Fungsi tuturan langsung dalam novel I feel bad about my neck karya Nora Ephron - USD Repository
FUNGSI TUTURAN LANGSUNG
DALAM NOVEL I FEEL BAD ABOUT MY NECK
KARYA NORA EPHRON
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia
Oleh Fransisca Vindy Pudhi Ardani
NIM: 044114002 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2009
i FUNGSI TUTURAN LANGSUNG DALAM NOVEL I FEEL BAD ABOUT MY NECK KARYA NORA EPHRON
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia
Oleh Fransisca Vindy Pudhi Ardani
NIM: 044114002 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2009
ii
iii
iv PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan kepada kedua orang tua yang sangat aku cintai dan sayangi, aku haturkan terima kasih atas segala cinta, kasih sayang, perhatian, dan pengorbanan selama ini
MOTTO Mungkin banyak jalan menuju kegagalan.
Sementara untuk sukses, hanya ada satu jalan.
Tentu saja tak ada resep sukses, kecuali menerima hidup tanpa syarat berikut apa yang diberikanNya
(Arthur Rubinstein)
Sukses saya tercapai berkat kesediaan mendengar nasihat-nasihat terbaik dan menjalankan secara berlawanan
(G.K. Chesterton)
Persahabatan bertumbuh subur di mata air pengampunan
(William A. Ward)
Kebahagiaan adalah doa,kebahagiaan adalah kekuatan, kebahagiaan adalah cinta kebahagiaan adalah jaring cinta yang bisa Anda gunakan untuk menyentuh jiwa
(Bunda Teresa) v
ABSTRAK
FUNGSI TUTURAN LANGSUNG
DALAM NOVEL I FEEL BAD ABOUT MY NECK
KARYA NORA EPHRON
Fransisca Vindy Pudhi Ardani
Universitas Sanata Dharma
2009
Skripsi ini membahas fungsi tuturan langsung dalam novel I Feel Bad
about My Neck karya Nora Ephron. Permasalahan dalam penelitian ini adalah
“Apa saja fungsi tuturan langsung dalam novel I Feel Bad about My Neck berdasarkan fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan fungsi tuturan langsung dalam novel I Feel Bad about My Neck karya Nora Ephron berdasarkan fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday.
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (i) tahap pengumpulan data, (ii) tahap analisis data, dan (iii) tahap penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan dalam tahap pengumpulan data adalah metode simak, yaitu menyimak tuturan langsung dalam novel I Feel Bad about My Neck karya Nora Ephron. Teknik yang digunakan dalam tahap ini adalah teknik sadap sebagai teknik dasarnya, yaitu menyadap tuturan langsung berdasarkan fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday. Teknik lanjutan yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik catat, yaitu mencatat tuturan langsung dalam novel I Feel Bad
about My Neck . Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode agih dan
metode padan, khususnya metode padan referensial dan metode padan pragmatis.Metode agih digunakan dengan teknik baca markah. Metode agih, yaitu metode penelitian yang menggunakan bahasa itu sendiri sebagai alat penentunya. Teknik yang digunakan adalah teknik baca markah, yaitu membaca tanda-tanda sebagai
vi
pemarkah fungsi bahasa berdasarkan fungsi tuturan langsung. Metode padan referensial, yaitu metode padan yang alat penentunya berupa referen bahasa atau apa yang dibicarakan. Metode padan pragmatis adalah metode padan yang alat penentunya lawan atau mitra bicara. Metode padan referensial dalam analisis data digunakan untuk menentukan informasi yang terkandung dalam fungsi tuturan langsung yang terdapat pada novel I Feel Bad about My Neck. Metode padan pragmatis digunakan untuk menentukan maksud yang terkandung dalam fungsi tuturan yang terdapat pada novel I Feel Bad about My Neck. Hasil analisis tersebut disajikan dengan metode penyajian informal, yaitu perumusan atau penyajian hasil analisis data menggunakan kata-kata biasa dan metode formal, yaitu perumusan atau penyajian hasil analisis data dengan tanda dan lambang.
Dasar pengelompokkan atau pembentukan tuturan langsung dalam novel
I Feel Bad About My Neck karya Nora Ephron adalah fungsi bahasa menurut
M.A.K Halliday. Tipe-tipe tuturan langsung itu ada tujuh tipe, yaitu (1) tuturan langsung yang berfungsi instrumental, (2) tuturan langsung yang berfungsi regulatif, (3) tuturan langsung yang berfungsi interaksional, (4) tuturan langsung yang berfungsi personal, (5) tuturan langsung yang berfungsi heuristik, (6) tuturan langsung yang berfungsi imajinatif, dan (7) tuturan langsung yang berfungsi representasional.
Tuturan langsung yang berfungsi instrumental dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu (i) tuturan langsung yang berfungsi instrumental ‘menyuruh’ yang dipakai manusia untuk mengekspresikan sesuatu keinginan dan menciptakan kondisi (keadaan) tertentu, seperti menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu hal. Tuturan langsung yang berfungsi instrumental ‘menyuruh’ ditandai oleh verba perintah, misalnya Menurut Jane, ucapan pria itu ketika ia melangkah keluar adalah: “Ambil satu buku itu saat kau keluar,” dan (ii) tuturan langsung yang berfungsi instrumental ‘melarang’ yang dipakai manusia untuk tidak melakukan sesuatu hal. Tuturan langsung yang berfungsi instrumental ‘melarang’ ditandai dengan kata jangan, misalnya “Apa pun yang kau lakukan,” ujar ibu temanku itu,
“jangan pernah memasak untuk lelaki itu.” Tuturan langsung yang berfungsi
vii
regulatif digunakan untuk mengontrol dan mengendalikan perilaku, sikap, serta kebiasaan orang lain. Seringkali disebut fungsi pengaturan yang mengatur seseorang dalam bertingkah laku, misalnya Mr. Simms melihat karya kami dan kemudian melemparkan semaunya ke tong sampah. Ia berkata, “Tajuk beritanya
adalah: ‘Sekolah libur pada hari Kamis’.” Tuturan langsung yang berfungsi
interaksional digunakan untuk memulai interaksi dengan orang lain, seperti menyapa, menyampaikan atau memberikan salam, dan membuat suatu respon kepada orang lain. Contoh tuturan langsung yang berfungsi interaksional, misalnya Ia selalu memanggilku, “Hai, manis,” “Hai, cantik,” “Halo’ Sayang.” Aku rasa ia tidak pernah memanggilku, atau orang lain yang ia kenal, dengan nama asli. Tuturan langsung yang berfungsi personal dipakai untuk mengungkapkan perasaan pribadi (seperti kebencian, keluhan, rasa heran, dan rasa gembira), misalnya “Aku benci tasku.” Tuturan langsung yang berfungsi heuristik digunakan untuk mencari suatu informasi tentang pengetahuan, lingkungan sekitar berupa pertanyaan yang menuntut jawaban, misalnya “Apa itu tas Kelly?” tanyaku. Tuturan langsung yang berfungsi heuristik ditandai oleh kata tanya apa,
bagaimana , di mana, dan sebagainya. Tuturan langsung yang berfungsi imajinatif
dipakai untuk mengekspresikan imajinasi, kreativitas, dan daya khayal seseorang dalam menciptakan ide-ide (seperti membuat cerita, lelucon, novel, dan ungkapan sistem khayalan), misalnya Bertahun-tahun yang lalu, ketika aku menjalani terapi, terapisku berkata, “Cinta adalah rasa rindu rumah.” Tuturan langsung yang berfungsi representasional dipakai untuk memberikan informasi yang belum diketahui oleh orang lain. Informasi yang disampaikan berupa pernyataan- pernyataan atau gambaran, misalnya Oleh penemuan beberapa kemasan krim pemutih Jolen yang berukuran terlalu besar yang hampir tidak pernah digunakan yang ternyata ada di sana, dibawah wastafel, ditempat di mana sebelumnya aku mencarinya –aku bersumpah, “Aku telah mencarinya di sana namun tidak
melihatnya.” viii
ABSTRACT
THE FUNCTION OF DIRECT SPEECHES
IN NORA EPHRON’S NOVEL I FEEL BAD ABOUT MY NECK
Fransisca Vindy Pudhi Ardani
Sanata Dharma University
2009
This discusses on the function of direct speeches in Nora Ephron’s novel
I Feel Bad about My Neck based on linguistic function according to M.A.K.
Halliday. The purpose of this writing was to describe the types of direct speeches in Nora Ephron’s novel I Feel Bad about My Neck based on linguistic function according to M.A.K. Halliday.This research was conducted through three steps, i.e. (i) step of data collection, (ii) step of data analysis, and (iii) step of representation of the result of data analysis. Method used in step of data collection was review method, i.e. reviewing direct speeches in Nora Ephron’s novel I Feel Bad about My Neck. Technique used in this step was tapping technique as basic technique, i.e. tapping direct speeches based on the types of linguistic function according to M.A.K. Halliday. As continual technique used in data collection was recording technique, i.e. recording direct speeches in novel I Feel Bad about My Neck. The data analysis is carried out through the evenly distribution and equality method, specifically the equal referential method and pragmatic method. In the evenly distribution method, it is used the technique of markah reading. Method used in data analysis was distributing method, i.e. research method that uses its certain language as determining tool. The technigue used was mark reading technique, i.e. reading sign as marker of linguistic function based on the types of direct speeches. Method used in representing the result of data analysis was informal method and
ix
formal method. i.e. informal method formulation or representation of the result of data analysis by using common words.
The basic of classification and arrangement of direct speeches in Nora Ephron’s novel I Feel Bad about My Neck was linguistic function according to M.A.K. Halliday. The types of direct speeches were seven kinds, i.e. (1) direct speeches having instrumental function, (2) direct speeches having regulative function, (3) direct speeches having interactional function, (4) direct speeches having personal function, (5) direct speeches having heuristic function, (6) direct speeches having imaginative function, and (7) direct speeches having representational function.
First, direct speeches having instrumental function was classified into two categories, i.e. (i) direct speeches having instrumental function ‘through’ meanings that is signed by command verb, example “Ambil satu buku itu saat kau
keluar.” and (ii) direct speeches having instrumental function ‘prohibiting’
meanings that is signed by the word jangan, example “Apa pun yang kau
lakukan,” ujar ibu temanku itu, “jangan pernah memasak untuk lelaki itu.”
Second, direct speeches having regulating function is often mentioned as regulative function that use for regulate the other’s behavior that has binding characteristic, such as peraturan di sekolah (pengumuman), example “Tajuk
beritanya adalah: ‘Sekolah libur pada hari Kamis’.” . Third, direct speeches
having interactional function was used to initiate interaction to other person, likes accosting, greeting, calling name, and giving reaction or response to other person. Direct speeches having interactional function is used to convey or give greets that is signed by the word hai and helo, example Ia selalu memanggilku, “Hai,
manis,” “Hai, cantik,” “Halo’ Sayang.” Fourth, direct speeches having personal
function is used for conveying private feelings, such as animosity, complain, curiosity, and happiness. Direct speeches having personal function is signed by the word benci ,lega, bosan, etc. Example, “Aku benci tasku.” Fifth, direct speeches having heuristic function is used to look for information or finding something. Direct speeches having heuristic function often take the form of
x
question of which is signed by asking words, likes apa, kapan, bagaimana, etc. Example, “Apa itu tas Kelly?” tanyaku. Sixth, direct speeches having imaginative function is used to express someone imaginations, creativity, and visionability in creating ideas, such as writing a story, jokes, novel, and expression of imaginative system. Direct speeches having imaginative function is signed by the words cinta,
persahabatan , and restorant as someone expressions of visionability toward
something. Example, “Cinta adalah rasa rindu rumah.” Seventh, direct speeches having representational function is used to provide information unknown by other persons. Such information takes the shape of statements and descriptions. The words tidak bisa mengetik and tidak punya resep are samples of direct speeches marker having representational function. Example, “Aku sama sekali tidak punya
resep.”
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, kasih, serta anugerah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Fungsi Tuturan Langsung dalam Novel I Feel Bad about My Neck Karya Nora Ephron” ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya motivasi, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. I. Praptomo Baryadi, M. Hum., selaku pembimbing I sekaligus dosen yang telah membagi pengetahuan dan dengan kesabaran telah memberikan bimbingan, saran, kritik, dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
2. Susilawati Endah Peni Adji, S.S., M. Hum., selaku pembimbing II, dosen, dan pembimbing akademik angkatan 2004 yang telah membagi pengetahuan serta memberikan bimbingan, saran, kritik, dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
3. Drs. B. Rahmanto, M. Hum., Drs. P. Ari Subagyo, M. Hum., Drs. Yoseph Yapi Taum, M. Hum., Drs. F.X. Santosa, M.S., Drs. Hery Antono, M. Hum., Dra. Fr. Tjandrasih Adji, M. Hum., dosen Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmunya selama proses perkuliahan.
xii
4. Staf Sekretariat Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma atas pelayanan dan kesabarannya membantu kelancaran penulis mengurus segala keperluan akademik.
5. Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan berbagai buku yang diperlukan selama perkuliahan.
6. Orang tuaku, Bapak Fransiscus Xaverius Suyitno dan Ibu Elisabeth Kusyantini Lestari serta kakakku, Jovita Vina yang selalu memberikan kasih sayang, mendoakan, dan mendukungku dengan penuh kesabaran.
7. Buntara Adi Purwanto (Sastra Inggris 2005), thanks for the beautiful and the greatest life that u’ve all gave to me, for’d love, care, spirit, and everything.
You’re miracle.
8. Fransiscus Xaverius Berti Kurniawan (PBSID 2006) yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan nasihat tentang pelajaran yang berharga akan pengalaman kehidupan (motivasi dan semangat hidupku), memberikan goresan lembaran yang sangat bermakna, serta mendoakan penulis dalam penyusunan skripsi ini. “Kedamaian hatimu adalah kedamaian dalam seluruh hidupku, Pasha.”
9. Herka (PBSID 2006) yang selalu memberikan semangat untuk cepat menyelesaikan skripsi.
10. Athalia Wika Ningtyas (Sastra Indonesia 2005), sahabat yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk cepat menyelesaikan skripsi ini.
Persahabatan kita akan selalu abadi.
xiii
11. Semua teman-teman yang telah membantu dan mendukung yang tidak sempat saya sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Seluruh kesalahan dalam skripsi ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, Penulis Fransisca Vindy Pudhi A
xiv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Fransisca Vindy Pudhi Ardani
NIM : 044114002 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Fungsi Tuturan Langsung dalam Novel I Feel Bad about My Neck Karya Nora Ephron” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk perangkat data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta. Pada tanggal Yang menyatakan, (Fransisca Vindy Pudhi Ardani)
xv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Penulis
xvi
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1. Tuturan langsung yang berfungsi instrumental ‘menyuruh’……….. 30 Tabel 2. Tuturan langsung yang berfungsi instrumental ‘melarang’………… 32 Tabel 3. Tuturan langsung yang berfungsi regulatif ………………………... 33 Tabel 4. Tuturan langsung yang berfungsi interaksional …………………… 35 Tabel 5. Tuturan langsung yang berfungsi personal……………………….... 38 Tabel 6. Tuturan langsung yang berfungsi heuristik ……………………….. 47 Tabel 7. Tuturan langsung yang berfungsi imajinatif ……………………… 52 Tabel 8. Tuturan langsung yang berfungsi representasional ………………. 59
xvii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………….. i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING…………………… ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI…………………………. iii HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………… iv MOTTO……………………………………………………………. v ABSTRAK…………………………………………………………. vi
ABSTRACT …………………………………………………………. ix
KATA PENGANTAR……………………………………………… xii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………. xv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………… xvi DAFTAR TABEL………………………………………………….. xvii DAFTAR ISI……………………………………………………….. xviii BAB I PENDAHULUAN………………………………………….
1 1.1 Latar Belakang Masalah…………………………….
1 1.2 Rumusan Masalah…………………………………..
5
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………
5
1.4 Manfaat Hasil Penelitian……………………………
5
1.5 Tinjauan Pustaka……………………………………
6 1.6 Landasan Teori……………………………………..
7
xviii
xix
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data………
2.2.2 Tuturan Langsung yang Berfungsi Instrumental ‘Melarang’..........................................................
25
2.2.1 Tuturan Langsung yang Berfungsi Instrumental ‘Menyuruh’…………………………………….
24
2.2 Tuturan Langsung yang Berfungsi Instrumental………
2.1 Pengantar……………………………………………… 24
24
I FEEL BAD ABOUT MY NECK BERDASARKAN FUNGSI BAHASA MENURUT M.A.K. HALLIDAY….
23 BAB II FUNGSI TUTURAN LANGSUNG DALAM NOVEL
23 1.8 Sistematika Penyajian………………………………..
16
1.6.1 Pengertian Pragmatik……………………….
15 1.7.2 Metode Analisis Data……………………….
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data……
15
12 1.7 Metode Penelitian………………………………….
12 1.6.7 Fungsi Bahasa……………………………..
11 1.6.6 Penanda Tuturan Langsung………………..
10 1.6.5 Pengertian Tuturan Langsung……………...
10 1.6.4 Jenis Tuturan……………………………….
1.6.3 Pengertian Tuturan…………………………
9
8 1.6.2 Pengertian Konteks………………………..
31
xx
2.3 Tuturan Langsung yang Berfungsi Regulatif……..........
32 2.4 Tuturan Langsung yang Berfungsi Interaksional……….
34
2.5 Tuturan Langsung yang Berfungsi Personal……………
35
2.6 Tuturan Langsung yang Berfungsi Heuristik……………
38 2.7 Tuturan Langsung yang Berfungsi Imajinatif…………..
49
2.8 Tuturan Langsung yang Berfungsi Representasional……
53 BAB III PENUTUP…………………………………………………….
61
3.1 Kesimpulan……………………………………………… 61
3.2 Saran……………………………………………………. 62 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………
64 LAMPIRAN……………………………………………………… 66
1.1 Latar Belakang
1
BAB I PENDAHULUANDalam skripsi ini dibahas tentang fungsi tuturan langsung dalam novel
I Feel Bad about My Neck karya Nora Ephron berdasarkan fungsi bahasa menurut
M.A.K. Halliday. Tuturan langsung adalah tuturan baik berupa kalimat deklaratif, kalimat interogatif, maupun kalimat imperatif yang menirukan apa yang diujarkan orang (Kridalaksana, 2001 : 93).
Menurut Kridalaksana (1993 : 231) tuturan langsung adalah tuturan yang dibatasi oleh intonasi atau pungtuasi. Pungtuasi adalah tanda baca. Pungtuasi yang digunakan dalam tuturan langsung tidak menggunakan tanda baca titik koma (;) tetapi menggunakan tanda baca koma (,) yang terletak di depan ucapan atau tuturan langsung dan tanda kutip (“…”) yang diletakkan sebelum dan sesudah ucapan yang sejajar di bagian atas.
Berikut ini contoh fungsi tuturan langsung dalam novel I Feel Bad
about My Neck karya Nora Ephron:
(1) a. Jane pernah tidur dengan sejumlah jurnalis, editor, dan novelis sukses. b. Yang paling terkenal dari semua pria itu, pada malam terakhir mereka bersama, memberi Jane sebuah buku hasil karyanya, teronggok di sebuah kotak yang diletakkan tepat di samping pintu depan rumahnya. c. Menurut Jane, ucapan pria itu ketika ia melangkah keluar adalah: “Ambil satu buku itu saat kau
keluar.” (Nora Ephron 2007 : 37)
(2) a. Salah seorang temanku tinggal bersama seorang pria yang ia cintai. b. Ibunya merasa putus asa dan memperingatkannya bahwa pria itu tidak akan pernah menikahinya karena mereka berdua sudah tidur bersama. c. “Apa pun yang kau lakukan,” ujar ibu temanku itu, “jangan pernah memasak untuk lelaki itu.” d. Tapi
semuanya sudah terlambat. e. Temanku itu memasak untuk pacarnya. f. Dan pria itu pun menikahinya. (Nora Ephron 2007 : 39)
(3) a. Kami menyerahkan tajuk berita yang sudah kami buat. b. Kami merasa sangat bangga. c. Mr. Simms melihat karya kami dan kemudian melemparkan semaunya ke tong sampah. d. Ia berkata,
“Tajuk beritanya adalah: ‘Sekolah libur pada hari Kamis’.”
(Nora Ephron 2007 : 169) (4) a. Di atas perapian itu ada poster burung camar yang ia hadiahkan padaku dua tahun lalu. b. Sekarang bulan Juni; biasanya di bulan ini salah seorang dari kami membuat puding roti jagung, resep konyol yang sama-sama kami sukai, yang berupa campuran roti jagung dan krim jagung kalengan. c. Ia membuatnya dengan susu asam, sementara aku tidak. d. Ia selalu memanggilku, “Hai,
manis,” “Hai, cantik,” “Halo’ Sayang.” e. Aku rasa ia tidak
pernah memanggilku, atau orang lain yang ia kenal, dengan nama asli. (Nora Ephron 2007 : 222) (5) a. “Aku benci tasku.” b. Benar-benar benci. c. Jika kau termasuk wanita yang berpikiran bahwa ada hal-hal menyenangkan mengenai tas, maka jangan pernah membaca bab ini karena tidak akan ada gunanya bagimu. d. Bab ini diperuntukkan bagi para wanita yang membenci tas-tas mereka, yang merasa tidak senang pada tas, yang mengerti bahwa tas mereka adalah cermin dari kesembronoan dalam mengatur rumah, kekacauan yang sangat parah dalam mengorganisasikan sesuatu, ketidakmampuan kronis untuk membuang barang-barang yang tidak berguna, dan kegagalan sinambung dalam memilih aksesori yang pas (misalnya, tas harus serasi dengan busana yang kita kenakan). (Nora Ephron 2007 : 21). (6) a. Dan kemudian pada suatu hari, aku berada di Paris dengan seorang teman yang mengumumkan tujuannya minggu ini adalah membeli sebuah tas Kelly. b. Mungkin kau tahu apa tas Kelly itu.
c. Aku sama sekali tidak tahu. d. Aku tidak pernah mendengar ada tas semacam itu. e. “Apa itu tas Kelly?” tanyaku. f. Temanku memandangiku seolah-olah aku baru saja menghabiskan waktu satu abad dengan tidur di dalam gua. g. Kemudian ia menjelaskan: Tas Kelly adalah tas Hermes yang dibuat pertama kali pada tahun 1950-an dan dipopulerkan oleh Grace Kelly; karena itulah tas itu dijuluki sebagai tas Kelly. h. Tas Kelly adalah tas klasik. (Nora Ephron 2007 : 27).
(7) a. Kalimat yang luar biasa. b. Aku berharap akulah yang mengatakannya. c. “Beginilah orang yang berumur empat puluh tahun” pasti mengarah pada pernyataan turunannya, d. “Usia
empat puluh adalah bentuk baru usia tiga puluh,” yang sudah
pasti mengarah pada pernyataan-pernyataan turunannya, “Usia
lima puluh adalah bentuk baru usia empat puluh,” dan bahkan “Restoran adalah bentuk baru teater,” “Focaccia (roti Italia) adalah bentuk baru quiche (sejenis pai),” dan lain-lain. (Nora Ephron 2007 : 63).
(8) a. Tunanganku datang mengunjungiku di Washington, dan aku mengajaknya jalan-jalan berkeliling Gedung Putih. b. Aku memang punya izin untuk menjelajahi tempat itu dengan bebas. c. Aku mengajaknya melihat Ruang Merah –tempat istri presiden menerima tamu. d. Kemudian Ruang Biru –tempat presiden menerima tamu. e. Aku menunjukkan padanya lukisan foto Grace Coolidge yang cantik. f. Aku mengajaknya melihat Taman Mawar.
g. Di akhir acara tur itu, ia berkata, “Istriku nanti tidak akan
pernah bekerja di tempat seperti ini.” (Nora Ephron 2007 : 171)
Contoh (1c), (2a), (3d), (4d), (5a), (6e), (7d), dan (8g) merupakan tuturan langsung. Berdasarkan fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday tampak bahwa tuturan langsung (1c), (2a), (3d), (4d), (5a), (6e), (7d), dan (8g) memiliki fungsi yang berbeda-beda. Tuturan langsung (1c) berfungsi instrumental yang ditandai oleh verba perintah ambil. Contoh tuturannya, Menurut Jane, ucapan pria itu ketika ia melangkah keluar adalah: “Ambil satu buku itu saat kau keluar.” Tuturan langsung (2a) berfungsi instrumental yang ditandai oleh kata jangan. Contoh tuturannya, “Apa pun yang kau lakukan,” ujar ibu temanku itu, “jangan
pernah memasak untuk lelaki itu.” Tuturan langsung (3d) berfungsi regulatif yang
ditandai dengan sekolah libur pada hari Kamis. Contoh tuturannya, Ia berkata,
“Tajuk beritanya adalah: ‘Sekolah libur pada hari Kamis’.” Tuturan langsung
(4d) berfungsi interaksional yang ditandai oleh pemberian atau penyampaian
salam hai dan halo. Contoh tuturannya, Ia selalu memanggilku, “Hai, manis,”
“Hai, cantik,” “Halo’ Sayang.” Tuturan langsung (5a) berfungsi personal yang
ditandai oleh kata benci. Contoh tuturannya, “Aku benci tasku.” Tuturan langsung (6e) berfungsi heuristik yang ditandai oleh kata tanya apa. Contoh tuturannya, “Apa itu tas Kelly?” tanyaku. Tuturan langsung (7d) berfungsi imajinatif yang ditandai oleh kata usia, restoran, dan roti. Contoh tuturannya,
“Usia empat puluh adalah bentuk baru usia tiga puluh,” yang sudah pasti
mengarah pada pernyataan-pernyataan turunannya, “Usia lima puluh adalah
bentuk baru usia empat puluh,” dan bahkan “Restoran adalah bentuk baru
teater,” “Focaccia (roti Italia) adalah bentuk baru quiche (sejenis pai),” dan
lain-lain. Tuturan langsung (8g) berfungsi representasional yang ditandai oleh kata tidak akan pernah. Contoh tuturannya, Di akhir acara tur itu, ia berkata,
“Istriku nanti tidak akan pernah bekerja di tempat seperti ini.”
Dari contoh-contoh tersebut, terlihat bahwa berdasarkan fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday, tuturan langsung dalam novel I Feel Bad about My
Neck terdiri dari berbagai tipe. Hal ini menimbulkan pertanyaan, “Apa saja fungsi
tuturan langsung dalam novel I Feel Bad about My Neck?” Di samping karena permasalahan di atas, tuturan langsung dalam novel I Feel Bad about My Neck dijadikan objek penelitian ini karena alasan- alasan berikut. Pertama, belum ada peneliti yang membahasnya. Kedua, belum ada peneliti yang menguak fungsi tuturan langsung, padahal setiap tuturan langsung memiliki fungsi tertentu. Ketiga, hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan kajian bahasa, terutama bidang pragmatik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apa saja fungsi tuturan langsung dalam novel I Feel Bad
about My Neck berdasarkan fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday?”
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fungsi tuturan langsung dalam novel I Feel Bad about My Neck karya Nora Ephron.
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini berupa deskripsi fungsi tuturan langsung dalam novel I Feel Bad about My Neck berdasarkan fungsi bahasa menurut M.A.K.
Halliday. Deskripsi ini memberikan sumbangan teoretis dalam bidang pragmatik. Sumbangan teoretis itu berupa temuan tentang perwujudan fungsi tuturan langsung. Dalam deskripsi tersebut dapat diketahui ciri-ciri tuturan yang mencerminkan fungsi tertentu dan menjelaskan konteks yang mempengaruhi setiap tuturan. Hasil penelitian ini juga memberikan sumbangan praktis bagi pembaca karya sastra, khususnya novel I Feel Bad about My Neck selain itu juga digunakan untuk penulisan karya sastra yang menggunakan novel. Penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca novel I Feel Bad about My Neck untuk menjelaskan maksud yang terdapat dalam setiap tuturan.
1.5 Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang fungsi tuturan dengan judul “Fungsi Tuturan Langsung dalam Novel I Feel Bad about My Neck Karya Nora Ephron,” belum ada yang meneliti. Penelitian tentang fungsi tuturan langsung tidak akan terlepas pada tuturan langsung dan fungsi bahasa.
Indra (2008 : 43) dalam skripsinya yang berjudul “Jenis-jenis Kalimat dalam Tuturan Langsung Cerita Pendek Lebih Hitam dari Hitam Karya Iwan Simatupang,” menyimpulkan bahwa tuturan yang terdapat dalam novel dapat berupa tuturan langsung dan tuturan tidak langsung. Tuturan langsung yang diujarkan berbentuk kalimat deklaratif, kalimat imperatif, dan kalimat interogatif. Kalimat deklaratif merupakan kalimat berita yang dipakai untuk membuat suatu pernyataan secara jelas dan ringkas. Kalimat imperatif merupakan kalimat perintah yang dipakai untuk menyatakan larangan atau keharusan melaksanakan perbuatan. Kalimat interogatif merupakan kalimat tanya yang dipakai untuk mengungkapkan pertanyaan.
Sumarlam (2005:1) dalam makalahnya yang berjudul “Pemahaman
dan Kajian Pragmatik” menjelaskan fungsi bahasa yang dipakai dalam tuturan
langsung seorang guru kepada muridnya. Fungsi bahasa yang paling utama adalah sebagai sarana komunikasi. Di dalam komunikasi, satu maksud atau satu fungsi dapat dituturkan dengan berbagai bentuk tuturan, seperti maksud ‘menyuruh’ dipakai seseorang untuk melakukan suatu tindakan yang diungkapkan menggunakan kalimat imperatif sedangkan kalimat berita (kalimat deklaratif) dan kalimat tanya (kalimat interogatif) yang berfungsi untuk memberitakan dan
menanyakan sesuatu. Jadi, penutur dapat mengungkapkan dengan kalimat imperatif, kalimat deklaratif, maupun kalimat interogatif.
Fardani (2003 : 10) dalam makalahnya yang mengambil topik tentang
Learning and The Language Art menjelaskan tujuh fungsi bahasa yang dipakai
dalam sistem pembelajaran anak-anak. Menurut Fardani, tujuh fungsi bahasa itu terdiri dari (i) fungsi instrumental, (ii) fungsi regulatoris, (iii) fungsi interaksional, (iv) fungsi personal, (v) fungsi heuristik, (vi) fungsi imajinatif, dan (vii) fungsi representasional. Dalam fungsi instrumental, tuturannya diorientasikan pada mitra tutur. Fungsi instrumental dipakai dalam ungkapan bahasa anak untuk meminta sesuatu. Fungsi regulatoris dipakai untuk mengendalikan perilaku orang lain.
Fungsi interaksional dipakai untuk menciptakan hubungan antarpribadi. Fungsi personal adalah bahasa yang dipakai untuk mengekspresikan opini pribadi. Fungsi heuristik digunakan untuk mencari informasi atau menemukan sesuatu. Fungsi imajinatif mengungkapkan sistem khayalan dan gagasan. Fungsi representasional dipakai untuk memberi informasi kepada orang lain yang dikembangkan di sekolah.
1.6 Landasan Teori
Untuk keperluan penelitian ini, perlu dikemukakan beberapa konsep teoretis, yaitu tentang (i) pengertian pragmatik, (ii) pengertian konteks, (iii) pengertian tuturan, (iv) jenis tuturan, (v) pengertian tuturan langsung, (vi) penanda tuturan langsung, dan (vii) fungsi bahasa.
1.6.1 Pengertian Pragmatik
Menurut Yule (1996 : 3) menyebutkan empat definisi pragmatik, yaitu (1) bidang yang mengkaji makna pembicara, (2) bidang yang mengkaji makna konteksnya, (3) bidang yang melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara, dan (4) bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu.
Thomas (1995 : 2) menyimpulkan bahwa pragmatik terbagi menjadi dua bagian, yaitu (i) dengan menggunakan sudut pandang sosial, menghubungkan pragmatik dengan makna pembicara (speaker meaning), dan (ii) dengan menggunakan sudut pandang kognitif, menghubungkan pragmatik dengan interpretasi ujaran (utterance interpretation).
Pragmatik mengandaikan bahwa pemaknaan merupakan proses dinamis yang melibatkan negoisasi antara pembicara dan pendengar serta antara konteks ujaran (fisik, sosial, dan linguistik) dan makna potensial yang mungkin dari sebuah ujaran. Mendefinisikan pragmatik sebagai bidang yang mengkaji makna dalam interaksi (meaning in interaction) (Thomas, 1995 : 22)
Leech dalam Gunarwan (2004 : 2) menjelaskan pragmatik sebagai bidang kajian dalam linguistik yang mempunyai kaitan dengan semantik.
Keterkaitan ini ia sebut semantisme, yaitu melihat pragmatik sebagai bagian dari semantik sedangkan pragmatisme, yaitu melihat semantik sebagai bagian dari pragmatik dan komplementarisme atau melihat semantik dan pragmatik sebagai dua bidang yang saling melengkapi.
Pragmatik diartikan sebagai kajian mengenai hubungan antara bahasa dengan konteks yang menjadi dasar dari penjelasan tentang pemahaman bahasa.
Pragmatik dipakai untuk berkomunikasi, terutama hubungan antara kalimat dengan konteks dan situasi (Levinson, 1987 : 1-53)
1.6.2 Pengertian Konteks
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007 : 591), konteks diartikan sebagai bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna, yaitu makna referensial. Makna referensial adalah makna unsur bahasa yang sangat dekat hubungannya dengan dunia di luar bahasa (objek atau gagasan) dan dapat dijelaskan oleh analisis komponen, makna denotasi.
Sudaryanto (1995 : 38) menyimpulkan bahwa konteks yang paling mendasar hanyalah tiga jenis, yaitu pembicara (speaker/ addresser/ writer), isi bicara (topic/ information), dan mitra bicara (listener/ hearer/ reader/ addresse) karena ketiga jenis konteks inilah yang menjadi pilar pembentuk bahasa.
Konteks adalah satu situasi yang terbentuk karena terdapat setting, kegiatan, dan relasi. Setting meliputi waktu dan tempat situasi itu terjadi. Kegiatan merupakan semua tingkah laku yang terjadi dalam interaksi bahasa. Relasi merupakan hubungan antara peserta bicara dan peserta tutur. Hubungan itu dapat ditentukan oleh jenis kelamin, umur, kedudukan (status, peran, dan prestasi), hubungan kekeluargaan,dan hubungan kedinasan. Konteks terjadi jika ada interaksi antara tiga komponen tersebut (Parera, 2004 : 227-229).
1.6.3 Pengertian Tuturan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007 : 1231), tuturan diartikan sebagai ucapan; kata; perkataan (yang diucapkan), sesuatu yang dituturkan, ucapan, ujaran (cerita).
Dalam tuturan, ada tiga aspek yang menentukan suatu tuturan, yaitu penutur, mitra tutur, dan topik. Penutur mempunyai arti orang yang melakukan tuturan. Biasanya, penutur berposisi sebagai pembicara (penulis). Mitra tutur sering disebut lawan tutur atau mitra yang diajak berbicara. Mitra tutur berposisi sebagai pendengar (pembaca). Dan yang terakhir adalah topik. Topik adalah sesuatu yang menjadi bahan atau dasar dari sebuah tuturan dalam suatu percakapan. Berdasarkan uraikan di atas, tuturan dalam novel I Feel Bad about
My Neck merupakan serangkaian tuturan yang diucapkan oleh penutur yang dapat
terjadi dalam waktu dan keadaan tertentu.1.6.4 Jenis Tuturan
Menurut langsung tidaknya cara pengungkapannya, tuturan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tuturan langsung (direct speech) dan tuturan tidak langsung (indirect speech). Tuturan langsung (direct speech) adalah ujaran atau ucapan yang dituturkan penutur kepada mitra tutur secara langsung tanpa ada perubahan. Tuturan tidak langsung (indirect speech) adalah ujaran yang diungkapkan kembali tanpa mengutip kata-kata yang dipakai oleh pembicara dengan mempergunakan konstruksi gramatikal atau kata tertentu, antara lain dengan klausa subordinatif.
1.6.5 Pengertian Tuturan Langsung
Tuturan langsung adalah tuturan berupa kalimat deklaratif, kalimat interogatif, maupun kalimat imperatif yang dapat berfungsi sebagai subyek (S), predikat (P), atau obyek (O) dan secara cermat menirukan apa yang diujarkan orang. Tuturan langsung adalah ucapan yang dituturkan oleh pembicara secara langsung tanpa mengutip pembicaraan orang lain (Kridalaksana, 2001 : 93).