UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA, MELALUI KATEKESE SKRIPSI

  UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA, MELALUI KATEKESE S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh:

  Theresia Tincerustina NIM: 041124002

  PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

  UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA, MELALUI KATEKESE S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh:

  Theresia Tincerustina NIM: 041124002

  PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh rasa syukur skripsi ini kupersembahkan kepada: Kongregasi SMFA

  (Suster-Suster Misi Fransiskan Santo Antonius) dan para Pendamping Kaum Muda, MUDIKA Miliran dan MUDIKA Paroki

  Kristus Raja Baciro Yogyakarta

  

MOTTO

“Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya”.

  (1 Tes 5:24) “Janganlah katakan: aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kau sampaikan”.

  (Yer 1:7b)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana selayaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 9 September 2008 Penulis,

  Theresia Tincerustina

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Theresia Tincerustina Nomor Mahasiswa : 041124002 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA, MELALUI KATEKESE Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 9 September 2008 Yang menyatakan (Theresia Tincerustina)

  

ABSTRAK

  Judul skripsi “UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN

  

KRISTIANI KAUM MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA,

MELALUI KATEKESE” dipilih berdasarkan pada fakta bahwa pelaksanaan katekese

  orang dewasa di Lingkungan Miliran memprihatinkan. Kenyataan menunjukkan bahwa dalam setiap pelaksanaan katekese orang dewasa, jumlah umat maupun kaum mudanya yang hadir sangat sedikit. Dalam proses katekese, kaum muda cenderung pasif dan hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh katekis. Selama proses berlangsung, orang tua terlalu mendominasi sehingga kaum muda merasa kurang dilibatkan. Be rtitik tolak pada kenyataan ini, maka skripsi ini dimaksudkan untuk membantu para pendamping pendalaman iman dan kaum muda mendapatkan cara baru dalam berkatekese dengan menggunakan katekese model Shared Christian Praxis.

  Permasalahan pokok dalam skripsi adalah kurangnya kualitas pendamping dalam mengemas suatu pendalaman iman. Maka untuk melihat permasalahan secara lebih mendalam, penulis mengadakan penelitian sederhana. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kaum muda kurang tersapa dan dilibatkan dalam proses pendalaman iman. Berdasarkan penemuan di atas maka penulis menawarkan program pendampingan iman yang menarik dan berkualitas bagi kaum muda dengan model Shared Christian Praxis

  

(SCP) yang dikemas dalam bentuk pendalaman iman, wisata rohani dan outbound.

  Program ini dibuat dengan tujuan agar kaum muda lebih banyak terlibat dalam mengkomunikasikan pengalaman iman mereka dan berpartisipasi secara aktif dalam proses berkatekese. Dengan demikian program pendampingan dengan model Shared dapat membantu kaum muda dalam meningkatkan penghayatan

  Christian Praxis (SCP) iman mereka.

  Hasil akhir menunjukkan bahwa Shared Christian Praxis (SCP) merupakan suatu model katekese yang bersifat dialogis partisipatif. Katekese model ini bertujuan untuk membantu para pendamping dan kaum muda agar memiliki suatu pendekatan berkatekese yang handal dan efektif sehingga mereka mampu berkatekese dengan cara yang lebih menarik dan melibatkan peserta secara aktif dalam proses katekese. Katekese model ini juga mempunyai lima langkah pokok. Oleh karena itu, para pendamping dan kaum muda perlu mengenal dan memahami katekese model ini. Untuk keperluan itu penulis menawarkan suatu program katekese model Shared Christian Praxis (SCP), sekaligus dengan penjabarannya.

  

ABSTRACT

  This thesis entitled “THE EFFORT TO ENHANCE THE PRACTICE OF MILIRAN YOUTH CHRISTIAN FAITH THROUGH CATECHESES AT BACIRO PARISH, YOGYAKARTA” was chosen based on the fact that implementation of the adult catechesis at Miliran is inadeguate. The fact shows that there are only few people attending in every time the adult catechesis is conducted. During the process of catechesis, the participants of youth are passive and only to listen to the catechist’s words, and the catechists plays the main role. Based on this concern, this thesis is meant to help catechists and the youth and sind a new way in catechizing by using a catecheses model of Shared Christian Praxis.

  The main problems discussed in is inability of the catechists to create interesting. Therefore, in order to see the problem in detail, the writer conducted a simple research. The results of catechese activities. The research indicated that the youth were less addressed and involved in the process of catechetical activities. Based on the result above, the writer offered an appealing program of faith deepening for them by using

  

Shared Christian Praxis model (SCP), which was done in the forms of faith deepening, a

  spiritual tour and an outbound. This program was designed with a specific intention on the youth so they were more involved in communicating the practice of their personal faith and participating actively in the process of the catecheses. Thus, the program of model (SCP) can assist the youth to enhance their faith practices.

  Shared Christian Praxis

  The result also shows that Shared Christian Praxis model (SCP) is the right and expected model of catechizing. This model of catechizing has a goal to help the catechists and the youth to have an effective, reliable catechetical approach so that they have a capability to conduct an interesting catechetical activities. The model of catechesis has, infact, five steps. Therefore, the catechists and the youth necessarily know and understand it for their own benefit. For this purpose, the writer of this thesis has proposed a well planned Shared Christian Praxis model (SCP) of catechesis, as well as how to conduct it.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Allah Bapa yang telah setia membimbing dan menuntun penulis selama menyusun hingga terselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul

  

“UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM

MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA, MELALUI

KATEKESE”.

  Skripsi ini disusun berdasarkan keprihatian di lapangan menyangkut kehidupan keagamaan kaum muda. Mengingat dan menimbang bahwa penulis juga hidup dan tinggal bersama dengan mereka, maka penulisan skripsi ini ditujukan bagi para kaum muda, pendamping kaum muda dan siapa saja yang mempunyai hati, minat dan perhatian kepada perkembangan iman kaum muda. Semoga tulisan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran, inspirasi dan dorongan untuk meningkatkan kegiatan kaum muda.

  Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, maka pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.

  Bapak P. Banyu Dewa HS., S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing utama yang dengan penuh kesabaran, kesetiaan senantiasa memberikan semangat dan masukan kepada penulis hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

2. Romo Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J. selaku dosen wali yang telah setia membimbing dan mengarahkan penulis selama menimba ilmu di kampus IPPAK.

  3. Romo Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. selaku dosen penguji III yang berkenan memberi masukan yang membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  4. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama belajar hingga selesainya skripsi ini.

  5. Segenap Staf Sekretariat dan Perpustakaan Prodi IPPAK, dan seluruh karyawan bagian lain yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

  6. Pimpinan dan Dewan Umum Kongregasi SMFA beserta anggotanya yang telah setia memberikan dukungan moral dan spiritual serta semangat hingga terselesaikannya skripsi ini.

  7. Para suster di komunitas Miliran yang dengan penuh kesabaran, kesetiaan mendukung, mendoakan penulis.

  8. Bapak, ibu, kakak, adik yang memberikan semangat dan dukungan selama penulis menempuh studi di Yogyakarta.

  9. Pastor Paroki dan sekretariat Paroki Kristus Raja Baciro, pengurus Lingkungan se- Miliran yang telah memberi kesempatan dan dukungan kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan mendampingi kegiatan MUDIKA.

  10. Pengurus MUDIKA Miliran, S. Deddy Budiawan, Y. Novian Trigunawan, Y. Danang Kristiyanto, S. Anjar Apriyana Hermawan, A. Ruwi Haryanto, A. Eko Purwanto, C.

  Diah Anggraeni, A. Nucifera Haidityasari dan siapa saja yang dengan caranya sendiri telah mendukung proses penulisan skripsi ini dengan bersedia memberikan informasi yang diperlukan demi kelengkapan materi skripsi ini.

  11. Sahabat-sahabat mahasiswa angkatan 2004/2005 yang selalu setia memberikan semangat dan dukungan.

  12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selama ini dengan tulus telah memberikan bantuan hingga selesainya skripsi ini.

  Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

  Yogyakarta, 9 September 2008 Penulis

  Theresia Tincerustina

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv MOTTO ......................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii ABSTRAK ..................................................................................................... viii

  

ABSTRACT .................................................................................................... ix

  KATA PENGANTAR ................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang.................................................................................

  B.

  7 Identifikasi Masalah.........................................................................

  C.

  8 Pembatasan Masalah........................................................................

  D.

  8 Rumusan Masalah............................................................................

  E.

  9 Tujuan Penulisan..............................................................................

  F.

  9 Manfaat Penulisan............................................................................

  G.

  9 Sistematika Penulisan ......................................................................

  BAB II. PENGHAYATAN IMAN KAUM MUDA DAN KATEKESE......

  11 A.

  11 Penghayatan Iman............................................................................

  1.

  11 Pengertian Iman...........................................................................

  2.

  14 Penghayatan Iman Kristiani.........................................................

  B.

  15 Kaum Muda......................................................................................

  1.

  16 Pertumbuhan Fisik .......................................................................

  2.

  16 Perkembangan Mental..................................................................

  3.

  16 Perkembangan Emosional............................................................

  4.

  17 Perkembangan sosial-Psikologis..................................................

  5.

  17 Perkembangan Moral...................................................................

  6.

  18 Perkembangan Religius................................................................

  C.

  Tantangan Penghayatan Iman Kristiani Kaum Muda dan Pendampingannya ............................................................................

  18 1.

  18 Tantangan Penghayatan Iman Kristiani Kaum Muda..................

  a.

  Peranan Gereja pada umumnya terhadap Penghayatan Iman Kaum Muda ...................................................................

  20 b. Peranan Gereja Kecil atau Keluarga terhadap Penghayatan Iman Kaum Muda ....................................................................

  22 2.

  24 Pengertian Pendampingan ...........................................................

  a.

  24 Tujuan Pendampingan.............................................................

  b.

  24 Materi Pendampingan..............................................................

  c.

  25 Bentuk Pendampingan.............................................................

  d.

  25 Syarat Pendampingan.............................................................. 1)

  25 Pelaksanaan Pendampingan................................................ 2)

  25 Pendamping ........................................................................ 3)

  26 Evaluasi...............................................................................

  D.

  27 Katekese ..........................................................................................

  1.

  27 Katekese pada umumnya .............................................................

  2.

  28 Arti Katekese ...............................................................................

  3.

  29 Tujuan Katekese ..........................................................................

  4.

  30 Isi Katekese..................................................................................

  5.

  31 Katekese Umat dalam upaya Meningkatkan Penghayatan Iman.

  a.

  31 Pengertian Katekese Umat ......................................................

  b.

  31 Tujuan Katekese Umat............................................................

  c.

  32 Model-model Katekese Umat.................................................. 1)

  32 Katekese Umat dengan Model Pengalaman Hidup ............ 2)

  33 Katekese Umat dengan Model Biblis ................................. 3)

  Katekese Umat dengan Model Campuran: Biblis dan Pengalaman Hidup ..............................................................

  33 d. Shared Christian Praxis (SCP) sebagai Salah Satu Model Katekese Umat ........................................................................

  34 1)

  34 Pengertian Shared Christian Praxis (SCP).........................

  a)

  35 Praxis...............................................................................

  b)

  36 Kristiani...........................................................................

  c)

  36 Sharing ............................................................................ 2)

  37 Langkah-langkah Shared Christian Praxis (SCP)..............

  a)

  37 Langkah Nol : Pemusatan Aktivitas ...............................

  b) : Mengungkap Pengalaman Hidup Langkah I Peserta .....................................................

  38

  c)

  39 Langkah II : Mendalami Pengalaman Hidup Peserta..

  d)

  39 Langkah III : Menggali Pengalaman Iman Kristiani....

  e) Langkah IV : Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Konkrit Peserta...........................

  40

  f)

  41 Langkah V : Mengusahakan Suatu Aksi Konkrit ....... BAB

  III. METODOLOGI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGHAYATAN IMAN KAUM MUDA SERTA PELAKSANAAN KATEKESE DI MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA ........................................

  42 A.

  42 Metodologi Penelitian..................................................................

  1.

  42 Jenis Penelitian........................................................................

  2.

  43 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................

  3.

  43 Populasi dan Sampel...............................................................

  4.

  43 Identifikasi Variabel................................................................

  a.

  43 Definisi Operasional Variabel.............................................

  b.

  44 Pengembangan Instrumen...................................................

  5.

  46 Tehnik Pengumpulan Data......................................................

  a.

  46 Observasi.............................................................................

  b.

  46 Wawancara..........................................................................

  c.

  47 Kuesioner ............................................................................

  B.

  47 Pembahasan Hasil Penelitian.......................................................

  a.

  47 Gambaran Umum Tempat Penelitian......................................

  a.

  47 Latar Belakang Berdirinya Paroki Baciro Yogyakarta.......

  b.

  49 Lingkungan Miliran............................................................

  b.

  50 Laporan Hasil Penelitian.........................................................

  c.

  53 Statistik Katekese dan Penghayatan Iman..............................

  a.

  54 Penjabaran Statistik Penghayatan Iman..............................

  b.

  54 Penjabaran Statistik Katekese.............................................

  c.

  Penjabaran Statistik Penghayatan Iman dan Katekese per Item.....................................................................................

  55 d.

  73 Tabel Hasil Penelitian di Lapangan........................................

  a.

  73 Tabel Penghayatan Iman....................................................

  b.

  78 Tabel Katekese ...................................................................

  C.

  84 Refleksi Kateketis Hasil Penelitian..............................................

  BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE UMAT MODEL BAGI KAUM SHARED CHRISTIAN PRAXIS (SCP) MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA ..........

  88 A.

  88 Latar Belakang Penyusunan Program............................................

  a.

  90 Wisata Rohani............................................................................

  b.

  90 Outbound ...................................................................................

  B.

  91 Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan................................................

  C.

  94 Penjabaran Program.........................................................................

  D.

  97 Petunjuk Pelaksanaan Program........................................................

  E.

  98 Persiapan Pendampingan Katekese..................................................

  1. Contoh Persiapan Pendampingan Iman Model Shared Christian Praxis (SCP)....................................................

  98 2. Contoh Persiapan Pendampingan Iman dengan Bentuk Wisata

  Rohani ......................................................................................... 111 3. Contoh Persiapan Pendampingan Iman dengan Bentuk

  Outbound ..................................................................................... 122 4.

  Contoh Persiapan Pendampingan Iman Model Pengalaman Hidup........................................................................................... 133

  BAB V. PENUTUP ....................................................................................... 145 A.

  145 Kesimpulan......................................................................................

  1.

  145 Permasalahan Pokok Berkaitan dengan Kaum Muda .................

  2. Peranan Orang Tua dan Gereja dalam Upaya Meningkatkan Penghayatan Iman Kaum Muda .................................................. 146 3.

  148 Peranan Pendamping Pendalaman Iman.....................................

  B.

  150 Saran................................................................................................

  1. Saran Umum bagi MUDIKA, Orang Tua, Pendamping Kaum Muda................................................................................. 150 2.

  151 Saran Khusus bagi Gereja Paroki Baciro Yogyakarta ................ DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 152

  LAMPIRAN .................................................................................................. 154 Lampiran 1: Pengantar Kuesioner.......................................................... (1) Lampiran 2: Kuesioner Penelitian.......................................................... (2) Lampiran 3: Daftar Pertanyaan Wawancara bagi MUDIKA................. (6) Lampiran 4: Daftar Pertanyaan Wawancara bagi Pengurus Lingkungan, Pendamping MUDIKA, dan Orang Tua ...... (7) Lampiran 5: Hasil Wawancara............................................................... (8) Lampiran 6: Photo Kegiatan Wisata Rohani di Sendang Sono.............. (13)

  

DAFTAR SINGKATAN

A.

   Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru:

  

dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik

  Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1976/1977, hal. 8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

  AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner Gereja, 7 Desember 1965.

  CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979. DCG : Directorium Catechisticum Generale, Direktorium Kateketik Umum yang dikeluarkan oleh Kongregasi Suci para Klerus, 11 April 1971.

  DH : Dignitatis Humanae, Pernyataan Konsili Vatikan II, tentang Kebebasan Beragama 7 Desember 1965.

  DV : Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, 18 November 1965.

  GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja di Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965.

  LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.

C. Singkatan Lain

  Art : Artikel Dll : dan lain- lain KAS : Keuskupan Agung Semarang KKI : Karya Kepausan Indonesia KWI : Konferensi Waligereja Indonesia LCD : Liquid Cristal Display MUDIKA : Muda- mudi Katolik PIA : Pendampingan Iman Anak PIRA : Pendampingan Iman Remaja PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia PT : Perseroan Terbatas RINSTRA : Rencana Induk Strategik Pengembangan Paroki Kristus Raja Baciro SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SMTA : Sekolah Menengah Tingkat Atas

  VCD : Video Compact Disk

BAB I PENDAHULUAN Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil judul “Upaya Meningkatkan Penghayatan Iman Kristiani Kaum Muda Miliran, Paroki Baciro, Yogyakarta, melalui Katekese”. Dalam bagian pendahuluan ini, penulis akan menguraikan hal-hal yang

  berkaitan dengan judul skripsi tersebut, seperti: latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan dan manfaat penulisan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan satu per satu.

A. Latar Belakang

  Dalam kurun waktu tertentu, manusia mengalami perubahan dan pertumbuhan, baik itu secara jasmani maupun rohani. Perubahan dan pertumbuhan tentunya melalui perkembangan. Dalam siklus kehidupan terjadi perkembangan yaitu mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua; dan yang akan dibahas pada kesempatan ini adalah remaja-dewasa. Mereka ini sering dikenal dengan nama kaum muda.

  Kaum muda dalam arti kata dipergunakan untuk menunjuk kaum, golongan atau kelompok orang yang muda usia. Kaum muda adalah para muda-mudi yang berumur 15-21 tahun. Menurut organisasi pemuda, kaum muda dapat mencakup semua muda-mudi yang berumur antara 15-40 tahun (Mangunhardjana, 1986: 11- 12). Bagi kaum muda masa ini merupakan masa yang tidak seimbang dalam hidupnya karena sedang dalam proses pencarian dan penentuan identitas dirinya. Pada masa ini biasanya kaum muda mengalami berbagai persoalan seperti kebebasan, ketaatan, masa depan, hidup seksual dan hidup keagamaan. Masa ini akan menjadi lebih berat kalau orang-orang di sekitar ikut menolak, memarahi dan tidak mau memahaminya. Ilmu Psikologi mendeskripsikan kaum muda sebagai orang-orang yang secara fisik berada pada taraf di mana daya tahan tubuh berada pada puncak perkembangannya. Sejalan dengan perkembangan fisik, fungsi intelektual orang muda pun berada pada satu tingkat yang tinggi dan baik. Mereka dapat berpikir secara kritis pada tingkat lintas ilmu dan dapat melahirkan gagasan-gagasan serta ide-ide, membentuk konsep-konsep yang dapat mempertajam kemampuan inteligensi yang meliputi kosa kata, informasi umum dan pemikiran untuk memperbaiki hidup secara menyeluruh, pengembangan bakat dan minat yang makin terarah kepada tujuan hid up yang telah ditentukan (Suban, 1994: 89). Dengan kata lain, pada puncak perkembangannya kaum muda menjadi orang yang penuh vitalitas dan memiliki berbagai kemungkinan untuk mewujudkan diri. Mereka menjadi sangat peka terhadap segala kejadian dan peralihan suasana di sekitarnya.

  Kaum muda Katolik adalah kelompok kaum muda yang menjalankan kegiatannya dalam wadah MUDIKA (Muda- mudi Katolik). Sebagai orang Katolik maka mereka menghayati imannya dalam Gereja Katolik. MUDIKA menyatakan imannya kepada Allah Tritunggal dengan ikut serta dalam kehidupan menggereja. Iman adalah penyerahan total kepada Allah yang menyatakan diri tidak karena terpaksa, melainkan dengan “suka rela”. Ungkapan tersebut seperti terdapat dalam Dokumen Gereja, yaitu:

  Salah satu pokok yang amat penting dalam ajaran Katolik, yang tercantum dalam Sabda Allah dan terus menerus diwartakan oleh para Bapa Gereja, yakni manusia wajib secara suka rela menjawab Allah dengan beriman; maka dari itu tak seorang pun boleh dipaksa melawan kemauannya sendiri untuk memeluk iman. Sebab pada hakikatnya kita menyatakan iman kita dengan kehendak bebas, karena manusia…tidak dapat mematuhi Allah yang mewahyukan Diri, kalau ia, sembari ditarik oleh Bapa, tidak dengan bebas menyatakan kepada Allah ketaatan imannya, yang secara rasional dapat dipertanggungjawabkan (DH 10).

  Iman tidak terlepas dari pengalaman hidup, maka penghayatan iman yang dianut hendaknya terwujud dalam perbuatan hidup nyata sehari- hari, baik dalam Lingkungan keluarga, hidup menggereja maupun dalam hidup bermasyarakat. Hal ini seperti yang terungkap dalam teks Kitab Suci “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yak 2:17). Di dalam wadah MUDIKA sendiri juga telah ada upaya untuk mewujudkan penghayatan iman melalui menjadi anggota MUDIKA, aktif di karang taruna, melibatkan diri dalam kegiatan kemanusiaan, baik di Lingkungan Gereja ma upun masyarakat, dll. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa MUDIKA adalah harapan dan generasi penerus Gereja, sebab di pundak merekalah keberlangsungan hidup beriman terus bertumbuh dan berkembang. Maka sudah selayaknya kalau MUDIKA mendapat pendampingan yang benar dan terus menerus. Membangun manusia muda adalah tugas bersama, maka diperlukan kerja sama berbagai pihak yaitu MUDIKA sendiri, orang tua, keluarga, Lingkungan, masyarakat dan Gereja. MUDIKA yang memperoleh bekal memadai untuk me neruskan karya Gerejani yang telah dimulai, menjadikan mereka siap terjun ke masyarakat guna memberikan kesaksian melalui keterlibatannya di dalam hidup menggereja maupun bermasyarakat. Pengalaman ini penulis alami ketika mengamati proses kegiatan yang berlangsung di Miliran, Lingkungan Santo Andreas, Lingkungan Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul. Pada umumnya ketika waktu anak-anak, remaja aktif terlibat di Lingkungan dengan sendirinya ketika menjadi mudika dan dewasa mereka juga tetap aktif di Lingkungan.

  Di Paroki Baciro terdapat tiga puluh tujuh Lingkungan. Hal ini memberi gambaran secara sepintas bahwa Paroki Baciro sangat potensial dalam membantu umatnya untuk menumbuhkembangkan iman mereka sehingga umat terbantu dalam mewujudkan pengha yatan imannya di dalam lingkup Gereja. Fakta di lapangan menunjukkan kurang dirasakan karena tidak semua Lingkungan mempunyai usaha yang sama dalam mengembangkan bidang pastoral terutama model pertemuan pendalaman iman yang bervariasi. Kegiatan MUDIKA juga bervariasi dalam mengembangkan usahanya, seperti yang telah dirintis oleh para pendahulunya. Kegiatan MUDIKA tetap berjalan karena proses regenerasi sungguh diperhatikan. Artinya sebelum terjadi pergantian pengurus, sudah ada tenaga yang dipersiapkan untuk mengganti sehingga ketika terjadi pergantian pengurus baru sudah ada tenaganya, sedangkan beberapa Lingkungan yang lain sudah mati. Penyebabnya adalah: permasalahan pribadi, di mana di antara MUDIKA ada yang merasa minder untuk mengikuti kegiatan karena sudah lama tidak aktif; kesenjangan usia sehingga kalau tidak ada teman sebaya tidak mau datang; tuntutan tugas dari sekolah atau tempat kerja. Selain itu juga karena jumlah MUDIKA di Lingkungan hanya sedikit sehingga kegiatan MUDIKA tidak jalan. Ada pula MUDIKA yang di Lingkungan tidak aktif karena lebih suka mengikuti kegiatan di komunitas atau di gereja lain yang lebih maju kegiatannya. Di dalam organisasi MUDIKA sendiri juga terjadi pergesekan antara pengurus dan anggotanya yang disebabkan oleh ketidakpuasan anggota terhadap pengurus yang kurang mampu mempertanggungjawabkan tugas yang telah dipercayakan kepadanya. Contohnya meninggalkan tugas kepengurusan begitu saja karena mendapat tugas di luar kota. Hal ini menunjukkan lemahnya sistim organisasi dalam MUDIKA tersebut. Selain itu juga problem keluarga menyangkut keadaan ekonomi di mana orang tua menuntut para anggota keluarga untuk bersama-sama berusaha bekerja mencari nafkah untuk me nghidupi keluarganya. Selain itu juga situasi dan kondisi tempat kerja yang kurang memungkinkan MUDIKA untuk dapat membagi waktunya antara kerja dan kegiatan MUDIKA. Peran orang tua dalam mendorong dan mendukung putra-putrinya untuk terlibat, baik itu di Lingkungan Gereja maupun masyarakat sangat penting. Hal ini dipengaruhi oleh pendidikan nilai yang telah ditanamkan para orang tua sejak anak masih kecil. Segala sesuatu yang diperoleh pada masa anak-anak itulah yang akan dikembangkan ketika menginjak dewasa. Apabila sejak usia dini anak telah ditanamkan

ikut misa mingguan, rajin berdoa bersama dalam keluarga, mengikuti pendalaman iman Lingkungan, dll, maka sikap yang telah ditanamkan sejak masa anak-anak inilah yang nantinya akan membuahkan hasil. Hasil itu adalah mereka aktif terlibat dalam kegiatan di Lingkungan Gereja dan masyarakat dengan kesadaran serta kebebasan bukan hanya sekedar ikut- ikutan, karena diajak teman atau karena tidak mempunyai teman. Selain itu juga ada beberapa orang tua yang masih memiliki anggapan bahwa sekolah adalah yang utama sedangkan kegiatan MUDIKA itu kurang penting. Menurut orang tua kegiatan MUDIKA banyak menyita waktu dan tenaga anak sehingga mengurangi porsi anak untuk belajar. Dengan kata lain orang tua memiliki ketakutan kalau kegiatan MUDIKA dapat mengganggu proses belajar anaknya. Mereka lupa bahwa MUDIKA adalah generasi penerus Gereja.

  Penyebab lain adalah kurangnya kesediaan dari para orang tua untuk merelakan dirinya menjadi pendamping MUDIKA. MUDIKA dibiarkan berjalan sendirian dalam menjalankan kegiatannya sehingga tidak rutin dilakukan. Oleh karena itu kurangnya pendampingan bagi MUDIKA secara berkesinambungan dan terus menerus menyebabkan mereka merasa berjalan sendirian. Meskipun disadari bahwa tidak selamanya MUDIKA harus menggantungkan diri kepada generasi tua tetapi paling tidak, masih ada bentuk perhatian yang diberikan oleh para orang tua. Perhatian itu dapat berupa memberikan dukungan dan motivasi bagi MUDIKA untuk bergerak mewujudkan potensi dan imannya melalui keterlibatan mereka, baik di dalam Lingkungan Gereja maupun masyarakat. Kesadaran dan peranan kaum tua yang kurang berani memberi kepercayaan kepada MUDIKA untuk bergerak dan terlibat dengan leluasa mengekspresikan diri dalam kegiatan Gereja juga masih kuat mewarnai kegiatan di paroki Baciro. Hal ini disebabkan oleh budaya Jawa yang menganggap bahwa orang tua yang layak berada di barisan paling yang terlibat dalam reksa pastoral merasa masih mampu sehingga MUDIKA hanya sekedar membantu. Para orang tua kurang menyadari akan potensi yang dimiliki MUDIKA, di mana mereka memiliki kemampuan menjadi penggerak bagi sesama kaum muda sendiri.

  Peranan orang tua yang dominan juga nampak dalam hal pendalaman iman. Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan masih seringkali dijumpai pendamping pendalaman iman dalam penyampaiannya menggunakan cara yang lama sehingga terkesan monoton, menggurui, kurang menarik dan kurang melibatkan peserta untuk terlibat aktif menyumbangkan harta kekayaan iman yang mereka miliki. Maka kegiatan pendalaman iman menjadi terkesan disingkirkan oleh MUDIKA karena mereka hanya datang, duduk dan diam tanpa diberi kesempatan untuk berpendapat atau bertanya bahkan mengekspresikan pengalaman imannya, sehingga seringkali MUDIKA merasa enggan untuk bergabung bersama orang tua dalam kegiatan pendalaman iman.

  Ada pun harapan MUDIKA adalah diberi kesempatan untuk terlibat langsung menangani suatu kegiatan; suasana baru yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman; dana yang cukup untuk mendukung kegiatan MUDIKA. Selain itu pendampingan yang seimbang antara liturgi dan sarana pendukungnya, sebab kaum muda identik dengan sesuatu yang menyenangkan dan menantang sehingga mereka terpacu untuk kreatif. Kegiatan MUDIKA bukan hanya sekedar kumpul untuk berdoa atau hura-hura tetapi juga dapat memberi solusi tentang permasalahan yang mereka hadapi, seperti: menyediakan lowongan pekerjaan atau memberi informasi yang diperlukan. Dari pihak MUDIKA sendiri ada suatu kerelaan untuk menyisihkan waktu guna berkumpul bersama, tidak menganggap remeh kegiatan MUDIKA dan menganggap kegiatan ya ng lain lebih penting. Sedangkan dari pihak orang tua diharapkan adanya kerelaan dan kesediaan untuk secara langsung dalam kegiatan MUDIKA guna mendorong dan sekaligus memberi masukan yang berguna tanpa keharusan untuk persis melakukan apa ya ng dikehendaki orang tua. Dengan kata lain MUDIKA memerlukan pendampingan orang tua yang sungguh memahami dan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh MUDIKA. Kini sudah saatnya bagi MUDIKA untuk menumbuhkan kepercayaan dalam diri bahwa mereka memiliki potensi untuk mengembangkan dirinya sebagai salah satu bentuk perwujudan iman yang dihidupinya selama ini.

  Oleh karena itu dengan berbagai persoalan, keprihatinan dan harapan MUDIKA di atas penulis mengambil judul “Upaya Meningkatkan Penghayatan Iman Kristiani Kaum Muda Miliran, Paroki Baciro, Yogyakarta, melalui Katekese”.

B. Identifikasi Masalah 1.

  Permasalahan pribadi, seperti merasa minder untuk mengikuti kegiatan yang ada karena sudah lama tidak aktif.

  2. Kesenjangan usia sehingga kalau tidak ada teman yang sebaya tidak mau datang.

  3. Tuntutan tugas dari sekolah atau tempat kerja.

  4. Jumlah MUDIKA di Lingkungan hanya sedikit sehingga kegiatan tidak jalan.

  5. Ada kecenderungan lebih suka mengikuti kegiatan di komunitas atau di Gereja lain yang lebih maju kegiatannya.

  6. Lemahnya sistim organisasi MUDIKA yang ada sehingga pengurus mudah meninggalkan tugas yang telah dipercayakan kepadanya.

  7. Problem keluarga menyangkut keadaan ekonomi sehingga menuntut para anggota keluarga untuk bersama-sama berusaha bekerja mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.

  8. Situasi dan kondisi tempat kerja yang kurang memungkinkan MUDIKA untuk dapat membagi waktunya antara kerja dan kegiatan MUDIKA.

  9. Peran orang tua dalam mendorong dan mendukung putra-putrinya untuk terlibat, baik itu di Lingkungan Gereja maupun masyarakat.

  10. Anggapan beberapa orang tua bahwa sekolah adalah yang utama sedangkan kegiatan MUDIKA itu kurang penting bahkan banyak menyita waktu dan tenaga anak sehingga mengurangi porsi anak untuk belajar.

  11. Kurangnya kesediaan dari para orang tua untuk merelakan dirinya menjadi pendamping MUDIKA.

  12. Kesadaran dan peranan kaum tua yang kurang berani memberi kepercayaan kepada MUDIKA untuk bergerak dan terlibat dengan leluasa.

  13. Model pendampingan pendalaman iman yang kurang menarik 14.

  Kurangnya mutu atau kualitas pendamping pendalaman iman dikarenakan minimnya tenaga pastoral di bidang katekese.

  C. Pembatasan Masalah

  Sehubungan dengan judul dari penelitian, pembatasan masalah terfokus pada “Upaya Meningkatkan Penghayatan Iman Kristiani Kaum Muda Miliran, Paroki Baciro, Yogyakarta, melalui Katekese”.

  D. Rumusan Masalah 1.

  Sejauhmana penghayatan iman Kristiani kaum muda Miliran, Paroki Baciro, Yogyakarta selama ini? 2. Sejauhmana proses katekese berlangsung?

  3. Seberapa besar sumbangan katekese dalam meningkatkan penghayatan iman Kristiani bagi kaum muda Miliran, Paroki Baciro, Yogyakarta?

E. Tujuan Penulisan 1.

  Mengetahui sejauhmana penghayatan iman Kristiani kaum muda Miliran, Paroki Baciro, Yogyakarta selama ini.

  2. Mengetahui seberapa jauh proses katekese telah dilaksanakan.

  3. Mengetahui seberapa besar sumbangan katekese terhadap penghayatan iman Kristiani bagi kaum muda Miliran, Paroki Baciro, Yogyakarta.

  4. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana Strata I (SI) pada Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

F. Manfaat Penulisan 1.

  Memberi sumbangan bagi Gereja Paroki Baciro, Lingkungan Santo Andreas, Lingkungan Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul Paroki Baciro dalam pendampingan iman MUDIKA.

2. Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam rangka mengenal dan memahami MUDIKA serta permasalahannya.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penulisan ini, penulis akan menyampaikan pokok-pokok gagasan sebagai berikut:

  Bab I menguraikan tentang pendahuluan yang meliputi: latar belakang penulisan, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan manfaat.

  Bab II menguraikan tentang penghayatan iman kaum muda, tantangan dan pendampingannya serta katekese. Bab III menguraikan tentang metodologi dan pembahasan hasil penelitian yang meliputi: jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, identifikasi variabel, tehnik pengumpulan data, gambaran umum tempat penelitian, laporan hasil penelitian dan refleksi kateketis hasil penelitian.

  Bab IV menguraikan tentang usulan program yang meliputi: latar belakang penyusunan program, alasan pemilihan tema dan tujuan, penjabaran program, petunjuk pelaksanaan program dan persiapan pendampingan katekese.

  Bab V menguraikan tentang penegasan kembali pokok-pokok atau intisari dari penulisan skripsi yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II PENGHAYATAN IMAN KAUM MUDA DAN KATEKESE A. Penghayatan Iman Dalam kehidupan sehari- hari manusia beriman memerlukan suatu bentuk dari

  ungkapan iman yang mereka yakini. Iman yang diyakini bukan sekedar diungkapkan melalui perayaan tetapi perlu perwujudan nyata. Perwujudan nyata dari iman yang dihayati dapat terungkap melalui keterlibatan mereka di Lingkungan, Gereja dan masyarakat. Pada kesempatan ini akan diuraikan dua hal yang berkaitan dengan penghayatan iman yaitu pengertian iman dan penghayatan iman Kristiani: 1.

  Pengertian Iman Iman dalam bahasa Yunani disebut “Pistis” atau bahasa Latin “Fides” dan bahasa

  Inggris “Faith” diartikan sebagai keyakinan dan penerimaan akan wahyu Allah. Dalam bahasa Indonesia ”Beriman”, lebih dimaksudkan dalam hubungan dengan Allah; sedangkan “Percaya” kerap dipakai dalam hubungan antar manusia. Namun perlu ditegaskan bahwa dalam konteks teologis, kata “iman” dan “percaya” dimaksudkan untuk menunjukkan hubungan manusia dengan Allah, terutama dalam menerima wahyu-Nya (Madya Utama, et.al., 2002: 47). Ungkapan yang sama juga dikatakan bahwa iman adalah tanggapan atas panggilan dan tawaran pernyataan Diri dari Allah. Pengertian mengenai iman harus dimulai dari pemahaman kita mengenai wahyu, sebab iman merupakan tanggapan manusia atas wahyu Allah (Martasudjita, 1998: 31-32).

  Kepada Allah yang menyampaikan wahyu, manusia wajib menyatakan ketaatan iman (Rm 16:26; Rm 1:5; 2 Kor 10:5-6). Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan kepatuhan akal budi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan dan dengan secara suka