MEMBENTUK INTEGRITAS MAHASISWA BARU MELA

MEMBENTUK
K INTEGRITAS
I
MAHASISW
WA BARU
MELALUI PEN
ENDIDIKAN KARAKTER DALAM
D
KEGIATAN ORIE
RIENTASI STUDI DAN PENG
NGENALAN
STUDI

Disusun Oleh:
Anggit Budi Pawestri
Akuntansi FEB UGM
15/379308/EK/20368
Paul D. Kimmel (12)

FAKULT
TAS EKONOMIKA DAN BISNI

NIS
UNIV
IVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN AJARAN 2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul,
‘MEMBENTUK INTEGRITAS MAHASISWA BARU MELALUI KEGIATAN
ORIENTASI STUDI DAN PENGENALAN STUDI’
Walaupun terdapat hambatan selama penulisan makalah, seperti kesulitan
mencari info, tapi penulis tetap berusaha untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Makalah ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dan dukungan dari
pihak lain. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih kepada :
1. Orang tua, yang telah memberikan dukungan moril dan materi.
2. Pemandu kelompok 12 Paul D. Kimmel
3. Teman-teman kelompok 12 Paul D. Kimmel

4. Teman–teman program studi Akuntansi FEB UGM 2015.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
memperbaiki kesalahan dalam paper ini. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Yogyakarta, 17 Agustus 2015

Anggit Budi Pawestri
NIM : 15/379308/EK/20368

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….

ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………


iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………..

1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………….

1

1.3 Tujuan Penulisan Paper ………………………………………..

2

1.4 Manfaat Penulisan Paper ……………………………………….

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Solusi untuk Menangani Masalah Integritas Melalui Kegiatan
Ospek............................………...…...……………………………... 3
2.1.1 Masalah Integritas ....………………………………………..

3

2.1.2 Ospek ...................……………………………………………..

4

2.1.3 Pendidikan Karakter dalam Ospek......................................... 5
2.2 Pengaruh Pendidikan Karakter dalam Menciptakan
Mahasiswa yang Berintegritas........................................................
2.3 Usaha Mewujudkan Mimpi Melalui Cara yang Berintegritas...

9
10

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………


11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 12

iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari sifat integritas sangat diperlukan.
Khususnya bagi mahasiswa yang kelak menjadi generasi penerus bangsa sekaligus agen
perubahan dalam masyarakat. Untuk mengoptimalkan peran tersebut, mahasiswa harus
bisa mengimplementasikan integritas dalam kegiatan sehari-hari.
Akan tetapi, kenyataannya tidak demikian. Berbagai masalah kecil terjadi di dalam
kebiasaan hidup mahasiswa terkait sifat integritas seperti plagiarisme tugas, menitip
absen dan terlambat. Seketika itu pula, integritas pun menjadi masalah yang pelik ketika

berhubungan dengan mahasiswa.
Tindakan-tindakan semacam ini tidak boleh dibiarkan karena perilaku tersebut
dalam jangka panjang akan memberikan dampak negatif bagi moral para mahasiswa
yang kelak menjadi generasi penerus bangsa ini. Masalah ini harus segera diatasi demi
menciptakan mahasiswa yang berintegritas.
Salah satu kegiatan yang bisa dimanfaatkan sebagai media pembentukan karakter
integritas pada mahasiswa adalah kegiatan Ospek atau Orientasi Studi dan Pengenalan
Kampus. Ospek diberlakukan oleh lembaga pendidikan tinggi bagi para mahasiswa
barunya sebagai media sosialisasi lingkungan kampus berikut segala peraturan dan halhal lainnya. Oleh karena itu, penulis mempunyai gagasan untuk memberikan pendidikan
karakter integritas melalui kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau
Ospek.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana pendidikan karakter menangani masalah integritas di kalangan
mahasiswa melalui kegiatan Ospek?
1.2.2 Bagaimana pengaruh pendidikan karakter dalam menciptakan mahasiswa

yang berintegritas?
1

1.2.3 Bagaimana usaha dalam mewujudkan mimpi melalui cara yang berintegritas?

1.3

Tujuan Penulisan Paper
Adapun tujuan dalam penulisan paper ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Menjelaskan pendidikan karakter menangani masalah integritas di kalangan
mahasiswa melalui kegiatan Ospek.
1.3.2 Mengetahui pengaruh pendidikan karakter dalam menciptakan mahasiswa
yang berintegritas.
1.3.3 Menjelaskan usaha dalam mewujudkan mimpi melalui cara yang
berintegritas.

1.4

Manfaat Penulisan Paper
Manfaat dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui penanggulangan masalah

integritas di kalangan mahasiswa melalui kegiatan Ospek.

2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Pendidikan Karakter untuk Menangani Masalah Integritas Melalui Kegiatan
Ospek
2.1.1 Masalah Integritas
Integritas, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), adalah mutu, sifat,
atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi
dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. Berdasarkan ruang
lingkup, integritas terbagi menjadi dua, yakni integritas akademik dan integritas
nonakademik. Oleh karena topik makalah ditujukan kepada mahasiswa maka,
pembahasan integritas akan terfokus pada integritas dalam lingkup akademik.
Tracey Bretag, seperti yang dilansir oleh ANTARA News (2014),
mengungkapkan bahwa integritas akademik adalah tindakan yang berdasarkan

pada nilai kejujuran, kepercayaan, keadilan, kehormatan, keberanian, dan
tanggung jawab dalam proses pembelajaran, pengajaran, dan penelitian.
Supriyadi (Tidak disebutkan), dalam laman Magister Manajeman Rumah Sakit
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada menyebutkan jenis-jenis masalah
terkait dengan integritas akademik, yakni:
o Absen, merupakan ketidakhadiran pada kegiatan pembelajaran dengan
ataupun tanpa alasan yang dapat dibuktikan.
o Plagiarisme, yakni menggunakan pemikiran, proses, hasil ataupun tulisan
orang lain, baik yang dipublikasikan ataupun tidak, tanpa memberikan
pengakuan ataupun penghargaan dengan menyebutkan sumber referensinya
secara lengkap.
o Curang, yaitu setiap usaha yang dilakukan oleh mahasiswa atau orang lain
secara tidak jujur yang bertujuan untuk mengambil keuntungan yang tidak
adil dalam proses pembelajaran ataupun penilaian.
o Kolusi, adalah bekerja sama dengan mahasiswa lain untuk mempersiapkan
atau mengerjakan penugasan yang akan dinilai.
3

o Fabrikasi, merupakan tindakan mengarang data atau hasil penelitian ataupun
dalam mencatat atau melaporkan hasil penelitian tersebut.

o Falsifikas, yakni memanipulasi material, peralatan, atau proses penelitian,
atau mengubah atau menghilangkan data atau hasil penelitian sehingga hasil
penelitian tidak tercatat secara akurat.
o Ghosting, adalah meminta jasa orang lain, baik dengan ataupun tanpa
insentif, untuk menuliskan atau mengerjakan penugasan untuk mahasiswa
tertentu.
o Deceit,

merupakan

pernyataan,

tindakan,

alat

atau

piranti


yang

dipergunakan secara tidak jujur untuk tujuan berbohong atau memberikan
kesan negatif.
o Gratifikasi, adalah tindakan untuk menyenangkan orang lain yang dapat
memberikan keuntungan bagi mahasiswa tersebut.
2.1.2 Ospek
Ospek atau Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus bertujuan sebagai
media sosialisasi lingkungan kampus berikut segala peraturan dan hal-hal lainnya
yang ditujukan bagi para mahasiswa baru. Tujuan lain Ospek, seperti yang
dilansir Tribun Jabar (2015), yakni sebagai ajang berkenalan lebih jauh pada
mahasiswa yang lain. Tak semua perguruan tinggi menyebut masa pengenalan ini
Ospek, tetapi ada juga yang lainnya namun memiliki tujuan yang serupa.
Algar (2012) mengungkapkan bahwa Ospek sudah dikenal semenjak zaman
kolonial Belanda, dimana sistem feodalisme masih kental. Banyaknya kekerasan
yang terjadi oleh sistem feodalisme, merupakan terjadinya akar dari sebuah
kekerasan dalam bentuk sistem patronase. Dalam konteks kekuasaan yang
memiliki kuasa adalah atasan dan biasanya bawahan menurut perintah bawahan.
Posisi antara atasan dan bawahan menyebabkan terjadinya subordinasi, dalam
konteks hubungan antar mahasiswa berakibat terjadinya hubungan senioritas.
Akan tetapi sekarang bukan lagi zaman bersistem feodalisme, sehingga
sudah tidak seharusnya lagi bila Ospek digunakan secara sewenang-wenang demi
hubungan senioritas belaka.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, seperti
yang dilansir Tempo (2015), mengatakan Ospek harus bisa menjadi kegiatan yang
4

mengenalkan mahasiswa baru tentang kampus dan kebutuhan kampus, sekaligus
meminta agar pada Ospek ada tambahan materi yang diajarkan kepada
mahasiswa, yaitu memperkenalkan wawasan kebangsaan. Dengan wawasan
kebangsaan yang ditanamkan semenjak dini pada mahasiswa, maka diharapkan
mahasiswa mampu memiliki integritas demi membangun bangsa Indonesia
menjadi semakin baik lagi.
2.1.3 Pendidikan Karakter dalam Ospek
Ospek sebagai kegiatan resmi pertama bagi mahasiswa baru diharapkan
mampu mengenalkan mahasiswa baru selain terhadap lingkungan perkuliahan
tetapi juga peran baru sebagai kaum akademisi dan agen perubahan dalam
masyarakat. Akan tetapi, tanpa adanya integritas, peran mahasiswa baru sebagai
kaum akademisi dan agen perubahan dalam masyarakat tidak akan dapat berjalan
secara optimal.
Cara yang dapat ditempuh dalam usaha menangani masalah integritas, salah
satunya adalah dengan menerapkan pendidikan karakter integritas dalam kegiatan
Ospek.
Dua belas Pilar Keutamaan Pendidikan Karakter menurut Doni Koesoema A
(Tidak disebutkan) adalah sebagai berikut:
a)

Penghargaan terhadap tubuh

Penghargaan terhadap tubuh merupakan keutamaan fundamental yang
perlu dikembangkan dalam diri setiap orang. Pendidikan karakter mesti
memprioritaskan tentang bagaimana individu dapat menjaga tubuhnya
satu sama lain, tidak merusaknya, melainkan membuat keberadaan tubuh
tumbuh sehat sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan kodratnya.
Penghargaan terhadap tubuh merupakan ekspresi diri individu untuk
menjadi perawat dan pelindung satu sama lain.
b)

Transendental

Pengembangan keutamaan transendental, baik itu yang sifatnya
religius, keagamaan, maupun yang sublim, seperti kepekaan seni,
apresiasi karya-karya manusia yang membangkitkan refleksi serta
kemampuan untuk memahami kebesaran yang Illahi merupakan dasar
5

bagi pengembangan pembentukan karakter. Setiap individu dianugerahi
kepekaan akan sesuatu yang lembut, halus, yang bekerja secara rohani
mendampingi manusia, kepekaan akan sesuatu yang adikodrati.
Kepekaan akan yang Kudus, yang transenden, yang baik, yang indah,
baik itu dalam diri manusia maupun di alam, merupakan salah satu
sarana untuk membentuk individu menjadi pribadi berkeutamaan.
c)

Keunggulan akademik

Keunggulan

akademik

adalah

tujuan

dasar

sebuah

lembaga

pendidikan. Keunggulan akademik mencakup di dalamnya, cinta akan
ilmu, kemampuan berpikir kritis, teguh pada pendirian, serta mau
mengubah pendirian itu setelah memiliki pertimbangan dan argumentasi
yang matang, memiliki keterbukaan akan pemikiran orang lain, berani
terus

menerus

melakukan

evaluasi

dan

kritik

diri,

terampil

mengomunikasikan gagasan, pemikiran, melalui bahasa yang berlaku
dalam

ruang

lingkup

dunia

akademik,

mengembangkan

rasa

kepenasaranan intelektual yang menjadi kunci serta pintu pembuka bagi
hadirnya ilmu pengetahuan. Dari kecintaan akan ilmu inilah akan tumbuh
inovasi, kreasi dan pembaharuan dalam bidang keilmuan.
d)

Penguasaan diri

Penguasaan diri merupakan kemampuan individu untuk menguasai
emosi dan perasaannya, serta mau menundukkan seluruh dorongan emosi
itu pada tujuan yang benar selaras dengan panduan akal budi. Penguasaan
diri termasuk di dalamnya kesediaan mengolah emosi dan perasaan, mau
menempatkan kecondongan rasa perasaan sesuai dengan konteks dan
tujuan yang tepat sebagaimana akal budi membimbingnya. Penguasaan
diri termasuk di dalamnya kemampuan individu dalam menempatkan
diri, bertindak dan berkata-kata secara bijak dalam ruang dan waktu yang
tertentu.
e)

Keberanian

Keberanian merupakan keutamaan yang memungkinkan individu
mampu melakukan sesuatu dan merelisasikan apa yang dicita-citakannya.
Keberanian termasuk di dalamnya kesediaan untuk berkorban demi nilai6

nilai yang menjadi prinsip hidupnya, tahan banting, gigih, kerja keras,
karena individu tersebut memiliki cita-cita luhur yang ingin dicapai
dalam hidupnya. Keberanian merupakan dorongan yang memungkinkan
individu mewujudnyatakan dan merealisasikan impiannya.
f)

Cinta kebenaran

Cinta akan kebenaran merupakan dasar pembentukan karakter yang
baik, bukan sekedar sebagai seorang pembelajar, melainkan juga sebagai
manusia. Manusia merindukan kebenaran dan dengan akal budinya
manusia berusaha mencari, menemukan dan melaksanakan apa yang
diyakini sebagai kebenaran. Prinsip berpegang teguh pada kebenaran
mesti diterapkan bagi praksis individu maupun dalam kehidupan
bersama. Cinta akan kebenaran yang sejati memungkinkan seseorang itu
berani mengorbankan dirinya sendiri demi kebenaran yang diyakininya.
Sebab, keteguhan nilai-nilai akan kebenaran inilah yang menentukan
identitas manusia sebagai pribadi berkarakter.
g)

Terampil

Memiliki berbagai macam kompetensi dan keterampilan yang
dibutuhkan, bagi perkembangan individu maupun dalam kerangka
pengembangan profesional menjadi syarat utama pengembangan
pendidikan

karakter

yang

utuh.

Memiliki

kemampuan

dasar

berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, kompeten dalam
bidang yang digeluti merupakan dasar bagi keberhasilan hidup di dalam
masyarakat. Melalui kompetensinya ini seorang individu mampu
mengubah dunia.
h)

Demokratis

Masyarakat global hidup dalam kebersamaan dengan orang lain. Ada
kebutuhan untuk saling membutuhkan, bahu membahu satu sama lain.
Masyarakat tidak dapat hidup secara tertutup sebab keterhubungan satu
sama lain itu merupakan kondisi faktual manusia. Karena itu, setiap
individu mesti belajar bagaimana hidup bersama, mengatur tatanan
kehidupan secara bersama, sehingga inspirasi dan aspirasi individu dapat
tercapai. Demokrasi mengandaikan bahwa individu memiliki otonomi
7

dalam kebersamaan untuk mengatur kehidupannya sehingga individu
dapat bertumbuh sehat dalam kebersamaan. Demokrasi termasuk di
dalamnya pengembangan dan penumbuhan semangat kebangsaan.
i)

Menghargai perbedaan

Perbedaan adalah kodrat manusia. Menghargai perbedaan merupakan
sikap fundamental yang mesti ditumbuhkan dalam diri individu. Terlebih
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, menghargai
perbedaan mesti ditumbuhkan dalam diri tiap individu, karena negara
kita ini berdiri karena para pendiri bangsa ini menghargai perbedaan, dan
dalam perbedaan itu mereka ingin mempersatukan kekuatan dan tenaga
dalam membangun bangsa.
j)

Tanggung jawab

Tanggungjawab merupakan unsur penting bagi pengembangan
pendidikan karakter karena terkait dengan ekspresi kebebasan manusia
terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Tanggung jawab ini memiliki
tiga dimensi, yaitu tanggungjawab kepada (relasi antara individu dengan
orang lain), tanggungjawab bagi (hubungan individu dengan dirinya
sendiri), serta tanggungjawab terhadap (hubungan individu terkait
dengan tugas dan tanggungjawabnya di dalam masyarakat).
k)

Keadilan

Bersikap adil, serta mau memperjuangkan keadilan adalah sikap dasar
pribadi yang memiliki karakter. Keadilan penting untuk diperjuangkan
karena manusia memiliki kecenderungan untuk antisosial. Untuk itulah
diperlukan komitmen bersama agar masing-masing individu dihargai.
Dalam konteks hidup bersama, keadilan menjadi jiwa bagi sebuah
tatanan masyarakat yang sehat, manusiawi dan bermartabat. Tanpa
keadilan, banyak hak-hak orang lain dilanggar.
l)

Integritas moral

Integritas moral merupakan sasaran utama pembentukan individu
dalam pendidikan karakter. Integritas moral inilah yang menjadikan
masing-masing individu dalam masyarakat yang plural mampu
8

bekerjasama memperjuangkan dan merealisasikan apa yang baik, yang
luhur, adil dan bermartabat bagi manusia, apapun perbedaan keyakinan
yang mereka miliki. Integritas moral memberikan penghargaan utama
terhadap kehidupan, harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
ciptaan yang bernilai dan berharga apapun keadaan dan kondisinya.
Kehadiran individu yang memiliki integritas moral menjadi dasar bagi
konstruksi sebuah tatanan masyarakat beradab. Integritas moral muncul
jika individu mampu mengambil keputusan melalui proses pertimbangan
rasional yang benar, dan melaksanakannya dalam tindakan secara bijak,
sesuai dengan konteks ruang dan waktu tertentu. Integritas moral
termasuk di dalamnya kemampuan individu untuk membuat kebijakan
praktis yang bermakna bagi hidupnya sendiri dan orang lain.
Ospek yang disinergikan dengan pendidikan karakter untuk membentuk
integritas mahasiswa dapat diusahakan melalui berbagai cara, tidak hanya melulu
pada pemberian materi integritas dan pendidikan karakter pada mahasiswa baru,
akan tetapi juga melalui penugasan-penugasan dan aktivitas kelompok.
Penanaman pendidikan karakter, utamanya pendidikan karakter integritas, sejak
dini akan tertanam dan muncul rasa terbiasa pada diri mahasiswa baru sehingga
diharapkan karakter-karakter unggul tersebut akan terjiwai secara permanen
dalam diri mahasiswa.
2.2

Pengaruh

Pendidikan

Karakter

dalam

Menciptakan

Mahasiswa

yang

Berintegritas
Haris et al (2014) menyebutkan bahwa para pakar pendidikan berpendapat bahwa
terlalu menekankan pendidikan akademik (kognitif atau otak kiri) dan mengecilkan
pentingnya pendidikan karakter (kecerdasan emosi atau otak kanan), adalah penyebab
utama gagalnya membangun manusia yang berkualitas. Hal ini dibuktikan dari beberapa
studi yang menunjukkan bahwa keberhasilan manusia dalam dunia kerja 80 persen
ditentukan oleh kualitas karakternya, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kemampuan
akademiknya. Sehingga tidak berlebihan untuk menempatkan pendidikan karakter
sebagai fondasi pembangunan sumber daya manusia seutuhnya, dimana karakter adalah
input yang penting sekali dalam pembangunan sumber daya manusia.

9

Integritas, yang erat dihubungkan dengan kejujuran merupakan nilai-nilai
kesusilaan yang berasal dari nurani manusia. Pendidikan karakter yang berhasil akan
menumbuhkan akhlak yang mulia pada diri individu sehingga nilai-nilai kebenaran
seperti halnya integritas akan terjiwai. Mahasiswa yang berintegritas akan mewujudkan
dirinya sebagai generasi penerus bangsa dan agen perubahan bagi bangsa Indonesia
yang lebih baik di masa depan.
2.3

Usaha Mewujudkan Mimpi Melalui Cara yang Berintegritas
Usaha mewujudkan mimpi melalui cara yang berintegritas dapat ditempuh dengan
mengaplikasikan pendidikan karakter yang telah didapatkan. Pendidikan karakter
membentuk akhlak mulia pada diri seseorang. Pendidikan karakter penting karena
kecerdasan intelektual tidak akan ada apa-apanya bila tidak disertai dengan akhlak yang
mulia. Akhlak yang mulia akan mewujudkan mahasiswa yang berintegritas sebagai
generasi penerus bangsa dan agen perubahan bagi bangsa Indonesia yang lebih baik di
masa depan.
Mempertinggi iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai-nilai
ketuhanan dalam diri manusia akan menjadikan manusia selalu berhati-hati dalam
melakukan tindakan, baik tindakan baik maupun juga tindakan buruk. Setiap agama
mengajarkan integritas pada umatnya. Pengamalan integritas merupakan penghargaan
terhadap keagungan Tuhan. Mempertinggi iman dan taqwa akan membantu manusia
untuk menjaga nilai kebenaran dalam dirinya, menjaga integritas diri, dan
mengoptimalkan usaha secara ikhlas demi mewujudkan mimpinya.
Memperluas wawasan kebangsaan. Sebagai mahasiswa yang menjadi generasi
penerus bangsa dan agen perubahan bagi bangsa Indonesia yang lebih baik di masa
depan harus memiliki integritas yang dijiwai pula oleh wawasan kebangsaan dan
kebhinnekaan.

10

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah, maka dapat ditarik kesimpulan:
1.

Pendidikan karakter untuk menangani masalah integritas melalui kegiatan Ospek
dapat diwujudkan dengan pemberian materi integritas dan pendidikan karakter
pada mahasiswa baru, akan tetapi juga melalui penugasan-penugasan dan
aktivitas kelompok.

2.

Pengaruh pendidikan karakter dalam menciptakan mahasiswa yang berintegritas
adalah menumbuhkan akhlak yang mulia pada diri individu sehingga nilai-nilai
kebenaran seperti halnya integritas akan terjiwai.

3.

Usaha mewujudkan mimpi melalui cara yang berintegritas dapat ditempuh
dengan mengaplikasikan pendidikan karakter, mempertinggi iman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan memperluas wawasan kebangsaan.

11

DAFTAR PUSTAKA

ALGAR, Rumi. (2012) Perkembangan dan Sejarah Ospek Pada Dewasa Ini. [Online]
Tersedia

dari:

http://www.kompasiana.com/roundmind/perkembangan-dan-sejarah-ospek-

pada-dewasa-ini_5519ba9e813311997a9de0fc Diakses pada: 13 Agustus 2015
ANONIM. (Tidak Disebutkan). 12 Pilar Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. [Online]
Tersedia dari: http://www.pendidikankarakter.org/12%20Pilar.html Diakses pada: 15 Agustus
2015
HADI, Bambang Sutopo. (2014) Banyak akademisi salahartikan integritas akademik. [Online]
15 Juli 2014. Tersedia dari: http://www.antaranews.com/berita/444242/banyak-akademisisalahartikan-integritas-akademik Diakses pada: 14 Agustus 2015
HARIS,

Moh.

.

(2014) Dampak

Pendidikan

Karakter.

[Online]

Tersedia dari:

https://www.academia.edu/6968226/MAKALAH_-_Dampak_Pendidikan_Karakter

Diakses

pada: 16 Agustus 2015
KURNIAWAN, Gani. (2015) Ternyata Ini Loh Tujuan Ospek! Tribun Jabar. [Online] 21
April 2015 Tersedia dari: http://jabar.tribunnews.com/2015/04/21/ternyata-ini-loh-tujuanospek Diakses pada: 14 Agustus 2015
SUPRIYADI, Didik. (Tidak disebutkan) Integritas Akademik . [Online] Tersedia dari:
http://mmr.ugm.ac.id/index.php/integritas-akademik Diakses pada: 15 Agustus 2015
TARIGAN, Mitra.
Tempo.co.id

(2015) Menteri Nasir: Tak Boleh Ada Perpeloncoan dalam Ospek .
[Online]

26

Juli

2015.

Tersedia

dari:

http://nasional.tempo.co/read/news/2015/07/26/079686716/menteri-nasir-tak-boleh-adaperpeloncoan-dalam-ospek Diakses pada: 15 Agustus 2015
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1994. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka.

12