SISTEM KONSTITUSI POLITIK dan STRATEGI N
SISTEM KONSTITUSI
Pengertian Konstitusi
Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja yaitu
“constituer” (Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah negara,
dengan demikian konstitusi mengandung makna awal (permulaan) dari
segala
peraturan
perundang-undangan
tentang
negara.
Belanda
menggunakan istilah “Grondwet” yaitu berarti suatu undang-undang yang
menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia menggunakan istilah
Grondwet menjadi Undang-undangDasar.
Menurut Brian Thompson, secara sederhana pertanyatan: what is a
constitution dapat dijawab bahwa “…a constitution is a document which
contains the rules for the the operation of an organization” Organisasi
dimaksud beragam bentuk dan kompleksitas strukturnya. Negara sebagai
salah satu bentuk organisasi, pada umumnya selalu memiliki naskah yang
disebut sebagai konstitusi atau Undang-Undang Dasar.
Pengertian konstitusi menurut para ahli:
1) K.C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketaatanegaraaan
suatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk
mengatur /memerintah dalam pemerintahan suatu negara.
2) Herman heller, konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD. Konstitusi
tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis
3) Lasalle, konstitusi adalah hubungan antara kekuasaaan yang terdapat di
dalam masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata di
dalam masyarakat misalnya kepala negara angkatan perang, partai politik
dsb
4) L.j Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun
peraturan tak tertulis
5) Koernimanto soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa latin
cisme yang berarati bewrsama dengan dan statute yang berarti membuat
sesuatu agar berdiri. Jadi konstitusi berarti menetapkan secara bersama.
6) Carl schmitt membagi konstitusi dalam 4 pengertian yaitu:
a) Konstitusi dalam arti absolut mempunyai 4 sub pengertian yaitu;
o Konstitusi sebagai kesatuan organisasi yang mencakup hukum dan
1
semua organisasi yang ada di dalam negara.
o Konstitusi sebagai bentuk negara
o Konstitusi sebagai faktor integrasi
o Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang tertinggi di
dalam negara
b) Konstitusi dalam artoi relatif dibagi menjadi 2 pengertian yaitu konstitusi
sebagai tuntyutan dari golongan borjuis agar haknya dapat dijamin oleh
penguasa dan konstitusi sebagai sebuah konstitusi dalam arti formil
(konstitrusi dapat berupa terttulis) dan konstitusi dalam arti materiil
(konstitusi yang dilihat dari segi isinya)
c) konstitusi dalam arti positif adalah sebagai sebuah keputusan politik
yang tertinggi sehingga mampu mengubah tatanan kehidupan kenegaraan
d) konstitusi dalam arti ideal yaitu konstitusi yang memuat adanya jaminan
atas hak asasi serta perlindungannya.
Tujuan Konstitusi
1) Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang –
wenang maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi
tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa
akan merajalela Dan bisa merugikan rakyat banyak
2) Melindungi Ham maksudnya setiap penguasa berhak menghormati
Ham orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal
melaksanakan haknya.
3) Pedoman penyelengaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman
konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
Nilai Konstitusi
Karl Laewenstein memberikan tiga tingkatan nilai pada konstitusi yaitu :
1. Nilai yang bersifat Normatif
Peraturan hukun yang bersifat normatif ialah kalau peraturan hukum itu masih
di patuhi oleh masyarakat, kalau tidak ia merupakan peraturan yang mati,
yang tidak pernah terujud.
2. Nilai yang bersifat Nominal
Nilai konstitusi yang bersifat nominal ialah kalau konstitusi itu kenyataannya
tidak dilaksanakan dan hanya disebutkan namanya saja. Dengan kata lain
2
konstitusi tersebut menurut hukum berlaku.
3. Nilai yang bersifat Simantik
Nilai konstitusi yang bersifat simantik ialah suatu konstitusi yang dilaksanakan
dan diperlakukan dengan penuh, tetapi hanyalah sekedar memberi bentuk
dari tempat yang telah ada untuk melaksanakan kekuasaan politik.
Macam – macam Konstitusi
1) Menurut CF. Strong konstitusi terdiri Konstitusi tertulis (dokumentary
constiutution / writenØdari: constitution) adalah aturan – aturan pokok dasar
negara , bangunan negara dan tata negara, demikian juga aturan dasar
lainnya yang mengatur Øperikehidupan suatu bangsa di dalam persekutuan
hukum negara.
2) Konstitusi tidak tertulis / konvensi(nondokumentary constitution) adalah
berupa kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul.
Adapun syarat – syarat konvensi adalah:
Diakui
penyelenggaraan negara.
Tidak bertentangan dengan UUD 1945
Memperhatikan pelaksanaan UUD 1945.
Secara teoritis konstitusi dibedakan menjadi: a) konstitusi politik adalah
berisi
dan
tentang
dipergunakan
norma-
berulang
norma
dalam
–
ulang
dalam
penyelenggaraan
praktik
negara,
hubungan rakyat dengan pemerintah, hubuyngan antar lembaga
negara. b) Konstitusi sosial adalah konstitusi yang mengandung cita –
cita sosial bangsa, rumusan filosofis negara, sistem sosial, sistem
ekonomi, dan sistem politik yang ingin dikembangkan bangsa itu.
Fungsi Konstitusi
Bila dilihat dari fungsinya, maka konstitusi dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
Konstitusi berfungsi serta mengatur pembagian konstitusi dalam negara
dalam dua bentuk:
1. Membagi kekuasaan dalam negara.
2. Membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa dalam negara.
Secara Vertikal
Yaitu pembagian kekuasaan menurut tingkatanya yang di maksud ialah
3
pembagian kekuasaan antara beberapa tingkat pemerintahan. Carl J
Friedrich memakai istilah pembagian kekuasaan secara territorial. Pembagian
kekuasaan ini dengan jelas dapat kita saksikan kalau kita bandingkan antara
negara kesatuan, negara federal, serta konfederasi. Di samping itu kita
melihat bahwa konstitusi itu mengatur juga pembagian kekuasaan dalam
negara. Macam-macam konstitusi tersebut adalah :
1. Konstitusi Unitaris.
2. Konstitusi Federalistis.
3. Konstitusi Konfederalistis
Secara Horizontal
Yaitu
kekuasaan
pembagian
ini
kekuasaan
menunjukkan
pula
menurut
perbedaan
fungsinya.
antara
Pembagian
fungsi-fungsi
pemerintahan yang bersifat legislative, eksekutif dan yudikatif yang lebih
dikenal sebagai Trias Politica. Fungsi konstitusi dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi
konstitusional, maka konstitusi mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi
kekuasaan pemerintahan sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan
kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian di harapkan
hak-hak warga negara akan lebih terlindung. Gagasan ini dinamakan
konstitusionalisme.
SISTEM POLITIK DAN KETATANEGARAAN INDONESIA
A. Pengertian Politik Dan Strategi Nasional
4
Kata “Politik” secara ilmu etimologis berasal dari bahasa Yunani
Politeia, yang asal katanya adalah polis berarti kesatuan masyarakat yang
berdiri sendiri, dan teia berarti urusan . Dalam bahasa Indonesia , politik
dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu
bangsa . Politik merupakan rangkaian asas, prinsip, keadaaan, jalan, cara
dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki .
Politics dan policy mempunyai hubungan yang erat dan timbal balik . Politics
memberikan asas, jalan, arah, dan medannya
, sedangkan policy
memberikan pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah tersebut
sebaik-baiknya . Dapat disimpulkan bahwa politik adalah bermacam-macam
kegiatan yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dari sistem
negara dan upaya-upaya dalam mewujudkan tujuan itu , pengambilan
keputusan (decisionmaking) mengenai seleksi antara beberapa alternatif dan
penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah ditentukan . Untuk
melaksanakan tujuan itu diperlukan kebijakan-kebijakan umum (public
policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau alokasi dari
sumber-sumber yang ada .
Politik secara umum adalah mengenai proses penentuan tujuan
negara dan cara melaksanakannya . Pelaksanaan tujuan itu memerlukan
kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan ,
pembagian , atau alokasi sumber-sumber yang ada. Dengan begitu , politik
membicarakan
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
negara,
kekuasaan,
pengambilan keputusan , kebijakan umum(policy), dan distribusi kekuasaan .
a. Negara
Negara merupakan suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki
kekuasaan tertinggi yang ditaati oleh rakyatnya.
b. Kekuasaan
Kekuasaan
adalah
kemampuan
seseorang
atau
kelompok
untuk
mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginannya.
c. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah aspek utama politik. Jadi, politik adalah
pengambilan keputusan melalui sarana umum . Keputusan yang diambil
5
menyangkut sector public dari suatu Negara .
d. Kebijakan Umum
Kebijakan ( policy ) merupakan suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh
seseorang atau kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai
tujuan itu . Dasar pemikirannya adalah bahwa masyarakat memiliki beberapa
tujuan bersama yang ingin dicapai secara bersama pula , sehingga perlu ada
rencana yang mengikat yang dirumuskan dalan kebijakan – kebijakan oleh
pihak yang berwenang .
e. Distribusi
Yang dimaksud dengan distribusi ialah pembagian dan pengalokasian nilai –
nilai ( values ) dalam masyarakat . Nilai adalah sesuatu yang diinginkan dan
penting .
B. Pengertian Strategi dan Strategi Nasional
Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai
“the art of the general” atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan
dalam peperangan . Karl von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa
strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
memenangkan peperangan . Sedangkan perang itu sendiri merupakan
kelanjutan dari politik . Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk
mendapat-kan kemenangan atau pencapaian tujuan . Dengan demikian ,
strategi tidak hanya menjadi monopoli para jendral atau bidang militer, tetapi
telah meluas ke segala bidang kehidupan.
Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan
kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional . Dengan
demikian definisi politik nasional adalah asas, haluan, usaha serta
kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan,
pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk
mencapai tujuan nasional . Sedangkan strategi nasional adalah cara
melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang
ditetapkan oleh politik nasional .
C. Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan Strategi Nasional
Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok
6
pikiran
yang
terkandung
dalam
sistem
manajemen
nasional
yang
berlandaskan ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan
Ketahanan Nasional . Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung
selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraaan menurut UUD 1945 .
sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa
jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945
merupakan “suprastruktur politik” . Lebaga-lembaga tersebut adalah MPR,
DPR, Presiden, DPA, BPK, MA . Sedangkan badan-badan yang ada dalam
masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”, yang mencakup pranata
politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi
kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest group), dan
kelompok penekan (pressure group) . Suprastruktur dan infrastruktur politik
harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang .
Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur
politik diatur oleh presiden/mandataris MPR . Sedangkan proses penyusunan
politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politk dilakukan setelah
presiden menerima GBHN .Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri
dan pimpinan lembaga pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk
presiden, yang dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan politik
dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan . Salah satu wujud
pengapilikasian politik dan strategi nasional dalam pemerintahan adalah
sebagai berikut :
Otonomi Daerah
Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang
merupakan salah satu wujud politik dan strategi nasional secara teoritis telah
memberikan dua bentuk otonomi kepada dua daerah, yaitu otonomi terbatas
bagi daerah propinsi dan otonomi luas bagi daerah Kabupaten/Kota.
Perbedaan Undang-undang yang lama dan yang baru ialah:
1. Undang-undang yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai dari
pusat (central government looking).
2. Undang-undang yang baru, titik pandang kewenangannya dimulai dari
daerah (local government looking).
7
Kewenangan Daerah
1. Dengan berlakunya UU No. 22 tahun 1999tenang Otonomi Daerah,
kewenagan daerah mencakup seluruh kewenangan bidang pemerintahan,
kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan,
peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain.
2. Kewenagnan bidang lain, meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional
dan pengendalian pembangunan secara makro.
3. Bentuk dan susunan pemerintahan daerah,
a. DPRD sebagai badan legislatif daerah dan pemerintah daerah
sebagai eksekutif daerah dibentuk di daerah.
b. DPRD sebagai lwmbaga perwakilan rakyat di daerah merupakan
wahanauntukmelaksanakan demokrasi
1) 1). Memilih Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan
Walikota/Wakil Walikota.
2) 2). Memilih anggota Majelis Permusawartan Prakyat dari urusan
Daerah.
3) 3). Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur/
Wakil
Gubernur,
Bupati/Wakil
Bupati,
dan
Walikota/Wakil
Walikota.
4. Membentuk peraturan daerah bersama gubernur, Bupati atas Wali Kota.
5. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bersama
gubernur, Bupati, Walikota.
6. Mengawasi pelaksanaan keputusan Gubernur, Bupati, dan Walikota,
pelaksanaan APBD, kebijakan daerah, pelaksanaan kerja sama internasional
di daerah, dan menampung serta menindak-lanjuti aspirasi daerah dan
masyarakat.
8
Pengertian Konstitusi
Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja yaitu
“constituer” (Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah negara,
dengan demikian konstitusi mengandung makna awal (permulaan) dari
segala
peraturan
perundang-undangan
tentang
negara.
Belanda
menggunakan istilah “Grondwet” yaitu berarti suatu undang-undang yang
menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia menggunakan istilah
Grondwet menjadi Undang-undangDasar.
Menurut Brian Thompson, secara sederhana pertanyatan: what is a
constitution dapat dijawab bahwa “…a constitution is a document which
contains the rules for the the operation of an organization” Organisasi
dimaksud beragam bentuk dan kompleksitas strukturnya. Negara sebagai
salah satu bentuk organisasi, pada umumnya selalu memiliki naskah yang
disebut sebagai konstitusi atau Undang-Undang Dasar.
Pengertian konstitusi menurut para ahli:
1) K.C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketaatanegaraaan
suatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk
mengatur /memerintah dalam pemerintahan suatu negara.
2) Herman heller, konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD. Konstitusi
tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis
3) Lasalle, konstitusi adalah hubungan antara kekuasaaan yang terdapat di
dalam masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata di
dalam masyarakat misalnya kepala negara angkatan perang, partai politik
dsb
4) L.j Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun
peraturan tak tertulis
5) Koernimanto soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa latin
cisme yang berarati bewrsama dengan dan statute yang berarti membuat
sesuatu agar berdiri. Jadi konstitusi berarti menetapkan secara bersama.
6) Carl schmitt membagi konstitusi dalam 4 pengertian yaitu:
a) Konstitusi dalam arti absolut mempunyai 4 sub pengertian yaitu;
o Konstitusi sebagai kesatuan organisasi yang mencakup hukum dan
1
semua organisasi yang ada di dalam negara.
o Konstitusi sebagai bentuk negara
o Konstitusi sebagai faktor integrasi
o Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang tertinggi di
dalam negara
b) Konstitusi dalam artoi relatif dibagi menjadi 2 pengertian yaitu konstitusi
sebagai tuntyutan dari golongan borjuis agar haknya dapat dijamin oleh
penguasa dan konstitusi sebagai sebuah konstitusi dalam arti formil
(konstitrusi dapat berupa terttulis) dan konstitusi dalam arti materiil
(konstitusi yang dilihat dari segi isinya)
c) konstitusi dalam arti positif adalah sebagai sebuah keputusan politik
yang tertinggi sehingga mampu mengubah tatanan kehidupan kenegaraan
d) konstitusi dalam arti ideal yaitu konstitusi yang memuat adanya jaminan
atas hak asasi serta perlindungannya.
Tujuan Konstitusi
1) Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang –
wenang maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi
tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa
akan merajalela Dan bisa merugikan rakyat banyak
2) Melindungi Ham maksudnya setiap penguasa berhak menghormati
Ham orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal
melaksanakan haknya.
3) Pedoman penyelengaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman
konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
Nilai Konstitusi
Karl Laewenstein memberikan tiga tingkatan nilai pada konstitusi yaitu :
1. Nilai yang bersifat Normatif
Peraturan hukun yang bersifat normatif ialah kalau peraturan hukum itu masih
di patuhi oleh masyarakat, kalau tidak ia merupakan peraturan yang mati,
yang tidak pernah terujud.
2. Nilai yang bersifat Nominal
Nilai konstitusi yang bersifat nominal ialah kalau konstitusi itu kenyataannya
tidak dilaksanakan dan hanya disebutkan namanya saja. Dengan kata lain
2
konstitusi tersebut menurut hukum berlaku.
3. Nilai yang bersifat Simantik
Nilai konstitusi yang bersifat simantik ialah suatu konstitusi yang dilaksanakan
dan diperlakukan dengan penuh, tetapi hanyalah sekedar memberi bentuk
dari tempat yang telah ada untuk melaksanakan kekuasaan politik.
Macam – macam Konstitusi
1) Menurut CF. Strong konstitusi terdiri Konstitusi tertulis (dokumentary
constiutution / writenØdari: constitution) adalah aturan – aturan pokok dasar
negara , bangunan negara dan tata negara, demikian juga aturan dasar
lainnya yang mengatur Øperikehidupan suatu bangsa di dalam persekutuan
hukum negara.
2) Konstitusi tidak tertulis / konvensi(nondokumentary constitution) adalah
berupa kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul.
Adapun syarat – syarat konvensi adalah:
Diakui
penyelenggaraan negara.
Tidak bertentangan dengan UUD 1945
Memperhatikan pelaksanaan UUD 1945.
Secara teoritis konstitusi dibedakan menjadi: a) konstitusi politik adalah
berisi
dan
tentang
dipergunakan
norma-
berulang
norma
dalam
–
ulang
dalam
penyelenggaraan
praktik
negara,
hubungan rakyat dengan pemerintah, hubuyngan antar lembaga
negara. b) Konstitusi sosial adalah konstitusi yang mengandung cita –
cita sosial bangsa, rumusan filosofis negara, sistem sosial, sistem
ekonomi, dan sistem politik yang ingin dikembangkan bangsa itu.
Fungsi Konstitusi
Bila dilihat dari fungsinya, maka konstitusi dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
Konstitusi berfungsi serta mengatur pembagian konstitusi dalam negara
dalam dua bentuk:
1. Membagi kekuasaan dalam negara.
2. Membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa dalam negara.
Secara Vertikal
Yaitu pembagian kekuasaan menurut tingkatanya yang di maksud ialah
3
pembagian kekuasaan antara beberapa tingkat pemerintahan. Carl J
Friedrich memakai istilah pembagian kekuasaan secara territorial. Pembagian
kekuasaan ini dengan jelas dapat kita saksikan kalau kita bandingkan antara
negara kesatuan, negara federal, serta konfederasi. Di samping itu kita
melihat bahwa konstitusi itu mengatur juga pembagian kekuasaan dalam
negara. Macam-macam konstitusi tersebut adalah :
1. Konstitusi Unitaris.
2. Konstitusi Federalistis.
3. Konstitusi Konfederalistis
Secara Horizontal
Yaitu
kekuasaan
pembagian
ini
kekuasaan
menunjukkan
pula
menurut
perbedaan
fungsinya.
antara
Pembagian
fungsi-fungsi
pemerintahan yang bersifat legislative, eksekutif dan yudikatif yang lebih
dikenal sebagai Trias Politica. Fungsi konstitusi dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi
konstitusional, maka konstitusi mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi
kekuasaan pemerintahan sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan
kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian di harapkan
hak-hak warga negara akan lebih terlindung. Gagasan ini dinamakan
konstitusionalisme.
SISTEM POLITIK DAN KETATANEGARAAN INDONESIA
A. Pengertian Politik Dan Strategi Nasional
4
Kata “Politik” secara ilmu etimologis berasal dari bahasa Yunani
Politeia, yang asal katanya adalah polis berarti kesatuan masyarakat yang
berdiri sendiri, dan teia berarti urusan . Dalam bahasa Indonesia , politik
dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu
bangsa . Politik merupakan rangkaian asas, prinsip, keadaaan, jalan, cara
dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki .
Politics dan policy mempunyai hubungan yang erat dan timbal balik . Politics
memberikan asas, jalan, arah, dan medannya
, sedangkan policy
memberikan pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah tersebut
sebaik-baiknya . Dapat disimpulkan bahwa politik adalah bermacam-macam
kegiatan yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dari sistem
negara dan upaya-upaya dalam mewujudkan tujuan itu , pengambilan
keputusan (decisionmaking) mengenai seleksi antara beberapa alternatif dan
penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah ditentukan . Untuk
melaksanakan tujuan itu diperlukan kebijakan-kebijakan umum (public
policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau alokasi dari
sumber-sumber yang ada .
Politik secara umum adalah mengenai proses penentuan tujuan
negara dan cara melaksanakannya . Pelaksanaan tujuan itu memerlukan
kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan ,
pembagian , atau alokasi sumber-sumber yang ada. Dengan begitu , politik
membicarakan
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
negara,
kekuasaan,
pengambilan keputusan , kebijakan umum(policy), dan distribusi kekuasaan .
a. Negara
Negara merupakan suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki
kekuasaan tertinggi yang ditaati oleh rakyatnya.
b. Kekuasaan
Kekuasaan
adalah
kemampuan
seseorang
atau
kelompok
untuk
mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginannya.
c. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah aspek utama politik. Jadi, politik adalah
pengambilan keputusan melalui sarana umum . Keputusan yang diambil
5
menyangkut sector public dari suatu Negara .
d. Kebijakan Umum
Kebijakan ( policy ) merupakan suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh
seseorang atau kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai
tujuan itu . Dasar pemikirannya adalah bahwa masyarakat memiliki beberapa
tujuan bersama yang ingin dicapai secara bersama pula , sehingga perlu ada
rencana yang mengikat yang dirumuskan dalan kebijakan – kebijakan oleh
pihak yang berwenang .
e. Distribusi
Yang dimaksud dengan distribusi ialah pembagian dan pengalokasian nilai –
nilai ( values ) dalam masyarakat . Nilai adalah sesuatu yang diinginkan dan
penting .
B. Pengertian Strategi dan Strategi Nasional
Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai
“the art of the general” atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan
dalam peperangan . Karl von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa
strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
memenangkan peperangan . Sedangkan perang itu sendiri merupakan
kelanjutan dari politik . Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk
mendapat-kan kemenangan atau pencapaian tujuan . Dengan demikian ,
strategi tidak hanya menjadi monopoli para jendral atau bidang militer, tetapi
telah meluas ke segala bidang kehidupan.
Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan
kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional . Dengan
demikian definisi politik nasional adalah asas, haluan, usaha serta
kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan,
pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk
mencapai tujuan nasional . Sedangkan strategi nasional adalah cara
melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang
ditetapkan oleh politik nasional .
C. Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan Strategi Nasional
Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok
6
pikiran
yang
terkandung
dalam
sistem
manajemen
nasional
yang
berlandaskan ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan
Ketahanan Nasional . Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung
selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraaan menurut UUD 1945 .
sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa
jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945
merupakan “suprastruktur politik” . Lebaga-lembaga tersebut adalah MPR,
DPR, Presiden, DPA, BPK, MA . Sedangkan badan-badan yang ada dalam
masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”, yang mencakup pranata
politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi
kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest group), dan
kelompok penekan (pressure group) . Suprastruktur dan infrastruktur politik
harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang .
Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur
politik diatur oleh presiden/mandataris MPR . Sedangkan proses penyusunan
politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politk dilakukan setelah
presiden menerima GBHN .Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri
dan pimpinan lembaga pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk
presiden, yang dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan politik
dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan . Salah satu wujud
pengapilikasian politik dan strategi nasional dalam pemerintahan adalah
sebagai berikut :
Otonomi Daerah
Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang
merupakan salah satu wujud politik dan strategi nasional secara teoritis telah
memberikan dua bentuk otonomi kepada dua daerah, yaitu otonomi terbatas
bagi daerah propinsi dan otonomi luas bagi daerah Kabupaten/Kota.
Perbedaan Undang-undang yang lama dan yang baru ialah:
1. Undang-undang yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai dari
pusat (central government looking).
2. Undang-undang yang baru, titik pandang kewenangannya dimulai dari
daerah (local government looking).
7
Kewenangan Daerah
1. Dengan berlakunya UU No. 22 tahun 1999tenang Otonomi Daerah,
kewenagan daerah mencakup seluruh kewenangan bidang pemerintahan,
kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan,
peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain.
2. Kewenagnan bidang lain, meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional
dan pengendalian pembangunan secara makro.
3. Bentuk dan susunan pemerintahan daerah,
a. DPRD sebagai badan legislatif daerah dan pemerintah daerah
sebagai eksekutif daerah dibentuk di daerah.
b. DPRD sebagai lwmbaga perwakilan rakyat di daerah merupakan
wahanauntukmelaksanakan demokrasi
1) 1). Memilih Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan
Walikota/Wakil Walikota.
2) 2). Memilih anggota Majelis Permusawartan Prakyat dari urusan
Daerah.
3) 3). Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur/
Wakil
Gubernur,
Bupati/Wakil
Bupati,
dan
Walikota/Wakil
Walikota.
4. Membentuk peraturan daerah bersama gubernur, Bupati atas Wali Kota.
5. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bersama
gubernur, Bupati, Walikota.
6. Mengawasi pelaksanaan keputusan Gubernur, Bupati, dan Walikota,
pelaksanaan APBD, kebijakan daerah, pelaksanaan kerja sama internasional
di daerah, dan menampung serta menindak-lanjuti aspirasi daerah dan
masyarakat.
8