T ADP 1201913 Chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Data penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah informasi yang terkait dengan akurasi formulasi rencana stratejik, peran kepemimpinan kepala sekolah, dan pemanfaatan sistem informasi manajemen. Secara umum berdasarkan data yang diperlukan, maka pendekatan yang tepat untuk menemukan pengaruh dua variabel independen terhadap satu variabel dependen digunakan pendekatan kuantitatif (Cohen, et.al, 2007:89).

Penelitian kuantitatif menuntut keakuratan, ketelitian, ketekunan dan sikap kritis untuk dapat menjaring data dari sumbernya. Karena data hasil penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antar variabel -variabel yang dijadikan objek penelitian harus jelas korela sinya sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolahan data, yang pada akhirnya hasil penelitian dianalisis dapat dipercaya (reliabilitas dan validitas), dengan demikian mudah untuk digeneralisasikan dan selanjutnya dapat direkomendasikan dengan hasil rujukan yang dapat diyakini kebenarannya. Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari responden melalui instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Creswell (2008:76) yang menyatakan bahwa desain penelitian survei merupakan prosedur penelitian kuantitatif dimana peneliti mengadakan survei terhadap sampel untuk menggambarkan keadaan populasi. Setelah datanya diperoleh kemudian hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian (Effendi dalam Riduwan, 2008:275).

Dengan kata lain, penelitian ini melakukan survei kepada sampel yang telah ditentukan untuk dimintai pendapatnya mengenai akurasi formulasi rencana stratejik, peran kepemimpinan kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen.


(2)

B. Paradigma Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah penelitian dibagian sebelumnya, desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Dimana :

X1 = Peran kepemimpinan Kepala sekolah X2 = Pemanfaatan Sistem

Informasi Manajemen Y = Akurasi Formulasi Rencana

Stratejik Gambar 3.1

Paradigma Penelitian

C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2012:90), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut McMillan dan Schumacher (2001:45), populasi merupakan sekelompok orang dengan karakteristik yang kurang lebih sama. Sedangkan menurut Arikunto (2006:67) menyatakan bahwa populasi merupakan seluruh subyek penelitian. Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, 1992:6). Suharsimi (2010:173) berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Ditinjau dari banyaknya anggota, populasi terdiri dari populasi terbatas (terhingga) dan tidak terbatas (tak hingga). Dilihat dari sifatnya populasi dapat bers ifat homogen

X1

X2

Y ry1,2

ry2,1


(3)

dan heterogen. Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka faktor yang perlu diperhatikan dalam populasi adalah elemen atau unsur yang dapat diamati. Oleh karena itu, penentuan karakteristik populasi yang tepat merupakan faktor penting dalam suatu penelitian. Pada hakikatnya suatu permasalahan baru akan memiliki makna apabila dikaitkan dengan populasi yang relevan. Populasi tidak hanya terfokus pada orang dan jumlah yang ada pada objek-objek yang diteliti, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh objek yang berhubungan dengan permasalahan.

Data penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah informasi yang berkaitan dengan formulasi rencana stratejik, peran kepemimpinan kepala sekolah, dan pemanfaatan sistem informasi manajemen. Dalam konteks penelitian ini, populasi merujuk pada selur uh kepala SMP Swasta se-Bandung yang jumlahnya 173 kepala sekolah dan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Kode

Sekolah Nama Sekolah

1 01 – 053 SMP Bala Keselamatan 2 01 – 054 SMP Budi Bhakti 3 01 – 056 SMP Pandu 4 01 – 057 SMP Pasundan 4 5 01 – 058 SMP Putra Pajajaran 6 01 – 059 SMP Waringin 7 01 – 060 SMP Yaqin 8 01 – 061 SMP YKPPK 9 01 – 062 SMP YPI

10 01 – 063 SMPK 1 Bina Bakti 11 01 – 064 SMPK 2 Bina Bakti 12 01 – 065 SMPK BPK PENABUR 1 13 01 – 066 SMPK BPPK

14 01 – 067 SMPK Paulus 15 01 – 068 SMPK Trimulia 16 01 – 069 SMP Advent II 17 01 – 070 SMP Al Husainiyyah 18 01 – 071 SMP Bina Dharma 3


(4)

No Kode

Sekolah Nama Sekolah

19 01 – 072 SMP Indonesia Raya 20 01 – 073 SMP Kartika XIX – 2 21 01 – 074 SMP Miftahul Iman 22 01 – 075 SMP Muhammadiyah 6 23 01 – 076 SMP Pasundan 3 24 01 – 077 SMP Pasundan 10 25 01 – 078 SMP Pasundan 12 26 01 – 079 SMP PGRI 2 27 01 – 080 SMP PGRI 5

28 01 – 081 SMP Sekolah Laboratorium UPI 29 01 – 083 SMPK Hidup Baru

30 01 – 084 SMP Advent Cimindi

31 01 – 085 SMP Angkasa Lanud Husein S 32 01 – 086 SMP BPMD Taruna

33 01 – 087 SMP Kian Santang 34 01 – 088 SMP LPPN

35 01 – 089 SMP Muhammadiyah 2 36 01 – 090 SMP Muhammadiyah 4 37 01 – 091 SMP Mutiara 1

38 01 – 092 SMP Mutiara 4 39 01 – 093 SMP Pajajaran 1 40 01 – 094 SMP PGRI 4 41 01 – 095 SMP Rajawali 42 01 – 096 SMP YWKA

43 01 – 097 SMPK BPK PENABUR 5 44 01 – 098 SMP Advent

45 01 – 099 SMP BPP

46 01 – 100 SMP Kristen Baptis 47 01 – 101 SMP Pertiwi

48 01 – 102 SMP Santa Angela 49 01 – 103 SMP Santo Aloysius

50 01 – 104 SMP Kartika Siliwangi XIX – 1 51 01 – 105 SMP Pasundan 6

52 01 – 106 SMP PGII – 1 53 01 – 107 SMP Santa Ursula 54 01 – 108 SMP Sumatera 40 55 01 – 109 SMP Taruna Bakti 56 01 – 110 SMPK Yahya 57 01 – 111 SMP Al Falah 58 01 – 112 SMP Bunga Bangsa 59 01 – 113 SMP Darul Hikam 60 01 – 114 SMP Istiqomah


(5)

No Kode

Sekolah Nama Sekolah

61 01 – 115 SMP Kemah Indonesia 4 62 01 – 116 SMP Nasional

63 01 – 117 SMP Pasundan 8 64 01 – 118 SMP PGII 2 65 01 – 119 SMP PGRI 6 66 01 – 120 SMP Pribadi

67 01 – 121 SMP Salman Al Farisi 68 01 – 122 SMP Kartika X – 1

69 01 – 123 SMP Kemala Bhayangkara 70 01 – 124 SMP Ma’arif

71 01 – 125 SMP Muhammadiyah 1 72 01 – 126 SMP Muslimin 3 73 01 – 127 SMP Pelita 74 01 – 128 SMP PGRI 1 75 01 – 129 SMP PGRI 3 76 01 – 130 SMP Santa Maria 77 01 – 131 SMP Taman Siswa 78 01 – 132 SMP YPU

79 01 – 133 SMPK BPK PENABUR 4 80 01 – 134 SMP Al Hadi

81 01 – 135 SMP Al Islam

82 01 – 136 SMP Plus Baiturrahman 83 01 – 137 SMP Bandung Institut

84 01 – 138 SMP Bina Persada Nusantara 85 01 – 139 SMP Cendekia Muda

86 01 – 140 SMP Gantra

87 01 – 141 SMP Gema Pancasila 88 01 – 142 SMP Guppi Ujung Berung 89 01 – 143 SMP Karya Pembangunan 10 90 01 – 144 SMP Langlangbuana

91 01 – 145 SMP Muhammadiyah 3 92 01 – 146 SMP Mutiara Bunda 93 01 – 147 SMP PGRI 10 94 01 – 148 SMP PGRI 11 95 01 – 149 SMP Triyasa

96 01 – 150 SMP Yayasan Atikan Sunda 97 01 – 151 SMP Al-Ghifari

98 01 – 152 SMP Al Hasan

99 01 – 153 SMP Ign Slamet Riyadi 100 01 – 154 SMP Madya

101 01 – 155 SMP Muhammadiyah 9 102 01 – 156 SMP Muslimin 5


(6)

No Kode

Sekolah Nama Sekolah

103 01 – 157 SMP Otista 104 01 – 158 SMP PGRI 7

105 01 – 159 SMP PGRI 9 Gede Bage 106 01 – 160 SMP Thariikul Jannah 107 01 – 161 SMP Tulus Kartika 108 01 – 162 SMP Vijaya Kusuma 109 01 – 163 SMP Bina Dharma 2 110 01 – 164 SMP Bina Harapan 111 01 – 165 SMP Guna Dharma 112 01 – 166 SMP Karya Nusantara 113 01 – 167 SMP Langlangbuana 2 114 01 – 168 SMP Muhammadiyah 5 115 01 – 169 SMP Muhammadiyah 8 116 01 – 170 SMP Muhammadiyah 10 117 01 – 171 SMP Nusantara Raya 118 01 – 172 SMP PGRI 8

119 01 – 173 SMP Santo Yusup 120 01 – 174 SMP Islam Al Washliyah 121 01 – 175 SMP Bintang Mulia 122 01 – 176 SMP BPI 1

123 01 – 177 SMP Budi Istri 124 01 – 178 SMP Nugraha

125 01 – 179 SMP Pahlawan Toha 126 01 – 180 SMP Pelita Bangsa 127 01 – 181 SMP Plus Al Gozali 128 01 – 182 SMP Santo Aloysius 2 129 01 – 183 SMP Sebelas Maret 130 01 – 184 SMP Yami

131 01 – 185 SMP YPS Sejati 132 01 – 186 SMP Yudisthira 133 01 – 187 SMPK Kalam Kudus

134 01 – 188 SMP BPK PENABUR Holis 135 01 – 189 SMP BPPI Bojong

136 01 – 190 SMP Gamaliel 137 01 – 191 SMP Gracia

138 01 – 192 SMP Jendral Sudirman 139 01 – 193 SMP Mutiara 3

140 01 – 194 SMP Pasundan 5 141 01 – 195 SMP Pasundan 7 142 01 – 196 SMP Pasundan 9

143 01 – 197 SMP Plus Sindang Resmi 144 01 – 198 SMP Swadaya 1


(7)

No Kode

Sekolah Nama Sekolah

145 01 – 199 SMP Swadaya 2 146 01 – 200 SMP YPKKP 147 01 – 201 SMP Assalaam 148 01 – 202 SMP Cokroaminoto 149 01 – 203 SMP Dewi Sartika 150 01 – 204 SMP Ganesha

151 01 – 205 SMP Muhammadiyah 7 152 01 – 206 SMP Nusantara

153 01 – 207 SMP Pasundan 1 154 01 – 208 SMP Pasundan 2 155 01 – 209 SMP Wyata Dharma 156 01 – 210 SMP Yos Sudarso 157 01 – 211 SMPK Rehoboth 158 01 – 213 SMP Plus Temara Ilmu 159 01 – 214 SMP Al Biruni Cerdas Mulia 160 01 – 215 SMP Daarul Qur’an

161 01 – 216 SMP Alfa Centauri 162 01 – 217 SMP Pelita Nusantara 163 01 – 218 SMP Tunas Unggul 164 01 – 219 SMP Juara

165 01 – 220 SMP Hikmah Teladan

166 01 – 221 SMP Islam Terpadu Bina Insan Unggul 167 01 – 222 SMP Bahtera

168 01 – 223 SMP Daarut Tauhiid Boarding School 169 01 – 224 SMP Setia Bhakti

170 01 – 225 SMPK BPK PENABUR Banda 171 01 – 226 SMPK BPK PENABUR Singasana 172 01 – 227 SMP Edu Global

173 01 – 228 SMP Al – Azhar 36

2. Sampel

Karena jumlah populasi yang cukup besar, penelitian ini tidak menggunakan seluruh subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan sampel yang mewakili populasi. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Sugiyono (2013:56 ; 2009:37) dan Arikunto (2006:69) yang menyatakan bahwa jika penelitian tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi, maka peneliti perlu menggunakan sampel yang mewakili


(8)

populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174). Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk mengeneralisasikan hasil penelitian sampel. Dengan demikian, sampel dapat didefinisikan sebagai bagian dari populasi yang mewakili jumlah dan karakteristik dari seluruh populasi. Pengertian

sampel menurut Riduwan (2007:56) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi.” Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi

yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Karena jumlah populasi yang cukup banyak, penelitian ini tidak menggunakan seluruh subyek penelitian. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud, peneliti melakukan penarikan sampel yang jumlahnya relatif sedikit kemudian menemukan karakteristik sampel tersebut untuk kemudian digeneralisasikan pada populasi yang jumlahnya lebih besar. Metode penarikan sampel adalah dengan cluster sampling (a rea sampling),

yakni penarikan sampel berdasarkan daerah, setelah itu dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu menentukan beberapa kepala sekolah yang berada didaerah tersebut sebagai sampel penelitian. Teknik ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012:94) tentang cluster sampling

yang menyatakan bahwa teknik sampling daerah digunakan untuk menetukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. teknik ini terbagi menjadi dua tahap, sampling daerah dan sampling

orang-orang yang ada di daerah tersebut. Terkait dengan jumlah sampel yang digunakan, penelitian ini akan menggunakan rumus yang digunakan oleh Taro Yamane atau Slovin dalam riduwan (2007:65) sebagai berikut :

Dimana :

n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi

d2 = Presisi (Ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%). 1

2 d . N

N n

 


(9)

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus penetuan sampel tersebut, penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 64 kepala SMP swasta yang ada di kota Bandung sebagai lokasi penelitian. Berikut adalah sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Kode

Sekolah Nama Sekolah

1 01 – 056 SMP Pandu 2 01 – 057 SMP Pasundan 4 3 01 – 059 SMP Waringin 4 01 – 063 SMPK 1 Bina Bakti 5 01 – 064 SMPK 2 Bina Bakti

6 01 – 065 SMPK BPK PENABUR 1

7 01 – 066 SMPK BPPK

8 01 – 067 SMPK Paulus 9 01 – 068 SMPK Trimulia 10 01 – 073 SMP Kartika XIX – 2 11 01 – 076 SMP Pasundan 3 12 01 – 078 SMP Pasundan 12 13 01 – 080 SMP PGRI 5

14 01 – 081 SMP Sekolah Laboratorium UPI 15 01 – 085 SMP Angkasa Lanud Husein S 16 01 – 091 SMP Mutiara 1

17 01 – 092 SMP Mutiara 4 18 01 – 093 SMP Pajajaran 1

19 01 – 097 SMPK BPK PENABUR 5

20 01 – 100 SMP Kristen Baptis 21 01 – 102 SMP Santa Angela

22 01 – 104 SMP Kartika Siliwangi XIX – 1 23 01 – 105 SMP Pasundan 6

24 01 – 107 SMP Santa Ursula 25 01 – 108 SMP Sumatera 40

1 2 d . N

N n

 

1 2 (0.10) x 173

173 n

 

4 6 n 


(10)

No Kode

Sekolah Nama Sekolah

26 01 – 110 SMPK Yahya 27 01 – 114 SMP Istiqomah 28 01 – 116 SMP Nasional 29 01 – 117 SMP Pasundan 8 30 01 – 118 SMP PGII 2 31 01 – 122 SMP Kartika X – 1

32 01 – 123 SMP Kemala Bhayangkara 33 01 – 125 SMP Muhammadiyah 1 34 01 – 127 SMP Pelita

35 01 – 128 SMP PGRI 1 36 01 – 130 SMP Santa Maria 37 01 – 131 SMP Taman Siswa 38 01 – 132 SMP YPU

39 01 – 133 SMPK BPK PENABUR 4

40 01 – 150 SMP YAS

41 01 – 175 SMP Bintang Mulia 42 01 – 176 SMP BPI 1

43 01 – 180 SMP Pelita Bangsa 44 01 – 182 SMP Santo Aloysius 2 45 01 – 183 SMP Sebelas Maret 46 01 – 186 SMP Yudisthira 47 01 – 187 SMPK Kalam Kudus

48 01 – 188 SMP BPK PENABUR Holis 49 01 – 189 SMP BPPI Bojong

50 01 – 191 SMP Gracia 51 01 – 194 SMP Pasundan 5 52 01 – 195 SMP Pasundan 7 53 01 – 196 SMP Pasundan 9 54 01 – 198 SMP Swadaya 1 55 01 – 200 SMP YPKKP 56 01 – 201 SMP Assalaam 57 01 – 203 SMP Dewi Sartika 58 01 – 204 SMP Ganesha 59 01 – 206 SMP Nusantara 60 01 – 207 SMP Pasundan 1 61 01 – 210 SMP Yos Sudarso 62 01 – 211 SMPK Rehoboth 63 01 – 220 SMP Hikmah Teladan

64 01 – 225 SMPK BPK PENABUR Banda

65 01 – 226 SMPK BPK PENABUR Singasana 66 01 – 227 SMP Edu Global


(11)

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan hal penting dalam penelitian karena hal tersebut memberikan kejelasan makna variabel yang sedang diteliti bagaimana definisi-definisi tersebut digunakan dalam penelitian ini. Masri.S (2003:46) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel, Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus bisa diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain, adapun definisi operasional adalah sebagai berikut:

1. Formulasi rencana stratejik adalah suatu langkah awal atau proses yang ditujukan untuk membuat strategi-strategi pengembangan sekolah dengan melibatkan stakeholder pendidikan dan dipimpin oleh kepala sekolah dengan memperhatikan berbagai aspek terkait secara akurat.

2. Peran kepemimpinan kepala sekolah adalah serangkaia n peran yang meliputi kemampuan (memotivasi, menemukan, dan mengembangkan segenap potensi yang dimiliki oleh sekolah) dan keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah untuk memformulasikan langkah stratejik yang akan dituangkan dalam rencana stratejik sekolah.

3. Pemanfaatan sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan, menyimpan dan mengelola data menjadi informasi yang berkualitas bagi sekolah dan mengeluarkan informasi tersebut untuk formulasi rencana stratejik sekolah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2012:162) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka,


(12)

keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulan data dan wujud data yang akan dikumpulkan, maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu teknik angket.

Teknik angket diperoleh dari studi lapangan (Field Research), yaitu data yang diperoleh dari responden, baik yang berkaitan dengan variabel bebas maupun terikat yang berhubungan dengan penelitian ini. Untuk mendapatkan data ini dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden. Teknik pengukuran data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif dengan melalui perhitungan statistik, setiap indikator diukur hanya sekali saja. Pengukuran indikator dari beberapa variabel penelitian dilakukan melalui daftar pertanyaan yang dibagikan kepada responden. Angket/kuesioner dibuat dalam bentuk daftar ceklis menggunakan skala Likert yang terdiri dari lima opsi jawaban yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), pernah (P), dan tidak selalu (TS). Untuk kepentingan analisis data secara kuantitatif, maka jawaban terhadap pertanyaan atau pernyataan diberi skor sebagai berikut :

Jawaban selalu (SL) diberi skor 5 Jawaban sering (SR) diberi skor 4

Jawaban kadang-kadang (KD) diberi skor 3 Jawaban pernah (P) diberi skor 2

Jawaban tidak selalu (TS) diberi skor 1

Angket disebarkan pada responden dalam hal ini sebanyak responden. Pemilihan dengan model angket ini, didasarkan atas alasan bahwa: (a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu yang singkat . Melalui teknik model angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang


(13)

diajukan dalam angket tersebut. Indikator- indikator yang merupakan penjabaran dari kepemimpinan kepala sekolah (X1), sistem informasi manajemen (X2) terhadap formulasi rencana stratejik (Y) merupakan variabel pokok yang akan dijadikan sejumlah pertanyaan di dalam angket.

Akdon (2005:131) menyatakan bahwa: angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dan mereka bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Angket digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data secara langsung dari responden yakni dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepadanya. Data yang diperoleh dari responden bisa berupa apa yang diketahui, apa yang disukai, apa yang dirasakan, atau dipikirkan, apa yang diinginkan dan apa yang dibutuhkan.

Penelitian ini merupakan tiga buah instrumen yang berbentuk angket untuk mengukur masing- masing (1) kepemimpinan kepala sekolah, (2) sistem informasi manajemen, (3) formulasi rencana stratejik. Setiap varibel diurai dalam indikator yang dikembangkan menjadi 24 pertanyaan.

F. Proses Penelitian dan Pengumpulan Data

Sebagai suatu rangkaian kegiatan yang bertahap dan saling berkaitan, proese penelitian ini dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Persiapan

Pada tahapan ini dilakukan beberapa kegiatan, yakni (a) konsultasi dengan dosen pembimbing, pembuatan kisi-kisi instrumen penelitian dan desain penelitian, (b) mempersiapkan administrasi berupa catatan-catatan untuk survei awal penelitian. Berikut adalah tabel pembuatan kisi-kisi penelitian dengan variabel- variabel terdiri dari formulasi rencana stratejik sekolah swasta (Y), kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan sistem informasi manajemen (X2).


(14)

Tabel 3.3

Kisi-kisi instrument penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Nomor

Angket

Kepemimpinan Kepala Sekolah

(X1)

Ana lyst

1. Kepala Sekolah mampu melakukan analisis kekuatan dan kelemahan sekolah dengan baik.

2. Kepala Sekolah mampu melakukan analisis peluang dan ancaman bagi sekolah dengan baik.

12, 14, 15, 16

Stra tegy Expert

1. Kepala Sekolah mampu menemukan keunggulan sekolah dengan baik. 2. Kepala Sekolah mampu menstimulus

stakeholders untuk memilih strategi yang sesuai dengan sekolah.

5, 6, 7 17, 18

Guide

1. Kepala Sekolah mampu

menghimpun pendapat dari para sta keholders pendidikan.

2. Kepala Sekolah mampu memandu para stakeholders pendidikan untuk memformulasikan Renstra.

1, 2, 13

Stra tegy Developer

1. Kepala sekolah mampu mendorong stakeholders untuk berkembang untuk melakukan inovasi pendidikan. 2. Kepala Sekolah mampu mengajak

stakeholders untuk melakukan inovasi demi pengembangan sekolah.

9, 10

Colla borator

1. Kepala Sekolah mampu

berkolaborasi dengan stakeholders dalam memformulasikan Renstra.

2. Kepala Sekolah mampu

mempengaruhi stakeholders untuk berpikir, bertindak dan belajar.

3, 4, 21, 22

Ma na ger

1. Kepala Sekolah mampu mengajak stakeholders untuk memanfaatkan sumber daya sekolah dengan baik untuk pertimbangan formulasi Renstra.

2. Kepala Sekolah mampu memilih data informasi yang penting untuk formulasi Renstra.

8, 11

Decision Ma ker

1. Kepala Sekolah berani mengambil keputusan yang tepat untuk formulasi Renstra.

2. Kepala Sekolah menimbang

konsekuensi yang perlu dilakukan sekolah dalam formulasi Renstra.

19,20, 23, 24 Sistem Informasi Manajemen Informa tion a va ila belity

1. Tersedianya informasi untuk pengambilan keputusan dalam formulasi Renstra.

1, 2, 3


(15)

(X2) 2. Kemudahan akses untuk

mendapatkan informasi dalam formulasi Renstra.

Informa tion Releva ncy

1. Tersedianya informasi yang sesuai dengan kebutuhan formulasi Renstra. 4

Informa tion Accura cy

1. Informasi yang rinci untuk formulasi Renstra.

2. Informasi yang tepat untuk formulasi Renstra.

3. Konsistensi informasi dari berbagai sumber untuk formulasi Renstra. 4. Informasi untuk pengambilan

keputusan tidak terdistorsi oleh kepentingan lain.

5. Adanya kejelasan sumber informasi untuk formulasi Renstra.

6, 7, 9, 10, 11, 12, 17, Informa tion Completeness

1. Adanya kelengkapan informasi untuk

formulasi Renstra 5, 13

Actua l Informa tion

1. Informasi yang tersedia untuk formulasi Renstra adalah data yang terbaru atau aktual.

8, 14, 15

Informa tion Ma na gement

1. Pengelolaan data menjadi informasi sekolah menggunakan sistem yang sesuai.

2. Adanya proses validasi informasi untuk formulasi Renstra

16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24 Formulasi Rencana Stratejik (Renstra) (Y) Core Ideology Involvement

1. Kesejajaran nilai-nilai pancasila dengan formulasi Renstra.

2. Kesejajaran nilai-nilai pendidikan

yang terdapat dalam UU

SISDIKNAS dengan formulasi

Renstra

3. Kesejajaran antara tujuan pendidikan nasional dengan tujuan sekolah dengan formulasi Renstra.

1, 2, 3, 4

Sta keholders Involvement

1. Komite sekolah dilibatkan dalam formulasi Renstra.

2. Guru dilibatkan dalam dalam formulasi Renstra.

3. Perwakilan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dilibatkan dalam formulasi Renstra.

4. Ahli atau konsultan pendidikan dilibatkan dalam formulasi Renstra

5, 6, 16, 24

Interna l Environmental Sca nning

1. Adanya analisis kekuatan (strengths) sekolah untuk formulasi Renstra.

2. Adanya analisis kelemahan


(16)

(Weakness) sekolah untuk formulasi Renstra.

Externa l Environmental Sca nning

1. Adanya analisis kesempatan (opportunities) untuk formulasi Renstra.

2. Adanya analisis tantangan (threats) untuk formulasi Renstra.

8,

Future Projection

1. Dilibatkannya ahli atau konsultan pendidikan untuk formulasi Renstra. 2. Formulasi Renstra didasarkan pada

masa depan

9, 12, 18, 19,

20,

Policy

Consideration

1. Kesejajaran antara kebijakan departemen pendidikan nasional dengan formulasi Renstra.

2. Kesejajaran antara kebijakan departemen pendidikan propinsi atau kota/kabupaten (daerah) dengan formulasi Renstra.

14, 15, 17, 21, 22,

Da ta a nd Informa tion

1. Formulasi Renstra didasarkan pada data dan informasi yang dikelola oleh sistem informasi manajemen di sekolah.

11, 13, 23

2. Studi awal Penelitian

Dalam tahap ini penulis melakukan observasi pendahuluan dan konsultasi dengan pihak-pihak, seperti rekan-rekan kepala sekolah yang akan diteliti, dan pihak lain yang relevan dengan kebutuhan informasi penelitian. Termasuk dalam tahap ini melakukan proses perizinan.

3. Menyusun Instrumen Penelitian

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam dengan menggunakan alat ukur yang baik yang disebut instrumen penelitian. Semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Sugiyono (2012:119) mengatakan bahwa:

Instrumen-instrumen penelitian sosial memang ada yang sudah tersedia dan teruji validitas dan reliabilitasnya, seperti instrument untuk mengukur motif berprestasi, (n-ach) untuk mengukur sikap, mengukur IQ, mengukur bakat dan lain-lain.Meskipun telah teruji validitas dan reliabilitasnya, namun tidak digunakan untuk tempat tertentu mungkin tidak valid dan reliabel lagi.Karena fenomena sosia l cepat berubah dan sulit dica ri kesamaannya.Untuk itu peneliti dalam bidang sosia l sering


(17)

menyusun sendiri instrumen penelitian yang dipakai termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya.

Tahap penyusunan instrument penelitian memuat kegiatan-kegiatan (a) menyusun kisi-kisi secara sistematis sesuai variabel penelitian, (b) merumuskan masalah penelitian dengan variabel disertai dengan indikator yang akan dijadikan pertanyaan-pertanyaan, (c) menyusun pertanyaan-pertanyaan beserta alternatif jawabannya sesuai dengan masalah penelitian dan disertai dengan petunjuk pengisian, sehingga jelas tujuan dan maksudnya oleh responden, (d) konsultasi dengan pembimbing untuk diujicoba.

Setiap instrumen baik yang sudah dibakukan maupun yang dibuat oleh peneliti sendiri mempunyai skala pengukuran. Adapun macam skala pengukuran yaitu nominal, ordinal, interval dan ratio (Sugiyono, 2012: 172) sebagai berikut:

a. Skala Nominal, peneliti tidak melakukan pengukuran tetapi lebih pada menghitung dan memberi nama objek yang diteliti. Data yang dihasilkan adalah data nominal atau diskirt.

b. Skala Ordinal adalah skala yang berjenjang dimana sesuatu “lebih”

atau” kurang” dari yang lain. Data yang didapat disebut data ordinal,

yaitu data yang berjenjang jarak antara satu data dengan data yang lain tidak sama.

c. Skala Interval adalah skala yang jarak antara satu data dengan data yang lain sama tetapi tidak mempunyai nilai nol.

d. Skala Ratio, untuk mengukur variabel tertentu dan data ratio merupakan daya yang antara interval satu dengan yang lain mempunyai jarak sama dan mempunyai nilai nol absolut.

4. Uji Coba Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, pengumpulan data menggunakan instrume n angket. Menurut Sugiyono (2012:162), angket merupakan alat pengumpul


(18)

data yang dibuat dalam bentuk pertanyaan tertulis yang disusun untuk mendapatkan informasi dari beberapa orang atau responden.

Penggunaan angket sebagai alat pengumpul data dikarenakan beberapa alasan

1. Indikator pada masing- masing variabel penelitian cukup kompleks 2. Pertanyaan dalam angket disusun standar dan cermat bagi semua

responden berdasarkan permasalahan yang diteliti.

3. Angket dapat disebar dan dijawab responden dalam waktu yang relatif singkat.

Angket akan dikembangkan dengan menggunakan skala likert dengan lima pilihan jawaban dan bobot yang berbeda, yaitu sangat sesuai dengan fakta yang ada (berbobot 5), sesuai fakta yang ada (berbobot 4), tidak tahu (berbobot 3), tidak sesuai dengan fakta yang ada (berbobot 2) dan sangat tidak sesuai dengan fakta yang ada (berbobot 1).

Setelah angket disusun, maka perlu uji coba instrumen penelitian yang bertujuan untuk mengetahui butir-butir pertanyaan atau pernyataan yang dapat dipakai, yang harus diperbaiki atau yang tidak dapat diperbaiki, untuk itu perlu diujicobakan kepada sebagian responden. Setelah angket diuji coba dan diadakan perbaikan serta siap untuk dipakai, selanjutnya angket diperbanyak sesuai dengan sampel yang dibutuhkan. Secara sistematik, langkah-langkah uji coba adalah sebagai berikut:

a. Butir-butir pertanyaan yang telah disusun diteliti kembali kesesuaian dan cakupannya terhadap variabel yang akan diukur.

b. Butir yang telah diteliti kemudian penulis konsultasikan kepada pembimbing sehingga butir-butir soal tersebut benar-benar sesuai dan mencakup variabel yang akan diukur.

c. Uji coba dilaksanakan kepada kelompok guru yang memiliki kesamaan karakteristik dengan responden yang akan diteliti.

d. Instrumen yang telah diisi dalam uji coba selanjutnya dikumpulkan dan diolah untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.


(19)

Uji coba instrumen adalah mengukur validitas dan reliabilitas instrument penelitian. Sejauh mana ketepatan instrument yang akan digunakan sehingga instrumen tersebut layak digunakan sebagai alat pengumpul data.

a. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga mengukur apa yang seharusnya di ukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2007:109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Pengujian validitas koefisien relas i ini dilakukan dengan memakai rumus Pearson Product Moment, sedangkan untuk signifikansi koefisien dilakukan dengan rumus uji-t.

Untuk uji validitas butir ini dipakai analisis item, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor total untuk mencari hubungan ini digunakan rumus korelasi Pearson Product Moment:

( Akdon, 2005:144)

   

 

 

 

2 2

2 2

hitung

Y Y

n X X

n

Y X XY

n r


(20)

Dimana:

rhitung = koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total rhitung = besarnya koefisien korelasi

n = jumlah responden

∑X = Jumlah skor dalam sebaran X

∑Y = Jumlah skor dalam sebaran Y

Pengambilan keputusan item yang valid didasarkan pada uji hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r hitung positif, dan r hitung ≥ 0,3, maka butir soal valid 2. Jika r hitung negatif, dan r hitung < 0,3, maka butir soal tidak valid

Menurut Masrun dalam Sugiyono (2008:188-189) menyatakan bahwa Item yang dipilih (valid) adalah yang memiliki tingkat korelasi

≥ 0,3. Jadi, semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur.

Untuk lebih jelasnya tetang uji validitas, berikut adalah rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas data kepemimpinan kepala sekolah (X1), data sistem informasi manajemen (X2), dan formulasi rencana stratejik (Y).

Tabel 3.4

Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Data

Variabel No

Pernyataan r

Hitung r Tabel Kriteria

kepemimpinan kepala sekolah

(X1)

1 0.70 0.30 Valid

2 0.69 0.30 Valid

3 0.69 0.30 Valid

4 0.79 0.30 Valid

5 0.89 0.30 Valid

6 0.59 0.30 Valid

7 0.73 0.30 Valid


(21)

Variabel No Pernyataan

r

Hitung r Tabel Kriteria

9 0.91 0.30 Valid

10 0.88 0.30 Valid

11 0.66 0.30 Valid

12 0.56 0.30 Valid

13 0.71 0.30 Valid

14 0.74 0.30 Valid

15 0.73 0.30 Valid

16 0.73 0.30 Valid

17 0.85 0.30 Valid

18 0.79 0.30 Valid

19 0.82 0.30 Valid

20 0.70 0.30 Valid

21 0.62 0.30 Valid

22 0.71 0.30 Valid

23 0.58 0.30 Valid

24 0.64 0.30 Valid

sistem informasi manajemen

(X2)

1 0.65 0.30 Valid

2 0.55 0.30 Valid

3 0.61 0.30 Valid

4 0.48 0.30 Valid

5 0.83 0.30 Valid

6 0.65 0.30 Valid

7 0.51 0.30 Valid

8 0.77 0.30 Valid

9 0.40 0.30 Valid

10 0.66 0.30 Valid

11 0.74 0.30 Valid

12 0.69 0.30 Valid

13 0.76 0.30 Valid

14 0.37 0.30 Valid

15 0.42 0.30 Valid

16 0.56 0.30 Valid

17 0.61 0.30 Valid

18 0.90 0.30 Valid

19 0.80 0.30 Valid


(22)

Variabel No Pernyataan

r

Hitung r Tabel Kriteria

21 0.68 0.30 Valid

22 0.68 0.30 Valid

23 0.31 0.30 Valid

24 0.68 0.30 Valid

formulasi rencana stratejik (Y)

1 0.67 0.30 Valid

2 0.76 0.30 Valid

3 0.74 0.30 Valid

4 0.16 0.30 Invalid

5 0.62 0.30 Valid

6 0.40 0.30 Valid

7 0.82 0.30 Valid

8 0.77 0.30 Valid

9 0.77 0.30 Valid

10 0.56 0.30 Valid

11 0.82 0.30 Valid

12 0.70 0.30 Valid

13 0.49 0.30 Valid

14 0.38 0.30 Valid

15 0.38 0.30 Valid

16 0.50 0.30 Valid

17 0.33 0.30 Valid

18 0.49 0.30 Valid

19 0.68 0.30 Valid

20 0.46 0.30 Valid

21 0.80 0.30 Valid

22 0.87 0.30 Valid

23 0.56 0.30 Valid

24 0.56 0.30 Valid

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjukan pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak tendinsius mengarah untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang


(23)

 

N N

X X

2 2

2

sudah dapat dipercaya, reliabel akan menghasilkan data yang benar sesuai dengan kenyataannya, maka beberapa kalipun diambil tetap akan sama. Reliabel menunjukan pada tingkat keterandalan sesuatu dan dapat dipercaya, Arikunto (2006:170).

Pengujian reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha ( ) melalui tahapan sebagai berikut.

Perta ma, menghitung nilai reliabilitas atau r hitung (r11) dengan

menggunakan rumus berikut.

2

11 1 2

1

i

t

n r

n

 

 

 

  



(Arikunto, 2003:109)

Keterangan :

11

r = Reliabilitas tes yang dicari 

2 i

 Jumlah varians skor tiap-tiap item 2

t

= Varians total n = banyaknya soal

Kedua, mencari varians semua item menggunakan rumus berikut.

(Arikunto, 2003:97)

Keterangan :

X

= Jumlah Skor 2

X

= jumlah kuadrat skor N = banyaknya sampel


(24)

Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (2008:184) yang disajikan pada tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.5

Pedoman InterpretasiKoefesien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 - 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tingi

Proses pengujian reliabilitas dilakukan menggunakan bantuan perangkat lunak MS Excel 2007. Hasil pengujian didapatkan :

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen Nilai

Reliabilitas Kriteria Kepemimpinan kepala sekolah (X1) 0,96 Sangat Tinggi Sistem informasi manajemen (X2) 0,92 Sangat Tinggi Formulasi rencana stratejik (Y) 0,90 Sangat Tinggi

Merujuk pada pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (2008:184), dapat ditarik kesimpulan bahwa reliabilitas instrumen pengungkap pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan sistem informasi manajemen terhadap formulasi rencana stratejik berada pada kategori sangat tinggi. Artinya, instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi.


(25)

5. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Untuk pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap yaitu: tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi kegiatan (a) mempersiapkan lembaran- lembaran angket kepada responden; (b) mempersiapkan surat izin untuk penelitian dan untuk menentukan hasil pengambilan data, sedangkan tahap pelaksanaan berlangsung setelah semua persyaratan dilengkapi dan semua angket telah disiapkan, dan telah ada persetujuan dari lembaga yang diteliti. Setelah angket disebar, kemudian dikumpulkan kembali pada waktu yang telah ditentukan. Setelah data berhasil dikumpulkan, diadakan seleksi data agar dapat diolah lebih lanjut. Didalamnya dibahas mengenai lengkap tidaknya angket yang disebar, cara pengisian jawaban dan isi angket. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar angket memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan sehingga dapat diolah lebih lanjut ke tahap berikutnya.

6. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data a. Deskripsi Variabel

Langkah analisis untuk memperoleh deksrisipsi variabel dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut.

Tabel 3.7

Kategorisasi Deskripsi Variabel

Interval Kriteria

X > µ +1,5σ Kategori sangat tinggi

µ + 0,5σ < X ≤ µ + 1,5σ Kategori tinggi µ - 0,5σ < X ≤ µ + 0,5σ Kategori Sedang

µ - 1,5σ < X ≤ µ -0,5σ Kategori rendah

X ≤ µ-1,5σ Kategori sangat rendah µ = rata-rata ideal (skor tengah = 3 x jumlah pernyataan)

σ = standar deviasi = (rentang/6)

rentang = skor maksimal – skor minimal


(26)

b. Path Analyisis

Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan sistem informasi manajemen terhadap formulasi rencana stratejik dianalisis dengan menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis). Karena penelitian ini bersifat atau berkenaan dengan faktor pengaruh maka analisis statistik yang dipakai adalah “path analysis” atau analisis jalur. Analisis ini menghendaki data yang bersifat interval. Data dalam penelitian ini adalah dalam bentuk ordina l, maka agar terdapat kesetaraan data untuk dio lah lebih lanj ut maka skala tersebut diubah dahulu menjadi skala interval dengan menggunakan Method Of successive Interva l (MSI). Adapun langkah–langkah melakukan perubahan data tersebut adalah sebagai berikut (Riduwan, 2007:32).

a. Hasil jawaban untuk setiap pertanyaan dihit ung frekuesi setiap pilihan jawaban

b. Frekuensi yang diperoleh setiap pertanyaan dihit ung proporsi setiap pilihan jawaban.

c. Berdasarkan proporsi untuk setiap p ertanyaan tersebut, dihitung proporsi kumulatif untuk setiap pertanyaan

d. Kemudian ditentukan nilai batas untuk Z bagi setiap pilihan jawaban dan setiap pertanyaan.

e. Hitung nilai Interval rata–rata untuk setiap pilihan jawaban dengan persamaan sebagai berikut :

Bawah) Batas

bawah di

(Daerah

-Atas) Batas bawah di

(Daerah

Atas) Batas (Kepadatan

-Bawah) Batas

(Kepadatan 

Scale

Selanjutnya, data hasil MSI dilakukan analisis data prasyarat dengan menguji persyaratan analisis, yaitu (1) uji normalitas dan (2) uji linieritas Riduwan (2010 :184).


(27)

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas masing - masing variabel dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah sebaran data tiap variabel tidak menyimpang dari ciri - ciri data yang akan berdistribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 17 Uji Kolmogorov-Smirnov. Dengan kriteria apabila nilai probabilitas atau signifikansi lebih besar dari 0,05 data berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai probabilitas atau signifikansi lebih kecil dari 0,05 data tidak berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Variabel yang akan diuji linieritasnya adalah variabel X1, X2 atas Y. Perhitungan uji linieritas dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 17. Pedoman yang digunakan untuk menentukan kelinieran antar variabel adalah dengan membandingkan nilai probabilitas hitung dengan nilai probabilitas

Tabel pada taraf signifikansi α = 0.05. Kaidah keputusan yang

berlaku adalah sebagai berikut :

1) Nilai sig F atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0.05, maka distribusi data berpola tidak Linier.

2) Nilai sig F atau signifikansi atau nilai probabilitas ≤ 0.05, maka distribusi data berpola Linier.

Setelah diketahui data tersebut berdistribusi normal dan mempunyai distribusi data berpola Linier, maka selanjutnya dilakukan uji analisis jalur dengan tahapan sebagai berikut.

1. Menghitung matriks korelasi antar variabel yang berbentuk : X1 X2

  

X2X2 X2X1

X1X2 X1X1

2 1

r r

r r X X


(28)

Dengan rXiXj adalah koefisien korelasi antara Xi dan Xj,

i ≠ j = 1, 2

2. Menentukan matriks invers korelasi, yaitu : X1 X2

      22 21 12 11 2 1 CR CR CR CR X X

3. Menghitung koefisien jalur dengan rumus:

 2 1 j j YX ij YXi CR .r

p ; i = 1, 2

Dengan :

 PYXi adalah koefisien jalur dari variabel Xi terhadap variabel Y

 rYXi adalah korelasi sederhana antara variabel Y dan variabel Xj

 CRij adalah unsur pada baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks invers korelasi.

4. Menghitung Koefisien Determinasi

 4 1 YXi YXi 2

YX1X2 P .r

R

i

5. Menghitung koefisien jalur dari variabel residu є digunakan rumus :

2 YX1X2 Yε 1 R

p  

6. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung a. Pengaruh langsung : (PYxi) . 100 %

b. Pengaruh tidak langsung : (PYxi . rij . PYxj ) . 100 %

7. Menguji koefisien jalur secara keseluruhan dengan langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Perumusan Hipotesis H0 : PYX1 = PYX2 = 0

H1 : Paling sedikit satu PYXi ≠ 0 b. Besaran-besaran yang diperlukan

Menghitung

  4 1 i YXi YXi 2

YX1X2 P r


(29)

c. Statistik uji

2 YX1YX2 2

YX1YX2

n 1 .R

F

1 R

k k

  

 d. Kriteria Pengujian

Dengan mengambil taraf nyata α, maka : H0ditolak, jika F ≥ Fα;(n - 3,2)

e. Kesimpulan

Penafsiran dari H0 diterima atau ditolak.

8. Menguji koefisien jalur secara individu dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Perumusan Hipotesis H0 : PYXi = 0

H1 : PYxi > 0, i = 1, 2

b. Besaran-besaran yang diperlukan Menghitung PYXi, CRii, R2YX1X2 c. Statistik Uji

YXi

i 2

YX1X2 ii

P t

(1 R ).CR

n k 1

 

 

d. Kriteria Pengujian

Dengan mengambil taraf nyata α, maka : H0 ditolak, jika ti ≥ t(1-α); n - 3.

e. Kesimpulan


(1)

Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (2008:184) yang disajikan pada tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.5

Pedoman InterpretasiKoefesien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 - 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tingi

Proses pengujian reliabilitas dilakukan menggunakan bantuan perangkat lunak MS Excel 2007. Hasil pengujian didapatkan :

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen Nilai

Reliabilitas Kriteria Kepemimpinan kepala sekolah (X1) 0,96 Sangat Tinggi Sistem informasi manajemen (X2) 0,92 Sangat Tinggi Formulasi rencana stratejik (Y) 0,90 Sangat Tinggi

Merujuk pada pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (2008:184), dapat ditarik kesimpulan bahwa reliabilitas instrumen pengungkap pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan sistem informasi manajemen terhadap formulasi rencana stratejik berada pada kategori sangat tinggi. Artinya, instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi.


(2)

5. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Untuk pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap yaitu: tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi kegiatan (a) mempersiapkan lembaran- lembaran angket kepada responden; (b) mempersiapkan surat izin untuk penelitian dan untuk menentukan hasil pengambilan data, sedangkan tahap pelaksanaan berlangsung setelah semua persyaratan dilengkapi dan semua angket telah disiapkan, dan telah ada persetujuan dari lembaga yang diteliti. Setelah angket disebar, kemudian dikumpulkan kembali pada waktu yang telah ditentukan. Setelah data berhasil dikumpulkan, diadakan seleksi data agar dapat diolah lebih lanjut. Didalamnya dibahas mengenai lengkap tidaknya angket yang disebar, cara pengisian jawaban dan isi angket. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar angket memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan sehingga dapat diolah lebih lanjut ke tahap berikutnya.

6. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data a. Deskripsi Variabel

Langkah analisis untuk memperoleh deksrisipsi variabel dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut.

Tabel 3.7

Kategorisasi Deskripsi Variabel

Interval Kriteria

X > µ +1,5σ Kategori sangat tinggi

µ + 0,5σ < X ≤ µ + 1,5σ Kategori tinggi µ - 0,5σ < X ≤ µ + 0,5σ Kategori Sedang

µ - 1,5σ < X ≤ µ -0,5σ Kategori rendah

X ≤ µ-1,5σ Kategori sangat rendah

µ = rata-rata ideal (skor tengah = 3 x jumlah pernyataan)

σ = standar deviasi = (rentang/6)

rentang = skor maksimal – skor minimal


(3)

b. Path Analyisis

Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan sistem informasi manajemen terhadap formulasi rencana stratejik dianalisis dengan menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis). Karena penelitian ini bersifat atau berkenaan dengan faktor pengaruh maka analisis statistik yang dipakai adalah “path analysis” atau analisis jalur. Analisis ini menghendaki data yang bersifat interval. Data dalam penelitian ini adalah dalam bentuk ordina l, maka agar terdapat kesetaraan data untuk dio lah lebih lanj ut maka skala tersebut diubah dahulu menjadi skala interval dengan menggunakan Method Of successive Interva l (MSI). Adapun langkah–langkah melakukan perubahan data tersebut adalah sebagai berikut (Riduwan, 2007:32).

a. Hasil jawaban untuk setiap pertanyaan dihit ung frekuesi setiap pilihan jawaban

b. Frekuensi yang diperoleh setiap pertanyaan dihit ung proporsi setiap pilihan jawaban.

c. Berdasarkan proporsi untuk setiap p ertanyaan tersebut, dihitung proporsi kumulatif untuk setiap pertanyaan

d. Kemudian ditentukan nilai batas untuk Z bagi setiap pilihan jawaban dan setiap pertanyaan.

e. Hitung nilai Interval rata–rata untuk setiap pilihan jawaban dengan persamaan sebagai berikut :

Bawah) Batas

bawah di

(Daerah

-Atas) Batas bawah di

(Daerah

Atas) Batas (Kepadatan

-Bawah) Batas

(Kepadatan 

Scale

Selanjutnya, data hasil MSI dilakukan analisis data prasyarat dengan menguji persyaratan analisis, yaitu (1) uji normalitas dan (2) uji linieritas Riduwan (2010 :184).


(4)

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas masing - masing variabel dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah sebaran data tiap variabel tidak menyimpang dari ciri - ciri data yang akan berdistribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 17 Uji Kolmogorov-Smirnov. Dengan kriteria apabila nilai probabilitas atau signifikansi lebih besar dari 0,05 data berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai probabilitas atau signifikansi lebih kecil dari 0,05 data tidak berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Variabel yang akan diuji linieritasnya adalah variabel X1, X2 atas Y. Perhitungan uji linieritas dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 17. Pedoman yang digunakan untuk menentukan kelinieran antar variabel adalah dengan membandingkan nilai probabilitas hitung dengan nilai probabilitas

Tabel pada taraf signifikansi α = 0.05. Kaidah keputusan yang

berlaku adalah sebagai berikut :

1) Nilai sig F atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0.05, maka distribusi data berpola tidak Linier.

2) Nilai sig F atau signifikansi atau nilai probabilitas ≤ 0.05, maka distribusi data berpola Linier.

Setelah diketahui data tersebut berdistribusi normal dan mempunyai distribusi data berpola Linier, maka selanjutnya dilakukan uji analisis jalur dengan tahapan sebagai berikut.

1. Menghitung matriks korelasi antar variabel yang berbentuk : X1 X2

  

X2X2 X2X1

X1X2 X1X1 2 1

r r

r r X X


(5)

Dengan rXiXj adalah koefisien korelasi antara Xi dan Xj,

i ≠ j = 1, 2

2. Menentukan matriks invers korelasi, yaitu : X1 X2

      22 21 12 11 2 1 CR CR CR CR X X

3. Menghitung koefisien jalur dengan rumus:

 2 1 j j YX ij

YXi CR .r

p ; i = 1, 2

Dengan :

 PYXi adalah koefisien jalur dari variabel Xi terhadap variabel Y  rYXi adalah korelasi sederhana antara variabel Y dan variabel Xj  CRij adalah unsur pada baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks

invers korelasi.

4. Menghitung Koefisien Determinasi

 4 1 YXi YXi 2

YX1X2 P .r

R

i

5. Menghitung koefisien jalur dari variabel residu є digunakan rumus :

2 YX1X2

Yε 1 R

p  

6. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung a. Pengaruh langsung : (PYxi) . 100 %

b. Pengaruh tidak langsung : (PYxi . rij . PYxj ) . 100 %

7. Menguji koefisien jalur secara keseluruhan dengan langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Perumusan Hipotesis H0 : PYX1 = PYX2 = 0

H1 : Paling sedikit satu PYXi ≠ 0 b. Besaran-besaran yang diperlukan

Menghitung

  4 1 i YXi YXi 2

YX1X2 P r


(6)

c. Statistik uji

2 YX1YX2 2

YX1YX2

n 1 .R

F

1 R

k k

  

 d. Kriteria Pengujian

Dengan mengambil taraf nyata α, maka : H0ditolak, jika F ≥ Fα;(n - 3,2)

e. Kesimpulan

Penafsiran dari H0 diterima atau ditolak.

8. Menguji koefisien jalur secara individu dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Perumusan Hipotesis H0 : PYXi = 0

H1 : PYxi > 0, i = 1, 2

b. Besaran-besaran yang diperlukan Menghitung PYXi, CRii, R2YX1X2 c. Statistik Uji

YXi

i 2

YX1X2 ii

P t

(1 R ).CR

n k 1

 

 

d. Kriteria Pengujian

Dengan mengambil taraf nyata α, maka : H0 ditolak, jika ti ≥ t(1-α); n - 3.

e. Kesimpulan