PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATA (1)
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PEMANFAATAN CO2 CAIR DAN BIOGASOLINE SEBAGAI BENSIN DAUR
ULANG RAMAH LINGKUNGAN
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Faradila Rahmatul Ula
130322615526/2013
Renatha Putri Aryanti
140251601409/2014
Mujtahidatul Ilmi Fajriyah
140321602418/2014
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
2016
PENGESAHAN PKM GAGASAN TERTULIS
1. Judul Kegiatan
2. Bidang Kegiatan
: PEMANFAATAN CO2 CAIR DAN BIOGASOLINE
SEBAGAI BENSIN DAUR ULANG RAMAH
LINGKUNGAN
: PKM-Gagasan Tertulis
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
:Faradila Rahmatul Ula
b. NIM
: 130322615526
c. Jurusan
: Fisika
d. Universitas
: Universitas Negeri Malang
e. Alamat Rumah dan HP
:Blimbing-Paciran-Lamongan/085730676062
f. Alamat email
: [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan
: 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
: Dra. Chusnana Insjaf Yogihati, M.Si
b. NIP
: 0006096506
c. Alamat Rumah dan No Tel. /HP: Jl. Mayjen Sungkono Perum Puri Cempaka Putih
BG 2, Malang/081252734417
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas ridho-Nya penulis
dapat menyelesaikan penulisan Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian (PKM-P) yang
berjudul PEMANFAATAN CO2 CAIR DAN BIOGASOLINE SEBAGAI BENSIN
DAUR ULANG RAMAH LINGKUNGAN dengan baik tanpa suatu halangan yang berarti.
Tulisan ini disusun sebagai usulan PKM-GT tahun 2016.
Penulisan PKM-GT ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari semua pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
a. Orang tua, terutama ibu dan ayah penulis yang selalu memberikan dukungan dan
do’anya.
b. Dra. Chusnana Insjaf Yogihati, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan penulisan PKM-GT.
c. Segenap pihak yang telah ikut andil dalam proses penyelesaian penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga tulisan ini dapat
memberi manfaat dan sumbangan ilmiah yang sebesar-besarnya bagi penulis dan pembaca.
Malang, 29 Februari 2016
Penulis
iii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PKM-GT. ....................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI . ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
RINGKASAN . ................................................................................................. 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................. 1
Tujuan dan Manfaat ..................................................................................... 2
GAGASAN
Kondisi Kekinian dan Kehandalan Gagasan ................................................ 2
Solusi yang Pernah Dilakukan ..................................................................... 5
Kondisi Kekinian yang dapat Diperbaiki …………………………………. 6
Pihak-pihak Terkait ..................................................................................... 7
Langkah Strategis ......................................................................................... 7
KESIMPULAN
Gagasan yang Diusulkan .............................................................................. 8
Teknik Implementasi .................................................................................... 8
Prediksi Manfaat .......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1.Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing .................. vi
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas... xi
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim………………………………... xii
iv
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1. Proses penyaringan CO2…………………………………. 4
Gambar 2. Skema pengaktifan katalis H2SO4 terhadap HNO3……… 5
Gambar 3. Sepeda Listrik…………………………………………… 6
Gambar 4. Asap Pabrik di Indonesia ……………………………….. 6
Gambar 5. Bagan Teknik Implementasi…………………………….. 8
v
PEMANFAATAN CO2 CAIR DAN BIOGASOLINE SEBAGAI BENSIN DAUR
ULANG RAMAH LINGKUNGAN
Jalan Semarang No 5, Malang
RINGKASAN
Bensin kini sudah mulai menjadi barang langkah, apalagi bensin dengan kualitas
yang baik dan ramah lingkungan. Oleh karena itu bensin sebaiknya dimanfaatkan seefektif
mungkin. Untuk menghasilkan bensin berkualitas tinggi dibutuhkan campuran aditif ke
dalam campuran bensin untuk meningkatkan kinerja dan peforma mesin. Sebelumnya telah
digunakan TEL dan MTBE sebagai penambah nilai oktan, namun telah dilarang
penggunannya karena zat buangnya terlalu berbahaya bagi tubuh.
Karbon dioksida atau CO2 merupakan gas buangan hasil pembakaran dari kendaraan
bermotor maupun hasil buangan industri. Karbon dioksida di alam semesta ini jumlanya
sangat melimpah, apalagi di Indonesia yang sedang maraknya asap akibat pembakaran hutan
hingga mengganggu negara tetangga. Karbon dioksida sendiri berbahaya bagi tubuh apabila
terhirup terlalu banyak karena karbon dioksida sangat mudah berikatan dengan hemoglobin
dalam darah sehingga dapat menyebabkan keracunan dan bisa berakibat pada kematian. Pada
penelitian yang dilakuakan tahun 2012 menemukan bahwa karbon dioksida ternyata dapat
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, ini dilakukan dengan mencairkan gas karbon
dioksida. Sehingga karbon dioksida cair nantinya dapat digunakan sebagai pengganti bensin
dengan penambahan nilai oktan menggunakan pengolahan minyak kelapa sawit.
Minyak kelapa sawit mengandung molekul trigliserida berantai hidrokarbon panjang.
Molekul trigliserida ini dapat dipecah menjadi senyawa yang kandungan hidrokarbonnya
setaraf dengan bensin yaitu senyawa biogasoline.Penelitian dengan penambahan biogasoline
+ nitrous pernah diteliti dan hasil yang didapatkan berupa peforma mesin yang baik dan
emisi yang rendah (Awaliansyah, 2005). Minyak kelapa sawit bila ditambahkan dengan CO2
cair maka akan menghasilkan formula untuk bensin baru sehingga mampu digunakan
sebagai bahan bakar cadangan atau bahan bakar pengalih.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bensin merupakan hal yang kini tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia,
pada kenyataannya hampir setiap rumah memiliki kendaraan bermotor yang menuntut
pengisian bahan bakar jika kerap kali digunakan. Dalam perkembangannya telah terdapat
macam-macam jenis bensin di Indonesia, mulai dari premium, pertamax, pertamax plus, dan
gagasan baru pemerintah yakni pertalite. Namun seiring berjalannya waktu, fosil yang
merupakan bahan baku bensin semakin lama akan semakin berkurang dikarenakan lamanya
pembentukan tak sebanding dengan cepatnya waktu dalam menghabiskannya.
Telah banyak ditawarkan cara-cara pengalihan dari bahan bakar bensin, diantaranya
yaitu sepeda motor dengan dayanya menggunakan listrik atau dicharge. Namun pengalihan
itu bukan jawaban yang dibutuhkan, masyarakat lebih ‘sreg’ dengan motor berbahan bakar
bensin dan akhirnya bensin tetap menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.
Karbon dioksida merupakan gas buangan dari bensin dan tidak baik untuk tubuh
maupun lingkungan yang kita tinggali. Jika kita sadari, semakin besar kebutuhan kita akan
bensin maka semakin banyak karbon dioksida yang dihasilkan sehingga lingkungan semakin
tercemar dan membahayakan bagi penduduk Bumi yang notabene pemakai bahan bakar
bensin. Karbon dioksida (CO2) merupakan salah satu rahasia alam yang dapat dimanfaatkan
untuk proses lain, fotosintesis misalnya.
Dalam penelitian yang penulis ajukan, gas CO2 akan diolah sehingga menjadi CO2 cair
sehingga nantinya mampu didaur ulang menjadi bensin kembali dengan penyempurnaan
nilai oktan menggunakan minyak kelapa sawit yang diolah sedemikian rupa sehingga
nantinya mampu digunakan untuk menanggulangi permasalahan menipisnya bahan utama
bensin, yaitu fosil. Bensin ini nantinya akan diwujudkan sebagai bensin alami yang ramah
lingkungan.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan Manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah:
1.
2.
3.
4.
Menemukan bahan bakar baru yang mampu menjadi cadangan bila di kemudian hari
fosil bahan utama bensin habil.
Menemukan bahan bakar yang ramah lingkungan dengan nilai oktan tinggi dan polusi
yang dapat ditanggulangi.
Pemanfaatan gas buangan CO2 menjadi bahan baku bensin agar tidak selamanya
menjadi gas buangan.
Mengurangi polusi udara karena sudah ada penampung pendaurulangnya.
2
GAGASAN
Kondisi Kekinian dan Kehandalan Gagasan
Bensin kini sudah mulai menjadi barang langkah, apalagi bensin dengan kualitas
yang baik dan ramah lingkungan. Oleh karena itu bensin sebaiknya dimanfaatkan seefektif
mungkin. Untuk menghasilkan bensin berkualitas tinggi dibutuhkan campuran aditif ke
dalam campuran bensin untuk meningkatkan kinerja dan peforma mesin. Sebelumnya telah
digunakan TEL dan MTBE sebagai penambah nilai oktan, namun telah dilarang
penggunannya karena zat buangnya terlalu berbahaya bagi tubuh.
Minyak kelapa sawit mengandung molekul trigliserida berantai hidrokarbon panjang.
Molekul trigliserida ini dapat dipecah menjadi senyawa yang kandungan hidrokarbonnya
setaraf dengan bensin yaitu senyawa biogasoline. Jika minyak sawit langsung dipanaskan,
minyak sawit akan terkondensasi dan terpolimerisasi. Hal ini terjadi karena minyak sawit
memiliki dua gugus yang sangat reaktif, yaitu gugus karbonil dan ikatan rangkap. Oleh
karena itu, pada penelitian ini minyak sawit akan diberikan perlakuan awal terlebih dahulu
dengan membentuk metil ester melalui reaksi transesterifikasi (Setiadi, 2006). Reaksi
transesterifikasi ini akan menggunkan reagen metanol dan katalis Na OH untuk
menghasilkan yield sebesar 83,2% (Rengga, 2006).
Selanjutnya, Palm Oil Methyl Ester (POME) akan di-cracking. Pada proses ini akan
dihasilkan hidrokarbon dengan nilai oktan tinggi yang baik untuk bensin. Katalis yang
digunakan pada proses ini adalah H-Zeolit dari zeolit alam yang sudah diaktivasi dengan
temperatur 320ºC. Produk perengkahan nantinya akan dinitrasi dengan tujuan menambah
gugus nitro sehingga dapat menaikkan angka oktan bensin. Penelitian dengan penambahan
biogasoline + nitrous pernah diteliti dan hasil yang didapatkan berupa peforma mesin yang
baik dan emisi yang rendah (Awaliansyah, 2005).
Karbon dioksida atau CO2 merupakan gas buangan hasil pembakaran dari kendaraan
bermotor maupun hasil buangan industri. Karbon dioksida di alam semesta ini jumlanya
sangat melimpah, apalagi di Indonesia yang sedang maraknya asap akibat pembakaran hutan
hingga mengganggu negara tetangga. Karbon dioksida sendiri berbahaya bagi tubuh apabila
terhirup terlalu banyak karena karbon dioksida sangat mudah berikatan dengan hemoglobin
dalam darah sehingga dapat menyebabkan keracunan dan bisa berakibat pada kematian.
Pada penelitian yang dilakukan tahun 2012 menemukan bahwa karbon dioksida ternyata
dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, ini dilakukan dengan mencairkan gas
karbon dioksida. Sehingga karbon dioksida cair nantinya dapat digunakan sebagai pengganti
bensin.
3
Namun dari penelitian di atas dikhawatirkan karbon dioksida masih memiliki nilai oktan
yang rendah sehingga gas buangannya nanti akan berbahaya serta dapat membuat mesin
cepat rusak karena bahan bekarnya tidak ramah pada mesin. Oleh karena itu, pada penelitian
ini akan dilakukan proses pencairan karbon dioksida menjadi bensin dengan penambahan
minyak kelapa sawit untuk menambah nilai oktan pada karbon dioksida cair tersebut.
Sehingga nantinya diharapkan bahan bahar ini bisa ramah lingkungan dan didapatkan dari
bahan daur ulang, yaitu mendaur ulang gas buangnya.
Gas karbon dioksida ini nantinya akan dicairkan menggunakan proses pencairan gas.
Proses pencairan gas sendiri adalah perubahan fasa dari gas menjadi cair, untuk karbon
dioksida akan dicairkan menggunakan pendinginan sederhana dalam kondisi atmosferik
(pada suhu kurang lebih -162°).
Berikut adalah gambar alat penyaring karbon dioksida yang ada di pabrik-pabrik :
Gambar 1. Proses penyaringan CO2
Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penelitian nilai oktan,
pencairan karbon dioksida, dan proses pencampuran pengolahan minyak kelapa sawit
dengan karbon dioksida cair.
Penelitian untuk nilai oktan terdiri dari 5 tahap utama:
1. Tahap pertama reaksi transesterifikasi
Minyak sawit direaksikan dengan metanol dan katalis basa (NaOH),
kemudian akan terbentuk metil ester yang bercampur dengan gliserin dan didiamkan
mengendap selama 3 hari agar terpisah anatara metil ester, gliserin, dan sebun.
2. Tahap kedua preparasi katalis H-zeolit
Katalis zeolit yang digunakan dalam penelitian ini merupakan katalis zeolit
alam (bila memadai). Pada tahap ini H-zeolit akan dipreparasi kemudian akan
digunakan sebagai katalis H-zeolit dengan menggunakan metode pertukaran ion dan
kalsinasi.
3. Tahap ketiga perengkahan metil ester
Pada langkah ini, reaksi perengkahan dilakukan dengan menggunakan suatu
fixed bed reaktor dengan katalis H-zeolit dan dilakukan secara batch.
4. Tahap keempat sintesis aditif bensin
4
Produk dari tahap ketiga kemudian direaksikan dengan HNO3 dan katalis
H2SO4 (Rudy Wijaya, 2012; Skripsi) untuk mendapatkan tambahan gugus nitro.
Produk yang dihasilkan dari tahap ini merupakan zat aditif bensin yang diinginkan.
Gambar 2. Skema pengaktifan katalis H2SO4 terhadap HNO3 (Fressenden, 1986)
5. Tahap terakhir adalah analisa zat aditif bensin
Pada tahap ini dilakukan analisa densitas dan jenis-jenis komponen terdapat
di dalam zat aditif bensin dengan menggunakan alat FTIR serta untuk mengetahui
angka okttan aditif.
Proses pencairan karobon dioksida (CO2):
1. Tahap penyaringan karbon dioksida
Karbon dioksida nantinya didapatkan dari proses penyaringan pada knalpot
dan cerobong pabrik. Gas karbon dioksida berupa bubuk akan dikumpulkan.
2. Tahap pencairan gas karbon dioksida
Gas karbon dioksida akan dicairkan menggunakan pendinginan sederhana
dalam kondisi atmosferik (pada suhu kurang lebih -162°).
Proses pencampuran karbon dioksida cair dengan hasil olahan minyak kelapa sawit.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Solusi yang sebelumnya pernah ditawarkan adalah pengganti bensin menggunakan
motor listrik dengan pengisian bahan bakar seperti mengecharge handphone, namun cara
itu hanya tenar di Indonesia beberapa waktu saja. Masyarakat Indonesia lebih tertarik dengan
bahan bakar bensin karena dinilai lebih irit.
Solusi yang lain sekarang ini dengan membuat terobosan baru yaitu kualitas bensin
diantara premium dan pertamax yaitu pertalite yang menawarkan nilai oktan yang lebih baik
dari premium dan ramah lingkungan. Lebih mahal dari premium namun lebih terjangkau
daripada pertamax.
5
Gambar 3. Sepeda Listrik
Kondisi Kekinian yang dapat Diperbaiki
Keberadaan karbon dioksida di bumi sudah semakin merajalela, karena kondisi bumi
yang semakin renta. Penebangan hutan terjadi di mana-mana namun tidak disertai dengan
penghijaun kembali menyebabkan produksi oksigen di dunia berkurang. Sementara itu
dewasa ini, semakin berkembangnya industri yang memerlukan bahan bakar menyebabkan
makin banyaknya polusi udara. Alat penyaring karbon dioksida atau penyaring polusi masih
belum berkembang banyak di Indonesia sehingga karbon dioksida masih belum terwadahi
untuk bisa menjadi bermanfaat.
Kondisi kekinia yang dapat diperbaiki adalah pada penyaringan polusi atau gas buang
yang ada di pabrik-pabrik di Indonesia sehingga polusi tidak semakin menyebar, dengan
diperbaki alat penyaring maka dapat dipilah mana yang karbon dioksida dan mana yang zat
berbahaya. Nantinya untuk karbon dioksida yang telah disaring bisa didaur ulang untuk
menjadi karbon dioksida cair dan bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar baru pengganti
bensin dengan penyempurnaan nilai oktan menggunakan minyak kelapa sawit yang telah
diolah.
Gambar 4. Asap Pabrik di Indonesia
6
Pihak-pihak Terkait
Pihak-pihak yang nantinya diharapkan mampu terkait dengan gagasan ini adalah:
Pertamina
Sebagai awal uji coba bahan baru dan uji kelayakan apakah bahan bakar baru (dari
campuran daur ulang karbon dioksida dan minyak kelapa sawit) dapat digunakan sebagai
bahan bakar pengganti bensin dengan biaya yang lebih irit dan bahan yang memang
melimpah di Indonesia.
Jika nantinya layak maka diharapkan Pertamina memproduksi secara massal agar
dapat mengurangi pembelian minyak dar negara lain sehingga mengurangi anggaran negara
dan pemanfaatan hasil alam sendiri untuk perbaikan kondisi alam dan kondisi ekonomi
bangsa.
Pertamina disini juga diharapkan sebagai wadah produksi dan pemasaran, dengan
penulis sebagai pemberi gagasan.
Pemerintah
Selain sebagai penolong bangsa dari segi ekonomi dan pemanfaatan sumber daya
alam, bagi pemerintah ini juga bisa digunakan sebagai ajang unjuk gigi ke negara lain bahwa
bahan bakar kendaraan tidak hanya dari fosil namun bisa dibuat dari daur ulang karbon
dioksida dan pengolahan minyak kelapa sawit.
Sebagai negara pelopor bahan bakar ramah lingkungan yang bahannya dari daur
ulang polusi.
Warga Negara Indonesia
Termasuk segenap yang ada di dalamnya adalah para Ilmuwan, Guru, Dosen, Pekerja
Kantor, rakyat biasa, sebagai konsumen bahan bakar terbaru gagasan anak negeri.
Langkah Strategis
Langkah strategis dalam penerapan gagasan ini adalah penghimbauan kepada pabrikpabrik agar melakukan penyaringan buangan asap pabrik serta menyediakan alat untuk
pemilahan karbon dioksida agar karbon dioksida dapat langsung ditampung dan dicairkan.
Kenapa utamanya di pabrik? Termudah saat ini adalah pabrik karena beberapa daerah di
Indonesia merupakan daerah industri dan banyak pabrik yang asapnya mengganggu kegiatan
sirkulasi udara masyarakat di daerah tersebut.
Pertamina sebagai pewadah selanjutnyalah yang kemudian mengangkut karbon
dioksida car dari setiap pabrik untuk kemudian di proses di laboratorium Pertamina dan
7
mengolahnya dengan minyak kelapa sawit hingga bisa dipasarkan sebagai bahan bakar
ramah lingkungan.
Pada proses pemasarannya, stasiun tv adalah media pengenal utama. Seperti halnya
program KB dan wajib belajar Sembilan tahun, bahan bakar baru ini harusnya juga
diperkenalkan dikalangan masyarakat luas sebagai iklan resmi dari pemerintah khususnya
pertamina, agar masyarakat mengenal dan tau manfaatnya.
KESIMPULAN
Gagasan yang Diusulkan
Gagasan yang diajukan adalah bensin daur ulang karbon dioksida dengan
pemanfaatan karbon dioksida yang dikumpulkan lalu dicairkan dengan suhu atmosferik
(sangat dingin) dan diperbaiki nilai oktannya (formulanya) agar bisa layak disebut sebagai
bahan bakar baru.
Teknik Implementasi
Teknik implementasi dari gagasan di atas telah dijelaskan pada langkah trategis
pelaksanaan, dan dapat dijelaskan dengan bagan berikut:
Gambar 5. Bagan Teknik Implementasi
Pengolahan Bahan
*Kelapa sawit diolah menjadi
minyak.
*Karbon dioksida dicairkan
Persiapan Bahan
-
Kelapa Sawit
Karbon dioksida
Uji nilai oktan dan uji
kelayakan (dilihat dari
warna dan peforma pada
mesin)
Jika Iya
Proses pencampuran
- Minyak kelapa sawit
yang telah diolah
dicampur dengan karbon
dioksida cair
Jika Tidak
Pengenalan bahan bakar baru
ke masyarakat luas dan
diproduksi massal
8
Prediksi Hasil dan Manfaat
Jika gagasan ini nantinya berhasil maka akan ditemukan bahan bakar baru dan bisa
digunakan sebagai bahan bakar pengaliah atau pengganti bensin, jika dikhawatirkan nantinya
fosil sebagai bahan utama bensin semakin menipis dan habis.
Manfaatnya nanti adalah bensin baru itu dapat dijual dengan harga yang relative
ringan dikantong dan menjadikan Indonesia sebagai produksi di rumah sendiri, serta bisa
sebagai aset dalam menghadapi MEA dan tabungan ilmu pengetahuan bagi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Awaliansyah, Gilar. (2005), “Kinerja Mesin Otto Berbahan Bakar Dasar Premium dengan
Penambahan Biogasoline 5% dan (Biogasoline + Nitrous) 5%”. Skripsi Program
Sarjana Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Haryobrono.blogspot.com/2010/12/mengurangi-emisi-kendaraan-dengan-kotak.html?m=1
(diunduh pada tanggal 17 September 2015)
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pencarian_gas (diunduh pada tanggal 11 September 2015)
Rengga, W. D. P., Priatmono, S., dan Kusumaningtyas., R.D. (2005). “Sintesis Alkil Nitrat
dari Minyak Sawit Sebagai Bahan Alternatif Untuk Meningkatkan Nilai Catane
Solar”, Laporan Dosen Muda. Jurusan Kimia FMIPA Unnes.
Setiadi. (2006). “Proses Katalitik Sintesis Hidrokarbon Fraksi Bensin dari Minyak Sawit
Menggunakan Katalis B2O3/Zeolit”. Laporan Penelitian Departemen Teknik Kimia,
Universitas Indonesia, Depok.
Wijaya, Hans. (2007). “Pembuatan Bahan Bakar Bensin dari Metil Ester Melalui Reaksi
Perengkahan Katalitik pada Sistem Semi-Kontinyu Dua Reaksi Nitrasi”. Skripsi,
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Wijaya, Rudy. (2012). “Pembuatan Aditif Bensin Melalui Perengkahan Katalitik Metil Ester
Minyak Sawit dan Penambahan Gugus Nitro:. Skripsi program Sarjana Fakultas
Teknik Universitas Indonesia.
9
1. Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1
Nama Lengkap (dengan
gelar)
Dra. Chusnana Insjaf Yogihati,
M.Si
2
Jenis Kelamin
Perempuan
3
NIDN
0006096506
4
Tempat dan Tanggal Lahir
Madiun, 6 September 1965
5
E-mail
[email protected]
6
Nomor Telepon/HP
081252734417
B. Riwayat Pendidikan
SD
SMP
SMA
Perguruan
Tinggi
Nama
Institusi
SDN
Kartini
Madiun
SMPN 1
Madiun
SMAN 2
Madiun
IKIP Malang
Pascasarjana
UGM
Jurusan
-
-
IPA
Pendidikan Fisika
Ilmu Fisika
Tahun
MasukLulus
1971-1977
1978-1981
1981-1984
1984-1989
1994-1998
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No
Nama Pertemuan Ilmiah
/ Seminar
Judul Artikel llmiah
Waktu dan
Tempat
1
2
3
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)
No
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Penghargaan
1
2
3
ix
Tahun
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No
Nama/NIM
Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/Minggu)
Uraian Tugas
-Telaah Pustaka
1
Faradila Rahmatul
Ula/ 130322615526
S1 Fisika
Geofisika
Komputasi
10
-Mencari Dosen
Pembimbing
-Menyusun
Proposal
2
3
Renatha Putri
Aryanti/
140251601409
S1
Pendidikan
Seni Rupa
Mujtahidatul Ilmi
Fajriyah/
140321602418
S1
Pendidikan
Fisika
xi
Seni
Desain
-Pencarian bahan
proposal
8
-Menyusun
proposal
-Pencarian bahan
proposal
Fisika
8
-Menyusun
proposal
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)
Jalan Semarang 5, Malang 65145
Telepon/Fax: 0341-562180, 551312 Pesawat 265
Laman: www.um.ac.id
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Faradila Rahmatul Ula
NIM
: 130322615526
Program Studi
: Fisika
Fakultas
: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-Gagasan Tertulis saya dengan judul:
PEMANFAATAN CO2 CAIR DAN BIOGASOLINE SEBAGAI BENSIN DAUR ULANG
RAMAH LINGKUNGAN
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2016 bersifat original dan belum pernah dibiayai
oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar – benarnya.
PEMANFAATAN CO2 CAIR DAN BIOGASOLINE SEBAGAI BENSIN DAUR
ULANG RAMAH LINGKUNGAN
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Faradila Rahmatul Ula
130322615526/2013
Renatha Putri Aryanti
140251601409/2014
Mujtahidatul Ilmi Fajriyah
140321602418/2014
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
2016
PENGESAHAN PKM GAGASAN TERTULIS
1. Judul Kegiatan
2. Bidang Kegiatan
: PEMANFAATAN CO2 CAIR DAN BIOGASOLINE
SEBAGAI BENSIN DAUR ULANG RAMAH
LINGKUNGAN
: PKM-Gagasan Tertulis
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
:Faradila Rahmatul Ula
b. NIM
: 130322615526
c. Jurusan
: Fisika
d. Universitas
: Universitas Negeri Malang
e. Alamat Rumah dan HP
:Blimbing-Paciran-Lamongan/085730676062
f. Alamat email
: [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan
: 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
: Dra. Chusnana Insjaf Yogihati, M.Si
b. NIP
: 0006096506
c. Alamat Rumah dan No Tel. /HP: Jl. Mayjen Sungkono Perum Puri Cempaka Putih
BG 2, Malang/081252734417
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas ridho-Nya penulis
dapat menyelesaikan penulisan Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian (PKM-P) yang
berjudul PEMANFAATAN CO2 CAIR DAN BIOGASOLINE SEBAGAI BENSIN
DAUR ULANG RAMAH LINGKUNGAN dengan baik tanpa suatu halangan yang berarti.
Tulisan ini disusun sebagai usulan PKM-GT tahun 2016.
Penulisan PKM-GT ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari semua pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
a. Orang tua, terutama ibu dan ayah penulis yang selalu memberikan dukungan dan
do’anya.
b. Dra. Chusnana Insjaf Yogihati, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan penulisan PKM-GT.
c. Segenap pihak yang telah ikut andil dalam proses penyelesaian penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga tulisan ini dapat
memberi manfaat dan sumbangan ilmiah yang sebesar-besarnya bagi penulis dan pembaca.
Malang, 29 Februari 2016
Penulis
iii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PKM-GT. ....................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI . ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
RINGKASAN . ................................................................................................. 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................. 1
Tujuan dan Manfaat ..................................................................................... 2
GAGASAN
Kondisi Kekinian dan Kehandalan Gagasan ................................................ 2
Solusi yang Pernah Dilakukan ..................................................................... 5
Kondisi Kekinian yang dapat Diperbaiki …………………………………. 6
Pihak-pihak Terkait ..................................................................................... 7
Langkah Strategis ......................................................................................... 7
KESIMPULAN
Gagasan yang Diusulkan .............................................................................. 8
Teknik Implementasi .................................................................................... 8
Prediksi Manfaat .......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1.Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing .................. vi
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas... xi
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim………………………………... xii
iv
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1. Proses penyaringan CO2…………………………………. 4
Gambar 2. Skema pengaktifan katalis H2SO4 terhadap HNO3……… 5
Gambar 3. Sepeda Listrik…………………………………………… 6
Gambar 4. Asap Pabrik di Indonesia ……………………………….. 6
Gambar 5. Bagan Teknik Implementasi…………………………….. 8
v
PEMANFAATAN CO2 CAIR DAN BIOGASOLINE SEBAGAI BENSIN DAUR
ULANG RAMAH LINGKUNGAN
Jalan Semarang No 5, Malang
RINGKASAN
Bensin kini sudah mulai menjadi barang langkah, apalagi bensin dengan kualitas
yang baik dan ramah lingkungan. Oleh karena itu bensin sebaiknya dimanfaatkan seefektif
mungkin. Untuk menghasilkan bensin berkualitas tinggi dibutuhkan campuran aditif ke
dalam campuran bensin untuk meningkatkan kinerja dan peforma mesin. Sebelumnya telah
digunakan TEL dan MTBE sebagai penambah nilai oktan, namun telah dilarang
penggunannya karena zat buangnya terlalu berbahaya bagi tubuh.
Karbon dioksida atau CO2 merupakan gas buangan hasil pembakaran dari kendaraan
bermotor maupun hasil buangan industri. Karbon dioksida di alam semesta ini jumlanya
sangat melimpah, apalagi di Indonesia yang sedang maraknya asap akibat pembakaran hutan
hingga mengganggu negara tetangga. Karbon dioksida sendiri berbahaya bagi tubuh apabila
terhirup terlalu banyak karena karbon dioksida sangat mudah berikatan dengan hemoglobin
dalam darah sehingga dapat menyebabkan keracunan dan bisa berakibat pada kematian. Pada
penelitian yang dilakuakan tahun 2012 menemukan bahwa karbon dioksida ternyata dapat
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, ini dilakukan dengan mencairkan gas karbon
dioksida. Sehingga karbon dioksida cair nantinya dapat digunakan sebagai pengganti bensin
dengan penambahan nilai oktan menggunakan pengolahan minyak kelapa sawit.
Minyak kelapa sawit mengandung molekul trigliserida berantai hidrokarbon panjang.
Molekul trigliserida ini dapat dipecah menjadi senyawa yang kandungan hidrokarbonnya
setaraf dengan bensin yaitu senyawa biogasoline.Penelitian dengan penambahan biogasoline
+ nitrous pernah diteliti dan hasil yang didapatkan berupa peforma mesin yang baik dan
emisi yang rendah (Awaliansyah, 2005). Minyak kelapa sawit bila ditambahkan dengan CO2
cair maka akan menghasilkan formula untuk bensin baru sehingga mampu digunakan
sebagai bahan bakar cadangan atau bahan bakar pengalih.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bensin merupakan hal yang kini tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia,
pada kenyataannya hampir setiap rumah memiliki kendaraan bermotor yang menuntut
pengisian bahan bakar jika kerap kali digunakan. Dalam perkembangannya telah terdapat
macam-macam jenis bensin di Indonesia, mulai dari premium, pertamax, pertamax plus, dan
gagasan baru pemerintah yakni pertalite. Namun seiring berjalannya waktu, fosil yang
merupakan bahan baku bensin semakin lama akan semakin berkurang dikarenakan lamanya
pembentukan tak sebanding dengan cepatnya waktu dalam menghabiskannya.
Telah banyak ditawarkan cara-cara pengalihan dari bahan bakar bensin, diantaranya
yaitu sepeda motor dengan dayanya menggunakan listrik atau dicharge. Namun pengalihan
itu bukan jawaban yang dibutuhkan, masyarakat lebih ‘sreg’ dengan motor berbahan bakar
bensin dan akhirnya bensin tetap menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.
Karbon dioksida merupakan gas buangan dari bensin dan tidak baik untuk tubuh
maupun lingkungan yang kita tinggali. Jika kita sadari, semakin besar kebutuhan kita akan
bensin maka semakin banyak karbon dioksida yang dihasilkan sehingga lingkungan semakin
tercemar dan membahayakan bagi penduduk Bumi yang notabene pemakai bahan bakar
bensin. Karbon dioksida (CO2) merupakan salah satu rahasia alam yang dapat dimanfaatkan
untuk proses lain, fotosintesis misalnya.
Dalam penelitian yang penulis ajukan, gas CO2 akan diolah sehingga menjadi CO2 cair
sehingga nantinya mampu didaur ulang menjadi bensin kembali dengan penyempurnaan
nilai oktan menggunakan minyak kelapa sawit yang diolah sedemikian rupa sehingga
nantinya mampu digunakan untuk menanggulangi permasalahan menipisnya bahan utama
bensin, yaitu fosil. Bensin ini nantinya akan diwujudkan sebagai bensin alami yang ramah
lingkungan.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan Manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah:
1.
2.
3.
4.
Menemukan bahan bakar baru yang mampu menjadi cadangan bila di kemudian hari
fosil bahan utama bensin habil.
Menemukan bahan bakar yang ramah lingkungan dengan nilai oktan tinggi dan polusi
yang dapat ditanggulangi.
Pemanfaatan gas buangan CO2 menjadi bahan baku bensin agar tidak selamanya
menjadi gas buangan.
Mengurangi polusi udara karena sudah ada penampung pendaurulangnya.
2
GAGASAN
Kondisi Kekinian dan Kehandalan Gagasan
Bensin kini sudah mulai menjadi barang langkah, apalagi bensin dengan kualitas
yang baik dan ramah lingkungan. Oleh karena itu bensin sebaiknya dimanfaatkan seefektif
mungkin. Untuk menghasilkan bensin berkualitas tinggi dibutuhkan campuran aditif ke
dalam campuran bensin untuk meningkatkan kinerja dan peforma mesin. Sebelumnya telah
digunakan TEL dan MTBE sebagai penambah nilai oktan, namun telah dilarang
penggunannya karena zat buangnya terlalu berbahaya bagi tubuh.
Minyak kelapa sawit mengandung molekul trigliserida berantai hidrokarbon panjang.
Molekul trigliserida ini dapat dipecah menjadi senyawa yang kandungan hidrokarbonnya
setaraf dengan bensin yaitu senyawa biogasoline. Jika minyak sawit langsung dipanaskan,
minyak sawit akan terkondensasi dan terpolimerisasi. Hal ini terjadi karena minyak sawit
memiliki dua gugus yang sangat reaktif, yaitu gugus karbonil dan ikatan rangkap. Oleh
karena itu, pada penelitian ini minyak sawit akan diberikan perlakuan awal terlebih dahulu
dengan membentuk metil ester melalui reaksi transesterifikasi (Setiadi, 2006). Reaksi
transesterifikasi ini akan menggunkan reagen metanol dan katalis Na OH untuk
menghasilkan yield sebesar 83,2% (Rengga, 2006).
Selanjutnya, Palm Oil Methyl Ester (POME) akan di-cracking. Pada proses ini akan
dihasilkan hidrokarbon dengan nilai oktan tinggi yang baik untuk bensin. Katalis yang
digunakan pada proses ini adalah H-Zeolit dari zeolit alam yang sudah diaktivasi dengan
temperatur 320ºC. Produk perengkahan nantinya akan dinitrasi dengan tujuan menambah
gugus nitro sehingga dapat menaikkan angka oktan bensin. Penelitian dengan penambahan
biogasoline + nitrous pernah diteliti dan hasil yang didapatkan berupa peforma mesin yang
baik dan emisi yang rendah (Awaliansyah, 2005).
Karbon dioksida atau CO2 merupakan gas buangan hasil pembakaran dari kendaraan
bermotor maupun hasil buangan industri. Karbon dioksida di alam semesta ini jumlanya
sangat melimpah, apalagi di Indonesia yang sedang maraknya asap akibat pembakaran hutan
hingga mengganggu negara tetangga. Karbon dioksida sendiri berbahaya bagi tubuh apabila
terhirup terlalu banyak karena karbon dioksida sangat mudah berikatan dengan hemoglobin
dalam darah sehingga dapat menyebabkan keracunan dan bisa berakibat pada kematian.
Pada penelitian yang dilakukan tahun 2012 menemukan bahwa karbon dioksida ternyata
dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, ini dilakukan dengan mencairkan gas
karbon dioksida. Sehingga karbon dioksida cair nantinya dapat digunakan sebagai pengganti
bensin.
3
Namun dari penelitian di atas dikhawatirkan karbon dioksida masih memiliki nilai oktan
yang rendah sehingga gas buangannya nanti akan berbahaya serta dapat membuat mesin
cepat rusak karena bahan bekarnya tidak ramah pada mesin. Oleh karena itu, pada penelitian
ini akan dilakukan proses pencairan karbon dioksida menjadi bensin dengan penambahan
minyak kelapa sawit untuk menambah nilai oktan pada karbon dioksida cair tersebut.
Sehingga nantinya diharapkan bahan bahar ini bisa ramah lingkungan dan didapatkan dari
bahan daur ulang, yaitu mendaur ulang gas buangnya.
Gas karbon dioksida ini nantinya akan dicairkan menggunakan proses pencairan gas.
Proses pencairan gas sendiri adalah perubahan fasa dari gas menjadi cair, untuk karbon
dioksida akan dicairkan menggunakan pendinginan sederhana dalam kondisi atmosferik
(pada suhu kurang lebih -162°).
Berikut adalah gambar alat penyaring karbon dioksida yang ada di pabrik-pabrik :
Gambar 1. Proses penyaringan CO2
Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penelitian nilai oktan,
pencairan karbon dioksida, dan proses pencampuran pengolahan minyak kelapa sawit
dengan karbon dioksida cair.
Penelitian untuk nilai oktan terdiri dari 5 tahap utama:
1. Tahap pertama reaksi transesterifikasi
Minyak sawit direaksikan dengan metanol dan katalis basa (NaOH),
kemudian akan terbentuk metil ester yang bercampur dengan gliserin dan didiamkan
mengendap selama 3 hari agar terpisah anatara metil ester, gliserin, dan sebun.
2. Tahap kedua preparasi katalis H-zeolit
Katalis zeolit yang digunakan dalam penelitian ini merupakan katalis zeolit
alam (bila memadai). Pada tahap ini H-zeolit akan dipreparasi kemudian akan
digunakan sebagai katalis H-zeolit dengan menggunakan metode pertukaran ion dan
kalsinasi.
3. Tahap ketiga perengkahan metil ester
Pada langkah ini, reaksi perengkahan dilakukan dengan menggunakan suatu
fixed bed reaktor dengan katalis H-zeolit dan dilakukan secara batch.
4. Tahap keempat sintesis aditif bensin
4
Produk dari tahap ketiga kemudian direaksikan dengan HNO3 dan katalis
H2SO4 (Rudy Wijaya, 2012; Skripsi) untuk mendapatkan tambahan gugus nitro.
Produk yang dihasilkan dari tahap ini merupakan zat aditif bensin yang diinginkan.
Gambar 2. Skema pengaktifan katalis H2SO4 terhadap HNO3 (Fressenden, 1986)
5. Tahap terakhir adalah analisa zat aditif bensin
Pada tahap ini dilakukan analisa densitas dan jenis-jenis komponen terdapat
di dalam zat aditif bensin dengan menggunakan alat FTIR serta untuk mengetahui
angka okttan aditif.
Proses pencairan karobon dioksida (CO2):
1. Tahap penyaringan karbon dioksida
Karbon dioksida nantinya didapatkan dari proses penyaringan pada knalpot
dan cerobong pabrik. Gas karbon dioksida berupa bubuk akan dikumpulkan.
2. Tahap pencairan gas karbon dioksida
Gas karbon dioksida akan dicairkan menggunakan pendinginan sederhana
dalam kondisi atmosferik (pada suhu kurang lebih -162°).
Proses pencampuran karbon dioksida cair dengan hasil olahan minyak kelapa sawit.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Solusi yang sebelumnya pernah ditawarkan adalah pengganti bensin menggunakan
motor listrik dengan pengisian bahan bakar seperti mengecharge handphone, namun cara
itu hanya tenar di Indonesia beberapa waktu saja. Masyarakat Indonesia lebih tertarik dengan
bahan bakar bensin karena dinilai lebih irit.
Solusi yang lain sekarang ini dengan membuat terobosan baru yaitu kualitas bensin
diantara premium dan pertamax yaitu pertalite yang menawarkan nilai oktan yang lebih baik
dari premium dan ramah lingkungan. Lebih mahal dari premium namun lebih terjangkau
daripada pertamax.
5
Gambar 3. Sepeda Listrik
Kondisi Kekinian yang dapat Diperbaiki
Keberadaan karbon dioksida di bumi sudah semakin merajalela, karena kondisi bumi
yang semakin renta. Penebangan hutan terjadi di mana-mana namun tidak disertai dengan
penghijaun kembali menyebabkan produksi oksigen di dunia berkurang. Sementara itu
dewasa ini, semakin berkembangnya industri yang memerlukan bahan bakar menyebabkan
makin banyaknya polusi udara. Alat penyaring karbon dioksida atau penyaring polusi masih
belum berkembang banyak di Indonesia sehingga karbon dioksida masih belum terwadahi
untuk bisa menjadi bermanfaat.
Kondisi kekinia yang dapat diperbaiki adalah pada penyaringan polusi atau gas buang
yang ada di pabrik-pabrik di Indonesia sehingga polusi tidak semakin menyebar, dengan
diperbaki alat penyaring maka dapat dipilah mana yang karbon dioksida dan mana yang zat
berbahaya. Nantinya untuk karbon dioksida yang telah disaring bisa didaur ulang untuk
menjadi karbon dioksida cair dan bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar baru pengganti
bensin dengan penyempurnaan nilai oktan menggunakan minyak kelapa sawit yang telah
diolah.
Gambar 4. Asap Pabrik di Indonesia
6
Pihak-pihak Terkait
Pihak-pihak yang nantinya diharapkan mampu terkait dengan gagasan ini adalah:
Pertamina
Sebagai awal uji coba bahan baru dan uji kelayakan apakah bahan bakar baru (dari
campuran daur ulang karbon dioksida dan minyak kelapa sawit) dapat digunakan sebagai
bahan bakar pengganti bensin dengan biaya yang lebih irit dan bahan yang memang
melimpah di Indonesia.
Jika nantinya layak maka diharapkan Pertamina memproduksi secara massal agar
dapat mengurangi pembelian minyak dar negara lain sehingga mengurangi anggaran negara
dan pemanfaatan hasil alam sendiri untuk perbaikan kondisi alam dan kondisi ekonomi
bangsa.
Pertamina disini juga diharapkan sebagai wadah produksi dan pemasaran, dengan
penulis sebagai pemberi gagasan.
Pemerintah
Selain sebagai penolong bangsa dari segi ekonomi dan pemanfaatan sumber daya
alam, bagi pemerintah ini juga bisa digunakan sebagai ajang unjuk gigi ke negara lain bahwa
bahan bakar kendaraan tidak hanya dari fosil namun bisa dibuat dari daur ulang karbon
dioksida dan pengolahan minyak kelapa sawit.
Sebagai negara pelopor bahan bakar ramah lingkungan yang bahannya dari daur
ulang polusi.
Warga Negara Indonesia
Termasuk segenap yang ada di dalamnya adalah para Ilmuwan, Guru, Dosen, Pekerja
Kantor, rakyat biasa, sebagai konsumen bahan bakar terbaru gagasan anak negeri.
Langkah Strategis
Langkah strategis dalam penerapan gagasan ini adalah penghimbauan kepada pabrikpabrik agar melakukan penyaringan buangan asap pabrik serta menyediakan alat untuk
pemilahan karbon dioksida agar karbon dioksida dapat langsung ditampung dan dicairkan.
Kenapa utamanya di pabrik? Termudah saat ini adalah pabrik karena beberapa daerah di
Indonesia merupakan daerah industri dan banyak pabrik yang asapnya mengganggu kegiatan
sirkulasi udara masyarakat di daerah tersebut.
Pertamina sebagai pewadah selanjutnyalah yang kemudian mengangkut karbon
dioksida car dari setiap pabrik untuk kemudian di proses di laboratorium Pertamina dan
7
mengolahnya dengan minyak kelapa sawit hingga bisa dipasarkan sebagai bahan bakar
ramah lingkungan.
Pada proses pemasarannya, stasiun tv adalah media pengenal utama. Seperti halnya
program KB dan wajib belajar Sembilan tahun, bahan bakar baru ini harusnya juga
diperkenalkan dikalangan masyarakat luas sebagai iklan resmi dari pemerintah khususnya
pertamina, agar masyarakat mengenal dan tau manfaatnya.
KESIMPULAN
Gagasan yang Diusulkan
Gagasan yang diajukan adalah bensin daur ulang karbon dioksida dengan
pemanfaatan karbon dioksida yang dikumpulkan lalu dicairkan dengan suhu atmosferik
(sangat dingin) dan diperbaiki nilai oktannya (formulanya) agar bisa layak disebut sebagai
bahan bakar baru.
Teknik Implementasi
Teknik implementasi dari gagasan di atas telah dijelaskan pada langkah trategis
pelaksanaan, dan dapat dijelaskan dengan bagan berikut:
Gambar 5. Bagan Teknik Implementasi
Pengolahan Bahan
*Kelapa sawit diolah menjadi
minyak.
*Karbon dioksida dicairkan
Persiapan Bahan
-
Kelapa Sawit
Karbon dioksida
Uji nilai oktan dan uji
kelayakan (dilihat dari
warna dan peforma pada
mesin)
Jika Iya
Proses pencampuran
- Minyak kelapa sawit
yang telah diolah
dicampur dengan karbon
dioksida cair
Jika Tidak
Pengenalan bahan bakar baru
ke masyarakat luas dan
diproduksi massal
8
Prediksi Hasil dan Manfaat
Jika gagasan ini nantinya berhasil maka akan ditemukan bahan bakar baru dan bisa
digunakan sebagai bahan bakar pengaliah atau pengganti bensin, jika dikhawatirkan nantinya
fosil sebagai bahan utama bensin semakin menipis dan habis.
Manfaatnya nanti adalah bensin baru itu dapat dijual dengan harga yang relative
ringan dikantong dan menjadikan Indonesia sebagai produksi di rumah sendiri, serta bisa
sebagai aset dalam menghadapi MEA dan tabungan ilmu pengetahuan bagi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Awaliansyah, Gilar. (2005), “Kinerja Mesin Otto Berbahan Bakar Dasar Premium dengan
Penambahan Biogasoline 5% dan (Biogasoline + Nitrous) 5%”. Skripsi Program
Sarjana Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Haryobrono.blogspot.com/2010/12/mengurangi-emisi-kendaraan-dengan-kotak.html?m=1
(diunduh pada tanggal 17 September 2015)
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pencarian_gas (diunduh pada tanggal 11 September 2015)
Rengga, W. D. P., Priatmono, S., dan Kusumaningtyas., R.D. (2005). “Sintesis Alkil Nitrat
dari Minyak Sawit Sebagai Bahan Alternatif Untuk Meningkatkan Nilai Catane
Solar”, Laporan Dosen Muda. Jurusan Kimia FMIPA Unnes.
Setiadi. (2006). “Proses Katalitik Sintesis Hidrokarbon Fraksi Bensin dari Minyak Sawit
Menggunakan Katalis B2O3/Zeolit”. Laporan Penelitian Departemen Teknik Kimia,
Universitas Indonesia, Depok.
Wijaya, Hans. (2007). “Pembuatan Bahan Bakar Bensin dari Metil Ester Melalui Reaksi
Perengkahan Katalitik pada Sistem Semi-Kontinyu Dua Reaksi Nitrasi”. Skripsi,
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Wijaya, Rudy. (2012). “Pembuatan Aditif Bensin Melalui Perengkahan Katalitik Metil Ester
Minyak Sawit dan Penambahan Gugus Nitro:. Skripsi program Sarjana Fakultas
Teknik Universitas Indonesia.
9
1. Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1
Nama Lengkap (dengan
gelar)
Dra. Chusnana Insjaf Yogihati,
M.Si
2
Jenis Kelamin
Perempuan
3
NIDN
0006096506
4
Tempat dan Tanggal Lahir
Madiun, 6 September 1965
5
[email protected]
6
Nomor Telepon/HP
081252734417
B. Riwayat Pendidikan
SD
SMP
SMA
Perguruan
Tinggi
Nama
Institusi
SDN
Kartini
Madiun
SMPN 1
Madiun
SMAN 2
Madiun
IKIP Malang
Pascasarjana
UGM
Jurusan
-
-
IPA
Pendidikan Fisika
Ilmu Fisika
Tahun
MasukLulus
1971-1977
1978-1981
1981-1984
1984-1989
1994-1998
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No
Nama Pertemuan Ilmiah
/ Seminar
Judul Artikel llmiah
Waktu dan
Tempat
1
2
3
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)
No
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Penghargaan
1
2
3
ix
Tahun
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No
Nama/NIM
Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/Minggu)
Uraian Tugas
-Telaah Pustaka
1
Faradila Rahmatul
Ula/ 130322615526
S1 Fisika
Geofisika
Komputasi
10
-Mencari Dosen
Pembimbing
-Menyusun
Proposal
2
3
Renatha Putri
Aryanti/
140251601409
S1
Pendidikan
Seni Rupa
Mujtahidatul Ilmi
Fajriyah/
140321602418
S1
Pendidikan
Fisika
xi
Seni
Desain
-Pencarian bahan
proposal
8
-Menyusun
proposal
-Pencarian bahan
proposal
Fisika
8
-Menyusun
proposal
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)
Jalan Semarang 5, Malang 65145
Telepon/Fax: 0341-562180, 551312 Pesawat 265
Laman: www.um.ac.id
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Faradila Rahmatul Ula
NIM
: 130322615526
Program Studi
: Fisika
Fakultas
: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-Gagasan Tertulis saya dengan judul:
PEMANFAATAN CO2 CAIR DAN BIOGASOLINE SEBAGAI BENSIN DAUR ULANG
RAMAH LINGKUNGAN
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2016 bersifat original dan belum pernah dibiayai
oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar – benarnya.