MODEL PENGELOLAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI GAPOKTAN SUBUR ASRI, DESA REJO ASRI, SEPUTIH RAMAN, LAMPUNG TENGAH

MODEL PENGELOLAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI GAPOKTAN SUBUR ASRI, DESA REJO ASRI, SEPUTIH RAMAN, LAMPUNG TENGAH

  

Slameto, Alvi Yani dan Asropi

  Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Jln. Hi. Zainal Abidin Pagar Alam No.1A, Rajabasa, Bandar Lampung. e-mail: islameto@yahoo.co.id

  

ABSTRAK

  Salah satu kendala dalam mempercepat peningkatan produksi tanaman pangan adalah semakin terbatasnya jumlah tenaga kerja. Kegiatan pertanian perdesaan masih sangat mengandalkan tenaga kerja manusia. Alat dan mesin pertanian dapat membantu memecahkan masalah ketersediaan tenaga kerja di pedesaan. Mekanisasi pertanian mampu membuat usahatani lebih efisien dan produktif. Kajian ini bertujuan mengetahui model pengelolaan alat dan mesin pertanian yang dilakukan oleh gabungan suatu kelompok tani. Lokasi kajian di Desa Rejo Asri, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah. Kajian dilakukan pada tahun 2016. Metode pelaksanaan kajian dengan cara melakukan wawancara secara mendalam (in-depth interview) dengan 30 anggota gabungan kelompok tani Subur Asri. Anggota yang diwancarai meliputi pengurus gapoktan, anggota gapoktan, dan operator alat dan mesin pertanian gapoktan. Data yang diambil adalah berupa informasi mengenai cara dan model pengelolaan alat dan mesin pertanian, sistem bagi hasilnya dari alat dan mesin pertanian. Analisis dilakukan secara deskriptif. Penyajian hasil secara deskriptif-naratif. Hasil kajian menunjukkan bahwa model pengelolaan alat dan mesin pertanian dlilakukan oleh operator yang telah dipercaya oleh anggota dan pengurus gapoktan. Pengoperasian alat dan mesin dilakukan dengan cara menawarkan jasa kepada pihak yang membutuhkan. Sistem biaya jasa alat mesin dibedakan menjadi 2 yaitu anggota gabunagn kelompok dan non anggota kelompok. Bagi pemanfaat jasa alat dan mesin pertanian dari kelompok mendapat keringanan biaya sekitar 30%.

  Kata kunci: model pengelolaan, alat dan mesin pertanian, gapoktan.

  

ABSTRACT

  Obstacle in accelerating the increase in food production is increasingly limited amount of labor. Rural agricultural activities still rely heavily on human labor. Agricultural tools and machines can help solve the problem of the availability of labor in the village. Agricultural mechanization able to make farming more efficient and productive. This study aims to determine the management model of agricultural tools and machines performed by a group of farmers. Location studies at Rejo Asri village, Seputih Raman subdistrict, Lampung Tengah regency. The study was conducted in 2016. The method of implementation studies by conducting in-depth interviews with 30 members of Subur Asri farmer’s group. Members interviewed include administrators, members and equipme nt operators and agricultural machinery of farmer’s group. The data taken is in the form of information about how and management model of agricultural tools and machines, the system for the results of agricultural tools and machines. The analysis was done descriptively. Presentation of the results of a descriptive narrative. The results show that the model of management of agricultural tools and machines performed by operators who have been trusted by members and officials farmer’s group. Operation of the tool and the machine is done by offering services to the needy. Machine tool system service costs can be divided into two, namely members of the group and non member of group. For resource management tools and farm machinery from the group enjoy a reduction in costs of about 30%.

  Keywords:management models, tools and agricultural machinery, farmer’s group.

  

PENDAHULUAN

  Di Indonesia bidang pertanian masih menjadi harapan dan tumpuan kehidupan dan usaha bagi sebagian masyarakatnya. Pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan dan program pembangunan berkaitan dengan bidang pertanian yang pada intinya adalah untuk terwujudnya ketahanan pangan nasional dan swasembada pangan. Berbagai strategi dirancang pemerintah antara lain menyediakan dan memperbaiki infrastruktur pendukung produksi pangan seperti pembangunan bendungan, irigasi, jalan produksi, juga bantuan dan penyediaan alat dan mesin pendukung pertanian.

  Pada umumnya kegiatan pertanian perdesaan masih sangat mengandalkan tenaga kerja manusia. Pada bidang pertanian agroekosistem lahan sawah keberadaan tenaga kerja tersebut berperan sangat penting terutama pada proses penanaman, pengolahan tanah, pemeliharaan dan pemanenan. Hal tersebut terjadi pada daerah pedesaan yang masih mempunyai sumberdaya manusia bidang pertanian yang banyak. Namun pada kurun waktu beberapa tahun terakhir ketersediaan tenaga kerja bidang pertanian di pedesaan terus mengalami penurunan sejalan semakin masifnya urbanisasi tenaga kerja ke perkotaan. Untuk itu penggunan alat dan mesin menjadi tuntutan kebutuhan bidang pertanian. Masa mendatang alat dan mesin pertanian dapat membantu memecahkan masalah ketersediaan tenaga kerja di pedesaan. Selain itu mekanisasi pertanian akan mampu membuat usahatani lebih efisien dan produktif.

  Hal tersebut selaras dengan perkembangan dunia pertanian dimana sejak revolusi hijau penggunaan teknologi pendukung usaha pertanian semakin intensif sejalan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Adjid, 2001) yang tujuannya adalah mengatasi permasalahan bidang pertanian dengan tujuan akhir adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani (Suryana, 2005). Hal tersebut sangat berperan dalam mengatasi salah satu kendala bidang pertanian dalam mempercepat peningkatan produksi tanaman pangan tentang kendala semakin terbatasnya jumlah tenaga kerja di pedesaan.

  Upaya pengenalan, sosialisasi, difusi teknologi mekanisasi pertanian yang dilakukan tersebut akan menjadikan teknologi akan semakin diadopsi oleh para petani. Pada proses adopsi membutuhkan jaringan komunikasi dan interaksi (Rogers dan Shoemaker, 1971; Soekartawi, 2005), termasuk proses adopsi alat dan mesin pertanian membutuhkan jaringan komunikasi petani (Rangkuti, 2009). Sehingga di kawasan pertanian lahan pangan (khususnya padi sawah) pada saat ini semakin banyak ditemui alat dan mesin pertanian seperti traktor pengolah tanah (hand tractor), pompa air, mesin penyiang tanaman (power greeder), mesin pemanen/perontok padi, mesin pengering, mesin penggilingan padi (rice milling unit) dan sebagainya. Berbagai macam alat dan mesin tersebut tersedia di pedesaan dimana introduksi keberadaannya diawali dari bantuan pemerintah maupun upaya usaha kelompok para petani itu sendiri.

  Permasalahan yang seringkali muncul adalah manajemen pengelolaan alat dan mesin pertanian yang belum sesuai keinginan masyarakat petani sendiri. Pengelolaan alat dan mesin pertanian milik kelompok seringkali belum memberikan tambahan hasil usaha sesuai harapan anggota kelompok petani. Selain itu terdapat kendala berupa terbatasnya pengetahuan teknis petani dalam pemeliharaan alat dan mesin pertanian yang dimiliki kelompok, bahkan kendala ketersediaan biaya pemeliharaan alat dan mesin pertanian tersebut. Kesemua kondisi tersebut pada intinya bertujuan bagaimana alat dan mesin pertanian tersebut mampu membiayai operasional alat itu sendiri dan memberikan keuntungan kelompok tani melalui pengelolaan yang baik agar kepemilikan alat dan mesin pertanian tersebut terus berlangsung dan lestari sehingga memberikan nilai kemanfaatan bagi petani dan kelompok petani. Untuk itu kajian ini bertujuan mengetahui model pengelolaan alat dan mesin pertanian yang dilakukan oleh gabungan suatu kelompok tani yang mempunyai alat dan mesin pertanian untuk mendukung usahatani padi sawah.

METODE PENELITIAN

  Rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif yang bertujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena sesuai dengan tujuan penelitian ini (Nazir, 2005). Metode tersebut digunakan karena sesuai dengan rancangan penelitian yang bertujuan melihat gambaran aktual tentang kejadian nyata pada pengelolaan alat dan mesin pertanian yang dilakukan oleh gabungan kelompok tani yang dikaji.

  Kajian dilakukan pada tahun 2016. Lokasi kajian di Desa Rejo Asri, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah. Lokasi tersebut ditentukan (purposive) dengan pertimbangan: (1) kegiatan usahatani sebagian besar masyarakat petani dilakukan menggunakan alat dan mesin pertanian (mesin pengolah tanah-hand traktor, mesin tanam-jarwo transplanter, mesin penyiang-power greeder, mesin pemanen-

  

combine harvester ), (2) gabungan kelompok tani mempunyai alat dan mesin pertanian

  yang dikelola secara berkelompok, (3) sentra produksi padi sawah. Metode pengambilan data dengan cara melakukan wawancara secara mendalam (in-depth interview). Wawancara mengacu pada daftar pertanyaan yang telah dirancang item-item pentingnya sesuai tujuan penelitian.

  Wawancara dilakukan terhadap 30 orang anggota gabungan kelompok tani Subur Asri, Desa Rejo Asri, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah. Anggota yang diwancarai meliputi pengurus gapoktan (5 orang), anggota gapoktan (20 orang), dan tim operator alat dan mesin pertanian gapoktan (5 orang). Data yang diambil adalah berupa informasi mengenai cara dan model pengelolaan alat dan mesin pertanian, sistem bagi hasilnya dari alat dan mesin pertanian. Analisis dilakukan secara deskriptif. Penyajian hasil secara deskriptif-naratif. Analisis yang dilakukan pada kajian ini dibatasi hanya pada alat dan mesin pertanian berupa mesin pemanen padi (combine

  harvester ).

  

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Alat dan Mesin Pertanian di Lampung.

  Penggunaan alat dan mesin pertanian di Propinsi Lampung untuk usahatani tanaman pangan cenderung mengalami peningkatan sejalan dengan semakin meningkatnya introduksi alat dan mesin pertanian. Alat dan mesin pertanian tersebut mendukung produksi tanaman pangan khususnya padi sawah dan jagung, sehingga jenis alat dan mesin pertanian yang banyak diminati para petani berupa traktor pengolah tanah, mesin penanam, mesin pemanen, mesin pengering, pompa air dan sebagainya. Berikut perkembangan alat dan mesin pertanian bantuan dari pemerintah pusat untuk mendukung usahatani tanaman pangan di Lampung pada kurun waktu tahun 2015-2016 (Tabel 1).

  Tabel 1. Perkembangan jumlah bantuan Pemerintah berupa alat mesin pertanian berdasarkan jenisnya di Lampung

  

No. Jenis Bantuan Alat Mesin Tahun 2015 Tahun 2016

  1. Traktor roda dua 1.004 1.055

  2. Alat tanam (transplanter)

  23

  93

  3. Combine harvester 168 329

  4. Corn sheller 135

  80

  5. Pengering padi 26 -

  6. Pompa air 264 279 Jumlah (unit) : 1.620 1.836 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Lampung.

  Bantuan alat dan mesin pertanian tersebut bertujuan untuk mendorong percepatan tanam padi sawah dan juga mendorong efisiensi penggunaan tenaga kerja di pedesaan yang cenderung semakin terbatas. Sasaran akhir yang dicapai adalah swasembada pangan khususnya padi, jagung, kedelai dimana untuk padi maka propinsi Lampung untuk tahun 2016 ditargetkan meningkat produksinya sekitar 5-7% dari tahun sebelumnya.

  Model Pengeloaan Alat dan Mesin Pertanian di Gapoktan Subur Asri

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat dan mesin pertanian berhasil menurunkan tingkat penggunaan tenaga kerja dan cenderung meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Penggunaan peralatan mekanisasi pertanian cenderung dapat meningkatkan kualitas hasil panen produksi pertanian, efisien waktu, dan sekaligus meningkatkan pendapatan petani. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian dari Ananto dan Astanto (2000) dan Noor dan Noor (2002) bahwa penggunaan alat dan mesin pada umumnya meningkatkan kapasitas kerja, bahkan memberikan peningkatan efisiensi kerja cukup tinggi sekitar 76-80 % di lahan pasang surut (Umar dan Noor, 2007).

  Model pengelolaan alat dan mesin pertanian pada gabungan kelompok tani Subur Asri, Desa Rejo Asri, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah dilakukan oleh kelompok operator yang telah dipercaya oleh anggota dan pengurus gapoktan berdasarkan musyawarah dan kesepakatan. Pengoperasian alat dan mesin dilakukan dengan cara menawarkan jasa kepada pihak yang membutuhkan. Sistem biaya jasa alat mesin dibedakan menjadi 2 yaitu pengguna alat dan mesin merupakan anggota kelompok dan pengguna alat mesin pertanian diluar/non anggota kelompok tani.

  Pengguna jasa alat dan mesin pertanian yang sekaligus menjadi anggota dari gabungan kelompok tani (gapoktan) Subur Asri apabila menggunakan alat dan mesin panen padi (combine harvester) tersebut berkewajiban membayar biaya sebsar Rp.1.400.000,- per hektarnya. Hal tersebut sebagai bentuk penghargaan atau keringanan anggota gabungan anggota kelompok tani pemilik alat dan mesin. Kesepakatan harga tersebut diputuskan melalui musyawarah gabungan kelompok tani tersebut. Setelah dikurangi dengan biaya operasional maka nilai pendapatan yang diperoleh gabungan kelompok tani sebagai tabungan kelompok juga cenderung lebih rendah yaitu sebesar Rp.600.000,-. Uang pendapatan tersebut disetorkan kepada pengurus gabungan kelompok tani (bendahara) sebagai kas kelompok. Semua penerimaan dari usaha jasa alat dan mesin pertanian tersebut menurut para pengurus dan anggota kelompok akan digunakan untuk usaha-usaha produktif lainnya dengan model pengelolaan berorientasi bisnis. Adapun struktur arus biaya dan penerimaan pada model pengelolaan alat mesin panen padi (Combine harvester) dengan anggota kelompok sebagai penyewa alat mesin pada Gapoktan Subur Asri, Desa Rejo Asri, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah disajikan pada Tabel 2.

  Tabel 2. Model pengelolaan alat mesin panen padi (Combine harvester) dengan anggota kelompok sebagai penyewa alat mesin pada Gapoktan Subur Asri, Desa Rejo Asri, Seputih Raman, Lampung Tengah.

  

No. Uraian Komponen Pengeluraan Nilai (Rp.) Prosentase (%)

  A. Penerimaan Borongan Panen Dengan Alat 1.400.000 Mesin Panen Milik Kelompok per Hektar

  B. Biaya Operasional Alat Mesin Panen

  • Bahan bakar

  22 200.000

  • Operator mesin

  22 200.000

  • Pembantu operator (Helper)

  22 200.000

  • Peluncur (Pencari order pekerjaan)

  11 100.000

  • Sewa truk pengangkut alat mesin 130.000

  15

  • Lain-lain

  70.000

  8 Jumlah Biaya: 900.000

  C. Pendapatan Kelompok (A-B) 600.000 Sumber : Gabungan Kelompok Tani Subur Asri, 2016 (data primer).

  Berbeda dengan pengguna jasa alat dan mesin pertanian yang sekaligus menjadi anggota dari gabungan kelompok tani (gapoktan) Subur Asri, maka petani pengguna alat dan mesin pertanian non anggota gabungan kelompok tani apabila menggunakan alat dan mesin panen padi (combine harvester) tersebut berkewajiban membayar biaya sebesar Rp.2.000.000,- per hektarnya. Kesepakatan harga tersebut sesuai dengan harga sewa alat dan mesin secara umum yang terjadi di Kabupaten Lampung Tengah pada umumnya. Adapun penentuan besarnya biaya tersebut juga diputuskan melalui musyawarah gabungan kelompok tani tersebut. Sehingga setelah dikurangi dengan biaya operasional maka nilai pendapatan yang diperoleh gabungan kelompok tani cenderung lebih besar dibanding pengguna dari anggota kelompok tani yaitu sebesar Rp.1.100.000,-. Model pengelolaan hasil pendapatan juga disetorkan kepada bendahara gabungan kelompok tani sebagai kas kelompok. Adapun struktur arus biaya dan penerimaan pada model pengelolaan alat mesin panen padi (Combine harvester) dengan penyewa alat mesin berasal dari luar anggota Gapoktan Subur Asri seperti pada Tabel 3.

  Tabel 3. Model pengelolaan alat mesin panen padi (Combine harvester) dengan penyewa alat mesin berasal dari luar anggota Gapoktan Subur Asri, Desa Rejo Asri, Seputih Raman, Lampung Tengah.

  

No. Uraian Komponen Pengeluraan Nilai (Rp.) Prosentase (%)

  A. Penerimaan Borongan Panen Dengan Alat 2.000.000 Mesin Panen Milik Kelompok per Hektar

  B. Biaya Operasional Alat Mesin Panen

  • Bahan bakar

  22 200.000

  • Operator mesin

  22 200.000

  • Pembantu operator (Helper)

  22 200.000

  • Peluncur (Pencari order pekerjaan)

  11 100.000

  • Sewa truk pengangkut alat mesin 130.000

  15

  • Lain-lain

  70.000

  8 Jumlah Biaya: 900.000

  C. Pendapatan Kelompok (A-B) 1.100.000 Sumber : Gabungan Kelompok Tani Subur Asri, 2016 (data primer).

  Penghasilan atau pendapatan dari jasa menyewakan alat dan mesin pertanian tersebut biasanya digunakan kembali untuk pemeliharaan alat dan mesin pertanian yang dimiliki kelompok, serta untuk usaha produktif lainnya yang menghasilkan keuntungan bagi gabungan kelompok tani Subur Asri. Hal ini menunjukkan bahwa usaha jasa dengan menyewakan alat dan mesin pertanian masih memberikan keuntungan dan layak dilakukan oleh gabungan kelompok tani Subur Asri. Kondisi tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Umar (2013) dimana usaha penggunaan alat mesin pertanian adalah layak yaitu untuk mesin traktor pengolahan tanah (B/C=1,48), threser untuk panen (B/C=1,58), dan mesin penggilingan padi (B/C=1,06) di lahan pasang surut.

  Apabila membandingkan antara pengguna jasa alat dan mesin pertanian khususnya alat panen padi (combine harvester) maka pemanfaat jasa alat dan mesin pertanian berasal dari anggota gabungan kelompok tani Subur Asri mendapat keringanan biaya sekitar 30% dibanding non/bukan anggota gabungan kelompok tani. Hal tersebut menjadi nilai tersendiri bagi anggota gabungan kelompok tani sebagai penerima manfaat dari ikut bergabungnya seorang petani menjadi anggota gabungan kelompok tani Subur Asri, bahkan menjadi kebanggan tersendiri bagi seorang petani. Adanya manfaat tersebut seringkali menjadi dorongan petani lain disekitarnya untuk ikut bergabung menjadi anggota gabungan kelompok tani Subur Asri.

  

KESIMPULAN

  Model pengelolaan alat dan mesin pertanian pada gabungan kelompok tani (gapoktan) Subur Asri, Desa Rejo Asri, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah dikelola oleh tim/kelompok operator mesin yang telah dipercaya oleh anggota dan pengurus berdasar musyawarah. Pengoperasian alat dan mesin peratnian dilakukan dengan cara menawarkan jasa kepada pihak yang membutuhkan jasa penggunaan alat dan mesin. Sistem biaya jasa alat mesin dibedakan menjadi 2 yaitu anggota gabungan kelompok tani dan non atau bukan anggota kelompok tani. Bagi pemanfaat jasa alat dan mesin pertanian dari kelompok mendapat keringanan biaya sekitar 30%. Dimasa mendatang disarankan kepada gabungan kelompok tani Subur Asri Desa Rejo Asri bahwa dalam pengelolaan alat dan mesin pertanian yang dimiliki sebaiknya menggunakan model usaha penyewaan jasa alat dan mesin pertanian (UPJA) sesuai kondisi masyarakat setempat. Untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja dipedesaan dan dalam rangka peningkatan produktivita serta efisiensi usahatani maka program mekanisasi perlu dilakukan secara massal.

DAFTAR PUSTAKA

  Adjid, D.A. 2001. Membangun Pertanian Modern. Penerbit Pengembangan Sinar Tani, Jakarta. Ananto, E.E. dan Astanto, 2000. Kelayakan Usaha Jasa Pelayanan Alsintan (Traktor)

  Kelompok Tani di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan . Laporan Teknis P2SLPS2. Badan Litbang Pertanian.

  Nazir, 2005. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia. Jakarta. Noor, I. Muhammad, dan H.D. Noor. 2002. Uji Kelayakan Alat Tanam Biji-Bijian di

  Lahan Lebak Dangkal . Laporan Tahunan Penelitian Pertanian Lahan Rawa 2002. Balittra, Puslitbangtanak. Badan Litbang Pertanian.

  Rangkuti 2009. Analisis Peran Jaringan Komunikasi Petani Dalam Adopsi Inovasi

  Traktor Tangan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat . Jurnal Agroekonomi, Volume 27 No.1, Mei 2009:45-60.

  Rogers, E.M. dan F.F. Shoemaker, 1971. Communication of Innovations: A Cross Cultural Approach . The Free Press, New York. Soekartawi, 2005. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia, Jakarta. Suryana, A. 2005. Rancangan Dasar Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan

  Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani). Prosiding Lokakarya Nasional Prima Tani Mendukung Pengembangan KUAT di Kalimantan Barat,

Kalimantan Barat 2005 . Badan Litbang Pertanian Halaman: 1-25. Jakarta.

  Umar, S dan H.D. Noor, 2007. Dukungan Alsin dan Teknologi Produksi terhadap Hasil

  Padi di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan . Prosiding Seminar Nasional

  Mekanisasi Pertanian. BBP Mektan. Badan Litbang Pertanian, Deptan. Bogor, 29-30 Nov. p. 393-402. Umar, Sudirman, 2013. Pengelolaan dan Pengembangan Alsintan untuk Mendukung

  Usahatani Padi di Lahan Pasang Surut . Jurnal Teknologi

  ‘Pertanian, Universitas Mulawarman Volume 8. Nomor 2, Maret 2013.