STUDI KOMPARASI TENTANG AKTIVITAS KEAGAMAAN ANTARA SISWA SD ISLAM TERPADU DENGAN SD UMUM (Studi Kasus pada Siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dengan SD Negeri Kranggan I Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 20052006)

  

STUDI KOMPARASI TENTANG AKTIVITAS KEAGAMAAN

ANTARA SISWA SD ISLAM TERPADU DENGAN SD UMUM

(Studi Kasus pada Siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen

dengan SD Negeri Kranggan I Ambarawa Kabupaten Semarang

  

Tahun 2005/2006)

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd.I)

  

Disusun Oleh :

NANIEK PURWANTI

NIM : 111 02 047

  

JURUSAN TARSI YAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) SALATIGA

  2006

DEPARTEMEN AGAMA

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 W ebsite :

D E K L A R A S I

  Bismillahirrahmanirrahim

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, Agustus 2006 Peneliti

  NANIEK PURWANTI NIM : 111 02 047

  Drs. Bahroni, M.Pd Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING

  Lamp. : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  Sdr. Naniek Purwanti Salatiga, Agustus 2006 Kepada Yth.

  Ketua STAIN Salatiga di - SALATIGA Assalamu ’alaikum Wr. Wb.

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudari : Nama : Naniek Purwanti

  NIM : 111 02 047 Jurusan : Tarbiyah Progdi : PAI

  Judul : STUDI KOMPARASI TENTANG AKTIVITAS KEAGAMAAN ANTARA SISWA SD ISLAM TERPADU DENGAN SD UMUM (Studi Kasus pada Siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dengan SD Negeri Kranggan I Ambarawa

  Kabupaten Semarang Tahun 2005/2006) Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.

  Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  NIP. 150 269 911

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

  

PENGESAHAN

  SKRIPSI Saudari : Naniek Purwanti dengan Nomor Induk Mahasiswa :

  

111 02 047 yang berjudul STUDI KOMPARASI TENTANG AKTIVITAS

KEAGAMAAN ANTARA SISWA SD ISLAM TERPADU DENGAN SD

UMUM (Studi Kasus pada Siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen

dengan SD Negeri Kranggan I Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun

  

2005/2006) telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah

  Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Rabu, 6 September 2006 yang bertepatan dengan tanggal 13 Sya’ban 1427 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

  _ . .

  6 September 2006 M Salatiga,-------------------------

  13 Sya'ban 1427 H Panitia Ujian

  

NIP. 150 269 911

   <J] ^ <J U <oi\ j\

“Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada bentuk tubuhmu dan

kepada harta bendamu, a/can tetapi Allah memandang kepada hatim u

dan am al perbuatanm u ”

“Belajarlah ... karena seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan pandai

dan pem ilik ilmu itu tidak sama dengan orangyang bodoh ”

  

MOTTO

(Jl ^ j y

  • *3

  

PERSEMBAHAN

S k r ip s i in i k u p e r s e m b a h k a n k e p a d a :

1. A y a h d a n ib u tercin ta y a n g se n a n tia sa m e n d id ik , m en g a su h , m e m b in a d a n m e n g a ra h k a n p u tr in y a dengan s a b a r d a n ta b a h .

  

2 . K a k a k d a n a d ik - a d ik k u y a n g tersa ya n g y a n g sela lu m e m o tiv a si dengan

u n ta ia n sa ra n d a n k r i t i k .

  3 . T e m e n -te m e n k u P A I 0 2 k h u s u s n y a ( U r n , N i t a , In d a h , A n i , E v i) .

4 . S ia p a p u n d ia y a n g A l l a h k a r u n ia k a n k e p a d a k u sebagai “te m a n s e ja ti”

d a la m m en g a ru n g i k e h id u p a n in i.

  5 . M a s Y u l i y a n g te la h m e m b a n tu d a la m p e n g e tik a n s k r ip s i in i.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat petunjuknya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

  Sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah membimbing manusia ke jalan yang lurus dan diridhoi Allah SWT.

  Untuk terwujudnya penulisan skripsi ini sudah tentu penulis mendapat bantuan, bimbingan dan nasehat dari berbagai pihak, untuk itu bersama ini penulis menghaturkan terima kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat:

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberi restu dalam penulisan skripsi ini.

  2. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd, selaku pembimbing yang dengan ikhlas, tekun, teliti dan sabar dalam membimbing penulis ketika skripsi ini penulis susun.

  3. Bapak dan ibu dosen yang tulus mengajar penulis, sehingga penulis dapat belajar dengan baik.

  4. Seluruh staf dan cifitas akademik Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

  5. Bapak Sunarto, S.Ag selaku kepala SD Negeri Kranggan I Ambarawa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

  6. Bapak dan ibu guru SD Negeri Kranggan I Ambarawa yang telah memberikan informasi, data dan bahan-bahan seperlunya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

  7. Ibu Juliah, S.Ag selaku kepala SDIT Permata Bunda Bawen yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

  8. Bapak dan ibu guru SDIT Permata Bunda Bawen yang telah memberikan informasi, data dan bahan-bahan seperlunya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

  9. Bapak dan ibu tersayang saudara-saudaraku (Yoga Praminta) serta sahabat- sahabatku yang telah memberikan bantuan, bimbingan serta dorongan sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.

  Serta tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada para cerdik dan cendekiawan yang ilmunya telah penulis petik dalam penulisan skripsi ini. Penulis merasa yakin bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempumaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dari diri penuli. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua piahk apabila bersedia untuk memberikan sumbangsihnya berupa saran dan kritik demi perbaikan skripsi ini agar menuju kesempumaan.

  Akhimya penulis hanya dapat mendo’akan semoga amal baik bapak, ibu serta saudara sekalian mendapat imbalan berlipat ganda di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

  Salatiga, Agustus 2006 Penulis

  Nanik Purwanti

  

DAFTARISI

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   1. Sejarah Singkat berdirinya SDIT Permata Bunda Bawen.

  37

  

  

  

  

  

  

  1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Negeri Kranggan I

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB V PENUTUP

  

  

   DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  TABEL I KEADAAN SISWA SDIT PERMATA BUNDA BA WEN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  TABEL X TABEL PERSENTASE AKTIVITAS KEAGAMAAN SISWA KELAS V SD NEGERI KRANGGAN I

  

  

  

  

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan orang dewasa dalam

  rangka membantu perkembangan anak agar dapat kesempatan untuk berkembang secara normal.

  Pendidikan merupakan alat untuk mengembangkan potensi kehidupan manusia yang paling penting dalam menumbuhkan dan memajukan peradaban manusia Indonesia. Utamanya dalam mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional yang berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan.1

  Masih dalam konteks yang sama, Islam memberikan pandangan terhadap pendidikan yang mengarahkan kepada bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam. Salah satu implementasinya adalah Pendidikan Agama yang merupakkan substansi pendidikan yang wajib dianut pada setiap jenis

  'Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989, Sistem Pendidikan Aneka Ilmu, him. k.

  Nasional,

2Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung, 1997, him. 11.

  2 dan jenjang pendidikan secara nasional. Lebih dari itu, Pendidikan Agama memiliki kontribusi yang sangat signifikan dalam upaya melestarikan dan mewujudkan tercapainya tujuan yang dapat mengantarkan manusia kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

  Dengan demikian tampak jelaslah arti pentingnya pendidikan agama pada setiap jenis dan jenjang pendidikan di negara kesatuan Republik Indonesia. Keseriusan pemerintah dalam mengatur gerak langkah penyelenggara pendidikan terbukti dengan ditetapkannya Undang-Undang RI

  Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.

  Untuk mengoptimalkan kemampuan, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik, dibutuhkan lingkungan pendidikan yang mendukung. Artinya, lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat hams seimbang dan saling bekeija sama dengan baik, sehingga tujuan pendidikan secara utuh dapat dicapai dengan optimal/

  Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan untuk anak didik, maka keluarga mempunyai pengaruh yang paling dominan dalam pembentukan kepribadian anak. Hal ini sesuai dengan sabda Rosulullah SAW sebagai berikut:

  A

  j

  I

3 Wiji Suwamo, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Ar Ruzz Media, Yogyakarta, 2006,

  him. 48

  3 Artinya : "Setiap anak dilahirkan ke dasar fitrah, maka sesungguhnya kedua

  urung luanycuan yang menjaauuin aia Yahuai, Nasrani atau Majusi."4

  Memperhatikan latar belakang arti pentingnya Pendidikan Agama dan untuk mengetahui hasil serta dampak tentang aktivitas keagamaan, maka penelitian ingin membandingkan seberapa besar aktivitas keagamaan siswa SDIT dengan SD umum.

  Hal yang menarik perhatian bagi penulis karena keduanya sama-sama memperoleh pendidikan keagamaan. Memang pandangan dari masyarakat siswa SDIT lebih unggul aktivitas keagamaannya karena SD Islam Terpadu Permata Bunda Bawen menerapkan kurikulum IT yang terdeminasi dalam 4 kelompok besar, yaitu:

  1. Kurikulum Diknas ke IT an : Bahasa Indonesia, sains, PKPS, Matematika, Penjas, KTK

  2. Kurikulum Mulok ke IT an : bahasa Jawa dan TI

  3. Kurikulum khas : PAI, qiro’ati alq, Tahfidz, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, perpustakaan, life skill, sempoa

  4. Kurikulum penunjang : pertemuan wali murid, PLG, supervisi, pembinaan rutin guru, pelatihan guru.

  Sedangkan untuk SDN itu keunggulan terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler berupa BTA (Baca Tubs A1 Qur'an) sebagai aktivitas keagamaan. Sehingga dapat disimpulkan untuk siswa SDIT belum tentu

  4 Achmad Sunarto, Terjemah Shahih Bukhori Jilid II, CV. Asy Syifa’, Semarang, 1993, him. 307

  4 mempunyai kelebihan dibanding dengan SDN, hal ini dapat dilihat dengan adanya kegiatan dari masing-masing sekolah. Karena adanya kegiatan yang banyak dari SDIT anak belum tentu mau mengerjakan aktivitas keagamaan sebaliknya dari SDN yang justru hanya mengandalkan ekstrakurikuler berupa BTA akan lebih aktif dalam aktivitas keagamaannya.

  Dari fenomena di atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : "STUDI KOMPARASI TENTANG AKTIVITAS KEAGAMAAN ANTARA SISWA SD ISLAM TERPADU DENGAN SD UMUM (Studi Kasus pada Siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dengan SD Negeri Kranggan I Ambarawa Tahun 2005/2006)”.

B. Penegasan Istilah

  Agar di dalam penelitian ini tidak teijadi kerancuan maka peneliti menegaskan istilah-istilah di dalam judul ini sebagai berikut:

  1. Studi Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti "kajian", telaah : penelitian atau penyelidikan ilmiah,3 sedangkan menurut John Suryadi H dan S. Koentjoro, berarti "pelajaran".0

  Dengan memperhatikan dua defmisi tersebut di atas, studi dapat

  • berarti "penyelidikan atau penelaahan." 5

  5EM. Zul Fajri, Ratu Apriliasenja, Kamus Lenghap Bahasa Indonesia, Difa Publisher, 2005, him. 77^ c John Suryadi, S. Koendjoro, Kamus Inggris Indonesia, PN Indah, Jakarta, 1985, him. 212.

  5

  2. Komparasi "Komparasi berasal dari bahasa Inggris "compare" artinya memperbadingkan atau dari kata benda comparison yang artinya:

  i

  pembandingan atau perbandingan".' Jadi, studi komparasi adalah suatu kegiatan penelitian atau penyelidikan ilmiah dengan jalan mengadakan perbandingan tentang sesuatu hal dengan hal yang lainnya. Untuk mengetahui perbedaannya dan persamaannya.

  3. AJctivitas Keagamaan

  a. Aktivitas merupakan suatu perbuatan yakni tingkah laku berwujud, mungkin merupakan perbuatan reflektoris atau perbuatan yang nyata didasari oleh adanya aspek kehendak (motif).0

  b. Keagamaan dapat sifat-sifat yang terdapat dalam agama, segala sesuatu mengenai agama/ Selanjutnya aktivitas keagamaan yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan agama, baik itu bidang ibadah maupun bidang muamalah yang dilaksanakan oleh siswa.

  4. SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Permata Bunda Bawen merupakan instansi sekolah jenjang 6 tahun yang menyelenggarakan program fu ll day

  school. Program ini bertujuan untuk membentuk siswa yang memiliki

  karakter generasi unggulan. 7

  8

  7 John M, Echols dan Hasan Shadily, ha mu Inggris Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1982, him. R--

8 Singgih Gunarso, Psikologi Perkembangan, Gunung Agung, Jakarta, 1948, him. 12.

  ' W.J.S. Poerwadarminto. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976, him. 19.

  6 C. Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan suatu rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Seberapa besar tingkat aktivitas keagamaan siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen, Kabupaten Semarang?

  2. Seberapa besar tingkat aktivitas keagamaan siswa Kelas V SD Negeri Kranggan I Ambarawa, Kabupaten Semarang?

  3. Seberapa besar tingkat perbedaan aktivitas keagamaan antara siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dan siswa Kelas V SD Negeri Kranggan I Ambarawa, Kabupaten Semarang?

D. Tujuan Penelitian

  Segala tindakan yang dilakukan oleh manusia secara sadar pasti memiliki tujuan yang akan dicapai, demikian juga penelitian ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat aktivitas keagamaan siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen, Kabupaten Semarang.

  2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat aktivitas keagamaan siswa Kelas V SD Negeri Kranggan I Ambarawa, Kabupaten Semarang.

  3. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat perbedaan aktivitas keagamaan antara siswa SDIT Permata Bunda Bawen dan SD Negeri Kranggan I Ambarawa, Kabupaten Semarang.

  7 E. Variabel Penelitian Variabel yang diteliti adalah "aktivitas keagamaan" siswa SDIT

  Permata Bunda Bawen dengan siswa Kelas V SD Negeri Kranggan I Ambarawa dengan indikator-indikator sebagai berikut:

  1. Ketekunan dalam menjalankan salat wajib

  2. Ketekunan dalam menjalankan salat sunnah

  3. Keatifan dalam menjalankan salat jama'ah

  t

4. Kerajinan berdzikir terutama setelah salat wajib

  5. Kerajinan membaca atau tadarus Al-Qur'an

  6. Kerajinan menjalankan puasa wajib

  7. Kerajinan menjalankan puasa sunnah

  8. Keaktifan dalam peringatan Hari Besar Islam

  9. Kebiasaan bersilaturrahmi

  10. Kebiasaan menengok dan mendo'akan orang yang sakit

  11. Kebiasaan berbuat baik terhadap orang tua

  12. Kebiasaan berbuat baik terhadap teman

F. Hipotesis

  Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan dalam penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.10 Adapun hipotesis dalam penelitian adalah ada perbedaan yang signifikan

  10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, Bina Aksara, 1989, him. 62 g antara aktivitas keagamaan siswa SDIT Permata Bunda Bawen dengan siswa SD Negeri Kranggan I Ambarawa tahun ajaran 2005-2006”.

  G. Metodologi Penelitian

  1. Metode Penentuan Subjek Penentuan subjek disebut dengan penentuan sumber data, yakni menentukan populasi sebagai tempat diperolehnya data-data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini diperlukan penjelasan tentang :

  a. Populasi Populasi adalah seluruh subjek yang diteliti dan diselidiki, atau dengan kata lain, populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga.11 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDIT Permata Bunda Bawen sebanyak 27 dan seluruh siswa kelas V SD Negeri Kranggan I Ambarawa sebanyak 27, tahun ajaran 2005-2006.

  b. Sampel Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki.12 Dalam hal ini Surharsimi Arikunto menjelaskan bahwa : ijaona suoieKnya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya lebih besar dari pada sampel antara 10%-l 5% atau 20%-25% atau lebih”. 13

  " Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metodologi Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, 1991, him. 152

  12 Ibid., him. 70 |J Suharsimi Arikunto, op. c it, him. 107

  9 Berdasarkan petunjuk tersebut dalam penelitian ini subjeknya

  kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian sampel bertujuan (purposif

  sampling)}*

  Responden sebanyak 27 siswa dari SDIT Permata Bunda Bawen. Sedangkan dari SDN Kranggan I Ambarawa sebanyak 27 siswa. Siswa diambil dari kelas V saja, dikarenakan kelas 1 - 4 untuk menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sesuai belum matang, dan kelas VI dikarenakan memasuki ujian akhir atau ebtanas, sehingga tidak dapat diganggu keaktifan belajamya.

  2. Metode Pengumpulan Data

  a. Metode Angket Metode angket adalah sejumlah daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.14

  15 Metode ini merupakan metode pokok dalam pencarian data karena penulis membuat angket yang harus dijawab oleh sampel untuk mengetahui data tentang aktivitas keagamaan antara siswa kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dengan Siswa kelas V SD Negeri Kranggan I Ambarawa.

  14 J. Sitorus, Metodoiogi Penelitian Pendidikan, Tarsito, Bandung, 1995, him. 22

  15 Suharsimi Arikunto, op. c it, him. 124

  10

  b. Metode Dokumentasi Metode dokumenasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.16

  Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang gambaran umum, meliputi sejarah singkat berdirinya, letak geografis, struktur organisasi sekolah, keadaan guru, siswa dan karyawan, sarana dan fasilitas sekolah.

  c. Metode Observasi Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.17

  Metode ini peneliti gunakan sebagai alat bantu untuk mendapatkan data tentang aktivitas keagamaan antara siswa kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dengan siswa kelas V SD Negeri Kranggan I Ambarawa.

  3. Metode Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengolah atau menganalisis data. Dalam mengolah dan menganalisis data tersebut penulis menggunakan metode analisis data sebagai berikut:

  16 Ibid., him. 118 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologis UGM, Yogyakarta, 1983, Jilid II, him. 136

  11 Untuk mengetahui prosentase aktivitas keagamaan antara siswa

  kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dengan siswa SD Negeri Kranggan I Ambarawa. Maka penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

  P

  = — x 100%

  N

  Keterangan : P : Angka persentase yang dicari F : Frekuensi dari jawaban

  N : Jumlah responden Selanjutnya untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam aktivitas keagamaan antara siswa kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dengan siswa SD Negeri Kranggan I Ambarawa. Maka penulis menggunakan t test sebagai berikut:

  t = Svl'x ~ M y

  Keterangan : Mx = Mean dari sampel X

  MY = Mean dari sampel Y SDbM = Standar kesalahan perbedaan mean18

  18 Sutrisno Hadi, Statistik jilid II, Yogyakarta, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1977, him. 268

  12 H. Sistematika Penulisan Skripsi

  BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis sajikan pokok-pokok pikiran tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II LANDASAN TEORI i Di dalam bab II berisi landasan teori yang penulis jadikan dasar untuk menganalisis data yang memuat pengertian aktivitas keagamaan seperti salat, puasa, zakat, haji, dan akhlak.

  BAB III PENYAJIAN DATA Data-data penelitian yang telah dilakukan di SDIT Permata Bunda Bawen dan SD Negeri Kranggan I Ambarawa termuat pada Bab III ini. BAB IV ANALISIS DATA Bab ini merupakan proses akhir pembahasan pokok permasalahan yang penulis sajikan dalam menginterpretasikan data yang terkumpul dan diolah guna menarik kesimpulan ada tidaknya perbedaan aktivitas keagamaan siswa kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dan siswa kelas V SD Negeri Kranggan I Ambarawa.

  BABY PENUTUP Kesimpulan-kesimpulan pokok penelitian, saran-saran dan kata penutup.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Aktivitas Keagamaan Secara bahasa aktivitas dapat diartikan kegiatan; keaktifan.1 Aktivitas

  merupakan suatu perbuatan yakni tingkah laku berwujud, mungkin merupakan perbuatan reflektoris atau perbuatan yang nyata didasari oleh adanya aspek kehendak (motif).2

  Adapun agama (al-din) adalah tatanan (undang-undang) Tuhan yang dianugerahkan kepada manusia melalui lisan salah seorang pilihan dari kalangan mereka sendiri.3

  Menurut Ahmad D. Marimba, agama adalah aturan-aturan dari Tuhan yang Maha Esa, untuk petunjuk kepada manusia agar dapat dan sejahtera atau bahagia di dunia dan akhirat dengan petunjuk-petunjuk serta teladan-teladan pekerjaan Nabi-nabi beserta kitab-kitabNya.4

  Sementara itu, Robert H. Thouless mendefinisikan bahwa agama adalah sikap (atau cara penyesuaian diri) terhadap dunia yang mencakup acuan yang menunjukkan lingkungan lebih luas daripada lingkungan dunia

  'Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bali Pustaka, Jakarta, 1989, him. 20.

  2Singgih Gunarso, Psikologi Perkemhangan, Gunung Agung, Jakarta, 1948, him. 12.

  Direktorat Jendera! Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodologi Pengqjaran

Pendidikan Agama Islam , Provek Pembinaan Prasarana dan Perguruan Tinggi Agama/IAIN,

Jakarta, 1984/1985, him. 6.

  4Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafal Pendidikan Islam, A1 M a’arif, Bandung, 1989, him. 128.

  14

  fisik yang terikat ruang dan waktu - the spatio temporal physical world - (dalam hal ini, yang dimaksud adalah dunia spiritual).5

  Dari beberapa arti kata agama di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa agama adalah peraturan hidup yang lengkap dengan segala aspeknya termasuk aqidah. akhlak, ibadat dan amal perbuatan yang disyariatkan penguasa tertinggi (Allah SWT) untuk manusia.

  Para ahh teologi (muktakallimin) mendefinisikan agama sebagai berikut:

  ^ c\A Jill jU-l ^Call <JI

  Artinya: Ketentuan Tuhan, yang membimbing makhluk yang berakal,

  karena mereka sendiri mencarinya, untuk kebahagiaan dunia dan akhirat

  .6 Dilihat dari segi batin agama menyangkut perasaan, keinginan, harapan, dan keyakinan yang dimiliki manusia terhadap Tuhannya.

  Sedangkan dari segi lahiriyah agama menyangkut kelakuan dantindak tanduk tertentu yang mengungkapkan segi batiniyah di dalam kehidupan.

  Awalan ke dan akhiran an dalam kata keagamaan menurut Kamus

  Besar Bahasa Indonesia

  adalah konfiks nominal yang mengandung makna mempunyai ciri atau sifat, tempat. Dalam bahasa sehari-hari awalan ke akhiran an diartikan segala sesuatu yang mengenai nominal. Sehingga dalam hal ini kata keagamaan mempunyai makna segala sesuatu yang mengenai agama.7 Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa keagamaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan agama.

  5Robert H. Thouless, Pengantar Psikologi Agama, CV Rajawali, Jakarta, 1992, him. 22.

  H. Rachmat Djatmika, Sistcm Ethika Islam's Akhlak A/ m za Pustaka Panjimas, Jakarta, / , 1996, him 16.

  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., him. 10.

  15 Jadi, yang dimaksud dengan aktivitas keagamaan adalah tingkah

  laku atau perbuatan baik yang bersifat reflektoris maupun yang didasari oleh kehendak atas segala sesuatu yang mengenai agama. Aktivitas keagamaan yang dapat ditampilkan melalui perilaku keseharian dalam menjalankan perintah ataupun menjauhi larangan sangatlah tidak terbatas, sehingga penulis memberikan batasan pada aktivitas keagamaan yang berupa kegiatan ibadah yang teijadi di masyarakat Islam yaitu: salat, puasa, zakat, haji dan akhlak.

B. Pentingnya Agama bagi Manusia

  Agama dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai prinsip percaya kepada Tuhan (dewa dan sebagainya), sebagai ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.8

  M. Quraish Shihab mendefinisikan agama sebagai hubungan antara makhluk dan Khaliqnya. Hubungan ini mewujud dalam sikap batinnya serta tampak dalam ibadah yang dilakukannya dan tercermin pula dalam sikap kesehariannya.9

  H. Endang Saifuddin Anshari mengutip pendapat T.S.G. Mulia dan K.A.H. Hiddung, mengatakan bahwa agama (umum) manusia mengakui dalam agama adanya yang suci; manusia itu insaf bahwa ada suatu kekuasaan yang memungkinkan dan melebihi segala yang ada. Kekuasaan inilah yang dianggap sebagai asal atau khaliq segala yang ada. Tentang kekuasaan ini bermacam-macam bayangan yang terdapat pada manusia, demikian pula cara % Ib id , him. 10.

  9M. Quraish Shihab, Membumikan A l Qur’an, MIZAN, Bandung, 1992, him. 210.

  16 membayangkannya. Demikianlah Tuhan yang dianggap oleh manusia sebagai tenaga yang gaib di seluruh dunia dan dalam unsur-unsumya 10

  Selanjutnya H. Endang Saifuddin Anshari menyimpulkan bahwa:

  1. Agama adalah suatu sistem credo (tata keimanan atau tata keyakinan) atas adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia.

  2. Agama juga sebagai sistem ritus (peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya mutlak

  3. Selain merupakan sistem credo dan sistem ritus, agama juga merupakan suatu sistem norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan dengan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan di atas.11

  M. Quraish Shihab dalam bukunya Membumikan Al Qur'an, menjelaskan kepentingan manusia terhadap agama, sebagai berikut:

  1. Manusia secara fitrah mempunyai naluri ingin tahu, oleh karenanya manusia membutuhkan informasi tentang apa yang tidak diketahuinya itu, khususnya dalam hal-hal yang sangat mendesak yang mengganggu ketenangan jiwa, atau menjadi syarat kebahagiaannya. Di sinilah Tuhan memberikan informasi yang dibutuhkan manusia lewat agama.

  2. Manusia membutuhkan norma-norma atau nilai-nilai yang akan memberi petunjuk dalam kehidupannya. Maka agama yang mengandung nilai-nilai ataupun peraturan dari Tuhan sangat dibutuhkannya.12

  I0H. Endang Saifuddin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1992, him 210.

  "ibid, him 128.

  12M. Quraish Shihab, op. t i t , him. 211.

  17 Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa agama mengatur hubungan manusia dengan Khaliq, manusia dengan manusia serta manusia dengan lingkungaxmya. Manusia sebagai makhluk sosial, diraana berhubungan dengan sesamanya merupakan suatu keniscayaan, maka manusia sangat memerlukan agama, agar hubungannya dengan sesama dapat beijalan dengan harmonis.

  Selain itu, norma (tata kaidah) merupakan salah satu unsur dalam kehidupan manusia yang harus dipenuhi. Oleh karenanya agama sebagai suatu sistem norma juga menjadi keniscayaan bagi manusia. Fitrah manusia dengan naluri rasa ingin tahunya, juga sangat memerlukan agama, karena agama dapat memberikan informasi apa yang dibutuhkan manusia, sehingga jiwanya akan menjadi tenang dan bahagia.

C. Definisi Ibadah yang Menaungi Aktivitas Keagamaan

  Ibadah ialah sebuah kata yang menyeluruh meliputi apa saja yang dicintai dan diridhai Allah. Menyangkut seluruh ucapan dan perbuatan yang tidak tampak maupun yang tampak, seperti sholat, zakat, puasa, haji, berkata- kata yang benar, menunaikan amanat, berbuat baik kepada kedua orang tua, bersilaturrahmi, memenuhi janji, menyuruh berbuat baik, melarang perbuatan mungkar, berperang melawan kekufuran dan kemunafikan, lemah lembut terhadap tetangga dan anak yatim, menyantuni orang-orang miskin, ibnu sabil, hamba sahaya dan binatang, serta doa, dzikir membaca Al Qur'an dan sebagainya. 13 n Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Al Ubudiyah, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1982, him. 1.

  18 Majlis Taijih Muhammadiyah mendefmisikan, bahwa ibadah ialah

  bertaqorrub (mendekatkan din) kepada Allah dengan mentaati segala perintah- perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan mengamalkan segala yang diizinkan-Nya.14

  Dengan uraian tersebut di atas, ibadah dapat diartikan sebagai ketaatan manusia kepada Allah SWT. atas perintah dan larangan-Nya, baik yang berkenaan dengan hubungannya dengan Allah SWT. maupun dalam hubungannya dengan sesama manusia, semata-mata hanya untuk mendapatkan ridha-Nya.

  Ibadah tidak akan sah kecuali diniatkan ikhlas semata karena Allah SWT, sesuai dengan syar’i dan diiringi dengan rasa tawadhu’, serta kesempumaan: rasa cinta kepada-Nya. Suatu pekeijaan dapat bemilai ibadah atau tidak tergantung kepada niatnya, sehingga semua kegiatan manusia baik yang bersifat ubudiyah maupun yang bersifat mu’amalah, apabila diniatkan untuk mendapatkan ridha Allah SWT. maka ia adalah ibadah.

  Di antara jalan yang dapat ditempuh supaya ibadah itu dapat diterima Allah adalah tasawuf, yaitu mencari jalan termudah agar ibadahnya dapat diterima Allah SWT, dengan cara:

  1. Ikhlas, artinya hendaklah ibadah yang kita keijakan itu bukan mengharap pemberian dari Allah, namun semata-mata untuk meraih ridhaNya.

  2. Meninggalkan riya, artinya melakukan ibadah bukan karena malu kepada manusia atau supaya dilihat orang.

  u Nasruddin Razak, Dinul Islam, PT. A1 Ma’arif, Bandung, 1982, him. 47.

  19

  3. Bermuraqabah, artinya yakin bahwa Tuhan itu melihat, dan selalu ada di samping kita, sehingga kita selalu melakukan ibadah dengan sesungguhnya.

  4. Jangan keluar dari waktu, artinya melakukan ibadah, terutama salat dalam waktu tertentu, sedapat mungkin dikeijakan di awal waktu.13

D. Bentuk-bentuk Ibadah yang Menaungi Aktivitas Keagamaan

  Segala sesuatu yang dilakukan dengan ikhlas untuk mendapat ridha Allah SWT. adalah ibadah, baik yang berbentuk perbuatan maupun ucapan.

  Oleh karenanya secara umum ibadah diklasifikasikan dalam tiga bentuk:

  1. Ibadah I’tiqadiyah (keyakinan) Ibadah i’tiqadiyah yakni ibadah yang berbentuk keyakinan, meliputi:

  a. Meyakini bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.

  Keyakinan ini merupakan dasar keimanan seseorang, sehingga ia haras mengetahui secara pasti dan tidak disertai rasa bimbang dan ragu sedikit pun. Allah SWT berfirman dalam surat Muhammad ayat: 19

  (jXo33 4il pipli

  • *)j\

  Artinya: Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan

  (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu'min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu .16 5

  6

  l5Slamet Abidin, Moh, Suyono, Fiqih Ibadah, CV. Pustaka Setia Bandung, 1998, him. 15.

  I6Depag RI, AI Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penteijemah dan Penafsir A1 Qur'an, Jakarta, 1971, him. 832.

  20

  b. Mencintai Allah ‘ Azza wajalla Cinta kepada Allah bagi seorang mukmin merupakan cinta di atas segalanya, yang harus disertai rasa rendah hati, tunduk serta berserah diri sepenuhnya hanya kepada Allah SWT. Termasuk konsekwensi dari cinta kepada Allah adalah cinta kepada Rasul-Nya dan agama Islam.

  Firman Allah dalam surat A1 Imran ayat: 31

  j y *

  Artinya: “Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,

  ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Kdaha Penyayang ”.17

  c. Takut kepada Allah Takut terhadap Allah merupakan takut yang disertai dengan harapan dan keinginan untuk mendapatkan rahmat-Nya, sehingga takut terhadap Allah justru akan menjadikan manusia lebih dekat kepada- Nya.

  d. Bertaubat kepada Allah Yakni bersegera menuju kepada keridhaan Allah SWT, kembali kepada-Nya dan memohon ampunan-Nva. Islam mengajarkan agar manusia selalu mengikuti perbuatan baik yang telah dilakukannya dengan amal dan perbuatan yang mulia.

  17 him. 80.

  Ibid.,

  21 e. Bertawakal kepada Allah dan meminta pertolongan kepadaNya.

  Hakikat bertawakal kepada Allah adalah menyandarkan hati kepada Allah SWT. dengan sebenar-benamya dalam melakukan kebaikan dan menghindari kemadharatan di dalam urusan dunia maupun akhirat.

  Allah SWT berfirman dalam surat Yunus ayat: 84

  A rtin y a: “Berkata Musa, "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu

  1R

  benar-benar orangyang berserah diri" 2.

  Ibadah Amaliyah (Perbuatan) Ibadah amaliyah merupakan realisasi adanya aqidah atau iman seseorang. Di antara ibadah-ibadah amaliyah adalah sebagai berikut: a. Salat

  Menurut bahasa, salat artinya doa, sedangkan menurut istilah berarti suatu sistem ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu.* 19 Salat merupakan fardhu ‘ain atas tiap-tiap muslim yang telah baligh (dewasa).

  Kewajiban salat telah ditegaskan oleh Allah SWT. dalam firman-Nya yang tertuang dalam surat An Nisa’ ayat 103

  nIbi(L, him. 832.

  19Nasruddin Razak, op. cit., him. 178.

  22

  t j l E>U)I lyJii 1$

  Artinya: Kemudian apabila kamu tel ah merasa aman, maka

  dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman

  20 Salat yang diwajibkan oleh Allah SWT bukan hanya merupakan ibadah ritual saja, namun salat pada hakikatnya mengandung nilai-nilai yang sangat mulia di antaranya salat bertujuan untuk membentengi seorang muslim dari perbuatan keji dan munkar, salat melatih dan membiasakan hidup disiplin, salat beijama’ah memupuk rasa ukhuwah islamiyah dan lain sebagainya.

  Selain ibadah salat wajib, kita juga dianjurkan untuk melaksanakan salat sunnah. Di antaranya, salat sunnah rawatib, tahajud, tarawih, witir dan sebagainya.

  Melihat realitas kehidupan di lapangan, kita maklumi bersama bahwasanya umat Islam kaitannya dengan ketekunan melaksanakan salat dapat kita golongkan menjadi beberapa bagian:

  1) Golongan yang raj in melaksanakan salat Apabila kita perhatikan keadaan umat Islam yang rajin melaksanakan salat tergambar dalam berbagai ragam golongan, antara lain:

  a) Golongan orang yang rajin salat namun dilakukan semaunya saja. Artinya, tidak memperdulikan kesempumaan salat baik

  20Depag RI, op. c it , him. 138.

  23 syarat sahnya, syarat rukunnya maupun sunat-sunatnya.

  Dengan kata lain, mereka beranggapan yang penting salat secara rutin. Adapun syarat sah, syarat rukun dan sunatnya tidak penting.

  b) Golongan orang yang rajin salat karena pengaruh kebiasaan atau tradisi, dalam hal ini, mereka rajin salat mereka rajin salat ketika usia sudah tua karena tradisi menunjukkan bahwa orang yang sudah lanjut usia salatnya rajin dan berlalai ketika masih muda kepada mereka yang berlalai-lalai dalam salatnya telah diingatkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya: Artinya: Maka celakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya.

  (QS. A1 Ma’uun: 4-5)21

  c) Golongan orang yang rajin bersalat dengan semata-mata meniru, bukan hasil belajar dari seorang ustadz yang sungguh- sungguh mampu memberikan petunjuk tentang salat.

  d) Golongan orang yang rajin bersalat tetapi tidak mau beijamaah (makmun) kepada orang selain imannya sendiri.

  e) Golongan orang yang rajin bersalat tetapi tidak memerlukan kekhusukan. Di dalam melaksanakan salat, mereka selalu tergesa-gesa karena selalu ada kebutuhan lain yang dianggap lebih penting.

  2,Departemen Agama RI, op. c i t , him. 1108.

  24

  f) Golongan orang yang rajin bersalat karena ingin meraih sesuatu keperluan dunia atau pujian dari orang lain, mereka melakukan salat agar dipandang sebagai orang yang taat di dalam menjalankan agama.

  2) Golongan yang kadang-kadang melaksanakan salat Golongan orang yang semacam ini banyak kita jumpai di daerah sekitar atau di lingkungan kita sendiri yang mungkin disebabkan pengaruh teman yang tidak bersalat. 3) Golongan yang belum mau melaksanakan salat

  Jika diperhatikan masyarakat di sekitar kita secara cermat, akan dijumpai orang yang masih sibuk dengan urusan duniawi pada saat panggilan salat (azan) dikumandangkan, danadajuga yang secara terang-terangan tidak melaksanakan salat, mereka enggan menghambakan dirinya kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kenikmatan. Menurut T.M. Hasbi As Shiddieqy, keengganan mereka untuk melakukan salat disebabkan beberapa faktor, antara lain: a) salah sangka dan salah menempatkan,

  b) tidak mempunyai pengertian terhadap salat,

  c) kemalasan yang sangat mempengaruhi,

  d) keremajaan dan kemudaan,

  e) pengaruh surah dan kacau perasaan, dan

  f) takut kepada iblis dan setan.22 2~Ash Shiddieqy, TM. Hasbi, Pedoman Salat, Bulan Bintang, Jakarta, 1951, him. 29-30.

  25

  b. Puasa Puasa dalam bahasa Arab disebut straumun atau shiyaamun, yang mempunyai makna menahan diri dari segala sesuatu, seperti menahan tidur, menahan makan, menahan minum, menahan bicara dan lain sebagainya. Sedangkan secara istilah puasa adalah menahan dari makan, minum serta bersenggama antara suami istri, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan niat melaksanakan perintah Allah." Namun lebih jauh lagi puasa merupakan sarana untuk melatih mental dan fisik manusia, mendidik manusia berakhlak mulia, serta menciptakan insan bertaqwa.

  1) Macam-macam puasa • Dalam kehidupan bermasyarakat utamanya masyarakat muslim kita kenal berbagai macam istilah puasa, dan apabila kita telaah lebih lanjut pada dasamya puasa itu hanya ada dua macam, yaitu: a) Puasa wajib

  Yang termasuk puasa wajib antara lain: puasa ramadhan, puasa kafarat, puasa qadha dan puasa nazar. Di antara puasa wajib tersebut yang tampak jelas ketentuannya adalah puasa ramadlan selama satu bulan penuh. Kejelasan yang dimaksudkan di sini termasuk waktu pelaksanaannya dapat dipastikan setiap tahun sekali tentunya pada bulan

  23Nasruddin Razak, him. 202. op. cit.,

Dokumen yang terkait

Efektivitas Terapi Pijat Terhadap konsentrasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri No. 060894 Medan

38 349 114

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Jajanan Aman dengan Perilaku Memilih Jajanan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok

3 23 143

Pembangunan aplikasi pembelajaran IPA Kelas 3 SD berbasis dekstop (Studi Kasus SD Negeri Jelegong)

0 10 130

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas V SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 68

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PTK pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Trimulyo Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 13 69

PERAN SEKOLAH ISLAM TERPADU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA (Study Kasus di SDIT Permata Bunda Gedungmeneng Rajabasa Bandar Lampung) Tahun Pelajaran 2012/2013

0 26 78

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK ORGAN PERNAPASAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas V Semester Ganjil SD Negeri 1 Gumukrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 6 56

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK ORGAN PERNAPASAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas V Semester Ganjil SD Negeri 1 Gumukrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 4 57

APLIKASI PEMBELAJARAN MODEL BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN KESEGARAN JASMANI (Penelitian Quasi pada Siswa Kelas V SD Negeri Plumbungan 1 Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 20092010)

0 1 90

PENGARUH KETELADANAN GURU TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN ANAK DINI USIA (Studi Kasus pada Siswa-siswi TKIT Permata Bunda Bawen Tahun 20052006)

0 0 93