899 776


37 480 716

15%

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Tengah (2018)
Pertumbuhan jumlah wisatawan di Jawa Tengah pada tahun 2016
meningkat cukup signifikan sebesar 15%, yang sebelumnya pada tahun 2015
hanya mengalami pertumbuhan sebesar 5% pada tahun 2015, 1% pada
tahun 2014, dan 14% pada tahun 2013.
Provinsi Jawa Tengah memiliki 29 kabupaten dan 6 kota. Salah satu
daerah yang memiliki potensi pariwisata di Jawa Tengah adalah Kabupaten
Sragen. Sektor pariwisata Kabupaten Sragen mempunyai empat objek
wisata, yaitu Gunung Kemukus, Kolam Renang Kartika, Pemandian Air
Panas Bayanan, dan Museum Sangiran. Berikut adalah data pengunjung
wisata dalam empat tahun terakhir.
Tabel 1.2 Jumlah Pengunjung Objek Wisata Sragen
Objek Wisata Sragen
Tahun

Gunung

Kolam Renang

Kemukus

Kartika

Bayanan

Sangiran

2012

38893

96900

33897

25614496

2013

39323

73000

24717

29820765

2014

38594

65837

23968

30273693

2015

30815

70517

57302

31807261

Jumlah

147625

306254

139884

117516215

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen (2018)
Diantara ke empat wisata, Museum Sangiran adalah tempat yang paling
sering dikunjungi dan menjadi tempat wisata favorit di Kabupaten Sragen.
Museum purbakala Sangiran terletak di Kecamatan Kalijambe. Keberadaan

2

objek wisata Sangiran memberikan pengaruh positif terhadap kesejahteraan
masyarakat. Museum Sangiran akan meningkatkan pengembangan ekonomi
dan

kehidupan

sosial

budaya

masyarakat

lokal

disekitar

museum.

Pengembangan kawasan wisata Sangiran bisa memberikan kontribusi pada
membuka peluang usaha, kesempatan kerja, melestarikan warisan dunia,
dan

meningkatkan

pendapatan

asli

daerah.

Dengan

meningkatnya

pendapatan daerah akan berpengaruh kepertumbuhan pembangunan di
Kabupaten Sragen.

3

BAB II
RUMUSAN MASALAH
2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana dampak objek wisata
terhadap kondisi ekonomi dan sosial masyarakat di Desa Krikilan
Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen?”
2.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan studi kasus ini adalah untuk mengetahui
bagaimana dampak keberadaan objek wisata Museum Sangiran dengan
kondisi ekonomi sosial masyarakat Desa Krikilan Kecamatan Kalijambe
Kabupaten Sragen.
2.3 Manfaat Penelitian
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihakpihak sebagai berikut:
1. Bagi penulis dapat menganalisis apa saja dampak dari keberadaan objek
wisata Museum Sangiran.
2. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
pertimbangan dalam menentukan kebijakan terkait dengan pariwisata di
Kabupaten Sragen.
3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

4

BAB III
KAJIAN LITERATUR
3.1 Pariwisata
Menurut Undang Undang Republik Indonesia Tentang Kepariwisataan,
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Wisata adalah kegiatan perjalanan
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi
tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai
wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan
dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan pengusaha. Kepariwisataan bertujuan untuk:
1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
2) Meningkatkan kesejahteraan rakyat
3) Menghapus kemiskinan
4) Mengatasi pengangguran
5) Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya
6) Memajukan kebudayaan
7) Mengangkat citra bangsa
8) Memupuk rasa cinta tanah air
9) Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa
10) Mempererat persahabatan antar bangsa.
Menurut Meis (1992) dalam (Bagus, 2016:17) industri pariwisata adalah
sebuah konsep yang perlu dipahami untuk dianalisis dan sebagai bahan
pengambilan keputusan. Menurut Cooper dalam Heriawan (2004), pariwisata
adalah serangkaian kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh perorangan
atau keluarga atau kelompok dari tempat tinggal asalnya ke berbagai tempat
lain dengan tujuan melakukan kunjungan wisata dan bukan untuk bekerja
atau mencari penghasilan di tempat tujuan. Kunjungan yang dimaksud
bersifat sementara dan pada waktunya akan kembali ke tempat tinggal
semula. Hal tersebut memiliki dua elemen yang penting, yaitu: perjalanan itu

5

sendiri dan tinggal sementara di tempat tujuan dengan berbagai aktivitas
wisatanya.
3.2 Eksternalitas
Menurut Stiglitz (2000,52) mendefinisikan eksternalitas sebagai kerugian
atau manfaat yang dialami suatu indivitu atau perusahaan akibat kegiatan
yang dilakukan oleh individu atau perusahaan lain, namun individu atau
perusahaan yang memperoleh kerugian atau memperoleh manfaat tidak
dibayar atau membayar atas dampak yang mereka rasakan. Ekternalitas
dapat dikelompokan menjadi dua jenis yaitu eksternalitas positif dan
eksternalitas negative. Eksternalitas positif terjadi ketika kegiatan satu pihak
memiliki dampak positif terhadap pihak lain, eksternalitas negatif terjadi
ketika tindakan yang dilakukan satu pihak berdampak negatif terhadap pihak
ketiga atau pihak yang tidak terlibat dalam transaksi Azis (2010, 53).
3.3 Kondisi Sosial Ekonomi
Keberadaan Museum Sangiranakan akan memberi dampak bagi
kehidupan masyarakat Desa Krikilan. Secara bertahap kondisi ekonomi
sosial masyarakat akan mengalami perubahan. Sosial ekonomi adalah suatu
keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan
seseorang pada posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat, beberapa
faktor yang sering diikutsertakan oleh beberapa ahli dalam melihat kondisi
social ekonomi, yakini antara lain perumahan, kesehatan, dan sosialisasi
dalam lingkungan masyarakat. Banyak aspek yang menggambarkan kondisi
sosial ekonomi masyarakat, khususnya pedesaan seperti pendapatan yang
rendah sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari,
pendidikan yang rendah sehingga tidak dapat mengangkat martabat dan
perumahan yang tidak sesuai dengan standar kesehatan (Harianik, 2016)
3.4 Dampak Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kepariwisataan

adalah

sesuatu

kegiatan

yang

secara

langsung

menyentuh dan melibatkan masyarakat setempat sehingga membawa
berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Dampak pariwisata
terhadap masyarakat seribgkali dilihat dari hubungan antara masyarakat
dengan wisatawan yang menyebabkan terjadinya proses komoditisasi dan
komersialisasi dari keramah-tamahan masyarakat lokal (Pitana, 2005).
Pariwisata meliputi bermacam-macam sarana seperti bangunan-bangunan,

6

hotel, jalan, dan lain-lain. Semua sarana dan kegiatan menimbulkan
perubahan-perubahan berbagai bidang di daerah-daerah yang bersangkutan.
Wisatawan membelanjakan uang yang dibawaanya untuk makan, minum,
membeli cendra mata dan sebagainya. Semua itu menimbulkan dampak di
berbagai bidang kehidupan masyarakat. Sebagaian menguntungkan dan
sebagian merugikan (Soekadijo, 1996: 268).

7

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1

Hasil dan Pembahasan

4.1.1 Keadaan Umum Wilayah
Sangiran terletak di Desa Krikilan Kecamatan Kalijambe Kabupaten
Sragen Jawa Tengah, sangiran merupakan salah satu situs fosil manusia
purba terlengkap di pulau Jawa. Luasnya wilayah Sangiran mencapai 56
km2 yang terdiri dari tiga kecamatan di Kabupaten Sragen, yaitu Kecamatan
Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh, serta satu kecamatan di Kabupaten
Karanganyar, yaitu Kecamatan Gondangrejo.
Sangiran merupakan situs terpenting untuk perkembangan berbagai
bidang ilmu pengetahuan terutama untuk penelitian di bidang antropologi,
arkeologi, biologi, paleoantropologi, geologi, dan tentu saja untuk bidang
kepariwisataan. Keberadaan Situs Sangiran sangat bermanfaat untuk
mempelajari kehidupan manusia prasejarah karena situs ini dilengkapi dengan
fosil manusia purba, hasil-hasil budaya manusia purba, fosil flora dan fauna
purba beserta gambaran stratigrafinya. (Museum Indonesia, 2017).
4.1.2 Karakteristik Objek Wisata
Sangiran merupakan salah satu situs warisan dunia. Pada tanggal 5
Desember 1996, dengan Nomor Penetapan C 593, Satuan Ruang Geografis
Sangiran ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO sebagai
“The Sangiran Early Man Site” seluas sekitar 5.600 ha. Warisan Budaya
Dunia ini memenuhi kriteria II, III, IV, dan V (Dokumen World Heritage List
Sangiran No 593). Pada tahun 1998, dengan Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 173 Tahun 1998 tentang Penetapan Situs dan Benda
Cagar Budaya di Wilayah Propinsi Jawa Tengah, Satuan Ruang Geografis
Sangiran ditetapkan sebagai Situs dan Benda Cagar Budaya. Pada tahun
2010, disepakati perjanjian teknis kerjasama antara Direktorat Jenderal
Sejarah dan Purbakala, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Tengah; Dinas Pariwisata,
Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sragen; dan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar tentang pelestarian
kawasan Sangiran sebagai warisan budaya, yang dituangkan dalam Surat
Perjanjian Nomor PK.01/S.001/D.Sepur/KP/2010; Nomor 430/1683/2010;

8

Nomor 556/012/023/SK/2010; Nomor 556/285.1/IV/2010 tentang Pelestarian
Kawasan Sangiran sebagai Warisan Budaya. (Sistem Registrasi Nasional
Cagar Budaya, 2018).
Untuk menarik minat pengunjung pemerintah Kabupaten Sragen
melakukan inovasi-inovasi baru dalam pembangunan dan penyediaan fasilitas
Museum Sangiran. Tujuan dari pembangunan dan penyediaan fasilitas adalah
menarik jumlah pengujung domestik dan mancanegara untuk berwisata di
Museum Sangiran. Berikut adalah jumlah perkembangan jumlah pengunjung
Museum Sangiran.
Grafik 4.1 Perkembangan Jumlah Pengunjung Domestik dan
Mancanegara di Museum Sangiran Tahun 2012-2015

Jumlah Pengunjung
450,000
400,000
350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0
Jumlah Pengunjung

2012

2013

2014

2015

357,277

425,651

228,558

262,310

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen (2018)
Perkembangan jumlah pengunjung di Museum Sangiran mengalami
fluktuasi, pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 16%, sedangkan
pada tahun 2014 mengalami penurunan cukup derastis sebesar 86% atau
sebesar 197.093 orang, dan pada tahun 2015 kembali meningkat sebesar 13%
atau sebesar 33.752 orang.

9

Grafik 4.2 Retribusi Museum Sangiran Tahun 2012-2015

Retribusi Museum Sangiran
1,600,000,000
1,400,000,000
1,200,000,000
1,000,000,000
800,000,000
600,000,000
400,000,000
200,000,000
0

2012

2013

2014

2015

Retribusi Museum Sangiran 748,413,500 1,160,205,4001,218,816,0001,392,000,000

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen (2018)
Seperti yang terlihat pada grafik diatas peningkatan jumlah pengunjung
berbanding lurus dengan peningkatan retribusi Museum Sangiran dari tahun ke
tahun, pada tahun 2013 meningkat sebesar Rp 411.791.900, pada tahun 2014
meningkat sebesar Rp 58.610.600, dan peningkatan retribusi terbesar selama
tiga tahun terakhir pada tahun 2015 sebesar 173.184.000.
4.1.3 Karakteristik Pengunjung
Pengunjung museum berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan
mancanegara. Sebagian besar pengujung berwisata ke Sangiran dengan tujuan
wisata edukasi. Banyak pelajar dari berbagai daerah yang melakukan studi tour
di museum Sangiran. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Sragen menunjukan
bahwa pertumbuhan jumlah pengunjung setiap tahun

di Museum Sangiran

meningkat sebesar 13%.
4.1.4 Pengaruh wisata terhadap aspek ekonomi
1) Kesempatan Kerja
Lapangan kerja yang tersedia pada kawasan wisata Museum Sangiran
antara lain pedagang makanan, pedagang souvenir, pedagang warung klontong,
pengrajin, dan penyewa homestay. Berikut adalah data perkembangan jumlah
matapencaharian dalam bidang perdagangan dan akomodasi masyarakat Desa
Krikilan

10

Grafik 4.3 Matapencaharian Perdagangan dan Akomodasi Penduduk
Umur 10 Tahun Keatas Desa Krikilan Tahun 2011-2015

Matapencaharian Perdagangan dan Akomodasi
Penduduk Umur 10 Tahun Keatas Desa Krikilan
230
225
220
215
210
205
200

2011

2012

2013

2014

2015

Perempuan

211

211

212

213

214

Laki-Laki

213

213

224

224

226

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen (2018)
Masyarakat Krikilan yang berprofesi sebagai pedagang dari tahun 2011
sampai 2015 selalu mengalami peningkatan sekitar 1% sampai 3% setiap
tahunnya. Data tersebut menunjukan bahwa keberadaan wisata Museum
Sangiran dapat berdampak positif terhadap usaha perdagangan di Desa Krikilan.
2) Meningkatkan Pendapatan
Pendapatan masyarakat yang memiliki usaha di kawasan wisata
mayoritas mengalami peningkatan pendapatan. Peningkatan pendapatan yang
terjadi cukup bervariasi.
4.1.5 Pengaruh Wisata Terhadap Aspek Sosial
1) Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Meningkatnya kualitas pendidikan suatu daerah banyak dipengaruhi oleh
pertumbuhan daerah itu sendiri, misalnya pembangunan sarana dan prasarana
akan sangat mendukung kemajuan pendidikan, dengan adanya wisata warisan
dunia ini berdampak pada meningkatnya pendidikan di Desa Krikilan.

11

Grafik 4.4 Pendidikan Penduduk 5 Tahun Keatas di Desa Krikilan Tahun
2012-2015

Pendidikan Penduduk 5 Tahun Keatas di Desa
Krikilan
1400
1200
1000
800
600
400
200
0

2012

2013

2014

2015

2016

Perguruan Tinggi

58

59

59

60

60

SMA

424

432

437

438

441

SMP

838

854

860

867

871

SD

1240

1264

1270

1283

1286

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen (2018)
Dari data masyarakat Desa Krikilan yang mengenyam pendidikan
dibangku Kuliah, SMA, SMP, dan SD pertumbuhan setiap tahunnya adalah
sebesar 1%.
2) Penggunaan Bahasa Lokal (Jawa)
Banyaknya pengunjung museum tidak menyebabkan lunturnya bahasa
daerah, karena pada dasarnya masyarakat tetap menggunakan bahasa jawa
dalam kegiatannya sehari-hari. Kehadiran wisatawan mancanegara atau
wisatawan dari daerah lain membuat masyarakat sekitar untuk belajar bahasa
asing.
3) Pelestarian Kesenian Tradisional
Kesenian Rodatan dan Kotekan Lesung

sering sekali ditampilkan di

berbagai kesempatan sebagai ajang promosi agar daya tarik wisata. selain itu
juga diadakan kegiatan rutin tahun yaitu srawung Seni yang dilakukan di lokasi
objek wisata.

Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenalkan dan

melestarikan kesenian Desa Krikilan.

12

BAB V
KESIMPULAN
5.1

Kesimpulan dan Saran
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa adanya wisata Museum

Sangiran memberikan dampak terhadap kawasan yang ada disekitarnya.
Dampak

tersebut

meliputi

aspek

ekonomi

dan

social,

antaralain

meningkatnya kesempatan kerja, meningkatnya pendapatan masyarakat,
meingkatnya

kualitas

pendidikan,

penggunaan

bahasa

lokal,

dan

melestarikan kesenian daerah.
Ada beberapa hal ya g dapat dijadikan sebagai masukan, saran yang
bisa disampaikan antara lain:

1. Melakukan pelatihan terhadap masyarakat sekitar untuk membuat dan
memproduksi suatu produk yang nantinya dapat dijual untuk dijadikan
oleh-oleh para wisatawan

2. Perlu diadakannya kerjasama antara pemerintah dan pengelola Museum
Sangiran untuk menciptakan ide baru agar menarik minat wisatawan,
serta melakukan sosialisasi atau iklan agar masyarakat luas tau
mengenai wisata edukasi Sangiran.

13

DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Rois Lukman, and Mohammad Mukti Alie. "Kajian Pengaruh Keberadaan
Kawasan Wisata Sangiran terhadap Aspek Fisik, Aspek Ekonomi, dan
Aspek

Sosial

Masyarakat." Teknik

PWK

(Perencanaan

Wilayah

Kota) 4.2 (2015): 282-292.
Azis, Napitupuly, and Resosudarmo. (2010) “Pembangunan Berkelanjutan”. (hal.
53, bab 4). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Badan

Pusat

Statistik

Jawa

Tengah.

2018.

Pariwisata.


Badan

Pusat

Statistik

Kabupaten

Sragen.

2018.

Pariwisata.


Bagus Gusti. (2016). “Pengantar Industri Pariwisata”. (hal.17, bab 1). Yogyakarta:
CV Budi Utama
Cahyani, Okkie Pritha, et al. “Batu Nisan: Pola Pengrajin Dan Korelasinya
Terhadap

Budaya

(Studi

Kasus

Kampung

Gondang

Kelurahan

Manahan).” Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan 15.1 (2017).
Dzaki, Aulia. "Kajian Eksternalitas Industri Pengasapan Ikan di Kelurahan
Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara." Teknik PWK (Perencanaan
Wilayah Kota) 4.1 (2015): 134-144.
Harranik Nurul. (2016). “Dampak Objek Wisata Pulau Merah Terhadap Kondisi
Sosial

Ekonomi

Masyarakat

Desa

Sumberagung

Kecamatan

Pasanggrahan Kabupaten Banyuwangi. Universitas Jember, Jember.
Heriawan. (2004). “Peran dan Dampak Pariwisata pada Perekonomian
Indonesia: Suatu Pendekatan Model 1-0 dan SAM”. Institut Pertanian
Bogor. Bogor
Hermawati, Sri, And Yusye Milawaty. "Potensi Industri Pariwisata Kabupaten
Banyumas." Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis 21.3 (2017).

14

Pamungkas, Luky Handianto Adi, Susilo Susilo, and Yogi Pasca Pratama.
“Peranan Pertanian Sistem Arealan dan Penanggulangan Kemiskinan di
Pedesaan (Studi Kasus Desa Manukan Kecamatan Kalitidu Kabupaten
Bojonegoro).” Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan 15.1 (2017).
Retnoningsih, Endang. "Dampak Pengelolaan Wisata Agro Terhadap Kehidupan
Sosial Dan Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus: Kebun Teh Kaligua Desa
Pandansari Kab Brebes Jawa Tengah)." Khasanah Ilmu 4.1 (2015).
Ridlo, Sholekhatu, and SBM NUGROHO. Analisis Kunjungan Obyek Wisata
Museum Sangiran Kabupaten Sragen. Diss. Fakultas Ekonomika dan
Bisnis, 2014.
Setyanto,

Alief

Rakhman,

Bhimo

Rizky

Samudro,

and

Yogi

Pasca

Pratama.”Kajian Pola Pengembangan UMKM di Kampung Batik
Laweyan Melalui Modal Sosial Dalam Menghadapi Perdagangan Bebas
Kawasan Asean.” Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan 15.2 (2017).
Sistem

Registrasi

Nasional

Cagar

Budaya.

2018.

Museum

Sangiran.


Soekadijo, R G. (1996). “Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata Sebagai
Systemic Linkage”. Jakarta: : PT Gramedia Pustaka Utama
Syafruddin, Eki, Ghozali Maskie, and Yogi Pasca Pratama. “Kajian Operasional
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Kesejahteraan Masyarakat Nelayan
(Studi Kasus Desa Watukarung Kecamatan Pringkuku Kabupaten
Pacitan).” Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan 14.2 (2017).
Undang-Undang N0. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

15