IMPLEMENTASI LOCATION BASED SERVICES (LBS) KANTOR PEMERINTAHAN KOTA (Studi Kasus : Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia)

IMPLEMENTASI LOCATION BASED SERVICES (LBS) KANTOR
PEMERINTAHAN KOTA (Studi Kasus : Kota Palangka Raya, Provinsi
Kalimantan Tengah, Indonesia)
Rio Irawan
Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)
Palangkaraya
e-mail: 1210irawan@gmail.com

Abstract

Development of information technology in government offices need to be developed, especially in
public services for example, to determine the location of the city government offices. This study aims to
create a software developed to facilitate the users to find the location of the city government offices in the
city of Palangkaraya, Central Kalimantan, Indonesia.
Mapping is displayed in software using Google Maps. Determining the location of the offices of
the city government based on the location coordinates obtained using GPS. The system developed will
provide information on the location of the city government offices, detail route, total distance traveled, as
well as the business conducted by the information office of the city government based on the location of early
users to the location of the selected city government offices.
The software was developed using the programming language PHP, Jquery Mobile, and can be
used on a variety of mobile platforms, SWOT analysis to identify various factors systematically formulate

a strategy for the implementation of the system. Action Research methods used in the development of LBS
system. Results of the study was the software that generates location-based services to show the location of
the city government of the location of the user, as well as provide information office business administration
in the city, thus helping users when they want to the city government offices.
The benefits that can be generated is to know detail location city government offices, reducing the
risk of getting lost, know the business information of any city government offices.

KeywordsLocation Based Services, Office of the City Government, SWOT, Action Research
PENDAHULUAN
Kantor pemerintahan adalah pondasi utama bagi pengelolaan suatu daerah atau
kota yang merupakan ujung tombak bagi terlaksananya semua blue print dari suatu daerah
atau kota tersebut untuk mencapai tujuan yang dicapai. Mengingat pentingnya fungsi dari
kantor pemerintahan sangat strategis dalam mewujudkan otonomi daerah dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada berbagai aspek serta meningkatkan fungsi
pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam memberikan pelayanan-pelayanan yang
sudah menjadi topoksi dari kantor pemerintahan tersebut agar produktifitas pelayanan
dapat berjalan dengan baik.
Pada setiap daerah tentunya terdapat banyak kantor-kantor pemerintahan, baik
yang terdapat dalam satu kawasan kantor pemerintahaan maupun yang tidak yaitu dimana
kantor-kantor pemerintahan terpencar-pencar lokasinya dan tidak menutup kemungkinan

jarak antar kantor pemerintahan sangat jauh atau mungkin berpuluh-puluh kilometer.
Pada beberapa penelitian terdahulu terkait penerapan Location Based Services (LBS)
antara lain menurut Manav (2012) mengusulkan atau menitik beratkan penelitian pada
layanan lokasi melalui Google Web Service dan Walk Score Transit API pada ponsel Android
untuk memberikan beberapa layanan kepada pengguna berdasarkan lokasi mereka.

Beberapa kendala ditemui dalam penelitian ini antara lain : (1) Kenala Teknologi, yaitu
kurangnya cakupan GIS serta kemampuan ponsel dalam mendukung LBS; (2) Kendala
Infrastruktur, yaitu permasalahan mengenai akses jaringan dalam memimplementasikan
GIS serta LBS; (3) Kegagalan Penjualan, yaitu kondisi dimana industri ponsel yang
menerapkan LBS mampu mengalami peningkatan penjualan.
[15]
Menjabaran mengenai LBS yang memanfaatkan tentang lokasi geografis dari
perangkat mobile dan menyediakan layanan berdasarkan informasi tersebut, antara lain :
layanan dapat mencakup navigasi ke lokasi tertentu, menemukan teman atau keluarga di
jejaring sosoal, pelacakan ponsel berbasis lokasi, peta bantuan. Pelacakan lokasi pada
perangkat mobile dapat dilakukan dengan cara : (1) Komunikasi Jaringan, adalah jaringan
selular yang mentransfer permintaan layanan dari pengguna ke layanan penyedia, dan
informasi yang diminta kembali ke pengguna. (2) GPS, adalah sistem navigasi berbasis
satelit yang menyediakan lokasi dan waktu informasi dengan berkomunikasi dengan 24

satelit ditempatkan di orbit bumi.
[17]
Terdapat beberapa faktor penyeban tidak lokasi yang dihasilkan dari LBS tidak
akurat yaitu : (1) Banyaknya Lokasi Sumber, GPS, Cell-ID, dan Wi-Fi dapat masingmasing memberikan petunjuk ke lokasi pengguna dengan akurasi, kecepatan, dan efisiensi
baterai yang berbeda tergantung pemakaian sumber daya. (2) Gerakan Pengguna,
pergerakan dengan intensitas tinggi akan mempengaruhi ke akuratan lokasi yang
dihasilkan, (3) Akurasi yang berbeda-beda, perkiraan lokasi awal dari masing-masing
sumber lokasi yang tidak konsisten.
[20]
Mengedepankan pengembangan LBS berbasis mobile menggunakan jquery yang
mampu diakses dalam segala platform untuk pencarian lokasi tempat ibadah dengan
menghasilkan rute lokasi dari tempat ibadah yang dicari/dipilih. Tterdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan yaitu : memaksimalkan fungsionalitas Jquery, ketepatan
koordinat, penggunaan aplikasi agar mudah digunakan oleh masyarakat.
[24]
Layanan berbasis lokasi (LBS) menyediakan layanan pribadi kepada pengguna
sesuai dengan lokasi mereka. Selain itu juga membuka kesempatan untuk pengembang,
layanan seluler operator jaringan, dan penyedia layanan untuk mengembangkan dan
menyediakan layanan bernilai tambah: memberi saran kepada pengguna terhadap kondisi
lalu lintas, memberikan informasi rute, membantu pengguna untuk menemukan pusat

perbelanjaan di dekatnya. Layanan berbasis lokasi menawarkan banyak manfaat kepada
pengguna mobile.
Terhadap beberapa uraian yang telah dipaparkan, timbul dugaan bahwa tidak
sepenuhnya masyarakat dalam suatu daerah/kota atau dapat dikatakan sebagian besar
masyarakat dalam suatu daerah/kota tidak mengetahui sebagian besar lokasi-lokasi kantor
pemerintahan khusunya pemerintahan kota serta tidak memahami fungsionalitas dari
kantor-kantor pemerintahan. Tentunya hal ini dapat mengurangi kinerja fungsionalitas
dari masing-masing dari kantor-kantor pemerintahan.
Dengan menggunakan konsep pemetaan digital dengan berbagai kehandalannya,
dan maka dirasa perlu melakukan suatu pendekatan penelitian mengenai implementasi
Location Based Services (LBS) Kantor Pemerintahan Kota, dengan studi kasus di Kota
Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Sistem LBS yang dikembangakan
diharapkan mampu mengenalkan atau mempublikasikan Kantor Pemerintahan Kota
kepad masyarakat yang meliputi lokasi, fungsionalitasnya, proses-proses bisnisnya, serta
proses lainnya yang wajib diketahui oleh masyarakat. Pemetaan digital merepresentasikan
dan memodelkan data-data yang terdapat di kota Palangka Raya, khususnya Kantor
Pemerintahan Kota yang terdapat di kota palangka raya ke dalam database khusunya data
koordinat kantor pemerintahan teresebut serta menggunakannya dengan library Google
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page


3

Maps untuk menampilkan lokasi, jalur rute, detail jalur rure, jarak serta informasi yang
berkaitan dengan proses-proses bisnis, fungsionalitas serta informasi lainnya terkait
kantor pemerintahan.
Pada penelitian ini menekankan pada fitur pencarian lokasi kantor pemerintahan
dengan cara memilih lokasi kantor berdasarkan katergori atau melakukan pencarian
berdasarkan nama kantor pemerintahan. Sistem yang dibangun akan melakukan filter
berdasarkan keyword pencarian atau pemilihan dari katergori kantor berdasarkan data
dari database. Hasil dari proses filter akan menghasilakan lokasi dari kantor beserta
beberapa informasi singkat detail kantor, misalnya nama, alamat, proses bisinis utama,
dan sebagainya
METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian digunakan guna mengalisis dan mendapatkan hasil yang
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Penerapan LBS erat kaitannya dengan pentingnya
GPS dalam penentuan koordinat objek.
Sebuah layanan berbasis lokasi adalah layanan informasi atau hiburan yang dapat
diakses dengan perangkat mobile melalui jaringan selular. Sistem Layanan Berbasis
Lokasi,atau lebih dikenal dengan Location-Based Services (LBS), menggabungkan antara
proses dari layanan mobile dengan posisi geografis dari penggunanya. Posisi target, di

mana sebuah target bisa jadi adalah pengguna Location- Based Services itu sendiri atau entitas
lain yang tergabung dalam suatu layanan. Location Provider Menyediakan teknologi
pencarian lokasi yang berasal dari perangkat. API Location berhubungan dengan data
Global Positioning System (GPS) dan data lokasi real-time.
1. Unsur Utama LBS[12]
Dua unsur utama dari Location Based Service adalah
a. Location Manager (API Maps), Menyediakan perangkat bagi sumber
atausource untuk LBS, Application Programming Interface (API) Mapsmenyediakan
fasilitas untuk menampilkan atau memanipulasi peta.
b. Location Providers (API Location): Menyediakan teknologi pencarian lokasi yang
digunakan oleh perangkat. API Location berhubungan dengan data GPS (Global
Positioning System) dan data lokasi real-time.
2. Komponen LBS[15]
a. Piranti mobile
Salah satu komponen penting dalam LBS. Piranti ini berfungsi sebagai alat bantu
(tool) bagi pengguna untuk meminta informasi. Hasil dari informasi yang diminta
dapat berupa teks, suara, gambar dan lain sebagainya. Piranti mobile yang dapat
digunakan berupa PDA, smartphone, laptop, tablet. Selain itu,
piranti mobile dapat juga berfungsi sebagai alat navigasi di kendaraan seperti
halnya alat navigasi berbasis GPS.

b. Jaringan komunikasi
Komponen ini berfungsi sebagai jalur penghubung yang dapat mengirimkan datadata yang dikirim oleh pengguna dari pirantimobile-nya untuk kemudian
dikirimkan ke penyedia layanan dan kemudian hasil permintaan tersebut
dikirimkan kembali oleh penyedia layanan kepada pengguna.
c. Komponen Positioning

Pada setiap layanan yang diberikan oleh penyedia layanan biasanya akan
berdasarkan pada posisi pengguna yang meminta layanan tersebut. Posisi
pengguna tersebut bisa didapatkan melalui jaringan komunikasi mobile atau juga
menggunakan Global Positioning System (GPS.
d. Penyedia layanan dan aplikasi
Merupakan komponen LBS yang memberikan berbagai macam layanan yang bisa
digunakan oleh pengguna.
e. Penyedia data dan konten
Penyedia layanan tidak selalu menyimpan seluruh data dan informasi yang
diolahnya. Karena bisa jadi berbagai macam data dan informasi yang diolah
tersebut berasal dari pengembang/pihak ketiga yang memang memiliki otoritas
untuk menyimpannya.
3. Cara kerja LBS
Untuk menggambarkan cara kerja LBS, anggaplah aplikasi LBS akan mencarikan

informasi mengenai lokasi Kantor Pemerintahan Kota yang berada di Kota Palangka
Raya.
a. Anggaplah sekarang fungsi pencarian telah diaktifkan, posisi pengguna
sebenarnya dari perangkat mobile diperoleh dari Positioning Service. Hal ini dapat
dilakukan baik oleh perangkat menggunakan GPS sendiri atau layanan posisi
jaringan
yang
berasal
dari provider (Cell
Tower).
Setelah
itu
perangkat mobile pengguna mengirimkan permintaan informasi, yang berisi
tujuan untuk mencari dan mengirimkan posisi melalui jaringan komunikasi
ke gateway telekomunikasi berdasarkan pilihan data dari sistem.
b. Gateway memiliki tugas untuk bertukar pesan di antara jaringan komunikasi
selular dan internet. Oleh karena itu gateway mengetahui alamat web dari
beberapa
aplikasi server dan
rute

permintaan
ke
spesifik server
tertentu. Gateway akan menyimpan juga informasi tentang perangkat mobile yang
telah meminta informasi.
c. Aplikasi server membaca permintaan dan mengaktifkan layanan yang terkait.
d. Kemudian, service menganalisis lagi pesan dan memutuskan mana informasi
tambahan selain criteria pencarian (Kanto Pemerintahan Kota) dan posisi
pengguna diperlukan untuk menjawab permintaan pengguna.
e. Selanjutnya service akan menemukan bahwa informasi tentang jalan, jarak dan
cara yang diperlukan untuk memeriksa apakah Kantor Pemerintahan Kota dapat
dicapai.
f. Setelah semua informasi service akan melakukan buffer spasial dan query
routing untuk mendapatkan detail informasi Kantor Pemerintahan Kota, hasil
dikirim kembali ke pengguna melalui internet, gateway dan jaringan mobile.
g. Kemudian, informasi mengenai Kantor Pemerintahan Kota akan disampaikan
kepada pengguna baik dalam bentuk peta digital beserta jarak tempuh, rute
perjalanan, detail rute perjalanan, dan detail dari Kantor Pemerintahan Kota.

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page


5

Gambar 1. Cara Kerja LBS
4. Analisis SWOT
Analisis SWOT digunakan pada tahap perencanaan strategis suatu organisasi yang
terdiri dari tiga tahap yaitu : tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap
pengambilan keputusan. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data
eksternal dan data internal.
a. Data Eksternal
Diperloleh dari lingkungan di luar sistem :
1) Peran masyarakat
2) Infrastruktur internet (teknologi informasi)
3) Peran Pemerintahan Kota Palangka Raya
b. Data Internal
Data intenal diperoleh berdasarkan asumsi keberhasilan sistem yang akan
diterapkan.
1) Kemudahan akses sistem
2) Lintas platform
Berdasarkan data ekseternal dan data internal, dilakukan perumusan Strength,

Weakness, Opportunities, dan Threats.
a. Strength (Kekuatan)
1) Mampu diakses kapan saja dan dimana saja selama terkoneksi internet
2) Menampilkan rute lokasi dan detail rute
3) Menampilkan estimasi jarak tempuh
4) Mempermudah penyampaian bisnis proses
5) Mampu diakses oleh berbagai perangkat mobile
b. Weakness (Kelemahan)
1) Memerlukan koneksi internet yang cepat
2) Memerlukan pengetahuan mengenai internet
c. Opportunities (Peluang)

1)
2)
3)
4)

Dukungan dari perintah kota untuk pengembangan sistem
Penguatan akses internet dimasa mendatang
Kemajuan teknologi semakin diserap oleh masyarakat luas
Industri ponsel yang membenamkan teknologi GPS/AGPS makan banyak
bahkan di level ponsel murah (entry level).
d. Threats (Ancaman)
1) Tidak adanya roadmap pemerintah kota untuk perkembangan teknologi untuk
kepentingan masyarakat.
2) Masyarakat umum yang tidak memahami teknologi.
3) Infrastruktur teknologi dalam kota tidak memadai
5. Action Research
Action research atau penelitian tindakan merupakan salah satu bentuk rancangan
penelitian, dalam penelitian tindakan peneliti mendeskripsikan, menginterpretasi dan
menjelaskan suatu situasi sosial pada waktu yang bersamaan dengan melakukan
.perubahan atau intervensi dengan tujuan perbaikan atau partisipasi.

Gambar 2. Siklus Action Research
Berikut tahapan penelitian tindakan (action research) yang dapat ditempuh yaitu :
a. Melakukan diagnosa (diagnosing),
yaitu melakukan identifikasi masalah-masalah pokok yang ada guna menjadi
identifikasi kebutuhan.
b. Membuat rencana tindakan (action planning),
Setelah memahami pokok masalah dan identifikasi kebutuhan yang ada kemudian
dilanjutkan dengan menyusun rencana tindakan yang tepat untuk menyelesaikan
masalah yang ada, yaitu melakukan desain sistem yang akan dikembangkan sesuai
dengan hasil diaknosa.
c. Melakukan tindakan (action taking)
Mengimplementasikan rencana tindakan dengan harapan dapat menyelesaikan
masalah. Selanjutnya setelah model dibuat berdasarkan kebutuhan sistem dilanjutkan
dengan mengadakan ujicoba sistem.
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page

7

d. Melakukan evaluasi (evaluating)
Setelah masa implementasi (action taking) dianggap mencukupi kemudian
dilaksanakan evaluasi hasil dari implementas. Dalam tahap ini dilihat bagaimana
penerimaan pegguna terhadap sistem yang dikembangkan.
e. Pembelajaran (learning)
Tahap ini merupakan bagian akhir siklus yang telah dilalui dengan melaksanakan
review tahap-pertahap yang telah berakhir. Untuk hal tertentu, hasilnya
dipertimbangkan dalam hal implikasinya untuk tindakan berikutnya dalam situasi
organisasi lebih-lebih kesulitan yang dapat dikaitkan dengan pengimplementasian
perubahan proses.
6. Analisis Desain
Analisis desain diperlukan sebagai langkah lanjutan untuk mengembangkan sistem.
Analisis berperan terhadap rancang bangun sistem, prosedur yang akan diterapkan,
fungsionalitas dalam sistem. Untuk melengkapi proses analisis digunakan beberapa
alat bantu analisis yaitu :
a. UML
Unified Modeling Language (UML) digunakan untuk mendefenisikan requirement,
membuat analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam
pemrograman berorientasi objek.
Pada penelitian ini model desain yang digunakan untuk menggambarkan
rancangan sistem yaitu :
«uses»

Kelola Kategori

Pilih Kategori
«extends»

«uses»
«uses»
Data Kantor
Pemerintahan
«uses»

Kelola Kantor
Pemerintahan

«extends»

«uses»

Pengguna
Detail Data Kantor
Pemerintahan

Login

«uses»
Logout

Cari Nama Kantor
Pemerintahan

Gambar 3. Use Case Diagram

Administrator

Gambar 4. Activiy Diagram Pengguna

Gambar 5. Activity Diagram Administrator

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page

9

Gambar 6. Class Diagram Pengguna

Gambar 7. Class Diagram Administrator
b. Basis Data
Untuk menunjang sistem layanan berbasis lokasi secara dinamis, diperlukan
desain basis data agar sistem mampu dengan cepat merespon permintaan dari
pengguna sistem.
Table 1. Kategori
No

Nama Field

Ukuran

Tipe

Field

Data

1

kd_kategori

2

2

nm_kategori

30

No

Nama Field

1

2

Int

Keterangan
Primari Key.
Kode Kategori

Varchar

Table 2. Kantor
Ukuran
Tipe
Field

Data

3

4

1

kd_kantor

5

Int

2

nm_kantor

100

Varchar

Nama Kategori

Keterangan
5
Primari Key.
Kode Kantor
Nama Kantor

1

2

3

4

5

3

kd_kategori

2

Int

Kode Kategori

4

Alamat

-

Text

Alamat Kantor

5

Telepon1

13

Varchar

Telepon Kantor1

6

Telepon2

13

Varchar

Telepon Kantor2

7

keterangan

-

Text

Berisi mengenai proses
bisnis

8

Latitude

30

Varchar

Longitude Lokasi

9

Longitude

30

Varchar

Latitude Lokasi

c. ERD
Entity Relationship Diagram(ERD) adalah gambar atau diagram yang menunjukkan
informasi dibuat, disimpan dan digunakan dalam sistem bisnis.
alamat

telepon
keterangan

kd_kategor
i
kd_kategori

latitude

nm_kantor

kd_kategori

kd_kantor

tb_kantor

longitude

Tb_kategori

1

Mempunyai

M

Gambar 8. Entity Relationship Diagram
7. Rencana Pengujian
Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa sistem yang akan dikembangkan telah
sesuai dengan standar kinerja sistem, yaitu sistem berfungsi dengan benar sesuai
dengan input yang diberikan oleh pengguna. Pengujian menggunakan black-box

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page

11

testinguntuk memastikan setiap prosesdur atau fungsi dapat diketahui keberhasilan
prosedur tersebut. Untuk itu didiperlukan rencana pengujian sebagai berikut :
Table 3. Rencana Data Uji Pengujian Black Box
Kelas Uji

Butir Uji

Jenis Pengujian

1

2

3

Proses pengelompokan

Pengujian Kantor

Kantor Pemerintahan

Pemerintahan
Berdasarkan Kategori

berdasarkan kategori

Black-Box Testing

Login administrator untuk

Pengujian Login
Administrator

masuk ke Menu Utama Sistem Black-Box Testing
Admin

Pengujian Pengelolaan

Proses pengelolaan data

Kategori

kategori

Pengujian Pengelolaan

Proses pengelolaan data

Kantor Pemerintahan

Kantor Pemerintahan Kota

Black-Box Testing

Black-Box Testing

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis SWOT yang telah dipaparkan sebelumnya, dilakukan strategistrategi untuk mendapatkan perencanaan strategis yang baik, serta sebagai acuan dalam
menghadapi ancaman atau kendala yang akan terjadi di masa mendatang.
.
Faktor-faktor
Faktor-faktor
Eksternal

Tabel 4. Hasil Analisis SWOT
(S) Strength/
Kekuatan

Internal

(O)
Opportunities/
Peluang

(W) Weakness/
Kelemahan

Strategi SO :
Strategi WO :
1.
Tidak
adanya
dukungan yang
1. Memaksimalkan kemampuan
desain

nyata dari pemerintahan kota

interface (user friendly) agar

terhadap kepentingan umum

mudah

khususnya bidang IT.

sistem

terutama

dioperasikan

oleh

pengguna awam (kurang atau 2. Kemajuan

teknologi

belum mengetahui mengenai

tidak

internet).

pemerintah

2. Memaksimalkan

pengguna

muda sebagai sasaran utama

didukung
kota

mengikuti

yang
oleh
untuk
arus

perkembangan IT.

pengguna sistem. Diharapkan
akan

mampu

pengalaman

membagi

menggunakan

sistem kepada pihak lain.
(T) Threat/
Ancaman

Strategi ST :
1. Melakukan

seminar

Strategi WT :
atau 1. Melakukan pendekatan yang

penyuluhan terhadap sistem

lebih

kepada masyarakat.

pemerintahan kota untuk

2. Melakukan

koordinasi

terhadap pemerintahan kota
mengenai manfaat dari LBS

intensif

mensosialisasikan

kepada

sistem

LBS.
2. Melakukan

kerja

sama

kepada pihak media masa
lokal

untuk

mempromosikan

sistem

LBS.
Setelah hasil analisis diperoleh, serta strategi terhadap faktor-faktor interna dan
eksternal telah dirumuskan, langkah selanjutnya adalah penerapan dari analisis desain yang
telah dilakukan sebelumnya. Adapun hasil dari analisis desain yang telah
dimplementasikan ke dalam sistem yaitu :

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page

13

Gambar 9. Halaman Utama Sistem

(b)

(a)
Gambar 10. Halaman Pilihan Kategori

(a) Halaman Pilihan Kategori; (b) Pilihan Kantor Pemerintahan Kota

Gambar 11. Hasil Pencarian Kantor Pemerintahan

Gambar 12. Hasil Pencarian Kategori Kantor Pemerintahan

Gambar 13. Halaman Login dan Halaman Utama Administrator

Gambar 14. Pengelolaan Kategori Kantor dan Data Kantor Pemerintahan

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page

15

Gambar 15 . Detail Data Kategori dan Kantor Pemerintahan
Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan prosedur dan fungsi dari masingmasing unit sistem dilakukan pengujian menggunakan black-box testing. Hasil dari
pengujian berikut ini.
Table 5. Pengujian Kantor Pemerintahan Berdasarkan Kategori
Data Masukkan

Yang Diharapkan

Pengamatan

Kesimpulan

Memilih daftar
kategori dan
menghasilkan
daftar kantor
pemerintahan
sesuai dengan
kategori
Memilih daftar
kategori dan
menghasilkan
daftar kantor
pemerintahan
sesuai dengan
kategori namun
data kosong

Menampilkan data
kantor pemerintahan
berdasarkan data
kategori

Menampilkan data
kantor
pemerintahan
sesuai dengan
kategori

Hasil sesuai
harapan dan
dapat diterima

Tidak menampilkan
daftar kantor
pemerintahan sesuai
dengan kategori
(karena data tidak
tersedia/kosong)

Tidak
menampilkan
daftar kantor
pemerintahan
sesuai dengan
kategori (karena
data tidak
tersedia/kosong)

Hasil sesuai
harapan dan
dapat diterima

Hasil pengujian berdasarkan tabel 5 sebagai berikut :

Gambar 16. Pengujian Kantor Pemerintahan Berdasarkan Kategori
Table 6. Pengujian Login Administrator
Data Masukkan

Yang Diharapkan

Pengamatan

Kesimpulan

Memasukkan
username dan
password yang
benar
Memasukkan
username dan
password yang
salah satunya atau
semuanya salah
Tidak
memasukkan
inputan username
dan password

Dialihkan ke
halaman utama
sistem administrator

Halaman dialihkan
ke sistem
administrator

Hasil sesuai
harapan dan
dapat diterima

Muncul peringatan
atau pemberitahuan
bahwa kombinasi
password tidak
sesuai
Muncul tools tip
pada setiap isian
untuk melakukan
pengisian username
dan password

Muncul peringatan Hasil sesuai
bahwa kombinasi
harapan dan
password tidak
dapat diterima
sesuai
Muncul tools tip
pada setiap isian
untuk melakukan
pengisian
username dan
password

Hasil pengujian berdasarkan tabel 6 yaitu :

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page

Hasil sesuai
harapan dan
dapat diterima

17

(a)

(b)

(c)
Gambar 17. Hasil Pengujian Login Administrator.
(a) Inputan kosong; (b) Username dan Password Tidak Sesuai;
(c) Halaman Utama Administrator
Tabel 7. Pengujian Pengelolaan Kategori
Data Masukkan

Yang Diharapkan

Pengamatan

Kesimpulan

Memasukkan
data inputan
nama kategori

Data yang
diinputkan akan
tersimpan di dalam
basis data
Muncul peringatan
atau pemberitahuan
bahwa kombinasi
password tidak
sesuai
Merubah data nama
kategori yang lama
menjadi nama
kategori yang baru

Data berhasil
tersimpan dalam
basis data

Hasil sesuai
harapan dan
dapat diterima

Inputan nama
kategori kosong

Merubah nama
kategori

Hasil dari pengujian pada tabel 7 yaitu :

Muncul peringatan Hasil sesuai
bahwa kombinasi
harapan dan
password tidak
dapat diterima
sesuai
Data nama
kategori berubah
sesuai dengan
nama kategori
yang baru

Hasil sesuai
harapan dan
dapat diterima

(b)

(a)

Gambar 18. Hasil Pengujian Pengelolaan Kategori.
(a) Inputan kosong; (b) Data Berhasil Ditambahkan;

(b)

(a)

(c)
Gambar 19. Hasil Pengujian Pengelolaan Kategori Lanjutan.
(a) Data Lama ; (b) Hasil Edit Data; (c) Hasil Hapus Data
Tabel 8. Pengujian Pengelolaan Kantor Pemerintahan
Data Masukkan

Yang Diharapkan

Pengamatan

Kesimpulan

Memasukkan
data inputan
kantor
Pemerintahan
Inputan field
inputan kosong

Data yang
diinputkan akan
tersimpan di dalam
basis data
Muncul
pemberitahuan di
masing-masing form
isian

Data berhasil
tersimpan dalam
basis data

Hasil sesuai
harapan dan
dapat diterima

Muncul
pemberitahuan di
masing-masing
form isian

Hasil sesuai
harapan dan
dapat diterima

Hasil pengujian berdasarkan tabel 8 yaitu :
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page

19

(b)
(a)
Gambar 20. Hasil Pengujian Pengelolaan Kantor Pemerintahan.
(a) Inputan kosong; (b) Data Berhasil Ditambahkan;

(c)
Gambar 21. Hasil Pengujian Pengelolaan Kantor Pemerintahan Lanjutan
(c) Hasil Penambahan Data

(a)

(b)

(c)
Gambar 22. Hasil Pengujian Pengelolaan Kantor Pemerintahan Lanjutan.
(a) Data Awal; (b) Hasil Setelah Edit Data; (c) Hasil Setelah Hapus Data

KESIMPULAN
Kesimpulan harus mengindikasi secara jelas hasil yang diperoleh, kelebihan dan
kekurangannya, serta kemungkinan pengembangan selanjutnya.Kesimpulan dapat berupa
paragraf, namun sebaiknya berbentuk point-point dengan menggunakan numbering.
1. Penerapan LBS menggunakan Jquery Mobile mampu menampilkan detail rute
lokasi, perkiraan jarak tempuh, serta menampilkan informasi atau proses bisnis
dari setiap Kantor Pemerintahan Kota yang dipilih oleh pengguna.
2. Panduan arah dari lokasi pengguna menuju Kantor Pemerintahan Kota dapat
ditampilkan ke dalam sistem.
3. Belum menerapkan fitur reloadsecara real time dari posisi pengguna, driving direction,
serta street view. Hal ini dapat dijadikan acuan untuk proses pengembangan
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Arelanna, Julian, Juan de Dios Ortuzar, Luis I. Rizzi, Felipe Zuniga, “Obtaining
Public Transport Level-of-Service Measures Using In-Vehicle GPS Data and Freely
Available GIS Web-Based Tools”, 2014. DOI: 10.4018/978-1-4666-6170-7.ch016.
[2] Bagrecha Komal S, Bramhecha Amit R, Chhajed Sneha S, Khivsara B.A,
ANDROID APPLICATION USING GPS NAVIGATION , 1st International
Conference on Recent Trends in Engineering & Technology, Mar-2012.
[3] Bunch, Martin J., T. Vasantha Kumaran, R. Joseph., “Using Geographic
Information System (GIS) For Spatial Planning and Environmental Management in
India : Critical Considerations”, IJAST International Journal of Applied Science and
Technology, Vol 2, No 2, February 2012.
[4] Davison, R. M., Martinsons, M. G., Kock N., (2004), Journal : Information
Systems Journal : Principles of Canonical Action Research 14, 65–86
[5] Dru, M-A., Saada, S., 2001. Location-based mobile service : The Essentials. Alcatel
Telecommunications Review, first quarter, 71-76.
[6] Fatta, Hanif Al, 2007, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk
Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern, ANDI.,Yogyakarta.
[7] Goodchild Michael, “NeoGeography and the nature of geographic expertise”,
Journal of Location Based Services, Vol 3, No 2, June 2009, 82-96.
[8] Ghadiyali, Adnaan., Ankur Tiku, Summet Bandevar, Ruturaj Tengale, “Real Time
Location Tracking Application Based on Location Alarm”, IJECS International
Journal of Engineering and Computer Science, Vol 4, Issue 4, April 2015.
[9] Google Maps API, https://developers.google.com/maps/documentation/
[10] Komputer, Wahana, (2013), Membuat Sendiri Aplikasi Web Mobile menggunakan
jQuery Mobile, Yogyakarta: ANDI.
[11] Kushwaha, Amit, Vinnet Kushwaha, “Location Based Service using Android
Mobile Operating System”, IJAET International Journal of Advanced in
Engineering & Technology, Vol 1, Issue 1, pp.14-20, March 2011.

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page

21

[12] Manav, Singhal, Anupam Shukla, “Implementation of Location based Services in
Android using GPS and Web Services”, IJCSI International Journal of Computer
Science Issues, Vol 9, Issues 1, January 2012.
[13] Nugroho, A, 2005, Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML dan Java,
Yogyakarta, ANDI.
[14] Nugroho, Bunafit, 2008, Database Relation dengan MySQL, Andi, Jogjakarta
[15] Pankti, Doshi, Pooja Jain, Abhishek Shakwala, “Location Based Services and
Integration of Google Maps in Android”, IJECS International Journal of
Engineering and Computer Science, Vol 3 Issue 3, March 2014.
[16] Rangkuti, Freddy, 2006, Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
[17] Rani, Ch. Radhika, A. Praveen Kumar, D. Adarsh, K. Krishna Mohan, K. V. Kiran,
“Location Based Service in Android”, IJAET International Journal of Advances in
Engineering & Technology, Vol 3, Issue 1, March 2012, pp. 209-220.
[18] Rohman, Moh. Fathur, 2012, Teknik Analisis Manajemen SWOT : Untuk
Menyusun KKP Diklatpim & Renstra, AFJ Mobicons, Malang.
[19] Sandeep Kumar, Mohammed Abdul Qadeer, Archana Gupta, “Location Based
Services using Android”, IEEE 2009.
[20] Sari, Wulandari Eka., Muhammad Sholeh., Amir Hamzah, “Penerapan Jquery
Mobile dan PHP Data Object Pada Aplikasi Pencarian Lokasi Tempat Ibadah di
Yogyakarta”, Jurnal SCRIPT, Vol 1, No 1, December 2013, ISSN 2338-6304.
[21] Schwinger, W., Grin, C., Prlll, B., and Retschitzegger, W. A light-weight framework
for location-based services. In lecture Notes in Computer Science (Berlin, 2005),
Springer, pp.206_210.
[22] Sigit, W, Aloysius, 2011, ”Website Super Canggih Dengan Plugin Jquery Terbaik”,
PT Transmedia, Jakarta.
[23] Sujith, G, P.V. Vinod, M.S. Vinaya, S. Suresh Babu, “Real-time vibration
monitoring in android smart phone using location based service”, IJIRSET
International Journal of Innovative Research in Science, Engginering and
Technology, Vol 3, Issue 3, March 2014, ISSN:2319-8753.
[24] Vanjire, Prof. Seema, Unmesh Kanchan, Ganesh Shitole, Pradnyesh Patil,
“Location Based Services on Smart Phone Through the Android Application”,
IJARCCE International Journal of Advanced Research in Computer and
Communication Engineering, Vol 3, Issue 1, January 2014.
[25] Virrantaus, K., Markkula, J., Garmash, A., Terziyan, V., Veijalainen, J., Katanosov,
A., and Tirri, H., “Developing GIS Supported Location-Based Services”, In Web
Information Systems Engineering (2001), IEEE, pp. 66_75.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25