KORELASI TINGKAT PEMAHAMAN KEAGAMAAN TERHADAP TOLERANSI (STUDI KASUS MASYARAKAT DESA KEMBANGARUM,KELURAHAN DUKUH, KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA 2010 - Test Repository

  

KORELASI TINGKAT PEMAHAMAN

KEAGAMAAN TERHADAP TOLERANSI

(studi kasus masyarakat desa Kembangarum,

kelurahan Dukuh, kecamatan Sidomukti kota

  

Salatiga tahun 2010 )

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memperoleh Gelar Saqana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  Oleh ROCHMADI 111 05 043

  JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA

  ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  2010 PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah di!ereksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama N'ff

  Ju i

  Pro Jud

  isan

  Roclunadi 111 C5 043 : Tarbiyali main studi : Pendidikan Agama Islam

  : KORELASI TINGKAT PEMAHAMAN KEAGAMAAN TERHADAP TOLERANSI (studi kasus

  ui

  Telah kam it asyarakal desa Kembangaram, kelurahan Dukuh, kecamatan Sidomukti, kota Salatiga tahun 2010) setujui untuk dimunaqosalikan.

  Salatiga, 5 Oktober 2010 Pembimbing N IP .196806131994031004 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang pertanda tangan dibawah ini: N at ia : Rochmadi NIM :11105043 san : Tarbiyah

  Jun

  Pro; yam Studi : Pendidikan Agama Islam Menyataka t bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendir , bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang t srdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 4 Oktober 2010 Rochmadi

  

SKRIPSI

KORELASI TINGKAT PEMAHAMAN KEAGAMAAN TERHADAP

TOLERANSI

  (studi kasus masyarakat desa Kembangarum, kelurahan Dukuh, kecamatan Sidomukti, kota Salatiga)

  

DISUSUN OLEH

ROCHMADI

NIM : 111 05 043

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Kependidikan Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 14 Maret 2011 dan teh h dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana SI

  Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji

  (

  Ketua Penguji : Dr. Imam Sutomo, M.Ag Sekretaris Penguji : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si Penguji I

  : D. Islamiyah, M.Ag Penguji II : Dr.. Zakiyudin, M.Ag Penguji III

  : Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag 'ktober 2012

  :082719831002 MOTTO

  /1 4

  u p 4jjt

  01 ^0' - j r ==>\

  

“Hai mamsia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku

supaya k an u saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara lain u disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.

  

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui, lagi. Maha Mengenal” . (QS. Al-

Hujurat: 13).

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini s<iya persembahkan kepada: Kedi ia orang tuaku (Bapak Kasmin dan Ibu Rasmi) >

  > Kakak (Rulciyanto) > Adik (Darwati, Bayu Aji Saputra)

  

A Dose a pembimbing Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag,, yang membimbingku

dalai a menyelesaikan skripsi penelitian ini.

  > Para iosen yang selalu membimbingku di Ma’had (Mr. M. Hafidz, M. Ag, Mr. 1 lanun g Triyoky, M,Hum, M.Ed, Mr. Haminam, M.Pd, Mr, Munajat MA)

  > Para sahabat seperjuanganku PAI B 2005 dalam menyelesaikan 'r Para perki bahan. sahabat seperjuanganku Ma’had Mahasiswa STAIN Salatiga; > Term n-teman yang ada di Ma’had STAIN Salatiga: M. Klioiml Muna - Muadib Mahasin uhad/ab - Ahmad Mahsun / nwar Rosyid - Muhyidin Anwar

  Sflmingan - Muntaha Al-Misbah > Dan eman-teman yang mengenalku dan membaca skripsi ini. Pu ji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

  laksanakan

  rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan penelitian ini dapat kami dan kami selesaikiln sesuai rencana.

  Kita sebagai generasi muda islam dalam berperilaku harus sesuai dengan al- Qur’an dan ils- Suimah, maka penelitian ini kami beri judul “Korelasi Tingkat

  Pemahaman Keagamaan Terhadap Toleransi” dengan studi kasus masyarakat Desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Semoga ini bermanfaat lag i penulis khususnya, dunia pendidikan dan masyarakat pada umumnya. Amin.

  Pelaksanaan kegiatan penelitian ini tidak akan terwujud tanpa adanya pemberian kesempatan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan ter makasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak seita Ibu yang tak henti-hentinya memberikan motivasi baik berupa material a aupun spiritual.

  3. Bapak Pn >f. Dr. H. Mansur, M.Ag yang sangat sabar dan teliti di dalam membimb ng skripsi penulis.

  4. Ibu Dra. S ti Asdiqoh, M.Si selaku kaprogdi PAI STAIN Salatiga,

  5. Bapak Ust tdz Hafidz, M.Ag selaku pengasuh Ma’had STAIN Salatiga yang telah membimbing dan memotivasi penulis semasa penulis memperdalam ilmunya si Ma’had SI 'AIN Salatiga.

  

ABSTRAK

Rochmadi, 2010. Korelasi Tingkat Pemahaman Keagamaan Terhadap Toleransi

(studi kasus masyarakat Desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan

  Sidomukti, R ota Salatiga tahun 2010). S

  kripsi jurusan taibiyah. Progran studi pendidikan aj ;ama islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag,.

  Kata kunci : pemahaman keagamaan dan toleransi.

  Sebagai bangsa yang mempunyai multi agama, keanekaragaman perilaku dan -i idat istiadat membuat masyarakat Indonesia mempunyai watak yang dipengaruhi oleh agama yang mereka anut. Tetapi karena bangsa Indonesia menyadari r ilai-nilai bangsa Indonesia dan nilai-nilai Pancasila beserta penjabarananya dalam UUD 1945, maka perbedaan agama bukanlah suatu hal yang merintangi dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pada dasarnya seti tp agama menginginkan hal yang sama. Yaitu kedamaian dalam hidup pada suatu negara dan kebebasan dalam menganut serta menjalankan peribadatan dalam agamanya masing-masing. Rumusan masalah penelitian ini : (1) bagaimara variasi tingkat pemahaman tingkat keagamaan masyarakat Kembangarum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti tahun 2010.; (2) untuk mengetahui w riasi tingkat toleransi masyarakat Kembangarum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti tahun 2010.; (3) untuk mengetahui tingkat korelasi pemahaman tingkat keagamaan masyarakat Kembangarum Kelurahan Dukuh

  Kecamatan Si Tuju lomukti tahun 2010. m penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui variasi tingkat pemahaman keagamaan masyarakat di Desa Kembngarum, Kelurhan Dukuh, iomukti Kota Salatiga Tahun 2010.; (2) untuk mengethui variasi masyrakat di desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan him 2010,; (3) untuk mengetahui korelasi tingkt pemahaman rhadp toleransi masyarakat di Desa Kembangarum, Kelurahan tatan Sidomukti Tahun 2010. s pelaksanaan penelitian ini, renspondennya sebanyak 40 orang

  ;sa Kembangarum dan pengumpulan data meggunakan observasi y. Sehingga hipotesis yang menyatakan tingkat pemahaman

  Kecamatan Si sikap tolerans Sidomukti T i keagamaan te Dukuh, Kecan

  Pros< masyarakat D dan interwie) keagamaan adi korelasi terhadap toleransi masyarakat.

  DAFTAR ISI SAMPUL PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGESAHA1 PERNYATAA] J KEALIAN TULISAN MOTTO PERSEMBAFL KATA PENGA

  l

  N NTAR ABSTRAK DAFTAR IS I...

  DAFTAR TAB:

  BAB IPENDAJ A. Latar Be B. Rumusan C. Tujuan F D. Manfaat E. Hipotesi; F. Metode I G. Definisi' KELULUSAN RJLUAN akang M asalah. M asalah......... enelitian fasil Penelitian. enelitian

  Operasional H. Sistematika Penulisan Skripsi. i ii iii iv v vi vii ix x xiii

  1

  4

  4

  5

  5

  6

  7

  11

  BAB II LAN D/ A. Tingkat oemahaman keagamaan SAN TEORI

  BAB III LAPOI A. Kondisi j B. Proseste Kembanj C. Daftar m D. Datahasi E. Datahasi m toleransi finsip-prinsip etika islam ............................................ ioral dan etika............................................................. oral dan akhlak.......................................................... aedah mempelajari etika............................................. tingkat pemahaman keagamaan terhadap toleransi

  ata korelasi tingkat pemahaman keagamaan toleransi.......................................................................

  43

  40

  38

  36

  33

  interview tingkat pemahaman keagamaan observasi / interview toleransi...................

  30 ma responden..............................................

  29

  28

  25

  BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Terhadaf

  [jadinya toleransi dalam kehidupan masyarakat Desa jarum

  AN HASIL PENELITIAN geografis, soaial budaya dan ekonomi.........................

   C. Korelasi

  1. F

  21 ...........

  engertian tingkat

  pemahaman keagamaan........ ............

  13

2. / .gama dan pengaruhnya terhadap lingkungan....

............

  18 3 . P .gama dan kehidupan individu..........................

  4. P

  gama dan kehidupan masyarakat..................... ...........

  22

  

  5. F

  ungsi agama

  dalam masyarakat............................ ..........

  23 B. Pengertii

  

  

  46

  DAFTAR T ABEL

  

  

  

BABI

PENDAHULUAN

  Seb agai bangsa yang mempunyai multi agama, keanekaragaman perilaku dan adat istiadat membuat masyarakat Indonesia mempunyai watak yang dipengarulii oleh agama yang mereka anut. Tetapi karena bangsa Indonesia menyadari nilai-nilai bangsa Indonesia dan nilai-nilai Pancasila beserta penjabararanya dalam UUD 1945, maka perbedaan agama bukanlah suatu hal yang merintangi dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pada dasarnya setiap agama menginginkan hal yang sama. Yaitu kedamaian dalam hidup padi suatu negara dan kebebasan dalam menganut serta menjalankan peribadatan dalam agamanya masing-masing

  Bhinneka tunggal ika merupakan semboyan negeri Indonesia yang menyatakai keanekaragaman orang, sosial, budaya agama dan lain-lain yang mengisis fcumi pertiwi ini. Suatu konflik akan dekat kehadirannya dala suatu keragaman Konflik mempunyai sisi negatis yang kental yang seyogyanya harus di hindari. Konflik dapat menimbuklan huru-hara dan kehancuran dimuka bumi ini. Toleransi datang sebagai obat untuk menghilangkan konflik. Toleransi antar

  disamping prinsip

  umat berag una menjadi salah satu ciri utama negara Indonesia, Ketuhanan Yang Maha Esa dan gotong royong.

  bukanlah

  Kifc menyadari bahwa masalah kerukkunan umat beragama jadi begitu saja melainkan suasana yang terbentuk melalui rekayasa dalam proses w aktu yar g panjang mengikuti irama dan gerak perubahan masyarakat. Masalah kerukunar juga buan merupakan suatu yang permanen sifatnya, melainkan suatu yang terkiit dengan suasana batin manusia dari umat beragama itu sendiri. Suasana u nat kerukunan umat beragama yang sudah terbentuk umpamnaya dapat saja berubah kepada keadaan sebaliknya apabila teijadi gangguan. (Harun

  Nasution 1985:23).

  U nnk itu, di dalam upaya menjaha kemantapan stabilitas kerukunan umat beragama, pentiinga adanya dialog antar umat beragama dalam arti seluas-luasnya agar teyap terpelihara suasana kerukunan yang mantap. Dialog dalam arti luas tidak saja dilakukan untuk meredam peistiwa kerusuhan yang ditimbulkan oleh masalah SARA dan lainnya, tetapi berkaitan juga dengan penggalian dan perumusan konsep-konsepnya dilakukan oleh para ahli dengan disiplin ilmu maupun para agamawan tentang kerukunan berdasarkan ajaran-ajara agamanya. (Harun Namtion 1985:23).

  Untuk itu menjadi tugas kita semua dalam mengupayakan secara jujur dan ikhlas, semua pihak umat beragama harus melmulai terlaksananya praktek- praktek sosial dalam kehidupan bermasyarakat untuk mencapai kerukunan yang hakiki ante r umat beragama, bersatu dan kuat dalam menghadapi berbagai tentangan dan ronrongan dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dimana pihak itu ingin melihat kerukunan teijadi pada tempat tertentu atau untuk kepentingar pribadi atau kelompok saja. (Harun Nasution 1985:23).

  W ajih ajaran islam menyimpulkan adanya perintah “wa’tasimu bihabluminAllah wa habluminannas”. Yang mengandung arti bahwa islam me nganjirkan adanya harmonisasi-harmonisasi antara dimensi vertikal agama sekaligus dimensihorisintal dalam kehidupan masyarakat islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan tuhan kepaa masyarakat melalui nabi muhammed Saw sebagai rasul. Islam pada hakikatnya membawa ahjaran-ajaran bukan hanya mengenai satu segi tetapi mengenai beberapa segi kehidupan manusia (Harun Nasution 1985:24).

  Mcnusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan tidak bisa lepas a dari bantuan orang lain. Konsep islam mengenai sikap sosial sebagaimatia disebutkan bahwa setiap muslim itu adalah saudara. Dipertegas lagi adalam sebuah hadis nabi adalah sebaik-baik umat yang berbuat baik pada umat lainnya. E ari kedua konsep islam tersebut secara tegas bahwa syariat islam mengajarkin bersikap sosial dan seimbang antara sikap terhadap Tuhan Yang

  Maha Esa ian sikap terhadap makhluknya. Akan tetapi idealismenya ajaran islam sering kali dalam terapannya menjadi di harmonisasai, dimana agama hanya dipersepsil an sebagai dimensi vertikal saja degan mengabaikan dimensi horisontal. (Harun Nasution 1985:24).

  Sedangkan G.W. Allport mengatakan bahwa pengalaman mistik yang sering kali dipandang sebagai pencapaian tertinggi dari suatu cita-cita atau tujuan keagamaan tidak dengan sendirinya sebagai suatu tanda kematangan (maturitas agama). Sehubungan dengan hal ini, diungkapkan pendapatnya Amin Rais dan Amin Abdullah dalam seminar dengan tema senrel tauhid sosial di UMY, mengatakan bahwa tauhid sosial yaitu menguratkan adanya kewajiban penegakan keadilan sosial harus pula memperkuat kesadaran etis disamping kesalahan pribadi (D Islamiyah, 1996:9).

  Begitu baiknya agama islam yang mengatur segalanya sampai pada tingkat tcleransi bagi pemeluk agama, realitas di lapangan masih banyak ditemukan siswa sekolah yang tingkat keberagamaanya tinggi belum memiliki tingkat tol sransi yang tinggi pula. Akan tetapi sebaliknya semakin tinggi tingkat keberagair aannya semakin tidak toleran.

  D a i uraian di atas, penulis terdorong untuk meneliti mengenai

  “KORELASI TINGKAT PEMAHAMAN KEAGAMAAN TERHADAP TOLERA VSI“

  masyarakat Desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti. Kota Salatiga tahun 2010.

  Mengam pada latar belakang masalah, dapat dirumuskan pokok-pokok masalah pe nelitian ini antara lain :

  1. Bagairrana variasi tingkat pemahaman tingkat keagamaan masyarakat Kemba igarum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti tahun 2010?

  2. Bagaim ana variasi tingkat toleransi masyarakat Kembangarum Kelurahan Dukuh Cecamatan Sidomukti tahun 2010?

  3. Bagaim ma korelasi pemahaman tingkat keagamaan masyarakat Kembar igarum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti tahun 2010?

  1. Untuk r lengetahui variasi tingkat pemahaman tingkat keagamaan masyarakat Kembar garum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti tahun 2010

  2. U ntuk mengetahui variasi tingkat toleransi masyarakat Kembangarum Kelun han Dukuh Kecamatan Sidomukti tahun 2010.;

  3. Untuk mengetahui tingkat korelasi pemahaman tingkat keagamaan masya akat Kembangarum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti tahun . 2010

  Penelii lan ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa informasi yang jelas tenting ada tidaknya korelasi antara tingkat pemahaman keagamaan terhadap toleransi. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara pralftis maupun teoritis, yaitu :

  1. Secara praktis, apabila ternyata ada korelasi, hal ini berarti terutama bagi diri khusus [iya dapat memperoleh pemahaman tentang betapa pentingnya tingkat pemahiiman keagamaan korelasinya terhadap sikap toleransi, sehingga dengan ini guru akan senantiasa membangkitkan semangat keberagamaan dalam diri muridn fa.

  2. Secara teoritik, dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan pada unumnya, khususnya dalam khasanah dunia pendidikan islam yang diperoli h dari penelitian lapangan.

  Dia akan litolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan (Suharsimi Arikunto,1999:67).

  Sed angkan menurut penelitian penulis, hipotesis adalah anggapan dasar atau kesimpulan awal terhadap masalah penelitian yang mungkin benar atau salah. Hip Dtesis ini akan diterima jika benar dan ditolak jika salah, berdasarkan asumsi at

  l u

  anggapan tersebut maka hipotesis dikemukakan bahwa “adanya mahaman tingkat keagamaan terhadap toleransi.

  PENELITIAN

  korelasi pe

  Dalam pembahasan metodologi dibahas beberapa komponen yang meliputi populasi, sampel, variabel penelitian dan difinisi operasional.

  1. Popula ;i dan sampel Popula ii adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1999:67).

  Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, populasi adalah semua individu untuk siapa cenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digener disasikan disebut populasi atau universe (Sutrisno Hadi,1987:31). Adapur pengertian sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidi d (Suharsimi Arikunto, 1999:177). Berdasarkan pendapat diatas, populas adalah seluruh individu atau pendidik dalam wilayah penelitian yang nantinya akan dikenai hasil penelitian. Populasi ini mencakup masyarakat di Desa Kbmbangarum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti tahun 2010, yaitu jui alah warga sedangkan sampelnya adalah 25 % dari populasi.

  2. Variabe penelitian.

  Peneliti: n ini memfokuskan dua variabel, yaitu tingkat pemahaman keagam: an sebagai variabel pertama sedangkan toleransi di Desa Kemban garam sebagai variabel kedua. G. DEFEVIS OPERASIONAL Untuk menghindari timbulnya beragai persepsi yang keliru dalam penggunaan

  j

  kata pada udul dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu penulis jelaskan kata kunci yang terkandung dan menjadi variabel penelitian. Istilah uang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:

  a. Korela i Korela; .i berarti hubungan timbal balik, saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Dimaksudkan hubungan antara tingkat pemahaman keagan aan terhadap toleransi dalam suatu masyarakat. man

  b. Pemalu Dalam kamus besar bahasa Indonesia pemahaman berasal dari kata paham yang mendapatkan imbuhan awalan pe dan akhiran an yang berarti mengetthui secara keseluruhan. Dimaksudkan sejauh mana responden dalam pemaha man keagamaan yang dia miliki.

  c. Keagan aan Menurut GW Allport bahwa perasaan agama yang matang (maturitas) dalam pribadi >eseorang adalah sebagai suatu sifat yang menanggapi dengan senang dan den fean cara yang sudah menjadi kebiasaan pada objek dan prinsip-prinsip konseptual yang dipandang seseorang sebagai yang sangat penting di dalam kehidupannya yang berkaitan dengan apa dan yang dipandang sebagai yang tetap dai i sentral dalam hakikat segala sesuatu (D. Islamiyah, 1996:09).

  d. Toleram

  K ata ipleran berarti sikap kepedulian, sikap menghargai dan menghormati perasa m orang lain serta dapat menempatkan diri pada situasi yang di alami orang lain sehingga dapat ikut merasakannya dan dengan tindakan sebagai perwujudannya.

  Secara kongkrit sikap toleransi yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kembangarum sebaga perwujudan kepekaan sosialnya dalam lingkungan masyarakat. Untuk menge ahui toleransi penulis menentukan indikator sebagai berikut:

  1. Masyarakat lebih mengutamakan kepentingan kelompok dari pada kep pntingan pribadi

  2. Maiyarakat selalu peka terhadap lingkungan dan teman di kehidupan ben nasyarakat.

  3. Ma yarakat yang selalu menghargai pendapat orang lain di masyarakatnya

  4. Ma< yarakat yang selalu membantu dengan tetangganya dalam kehidupan ben lasyarakat yang membutuhkan.

  5. Mas yarakat yang selalu peduli dengan keadaan tetangganya di kehidupan ben [lasyarakat.

  6. Masyarakat yang selalu menghargai dan menghormati sesama anggota mas' rarakat.

  7. Mas rarakat menghindari dan menerima bahwa perbedaan itu suatu anugferah Allah sehingga idak perlu untuk dipertentangkan. e. T ingk it pemahaman keagamaan masyarakat.

  Untuk indika

  1. Mi mengukur tingkat pemahaman keagamaan masyarakat, ditentukan ;or sebagai berikut: tsyarakat melaksanakan sholat wajib beijamaah

  2. Mi syarakat yang sering melaksanakan sholat-sholat sunnah

  3. Mi isyarakat yang melakukan puasa sunah

  4. Mi syarakat yang sering menghadiri pengajian atau majlis ta’lim

  ber nunajad kepada Allah SWT

  6. Ma Syarakat yang sering membaca Al Qur’an

  4. Teknik F engumpulan data Untuk mengumpulkan data yang mendukung penelitian ini penulis menggur akan teknik:

  1) Tekn k angket Teknk angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentaig pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 1999:140).

  2) Tekni c observasi Istilal observasi sering diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sisten atis fenomena-fenomena yang diselidiki (Departeman Pendidikan dan

  Kebudayaan,1987:137). Penulis menggunakan teknik pengumpulan data ini tentang sikap toleransi masyarakat di Desa Kembangarum.

  3 ) Teknik wawancara Wavi rancara digunakan untuk memperoleh data penunjang yang menguraikan secara sekilas gambaran global masyarakat di Desa

  Kempangarum, sekaligus cros cheking atas data yang diperoleh dari angket. 4) Anal isis data

  Setel )ah data terkumpul, penulis gunakan teknik analisa diskriptif, yaitu data yang dikimpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan dianalisa dengan teknik prosentase untuk mengukur frekuensi gejala yang muncul. Pada anali iis selanjurnya penulis gunakan teknik statistik. Untuk mencari atau tidak iya korelasi tingkat pemahaman keagamaan terhadap toleransi masy arakat Desa Kembangarum, dengan teknik statistik produk moment:

IVZay-CSxXEy)}

  rxy ■

V ^ Ix 2-(Zx)2j{^ I/-(Z y )2}

  ketera ngan: rxy koefisien antara varable x dan y xy : perkalian antara x dan y x2 : variabal pengaruh variabel Terpengaruh y2 :

  N : jumlah sampel yang dimiliki sigma (jumlah) I :

  J ika diketahui rxy maka dilakukan dilakukan analisa uji hipotesis, sehingga hipotesis yang dikemukakan dapat diterimat diterima atau di tolak.

  Dalam penulisan skripsi ini, terdiri dalam lima bab yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

  BAB I PE 4DAHULUAN Pada bab 1 pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, n musan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasiona , hipotesis, metodologi penelitaian dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II LA NDASAN TEORI Dalam bab II landasan teori ini diuraikan sebagai pembahasan teori yang menjadi landasan te oritik penelitian kemungkinan adanya korelasi terhadap sikap toleransi sera bentul -bentuk indikasi pengaruh tingkat kegberagaman. Adapun isi dari bab

  II berisi tkntang penjelasan dari pengertian tingkat pemahaman keagamaan, pengertian toleransi dan hubungan tingkat pemahaman keagamaan terhadap toleransi. Diuraikan juga mengenai teori-teori yang berhubungan dengan tingkat pemahamai keagamaan, tidak ketinggalan diuraikan pula mengenai teori mengenai t< leransi antara tingkat pemaaman keagamaan terhadap tolerandi. BAB m LABORAN HASIL PENELITIAN Pada bab III ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan variabel penelitian, yakni data mengenai tingkat pemahaman keagamaan serta toleransi nasyaraka di Desa Kembangarum, juga dilaporkan beberapa hal mengenai lembaga pendidikan yang dijadikan sebagai tempat penelitian, baik itu situasi ma yarakat serta kegiatan yang lain.

  BAB IV ANALISIS DATA Pada bab IV analisis data ini, akan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul dengan pentahapan, klasifikasi data, tabulasi data, penghitungan frekuensi ian presentase untuk menjaab terhadap pokok masalah pertama dan kedua. See angkan untuk menjawab pokok masalah yang kedua. Sedangkan untuk menjawab pokok masalah yang ketiga yaitu ada tidaknya korelasi tingkat pemahamafi keagamaan terhadap toleransi masyarakat di Desa Kembangarum, dengan menggunakan analisis statistik humus koefisien kontingensi.

  BAB V PENUTUP Merupakar bagian akhir penulissan skripsi, akan diuraikan mengenai kesimpulan akhir dan llasil penelitian. Saran-saran yang berhubungan dengan penelitian dari pihak-pihal terkait dari subjek penelitian.

  1. Pe ngerti simana yang n tersebut kemamj nilai-nil

  >EMAHAMAN KEAGAMAAN an tingkat pemahaman keagamaan 'emahaman kegagamaan disini mengandung pengertian bahwa sampai temampuan seseorang untuk mengenali atau memahami nilai agama engandung nilai-nilai luhurnya serta mempraktikkan nilai-nilai dalam bersikap dan bertingkah laku. Hal ini akan terlihat dari uan seseorang untuk memahami, menghayati dan mengaplikasikan u luhur agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Ia mengan ut agama karena menganut keyakinan agam tersebutlan yang terbaik karena itu ia berusaha menjadi penganut yang baik. Keyakinan itu dotampi Ikannya dalam dikap dan tingkah laku keagamaan yang mencentiinkan ketaatan terhadap agamanya.

  i

  igama sering dipraktikkan hanya menyangkut hubungan vertikal dengan tuhannya. Sama sekali tidak berkaitan dengan persoalan sehari-hari.

  Dogmat sme dan ritualisme semata bukanlah pertanda “kebangkitan agama”! tarena ada yang amat menDesak masyarakat kita saat ini adalah nilai praktis dan aplikatif dari ajaran-ajaran agama tersebut. Tatkala sebuah konseps tentang agama tidak lagi punya makna, ia akan ditinggalkan dan diganti (lengan ajaran yang baru. Citra agama harus selali di sesuaikan dengan perkembangan zaman, artinyaa setiap generasi harus melahirkan senduru agama yang layak” agar kehadirannya berarti jamuan atas kelangsungan kemanu iaan universal tanpa pandang bulu. Pada konteks inilha kita menaati perwuju iann agama “autentik” yang senantiasa memberi jawaban mrmuaskan atas segila persoalan soaial yang melanda masyarakat.

  Dalam kehidupan kemasyarakatan banyak ditemukan mereka yang beragan itu dilatar belakangi oleh berbagai pengalaman agama serta tipe kepribac ian masing-masing. Kondisi ini menrut temuan psikologi agama memper garuh sikap keagamaan seseorang, dengan demikian pengaruh tersebut secara umum meberi ciri-ciri tersendiri dalam sikap keberagamaan masung- masing. Willian James melihat adanya hubungan antara tingkah laku keagaan seseorang dengan pengalaman keagamaan yang dimilikinya. Dalam bukunyj “The Varieties o f religious eksperience” menilai secara garis besamy. sikap dan perilaku keagamaan itu dapat dikelompokkan menjadi dua tipe yait i: (Dr. jalaludin,1966:109) a. Tipe orang yang sakit jiwa (the sick soul)

  1) r Tpe ini dilatar belakangi oleh faktor interen (dalam diri) adalah : (a) Tempramen

  Adalah unsur dalam membentuk kepribadian manusia sehingga dapat tercermin dari kehidupan kejiwaan seseorang.

  (b) Gangguan jiwa Tindak tanduk keagamaan dan pengalaman keagamaan yang dita,pilkan tergantung dari gejala gangguan juwa yang mereka hadapi.

  (c) Konflik dari keraguan Konflik dan keraguan ini dapat mempengaruhi sikap seseorang terhadap agama seperti taat, fanatik hingga ke atcis.

  d) Jauh dari tuhan Seseorang yang kehidupannya jauh dari ajaran ahama, lazimnya akan merasa dirinya lemah dan kehilangan pegangan saat mengahadapi cobaan. (Dr. Jalaludin, 1996:110) p iri-c ciri tindak keagamaan mereka yang mengalami kelainan

  2 )

  Icejiwaan itu pada umumnya menampilkan sikap:

  a) Pesimis Dalam mengamalkan ajaran agama mereka cennderung untuk berpasrah kepada nasib yangtelah mereka terima

  (b) Introvert Sikap pesimis membawa mereka bersikap objektif, segala marabahaya dan penderitaan selalu dihubungkan dengan kesalahan diri dan dosa yang telah di perbuatnya.

  0 )

  Menyenangi paham ortodoks sebagai pengaruh sifat pesimis dan introvert kehidupan jiwanya menjadi pasih, sehingga mereka lebih menyenangi paham keagamaan yang lebuh konservatif dan ortodoks.

  ) Mengalami proses keagamaan non graduasi

  umumnya

  Proses timbulnya keyakinan terhadap ajaran agama tidak berlangsung melalui prosedur yang biasa yaitu dari tidak tahu

  3 ) menjadi tahu dan kemudian mengamalkan nya dalam bentuk amalan rutin yang wajar. Jadi timbulnya keyakinan beragama pada mereka ini berlangsung secara mendadak dan berubah tiba-tiba.

  7aktor ekstern yang diperkirakan turut mempengaruhi sikap ceagamaan secara mendadak adalah : [a) Musibah

  Suatu musibah dapat menggoncangkan jiwa sering menimbulkan kesadaran pada diri manusia berbagai macam tafsiran, yaitu sebagai peringatan dari Tuhan kepada dirimya. itb) Kejahatan

  Munculnya perasaan berdosa, menyesal dan bertobat atas perbuatan jahatnya akan mendorong mereka untuk mencari penyaluran menurut penilaiannya dapat memberi ketentraman jiwa, yaitu kembali kepada agama sehingga akan menjadi penganut agama yang taat dan fanatic (Dr. Jalaludin, 1996:114)

  b. Tipe orang yang sehat j iwa (healthy-Minded- Janes) 1) Ciri-ciri dan sifat agama pada orang yang sehat jiw a menurut W

  Slarbuck yang dikemukakan oleh W.H. Clark dalam bukunya “ Psychology o f Religion ” adalah:

  (c.) Optimis dan gembira Orang yang sehat jiwa menghayati segala bentuk ajaran agama dengan perasaan optimis. Mereka beranggapan bahwa pahala

  16 adalah sebagai hasil jerih payahnya yang diberikan Tuhan. Musibah dan penderitaan dianggap sebagai keteledoran dan kesalahan yang dibuatnya, bukan sebagai peringatan Tuhan.

  (b) Ekstovet dan tak mendalam Sikap optimis yang terbuka yang dimiliki orang sehat jiwa ini menyebabkan mereka mudah melupakan kesan-kesan buruk dan luka hati yang tergores sebagai akses agamis tindakannya. Mereka berpandangan keluar dan membawa suasana hatinya lepas dari kungkungan ajaran keagamaan yang terlampaui menjelimet. >[c) Menyenangi ajaran ketauhidan yang liberal

  Sikap yang dimiliki orang yang sehat jiw a ini cenderung menyenangi ajaran ketauhidan yang liberal, yang mana mereka lebih menyukai keislaman yang lunak (Dr. Jalaludin, 1996:116)

  2) Sebagai pengaruh kepribadian yang ekstrovert maka mereka c enderung: (a) Menyenangi teologi yang luwes dan tidak kaku;

  ( d ) Menunjukkan tingkah laku keagamaan yang lebih bebas;

  O

  p)

  Menentukan ajaran cinta kasih dari pada kemungkaran dan dosa; (< l) Mempelopori pembelaan terhadap kepentingan agama secara sosal;

  (< t)

  Tidak menyenangi implikasi penebusan dosa dan kehidupan kebiaraan; (i j) Bersifat liberal dalam menafsirkan pengertian ajaran agama;

  ) Selalu berpandangan positif; (1) Berkembang secara graduasi.

  17 W alaupun keberagaman orang dewasa ditandai dengan keteguhan dalam pendirian, ketepatan dalam kepercayaan baik dalam bentuk positif m aupui negatif. Namun dalam kenyataan yang ditemui masih banyak juga orang dewasa yang berubah keyakinan dan kepercayaan. Perubahan itu bisa beraba i dari acuh tak acuh dari agama, atau ke arah ketaatan terhadap agama (Dr. Jaaludin, 1996:117).

  2. Agama dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Di tengah semakin kentalnya ghirah keagamaan masyarakat sekitar, tidak bisa dipungkiri justru banyak pertanyaan kritis yang terlontar seiring semaki] i kentalnya simbolisme ketaqwaan. Pangkal sebabnya, tatkala tingkat pemahaman keagamaan (relogiositas) seseorang pada tataran ritual dipandang berkorelasi positif dengan dimensi etis kesehariannya, tak pelak bakal selalu menjadi pertanyaan besar jika kenyataan yang kasat mata menunjukkan hal sebaliknya.

  Kenyataan bahwa kebangkitan agama-agama dengan semakin derasny i simbol-simbol religiositas di bumi ini malah menjadi paradoks dengan kenyataan kehidupan sosial kita sehari-hari, semakin mengencangkan kritisme sementara kalangan tentang apa sebenarnya makna ghirah ritual keagamitan yang menyala-nyala itu. ftering disampaikan bahwa agama mempunyai peran vital dalam meletak! can kerangka landasan moral, etik dan spiritual. Jika itu yang dijadikan sasaran akhir, jelas bahwa agama-agama harus menunjukkan “prestasi” lebih dari apa yang telah ditampilkannya. Perilaku semangat r itualisme atau ghirah keagamaan yang mengedepankan dalam kehidupan sosial masyarakat ternyata tidak lantas pararel, dengan gelagak yang sama dengan memberi solusi implemaentatif bagi segenap ketimpangan dan penyakit sosial yang melanda masyarakat saat ini (Dr Jalaludin, 1996: 228).

  Eanyak persoalan yang amat mendasar di negeri ini, membutuhkan sumbangsih agama sesegera mungkin untuk menyelesaikannya. Agama tidak bisa disebut berhasil bila hanya membuat pemeluknya khusyu’ berdo’a, tetapi tidak bermanfaat apa-apa dalam meningkatkan kesejahteraan hidup, tidak bersuara apa-apa ketika hak-hak kepentingan masyarakat yang sah diabaikan, hanya menanamkan kebencian tetapi tidak mampu memberikan kedamaian di hati bagi para pemeluknya.

  /g am a sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap suatu yang bersifat idikodrati (supranatural) ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang lingkup yang luas. Menurut seorang ahli psikolog agama bernama

  Elisabetl K. Borttinghm berpendapat bahwa agama bukan sesuatu yang dapat dipaham melalui definisi melainkan melalui diskripsi atau menggambarkan tak ada satupun definisi tentang agama yang benar-benar memuaskan.

  Dengan demikian unsur-unsur penting yang terdapat dalam agama ialah: (a) Kekiatan ghaib, manusia merasa dirinya dan berhajat pada kekuatan ghaib itu s*sbagai tempat minta tolong. Hubungan baik ini dapat diwujudkan deng m mematuhi perintah dan menjauhi larangan Tuhan.

  (b ) Keyakinan manusia bahwa kesejahteraan di dunia ini dan hidupnya di akherat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan ghaib yan§ dimaksud.

  (c) Respon yang bersifat emosional dari manusia. Respon itu mengambil bent jk cara hidup tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan.

  (d) Palu m adanya yang kudus (sacred) dan suci dalam bentuk kekuatan ghaib, dalan bentuk kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama yang bersangkutan dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu (Harun Nasution, 199f :11).

  Manusia beragama berarti mensucikan dan membersihkan jiw a yang akan membina manusia baik-baik, manuasia yang jauh dari kejahatan. Dalam hal ini lrerarti agama erat hubungannya dengan pendidikan moral. Agama tanpa ajsran moral tidak akan berarti dan tidak akan dapat merubah kehidupan manusia Tidak mengherankan jika agama selalu diidentifikasikan dengan moralitas.

  /gam a berpengaruh sebagai motivasi dalam mendorong individu untuk melakukan suatu aktifitas, karena perbuatan yang dilakukan dengan latar belakang keyakinan agama dinilai mempunyai unsur kesucian, serta etaatan. Keterkaitan ini akan memberikan pengaruh diri seseorang untuk berbuat sesuatu sekaligus sebagai nilai etik karena dalam melakukan tindakan seseorang akan terikat pada ketentuan antara mana yang boleh dan mana yang tidak bol<bh menurut ajaran agama yang dianutnya (DrJalaludin, 1996: 229).

  3 . d

  agama alam kehidupan individu £gama dalam kehidupan individu berfungsi sebagai suatu system nilai yang memuat norma-norma tertentu. Norma-norma tersebut menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan keyakinan agama yang dianutnya. Menurut Mc. Guire ,diri manusia memiliki bentuk system rilai tertentu.

  System nilai ini merupakan sesuatu yang dianggap bermakna bagi dirinya. Sytem ini dibentuk melalui belajar dan proses sosialisasi. Perangkat system ini dipengaruhi oleh keluarga, teman, institusi pendidikan dan masyarakat luas (Dr. Jalaludin,1996:226).

  Kebangkitan agama-agama yang muncul sebagai respon atas semakin derasnya dekadensi moral, melonggarnya nilai-nilai yang dulu sangat dijaga untuk tidak dilanggar di masyarakat, membuat masyarakat beitu peka terhadap persoalan menyangkut etika, misalnya saja tentang pelecehan seksual, pelecehan agama dan lain-lain. sbetulnya hal ini merupakan hal yang positif yang menunjukkan masyaralat kita amasih memiliki kepedulian yang tinggi terhadap situasi sosial di n sekitarnya. Hanya saja pait di telaah lebih lanjut bahwasanya kepedulii n ini cenderung hanya menyemtuh persoalan-persoalan etika bukan hal yang jaling mendasar “etika”

  Agama juga berfungsi sdan berperanmemberi pengaruh terhadap individu, baik alam, bentuk sistem nilai, motivasi maupun pedoman hidup, Maka pei igaruh yang paling penting adalah sebagai bentuk kata hati. Kata hati m enuru Erick Fromm adalah panggilan kembali manusia pada dirinya sekaligi s membagi kata hati menjadi dua :

  1. Kafe hati otoritarian, yang dibentuk oleh pengaruh luar yang berkaitan denj an kepatuhan, pengorbanan diri dan tugas manusia atau penyesuaian solusinya

  2. Kate hati humanistic, bersumber dari dalam diri manusia sebagai pernyataan kepentingan diri dan integrasi manusia. (DrJalaludin, 1996: 228).

  Apabila keduanya berjalan seiring sejalan dengan harmonis, maka manusia akan merasa bahagia. Karena adanya motivasi yang mendorong sesorang untuk merkreasi, berbuat kebajikan maupun berkorban. Sedangkan nilai etil: mendiring seseorang untuk berlaku jujur, menepati janji, sabar dan sebagair ya. Sedangkan harapan mendorong seseorang untuk bersikap ikhlas menerin a cobaan dan berdoa. Sikap ini akan lebih terasa mendalam jika bersimbor dari keyakinan terhadap agama.

  4. Agama c lalam kehidupan masyarakat.

  Masyarakat adalah gabungan dari berbagai individu yang terbentuk berdasar can tatanan sosial tertentu. Dimana masyarkat terbentuk dari adanya solidaritiis-solidaritas dan konsensus sebagai dasar dalam organisaso terhadap nilai-nila dan norma-morma dan memberikan arah dan makna bagi kehidupan kelompok. Unsur solidaritas dan konsensus ini bersumber dari ajaran suatu agama sebagai pedoman hidup sehari-hari. Maka fungsi agama adalah sebagai motivasi dan etos masyarakat.

  Dalam konteks ini maka agama juga dapat menjadi pemecah, bila solidariias dan konsensus melemah dan mengendor. Kondisi seperti inidapat kita lihat pada masyarakat yang majemuk dan heterogen maka akan memberi pengarub dalam menjaga solidaritas dan konsensus bersama. Agama sebagai panutan masyarakat, sehingga masalah aga,a tak mungkin dapat dipisahkan dalam kshidupan masyarakat.

  5. fungsi a >ama dalam masyarakat.

  (1) Edukatif Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang dan men beri ajaran-ajaran yang harus dipatuhi.

  (2) Penjelamat Keselamatan yang diberikan agama meliputi dua alam yaitu kehidupan duni i dan kehidupan akhirat.

  (3) Perdimaian Seseorang yang bersalah dan berdosa dapat mencapai kedamaian batin melalui tuntunan agama melalui taubat, penyucian jiw a ataupun pene Dusan dosa. (4) Konlrol sosial

  Ajari m agama oleh penganutnya dianggap sebagai norma, sekaligus sebagai pengawasan sosial secara individu maupun kelompok.

  (5) Pemupuk solidaritas Dalam ajaran agama dijelaskan bahwa agama itu adalah menjunjung tinggi rasa persaudaraan yang kokoh

  (6 ) Transformative Ajari m agama dapat mengubah kehidupan pribadi seseorang atau kelompok mejadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran yang dianutnya.

  (7) K reaif Agama mengajak para penganutnya untuk bekeija produktif, melakukan inovasi dan penemuan baru.

  (8) Sublimatif Ajari in agama yang mengkuduskan segala usaha manusia, bukan saja uyan g bersifat ukhrawi juga bersifat duniawi (Dr. Jalaludin, 1996:236).

  Sikap toleransi berarti sikap kepedulian, menghargai dan menghormati orang lain serta dapat menempatkan diri pada situasi yang dialami orang lain sehingga dapat ikut merasakannya dan dengan tindakan sebagai perwujudannya. Maka toleransi menjadi bagian dari etika islam itu sendiri, yang diambil dari sumber ajarai i islam yaitu al qur’an , hadits, ijma’, qiyas. Sebagaimana hadis nabi:

  “janganlah kalian saling membenci, mendengki, membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Ingat, haram bagi seseorang muslim ....... (tak berbicara) kepada saudaranya lebih dari tiga hari” (HR. Bukhory) islam memberi petunjuk kepada umatnya berupa konsep untuk memelihara persaudaraan, sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup menyendiri tanpa melakukan hubungan dengan manusia lainnya. Hidup bermasyarakat bagi setiap manusia adalah mutlak sifatnya. Dengan kontak sosial seseor ang dapat memenuh kepentingan dan kebutuhan pribadinya, juga kebutuhan pada umumnya. Selain itu hubungan sosial juga berfungsi mengangkat harkat hidup dan derajat manusia. Islam mengajarkan umatnya untuk saling mengasihi, menyayangi dan mencintai dan menolong sesama melalui persaudaraan. Selain menyayangi manusia islam juga menyuruh kita mencintai makhluk tuhan yang lain seperti binatang, tumbuhan, alam dan lain-lain.

  Ajanm menggalang persaudaraan ini dianjurkan bukan hanya terbatas antar umat i dam sendiri, melainkan antar golongan, suku dan berbagai kelompok masyarakat ainnya (khotimatul Husna, Dkk:106-108)

  Berkaitan dengan perbuatan dan pertanggungjawaban manusia Al Qur’an surat Al Bacarah; 286 :

  U U t^T is

  mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikeijakannya. (mereka berdoa)” untuk manusia pahala bagi perbuatan baik yang dilakukannya, dan siksa bagi perbuatan buruk yang dilakukannya. Setiap apa yang dikeijakan akan mendapat penilaian secara personal dan hanya saja pertanggungjawaban manusia pada pengefcihuan, kemampuan dan kesadaran.

  1. prinsip-p rinsip etika islam

  a. Etika Terhadap Allah Sebe iatnya ajaran islam begitu indah mngatus segala sesuatunya baik ketika “hablu minAllah wahablu minannas wa hablu min’alam” bahkan d alan al Qur’an pun disebutkan bahwa dada pada iwa Rasulullah SAW. Suri Tauladan: .f,-j i ??. ' f \ ' 4 ' L** ' * -- *

  1

  «?? , > . . » : i ^A) i j ^ 0 ^

  P

  Artiny “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan j yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

Dokumen yang terkait

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN PEMILIK KOS TERHADAP PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NO.16 TAHUN 2010 MENGENAI PAJAK RUMAH KOS PADA KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

20 127 14

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, KUALITAS PELATIHAN, DAN PENGALAMAN KERJA APARATUR DESA TERHADAP PEMAHAMAN LAPORAN KEUANGAN DESA (STUDI PADA KECAMATAN BANDA RAYA KOTA BANDA ACEH)

0 4 10

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAKAT KOTA MEDAN TERHADAP LEMBAGA OTORITAS JASA KEUANGAN

0 0 13

PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PESTA DEMOKRASI (STUDI KASUS PEMILIHAN KEPALA DESA DI DESA MASBAGIK SELATAN KECAMATAN MASBAGIK KABUPATEN LOMBOK TIMUR)

0 0 5

PROBLEMATIKA DAKWAH ULAMA ANTARA PEKERJAAN DAN JIHAD (STUDI KASUS PADA PARA DA'I KOTA SALATIGA TAHUN 2007) - Test Repository

0 0 75

PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008 - Test Repository

0 0 106

PENGARUH PERAN ORANG TUA ASUH TERHADAP KEPR1BADIAN ANAK DI PANTIASUHAN ULYA DESA KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2009 - Test Repository

0 0 102

PENGARUH INTENSITAS IBADAH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI (STUDI KASUS PADA SDN PULUTAN 01 KOTA SALATIGA TAHUN 2010) - Test Repository

1 0 64

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI KASUS PADA SISWA SDN KAUMAN KIDUL KECAMATAN SIDOREJO SALATIGA TAHUN 2010 - Test Repository

1 2 51

PENGARUH AKTIVITAS KEAGAMAAN ORANG TUA TERHADAP PENGUASAAN MATERI PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN 2 KLEPU KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 89