Peningkatan HasilBelajar PAI Materi Sikap Jujur Dengan Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas X TAV SMK N 1 Bancak Tahun Pelajaran 2017/2018. - Test Repository

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI SIKAP JUJUR

DENGAN METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X TAV

SMK N 1 BANCAK TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

  

Disusun guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

AINUN NAJIB

  

111-12-239

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

MOTTO

“Tidak apa-apa kalau ilmu agamamu masih pas-pasan, itu

malah membuatmu menjadi rendah hati. Banyak orang

yang sudah merasa tahu ilmu agama malah menjadikannya

tinggi hati”

(Emha Ainun Nadjib)

  

PERSEMBAHAN

  Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan karya ini.

  Kupersembahkan karya ini kepada: 1.

  Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Damiri dan Ibu Muntamah) yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang dan motivasi dalam kehidupanku.

  2. Saudara kandungku (Mas Imam dan Mas Fatkhan) yang telah memberikan semangat untuk mengerjakan skripsi ini.

  3. Teman dekatku Nur Zumrotus Sholihah yang selalu menemaniku, membantuku dan menyemangatiku.

  4. Semua teman seperjuanganku prodi PAI angkatan 2012 khususnya PAI G yang telah memberikan banyak dukungan dan semangat.

  5. Keluarga besar Pondok Pesantren Al-Islah Tingkir Salatiga.

  6. Keluarga besar Al-Hikmah Kampus Kota Salatiga.

  7. Kepala Sekolah SMK N 1 Bancak yang telah mengizinkan melakukan penelitian di sekolah tersebut.

  8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya yang tidak terhitung banyaknya. Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang telah menuntun manusia kepada jalan yang lurus untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat motivasi, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi M.Pd, Ketua Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Hj. Siti Rukhayati M. Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Bapak Imam Mas Arum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak Dr. Mukti Ali, S.Sg., M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.

  6. Kepada bapak dan ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu dan pengalaman dengan penuh kesabaran.

  7. Karyawan-karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.

  Salatiga,8 Maret 2018 Penulis Ainun Najib (111-12-239)

  

ABSTRAK

  Najib, Ainun. 2018.Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Sikap Jujur Dengan

  Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas X TAV SMK N 1 Bancak Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam.

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, S.Pd., M.Pd.

  Kata kunci: Hasil belajar, PAI, Metode Talking Stick .

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil belajar PAI melalui metode Talking Stick pada siswa Kelas X TAV SMK N 1 Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) pada peserta didik Kelas X TAV SMK N 1 Bancak Kabupaten Semarang dengan dua siklus.

  Metode pengumpulan datanya menggunakan tes dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Talking Stick pada pembelajaran PAI mempermudah bagi guru dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan dan mengoptimalkan / menuntaskan hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi sikap jujur pada siswa kelas X TAV SMK N 1 Bancak Tahun Pelajaran 2017/2018 dan mempermudah guru dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

  Hal ini terlihat dari dari peningkatan hasil rata-rata setiap siklusnya. Pada prasiklus nilai rata-rata yaitu 70,21. Nilai rata-rata tersebut meningkat pada siklus I yaitu 75,28 dan pada siklus II nilai rata-ratanya yaitu 87,71. Apabila dilihat dari perolehan nilai tertinggi pada setiap siklusnya juga mengalami peningkatan. Pada prasiklus nilai tertinggi yaitu 82, padan siklus I nilai tertinggi meningkat menjadi 90 dan pada siklus II nilai tertinggi yaitu meningkat menjadi 100. Persentase ketuntasan belajar peserta didik juga mengalami peningkatan yaitu pada prasiklus yang tuntas hanya 28,57%, pada siklus I meningkat menjadi 57,14% dan pada siklus II meningkat menjadi 96,42%. Hanya ada 1 siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal dikarenakan pengaruh intelegensinya yang kurang, padahal minat dan semangatnya cukup tinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.Hasil penelitian tersebut, diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada semua pihak (peserta didik, guru dan orang tua) untuk dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran PAI.

  

DAFTAR ISI

  33 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........... ................................ 35 A. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas ..................................................35.

  73 B. Saran dan Tindak Lanjut.....................................................................

  73 A. Kesimpulan ..........................................................................................

  71 BAB IV PENUTUP ...............................................................................

  60 B. Perbandingan Hasil Antar Siklus............................................... ........ 69 C. Pembahasan Hasil Penelitian...........................................................

  2. Siklus 1.......................................................................................... ......... 49 3. Siklus 2............................................................... ..............................

  1. Prasiklus........................................................................................ ......... 45

  45

  36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 45 A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus..................................................

  36 C.Desain Penelitian ……………......………………...............................

  B. Setting dan Subyek Penelitian............................................................

  4. Metode Talking Stick ............................................................. .......... 27 B. Kajian Pustaka..... ...........................................................................

  Halaman SAMPUL .................................................................................................. .i LEMBAR BERLOGO ............................................................................. ii JUDUL ...................................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iv PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................... vi MOTTO ..................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii KATA PENGANTAR .............................................................................. ix ABSTRAK ................................................................................................ xi DAFTAR ISI ............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN .......................................................................

  21

  17 3. Materi Sikap Jujur............................................................................

  14 2. Pendidikan Agama Islam ..................................................................

  14 1. Pengertian Hasil Belajar..... ............................................................

  13 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 14 A.Kajian Teori.....................................................................................

  G. Metode Penelitian ................................................................................. 6 H. Sistematika Penulisan Skripsi ..........................................................

  E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan................................... 5

  D. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 5

  C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

  B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

  1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

  74

  DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

  75 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Data Hasil Belajar Siswa Pada Prasiklus.................................................. 45 Tabel 2 Tabel Rentang Nilai Siswa Prasiklus......................................................... 47 Tabel 3 Data Perolehan Nilai Berdasarkan KKM.................................................. 48 Tabel 4 Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1.................................................... 50 Tabel 5 Tabel Rentang Nilai Siswa Siklus 1.......................................................... 52 Tabel 6 Data Perolehan Nilai Berdasarkan KKM Siklus 1.................................... 54 Tabel 7 Hasil Pengamatan Guru Siklus I................................................................ 56 Tabel 8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I................................................................ 58 Tabel 9 Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II..................................................... 61 Tabel 10 Tabel Rentang Nilai Siswa Siklus II......................................................... 63 Tabel 11 Data Perolehan Nilai Berdasarkan KKM.................................................. 64 Tabel 12 Hasil Pengamatan Guru Siklus II............................................................. 66 Tabel 13 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II............................................................ 68 Tabel 14 Rentang Nilai Siswa Prasiklus,Siklus I dan Siklus II.............................. 69 Tabel 15 Perbandingan hasil tes formatif dari prasiklus,siklus I dan siklus II........ 70

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran

  1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran

  2 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran

  3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran

  4 Surat Keterangan Setelah Penelitian Lampiran

  5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran

  7 Dokumentasi Lampiran

  8 Daftar Nilai SKK Lampiran

  9 Riwayat Hidup Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang semakin mantap

  merupakan landasan dan modal utama bagi pendidikan agama Islam. Pintu gerbang kemajuan Islam sudah mulai terbuka. Secara akademik, proses belajar mengajar merupakan aktifitas yang sangat kompleks. Proses belajar mengajar melibatkan interaksi inter personal yang unik, yaitu interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.

  Belajar mengajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Proses belajar mengajar tidak terbatas pada kegiatan penyampaian materi pelajaran di kelas, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat diterima siswa dikelas dan dapat diterapkan serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

  Dilihat dari prespektif ini, keberhasilan proses belajar mengajar PAI sangat ditentukan oleh kualitas dan profesionalitas guru agama. Peningkatan kualitas dan profesionalisme guru agama dapat dilakukan secara individual dan struktural. Secara individual, guru agama perlu terus menerus berusaha meningkatkan kompetensi akademik, kepribadian, dan profesionalisme melalui kegiatan belajar kedinasan.

  Menurut Ki Hajar Dewantara (Hasbullah, 2012: 4) menjelaskan bahwa pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

  Dunia pendidikan mempunyai tantangan dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk manusia yang berkarakter, yang akan melahirkan generasi yang berbudi pekerti yang luhur sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut UUSPN No. 20 tahun 2003 “ pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Rohman, 2013: 98).

  Tujuan pendidikan dalam konteks ini membantu mengkondisikan peserta didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar agar mampu berkembang dan berguna bagi dirinya sendiri, lingkungan dan masyarakat. Pelaksanaan pembelajaran harus mampu membantu peserta didik agar menjadi manusia yang berbudaya tinggi dan bermoral tinggi. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan pencapaian tersebut salah satu cara bisa dilakukan oleh seorang guru adalah dengan melaksanakan pembelajaran inovatif. Disisi lain minat siswa terhadap mata pelajaran PAI menurun, siswa lebih suka dengan mata pelajaran lain yang berbasis teknologi dan informasi oleh karena itu mata pelajaran PAI perlu aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan agar peserta didik tidak jenuh dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

  Peranan pendidikan agama Islam sangat penting dalam era globalisasi seperti sekarang ini, dengan pembekalan moral kepada peserta didik sehingga mampu memilih mana yang baik dan mana yang buruk sesuai dengan tatanan moral. Mengingat kekhawatiran akan pengaruh jangka panjang dari kemajuan

  IPTEK yang mungkin melampaui batas, PAI harus bertindak untuk mencegah dampak-dampak yang menyertai kemajuan tersebut. Pendidikan agama Islam dituntut mampu menciptakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermuara pada nilai-nilai Islami.

  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang sangat penting, karena harus mampu membentuk sikap dan perilaku yang agamis peserta didik. Sikap dan perilaku yang harus dibentuk terutama yaitu sikap jujur, karena jujur merupakan sikap yang menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang dikatakan dan dilakukan dan berani karena benar. Pendidikan agama Islam pada sekolah umum masih terdapat ketidakseimbangan antara alokasi waktu yang tersedia dan materi pelajarn yang begitu luas mengakibatkan prestasi siswa jauh dari harapan yang diinginkan. Hal ini terbukti kurang tercapainya nilai yang diperoleh oleh siswa, terutama pada materi sikap jujur yaitu rentang nilai antara 60 dan 70 sedangkan KKM yang ditetapkan 75. Persentasi hasil belajar yang tuntas pada mata pelajaran PAI materi sikap jujur adalah 28,57%, sedangkan yang tidak tuntas adalah 71,42%. Dengan diterapkannya metode talking stick diharapkan hasil belajar akan lebih meningkat.

  Salah satu solusi penulis ingin mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi sikap jujur dengan menggunakan metode Talking Stick pada siswa kelas X TAV SMK N

1 Bancak „Tahun Ajaran 2017/2018. Dengan harapan dengan metode Talking Stick hasil belajar siswa pada materi tersebut meningkat.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah: Apakah penerapan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi sikap jujur pada siswa kelas X TAV SMK N 1 Bancak

  Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat penulis rumuskan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mengetahui peningkatan hasil belajar PAI materi sikap jujur dengan metode talking stick siswa kelas X TAV SMK N 1 Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretik maupun secara praktis.

  1. Manfaat Teoretik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses belajar mengajar khususnya mata pelajaran PAI untuk menigkatkan hasil belajar siswa melalui metode talking stick dan dapat digunakan sebagai pelengkap referensi yang telah ada berkaitan dengan proses belajar mengajar.

  2. Manfaat Praktis a.

  Bagi peneliti sebagai ajang praktek materi-materi maupun teori-teori yang selama ini penulis peroleh dari bangku kuliah.

  b.

  Bagi sekolah dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan mengamalkan materi sikap jujur.

  c.

  Bagi guru dan siswa sebagai bahan evaluasi yang telah dilaksanakan guna memperbaiki kekurangan yang ada dalam proses belajar mengajar.

  d.

  Pembuat kebijaksanaan dalam menyusun kurikulum yang lebih bermanfaat bagi siswa.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

  Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunta, 2006: 71). Menurut Winarno Surahmad dalam (Hadi,

  1987:69) hipotesis adalah sebuah kesimpulan, akan tetapi kesimpulan itu belum berakhir masih harus dibuktikan kebenarannya.

  Jadi yang dimaksud hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara belum sampai pada titik akhir, masih memerlukan pembuktian untuk memperoleh kebenaran maka perlu adanya penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi sikap jujur pada siswa kelas X TAV SMK N 1 Bancak Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.

  Penerapan metode talking stick dapat dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator keberhasilan yang dapat dirumuskan oleh penulis antara lain: 1.

  Siswa tertarik dengan metode yang digunakan, sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa menjadi aktif mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

  2. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI materi sikap jujur.

  3. Lebih dari 85% dari jumlah siswa kelas X TAV memperoleh nilai di atas KKM pada mata pelajaran PAI materi sikap jujur.

F. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

  Menurut Wiriaatmadja (2008:13) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara ringkas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam ruang kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

  Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas, agar permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran di dalam kelas dapat dipecahkan. Adapun penelitian yang akan diteliti terdiri atas empat rangkaian yang dilakukan secara berulang-ulang yaitu tahapan-tahapannya antara lain perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

  2. Subyek Penelitian

  Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang penulis lakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa kelas X TAV SMK N 1 Bancak Kabupaten Semarang dalam pemahaman mengenai sikap jujur. Populasinya adalah siswa kelas X TAV SMK N 1 Bancak, karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa maka subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas X TAV SMK N 1 Bancak Tahun ajaran 2017/2018.

  3. Langkah-Langkah Penelitian

  Menurut Arikunto (2006:20) mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri atas 4 tahapan penting meliputi plannig (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut: a.

  Tahap Perencanaan Tindakan (Planning) Perencanaan pembelajaran dibuat berdasarkan hasil diskusi dengan guru. Penentuan materi yang akan dijadikan obyek penelitian dibahas bersama guru mata pelajaran PAI. Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas pada siklus 1 adalah sebagai berikut: a)

  Mempersiapkan perangkat pembelajaran dan menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi RPP dan memasukkan metode talking

  stick .

  b) Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal sampai akhir pembelajaran dengan metode talking

  stick .

  c) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yang berhubungan dengan materi sikap jujur.

  d) Menyiapkan instrumen berupa catatan lapangan, lembar observasi dan tes pencapaian hasil belajar. Catatan lapangan digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi digunakan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran serta tes digunakan untuk mengukur kemampuan materi yang telah disampaikan. b.

  Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yaitu penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu pendahuluan, inti dan penutup.

  c.

  Observasi Dalam kegiatan ini observer melaksanakan pengamatan, pencatatan, dan menginterpretasi terhadap berlangsungnya pembelajaran, terutama kepada peserta didik sambil mengerjakan lembar observasi yang telah disediakan. Pada tahap ini ketelitian dan kecermatan dalam mencatat dan mengamati sangat diperlukan, apalagi bila terjadi suatu perubahan mendadak dalam pelaksanaan tindakan yang ditimbulkan akibat respon peserta didik yang dikenai tindakan.

  d.

  Refleksi Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus dikumpulkan untuk dianalisis selanjutnya diadakan refleksi terhadap hasil analisis sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah tindakan dan sesudah tindakan. Hasil belajar inilah yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan siklus berikutnya.

4. Pengumpulan Data

  Untuk mendapat data-data yang akurat dan relevan, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar metode yang satu dengan yang lain saling melengkapi. Adapun metode yang penulis gunakan adalah: a.

  Dokumentasi Menurut Arikunta (2006: 149) dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan catatan, transkip, buku, surat kabar, notulen, agenda dan lain sebagainya. Metode ini penulis gunakan untuk mencari data mengenai jumlah siswa, nilai siswa, perkembangan siswa dan keadaan sarana dan prasarana kelas X TAV SMK N1 Bancak Kabupaten Semarang.

  b.

  Tes Menurut Arikunta (2006: 158) tes yaitu serentetan pertanyaan- pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, intelegensi, bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Penulis menggunakan metode ini untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami dan mengamalkan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari.

  5. Instrumen penellitian

  Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian dengan menggunakan suatu metode. Agar penelitian ini berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, maka instrumen yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku, Al-Quran, alat peraga, buku daftar nilai dan evaluasi.

  6. Analisis Data

  Dalam menganalisis data penulis menggunakan teknik analisa kuantitatif menggunakan statistik deskriptif sederhana dalam penghitungan prestasi belajar siswa. Tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa dalam materi sikap jujur. Skala nilai yang digunakan adalah skala seratus. Nilai maksimal dapat diperoleh siswa adalah 100.

  a.

  Untuk menilai rata-rata ulangan tes formatif digunakan perhitungan dengan rumus: M= ∑X

  ____ N Keterangan: M = Nilai rata-rata ∑X

  = Jumlah semua nilai kelas N = Jumlah siswa

  b. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:

  P = F ___ x 100%

  N Keterangan: P = Jumlah nilai dalam persen F = Frekuensi N = Jumlah siswa G.

   Sistematika Penulisan

  Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika penulisan sebagai berikut ini:

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini penulis sajikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis sampaikan mengenai teori belajar, hasil belajar (evaluasi), faktor yang mempengaruhi belajar dan materi sikap jujur. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Bab ini penulis sajikan diskripsi pelaksanaan Pra siklus, diskripsi pelaksanaan siklus satu dan diskripsi pelaksanaan siklus dua. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini di sajikan diskripsi siklus yang memuat dari hasil pengamatan, refleksi keberhasilan dan kegagalan serta pembahasan tiap siklus.

  BAB V PENUTUP Pada bab ini penulis sajikan mengenai kesimpulan dan saran-saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian Hasil Belajar Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses pendewasaan anak didik melalui sistem interaksi, proses dua arah antara guru dan siswa. Dari pendapat tersebut maka guru dan siswa merupakan inti dan proses

  pendidikan, sedangkan tujuan, alat, dan lingkungan lebih bersifat pengarah, penunjang, dan prasarana. Interaksi guru dan siswa disebut proses belajar mengajar (Uno dan Muhamad, 2015:138).

  Belajar adalah suatu proses yang menghasilkan perubahan perilaku yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Uno (2008: 18) bahwa belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri aturannya (termasuk konsep, teori dan definisi.

  Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar itu pada prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif, yaitu penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip, sehingga membentuk suatu kesatuan yang memiliki makna bagi subyek didik. Secara umum belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, konsep ataupun teori (Sardiman, 1994: 24).

  Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan pengalaman individu akibat interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari hasil perubahan belajar seseorang dapat berupa kebiasaan-kebiasaan, kecakapan atau dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.

  Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas, guru selain sebagai pendidik, pembimbing dan pengarah serta narasumber pengetahuan juga sebagai motivator yang bertanggung jawab atas keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Ada pandangan yang menyebutkan bahwa pendidikan itu didapat oleh siswa, bukan diterima. Pandangan senada menyatakan bahwa guru tidak dapat memberikan pendidikan apapun kepada siswa, tetapi siswa itulah yang harus mendapatkannya. Namun pada kenyataannya, pembelajaran menjadi sesuatu yang terabaikan. Pada akhirnya hasil yang dicapai oleh siswa dari belajarnya tergantung pada usahanya sendiri, tetapi bagaimana usaha itu terkondisikan banyak dipengaruhi oleh faktor pembelajaran yang dilakukan oleh guru (Uno dan Muhamad, 2015:142).

  Menurut Soetomo (1993: 246) hasil belajar adalah proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian (ujian) yang digunakan sebagai tolak ukur pemahaman siswa. Dengan adanya penilaian maka guru dapat mengetahui sejauh mana penguatan materi siswa, keefektifan media sebagai pengantar materi yang disampaikan.

  Secara umum dapat dikatakan bahwa pengukuran adalah suatu proses pemberian angka pada sesuatu atau seseorang berdasarkan aturan- aturan tertentu. Hasi penilaian dapat dipakai untuk membuat penilaian atau evaluasi. Hasil evaluasi memberikan informasi tentang sejauh mana ia telah menguasai bahan pelajaran yang disajikan guru. Tujuan utama pendidikan adalah menanamkan keyakinan dan memfasilitasi proses belajar siswa. Hasilnya adalah perolehan belajar atau yang lebih utama adalah kesadaran akan pentingnya belajar, serta pengetahuan tentang belajar bagaimana belajar (Danim, 2010:40).

  Berdasarkan UU No. 2/ 1989 makna satu-satunya dari Pendidikan Agama Islam adalah sebagai salah satu bidang studi pendidikan yang bersama-sama dengan Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan menjadi kurikulum wajib bagi setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan. Jadi yang dimaksud hasil belajar PAI adalah hasil belajar yang diperoleh setelah proses pembelajaran PAI selesai. Indikator keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran PAI dapat diketahui dari skor atau nilai ulangan dengan evaluasi hasil belajar. Dari definisi di atas, dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah ukuran yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar mengajar berupa perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengamalan individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

2. Pendidikan Agama Islam

  Menurut ( Majid,2004: 134-135), kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut: a.

  Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkan kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

  b.

  Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

  c.

  Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. d.

  Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

  e.

  Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

  f.

  Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.

  g.

  Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.

  Di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pede jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (Majid, 2004: 134-135). Tujuan PAI harus mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam. Hal ini dilakukan dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia yang kemudian akan membuahkan kebaikan di akhirat. Dalam Penjelasan atas

  26 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) butir a, disebutkan bahwa mata pelajaran agama dan akhlak mulai dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Jadi tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk membekali peserta didik dengan nilai-nilai agama supaya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga terbentuk manusia yang berakhlakul karimah.

  Guru yang secara luas juga berfungsi sebagai pendidik, merupakan salah satu faktor dominan dalam proses belajar mengajar.

  Begitu pentingnya, sehingga Imam Syafi ‟i mengambarkannya dalam syair yang artinya “bangun dan hormatilah guru kalian dengan segala penghormatan , karena guru hampir sama dengan utusan Tuhan. Dalam penelitian tentang peranan guru yang diadakan Badan Litbang Agama (1984), terbukti bahwa guru memegang peranan dominan, sehingga apabila guru tidak berkompeten, betapapun canggihnya sarana dan media pendidikan akan sia- sia belaka (Thoha dan Mu‟ti, 1998: 25).

  Menurut ( Thoha dan Mu‟ti, 1998: 27-28) bahwa yang diharapkan oleh Direktur Pembinaan Perguruan Agama Islam Depag yang mengemukakan adanya empat kompetensi dasar seorang guru sebagai berikut: a.

  Kompetensi profesional yaitu kependidikan dan keilmuan minimal yang menjadi bidang tugasnya.

  b.

  Kompetensi personal kepribadian mantap akan dapat menjadi sumber identifikasi bagi anak didiknya, termasuk dalam sifat-sifat pribadi seorang muslim yang beriman dan bertaqwa berakhlak mulia dan integritas yang tinggi.

  c.

  Kompetensi sosial yaitu kemampuan berkomunikasi dangan kepala sekolah, sesama guru maupun masyarakat luas.

  d.

  Kompetensi pelayanan yaitu kemampuan melayani semua anak didiknya, baik secara individual maupun kelompok.

  Untuk memenuhi harapan sebagai guru agama yang baik dengan berbagai ciri-ciri tersebut di atas, diperlukan lembaga pendidikan tenaga pendidik. Dari jenis dan jenjang pendidikan sekolah, baik Madrasah, pendidikan keagamaan dan sekolah umum, maka kini fakultas tarbiyah dan yang sejenisnya bertugas untuk mempersiapkan tenaga guru pendidikan agama bagi sekolah umum dan bidang-bidang studi agama Islam bagi madrasah dan sekolah keagamaan.

3. Materi Sikap Jujur a. Pengertian Jujur

  Dalam bahasa Arab, jujur merupakan terjemahan dari kata sidiq yang artinya benar, dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaraan. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah). Jujur juga disebut dengan benar, memberikan sesuatu yang benar atau sesuatu sesuai dengan kenyataan (Rusyan, 2006: 25). Secara istilah jujur atau as-sidqu bermakna:

1. Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan 2.

  Kesesuaian antara informasi dan kenyataan 3. Ketegasan dan kemantapan hati 4. Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan

  Jadi dapat disimpulkan bahwa jujur yaitu sikap yang menyatakan apa adanya serta kesesuaian antara ucapan dan perbuatan dan tidak berbohong.

b. Macam-Macam Jujur

  Imam al-Ghazali (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014:34) membagi sifat jujur atau benar (siddiq) sebagai berikut:

1. Jujur dalam niat atau berkehendak, tiada dorongan bagi seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena Allah SWT.

  a) Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima dengan yang disampaikan. Setiap orang harus dapat memelihara perkataannya. Ia tidak berkata kecuali dengan jujur. Barang siapa yang menjaga lidahnya dengan cara selalu menyampaikan berita yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati janji termasuk jujur jenis ini.

  b) Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh sehingga perbuatan zahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan menjadi tabiat bagi dirinya.

  Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran karena jujur identik dengan kebenaran. Allah berfirman:

  ٠ٓ. ًاديِدَس ًلاْىَق اىُلىُقَو َ َّاللَّ اىُقَّتا اىٌَُهآ َييِذَّلا اَهُّيَأ اَي

  Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu

  kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar” (Q.S al-Ahzab :70)

  Orang yang beriman perkataannya harus sesuai denga perbuatannya karena sangat berdosa besar bagi orang-orang yang tidak mampu menyesuaikan perkataannya dengan perbuatan, atau berbeda apa yang dilidah dan apa yang diperbuat. Allah SWT berfirman “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (itu) sangatlah dibenci Allah jika kamu mengatakan apa- apa yang tidak kamu kerjakan”. (Q.S as-Saff:2-3)

  Pesan moral ayat tersebut tidak lain memerintahkan satunya perkataan dan perbuatan. Dosa besar di sisi Allah SWT mengucapkan sesuatu yang tidak disertai dengan perbuatannya. Perilaku jujur dapat menghantarkan pelakunya menuju kesuksesan dunia dan akhirat bahkan, sifat jujur adalah sifat yang wajib dimiliki oleh setiap nabi dan rasul. Artinya orang-orang yang selalu istiqamah atau konsisten mempertahankan kejujuran, sesungguhnya ia telah memiliki separuh dari sifat kenabian.

  Jujur adalah sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang diamanatkan, baik berupa harta maupun tanggung jawab. Orang yang melaksanakan amanat tersebut disebut al-amin, yakni orang yang terpercaya, jujur, dan setia. Dinamai demikian karena segala bentuk gangguan, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain. Sifat jujur dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan, seperti dalam kehidupan rumah tangga, perniagaan, perusahaan dan hidup bermasyarakat.

  Di antara faktor yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW berhasil dalam membangun masyarakat Islam adalah karena sifat-sifat dan akhlaknya yang sangat terpuji. Salah satu sifatnya yang menonjol adalah kejujurannya sejak masa kecil sampai akhir hayatnya sehingga ia mendapat gelar al-amin (orang yang dapat dipercaya atau jujur).

  Kejujuran akan mengantarkan seseorang mendapatkan cinta dan kasih keridaan Allah SWT, sedangkan kebohongan adalah kejahatan tiada tara, yang merupakan faktor terkuat yang mendorong seseorang berbuat kemungkaran dan menjerumuskan ke jurang neraka.

  Kejujuran sebagai sumber keberhasilan, kebahagiaan, serta ketentraman, harus dimiliki oleh setiap muslim. Bahkan, seorang muslim wajib pula menanamkan nilai kejujuran tersebut kepada anak-anaknya sejak dini hingga pada akhirnya mereka mejadi generasi yang meraih sukses dalam mengarungi kehidupan. Adapun kebohongan adalah muara dari segala keburukan dan sumber dari segala kecaman karena akibat yang ditimbulkan adalah kejelekan, dan hasil akhirnya adalah kekejian. Akibat yang ditimbulkan oleh kebohongan adalah namimah (mengadu domba), sedangkan namimah dapat melahirkan kebencian. Demikian pula kebencian adalah awal dari permusuhan. Dalam permusuhan tidak ada keamanan dan kedamaian. Dapat dikatakan bahwa, orang yang sedikit kejujurannya niscaya akan sedikit temannya.

  c.

  Contoh bukti kejujuran Nabi Muhammad SAW Ketika Nabi Muhammad hendak memulai dakwah secara terbuka dan terang-terangan, langkah pertama yang dilakukan misalnya Rasulullah saw. berdiri diatas bukit, kemudian memanggil-manggil kaum Quraisy untuk berkumpul “Wahai kaum Quraisy, kemarilah kalian semua. Aku akan memberikan berita kepada kalian semua!”

  Mendengar penggilan lantang dari Rasulullah saw. berduyun- berduyun kaum Quraisy berdatangan dan berkumpul. Setelah masyarakat berkumpul dalam jumlah besar, beliau tersenyum dan bersabda “Saudara- saudaraku, jika aku memberi kabar kepadamu, jika dibalik bukit ini ada musuh yang sudah siaga hendak menyerang kalian, apakah kalian semua Rasulullah kembali bertanya “mengapa kalian langsung percaya tanpa membuktikannya terlebih dahulu” tanpa ragu-ragu orang yang hadir di sena kembali menjawab mantap “ engkau sekalipun tidak pernah berbohong wahai

  

al-amin . Engkau adalah manusia yang paling jujur yang kami

kenal”(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014: 34-36).

d. Ayat-Ayat al-Quran Tentang Perintah Berlaku Jujur 1. Q.S al-Maidah ayat 8 َهآ َييِذَّلا اَهُّيَأ اَي ْنُكٌََّهِرْجَي َلاَو ِطْسِقْلاِب ءاَدَهُش ِ ّ ِلِل َييِهاَّىَق ْاىًُىُك ْاىٌُ َ ّاللَّ َّىِإ َ ّاللَّ ْاىُقَّتاَو يَىْقَّتلِل ُبَرْقَأ َىُه ْاىُلِدْعا ْاىُلِدْعَت َّلاَأ ًَلَع ٍمْىَق ُىآٌََش ىىُلَوْعَت اَوِب ٌريِبَخ َ( ٨ )

  Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014: 37).

2. Q.S at-Taubah ayat 119 َييِقِداَّصلا َعَه ْاىًُىُكَو َ ّاللَّ ْاىُقَّتا ْاىٌَُهآ َييِذَّلا اَهُّيَأ اَي ٔٔ١ .

  Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (Kementrian

  Pendidikan dan Kebudayaan, 2014: 37).

  3. Kandungan Q.S al-Maidah:8

Dokumen yang terkait

Peningkatan Prestasi Belajar Materi Rasul-rasul Allah melalui Model Talking Stick pada Siswa Kelas V SD

0 0 6

Korelasi Antara Pemahaman Materi Pendidikan Agama Islam Dengan Perilaku Beragama Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1 Ngablak Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016 - Test Repository

0 1 115

Peningkatan Hasil Belajar Mata pelajaran SKI Materi Bangsa Arab Pra Islam Melalui Metode Cooperative Script Pada Siswa Kelas X Agama Semester I MAN Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018. - Test Repository

0 1 127

Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI Materi Pokok Menghindari Minuman Keras, Judi, dan Pertengkaran Melalui Metode Inside Outside Circle (IOC) Pada Siswa Kelas VIII Di SMP N 6 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. - Test Repository

1 2 126

Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Makanan Minuman Halal dan Haram dengan Metode Talking Stick pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 3 Suruh Tahun Pelajaran 2017/2018 - Test Repository

0 0 149

Implementasi Kantin Kejujuran Dalam Upaya Menanamkan Sikap Jujur Dan Tanggung Jawab Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 - Test Repository

0 1 182

Penerapan Pembelajaran Listening Team untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran PAI Materi Iman Kepada Allah Pada Peserta Didik Kelas VII SMP N 4 UNGARAN Tahun Pelajaran 2017/2018. - Test Repository

0 0 161

Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Pelaksanaan Haji Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas X Semester 2 Teknik Sepeda Motor SMK N 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 - Test Repository

0 2 176

Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Thaharoh (Wudhu dan Tayamum) Dengan Metode Al- Tathbiq Pada Siswa Kelas VII MTs. Tarqiyatul Himmah Kecamatan Pabelan Tahun Pelajaran 2017/2018 - Test Repository

1 1 108

Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional dan Sosial Siswa Kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Tahun Pelajaran 2017/2018. - Test Repository

0 0 134