Gambaran Kesehatan pada Mencit (Mus musculus) di Instalasi Hewan Coba

  

Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 8 No. 1, 2014 : 27 - 32

Gambaran Kesehatan pada Mencit (Mus musculus) di Instalasi Hewan Coba Health Portrait of Mus musculus in Laboratory Condition Intan Tolistiawaty*, Junus Widjaja, Phetisya Pamela F. Sumolang, Octaviani Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI Jl. Masitudju No. 58 Labuan Panimba, Labuan, Donggala, Sulawesi Tengah, 94352, Indonesia.

  INFO ARTIKEL A B S T R A C T / A B S T R A K Article History:

Received : 11 Feb. 2014 Trial animal are use in laboratory for research and development purpose, such as Mus

Revised : 20 May 2014 musculus, Rattus norvegicus, Lepus curpaeums and Mesocricetus auratus. Approximately

Accepted : 23 Jun 2014

  40-80% of the sample animal used is mencit. Mencit are widely used because it's short live period, can have many children, have many trait, easy to handle, and well characterized anatomical and physiological traits. Keywords: Medical examination conducted in order to make sure the sample animal are free of Laboratory animal diseases. Examination consist of inspection and palpation of the mencit body and stool Mice examination for the presence of parasite infection. the examination was conducted on Medical Examination eighteen mus musculus.

  Result showed that five mus musculus have fibrosis at the rear and front leg, neck, and Hewan coba adalah hewan yang sengaja dipelihara untuk digunakan sebagai hewan

  Kata kunci: model yang berkaitan untuk pembelajaran dan mengembangkan berbagai macam hewan coba bidang ilmu dalam skala penelitian atau pengamatan laboratorium. Hewan mencit laboratorium yang sering digunakan yakni mencit (Mus musculus), tikus putih (Rattus pemeriksaan kesehatan norvegicus), kelinci, dan hamster. Sekitar 40-80% penggunaan mencit sebagai hewan model laboratorium, mencit banyak digunakan karena siklus hidupnya relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, variasi sifat-sifatmya tinggi, mudah ditangani, dan

sifat anatomis dan fisiologinya terkarakterisasi dengan baik.

Pemeriksaan kesehatan dilakukan agar hewan laboratorium yang akan digunakan bebas dari penyakit. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan pada masing- masing mencit berupa inspeksi dan palpasi pada tubuh mencit dan pemeriksaan feses untuk melihat adanya infeksi parasit. Pemeriksaan dilakukan pada 18 ekor mencit.

  Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 5 ekor mencit mengalami fibrosis pada bagian kaki belakang dan depan, leher serta abdomen. Hasil pemeriksaan feses mencit tidak ditemukan adanya infeksi parasit.

  © 2014 Jurnal Vektor Penyakit. All rights reserved

  • Alamat Korespondensi : email : drh.intantolis@gmail.com

  

PENDAHULUAN dipelihara untuk digunakan sebagai hewan

  model yang berkaitan untuk pembelajaran Penggunanaan hewan percobaan pada dan pengembangan berbagai macam bidang penelitian kesehatan banyak dilakukan untuk ilmu dalam skala penelitian atau pengamatan uji kelayakan atau keamanan suatu bahan 2 laboratorium. Hewan coba banyak digunakan obat dan juga untuk penelitian yang berkaitan sebagai penunjang dalam melakukan dengan suatu penyakit. Berdasarkan itu maka pengujian-pengujian terhadap obat, vaksin, hewan coba yang digunakan harus sehat atau atau dalam penelitian biologi. Hewan bisa bebas dari mikroorganisme patogen sehingga digunakan sebagai hewan coba apabila hewan h a s i l p e n e l i t i a n d a p a t 1 tersebut bebas dari mikroorganisme patogen, dipertanggungjawabkan. mempunyai kemampuan dalam memberikan

  Hewan coba adalah hewan yang sengaja reaksi imunitas yang baik, kepekaan hewan terhadap sesuatu penyakit, dan performa atau performa atau anatomi tubuh hewan percobaan yang dikaitkan dengan sifat genetiknya. Hewan coba yang sering digunakan yakni mencit (Mus musculus), tikus putih (Rattus Norvegicus), kelinci (Oryctolagus

BAHAN DAN METODE

  cuniculus), dan hamster. Sekitar 40-80 %

  penggunaan mencit sebagai hewan model laboratorium karena siklus hidupnya yang relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi, mudah ditangani, dan sifat anatomis dan fisiologinya terkarakterisasi dengan baik. Mencit dapat hidup sampai umur 1-3 tahun tetapi terdapat perbedaan usia dari berbagai galur terutama berdasarkan kepekaan terhadap lingkungan dan penyakit. Tingkat kesuburan mencit sangat tinggi karena dapat menghasilkan kurang lebih satu juta keturunan dalam kurun waktu kurang lebih 1 tahun. Dimana produktivitas seksualnya berlangsung selama 7-8 bulan dengan rata-rata anak yang 3 dilahirkan sebanyak 6-10 anak/kelahiran.

  Mencit bila diperlakukan dengan baik akan memudahkan penanganan, sebaliknya perlakuan yang kasar akan menimbulkan sifat agresif bahkan dapat menggigit pada kondisi tertentu. Mencit betina yang sedang menyusui anak akan mempertahankan sarangnya dan bila anaknya dipegang dengan tangan yang kotor, induknya akan menggigit dan memakan 3 anak tersebut. Pemeriksaan kesehatan dilakukan agar hewan laboratorium yang akan digunakan bebas dari penyakit sehingga penelitian yang dilakukan mendapatkan data yang valid. Pemeriksaan kesehatan pada hewan coba meliputi pemeriksaan kondisi mencit dan kandang.

  Bahan yang digunakan adalah feses yang diambil dari 18 ekor mencit yang memiliki rentang umur 12-4 bulan dan dicurigai sakit. Bahan laboratorium yang digunakan object

  glass, plastik klip, pinset, handscun, lugol, dan mikroskop.

  Kegiatan diawali dengan dilakukannya pemeriksaan pada seluruh bagian tubuh dan b u l u , ke m u d i a n d i l a n j u t k a n d e n g a n dilakukunnya palpasi atau perabaan pada bagian-bagian tubuh mencit yang dicurigai mengalami kelainan. Jika tidak ada bagian yang dicurigai, dilakukan pengambilan feses pada masing-masing mencit yang akan dijadikan sampel. Untuk mendapatkan feses yang segar dari rectum mencit dilakukan pengangkatan bagian ekor sehingga kepala mencit menghadap ke bawah dan dilakukan penekanan bagian belakang tubuh hingga feses keluar.

  Feses yang sudah ada dimasukkan ke dalam plastik klip dan dituliskan kode kandang. Pemeriksaan feses dilakukan 4 dengan metode pemeriksaan langsung.

  HASIL

  Pemeriksaan fisik mencit di Instalasi Hewan Coba ditemukan 5 ekor mencit yang mengalami fibrosis atau adanya jaringan ikat di bawah kulit. Dengan lokasi fibrosis banyak terdapat di bagian abdomen, kaki belakang, kaki belakang dan abdomen, seperti terlihat pada tabel 1.

  Tabel 1. Hasil pemeriksaan fisik mencit di Instalasi Hewan Coba 2014

  No Umur Jenis Kelamin Kelainan Fisik 1 12 bulan Jantan Tidak ada kelainan 2 12 bulan Betina

  Terbentuknya jaringan ikat dibawah kulit (fibrosis) di bagian kaki belakang 3 11 bulan Jantan Tidak ada kelainan 4 11 bulan Betina Tidak ada kelainan 5 10 bulan Jantan Tidak ada kelainan 6 10 bulan Betina

  Terbentuknya jaringan ikat dibawah kulit (fibrosis) dibagian abdomen Gambaran Kesehatan pada Mencit , et.al) ...... (Tolistiawaty No Umur Jenis Kelamin Kelainan Fisik 7 9 bulan Jantan Terbentuknya jaringan ikat dibawah kulit (fibrosis) dibagian abdomen

  8 9 bulan Betina Tidak ada kelainan 9 8 bulan Jantan Terbentuknya jaringan ikat dibawah kulit (fibrosis) di bagian abdomen

  10 8 bulan Betina Tidak ada kelainan 11 7 bulan Jantan Tidak ada kelainan 12 7 bulan Betina Tidak ada kelainan 13 6 bulan Jantan Tidak ada kelainan 14 6 bulan Betina Terbentuknya jaringan ikat dibawah kulit (fibrosis) di bagian kaki depan 15 5 bulan Jantan Tidak ada kelainan

  16 5 bulan Betina Tidak ada kelainan 17 4 bulan Jantan Tidak ada kelainan 18 4 bulan Betina Tidak ada kelainan

  No Umur Jenis Kelamin Parasit Usus 1 12 bulan Jantan Negatif

  2 12 bulan Betina Negatif 3 11 bulan Jantan Negatif 4 11 bulan Betina Negatif 5 10 bulan Jantan Negatif 6 10 bulan Betina Negatif 7 9 bulan Jantan Negatif 8 9 bulan Betina Negatif 9 8 bulan Jantan Negatif

  10 8 bulan Betina Negatif 11 7 bulan Jantan Negatif 12 7 bulan Betina Negatif 13 6 bulan Jantan Negatif 14 6 bulan Betina Negatif 15 5 bulan Jantan Negatif 16 5 bulan Betina Negatif 17 4 bulan Jantan Negatif 18 4 bulan Betina Negatif

  Tabel 2. Hasil pemeriksaan feses mencit di Instalasi Hewan Coba 2014

  Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 8 No. 1, 2014 : 27-32

  Pemeriksaan feses mencit di Instalasi Hewan Coba tidak ditemukan adanya telur cacing maupun protozoa, seperti terlihat pada tabel 2.

  PEMBAHASAN

  Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terhadap mencit-mencit yang ada di Instalasi Hewan Coba Balai Litbang P2B2 Donggala tidak ditemukan parasit baik cacing maupun protozoa. Hal tersebut karena mencit dipelihara dengan baik. Lingkungan tempat hidupnya juga selalu diperhatikan dan dibersihkan sehingga tidak ada parasit yang m e n g i n fe ks i , s e r t a s e r i n g d i l a ku ka n penyuntikan antihelminthik secara berkala. Kandang, botol minum, dan juga alat lainnya yang digunakan dibersihkan minimal seminggu sekali dan alas tidur harus diganti 5 minimal 2 minggu sekali. Hal ini sesuai dengan standar pemeliharaan hewan coba sehingga hewan tersebut bebas dari mikroorganisme patogen yang digunakan untuk penelitian yakni hewan harus bebas 6 dari mikroorganisme patogen. Pemilihan mencit sebagai hewan coba karena mewakili kelas mamalia sehingga s i s te m re p ro d u ks i , p e r n a p a s a n , d a n peredaran darah menyerupai manusia. Selain itu sistem reproduksinya relatif singkat dan keturunan yang dihasilkan juga banyak. Dengan ini maka hewan coba yang banyak dipelihara di Instalasi Hewan Coba ini adalah 7 mencit.

  Syarat mencit dapat digunakan sebagai hewan percobaan adalah (1). Hewan harus bebas dari kuman patogen, karena adanya kuman pathogen dapat mengganggu jalannya reaksi pada percobaan yang akan diujikan. (2). Kemampuan dalam memberikan reaksi imunitas yang baik. (3). Kepekaan terhadap suatu penyakit. (4). Nutrisi, kebersihan, pemeliharaan, dan kesehatan hewan baik dan terjaga. Mencit yang dikembangbiakkan di Instalasi Hewan Coba baik digunakan untuk hewan coba dalam penelitian karena bebas dari parasit dan mencit dipelihara dengan 8 baik. Ditemukan fibrosis pada beberapa mencit yang diperiksa. Fibrosis adalah terbentuknya jaringan ikat fibrosa yang didalamnya terkandung banyak serat kolagen secara patologis pada suatu organ atau daerah 9 tubuh. Hal ini mungkin disebabkan adanya pengaruh dari dalam tubuh misalnya terjadi kelainan genetik ataupun mutasi pada satu gen yang menyandikan protein. Pemberian pakan yang tidak sesuai pada mencit juga dapat menimbulkan efek adanya kelainan pada bagian tubuh. Kurang atau lebihnya protein yang ada dalam pakan pada mencit y a n g s a n g a t s e n s i t i f m e n y e b a b k a n terbentuknya fibrosis atau jaringan ikat serupa tumor.

  Konsumsi pakan mencit berkisar 3-4 g perhari dari pakan yang kering atau sekitar 20% dari berat bobot tubuhnya dan 2 kebutuhan air sebanyak 3 ml perhari. Pertumbuhan berat badan yang normal pada m e n c i t s e t i a p h a r i n y a m e n c a p a i 1 gr/ekor/hari. Berat badan mencit jantan umur 4 minggu dewasa mencapai 20-40 gram 10 dan betina 18-35 gram.

  Pakan yang diberikan pada mencit di rearing instalasi hewan coba adalah jagung dan pellet. Kandungan nutrisi dalam jagung (per 100 g makanan) yaitu protein 4,1 g, energi 129 kkal, lemak 1,3 g, karbohidrat 39,3 g, kalsium (Ca) 5 mg, besi (Fe) 1,1 mg, dan 11 vitamin C 9 mg. Pellet merupakan salah satu bahan makanan yang diberikan pada hewan ternak yang terdiri dari bahan hewani, nabati, dan bahan makanan lainnya yang dibuat dengan cara dijadikan adonan seperti pasta kemudian dicetak kering. Kombinasi pellet yang baik untuk pakan mencit mengandung protein sebanyak 53%, lemak 13 %, karbohidrat 4 %, serat 7,6 % dan air sebanyak 9 8 %. Mencit merupakan hewan pengerat yang menyukai pakan pellet dan jagung. Bentuk, kepadatan dan bau khas yang dikeluarkan pellet membuat mencit lebih senang untuk 12 mengeratnya. Selain kebutuhan pakan, pemberian air minum juga diperlukan. Air minum adalah salah satu zat makanan yang penting bagi hewan. Kebutuhan hewan akan air sangat tinggi karena berfungsi sebagai media untuk

  Gambaran Kesehatan pada Mencit , et.al) ...... (Tolistiawaty aktivitas metabolik sehingga air minum harus tersedia tanpa dibatasi. Untuk mencegah pertumbuhan kuman, air minum dapat 5 diasamkan atau dikhlorinasi. Pada Instalasi

DAFTAR PUSTAKA

  6. Hau, J., dan Hoosier Jr.,G. L. 2003. Handbook of Laboratory Animal Science Second Edition.

  Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 8 No. 1, 2014 : 27-32

  13. Anonim.2013. Mencit mus musculus sebagai hewan coba. http://www. slideshare.net/ pratiwinengsi /mencit-mus-musculus- sebagai-hewan-coba. [20 januari 2014]

  12. Balogh s, Croft D. 2004. Zinc Phospide and B r o m a d i o l o n e . [ s e r i a l o n l i n e ] . http://www.agnc.nsw.gov.aurader./mice/znp hosbrfaq.htm. [19 agustus 2013].

  11. Riana A. 2000. Nutrisi Jagung per 100 gram Makanan. Asiamaya: agustus 2013]

  10. Martijo. 1992. Kesehatan dan Kemampuan Adaptasi Hewan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

  Mega Aksara. Jakarta

  9. Sujana, Arman. 2007. Kamus Lengkap Biologi.

  8. Sulaksono, M.E. 1987. Dilema pada Hewan Percobaan untuk Pemeriksaan Produk Biologis. Badan Pengembangan Kesehatan RI.

Jakarta.

  7. Ngatijan.1991. Metode Laboratorium dalam Toksikologi. Petunjuk Laboratorium, PAU Bioteknologi UGM. Yogyakarta.

  CRC Press. Boca Raton.

  Hewan Coba, pemberian air minum tersedia tanpa dibatasi dan diberikan dalam botol dengan pipa yang dilengkapi 'klep' peluru bulat yang terletak di ujung pipa atau diberikan dalam botol dengan pipa yang p a n j a n g d e n g a n u j u n g p i p a s e d i k i t digepengkan agar air tidak selalu tumpah ke alas kandang. Satu ekor mencit memerlukan minum sekitar 3-6 ml/hari dengan bobot 5 badan antara 20-40 g.

  K e s e h a t a n m e n c i t h a r u s s e l a l u diperhatikan agar mencit yang digunakan u n t u k p e n e l i t i a n s e h a t d a n b e b a s mikroorganisme patogen. Beberapa jenis penyakit parasit yang sering menginfeksi mencit yakni toksoplasmosis, Hymenolepis

  5. Mangkoewidjojo, Soesanto. 2006. Hewan Laboratorium dalam Penelitian Biomedik.

  4. Garcia LS., dan Bruckner, DA. 1996. Diagnostik Parasitologi Kedokteran. EGC. Jakarta.

  3. Priyambodo S. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Ed ke-3. Jakarta: Penebar

Swadaya.

  J Indon Med Assoc vol.63. Jakarta 2. Malole, M. B. M. dan C. S. Pramono. 1989. Penggunaan Hewan-hewan Percobaan Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor, Bogor

  1. Ridwan Endi. 2013. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dalam Penelitian Kesehatan.

  Terima kasih kami ucapkan kepada Kepala Balai Litbang P2B2 Donggala dan teman-teman di Instalasi Hewan Coba serta yang membantu dalam melaksanakan penelitian ini.

  D i p e r l u k a n a d a nya p e m e r i k s a a n kesehatan secara berkesinambungan pada hewan coba yang dipelihara di Instalasi Hewan Coba Balai Litbang P2B2 Donggala. Dan juga dilakukan uji coba terhadap pakan sebelum diberikan kepada mencit.

  SARAN

  Pada pemeriksaan feses di Instalasi Hewan Coba tidak ditemukan adanya parasit usus baik cacing maupun protozoa dan pada pemeriksaan fisik mencit ditemukan 5 ekor mencit yang mengalami fibrosis.

  KESIMPULAN

  nana, Giardia muris, dan Taenia taeniaeformis 13 yang juga dapat menular ke manusia.

  Yogyakarta : FKH UGM.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Gambaran Kesehatan pada Mencit , et.al) ...... (Tolistiawaty