PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK U

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
(PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD/TK)
Mahyurianti
NIM 17330027
[email protected]
Program Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
ABSTRAK
Pengembangan kurikulum di Indonesia mendorong perbaikan proses
pembelajaran, salah satu proses utama pembelajaran dalam kurikulum pendidikan
anak usia dini. Kurikulum 2013 adalah pendekatan ilmiah berbasis pembelajaran
yang baik dan efisien. Kurikulum merupakan inti bidang pendidikan yang memiliki
pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum
dalam pendidikan dan kehidupan manusia, penyusunan kurikulum tidak dapat
dilakukan sembarangan. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan
yang kuat akan berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan. Tujuan kurikulum tiap
satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional,
terdapat empat komponen kurikulum yaitu: 1) Tujuan, 2) bahan pelajaran, 3) proses
belajar mengajar, 4) evaluasi dan penilaian. Tiap komponen saling berkaitan dengan
yang lainnya, jadi tujuan berkaitan dengan bahan pelajaran, proses belajar mengajar
dan penilaian. Artinya tujuan yang berlainan dalam aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik akan mempunyai bahan pelajaran yang berlainan, proses belajar –
mengajar yang lain dan harus dinilai cara yang lain pula. Tiap komponen saling
berkaitan dengan yang lainnya, jadi tujuan berkaitan dengan bahan pelajaran, proses
belajar mengajar dan penilaian. Pengembangan kurikulum mempunyai beberapa
prinsip antara lain, prinsip berorentasi pada tujuan, prinsip relevansi, prinsip efisiensi
dan efektivitas, prinsip fleksibilitas, prinsip berkesinambungan, prinsip
keseimbangan, prinsip keterpaduan, prinsip mutu. Landasan pengembangan
kurikulum berkaitan dengan tujuan pendiikan adalah landasan filosofis, landasan
psikologis, landasan sosial budaya, landasan perkembangan ilmu pengetahuan,
landasan perkembangan teknologi, landasan empiris, landasan yuridis

A. Pendahuluan
Masa usia dini merupaka masa emas atau sering disebut the golden age
dalam rentang perkembangan seorang individu. Pada masa ini, seorang anak
mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik segi fisik, motorik, emosi, kognitif
maupun psikososialnya. Suryana dkk, (2013:3) anak usia dini harus diadakan semua
aspek

pertumbuhan


dan

perkembangan

anak-anak

dalam

suasana

yang

menyenangkan dan dapat menyebabkan anak minat dan bakat. Itu karena anak usia
dini adalah masa keemasan dengan perubahan yang cepat dalam pengembangan fisik,
kognitif, sosial dan emosional. Dalam rangka untuk periode ini dapat ditularkan baik.
inilah diperlukan untuk mencari pendidikan yang tepat untuk anak-anak dari usia
dini.

Hal ini merupakan tantangan bagi guru atau pengelola PAUD dalam


membinanya, maka diperlukan kurikulum yang tepat dan baik.
Kurikulum merupakan inti bidang pendidikan yang memiliki pengaruh
terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam
pendidikan dan kehidupan manusia, penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan
sembarangan. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat
akan berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan. Dengan sendirinya akan
berakibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia, (Minarti, 2015)
Menurut Suryana (2015:2) pengembangan kurikulum, artinya bukan
kurikulum baru seluruhnya. Khususnya pendekatan saintifik kaitannya dengan
penelitian ini, adalah bukan metode baru dalam proses belajar mengajar, namun
ternyata guru belum memahami secara utuh proses belajar mengajar melalui
pendekatan saintifik, guru belum memahami mengembangkan kemampuan
mengobservasi, mengembangkan kemampuan menanya anak, mengembangakan
kemampuan mengumpulkan informasi, mengembangkan kemampuan menalar, dan
mengembangkan kemampuan mengomunikasikan.
Diperlukan pendidik yang handal dalam pengembangan kurikulum.
Perkembangan pendidikan Anak Usia Dini tumbuh dengan pesat, baik secara

kuantitas maupun kualitas pelayanan pendidikannya. Pendidikan usia dini tidak
hanya terbatas pada Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai pendidikan prasekolah

formal, tetapi mencakup kegiatan lainnya, seperi Kelompok Bermain, Tempat
Penitipan Anak, PAUD Sejenis dan lainnya. Kesadaran masyarakat untuk
memberikan pendidikan di usia dini mulai meningkat walaupun belum mencapai apa
yang diharapkan. Namun, kurikulum sudah mulai mengatur dan menata semua
jenjang pendidikan. George (2015:23.
Kurikulum anak usia dini berisi seperangkat kegiatan belajar melalui bermain
yang dapat

memberikan pengalaman langsung bagi

anak dalam

rangka

mengembangkan seluruh potensi perkembangan yang dimilki oleh setiap anak.
Catron dan Allen menyatakan bahwa kurikulum mencakup jawaban tentang
pertanyaan apa yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya dengan
menyediakan sebuah rencana program kegiatan bermain yang berlandaskan filosofis
tentang bagaimana anak berkembang dan belajar.
Selanjutnya, George (2015:28) dijelaskan bahwa program kegiatan bermain

sambil belajar pada dasarnya adalah pengembangan secara konkret dari sebuah
krikulum. Pengembangan kurikulum bagi anak usia dini merupakan langkah awal
yang menjadi tolok ukur dari kegiatan belajar selanjutnya. Menurut NAEYC Early
Childhood Program Standar terdapat 2 hal penting tentang kurikulum bagi anak usia
dini, yaitu (1) Program kegiatan bermain pada anak usia dini diterapkan berdasarkan
kurikulum yang berpusat pada anak serta dapat mendukung kegiatan pembelajaran
dan perkembangan pada setiap aspek baik estetika, kognitif, emosional, bahasa, fisik
dan social. (2) Kurikulum berorientasi pada hasil dan mengaitkan berbagai konsep
dan perkembangan. Pada saat disampaikan oleh guru pada tiap indiidu anak, maka
kurikulum yang telah dirancang diharapkan dapat membantu guru, sehingga dapat
menyediakan pengalaman yang dapat mengembangkan perkembangan pada jenjang
yang lebih tinggi pada wilayah perkembangannya. Hal ini juga mengarah pada
intensionalitas dan ungkapan kreatif, dan memberikan kesempatan pada anak untuk
belajar secara individu dan berkelompok berdasarkan kebutuhan dan minat mereka.

Hal itu sesuai dengan kurikulum 2013.
Suryana (2017:70) implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
agar anak didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
tahaptahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),

merumuskan maalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan

berbagai

teknik,

menganalisis

data,

menarik

kesimpulan

dan

mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan.
Tujuan pengembangan kurikulum secara umum menurut Oemar (2016:11)
adalah untuk mengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh serta

terjadinya

komunikasi

interaktif.kurikulum

bagi

anak

usia

dini

haruslah

memfokuskan pada perkembangan yang optimal pada seorang anak melalui
lingkungan sekitarnya yang dapat menggali berbagai potensi tersebut melalui
permainan serta hubungan dengan orang tua atau orang dewasa lainnya.selanjutna
mereka berdua berpendapat bahwa seharusnya kelas-kelas bagi anak usia dini

merupakan kelas yang mampu menciptakan suasana kelas yang kreatif dan penuh
kegembiraan bagi anak. Adapun tujuan kurikulum anak usia dini di Indonesia adalah
membantu

meletakkan

dasar

ke

arah

perkembangan

sikap

pengetahuan,

keterampilan, dam kreativitas yang diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan pada tahapan

berikutnya.
Anita (2014:56) Tinjauan aspek pedagogis, masa usia dini merupakan masa
peletak dasar atau ondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selnjutnya.
Secara teoritis berdasarkan aspek perkembangannya, seorang anak dapat belajar
dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya dipenuhi dan mereka merasa
aman dan nyaman secara psikologis. Berhubungan dengan hal itu pendidikan anak
usia dini berkaitan dengan teori perkembangan, antara lain: (1) tanggap dengan
proses yang terjadi dari dalam diri anak dan berusaha mengikuti arus perkembangan
anak yang individual (2) mengkreasikan lingkungan dengan materi luas yang

beragam dan alat-alat yang memungkinkan anak belajar (3) memperhatikan laju dan
kecepatan belajar dari masing-masing anak dan (4) adanya bimbingan dari guru agara
anak tertantang untuk melakukan sendiri. Batasan masalah dalam penulisan makalah
ini yaitu pengembangan kurikulum anak usia dini. Selanjutnya, tujuan penulisan
dalam makalah ini yaitu mendeskripsikan pengembangan kurikulum anak usia dini.
B. Kajian Teoritis
a. Pengertian Pengembangan Kurikulum PAUD
Definisi kurikulum menurut kamus bahasa Indonesia adalah perangkat mata
pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan. Istilah


kurikulum berasal dari

bahasa latin, yakni “Curriculae” artinya jarak yang harus ditempuh oleh pelari pada
waktu itu, jadi kurikulum adalah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh
siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah, (Oemar, 2016:3)
Kurikulum menurut UU No.20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Kurikulum bersifat dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh
perubahan dalam faktor – faktor yang mendasarinya sehingga jika terdapat perubahan
pelaksanaan dalam pendidikan yang diselenggarakan, secara otomatis kurikulum pun
akan berubah pula, (Minarti, 2015).
Menurut Suryana (2014:1) Pengembangan kurikulum di Indonesia mendorong
perbaikan proses pembelajaran, salah satu proses utama pembelajaran dalam
kurikulum pendidikan anak usia dini 2013 adalah pendekatan ilmiah berbasis
pembelajaran. Belajar ilmiah adalah pencapaian tujuan melalui kegiatan anak-anak
belajar.

Anak-anak


diharapkan

untuk

mengembangkan

kemampuan

untuk

mengamati, bertanya, mencoba, alasan, dan berkomunikasi proses pembelajaran yang
dialami oleh anak usaha penemuan pembelajaran.

Menurut Susilo, (2013:8) Kurikulum PAUD diarahkan kepada pendektan
sentifik merupakan seperangkat rencana dan pengaturan, mengenai bahan ajar serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
PAUD. Diamana kurikulum PAUD bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi
anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang untuh sesuai kultur, budaya,
dan falsafah suatu bangsa. Oleh karena itu, melalui kurikulum anak dibimbing agar
mampu memahami berbagai hal tentang yang perlu anak ketahui di lingkungan
pendidikan anak usia dini. Akan tetapi yang perlu diketahui bahwa dalam penyusunan
kurikulum di suatu TK, ada perbedaan tentang penerapan yang sering dipraktikan
antara guru yang satu dengan yang lain, bukan karena perbedaan kurikulm tapi karena
tergantung kekreatifan sang pendidik.
Menurut Schubert kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran, progam
kegiatan pembelajaran yang direncanakan, hasil belajar yang diharapkan, reproduksi
kebudayaan, dan pengembangan kecakapan hidup. Menurut Zais kurikulum bukan
hanya merupakan rencana tertulis bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang
fungsional, yang memberi pedoman dan mengatur lingkungan dan kegiatan yang
berlangsung di dalam kelas, (Herry. (2014:4).
Sedangkan pengembangan kurikulum adalah suatu kegiatan

yang

menghasilkan kurikulum, ataupun proses yang mengaitkan satu komponen dengan
komponen lainnya untuk menghasilkan suatu kurikulum yang lebih baik, atau
kegiatan

penyusunan

implementasi, evaluasi

perbaikan

dan penyempurnaan

kurikulum. Menurut Dakir, pengembangan kurikulum adalah mengarahkan
kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai
pengaruh yang sifat positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan
harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik. Oleh
karena itu pengembangan kurikulum hendaknya bersifat antisipatif, adaptif dan
aplikatif, (Maspupah, 2016:16).

Menurut Suryana menambahkan (2017:70) implementasi kurikulum 2013
dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar anak didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum
atau prinsip melalui tahaptahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan maalah, mengajukan

atau merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada anak didik
dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,
bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada
informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan
tercipta diarahkan untuk mendorong anak didik dalam mencari tahu dari berbagai
sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberitahu
b. Tujuan Pengembangan Kurikulum PAUD
Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian
tujuan pendidikan nasional, sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang – undang
No 2 tahun 1989 tentang Sintem Pendidikan Nasional, (Oemar. 2016:23). Sebagian
besar sekolah Pendidikan Anak Usia Dini mengembangkan kurikulumnya dalam
beberapa bidang antara lain: keterampilan sosial dan interpersonal, keterampilan
kemandirian dan intrapersonal, belajar cara belajar dan mengembangkan kecintaan
akan belajar, guru dan kemampuan berfikir, kesiapan belajar, bahasa dan kemampuan
baca-tulis, pendidikan kepribadian, music& seni, kesejahteraan & hidup sehat, serta
kemandirian, (George, 2015:31)
c. Komponen–Komponen Pengembangan Kurikulum PAUD
Menurut George (2016:21) terdapat empat komponen kurikulum yaitu: 1)
Tujuan, 2) bahan pelajaran, 3) proses belajar mengajar, 4) evaluasi dan penilaian.
Tiap komponen saling berkaitan dengan yang lainnya, jadi tujuan berkaitan dengan

bahan pelajaran, proses belajar mengajar dan penilaian. Artinya tujuan yang
berlainan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik akan mempunyai bahan
pelajaran yang berlainan, proses belajar –mengajar yang lain dan harus dinilai cara
yang lain pula.
Menurut terdapat Trianto (2014:12) empat komponen kurikulum yait
komponen kurikulum yaitu.
1. Tujuan
Membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik
yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik
motorik, kemandirian

dan seni

untuk

siap memasuki

pendidikan dasar.

2. Bahan Pembelajaran
Merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran,
pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar, bahan pembelajaran yang disusun
secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk
memenuhi target pencapaian kompetensi dasar.
3. Proses Belajar Mengajar
Kegiatan pembelajaran dirancang mengikuti prinsip-prinsip belajar mengajar,
baik terkait dengan keluasan bahan/materi, pengalaman belajar, tempat dan waktu
belajar, alat/sumber belajar, bentuk pengorganisasian kelas dan cara penialian.
Dalamkegiatan pembelajaran guru perlu memberikan dorongan kepada peserta didik
untuk mengungkapkan kemampuannya dalam membangun gagasan. Guru berperan
sebagai fasilitator dan bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang dapat
menumbuhkan prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab peserta didik untuk belajar.
Disamping itu guru dalam mengelola kegiatan berbagai pihak yang terlibat
didalam pembelajaran dan harus pandai memotivasi peserta didik untuk terbuka,
kreatif, responsif, interaktif dalam kegiatan pembelajaran. Kualitas pendidkan dapat
diukur dan ditentukan oleh sejauh mana kegiatan pembelajaran tertentu dapat
menjadi alat perubah tingkah laku peserta didik ke arah yang sesuai dengan

tujuan/kompentensi yang telah ditetapkan.
4. Penilaian
Suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara
sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari
pertumbuhan serta perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui
kegiatan pembelajaran.
Suryana (2017:71) tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
didasarkan dengan kurikulum 2013 didasarkan pada keunggulan adalah

untuk

meningkatan kemampuan intelektual anak, khususnya kemampuan berpikir tingkat
tinggi anak; untuk membentuk kemampuan anak dalam menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik; terciptanya kondisi pembelajaran di mana anak merasa bahwa
belajar merupakan suatu kebutuhan; diperolehnya hasil capaian perkembangan yang
signifikan; untuk melatih anak dalam mengomunikasikan ide-ide khususnya dalam
menghasilkan suatu karya atau pekerjaan; untuk mengembangkan karakter anak. 2)
Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
d. Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum PAUD
Pengembangan kurikulum mempunyai beberapa prinsip (Oemar. 2016:37),
antara lain:
1) Prinsip berorentasi pada tujuan

Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang
bertitik tolak dari tujuan pendidikan nasional.
2) Prinsip relevansi

Pengembangan

kurikulum

yang

meliputi

tujuan,

isi

dan

system

penyampaiannya harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan
masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Prinsip efisiensi dan efektivitas

Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisiensi dalam
pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber – sumber yang tersedia agar
dapat mencapai hasil yang optimal.
4) Prinsip fleksibilitas

Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi
berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi
tidak statis atau kaku.
5) Prinsip berkesinambungan

Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian – bagian, aspek
– aspek, materi dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepaslepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang
bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur satuan pendidikan dan
tingkat perkembangan siswa.
6) Prinsip keseimbangan

Penyusunan kurikulum supaya memperhatikan keseimabangan secara
proposional dan fungsional antara berbagai progam dan sub-progam, antara
semua mata ajaran, dan antara aspek – aspek perilaku yang ingin
dikembangkan.
7) Prinsip keterpaduan

Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan.
Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi
antara unsur – usurnya.
8) Prinsip mutu

Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu dan mutu
pendidikan, artinya pelaksanaan pembelajaran yang bermutu sehingga
menghasilkan pendidikan yang berkualitas.

e. Landasan Pengembangan Kurikulum PAUD
Landasan pengembangan kurikulum berkaitan dengan tujuan pendiikan.
Mutmainah (2014:34) menyebutkan landasan pengembangan kurikulum terdapat 6
(enam) landasan yakni:
1) landasan Filosofis

Filsafat memegang peranan penting dlam pengembangan kurikulum karena
filsafat sebagai dasar menentukan tujuan pendidikan, fillsafat sebagai proses
berpikir.
2) landasan Psikologis

Setiap anak memiliki pribadi yang unik, khas, yang memiliki bakat, minat,
kemampuan dan keceptan belajar berbeda satu dengan yang lain maka
kurikulum harus memperhatikan psikologi perkembangan anak dan
psikologi belajar anak.
3) landasan Sosial budaya

Perkembangan tehnologi berpengaruh terhadap perubahan sosial budaya
masyarakat, hal ini mempengaruhi perubahan pola hidup dan perubahan
kehidupan

sosial

politik,

maka

pengembangan

kurikulum

harus

memperhatikannya, terutama isi kurikulum harus sejalan dengan arus
globalisasi dan tehnologi.
4) Landasan Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Perkembangan ilmu pengetahuan semakin cepat, harus diperhatikan dan
diantisipasi oleh pengembangan kurikulum, terutama isi kurikulum harus
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan tersebut dan diantisipasi
perubahan yang mungkin akan terjadi.
5) Landasan Perkembangan Tehnologi

Perkembangan tehnologi begitu dahyat beberapa dekade terakhir, terutama
didominasi perkembangan di bidang trasportasi, informatika dan tehnologi
media cetak. Hal ini harus diperhatikan dan diantisipasi oleh perkembangan

kurikulum, terutaa isi kurikulum harus sejalan dengan perkembangan
tehnologi.
6) Landasan Empiris

Pengembangan kurikulum harus memperhatikan fakta empiris yang terjadi,
sehingga kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan tahap perkembangan
anak, dapat dipahami guru dan oleh anak tidak terlalu cepat tertinggal dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, tuntutan zaman, serta kondisi
kekinian .
7) Landasan Yuridis

Tidak bisa dipungkiri bahwa penyempurnaan kurikulum di Indonesia yang
menjadi landasan utama dalah landasan yuridis, maka agar kurikulum selalu
relevan dengan tuntutan zaman harus selalu disempurnakan dengan mengacu
pada landasan yuridis, disamping landasan filosofis, psikologis, sosial budaya,
perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta empiris.
f. Penerapan Konsep Pengembangan Kurikulum TK yang Diharapkan
Suryana (2013:197) guru harus menguasai secara mendalam minimal satu
bidang keilmuan. Guru harus memiliki sikap integritas profesional. Kedudukan guru
sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 berfungsi
untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, berfungsi
untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Yang dimaksud dengan guru sebagai
agen pembelajaran (learning agent) adalah peran guru antara lain sebagai fasilitator,
motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi
peserta didik. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran. Kompetensi ini meliputi pemahaman tentang wawasan atau landasan
kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus,
perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Suryana (2014:2) bukti dari lapangan menunjukkan bahwa guru-guru TK
belum memiliki referensi yang dapat dibuat dalam menangani dalam proses belajar,
ada tidak tematik mengajar bahan berbasis pendekatan ilmiah yang terintegrasi. Ini
mengakibatkan guru mengajar tidak sesuai dengan proses pembelajaran melalui
pendekatan ilmiah. Competitive Grant penelitian dapat mengatasi masalah mengajar
bahan-bahan untuk guru-guru yang akan mengajar di Taman kanak-kanak dan
mengajar bahan-bahan yang dihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai
pegangan dan rujukan.
Metode BCCT/SELING (sentra dan lingkungan) menurut Mutmainnah
(2014:40) adalah sebuah pendekatan pembelajaran pada anak usia dini yang
digunakan untuk melatih perkembangan anak dengan menggunakan pendekatan
bermain yang dirancang dalam bentuk sentra. Sedangkan menurut Direktorat
pendidikan adalah pendekatan penyelengaraan PAUD yang berfokus pada anak
yang dalam proses proses pembelajarannya berpusat disentra main dan saat anak
dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis pijakan (Scoffonding) untuk
mendukung perkembangan anak, yaitu: 1) Pijakan lingkungan main, 2) Pijakan
sebelum main, 3) Pijakan selama main, 4) Pijakan setelah main.
Menurut Hasballah (2014:32) Untuk menerapkan metode ini seorang guru
hendaknya mengikuti pijakan-pijakan guna membentuk keberaturan antara bermain
dan belajar.
a. Pengelolaan Ruang dan Sentra Bermain
Pengeloaan kelas merupakan upaya yang harus dilakukan oleh guru/
pendidik, dengan pengelolaan kelas yang baik maka manajemen kelas dapat
terlaksana sehingga pembelajaran dapat dicapai. Adapun pengelolaan ruang dan
sentra bermain dengan system giliran, misalnya di kelas TKA hari senin sentra alam,
kemudia hari selasa sentra peran, demikian selanjutnya. Dengan system tersebut anak

benar–benar dapat mengekplorasikan semua bakat dan keinginannya tanpa
merasakan kejenuhan untuk belajar. Menggunakan sentra-sentra a) Sentra Peran, b)
Sentra Balok, c) Sentra Alam, d) Sentra Rancang bangun, e) Sentra Persiapan dan f)
sentra Ibadah. Khusus hari jum’at dilaksanakan senam bersama, wudhu dan sholat
dhuha untuk semua kelas.
b. Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran oleh guru dilakukan sebelum mengajar, semua guru
sudah menyiapkan satuan kegiatan harian (SKH) yang dibuat dengan mengacu pada
satuan kegiatan mingguan (SKM), kegiatan program semester (PROMES), satuan
kegiatan tahunan (PROTA).
c. Program yang Dilaksanakan dan Dikembangkan

Kurikulum Taman kana –kanak (TK) meliputi aktivitas–aktivitas yang
mendukung anak secara emosi, sosial dan akademik pelajaran Literasi, membaca,
Matematika, Sain, Studi – studi sosial dan Seni, (Morrison, 2015) disamping
mengaju pada departemen pemerintahanan/ kurikulum Nasional (K13) juga
mengembangkannya dengan tujuh pilar pendidikan karakter. Adapun aspek- aspek
yang dikembangkan adalah: Pengembangan moral dan nilai-nilai agama,
Pengembangan

fisik,

Pengembangan

bahasa,

Pengembangan

kognitif,

Pengembangan sosial emosional, Pengembangan seni.
d. Proses Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran pada program anak usia dini merupakan langkah
awal yang sangat penting untuk memberikan arah yang tepat dalam pelaksanaan
proses pembelajaran, adapun pembelajaran pada anak–anak usia taman kanak–
kanak (5-6 tahun) merupakan langkah awal untuk menyiapkan anak pada jenjang
pendidikan selanjutnya yaitu sekolah dasar.

C. Kesimpulan
Kurikulum merupakan inti bidang pendidikan yang memiliki pengaruh
terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan
pada landasan yang kuat akan berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan.
Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Empat komponen kurikulum yaitu: 1) Tujuan, 2) bahan
pelajaran, 3) proses belajar mengajar, 4) evaluasi dan penilaian. Tiap komponen
saling berkaitan dengan yang lainnya, jadi tujuan berkaitan dengan bahan pelajaran,
proses belajar mengajar dan penilaian. Pengembangan kurikulum mempunyai
beberapa prinsip antara lain, prinsip berorentasi pada tujuan, prinsip relevansi, prinsip
efisiensi dan efektivitas, prinsip fleksibilitas, prinsip berkesinambungan, prinsip
keseimbangan, prinsip keterpaduan, prinsip mutu. Landasan pengembangan
kurikulum berkaitan dengan tujuan pendiikan adalah landasan filosofis, landasan
psikologis, landasan sosial budaya, landasan perkembangan ilmu pengetahuan,
landasan perkembangan teknologi, landasan empiris, landasan yuridis

Daftar Rujukan
Dadan Suryana, Adella Kharisma And Diyenti. 2013. Effect Of Cooperative Play On
Social Emotional Skills Of Children Ages 5-6 Years In Tk Pembina Aisyah
Barulak. International Jurnal Education. Universitas Negeri Padang.
Dadan Suryana, Elina, Nurevi, dan Ratnawilis. 2015. Model Pembelajaran Berbasis
Pendekatan Sentifik Pada Anak-Anak Kota Padang. Dipa Universitas Negeri
Padang. Jurnal UNP/National.
Dadan Suryana. 2013. Pengetahuan Tentang Strategi Pembelajaran, Sikap, dan
Motivasi Guru. Jurnal National/Universitas Negeri Padang.
Dadan Suryana. 2014. Early Childhood Education Based On Thematic And Sciencitic
Learning. International Jurnal. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.
Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Padang.
Dadan Suryana. 2017. Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Pendekatan Saintifik
Di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan Usia Dini. Volume 11 Edisi 1,
April 2017. Universitas Negeri Padang. DOI:
https://doi.org/10.21009/JPUD.111.05.

George. 2016. Dasar- dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta. PT.
Indek..
Hamalik, Oemar. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.
Widystono,
Hasballah. 2014. Pertumbuhan dan perkembangan anak. Yayasan Pena: Banda Aceh.
Herry. 2014. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah (dari Kurikulum
2004,2006 ke Kurikulum 2013). Jakarta. Bumi Aksara.
Indrijati, Herdina, dkk. 2016. Psikologi perkembangan & pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta. Kencana PrenadaMedia Group.
Maspupah, ulpah. (2016). Manajemen Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak
Usia Dini. Thesis. IAIN Purwokerto.
Minarti, Sri. 2015. Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan secara
Mandiri. Yogyakarta. ARR-Ruzz Media.
Morrison, S,.George, 2015. Pendidikan Anak Usia Dini saat ini. Jakarta. Pustaka
Pelajar.
Muhammad Joko Susilo. 2013. Kurikulum 2013 Tingkat PAUD. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Mutmainah. 2014. Penerapan Metode Beyond Center and Circle Time untuk
Meningkatkan Kemandirian Pada Anak Usia Dini. Thesis. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Trianto. 2014. Struktur dan muatan kurikulum PAUD. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta
Yus, Anita. 2014. Perkembangan Belajar Anak TK, Jakarta: Kencana.