3.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas 4

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
3.1.1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD N Ngablak 05 Kecamatan Ngablak
Kabupaten Magelang, pada semester I tahun pelajaran 2017/2018.
SD N Ngablak 05 adalah sekolah yang terletak di perdesaan, wilayah
sekolah masih dalam lingkup perdesaan, sehingga situasi sekolah masih belum
terlalu ramai kendaraan melintas. Dalam hal sarana dan prasarana sekolah sudah
cukup baik. Sarana yang dimiliki sekolah yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar antara lain berupa gedung sekolah yang terdiri dari ruang kelas, ruang
keagamaan dan perpustakaan.
3.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas 4 SD N Ngablak 05 Kecamatan
Ngablak Kabupaten Magelang yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 10 siswa
laki-laki dan 12 siswa perempuan.
Karakteristik siswa berasal dari latar belakang keluarga yang berbedabeda. Ada yang sangat mampu, ada yang cukup dan ada yang kurang. Begitupula
dalam proses pembelajaran, karakteristik siswa kelas 4 sangat beragam. Ada yang
berani untuk mengeluarkan pendapat, namun tidak sedikit pula siswa yang masih
pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.


3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:61) Variabel penelitian adalah suatu atribut atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
Variabel penelitian berfungsi menurut hubungan antara satu dengan variabel yang
lain yaitu sebagai pembeda. Penelitian ini menggunakan variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen) dapat dijelaskan sebagai berikut:

19

a. Variabel bebas (X)
Menurut Sugiyono (2010:61) Variabel bebas (Independen) adalah variabel
yang keberadaannya mempengaruhi variabel yang lain. Variabel bebas
kedudukannya tidak tergantung oleh variabel yang lain. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Problem Based Learning.
b. Variabel terikat (Y)
Menurut Sugiyono (2010:61) Variabel terikat (Dependen) adalah unsur
yang keberadaanya dipengaruhi oleh variabel bebas. variabel terikat adalah hasil
belajar tematik.

3.2.2. Definisi Operasional
Model pembelajaran Problem Based Learning pada pembelajaran tematik
melalui langkah-langkah sebagai berikut: siswa terbagi menjadi beberapa
kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa, siswa mendengarkan
penjelaskan dari guru mengenai tugas kelompok yang akan didiskusikan besama
anggota kelompoknya, guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang telah
disediakan oleh guru, siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya dan
menemukan penyebab dari permasalahan yang telah ada, siswa berdikusi dengan
anggota kelompoknya, diluar bimbingan guru, siswa berdiskusi dengan anggota
kelompoknya dengan bimbingan guru. Siswa disetiap anggota kelompok saling
menyepakati

solusi

terbaik

yang

telah


didiskusikan

bersama,

siswa

mempresentasikan hasil diskusi kelompok, guru mengkonfirmasi jawaban dari
kelompok yang telah mempresentasikan hasil diskusinya, siswa mengerjakan soal
evaluasi secara individu, guru bersama siswa melakukan refleksi, guru bersama
siswa merumuskan kesimpulan.
Hasil belajar tematik aspek kognitif sebagai variabel terikat merupakan
hasil belajar yang diperoleh setelah dilakukan pembelajaran dalam bentuk skor
atau nilai setelah dilaksanakanya evaluasi pembelajaran pada siklus I dan II. Hasil
belajar dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur dan mengetahui seberapa
besar keberhasilan seorang individu setelah melakukan kegiatan pembelajaran.

20

3.3. Prosedur Penelitian

Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan
model spiral dari C. Kemmis dan MC. Taggart (1998) dalam penelitian
menggunakan prosedur penelitian dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Dalam
masing-masing siklus terdiri dari 3 tahapan yaitu planning (perencanaan), acting
& Observing (Pelaksanaan Tindakan dan observasi), serta reflecting (refleksi)
(Hamzah. B. Uno. 2011:87). Prosedur penelitian ini dapat digambarkan melalui
gambar 3sebagai berikut :

Gambar 2
Bagan PTK Model Spiral dari C. Kemmis dan MC. Taggart

Berdasarkan gambar 3, prosedur dalam PTK melalui beberapa siklus, jika
pada siklus 2 masih belum mencapai tujuan penelitian, maka diteruskan ke siklus
berikutnya sampai tujuan tercapai. Tahapan penelitian dari setiap siklus adalah
sebagai berikut :

1.

Siklus 1 meliputi
Dalam pelaksanaan siklus 1 terdapat 3 langkah yaitu :


a.

Perencanaan
Kegiatan

dalam

perencanaan

adalah

menemukan

permasalahan

pembelajaran/analisis masalah kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi dan penyediaan sarana pembelajaran
21


yang mendukung terlaksananya tindakan, membuat instrumen penelitian berupa
lembar observasi dan lembar soal tes, membuat lembar observasi guru dan siswa
dalam pembelajaran.
b.

Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pada tahap ini merupakan pelaksanaan atau implementasi dari rencana

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dan dilaksanakan penelitian sesuai dengan skenario yang telah dibuat
dalam kegiatan pembelajaran serta kegiatan pembelajaran yang dilakukan
disesuaikan pada materi yang telah ditentukan.

Tahap pengamatan/Observasi
Kegiatan observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pada
tahap tindakaan. Tahap ini guru kelas sebagai observer melakukan pengamatan
secara langsung menggunakan pengukuran non-test dengan lembar observasi
untuk mengukur penerapan model pembelajaran Problem Based Learning yang
diterapkan oleh peneliti sebagai pengajar maupun siswa dalam melakukan proses
pembelajaran dan tes formatif untuk mengukur tingkat hasil belajar tematik pada

tema 1 subtema 2 dan subtema 3 pada pembelajaran tertentu menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning.
c.

Refleksi
Peneliti menganalisis hasil pembelajaran siklus I, kemudian melakukan

refleksi terhadap strategi yang dilakukan dalam tindakan kelas. Jika hasil yang
dicapai oleh siswa belum sesuai dengan yang diharapkan, maka peneliti
merencanakan

kegiatan

pembelajaran

selanjutnya

dengan

memperbaiki


kekurangan-kekurangan yang terjadi pad siklus I.

2.

Siklus II meliputi:
Pada siklus II, langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti

sama dengan yang dilakukan pada siklus I yaitu pada tema 1 subtema 2 dan
subtema 3 pada pembelajaran tertentu, dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning, namun terdapat perbedaan pada kompetensi dasar dan

22

indikator pembelajaran. Siklus ini merupakan upaya hasil refleksi dari siklus I
atau penyempurnaan dari kekurangan dan kelemahan yang dilakukan pada siklus
I.

3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari subyek penelitian atau
berasal dari siswa yaitu berupa: nilai hasil belajar kondisi awal, nilai hasil belajar
setelah pelaksanaan siklus I, nilai hasil belajar setelah pelaksanaan siklus II. Data
sekunder

berasal

dari

deskripsi

atau

catatan-catatan

temuan

selama

berlangsungnya perbaikan pembelajaran pada pra siklus, siklus I dan siklus II.

Sugiyono (2010:308) menyatakan teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Adapun
teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yaitu sebagai berikut:
3.4.1 Teknik Tes
Pengertian tes menurut Riduwan (2006: 37) merupakan serangkaian
pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan dan bakat.
Tes digunakan untuk melihat sejauh mana keberhasilan proses belajar
mengajar yang dilakukan akhir pembelajran dengan memberikan sejumlah soal
tes kepada subjek penelitian. Dalam pengumpulan data alat yang digunakan
berupa soal tes sesuai dengan materi. Dalam penelitian ini tes yang digunakan
adalah tes formatif berbentuk pilihan ganda. Tes diberikan kepada siswa secara
individu untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Sebelum dibuat instrumen
maka sebelumnya disusun kisi-kisi soal. Kisi-kisi merupakan deskripsi
kompetensi dan materi yang akan diujikan. Tujuan kisi-kisi adalah untuk
menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam penulisan soal. Untuk
kisi-kisi soal lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.

23


Tabel 2
Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Siklus I
Sebelum Uji Validitas
KD
Indikator
3.6 Memahami sifat-sifat
4.6.3
Menjelaskan
proses
bunyi dan keterkaitannya
terjadinya suara masuk ketelinga
dengan
indera
4.6.4
Menyebutkan
cara
pendengaran.
memelihara kesehatan telinga
4.6.5 Menjelaskan kelainan pada
telinga
3.6.1 Mengidentifikasi sumber
bunyi.
4.6.2 Menyebutkan bagianbagian dari telinga
4.6.3 Menyebutkan fungsi dari
bagian-bagian dari telinga

Butir Soal
21,
1,4,20,35,
8,18,19,24,25
7,10,28,29,36,39,40
2,6,11,12,16,17,23,27,
30,33,34
1,5,9,13,14,15,22,26,
31,32,37,38

Tabel 3
Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Siklus II
Sebelum Uji Validitas
KD
Indikator
Butir Soal
3.6 Memahami sifat-sifat 3.6.5 Menjelaskan sifat 4,10,12,14,20,21,22,31,32,40
bunyi dan keterkaitannya bunyi
dengan
indera 4.6.5 Menjelaskan sifat-sifat 2,3,5,15,17,25,26,35
pendengaran.
bunyi menyerap
3.6.5 Menjelaskan sifat-sifat 1,6,7,8,9,11,13,16,18,19,
bunyi memantul
38,39
4.6.5 Membuat peta pikiran 23,24,27,28,29,30,33,34,36,37,
tentang
sifat
bunyi
memantul dan menyerap.

Teknik Non Tes
a. Observasi
Observasi ini dilakukan untuk mengamati dan mengetahui perkembangan
keaktifan belajar siswa dan kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning. Lembar observasi yang digunakan
bertujuan untuk memantau kegiatan guru dan siswa. Untuk mendapatkan data
observasi yang valid digunakan kisi-kisi dan lembar observasi. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5.

24

No

Tabel 4
Kisi-kisi Lembar Observasi Pengajar dalam Kegiatan Pembelajaran
MenggunakanModel Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Aspek
Indikator Guru
Keterangan
Ya
Tidak
1. Guru membuka pelajaran dengan
Pendahuluan
menyapa siswa dan menanyakan
kabar mereka.
2. Guru meminta siswa untuk berdoa
dengan dipimpin oleh salah satu
siswa yang ditunjuk.
3. Guru mengkondisikan siswa dalam
posisi belajar.
4. Guru mengingatkan siswa tentang
pelajaran
sebelumnya
dan
mengaitkan dengan pelajaran yang
akan disampaikan.
5. Guru melakukan apersepsi dengan
memberikan pertanyaan kepada
siswa, yaitu:
- Kenapa manusia bisa mendengar?
- Kita dapat mendengar suatu bunyi
dari sekitar kita karena adanya
bunyi/suara yang masuk melalui
telinga kita. Lalu Bagaimana hal
ini bias terjadi?
- Cobalah tutup telingamu dengan
kedua tangan.
- Apakah kamu dapat mendengar?
- Tentu
kamu
tidak
dapat
mendengar.
- Apa saja bagian-bagian telinga itu
sehingga kita bisa mendengar?
6. Guru
menyampaika
tujuan
pembelajaran kepada siswa.
Kegiatan Inti
7. Guru meminta siswa bersama-sama
membaca teks bacaan yang terdapat
dalam buku siswa.
8. Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa yang berhubungan dengan teks
bacaan sebelumnya.
9. Guru menyampaikan materi kepada
siswa.
10. Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa yang berhubungan dengan
materi yang telah disampaikan guru
sebelumnya.
11. Guru meminta siswa untuk mencatat
materi yang telah disampaikan oleh

25

Penutup

guru.
12. Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok, setiap kelompok
beranggotakan 4-5 siswa.
13. Guru menjelaskan kepada siswa
mengenai tugas kelompok yang akan
didiskusikan
bersama
anggota
kelompoknya. (Orientasi siswa pada
masalah).
14. Guru
membantu
siswa
untuk
mendefinisikan
dan
mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah yang
telah disediakan oleh guru.
15. Guru meminta siswa untuk berdiskusi
dengan anggota kelompoknya dan
menemukan
penyebab
dari
permasalahan yang telah ada.
16. Guru meminta siswa untuk berdiskusi
dengan anggota kelompoknya, diluar
bimbingan guru.
17. Guru membimbing siswa berdiskusi
dengan
anggota
kelompoknya.
(Membimbing
penyelidikan
individual maupun kelompok).
18. Guru
meminta
siswa
unhtuk
mempresentasikan
hasil
diskusi
kelompok. (Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya).
19. Guru mengkonfirmasi jawaban dari
kelompok
yang
telah
mempresentasikan hasil diskusinya.
(Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah).
20. Guru membagikan soal evaluasi
secara individu.
21. Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan
refleksi
untuk
memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan.
22. Guru mengulas kembali kegiatan
yang sudah dilakukan dan meminta
siswa melakukan refleksi dari
kegiatan yang baru saja mereka
lakukan
dengan
menjawab
pertanyaan:
a. Apa saja yang kamu pelajari
hari ini?
b. Bagian mana yang sudah
kamu pahami dengan baik?

26

c. Bagian mana yang belum
kamu pahami?
d. Apa rencanamu agar kamu
lebih paham?
23. Guru bersama siswa membuat
kesimpulan tentang pembelajaran
hari ini.
24. Guru memberikan tindak lanjut
pembelajaran (pekerjaan rumah).
25. Guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.

No

Tabel 5
Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Aspek
Indikator Siswa
Keterangan
Ya
Tidak
Pendahuluan
1. Siswa menjawab salam dari
guru.
2. Siswa berdoa dipimpin oleh salah
satu siswa yang ditunjuk.
3. Siswa dalam posisi belajar.
4. Siswa melakukan apersepsi dengan
menjawab pertanyaan dari guru.
5. Siswa
mendengarkan
tujuan
pembelajaran yang dipaparkan oleh
guru.
Kegiatan Inti
6. Siswa bersama-sama
memahami
gambar yang sedang ditampilkan
guru.
7. Siswa menjawab pertanyaan dari
guru yang berhubungan dengan
gambar yang telah ditampilkan oleh
guru sebelumnya.
8. Siswa terbagi menjadi beberapa
kelompok,
setiap
kelompok
beranggotakan 4-5 siswa.
9. Siswa mendengarkan penjelaskan
dari guru mengenai tugas kelompok
yang akan didiskusikan bersama
anggota kelompoknya melalui yang
telah ditampilkan oleh guru.
(Orientasi siswa pada masalah).
10. Siswa berdiskusi dengan anggota
kelompoknya
dan
menemukan
penyebab dari permasalahan yang

27

Penutup

telah ada.
11. Siswa berdikusi dengan anggota
kelompoknya, diluar bimbingan
guru.
12. Siswa berdiskusi dengan anggota
kelompoknya dengan bimbingan
guru. (Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok).
13. Siswa disetiap anggota kelompok
saling menyepakati solusi terbaik
yang telah didiskusikan bersama.
14. Siswa
mempresentasikan
hasil
diskusi
kelompok.
(Mengembangkan
dan
menyajikan hasil karya).
15. Siswa
menerima
konfirmasi
jawaban dari guru.
(Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah).
16. Siswa mengerjakan soal evaluasi
secara individu.
17. Siswa mengumpulkan hasil jawaban
dari soal evaluasi.
18. Siswa
menjawab
pertanyaan
refleksi dari guru.
19. Siswa bersama guru membuat
kesimpulan tentang pembelajaran
hari ini.
20. Siswa menerima tindak lanjut dari
guru.

b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara membuat
foto, catatan-catatan penting, surat kabar, internet dan penelaah terhadap
referensi-referensi yang berhubungan dengan fokus penelitian (Arikunto,
2010:274). Dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data
mengenai siswa kelas 5 SD Negeri Ngablak 05 dalam pembelajaran yang telah
dilakukan pada pembelajaran tematik pada tema 8 Daerah Tempat Tinggalku dan
subtema 1 Lingkungan Tempat Tinggalku.
28

3.5 Uji Validitas, Reliabilitas dan Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen
Sebelum butir soal yang telah dibuat digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa setelah diberikan perlakuan, butir soal perlu diuji coba terlebih
dahulu, untuk mengetahui (mengukur) kevalidan dan keajegan instrumen soal
yang akan digunakan. Sedangkan uji analisis tingkat kesukaran soal digunakan
untuk mengetahui tingkat kesukaran soal pada masing-masing butir soal posttest.
3.5.1

Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2011: 173) “valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan instrumen yang
valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
valid. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS For Windows
Version 16. Penelitian ini menggunakan teori Azwar (2013:147) “bahwa
koefisien validitas yang besarnya berkisar antara 0,30 sampai dengan 0,50 telah
dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap efisiensi suatu lembaga
pembelajaran”. Jadi setelah soal diuji cobakan dan dianalisis dengan
menggunakan SPSS for Windows Version 16 instrumen yang dapat digunakan
adalah instrumen yang mempunyai validitas > 0,30.
Pada lampiran terlihat bahwa jumlah item soal siklus 1 adalah 35. Setelah
dianalisis dengan menggunakan program for Windows Version 16 dengan
menggunakan Corrected Item Total Correlation > 0,30 dan dengan
membandingkan kriteria r

kriteria,

Tabel 3.11 berikut ini menunjukkan butir

kevalidan dan ketidakvalidan soal setelah dilakukan uji validitas instrumen tes.

29

Tabel 6
Butir Kevalidan Soal Tes Hasil Belajar Siklus I
KD
Indikator
Butir Soal
3.6 Memahami sifat-sifat
4.6.3
Menjelaskan
proses 21,
bunyi dan keterkaitannya
terjadinya suara masuk ketelinga
dengan
indera
4.6.4
Menyebutkan
cara 1,4,20,35,
pendengaran.
memelihara kesehatan telinga
4.6.5 Menjelaskan kelainan pada 8,18,19,24,25
telinga
3.6.1 Mengidentifikasi sumber 10,29,36,39,40
bunyi.
4.6.2 Menyebutkan bagian- 2, 11,12,16,17,23,27,
bagian dari telinga
30, 34
4.6.3 Menyebutkan fungsi dari 1,5,9,13,14,15,26,
bagian-bagian dari telinga
31,32,37
Sumber: berdasarkan data yang telah diolah
Tabel 7
Butir Kevalidan Soal Tes Hasil Belajar Siklus II
KD
Indikator
Butir Soal
3.6 Memahami sifat-sifat 3.6.5 Menjelaskan sifat bunyi
12,14, 22, 32
bunyi dan keterkaitannya 4.6.5 Menjelaskan sifat-sifat 2,3,5,15,17,25,26,35
dengan indera pendengaran. bunyi menyerap
3.6.5 Menjelaskan sifat-sifat 1,6,7,8,9,11,16,18,19,39
bunyi memantul
4.6.5 Membuat peta pikiran 23,27,28,29,30,34,36,37,
tentang sifat bunyi memantul
dan menyerap.
Sumber: berdasarkan data yang telah diolah

3.5.2

Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2011: 173) “instrumen yang reliabel adalah instrumen

yang bila diguankan beberapa kali untuk mnegukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama”. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
bantuan SPSS for windows version 16. Penelitian ini menggunakan teori Azwar
untuk menentukan batas koefisien reliabilitas. Menurut Azwar (2012: 98) jika
suatu koefisien reliabilitas yang tingginya hanya 0,600 Cuma menampakkan
variasi eror semata. Azwar juga menambahkan “sedangkan untuk tes yang
digunakan di kelas oleh para guru hendaknya paling tidak memiliki koefisien
reliabilitas 0,70 atau lebih. Jadi dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat
reliabilitas instrumen tes menggunakan teori Azwar, yaitu jika harga koefisien

30

reliabilitas (rxx) atau chronchobas alphas kurang dari 0,06 adalah kurang baik, 0,7
dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.
Setelah dilakukan uji reliabilitas, maka dapat dilihat nilai Alpha yang
muncul. Hasil uji reliabilitas soal siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel ...
Tabel 8
Distribusi Reliabilitas Instrumen Butir Soal Siklus I dan Siklus II
Siklus
Jumlah Soal
1
40
2
40
Sumber: berdasarkan data yang telah diolah

3.5.3

Cronbach's Alpha
,915
,931

Kriteria
Baik
Baik

Uji Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Selain dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada butir soal yang telah

dibuat, uji tingkat kesukaran soal juga perlu dilakukan. Perlu dilakukan uji tingkat
kesukaran soal karena menurut Wardani, Naniek Sulistya dan Slameto (2012:338)
“semakin besar tingkat kesukaran berarti soal itu semakin mudah, demikian pula
sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu makin sukar.
Wardani, Naniek Sulistya dan Slameto (2012:338) untuk mengetahui indeks
tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus berikut ini:
P=

𝐵

𝑁

B= jumlah peserta didik yang menjawab betul
N= jumlah peserta didik
Untuk mementukan kesukaran butir soal kita dapat menggunakan tabel
tingkat kesukaran berikut ini.
Tabel 9
Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat Kesukaran
Sukar
Sedang
Mudah

Rentang Nilai
0,00-0,25
0,26-0,75
0,76-1,00

Sumber: Wardani, Naniek Sulistya, dkk (2012:338)

31

Berdasarkan hasil siswa dari soal yang akan digunakan untuk pretest dan
postest kemudian dilakukan uji tingkat kesukaran soal. Sebagai contoh,
perhitungannya sebagai berikut. Misal untuk soal pretest nomor 1. Diketahui
banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar (B) adalah 28 siswa dan
jumlah seluruh siswa peserta tes (JS) adalah 34. Maka dapat dilakukan
perhitungan sebagai berikut:

P

B
JS

P=

28
34

P = 0,82
Berdasarkan perhitungan hasil indeks kesukaran (P) yang diperoleh angka
0,82. Tingkat kesukaran soal dapat diketahui dengan melihat tabel 18. Dengan
demikian soal nomor 1 termasuk kategori mudah. Tingkat kesukaran soal pretest
nomor sampai 20 serta soal posttest dari nomor 1 sampai 23 juga dilakukan
perhitungan yang sama sesuai proses tersebut. Hasil tingkat kesukaran soal pretest
dan posttest terdapat pada lampiran.

3.6 Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini apabila jumlah siswa yang
mencapai KKM ≥ 75 (tuntas) sebanyak ≥ 85% dari seluruh siswa kelas 5 SDN
Ngablak 05 Kecamatan NgablakKabupaten Semarang.

3.7 Teknik Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif dengan menggunakan persentase yaitu membandingkan hasil
belajar tema

1 subtema 2 dan 3 pada pembelajaran tertentu berdasarkan

ketuntasan hasil belajar antara siklus 1 dan siklus 2.
32

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22