BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab sebelumnya telah dibahas tentang rancangan penelitian yang

  dilakukan pada kelas 4 di SDN 3 Sindurejo dan SDN 4 Sindurejo, kedua SD terletak di wilayah Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 di SDN 3 dan 4 Sindurejo, dengan mengambil sampel subjek penelitian yaitu siswa kelas 4 SDN 3 Sindurejo sebagai kelompok Inti, dan siswa kelas 4 SDN 4 Sindurejo sebagai kelompok Imbas. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) yang berbantuan dengan media kartu pecahan, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar matematika dengan materi pecahan.

  Selanjutnya pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan meliputi hasil penelitian pada mata pelajaran matematika materi pecahan dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) yang berbantuan media kartu pecahan pada kelas eksperimen dan hasil penelitian pada mata pelajaran matematika materi pecahan dengan menggunakan model pembelajaran

  (TGT) berbantuan media kartu pecahan pada kelompok

  Team Group Tournament

  kontrol, kemudian pembahasan mengenai deskripsi komparasi hasil pengukuran, hasil uji beda penelitian, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan dan keterbatasan penelitian.

4.1 Hasil Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Gugus Sindurejo yang berada di Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2016/2017. Subjek yang ada dalam penelitian ini adalah kelas 4 SDN 3 Sindurejo sebagai kelas eksperimen, dan kelas 4 SDN 4 Sindurejo sebagai kelas kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Group

  

Investigation (GI), dan kelompok kontrol diberi perlakuan menggunakan model

  pembelajaran Team Group Tournament (TGT), yang kedua model berbantuan dengan media kartu pecahan. Di bawah ini tabel 4.1 yang berisi data subjek

  26 Jumlah Seluruhnya

  

Tahun Pelajaran 2016/2017

No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

  penelitian:

Tabel 4.1 Data Subjek Penelitian SDN Mangunsari 01 dan 05 Kecamatan

  Sidomukti Tahun Pelajaran 2016/2017 Kelompok Kelas Jenis Kelamin Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen

  4

  14

  12

  26 Kontrol

  4

  10

  16

  1. Jumat, 12 Mei 2017 - Memberikan pretest

  52 Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Sindurejo dan SDN 4 Sindurejo dilakukan masing-masing 1 kali pertemuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

  Pembelajaran berjalan selama 3x35 menit atau 3 jam pelajaran.

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian di SDN Mangunsari 01 dan 05 Kecamatan Sidomukti

  • Melaksanakan pembelajaran kelas eksperimen dalam mata pelajaran matematika materi pecahan.
  • Memberikan posttest.

  2. Sabtu, 13 Mei 2017 - Memberikan pretest

  • Melaksanakan pembelajaran kelas kontrol dalam mata pelajaran matematika materi pecahan.
  • Memberikan posttest.

4.1.1 Hasil Implementasi Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran

  Group Investigation (GI) Berbantuan Media Kartu Pecahan pada Kelas Eksperimen

  Subbab ini, akan menjelaskan tentang hasil dari implementasi pembelajaran dan tingkat ketercapaian hasil belajar matematika dengan materi pecahan dengan menggunakan model pembelajaran Group

  Investigation (GI) berbantuan media kartu pecahan pada kelompok

  eksperimen. Pada kelompok eksperimen ini terdiri atas siswa kelas 4 SDN 3 Sindurejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan (Inti). Pembelajaran yang diteliti adalah mata pelajaran matematika dengan materi pecahan yang didasarkan pada SK 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah, serta KD 6.2 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan.

  Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran GI pada kelas eksperimen ini terdiri dari 1 kali pembelajaran selama 105 menit (3x35 menit). Dilaksanakan pada hari Selasa 25 mei 2017 diikuti oleh seluruh siswa kelas 4 yang berjumlah 26 siswa. Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti sendiri dengan diamati oleh ibu Ria Fitriana sebagai observer yaitu guru kelas 4.

4.1.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran

  Pada kelas eksperimen ini sebelum guru memulai proses belajar mengajar guru memberikan soal pretest. Selanjutnya guru melakukan persiapan peralatan yang akan digunakan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga, media, lembar kerja siswa, dan ruangan untuk proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran materi pecahan menggunakan model Group Investigation (GI) siswa akan berkelompok untuk meneliti subtopik yang sebelumnya telah disediakan oleh guru yang nantinya siswa dalam kelompok akan menyusun rencana untuk dapat menyelesaikan permasalahan sesuai dengan subtopik yang didapatkan. Setelah ditemukan cara untuk menyelesaikan permasalahan, siswa dalam kelompok mempresentasikan dihadapan teman se kelas dan diikuti dengan kelompok yang tidak presentasi mencatat hasil presentasi kelompok yang sedang melaksanakan presentasi. Setelah seluruh kelompok selesai presentasi, guru selanjutnya memberi pemahaman kepada seluruh siswa mengenai seluruh subtopik yang telah dibahas oleh masing-masing kelompok.

  Sebelum memulai kegiatan awal guru melakukan persiapan media dan alat peraga yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran, dalam pembelajaran kali ini digunakan kartu pecahan sebagai media pembelajaran. sesudah melakukan persiapan guru mengkondisikan siswa pemberian kegiatan apersepsi dan motivasi kepada siswa. Baru guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya proses belajar dimulai.

  Pada kegiatan belajar-mengajar menggunakan model pembelajaran (GI) pada tahap pertama yaitu seleksi topik, dalam

  Group Investigation

  penyeleksian topik/subtopik ini siswa dibagi kedalam 4 kelompok yang homogen. Setelah dibagi kelompok siswa dibagikan subtopik yang telah disediakan oleh guru. dimana subtopik tersebut mencangkup tentang materi pecahan dalam mata pelajaran matematika yang telah disusun dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam kelompok. Pada tahap kedua yaitu perencanaan kerja sama, dalam tahap ini setelah siswa mendapatkan subtopik yang berbeda setiap kelompoknya, setiap kelompok mencoba untuk meneliti dengan cara mengamati dan menyusun rencana yang akan dilakukan untuk memecahkan permasalahan dalam subtopik tersebut, dalam perencanaan kelompok peran guru sangat penting dalam membantu dan mengawasi. Tahap ketiga adalah implementasi, dalam tahap ini siswa mulai menjalankna rencana yang telah disusun sebelumnya untuk menyelesaikan permasalahan dalam subtopik yang didapatkan. Tahap selanjutnya yaitu penyajian hasil akhir, dalam tahap ini setelah kelompok selesai mengerjakan LKS maka setiap kelompok memaparkan hasil kerja kelompoknya didepan kelompok lain. Disaat bersamaan pula seluruh kelompok yang tidak presentasi mencatat hasil presentasi dari kelompok yang maju. Setelah itu guru menerangkan dengan lebih detai dari seluruh subtopik yang telah diubahas secara berkelompok dengan menggunakan media kartu pecahan. Setelah seluruh siswa telah selesai dilanjut dengan tahap terakhir yaitu evaluasi, dalam tahap ini seluruh siswa terlebih dalahulu kembali ke tempat duduk masing-masing, dan dilanjutkan dengan pemberian soal evaluasi (soal post-test). Setelah selesai guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran tersebut dan ditutup dengan pemberian tindak lanjut guru berupa penguatan materi.

  Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap model pembelajaran Group Investigation (GI) telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan RPP dari awal pembelajaran sampai kegiatan penutup. Sehingga selama proses belajar mengajar berlangsung kegiatan yang dilakukan berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan RPP yang ada. Penilaian yang dilakukan ini terdapat pada lembar observasi yang terdapat pada lampiran dan observasi yang dilakukan oleh observer pada saat subjek siswa Kelas 4 SDN 3 sindurejo diberikan perlakuan.

4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD pada Kelompok Eksperimen

  Pada Subbab ini akan dijelaskan Tingkat hasil belajar siswa kelas 4 SD pada kelompok eksperimen yang akan dipaparkan melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen yang terdiri dari rata-rata skor atau mean, skor tertinggi atau max, skor terendah atau

  min, standar deviasi, kemudian distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik.

  Statistik deskriptif skor hasil belajar pretest dan posttest kelompok eksperimen disajikan dalam tabel 4.2 berikut:

  Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

N MIN MAX MEAN STD.DEVIATION VARIANCE

  Pretest

  26

  44 80 62,46 10,738 115,298 Posttest

  26

  60 94 80,38 9,295 86,406 Valid N 26 (listwise)

  Sumber: berdasarkan data olahan SPSS

  Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mengikuti pretest dan posttest sebanyak 26 siswa. Skor rata-rata atau mean kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan model pembelajaran Group

  Investigation (GI) sebesar 62,46 dengan standar deviasi 10,738. Kemudian

  setelah diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI), skor mean dari kelas eksperimen meningkat menjadi 80,38 dengan standar deviasi 9,295. Skor tertinggi atau

  max siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 80 dan skor terendah atau min adalah 44. Sedangkan skor tertinggi atau max yang dicapai siswa

  setelah diberi perlakuan adalah 94 dan nilai terendah atau min setelah diberikan perlakuan adalah 60.

  Agar lebih mudah dipahami dan lebih efisien dalam penyajiannya maka data akan disajikan melalui tabel distribusi frekuensi. Untuk menentukan kelas dan interval kelompok maka digunakan rumus Sturges, Sugiyono (2014:35) yaitu K= 1+3,3 log n, K adalah jumlah kelas sedangkan n adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus Sturges ini dapat diperoleh K= 1+3,3 log 26 = 1+3,3 . 1,414 = 5,662 dibulatkan menjadi 6. Interval kelas didapat dari rumus (skor maximum

  • –skor minimum) dibagi jumlah kelas pada kelompok eksperimen ini skor maximumnya 94 dan minimum 44 untuk interval kelasnya 6 maka didapatkan hasil yaitu = 8,3 dibulatkan menjadi 8. Berikut ini adalah hasil distribusi frekuensi skor pretest dan posttest kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.4 Distribusi nilai Prettest dan Posttest Kelompok Eksperimen

  Interval Nilai Pretest Nilai Posttest Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 44-51 4 15,38% 52-59

  6 23,10% 60-67 5 19,23% 3 11,53% 68-75 7 26,92% 2 7,70% 76-83 4 15,38 11 42,30% 84-91

  5 19,23% 92-100 5 19,23%

  Jumlah 26 100% 26 100% Sumber: berdasarkan data olahan

  Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa distribusi skor pretest dan posttest yang dikelompokkan pada 7 kelas dengan panjang interval yaitu 8. Dari jumlah keseluruhan siswa kelas 4 SD hasil skor pretest kelompok eksperimen seperti pada tabel, terdapat 4 siswa mendapatkan skor antara 44-51 dengan presentase 15,38%,

  23,10%, pada interval 60-67 terdapat 5 siswa dengan presentase 19,23%, 7 siswa mendapat skor antara 68-75 dengan presentase 26,92%. dan 4 siswa mendapatkan skor antara 76-83 dengan presentase 15,38% Sedangkan pada skor posttest terdapat peningkatan yaitu tidak ada siswa yang mendapat nilai pada kelas 44-51 dan 52-59, skor siswa dimulai dari interval 60-67 dengan 3 siswa dengan presentase 11,53%, lalu 2 siswa mendapat skor antara 68-75 dengan presentase 11,53%, 2 siswa mendapat skor antara 76-83 dengan presentase 7,70%, 11 siswa mendapatkan skor antara 84-91 dengan presentase 42,3% 5 siswa mendapatkan skor antara 84-91 dengan presentase 19,23, dan 5 siswa mendapatkan skor antara 92- 99 dengan presentase 19,23%. Untuk memperjelas distribusi frekuensi skor pretest dan posttest yang sudah disajikan pada tabel di atas, maka dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

  100

  90

  80

  70

  60

  50 pretest

  40 posttest

  30

  20

  10

  1

  3

  5

  7

  9

  11

  13

  

15

  17

  19

  21

  23

  25 Sumber: Berdasarkan data olahan Microsoft Office Excel

Gambar 3

Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

4.1.2 Hasil Implementasi Model Pembelajaran Team Group Tournament (TGT) pada Kelas Kontrol.

  Pada subbab ini, akan dijelaskan tentang hasil implementasi pembelajaran dan tingkat ketercapaian dari hasil belajar matematika dengan materi pecahan dengan menggunakan model pembelajaran Team

  Group Tournament (TGT) yang berbantuan dengan media kartu pecahan

  terhadap siswa kelas 4 SDN 4 Sindurejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan (kelompok imbas). Pembelajaran yang diteliti adalah mata pelajaran matematika dengan materi pecahan yang didasarkan pada SK 6.

  Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah, serta KD 6.2 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan.

  Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari Rabu 26 Mei 2017 diikuti oleh 26 siswa atau seluruh siswa hadir dalam kegiatan pembelajaran. Pada mata pelajaran matematika dengan materi pecahan ini terdiri dari 1 kali pembelajaran selama 105 menit (3x35 menit) atau 3 jam pelajaran. Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti sendiri dengan diamati oleh Tri Indarwati selaku observer dan guru kelas 4.

4.1.2.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran

  Pada kelas kontrol ini sebelum memulai proses belajar mengajar guru memberikan menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga, media, lembar kerja siswa, dan ruangan untuk proses belajar mengajar. Pembelajaran matematika dengan materi pecahan dengan model Team

  Group Tournament (TGT) berbantuan media kartu pecahan ini

  berorientasi pada pelaksanaan game dan tournament. Game disini berupa serangkaian soal-soal kecil untuk mengetahui tingkat kecerdasan siswa, yang nantinya siswa akan berkelompok sesuai dengan tingkat kecerdasan siswa. Setelah didapatkan kelompok dengan tingkat kecerdasan yang sama, selanjutnya siswa akan melakukan turnamen berdasarkan meja turnamen yang telah disusun oleh guru. setelah siswa dalam kelompok selesai mengerjakan turnamen guru akan memberikan penghargaan berupa gelar juara bagi 3 kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi.

  Sebelum memulai kegiatan awal guru memberikan soal pretest kepada siswa, selanjutnya guru melakukan persiapan seperti menyiapkan media dan alat peraga, sesudah melakukan persiapan guru mengkondisikan peserta didik dengan berdo’a dan melakukan absensi, siswa berada dalam posisi siap untuk menerima pelajaran, guru melakukan apersepsi, guru bertanya tentang pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan pelajaran yang akan dilakukan, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, sebelum proses belajar mengajar dimulai guru memberikan motivasi kepada semua siswa agar saat proses belajar mengajar siswa menjadi lebih semangat dan memperhatikan pembelajaran, selanjutnya proses belajar mengajar dilaksanakan.

  Pada kegiatan inti proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Team Group Tournament (TGT) yang pertama yaitu tahap penyajian kelas, dalam tahap ini guru menjelaskan materi yang akan dipelajari menggunakan media kartu pecahan, dalam tahap ini siswa mengamati dengan sungguh-sungguh sehingga pada sesi game dan turnamen siswa mampu melaksanakan dengan baik. Selanjutnya tahap pengelompokan (team), dalam tahap ini siswa dibentuk kelompok heterogen dengan harapan siswa mampu bekerja dengan baik dalam kelompok. Tahap selanjutnya adalah pemberian game, game disini berupa serangkaian soal yang nantinya akan dikerjakan oleh kelompok yang telah disusun. Hasil dari pekerjaan inilah yang digunakan sebagai acuan turnament. Tahap selanjutnya adalah pemberian turnamen, dalam tahap ini kelompok diposisikan dalam meja turnament, diaman setiap meja turnament terdiri dari serangkaian soal yang telah disediakan oleh guru, selanjutnya siswa dalam kelompok secara bergantian bertukar meja untuk berturnamen. Dalam tahap ini setelah siswa selasai berturnamen setiap kelompok memaparkan hasil turnamennya di depan kelas. Tahap selanjutnya adalah tahap apresiasi, dalam tahap ini 3 kelompok yang mendapatkan hasil turnamen tertinggi akan mendapat sertifikat juara. Setelah turnamen selesai siswa kembali ketempat duduk semula dan diberikan soal evaluasi berupa soal posttest.

  Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer yaitu guru menguasai kelas, semua sintaks telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan RPP dari awal pembelajaran sampai kegiatan penutup. Sehingga selama proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan yang ada di RPP. Penilaian ini terdapat dalam lembar observasi (terlampir) dan observasi dilakukan pada saat subjek diberikan perlakuan.

4.1.2.2 Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD pada Kelompok Kontrol

  Pada Subbab ini akan dijelaskan Tingkat hasil belajar siswa kelas 4 SD pada kelompok kontrol yang akan dipaparkan melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest kelompok kontrol yang terdiri dari rata-rata skor atau mean, skor tertinggi atau max, skor terendah atau min, standar deviasi, kemudian distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik. Statistik deskriptif skor hasil belajar pretest dan posttest kelompok kontrol disajikan dalam tabel 4.5 berikut:

  Tabel 4.5

Statistik Deskriptif Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol

N MIN MAX MEAN STD.DEVIATION

  VARIANCE Pretest

  26

  42 80 60,77 9,734 94,745 Posttest

  26

  60 92 75,23 10,912 119,065 Valid N (listwise)

26 Sumber: berdasarkan data olahan SPSS

  Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat jumlah siswa yang mengikuti pretest dan posttest sebanyak 26 siswa. skor rata-rata kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan model pembelajaran Team Group

  Tournament (TGT) sebesar 60,77 dengan standar deviasi 9,734. setelah

  dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan perlakuan model pembelajaran Team Group Tournament (TGT), skor rata-rata kelas kontrol meningkat menjadi 75,23 dengan standar deviasi 10,912. Skor tertinggi siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 80 dan skor terendah adalah 44. Skor tertinggi yang dicapai siswa setelah diberikan perlakuan adalah 92 dan nilai terendah adalah 60.

  Agar lebih mudah dipahami dan lebih efisien dalam penyajiannya maka data akan disajikan melalui tabel distribusi frekuensi. Untuk menentukan kelas dan interval kelompok maka digunakan rumus Sturges, Sugiyono (2014:35) yaitu K= 1+3,3 log n, K adalah jumlah kelas sedangkan n adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus Sturges ini dapat diperoleh K= 1+3,3 log 26= 1+3,3 . 1,414 = 5,6662 dibulatkan menjadi 6. Interval kelas didapat dari rumus (skor maximum

  • –skor minimum) dibagi jumlah kelas pada kelompok kontrol ini skor maximum nya 92 dan minimum 44 untuk interval kelasnya 6 maka didapatkan hasil yaitu = 8. Berikut ini adalah hasil distribusi frekuensi skor pretest dan posttest kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.6 pada halaman berikut ini:

Tabel 4.6 Distribusi nilai Prettest dan Posttest Kelompok Kontrol

  Interval Nilai Pretest Nilai Posttest Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 44-51 3 11,53% 52-59

  9 34,61% 60-67 5 19,23% 7 26,92% 68-75 7 26,92% 6 23,07% 76-83 2 7,70% 4 15,38% 84-91

  6 23,07% 92-99 3 11,53%

  Jumlah 26 100% 26 100% Sumber: berdasarkan data olahan

  Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa distribusi skor pretest dan posttest yang dikelompokkan pada 6 kelas dengan panjang interval yaitu 8. Dari jumlah keseluruhan siswa kelas 4 SD hasil skor pretest kelompok kontrol seperti pada tabel, terdapat 3 siswa mendapatkan skor antara 44-51 dengan presentase 11,53%, kemudian 9 siswa mendapatkan skor antara 52-59 dengan presentase 34,61%, pada interval 60-67 terdapat 5 siswa dengan presentase 19,23%. 7 siswa mendapatkan skor antara 68-75 dengan presentase 26,92%, dan 2 siswa mendapatkan skor antara 76-83 dengan presentase 7,70% Sedangkan pada skor posttest terdapat peningkatan yaitu tidak ada siswa yang mendapat nilai antara 44-51 dan 52-59. Siswa yang mendapat skor antara 60-67 sebanyak 7 siswa dengan presentase 26,92%, 6 mendapatkan skor antara 76-83 dengan presentase 15,38%, 6 siswa mendapatkan skor antara 84-91 dengan presentsase 23.07%, dan 3 siswa mendapatkan skor antara 92-99 dengan presentase 11,53%. Untuk memperjelas distribusi frekuensi skor pretest dan posttest yang sudah disajikan pada tabel di atas, maka dapat disajikan dalam bentuk berikut ini:

  100

  90

  80

  70

  60

  50 pretest

  40 posttest

  30

  20

  10

  1

  3

  5

  7

  9

  11

  13

  

15

  17

  19

  21

  23

  25 Sumber: Berdasarkan data olahan Microsoft Office Excel

Gambar 4

Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol

4.1.3 Deskripsi Komparasi hasil Pengukuran

  Perbandingan atau komparasi hasil pengukuran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan nilai pretest dan posttest yang sudah didapatkan akan dipaparkan pada deskripsi komparasi ini. Deskripsi tersebut disajikan dalam bentuk tabel 4.6 dan grafik sebagai berikut.

  Tabel 4.7

Tabel Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Tahap Rerata Skor (Mean) Keterangan

  Pengukuran Eksperimen Kontrol Selisih

Pretest 61,85 60,77 1,08

Posttest 80,38 75,23 5,15

  Sumber: Berdasarkan data olahan Microsoft Office Excel

  Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat diketahui adanya perbedaan skor rata-rata tahap pengukuran pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan skor rata-rata tersebut ditunjukkan oleh adanya selisih skor rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada tahap pengukuran preetest terdapat perbedaan selisih sebesar 1,08. Pada tahap pengukuran posttest terdapat selisih sebesar 5,15, skor rata-rata kelompok eksperimen lebih unggul dibandingkan skor rata-rata kelompok kontrol. Untuk mempermudah maka data pada tabel 4.6 dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar berikut.

  90

  80

  70

  60

  50 pretest

  40 postest

  30

  20

10 Eksperimen Kontrol

  Sumber: Berdasarkan data olahan Microsoft Office Excel

Gambar 5

Grafik Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Skor Pretest dan Postest Kelompok

  

Eksperimen dan Kelompok Kontrol

4.1.4 Uji Prasyarat

4.1.4.1 Uji Normalitas

  Uji normalitas pada Subbab ini berguna untuk menentukan analisis data nilai pretest dan posttest yang berasal dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yang akan digunakan. Apabila data berdistribusi normal pada kelas eksperimen maupun kontrol maka dapat menggunakan statistik parametrik tetapi apabila data tidak berdistribusi normal maka analisis data menggunakan statistik nonparametrik. Untuk mengetahui data normal atau tidak dapat dilihat dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnof dari masing- masing variabel, Santoso(2013:311). Dari pengujian normalitas ini hasilnya dapat digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis berdistribusi normal atau bisa dianggap normal, pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 22. Menurut Priyatno (2010:58) data dikatakan berdistribusi normal apabila signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 dan penyebaran data dikatakan berdistribusi tidak normal apabila signifikansi (Asymp.sig) < 0,05. Untuk memperoleh uji normalitas data akhir siswa maka dibutuhkan nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan nilai pretest dan posttest kelas kontrol. Setelah diberikannya perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol maka

  pretest dan posttest dapat dilakukan. Perlakuan pada kelas eksperimen

  menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) sedangkan untuk kelas kontrol diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran

  Team Group Tournament (TGT). Hasil uji normalitas pretest dan posttest

  kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat dalam tabel 4.8 berikut ini:

  Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas Skor Pretest-Posttest

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

  

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretest Posttest Pretest Posttest Eksperimen Eksperimen Kontrol Kontrol N

  26

  26

  26

  26 Kolmogrov- Statistic .159 .165 .149 .135 Smirnov Df

  26

  26

  26

  26 Z Sig. .090 .068 .140 .200 a. Lilliefors Significance Correction Sumber: berdasarkan data olahan SPSS

  Berdasarkan hasil uji normalitas yang sudah dilakukan pada data

  pretest-posttest kelompok eksperimen menunjukkan bahwa sig 0,090 dan

  0,135 dan 0,200. Bila dirumuskan menggunakan hipotesis H adalah sampel yang berdistribusi normal sedangkan untuk H adalah sampel yang

  a

  tidak berasal dari populasi berdistribusi normal, maka dapat diputuskan , jika sebaliknya bahwa jika probabilitas < nilai α (0,05) maka ditolak H

  a

  maka H diterima. Nilai signifikansi dari pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 0,090 dan 0,068 kemudian untuk nilai signifikansi

  posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu 0,140 dan

  0,200. Maka H diterima, artinya bahwa persebaran data hasil pretest-

  posttest dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

4.1.4.2 Uji Homogenitas

  Untuk mengetahui tingkat varian data homogen atau tidak homogen maka perlu di uji homogenitas. Uji homogenitas ini menggunakan SPSS Version 22 dengan metode One Way Anova. Setelah didapatkannya data awal nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum kedua kelas mendapatkan perlakuan barulah uji homogenitas dapat dilakukan. Analisis uji homogenitas pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest-Posttest Kelas Ekperimen dan Kelas

  

Kontrol

Test of Homogenity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

  Pretest 1,009

  

4

16 ,432 Posttest

  ,566

  

3

20 ,644 Sumber: berdasarkan olahan data SPSS

  Berdasarkan tabel 4.9 di atas diketahui bahwa hasil Test of

  Homogeneity of Variances signifikansi/probabilitas nilai pretest dan post- test menunjukkan angka 0,432 dan 0,644. Bila dirumuskan menjadi kontrol sama atau disebut homogen, sedangkan hipotesis H a adalah variansi data pada tiap kelompok eksperimen maupun kontrol tidak sama atau disebut tidak homogen. Oleh karena nilai signifikansi/probabilitas data pretest dan posttest kedua kelompok adalah sebesar 0,432 dan 0,644 > 0,05 maka H o diterima. Artinya dapat dikatakan bahwa skor pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen. Melihat skor signifikansi/probabilitas pretest -posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka dapat disimpulkan bahwa data skor pretest-posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varian data yang homogen atau dikatakan sama.

  Berdasarkan hasil uji prasyarat yaitu uji normalitas yang sudah dilakukan menunjukkan data yang berdistribusi normal dan uji homogenitas yang menunjukkan varian data homogen. Maka uji prasyarat yang digunakan adalah uji Independent T-Test. Menurut Sulaiman (2011: 29) Uji Independet T-Test digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif 2 sampel independent bila data berbentuk ordinal, dan untuk dua sampel yang berukuran tidak sama (data sampel harus mengikuti distribusi normal dan homogen). Berikut ini akan disajikan uji nonparametrik Uji t pada data yang sudah ada.

Tabel 4.10 Hasil Uji Independent T Test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

  

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

  Variances t-test for Equality of Means F Sig. T df Sig. (2-tailed) pretest Equal variances assumed ,2,486 ,121 1,833 50 ,073 Equal variances not

  1,833 48,768 ,073 assumed Sumber: berdasarkan data olahan SPSS Dari tabel 4.10 di atas tentang hasil Uji Independent T-Test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,073 yaitu lebih dari 0,05 maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan pada uji Independent T-Test dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H a ditolak . Artinya tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada siswa kelas 4 SDN 3 Sindurejo dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) berbantuan media kartu pecahan, dan SDN 4 Sindurejo dengan menggunakan model pembelajaran Team Group Tournament (TGT) dengan berbantuan media kartu pecahan.

4.1.5 Hasil Uji Hipotesis

  Hasil uji hipotesis berdasarkan pada hasil Uji Independent T-Test nilai pretest- posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah:

  : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika pada siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group

  Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) berbantuan media kartu pecahan.

  : Terdapat perbedaan hasil belajar matematika pada siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan model Group Investigation (GI) dan Team

  Group Tournament (TGT) berbantuan media kartu pecahan. H 1

  : Hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajara

  Group Investigation (GI) lebih baik dibandingkan hasil belajar menggunakan model Team Group Tournament (TGT). H 2

  : Hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran Team Group tournament (TGT) lebih baik dari dibandingkan hasil belajar menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI)

  Berdasarkan dari hasil Uji Independent T-Test nilai pretest-posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh hasil signifikansi/probabilitas sebesar 0,183 atau > 0,05 maka H diterima dan pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) dilihat dari hasil belajar pada siswa kelas 4 SDN 3 dan 4 1 Sindurejo. untuk H dapat diterima karena hasil rata-rata post-test kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol, dengan 1 2 selisih rata-rata sebesar 5,15. Sehingga H dapat diterima dan H ditolak.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

  Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) dilihat dari hasil belajar matematika materi pecahan kelas IV SDN 3 Sindurejo dan SDN 4 Sindurejo. Hasil dari uji hipotesis menggunakan uji nilai pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh hasil signifikansi/probabilitas 0,073 > 0,05. Oleh karena probabilitas pada uji Independent T-Test nilai pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol lebih besar dari nilai Alpha yaitu 0,05, maka H diterima dan H a ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group

  Tournament (TGT) berbantuan media kartu pecahan terhadap siswa kelas 4

  SDN 3 dan 4 Sindurejo dalam mata pelajaran matematika dengan materi pecahan.

  Signifikansi perlakuan di mana tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran PBL dan Inkuiri dilihat dari hasil belajar matematika dengan materi pecahan, terlihat signifikansi rata-rata hasil belajar dari kedua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu rata-rata kelompok eksperimen sebesar 80 sedangkan rata-rata dari hasil belajar kelompok kontrol sebesar 75. Jadi dapat diartikan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) pada kelompok eksperimen dan kontrol memiliki rerata hasil belajar yang seimbang.

  Sesuai dengan kerangka berfikir yang sudah disusun pada BAB sebelumnya yaitu pada BAB II mempengaruhi keberhasilan dari penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT), tidak hanya itu lokasi SDN 3 dan 4 Sindurejo yang berada dalam 1 lingkup membuat peserta didik antara SDN 3 dan 4 Sindurejo mudah berkomunikasi mengenai pembelajaran dari setiap sekolah saling bertukar informasi, maka siswa akan saling termotivasi dan bersaing dengan sehat untuk belajar guna mendapatkan hasil belajar yang meningkat. Selain itu keberhasilan penelitian juga disebabkan karena adanya kesetaraan pada hasil uji prasyarat pada data pretest-posttest yang menunjukkan, data yang diperoleh normal dan homogen, maka pada langkah selanjutnya peneliti menggunakan uji statistik nonparametrik uji Independent T-Test yang menunjukkan hasil probabilitas pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu pretest-posttest 0,183 > 0,05 maka H diterima dan H a ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) dilihat dari hasil belajar matematika dalam materi pecahan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT).

  Untuk perbedaan model Group Investigation (GI) dengan Team

  

Group Tournament (TGT) terletak dalam cara menyelesaikan topik dalam

  belajar kelompok, untuk GI lebih membuat siswa teliti dibandingkan dengan TGT, karena dalam GI siswa dituntut untuk melakukan investigasi/penelitian secara berkelompok, karena dalam GI siswa akan mencari dan menyusun rencana yang nantinya akan digunakan dalam menyelesaikan subtopik dalam setiap kelompok. Sedangkan TGT lebih memperhatian hasil kerja tercepat dan terbenar setiap kelompok dalam mengerjakan soal dalam kuis-kuis yang nantinya akan digunakan sebagai poin untuk diukur dalam turnament, sehingga dalam TGT siswa akan cenderung mementingkan kecepatan dalam mengerjakan soal dalam kuis, sehingga siswa akan kurang teliti.

  Model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Team Group kemiripan yaitu sama-sama model pembelajaran untuk memecahkan suatu permasalahan dengan cara berkelompok. Masalah dalam pembelajaran Gi lebih terfokus dalam setiap kelompok mengerjakan satu sub-topik tertentu, sedangkan masalah dalam TGT mengarah kepada masalah yang relatif sama setiap kelompok. Maka dari itu rerata hasil belajar yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol signifikan.

4.3 Keterbatasan Penelitian

  Keterbatasan pada penelitian ini masih banyak sehingga mengakibatkan kurang sempurnanya penelitian. Kekurangan pada penelitian diantaranya adalah penelitian ini hanya berfokus pada pengukuran hasil belajar siswa pada ranah kognitif saja, padahal yang semestinya ada pada penilaian hasil belajar siswa seharusnya diukur melalui 3 ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor namun peneliti hanya mengukur pada ranah kognitif saja. Belajar dari kekurangan penelitian ini, maka dihimbau kepada peneliti selanjutnya untuk merancang penelitian secara baik dan matang sehingga dapat menghindari atau meminimalisir kekurangan yang sudah ada pada penelitian ini.

Dokumen yang terkait

Welcome to Repositori Universitas Muria Kudus - Repositori Universitas Muria Kudus

0 0 17

ANALISIS KECEPATAN LAYANAN, VARIASI PRODUK, DAN CITRA PERUSAHAAN DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN NASABAH BRI UNIT WELAHAN JEPARA

0 0 13

2.1.1.1 Pengertian Mata Pelajaran PKn - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar PKN Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping pada Siswa Kelas 4 Tahun Pelaran 2016/2017

0 0 15

3.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar PKN Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping pada Siswa Kelas 4 Tahun Pelaran 2016/2017

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar PKN Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping pada Siswa Kelas 4 Tahun Pelaran 2016/2017

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar PKN Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping pada Siswa Kelas 4 Tahun Pelaran 2016/2017

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar PKN Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping pada Siswa Kelas 4 Tahun Pelaran 2016/2017

0 0 57

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

0 0 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Belajar dan Pembelajaran 1.1.2 Pengertian Belajar dan Pembelajaran - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TG

0 0 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) terhadap

0 0 27