Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tradisi Tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Miftahuddin, M.

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM TRADISI TAHLILAN DI DESA SRATEN

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2018

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

MUHAMMAD FAUZI

  L „ADZIM

NIM. 11114120

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM TRADISI TAHLILAN DI DESA SRATEN KECAMATAN

TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

MUHAMMAD F

  AUZIL „ADZIM

NIM. 11114120

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

MOTTO

  َع ِّٓهَصُٔ ِْزَّنا ٌَُُ .ًلإِصَأََ ًجَشْكُت ُيُُحِّثَسََ .اًشِٕثَك اًشْكِر َ َّاللَّ اَُشُكْرا اُُىَمآ َهِٔزَّنا أٍََُّأ أَ ْمُكَجِشْخُِٕن ًُُرَكِئلاَمََ ْمُكَْٕه

  ) ١٤ - ١٤ :باضحلاا( .اًمِٕحَس َهِٕىِمْؤُمْناِت َناَكََ ِسُُّىنا َّنِإ ِخاَمُهُّظنا َهِم

  

“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah,

zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan

petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan

ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada

cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang

yang beriman.” (Qs. Al-Ahzab: 41-43)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk :

  1. Bapak dan ibuku tersayang, Muzazin dan Sri Muflikhah yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.

  2. Saudara kandungku adik Aini Aqilatul Munawaroh dan M. Ulul Azmi atas motivasi yang tak ada hentinya kepadaku sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Wr. Wb Bismillahirrahmanirrohim

  Puji syukur

  alhamdulillahi robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah

  Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah- Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliau satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang seperti ini yakni dengan ajarannya agama Islam.

  Skripsi ini berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Tradisi

Tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018.

  Topik yang diangkat dalam penulisan skripsi ini bertujuan untuk menggambarkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam tardisi tahlilan di masyarakat desa Sraten yang selama ini belum banyak diketahui oleh masyarakat desa kecuali ulama atau mereka yang pernah mengenyam pendidikan formal atau non formal.

  Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.

  Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Suwardi, M.Pd.

  3. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

  4. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan saran, arahan dan bimbingan dengan ikhlas dan kebijaksanaan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

  5. Ibu Dr. Lilik, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberi dukungan dan pengarahan selama masa perkuliahan di IAIN Salatiga.

  6. Bapak Muh Aji Nugroho, Lc., MA. yang telah memberikan ide dan inspirasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  7. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

  8. Kepada K. Matori Mansur selaku Pengasuh Pondok Pesantren Mansya”ul Huda Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang 9. Seluruh perangkat Desa Sraten Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang 10.

  Seluruh tokoh Agama, Ustadz, dan kyai serta seluruh masyarakat desa Sraten yang telah membantu dan berpartisipasi dan berkenan untuk memberikan informasi dan bantuan dalam penulisan sekripsi ini.

  11. Sahabat-sahabat seperjuanganku Maimun, Faizal, Gus Alip, Ahsin, Fuadi, Ulil, Latif, Burhan, Diah Suko, Alfi, Elfa, Aulina, Ririn, Malika, Syukuri, Aulina, Nastiti, Lina, Marjai, Yusuf, Chuzaini dan Empit yang selalu memberikan motivasi kepadaku, somoga sukses serta diberi kelancaran dalam menyelesaikan skripsi

  12. Sahabat-sahabati PMII Komisariat Djoko Tingkir Kota Salatiga yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan skripsi ini.

  13. Keluarga besar santri Pondok Pesantren Mansyaul Huda Sraten Tuntang Kabupaten Semarang.

  14. Keluarga Besar LDK Nusantara Salatiga terimakasih atas doa dan motivasinya sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan.

  15. Sahabat-sahabat seperjuanganku Posko 1 KKN Giyanti Candi Mulyo Kab.

  Magelang (iqbal, daus, mbk anis, mbak mut, bella, ratna, fera) yang selalu mendoakanku dalam segala hal tak terkecuali menyelesaikan tugas akhir ini.

  16. Sahabat-sahabat seperjuanganku di Dewan Mahasiswa Institut 17.

  Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2014 khususnya jurusan PAI.

  18. Dan seluruh teman yang tidak bisa saya sebutka satu per satu terimakasih atas segala yang telah diberikan baik itu tenaga, motivasi, do‟a dan lain sebagainya.

  19. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

  Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dari serta mendapatkan kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat.

  Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, serta penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun agar dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembacanya. Aamiin.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 26 September 2018.

  M. Fauzil „Adzim NIM. 11114120

  

DAFTAR ISI

  LEMBAR BERLOGO .................................................................................... ii HALAMAN JUDUL ..................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... vi MOTTO ........................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................... xi DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii ABSTRAK ...................................................................................................... xix

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah ......................................................................

  B.

  6 Fokus Penelitian ...................................................................................

  C.

  6 Tujuan Penelitian ..................................................................................

  D.

  7 Manfaat Penelitian ................................................................................

  E.

  7 Penegasan Istilah ..................................................................................

  F.

  9 Sistematika Penulisan ...........................................................................

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori .................................................................................... 12

  1. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ................................................... 12 a.

  Pengertian Nilai ....................................................................... 12 b.

  Pengertian Pendidikan Karakter .............................................. 13 c. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter ................................. 17 d.

  Nilai-Nilai Pendidikan Karakter .............................................. 18 2. Tahlilan ......................................................................................... 22 a.

  Pengertian Tahlilan ................................................................. 22 b.

  Sejarah Tahlilan ....................................................................... 24 c. Dasar Hukum Tahlilan ............................................................ 26 d.

  Pelaksanaan Tradisi Tahlilan .................................................. 33 B. Kajian Penelitian Terdahulu ................................................................ 36

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................................... 39 B. Subyek Penelitian ................................................................................ 39 C. Sumber dan Jenis Data ........................................................................ 40 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 41 E. Analisis Data ....................................................................................... 42 F. Pengecekan keabsahan Data ................................................................ 44 G. Tahap-tahap Penelitian ........................................................................ 44

  BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA A. Paparan Data ........................................................................................ 46 1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Desa Sraten Kec. Tuntang Kab. Semarang ..............................................................................

  46 a. Letak dan Kondisi Geografis ................................................... 46 b.

  Kependudukan ......................................................................... 46 c. Bidang Pembangunan/Sarana Fisik ......................................... 51 d. Kondisi Sosial Budaya dan Tradisi Keagamaan ..................... 52 2. Tradisi Tahlilan Desa Sraten Kec. Tuntang Kab. Semarang ....... 55 a.

  Asal-Usul atau Dasar Orang Melaksanakan Tradisi Tahlilan .. 55 b. Tujuan Mengadakan Tradisi Tahlilan ..................................... 57 c. Waktu dan tempat Pelaksanaan Tradisi Tahlilan .................... 58 d. Pelaksanaan Tradisi Tahlilan .................................................. 62 e. Hidangan dan Tujuannya ......................................................... 65 f. Manfaat Melakukan Tradisi Tahlilan ...................................... 67 g.

  Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tradisi Tahlilan ........ 69 B. Analisa Data ........................................................................................ 74 1.

  Penyelenggaraan Tradisi Tahlilan Di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang ......................................................

  74 2. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tradisi Tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang ........................

  80

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 92 B. Saran .................................................................................................... 96 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  97 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL 1.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Agama 2.Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Usia 3.Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 4.Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Lampiran Pedoman Wawancara 2. Lampiran Hasil Transkip Wawancara 3. Lampiran Dokumentasi 4. Lampiran Surat Permohonan Izin Penelitian 5. Lampiran Surat Keterangan Penelitian 6. Lampiran Surat Pembimbing Skripsi 7. Lampiran Lembar Konsultasi Penelitian 8. Lampiran Daftar Nilai SKK 9. Lampiran Daftar Riwayat Hidup

  

ABSTRAK

  Adzim, Fauzil. 2018. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tradisi Tahlilan di

  Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang . Skripsi. Jurusan

  Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Miftahuddin, M.Ag.

  Kata Kunci : Nilai-Nilai Pendidikan Karakter, Tradisi Tahlilan

  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter yang dirumuskan oleh DIKNAS dalam tradisi tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: Pertama, bagaimana pelaksanaan penyelenggaraan tradisi tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Kedua, bagaimana nilai-nilai pendidikan karakter yang ada dalam pelaksanaan tradisi tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

  Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode wawancara, metode dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah Tokoh Masyarakat, Masyarakat desa Sraten dan kegiatan tahlilan yang ada di desa Sraten. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan klarifikasi data, penyaringan data dan penyimpulan.

  Hasil penelitian ini adalah pertama, tradisi tahlilan dilakukan secara bersama- sama yang dipimpin oleh imam tahlil, diawali dengan membaca hadharah kepada Nabi, sahabat, dan seterusnya. Kemudiam pembacaan tahlil dan al-

  Qur‟an serta pembacaan do‟a. Kedua, nilai-nilai pendidikan karakter dalam tradisi tahlilan diantaranya nilai religius, kerja keras, bersahabat/komunikatif, peduli sosial dan disiplin.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi karakter bangsa Indonesia saat ini mendapat perhatian khusus dari

  pemerintah. Hal ini terjadi karena adanya kemerosotan moral yang terjadi dalam berbagai lapisan masyarakat. Mulai dari masyarakat awam hingga masyarakat yang berpendidikan sekalipun. Menurut Tim Pakar Yayasan Jati Diri Bangsa, kondisi karakter di Indonesia saat ini mengalami penurunan, hal ini ditunjukkan adanya beberapa kasus yaitu kebiasaan korupsi yang sulit diberantas, lemahnya disiplin, melemahnya nasionalisme, menurunnya kemampuan untuk menerima dan menghargai perbedaan, kurangnya rasa kepedulian, serta adanya kesenjangan antara yang diketahui dan yang dilakukan (Tim Pakar Yayasan Jati Diri Bangsa, 2011:30-33)

  Indikasi penurunan moral bangsa juga ditunjukkan dengan data kejahatan dalam media berita sindonews, setiap 41 menit terjadi satu kejahatan di provisi Jawa Tenagh sepanjang tahun 2016. Hal ini disampaikan oleh Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono di Mapolda Jawa Tengah Kota Semarang, Kamis (29/12/2016). Menurut Condro, jumlah kejahatan di tahun 2016 mencapai 12.574 kasus.

  Kasus penyimpangan moral remaja yang terjadi di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang baru-baru ini, misalnya kasus seorang siswi SMK bunuh bayi yang baru dilahirkannya di kamar mandi pada 27 Januari 2017

  (Kompas.com), kemudian kasus bunuh diri pada 14 bulan April 2017 (Harian7.com).

  Dengan memperhatikan kondisi moral bangsa Indonesia tersebut, Indonesia membutuhkan formula untuk memperbaiki moral bangsa Indonesia melalui pendidikan karakter

  Istilah pendidikan karakter kembali menguat ketika Menteri Pendidikan Muhammad Nasir dalam pidatonya pada Hari Pendidikan Nasional 2011 menekankan pentingnya pendidikan karakter sebagai upaya pembangunan karakter bangsa. Bahkan ditahun yang sama Kementrian Pendidikan menerbitkan buku pelatihan dan penegembangan pendidikan budaya karakter bangsa yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangn Pusat Kurikulum Kemendiknas RI.

  Dalam buku yang didisusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Kemendiknas RI ada 18 nilai dalam pendidikan karakter bangsa yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. (Kementerian Pendidikan Nasional, 2011: 7)

  Indikator nilai-nilai pendidikan karakter yang ditetapkan oleh pemerintah terdapat dalam dalam ajaran Aswaja. Menurut M. Mahbubi, Aswaja yang menjadi inti ajaran NU telah sesuai dengan indikator nilai-nilai pendidikan karakter yang ditetapkan Kementerian Pendidikan Nasional dalam Renstra Indonesia Emas 2045 (Mahbubi, 2012: 149). Dalam ajaran Aswaja terdapat tradisi tahlilan. Aswaja memiliki lingkup yang lebih luas dari tradisi tahlilan.

  Dengan demikian, tradisi tahlilan memiliki keterkaitan dengan pendidikan karakter.

  Mengingat ajaran Aswaja yang memiliki nilai-nilai karakter yang sesuai dengan harapan pemerintah Indonesia, maka tradisi tahlilan dapat menjadi salah satu alternatif strategi pembentukan karakter bangsa.

  Tradisi atau sering disebut dengan adat atau

  „urf yaitu kebiasaan

  masyarakat,baik berupa perkataan maupun perbuatan yang dilakukan secara kontinu dan seakan-akan merupakan hukum tersendiri, sehingga jiwa merasa tenang dalam melakukan karena sejalan dengan akal dan diterima oleh tabiat (citra batin individu yang menetap) yang sejahtera (Muhaimin, Abdul Mujib & Jusuf Muzakkir, 2005: 201-202). Tahlian yang biasa diamalkan oleh masyarakat Islam pengikut faham

  Ahlussunnah wal Jama‟ah adalah membaca

  dzikir kalimat tauhid tersebut, yang dirangkai dengan bacaan ayat-ayat al- Qur‟an (Surah al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas, Permulaan Surah al- Baqarah, Ayat Kursi, akhir Surah al-Baqarah) dan bacaan shalawat Nabi SAW., tasbih, tahmid, takbir serta istiqhfar, yang urut-urutannya seperti bacaan tahlil dimuka, diakhiri dengan do‟a (Umar,1997: 106-107).

  Tradisi tahlilan merupakan salah satu hasil akulturasi antara nilai-nilai kebudayaan masyarakat setempat dengan nilai-nilai Islam. Dalam tradisi lama, bila ada orang meninggal, maka sanak famili dan tetangga berkumpul di rumah duka. Mereka bukannya mendoakan mayit tetapi begadang dengan bermain judi, mabuk-mabukan atau lainnya. Wali Songo tidak serta merta membubarkan tradisi tersebut, tetapi masyarakat dibiarkan tetap berkumpul namun isinya diganti dengan mendoakan si mayit dan membaca tahlil, tahmid, tasbih dan sholawat kepada Nabi SAW, sekeluarganya dan para sahabatnya.

  Menurut keyakinan Islam, orang yang sudah meninggal dunia ruhnya tetap hidup dan tinggal sementara di alam kubur atau alam barzah, sebagai alam antara sebelum memasuki alam akhirat tanpa kecuali. Kapercayaan tersebut telah mewarnai orang Jawa. Hanya saja menurut orang Jawa, arwah orang- orang tua sebagai nenek moyang yang telah meninggal dunia berkaliaran di sekitar tempat tinggalnya, atau sebagai arwah leluhur menetap di makam (pesarean). Mereka masih mempunyai kontak hubungan dengan keluarga yang masih hidup sehingga suatu saat arwah itu nyambangi datang ke kediaman anak keturunan. Di sisi lain atas dasar kepercayaan islam bahwa orang yang yang meninggal dunia perlu dikirim doa, maka muncul tradisi kirim doa, tujuh hari, empat puluh hari, seratus hari (nyatus), satu tahun

  tahlilan

  (mendhak), dan seribu hari (nyewu) setelah seseorang meninggal dunia merupakan anjuran menurut ajaran Islam, sedangkan penentuan hari-hari sebagai saat pelaksanaan upacara kirim doa lebih diwarnai oleh warisan budaya Jawa pra Islam (Darori Amin, 2002: 127-128). Oleh karena itu Islam yang berkembang di Indonesia memiliki ragam budaya yang masih dilestarikan seperti tradisi tahlilan.

  Setiap tradisi mengandung nilai-nilai pendidikanya, khususnya pada pendidikan karakter. Pendidikan sebagai proses untuk mencapai sebuah tujuan hidup seseorang sehingga menjadikan seseorang dianggap sempurna dan mempunyai kreativitas. Akan tetapi, dalam pendidikan tidak hanya berhubungan dengan kreativitas, ilmu pengetahuan, dan teknologi belaka, melainkan juga tentang pembentukan karakter dan penanaman nilai-nilai tertentu dalam diri seseorang.

  Karakter merupakan kepribadian yang khas pada diri seseorang yang terbentuk karena pengaruh lingkungannya. Karakter manusia akan sangat menentukan arah kehidupan manusia, baik secara individual maupun komunal. Karakter yang baik akan melahirkan sebuah tatanan yang baik, begitu juga sebaliknya. Pendidikan karakter membutuhkan upaya yang melibatkan semua pihak baik rumah tangga dan keluarga, sekolah dan lingkungan, maupun masyaraat luas. Karena itu, sistem dari jaringan pendidikan ini harus disambung kembali karena pendidikan tidak akan berhasil sepanjang kondisi antarlingkungan pendidikan terputus satu sama lain (Ali Masykur, 2014: 238- 241). Oleh karena itu, rumah tangga dan keluarga sebagai pembentuk pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan.

  Pendidikan dimasyarakat juga memiliki signifikansi yang kuat, karena lingkungan masyarakat sangat mempengaruhi karakter dan watak seseorang.

  Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan nilai-nilai etika dan etetika dalam pembentukan karakter.

  Berkaitan dengan uraian diatas, maka timbul suatu keinginan dari penulis penulis untuk mengadakan penelitian terhadap kandungan nilai-nilai pendidikan karakter yang dirumuskan oleh DIKNAS dapat dijadikan pembelajaran bagi masyarakat sekitar dalam tradisi tahlilan tersebut. Pembelajaran dalam hal ini adalah sebagai upaya pembentukan karakter, yang diterapkan pada diri sendiri maupun dalam masyarakat luas yang akan peneliti tuangkan dalam bentuk judul:

  NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI TAHLILAN DI DESA SRATEN KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018

   B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan penyelenggaraan tradisi tahlilan di Desa Sraten

  Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang? 2. Bagaimana nilai-nilai pendidikan karakter yang ada dalam pelaksanaan tradisi tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan penyelenggaraan tradisi tahlilan di Desa

  Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang 2. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter yang ada dalam pelaksanaan tradisi tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten

  Semarang

D. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk peneliti sendiri maupun untuk budaya dan masyarakat Jawa. Secara lebih rinci manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

  Teoritis a.

  Dapat menambah khasanah keilmuan dalam ranah agama, pendidikan dan kebudayaan.

  b.

  Sebagai bahan rujukan bagi perpustakaan IAIN atau Fakultas sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya yang berkenan dengan tahlilan.

2. Praktis

  Diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata kepada pihak masyarakat untuk meningkatkan nilai-nilai pendidikan karakter serta tingkat moralitas masing-masing, supaya tahu pentingnya akan agama bagi kita terutama warga Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

E. Penegasan Istilah

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap penelitian ini, maka perlu dijelaskan tentang istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian sebagai berikut:: 1.

  Nilai Nilai adalah suatu makna yang terkandung dari setiap perilaku.

  Menurut Liliweri (2002:50) nilai adalah sebuah unsur penting dalam kebudayaan, nilai juga membimbing manusia untuk menentukan apakah sesuatu itu boleh atau tidak boleh dilakukan.

  2. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter dalam pengertian sederhana adalah hal positif apa saja yang dilakukan oleh guru dan berpengaruh lepada karakter siswa yang diajarkannya. (Muchlas Samani dan Hariyanto, 2014: 43).

  Jadi pendidikan karakter itu sebuah proses pemberian tuntunan kepada anak untuk menjadi manusia seutuhnya, yang berkarakter dalam dimensi hati, fikir, raga serta rasa. Oleh karena itu, pendidikan karakter tidak hanya melibatkan pengetahuan yang baik saja, tetapi juga menanamkan kebiasaan hal yang baik, merasakan dengan baik, dan berperilaku yang baik dengan sepenuh hati tanpa paksaan.

  3. Tradisi Tradisi atau sering disebut dengan adat atau

  „urf yaitu kebiasaan

  masyarakat,baik berupa perkataan maupun perbuatan yang dilakukan secara kontinu dan seakan-akan merupakan hukum tersendiri, sehingga jiwa merasa tenang dalam melakukan karena sejalan dengan akal dan diterima oleh tabiat (citra batin individu yang menetap) yang sejahtera (Muhaimin, Abdul Mujib & Jusuf Muzakkir, 2005: 201-202).

  Maka tradisi itu kebiasaan dalam masyarakat dan menjadi salah satu kebutuhan sosial yang sulit untuk ditinggalkan dan berat untuk dilepaskan.

  Dan juga adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam masyarakat). Sesuatu anggapan yang telah ada dan dianggap benar, lalu dilanjutkan secara terus.

4. Tahlilan

  Tahlilan adalah sesuatu yang biasa diamalkan oleh masyarakat Islam

  pengikut faham

  Ahlussunnah wal Jama‟ah adalah membaca dzikir kalimat

  tauhid tersebut, yang dirangkai dengan bacaan ayat-ayat al- Qur‟an (Surah al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas, Permulaan Surah al-Baqarah, Ayat

  Kursi, akhir Surah al-Baqarah) dan bacaan shalawat Nabi SAW, tasbih,

  tahmid, takbir serta istiqhfar, yang urut-urutannya seperti bacaan tahlil dimuka, diakhiri dengan do‟a (Ali Chasan Umar,1997: 106-107).

  Maka tahlilan merupakan salah suatu sarana taqorrub illallah (mendekatkan diri kepada Allah) baik dilakukan sendiri atau bersama- sama, untuk melakukan dzikir (mengingat) kepada Allah dengan membaca al- Qur‟an dan kalimat thayyibah.

F. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah pemahaman dan agar pembaca skripsi segera mengetahui pokok-pokok pembahasan skripsi, maka penulis akan mendeskripsikan ke dalam bentuk kerangka skripsi.

  Sistematika penulisan ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir.

1. Bagian Awal

  Berisi mengenai halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan keaslian tulisan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak dan daftar isi, daftar gambar dan daftar tabel.

2. Bagian Isi

  Bagian isi terdiri dari beberapa bab, yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab dengan susunan sebagai berikut: Bab pertama adalah pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, penegasan istilah, tinjauan pustaka dan sistematika penelirtian.

  Bab kedua berisi tentang kajian pustaka yang terdiri dari dua sub bab yaitu sub bab pertama tentang landasan teori yang mencakup pengertian pendidikan karakter, tujuan dan fungsi pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan karakter, pengertian tahlil, sejarah tahlil, dasar hukum tentang

  tahlil , pelaksanaan kegiatan tahlil. Dan sub bab kedua tentang kajian penelitian terdahulu.

  Bab ketiga membahas tentang metode penelitian yang mencakup jenis penelitian, subyek penelitian, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian.

  Bab keempat berisi tentang paparan data dan analisis data yang terdiri dari dua sub bab yaitu sub bab pertama tentang paparan data yang meliputi gambaran umum Desa Sraten Kabupaten Semarang dan tardisi tahlilan di Desa Sraten Kabupaten Semarang. Sub bab kedua tentang analisis data yang meliputi pelaksanaan tahlilan pada masyarakat Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dan nilai-nilai pendidikan karakter dalam tradisi tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

  Bab kelima adalah penutup kesimpulan dari seluruh uraian yang telah dikemukakan dan merupakan jawaban terhadap permasalahan yang terkandung dalam penelitian ini. Bab ini juga mengemukakan saran sebagai kelanjutan dari kesimpulan yang dihasilkan peneliti dalam penelitian ini 3. Bagian Akhir mengenai lampiran-lampiran penelitian berisi tentang hasil wawancara, dokumentasi, surat permohonan izin penelitian, surat keterangan penelitian, lembar konsultasi penelitian, surat pembimbing skripsi, daftar nilai SKK dan daftar riwayat hidup.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter a. Pengertian Nilai Nilai secara etimologi kata nilai berasal dari bahasa Latin

  vale‟re

  yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku. Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diingikan, dikejar, dihargai, berguna dan dapat membuat orang yang menghayatinya menjadi bermartabat (Satardo Adisusilo, 2012: 54). Sehingga nilai dapat diartikan sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakian seseorang atau kelompok.

  Sedangkan pengertian nilai secara terminologi ada beberapa pendapat sebagai berikut: 1)

  Dalam buku “Pendidikan Profetik”, Khoirul Rosyadi (2004: 115) menuturkan bahwa nilai merupakan realitas abstrak. Nilai kita rasakan dalam diri kita masing-masing sebagai daya pendorong atau prinsip yang menjadi penting dalam kehidupan sampai pada suatu tingkat dimana sementara orang lebih siap untuk mengorbankan hidup mereka daripada mengorbankan nilai.

  2) Dalam buku “Pemikiran Pendidikan Islam” ditulis oleh Muhaimin dan Abdul Mujib, (1993: 110) berpendapat bahwa nilai itu bersifat praktis dan efisien dalam jiwa dan tindakan manusia serta melembaga secara objektif di masyarakat.

  3) Menurut Wabster dalam buku “Pendidikan Islam: Mengurai

  Ben ang Kusut Dunia Pendidikan” yang dikutip oleh Muhaimin (2006: 148) bahwa nilai adalah suatu keyakinan yang menjadi dasar bagi seseorang atau sekelompok orang untuk memilih tindakannya atau menilai suatu yang bermakna atau yang tidak bermakna bagi kehidupannya.

  Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan manusia dan harus dimiliki setiap manusia sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam setiap tingkah laku dan perbuatan seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai juga dapat mencerminkan kualitas tindakan dan pandangan hidup yang dipilih oleh seseorang atau masyarakat.

b. Pengertian Pendidikan Karakter

  Kata karakter diambil dari bahasa Inggris dan juga berasal dari bahasa Yunani Character. Kata ini awalnya digunakan untuk menandai hal yang mengesankan dari dua koin (keping uang). Selanjutnya istilah ini digunakan untuk menandai dua hal yang berbeda satu sama lainnya, dan akhirnya digunakan juga untuk menyebut kesamaan kualitas pada tiap tiap orang yang membedakan dengan kualitas lainnya (Fathul Muin, 2011: 162).

  Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap dan merespon sesuatu.

  Me nurut Kamisa dalam buku “Konsep, Praktik & Strategi Membumikan Pendidikan Karakter di SD”, berkarakter artinya mempunyai watak dan kepribadian Karakter akan memungkinkan individu untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan. Hal ini disebabkan karakter memberikan konsistensi, integritasi dan energi.

  Orang yang memiliki karakter yang kuat, akan memiliki momentum untuk mencapai tujuan. Begitu pula sebaliknya, mereka yang berkarakter mudah goyah, akan lebih lambat untuk bergerak dan tidak bisa menarik orang lain untuk bekerja sama dengannya (Novan Ardy, 2013: 25).

  Menurut Scerenko dalam buku Konsep dan Model Pendidikan Karakter yang dikuti oleh Muchlas Samani dan Hariyanto (2014: 42) mendefinisikan karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etnis dan kompleksitas mental dari seseorang, suatu kelompok atau bangsa.

  Dengan ini dapat dinyatakan bahwa karakter adalah nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, yang membedakannya dengan orang lain serta mewujudkan dalam sikap dan prilaku dalam kehidupan sehari-hari.

  Pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan dan kemajuan umat manusia. Karena pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap individu, yang berpengaruh pada perkembangan fisiknya, daya jiwa (akal, rasa, dan kehendak), sosialnya dan moralitasnya. Dalam hal ini, pendidikan tidak hanya mengembangkan ilmu, keterampilan, teknologi, tetapi juga mengembangkan aspek-aspek lainnya, seperti kepribadian, etika, moral dan lain-lain. Pendidikan juga tidak hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

  Pendidikan karakter dalam pengertian sederhana adalah hal positif apa saja yang dilakukan oleh guru dan berpengaruh lepada karakter siswa yang diajarkannya. (Muchlas Samani dan Hariyanto, 2014: 43).

  Sedangkan pengertian pendidikan karakter menurut beberapa pendapat sebagai berikut: 1)

  Menurut Ratna Megawangi dalam buku “Konsep, Praktik & Strategi Membumikan Pendidikan Karakter di SD” yang dikutip oleh Nova Ardy (2013: 26), pendidikan karakter yaitu sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan konstribusi positif pada masyarakat.

  2) Menurut Fikry Gaffar dalam buku “Konsep, Praktik & Strategi

  Membumikan Pendidikan Karakter di SD” yang dikutip oleh Nova Ardy (2013: 26), pendidikan karakter adalah sebuah proses tranformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu kehidupan orang itu.

  3) Menurut Burke dalam buku Konsep dan Model Pendidikan

  Karakter yang dikutip oleh Muchlas Samani dan Hariyanto (2014: 43) pendidikan karakter semata-mata merupakan bagian dari pembelajaran yang baik dan merupakan bagian fundamental dari pendidikan yang baik.

  Dari beberapa paparan di atas, peneliti berusaha menyimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah proses pemberian tuntunan kepada anak untuk menjadi manusia seutuhnya, yang berkarakter dalam dimensi hati, fikir, raga serta rasa. Oleh karena itu, pendidikan karakter tidak hanya melibatkan pengetahuan yang baik saja, tetapi juga menanamkan kebiasaan hal yang baik, merasakan dengan baik, dan berperilaku yang baik dengan sepenuh hati tanpa paksaan.

c. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter

  Fungsi Pendidikan karakter menurut Kemendiknas (2011: 7) adalah sebagai berikut: 1)

  Membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural, 2)

  Membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan umat manusia, mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik,

  3) Membangun sikap warga Negara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni.

  Sedangkan tujuan pendidikan karakter menurut Kemendiknas (2011:7) adalah mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi: 1)

  Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik, 2)

  Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila, 3)

  Mengembangkan potensi warga Negara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.

  Dari tersebut di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk menangkap nilai yang diwujudkan dalam sebuah tindakan. Nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai dalam kehidupan pribadi dan interaksi sosial. Dengan internalisasi nilai kebajikan pada diri seorang anak, diharapkan dapat mewujudkan perilaku baik.

d. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

  Nilai-nilai pendidikan karakter dapat ditangkap manusia melalui berbagai hal diantaranya melalui keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, media massa, dan sebagainya (Kemendiknas, 2011: 7). Termasuk melalui pemahaman dan penikmatan sebuah tradisi dan budaya. Tradisi khususnya sangat berperan penting sebagai media dalam pentransformasian sebuah nilai termasuk halnya nilai pendidikan karakter. Dalam penelitian ini, nilai- nilai pendidikan karakter dapat ditemukan dalam tradisi Tahlilan yang dilihat dari beberapa unsur dalam penyajiannya.

  Dalam rumusan pengembangan nilai pendidikan karakter oleh Kementrian Pendidikan Nasional (2011: 8), terdapat hubungan antara nilai-nilai perilaku manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaaan. Wujud nilai tersebut dikembangkan menjadi 18 nilai karakter, antara lain:

  1) Religius, sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya.

  2) Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

  3) Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan hal-hal yang berbeda dari dirinya secara sadar dan terbuka.

  4) Disiplin, tindakan yang konsisten, menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

  5) Kerja keras, perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan dan sebagainya dengan sebaik-baiknya.

  6) Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

  7) Mandiri, merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

  8) Demokratis, merupakan cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

  9) Rasa ingin tahu, merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

  10) Semangat kebangsaan, merupakan cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

  11) Cinta tanah air, merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kebanggaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

  12) Menghargai prestasi, merupakan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghsilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

  13) Bersahabat/Komunikatif, tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

  14) Cinta damai, merupakan sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa damai, nyaman, senang, tenang dan aman atas kehadiran dirinya.

  15) Gemar membaca, merupakan kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

  16) Peduli lingkungan, merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan alam sekitar.

  17) Peduli sosial, merupakan sikap dan tindakan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkan.

  18) Tanggung jawab, merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan agama.

  Sedangkan didalam buku Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah ditulis oleh Jamal Ma'mur Asmani (2011: 36-40) mengelompokkan nilai-nilai pendidikan karakter menjadi empat macam sebagai berikut: 1)

  Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan Tuhan. Nilai ini bersifat religius untuk memperbaiki karakter individu, yang berhubungan dengan Tuhan maupun kepercayaannya. Nilai ini dapat berupa percaya, berdoa, taat, dan bersyukur kepada Tuhan.

  2) Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan diri sendiri. Nilai ini merupakan tuntunan yang ditujukan untuk diri pribadi, yang menekankan pada pengembangan rasa. Nilai ini meliputi jujur, bertanggung jawab, bijaksana, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, ingin tahu, dan cinta ilmu.

Dokumen yang terkait

Literasi Informasi Mahasiswa dalam Pencarian Informasi pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara

0 39 91

Peningkatan hasil belajar wudhu siswa kelas VI MI Nurul Falah melalui penerapan metode demonstrasi. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014

0 8 98

Efektivitas Metode Diskusi dalam Pembelajaran Fiqih Mawaris di Jurusan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 4 97

Sinkretisme Agama dan Budaya dalam Tradisi Sesajen di Desa Prenduan

0 0 16

TRADISI MOLONTHALO DI GORONTALO M. Gazali Rahman Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai, Gorontalo (gazali.rahmanyahoo.com) Abstrak - View of Tradisi Molonthalo di Gorontalo

0 0 20

Keteladanan Guru dalam Pendidikan Agama Islam

0 6 19

Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sadranan di Gunung Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang - Test Repository

0 2 110

Rosiana S, Risa. 2017. Etika Menuntut Ilmu dalam Kitab Washoya Karya Muhammad Syakir. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. - Test Rep

0 2 90

Persepsi Guru Kelas Terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013 (Studi Kasus Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017) Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Isla

0 1 153

Implementasi Nilai-Nilai Toleransi Dalam Pendidikan Agama Islam (Studi Pada Pemuda Desa Nyamat Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang) SKRIPSI

0 5 190