Peran Pemuda dalam Budaya Nusantara

SEMANGAT PEMUDA UNTUK INDONESIA
Kata budaya telah menjadi sesuatu yang tak jarang terdengar di telinga kita. Berbicara
soal budaya pasti akan banyak menimbulkan berbagai pendapat yang berbeda-beda. Budaya itu
sendiri memiliki arti klasik sebagai sesuatu yang biasa atau sudah menjadi kebiasaan yang timbul
dari orang-orang terdahulu hingga saat ini. Menurut Wikipedia, budaya adalah suatu cara hidup
yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Dapat dikatakan juga bahwa budaya
adalah suatu yang telah terbiasa dilakukan meskipun dalam jarak waktu yang tidak cukup lama.
Contohnya hanya dalam sebulan saja, tetapi suatu budaya tertentu dapat timbul dan merubah
keadaan yang biasa terjadi menjadi keadaan yang baru, dan juga dapat merubah atau membentuk
perilaku manusia yang akan terus diturunkan ke generasi berikutnya. Budaya biasanya timbul
sesuai zona waktu di era-era tertentu. Budaya juga dapat berubah seiring waktu tersebut berganti.
Banyak orang mengatakan budaya itu memiliki kesamaan dengan tren. Yaitu sesuatu yang
berubah seiring dengan waktu.
Budaya biasanya berbeda-beda menurut masing-masing orang dan juga berbeda di
masing-masing negara. Jumlah Negara di dunia yang tercatat oleh PBB saja ada sebanyak 193
negara. Jadi bisa dikatakan setidaknya, terdapat 193 budaya yang berbeda-beda di tiap negara di
dunia ini. Wilayah di dalam negara-negara tersebut juga bisa menimbulkan suatu budaya yang

berbeda. Contohnya saja, antara budaya barat dengan budaya timur. Negara mana yang
dikatakan barat dan mana yang dikatakan timur? Negara barat yaitu misalkan negara-negara di
Amerika sedangkan negara timur salah satunya adalah negara-negara di asia, contohnya saja
Indonesia. Secara geografis Indonesia terletak diantara benua Asia dan Australia yang
merupakan bagian timur dunia. Hal ini menjadikan budaya timur menjadi sesuatu yang khas
untuk perilaku orang Indonesia. Seperti apasih budaya timur itu sendiri? Menurut berita di koran
yang pernah saya baca, perilaku bangsa timur berbeda dengan bangsa barat. Seperti contohnya,
ketika berbicara, bangsa timur lebih menampakkan sifat yang sopan ketimbang bangsa barat.
Sebaliknya, tentang penghargaan akan waktu. Bangsa barat lebih menghargai waktu ketimbang
bangsa timur. Contohnya saja jam karet yang biasa berlaku di Indonesia. Bila kita lihat di luar
sana, banyak negara-negara yang sangat menghargai waktu mereka, sehingga satu detikpun tidak
akan mereka sia-siakan untuk hal-hal yang mereka rasa akan merugikan diri mereka sendiri.
Indonesia ini sangatlah luas. Dari ujung Sabang hingga Merauke, terdapat 34 provinsi
yang berbeda. Hal ini menimbulkan keanekaragaman budaya, suku, dan bahasa di tiap-tiap
daerahnya. Budaya ini biasa kita sebut sebagai budaya nusantara, yaitu budaya yang berbedabeda di tiap daerah di Indonesia. Perbedaan akan budaya ini tak hanya sampai di antar wilayah
provinsi saja, namun terdapat pula perbedaan di antar kota-kota di dalam satu provinsi.
Contohnya saja di Jawa Timur. Wilayah-wilayah di Jawa Timur memiliki perbedaan pada
kebiasaan, gaya hidup, maupun Bahasa. Kebiasaan orang kota berbeda dengan kebiasaan orang
desa. Misalnya antara Kota Surabaya dan Desa/Kabupaten Nganjuk. Surabaya sebuah ibu kota


provinsi yang para penduduknya rata-rata bekerja di kantoran. Mereka memiliki gaya hidup yang
biasanya cukup beragam. Sedangkan apabila dibandingkan dengan penduduk desa Nganjuk,
kebanyakan dari mereka memilih bekerja bercocok tanam sebagai petani karena memiliki
kondisi wilayah yang berbeda dengan di perkotaan seperti Surabaya.
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, budaya adalah sesuatu yang turun temurun
dari generasi ke generasi. Budaya itu juga pasti mendarah daging di tiap-tiap jiwa bangsa
Indonesia. Tetapi apakah itu masih benar terjadi? Mari kita tengok perilaku bangsa di masa kini
terlebih dahulu. Di era globalisasi ini banyak menimbulkan hal positif namun juga sepadan
dengan banyaknya hal negatif yang timbul akibatnya. Untuk hal positif contohnya, dengan era
globalisasi ini kemajuan akan ilmu di bidang teknologi berkembang sangat pesat. Hal ini
memudahkan bagi tiap-tiap manusia yang mengikuti perkembangan dari kemajuan teknologi ini
memiliki wawasan yang lebih maju dibanding dengan generasi sebelumnya. Dalam hal ini
misalnya dengan adanya akses internet dimana-mana, setiap orang dapat mencari dan
mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat. Untuk hal negatifnya, seiring dengan majunya
teknologi, pasti memiliki pengaruh pada kebiasaan dari orang yang mengkonsumsi teknologi
tersebut. Masalahnya adalah bagaimana kita menyikapi hal tersebut. contohnya, dengan adanya
internet semua akses menuju informasi yang kita mau menjadi semakin mudah. Karena
kemudahan tersebut, orang-orang cenderung malas bila disuruh mencari informasi selain melalui
media elektronik tersebut. Selain itu banyak informasi yang tetap harus kita saring melalui media
elektronik tersebut, karena dengan kemudahannya, semua jenis informasi dapat kita peroleh

dengan cepat tanpa memerdulikan apakah informasi tersebut baik atau tidak. Kecanggihan
teknologi ini sudah tak awam lagi bagi kalangan manusia mulai dari usia anak-anak hingga
dewasa. Namun, masih banyak dari mereka yang tidak bisa memanfaatkan teknologi ini dengan
baik.
Kemajuan akan teknologi ini juga mengakibatkan masuknya berbagai pengaruh budaya
asing ke Indonesia dengan mudah. Contohnya dari cara berpakaian. Orang Indonesia terkenal
dengan sikap, tutur, dan gaya berpakaian yang sopan, sesuai dengan karakteristik budaya timur
yang ada. Namun, apakah hal tersebut masih terjadi? Di perkotaan di Indonesia, gaya hidup
penduduknya sudah sangat beragam. Dari yang suka berfoya-foya hingga masih saja ada
pengemis yang tiap harinya meminta-minta. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial yang
sangat tinggi. Contohnya saja di ibu kota negara kita tercinta ini, yaitu DKI Jakarta. Gaya hidup
yang terlalu tinggi seperti berfoya-foya layaknya artis ini tidak hanya dijalani oleh sekelompok
orang yang memang masih pantas untuk menjalaninya, seperti para pejabat atau direkturdirektur. Namun juga dijalani orang-orang yang sebenarnya dalam segi ekonomi mereka tidak
mampu untuk melakukan hal itu, tetapi ingin sekali melakukannya dan memaksakan diri untuk
melakukan hal tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan banyaknya suatu kriminalitas akibat
kesenjangan sosial yang ada. Kebiasaan hedonis seperti itu sebenarnya tidak sepadan dengan
keadaan bangsa Indonesia yang seharusnya sederhana. Kebiasaan orang Indonesia yang
konsumtif tersebut sebenarnya hanya seperti tipu muslihat dari banyaknya produk luar negeri
yang menggugah mata karna kualitas yang bagus meskipun dengan harga selangit dan membuat
kita lupa dan akan tetap membuat kita ingin membelinya.


Selain budaya asing yang mempengaruhi budaya nusantara kita, terdapat pula beberapa
budaya yang timbulnya dari manusia pribumi sendiri. Budaya tersebut bisa berupa budaya yang
baik, maupun budaya yang buruk. Contohnya adalah korupsi. Korupsi masuk sebagai salah satu
budaya buruk yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Mengapa korupsi saya katakan sebagai
budaya? Bisa dilihat di televisi saat ini, banyak kasus korupsi yang menimpa di pemerintahan
kita. Hal tersebut sudah lama terjadi namun belum hilang keberadaannya dan hingga saat ini
telah menjadi sesuatu yang biasa terjadi. Contohnya saja para dewan perwakilan rakyat yang
duduk di kursi parlemen. Saat masa-masa kampanye mereka, terumbar banyak sekali janji yang
seharusnya dapat menuntut mereka untuk menepatinya. Janji tersebut selalu berbentuk janji-janji
manis yang biasanya ditujukan untuk persatuan bangsa dan kemakmuran bangsa. Namun
sekarang apa buktinya? Mereka malah dengan lalainya melanggar janji mereka sendiri. Korupsi
terjadi dimana-mana dan bisa kapan saja sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara terkorup
di dunia. Orang-orang yang melakukan korupsi ini justru orang yang berjanji dihadapan rakyat
untuk tidak korupsi.
Korupsi atau hal sejenisnya bukanlah sesuatu yang layak menjadi figur dari suatu bangsa.
Namun hal ini dapat dihindari dengan pembentukan karakter yang lebih baik untuk para penerus
pemimpin bangsa ini. Siapakah yang seharusnya berperan penting akan hal ini? Yaitu para
pemudanya. Seperti kata bung Karno dahulu, “Berikan aku 20 orang tua, niscaya akan
kugemparkan satu negara. Berikan aku 10 pemuda saja, akan kugemparkan seluruh dunia.”

Semangat ini membuktikan bahwa sesungguhnya yang lebih dibutuhkan untuk kemajuan suatu
bangsa adalah para pemudanya. Para pemuda di Indonesia hakikatnya memang akan menjadi
penerus dalam kepemimpinan bangsa ini. Pembentukan pemuda yang dapat menjadikan
Indonesia menjadi lebih baik ini dapat dilakukan sejak dini. Namun hal ini juga tak lepas dari
peran golongan tua, seperti orang tua, dalam membantu generasi muda untuk mencetak penerus
tahta kepemimpinan bangsa. Lantas sekarang, bagaimana kita sebagai pemuda menyikapi
masalah budaya di Negara kita tercinta ini adalah hal pokok yang seharusnya kita pikirkan dan
coba selesaikan.
Para pemuda Indonesia ini memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan. Inilah
yang menjadi peran terpenting pemuda di dalam suatu bangsa. Perubahan itu sendiri dapat
diawali dari sikap dan tindakan para pemudanya. Pemuda disini contohnya saja adalah
mahasiswa. Sebagai mahasiswa, yang seharusnya setelah lulus nanti masuk ke dunia kerja, harus
sudah mengetahui dan membedakan antara mana hal yang baik dan mana hal yang buruk.
Selanjutnya adalah, bagaimana tindakan kita untuk bisa mencapai dan mewujudkan hal baik
tersebut lalu pada akhirnya dapat menyingkirkan hal yang buruk itu pula. Dunia kerja tidak
selamanya menyenangkan. Apalagi untuk pemula seperti para mahasiswa yang baru lulus dan
langsung mendapatkan pekerjaan. Transformasi fase dari fase mahasiswa ke fase pekerja
memang suatu hal yang sulit dilakukan karena memang antara masa perkuliahan dengan masa
kerja itu berbeda. Saat kita kuliah, kita dituntut untuk belajar agar mendapatkan prestasi yang
memuaskan. Namun, hal tersebut menjadi hak semua mahasiswa untuk memilih apakah ia harus

belajar ataukah tidak. Sedangkan di dunia pekerjaan, bagi seorang pemula pastinya dimulai dari
posisi atau tingkatan yang rendah dahulu. Pada posisi tersebut sorang pekerja di wajibkan untuk
turut dan tunduk kepada aturan kantor atau atasan mereka demi memperoleh hak mereka. Disitu

terdapat perbedaan dimana saat masa kuliah kita hanya disuruh melaksanakan tugas yang
sebenarnya hanya menjadi hak kita tanpa paksaan dari pihak manapun, sedangkan di dunia kerja
kita dituntut untuk melaksanakan suatu kewajiban yang pastinya sifatnya lebih ketat dibanding di
zaman perkuliahan.
Sebagai calon pemimpin bangsa, kita harus memiliki integritas yang tinggi. Kita harus
menjungjung tinggi kejujuran, karena dengan kejujuran semua bisa menjadi lebih baik. Tindakan
korupsi disebabkan karena sikap yang tidak jujur dan juga sifat keserakahan. Manusia tidak
seharusnya memiliki sifat serakah. Manusia juga harus memiliki iman yang kuat agar bisa
menempatkan dirinya di posisi apa saja dengan baik dan sigap dan juga dapat menghindarkan
dirinya sendiri dari perbuatan-perbuatan yang seharusnya tidak boleh dikerjakan. Sikap-sikap
positif ini dapat dibentuk di saat kita masih duduk di bangku perkuliahan seperti ini. Hal yang
paling utama adalah dengan selalu meningkatkan iman kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selanjutnya, kita harus belajar bersikap sosialis agar kita tidak menjadi apatis. Seperti contohnya,
mencoba untuk mengikuti berbagai kegiatan di kampus. Hal ini dapat menumbuhkan karakter
diri kita dan dapat menjadikan kita lebih baik. Sikap apatis ini sangat tidak boleh dimiliki oleh
para calon pemimpin bangsa karena seorang pemimpin harus pandai berinteraksi dengan

rakyatnya dengan mewujudkan melalui aksi yang nyata. Hal ini juga perlu diimbangi dengan
sifat jujur. Kejujuran juga menjadi hal utama. Dengan jujur, kita akan belajar malu kepada diri
kita sendiri apabila ingin bebrbuat kejelekan. Contohnya saja saat ujian di kampus. Usahakan
sekeras mungkin kita mengerjakan ujian tersebut dengan kemampuan dan hasil dari kerja kita
sendiri. Dengan begitu kita dapat menuntut diri kita sendiri untuk terus belajar agar bisa
mengerjakan secara mandiri dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Proses kejujuran inilah
yang akan mengawali hidup untuk tidak melakukan tindakan yang keji seperti korupsi.
Pemuda Indonesia adalah yang paling berperan dalam kemajuan bangsa, oleh karena itu
antar pemuda harusnya saling menyemangati dan berusaha sebaik mungkin dalam berlombalomba meraih prestasi yang tinggi. Dengan menumbuhakan budaya yang baik ini, masyarakat
Indonesia kedepannya akan menjadi generasi yang hebat dengan pemimpin yang hebat pula.
Tetapi banyak hal yang menjadi tantangan para pemuda Indonesia untuk meraih hal-hal tersebut.
seperti contohnya, dalam menyatukan suara para pemuda Indonesia dari ujung Sabang hingga
Merauke yang pastinya memiliki pemikiran-pemikiran yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Tetapi ini bisa diatasi melalui forum terbuka yang diadakan oleh para pemuda, terutama
mahasiswa. Forum terbuka ini ditujukan untuk seluruh mahasiswa-mahasiswa di Indonesia agar
kia dapat menyatukan suara kita melalui forum tersebut. Disana dapat kita bahas masalah-maslah
di negara kita dan bagaimana kita dalam memecahkan dan mendapatan solusinya. Namun tetap
dengan cara yang baik.
Dalam budaya nusantara, peran pemuda adalah sebagai pelestari akan apa yang telah ada
dan telah tumbuh di sekitar kita. Budaya-budaya tersebut harusnya menjadi tanggung jawab para

pemuda saat ini untuk menyebarluaskannya dan menunjukkan kepada dunia bahwa Negara
Indonesia kita yang tercinta ini bukan terkenal sebagai negara terkorup. Namun, terkenal sebagai
negara dengan beragam suku, bahasa, dan budaya, tetapi tetap memiliki satu tujuan yaitu untuk
memajukan bangsa. Potensi yang ada dalam pemuda terutama pada pemuda yang bersatu bila

digunakan dengan baik untuk melestarikan kebudayaan nusantara membuat Indonesia bisa
menjadi pusat atau arahan bagi kebudayaan di seluruh dunia. Keanekaragaman ini merupakan
suatu aset bangsa yang dapat dijadikan senjata dalam hal pariwisata sebagai contohnya. Dengan
meningkatnya pariwisata di Indonesia berarti banyak turis asing yang berdatang. Hal ini juga
meningkatkan devisa Negara. Masih banyak lagi yang dapat dilakukan oleh para pemuda
Indonesia dalam mewujudkan mimpi Indonesia untuk menjadi Negara yang maju karna
budayanya. Hanya perlu semangat yang tinggi untuk melakukan suatu perubahan dan tekad yang
kuat untuk mengajak yang lain untuk berubah itulah kunci utamanya. Pemuda Indonesia bersatu
mewujudkan Indonesia yang lebih maju. Merdeka lah Indonesia! Karena apa yang saya lihat saat
ini Indonesia kehilangan semangat kemerdekaan tahun 1945 lalu. Dengan menumbuhkan
kembali semangat juang tersebut, pemuda Indonesia dapat membawa bangsa ini menjadi lebih
baik.(hrm)
Harum Puji Armawati S.