INDUSTRI PERBENIHAN REGULASI DAN KEBIJAK (1)

INDUSTRI PERBENIHAN
REGULASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH PERUSAHAAN BENIH PT. EAST
WEST SEED INDONESIA SERTA KATEGORI PRODUK, TEKNOLOGI, DAN
STRATEGI BISNIS EWINDO

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Lufiyanti

150610090129

Dimas Herbowo

15061009037

M. Bagir Bahsin

1506100901

Muhammad Imam NH


150610090153

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2012

REGULASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH PERUSAHAAN BENIH PT. EAST
WEST SEED INDONESIA SERTS KATEGORI PRODUK, TEKNOLOGI, DAN
STRATEGI BISNIS EWINDO
Sebelum kita membahas regulasi kebijakan pemerintah, tentunya kita sendiri harus
memahami apa saja yang termasuk regulasi dan kebijakan pemerintah untuk industry perbenihan
di Indonesia. Menyangkut perusahaan benih yang akan kita bahas maka sebelum kita lebih lanjut
membahas regulasi pemerintah, kita akan mengulas sedikit tentang PT. East West Seed Indonesia
atau yang biasa disebut Ewindo. PT East West Seed Indonesia adalah perusahaan benih sayuran
terpadu pertama di Indonesia yang menghasilkan benih unggul sayuran melalui kegiatan
PemuliaanTanaman ( Plant Breeding ) yang kantor pusatnya terletak di Purwakarta Jawa Barat.
Dalam pengembangan benih PT. East West Seed Indonesia menempatkan beberapa tenaga ahli
profesianal dari dalam dan luar negeri, dan hasil penelitian dan pengembangan benih sayuran ini

diproduksi, diproses dan dikemas serta dipasarkan untuk petani Indonesia dengan merek dagang
“Cap Panah Merah”. PT ESWI didirikan pad tahun 1990 dan diresmikan pada tanggal 11 Juni
1991 oleh Menteri Pertanian RI yang pada waktu itu adalah Bapak Ir. Wardoyo. PT. ESWI
memulai kegiatannya dari pemuliaan tanaman yang dilanjutkan dengan produksi processing,
penyimpanan benih dan pemasaran. Perusahaan ini memproduksi benih yang cocok untuk
dataran rendah, menengah serta dataran tinggi. Hal itu memungkinkan tingkat adaptasi yang
tinggi di berbagai tempat di Indonesia. Hingga saat ini perusahaan ini telah menghasilkan benihbenih sayuran dan buah-buahan yang beranekan ragam yaitu antara lain benih cabe besar, cabe
rawit, cabe keriting, kacang panjang, buncis, paria, oyong, ketimun, melon, semangka, labu,
kubis, cabe, terong, kangkung dan lain-lainnya.
Ewindo sendiri merupakan perusahaan benih yang cukup popular dikalangan petani.
Setelah mengetahui bagaimana garis besar perusahaan maka kita akan mulai membahas tentang
regulasi dan kebijakan pemerintah. Dari sumber yang kami dapatkan regulasi dan kebijakan
pemerintah sendiri dibagi kepada beberapa point sehingga titik focus pembahasan analisa akan
dibagi menjadi 9 pembahasan. Yang dimaksud regulasi dan kebijakan pemerintah untuk industry
perbenihan di Indonesia sendiri sedikit rumit, yaitu kita akan membahas tentang kebijakan umum
industry benih, pelepasan varietas tanaman, produksi benih, sertifikasi benih, manajemen
kualitas benih, kebijakan penelitian, regulasi investasi, regulasi impor, regulasi karantina.

Pembahasan awal yaitu kita membahas dahulu tentang kebijakan umum seperti apa yang
ada di Industri perbenihan di Indonesia. Kemajuan pertanian suatu negara sangat ditentukan

jumlah varietas unggul baru yang diperoleh. Dengan diundangkannya Undang-Undang
Perlindungan Varietas di Indonesia maka atmosfer investasi dan penelitian yang mengarah ke
pembuatan varietas baru semakin baik. Hal ini membuka peluang berkembangnya perusahaanperusahaan swasta yang mengusahakan benih yang lebih baik dan disukai konsumen. Hal ini
tampak dari munculnya banyak perusahaan swasta baik asing maupun lokal yang bergerak dalam
bidang perbenihan terutama varietas hibrida layaknya Ewindo. Beberapa regulasi yang saat ini
berlaku di Indonesia adalah Undang – Undang No. 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan
Varietas Tanaman yang intinya membahas tentang perlindungan yang dilakukan pemerintah
untuk pemilik varietas tanaman (PVT). Namun apabila kita melihat dari perusahaan benih sejak
diundangkannya UU No. 12 Tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman, maka UU ini sangat
berpotensi bagi para pengusaha perbenihan untuk melakukan monopoli benih. Karena apabila
dilihat dari sisi petani perlahan tapi pasti, nasib para petani pemulia benih semakin terpinggirkan.
UU ini mewajibkan uji multilokasi untuk setiap benih yang akan diedarkan, tentu saja hal ini
tidak bisa dijangkau oleh petani, mengingat biaya yang sangat besar untuk lolos uji multilokasi
ini.
Selain itu pemerintah juga membuat undang-undang yang mengemparkan investasi asing.
Undang-Undang Hortikultura telah disahkan pada 26 November 2010. UU No.13 hasil inisiatif
DPR ini (kendati teknisnya mulai dari outline sampai rumusan finalnya dilakukan orang-orang
Kementerian Pertanian) disambut baik karena memberikan bekal hukum dan mengatur
tentang Good Agricultural Practices, Good Handling Practices kepada pelaku usaha hortikultura,
yang besar, menengah maupun yang kecil. Namun ada pasal- pasal dalam UU itu yang memicu

kontroversi, yakni Pasal 100 dan Pasal 131. Pasal ini menentukan, empat tahun ke depan pihak
asing yang berinvestasi untuk industri benih di Indonesia hanya diperkenankan menguasai saham
30%. Pada PT East West Seed sendiri 70% saham dikuasai oleh investasi asing. Namun dengan
adanya UU ini maka pihak asing harus mengurangi investasinya. Ini bisa menjad langkah yang
bagus bagi para pengusaha di Indonesia yang ingin menanami modalnya pada investasi industri
benih.
Mengenai pelepasan varietas, seiring dengan meningkatnya kegiatan usaha hortikultura di
dalam negeri, kebutuhan akan varietas unggul baru meningkat nyata. Peningkatan kebutuhan

benih tersebut terjadi sejalan dengan meningkatnya prospek pasar domestik produk hortikultura,
bahkan beberapa tahun terakhir laju permintaan terhadap varietas unggul baru melebihi kapasitas
penyediaan dalam negeri. Terbatasnya varietas unggul yang tersedia di pasar domestik menjadi
peluang sekaligus tantangan bagi lembaga penyelenggara pemuliaan untuk memasok varietas
unggul baru kepada pengguna. Dengan melakukan pelepasan varietas unggul baru merupakan
upaya mengurangi ketergantungan import varietas dari Negara lain. Berdasarkan UU No 12/
1992 Pasal 12 ayat 1,2 dan 3, yaitu benih dari varietas hasil pemuliaan harus dilepas oleh
pemerintah sebelum diedarkan. Pelepasan varietas adalah pengakuan pemerintah terhadap suatu
varietas hasil pemuliaan dalam negeri dan atau introduksi yang dinyatakan dalam keputusan
Menteri Pertanian bahwa varietas tersebut merupakan suatu varietas unggul yang dapat
disebarluaskan. (PERMENTAN NO. 37/2006 Pasal 1 ayat 1). Adapula pelepasan varietas yang

harus dilalui tahapannya adalah pendaftaran rencana pengujian, supervise pengujian,
permohonan pelepasan, penilaian oleh tim penilai dan pelepas varietas, dan tahapan dan waktu
proses pelepasan varietas. Untuk Ewindo sendiri, mereka tentunya melakukan pelepasan varietas
tanaman sesuai prosedur yang ada karena memang Ewindo merupakan perusahaan yang sudah
besar dan tentunya mengetahui aturan yang ada.
Untuk produksi benih sendiri, PT East West Seed sendiri merupakan perusahaan benih
pertama di Indonesia yang memproduksi, mengembangkan, dan menjual benih sayuran tropis
hibrida untuk para petani di Indonesia. Sampai saat ini. Produsen benih PT East West Seed
Indonesia tahun ini memproyeksikan dapat memproduksi 160 jenis benih hortikultura sebanyak
3.000 ton, melalui pengembangan kemitraan dengan 7.000 petani a.l. diperluas ke Jawa Timur
dan Kalimantan. Benih yang dikembangkan diantaranya ada benih bayam, buncis, caisim, kol,
kangkung, mentimun, seledri, selada, dan lain-lain. Menurut Managing Director PT East West
Seed Indonesia (Ewindo) Glenn Pardede mengatakan peluang produk benih sayuran hibrida di
pasar domestik cukup besar dengan pangsa 13.000 ton per tahun, diantaranya 50% masih
diimpor. Kondisi tersebut mendorong produsen benih sayuran bersertifikat di dalam negeri
meningkatkan volume produksi, melalui pasokan bahan baku biji dari petani. Namun, upaya
menggenjot produksi biji terkendala munculnya hama tanaman akibat cuaca ekstrim. Ewindo
juga menargetkan penjualan benih perusahaan tahun ini bisa tumbuh 13%-14% dari tahun lalu.
Glenn Pardede, Managing Director Ewindo, mengatakan kenaikan penjualan didorong kenaikan
harga jual rata-rata benih yang diperkirakan sekitar 3%-5%.


Kenaikan penjualan juga karena adanya daerah-daerah pemasaran baru terutama di
Indonesia Timur, seperti Kepulauan Maluku dan Halmahera. Porsi terbesar penjualan perusahaan
masih di Jawa dan Sumatera. Salah satu kunci untuk keberhasilan produksi adalah penggunaan
stock seed atau benih tebar yang baik Untuk itu perusahaan mempunyai staf ahlikhusus yang
bertugas untuk menjaga mutu mulai dari breder seed sampai kestock seed. Dalam memperoleh
benih sayuran perusahaan tidak memiliki lahansendiri melainkan melakukan mitra kerja dengan
petani dengan sistem kontrak dimana petani menggunakan stock seed yang telah disiapkan dari
perusahaandengan demikian petani dan perusahaan akan saling diuntungkan dimana
petaniharus menjual produksinya kepada perusahaan dengan harga yang telahdisepakati bersama
sebelum benih diproduksi. Petani akan bekerja seoptimalmungkin karena setiap kilogram yang
dihasilkannya berarti pendapatan.
PT EastWest Seed Indonesia juga memiliki staf ahli bidang produksi dengan petugaspetugas lapangannya yang memberikan petunjuk teknis mengenai caramemproduksi benih yang
baik serta mengawasi dan memonitor perkembangantanaman sampai benih tersebut dihasilkan.
Setelah benih itu dihasilkan makadilakukan pengetesan daya berkecambah (DB) dengan tingkat
hibriditas. Benihtersebut baru layak jual kalau memiliki daya berkecambah minimal 85%
dantingkat kemurnian 96% untuk benih hibrida. Benih-benih yang akan dikirimoleh divisi
produksi harus disortasi secara manual terlebih dahulu dan memilikistandar minimal daya
berkecambah 85%, serta kadar benih air masih relatif cukup tinggi yakni 10-13 %. Setibanya di
zpurwakarta dan diterima oleh divisi processing benih-benih tersebut segera difumigasi sekitar 3

hari untuk memastikan benih-benih tersebut bebas dari hama khususnya kacang panjang. Setelah
benih-benih difumigasi dimasukan ke dalam gudang dalam kelembapan nisbi atau RH sekitar
30% dan suhu sekitar 25°C dengan menggunaka dehumifire dan AC selama sekitar 2 minggu.
Pada kondisi demikian kadar air benih akan menurun menjadi 7-9% sehingga benih-benih
tersebut dapat tersimpan dalam waktu yang relatif cukup lama. Setelah penyimpanan benih
dalam gudang maka dilakukan processing benih untuk memisahkan benih murni dari kotoran
benih dan benih hampa. Sehingga benih dijamin akan mencapai kemurnian fisik benih minimal
98%. Proses cleaning dan grading ini menggunakan processing kapasitas besar dan kecil sesuai
dengan besarnya komoditas.

Sertifikasi benih, PT East West Seed Indonesia (Ewindo), produsen benih hortikultura
hibrida memperoleh akreditasi dari International Seed Testing Association (ISTA) untuk kualitas
laboratorium pengujian benih. Glenn Pardede, Managing Director Ewindo, mengungkapkan
akreditasi itu merupakan yang pertama bagi produsen benih Indonesia, sekaligus membuka
peluang produk benih cap Panah Merah itu untuk dipasarkan di 79 negara anggota ISTA. ISTA
adalah lembaga sertifikasi benih hibrida bermarkas di Swiss yang punya 201 anggota dari 79
negara. Akreditasi ISTA itu meliputi teknik pengambilan sample, kemurnian fisik, penentuan
benih tanaman lain, dan daya berkecambah untuk berbagai varietas benih sayuran unggul. Dalam
hal ini, Ewindo telah memenuhi standar internasional dalam hal kompetensi, fasilitas
laboratorium, sistem managemen mutu dan lulus uji banding antar laboratorium. Spesies yang

diujikan dalam uji banding itu adalah benih bunga matahari, bunga sweet pea, gandum, bunga.
Untuk sertifikasi benih yang lainnya.
Manajemen Kualitas Benih, Keberhasilan PT East West Seeds Indonesia (Ewindo)
meraih akreditasi dari International Seed Testing Association (ISTA) memberi peluang bagi
perusahaan untuk meningkatkan daya saing produk benih tanaman. Bagi petani, keberadaan
akreditasi ISTA akan menjadi jaminan benih produk berkualitas yang diakui 79 negara
anggotanya. Bagi Ewindo, sertifikasi ini akan mempercepat proses ekspor karena tidak perlu
mendapat sertifikasi laboratorium dari luar negeri. Artinya, cukup dari laboratorium Ewindo di
Purwakarta

dan

Cimanggis.

Untuk

memperoleh

hasil


uji

benih

yang

dapat

dipertanggungjawabkan, maka metode yang digunakan oleh laboratorium harus mengusung
standardisasi, tentunya yang diakui baik secara nasional maupun internasional serta mutakhir.
Ewindo sendiri belum lama ini memperkenalkan sembilan varietas benih sayuran unggul yang
tahan terhadap serangan virus gemini. Sembilan varietas baru tersebut untuk tanaman tomat,
kacang panjang, dan timun. Khusus untuk tomat, Ewindo juga meluncurkan varietas yang tahan
terhadap virus gemini sekaligus tahan penyakit layu. Sesuai dengan misinya untuk selalu
menghasilkan benih sayuran bermutu tinggi untuk petani Indonesia, PT East West Seed
Indonesia terus membenahi sistem mutunya dengan sukses meraih sertifikat Quality
Management System ISO 9001:2000. Sertifikat dikeluarkan oleh KEMA Registered Quality
Indonesia, sebuah badan sertifikasi yang berpusat di Belanda yang menjadikan sistem
manajemen mutu PT East West Seed Indonesia sebagai produsen benih unggul yang telah
memenuhi standar internasional.


Untuk Kebijakan Penelitian, Kegiatan penelitian dan pengembangan perusahaan
dipimpin oleh staf ahlidari Belanda dan staf lokal dari perguruan tinggi yang terkenal di
Indonesia

dan

sudah menghasilkan beberapa varietas unggul untuk dataran rendah

maupun

dataran tinggi seperti cabe hibrida, paria hibrida, oyong hibrida, mentimun, bayam, kacang
panjang dan lain-lain. Untuk dataran tinggi antara lain tomat, selada, wortel, dan sebagainya.
Kegiatan R & D meiputi kegiatan pemuliaan tanaman di lapangan dan labolatorium. Untuk
penelitian kebijakan sendiri kami tidak mendapatkan informasi yang akurat. Namun kami
melihat dari pengertianya sendiri penelitian kebijakan adalah usaha mengumpulkan informasi
secara komprehensif untuk merumuskan kebijakan. Penelitian kebijakan senantiasa berhubungan
dengan maksimalisasi perolehan data agar peneliti mampu memetakan permasalahan, dan
menyusun berbagai alternatif kebijakan. Jadi untuk Ewindo sendiri kami tidak menemukan
secara spesifik mengenai kebijakan penelitian ini.

Selain point-point diatas adapula regulasi-regulasi dalam industry perbenihan.
Diantaranya ada regulasi investasi, regulasi impor dan regulasi karantina. Kami akan memulai
membahas dari regulasi investasi. Seperti sudah dipaparkan pada penjelasan awal di kebijakan
umum pemerintah untuk perusahaan perbenihan. Dimana pembatasan investasi asing hanya 30%
sementara Ewindo sendiri saham terbesar sebanyak 70% dikuasain oleh investasi asing. Regulasi
investasi inilah yang diterapkan pemerintah agar merangsang perusahaan-perusahaan yang
mempunyai investasi asing yang besar agar merubah akusisi sahamnya. Berkaitan dengan
Undang-Undang Hortikultura (UUH) yang membatasi investasi asing sebesar 30 %, Direktur
Marketing PT. East West Seed Indonesia, Ir. Afrizal Gindow menyatakan hal tersebut seharusnya
tidak perlu diberlakukan apalagi untuk industri perbenihan yang sudah lama eksis dan bermitra
dengan pihak luar negeri sebelum UUH tersebut dikeluarkan. Menurut Afrizal, pembatasan
investasi pihak asing sebesar 30 % tersebut akan berdampak pada penurunan investasi di industri
perbenihan. Pembatasan ini akan menimbulkan iklim investasi yang kurang menguntungkan bagi
industri hortikultura di Indonesia yang sebagian besar investornya merupakan pihak asing. Hal
ini akan berdampak pada penurunan rangsangan investor asing untuk datang ke Indonesia dan
akan lebih memilih untuk menanamkan modalnya di negara lain yang tidak membatasi kapasitas
investasi mereka. Ungkap Afrizal pada Workshop Perbenihan di Kantor Pusat Direktorat
Hortikultura, Jakarta. Dampak lain dari UUH ini akan berakibat cukup fatal bagi produksi benih
di Indonesia terutama dari segi perkembangan kualitas benih dalam negeri. Hal ini diakibatkan

oleh pembatasan investasi yang berpotensi membuat beberapa perusahaan atau investor asing
menarik diri dari Indonesia yang mengakibatkan hambatan dalam penyerapan dan perkembangan
teknologi. Hal ini akan menghambat para pemulia untuk menciptakan inovasi varietas benih
unggul baru karena teknologi baru yang mereka butuhkan untuk proses breeding lokal tidak ada
atau belum terserap sepenuhnya, ujar Afrizal. Sebaiknya kita menyerahkannya pada mekanisme
pasar dan pemerintah melakukan pengendalian terpadu yang mendukung perkembangan
hortikultura dalam negeri tanpa merugikan pihak lain, katanya. Sementara itu, pemilik PT.
Mitratani Agro Unggul yang juga Ketua Umum Dewan Hortikultura menyatakan pembatasan
investasi asing selama 4 tahun merupakan hal yang cukup berat bagi industri perbenihan
hortikultura di Indonesia yang notabene sebagian besar dikuasai perusahaan asing. Untuk UUH
tentang penanaman modal asing (PMA) jelas dikatakan pada pasal 100 ayat 1 yaitu pemerintah
mendorong penanaman modal dengan mengutamakan penanaman modal dalam negeri.
Setelah regulasi investasi, ada juga regulasi impor. Karena Ewindo sudah mendapatkan
setifikasi ISTA maka hal ini akan mempermudah perluasan pasar dengan Negara yang memang
menjadi anggota sebanyak 79 negara. Bisa kita mengerti bahwa harapan dari Ewindo sendiri
tidak hanya memasarkan di dalam negeri tapi juga memasarkan sampai keluar. Namun
kendalanya saat ini pemerintah mulai 29 Juni 2012 menutup Pelabuhan Tanjung Priok sebagai
pintu masuk impor hortikultura, didasarkan pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan)
Nomor 42 Tahun 2012 tentang teknis dan tindakan karantina tumbuhan, buah-buahan, dan
sayuran segar. Setelah Tanjung Priok ditutup, impor hortikultura hanya diperbolehkan melalui
Pelabuhan Belawan Medan, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan Makasar, serta
Bandara Soekarno Hatta.
Hanya tiga pelabuhan yang ditetapkan pemerintah bisa menjadi pintu masuk yakni
Pelabuhan Batam, Karimun, dan Bintan itupun karena merupakan pelabuhan perdagangan bebas.
Namun ada juga regulasi impor yang lebih menguntungkan perusahaan benih. Peraturan menteri
keuangan tentang pembebasan bea masuk atas impor bibit dan benih untuk pembangunan dan
pengembangan industri pertanian, peternakan, atau perikanan.
Pasal 1, Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan :
(1)Bibit dan benih adalah segala jenis tumbuh-tumbuhan atau hewan yang diimpor
dengan tujuan benar-benar untuk dikembangbiakkan lebih lanjut dalam rangka
pembangunan dan pengembangan industri di bidang pertanian, peternakan atau perikanan

termasuk juga dibidang perkebunan dan kehutanan yang ditetapkan oleh instansi teknis
terkait.
Pasal 2
(1) Impor bibit dan benih dapat diberikan pembebasan bea masuk.
(2) Pembebasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan kepada Orang yang
melakukan pengembangbiakan dalam rangka pengembangan bidang pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan, atau perikanan.
Pasal 3
Impor bibit dan benih untuk kepentingan penelitian hanya dapat diberikan pembebasan
bea masuk apabila dilakukan oleh lembaga penelitian atau lembaga lain yang telah
memperoleh rekomendasi dari instansi teknis terkait.
Pasal 4
(1) Untuk mendapatkan pembebasan bea masuk atas impor bibit dan benih, importir
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 harus mengajukan permohonan kepada
Menteri melalui Direktur Jenderal.
Secara garis besarnya seperti itu regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Sebenarnya
menguntungkan dari segi biaya bea cukai, namun merugikan dari segi pembatasan pelabuhan
untuk Ewindo.
Untuk regulasi terakhir dalam pembahasan ini yaitu tentang regulasi karantina.
Persyaratan Karantina (import)


Melampirkan phytosanitary certificate dari negara asal dan dibawa pada saat kedatangan,
untuk tanaman atau bagian tanaman, kecuali membawa klasifikasi yang digunakan
sebagai artikel lainnya



Melalui tempat masuk



notified dan menyampaikan kepada petugas karantina tumbuhan di tempat kedatangan
untuk pengecekan tentang karantina.



Material tanaman dilampiri surat izin import melalui Kementerian Pertanian

Persyaratan Karantina (domestic)


Melampirkan Sertifikat kesehatan dari

daerah asal tanaman atau bagian

kecuali membawa clasifikasi artikel lainnya


Malalui tempat masuk yang ditetapkan dan tempat keluar

tanaman,



Membawa dan diberikan kepada petugas karantina di tempat keluar dan masuk untuk
pengecekan kegiatan karantina.

Persyaratan Karantina (export)


Melampirkan Sertifikat kesehatan tanaman atau bagian tanaman, kecuali

membawa

clasifikasi article lainnya


Melalui tempat export yang telah ditentukan



Membawa dan menyampaikan kepada petugas karantina di tempat export untuk kegiatan
pengecekan karantina.
Apabila dilihat dari segala persyaratan karantina, sepertinya Ewindo tinggal

mengaplikasikan segala persyaratan karantina secara domestic, ekspor dan import. Karena
mereka secara tidak langsung sudah mempunya berbagai sertifikasi benih termasuk ISTA dan
juga pengendalian mutu berupa PT East West Seed Indonesia terus membenahi sistem mutunya
dengan sukses meraih sertifikat Quality Management System ISO 9001:2000. Sertifikat
dikeluarkan oleh KEMA Registered Quality Indonesia, sebuah badan sertifikasi yang berpusat di
Belanda yang menjadikan sistem manajemen mutu PT East West Seed Indonesia sebagai
produsen benih unggul yang telah memenuhi standar internasional.
Kategori Produk, Penggunaan Teknologi, dan Strategi Bisnis PT. East West Seed Indonesia
Produk yang ada disesuaikan dengan keadaan daerah main dealer, seperti keadaan tanah,
konsumen yang dituju, pesaing yang ada dipasar dan perekonomian di daerah tersebut. Untuk
menjamin mutu yang baik dan konsisten, sama atau lebih baik dibanding mutu produk
perusahaan pesaing. Maka setiap tahapan pada proses produksi benih unggul, sayuran ditetapkan
control kualitas yang ketat terhadap produk yang dihasilkan. Ada banyak kategori produk yang
Ewindo sediakan, yaitu :
Amarant

carrot

h
Bitter

cauliflowe

gourd
cabagge

r
celery

choisum

eggplan

kangkon

corn

t
French

g
lettuce

pumpki

tomato

cucumbe

bean
kale

melon

n
Ridge

watermelo

gourd

n

r

pepper

shallot

Yardlong
bean

Penggunaan Teknologi, apabila dilihat penggunaan teknologi di Ewindo ditekankan pada
pengemasan yang canggih dan bersih menggunakan mesin. Dan juga kita dapat melihat
persilangan yang cukup banyak yang telah dilakukan oleh Ewindo. Tanpa harus dipaparkan
teknologi yang digunakan, kami akan melihat dari salah satu sisi saja. Yaitu teknologi pada saat
pengemasan,.
Gir tolong terusin penggunaan teknologi sama strategi bisnis ya, tapi jangan panjang2 gir.
Jelasin pake kata2 sendiri.

Sumber :
Glenn,

Pardede,

2010,

IMPROVES

PEOPLE’S

http://jember.ewsi.co.id/sambutan_bod.php?recordID=14,

diakses

LIFE,
tanggal

18

oktober 2012
Anonim, 2010, Prosedur Pelepasan Varietas,

http://jogjabenih.jogjaprov.go.id/legalitas-

benih/pelepasan-varietas, diakses tanggal 22 oktober 2012
Safitri,

nugraha

Banu,

2011,

Prosedur

Pelepasan

Varietas

Tanaman

Hortikultura,

http://nugrahabanu.blogspot.com/2011/04/prosedur-pelepasan-varietastanaman.html, diakses tanggal 22 oktpber 2012
Wiranti, Dyah Yossie, 2012, East West Seed Indonesia Targetkan Penjualan Tumbuh 13%-14%,
http://www.indonesiafinancetoday.com/read/32415/East-West-Seed-IndonesiaTargetkan-Penjualan-Tumbuh-13-14, diakses taanggal 22 oktpber 2012


http://www.unece.org/fileadmin/DAM/trade/agr/promotion/2010_Indonesia/PlantQuarant
ineInIndonesia_Suwanda_I.pdf ( di akses pada tanggal 22 oktober 2012 )



http://tabloidsinartani.com/Nasional/Perusahaan-Benih-Berharap-Ada-KeluwesanInvestasi-Asing-di-Subsektor-Hortikultura.html (( di akses pada tanggal 22 oktober
2012 )



http://www.pekalongankab.go.id/peraturan/uu-ri/1588-uu-no-13-tahun-2010-tentanghortikultura.html (di akses pada tanggal 22 oktober 2012 )



http://rulebook-jica.ekon.go.id/indonesia/3079_105_PMK.04_2007_i.html

(di akses

pada tanggal 22 oktober 2012 )


http://www.agrina-online.com/redesign2.php?rid=20&aid=2802 (di akses pada tanggal 22

oktober 2012 )


Undang-undang republik indonesia nomor 13 tahun 2010 tentang hortikultura (di akses
pada tanggal 22 oktober 2012 )





http://digilib.unej.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=gdlhub-gdl-sitifarida-2994
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/(8)%20soca-valeriana-benih%20hortikultura(1).pdf
http://www.lp3.unej.ac.id/index.php/en/pipk/info-lowongan-pekerjaan/72-pt-east-west-



seed-indonesia
http://www.eastwestindo.com/