Distilasi uap dilakukan untuk memisahkan

Distilasi uap dilakukan untuk memisahkan komponen campuran pada temperatur lebih
rendah dari titik didih normal komponen-komponennya. Dengan cara ini pemisahan dapat
berlangsung tanpa merusak komponen-komponen yang hendak dipisahkan. Cara ini dapat
dipilih jika komponen-komponen yang dipisahkan sensitif terhadap panas dan harus dijaga
(Surjani Wonorahardjo, 93: 2012).
Pemisahan secara distilasi pada prinsipnya adalah metode pemisahan yang didasarkan karena
adanya perbedaan titik didih antara komponen-komponen yang akan dipisahkan. secara
teoritis bila perbedaan titik didih antar komponen makin besar maka pemisahan dengan cara
distilasi akan berlangsung makin baik yaitu hasil yang diperoleh makin murni. Distilasi
digunakan untuk menarik senyawa organik yang titik didihnya di bawah 250C. pendistilasian
dengan titik didih terlalu tinggi dikhawatirkan akan merusak senyawa yang akan didistilasi
diakibatkan terjadinya oksidasi dan dekomposisi
(Sanusi Ibrahim, 11: 2012).
Apabila suatu zat mudah terurai atau rusak pada titik didihnya, sebaiknya didistilasi dengan
distilasi uap. Caranya adalah tekanan uap cairan yang akan didistilasi ditambah melalui
pemberian tekanan uap yang tinggi. Dalam hal ini tidak dapat digunakan distilasi vakum
karena bila digunakan distilasi vakum zat yang akan didistilasi akan terisap ke pompa vakum
(Sanusi Ibrahim, 13: 2012).
Berbagai alkohol, aldehida, keton, dan ester yang mudah menguap atau atsiri terdapat dalam
tumbuhan walaupun biasanya terdapat hanya sedikit sekali (Trevor Robinson, 132: 1995).
Komponen atsiri buah dan bunga terdapat dalam jumlah yang sangat kecil sehingga

diperlukan bahan awal yang sangat besar jumlahnya untuk mengisolasi senyawa yang
memadai untuk diteliti. Oleh karena keatsiriannya, senyawa ini sukar pula diisolasi dan sering
seluruhnya diubah menjadi turunan yang tidak atsiri yang selanjutnya dapat difraksinasi
(Trevor Robinson, 132-4: 1995)
Minyak atsiri umumnya memiliki titik didih yang rendah, oleh karena itu untuk mendistilasi
minyak atsiri digunakan system trapping. Dengan trapping uap yang terbentuk dibiarkan
naik, selanjutnya didinginkan dengan pendingin tegak sehingga pengembunan yang terjadi
lebih banyak. Hasilnya ditampung sebagai tetesan dari pendinginan. Distilasi ini adalah
merupakan modifikasi distilasi normal yang lebih cocok untuk pengambian minyak atsiri
(Sanusi Ibrahim, 12: 2012).
Pada pemisahan campuran dari dua cairan yang menguap atau yang titik didihnya berdekatan
lebih banyak persoalannya, sehingga tidak dapat dilakukan dengan destilasi biasa. Satu cara
yang sering digunakan untuk memperoleh hasil yang lebih baik disebut destilasi bertingkat,
yaitu proses dalam mana komponen-komponennya secara bertingkatdiuapkan dan
diembunkan. Dalam proses ini campuran didihkan pada kisaran suhu tertentu pada tekanan
tetap. Uap yang dilepaskan dari dalam cairan tidak murni berasal dari salah satu komponen
tetapi masih mengandung campuran kedua komponen dengan komposisi yang biasanya
berbeda dengan komposisi cairan yang mendidih. Kenyataan umum yang diperoleh adalah
bahwa uap yang lebih banyak mengandung komponen yang mudah menguap (atsiri). Bila
sebagian cairan telah didihkan uapnya diembunkan, maka campuran akan terbagi menjadi


dua bagian. Bagian pertama terdiri dri uap yang terembunkan disebut destilat dan
mengandung lebih banyak komponen yang atsiri dibandingkan cairan aslinya. Bagian kedua
adalah cairan yang tertinggal disebut residu, yang susunannya lebih banyak komponen yang
sukar menguap. Bila destilat yang mula-mulanya diperoleh dipanaskan lagi sampai mendidih,
maka uap yang baru akan lebih banyak lagi komponen yang lebih banyak lagi komponen
yang lebih atsiri. Hal ini dapat diulangi lagi beberapa kali sampai akhirnya diperoleh salah
satu komponen murni mudah menguap (Yazid, 2005, hal: 67).
Kromatografi adalah suatu metode pemisahan fisik, dimana komponen yang dipisahkan
terdistribusi dalam 2 fase. Salah satu fase tersebut adalah suatu lapisan stasioner dengan
permukaan yang luas yang lainnya seperti fluida yang mengalir lembut disepanjang landasan
stasioner. Ketika pita tersebut melewati kolom, pelebaran disebabkan oleh rancangan kolom
dan kondisi pengerjaan dan dapat diterangkan secara kuantitatif dengan pengertian jarak
dengan teori kolom adalah jantung kromatografi, pemisahan sesungguhnya komponen
dicapai dalam kolom.
( Underwood,2006 : 487
KLT merupakan contoh dari kromatografi adsorpsi. Fase diam berupa padatan dan
fase geraknya dapat berupa cairan dan gas. Zat terlarut yang diadsorpsi oleh permukaan
partikel padat. Kromatografi adsorpsi memiliki beberapa kekurangan, yaitu : a. pemilihan
fase diam(adsorben), b. koefisien distribusi untuk seringkali tergantung pada kadar total,

sehingga pemisahannya kurang sempurna.
(Soebagio,dkk. 2002:58-88)

DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Sanusi dan Marham Sitorus. 2012. Teknik Laboratorium Kimia Organik . Padang:
Graha Ilmu.
Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: Penerbit ITB.
Wonorahardjo, Surjani. 2012. Metode-metode Pemisahan Kimia Sebuah Pengantar . Malang:
@akademia
Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. ANDI. Yogyakarta
Soebagio,dkk.2002. Kimia Analitik. Malang : FMIPA UNM
Underwood.2006. Analisis Kuantitatif. Jakarta : Erlangga