PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XF SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI

  PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XF SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI

  Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi Disusun oleh:

  Missi Prasanti (061334012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

  PERSEMBAHAN Kupersembahkan karyaku ini kepada My Lord Jesus Christ

  Bapak, Ibu serta Mamih dan Akung Terkasih My Lovely Sister “Kadwi Mentari” Almamaterku Universitas Sanata Dharma

  MOTTO Kerjakan apa yang kau yakini tinggalkan apa yang kau ragukan

  Yakinlah apa yang kau lakukan akan berhasil..

  

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XF SMA BOPKRI 2

YOGYAKARTA

Missi Prasanti

Universitas Sanata Dharma

  

2011

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dan dilaksanakan dalam dua siklus. Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas XF di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada semester I tahun ajaran 2010/2011. Pengumpulan data dengan pengamatan, kuesioner, dan tes.

  Hasil penelitian ini adalah: 1) Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil pengumpulan data berdasarkan pengamatan pada siklus I menunjukkan komponen keseriusan siswa belajar 55%, mengerjakan tugas 76%, siswa mencatat materi yang sudah dipelajari 58%, siswa mendengarkan dan memperhatikan 69%, mengemukakan pendapat 48%, perasaan siswa saat mengikuti pembelajaran 76%, siswa tidak mengantuk di kelas 62%. Pada siklus II menunjukkan komponen keseriusan siswa belajar 70%, mengerjakan tugas 89%, siswa mencatat materi yang sudah dipelajari 66%, siswa mendengarkan dan memperhatikan 72%, mengemukakan pendapat 55%, perasaan siswa saat mengikuti pembelajaran 79%, siswa tidak mengantuk di kelas 83%. Hasil pengumpulan data berdasarkan kuesioner menunjukkan peningkatan motivasi belajar sebanyak 41%. 2) Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I peningkatan hasil belajar siswa mencapai 75,86% dari keseluruhan siswa sebanyak 22 siswa. Sedangkan pada siklus II peningkatan hasil belajar siswa mencapai 89,65% dari keseluruhan siswa sebanyak 26 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena telah memenuhi target.

  

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING TYPE JIGSAW

TO IMPROVE THE STUDENTS’ MOTIVATION AND LEARNING

ACHIEVEMENT OF ECONOMY SUBJECT APPLIED IN THE XF GRADE

  

OF TWO BOPKRI SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

Missi Prasanti

Sanata Dharma University

2011

  This research aims to know the students’ improvement in motivation and

learning achievement through the implementation of cooperative learning type jigsaw

in Economy subject. This research applied a classroom action research implemented

in two cycles. The subjects of this research were the first semester of XF students of

Two BOPKRI Senior High School Yogyakarta 2010/2011 academic year. The data

were gathered through observation, questionnaire, and test.

  The results of this research are: 1) the implementation of cooperative learning

type jigsaw could improve students’ motivation. The data gathered from cycle I

shows that the students’ learning seriousness is 55%, students’ task accomplishment

is 76%, students who wrote the learning material are 58%, students who listened and

paid attention are 69%, students who expressed their opinions are 48%, students’

feeling during the lesson is 76%, students who were not sleepy in the class are 62%.

On the cycle II, the students’ learning seriousness is 70%, students’ task

accomplishment is 89%, students who wrote the learning material are 66%, students

who listened and paid attention are 72%, students who expressed their opinions are

55%, students’ feeling during the lesson is 79%, students’ who were not sleepy in the

class are 83%. The data gathered through questionnaire show that the students’

learning motivation improved by 41%. 2) Cooperative learning type jigsaw could

improve the students’ learning achievement. On cycle I, the improvement of the

students’ learning achievement is 75, 86% from the total of 22 students. Meanwhile,

on cycle II, the improvement of the students’ learning achievement is 89, 65% from

the total of 26 students. The result of this research shows that the implementation of

cooperative learning type jigsaw could improve students’ learning achievement.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan yang Mahakasih atas rahmat dan berkatNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulis sadar, selama menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang dengan caranya masing-masing telah berpartisipasi, memberikan nasehat dan semangat untuk memperlancar penyusunannya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta .

  3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  4. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, pengorbanan tenaga dan pikiran sejak awal hingga selesainya skripsi ini.

  5. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

  6. Ibu Sri Rahayuningsih, S.Pd., selaku kepala sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan penelitian.

  7. Ibu Rina Dwi Astuti, S.Pd., selaku guru mitra penelitian yang telah bekerjasama dan membantu serta membimbing peneliti dalam melakukan penelitian.

  8. Siswa-siswi kelas XF selaku subyek dalam penelitian.

  9. Seluruh keluargaku: kedua orang tuaku, adikku Tari, mamih dan akung tercinta. Terimakasih atas segala nasehat, pengorbanan, doa, dukungan serta kasih sayang yang telah diberikan selama ini.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL…. ............................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv HALAMAN MOTTO .................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................... vii ABSTRAK .................................................................................................. viii

  

ABSTRACT .................................................................................................. ix

  KATA PENGANTAR ................................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................... xii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 3 C. Batasan Masalah............................................................................... 3 D. Rumusan Masalah ............................................................................ 4

  E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4

  F. Manfaat Penelitian............................................................................ 4

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik .............................................................................. 6

  1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ................................ 6

  2. Pembelajaran Kooperatif .............................................................. 7

  3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ........................................... 13

  4. Motivasi Belajar ........................................................................... 15

  5. Hasil Belajar ................................................................................. 19

  B. Kajian Penelitian yang Relevan ........................................................ 23

  C. Kerangka Berfikir ............................................................................. 24

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................................. 25 B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 25 C. Subyek dan Obyek Penelitian……………………………………….. 25 D. Prosedur Penelitian ........................................................................... 26 E. Siklus Penelitian Tindakan Kelas...................................................... 29 F. Instrumen Penelitian ......................................................................... 30 G. Pengumpulan dan Analisis Data ....................................................... 32

  BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Berdirinya SMA BOPKRI 2 Yogyakarta .............................. 37 B. Visi, Misi, dan Tujuan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ........................ 40 C. Sistem Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ............................. 42 D. Kurikulum SMA BOPKRI 2 Yogyakarta .......................................... 43 E. Organisasi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta .......................................... 47 F. Sumber Daya Manusia SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ....................... 56 G. Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ................................................. 60 H. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ............ 61 I. Hubungan antara Sekolah dengan Instansi Lain ................................ 64 BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian .......................................................................... 66

  1. Observasi Pendahuluan ............................................................... 66

  a. Observasi Guru ..................................................................... 67

  b. Observasi Siswa .................................................................... 67

  c. Observasi Kelas .................................................................... 69

  2. Siklus Pertama ............................................................................ 71

  a. Perencanaan .......................................................................... 71

  b. Tindakan ............................................................................... 75

  c. Observasi .............................................................................. 78

  d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa ............................................ 85

  e. Refleksi ................................................................................ 86

  3. Siklus Kedua .............................................................................. 94

  a. Perencanaan .......................................................................... 94

  b. Tindakan ............................................................................... 97

  c. Observasi .............................................................................. 101

  d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa ............................................ 107

  e. Refleksi ................................................................................ 109

  B. Analisis Komparatif Motivasi Belajar Siswa dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw .............................. 117

  BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan ...................................................................................... 124 B. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 125 C. Saran ................................................................................................ 125

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 127

LAMPIRAN ...............................................................................................

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator Tingkat Keberhasilan Motivasi ................................ 33Tabel 5.1 Analisis Motivasi Belajar Siswa Pra Penelitian ....................... 68Tabel 5.2 Aktivitas Guru Pada Siklus I .................................................. 79Tabel 5.3 Pengamatan Siswa Pada Siklus I ........................................... 81Tabel 5.4 Pengamatan Kelas Pada Siklus I ............................................. 82Tabel 5.5 Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I ..................................... 85Tabel 5.6 Refleksi Guru Pada Siklus I .................................................... 86Tabel 5.7 Refleksi Siswa Pada Siklus II ................................................. 88Tabel 5.8 Indikator Tingkat Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I.......... 90Tabel 5.9 Daftar Nilai Siswa Pada Siklus I ............................................. 92Tabel 5.10 Aktivitas Guru Pada Siklus II ................................................. 102Tabel 5.11 Pengamatan Siswa Pada Siklus II ........................................... 104Tabel 5.12 Pengamatan Kelas Pada Siklus II............................................ 105Tabel 5.13 Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II .................................... 108Tabel 5.14 Refleksi Guru Pada Siklus II .................................................. 109Tabel 5.15 Refleksi Siswa Pada Siklus II ................................................. 111Tabel 5.16 Indikator Tingkat Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II ........ 113Tabel 5.17 Daftar Nilai Siswa Pada Siklus II ........................................... 115Tabel 5.18 Analisis Komparatif Motivasi Belajar Siswa .......................... 117Tabel 5.19 Indikator Keberhasilan Motivasi Belajar................................. 119Tabel 5.20 Daftar Nilai Siswa .................................................................. 121

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas .............................................. 30

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ............. 132 Lampiran 1b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ............ 140 Lampiran 2a Materi Pelajaran Siklus I ..................................................... 145 Lampiran 2b Materi Pelajaran Siklus II .................................................... 151 Lampiran 3a Ulangan Harian I ................................................................. 154 Lampiran 3b Ulangan Harian II Soal A .................................................... 155 Lampiran 3c Ulangan Harian II Soal B .................................................... 156 Lampiran 4a Soal Ulangan Siklus I ......................................................... 157 Lampiran 4b Soal Ulangan Siklus II ......................................................... 160 Lampiran 5a Kunci Jawaban Ulangan Harian I ........................................ 163 Lampiran 5b Kunci Jawaban Ulangan Harian II Soal A ............................ 167 Lampiran 5c Kunci Jawaban Ulangan Harian II Soal B ............................ 168 Lampiran 6a Kunci Jawaban Ulangan Siklus I ......................................... 169 Lampiran 6b Kunci Jawaban Ulangan Siklus II ........................................ 170 Lampiran 7 Lembar Observasi Kegiatan Guru ........................................ 172 Lampiran 7a Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I ........................... 174 Lampiran 7b Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II .......................... 176 Lampiran 8 Instrumen Pengamatan Kondisi Kelas ................................. 178 Lampiran 8a Instrumen Pengamatan Kondisi Kelas Siklus I ..................... 180 Lampiran 8b Instrumen Pengamatan Kondisi Kelas Siklus II ................... 182

  Lampiran 9 Instrumen Penilaian Siswa dalam Kelompok ....................... 184 Lampiran 9a Instrumen Penilaian Siswa dalam Kelompok Pada

  Siklus I ................................................................................ 185 Lampiran 9b Instrumen Penilaian Siswa dalam Kelompok Pada

  Siklus II............................................................................... 186 Lampiran 10a Kuesioner Sebelum Penelitian ............................................. 187 Lampiran 10b Kuesioner Sesudah Penelitian .............................................. 189 Lampiran 11a Analisis Tingkat Motivasi Belajar Pada Pra Penelitian ......... 192 Lampiran 11b Analisis Tingkat Motivasi Belajar Pada Siklus I .................. 193 Lampiran 11c Analisis Tingkat Motivasi Belajar Pada Siklus II ................. 194 Lampiran 12a Analisis Motivasi Belajar Siswa Pada Pra Penelitian ........... 195 Lampiran 12b Analisis Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I ..................... 197 Lampiran 12c Analisis Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II .................... 199 Lampiran 13a Instrumen Pengamatan terhadap Guru. ................................ 201 Lampiran 13b Instrumen Pengamatan terhadap Siswa. ............................... 202 Lampiran 13c Instrumen Pengamatan terhadap Kondisi Kelas. .................. 203 Lampiran 14a Instrumen Pengamatan terhadap Guru Pada

  Pra Penelitian ...................................................................... 204 Lampiran 14b Instrumen Pengamatan terhadap Siswa Pada

  Pra Penelitian ...................................................................... 206 Lampiran 14c Instrumen Pengamatan terhadap Kondisi Kelas Pada

  Pra Penelitian ...................................................................... 208 Lampiran 15a Instrumen Pengamatan terhadap Guru Pada Siklus I ............ 210

  Lampiran 15b Instrumen Pengamatan terhadap Siswa Pada Siklus I ........... 212 Lampiran 15c Instrumen Pengamatan terhadap Kondisi Kelas Pada

  Siklus I ................................................................................ 214 Lampiran 16a Instrumen Pengamatan terhadap Siswa Pada Siklus II ......... 216 Lampiran 16b Instrumen Pengamatan terhadap Guru Pada Siklus II ........... 218 Lampiran 16c Instrumen Pengamatan terhadap Kondisi Kelas Pada

  Siklus II............................................................................... 220 Lampiran 17 Instrumen Refleksi Guru ..................................................... 222 Lampiran 17a Instrumen Refleksi Guru Siklus I ......................................... 223 Lampiran 17b Instrumen Refleksi Guru Siklus II ....................................... 224 Lampiran 18 Instrumen Refleksi Siswa .................................................... 225 Lampiran 18a Instrumen Refleksi Siswa Siklus I ....................................... 227 Lampiran 18b Instrumen Refleksi Siswa Siklus II ...................................... 228 Lampiran 19 Lembar Pengamatan terhadap Kelas .................................... 233 Lampiran 19a Lembar Pengamatan terhadap Kelas Pada Siklus I ............... 234 Lampiran 19b Lembar Pengamatan terhadap Kelas Pada Siklus II.............. 235 Lampiran 20 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa........................... 236 Lampiran 20a Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Pada

  Pra Penelitian ...................................................................... 237 Lampiran 20b Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I ..... 238 Lampiran 20c Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II .... 239 Lampiran 21a Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa ...................................... 240 Lampiran 21b Daftar Nilai Siswa ............................................................... 242

  Lampiran 22a Pedoman Wawancara Siswa ................................................ 244 Lampiran 22b Hasil Wawancara Siswa ...................................................... 245 Lampiran 23a Pedoman Wawancara Responden Guru Mitra ...................... 246 Lampiran 23b Hasil Wawancara Guru ........................................................ 247

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di Sekolah Menengah Atas

  (SMA) mencakup mata pelajaran ekonomi dan akuntansi. Dalam kegiatan belajar mengajar untuk pelajaran ekonomi, banyak siswa mengalami kesulitan dalam proses belajarnya. Kesulitan belajar para siswa tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal itu berasal dari dalam diri siswa tersebut dan faktor eksternal yang berasal dari luar kondisi siswa tersebut.

  Banyaknya siswa yang mengeluh tentang materi ekonomi yang disampaikan kurang jelas dan agar bahan materi pembelajaran dapat dipahami siswa, guru harus menentukan metode pembelajaran yang tepat dengan materi yang akan diajarkan. Selain itu seringkali ditemukan fakta di kelas bahwa peserta didik merasa bosan mengikuti kegiatan belajar mengajar. Salah satu penyebab terjadinya kondisi pembelajaran tersebut adalah metode yang digunakan guru kurang inovatif karena pada umumnya guru menggunakan metode ceramah pada setiap pertemuan.

  Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru menggunakan pendekatan dan metode tertentu. Penggunaan suatu pendekatan dan metode dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, salah satunya adalah siswa.

  Dalam proses belajar mengajar peran siswa juga sangat penting karena motivasi siswa akan sangat berpengaruh terhadap jalannya proses pembelajaran dan siswa tidak terpaku pada satu sumber informasi yaitu guru.

  Berdasarkan pengamatan peneliti di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta umumnya guru belum menggunakan metode dan media pembelajaran yang dapat menumbuhkan keterlibatan seluruh siswa. Sebagian besar siswa memiliki perhatian yang rendah terhadap proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan tidak dimilikinya hasrat dan kebutuhan untuk belajar karena di dalam kelas dijumpai siswa yang bersikap acuh tak acuh, bermain

  handphone, ataupun asyik mengobrol dengan teman diluar materi pelajaran

  pada saat guru sedang menjelaskan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa masih rendah.

  Seringnya rasa malu siswa yang muncul saat berkomunikasi dengan guru membuat kondisi kelas menjadi tidak aktif dan motivasi siswa berkurang sehingga menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa. Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk menimbulkan komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan rekannya. Salah satu model pembelajaran yang ditawarkan adalah tipe jigsaw.

  Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).

  Berdasarkan latar belakang di atas penulis ingin mengangkat suatu penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi”.

  B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, usaha untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada proses belajar mengajar. Fokus penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

  C. Batasan Masalah

  Dalam penelitian ini penulis hanya melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Yang dimaksud dengan motivasi adalah keinginan siswa dan perasaan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang terwujud dalam perilaku belajar siswa. Sementara yang dimaksud dengan hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.

  D. Rumusan Masalah

  1. Apakah ada peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

  jigsaw pada pelajaran ekonomi?

  2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran ekonomi?

  E. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

  2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

  F. Manfaat Penelitian

  Dari penelitian ini manfaat yang diharapkan adalah:

  1. Bagi Universitas Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi kepustakaan serta dapat dijadikan pertimbangan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya di Universitas Sanata Dharma.

  2. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi guru pada umumnya. Khususnya guru mata pelajaran ekonomi dalam memperbaiki penyampaian materi pada siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

  3. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pentingnya upaya meningkatkan pencapaian keterampilan, hasil belajar dan motivasi belajar untuk mencapai prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi.

  4. Bagi Penulis Melalui penelitian ini penulis dapat menerima wawasan yang lebih luas tentang model-model pembelajaran serta dapat memberikan bekal bagi penulis untuk terjun ke dunia pendidikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

  Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah dalam rangka guru bersedia untuk mengintropeksi, bercermin, merefleksi atau mengevalusi dirinya sendiri sehingga kemampuannya sebagai seorang guru/pengajar diharapkan cukup profesional untuk selanjutnya, diharapkan dari peningkatan kemampuan diri tersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas anak didiknya, baik dalam aspek penalaran; keterampilan, pengetahuan hubungan sosial maupun aspek-aspek lain yang bermanfaat bagi anak didik untuk menjadi dewasa.

  Ada tiga pengertian yang dapat diterapkan (Suharsimi Arikunto, 2006:3):

  a. Penelitian Penelitian berhubungan dengan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

  b. Tindakan Tindakan berhubungan dengan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

  c. Kelas Pengertian ruang kelas tidak terkait hanya pada ruang kelas, tetapi mengandung pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

  Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

2. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

  Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

  Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (Lungdren, 1994): 1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama.” 2) Para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.

  3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama. 4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab di antara para anggota kelompok. 5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok. 6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar. 7) Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

  Menurut Thompson (1995), pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran sains. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

  Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan- keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan (Slavin, 1995).

b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

  Beberapa ciri dari pembelajaran kooepratif adalah; (1) setiap anggota memiliki peran, (2) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, (3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, (4) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, (5) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

  Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (1995), yaitu penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.

  1. Penghargaan kelompok Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli.

  2. Pertanggungjawaban individu Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.

  3. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

c. Tipe Pembelajaran Kooperatif

  Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif (Slavin, 1995:4-8) yang diantaranya adalah:

1. Student Teams Achievement Divisions (STAD)

  Dalam STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai pelajaran dengan mempresentasikan sebuah materi yang kemudian siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan materi tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis secara individual tentang materi ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual.

  2. Teams Games Tournaments (TGT)

  Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.

  3. Jigsaw

  Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama seperti STAD.

4. Learning Together

  Siswa melakukan presentasi bahan mata pelajaran, setelah itu siswa dalam kelompok heterogen terdiri 4 sampai 5 orang mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok. Siswa kemudian secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.

5. Group Investigation

  Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas.

  Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

  Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).

  Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4–6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Langkah-langkah untuk melaksanakan jigsaw (Isjoni, 2007) adalah sebagai berikut:

  a. Pilihlah materi pelajaran yang akan dibagi menjadi beberapa bagian (segmen)

  b. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada. Jika jumlah siswa 50 sementara jumlah segmen ada 5, maka masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang. Jika jumlah ini dianggap terlalu besar, bagi lagi menjadi dua sehingga setiap kelompok terdiri dari 5 orang, kemudian setelah proses telah selesai gabungkan kedua kelompok pecahan tersebut. c. Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi pelajaran yang berbeda-beda.

  d. Setiap kelompok mengirimkan anggota-anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompok.

  e. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranya ada persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok.

  f. Sampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi.

  1. Keuntungan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

  a. Dapat melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar b. Dapat meningkatkan kemandirian siswa belajar dan motivasi berpikir.

  c. Dapat mengembangkan keterampilan, kreatifitas dan kemampuan untuk bekerja secara bersama (sikap sosial dan demokrasi).

  2. Kelemahan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

  a. Memerlukan pengorganisasian kelas yang lebih mantap

  b. Membutuhkan waktu yang banyak yang harus dipersiapkan oleh siswa c. Gagasan/ide/nilai tambah tergantung dari kawan-kawan sekelompoknya

4. Motivasi Belajar

  Motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalasan, dan motivasi: kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas- aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan (Suryabrata, 1984:72).

  Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar pada mahasiswa harus diperkuat terus menerus agar mahasiswa memiliki hasil belajar yang baik, yang pada akhirnya semakin meningkatkan motivasi berprestasi. Namun motivasi dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya hasil belajar menjadi rendah.

  Menurut Sardiman (2007:88), Motivasi belajar dapat dibedakan dalam dua jenis, masing-masing adalah: a. Motivasi belajar dari dalam diri siswa (motivasi belajar intrinsik)

  Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri idividu sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain tetapi atas dasar kemauan sendiri. Siswa yang memiliki motivasi belajar intrinsik biasanya memiliki kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru dengan baik, rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi yang diberikan, berbagai gangguan yang ada disekitarnya tidak dapat mempengaruhi perhatiannya. Selain itu motivasi belajar intrinsik ini juga timbul karena adanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan akan belajar dan harapan akan cita-cita. Perlu juga diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar intrinsik memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu, satu-satunya jalan untuk menuju ketujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak akan mungkin menjadi ahli.

  b. Motivasi belajar dari luar diri siswa (motivasi belajar ekstrinsik).

  Jenis motivasi belajar ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu karena adanya rangsangan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Sebagai contoh seorang siswa belajar karena ada rangsangan dari guru misalnya memberikan dorongan, arahan,, hadiah, dan sejenisnya. Oleh karena itu, motivasi belajar ekstrinsik dapat dikatakan sebagai bentuk aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar diri individu. Indikator siswa yang memiliki motivasi belajar dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung yakni bergairah, senang, ceria, siap menerima pelajaran baru, suka tantangan, suka mengerjakan soal, dan mampu berargumentasi.

  Menurut Mudjiono, ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu: 1) Cita-cita/aspirasi pembelajar

  Setiap manusia senantiasa mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu di dalam hidupnya, termasuk pembelajar. Cita-cita atau aspirasi ini senantiasa ia kejar dan ia perjuangkan. Bahkan tidak jarang, meskipun rintangan yang ditemui sangat banyak dalam mengejar cita-cita dan aspirasi tersebut, seseorang tetap berusaha semaksimal mungkin karena hal tersebut berkaitan dengan cita-cita dan aspirasinya. Oleh karena itu, cita-cita dan aspirasi sangat mempengaruhi terhadap motivasi belajar seseorang.

  2) Kemampuan pembelajar Kemampuan manusia satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Menuntut seseorang sebagaimana orang lain dari bingkai penglihatan demikian tentulah tidak dibenarkan. Sebab, orang yang mempunyai kemampuan rendah akan sangat susah menyerupai orang yang mempunyai kemampuan tinggi. Dan sebaliknya orang yang berkemampuan tinggi, akan menjadi malas jika dituntut sebagaimana mereka yang berkemampuan rendah. 3) Kondisi pembelajar

  Kondisi pembelajar dapat dibedakan atas kondisi fisiknya dan kondisi psikologisnya. Dua macam kondisi ini, fisik dan psikologis, umumnya saling mempengaruhi satu sama lain. Bila sesorang kondisi psikologisnya tidak sehat, bisa berpengaruh juga terhadap ketahanan dan kesehatan fisiknya.

  Sangatlah jelas dan sering dirasakan oleh siapapun, jika kondisi fisik dalam keadaan lelah, umumnya motivasi belajar seseorang akan menurun. Sebaliknya jika kondisi fisik berada dalam keadaan bugar dan segar, motivasi belajar bisa meningkat.

  4) Kondisi lingkungan belajar Dalam lingkungan yang kompetitif untuk belajar, seseorang yang menghuni lingkungan tersebut akan terbawa serta untuk belajar sebagaimana orang lain. Ia, secara sadar atau tidak, terekayasa untuk belajar. Jika pada lingkungan tersebut belajar sudah menjadi budaya, maka para penghuni lingkungan tersebut bisa terbawa ke dalam budaya belajar. Jelaslah kiranya, bahwa lingkungan sosial berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang.

  5) Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran turut mempengaruhi motivasi belajar pembelajar. Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

  a) Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar

  b) Bahan belajar dan upaya penyediaannya

  c) Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya

  d) Suasana belajar dan upaya pengembangannya

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIIIA MTs NU UNGARAN

0 5 177

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 101774 SAMPALI.

0 3 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA.

0 1 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 NOGOSARI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 1 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN EKONOMI SMA WISUDA

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V SD

0 0 8

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 231

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMA N 1 DEPOK YOGYAKARTA

0 0 270

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII C SMP N 1 KALASAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 1 237