KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP TAWADU' SISWA PADA SEKOLAH DASAR NEGERI I PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

  

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP TAWADU'

SISWA PADA SEKOLAH DASAR NEGERI I PINGIT

KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG

  

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0

S K R I P S I

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

  

B A S U K I

NIM: 11408264

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi sau d ara: Nama : Basuki

  NIM : 11408264 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR

  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP TAWADHU SISWA PADA SEKOLAH DASAR NEGERI I PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

  PELAJARAN 2009/2010 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, 28 Juli 2010 P«nl>imbmg,

  p > V 1 r '

  / Jaka Siswapta, M.Pd.

  NIP. 19710219 200003 1 002

KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323709 Faks.323433 Salatiga 50721 id

PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi saudara BASUKI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11408264 yang beijudul

  

“KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DENGAN SIKAP TAWADUK PADA SEKOLAH DASAR NEGERI PINGIT 1

KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

PELAJARAN 2009/2010” telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25 September 2010 dan

  telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

  Salatiga, 25 September 2010

  

Pantia Ujian

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Basuki

  Nama :11408264

  NIM Jurusan : Tarbiyah

  : Pendidikan Agama Islam Program Studi

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan juplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 28juli2010

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

  Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat, taufik, hidayah, dan inayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Korelasi Antara Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Sikap

  Tawadhu Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak . Oleh sebab itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih k ep ad a:

  1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Para Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis

  3. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran

  4. Kepala Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat yang telah memberikan izin penelitian

  5. Teman-teman se-angkatan yang telah memberikan dorongan dan semangat

  6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penelitian ini.

  Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

  Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

  Salatiga, Juli 2010 Penyusun

  

ABSTRAKS

  Skripsi Korelasi Antara Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan SikapTawadhu Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2009/2010 Oleh Basuki Nim 11408264 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga 2010

  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat

  Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.Untuk mengetahui sikap tawadhu’ siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 .Untuk mengetahui adakah korelasi yang signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap tawadhu’ siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif. Rancangan dan jenis penelitian ini menggunakan penelitian

  

Ex-Post Facto atau pengukuran sesudah kejadian dan bersifat deskriptif kuantitatif

  Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan sikap tawadhu’ siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 dengan nilai r hitung sebesar 0,577 dibandingkan dengan r tabel 0,176 pada tingkat signifikasi 5 % ternyata jauh lebih besar dari r tabel.

  DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  C. Data tentang prestasi Pendidikan Agama Islam dan Data Angket

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

B A B I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, dan menghayati agama Islam melalui bimbingan dan latihan. Setiap akhir dari proses belajar mengajar, selalu ada hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa yang disebut dengan prestasi belajar. Melalui hasil belajar ini dapat diketahui taraf penguasaan anak terhadap materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Demikian pula diketahui kemampuan- kemampuan, sikap maupun keterampilan dalam mengikuti proses belajarnya.

  Pendidikan Agama Islam pada tingkat sekolah dasar menekankan pada beberapa hal antara lain tauhid (keyakinan pada tuhan yang mantap), syariah (pengamalan ibadah sebagai bentuk manifestasi dari tauhid) dan akhlakul karimah (penekanan pada konsep dan norma-norma perilaku yang mulia).

  Akhlaq sangat penting dalam kehidupan manusia, lebih-lebih karena manusia adalah makhluk yang paling mulia di dunia ini. Salah satu tanda kemuliaan manusia ialah berakhlaq.Dalam agama Islam terdapat sumber pendidikan yang paling luhur bagi manusia, sebagai dasar bagi kehidupan manusia yaitu akhlak. Hal ini dapat difahami, sebagaimama tugas utama

  Rasulullah saw.yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dalam terjemah Riyadhus Shalihin Shabir (1981:478) mengungkapkan Sabda Rosulullah yang berbunyi :

  2 “Sesungguhnya aku ini diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia”.

  Dengan pendidikan agama Islam, anak diharapkan dapat berakhlakul karimah (berakhlak mulia) sesuai dengan ajaran agama yang telah diperolehnya.

  Salah satu akhlakul karimah (akhlak mulia) ditanamkan pada siswa dalam Pendidikan Agama Islam pada tingkat sekolah dasar adalah sifat tawaduk.

  Pengertian Tawaduk adalah rendah hati, tidak sombong. Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang tawaduk adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah dicapainya.

  Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang tawaduk adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah dicapainya

  Tanda orang yang tawaduk adalah disaat seseorang semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawaduk dan kasih sayangnya. Dan semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut dan

  3

  waspadanya. Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah ketamakan nafsunya. Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama. Dan setiap kali bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat pula dia dengan manusia dan berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati kepada mereka. Ini karena orang yang tawaduk menyadari akan segala nikmat yang didapatnya adalah dari Allah SWT, untuk mengujinya apakah ia bersyukur atau kufur.

  Sesuai dengan firman Allah berikut i n i :

  • * 6 ? - * ■* _____

  M 'SK Z , C f .

  ) v .

  < ^ / __ 3V* < p >

  "Ini termasuk kumia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (QS. An Naml: 40). Soenaryo (1971: 598)

  Pada ayat Al Quran yang lain ditegaskan perintah Allah SWT untuk ”Dan janganlah kalian berjalan di atas bumi ini dengan menyombongkan diri, karena kalian tidak akan mampu menembus bumi atau menjulang setinggi gunung” (QS al-Isra-37). Soenaryo (1971:429)

  4 Pada era globalisasi yang serba materialistik dan hedonistik saat ini,

  kesombongan dan keangkuhan telah menggejala dalam semua aspek dan sendi- sendi kehidupan bahkan telah menjadi “pakaian” yang dikenakan banyak orang.

  Sikap seperti suka membanggakan diri, merasa tinggi melebihi orang di sekitarnya, merasa orang lain membutuhkannya, suka memamerkan apa yang dimilikinya, tidak mau menyapa lebih dahulu, menjadi fenomena yang mudah dilihat dimana- mana. Padahal keangkuhan dan kesombongan menghalangi seseorang untuk masuk surga. Shabir (1981: 501) mengungkapkan sabda Rasulullah: Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan, walaupun seberat biji sawi (HR. Muslim).

  Dari fenomena diatas penulis ingin meneliti apakah Pendidikan Agama Islam yang selama ini diajarkan dan ditanamkan oleh guru Agama Islam benar- benar telah diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis juga ingin mengetahui apakah prestasi belajar dalam Pendidikan Agama Islam yang dicapai siswa selama ini berbanding lurus dengan pengamalan agama siswa terutama pengamalan sikap tawadlu yang dimiliki siswa dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumukan masalah sebagai b erik u t:

  1. Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun

  5

  2. Bagaimana sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 ?

  3. Adakah korelasi yang positif dan signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran

  2009/2010?

  C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

  L Untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.

  2. Untuk mengetahui sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.

  3. Untuk mengetahui adakah korelasi yang signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.

D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu gambaran yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

  Suharsimi Arikunto(1998: 67) Adapun hipotesis yang diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah hipotesis keija y a itu :

  6

  “ Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.” Dengan kata lain semakin tinggi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam maka akan semakin tinggi pula sikap tawaduk siswa.

E. Kegunaan Penelitian

  Adapun manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini antara

  la in :

  1. Dapat memberikan informasi mengenai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.

  2. Sebagai bahan masukan kepada pihak pengelola pendidikan dan masyarakat umum tentang upaya peningkatan kualitas pembelajaran Agama Islam pada Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung pada khususnya dan sekolah lain pada umumnya.

  3. Dapat memberikan gambaran tentang hubungan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.

F. Definisi Operasional

  1. Prestasi Belajar Setiap akhir dari proses belajar mengajar, selalu ada hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa yang disebut dengan prestasi belajar. Melalui hasil belajar ini

  7

  dapat diketahui taraf penguasaan anak terhadap materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Demikian pula diketahui kemampuan-kemampuan, sikap maupun keterampilan dalam mengikuti proses belajarnya. Oemar Hamalik (2001: 45) mengemukakan bahwa : Prestasi belajar itu adalah hal-hal yang telah dicapai setelah ia belajar. Sedangkan Rochman Natawidjaya

  (1979: 48), menjelaskan bahwa : Prestasi belajar yang dicapai seseorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri(intemal) maupun luar diri (eksternal) individu. Pendapat lain memberi batasan tentang pengertian prestasi belajar; Engkoswara (1979:47) mengemukakan : penguasaan, penggunaan dan penilaian tentang sikap dan nilai- nilai pengetahuan dan keterampilan dasar dalam berbagai bidang ilmu. Kemudian Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 76) mengemukakan : Hasil belajar merupakan segala prilaku dimiliki siswa sebagai akibat dari proses belajar yang telah ditempuhnya. Batasan tersebut cukup luas meliputi semua akibat dari proses belajar yang berlangsung di sekolah, atau di luar sekolah, belajar bersifat kognitif, afektif, ataupun psikomotor disengaja ataupun tidak.

  Dari batasan-batasan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa prestasi belajar atau hasil belajar adalah suatu keadaan hasil yang dicapai baik berupa kemampuan, keterampilan maupun sikap serta nilai-nilai, setelah adanya usaha belajar dan mengajar.

  2 Pendidikan Agama Islam Pengertian Pendidikan Agama Islam, di bawah ini akan penulis kemukakan pendapat dari beberapa ahli sebagai b erik u t:

  8

  1) Menurut Drs. Abdul Rahman Saleh (1976: 19) Pendidikan Agama Islam adalah berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik/siswa agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam serta menjadikannya sebagai way o f life (jalan hidup).

  2) Menurut Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam S D dan MI

  Pengertian pendidikan agama islam sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2008: 23) adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan

  Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,latihan,serta penggunaan pengalaman.

  Dari beberapa pengertian di atas, pada dasarnya mengandung pengertian yang sama meskipun susunan bahasanya berbeda oleh karena itu beberapa pengertian di atas ditarik kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah bimbingan dan usaha yang diberikan pada seseorang dalam pertumbuhan jasmani dan usaha rohani agar tertanam nilai-nilai ajaran agama Islam untuk menuju pada tingkat membentuk kepribadian yang utama, yaitu kepribadian muslim yang mencapai kehidupan dunia dan akhirat.

  Berdasarkan beberapa definisi diatas indikator dari Pendidikan Agama Islam ad alah :

  a. Berusaha menciptakan manusia yang beriman dan bertaqwa

  9

  b. Mengajarkan Agama Islam dari sumbernya yang asli yaitu Al-Qur’an dan Assunah

  c. Melakukan bimbingan kepada anak didik agar menjadi insan yang kamil (sempurna) dan berkepribadian utama.

  3 Sifat tawaduk Tawaduk adalah lawan kata dari takabbur (sombong). Ia berasal dari lafadz Adl-Dla’ah yang berarti kerelaan manusia terhadap kedudukan yang lebih rendah, atau rendah hati terhadap orang yang beriman, atau mau menerima kebenaran, apapun bentuknya dan dari siapa pun asalnya. Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang tawaduk adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah diri dan selalu menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah.

  Adapun indikator sifat tawaduk yang ingin diteliti dalam penelitian ini ad alah :

  1. Sikap tawadhu kepada Allah dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

  2. Sikap tawaduk pada rasulullah dengan berusaha mengikuti sunnahnya dan menjadikan rasulullah sebagai tauladan dalam kehidupan.

  10

  3. Sikap tawaduk pada orang tua dengan berusaha menghormati dan berbakti pada orang tua

  4. Sikap tawaduk pada guru dan orang yang lebih tua dengan menghomati danh memuliakannya.

  5. Sikap tawaduk pada teman sebaya dan orang yang lebih kecil dengan berusaha menghormati, menyayangi, dan tidak semena-mena terhadap orang yang lebih kecil.

G. Metode Penelitian

  1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu data yang dapat diuraikan dan dihitung secara langsung karena berupa angka. Data ini meliputi data yang berhubungan dengan jum lah siswa, pendidik, sarana prasarana dan data-data lain yang berupa angka.

  Sedangkan menurut Kerlinger, Fred N. (1990: 483) rancangan penelitian adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

  Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka rancangan dan jenis penelitian ini menggunakan penelitian Ex-Post Facto atau pengukuran sesudah kejadian dan bersifat deskriptif kuantitatif. Metode ini dipergunakan karena penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh prestasi belajar

  Pendidikan Agama Islam terhadap sikap tawaduk siswa. Deskriptif kuantitatif dipandang sesuai dengan penelitian ini karena bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang variabel yang diteliti dan bersifat korelasi karena penelitian ini

  11

  bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungandan apabila ada> berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.

  Pada penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Variabel dalam penelitian ini adalah sikap tawaduk sebagai variabel bebas (X) dan prestasi belajar sebagai Pendidikan Agama Islam variabel terikat (Y).

  2. Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Adapun waktu penelitian direncanakan pada bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010.

  3. Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan subyek yang akan diteliti, adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 sampai dengan kelas 6 Sekolah Dasar Negeri I Pingit yang beijumlah 174 siswa.

  Adapun data jum lah siswa dapat dilihat pada tabel dibawah i n i :

  

Tabel 1 Keadaan Siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit, Pringsurat, Temanggung

  JUMLAH SISWA KELAS MUSILIM NON MUSLIM TOTAL JUMLAH JUMLAH L P L P

  1

  18

  13

  31

  2

  1

  3

  34

  2

  20

  15

  35

  1

  1 - - - -

  36

  3

  16

  9

  25 - - -

  25

  4

  16

  18

  34

  34

  5

  8

  12

  20

  1

  1 -

  21 -

  6

  15

  8

  23

  1

  1

  24

  12 Sampel merupakan sejumlah individu atau subjek yang merupakan wakil

  atau bagian populasi yang akan diteliti. Teknik pemilihan dan pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Adapun sampel yang diambil dalam penelitian sejumlah 118 siswa.

  4. Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah: a. Tes

  Soal-soal tes yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini berbentuk objektif dengan empat alternatif pilihan.

  b. Pedoman Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, buku, dan lain-lain. Instrumen ini digunakan untuk mencari data-data yang berhubungan dengan dokumen sekolah.

  c. Angket / kuesioner Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.

  Sehubungan dengan pemakaian angket dalam pengumpulan data, maka angket tersebut diskalakan dalam bentuk skor dengan menggunakan skala menurut likert, dimana penyusunan angket ini dalam bentuk pilihan ganda dengan 3 pilihan ganda, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jumlah

  13

  jawaban yang telah disediakan. Pemberian skor terhadap alternatif jawaban yang ada dalam angket adalah sebagai berikut:

  1. Jawaban A diberi skor 4

  2. Jawaban B diberi skor 3

  3. Jawaban C diberi skor 2

  4. Jawaban D diberi skor 1 Dari skor yang diperoleh siswa tersebut kemudian dibuat kategori bagus, cukup, sedang dan kurang.

  5. Metode Pengumpulan Data Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini m elip u ti:

  a. Metode Test Soal-soal tes yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui sikap tawaduk siswa. Soal berbentuk objektif dengan empat alternatif pilihan.

  b. Metode Dokumentasi Metode ini dilakukan dengan memeriksa dan mencatat dokumen sekolah yang berupa dokumen prestasi belajar siswa. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dari yang akan diteliti.

  c. Metode Angket atau Kuesioner Metode ini dilaksanakan dengan memberikan daftar pertanyaan yang harus dijawab dengan jujur oleh subjek yang akan diteliti. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang sikap tawaduk siswa.

  14

  6. Analisis Data Analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini m eliputi;

  a. Analisis Pendahuluan Yaitu mengelompokkan data-data yang telah terkumpul dalam tabulasi

  b. Analisis Uji Hipotesis Proses pengolahan data yang telah diperoleh dari analisis pendahuluan dengan menggunakan rumus korelasi product moment Sutrisno Hadi (2000:

  110)sebagai b e rik u t:

  lx’y'2 - (Cx’)(Cy’)

  N r xy = -------------------------------------- (SDx’> (Sdy’>

  K eterangan:

  XY : Perkalian X dan Y X : Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Y : Sikap tawaduk siswa

  N : Jumlah sampel

  c. Analisis Lanjut Analisis lanjut digunakan untuk menguji kebenaran perumusan hipotesis yang diajukan dengan hasil analisis uji hipotesis.

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika dalam penulisan penelitian ini m eliputi:

  15 BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

  tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

  BAB II Kajian Pustaka berisi tentang prestasi belajar pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk

  BAB III Hasil Penelitian berisi gambaran umum Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung dan penyajian data penelitian. BAB IV Analisis data berisi analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis, dan analisis lanjut BAB V Penutup berisi kesimpulan, dan saran.

  

B A B II

PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SIKAP

TA WADUK SISWA

A. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian belajar

  Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar.

  Cronbach memberikan definisi, “Learning is shown by a change in behavior adalah memperlihatkan perubahan dalam

  as a result o f experience”.Bela)ai

  perilaku sebagai hasil dari pengalaman Harold Spears memberikan batasan, “Learning is to observe, to read, to

  

initiate, to try something themselves, to listen, to fo llo w direction Belajar adalah

  mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.

  Geoch, mengatakan dalam Sadirman, AM. (2005: 20), “Learning is a change

  

in perform ance as a result o f p ra ctice”. Belajar adalah perubahan dalam

penampilan sebagai hasil praktek.

  Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang

  17

  yang dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.

  Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1997:24) mengemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slammeto (2003: 28) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

  Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000: 11). mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain- lain. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

  Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi

  18

  internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.

2. Pengertian Prestasi Belajar

  Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

  Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. A da lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap oengetahuan. Belajar adalah perubahan yang teijadi dalam tingkah laku m anusia

  Proses tersebut tidak akan teijadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi Yang bersangkutan.

  Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1987: 28)

  19

  memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.” Selanjutnya Winkel (996: 162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution (1986: 17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jik a seseorang belum mampu memenuhi

  Target dalam ketiga kriteria tersebut. “ Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

  Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

  Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang

  20

  terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

  a. Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

  1) Kecerdasan / inteligensia Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalany perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Kartono (1995: 17) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi. “

  Slammeto (2003: 56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.”

  21 Muhibbin (1999: 135) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi

  kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”

  Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam u sa h a belajar.

  2. Bakat Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh

  Ngalim Purwanto(1987:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan- kesanggupan tertentu”. Kartono (1995: 28) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar “.

  Menurut Syah Muhibbin (1999: 136) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan indivedu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.”

  Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.

  22 Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang

  peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.

  3. Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996: 24) minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slammeto (2003: 76) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.“

  Kemudian Sardinian (2005: 76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”

  Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat

  23

  mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

  4. Motivasi Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.

  Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jik a mempunyai motivasi untuk belajar. Nasution (1986: 73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.”

  Sedangkan Sardinian (2005:77) mengatakan bahwa “motivasi adalah menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin Melakukan sesuatu. “ Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu

  (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekeijaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.

  Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu.

  Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan

  24

  mengapa ia m enekuni pelajaran. U ntuk m em bangkitkan m otivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif,

  b. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri sisw a, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.. M enurut Slammeto (2003:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan m asyarakat.”

  1) Keadaan keluarga K eluarga m erupakan lingkungan terkecil dalam m asyarakat tem pat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

  Slammeto (2003: 57) bahwa: “K eluarga adalah lembaga pendidikan pertam a dan utam a. K eluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.” Adanya rasa am an dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah m otivasi untuk belajar.

  Dalam hal ini Hasbullah (1994: 46) mengatakan: “K eluarga m erupakan lingkungan pendidikan yang pertam a, karena dalam keluarga inilah anak pertam a- tam a m endapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utam a dalam

  25

  keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.” Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dim ulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan inform al ke lem baga-lem baga form al mem erlukan keijasam a yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha m eningkatkan hasil belajar anak. Jalan keijasam a yang perlu ditingkatkan, dim ana orang tua harus m enaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan m otivasi sehingga anak dapat belajardengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tem pat dan keadaan yang baik untuk belajar.

  2) Keadaan Sekolah Sekolah m erupakan lem baga pendidikan form al pertam a yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini m eliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan sisw a, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan sisw a kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.

  K artini Kartono (1995: 62) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan m em iliki tingkah laku yang tepat dalam m engajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan m em iliki metode yang tepat dalam mengajar.

  26 Disam ping orang tua, lingkungan juga m erupakan salah satu faktor yang tidak

  sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar sisw a dalm proses pelaksanaanpendidikan. K arena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari- hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dim ana anak itu berada.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DILUAR SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AGAMA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) YATPI GODONG GROBOGAN TAHUN 2005/2006 - Test Repository

0 0 96

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR FIQH DENGAN PRAKTEK IBADAH SHOLAT SISWA KELAS II MTs. ASRORUL ISLAM KLUWAN PENAWANGAN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

0 0 103

PERSEPSI SISWA MENGENAI PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI I KALIKOTES, KECAMATAN PITURUH, KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2006 - Test Repository

0 0 95

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK DIDESA GEGANGAN KEC.TUNTANG KAB.SEMARANG (STUDI KASUS PADA SISWA SMP DI DESA GEDANGAN TAHUN 2005/2006) - Test Repository

0 0 94

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SALAT KELAS III MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SD NEGERI 3 PINGIT PRINGSURAT TEMANGGUNG - Test Repository

0 2 126

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG MEMBACA AL-QUR'AN MELALUI METODE DRILL DI SDN I TEGALSARI KEC. KEDU KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 120

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENERAPAN METODE )EMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SOBOREJO KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0

1 0 96

HUBUNGAN ANTARA SIKAP HORMAT SISWA TERHADAP GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN PUCUNGROTO KE C. KAJORAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 0 87

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATAP PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU SISWA (STUDI KASUS PADA SDN BATUR 01 KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 72

EFEKTIVITAS KEGIATAN BELAJAR DENGAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SD NEGERI 2 DUREN KECAMATAN BEJEN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2 0 1 0 - Test Repository

0 8 87