APAKAH YESUS dalam ADALAH YAHWEH

1 | B u l e t i n I J I Vo l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6
ܳ DALAM PESHITTA
ܳ ‫)ܡ‬
APAKAH ISTILAH “MARYA” (‫ܪܝܐ‬
MEMBUKTIKAN BAHWA YESUS ADALAH YHWH?

Teguh Hindarto
-------------------------------------------------------------------------------Beberapa kelompok Sacred Name Movement (Gerakan Pemulihan Nama
Suci) di Indonesia berusaha untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Yahweh
yang menjadi manusia dengan melakukan dua cara. Pertama, melakukan analisis
teks dan proses hermeneutik terhadap naskah Perjanjian Baru berbahasa Yunani
dimana dalam sejumlah kasus setiap pernyataan Yesus yang pararel dengan
Yahweh akan disimpulkan bahwa Yesus adalah Yahweh itu sendiri. Untuk
menjawab metodologi mereka, saya sudah membuat artikel berjudul “Meluruskan
Kesalahpahaman Seputar Keilahian Yesus”1. Kedua, dengan mengandalkan
Kitab Peshitta Aramaik dimana Yesus disebut di beberapa tempat dengan sebutan
Marya yang artinya Tuan Yahweh. Benarkah argumentasi ini?

1

Teguh Hindarto, Meluruskan Kesalahpahaman Seputar Keilahian Yesus

http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/02/meluruskan-kesalahpahaman-seputar.html

2 | B u l e t i n I J I Vo l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6
Peshitta Aramaik
Peshitta artinya “lurus”, “sederhana‟, “umum”. Ini menunjuk pada nama
sebuah Kitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru dalam bahasa
Aramaik. Kitab TaNaKh diterjemahkan dalam bahasa Aramaik sekitar Abad 2 sM
dan Kitab Perjanjian Baru berbahasa Aramaik mulai distandarisasi pada Abad 5
Ms (tanpa 2 Petrus, 2 Yohanes, 3 Yohanes, Yudas, Wahyu). Kitab Peshitta
dipergunakan oleh kelompok Kristen yang berada di wilayah Timur seperti Gereja
Orthodox Syria. Mengenai eksistensi Peshitta Aramaik apakah sumber bagi
penerjemahan Perjanjian Baru berbahasa Yunani atau sebaliknya, masih menjadi
perdebatan para ahli bahasa.

Makna Kata “Marya”
Jika Septuaginta (Kitab TaNaKh dalam bahasa Yunani) menuliskan kata
penghormatan Kurios untuk nama Tuhan YHWH dalam TaNaKh (Kekristenan
menyebutnya dengan Perjanjian lama), maka dalam Peshitta TaNaKh, setiap
ܳ Sebagai misal
ܳ ‫)ܡ‬.

nama YHWH ditulis dengan sapaan penghormatan Marya (‫ܪܝܐ‬
2
Kejadian 2:4 sbb:
ܰ ݂ ‫ܫܢ ܳܝܐ‬
ܳ ‫ܳܗ ܶܠܝܢ ܳܬ ̈ܘ‬
ܰ ‫ܠܕ ܴܬܐ ݁ ܰܕ‬
ܳ ‫ܘܕ‬
‫ܐܪܥܐ‬
ܺ
ܶ ‫݁ ܰ ݂ܕ‬
‫ܐܬܒܪܝܘ‬
ܳ
ܰ ‫ܪܝܐ‬
ܰ ݂ ‫ܘܡܐ ݁ ܰܕ‬
ܳ ‫݁ܒ ܰܝ‬
ܳ ‫ܥܥ ݂ܕ ܳܡ‬
‫ܐܠ ܳܗܐ‬
ܰ
ܰ
ܳ

‫ܫܢ ܳܝܐ ܘܐܪܥܐ ܀‬

These are the generations of the heavens and
of the earth
when they were created,
in the day that MARYA God made
the earth and the heavens.

Dalam Peshitta Perjanjian Baru, ada dua kata untuk menyebutkan nama
ܳ 3
ܳ ‫)ܡ‬
penghormatan bagi Yahweh saat mengutip Peshitta TaNaKh yaitu Marya (‫ܪܝܐ‬
4
ܳ
݁
ܳ
dan d‟Marya (‫ )ܕܡܪܝܐ‬. Sebutan Marya muncul dalam ayat berikut: “Hal itu

Aramaic Old Testament: Commonly known as the „Peshitta Tanakh, London:
Trinitarian Bible Society. Reprinted Eugene, Oregon: Wipf & Stock Publishers. 1954.

2

3

ܳ ‫ܳܡ‬
Peshitta verses that contains ‫ܪܝܐ‬

http://www.dukhrana.com/peshitta/concordance.php?adr=2:12375&font=Estrangelo+Edes
sa&size=150
4

ܳ ‫݁ܕ ܳܡ‬
Peshitta verses that contains ‫ܪܝܐ‬

3 | B u l e t i n I J I Vo l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6
ܳ ‫ ) ܳܡ‬oleh nabi” (Mat 1:22).
terjadi supaya genaplah yang difirmankan Marya (‫ܪܝܐ‬
Sebutan d‟Marya muncul dalam ayat berikut: “Tetapi ketika ia
ܳ ‫ ) ݁ܕ ܳܡ‬nampak kepadanya
mempertimbangkan maksud itu, malaikat d’Marya (‫ܪܝܐ‬

dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut
mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya
adalah dari Roh Kudus” (Mat 1:20).
Mengenai makna kata Marya atau d‟Marya, kelompok Aramaic
Primacist (pendukung teori bahwa Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa sumber
yaitu Aramaik, sebagai lawan Greek Primacist dan Hebrew Primacist) memiliki
sejumlah perbedaan pendapat.
Kelompok Pertama: Marya adalah Sebutan Penghormatan Terhadap
Yahweh
Kita akan mengutip beberapa pernyataan dalam kamus Syriac mengenai
arti dan penggunaan kata Marya sbb: William Jennings Syriac Lexicon
mengatakan sbb: “MARA, (meem-resh-alap), Mara, absolute and construct;
emphatic Mara, m., a lord or master, Matthew 9:38, Luke 6:5, John 13:13-14,
Acts 14:12 (lord or chief of the gods, i.e.Jupiter); sovereign or ruler; Luke
10:21.1Nrm (meem-resh-noon). MARAN, our Lord, is often found in the Syriac
versions insteadof the Lord, e.g. John 21:7,12. MARAN ATA, (meem-resh-noon
alap-taw-alap), Maran atha, our Lord is come, 1Corinthians 16:22, though this is
taken by Dalman as Aram. + pl. suff. + at (ta), MARNA TA ATA - O Lord come!).
Plural MARYA (meem-resh-yodh-alap), MARON (meem-resh-wa w-noon),
MAROA (meem-resh-wa w-alap-alap). MARYA (meem-resh-yodh-alap), the

emphatic form used for the sacred Hebrew YHWH “Amar MarYah l'mari” - The
LORD said to my Lord, Matthew 22:44, also for Christ as Lord of all, Acts
10:36,and the one Lord, 1 Corinthians 8:6, Philippians 2:11" 5.
Compendious Syriac menjelaskan sbb: “MARA, absolute and construct,
emphatic MARA and MARYA (meem-resh-yodhalap),the latter form is used only
of THE LORD GOD, and in the Peshitta version of the O.T. represents the

http://www.dukhrana.com/peshitta/concordance.php?adr=2:12375&font=Estrangelo+Edes
sa&size=150
5

William Jennings, Syriac Lexicon (Oxford University Press, 1926), p. 130-131

4 | B u l e t i n I J I Vo l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6
Tetragrammaton”6. Oraham's Dictionary of the Stabilized and Enriched Assyrian,
menjelaskan sbb: “MURYA - The Lord, an appellation signifying Jesus;
Jehovah”7.
Dari kutipan penjelasan di atas maka kata Marya dimaknai sebagai sebutan
penghormatan pengganti yang setara dengan Adon dan Adonai dalam bahasa
Ibrani atau Kurios dalam bahasa Yunani yang bermakna Tuan atau Penguasa.

Konsekwensi logis bahwa istilah Marya adalah sebutan penghormatan yang setara
dengan Adon, Adonai dan Kurios, maka istilah Marya terikat pada kaidah
kebahasaan dan dapat ditelusuri kedudukannya dalam kosa kata Aramaik.
Konsekwensi logis bahwa kata Marya adalah sebutan penghormatan pengganti
bagi YHWH, maka dalam struktur ketatabahasaan, kata Marya memiliki
kedudukan tertentu yaitu sebagai kata benda emphatic dan bentuk lexeme.
“Marya” adalah Kata Benda “Emphatic” (emphatic noun)
Jika kata Marya adalah bentuk singkat dari nama YHWH maka akan
muncul bentuk-bentuk lainnya dalam kata Marhun, Maran, Mari dll. Namun itu
tidak terjadi. Tidak pernah ditemui bentuk MarYahun, MarYahan, MarYahi, dll.
Ketiadaan bukti tersebut membuktikan bahwa kata Marya memang berkedudukan
sebagai kata benda emphatic8
“Marya” adalah “Lexeme”
Akar sebuah kata adalah yang paling dahulu ada dan menjadi elemen
dasar dalam keluarga suatu istilah atau kata. Akar kata dapat menghasilkan satu
atau lebih lexeme. Lexeme adalah adalah kata asli atau yang paling dasar yang
dapat dimodifikasi untuk menghasilkan bentuk-bentuk kata yang lain. Contoh
akar kata Aud bentuk Lexemenya Audible dan Audit dan bentuk morphemenya
6


R. Payne Smith, Compendious Syriac (Oxford University Press, 1902; Reprinted by
Wipf and Stock Publishers, 1999), p. 2983
7

Alexander Yosep Oraham, Oraham's Dictionary of the Stabilized and Enriched
Assyrian, , p. 314
8

The Maryah Deception
http://www.natzraya.org/Articles/The%20Mar-Yah%20Deception/The%20MarYah%20Deception.html

5 | B u l e t i n I J I Vo l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6
Audibility, Inaudibility, Audibleness, Audience, Auditory, Auditorium, Audition
sebagaimana bagan berikut:9

Root

Lexeme

Morphemes


Aud

Audible

Audibility,
Inaudibility.
Audibleness

Audit

Audience, Auditory,
Auditorium, Audition

Demikian pula kata Aramaik Marya adalah bentuk Lexeme dari kata
Mara sebagaimana bagan di bawah ini:10
Root

Lexeme


Morphemes

Mara
(Tuan, Penguasa,
Majikan)

Marya
(Sang Tuan, Sang
Penguasa, Sang
Majikan)

Maran
(Tuan kita)
Mareh
(Tuannya)

Jika akhiran “Ya” dalam kata “MarYa” menunjuk pada nama atau bentuk
singkat YHWH, maka kata tersebut seharusnya muncul dalam setiap bentuk
morpheme yang didasarkan pada lexeme. Sebaliknya, tidak pernah dijumpai unsur
nama YHWH dalam bentuk morpheme dari kata Marya. Kita akan melihat

perbandingan kata Marya (Tuan) dan Talya (Pelayan) dalam bagan berikut:11

9

Ibid.,

10

Ibid.,

11

Ibid.,servants

6 | B u l e t i n I J I Vo l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6
Anatomi Kata “Marya”: Sebuah Perbandingan
Lord

Root

Lexeme

Inflected Form

the Lord
the Lords
Lord
Lords
Lords
our Lord
his Lord
her Lord
her Lords
their Lord
my Lord
my Lords
your Lord (Sing)
your Lord (Sing)
your Lord
(Plur)
your Lords (Plur)

Mara
Mara
Mara
Mara
Mara
Mara
Mara
Mara
Mara
Mara
Mara
Mara
Mara
Mara
Mara

Marya
Marya
Marya
Marya
Marya
Marya
Marya
Marya
Marya
Marya
Marya
Marya
Marya
Marya
Marya

Marya
Maraya
Marea
Maray
Marawan
Maran
Mareh
Marawhy
Marah
Marhwn
Mary
Maray
Marak
Maraky
Markwn

Mara

Marya

Maraykwn

Anatomi Kata Talya: Sebuah Perbandingan
Servant

Root

Lexeme

Inflected Form

the Servant
the Servants
Servant
Servants
Servants
our Servant
his Servant
his Servants
her Servant
her Servants
their Servant

Talya
Talya
Talya
Talya
Talya
Talya
Talya
Talya
Talya
Talya
Talya

Talya
Talya
Talya
Talya
Talya
Talya
Talya
Talya
Talya
Talya
Talya

Talya
Talaya
Talea
Talay
Taleyn
Talyan
Talyeh
Talywhy
Talyah
Taleyh
Talywhn

7 | B u l e t i n I J I Vo l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6
their Servants
my Servant
my Servants
your Servant
(Sing)
your Servants
(Sing)
your Servant
(Plur)
your Servants
(Plur)

Talya
Talya
Talya
Talya

Talya
Talya
Talya
Talya

Talayhwn
Talyy
Talay
Talyak

Talya

Talya

Talyaky

Talya

Talya

Talyakwn

Talya

Talya

Talaykwn

Dari uraian bagan di atas nampak bahwa kata Marya adalah bentuk lexeme
yang dapat mengalami morphemisasi. Sebatian Brock pengajar pada Fakultas
Studi Oriental dari Oxford Cambridge mengatakan: “Although I think I have seen
this somewhere as a popular [folk] etymology, I am afraid that from the point of
view of Semitic philology it will not work. Marya is the emphatic form of mr' (the
earlier form in Aramaic would be mr'', which has become mry' in Syriac), and mr'
is attested in earlier Aramaic in many pre-Christian and non-Jewish inscriptions
(many are cited in J.Hoftijzer and K. Jongeling, Dictionary of Northwest Semitic
Inscriptions (1995), II, pp.682-9). (In the Aramaic of Daniel eg 4:16 there is a 1st
person sing. suffixed example, ‫ =( מרי‬mr'+ y) which in Syriac would appear as ‫מרי‬
(= mr+ y)" 12 (Meskipun saya pikir saya tela h ini sebagai etimologi populer,
namun saya kuatir bahwa dari sudut pandang filologi Semit , hal tersebut tidak
akan berhasil. MarYa adalah bentuk empati dari Mr‟ (bentuk awal dalam bahasa
Aram Mr‟, yang telah menjadi Mry dalam bahasa Syria), dan Mr‟ telah
dibuktikan dalam bahasa Aram permulaan dalam prasasti pra -Kristen dan nonYahudi (sebagaimana banyak dikutip dalam J.Hoftijzer dan K. Jongeling,
Dictionary of Northwest Semitic Inscriptions (1995), II, pp.682-9). (dalam bahasa
Aram dari Daniel 4:16 [dalam naskah Masoretik Daniel 4:19] misalnya ada
akhiran orang pertama tunggal M ‫( מרי‬Mr+ y) yang dalam bahasa Syriac akan
muncul sebagai M‫( מרי‬Mry).
Yang dimaksudkan oleh Brock mengenai Daniel 4:19 mengenai kalimat,
“Beltsazar menjawab: "Tuanku , biarlah mimpi itu tertimpa atas musuh tuanku
dan maknanya atas seteru tuanku!”, kata “Tuanku” dipergunakan bahasa τram
12

Ibid.,

8 | B u l e t i n I J I Vo l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6
‫( מראי‬Maray) dan ‫( מרי‬Mari). Demikian pula analisis Dr. George A. Kiraz dalam
Syriac Electronic Data Retrieval Archive (SEDRA) menempatkan kata Marya
dengan numerisasi no 12407 dan dikategorikan sebagai kata benda dan bentuk
lexeme13.

Kelompok Kedua: “Marya” adalah Singkatan dari Tuan Yahweh
Andrew Gabriel Roth menerjemahkan Kitab Peshitta Aramaik ke dalam
bahasa Inggris dan menerbitkan Aramaic English New Testamen t (AENT). Setiap
ada istilah Marya atau d‟Marya yang ditujukan baik kepada YHWH maupun
Yesus maka akan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan Master Yah
(Tuan Yah) sebagai singkatan dari Yahweh. Dalam beberapa artikelnya, Gabriel
Roth melandaskan pada fakta dalam Yesaya 12:1-2, Mazmur 77:12-13, Mazmur
113:1-3 dimana nama Yahweh disingkat dalam bentuk Yah . Sebagaimana
dikatakan dalam Yesaya 12:1-2, “Sungguh, Tuhan itu keselamatanku; aku
percaya dengan tidak gementar, sebab Yah YHWH itu kekuatanku dan
mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku” (Yes 12:2).
Menurut penelitian Gabriel Roth, ungkapan ‫י י־לי ליׁ ע ׃‬
‫( י י‬Yah
Yahweh wayehi li lishuah) dalam Peshitta TaNaKh dituliskan dengan Marya.
Dalam penjelasannya, beliau menyimpulkan, “Now, in places where the Hebrew
Tanakh reads Adonai and it is 100% clea r that its meaning is YHWH, the
Aramaic universally substitutes with MarYah”14 (Sekarang, di tempat di mana
Tanakh Ibrani membaca Adonai maka itu dapat dipastikan 100% bahwa
maknanya adalah YHWH, kata Aram yang secara universal diganti dengan
sebutan Marya)
Sebutan “Marya” dan “d’Marya” Bagi Yesus Dalam Peshitta

13

Dr. George A. Kiraz, Syriac Electronic Data Retrieval Archive (SEDRA), disediakan
oleh the Syriac Computing Institute. Copyright © 2006-2011, Dukhrana Biblical Research
http://www.dukhrana.com/lexicon/word.php?adr=2:12407&font=Estrangelo+Edesa
14
Andrew Gabriel Roth, Definitions of MARYAH and Related Terms
http://aramaicnttruth.org/downloads/Understanding%20why%20MarYah%20is%20the%2
0Aramaic%20Name%20for%20YHWH.pdf

9 | B u l e t i n I J I Vo l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6
Dalam Peshitta Aramaik ditemui sejumlah data dan fakta bahwa Yesus
disebut dengan julukan Marya dan d‟Marya.
Sejumlah ayat yang
menghubungkan Yesus dengan sebutan Ma rya al., Matius 22:43, 45, Markus
12:29, Lukas 2:11, Kisah Rasul 10:36, Roma 14:9, 1 Korintus 8:6. “Kata-Nya
kepada mereka: "Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat
ܳ ‫ ܳܡ‬- Marya), ketika ia berkata...” (Mat 22:43)
menyebut Dia Tuannya (‫ܪܝܐ‬
Sejumlah ayat yang menghubungkan Yesus dengan sebutan d‟Marya al.,
Kisah Rasul 2:38, 1 Korintus 11:27,29, 1 Korintus 12:3, Filipi 2:11.“Karena itu
aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata -kata oleh
Roh Tuhan, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun,
ܳ ‫ ܳܡ‬- d‟Marya), selain
yang dapat mengaku: "Yesus adalah Junjungan Agung " (‫ܪܝܐ‬
oleh Roh Kudus” (1 Kor 12:3).
Kedua kelompok di atas memberikan terjemahan yang berbeda terkait kata
Marya dan d‟Marya yang dihubungkan terhadap Yesus. Kelompok pertama tetap
menerjemahkan kata Marya dan d‟Marya dengan sebutan Lord (Tuan) dan The
Lord (Tuan itu) sebagaimana beberapa terjemahan berikut:
“For there is born for you to-day the Redeemer, who is the Lord
the Meshicha , in the city of David ” (Luk 2:11) 15

ETH

“For there is born to you this day a deliverer, who is the Lord
Messiah , in the city of David ” (Luk 2:11)16

MRD

“Unto you is born this day a Saviour, who is the Lord, the Christ,
in the city of David ”. (Luk 2:11)17
LEW

Berbeda dengan terjemahan di atas, Andrew Gabriel Roth dalam Aramaic
English New Testament (AENT) menerjemahkan, “For today in the city of David
there has been born for you a Saviour, who is Lord-Yah the Messiah ”. Dalam
artikelnya yang berjudul, Original Aramaic proves beyond ANY doubt that Jesus
is God , Roth menyimpulkan, “Here‟s the crucial key omitted in the Greek: So is
15

Peshitta - Etheridge Translation (1849)

16

Peshitta - James Murdock Translation (1856)

17

Lewish Peshitta New Testament Translation (1896)

10 | B u l e t i n I J I V o l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6
Jesus! In many verses of the New Testament, Jesus is called „MarYah‟, a name
ONLY used for God. These many verses are spread throughout the Scriptures too,
not just centralised and caused by misunderstanding or some such. All the writers
of the New Testament KNEW that Jesus is God, so it is not surprising to find Him
being called „MarYah‟ in many different books. The Peshitta leaves NO DOUBT
that Jesus was God Himself, manifest in the flesh. Now that you have had time to
understand that „the LORD‟ and „the Lord‟ are the same „person‟, the same God,
let us examine some ofthe verses that call Jesus, „MarYah‟, a name undisputedly
used ONLY for God”18 (Berikut adalah kunci penting yang dihilangkan dalam
bahasa Yunani: Tiada lain mengenai Yesus! Dalam banyak ayat Perjanjian Baru,
Yesus disebut dengan MarYah, sebuah nama yang HANYA digunakan untuk
Tuhan. Ayat-ayat ini banyak tersebar di seluruh Kitab Suci juga, bukan hanya
terpusat dan disebabkan oleh kesalahpahaman atau semacam itu. Semua penulis
Perjanjian Baru TAHU bahwa Yesus adalah Tuhan itu sendiri, sehingga tidak
mengherankan untuk menemukan Dia yang disebut MarYah dalam banyak kitab.
Kitab Peshitta tidak meninggallkaan keraguan bahwa Yesus adalah Tuhan itu
sendiri, yang mewujudkan dirinya dalam daging. Sekarang Anda telah memiliki
waktu untuk memahami bahwa TUAN dan Tuan adalah menunjuk pada pribadi
yang sama, yaitu Tuhan yang sama, dan mari kita lihat beberapa ayat lainnya
yang menyebut Yesus, dengan sebutan MarYah, sebuah nama yang tidak
diragukan lagi HANYA digunakan untuk Tuhan).
Dengan pernyataannya di atas, Gabriel Roth hendak mengatakan bahwa
setiap kata Marya atau d‟Marya yang dihubungkan terhadap diri Yesus, harus
diterjemahkan Master Yah atau Lord Yah atau Tuan Yah . Konsekwensi logisnya
maka Yesus adalah YHWH itu sendiri yang menjadi manusia. Berikut beberapa
kutipan ayat yang disitir oleh Andrew Gabriel Roth dimana kata Marya dan
d‟Marya dihubungkan dengan Yesus sehingga kata tersebut harus diterjemahkan
menjadi Tuan Yah sbb:19
“For today is born to you in the city of David, a Saviour, who is
MarYah Meshikha (Lord Yah THE Messiah=YHVH THE Messiah)”
(Luk 2:11).
18

Andrew Gabriel Roth , Original Aramaic proves beyond ANY doubt that Jesus is God
http://aramaicnttruth.org/downloads/outside/AramaicJesusGodMaryahAlaha.pdf
19
Roy A. Reinhold, Use of the Name of God (YHVH) in the New Testament:
And the Divinity of Jesus (Yeshua)
http://ad2004.com/prophecytruths/Articles/DivineNameNT.pdf

11 | B u l e t i n I J I V o l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6
“Therefore let all the house of Israel know for certain that God has
made this very Yeshua (Jesus) whom you have crucified, both
MarYah (Lord Yah=YHVH) and THE Messiah ” (Acts 2:36)
“Then Shimon (Peter) said to them, “Repent and be baptized, every
one of you, in the name MarYah Yeshua (Lord Yah Yeshua=YHVH
Yeshua) for the forgiveness of sins, so that you may receive the gift of
the Holy Spirit (d'Rukha d'Qudsha in Aramaic, Ruach HaKodesh in
Hebrew)” (Acts 2:38)
“For God sent the word to the children of Israel, preaching peace and
tranquility by Yeshua THE Messiah, He is MarYah (Lord
Yah=YHVH) of all” (Acts 10:36)
“yet for us there is one God, the Father, from whom comes every
thing and by whom we live; and one MarYah Yeshua Meshikha
(Lord Yah Yeshua THE Messiah), by whom are all things, and we by
Him” (1 Corinthians 8:6)
“Therefore, I want you to understand that no one, speaking by the
Spirit of God, calls Yeshua accursed: and that no man can say that
Yeshua is MarYah (Lord Yah=YHVH), but by the Holy Spirit‟ (1
Corinthians 12:3)
Kritik Terhadap Pola Penerjemahan Andrew Gabriel Roth
Benarkah kesimpulan dan penerjemahan yang dilakukan oleh Andrew
Gabriel Roth tersebut? Benarkah bahwa sebutan Marya yang ditujukan bagi
Yesus harus diterjemahkan dengan Tuan Yah? Pertama, mengenai kata Marya,
memang masih debatable (diperdebatkan) apakah istilah ini merupakan bentuk
singkat untuk Mar dan Yah (Tuan Yah, Tuan Yahweh) yang menunjuk pada
YHWH atau hanya sebutan penghormatan pengganti untuk nama YHWH.
Melihat keunikan kata Marya dalam Peshitta TaNaKh dimana istilah tersebut
hanya dipergunakan untuk YHWH dan tidak untuk yang lain, bisa saja istilah
Marya menunjuk pada singkatan untuk Tuan YHWH. Dan ketika istilah ini
dikutip kembali dalam Peshitta Perjanjian Baru saat mengutip TaNaKh maka
dapat dipastikan bahwa istilah Marya menunjuk pada Tuan YHWH.

12 | B u l e t i n I J I V o l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6
Namun dengan merujuk mayoritas para sarjana Aramaik terkemuka
seperti George Lamsa, Benjamin Murdock, Etheridge, Paul Younan dll dalam
terjemahan mereka dari bahasa Aram ke dalam bahasa Inggris, tidak ada satupun
yang menerjemahkan Marya atau d‟Marya dengan sebutan Tuan YHWH. Jika
mereka sebagai sarjana bahasa Aram tidak menerjemahkan kata Marya dengan
Tuan Yah, maka para sarjana tersebut tentu tidak beranggapan bahwa istilah
Marya dan d‟Marya merupakan bentuk singkat dari Tuan Yah. Bahkan kamus
bahasa Syria terkemuka yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris seperti William
Jennings, Alexander Yosep Oraham, George A. Kiraz, Payne Smith tidak satupun
menghubungkan istilah Marya dan d‟Marya dengan Tuan Yah. Mustahil para
sarjana tersebut tidak mengetahui istilah Marya. Oleh karenanya saya lebih
sepakat untuk menyimpulkan bahwa istilah Marya atau “d‟Marya” adalah sebuah
sebutan, julukan yang khas ditujukan hanya bagi Yahweh baik dalam Peshitta
TaNaKh maupun Peshitta Perjanjian Baru. Namun tidak benar jika Marya adalah
NAMA sebagaimana klaim Andrew Gabriel Roth saat dia berkata, “In many
verses of the New Testament, Jesus is called „MarYah‟, a name ONLY used for
God”20( Dalam banyak ayat Perjanjian Baru, Yesus disebut dengan MarYah,
sebuah nama yang HANYA digunakan untuk Tuhan).
Dengan demikian istilah Marya bukan NAMA (name) melainkan GELAR
(Title). Kedua, dari aspek kebahasaanpun istilah Marya atau d‟Marya bagi
Yesus diterjemahkan dengan Tuan Yah, sangat membingungkan dan merusak
akidah keesaan Tuhan. Kita perhatikan ayat-ayat yang diterjemahkan oleh
Andrew Gabriel Roth (saya perbandingkan dengan terjemahan LAI yang
disesuaikan dengan asumsi Andrew Gabriel Roth mengenai penggunaan Marya)
dan konsekwensi teologisnya sbb: “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat,
yaitu Mesias, Tuan Yahweh , di kota Daud” (Luk 2:11).
Bagaimana mungkin YHWH yang adalah Tuhan Pencipta harus membuat
diri-Nya lahir dalam wujud manusia? Bukankah dari alur kalimat sudah jelas
bahwa yang lahir adalah Juruslamat yaitu Mesias dan Junjungan Agung? “Jadi
seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Tuhan telah membuat
Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuan Yahweh dan Mesias” (Kis 2:36).
Bagaimana mungkin Tuhan Yahweh Sang Bapa yang telah menjadikan manusia
Yesus (perwujudan Sang Firman) sebagai Mesias lalu serentak menjadikan bagi
diri-Nya Tuan YHWH? Dimana letak rasionalitas dan logika keilahian dalam
20

Op.Cit., Original Aramaic proves beyond ANY doubt that Jesus is God

13 | B u l e t i n I J I V o l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6
terjemahan di atas? "Itulah firman yang Dia suruh sampaikan kepa da orangorang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Sang
Mesias yang adalah Tuan Yahweh dari semua orang’ (Kis 10:36).
Bagaimana mungkin kata ganti “Dia” pada ayat di atas yang menunjuk
pada YHWH Sang Bapa, kemudian secara serentak Dia menjadi Yesus yang
adalah Tuan Yahweh bagi semua orang? “Namun bagi kita hanya ada satu
Tuhan saja, yaitu Bapa , yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang
untuk Dia kita hidup, dan satu Tuan Yahweh saja, yaitu Yesus Sang Mesias ,
yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup” (1
Kor 8:6).
Jika YHWH satu-satunya Tuhan (Elohim/Theos) dan Bapa (Av/Patros),
lalu bagaimana mungkin Yesus Sang Mesias dalam ayat di atas disebut dengan
Tuan YHWH? Terjemahan model Gabriel Roth di atas benar-benar mengacaukan
dan merusak akidah mengenai siapa yang mengutus dan siapa yang diutus.
Merusak akidah mengenai siapa yang harus disembah dan siapa yang menyuruh
menyembah. “Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seor ang
pun yang berkata-kata oleh Roh Tuhan, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan
tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: " Yesus adalah Tuan Yahweh" ,
selain oleh Roh Kudus” (1 Kor 12:3).
Jika kata Marya dalam ayat ini diterjemahkan dengan Tuan YHWH
sehingga berimplikasi Yesus adalah YHWH yang menjadi manusia, lalu siapakah
yang dituju dalam doa dan seruan Yesus berikut ini jika dirinya adalah YHWH ?
“Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira -kira sepelempar batu jaraknya,
lalu Ia berlutut dan berdoa , kata-Nya: " Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau,
ambillah cawan ini dari pada -Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan
kehendak-Mulah yang terjadi” (Luk 22:42). Siapakah Tuhan yang benar yang
dimaksudkan oleh Yesus saat beliau bersabda, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu
bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Tuhan yang benar, dan mengenal
Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yoh 17:3)?.
Ketiga, ternyata kata “Maraya” merupakan bentuk jamak dari “Marya”. Ini
dapat kita lihat dalam Kolose 4:1, “Hai tuan-tuan , berlakulah adil dan jujur
terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di sorga”. Ungkapan
“tuan-tuan” dalam Peshitta τramaik dituliskan “Maraya”. Ini membuktikan
bahwa kata Marya memang bukan nama Tuhan dan bukan bentuk singkat Tuan
Yah melainkan bentuk emphatic dan lexeme yang dapat mengalami

14 | B u l e t i n I J I V o l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6
morphemisasi. Istilah ini muncul kembali dalam 1 Timotius 6:2a, “Jika tuan
mereka “Mara ya” seorang percaya, janganlah ia kurang disegani karena
bersaudara dalam Kristus, melainkan hendaklah ia dilayani mereka dengan lebih
baik lagi, karena tuan yang menerima berkat pelayanan mereka ialah saudara
yang percaya dan yang kekasih”
Keempat, kata d‟Marya ternyata ditujukan untuk nama seseorang yaitu
Maria sebagaimana dalam Roma 16:6, “Salam kepada Maria, yang telah bekerja
keras untuk kamu”. Ungkapan “Salam kepada Maria” dalam Peshitta Aramaik
dituliskan “shaalu beshalam d‟Marya” . Kelima, adalah fakta bahwa Yesus Sang
Mesias tidak pernah mendakwa dirinya dengan julukan atau gelar Marya dan
d‟Marya. Sebaliknya Yesus bersabda dalam Yohanes 13:13, “Kamu menyebut
Aku Guru dan Tuan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan
Tuan ”. Ungkapan “Guru dan Tuan” dalam naskah Yunani ο δ δα α ο α ο
ο (ho Didaskalos kai ho Kurios) dan dalam Peshitta Aramaik dituliskan
“Raban u Maran”.
Keenam, bagi mereka yang memiliki pemahaman bahwa Peshitta Aramaik
adalah terjemahan dari naskah Perjanjian Baru Yunani, akan beralih pada
kesahihan Old Syriac sebagai bahasa Aram yang lebih tua dari Peshitta. Dan
setiap ungkapan Marya yang ditujukan pada Yesus dalam sejumlah ayat al.,
Matius 22:43 seharusnya dipergunakan kata Mari (Tuanku) sebagaimana
perbandingan bagan berikut:

Peshitta

‫ܘܐܝܟܢܐ ܕܘܝܕ ܒܪܘܚ ܩܪܐ ܠܗ ܡܪܝܐ‬
waʔîkanâ dawîd brûḥ qāreʔ leh māryâ
and.how David in.spirit calling to.him MARYA
„and how is David in spirit calling him “MτRYτ”ς‟

Sinaitic

‫ܘܐܝܟܢܐ ܕܘܝܕ ܩܪܐ ܠܗ ܡܪܝ‬
waʔîkanâ dawîd qāreʔ leh mārî
and.how David calling to.him lord.my
„and how is David calling him “my lord”ς‟

15 | B u l e t i n I J I V o l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6

Curetonian

‫ܐܝܟܢܐ ܗ ܝܠ ܕܘܝܕ ܒܪܘܚܐ ܕܩܘܕܫܐ ܩܪܐ ܠܗ ܡܪܝ‬
ʔîkanâ hākîl dawîd brûḥâ dqûdšâ qāreʔ leh mārî
how therefore David in.spirit of.holiness calling to.him lord.my
„how therefore is David in the spirit of holiness calling him “my
lord”ς‟

Demikian pula dengan Markus 12:37, Lukas 20:44, Kisah Rasul 2:36.
Noel Roede mengatakan, “Therefore I believe we are justified in seeing a
mistranslation or corruption with the use of Māryâ in Matthew 22:43 -45 and by
extension Acts 2:36”21 (Oleh karena itu saya percaya kita dibenarkan dalam
melihat kesalahan penerjemahan atau korupsi dengan penggunaan Marya dalam
Matius 22:43-45 dan Kisah Para Rasul 2:36).
Apa Makna Kata “Marya” dan “d’Marya” Terhadap Yesus Sang Mesias?
Sebagaimana telah diulas dalam bagian sebelumnya bahwa Kitab Peshitta
Aramaik menuliskan bukan hanya julukan Maran (diucapkan oleh Yesus sendiri)
bagi Yesus melainkan Marya dan d‟Marya (dituliskan oleh para muridnya). Lalu
apa arti penulisan kata tersebut terhadap Yesus? Dalam artikel saya berjudul
“Yesus Sang Firman Hidup: “Pemahaman Tentang Hakikat Yesus” telah
diuraikan mengenai dua aspek Yesus yaitu secara Ontologis (aspek hakikat)
bahwa Yesus adalah Sang Firman menjadi manusia dan aspek Antropologis
bahwa Yesus adalah manusia penjelmaan Sang Firman22.
Sang Firman tidak bisa disamakan begitu saja dengan Tuhan namun tidak
bisa begitu saja dibedakan dengan Tuhan. Dengan ungkapan, “Firman itu
bersama-sama dengan Tuhan” (Yoh 1:1) bermakna Firman itu dibedakan dengan
Tuhan. Sementara ungkapan “Firman itu adalah Tuhan” (Yoh 1:1) bermakna
bahwa Sang Firman itu sehakikat, setara, sederajat, melekat dengan Tuhan
YHWH. Karena Firman itu setara, sehakikat, sederajat, melekat dengan Tuhan,
maka Firman Tuhan tentu saja kekal dan tidak diciptakan. Sebaliknya, Firman
Tuhan adalah Daya Cipta Tuhan darimana segala sesuatu ada (Kej 1:3, Mzm 33:6,
Yoh 1:3, Ibr 1:3). Yohanes 1:14 dengan tegas mengatakan bahwa “Sang Firman

21

Noel Roede, Is Jesus Maryah?
www.hebdomad.com
22

Teguh Hindarto, Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia: Implikasi Teologis dan
Antropologisnya
http://teguhhindarto.blogspot.com/2014/12/yesus-sang-firman-yang-menjadi_19.html

16 | B u l e t i n I J I V o l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6
telah menjadi manusia”. Ayat tersebut tidak mengatakan bahwa yang menjadi
manusia adalah Tuhan YHWH melainkan Firman Tuhan YHWH.
Dengan latar belakang pemahaman pembacaan Yohanes 1:1-18 di atas
maka jelas mengenai kedudukan Yesus baik secara ontologis maupun
antropologis maka kita akan mudah memaknai sebutan Marya dan d‟Marya bagi
Yesus Sang Mesias harus diartikan bukan sebagai bentuk singkat Tuan Yahweh,
melainkan cara penulis Peshitta Aramaik untuk memberikan pesan teologis bahwa
Yesus memiliki sifat keilahian karena hakikat Yesus adalah Firman Tuhan yang
setara, sehakikat, sederajat, melekat dengan Tuhan YHWH. Maka ungkapan
“Marya Yeshu Meshikha” (1 Kor κ:6) bukan diterjemahkan “Tuan Yah Yeshu
Meshikha” melainkan “Junjungan τgung Yesus Sang Mesias”. Demikian pula
ungkapan “d‟Marya Hu Yeshu” (1 Kor 12:30) bukan diterjemahkan, “Tuan Yah
adalah Yeshu” melainkan “Yesus adalah Junjungan τgung Yang Ilahi”.
Dalam artikel saya berjudul “Haruskah Gelar Kurios (Adon) Bagi Yesus
Diterjemahkan Tuhan?”23, telah diuraikan mengenai kategorisasi penerjemahan
kata Yunani Kurios bagi Yesus yaitu Tuan (jika membaca kata Kurios bagi
Yesus dalam Keempat Injil baik Matius, Markus, Lukas, Yohanes), Junjungan
Agung (jika membaca kata Kurios bagi Yesus dari Kisah Rasul sampai Wahyu),
Junjungan Agung Yang Ilahi (khusus ketika kata Kurios bagi Yesus muncul
dalam formula doksologis)24. Contoh penerjemahan kata Kurios dengan
Junjungan Agung Yang Ilahi adalah dalam Filipi 2:9-11 sbb: “Itulah sebabnya
Tuhan sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada -Nya nama di atas
segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit
dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah
mengaku: "Yesus Sang Mesias adalah Junjungan Agung Yang Ilahi ," bagi
kemuliaan Tuhan, Bapa!”.
Menariknya, ungkapan Yunani
ο η ο
ο (Kurios Iesous
Christos) dalam Peshitta Aramaik dituliskan “d‟Marya Hu Yeshu Meshikha”.
Demikianlah penjelasan dan kajian mengenai kata Marya dan d‟Marya baik bagi
Yahweh maupun Yesus Sang Mesias. Kiranya kajian di atas semakin mendorong
kita memperdalam aspek penulisan bahasa sumber Perjanjian Baru (Ibrani,
23

Teguh Hindarto, Haruskah Gelar Kurios (Adon) Bagi Yesus Diterjemahkan Tuhan?
http://teguhhindarto.blogspot.com/2014/04/haruskah-gelar-kurios-adon-bagi-yesus.html
24

Ibid.,

17 | B u l e t i n I J I V o l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6
Aramaik, Yunani) dan memahami sebuah istilah dan kata tertentu dalam konteks
penggunaan bahasa dan latar belakang sosial, kebudayaan, keagamaan pada abad
dimana kitab suci dituliskan sehingga kita memiliki pemahaman yang utuh dan
dapat dipertanggungjawabkan.

18 | B u l e t i n I J I V o l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6

INDONESIAN JUDEOCHRISTIANITY INSTITUTE
Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) adalah organisasi yang
didirikan dengan maksud dan tujuan sbb:

1. Menghadirkan Kekristenan dengan corak Semitik Yudaik sebagai
akar historisnya. Corak Semitik Yudaik tersebut dijabarkan dalam
Pokok Keimanan (Akidah/Emunah) dan
Tata Peribadatan
(Ibadah/Avodah) serta Perilaku Hidup (Akhlaq/Halakah)
2. Mengisi kesenjangan materi terkait Yudaisme sebagai akar
Kekristenan awal, dalam berbagai kajian dan kurikulum Teologi
3. Melakukan berbagai kajian kritis dan teologis terhadap Kitab Suci
dengan pola pikir Ibrani
4. Menghadirkan penafsiran baru terhadap Torah dan relevansinya
terhadap Kekristenan masa kini
5. Melakukan kajian-kajian mengenai hubungan Kekristenan awal
dengan kebudayaan Semitik
6. Memperkokoh Teologi Judeochristianity

19 | B u l e t i n I J I V o l 4 / J a n u a r i 2 0 1 6
7. Membantu pemerintah dalam pembangunan mental dan spiritual
bangsa dalam rangka pembinaan manusia Indonesia seutuhnya
Sebelumnya organisasi ini bernama Forum Studi Mesianika (FSM).
Berdasarkan rapat anggota yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juli 2012
lalu, maka Forum Studi Mesianika (FSM) berganti nama menjadi
Indonesian Judeochristianity Institute (IJI).
Salah satu usaha untuk mencapai beberapa tujuan di atas diantaranya
adalah menerbitkan buletin berkala sebagai wujud komunikasi dan
pembelajaran anggota IJI.
Indonesian Judeochristianity Institute (IJI)

Email: derekhatov@gmail.com
Website: www.messianic-indonesia.com (www.hrti.co.za)
Facebook:Messianic Indonesia (Indonesian Judeochristianity Institute)
Donasi dan Informasi: 081327274269