Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) materi Q.S. An-Nur Ayat 2 Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing pada Siswa Kelas X Tatabusana (TB) 1 SMK NEGERI 1 BANCAK Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 201

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

MATERI Q. S. AN-NUR AYAT 2

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

PADA

   SISWA KELAS X TATABUSANA (TB) 1 SMK NEGERI 1 BANCAK

KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

Sri Khussusami

  

NIM : 111-14-162

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

MATERI Q. S. AN-NUR AYAT 2

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

PADA

   SISWA KELAS X TATABUSANA (TB) 1 SMK NEGERI 1 BANCAK

KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh:

Sri Khussusami

  

NIM : 111-14-162

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

  HALAMAN PENGESAHAN

  

MOTTO

ًليِّبَس َءاَسَو ًةَش ِّحاَف َناَك ُهَّنِّإ اَن ِّ زلا اوُبَرْقَت َلََو

  

“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah

suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Israa’: 32)

  (Nelty Khairiyah, 2016:87)

  

PERSEMBAHAN

  Dengan segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT dan atas dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:

  1. Orang tua ku, Bapak M. Syarif (Alm) dan Ibu Suparmi yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan penulis.

  2. Keluarga tercinta, Mbak Purwati, Mas Maryono, dan Adik-adikku, Zuliana dan Irfan Ariyanto yang selalu memberikan dukungan, semangat dan selalu mengisi hari-hariku dengan canda tawa dan kasih sayangnya.

  3. Sahabatku, Khafidzotus Solikhah, Wilda Shabrina, Farah Husna H.H, Farida, Aisyah Mirani Wardani, Tri Agustina, Dewi Hindun Yuliana, Isticomah, Crisna Wulan, Naelly, M. Arifin, Lukman Rahardian, dan Irvan Dwi Apriyanto yang memberikan dukungan dan menemaniku sampai terselesainya skripsi ini.

  4. Teman-teman Seperjuanganku, Afra, Maimunah Yangoo, Fitria Wedding, Imam, Zalsa Bella, Neli Maksudah, Aminatun Khasanah, Umi Fajriyah, Nur Khasanah, Choirul Chakim, Izatin Nisa dan khususnya PAI IAIN Salatiga Angkatan 2014.

  5. Teman-teman KKN IAIN 2018 Dusun Sambeng Posko 86.

  6. Calon imamku di masa yang akan datang.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini meski masih jauh dari kata sempurna. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kelak dapat berjumpa dan mendapat syafa’atnya di yaumul akhir.

  Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa pihak. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Bapak Dr. Fatchurrohman.,S.Ag.,M.Pd. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan dari awal hingga akhir dalam proses penyelesaian skripsi ini.

  4. Ibu Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam proses bimbingan akademik selama kuliah.

  5. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  6. Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Bancak, Bapak Drs. Sarbin, M.M

  

ABSTRAK

Khussusami, Sri. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI)

materi Q.S. An-Nur Ayat 2 Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing pada Siswa Kelas X Tatabusana (TB) 1 SMK NEGERI 1 BANCAK Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 .

  Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. Fatchurrohman., S.Ag., M.Pd..

  

Kata Kunci: Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam, Q. S. An-Nur ayat 2,

dan Metode Snowball Throwing.

  Masalah pokok dalam penelitian ini yaitu Apakah penerapan metode Snowball

Throwing dalam mata pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi Menjaga Martabat

Manusia dengan Menjauhi Zina dapat meningkatkan hasil belajar pada Siswa Kelas X

Tatabusana (TB) 1 SMK NEGERI 1 BANCAK Tahun Pelajaran 2017/2018 . Oleh karena

itu, tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui hasil belajar peserta didik Kelas

X Tatabusana (TB) 1 SMK NEGERI 1 BANCAK Tahun Pelajaran 2017/2018 .

  Penelitian ini merupakan Classroom Action Research/Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) dengan menggunakan pra siklus dan dua siklus. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes, observasi, dan dokumentasi. Metode

tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam penerapan metode

Snowball Throwing dalam mata Pendidikan Agama Islam materi Menjaga Martabat

Manusia dengan Menjauhi Zina. Metode observasi digunakan untuk mengetahui dan

menilai aktivitas siswa dan guru pada saat KBM berlangsung. Sedangkan dokumentasi

digunakan sebagai bukti bahwa penelitian ini memiliki data dari hasil penelitian yang

telah dilakukan.

  Hasil dari penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil untuk meningkatkan

hasil belajar Siswa Kelas X Tatabusana (TB) 1 SMK NEGERI 1 BANCAK Tahun

Pelajaran 2017/2018 . Hasil dari penelitian ini mulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II

mengalami peningkatan ketuntasan siswa. Pra siklus memiliki data ketuntasan hasil

belajar siswa yaitu 11 siswa yang tuntas atau dalam persentase 45,8%. Siklus I memiliki

data ketuntasan hasil belajar siswa adalah 14 siswa atau persentasenya adalah 58,3%

sehingga, dari pra siklus ke siklus I mengalami peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa

yaitu 3 siswa dengan presentase 12,5%. Data ketuntasan siswa yang dimiliki siklus II

yaitu sebanyak 21 siswa yang tuntas dan dalam persentasenya adalah 87,5% sehingga,

dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 7

siswa atau persentasenya adalah 29,2%. Adapun, nilai rata-rata kelas yang diperoleh dari

hasil nilai setiap siklus juga mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus memiliki rata-

rata 63,75 pada siklus I memiliki rata-rata 65,5 dan pada siklus II memiliki rata-rata 73,5.

  

DAFTAR ISI

   DEKLARASI ......................................................... Error! Bookmark not defined.

   DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xv

  BAB I

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Guru SMK NEGERI 1 BANCAK ............................................. 54Tabel 3.2 Jumlah Siswa SMK NEGERI 1 BANCAK Tahun Pelajaran 2017/2018 ........ 55Tabel 3.3 Siswa Kelas X Tatabusana (TB) 1 SMK NEGERI 1 BANCAK ........... 56Tabel 4.1 Data Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus .............................................. 66Tabel 4.2 Data Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I .................................................. 68Tabel 4.2.1 LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS I ................................ 70Tabel 4.2.2 LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS I ............................. 71Tabel 4.3 Data Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II ................................................ 74Tabel 4.3.1 LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS I ................................ 75Tabel 4.3.2 LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS I ............................. 76Tabel 4.4 Data Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ......... 77Tabel 4.5 Peningkatan Hasil Belajar Antar Siklus ................................................. 85

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 2. Surat Keterangan melaksanakan Penelitian Lampiran 3. Lembar Konsultasi Lampiran 4. RPP SIKLUS I Lampiran 5. RPP SIKLUS II Lampiran 6. Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I Lampiran 7. Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus II Lampiran 8. Sampel Hasil Tes Evaluasi Siswa Siklus I dan II Lampiran 9. Sampel Kertas Metode Snowball Throwing Lampiran 10. Foto Dokumentasi Lampiran 11. Daftar Nilai Satuan Kredit Kegiatan (SKK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan

  ilmu secara formal. Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga sebagai tempat berkumpul, bermain dan berbagai keceriaan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya sehingga terjadi interaksi di dalamnya. Sekolah juga merupakan tempat dimana kegiatan belajar mengajar berlangsung dan tempat terjadinya interaksi antara guru dan murid. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan membawa fitrah yang merdeka, mempunyai hak dan kebebasan yang telah melekat ada dirinya. Oleh karena itu dalam kehidupan, manusia mempunyai hak untuk hidup, hak bersuara, kebebasan mengemukakan pendapat, dan hak yang lainnya selama kebebasan dan hak tersebut tidak bertentangan dengan norma sosial agama.

  Perbuatan mendidik diarahkan pada pencapaian tujuan tujuan tertentu, yaitu tujuan pendidikan. Proses pendidikan terarah pada peningkatan penguasaan, kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap dan nilai nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangan dirinya yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan serta karakteristik pribadinya ke arah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkunganya (Sukmadinata, 2004: 4).

  Berdasarkan penjalasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan bukan hanya sekedar penyampaian materi belaka, namun suksesnya pendidikan manakala seorang siswa dapat mengamalkan ilmunya dan mengembangkan keterampilannya agar berguna dikemudian hari.

  Begitu juga dalam kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini siswa mempunyai hak dan kebebasan untuk bersuara, berpendapat atau beragumen di dalam kelas yang berkaitan dengan materi pelajaran di kelas. Saat berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seharusnya yang aktif bukanlah gurunya saja, dimana siswa hanya dianggap sebagai suatu benda yang pasif, yang hanya mendengarkan dan mematuhi apa yang disampaikan oleh guru. Tetapi seharusnya dalam proses KBM antara siswa dan guru secara seimbang dan bersama-sama berinteraksi secara aktif, dalam transfer ilmu pengetahuan baik dari guru ke siswa atau sebaliknya dari siswa ke guru dan dapat juga transfer ilmu antar siswa satu ke siswa yang lainnya.

  Mulyasa (2013:68) berpendapat Kurikulum 2013 memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Maka pada kurukulum 2013 ini mencakup beberapa kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran sehingga pencapaian dapat diamati dengan bemtuk perilaku atau ketrampilan sebagai suatu keberhasilan. Pendidikan Agama islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan.

  Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat membantu peserta didik dalam menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan kajian ilmu Agama yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal kehidupan beragama. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilaksanakan antara lain dengan mengusahakan penyempurnaan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar meliputi seluruh aktivitas yang pada intinya menyangkut pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang bermanfaat. Peningkatan mutu dan kualitas proses belajar mengajar bertujuan agar siswa memperoleh prestasi atau hasil belajar yang lebih baik.

  Usia remaja dalam hal ini siswa SMA/SMK/MA sangat rawan adanya pergaulan bebas. Tantangan usia remaja dalam pergaulan sekarang ini sangat berat, khususnya adanya tuntutan kesetaraan gender. Menurut Suwardi, dkk (2017:4) menyatakan bahwa Islam dipandang sebagai agama yang mengajarkan bias gender.

  Metode mengajar merupakan teknik yang harus dikuasai guru untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat diterima, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Dalam memilih metode mengajar harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran, materi pelajaran dan bentuk pengajaran (individu dan kelompok).

  Metode mengajar ada berbagai macam misalnya : ceramah, diskusi, demonstrasi, inquiri, kooperatif (kelompok) dan masih banyak yang lainnya.

  Pada dasarnya tidak ada metode mengajar yang paling baik, sebab setiap metode mengajar yang digunakan pasti memiliki kelemahan dan kelebihan. Oleh karena itu, dalam mengajar dapat digunakan berbagai metode sesuai materi yang diajarkan. Pengalaman belajar secara kooperatif akan menghasilkan keyakinan yang lebih kuat bahwa seseorang merasa disukai, diterima oleh siswa lain, dan menaruh perhatian tentang bagaimana teman- temannya belajar dan adanya keinginan untuk membantu temannya belajar.

  Siswa sebagai subjek yang belajar merupakan sumber belajar bagi siswa lainnya yang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan misalnya diskusi, pemberian umpan balik, atau bekerja sama dalam melatih keterampilan - keterampilan tertentu.

  Menurut wawancara dan observasi baik dari guru PAI maupun siswa proses pembelajar di SMK NEGERI 1 BANCAK, guru masih banyak menggunakan metode yang didominasi metode ceramah yang menjadikan guru sebagai pusat kegiatan belajar mengajar atau teacher centered. Hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang aktif selama kegiatan belajar berlangsung.

  Siswa pada umumnya hanya mendengarkan, membaca dan menghafal informasi yang diperoleh, sehingga konsep yang tertanam tidak kuat. Di dalam pembelajaranpun siswa belum banyak yang berani bertanya atau berpendapat. Selain itu hanya beberapa anak saja yang berani mengemukakan pendapatnya sehingga terjadi pendominasian bagi anak

  • – anak yang lainnya yang cenderung pasif. Dengan kata lain bahwa keterampilan proses siswa belum berkembang atau belum dimaksimalkan dengan sepenuhnya.

  Data yang lain juga menunjukkan bahwa hasil evaluasi atau ulangan harian pada materi tentang menjaga martabat manusia dengan menjauhi zina juga menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Dari KKM yang telah ditentukan yaitu 70, hanya sekitar 11 (45,8%) siswa yang mampu melampaui KKM dan selebihnya yaitu 13 siswa belum dapat mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Berkaitan dengan hal tersebut maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang mampu memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar, yaitu metode yang memuat pengalaman belajar dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

  Salah satu metode yang dapat memuat keaktifan dan pengalaman belajar siswa tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball

  

Throwing . Prinsipnya model pembelajaran kooperatif tipe ini membagi siswa

  menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok mempunyai satu orang ketua yang akan bertugas untuk menjelaskan materi yang diberikan guru kepada anggota kelompoknya.

  Lalu tiap siswa menulis satu pertanyaan dan dilempar seperti bola salju kepada siswa yang lain. Selain itu pembagian kelompok ini bertujuan agar siswa dapat berkolaborasi dengan teman, lingkungan dan guru sehingga diharapkan setiap siswa akan siap dalam kegiatan pembelajaran dan merangsang siswa untuk belajar baik belajar dari guru maupun belajar dari siswa yang lain. Dengan dasar latar belakang inilah maka dilakukan peneli tian dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI Q. S. AN-NUR AYAT 2 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL

  

THROWING PADA SISWA KELAS X TATABUSANA (TB) 1 SMK

  NEGERI

  1 BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 ”.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah secara umum yaitu: Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam Materi Q. S. An-Nur Ayat 2 pada Siswa Kelas X Tatabusana (TB) 1 SMK NEGERI 1 BANCAK Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2017/2018? C.

   Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Q. S. An-Nur ayat 2 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball

  Throwing di Kelas X Tatabusana (TB) 1 SMK NEGERI 1 BANCAK Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

  D. Kegunaan Penelitian 1.

  Kegunaan Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan pembelajaran mata pelajaran PAI, khususnya pada kegiatan belajar mengajar (KBM) di Kelas X Tatabusana (TB) 1 SMK NEGERI 1 BANCAK Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

2. Manfaat Praktis a.

  Dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

  b.

  Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menumbuhkan ketertarikan siswa dalam belajar.

  c.

  Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan dan memanfaatkan segala sumber daya kreatifitas anak yang ada di lingkungan siswa dalam proses pembelajaran sehingga keterampilan proses siswa dapat dimaksimalkan d.

  Sekolah mampu mengevaluasi model pembelajaran yang tepat untuk peningkatan pemahaman belajar siswa.

  e.

  Dapat digunakan sebagai alternatif dalam menentukan strategi dalam memberikan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing E.

   Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

  1) Hipotesis Tindakan

  Penggunaan metode Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Q. S. AN- NUR Ayat 2 Pada Siswa Kelas X Tatabusana (TB) 1 SMK NEGERI 1 BANCAK Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2017/2018.

  2) Indikator Keberhasilan

  Penerapan metode Snowball Throwing di katakan efektif, apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.

  Nilai hasil belajar siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yaitu 70.

  b.

  KKM klasikal mencapai 85% Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut

  

T

  (Trianto, 2010: 241): KB = x 100%

  

1

Di mana: KB = ketuntasan belajar

  T = jumlah skor yang diperoleh siswa T

  1 = jumlah skor total

  Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika p roporsi jawaban benar siswa ≥ 70%, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud dalam Trianto, 2010: 241). Maka dalam penelitian ini, sesuai dengan KKM mata pelajaran PAI di sekolah tempat peneliti melakukan penelitian, maka ketuntasan individual adalah 70 dan ketuntasan secara klasikal adalah 85%.

F. Metode Penelitian 1.

  Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas

  (PTK) atau classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK NEGERI 1 BANCAK kelas X Tatabusana (TB)

  1. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan kelas (classroom

  action research ) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu

  praktek pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2006:58). Sementara itu, menurut Suyanto dalam Samsu Sumadayo (2013:143) Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.

  Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas. Penyebab peneliti menggunakan penelitian tindakan ini adalah agar kesulitan yang ada pada peserta didik untuk memahami materi menjaga martabat manusia dengan menjauhi zina bisa teratasi sehingga indikator penelitianya tercapai. Adapun penelitian ini akan menggunakan desain penelitian model siklus spiral dari Kemmis dan Taggart, yakni suatu putaran kegiatan yang meliputi tahap-tahap rancangan pada setiap putarannya, antara lain: perencanaan, tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi (Sam’s, 2010:72).

  Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Sam’s, 2010:73)

  Perencanaan Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari: a.

  Perencanaan b.

  Pelaksanaan c. Pengamatan d.

  Refleksi.

  2. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas X TATABUSANA

  (TB) 1 di SMK NEGERI 1 BANCAK yang beragama Islam. Penelitian ini akan dilakukan selama dua siklus dengan menggunakan metode

  Snowball Throwing .

  Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari semester genap tahun ajaran 2017/2018 di SMK NEGERI 1 BANCAK.

  3. Langkah-Langkah Penelitian Langkah-langkah awal atau observasi awal yang dilakukukan peneliti sebelum penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: a.

  Mengurus perijinan pihak sekolah yaitu di SMK NEGERI 1 BANCAK b. Menjajaki tempat penelitian c.

  Mengumpulkan informasi tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas X TATABUSANA (TB) 1 SMK NEGERI 1 BANCAK dengan bertanya langsung kepada guru yang bersangkutan

  Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus (Sam’s, 2010:84-90), dengan perincian langkah-langkah sebagai berikut: a.

  Siklus Pertama 1)

  Perencanaan Perencanaan pelaksanaan PTK antara lain mencakup kegiatan sebagai berikut: a)

  Menyusun dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan memperhatikan indikator- indikator hasil belajar.

  b) Mengembangkan alat peraga atau media pembelajaran dalam rangka implementasi PTK.

  c) Mengembangkan pedoman atau instrumen yang digunakan dalam siklus PTK.

  d) Menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan indikator hasil belajar.

  2) Tindakan

  Tindakan PTK mencakup prosedur dan tindakan yang akan dilakukan sebagai penerapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam tahap perencanaan.

  3) Observasi atau pengamatan

  Observasi mencakup prosedur perekaman data tentang proses dan hasil implementasi tindakan yang dilakukan.

  4) Refleksi

  Setelah dilakukan perencanaan, tindakan dan pengamatan peneliti mengadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan, yaitu pembelajaran melalui metode Snowball

  Throwing , apakah pembelajaran tersebut dapat meningkatkan

  hasil belajar. refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pembelajaran siswa dan sebagai bahan acuan untuk tindakan pada siklus berikutnya.

  b.

  Siklus Kedua 1)

  Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi siklus pertama, guru sebagai peneliti membuat perencanaan pelaksanaan RPP sesuai dengan materi pembelajaran. 2)

  Tindakan Peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP yang dikembangkan dari hasil siklus pertama.

  3) Observasi

  Peneliti mengadakan observasi terhadap proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.

  4) Refleksi

  Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua.

4. Teknik Pengumpulan Data

  Metode pengumpualan data pada penelitian ini adalah menggunakan metode: a.

  Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi

  (Sam’s, 2010:92).

  Menurut Sudjana (1998: 35), “tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran”.

  Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui sesuatu dengan cara-cara dan aturan yang sudah ditentukan. Pengumpulan data ini menggunakan lembar tes tertulis yang dikerjakan olah peserta didik, adapun jenis tes yang digunakan berupa tes soal isian atau pilihan ganda, baik yang digunakan untuk evaluasi pra penelitian sebagai alat ukur pengetahuan awal siswa sebelum penelitian dilaksanakan dan evaluasi pasca penelitian yang berfungsi untuk mengukur tingkat keberhasilan penelitian.

  b.

  Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengumpulan data melalui observasi adalah teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap objek (benda, peristiwa) diikuti pencatatan secara cermat (Sudiran, 2016:68). Pengamatan dan pencatatan dilakukukan peneliti secara langsung dimana peneliti berada bersama obyek yang diselidiki dan ikut berpartisipasi dalam situasi yang sedang terjadi.

  c.

  Dokumentasi Metode dokumentasi adalah pendekatan untuk mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, surat kabar, majalah, buku-buku, transkrip, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006:206).

  Dokumentasi ini diperlukan untuk mendapatkan gambaran umum tentang sekolahan, keadaan sarana dan prasarana, keadaan siswa, dan nilai siswa di berbagai siklus.

5. Instrumen Penelitian

  Instrumen penelitian ini berupa pengumpulan data-data yang sangat mendukung untuk menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini, bisa disebut juga dengan alat yang digunakan oleh guru atau observer untuk mengukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk menetapkan keberhasilan dari rencana tindakan yang dilaksanakan (Sumadayo, 2013: 75). Berikut beberapa instrumen yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: a.

  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.

  b.

  Soal Post Test Yaitu tes tertulis yang digunakan untuk mendapatkan suatu data yang akurat berupa nilai untuk mencapai target indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti. post test digunakan di akhir pembelajaran guna mencari data untuk mengetahui keberhasilan menggunakan metode Snowball Throwing tersebut.

  c.

  Lembar Observasi atau Lembar Pengamatan Yaitu lembar untuk mengamati siswa dan guru selama pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang menjaga martabat manusia dengan menjauhi zina berlangsung dengan menggunakan metode Snowball Throwing.

6. Analisis Data

  Demi mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran atau prestasi siswa, maka dilakukan dengan cara memberikan post test di akhir pembelajaran sebagai hasil untuk tolak ukur keberhasilan pembelajaran. Analisis data ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana, yaitu: a.

  Rata-rata Tes Formatif Yaitu dilakukan dengan menggunakan penjumlahan nilai yang diperoleh seluruh siswa. Selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut. Sehingga diperoleh rata-rata tes formatif, dapat dirumuskan sebagai berikut (Darwyan, dkk.

  2010:33): ∑

  = ∑

  Keterangan: = Jumlah nilai yang ada

  ∑

  = Nilai rata-rata = Jumlah frekuensi yang ada

  ∑ b.

  Ketuntasan belajar Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut (Djamarah, 2000:226):

  P =

  %

  

∑ Keterangan: P = Persentase f = Frekuensi (Jumlah siswa di atas KKM) = Jumlah seluruh siswa.

  ∑ G.

   Sistematika Penulisan

  Bagian awal meliputi: sampul, lembar berlogo judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pengesahan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar table dan daftar lampiran.

  Bagian inti terdiri dari: BAB I: Pendahuluan. Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II: Landasan Teori. Berisi kajian teori, kajian materi penelitian BAB III: Pelaksanaan penelitian. Berisi Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi), deskripsi pelaksanaan siklus 2, deskripsi pelaksanaan siklus 3 dan seteusnya mengikuti empat tahapan tersebut.

  BAB IV: Hasil penelitian dan pembahasan. Berisi Deskripsi per siklus (data hasil penelitian, refleksi), pembahasan. BAB V Penutup: Berisi Kesimpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori

  1) Hasil Belajar a.

  Pengertian Belajar Oemar Hamalik (2001:27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

  Slameto (2003:2) berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

  Hal ini sesuai dengan pendapat Suparwoto (2004: 41) bahwa belajar pada intinya adalah proses internalisasi dalam diri individu yang belajar dapat dikenali produk belajarnya yaitu berupa perubahan, baik penguasaan materi, tingkah laku, maupun keterampilan. William Burton mengemukakan bahwa

  ”A good learning situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and carried on in interaction with a rich, varied and propocative environment”. Yang

  berarti bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman belajar.

  Menurut Ernest R. Hilgard belajar merupakan proses perbuaan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya (Purwanto, 2008:51) belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.

  Menrut Moh. Surya yang dikutip oleh Sudjana, (2005: 22) mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

  Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa belajar adalah suatu proses usaha sadar seseorang untuk memperoleh suatu pengetahuan yang kemudian dapat mempengaruhi perubahan tingkah laku secara keseluruhan dalam interaksi dengan lingkungan kehidupannya.

  b.

  Pengertian Hasil Belajar Menurut Sudjana (2005: 20) hakikat hasil belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Nana Sudjana (2005: 38) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.

  Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

  Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan hasil belajar dari Bloom (Purwanto, 2008: 50) yang secara garis besar membaginya dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. c.

  Bentuk-bentuk Hasil Belajar 1)

  Ranah kognitif Ranah kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kawasan kognisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Menurut Bloom secara hirarki tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Enam tingkatan itu adalah pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6).

  a) Pengetahuan (knowledge) yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan lain sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.

  b) Pemahaman (comprehension) yakni kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat melalui penjelasan dari kata- katanya sendiri.

  c) Penerapan (application) yaitu kesanggupan seseorang untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara atau metode- metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan lain sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkret.

  d) Analisis (analysis) yakni kemampuan seseorang untuk menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian- bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian- bagian tersebut.

  e) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berfikir memadukan bagian- bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjadi suatu pola yang baru dan terstruktur.

  f) Evaluasi (evaluation) yang merupakan jenjang berfikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut Taksonomi

  Bloom. Penelitian disini adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, atas beberapa pilihan kemudian menentukan pilihan nilai atau ide yang tepat sesuai kriteria yang ada.

  2) Ranah Afektif

  Menurut Purwanto (2008 : 51) membagi belajar afektif menjadi lima tingkat, yaitu penerimaan (merespon rangsangan), partisipasi, penilaian (menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan), organisasi (menghubungkan nilai-nilai yang dipelajari), dan internalisasi (menjadikan nilai-nilai sebagai pedoman hidup). Hasil belajar disusun secara hirarkis mulai dari tingkat yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Jadi ranah afektif adalah yang berhubungan dengan nilai-nilai yang kemudian dihubungkan dengan sikap dan perilaku. 3)

  Ranah Psikomotorik Beberapa ahli mengklasifikasikan dan menyusun hirarki dari hasil belajar psikomotorik. Hasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana sampai yang paling tinggi hanya dapat dicapai apabila siswa telah menguasai hasil belajar yang lebih rendah. Simpson (Purwanto, 2008:51) mengklasifikasikan hasil belajar psikomotorik menjadi enam yaitu, persepsi (membedakan gejala), kesiapan (menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan), gerakan terbimbing (meniru model yang dicontohkan), gerakan terbiasa (melakukan gerakan tanpa model hingga mencapai kebiasaan), gerakan kompleks (melakukan serang serangkaian gerakan secara berurutan), dan kreativitas (menciptakan gerakan dan kombinasi gerakan baru yang orisinil atau asli). Ketiga ranah di atas menjadi obyek penilaian hasil belajar.

  Kemudian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah peubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Manusia memiliki potensi perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan diubah perilakunya yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

  Berdasarkan uraian di atas hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku individu yang mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar juga merupakan suatu perubahan tingkah laku dari belum bisa menjadi bisa dan dari yang belum tahu menjadi tahu. Hasil belajar pada penelitian ini menitikberatkan pada hasil belajar yang berupa kognitif. Hasil belajar kognitif dapat diukur melalui tes dan dapat dilihat dari nilai yang diperoleh. Dalam penelitian ini hasil belajar dikhususkan pada tingkat pengetahuan (C1) sampai tingkat analisis (C4). Hasil belajar kognitif berkaitan dengan penguasaan materi yang telah diajarkan oleh guru selama proses pembelajaran yang diukur melalui tes hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.

  Dalam penelitian ini, hasil belajar PAI yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Nilai tersebut berupa angka yang menyangkut ranah kognitif C1 sampai C4. d.

  Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. M.

  Dalyono (2009:55-59) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

  Faktor internal meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar. Sedangkan faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.

  Masing-masing faktor dapat diuraikan sebagai berikut: 1)

  Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi : a)

  Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang tidak sehat dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula jika kesehatan rohani kurang baik dapat menganggu atau mengurangi semangat belajar. Dengan semangat belajar yang rendah tentu akan menyebabkan hasil belajar yang rendah pula.

  b) Intelegensi dan bakat

  Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesulitan dalam belajar, lambat berpikir, sehingga hasil belajarnya pun rendah. Orang yang memiliki bakat akan lebih mudah dan cepat pandai bila dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat. Bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan bakat dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses.

  c) Minat dan motivasi

  Minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar. Minat belajar yang besar cenderung memperoleh hasil belajar yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan memperoleh hasil belajar yang rendah. Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh –sungguh, penuh gairah atau semangat. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi hasil belajar. Minat dan motivasi belajar ini dapat juga dipengaruhi oleh cara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru yang menyampaikan materi dengan metode dan cara yang inovatif akan mempengaruhi juga minat dan motivasi siswanya.

  d) Cara belajar

  Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Cara belajar antar anak berbeda

  • –beda. Ada anak yang dapat dengan cepat menyerap materi pelajaran dengan cara visual atau melihat langsung, audio atau dengan cara mendengarkan dari orang lain dan ada pula anak yang memiliki cara belajar kinestetik yaitu dengan gerak motoriknya misalnya dengan cara berjalan
  • –jalan dan mengalami langsung aktivitas belajarnya.

  2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri, meliputi: a)

Dokumen yang terkait

Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Media Gambar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012

2 35 77

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XII TL1 SMKN 2 Kota Bima Pokok Bahasan Penerapan Listrik Statis dan Dinamis Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

0 0 35

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

0 0 90

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Tentang Globalisasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing

1 1 12

Peningkatan Hasil Belajar Pai Materi Periode Islam Modern Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (Stad) Pada Siswa Kelas Xi Tsm 3 Di Smk N 1 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 - Test Repository

0 0 115

Peningkatan HasilBelajar PAI Materi Sikap Jujur Dengan Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas X TAV SMK N 1 Bancak Tahun Pelajaran 2017/2018. - Test Repository

0 0 125