LAPORAN MAGANG TANAMAN BIT. pdf

DIYAYASAN BINA SARANA BAKTI GANDAMANAH,DESA TUGU SELATAN,KEC.CISARUA BOGOR BUDIDAYA TANAMAN BIET(Beta vulgaris L.)

DisusunOleh: Ferdi Asdriawan A.P 20110210016

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HALAMAN PENGESAHAN DIYAYASAN BINA SARANA BAKTI GANDAMANAH,DESA TUGU SELATAN,KEC.CISARUA BOGOR BUDIDAYA TANAMAN BIET(Beta vulgaris L.)

Oleh: Ferdi Asdriawan A.P

Telah disetujui dan disahkan sebagai laporan magang pada tanggal ...............

Yogyakarta, September 2014

KomisiMagang Dosen Pembimbing Magang

Ir. Sukuriyati Susilo Dewi,M.S Chandra Kurnia Setiawan,SP.M.SC NIK. 133.019

NIK. 133.017

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga pembuatan Laporan Magang yang berjudul Budidaya Tanaman Biet di Yayasan Bina Sarana Bakti ini dapat terselesaikan. Adapun laporan ini merupakan syarat untuk memenuhi kelengkapan dalam menempuh mata kuliah Praktek Kerja Lapangan (magang) pada semester 7 di Fakultas Pertanian Jurusan Agroteknologi Universitas Muhammadiyyah Yogyakarta.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada:

1. Ir. Sukuriyati Susilo Dewi,M.S, selaku KomisiMagang.

2. ChandraKurnia Setiawan SP,M,SCselaku Dosen Pembimbing Magang.

3. Dr. Innaka Ageng Rineksane, SP. MP selaku Kaprodi Agroteknologi.

4. Ir.Sarjiyah,M.S selaku Dekan Fakultas Pertanian UMY

5. Seluruh Pimpinan, staff, dan para karyawan kantor (ASTI dan pemasaran RB), dan pekerja lapangan perkebunan Yayasan Bina Sarana Bakti yang telah berkenansecaraikhlas dalam menularkan ilmunya sehingga penulis mengetahui secara langsung tentang cara produksi dan budidaya tanaman Bit.

6. Terima kasih tak terhingga kepada Ayahanda tercinta,yang telah membimbing dan membantu baik moril ataupun materil.

7. Teman terdekat yang selalu memberi motivasi, sehingga laporan magang ini dapat terselesaikan.

8. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan Magang ini masih banyak terdapat kesalahan dari segi materi maupun penulisan yang kurang sempurna. Untuk itu penulis dengan lapang dada dan tangan terbuka mengharap kritik serta saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan magang ini.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, September 2014

Penulis

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

1. Jadwal Kegiatan

2. Nilai magang

3. Surat Selesai magang

4. Blangko Konsultasi Pembuatan Laporan

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bit merupakan sejenis tanaman umbi-umbian yang kaya akan gizi. Bit memiliki nama latin Beta vulagaris yang berasal dari keluarga tanaman Amaranthaceae . Bit berwarna merah ke ungu-unguan. Bit dapat dijadikan sebagai warna alami makanan. Tanaman bit berasal dari daerah pesisir barat dan selatan Benua Eropa, dari Swedia selatan dan Kepulauan Britania. Pada zaman Napoleon Bonaparte, tumbuhan ini dikenal sebagai penghasil gula. Saat ini tanaman bit lebih banyak dijumpai di daerah Asia.

Bit mengandung karbohidrat yang mudah diubah menjadi energy dan zat besi. Hal ini membantu memperlancar aliran oksigen ke otak sehingga membantu keseimbangan cairan dalam tubuh. Selain itu, bit juga mengandung beberapa zat lain, diantaranya adalah Asam folat, berfungsi membantu untuk mengganti sel tubuh yang rusak. Selain itu asam folat juga baik untu ibu hamil yang berperan dalam pembentukan otak pada bayi. Bit juga mengandung Caumarin yang berfungsi mencegah kanker dan Betasianin yang bermanfaat untuk mencegah kanker.

Dalam melakukan budidaya bit, pemeliharaan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Pada pemeliharaan inilah yang menentukan bagaimana kualitas bit yang dihasilkan dari tanaman tersebut. Proses pemeliharaan ini meliputi beberapa hal yaitu mengenai penyiangan, pemupukan, pengairan dan juga penanggulangan terhadap hama dan penyakit. Penyiangan dapat dilakukan dengan membersihkan lahan dari tanaman pengganggu tanaman utama yaitu gulma. Bit banyak ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 1.000 m dpl, terutama bit merah. Akan tetapi, bit putih ditanam pada ketinggian 500 m dpl. Di dataran rendah bit tidak mampu membentuk umbi.

Dengan demikian budidaya tanaman bit sangat menarik untuk dilakukan, tidak memerlukan tenaga, waktu dan perawatan yang efektif tetapi kita dapat menghasilkan produk yang banyak. Hanya penyiapan media tanam dan pengolahan tanah yang optimal yang diperlukan untuk tanaman cepat panen ini, karena media yang bagus maka pertumbuhan tanaman akan bagus pula dan jarang bahkan hampir tidak terserang oleh hama dan penyakit

Kandungan yang terdapat pada tanaman Bit

-Asam Folat 34%, Fungsi : Menumbuhkan dan mengganti sel-sel yang rusak -Kalium 14,8%Fungsi : Memperlancar keseimbangan cairan di dalam tubuh -Serat 13,6% -vitamin C 10,2% Fungsi : Menumbuhkan jaringan dan menormalkan saluran

darah

-Magnesium 9,8% Fungsi : Menjaga fungsi otot dan syaraf -Triptofan 1,4% -Zat Besi 7,4% Fungsi: Metabolisme energi dan sistem kekebalan tubuh -Tembaga 6,5%Fungsi : Membentuk sel darah merah -Fosfor 6,5%Fungsi : Memperkuat tulang -Caumarin Fungsi :Untuk mencegah tumor -Betasianin Fungsi :Untuk pencegah kanker

Bit juga digunakan sebagai sumber pewarna merah alami. Banyak yang telah mengaplikasikannya pada beberapa kue-kue Indonesia yang menggunakan warna merah, seperti kue pepe atau lapis sagu. Awal pembuatan Red Velvet Cake yang menjadi simbol kue Amerika bagian selatan adalah menggunakan jus bit bukan pewarna merah buatan seperti yang sekarang umum dipakai.Di Ukraine, bit ini digunakan sebagai sup yang bernama borscht yang juga dikenal di negara- negara Eropa Timur dan Tengah.

Petani kebanyakan masih menggunakan penerapan budidaya yang sifatnya konvensional. Kelemahan atas pengolahan lahan yang tidak terpadu bisa menimbulkan kerentanan tanaman terhadap hama dan penyakit serta dapat mengurangi kuantitas dan kualitas produksi. Selain itu, terkadang dengan cara yang konvensional biaya produksi yang digunaakan tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh. Tanaman biet dikembangkan dengan biji. Tanaman biet juga biji- Petani kebanyakan masih menggunakan penerapan budidaya yang sifatnya konvensional. Kelemahan atas pengolahan lahan yang tidak terpadu bisa menimbulkan kerentanan tanaman terhadap hama dan penyakit serta dapat mengurangi kuantitas dan kualitas produksi. Selain itu, terkadang dengan cara yang konvensional biaya produksi yang digunaakan tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh. Tanaman biet dikembangkan dengan biji. Tanaman biet juga biji-

Bina Sarana Bakti merupakan Yayasan dengan basis sayuran organis yang banyak mengembangkan budidaya dan usaha sayuran organis. Walaupun identitas masih sebagai Yayasan,untuk saat ini BSB sedang merintis menjadi PT. Disaat BSB masih berdiri sebagai yayasan,BSB tetap bisa mengembangkan usaha sayurannya dengan berbasis pada kerjasama dan pembinaan kelompok-kelompok tani di sekitar BSB. Kesuksesan BSB dibuktikan dengan tembusnya produk-produk sayuran yang dibudidayakan ke supermarket-supermarket di Jakarta bahkan sampai ke Jabodetabek. Luasan wilayah yang dimiliki BSB sampai seluas 13 Ha sehingga dapat mengembangkan sampai macam jenis sayuran. Ada beberapa jenis sayuran yang menjadi unggulan seperti wortel, bawang daun, buncis,selada keriting,selada siomak,selada cos,selada head,selada merah dan lain-lain.

B. Tujuan Magang

Dengan adanya kegiatan magang, ilmu yang diperoleh dari dunia perkuliahan dapat dirasakan manfaatnya dan dikembangkan di Lapangan, dan mahasiswa juga mendapatkan wawasan baik secara teori maupun praktek di lapangan, belajar manajemen dan situasi dunia kerja serta menumbuhkan jiwa mandiri pada diri mahasiswa.

a. Mengetahui dan memahami pengelolaan tanaman budidayabiet secara nyata di lapangan dari pengolahan lahan samapi pascapanen

b. Mengaplikasikan dan membandingkan teori yang telah dipelajari dengan kondisi nyata di lapangan

c. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat digunakan sebagai bekal bagi mahasiswa ketika terjun di dunia kerja.

d. Mengetahui keterampilan apa saja yang harus dimiliki mahasiswa sebagai tenaga kerja bidang pertanian,khususnya di BSB.

II. PROFILYAYASAN BINA SARANA BAKTI

A. Sejarah Berdirinya Yayasan Bina Sarana Bakti

Yayasan Bina Sarana Bakti (BSB) didirikan pada tanggal 07 Mei 1984, merupakan hasil pemikiran dari Pater Agatho Elsener, OFMCap. Inisiatif ini didukung sepenuhnya oleh Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), khususnya Rm. Gregorius Utomo, Pr dan Ibu C. Djoeariah SH. Pendirian yayasan ini juga mendapatkan rekomendasi dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) pada tahun 1985. Pada awalnya pertanian organis menjadi fokus YBSB,karena pertanian lah yang langsung merusak tanah dan lingkungan ,tetapi juga menjadi mata pencahrian bagi kebanyakaan penduduk. Kemudian YBSB menyadari bahwa bukan teknik pertanian organis yang menjadi dasar perbaikan melainkan sikap petani. YBSB ini bergerak dalam bidang pertanian dengan system Pertanian Organis.

B. Latar Belakang Yayasan Bina Sarana Bakti Organik

Pada awalnya Yayasan diharapkan menjadi pusat informasi pembangunan karena pada saat itu Pater Agatho berpendapat bahwa pembangunan yang berjalan di Indonesia terbalik arahnya. Namun karena tema pembangunan dianggap luas dan kurang jelas, maka dipilih pembangunan pertanian, khususnya pertanian organis (Natural Farming).

Pater Agatho sangat terinspirasi oleh sebuah buku yang dibacanya berjudul “The One Straw Revolution” karya Masanobu Fukuoka. Pikiran utama buku

tersebut menjelaskan bahwa “alam sudah bekerja sebagaimana mestinya dan manusia hanya mendukung saja” dan pikiran ini yang mendasari dibuatnya pertanian organis sebagai sarana pembangunan BSB.

Mulai tahun 1987 seluruh lahan BSB dimanfaatkan untuk pertanian organis, yang berarti pertanian yang mengikuti hukum alam, dimana segala bentuk asupan kimia sintetis (pestisida dan pupuk) dihentikan total. Dan sejak saat itu BSB dikenal sebagai salah satu pionir pengembangan pertanian organis di Indonesia.

Ketika tahun 1997 Indonesia mengalami krisis moneter yang mengakibatkan segala harga sarana produksi pertanian naik, keyakinan BSB tentang pertanian organis mendapat pembenaran, karena banyak usaha pertanian dipaksa, keadaan beralih ke pertanian organis. Sejak saat itu permintaan pelatihan atau kursus di BSB semakin meningkat.

C. Visi, Misi dan FilosofiBina Sarana Bakti

a. Visi YBSB

BSB berusaha memahami evolusi alam dan kenyataan pembangunan manusia. Ternyata dua karya itu jauh sekali berbeda,hampir seperti sang pencipta denganciptaan. Menurut pencipta semua ada untuk melayani yang lain,sedangkan manusia mengira semua itu ada untuk dipakai sendiri. Alam bersifat organis,manusia bersifat egois.

BSB berkeyakinan bahwa sikap organis yang menjadi dasar kemajuan. Di dalam alam segala sesuatunya menghasilkan lebih daripada yang dibutuhkannya sendiri. Maka pasti akan cukup untuk semua. Sebaliknya sikap egois tidak pernah akan puas,sampai melalap habis semua yang ada dan akhirnya menelan dirinya sendiri. Untuk membangun masa depan,sikap egois mesti dikalahkan oleh sikap egois.

b. Misi BSB

1. BSB ingin membina(menyiapkan dan mengembangkan)berbagai sarana(metode dan alat) agara setiap manusia bisa makin berbakti dan melayani sesama,alam dan tuhan.

c. Filosofi

Pertanian organis dirancang menjadi sebuah sistem usaha tani yang mengikuti prinsip-prinsip alam dalam membangun keseimbangan agroekosistem agar bermanfaat bagi tanah, air, udara, tanaman, dan seluruh makhluk hidup yang ada (termasuk organisme pengganggu) dan menyediakan bahan yang sehat khususnya pangan bagi kebutuhan manusia tanpa harus menentang kehendak Sang Pencipta.

Manusia

(sikap&tindakan

Ekonomi

Ekologi

(Alam/Lingkungan) tempat

Kesejahteraan Tanah, air, udara, … Pertanian organis dapat digambarkan sebagai Segitiga “triangle” sistem

pertanian organis yaitu ekonomi, manusia dan lingkungan yang saling berhubungan satu dengan lainnya.Ketiga aspek tersebut saling berhubungan demi terciptanya pertanian organis.Sistem pertanian organis tidak pernah bermanfaat apabila ditinjau dari segi ekonomi, tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Pertanian merupakan sumber kehidupan, meniru hidup selaras alam, dan manusia harus menjaga alam yang ada.Dasar pertanian adalah kapasitas alam. Jika alam dipelihara dengan baik maka kebutuhan manusia akan terpenuhi. Jika alam diperlakukan dengan semena-mena maka kebutuhan manusia tidak dapat terpenuhi atau terjadi krisis pangan.Dengan demikian, pertanian bukan hanya berfokus pada target tapi berfokus pada sikap hidup. Sikap dan perilaku manusia menentukan kelangsungan organ lain. Hanya dengan bekerja kita akan mendapat hasil nyata yang memberi hidup dan hanya kalau semua bagian atau organ bekerja sama, organisme bisa hidup dan organ- organ bisa berfungsi, dengan kata lain “ The Organic Way, All In Harmony”.

“The Organic Way All In Harmony” yang berarti cara organik membuat semua berada dalam kondisi harmonis. Motto tersebut diambil berdasarkan filosofi budaya organis . Budaya merupakan hasil dari budidaya. Organis memiliki arti yaitu sifat yang menggantungkan semua pihak agar dapat hidup berkembang. Berdasarkan arti kedua kata diatas, budaya organis adalah budaya-budaya yang membantu kita menjadi bagian organisme yang menghidupkan. Filsafat ini mengajarkan dan mendidik kita lebih dalam tentang hubungan antara manusia dan lingkungan serta menumbuhkan keyakinan organis yang menentang sikap egois.

D. Struktur Organisasidi Yayasan Bina Sarana Bakti

Yayasan yaitu suatu lembaga sosial yang didirikan oleh perseorangan atau kelompok bukan badan usaha milik negara. YBSB sendiri dibina oleh pemilik sekaligus pendirinya yaitu Pastur Elsener Agtho. Kantor mempunyai fungsi sebagai pusat administrasi mulai dari penggajian sampai pembukuan keluar masuk sayur. Pendidikan di YBSB mencakup kegiatan penelitian organis, produksi organis ,pemasaran organis,pelatihan organis serta gerakan organis.Dalam menjalankan kegiatan yayasan BSB membentuk badan pelaksana yang dipimpin oleh seorang direktur eksekutif. Tugas utama direktur eksekutif adalah memimpin BSB untuk mewujudkan visi dan misi dalam aktivitas program sehari-hari. Dalam melaksanakan tugas nya direktur eksekutif di bantu oleh beberapa manager divisi. Manager divisi dibantu oleh kepala-kepala bidang dan unit serat staf pelaksana. Saat ini struktur badan pelaksana BSB sebagai berikut:

Direktur Eksekutif : YP.Sudaryanto Manager Keuangan : Mareita Lucia KS Manager Admin dan HRD : C.Citra Nariswari Manager Pertanian Organis dan Pasar : R.M Yoga Purwanto Manager Pendidikan & Latihan : Thomas W.K

DIREKTUR

DIVISI KEUANGAN

Divisi Pendidikan &

Divisi Tanaman

Pelatihan Organis

Divisi Humas &

Divisi Sarana &

Pemberdayaan

Prasarana

Bidang Bidang Program

S.Perma

Bidang

Bidang

Pekerjaan Program

Rumah Out-

Umum & in -house

Logistik Dapur

esty

akat

Unit Unit

PU Asti &

Bengkel

Asrama Dapur ASTI &

Kebun Kebun

Blok A

Turbin

Merak

Gambar 1.Struktur Organisasi Yayasan Bina Sarana Bakti

E. Usaha Agribisnis yang diusahakan BSB

Adapun Agribisnis yang sekarang dilakukan oleh Yayasan Bina Sarana Bakti mencakup berbagai bidang usaha yaitu sebagai berikut :

a. Memproduksi sayuran dataran tinggi untuk memenuhi permintaan pasar tradisional maupun pasar-pasar modern dan supermarket (pasar swalayan). Jumlah komoditi yang di produksi YBSB jenis sayuran yaitu Buncis, Selada Keriting, Daun Bawang, Tomat ceri, Cabe Keriting, Cabe Hijau, Selada Head, Sawi Putih, Timun Jepang, Kol Putih, Kangkung, Spinach, Lobak, Seledri, Brokoli, Kapri, Jagung baby, Kapri Muda, Kapri Polong, Labu Siam, Kailan, Pak Choy, Kacang Merah, Caysim, Kemangi, Wortel dan lain-lain.

b. Memproduksi komoditi sayuran yang siap untuk konsumen pasar swalayan dan pasar modern melalui sortasi, grading, packing, wrifingdan Labeling sesuai dengan permintaan pasar tradisional atau pasar swalayan.

Komoditi utama pertanian di BSB adalah komoditi sayuran dataran tinggi. Unit-unit usaha untuk mendukung kelompok tani terdiri dari unit pelayanan sarana produksi, unit produksi, unit pemasaran, unit pengendalian hama dan penyakit, unit kendaraan dan unit pemanfaatan hasil.

Komoditi yang ditanamkan di BSB dan sekitarnya adalah komoditi- komoditi yang diminta pasar, baik pasar tradisional maupun pasar modern dan supermarket (pasar swalayan). Dalam proses pelaksanaan pengolahan pertanian, dilaksanakan secara terpadu, hal ini sangat penting dilakukan mengingat prioritas kebutuhan pasar atas komoditi yang dibudidayakan berpedoman dasar pada: 1) Kualitas, 2) Kuantitas, dan 3) Kontinuitas.

Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan suatu metode yaitu akurasi perangkat teknis di lapangan dalam mengatur mekanisme pekerjaan, sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan jaringan kerja pada beberapa jenis pekerjaan yang Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan suatu metode yaitu akurasi perangkat teknis di lapangan dalam mengatur mekanisme pekerjaan, sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan jaringan kerja pada beberapa jenis pekerjaan yang

F. Letak,keadaan Iklim dan Kondisi Luas Lahan YBSB

1. Lokasi dan Kondisi lahan kebun

Yayasan Bina Sarana Bakti berada di Deasa Tugu Selatan Cisarua,Bogor. Letak kebun YBSB berbatasan dengan puncak Bogor di sebelah utara,sebelah barat berbatasan dengan Kampung Sampay,sebelah timur berbatasan dengan Kampung Cibereum dan sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Coblong. Jenis tanah di YBSB adalah Andosol. Total luas lahan YBSB sekitar 13 ha yang terbagi atas :

1. Tanah produksi atau Rumah Bawah (TP atau RB) Tanah produksi atau rumah bawah dijadikan sebagai pusat

Kegiatanproduksi yang utama. Letak tanah produksi berada cukup jauh dari asrama putri (ASTI). Tanah produksi di tanami sekitar 50 jenis tanaman sayuran. Total luas tanah produksi sekitar 6 ha,namun luas lahan yang efektif digarap 2 ha dengan jumlah bedengan 1.710 bedengan. Hal tersebut terjadi karena banyak lahan kosong yang belum diolah dan sudah terpakai oleh pembuatan pagar. Tanah produksi terbagi 3 wilayah dan setiap wilayah terdiri atas 3-4 plot,satu plot terdiri dari 4-5 teras dan setiap teras memiliki 80-130 bed (bedengan). Wilayah 1 terdidri dari plot

B dengan jumlah bedengan 80 bed, plot C 130 bed, plot D 100 bed dengan jumlah karyawan tiap plot B,C,D 2 orang, sedangkan plot E 100 bed dengan jumlah karyawan 3 orang. Wilayah 2 terdiri dari plot i1 dengan jumlah bedengan 260 bed, i2 130 bed dan J 130 bed, setiap plot dari wilayah 2 di huni oleh 2 orang karyawan. Wilayah 3 terdiri dari plot F dengan jumlah bedengan 130 bed, plot G 130 bed, plot

H 120 bed, setiap plot di huni oleh 2 orang pekerja. Untuk kepala wilayah bagian RB di pegang oleh Pak Mus.Tiap plot membutuhkan pekerja sebanyak 2-3 orang ,terdiri dari 1 wanita dan 1 laki-laki. Sebaiknya tiap plot membutuhkan pekerja sebanyak 3 orang yang terdiri dari 2 laki-laki dan 1 wanita. Setiap plot dipimpin oleh seorang pemipin plot, dimana kebanyakkan perempuan plot dijabat oleh kaum H 120 bed, setiap plot di huni oleh 2 orang pekerja. Untuk kepala wilayah bagian RB di pegang oleh Pak Mus.Tiap plot membutuhkan pekerja sebanyak 2-3 orang ,terdiri dari 1 wanita dan 1 laki-laki. Sebaiknya tiap plot membutuhkan pekerja sebanyak 3 orang yang terdiri dari 2 laki-laki dan 1 wanita. Setiap plot dipimpin oleh seorang pemipin plot, dimana kebanyakkan perempuan plot dijabat oleh kaum

Bedengan di tanah produksi memiliki ukuran 1x 10m dengan tinggi antara 15-20 cm dan jarak antara bed sekitar 40-50 cm. Alasannya dibuat bed dengan ukuran ini adalah untuk memudahkan kegiatan pemeliharaan tanaman dan panen,penghitungan kebutuhan saprodi(pupuk,benih,tenaga kerja) dan memperbaiki sistem aerasi dan drainase. Bentuk bed terbagi menjadi 2 yaitu berupa bedengan alami yang berasal dari tanah dan bedengan bertingkat yang terbuat dari beton.

Tanah produksi juga memiliki tempat pembibitan,rumah kompos ,kantor kebun,toko sayur dan PLTA. Tempat pembibitan berukuran 20x30 m dan memiliki naungan berupa atap yang terbuat dari fiberglass. Rumah kompos yaitu tempat penimbunan pupuk kompos matang. Pupuk tersebut berasal dari campuran kotoran ayam,kotoran kambing dan medium bekas jamur dan gabah padi dengan perbandingan 4;2;1;1. Rumah bawah atau kantor kebun merupakan sebuah gedung berlantai 4 . Lantai dasar atau basement digunakan untuk tempat penangganan pascapanen dan kantor pemasaran. Lantai kedua sebagai kantor karyawan dan tempat pengeringan benih. Lantai ketiga digunakan untuk tempat rapat dan lantai keempat digunakan untuk ruang menanam sayuran dengan naungan atap transparan yang bernamasolar tuff. Toko sayur merupakan sebuah bangunan berlantai dua,dimana pada lantai dasar digunakan sebagai tempat menjual sayur curah dan lantai dua sebagai tempat penyimpanan benih. PLTA digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasokan energi listrik di YBSB dengan pemanfaatan air sungai di sekitar kebun.

2. Asrama Putri (ASTI) Asti merupakan asrama induk YBSB. Letak Asti menyatu dengan kantor

pusat administrasi YBSB. Asti memiliki luas 0,5 ha . Mulanya Asti hanya digunakan sebagai tempat menginap khusus wanita,sedangkan pria disediakan tempat penginapan bernama asrama putra yang terletak di tanah produksi. Tetapi sekarang ini asti tidak hanya tempat menginap untuk wanita saja,tetapi untuk kaum pusat administrasi YBSB. Asti memiliki luas 0,5 ha . Mulanya Asti hanya digunakan sebagai tempat menginap khusus wanita,sedangkan pria disediakan tempat penginapan bernama asrama putra yang terletak di tanah produksi. Tetapi sekarang ini asti tidak hanya tempat menginap untuk wanita saja,tetapi untuk kaum

3. Kebun Merak Kebun Merak adalah lokasi kebun baru yang dimiliki oleh YBSB dan dibeli

pada tahun 1999 dengan jarak 100 m dari Asti. Kebun ini mempunyai lahan produksi seluas 1 ha dan memiliki bedengan berjumlah 233 bedengan dan 5 orang pekerja. Kebun merak dan Asti atau yang di miliki oleh yayasan ini, sama-sama di kepalai oleh Pak Mumuh sebagai kepala wilayah bagian yayasan.

4. Lahan Mendawai Lahan Mendawai berada di sebelah tanah produksi atau terletak

berdampingan dengan RB. Luas lahan ini sebesar4 ha dan dikelola oleh warga sekitar yang bekerja sama dengan YBSB, warga tersebut memiliki sebutan sebagai petani mendawai. Lahan mendawai ini merupakan lahan yang baru mengalami peralihan dari lahan konvensional ke lahan organik. Lahan ini sudah 1,5 tahun dibebaskan dengan ditanami pupuk hijau yaitu tanaman dari golongan Leguminoceae.

5. Lahan Blok A Lahan Blok A berada di sebelah RB dengan luas lahan ¼ ha dengan total

jumlah bedengan 167 bed. Blok A memiliki jumlah karyawan sebanyak 5 orang yang di kepalai oleh Pak Uji selaku kepala wilayah. Lahan ini bergerak sebagai yayasan termasuk ASTI,Merak dan Blok K lahan blok A ini memiliki kemiringan 10%.

6. Lahan Blok K Lahan Blok K terletak agak jauh dari RB dan blok A, lahan blok ini sangat

berdekatan dengan wilayah 2 dan 3 serta mendawai. Lahan Blok K memiliki luas tanah produksi setengah hektar dengan jumlah bedengan 60 bed. Blok K masih berdekatan dengan wilayah 2 dan 3 serta mendawai. Lahan Blok K memiliki luas tanah produksi setengah hektar dengan jumlah bedengan 60 bed. Blok K masih

2. Letak dan Kondisi Iklim

Yayasan BSB terletak di JL.Gandamanah 74, Tugu Selatan,Cisarua-Bogor yang berbatasan dengan

Sebelah timur :Kampung Sampay Sebelah barat :Kampung Ciberem Sebelah utara :Lahan konvensional Sebelah selatan :Kampung Coblong

Kebun YBSB beada pada ketinggian 920 mdpl. Data Klimatologi Stasiun Meteorologi Citeko Bogor tahun 2011 menunjukkan rata-rata temperatur diwilayah

YBSB sebesar 20,5 0 22 c, curah hujan1,3-394,5mm/bulan,besarnya penguapan antara 1,6-3,9 mm, tekanan udara 902,6-906,3 mb dan rata-rata kelembaban nisbi

berkisar 75-88%. Kondisi tersebut menyebabkan sistem penanaman dibuat berteras. Jenis tanah di YBSB yaitu andosol dan regosol dengan pH 6-6,5. Umumnya iklim di Cisarua,Bogor cendrung basah dengan jumlah musim hujan selama 7 bulan dan musim kering selama 5 bulan. Kondisi ini menyebabkan sayuran yang ditanam dapat bertumbuh baik dikebun/lahan produksi YBSB. Kemampuan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih optimal terjadi pada musim kering dibandingkan musim hujan di karenakan beberapa sayuran khususnya sayuran daun tidak tahan terhadap pukulan air hujan dan lebih banyak penyakit tanaman terjangkit oleh patogen di musim hujan.

G. Kemitraan BSB

Untuk lebih meningkatkan kinerja dan hasil usaha BSB juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam bentuk kemitraan, diantaranya dengan:

1. Masyarakat dan petani sekitar Bina Sarana Bakti, berupa pembinaan dan penyaluran hasil produksi masyarakat oleh Yayasan Bina Sarana Bakti.

Kemitraan organis adalah sistem kerjasama yang saling menguntungkan dan memperkembangkan antara Bina Sarana Bakti (BSB) dengan pihak lain untuk pemasaran maupun produksi organis. Dalam konteks saling memperkembangkan kemitraan organis harus sesuai dengan visi misi BSB yaitu hidup harmonis dengan sesama, alam dan Tuhan.

Mitra organis BSB adalah siapapun, baik lembaga maupun perorangan yang ingin ikut mewujudkan visi BSB melalui produksi dan atau pemasaran organis. Proses menjadi Mitra produksi BSB diawali dengan magang atau kursus di BSB agar mengenal prinsip – prinsip budidaya, manajemen kebun dan budaya organis termasuk nilai – nilai yang relevan di dalamnya. Untuk proses menjadi mitra pemasaran diawali dengan wawancara untuk menyamakan persepsi bisnis organis.Saat ini terdapat 35 mitra agen yang ikut memasarkan produk BSB di daerah JABODETABEK.

Proses yang mengawali kemitraan ini diharapkan mengubah paradigma tentang petani dan pertanian yang amat penting untuk menunjang kelangsungan kehidupan manusia dan alam secara keseluruhan. Di masa depan paradigma ini diharapkan membentuk sebuah komunitas maupun gerakan produsen dan konsumen ke arah hidup yang lebih harmonis dengan sesama, alam dan Tuhan. Selain itu, Menjalin kerjasama antara BSB dan petani sekitar lingkungan organis BSB atau yang kami sebut sebagai kemitraan dengan petani binaan ini dimulai sejak tahun 2001. Pada mulanya kemitraan ini dijalin berdasarkan kebutuhan eksport sayuran organis ke Singapura. Hal itu pun menjawab harapan dari beberapa petani yang ingin bergabung dengan BSB untuk belajar mengenai pertanian organis.

Bentuk kemitraan tersebut diawali dengan proses pendidikan organis di BSB, kemudian salah seorang instruktur BSB membantu mengelola dan mendesign kebun para petani yang ingin menjadi mitra binaan BSB. Setiap 1 minggu sekali instruktur BSB tersebut mendampingi petani mitra terkait dengan informasi panen, perawatan tanaman, mengolah lahan, target tanam, dan standar mutu sayur

Pemasaran dengan pasar swalayan yang ada di kota Jakarta berdasarkan kerjasama langsung antara Kopontren dengan pasar swalayannya secara langsung. Inti dari kesepakatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pengiriman barang tergantung dari pesanan yang jumlah permintaannya dapat berubah setiap harinya.

2. Pengiriman barang langsung dari BSB ke Jabodetabek

3. Pembayaran dilakukan dengan giro atau cek.

III. MACAM KEGIATAN

Kegiatan ini dilaksanakan di Yayasan Bina Sarana Bakti(BSB) Gandamanah,Desa Tugu Selatan,Kecamatan Cisurua,Kabupaten Bogor,Provinsi Jawa Baratdan waktu pelaksanaannya selama 60-65 hari yang dimulai pada tanggal 4 agustus sampai 5 Oktober 2014. Dengan aspek kegiatan Umum dan Khususmeliputimanajemen agribisnis sayuran dan budidaya biet, baik itu dari persiapan budidaya sampai Panen, Pasca Panen.Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi.

A. Kegiatan Umum

1.Materi Pertanian Organik

Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang mendorong terbentuknya tanah,tanaman dan hewan yang sehat dengan melakukan praktek- praktek budidaya seperti daur ulang hara pada bahan bakar organik, rotasi tanaman,pengelolahan tanah yang tepat,serta menghindarkan penggunaaan bahan kimia baik berupa pupuk maupun pestisisda(Prayogo,1999).

Konsep pertanian organik meliputi : a.Biodinamika : cara penanamannya dilakukan berdasarkan pertimbangan bulan b.Regeneratif : dengan menggunakan prinsip mengembalikan kembali apa yang telah

di ambil di alam. Contohnya : bila kita mengambil hasil dari tanaman untuk di konsumsi oleh manusia maka kita harus mengembalikan sisa-sisa tanaman ke dalam tanah sebagai kompos yang berasal dari bahan organic.

c.Natural :sistem ini dikembangkan oleh Masanobu Fukuoka dari Jepang yang berpendapat bahwa keseimbangan dan keselarasan akan tercipta jika manusia bersahabat dengan alam.

2.Manajemen Kebun

Manajemen kebun meliputi: a.Membangun kebun produksi 1 x 10 m

Membangun kebun produksi 1 x 10 m perlu memerhatikan beberapa hal sebagai berikut membagi blok sesuai lokasi dan pembuatan bedengan sesuai kontur, pembuatan bedengan dengan sistem double digging, tiap bedengan dilakukan pergiliran tanaman, sistem tanam tumpang sari/relay cropping/improved follow, dan jumlah crop maksimal 2 jenis dalam tiap bedengan.

b.Membangun agroekosistem Membangun agroekosistem kebun perlu memerhatikan beberapa hal sebagai

berikut batas antar blok menggunakan barriers tanam pupuk hijau seperti Caliandra sp ., batas antar teras/tiap 40 bedengan dengan tanaman perdu yang tahan pangkas, seperti Sesbania sesban, Tithonia sp., batas luar dengan kebun lain lebar 2 meter dengan tanaman bambu kersik, pada lahan dengan ukuran tanggung dipergunakan tanaman repellent seperti adas, kemangi, tinggi dan lebar pagar disesuaikan fungsi wind breaking dan estetika, dan membiarkan beberapa pohon tumbuh tinggi sebagai habitat musuh alami.

c. Membangun kesuburan tanah Membangun kesuburan tanah perlu memerhatikan beberapa hal sebagai

berikut mencegah terjadinya erosi, pemulsaan alami, pemupukan dasar sesuai dosis jenis sayuran, pergiliran tanaman sesuai target tanam, sanitasi dengan mencabut tanaman tua dan sakit, setiap tahun dilakukan pengapuran dolomit dengan dosis 5 kg/bedengan pada saat tanam leaf crop, pemberian pupuk cair pada musim kemarau saat tanam leaf crop berumur pendek, dan penanaman leguminosa.

d.Memelihara tanaman dan mengelola OPT Memelihara tanaman dan mengelola OPT perlu memerhatikan beberapa hal

sebagai berikut pemeliharaan sesuai sifat tanaman, panen tepat waktu, dan pengelolaan OPT dengan 3 cara yaitu holistik/pendekatan secara menyeluruh, preventif/pendekatan dengan

dengan cara pengobatan/penyembuhan. Manajemen OPT dengan cara holistik berarti tindakan dalam menciptakan agroekosistem yang sehat meliputi menjaga keanekaragaman hayati, menjaga kesehatan tanah, menjaga kebersihan kebun, menentukan arah bedengan, irigasi, tanaman pagar, tanaman obat-obatan, tanaman repelent, pembuatan paranet, pembuatan atap tanaman, dan sanitasi. Manajemen OPT dengan teknis preventif merupakan upaya pencegahan sebelum terjadi serangan hama dan penyakit. Langkah awal dalam melakukan tindak pencegahan adalah mengenali tanda-tanda siklus tahunan OPT yaitu cuaca/iklim setempat, ketersediaan makanan, lingkungan tempat tinggal/habitat. Manajemen OPT dengan cara preventif berarti tindakan kultur teknis yang meliputi pengaturan tata guna lahan, perencanaan tanam tumpangsari dan waktu yang tepat, pengaturan pergiliran tanaman, pengaturan jarak tanam berdasarkan musim dan jenis tanaman, penentuan perlakuan terhadap tanaman, pengaturan umur panen, penggunaan varietas tahan, penggunaan mulsa plastik atau atap plastik pada saat tertentu, pemilihan penggunaan jenis pupuk, dan penggunaan pestisida hayati, penggunaan kantong plastik, penggunaan trapping, penanaman tanaman repellent dan attractant. Manajemen OPT dengan cara kuratif merupakan tindakan akhir yang harus dilakukan dengan hati-hati apabila upaya-upaya pendekatan holistik dan preventif tidak berhasil. Manajemen OPT dengan teknis kuratif berarti tindakan praktis yang meliputi penggunaan biophytopatronum, mempersempit ruang gerak OPT, bero yang diperbaiki, sanitasi tanaman, cabut tanaman sakit dan bakar. Manajemen OPT dengan teknis kuratif digunakan sebagai alternatif terakhir apabila serangan hama dan penyakit melewati ambang batas ekonomi.

kuratif/pendekatan

3.Manajemen Produksi

Hal yang perlu diperhatikan pada manajemen produksi adalah mengetahui kebutuhan pasar, kemampuan lahan, tata guna kebun sayur kemampuan petani, adanya program kerja lahan atau lingkungan, dan agen.Setiap crop terdapat target, sedangkan dalam setiap target harus ada pokok dasar yaitu kuantitas, kualitas, kontinuitas, pengaturan ongkos produksi, dan pengaturan produktivitas rasional.Yayasan Bina Sarana Bakti melaksanakan pemanenan sebanyak 5 kali dalam seminggu yaitu Senin, Rabu, Kamis, Jumat, dan Minggu.Pemanenan 5 kali dalam seminggu ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, karena agen memiliki karakter kesukaan yang berbeda. Sedangkan setiap lokasi lahan yang dikelola oleh Yayasan Bina Sarana Bakti melakukan 2 kali pemanenan dalam seminggu, dengan rincian Villa Merak dan ASTI melakukan pemanenan pada hari Senin dan Rabu, sedangkan Blok A dan blok K1 melakukan pemanenan pada hari Senin dan Kamis. Semua hasil panen dibawa ke kantor pemasaran. Dalam mengendalikan kuantitasnya harus memperhatikan kebutuhan pasar per minggu.

Setiap minggu terdapat target kebutuhan pasar yang diakumulasikan dengan target produksi seperti estimasi yang dihitung, dengan menyesuaikan lahan untuk perencanaan tanam, kemampuan petani dan agen juga harus memahami kondisi alam yang ada. Syarat dalam memanajemen produksi adalah:

a. Sarana produksi yang disediakan untuk menunjang produktivitas dan memperlancar program kerja.

b. Pengelolaan bibit yang meliputi proses pembibitan, persiapan media tanam, pembuatan media tanam, penanaman benih/biji, pemeliharaan bibit, dan pendistribusian ke petani per plotnya.

c. Penetapan target produksi, misalnya permintaan pasar tanaman x 400 kg dengan estimasi panen per bedengan 15 kg, berarti ada 30 bedengan yang akan ditanami x. Estimasi yang dilakukan ada dua hari yaitu hari selasa dengan mengestimasi panen untuk hari rabu, jumat, dan kamis dengan mengestimasi panen untuk minggu depan. Dalam jumlah estimasi pada hari rabu untuk panenan yang akan dipanen 60% sedangkan untuk hari kamis 40%, dimana persentase pelaksanaan panen nantinya c. Penetapan target produksi, misalnya permintaan pasar tanaman x 400 kg dengan estimasi panen per bedengan 15 kg, berarti ada 30 bedengan yang akan ditanami x. Estimasi yang dilakukan ada dua hari yaitu hari selasa dengan mengestimasi panen untuk hari rabu, jumat, dan kamis dengan mengestimasi panen untuk minggu depan. Dalam jumlah estimasi pada hari rabu untuk panenan yang akan dipanen 60% sedangkan untuk hari kamis 40%, dimana persentase pelaksanaan panen nantinya

d. Pendistribusian tanaman adalah perencanaan tanaman per minggu yang dilakukan oleh kepala produksi. Hal yang perlu diperhatikan dalam distribusi tanam adalah rancang tanam, pola tanam, dan pelaksanaan tanam.

e. Pengaturan panen per minggu dari estimasi panen yang dilakukan sesuai kebutuhan pasar, dan panen yang dilakukan disesuaikan dengan grade yang ditentukan oleh pemasaran. Estimasi panen bertujuan untuk mempermudah menghitung dan memanajemen untuk mengatur lahan dan membuat rencana tanam dan memenuhi kebutuhan pasar.Jika estimasi yang didapat itu lebih kemungkinan terdapat faktor pendukung seperti double digging, perawatan, penyiraman, dan lainnya.

f.Penetapan harga produksi yang diterima pasar dimulai dari ongkos tenaga kerja, ongkos sarana (benih), dan prasarana (yang berbentuk sewa), kemudian terdapat penambahan margin kegagalan missal 10-20% dari harga, ditambah lagi margin 30% yang diantaranya 5% kesehatan, 5% pendidikan, 5% tunjangan, dan 15% keuntungan.

Usahauntuk memenuhi permintaan sayuran tersebut,Yayasan BSB yang berlokasi di Gandamananh,Tugu Selatan,Cisaruan,Bogor yang berperan sebagai pelaku usaha sayuran dari mulai budidaya sampai dengan pemasaran. Saat ini yayasan BSB mempunyai lahan seluas kurang lebih 10 Ha untuk mengusahakan sayuran organik dataran tinggi yang beragam. Dengan managemen pemasaran dan hasil sayuran yang menjamin kuantitas dan kualitasnya,Yayasan BSB berhasil memasarkan sayuran hingga tembus pasaran supermarket-supermarket yang berada di kota Jabodetabek. Setiap harinya BSB mengirimkan sayuran ke supermarket sebanyak kurang lebih 1 ton perharinya.

Outlet

Pribadi

Target produksi setor

KONSU

Kebun Produksi

Gambar2.Sekema manajemen pemasaran di BSB

1. Pemesanan Barang Supermarket-supermarket yang telah bekerjasama dengan Yayasan BSB, setiap

harinya memesan barang yang meliputi sayuran,kacang-kacamgan,buah-buahan dam umbi-umbian. Dari semua pesanan selanjutnya akan diklasifikasikan barang yang bisa diperoleh dari petani yang mengolah lahan di BSB.

Sayuran organik yang biasa dapat diperoleh dari BSB diantaranya daun bawang, wortel, cabai, bawang merah, tomat, kubis, lobak, buncis, dan lain-lain. Sedangkan untuk jumlah sayuran dari BSB akan menyesuaikan permintaan dari jumlah yang dipesan super market setiap harinya.

2. Proses gudang Sayuran yang telah terkumpul baik itu dari petani ataupun yang dibeli dari

pasar akan dikumpulkan di gudang. Selanjutnya sayuran yang telah terkumpul dilakukan proses pasca panen umumnya seperti sortasi, greading, packing, wraping, dan labeling.

a. Sortasi Sayuran yang terkumpul digudang akan dipilah dan dipilih menyesuaikan kualitas yang akan dikirimkan ke supermarket. Kualitas nomer satu untuk dikirmkan ke supermarket.(gambar 3)

Gambar 3.Sortasi

b. Packing Sayuran yang telah dipilih selanjutnya dipacking dengan wadah streofoam ataupun dengan wadah plastik.(gambar 4)

Gambar 4 .Packing

c. Wraping Sayuran yang dipacking dengan streofoam selanjutnya di wrap dengan plastik wraping.(gambar 5)

Gambar 5.Wraping Gambar 5.Wraping

Gambar 6. a) Labeling b) Contoh label

3. Pengiriman barang Sayuran yang telah melalui proses pasca panen di gudang selanjutnya akan

dikirimkan ke supermarket-supermarket sesuai dengan pesanannya masing-masing. Adapun barang sisa yang tidak laku di supermarket, kerugiannya akan ditanggung oleh pihak supermarket karena dari perjanjian awal yang telah disepakati. Barang yang datang dari BSB dan telah lulus sortir, super market akan dibayarkan sesuai jumlah yang diterima supermarket. BSB tidak bertanggung jawab terhadap barang yang sisa yang tidak terjual di super market.

B. Hasil dan Pembahasan Kegiatan Khusus Budidaya Biet

Budidaya biet masih jarang dilakukan oleh petani di Indonesia karena mengingat untuk mendapatkan benihnya susah,benih biet sendiri masih impor. Ada beberapa tahapan dalam budidaya biet, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Persemaian dan Pembibitan Pembibitan sebagian besar tanaman sayuran di BSB dilakukan melalui persemaian terlebih dahulu. Dalam satu minggu bagian persemaian mampu memproduksi 11.000 sampai 2.000 pohon yang efektif untuk 4 ha. Bibit yang mayoritas atau yang paling banyak adalah jenis brassica.

BSB memiliki 3 jenis cara persemaian yaitu dengan cara polybag, soil block dan alur. Persemaian dengan cara menggunakan polybag sangat baik untuk tanaman yang memiliki perakaran panjang seperti :kingpak,caisim,pakcoy, tapi bisa digunakan untuk semua jenis tanaman. Bibit yang dipindahkan ke polybag biasanya berumur 21-

35 hari. Yang ke dua dengan cara soil block , persemaian dengan menggunakan soil block ini sangat cocok untuk tanaman sayur-sayuran atau tanaman yang memiliki perakaran tidak panjanga dan batang nya mudah roboh seperti kailan,kol dan brokoli. Dan yang trakhir dengan cara menggunakan alur, persemain dengan menggunakan alur ini hanya untuk mengetahui pertumbuhan daya kecambah tanaman yang berisi yaitu campuran tanah,pupuk kandang,kompos,setelah itu benih di sebar dalam alur untuk memudahkan memindah ke polybag,kemudian ditutup dengan kompos atau tanah yang cukup bagus. Kotak semai ini berukuran 60 cm x 30 cm x 5 cm. Dari ketiga cara persemaian yang lebih efektif dengan cara menggunakan alur,jika menggunakan soil block tanah yang sudah di buat-buat bloknya bisa menjadi keras dan tidak biasa menyerap air yang banyak, sedangkan untuk media yang menggunakan polybag pertumbuhan bibit tersebut tidak merata. Sehingga yang lebih efektif dengan menggunakan alur karena pertumbuhannya merata.

Blok persemaian ini diberi atap khusus yaitu solar puff yang tingginya ± 2m menghadap matahari, dan terdiri dari rak-rak yang berfungsi sebagai tempat meletakkan bibit untuk menghindari hama dan penyakit dengan tinggi 1m. Bibit yang diletakkan di atas rak adalah tanaman yang rentan terhadap hama dan penyakit. Bibit yang di bawah rak merupakan jenis tanaman repelen.pencampuran media tanam dan komposisi yang digunakan dalam persemaian yaitu kompos,pupuk kandang dan tanah.. Benih yang diperlukan yaitu sebanyak 10 gr/semai, persemaian dilakukan Blok persemaian ini diberi atap khusus yaitu solar puff yang tingginya ± 2m menghadap matahari, dan terdiri dari rak-rak yang berfungsi sebagai tempat meletakkan bibit untuk menghindari hama dan penyakit dengan tinggi 1m. Bibit yang diletakkan di atas rak adalah tanaman yang rentan terhadap hama dan penyakit. Bibit yang di bawah rak merupakan jenis tanaman repelen.pencampuran media tanam dan komposisi yang digunakan dalam persemaian yaitu kompos,pupuk kandang dan tanah.. Benih yang diperlukan yaitu sebanyak 10 gr/semai, persemaian dilakukan

BSB masih mengandalkan benih bit tersebut dari benih import atau benih hybrid dari taiwan. Hal ini disebabkan BSB belum mampu untuk membenihkan sendiri selain juga kualitas yang lebih bagus dari pada benih lokal. Biet belum mampu di benihkan sendiri karena benih tersebut bersifat Hybrid serta biet merupakan tanaman hari panjang. Sinar matahari yang di butuhkan untuk berbunga biet yaitu antara 16-18 jam, sedangkan di indonesia sendiri hanya 12 jam sehingga akan sulit untuk dikembangbiakkan. Untuk kapasistas pemakaian benih dan bibit perminggu untuk tanaman bit 16 gram dengan masing-masing 8x8 gram jadi total 16 gram dengan harga 2000/gram.

Gambar 7.persemaian polybag persemaian alur

2. Pengolahan lahan silata (siap lahan tanam) Persiapan lahan merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tanah tempat

tumbuh tanaman bietsehingga kondisi fisik dan kimia tanah menjadi media perkembangan perakaran tanamanbiet.Kegiatan tersebut terdiri atas beberapa jenis yang dilaksanakan secara bertahap, yaitu pengolahan tanah dan pengisian polybag untuk persemaian benih biet.

Tanah atau lahan bagi pertanian organis diartikan sebagai suatu sistem media kehidupan,sehingga memperhatikan dan menjaganya agar tetap terjaga keseimbang Tanah atau lahan bagi pertanian organis diartikan sebagai suatu sistem media kehidupan,sehingga memperhatikan dan menjaganya agar tetap terjaga keseimbang

3 cara 1. Garpu 2. Taca Rukub 3. Double Digging.

1. Pengolahan Lahan Dengan Penggarpuan Pengolahan tanah yang pertama dengan penggarpuan yaitu gulma di bersihkan dengan pemotong rumput atau sabit, kemudian tanah tersebut di garpu dan di angkat sub soilnya agar menjadi top soil,setelah itu di lakukan pembersihan akar-akar gulma termasuk akar rumput teki yang sangat menganggu tanaman.Setelah bersih dari akar- akar gulma, kemudian di garpu tanah tersebut. Tujuan penggarpuan ini yaitu untuk menggemburkan tanah.

2. Pengolahan Lahan Dengan Taca Rukub Pengolahan lahan yang kedua dengan cara Taca Rukub (tanah di cangkul rumput dikubur), cara ini hampir sama dengan sistem pengolahan lahan dengan cara penggarpuan hanya saja rumput yang telah di bersihkan di kubur atau di timbun dengan tanah kedalam lubang yang telah digali di bedengan yang akan ditanami dengan kedalaman 30-40 cm dengan jarak antara tiap lubang 1 meter untuk 1 bedengan dengan panjang bedengan 1x10 m,setelah rumput di masukkan kedalam lubang,rumput tersebut di injak-injak agar menjadi padat setelah itu tutup dengan tanah samapai dengan seterusnya.Kemudian rumput tersebut di kubur dengan bertujuan agar menjadi pupuk hijau yang akan membusuk didalam tanah.

Gambar 8. Taca Rukub

3. Pengolahan Lahan Dengan Double Digging

Pengolahan tanah yang terakhir yaitu dengan cara doubel digging. Doubel digging ini agak rumit pekerjaan nya,tidak seperti pengolahan lahan dengan cara penggarpuan dan taca rukub, pengolahan tanah dengan double digging ini jika di lakukan dengan sungguh-sungguh dengan satu orang pekerja untuk satu bedengan diperlukan waktu 3 jam untuk menyelesaikannya. Double digging ini untuk pengolahan awal sama dengan taca rukub yaitu terlebih dahulu rumput di bersihkan,lalu di mulai dengan menggemburkan tanah dengan garpu,kemudian tanah top soil di cangkul dan di buat lubang dengan kedalaman 30-40 cm. Setelah tanah top soil terangkat,lalu gemburkan tanah sub soil di dasar lubang gallian dengan kedalaman

30 cm, beri pupuk hijau atau rumput dan pupuk kandang dengan ketebalan 5- 10 cm di atas subsoil yang sudah gembur. Kemudian tutup lubang galian bagian pertama, dengan top soil bagian kedua, begitu dan seterusnya perose akan berlanjut hingga ke bagian terakhir di ujung bedengan dengan ketebalan tanah bedengan dari permukaan tanah yaitu 25 cm. Double digging ini memiliki kekuatan bertahan hanya 1 tahun. Tujuan dari double digging yaitu agar ada pertukaran atau sirkulasi udara yang datang dari luar masuk kedalam tanah. Double digging ini sanggat cocok untuk tanamn umbi- umbian seperti lobak dan wortel. Untuk bedengan yang siap tanam dengan ketebalan

30 cm dan untuk tanah subur sekitar 30 cm dan sub soil gembur 30 cm.

Gambar 9. Double Digging

Apabila lahan sudah cukup bersih dari gulma maka langkah selanjutnya yaitu penggemburan tanah . penggemburan tanah dilakukan dengan menggunakan garpu bukan dengan cangkul. Hal ini dilakukan dengan maksud supaya struktur dan tekstur tanah tidak rusak , sehingga kesuburan tanah tetap terjaga, yang meliputi aerasi dan drainasi, kandungan unsur hara atau nutrisi tanah , serapan yang baik serta tidak ada racun. Prinsip pengolahan lahan yaitu harus disesuaikan dengan keadaan tanah serta Apabila lahan sudah cukup bersih dari gulma maka langkah selanjutnya yaitu penggemburan tanah . penggemburan tanah dilakukan dengan menggunakan garpu bukan dengan cangkul. Hal ini dilakukan dengan maksud supaya struktur dan tekstur tanah tidak rusak , sehingga kesuburan tanah tetap terjaga, yang meliputi aerasi dan drainasi, kandungan unsur hara atau nutrisi tanah , serapan yang baik serta tidak ada racun. Prinsip pengolahan lahan yaitu harus disesuaikan dengan keadaan tanah serta