Literasi Informasi Mahasiswa dalam Pencarian Informasi pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara

(1)

LITERASI INFORMASI MAHASISWA DALAM PENCARIAN INFORMASI PADA FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang

Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Oleh

AHMAD EL ZUHRI NIM : 110723020

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Penelitian : LITERASI INFORMASI MAHASISWA DALAM PENCARIAN INFORMASI PADA FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

Oleh : Ahmad El Zuhri

NIM : 110723020

Pembimbing I : Ishak, S.S., M.Hum

Tanda Tangan : ______________________________ Tanggal : ______________________________

Pembimbing II : Laila Hadri Nasution, S.Sos

Tanda Tangan : ______________________________ Tanggal : ______________________________


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : LITERASI INFORMASI MAHASISWA DALAM PENCARIAN INFORMASI PADA FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

Oleh : Ahmad El Zuhri

NIM : 110723020

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Ketua : Dr. Irawaty A.Kahar, M.Pd

Tanda Tangan : ______________________________ Tanggal : ______________________________

FAKULTAS ILMU BUDAYA Dekan : Dr. Syahron lubis, M.A

Tanda Tangan : ______________________________ Tanggal : ______________________________


(4)

PERNYATAAN ORISINILITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai salah satu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulisan membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juli 2013 Penulis

Ahmad El Zuhri 110723020


(5)

ABSTRAK

Zuhri, Ahmad El. 2013. Literasi Informasi Mahasiswa dalam Pencarian

Informasi pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Literasi Informasi dalam Pencarian Informasi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakutas Tarbiyah yang masih aktif pada tahun akademik 2012/2013 yaitu sebanyak 4042 orang mahasiswa. Jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 98 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Proporsional Stratified Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan meggunakan kuesioner dan data diinterprestasikan berdasarkan persentase dari setiap jawaban responden. Model literasi informasi The Big Six adalah model yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana literasi informasi seseorang mahasiswa yang menjadi sampel penelitian.

Berdasarkan pengolahan data dapat digambarkan bahwa dalam hal menentukan rumusan masalah sebanyak 43 responden (43,87%) menyatakan selalu merumuskan masalah sebelum mencari informasi. Untuk menentukan strategi pencarian informasi sebanyak 46 responden (46,94%) lebih setengah menyatakan kadang-kadang dalam menentukan strategi pencarian informasi. Untuk mengetahui lokasi dan mengakses informasi sebanyak 34 responden (34,70%) hampir setengah menyatakan sudah mampu menentukan lokasi informasi dan sebanyak 47 responden (47,96%) hampir setengah responden selalu menggunakan internet sebagai alat bantu dalam mengakses informasi. Dalam pemanfaatan informasi sebanyak 37 responden (37,75%) hampir setengah menyatakan selalu menggunakan informasi dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Untuk mensintesis informasi yang berhubungan dengan pengorganisasian dan pengelompokan informasi sebanyak 39 responden (39,79%) hampir setengah menyatakan kadang-kadang melakukan pengorganisasian informasi setelah informasi ditemukan. Dalam malakukan evaluasi pencarian informasi sebanyak 38 responden (38,78%) hampir setengah menyatakan kadang-kadang mengevaluasi pencarian informasi yang telah dilakukan. Dari hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden sudah mampu dan dapat dikatakan literet terhadap informasi.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Judul skripsi ini adalah: “Literasi Informasi Mahasiswa dalam Pencarian Informasi pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara”.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta, H. Zuhria, S.Pd dan Elva Haida yang telah banyak melimpahkan kasih sayang dan dukungan serta doa yang tidak henti-hentinya dipanjatkan sehingga turut mempermudah kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua adik tersayang Zahara EL Zuhri dan Ilhamda El Zuhri atas dukungan dan doa kepada penulis.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, saran, arahan, nasehat dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengaturkan rasa hormat diiringi terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ishak, SS, M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(7)

5. Seluruh staff pengajar Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah banyak memberikan ilmu di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi bagi penulis.

6. Kepada staff pegawai yang telah membantu penulis dalam mengurus surat-surat yang berhubungan dengan penyusunan skripsi.

7. Seluruh mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN-SU yang sudah bersedia menjadi responden dalam skripsi ini.

8. Seluruh teman-teman Ekstensi Ilmu Perpustakaan dan Informasi 2011 atas semangat dan sarannya dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga semua bantuan, dorongan, dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis mendapat pahala di sisi Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya pada kita semua.

Medan, Juli 2013

Ahmad El Zuhri 110723020


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ...viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup ... 5

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Literasi Informasi ... 6

2.1.1 Manfaat Literasi Informasi ... 8

2.1.2 Tujuan Literasi Informasi ... 9

2.1.3 Model Literasi Informasi ... 10

2.1.4 Keterampilan Literasi Informasi ... 15

2.1.5 Standar Literasi Informasi Perguruan Tinggi ... 19

2.2 Pencarian Informasi ... 23

2.1.1 Pengertian Pencarian informasi ... 23

2.1.2 Model Pencarian Informasi ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 28

3.2 Lokasi Penelitian ... 28

3.3 Populasi dan Sampel ... 28

3.3.1 Populasi ... 28

3.3.2 Sampel ... 29

3.4 Teknik Penarikan Sampel... 30

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.7 Kisi-kisi Kuesioner ... 31

3.8 Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden ... 33

4.2 Analisis Deskriptif ... 33

4.2.1 Literasi Informasi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah ... 33

4.2.2 Kemampuan Merumuskan Masalah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah ... 33


(9)

4.2.4 Lokasi dan Akses Informasi ... 41

4.2.5 Pemanfaatan Informasi ... 49

4.2.6 Sintesis Informasi ... 53

4.2.7 Evaluasi Informasi ... 55

4.3 Rangkuman Pembahasan ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 67

5.2Saran ... 68 Daftar Pustaka


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Rekapitulasi Jumlah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN SU Aktif

Tahun Akademik 2012/2013 ... 29

Tabel 3.2: Penentuan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata ... 30

Tabel 3.3: Kisi-kisi Kuesioner ... 32

Tabel 4.1: Responden Penelitian ... 33

Tabel 4.2: Keterampilan Merumuskan Masalah ... 34

Tabel 4.3: Kemampuan Menentukan Kata Kunci ... 35

Tabel 4.4: Kemampuan Menentukan Kerangka Pertannyaan Penelitian ... 35

Tabel 4.5: Kegiatan Menganalisis Konsep dalam Pencarian Informasi ... 36

Tabel 4.6: Menentukan Istilah Penelusuran ... 37

Tabel 4.7: Menentukan Sumber Informasi ... 38

Tabel 4.8: Penelusuran Menggunakan Istilah Bebas ... 39

Tabel 4.9: Kepuasan Mahasiswa dalam Pencarian Informasi Menggunakan Istilah Bebas ... 40

Tabel 4.10: Pembatasan Format File dalam Penelusuran Informasi ... 41

Tabel 4.11: Menentukan Lokasi Informasi ... 42

Tabel 4.12: Pemeriksaan Informasi yang Ditemukan ... 43

Tabel 4.13: Perpustakaan sebagai Sarana Pencarian Informasi ... 43

Tabel 4.14: Pemanfaatan Katalog sebagai Alat Bantu Pencarian Informasi ... 44

Tabel 4.15: Tingkat Betanya ke Pustakawan Bila Informasi tidak Ditemukan di Perpustakaan ... 45

Tabel 4.16: Pemanfaatan Internet sebagai Sarana Penelusran Informasi ... 46

Tabel 4.17: Search Engine sebagai Alat Bantu Penelusuran Melalui Intenet .... 47

Tabel 4.18: Lama Penelusuran Informasi Melalui Internet ... 48

Tabel 4.19: Pencarian Informasi dengan Bertanya Kepada Dosen atau Teman yang Lebih mengetahui sebuah informasi ... 49

Tabel 4.20: Pemanfaatan Informasi Setelah Ditemukan ... 50

Tabel 4.21: Menganalisis Kecocokan Informasi yang Telah Ditemukan ... 50

Tabel 4.22: Pencarian Informasi Tambahan untuk Melengkapi Informasi yang Telah Ditemukan ... 51

Tabel 4.23: Tingkat Penyelesaian Masalah dari Informasi yang Telah Ditemukan ... 52

Tabel 4.24: Pembuatan Daftar Pustakan dari Sumber Inforamsi yang Telah Ditemukan ... 53

Tabel 4.25: Pengorganisasian Informasi Hasil Penelusuran ... 54

Tabel 4.26: Penyusunan Struktur Pertanyaan dalam Menjawab Permasalahan yang Sudah Ditetapkan ... 55

Tabel 4.27: Penilaian Terhadap Informasi ... 56

Tabel 4.28: Menyeleksi Informasi yang Berhubungan dengan Topik yang Telah Ditentukan ... 57


(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 : Perumusan Masalah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah ... 59

Grafik 4.2 : Strategi Pencarian Informasi ... 60

Grafik 4.3 : Menentukan Lokasi dan Akses Informasi ... 61

Grafik 4.4 : Pemanfaatakan Informasi ... 63

Grafik 4.5 : Mensintesis Informasi ... 64


(12)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

Lampiran 2: Rekapitulasi Data Lampiran 3: Surat Izin Penelitian


(13)

ABSTRAK

Zuhri, Ahmad El. 2013. Literasi Informasi Mahasiswa dalam Pencarian

Informasi pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Literasi Informasi dalam Pencarian Informasi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakutas Tarbiyah yang masih aktif pada tahun akademik 2012/2013 yaitu sebanyak 4042 orang mahasiswa. Jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 98 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Proporsional Stratified Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan meggunakan kuesioner dan data diinterprestasikan berdasarkan persentase dari setiap jawaban responden. Model literasi informasi The Big Six adalah model yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana literasi informasi seseorang mahasiswa yang menjadi sampel penelitian.

Berdasarkan pengolahan data dapat digambarkan bahwa dalam hal menentukan rumusan masalah sebanyak 43 responden (43,87%) menyatakan selalu merumuskan masalah sebelum mencari informasi. Untuk menentukan strategi pencarian informasi sebanyak 46 responden (46,94%) lebih setengah menyatakan kadang-kadang dalam menentukan strategi pencarian informasi. Untuk mengetahui lokasi dan mengakses informasi sebanyak 34 responden (34,70%) hampir setengah menyatakan sudah mampu menentukan lokasi informasi dan sebanyak 47 responden (47,96%) hampir setengah responden selalu menggunakan internet sebagai alat bantu dalam mengakses informasi. Dalam pemanfaatan informasi sebanyak 37 responden (37,75%) hampir setengah menyatakan selalu menggunakan informasi dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Untuk mensintesis informasi yang berhubungan dengan pengorganisasian dan pengelompokan informasi sebanyak 39 responden (39,79%) hampir setengah menyatakan kadang-kadang melakukan pengorganisasian informasi setelah informasi ditemukan. Dalam malakukan evaluasi pencarian informasi sebanyak 38 responden (38,78%) hampir setengah menyatakan kadang-kadang mengevaluasi pencarian informasi yang telah dilakukan. Dari hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden sudah mampu dan dapat dikatakan literet terhadap informasi.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Informasi merupakan kebutuhan setiap individu, terutama dalam dunia pendidikan, baik pendidikan dasar, menengah, atas, maupun pendidikan tinggi. Setiap jenjang pendidikan, para individu dituntut dapat memenuhi kebutuhan informasinya untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Pada jenjang pendidikan tinggi, mahasiswa dituntut untuk memperoleh informasi berupa bahan-bahan yang berhubungan dengan perkuliahan untuk mendukung dan menunjang kegiatan perkuliahan. Seorang mahasiswa harus mampu mengembangkan dan memperluas materi secara mandiri. Ketika mencari informasi yang cepat, tepat dan relevan maka seorang mahasiswa harus memiliki kemampuan dalam memperoleh sebuah informasi.

Kemampuan seseorang mahasiswa dalam mengidentifikasi, mencari, menemukan, mengevaluasi dan memanfaatkan informasi disebut literasi informasi. Literasi informasi sangat diperlukan untuk bekal pembelajaran seumur hidup (long life education), bagi mahasiswa memiliki kemampuan tersebut dapat menyelesaikan masalah secara kritis, logis, dan tidak mudah percaya terhadap informasi yang diterima dan dapat berinteraksi terhadap informasi yang berbeda-beda. Literasi informasi juga merupakan kunci keberhasilan mahasiswa di era globalisasi informasi.

Kemampuan untuk mendapatkan informasi dalam pemenuhan kebutuhan informasi tidak muncul dengan sendirinya, sehingga kemampuan untuk mendapatkan informasi adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Tingkat kemampuan yang berbeda inilah yang menentukan seberapa baik hasil dari analisis informasi yang ditemukan atau produk informasi yang dihasilkan.

Kemampuan untuk menemukan informasi, mengolah dan menyajikan informasi sebenarnya kemampuan umum yang dimiliki oleh setiap orang. Tetapi tidak semua orang dapat dikatakan mempunyai kemampuan literasi informasi. Seseorang dikatakan mempunyai keterampilan literasi informasi bila sudah


(15)

mampu memahami kebutuhan informasi dan mendapatkan informasi yang tepat dalam berbagai format dan mampu menggunakan, menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang tepat dan benar. Dengan kemampuan ini seseorang memiliki kerangka kerja intelektual untuk memahami, mencari, mengevaluasi dan menggunakan informasi.

Literasi informasi merupakan sebuah kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasi. Ada beberapa model literasi informasi yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur literasi informasi seseorang. Pengukuran literasi informasi yang sering digunakan di perguruan tinggi yaitu The Big Six, The Seven Pillars, dan The Empeworing Eight. Setiap model literasi tersebut memiliki beberapa langkah-langkah. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan seseorang dalam perumusan masalah, strategi pencarian informasi, mengetahui lokasi dan akses, pemanfaatan informasi, mensintesis informasi dan mengevaluasi pencarian informasi digunakan model literasi informasi The Big Six.

Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara (IAIN SU) didirikan pada tahun 1973 di Medan, dilatarbelakangi dan didukung oleh beberapa faktor pertimbangan objektif. Pertama, Perguruan Tinggi Islam yang berstatus Negeri pada saat itu belum ada di Provinsi Sumatera Utara, walaupun Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta memang sudah ada. Kedua, pertumbuhan pesantren, madrasah dan perguruan-perguruan agama yang sederajat dengan SLTA di daerah Sumatera Utara tumbuh dan berkembang dengan pesatnya, yang sudah tentu memerlukan adanya pendidikan lanjutan yang sesuai, yakni adanya Perguruan Tinggi Agama Islam yang berstatus Negeri.

IAIN SU memiliki beberapa fakultas, diantaranya Fakultas Dakwah, Fakultas Syari’ah, Fakultas Tarbiyah, Fakultas Ushuluddin dan Pasca Sarjana. Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti pada Fakultas Tarbiyah IAIN SU. Fakultas Tarbiyah merupakan fakultas yang mengajarkan mahasiswanya mengenai ilmu pendidikan islam dan keguruan. Fakultas ini terdiri dari 7 (tujuh) program studi yaitu: yang pertama Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), kedua Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA), ketiga Program Studi Kependidikan Islam (KI), program studi KI memiliki dua konsentrasi yaitu


(16)

Bimbingan Konseling Islam (BKI) dan Manajemen Pendidikan Islam (MPI), keempat Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), kelima Program Studi Pendidikan Matematika (PMM), keenam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Fakultas Tarbiyah memiliki tujuan untuk malahirkan tenaga kependidikan dan sains yang professional, mengembangkan penelitian dalam bidang pendidikan Islam dan sains yang didasarkan atas nilai-nilai akhlakul karimah.

Fakultas Tarbiyah merupakan fakultas yang mendidik mahasiswanya untuk dapat menjadi guru atau tenaga pengajar yang profesional. Seorang mahasiswa membutuhkan informasi dalam mendukung kegiatan perkuliahannya. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah membutuhkan informasi mengenai kependidikan dan perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini dan luar negeri pada umumnya. Seorang mahasiswa dapat menemukan informasi tersebut dimana saja, diantaranya datang ke perpustakaan dengan memanfaatkan koleksi standar, koleksi referensi, serta layanan-layanan yang diberikan oleh perpustakaan. dan mahasiswa juga melakukan penelusuran informasi melalui internet dengan cara browsing dan searching. Bahkan pencarian informasi dapat dilakukan dengan bertanya kepada orang yang mengetahui sebuah informasi.

Pengamatan awal yang dilakukan di Fakultas Tarbiyah IAIN SU, terlihat bahwa mahasiswa belum bisa merumuskan masalah dari informasi yang akan dicari dalam penyelesaian tugas perkuliahan. Buktinya seorang mahasiswa yang peneliti temui pada saat melakukan pencarian informasi melalui internet, mahasiswa tersebut mengalami kesulitan ketika harus menemukan informasi dengan tepat. Sehingga dalam beberapa kali mahasiswa tersebut mengetikkan kata kunci tidak langsung mendapatkan informasi yang dicari. Ini mengindikasikan bahwa mahasiswa lemah dalam memformulasikan kata kunci atau merumuskan masalah dalam pencarian informasi yang dibutuhkan. Selain perumusan masalah, seorang mahasiswa yang peneliti temui, mengatakan bahwa informasi yang di dapatkan baik di perpustakaan maupun di internet belum dapat menyelesaikan tugas perkuliahannya. Setelah mendapatkan informasi, seorang mahasiswa belum


(17)

mampu mengevaluasi sebuah informasi untuk dijadikan bahan dalam penyelesaian tugas perkuliahannya.

Berdasarkan uraian dan permasalahan tersebut, untuk itu peneliti tertarik meneliti mengenai literasi informasi mahasiswa dalam pencarian informasi. Sehingga peneliti memilih judul “Literasi Informasi Mahasiswa dalam Pencarian Informasi Pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara”. 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Literasi Informasi Mahasiswa dalam Pencarian Informasi Pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara”?.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Literasi Informasi dalam Pencarian Informasi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah, sebagai bahan masukan untuk merumuskan suatu strategi dalam pencarian informasi yang di butuhkan.

2. Peneliti lain, dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian dengan topik yang sama di masa mendatang.

3. Peneliti, dalam rangka menambah pengetahuan tentang literasi informasi dan pencarian informasi.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini membahas tentang literasi informasi mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN SU dalam menemukan informasi yang mencakup strategi pencarian informasi, kemampuan menentukan jenis dan batas informasi yang dibutuhkan, mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif


(18)

dan efisien, mengevaluasi temuan dan sumber-sumber secara kritis, dan menggunakan informasi dengan efektif.


(19)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Literasi Informasi

Menurut kamus bahasa inggris pengertian literacy adalah kemelekkan huruf atau kemampuan membaca dan information adalah informasi. Maka literasi informasi adalah kemelekkan terhadap informasi. Istilah literasi informasi dalam kalangan masyarakat saat ini belum begitu familiar. Walaupun saat ini literasi informasi banyak dikaitkan dengan pengguna perpustakaan dan penggunaan teknologi informasi.

Literasi informasi menurut Dictionary for Library and Information Science oleh Reitz (2004: 356) adalah:

...”Information literacy is skill in finding the information one needs, including and understanding of how libraries are organized, familiarity with resource they provide (including information formats and automated search tools), and knowledge of commonly used techniques”....

Berdasarkan pengertian literasi informasi yang telah diuraikan, maka literasi informasi adalah sebuah kemampuan dalam menemukan infromasi yang dibutuhkan dan mengerti bagaimana perpustakaan mengorganisasikan koleksi, mengetahui sumber informasi yang tersedia di perpustakaan (termasuk format dan alat penelusuran informasi) dan pengetahuan umum untuk penelusuran informasi. Hal ini termasuk kemampuan untuk mengevaluasi informasi dan menggunakannya secara efektif seperti penambahan infrastuktur teknologi pada transfer informasi kepada orang lain, termasuk konteks sosial, politik dan budaya.

Hal yang sama diungkapkan oleh Shapiro. Menurut Shapiro (1996: 31) literasi informasi adalah:

...”Information literacy is refer to a new liberal art that extends from knowing how to use computers and access information to critical reflection on the nature of information itself, its technical infrastructure, and its social, cultural and even philosophical context and impact”.... Berdasarkan pendapat tersebut literasi informasi merupakan sebuah seni liberal baru dalam rangka untuk mengetahui bagaimana menggunakan komputer,


(20)

mengakses informasi dan berpikir secara kritis, infrastuktur teknologi dalam kontek sosial, budaya, konteks filosofi dan dampaknya.

Menurut Bundy yang dikutip oleh Hasugian (2009: 200) “Literasi Informasi adalah seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk mencari, menelusur, menganalisis, dan memanfaatkan informasi”. Sejalan dengan pengertian tersebut menurut laporan penelitian American Library Association’s Presidential Committee on Information Literacy (1989: 1) mengatakan bahwa

...“information literacy is a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effectively the needed information”....

Pendapat tersebut menjelaskan bahwa literasi informasi adalah seperangkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui kapan sebuah informasi dibutuhkan, kemampuan untuk mendapatkan informasi, dapat mengevaluasi dan menggunakan secara efektif.

Menurut Hepworth yang dikutip oleh Marais (1999: 2) mengatakan bahwa literasi informasi merupakan sebuah proses untuk memperoleh pengetahaun terhadap perilaku dan keahlian dalam bidang informasi, sebagai penentu utama manusia mengeksploitasi kenyataan, membangun hidup, bekerja dan berkomunikasi dalam komunitas informasi.

Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Hancock yang dikutip oleh Andayani (2008: 3) mendefenisikan literasi informasi merupakan sebuah kemampuan individu untuk: (1) mengenali kebutuhan informasi, (2) mengidentifikasi dan mencari sumber informasi yang tepat, (3) mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi, (4) mengevaluasi kualitas informasi yang diperoleh, (5) mengorganisasikan informasi, (6) menggunakan informasi yang diperoleh secara efektif.

Berdasarkan dua definisi tersebut maka dapat disimpulkan literasi informasi adalah suatu proses seseorang untuk memperoleh informasi dengan cara mengenali kebutuhan informasi, mencari informasi, megetahui bagaimana cara memperoleh informasi, mengevaluasi informasi, mengorganisasikan informasi dan menggunakan informasi yang telah diperoleh secara efektif.


(21)

Berdasarkan beberapa definisi literasi informasi tersebut maka literasi informasi adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mencari, menemukan, menganalisis, mengevaluasi, mengkomunikasikan informasi dalam pemenuhan kebutuhan informasi untuk memecahkan berbagai masalah.

2.1.1 Manfaat Literasi Informasi

Memiliki literasi informasi akan dapat memudahkan dalam melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan informasi. Menurut Gunawan (2008: 3) literasi informasi bermanfaat dalam persaingan di era globalisasi informasi sehingga pintar saja tidak cukup tetapi yang utama adalah memampuan untuk belajar secara terus-menerus.

Menurut Adam (2009: 1) terdapat beberapa manfaat literasi informasi yaitu:

1. Membantu dalam pengambilan keputusan

Peran literasi informasi dapat membatu pemecahan masalah suatu persoalan. Dalam mengambil keputusan untuk memecahkan masalah, seseorang harus memiliki informasi yang cukup untuk dapat mengambil sebuah keputusan.

2. Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi pengetahuan

Kemampuan literasi informasi memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan seseorang untuk menjadi manusia pembelajar. Dengan memiliki keterampilan dalam mencari, menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi, maka seseorang akan dapat melakukan pembelajaran secara mandiri.

3. Menciptakan pengetahuan baru

Berdasarkan pemahaman literasi informasi maka akan terciptalah pengetahuan baru. Seseorang yang memiliki literasi informasi akan mampu memilih informasi mana yang benar dan mana yang salah sehingga tidak mudah saja percaya dengan informasi yang diperoleh. Menurut Hancock (2004: 1) manfaat literasi informasi adalah:

1. Untuk pelajar

Literasi informasi berperan dalam membantu proses pembelajaran. Literasi informasi yang dimiliki oleh pelajar dan guru mereka dapat menguasai pelajaran mereka dan siswa tidak akan bergantung pada guru karena dapat belajar mandiri dengan kemampuan literasi informasi yang dimiliki.


(22)

2. Untuk masyarakat

Untuk kehidupan sehari-hari masyarakat memerlukan literasi infomasi untuk dapat mengidentifikasi informasi yang paling berguna saat membuat keputusan.

3. Untuk pekerja

Dalam dunia kerja literasi informasi berguna untuk menyortir dan mengevaluasi informasi yang diperoleh sehingga dapat mendukung dalam melaksanakan pekerjaan, memecahkan berbagai masalah terhadap pekerjaan yang dihadapi dan membantu dalam pengambilan sebuah kebijakan.

Berdasarkan pendapat yang diuraikan maka literasi informasi memiliki manfaat bagi semua orang di era globalisasi baik bagi pelajar, pekerja, dan dalam lingkungan masyarakat. Setiap orang yang memiliki informasi akan dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan ketika mengahadapi suatu persoalan dan dapat mengambil suatu kebijakan.

2.1.2 Tujuan Literasi Informasi

Literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang terutama dalam dunia pendidikan tinggi. Saat ini seseorang dihadapkan dengan berbagai jenis informasi yang berkembang sangat pesat, tetapi belum tentu semua informasi yang ada dan diciptakan tersebut dapat dipercaya dan sesuai dengan kebutuhan para pencari informasi. Literasi informasi akan mempermudah seseorang untuk belajar secara mandiri dimana pun berada dan berinteraksi dengan berbagai informasi.

Literasi informasi juga sangat penting dalam dunia perguruan tinggi untuk mendukung pendidikan dan mengimplementasikan kurikulum berbasis kompentensi yang mengharuskan peserta didik untuk menemukan informasi bagi dirinya sendiri dan memanfaatkan berbagai sumber informasi. Dengan memiliki literasi informasi maka peserta didik akan mampu berfikir secara kritis dan logis. Tidak mudah percaya terhadap informasi yang diperoleh sehingga perlu dilakukan evaluasi sebelum informasi tersebut digunakan.


(23)

Menurut Doyle yang dikutip oleh Wijetuge (2005: 33) mengatakan bahwa dengan memiliki kemampuan literasi informasi maka seorang individu akan mampu:

a. menentukan informasi yang akurat dan lengkap untuk menjadi dasar dalam pengambilan keputusan

b. dapat menentukan batasan informasi yang dibutuhkan c. dapat mengidentifikasi sumber informasi yang potensial d. memformulasikan informasi

e. mengembangkan strategi penelusuran

f. mengakses sumber informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien g. mengevaluasi informasi

h. mengorganisasikan informasi

i. menggabungkan informasi menjadi dasar pengetahuan

j. menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai sebuah tujuan.

Menurut UNESCO (2005: 1) literasi informasi menuntut seseorang untuk dapat menafsirkan informasi sebagai pengguna informasi dan menjadi penghasil informasi bagi dirinya sendiri. UNESCO juga mengatakan tujuan dari literasi informasi adalah:

a. memampukan seseorang mengakses informasi sesuai profesi mereka b. memandu mereka dalam pengambilan keputusan

c. seseorang lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan dan pendidikan mereka.

Berdasarkan tujuan tersebut maka tujuan literasi informasi adalah untuk membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasi baik untuk kebutuhan pribadi seorang individu maupun untuk lingkungan masyarakat.

2.1.3 Model Literasi Informasi

Literasi informasi merupakan sebuah kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasi. Ada banyak model literasi informasi yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur literasi informasi seseorang. Pengukuran literasi informasi yang sering digunakan di perguruan tinggi yaitu The Big Six, The Seven Pillars, dan The Empeworing Eight. Setiap model literasi tersebut memiliki langkah-langkah. Model-model literasi informasi tersebut adalah:


(24)

1. The Big 6 (An Informastion Problem-Solving Proscess)

Model ini dekembangkan oleh Michael B. Eisenberg and Robert E. Berkowitz pada tahun 1987. Berkowitz dan Eisenberg memberi nama model literasi informasi ini dengan The Big 6. The Big 6 terdiri dari 6 keterampilan dan 12 langkah. Tiap-tiap keterampilan memiliki beberapa langkah yaitu:

1. Perumusan Masalah

a. Merumuskan masalah informasi

b. Mengidentifikasikan kebutuhan informasi 2. Strategi Pencarian Informasi

a. Menetapkan sumber secara intelektual dan fisik b. Memilih sumber terbaik

3. Lokasi dan Akses

a. Mengalokasikan sumber-sumber (baik isi maupun fisik) b. Menemukan informasi dalam sumber-sumber tersebut 4. Pemanfaatan Informasi

a. Membaca, mendengar

b. Mengekstrasi informasi yang relevan 5. Sintesis

a. Mengorganisasi informasi dari berbagai sumber b. Mempresentasikan informasi tersebut

6. Evaluasi

a. Mengevaluasi hasil (efektivitas) b. Mengevaluasi proses (efesiensi)

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan dapat diketahui bahwa model literasi informasi The Big 6 memiliki 6 keterampilan yaitu merumuskan masalah; strategi pencarian informasi; mengetahui lokasi dan akses informasi; memanfaatkan informasi; mensintesis informasi dan melakukan evaluasi terhadap informasi yang telah ditemukan.


(25)

2. The Seven Pillars

Model ini dibuat oleh SCONUL (Standing Conference of National and University Libraries) pada tahun 1999, dengan keterampilan:

1. Mengenal kebutuhan informasi

2. Membedakan cara mengatasi kesenjangan, mengetahui sumber informasi

3. Membangun strategi menemukan informasi 4. Menentukan lokasi dan akses informasi

5. Membandingkan dan mengevaluasi informasi yang diperoleh

6. Mengorganisasi, menerapkan dan mengkomunikasikan informasi ke orang lain

7. Menyatukan dan membangun atas informasi yang ada dan mendukung penciptaan ilmu baru.

Berdasarkan penjelasan tersebut, model literasi informasi seven pillars memiliki tujuh tahapan yaitu: mengenal kebutuhan informasi, mengetahui sumber informasi, membangun strategi penelusuran informasi, menentukan lokasi dan mengakses informasi, membandingkan dan mengevaluasi informasi yang diperoleh, mengkomunikasikan informasi kepada orang lain, dan dapat membangun sebuah pengetahuan baru.

3. Empeworing Eight

Empeworing Eight diperkenalkan pada tahun 2004 dalam International Workshop on Information Skills for Learning di University of Colombo, Sri Lanka. Kegiatan ini didukung penuh oleh International Federation of Library Association/Action for Development through Library Programme (IFLA/ALP) dan National Institute of Library and

Information Science (NILIS) di University of Colombo. Menurut

Sudarsono [et al] (2007: 25) model literasi informasi ini dikembangkan oleh orang-orang Asia dan digunakan untuk orang Asia. Model ini dianggap model yang merefleksikan kondisi orang-orang Asia. Sekarang


(26)

model ini menjadi hak milik intelektual NILIS Sri Langka dengan beberapa keterampilan yaitu:

1. Mengidentifikasi

a. Menentukan topik atau subyek

b. Menentukan dan memahami siapa target pendengar c. Memilih bentuk yang cocok untuk produk akhir d. Mengidentifikasi kata kunci

e. Merencanakan strategi penelusuran

f. Mengidentifikasi jenis sumber informasi di mana informasi dapat ditemukan

2. Mengeksplorasi

a. Menentukan sumber-sumber yang cocok dengan topik yang dipilih b. Menemukan informasi yang cocok dengan topik yang dipilih c. Melakukan wawancara atau penelitian luar lainnya

3. Menyeleksi

a. Memilih informasi yang relevan

b. Menentukan informasi mana yang terlalu mudah, terlalu sulit atau biasa saja

c. Mencatat informasi yang relevan dengan cara mencatat atau membuat pengaturan visual seperti chart, grafik atau outline dan sebagainya

d. Menentukan tahapan proses e. Mengumpulkan sitasi yang cocok 4. Mengorganisir

a. Menyortir informasi

b. Membedakan antara fakta, opini dan fiksi c. Memeriksa ketumpangtindihan di antara sumber d. Menyusun informasi dalam susunan yang logis

e. Menggunakan visual organiser untuk membandingkan atau menguji informasi


(27)

5. Mencipta

a. Menyiapkan informasi dalam bahasa yang dibuat sendiri b. Merevisi atau mengedit

c. Menyelesaikan format bibliografi 6. Mempresentasi

a. Melakukan latihan untuk mempresentasikan hasil karya penelitian b. Membagikan informasi kepada orang lain

c. Menayangkan informasi dalam bentuk yang tepat sesuai dengan tingkat pendidikan seseorang

d. Menyiapkan dan menggunakan perlengkapan dengan semestinya 7. Menilai

a. Menerima masukan dari orang lain

b. Menilai penampilan orang lain sebagai respon hasil karya orang lain c. Merefleksikan sudah seberapa baik penelitian dilakukan

d. Mengungkapkan keterampilan baru yang telah dipelajari dalam proses penelitian

e. Memperhatikan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan dengan lebih baik lagi diwaktu mendatang

8. Mengaplikasi

a. Meninjau ulang masukan dan penilaian yang telah diberikan

b. Menggunakan masukan dan penilaian untuk tugas belajar selanjutnya

c. Mengusahakan untuk menggunakan pengetahuan baru yang diperoleh di dalam situasi yang beragam

d. Menentukan subjek lain apa saja yang dapat menerapkan keterampilan ini

e. Memberi tambahan pada portofolio yang dibuat

Berdasarkan uraian pendapat tersebut dapat diketahui bahwa model literasi informasi Empeworing 8 terdiri dari delapan tahapan yaitu mengidentifikasi masalah yang meliputi identifikasi topik, penerima


(28)

informasi, format informasi, menentukan kata kunci, menetapkan strategi penelusuran dan sumber informasi; eksplorasi meliputi kegiatan untuk menemukan dan memilih informasi yang sesuai dengan topik; memilih informasi yang relevan; mengorganisasikan informasi meliputi menyusun informasi secara logis; menciptakan informasi yang logis; merevisi dan membuat daftar bibliografi; menyajikan informasi kepada audien sasaran; menaksir yaitu menerima saran dari orang untuk perbaikan di masa yang akan datang; terakhir yaitu menerapkan informasi tersebut dalam berbagai situasi misalnya dalam bidang pendidikan, pekerjaan dan lain sebagainya.

2.1.4 Keterampilan Literasi Informasi

Literasi informasi sangat diperlukan agar dapat hidup sukses dan berhasil dalam era masyarakat informasi dan dalam penerapan kurikulum berbasis kompentensi di dunia pendidikan. Seseorang yang memiliki literasi informasi akan berusaha terus belajar untuk memperoleh informasi dan menciptakan pengetahuan baru. Untuk itu ada beberapa langkah dalam memperoleh kemampuan tersebut. Menurut Gunawan (2008: 9) ada 7 (tujuh) langkah dalam memperoleh kemampuan literasi informasi. Keterampilan tersebut adalah:

1. Merumuskan masalah

Langkah awal untuk merumuskan masalah adalah mengidentifikasi masalah. Langkah-langkah dalam perumusan masalah adalah:

a. Melakukan analisis situasi

Analisis situasi adalah mencari informasi yang dapat diperoleh melalui perpustakaan, toko buku, internet, dan pusat-pusat informasi lainnya.

b. Brainstroming

Brainstroming adalah teknik yang digunakan dalam mengembangkan dan menciptakan ide baru untuk menyelesaikan suatu masalah.

c. Mengajukan pertanyaan


(29)

d. Memvisualisasikan pemikiran (mind mapping)

Kegiatan memvisualisasikan pemikiran dilakukan dengan penggambaran hubungan diantara konsep-konsep.

2. Mengidentifikasi sumber informasi

Mengetahui bentuk dari sumber informasi tercetak maupun sumber elektronik. Kriteria pemilihan sumber informasi antara lain:

a. Relevansi

Relevansi adalah menilai sejauh mana informasi yang dikandung sesuai dengan topik yang dibahas dan dapat dilihat dari kedalaman dan sumber referensi yang jelas.

b. Kredibilitas

Kredibilitas adalah menentukan sejauh mana sumber informasi dapat dipercaya. Kredibilitas dapat dilihat dari: (a) Kredibilitas pencipta dan penanggung jawab dapat dilihat dari sejauh mana suatu lembaga dan pencipta menghasilkan karya dan begaimana latar belakang penanggung jawab dan pencipta bisa dilihat dari biografi penanggung jawab. (b) Proses pembuatan dapat dilihat dari proses penelaan. Sebuah karya akan semakin bekualitas bila sudah melewati suatu penelaan dari para ilmuan. (c) Pemanfaatan sumber informasi dapat dilihat dari seberapa sering orang menggunakan sumber informasi tersebut.

c. Kemuktahiran

Kemuktahiran sumber informasi dapat dilihat dari tahun terbit, keterangan kapan revisi terakhir kali, keterangan kapan jadwal refisi berkala dan daftar pustaka. Sedangkan melalui sumber internet, kemuktahiran dapat dilihat dari kapan situs tersebut dibuat dan kapan terakhir kali di up-date.

3. Mengakses informasi

Langkah yang dilakukan dalam mengakses informasi adalah: a. Mengetahui kebutuhan informasi


(30)

b. Mengidentifikasi alat penelusuran yang relevan dengan informasi yang dibutuhkan

c. Menyusun strategi penelusuran informasi 4. Menggunakan informasi

Saat ini sumber informasi yang ditawarkan di era globalisasi sangat banyak tapi belum semua informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan. Sehingga perlu melakukan seleksi terhadap informasi dengan beberapa kriteria berikut:

a. Relevan

Kerelevannan informasi adalah yang sesuai dengan masalah yang dibahas.

b. Akurat

Merupakan informasi yang tidak menyesatkan, sehingga dapat dibuktikan dengan memeriksa informasi tersebut terlebih dahulu. c. Objektif

Informasi yang didasarkan pada fakta dan fenomena yang dapat diamati.

d. Kemutakhiran

Kemutakhiran sebuah informasi dapat dilihat dari kapan informasi tersebut dikumpulkan, kapan di publikasikan, kapan di patenkan, dan kapan publikasi sumber bila informasi dalam bentuk tulisan.

e. Kelengkapan dan kedalaman sebuah karya

Kelengkapan dan kedalaman sebuah karya dapat dilihat dari sejauh mana kemampuan seorang penulis dalam menguasai bidang tulisannya.

5. Menciptakan karya a. Clarifity (kejelasan)

Sebuah karya ditulis harus berdasarkan langkah-langkah, disusun secara logis, dan menggunakan sudut pandang yang konsisten. b. Organization (organisasi)


(31)

Pengorganisaian sebuah karya dilakukan dengan cara menyusun ide-ide yang akan dibahas dalam karya tersebut.

c. Coherence (koherensi dan pertalian)

Penulisan sebuah karya dapat dilihat dari hubungan yang jelas antara ide-ide atau gagasan-gagasan yang dibahas dalam topik tersebut. d. Transision (transisi)

Transisi diperlukan agar sebuah informasi mudah dimengerti. Transisi merupakan penghubung antara kalimat-kalimat, paragraf ke paragraf dan ide ke ide.

e. Utility (kesatuan)

Sebuah karya yang utuh harus memiliki suatu kesatuan misalnya kalimat demi kalimat, dan paragraf demi paragraf.

f. Conciseness (kepadatan)

Kepadatan sebuah karya dapat dilakukan dengan cara menghindari penggunaan kata-kata atau frase-frase yang berlebihan dan berbelit-belit.

6. Mengevaluasi

Mengevaluasi sebuah karya dapat dilakukan dengan cara membaca karya yang akan dievaluasi mulai dari pendahuluan, isi dan penutup. 7. Menarik pelajaran

Pelajaran dapat diperoleh dari kesalahan-kesalahan, kegagalan-kegagalan dan pengalaman baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain.

Campbell yang dikutip oleh Jesus (2008: 11) juga mengatakan bahwa ada beberapa langkah dalam memperoleh kemampuan literasi informasi yaitu:

1. Merumuskan kebutuhan masalah

Merumuskan kebutuhan informasi merupakan tahap awal dalam melakukan penelusuran informasi. Identifikasi informasi berguna untuk mengetahui apa kegunaan informasi yang akan dicari misalnya untuk kebtuhan pendidikan, kesehatan dan hubungan dengan masyarakat.


(32)

2. Mengalokasikan dan mengevaluasi kualitas informasi

Mengalokasikan informasi dapat dilakukan dengan cara membuat database agar mudah ditemu kembalikan. Kualitas informasi dapat dilihat dari penggunaan informasi dan kredibilitas dari informasi tersebut.

3. Menyimpan dan menemukan kembali informasi

Informasi yang telah diperoleh harus disimpan dengan baik dan bila diperlukan mudah dalam proses temukembali. Penyimpanan dapat dilkukan dengan cara manual dan elektronik. Penyimpanan secara manual dapat dilakukan dengan menggunakan rak-rak di perpustakaan sedangkan sistem elektronik dapat dilakukan dengan menggunakan komputer.

4. Menggunakan informasi secara efektif dan efisien

Kemampuan ini digunakan agar seseorang mampu untuk menggunakan informasi yang diperoleh secara efektif dan efisien.

5. Mengkomunikasikan pengetahuan

Kemampuan ini bertujuan untuk memampukan seseorang untuk menciptakan pengetahuan baru dan mampu mengkomunikasikan kepada orang lain yang membutuhkan informasi tersebut.

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan maka dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh literasi informasi seseorang harus menguasai dan mempelajari langkah-langkah dalam memperolah kemampuan literasi informasi. Apabila langkah-langkah tersebut sudah dikuasai maka kemampuan literasinya akan semakin meningkat.

2.1.5 Standar Literasi Informasi Perguruan Tinggi

Standar literasi informasi dibuat oleh ACRL merupakan standar untuk menilai kemampuan literasi informasi, kerangka ini memuat garis besar proses dimana mahasiswa, pustakawan, dan staf lainnya dapat menentukan indikator


(33)

tertentu untuk mengetahui apakah seorang mahasiswa dapat dikatakan memiliki kemampuan literasi informasi.

Kompetensi literasi informasi ini berguna bagi mahasiswa karena dapat dijadikan sebagai kerangka berpikir ketika mahasiswa berinteraksi dengan informasi yang berbeda-beda. Kompetensi ini juga akan menjadikan seorang mahasiswa lebih peka untuk mengembangkan pola pikir dalam sistem pembelajaran serta menjadikan mahasiswa dapat mengetahui tindakan yang diperlukan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan informasi.

Standar Literasi Informasi untuk Perguruan Tinggi (information literacy competency standard for higher school) disetujui oleh ACRL Broad pada 18 Januari 2000. Standar ini terdapat 22 (dua puluh dua) indikator yang berfokus pada kebutuhan mahasiswa pendidikan tinggi. Lima standar tersebut yaitu:

1. Mahasiswa yang literet menentukan jenis dan batas informasi yang diperlukan

2. Mahasiswa yang literet mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien

3. Mahasiswa yang literet mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis

4. Mahasiswa yang literet menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif untuk mencapai tujuan tertentu

5. Mahasiswa yang literet mamahami isu ekonmi, hukum dan sosial seputar penggunaan akses informasi secara etis dan legal

Standar pertama menyatakan bahwa mahasiswa yang literet mampu menentukan jenis dan batas informasi yang diperlukan. Standar ini memiliki empat indikator yaitu: (1) mahasiswa yang leteret mendefinisikan dan menyatakan dengan jelas kebutuhan terhadap informasi; (2) mahasiswa yang literet menentukan jenis dan bentuk sumber informasi yang potensial; (3) mahasiswa yang literet memperhitungkan biaya dan keuntungan yang diperoleh dari informasi yang dibutuhkan; dan (4) mahasiswa yang literet mengevaluasi jenis dan batas informasi yang diperlukan.


(34)

Standar yang kedua menyatakan mahasiswa yang literet mengakses informasi yang diperlukan dangan efektif dan efisien. Standar ini memiliki lima indikator yaitu: (1) mahasiswa yang literet menentukan metode penelitian atau sistem penelusuran informasi yang sesuai untuk mengakses informasi; (2) mahasiswa yang literet membuat dan melakukan strategi penelusuran yang telah dirancang dengan efektif; (3) mahasiswa yang literet melakukan temu kembali informasi dengan berbagai metode; (4) mahasiswa yang literet memperbaiki strategi penelusurannya jika diperlukan; dan (5) mahasiswa yang literet mengutip, mencatat, dan mengelola informasi dan sumber-sumbernya dengan baik.

Standar yang ketiga menyatakan mahasiswa yang literet mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis dan memasukkan informasi yang telah dipilih ke dalam sistem pengetahuan dan nilai yang dimilikinya. Standar ini memiliki tujuh indikator yaitu: (1) mahasiswa yang literet meragukan ide utama dari informasi yang dikumulkan; (2) mahasiswa yang literet menentukan dan menerapkan kriteria untuk mengevaluasi informasi dan sumbernya; (3) mahasiswa yang literet mensintesis atau menyatukan ide-ide utama untuk membentuk konsep baru; (4) mahasiswa yang literet membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah ada untuk menentukan nilai tambah, kontraksi, dan karakteristik yang unik lainnya dari informasi tersebut; (5) mahasiswa yang literet menentukan apakah pengetahuan baru memberikan pengaruh kepada sistem nilai dan mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan perbedaan; (6) mahasiswa yang literet memeriksa pemahaman dan interpretasi informasi melalui wawancara dengan individu lain, para ahli dibidangnya, dan para praktisi; dan (7) mahasiswa yang literet menentukan apakah query (pertanyaan) awal harus diperbaiki.

Standar keempat adalah mahasiswa yang literet menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Standar ini memiliki tiga indikator yaitu: (1) mahasiswa yang literet memakai informasi yang baru dan yang sebelumnya untuk merencanakan dan menciptakan suatu hasil karya atau petunjuk tertentu; (2) mahasiswa yang literet memperbaiki proses pengembangan suatu karya; (3) mahasiswa yang literet mengkomunikasikan hasil karya secara efektif kepada orang lain.


(35)

Standar kelima adalah mahasiswa yang literet memahami isu ekonomi, hukum dan sosial seputar penggunaan akses informasi secara etis dan sesuai hukum. Standar ini memiliki tiga indikator yaitu: (1) mahasiswa yang literet memahami isi etika, hukum dan sosial-ekonomi seputar informasi dan teknologi; (2) mahasiswa yang literet mematuhi undang-undang, peraturan, kebijakan institusi dan etika yang berkaitan dengan akses dan penggunaan sumber informasi; (3) mahasiswa yang literet mengakui penggunaan sumber-sumber informasi saat menunjukkan hasil karya.

Dari indikator-indikator pada masing-masing standar yang telah dijabarkan di atas dapat disimpulkan bahwa, standar satu berfokus pada tahap mengenali informasi yang dibutuhkan, pada standar dua berfokus pada tahap mengakses informasi, pada standar tiga berfokus pada tahap evaluasi informasi, pada standar empat berfokus pada tahap penciptaan informasi baru dan pada standar lima berfokus pada tahap menggunakan informasi secara etis dan legal.

Standar kompentensi literasi informasi untuk pendidikan tinggi terdiri dari serangkaian pekerjaan untuk mengatakan seseorang literet terhadap informasi. Kompentensi ini disajikan melalui proses kerjasama antara pihak institusi, pustakawan dan para pemegang peran penting lain yang mengidentifikasikan seorang mahasiswa dikatakan literet terhadap informasi. Mahasiswa akan menemukan kegunaan dari kompetensi tersebut karena disediakan sebuah kerangka kerja untuk mengontrol bagaimanakah seorang mahasiswa berinteraksi dengan informasi di sekitar mereka. Setiap mahasiswa seharusnya mahir terhadap kompentensi yang telah dijabarkan, namun untuk semua orang akan menerapkannya pada tingkat atau profesi setra kecepatan yang sama.

Untuk mengimplementasikan standar secara penuh, maka pertama yang harus dilakukan sebuah institusi adalah harus menjelaskan cara dan tujuan pendidikan untuk menentukan bagaimana literasi informasi akan dipelajari. Untuk mencapai tujuan dari konsep tersebut, peranan institusi pendidikan dan para pengajarnya sangat penting untuk meningkatkan literasi informasi pada mahasiswanya.


(36)

2.2 Pencarian Informasi

2.2.1 Pengertian Pencarian Informasi

Informasi tidak hanya sekedar produk sampingan, namun sebagai bahan yang menjadi faktor utama yang menentukan kesuksesan atau kegagalan, oleh karena itu informasi harus dikelola dengan baik. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna, lebih berarti dan bermanfaat bagi penggunanya. Information seeking adalah proses atau kegiatan yang mencoba untuk mendapatkan informasi dan teknologi baik dalam konteks manusia. Menurut Donohew dan Tipton (1973), Information Seeking menjelaskan tentang pencarian, penginderaan, dan pemrosesan informasi, disebut memiliki akar dari pemikiran psikologi sosial tentang sikap.

Menurut Wilson (1999) menjelaskan beberapa definisi tentang perilaku informasi, yaitu:

1. Perilaku informasi (information behavior)

Merupakan keseluruhan perilaku manusia yang berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, termasuk perilaku pencarian dan penggunaan informasi baik secara aktif maupun secara pasif. Menonton televisi dapat dianggap sebagai perilaku informasi, demikian pula dengan komunikasi face to face.

2. Perilaku penemuan informasi (information seeking behavior)

Merupakan upaya menemukan informasi dengan tujuan tertentu sebagai akibat dari adanya kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu atau upaya menemukan suatu informasi secara umum. Dalam upaya ini, seseorang bisa saja berinteraksi dengan sistem informasi manual seperti koran, perpustakaan atau sistem informasi yang berbasis komputer. 3. Perilaku pencarian informasi (information searching behavior)

Merupakan perilaku mencari yang ditunjukkan seseorang ketika berinteraksi dengan sistem informasi atau aktivitas khusus mencari informasi tertentu yang sedikit banyaknya sudah terencana dan terarah. Perilaku ini terdiri dari berbagai bentuk interaksi dengan sistem, baik di tingkat interaksi dengan komputer seperti penggunaan mouse atau


(37)

tindakan mengklik sebuah link, maupun di tingkat intelektual dan mental seperti penggunaan strategi Boolean (bentuk information retrieval system/sistem temu kembali informasi) atau keputusan memilih buku yang paling relevan di antara sederetan buku di rak perpustakaan).

4. Perilaku penggunaan informasi (information user behavior)

Terdiri dari tindakan-tindakan fisik maupun mental yang dilakukan seseorang ketika seseorang menggabungkan informasi yang ditemukannya dengan pengetahuan dasar yang sudah ia miliki sebelumnya.

Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prilaku informasi merupakan keseluruhan dari perilaku setiap manusia bagaimana manusia itu mencari, menggunakan, atau mengolah suatu informasi yang didapat.

Menurut Kuhlthau (2004: 1) terdapat beberapa proses dalam pencapaian penemuan informasi yaitu:

1. Inisiasi

Dimulai dengan pengakuan kebutuhan informasi dan melibatkan upaya pertama untuk menyelesaikan ketidakpastian.

2. Seleksi

Dalam seleksi, mengetengahkan individu informasinya yang berhubungan dengan topik umum atau bidang pengetahuan. Mencari informasi situasi formal mungkin memerlukan seorang individu untuk berhubungan dengan taksonomi yang sangat terorganisir area yang tunduk pada pertanyaan tertentu atau masalah.

3. Koleksi

Pada titik ini, individu harus memiliki suatu pemahaman umum tentang prinsip-prinsip dan konsep yang mendasari masalah informasi. Koleksi memerlukan individu untuk memilih, tidak hanya berupa perhatian


(38)

khusus tetapi menentukan bagaimana setiap ide baru terhubung dengan informasi.

4. Presentasi

Tahap presentasi merupakan tahap untuk mengkomunikasikan informasi yang telah didapatkan kepada orang lain dengan cara berpidato, membuat laporan, atau produk lain.

5. Peranan information seeking dalam komunikasi pembangunan a. Memperlancar proses belajar

b. Mempermudah proses belajar c. Memperkuat proses belajar d. Merangsang proses belajar, dan

e. Menumbuhkan semangat motivasi dalam proses belajar

Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pencarian informasi dimulai dari inisiasi yaitu penyeleksian ketidakpastian; seleksi informasi merupakan mencari informasi yang berhubungan dengan topik umum atau bidang pengetahuan; koleksi berhubungan dengan bagaimana seseorang menemukan setiap ide baru yang terhubung dengan informasi; presentasi merupakan tahap dimana seseorang mengkomunikasikan dan menyajikan informasi yang telah ditemukan kepada orang lain; information seeking berperan dalam komunikasi pembangunan untuk memperlancar proses belajar, mempermudah proses belajar, merangsang proses belajar dan menumbuhkan semangat dan motivasi dalam proses belajar.

2.2.2 Model Pencarian Informasi 1. Robert S. Taylor

Model pencarian informasi Robert S. Taylor berfokus pada pencarian informasi media referensi di perpustakaan. Menurut Robert S. Taylor terdapat empat tingkatan pencarian informasi yaitu: (1) mengidentifikasi kebutuhan informasi; (2) merumuskan masalah yang menyatakan pernyataan keraguan; (3) menentukan kebutuhan informasi; (4)


(39)

menentukan query dengan sistem informasi yang ada di perpustakaan atau database.

2. Nicholas Belkin

Nicholas Belkin merupakan pendukung Anomalous States of Knowledge (ASK) konsep yang menjelaskan bagaimana kebutuhan informasi tersebut muncul. Kebutuhan informasi individu muncul ketika ada kesenjangan antara keadaan pengetahuan dengan masalah yang sedang dihadapi. Seseorang akan mengatasi keraguan dengan mencari informasi. Setelah memperoleh informasi seseorang harus melakukan evaluasi untuk memastikan tidak adannya keraguan, dan bila keraguan tidak ditemukan maka, seseorang akan melanjutkan informasi yang akan di cari.

3. Brenda Dervin

Brenda Dervin sangat mendukung model yang berfokus pada sikap perilaku pencarian informasi. Dervin menggambarkan seseorang akan mencapai sikap pencarian informasi dimana sudah merasakan kebutuhan terhadap sebuah informasi. Tujuan seseorang mencari informasi adalah untuk memahami situasi saat ini.

4. Carol Kuhlthau

Penelitian Carol Kuhlthau didasarkan pada karya psikolog George kelly. Kelly berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses pengujian sebuah susunan informasi. Kuhlthau mengembangkan teori Kelly yang disebut model Information Search Process (ISP) atau proses pencarian informasi. Kuhlthau membagi lima tahapan dalam pencarian informasi yaitu: (1) seleksi informasi; (2) eksprolasi informasi; (3) menggunakan formulasi informasi; (4) koleksi atau keyakinan; (5) presentasi.

5. T.D. Wilson

T.D Wilson pernah mengajukan serangkaian model pencarian informasi yaitu pada tahun 1981, 1996, 1997, dan 1999. Wilson menjelaskan ada tiga aspek pencarian informasi yaitu: (1) mengapa mencari informasi dijadikan sumber utama dari pada kebutuhan yang lain; (2) mengapa


(40)

sebuah sumber informasi menjadi perhatian yang lebih dari pada sumber yang lain; (3) mengapa masyarakat mengangap keberhasilan mempengaruhi suatu informasi.

Kesimpulan dari uraian tersebut adalah model pencarian informasi terdiri dari: Menurut Robert S. Taylor yang menyatakan bahwa ada empat tingkatan seseorang dalam pencarian informasi, sedangkan menurut Nicholas Belkin pencarian informasi muncul ketika adanya kesenjangan antara pengetahuan dengan masalah yang sedang dihadapi. Menurut Brenda Dervin seseorang akan mencari informasi bila telah memahami kebutuhan informasi yang akan dicari. Menurut Carol Kuhlthau memperkenalkan model Information Search Process (ISP) atau proses pencarian informasi dalam menemukan informasi. Menurut T.D. Wilson mengatakan pertanyaan mengapa seorang mencari informasi dan menjadikan informasi sebagai kebutuhan utama.


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto (2002:57) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status sebuah gejala yaitu, keadaan gejala yang ada pada saat penelitian itu berjalan.

Pada peneletian ini penulis memaparkan gambaran dari seluruh data yang didapat di lapangan penelitian secara apa adanya kemudian menghubungkannya dengan pendapat-pendapat ahli.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri-Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Williem Iskandar Pasar V Medan Estate.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang tertdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Riduwan (2013: 238) populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakutas Tarbiyah yang masih aktif pada tahun akademik 2012/2013 yaitu sebanyak 4042 orang mahasiswa. Berdasarkan Rekapitulasi Jumlah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN-SU Aktif Tahun Akademik 2012/2013, adalah berikut:


(42)

Tabel 3.1 : Rekapitulasi Jumlah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN SU Aktif Tahun Akademik 2012/2013

No. Jurusan Jumlah Mahasiswa

1. PAI (Pendidikan Agama Islam) 1304

2. PBA (Pendidikan Bahasa Arab) 264

3. BKI (Bimbingan Konseling Islam) 383

4. MPI (Manajemen Pendidikan Islam) 211

5. PBI (Pendidikan Bahasa Inggris) 715

6. PMM (Pendidikan Matematika) 740

7. PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah) 425

Jumlah 4042

Sumber: bagian kemahasiswaan Fakultas Tarbiyah IAIN SU 3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi sebagai sumber data. Menurut Sugiyono (2002: 57) ”Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Berdasarkan pernyataan tersebut, sampel diambil bila jumlah populasi yang diteliti cukup besar. Tujuan ditetapkan sampel sebagai sumber data adalah untuk memudahkan peneliti dalam menyelesaikan penelitian dengan menghemat biaya, tenaga dan waktu.

Untuk menentukan ukuran sampel maka digunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10%, yaitu sebagai berikut:

n =

=

=

= 97,58 = 98

Keterangan: N = Populasi n = Sampel

e = Tingkat kesalahan

Dari populasi sebanyak 4042 orang mahasiswa maka, diperoleh sampel sebanyak 98 orang mahasiswa.


(43)

3.4 Teknik Penarikan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik Proporsional Stratified Random Sampling dimana sampel di ambil dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. Teknik ini digunakan karena responden dalam penelitian ini heterogen dengan berstrata. Pengambilan jumlah sampel pada teknik jenis ini adalah jumlah sampel harus proporsional. Oleh karena itu, populasi yang lebih kecil tetap memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

Rumus pengambilan sampel setiap strata adalah

Keterangan : n = jumlah sampel per strata n1 = jumlah populasi per strata n2 = jumlah sampel penelitian N = jumlah populasi

Jadi, dari rumus tersebut maka dapat dihitung jumlah sampel yang diambil dari setiap tingkatan adalah:

Tabel 3.2 : Penentuan sampel penelitian bardasarkan strata

No. Jurusan Sub Populasi Sampel Jumlah hasil

pembulatan

1. PAI (Pendidikan Agama

Islam)

1304

32

2. PBA (Pendidikan

Bahasa Arab)

264

6

3. BKI (Bimbingan

Konseling Islam)

383

9

4. MPI (Manajemen

Pendidikan Islam)

211

5

5. PBI (Pendidikan Bahasa

Inggris)

715

18

6. PMM (Pendidikan

Matematika)

740

18

7. PGMI (Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah)

425

10


(44)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Pengamatan yaitu, melakukan pengamatan langsung ke Fakultas

Tarbiyah yang berhubungan dengan perilaku pencarian informasi mahasiswa dalam pemenuhan kebutuhan informasinya.

2. Kuesioner, yaitu memberi daftar pertanyaan kepada responden. 3. Studi kepustakaan, mengumpulkan data melalui berbagai bahan

pustaka, dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian dan melakukan observasi atau pengamatan.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah:

1. Data primer: data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data primernya adalah kuesioner yang langsung diberikan kepada responden.

2. Data sekunder: data yang diperoleh dan bersumber dari buku, jurnal, majalah dan laporan penelitian dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.7 Kisi-kisi Kuesioner

Kuesioner adalah pertanyaan penelitian yang diberikan kepada responden. Menurut Arikunto (2006:150) kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui. Kuesioner disusun dalam bentuk pertanyaan akan dijawab oleh responden dengan jawaban pilihan yang disediakan, untuk memudahkan penyusunan kuesioner terlebih dahulu menetapkan kisi-kisi kuesioner. Kisi-kisi kuesioner dalam penelitian ini menggunakan model literasi informasi The Big Six yang di kembangkan oleh Michael B. Eisenberg and Robert E. Berkowitz pada tahun 1987.


(45)

Tabel 3.3 : Kisi-kisi kuesioner

Variabel Indikator No. Item Jumlah

Item Literasi informasi

dalam pencarian informasi

mahasiswa Fakultas Tarbiyah

1. Perumusan masalah 1,2,3,4 4

2. Strategi pencarian informasi 5,6,7,8,9 5

3. Lokasi dan akses 10,11,12,13,14,15,

16,17,18

9

4. Pemanfaatan informasi 19,20,21,22,23 5

5. Sintesis 24,25 2

6. Evaluasi 26,27,28 3

Jumlah 28

3.8 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2006: 21), statistik deskriptif adalah statistik untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Data akan ditabulasikan sesuai dengan kelompok aspek yang akan diteliti, untuk memudahkan interpretasi data akan disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Untuk menghitung persentase digunakan rumus:

Dimana: P = Persentase

f = Jumlah jawaban responden n = Jumlah sampel (Hadi, 2001: 421)

Penafsiran data dan hasil distribusi terhadap jawaban kuesioner dilakukan dengan menggunakan pedoman penafsiran data yang dikemukakan oleh Supardi (1979: 20) sebagai berikut:

1-25% : Sebagian kecil 26-49 % : Hampir setengah 50% : Setengah

51-75% : Sebagian besar 76-99% : Pada umumnya 100% : Seluruhnya


(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Tarbiyah yang terdiri dari tujuh Program Studi dengan rincian:

Tabel 4.1 : Responden Penelitian

No. Jurusan Jumlah

1. PAI (Pendidikan Agama Islam) 32

2. PBA (Pendidikan Bahasa Arab) 6

3. BKI (Bimbingan Konseling Islam) 9 4. MPI (Manajemen Pendidikan Islam) 5 5. PBI (Pendidikan Bahasa Inggris) 18

6. PMM (Pendidikan Matematika) 18

7. PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah) 10

Jumlah 98 Orang

4.2 Analisis Deskriptif

4.2.1 Literasi Informasi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah

Literasi informasi seorang mahasiswa dapat diketahui dengan beberapa model literasi informasi. Dalam penelitian ini untuk mengetahui seorang mahasiswa literet terhadap informasi menggunakan model literasi The Big Six. Model literasi The Big Six merupakan model yang sederhana dalam menentukan seseorang sudah literet terhadap informasi. Model literasi The Big Six terdiri dari bagaimana seseorang dalam merumuskan sebuah masalah, menggunakan strategi pencarian informasi, mengetahui lokasi dan mengakses informasi, dapat memanfaatkan informasi dengan baik, mensintesis informasi dan dapat mengevaluasi informasi yang telah di dapatkan. Apabila seorang mahasiswa dapat melakukan model literasi informasi The Big Six dengan baik maka seseorang sudah dapat dikatakan literet terhadap informasi.

4.2.2 Kemampuan Merumuskan Masalah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Langkah awal dalam pencarian informasi adalah merumuskan masalah dari informasi yang akan di cari. Tingkat perumusan masalah mahasiswa Fakultas Tarbiyah dapat dilihat dalam pernyataan kuesioner nomor 1 – 4. Pernyataan


(47)

nomor 1 dalam perumusan masalah adalah “Sebelum mencari informasi, saudara megidentifikasi masalah dari informasi yang saudara butuhkan”. Persentase jawaban dari pertannyaan nomor 1 terlihat dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2 : Keterampilan Merumuskan Masalah

Nomor Pernyataan Kategori jawaban Frekuensi Persentase

1

a. Selalu 43 43,87%

b. Sering 28 28,58%

c. Kadang-kadang 24 24,50%

d. Tidak pernah 3 3,06%

Jumlah 98 100%

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 43 responden (43,87%) selalu merumuskan masalah sebelum mencari sebuah informasi yang dibutuhkan, sebanyak 28 responden (28,58%) menyatakan sering merumuskan masalah sebelum mencari sebuah informasi, sebanyak 24 responden (24,50%) menyatakan kadang-kadang merumuskan masalah sebelum mencari informasi dan hanya 3 responden (3,06%) menyatakan tidak pernah merumuskan masalah dalam melakukan pencarian informasi yang akan dicarinya.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 43 responden (43,87%) atau hampir setengah mahasiswa fakultas tarbiyah yang selalu merumuskan masalah sebelum mencari informasi yang dibutuhkannya. Ini berarti mahasiswa telah menjalankan langkah awal dari model literasi informasi The Big Six yaitu merumuskan masalah.

Sebelum melakukan pencarian informasi langkah selanjutnya yang dilakukan mahasiswa adalah membuat istilah kata kunci sesuai dengan kebutuhan informasi. Untuk mengetahui apakah seorang mahasiswa menentukan kata kunci sebelum mencari informasi terlihat pada pernyataan kuesioner nomor 2 yaitu: Sebelum mencari informasi, saudara membuat istilah kata kunci sesuai dengan kebutuhan informasi. Persentase jawaban dari pernyataan nomor 2 terlihat pada tabel 4.3.


(48)

Tabel 4.3 : Kemampuan Menentukan Kata Kunci

Nomor Pernyataan Kategori jawaban Frekuensi Persentase

2

a.Selalu 30 30,61%

b.Sering 28 28,58%

c.Kadang-kadang 31 31,63%

d.Tidak pernah 9 9,18%

Jumlah 98 100%

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 31 responden (31,63%) menyatakan kadang-kadang menentukan kata kunci sesuai dengan informasi yang ingin dicari, sebanyak 30 responden (30,61%) menyatakan selalu menentukan kata kunci sebelum mencari informasi, sedangkan yang menyatakan sering menentukan kata kunci sebelum mencari informasi sebanyak 28 responden (28,58%) dan sebanyak 9 responden (9,18%) menyatakan tidak pernah menentukan kata kunci dalam menelusuri informasi di internet.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebanyak 31 responden (31,63%) atau hampir setengah menyatakan kadang-kadang menentukan kata kunci sebelum melakukan penelusuran informasi.

Langkah selanjutnya sebelum mencari informasi adalah menentukan kerangka pertanyaan penelitian yang berhubungan dengan informasi yang akan di cari. Untuk mengetahui bagaimana seorang mahasiswa menentukan kerangka pertanyaan penelitian terlihat dari pernyataan kuesioner nomor 3 yaitu: Sebelum mencari informasi, saudara membuat kerangka pertanyaan penelitian yang berhubungan dengan topik yang saudara cari. Persentase jawaban dari pernyataan nomor 3 terlihat dari tabel 4.4.

Tabel 4.4 : Kemampuan Menentukan Kerangka Pertannyaan Penelitian Nomor Pernyataan Kategori jawaban Frekuensi Persentase

3

a. Selalu 42 42,58%

b. Sering 20 20,41%

c. Kadang-kadang 27 27,56%

d. Tidak pernah 9 9,18%

Jumlah 98 100%

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 42 responden (42,58%) menyatakan selalu membuat kerangka pertanyaan penelitian


(49)

sebelum melakuan pencarian informasi, sebanyak 27 responden (27,56%) menyatakan kadang-kadang membuat kerangka pertanyaan penelitian sebelum mencari informasi, sebanyak 20 responden (20,41%) menyatakan sering menentukan kerangka pertanyaan penelitian sebelum mencari informasi dan sebanyak 9 responden (9,18%) menyatakan tidak pernah membuat kerangka pertanyaan penelitian dalam melakukan pencarian informasi yang dibutuhkan.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebanyak 42 responden (42,58%) atau hampir setengah menyatakan selalu menentukan kerangka pertanyaan penelitian sebelum mencari informasi yang dibutuhkan.

Kegiatan selanjutnya dalam melakukan pencarian informasi adalah menganalisis konsep dalam melakukan pencarian informasi. Kegiatan ini terlihat pada pernyataan kuesioner nomor 4 yaitu: Sebelum mencari informasi, saudara melakukan analisis terhadap konsep yang akan saudara temukan. Persentase jawaban dari pernyataan nomor 4 terlihat dalam tabel 4.5.

Tabel 4.5 : Kegiatan Menganalisis Konsep dalam Pencarian Informasi Nomor Pernyataan Kategori jawaban Frekuensi Persentase

4

e.Selalu 26 26,53%

f. Sering 30 30,61%

g.Kadang-kadang 37 37,75%

h.Tidak pernah 5 5,11%

Jumlah 98 100%

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 37 responden (37,75%) menyatakan kadang-kadang melakukan analisis terhadap konsep dalam pencarian informasi yang dibutuhkan, sebanyak 30 responden (30,61%) menyatakan sering melakukan analisis terhadap konsep dalam pencarian informasi, sebanyak 26 resonden (26,53%) menyatakan selalu melakukan analisis terhadap konsep dalam pencarian informasi yang dibutuhkan dan sebanyak 5 responden (5,11%) menyatakan tidak pernah melakukan analisis terhadap konsep dalam melakukan pencarian informasi yang dibutuhkan.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebanyak 37 responden (37,75%) atau hampir setengah dari responden menyatakan kadang-kadang melakukan analisis terhadap konsep dalam pencarian informasi yang dibutuhkan.


(1)

23. Setelah informasi saudara temukan, saudara membuat daftar pustaka dari sumber informasi yang saudara temukan:

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah E.Sintesis

24. Setelah menemukan informasi, saudara mengorganisasikan atau mengelompokkan informasi:

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

25. Setelah informasi saudara temukan, saudara akan menyusun struktur untuk menjawab permasalahan yang sudah ditetepkan:

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah F. Evaluasi

26. Setelah informasi yang saudara butuhkan ditemukan, saudara melakukan penilaian terhadap informasi yang saudara butuhkan:

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

27. Setelah menemukan informasi, saudara menyeleksi informasi mana yang berhubungan dengan topik masalah yang akan saudara selesaikan:

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

28. Setelah informasi yang saudara butuhkan ditemukan, proses belajar dan semangat motivasi belajar saudara meningkat:

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah


(2)

Lampiran 2

REKAPITULASI DATA

Responden Pernyataan Nomor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 1 a c a a c a a c c a a a c c b a d a a a a a c c c a a a 2 c d a c c a d c c b c c b c a a d b c b b c b c b c c a 3 c a a c c a c c c a a a b c b a d a c a a a a a a a b a 4 c b c a c a b d c a b b c b b b c b b b b b b b b b b b 5 c d c c c b b a c c c b c c a a c c c c c c c c c c c b 6 c d c c c b a a c b c c c d a a d b c b b b b b c b c b 7 a c b a a a b a b c c a c c b a d c c c a c a a c a c b 8 b a a c a a a a c a a c b a a a a b a a a a b a a a a a 9 b a c a a a c a a c a b c a a b d b a a b c a b b b a b 10 a a b b c b d d d c a b b c a a c b a a a c a b b b a c 11 a b b c b b b c b b a b b b a a b a a a a b a a a a a b 12 c b c b b d d d d d a c c a a a b b c a a b a b c b a b 13 c c a c c a d d a a a b b c a a d a c b a c b c c c c a 14 c a c c c b a a d c c c c c c b b c c b b c c c b b b c 15 a a c c c b c a a a a a b a a a d a c a a c a a a c a a 16 a a c a b a a c c a a a c c c a b c a a a b a b b c b a 17 b c c c c b b c d b b b c c b b c c c b c b b c c c b b 18 a b b b c b a a b b b c c d a a c b b a b b c b c c b a 19 d d d d c b c c b c b c d c a a d b c c b b b a c c c b


(3)

20 a b c b c a c d d d b b c c b a c c b b d b c b c c b c 21 b b c a c d d a b b b c d d d a d c b a d a a c d a a a 22 b c b c b a c c c c a a c b b b b b a b b b c c c c c b 23 a c a a c c a c d c b a d a c b d a a a a d a b c c b a 24 b c a b a a a c b a a b d c b a c c c a a a c d c d a a 25 b c c b b b c b c b b b b a a a d b c b b a a b a b c a 26 b b c c b c d c c c c b c d b a d b c c c c b c d c d b 27 a d d c a b c a a a a c b c b a d c b b c b b c b a a c 28 c a a b c b a c c c a c c b b a b c b a c b a c c b a a 29 a b a b b a c c a c b a a a a c d b b a b c a b c b b c 30 a b b c b b c c d c b a d c c b d c b b b c a c d c b b 31 b c b b c a d a c c c a c c a b c a b b a c b c c c b b 32 a b a a a a c a a a a b c c b b a b b b a b b b a b a a 33 c c d c c a a a d b a b d d a a d c b a a b a a b b a c 34 a a c c c a c c c a c a c c a c c b c c a a a c c c a c 35 c a d d d c b c d c a a a d a a d a b b a b a d c b a a 36 c a d d d a a a d a c c a d b a c c a b c b b c c d a c 37 c a d c c c d a c c a c a d a a b c a a b a a b b c a b 38 c b d c a a a c d a a b b a b b d b b a a a a a b b a a 39 a a a a a a a d b b a b b b a a d b b b b c b b b b b b 40 a c d b c a b c c a a a b a a a d b b a a c a c b c a c 41 b a a a b b b a b a b a b a b b b b a b a b b a b a b a 42 b b b c b a d c c b a a a c b a b c b b a b a b c c b a


(4)

43 a c a a b a c c a a a a c c a a d a c b a c a c a a a a 44 a b a a a c a c a a c a c c a a d a c a a c a c a a a a 45 b b c c c b a c d a a b a c a a d a a a a a a b a a a a 46 a a a b c a b c d b b c c c a a d b b b b b a b b c b b 47 b b a c c a a c c d c b c d a a d c c b b c b b d c b c 48 a a a a a a c a a b a c c c c a d a a a a a c c c c a a 49 c a a c c c b c a c c b c d a b b c b b c c a b b c a c 50 c b c c b a c a d b a c d d b a b c c c c b a d a a c b 51 b c a c b a a a c b a c a c a a d b b b a a a a a a a a 52 a c a a a a b c c a a b c c a a c b c a a b a b a a a a 53 a c a a a a a c c a a a a d a a d c b b a c a a a c c a 54 a b c b d b c c d c b b d c b b b b b a b b c b c c a b 55 a c b c d a c c c b a c d c b b d c c c c c c c b b c c 56 c b a c d a c b d c a c c d a a d a c a a b a a a a b a 57 c d c c c a b c c a a b a d b b c b a a a c a c a c a c 58 b a a b c a c c b c b a b c b a c a b b b a a c a b a b 59 b c c a c b b a a d c b c c d b d b a b a a b c c c b c 60 a b c b c a c d d d b b c c b a c c b b c b c b c c b c 61 b c a b a a a c b a a b d c b a c c c a a a c d c d a a 62 b a a b d a b c a b c a b b b a d c b a b a a a b a a a 63 a b a c b b c c c b b b c a c b c b b b b a a b b b a a 64 b c b c b b c c b b b b c b a a b b b a b b b b b c b a 65 b a a b c a b c c b b b c c b b d c a b c a a c c b b a


(5)

66 b c b c c a c c d a a a d d a a d b b b b c a a a c a a 67 b c a a c a c c a a a a b c b a b c a b b b a a a b a b 68 b c a b b b c c b a a a c d b b a b c c b c a a c b a a 69 b c b c b a c c c c a a c b b b b b a b b b c c c c c b 70 b b b b a a c d b c a b c c b b c a c a a b a a a a a b 71 b c b b c b c a c c b b c d a b c c c c c b a c c b b b 72 c d a b c c c a c b b b b c b c d c c c c c c c c d c c 73 a a b a b b a a b a b c c c b a c b b a b b b b b c c c 74 b a a c b a c c c a c b b a c c a c b b b c a a b b a b 75 a b a a c a c c c b b a a d b a d b a b a a a c b a a a 76 c c c a c b c c c c b c d c c c d c c b b c c c b c c c 77 d d d d c b c c b c b c d c a a d b c c b b b a c c c b 78 a a a a b a a c c a a b a a a a c a a a a a a a a a a a 79 a b c b c b b b c b a c c d a a a c a a a b a c b b a b 80 a b a b c a b a c a c b c c b a c a a a a a a a a a a a 81 a c b c d b b a c a c a c b a a d c b c b c a b c a c a 82 a a a a a a a a c a a c a d a a d b c a a a a c a a a a 83 a a a a a a a a c a a c a a a a d a a a a c a a a a a a 84 b b a a b a c c c c a a c c a a d c a a a c a a a a a a 85 c a b d a c a a b c a c d a a a d c c d b c a c b c b a 86 a c c b d a b c d d a c d c a a d b a a b c a c a c a a 87 a a a b a b a c c b a b c c b a d b b a b a b b a a b a 88 d d c b b a c c d b b c c d a b b b c a b b c c c b b b


(6)

89 a b a c c d d d d b a c b c b a c b b a b a a b b b b b 90 a c c c d c b c c b c c c d b b c c c c c c c c c c c b 91 c c b b c b c c d c b c c d a a b c c a b c b a a c b c 92 a a c c c b c c d b a c b c b b b b b a a a c c a b b b 93 c b b c b c d a a b b a b c c a a b b c c c b c c c c a 94 a c a b c a c a c c a b b b a a d a b b b b b b b a c b 95 c a a b b b b a b b a b b b b a d b b b d c b b b b b b 96 a b c b b a b b a b c a a b b b b b a b b b a c b b b a 97 a c a a c a d d c a a a a c b a b a a a a c a c c a a a 98 a a b a c a c a c a a c b c a a d b b a a b a a a b b a