Efektivitas penerapan pendekatan understanding by design dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pelaksanaannya di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dengan pokok bahasan bunyi - USD Repository
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY
DESIGN DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP) DAN PELAKSANAANNYA DI SMP STELLA
DUCE 2 YOGYAKARTA DENGAN POKOK BAHASAN BUNYI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Nadia Narulita
101424031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2014
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Masalah itu sebenarnya tidak ada, yang ada hanya tantangan
Tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada adalah pelajaran berharga
-NN-
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Bapa, Mama, kakak, dan adik – adikku,
dan
semua orang yang telah memberi dukungan,
Terimakasih banyak.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Nadia Narulita. 2014. Efektivitas Penerapan Pendekatan Understanding By
Design Dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
Pelaksanaannya di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dengan Pokok Bahasan
Bunyi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui (1) sejauh mana
efektivitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan understanding by
design dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pokok bahasan
bunyi dan (2) persepsi siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan
pendekatan understanding by design. Penelitian ini dilakukan di SMP Stella Duce
2 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII
Kolintang dan VIII Kecapi yang memiliki kemampuan dalam bidang yang sama
dan layak untuk dibandingkan.
Pembelajaran konvensional dilakukan di kelas VIII Kecapi dan
pembelajaran dengan understanding by design di kelas VIII Kolintang. Data
penelitian dikumpulkan melalui observasi langsung di kelas, tes tertulis, dan
kuisioner.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Hasil belajar kelas VIII Kolintang lebih
tinggi dibandingkan kelas VIII Kecapi. Hal ini dapat dilihat dari rata – rata nilai
posttest yang diperoleh kedua kelas yang signifikan. (2) Siswa kelas VIII
Kolintang memiliki persentase keaktifan yang lebih tinggi dibanding kelas VIII
Kecapi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan understanding
by design efektif untuk membantu pemahaman siswa mengenai pokok bahasan
bunyi. (3) Hasil analisis kuisioner persepsi siswa kelas VIII kolintang terhadap
pembelajaran dengan understanding by design menunjukkan bahwa 71,43% siswa
memiliki persepsi positif dan 28,57% siswa memiliki persepsi sangat positif
terhadap pembelajaran Understanding by Design.
Kata – kata kunci: Efektivitas, Pendekatan Understanding By Design, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Nadia Narulita. 2014. The effectiveness of Application of Understanding By
Design Approachment on Arranging Implementation Learning Program and
The Implementation in SMP Stella Duce 2 Yogyakarta with Sound as the
main topic. Physic Education Study Programme, Department of Mathematics
and Natural Science, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata
Dharma University, Yogyakarta.
The purpose of this research were to understand (1) the extent to which
the effectiveness of learning uses understanding by design approach on arranging
implementation learning program on the main topic Sound and (2) students’
perceptions towards learning which uses understanding by design approach. This
research was done in SMP Stella Duce 2 Yogyakarta on academic year
2013/2014. The subject of this research were students of VIII Kolintang and VIII
Kecapi class which have the ability in the same course and are suitable.
Conventional learning was done in VIII Kecapi class and learning with
understanding by design in VIII Kolintang class. The data of this research were
collected by direct observation in class, written test, and questionnaire.
The result of this research shows: (1) The learning result of VIII Kolintang
class was higher than VIII Kecapi class. This can be seen from the post-test
average percentage which was achieved by the two classes. (2) The students of
VIII Kolintang have the higher being active percentage than VIII Kecapi class.
Therefore, it can be concluded that learning with understanding by design is
effective to help students’ understanding about the main topic Sound. (3) The
result of the questionnaire analysis of the students’ perceptions in VIII Kolintang
class towards learning with understanding by design shows that 71,43% students
have positive perception and 28,57% students have very positive perception
towards learning with understanding by design.
Key Words: effectiveness, understanding by design, implementation learning
program.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus yang melimpahkan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selama
menulis skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak pihak yang telah
berkontribusi besar dalam proses pengerjaan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti
ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim M,Ed., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing
yang dengan kerelaan hati memberikan sumbangan pemikiran dan
pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dosen pembimbing akademik yang selama
ini membimbing penulis dalam perkuliahan.
3. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah membimbing,
mendidik, membagikan ilmu, pengalaman hidup kepada penulis selama
belajar di Universitas Sanata Dharma.
4. Seluruh staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu memperlancar studi
penulis, atas keramahan dan kesabarannya selama penulis menempuh studi
di Universitas Sanata Dharma.
5. Ibu Dra. Anna Harsanti, selaku kepala sekolah SMP Stella Duce 2
Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian skripsi.
6. Bapak Parno Patricius, S.Pd.Si., selaku guru bidang studi fisika kelas VIII
SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang telah banyak membantu selama
penelitian.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Siswa – siswi kelas VIII kolintang dan VIII kecapi SMP Stella Duce 2
Yogyakarta yang telah bersedia menjadi subyek penelitian dan membantu
dalam kelancaran penelitian.
8. Bapa dan Mama yang tidak pernah henti mendoakan dan mengupayakan
seluruh tenaga untuk mendukung penulis sampai masa studi ini selesai,
terimakasih. I am proud of you.
9. Kakak dan adik-adikku yang selalu mandukung dan menghiburku dalam
keadaan jenuh sekalipun.
10. Teman – teman kelompok penelitian, Ruth, Dita, Andre dan Jo yang
bersama – sama saling membantu dan berbagi ilmu.
11. Sahabatku, Lindra, Serly dan Indah yang selalu menjadi tempat bercerita
dan berkeluh kesah penulis. Aku sangat bersyukur berteman dengan
kalian, we are amazing.
12. Teman – teman Pendidikan Fisika angkatan 2010 Universitas Sanata
Dharma yang telah berjuang dalam kebersamaan guna menyelesaikan
studi di Universitas Sanata Dharma.
13. Teman – teman kos, Kak Tyas, Kak Dini, Kak Asti, Kak Eka, Dita,
Yuditha, Yaya, Reri, Yoana, Mimin, terimakasih atas dukungannya. We
are Family.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................
vi
ABSTRAK ..............................................................................................
vii
ABSTRACT ............................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ............................................................................
ix
DAFTAR ISI ...........................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
xvii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................
4
C. Tujuan Penelitian .............................................................
4
D. Batasan Istilah .................................................................
4
E. Manfaat Penelitian ...........................................................
5
LANDASAN TEORI
A. Understanding By Design................................................
6
A.1 Pengertian Understanding By Design ....................
6
A.2 Backward Design ...................................................
6
B. Understanding (Pemahaman) .........................................
12
B.1 Pengertian Understanding (Pemahaman) ..............
12
B.2 Aspek – aspek Pemahaman dalam Understanding
By Design ...............................................................
12
B.3 Teori Kontruktivisme dan Pendekatan
Understanding By Design ......................................
xii
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Kekhasan Pendekatan Understanding By Design ...........
16
D. Keaktifan Siswa ...............................................................
17
E. Persepsi Siswa .................................................................
18
F. Understanding By Design pada Materi Bunyi.................
20
F.1
Materi Bunyi ..........................................................
20
F.2
Understanding By Design pada Materi Bunyi .......
23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................
37
B. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................
37
C. Subjek Penelitian .............................................................
37
D. Perumusan Variabel.........................................................
38
E. Instrumen Penelitian ........................................................
38
F. Validitas Instrumen ........................................................
44
G. Teknik Analisis Data .......................................................
45
H. Rancangan Pelaksanaan Penelitian..................................
48
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, ANALISIS
DATA DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Pelaksanaan Penelitian ....................................................
50
B. Penyajian Data .................................................................
64
C. Analisis Data ..................................................................
83
D. Pembahasan ....................................................................
115
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .....................................................................
122
B. Saran ...............................................................................
123
C. Keterbatasan Penelitian ...................................................
123
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
124
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Backward Design Template ................................................
11
Tabel 3.1
Format Lembar Pengamatan Keterlaksanaan RPP..............
39
Tabel 3.2
Kisi – Kisi Soal Pretest .......................................................
40
Tabel 3.3
Kisi – Kisi Soal Posttest ......................................................
41
Tabel 3.4
Kisi – Kisi Pengamatan Keaktifan Siswa ............................
42
Tabel 3.5
Format Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa ....................
42
Tabel 3.6
Format Lembar Kuisioner Persepsi Siswa Terhadap
Pembelajaran Understanding By Design..............................
43
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Pemahaman Siswa .....................................
46
Tabel 3.8 Persentase Keaktifan Siswa Tiap Pertemuan .......................
46
Tabel 3.9 Kriteria Kualifikasi Persepsi Siswa ......................................
48
Tabel 3.10 Kriteria Kualifikasi Persepsi Seluruh Siswa ........................
48
Tabel 4.1 Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama dengan
Elemen WHERETO .............................................................
53
Tabel 4.2 Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kedua dengan Elemen
WHERETO ..........................................................................
58
Tabel 4.3 Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ketiga dengan Elemen
WHERETO ..........................................................................
60
Tabel 4.4 Pengamatan Keterlaksanaan RPP Pertemuan I ....................
64
Tabel 4.5 Pengamatan Keterlaksanaan RPP Pertemuan II ...................
66
Tabel 4.6 Pengamatan Keterlaksanaan RPP Pertemuan III .................
68
Tabel 4.7 Distribusi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ..........................
69
Tabel 4.8 Distribusi Nilai Posttest Kelas Eksperimen .........................
70
Tabel 4.9 Distribusi Nilai Pretest Kelas Kontrol .................................
71
Tabel 4.10 Distribusi Nilai Posttest Kelas Kontrol ................................
72
Tabel 4.11 Pengamatan Keaktifan Siswa Kelas Ekperimen Pertemuan I
73
Tabel 4.12 Daftar Pendapat dan Jawaban Siswa Kelas Eksperimen
Pada Pertemuan I ..................................................................
74
Tabel 4.13 Pengamatan Keaktifan Siswa Kelas Ekperimen Pertemuan II 75
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 4.14 Daftar Pendapat dan Jawaban Siswa Kelas Eksperimen
Pada Pertemuan II ................................................................
76
Tabel 4.15 Pengamatan Keaktifan Siswa Kelas Ekperimen
Pertemuan III ........................................................................
77
Tabel 4.16 Daftar Pendapat dan Jawaban Siswa Kelas Eksperimen
Pada Pertemuan III ...............................................................
77
Tabel 4.17 Pengamatan Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan I ...
78
Tabel 4.18 Daftar Pendapat dan Jawaban Siswa Kelas Kontrol
Pada Pertemuan I ..................................................................
79
Tabel 4.19 Pengamatan Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan II..
79
Tabel 4.20 Daftar Pendapat dan Jawaban Siswa Kelas Kontrol
Pada Pertemuan II ................................................................
80
Tabel 4.21 Pengamatan Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan III
80
Tabel 4.22 Daftar Pendapat dan Jawaban Siswa Kelas Kontrol
Pada Pertemuan III ...............................................................
81
Tabel 4.23 Data Persepsi Siswa Kelas Eksperimen Terhadap
Pembelajaran Understanding By Design..............................
82
Tabel 4.24 Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............
85
Tabel 4.25 Perbandingan Mean Pretest Kedua Kelas ...........................
86
Tabel 4.26 Uji T Independent Group Pretest Kedua Kelas ...................
87
Tabel 4.27 Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............
88
Tabel 4.28 Perbandingan Mean Posttest Kedua Kelas...........................
89
Tabel 4.29 Uji T Independent Group Posttest Kedua Kelas ..................
89
Tabel 4.30 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen .............
90
Tabel 4.31 Persentase Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen .......
91
Tabel 4.32 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ....................
91
Tabel 4.33 Persentase Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ..............
92
Tabel 4.34 Kriteria Tingkat Pemahaman Siswa .....................................
92
Tabel 4.35 Kualifikasi Kriteria Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen .
93
Tabel 4.36 Kualifikasi Kriteria Pemahaman Siswa Kelas Kontrol ........
94
Tabel 4.37 Kriteria Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen dan
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Kelas Kontrol .......................................................................
95
Tabel 4.38 Deskripsi Jawaban Posttest Soal Nomor 1 ...........................
95
Tabel 4.39 Deskripsi Jawaban Posttest Soal Nomor 2 ...........................
96
Tabel 4.40 Deskripsi Jawaban Posttest Soal Nomor 3 ...........................
97
Tabel 4.41 Deskripsi Jawaban Posttest Soal Nomor 4 ...........................
98
Tabel 4.42 Deskripsi Jawaban Posttest Soal Nomor 5 ...........................
99
Tabel 4.43 Deskripsi Jawaban Posttest Soal Nomor 6 ...........................
100
Tabel 4.44 Deskripsi Jawaban Posttest Soal Nomor 7 ...........................
101
Tabel 4.45 Deskripsi Jawaban Posttest Soal Nomor 8 ...........................
102
Tabel 4.46 Persentase Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen Tiap
Pertemuan ............................................................................
103
Tabel 4.47 Persentase Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Tiap Pertemuan
104
Tabel 4.48 Persentase Rata - Rata Keaktifan Siswa Pada Kedua Kelas
106
Tabel 4.49 Distribusi Skor Tiap Soal Persepsi Siswa Terhadap
Pembelajaran ........................................................................
108
Tabel 4.50 Kualifikasi Persepsi Siswa Kelas Eksperimen .....................
111
Tabel 4.51 Kriteria Kualifikasi Persepsi Seluruh Siswa Pada
Pembelajaran UbD ...............................................................
111
Tabel 4.52 Kriteria Tingkat Persetujuan Siswa Per Item Pernyataan
Positif ...................................................................................
112
Tabel 4.53 Kriteria Tingkat Persetujuan Siswa Per Item Pernyataan
Negatif ..................................................................................
xvi
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Lampiran A.1
Surat Ijin Melaksanakan Penelitian ............................
127
Lampiran A.2
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ..........
128
Lampiran A.3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah .............
129
Lampiran A.4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendekatan UbD
133
Lampiran A.5
Lembar Kerja Siswa ...................................................
147
Lampiran A.6
Kunci Lembar Kerja Siswa .........................................
158
Lampiran A.7
Soal Pretest .................................................................
167
Lampiran A.8
Soal Posttest................................................................
170
Lampiran A.9
Kunci Jawaban Pretest ...............................................
173
Lampiran A.10 Kunci Jawaban Posttest ..............................................
175
Lampiran A.11 Rubrik Penilaian Pretest .............................................
177
Lampiran A.12 Rubrik Penilaian Posttest ............................................
180
LAMPIRAN B
Lampiran B.1
Lembar Pengamatan Keterlaksanaan RPP UbD .........
183
Lampiran B.2
Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa ........................
194
Lampiran B.3
Sampel Hasil Pretest Kelas Eksperimen ....................
201
Lampiran B.4
Sampel Hasil Pretest Kelas Kontrol ...........................
207
Lampiran B.5
Sampel Hasil Posttest Kelas Eksperimen ...................
212
Lampiran B.6
Sampel Hasil Posttest Kelas Kontrol ..........................
218
Lampiran B.7
Sampel Hasil Kusioner Persepsi Siswa ......................
224
Lampiran B.8
Sampel LKS Siswa .....................................................
227
Lampiran B.9
Dokumentasi Penelitian ..............................................
236
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata pelajaran fisika merupakan salah satu bidang ilmu sains yang
sudah diajarkan sejak jenjang pendidikan SMP hingga SMA/SMK di
Indonesia. Fisika adalah cabang ilmu yang menjelaskan fakta, konsep, dan
teori tentang fenomena alam dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran fisika
yang berkaitan dengan fakta, konsep dan teori-teori ini ternyata tidaklah
mudah dipahami siswa. Di kalangan pelajar, fisika dianggap pelajaran yang
sangat menakutkan dan sulit untuk dimengerti oleh sebagian besar siswa.
Sugiharti.P (2005:30) menjelaskan dalam pembelajaran fisika,
kemampuan pemahaman konsep merupakan syarat dalam mencapai
keberhasilan tujuan belajar. Menurut Bloom (dalam Sugiharti.P, 2005:30)
pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari
bahan yang dipelajari. Dengan penguasaan konsep, seluruh permasalahan
fisika dapat dipecahkan, baik permasalahan fisika yang ada dalam kehidupan
sehari-hari maupun permasalahan fisika dalam bentuk soal-soal fisika di
sekolah. Ini menunjukkan bahwa pelajaran fisika bukanlah pelajaran hafalan
tetapi lebih menuntut pemahaman konsep bahkan aplikasi konsep tersebut
(Sugiharti.P,2005). Hal inilah yang kemudian harus menjadi pertimbangan
guru untuk mengajar dengan baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
oleh guru adalah dengan merancang atau mendesain proses pembelajaran
yang efektif dan efisien bagi siswa.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Dalam redaksi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 20 tentang Standar
Proses (dalam Suyono dan Hariyanto,2011:4) dinyatakan: ‘’Perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran,
materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar’’
sehingga dapat dikatakan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran
merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan proses
pembelajaran.
Menurut
Wina
Sanjaya
(2010:28-29)
perencanaan
pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara
rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, serta rangkaian
kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut
dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil
akhir dari proses pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya
dokumen yang dijadikan sebagai acuan dan pedoman dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
Menyusun perencanaan dan desain pembelajaran merupakan langkah
penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Desain pembelajaran menekankan pada merancang program pembelajaran
untuk membantu proses belajar siswa (Sanjaya.W, 2010:9). Proses belajar
merupakan hal penting yang dialami oleh siswa, suatu respon terhadap segala
acara pembelajaran
yang diprogramkan oleh guru. Proses
belajar
mengaktualisasi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa
(Dimyati dan Mudjiono, 2006:20). Hal ini lah yang kemudian juga menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pertimbangan guru dalam merencanakan pembelajaran yang meningkatkan
kemampuan – kemampuan tersebut untuk membangun pemahaman.
Dalam perkembangan dunia pendidikan, Wiggins and McTighe
memperkenalkan sebuah pendekatan dalam merancang pembelajaran yang
dikenal dengan sebutan understanding by design. Understanding by design
adalah sebuah pendekatan dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran yang memandang pembelajaran sebagai sebuah cara untuk
membangun
pemahaman
siswa.
Prinsip
Understanding
By
Design
menekankan pada pemahaman jangka panjang (Enduring Understanding)
dengan pembelajaran yang kontekstual. Pada hakikatnya pengajaran dengan
pendekatan understanding by design berfokus pada siswa (student-centered)
dimana siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Dalam tahap penyusunannya
pendekatan understanding by design menggunakan tahap ‘’backward design
atau backward planning’’ yaitu berawal dengan menentukan hasil akhir yang
diinginkan, bukti pembelajaran dan terakhir merencanakan langkah-langkah
kegiatan pembelajaran (Wiggins dan McTighe,2005). Oleh karena itu
pendekatan UbD diharapkan mampu untuk membantu siswa mencapai
pemahamannya dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar.
Atas dasar uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian
mengenai efektivitas penerapan pendekatan understanding by design dalam
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan pelaksanaannya di
SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dengan pokok bahasan bunyi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, peneliti
mengajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Sejauh mana efektivitas pembelajaran yang menggunakan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pendekatan understanding by
design?
2. Bagaimana persepsi siswa terhadap pembelajaran understanding by
design yang telah dilakukan?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pembelajaran dengan
menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pendekatan
understanding by design.
2. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pembelajaran yang disusun
dengan pendekatan understanding by design.
D. Batasan Istilah
Batasan istilah dimaksudkan untuk memahami pengertian terhadap
judul topik penelitian, yaitu:
1. Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan
yang telah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih umum, didalamnya
mewadahi,
menginspirasi,
menguatkan
dan
melatari
metode
pembelajaran (Nurmelly.N,N.D). Ketetapan dalam pemilihan suatu
pendekatan akan menjadi orientasi dalam pemilihan komponen kegiatan
pembelajaran lainnya terutama metode pembelajaran.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.
Dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap pokok
bahasan bunyi.
2.
Dapat menjadi referensi dan informasi mengenai understanding by
design oleh guru untuk bahan pertimbangan dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
3.
Dapat memberikan gambaran kepada peneliti mengenai pengaruh
penerapan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan
understanding by design dalam pembelajaran fisika khususnya pada
pokok bahasan bunyi.
4.
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian
yang sejenis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Understanding By Design
A.1
Pengertian Understanding By Design
Menurut Wiggins dan McTighe (2005:7) understanding by
design adalah sebuah pendekatan dalam merancang pembelajaran yang
tujuan utamanya adalah pemahaman siswa.
Understanding by design adalah sebuah kerangka kerja untuk
meningkatkan
prestasi
siswa
dengan
mengembangkan
standar
kurikulum, kerangka instruksional, penilaian, dan pengembangan
profesional. Understanding by design didasarkan pada tujuan utama
dari pendidikan yaitu mengembangkan dan memperdalam pemahaman
siswa (McTighe. J dan Seif. E,2003). Dalam pembelajarannya
understanding by design lebih menekankan siswa sebagai pusat dari
pembelajaran atau student centered (Tiernan.P,2011:4).
A.2
Backward Design
Understanding
by
design
menawarkan
sebuah
proses
perencanaan dan struktur untuk menuntun kurikulum, penilaian dan
instruksi. Dua ide kunci dari understanding by design tersebut terdapat
dalam judul yaitu 1) fokus dalam pengajaran dan penilaian untuk
pemahaman dan transfer belajar, 2) kerangka kurikulum terbalik
‘’backward‘’ dari dasar-dasar tersebut (Wiggins.G dan Mctighe.J,
2011).
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.
Pengertian Backward Design
Backward design merupakan langkah-langkah dalam
merancang pembelajaran. Dalam prakteknya, understanding by
design
menawarkan
tiga
tahap
‘’backward
design’’
atau
‘’backward planning’’.
2.
Tahap–Tahap Backward Design
Wiggins dan McTighe (2005:17-19) menjelaskan terdapat
tiga tahap dalam backward design yaitu :
a. Tahap pertama : Identify desire result / Mengidentifikasi hasil
yang diinginkan.
Dalam tahap pertama ini mempertimbangkan tujuan, menguji
isi standar yang telah ditentukan dan meninjau ekspestasiekspestasi dari kurikulum tersebut.
Berikut merupakan elemen-elemen pada tahap pertama dalam
mengidentifikasi hasil yang diinginkan.
1) Established Goals (Penetepan Tujuan)
Established goals merupakan penetapan ide utama/tujuan
yang ingin dicapai.
2) Understanding (Pemahaman)
Menentukan pemahaman spesifik apa yang akan dicapai
agar dalam pembelajaran siswa mengetahui dan memahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3) Essential question ( Pertanyaan Pokok)
Menentukan pertanyaan pokok yang dapat mendorong
siswa untuk menyelidiki dan memahami materi sehingga
terjadi transfer belajar.
4) Knowledge and skills (Pengetahuan dan Keahlian)
Menentukan pengetahuan dan keterampilan utama yang
akan siswa peroleh sebagai hasil dari pembelajaran
b. Tahap Kedua: Determine acceptable evidence/ Menentukan
bukti yang bisa diterima.
Pada tahap ini, menetapkan penilaian yang menjadi
bukti dari pemahaman siswa sehingga dapat dikatakan bahwa
pembelajaran yang diinginkan telah dicapai.
Pertanyaan kunci pada tahap ini yaitu: Bagaimana kita
tahu jika para siswa telah mencapai hasil yang diinginkan?
Apa yang akan kita terima sebagai bukti dari pemahaman dan
keahlian siswa? Bagaimana kita mengevaluasi hasil yang telah
dicapai siswa?
Orientasi
desain
terbalik
‘’backward
design’’
menganjurkan kita untuk berfikir mengenai sebuah rangkaian
pembelajaran dalam syarat-syarat dari kumpulan bukti
penilaian
yang
dibutuhkan
untuk
membuktikan
dan
mensyahkan bahwa pembelajaran yang diinginkan telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dicapai, tidak hanya sebagai isi yang telah dicakup atau
sebagai rangkaian dari aktivitas belajar.
c. Tahap ketiga : Plan learning experience and instruction/
Merencanakan pengalaman belajar dan instruksi.
Dengan hasil identifikasi yang jelas dan bukti
pemahaman yang sesuai tahap ini merupakan waktu untuk
berfikir secara penuh melalui aktivitas atau intruksi yang
paling
sesuai.
Beberapa
kunci
pertanyaan
harus
dipertimbangkan pada tahap backward design ini yaitu:
pengetahuan dan keahlian apa yang akan siswa butuhkan untuk
melakukan
dengan
efektif
dan
mencapai
hasil
yang
diinginkan? Aktivitas apa yang akan melengkapi siswa dengan
pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan? Apa yang perlu
diajarkan dan dilatih dan bagaimana itu dapat diajarkan?
Wiggins dan McTighe (dalam Brown.J.L, 2004:19)
mengidentifikasi tujuh inti prinsip desain utama untuk
mengajar di kelas yang berbasis pemahaman dalam sebuah
template yang disebut WHERETO. WHERETO merupakan
sebuah panduan yang sangat konkrit untuk membantu siswa
mencapai tingkat pemahaman yang sangat baik. Design
WHERETO merupakan sebuah rancangan pembelajaran yang
kontruktivis, dimana belajar adalah proses yang aktif dan siswa
membangun sendiri pengetahuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Berikut merupakan elemen-elemen WHERETO dalam
merencanakan instruksi pembelajaran. Setiap huruf dalam
singkatan ini sesuai dengan kunci pertanyaan kerangka
instruksi di mana pendidik harus selalu pertimbangkan saat
merencanakan aktivitas belajar.
1) W = Bagaimana membantu para siswa untuk mengetahui
kemana (where) mereka dipimpin, (why) mengapa mereka
pergi ke sana, dan (what ways) dengan cara apa mereka
akan dievaluasi?
Elemen W ini membantu siswa untuk mengerti dengan
lebih jelas mengenai tujuan, harapan dan manfaat dari
pencapaian tujuan belajar.
2) H
=
Bagaimana
(hook)
menghubungkan
dan
mengikusertakan minat dan antusiasme siswa dengan
pengalaman di awal setiap instruksi?
Elemen H ini mempertimbangkan menghubungkan siswa
dengan topik yang diajarkan dan menarik siswa pada awal
pembelajaran.
3) E = Bagaimana kita akan membekali (equip) siswa,
membantu siswa mengalami (experience) gagasan utama
dari materi ajar dan mengeksplorasi (explore) pengetahuan
siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
4) R
=
Bagaimana
merefleksikan,
membuat
(revise)
siswa
untuk
(reflect)
dan
(rethink)
memperbaiki,
memikirkan kembali?
5) E-2 = Bagaimana siswa akan mengevaluasi (evaluate) dan
merenungkan pemahaman mereka?
E-2 kedua pada WHERETO ini meminta pendidik untuk
membangun
peluang
untuk
mengevaluasi
secara
berkelanjutan, termasuk kesempatan bagi siswa untuk
mengevaluasi diri.
6) T = Bagaimana akan menyesuaikan (tailor) pembelajaran
dengan kebutuhan, minat dan kemampuan siswa?
7) O = Bagaimana akan mengatur (organized) pembelajaran
secara efektif sehingga dapat memaksimalkan keterlibatan
siswa?
3.
Template Backward Design
Tabel 2.1 Backward Design Template
Tahap 1 – Hasil yang ingin dicapai
G
Penetapan Tujuan :
Tujuan relevan apa yang akan dituju kerangka ini?
Pemahaman:
U
Siswa akan mengerti bahwa….
- Apa yang menjadi ide
besarnya?
- Pemahaman spesifik apa
yang diinginkan?
- Kesalahpahaman apa yang
dapat diprediksi?
Pertanyaan Pokok:
Q
Pertanyaan provokatif apa
yang
akan
membantu
perkembangan penyelidikan,
pemahaman, dan transfer
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
S
K Siswa akan mampu untuk….
Siswa akan tahu…
Kunci pengetahuan dan keahlian apa yang akan siswa peroleh
sebagai hasil dari mata pelajaran?
Apa yang siswa akhirnya harus mampu untuk lakukan sebagai
hasil dari pengetahuan dan keahlian?
Tahap 2 – Bukti Penilaian
T
Pelaksanaan latihan :
Dengan pelaksanaan latihan
asli
apa
siswa
akan
mendemonstrasikan
pemahaman yang diinginkan?
Dengan
kriteria
apa
pelaksanaan pemahaman akan
di nilai?
OE
Bukti-bukti lain :
Dengan bukti lain apa siswa
akan
mendemonstrasikan
prestasi dari hasil yang
diinginkan?
Bagaimana
siswa
akan
merefleksikan dan menilai
pembelajaran mereka sendiri?
Tahap 3 – Rencana Pembelajaran
Kegiatan belajar :
L
Dengan pedoman WHERETO
B. Understanding (Pemahaman)
B.1 Pengertian Understanding (Pemahaman)
Menurut Anas Sudjono (1996:50) pemahaman merupakan
kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat. Pemahaman merupakan jenjang
kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan
hafalan.
B.2 Aspek-aspek Pemahaman dalam Understanding By Design
Dalam
understanding
by
design
terdapat
enam
aspek
pemahaman untuk tujuan penilaian. Wiggins dan Mctighe (dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Brown.J.L,2004:16-17)
pemahaman
yang
menyatakan
sesungguhnya
bahwa
saat
siswa
siswa
menunjukkan
mengekspresikan
pengetahuan mereka melalui satu atau lebih dari enam aspek
pemahaman berikut:
1.
Explanation/Penjelasan: kemampuan untuk mendemonstrasikan/
menunjukkan,
memperoleh,
menjelaskan,
merancang,
membenarkan, atau membuktikan sesuatu menggunakan bukti.
2.
Interpretation/Interpretasi: menciptakan sesuatu yang baru dari
pengetahuan yang telah dipelajari, termasuk kemampuan untuk
mengkritik, membuat analogi dan metafora, menarik kesimpulan,
membangun
makna,
menerjemahkan,
memprediksi
dan
berhipotesis.
3.
Application/Aplikasi:
kemampuan
untuk
menggunakan
pengetahuan yang telah dipelajari dalam situasi baru, unik, atau
situasi dan konteks tak terduga, termasuk kemampuan untuk
membangun, menciptakan, menemukan, melakukan, memproduksi,
memecahkan dan menguji.
4.
Perspective/Perspektif:
kemampuan
untuk
menganalisis
dan
menarik kesimpulan tentang kontras pandang mengenai kejadian
yang sama, topik, atau situasi.
5.
Emphaty/Empati: kemampuan untuk berjalan dari sudut pandang
orang
lain,
termasuk
berpartisi
dalam
permainan
peran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menggambarkan emosi orang lain, serta menganalisis dan
membenarkan reaksi orang lain.
6.
Self-Knowledge/Pengetahuan diri: kemampuan untuk memeriksa
diri, merefleksikan diri, mengevaluasi diri, dan mengungkapkan
reflektif wawasan, khususnya kemampuan untuk memantau dan
memodifikasi pemahaman seseorang terhadap informasi dan
peristiwa.
Keenam aspek inilah yang kemudian digunakan sebagai
pedoman dalam penentuan bukti penilaian hasil belajar siswa,
bagaimana penilaian hasil belajar seperti tes menunjukkan aspek-aspek
pemahaman yang telah dicapai siswa.
B.3 Teori Kontruktivisme dan Pendekatan Understanding By Design
Tujuan pendidikan menurut Benyamin S. Bloom
(dalam
Utari.R,N.D) dibagi menjadi tiga domain intelektual yaitu kognitif
(keahlian berpikir), afektif (emosi), dan psikomotorik (keterampilan
motorik dan fisik).
1.
Ranah kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual
seperti
pengetahuan
dan
keterampilan
berpikir.
Dalam
understanding by design terdapat enam aspek pemahaman yang
terkait dengan kognitif siswa.
2.
Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi misalnya
perasaan, nilai, minat, motivasi, dan sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3.
Ranah psikomotorik berisi perilaku yang menekankan fungsi
manipulatif dan keterampilan motorik/kemampuan fisik.
Dalam pendekatan understanding by design pemahaman konsep
lebih menekankan pada ranah kognitif. Namun dalam membangun
pemahaman
tersebut
terdapat
ranah
psikomotorik
dan
afektif
didalamnya. Pemahaman dalam understanding by design dibangun
dengan melakukan aktivitas yang konkrit. Ini dilakukan berdasar halhal berikut: pertama, karena fisika mempelajari fenomena alam
disekitar. Untuk mengetahui fenomena alam tersebut dibutuhkan suatu
aktivitas sederhana seperti pengamatan. Kedua, sesuai dengan teori
belajar kontruktivis dikatakan bahwa siswa membangun sendiri
pengetahuannya dengan aktif melakukan sesuatu.
Kontruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang
dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita
membangun, mengkontruksi pengetahuan pemahaman kita tentang
dunia kita hidup. Kontruktivisme melandasi pemikiran bahwa
pengetahuan bukanlah sesuatu yang given dari alam karena hasil kontak
manusia dengan alam, tetapi pengetahuan merupakan hasil kontruksi
(bentukan) aktif manusia itu sendiri (Suyono dan Hariyanto, 2011:105).
Bila yang sedang menekuni adalah siswa, maka pengetahuan itu adalah
bentukan siswa sendiri. Pengetahuan itu selalu merupakan akibat dari
suatu
kontruksi
kognitif
melalui
kegiatan
berpikir
seseorang
(Bettencourt, 1989 dalam Suparno.P, 2007:8). Bagi kaum kontruktivis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
belajar adalah proses yang aktif dimana siswa membangun sendiri
pengetahuannya. Siswa mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari.
Dalam proses itu siswa menyesuaikan konsep dan ide-ide baru yang
mereka pelajari dengan kerangka berpikir yang mereka telah punyai
(Bettencourt, 1989;Shymansky, 1992;Watts & Pope, 1989 dalam
Suparno.P,
2007:13).
Sehingga
dapat
dikatakan
teori
belajar
kontruktivis adalah teori belajar dimana siswa membangun sendiri
pengetahuannya dengan terlibat aktif dalam suatu aktivitas yang
konkrit. Dalam understanding by design aktivitas –aktivitas belajar
disusun dalam tahap rencana pembelajaran (plan learning), dimana
dalam penyusunannya digunakan panduan WHERETO seperti yang
sudah dijelaskan diatas.
Dengan aktivitas tersebutlah maka ketiga domain intelektual
kemudian dapat tercapai antara lain ranah kognitif, psikomotorik, dan
afektif. Psikomotorik dapat ditunjukkan siswa pada saat siswa
melakukan percobaan dan afektif akan terlihat dari sikap yang
ditunjukkan siswa saat melakukan sesuatu seperti sikap tanggung jawab
siswa untuk melakukan percobaan dan mengerjakan tugas.
C. Kekhasan Pendekatan Understanding By Design
Kekhasan pendekatan understanding by design terdapat pada langkahlangkah pembelajarannya (plan learning). Dalam menyusun langkah-langkah
pembelajaran digunakan panduan yang disebut WHERETO. WHERETO
merupakan sebuah panduan yang sangat konkrit untuk membantu siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mencapai
tingkat
pemahaman
yang
sangat
baik.
Langkah-langkah
pembelajaran dengan WHERETO dibuat secara terstruktur sehingga
pemahaman yang dibangun terstruktur.
D. Keaktifan Siswa
Keterlibatan siswa bisa diartikan sebagai siswa berperan aktif sebagai
partisipan dalam proses belajar mengajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono
(1994: 56-60), keaktifan siswa didorong oleh peran guru. Untuk dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar guru dapat
melakukannya dengan melibatkan siswa secara langsung baik secara
individual maupun kelompok. Keterlibatan siswa hanya bisa dimungkinkan
jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi atau terlibat dalam proses
pembelajaran.
Paul B. Erich (dalam Rohmah.N, 2012: 268) menggolongkan
kegiatan-kegiatan siswa sebagai berikut:
1.
Visual Activities (kegiatan visual): membaca, melihat gambar-gambar,
mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain
bekerja atau bermain.
2.
Oral Activities (kegiatan lisan): Mengemukakan fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, member saran,
mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.
3.
Listening Activities (kegiatan mendengarkan): Mendengarkan penyajian
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan
suatu permainan instrument musik, mendengarkan siaran radio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
4.
Writing Activities (kegiatan menulis): Menulis cerita, menulis laporan,
memeriksa karangan,
bahan-bahan kopi,
membuat
sketsa, atau
rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.
5.
Drawing Activities (kegiatan menggambar): Menggambar, membuat
grafik, diagram, peta, pola.
6.
Motor Activities (kegiatan metric): Melakukan percobaan, memilih alatalat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan
permainan, menari, berkebun.
7.
Mental
Activities
memecahkan
(kegiatan
masalah,
mental):
menganalisis
Merenungkan,
faktor-faktor,
mengingat,
menemukan
hubungan-hubungan, membuat keputusan.
8.
Emotional Activities (kegiatan emosional): Minat, membedakan, berani,
tenang, dan sebagainya.
E. Persepsi Siswa
Menurut Walgito (1993) persepsi dalam arti umum adalah pandangan
seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan
dengan apa seseorang bertindak. Persepsi merupakan suatu proses yang
didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris
(Walgito,2010:99). Dengan persepsi, individu akan menyadari tentang
keadaan disekitarnya dan juga keadaan diri sendiri (Davidoff, 1981 dalam
Walgito.B, 2010:100). Persepsi akan mempengaruhi sikap dan perilaku
seseorang terhadap obyek atau sesuatu tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Menurut Walgito.B (2010:101) untuk mengadakan persepsi adanya
beberapa faktor yang berperan, yang merupakan syarat agar terjadi persepsi,
yaitu:
1.
Objek atatu stimulus yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga
dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung
mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun
sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu.
2.
Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga
harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang
diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat
kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf
motoris.
3.
Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan
dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan
atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada
sesuatu atau sekumpulan objek.
Dalam penelitian ini dilakukan penelitian juga terhadap persepsi siswa
pada pembelajaran yang dilakukan menggunakan rencana pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pembelajaran dengan pendekatan understanding by design. Ini dilakukan
karena siswa merupakan subyek dari pembelajaran, siswa yang
mengalami proses pembelajaran oleh karena itu sebagai subyek siswa
memiliki persepsi terhadap stimulus yang diberikan sebagai sebuah
masukan apakah pembelajaran baik digunakan.
F. Understanding By Design Pada Materi Bunyi
F.1
Materi Bunyi
Bunyi dihasilkan oleh sumber bunyi atau benda yang bergetar.
Bunyi termasuk gelombang longitudinal karena perambatannya
membentuk
pola
rapatan
dan
renggangan.
Gelombang
bunyi
membutuhkan medium dalam perambatannya. Gelombang bunyi dapat
merambat melalui medium zat padat, cair dan gas.
Cepat rambat bunyi didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh
oleh gelombang bunyi persatuan waktu. Secara matematis cepat rambat
bunyi , dinyatakan :
v=
dengan
(1)
v = cepat rambat bunyi (m/s),
s = jarak yang ditempuh oleh gelombang bunyi (m),
t = waktu yang ditempuh gelombang bunyi merambat dari
sumber bunyi ke penerima bunyi (sekon).
Diatas telah dijelaskan bahwa bunyi merambat dalam bentuk
gelombang longitudinal. Setiap gelombang mempunyai panjang
gelombang, frekuensi atau periode, dan amplitudo gelombang. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
bunyi frekuensi mempengaruhi tinggi rendahnya bunyi. Semakin besar
frekuensi gelombang bunyi berarti semakin banyak pola rapatan dan
renggangannya sehingga bunyi (nada) yang dihasilkan semakin tinggi.
Sedangkan amplitudo mempengaruhi kuat lemahnya suatu bunyi
(nada).
Berdasarkan intervalnya, frekuensi bunyi dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1. Infrasonik : frekuensi dibawah 20 Hz.
2. Audiosonik : frekuensi antara 20 Hz – 20.000 Hz.
3. Ultrasonik : frekuensi di atas 20.000 Hz.
Berdasarkan teratur tidaknya frekuensi, gelombang bunyi juga
dapat dibedakan dua yaitu desah dan nada. Desah adalah gelombang
bunyi yang frekuensinya tidak teratur, dan nada adalah gelombang
bunyi dengan frekuensi teratur. Contoh nada adalah bunyi alat musik,
sedangkan contoh desah adalah bunyi kendaraan bermotor, bunyi
mesin, dan lain – lain.
Hukum Marsenne Percobaan Marsenne menyimpulkan
bahwa frekuensi dawai yang bergetar bergantung pada beberapa faktor
berikut:
1. Panjang dawai: makin pendek dawai, makin tinggi frekuensi yang
dihasilkan.
2. Tegangan dawai: makin tegang dawai, makin tinggi frekuensi
yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3. Massa jenis bahan dawai: makin besar massa jenisnya, frekuensi
yang dihasilkan makin rendah.
4. Luas penampang dawai: makin besar luas penampang dwai,
frekuensi yang dihasilkan makin rendah.
Hukum Marsenne dalam bentuk persamaan adalah sebagai berikut:
(2)
dimana :
f = frekuensi nada (Hz),
= panjang senar (m),
F = tegangan senar (N),
A = luas penampang senar (m2),
= massa jenis senar (kg/m3).
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat
getaran benda lain. Untuk menimbulkan resonansi alat musik seperti
gitar, gendang, dan lain – lain diberi rongga. Karena udara dalam
rongga beresonansi, maka alat–alat musik berongga udara dapat
menghasilkan bunyi yang lebih nyaring.
Hukum pemantulan bunyi adalah :
1. Bunyi datang, bunyi pantul, dan garis normal terletak pada satu
bidang datar.
2. Besar sudut datang sama dengan sudut pantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Bunyi pantul dibedakan menjadi tiga macam, yaitu bunyi pantul yang
memperkuat bunyi asli, gaung dan gema.
1. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli
Kuat bunyi yang terdengar bergantung pada empat faktor, yaitu :
a. Amplitudo sumber bunyi,
b. Jarak antara sumber bunyi dan pendengar,
c. Resonansi, dan
d. Jarak antar pendengar dan dinding pemantul.
2. Gaung
Gaung adalah bunyi yang terdengar tidak jelas akibat sebagian
bunyi pantul terdengar bersamaan dengan bunyi asli.
3. Gema
Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli.
F.2 Understanding By Design Pada Materi Bunyi
1.
Pertemuan Pertama
Stage 1 : Identify Desired Result
Tahap 1 : Mengidentifikasi Hasil yang Diinginkan
Established Goals (Tujuan)
:
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian bunyi dan syarat
terdengarnya bunyi.
2. Siswa dapat menjelaskan bahwa dalam perambatannya bunyi
memerlukan medium.
3. Siswa
dapat
membedakan
infrasonik,
audiosonik,
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
ultrasonik.
4. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
frekuensi bunyi pada dawai atau senar.
Understandings (Pemahaman)
:
Siswa akan memahami bahwa :
1. Bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui
medium.
2. Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar.
3. Bunyi memerlukan medium untuk merambat. Zat padat, cair
dan gas adalah medium perambatan bunyi. Di ruang hampa
bunyi tidak dapat merambat.
4. Bunyi memerlukan waktu untuk merambat dalam jarak tertentu.
Semakin jauh jarak pendengar dari sumber bunyi maka semakin
lama waktu yang ditempuh bunyi untuk merambat, dan
sebaliknya.
5. Frekuensi adalah banyaknya jumlah getaran per detik.
6. Frekuensi mempengaruhi tinggi rendahnya suatu bunyi.
Semakin banyak jumlah getaran per detiknya maka bunyi yang
dihasilkan semakin tinggi, dan sebali
i
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY
DESIGN DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP) DAN PELAKSANAANNYA DI SMP STELLA
DUCE 2 YOGYAKARTA DENGAN POKOK BAHASAN BUNYI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Nadia Narulita
101424031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2014
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Masalah itu sebenarnya tidak ada, yang ada hanya tantangan
Tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada adalah pelajaran berharga
-NN-
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Bapa, Mama, kakak, dan adik – adikku,
dan
semua orang yang telah memberi dukungan,
Terimakasih banyak.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Nadia Narulita. 2014. Efektivitas Penerapan Pendekatan Understanding By
Design Dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
Pelaksanaannya di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dengan Pokok Bahasan
Bunyi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui (1) sejauh mana
efektivitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan understanding by
design dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pokok bahasan
bunyi dan (2) persepsi siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan
pendekatan understanding by design. Penelitian ini dilakukan di SMP Stella Duce
2 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII
Kolintang dan VIII Kecapi yang memiliki kemampuan dalam bidang yang sama
dan layak untuk dibandingkan.
Pembelajaran konvensional dilakukan di kelas VIII Kecapi dan
pembelajaran dengan understanding by design di kelas VIII Kolintang. Data
penelitian dikumpulkan melalui observasi langsung di kelas, tes tertulis, dan
kuisioner.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Hasil belajar kelas VIII Kolintang lebih
tinggi dibandingkan kelas VIII Kecapi. Hal ini dapat dilihat dari rata – rata nilai
posttest yang diperoleh kedua kelas yang signifikan. (2) Siswa kelas VIII
Kolintang memiliki persentase keaktifan yang lebih tinggi dibanding kelas VIII
Kecapi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan understanding
by design efektif untuk membantu pemahaman siswa mengenai pokok bahasan
bunyi. (3) Hasil analisis kuisioner persepsi siswa kelas VIII kolintang terhadap
pembelajaran dengan understanding by design menunjukkan bahwa 71,43% siswa
memiliki persepsi positif dan 28,57% siswa memiliki persepsi sangat positif
terhadap pembelajaran Understanding by Design.
Kata – kata kunci: Efektivitas, Pendekatan Understanding By Design, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Nadia Narulita. 2014. The effectiveness of Application of Understanding By
Design Approachment on Arranging Implementation Learning Program and
The Implementation in SMP Stella Duce 2 Yogyakarta with Sound as the
main topic. Physic Education Study Programme, Department of Mathematics
and Natural Science, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata
Dharma University, Yogyakarta.
The purpose of this research were to understand (1) the extent to which
the effectiveness of learning uses understanding by design approach on arranging
implementation learning program on the main topic Sound and (2) students’
perceptions towards learning which uses understanding by design approach. This
research was done in SMP Stella Duce 2 Yogyakarta on academic year
2013/2014. The subject of this research were students of VIII Kolintang and VIII
Kecapi class which have the ability in the same course and are suitable.
Conventional learning was done in VIII Kecapi class and learning with
understanding by design in VIII Kolintang class. The data of this research were
collected by direct observation in class, written test, and questionnaire.
The result of this research shows: (1) The learning result of VIII Kolintang
class was higher than VIII Kecapi class. This can be seen from the post-test
average percentage which was achieved by the two classes. (2) The students of
VIII Kolintang have the higher being active percentage than VIII Kecapi class.
Therefore, it can be concluded that learning with understanding by design is
effective to help students’ understanding about the main topic Sound. (3) The
result of the questionnaire analysis of the students’ perceptions in VIII Kolintang
class towards learning with understanding by design shows that 71,43% students
have positive perception and 28,57% students have very positive perception
towards learning with understanding by design.
Key Words: effectiveness, understanding by design, implementation learning
program.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus yang melimpahkan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selama
menulis skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak pihak yang telah
berkontribusi besar dalam proses pengerjaan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti
ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim M,Ed., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing
yang dengan kerelaan hati memberikan sumbangan pemikiran dan
pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dosen pembimbing akademik yang selama
ini membimbing penulis dalam perkuliahan.
3. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah membimbing,
mendidik, membagikan ilmu, pengalaman hidup kepada penulis selama
belajar di Universitas Sanata Dharma.
4. Seluruh staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu memperlancar studi
penulis, atas keramahan dan kesabarannya selama penulis menempuh studi
di Universitas Sanata Dharma.
5. Ibu Dra. Anna Harsanti, selaku kepala sekolah SMP Stella Duce 2
Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian skripsi.
6. Bapak Parno Patricius, S.Pd.Si., selaku guru bidang studi fisika kelas VIII
SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang telah banyak membantu selama
penelitian.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Siswa – siswi kelas VIII kolintang dan VIII kecapi SMP Stella Duce 2
Yogyakarta yang telah bersedia menjadi subyek penelitian dan membantu
dalam kelancaran penelitian.
8. Bapa dan Mama yang tidak pernah henti mendoakan dan mengupayakan
seluruh tenaga untuk mendukung penulis sampai masa studi ini selesai,
terimakasih. I am proud of you.
9. Kakak dan adik-adikku yang selalu mandukung dan menghiburku dalam
keadaan jenuh sekalipun.
10. Teman – teman kelompok penelitian, Ruth, Dita, Andre dan Jo yang
bersama – sama saling membantu dan berbagi ilmu.
11. Sahabatku, Lindra, Serly dan Indah yang selalu menjadi tempat bercerita
dan berkeluh kesah penulis. Aku sangat bersyukur berteman dengan
kalian, we are amazing.
12. Teman – teman Pendidikan Fisika angkatan 2010 Universitas Sanata
Dharma yang telah berjuang dalam kebersamaan guna menyelesaikan
studi di Universitas Sanata Dharma.
13. Teman – teman kos, Kak Tyas, Kak Dini, Kak Asti, Kak Eka, Dita,
Yuditha, Yaya, Reri, Yoana, Mimin, terimakasih atas dukungannya. We
are Family.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................
vi
ABSTRAK ..............................................................................................
vii
ABSTRACT ............................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ............................................................................
ix
DAFTAR ISI ...........................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
xvii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................
4
C. Tujuan Penelitian .............................................................
4
D. Batasan Istilah .................................................................
4
E. Manfaat Penelitian ...........................................................
5
LANDASAN TEORI
A. Understanding By Design................................................
6
A.1 Pengertian Understanding By Design ....................
6
A.2 Backward Design ...................................................
6
B. Understanding (Pemahaman) .........................................
12
B.1 Pengertian Understanding (Pemahaman) ..............
12
B.2 Aspek – aspek Pemahaman dalam Understanding
By Design ...............................................................
12
B.3 Teori Kontruktivisme dan Pendekatan
Understanding By Design ......................................
xii
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Kekhasan Pendekatan Understanding By Design ...........
16
D. Keaktifan Siswa ...............................................................
17
E. Persepsi Siswa .................................................................
18
F. Understanding By Design pada Materi Bunyi.................
20
F.1
Materi Bunyi ..........................................................
20
F.2
Understanding By Design pada Materi Bunyi .......
23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................
37
B. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................
37
C. Subjek Penelitian .............................................................
37
D. Perumusan Variabel.........................................................
38
E. Instrumen Penelitian ........................................................
38
F. Validitas Instrumen ........................................................
44
G. Teknik Analisis Data .......................................................
45
H. Rancangan Pelaksanaan Penelitian..................................
48
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, ANALISIS
DATA DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Pelaksanaan Penelitian ....................................................
50
B. Penyajian Data .................................................................
64
C. Analisis Data ..................................................................
83
D. Pembahasan ....................................................................
115
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .....................................................................
122
B. Saran ...............................................................................
123
C. Keterbatasan Penelitian ...................................................
123
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
124
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Backward Design Template ................................................
11
Tabel 3.1
Format Lembar Pengamatan Keterlaksanaan RPP..............
39
Tabel 3.2
Kisi – Kisi Soal Pretest .......................................................
40
Tabel 3.3
Kisi – Kisi Soal Posttest ......................................................
41
Tabel 3.4
Kisi – Kisi Pengamatan Keaktifan Siswa ............................
42
Tabel 3.5
Format Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa ....................
42
Tabel 3.6
Format Lembar Kuisioner Persepsi Siswa Terhadap
Pembelajaran Understanding By Design..............................
43
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Pemahaman Siswa .....................................
46
Tabel 3.8 Persentase Keaktifan Siswa Tiap Pertemuan .......................
46
Tabel 3.9 Kriteria Kualifikasi Persepsi Siswa ......................................
48
Tabel 3.10 Kriteria Kualifikasi Persepsi Seluruh Siswa ........................
48
Tabel 4.1 Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama dengan
Elemen WHERETO .............................................................
53
Tabel 4.2 Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kedua dengan Elemen
WHERETO ..........................................................................
58
Tabel 4.3 Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ketiga dengan Elemen
WHERETO ..........................................................................
60
Tabel 4.4 Pengamatan Keterlaksanaan RPP Pertemuan I ....................
64
Tabel 4.5 Pengamatan Keterlaksanaan RPP Pertemuan II ...................
66
Tabel 4.6 Pengamatan Keterlaksanaan RPP Pertemuan III .................
68
Tabel 4.7 Distribusi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ..........................
69
Tabel 4.8 Distribusi Nilai Posttest Kelas Eksperimen .........................
70
Tabel 4.9 Distribusi Nilai Pretest Kelas Kontrol .................................
71
Tabel 4.10 Distribusi Nilai Posttest Kelas Kontrol ................................
72
Tabel 4.11 Pengamatan Keaktifan Siswa Kelas Ekperimen Pertemuan I
73
Tabel 4.12 Daftar Pendapat dan Jawaban Siswa Kelas Eksperimen
Pada Pertemuan I ..................................................................
74
Tabel 4.13 Pengamatan Keaktifan Siswa Kelas Ekperimen Pertemuan II 75
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 4.14 Daftar Pendapat dan Jawaban Siswa Kelas Eksperimen
Pada Pertemuan II ................................................................
76
Tabel 4.15 Pengamatan Keaktifan Siswa Kelas Ekperimen
Pertemuan III ........................................................................
77
Tabel 4.16 Daftar Pendapat dan Jawaban Siswa Kelas Eksperimen
Pada Pertemuan III ...............................................................
77
Tabel 4.17 Pengamatan Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan I ...
78
Tabel 4.18 Daftar Pendapat dan Jawaban Siswa Kelas Kontrol
Pada Pertemuan I ..................................................................
79
Tabel 4.19 Pengamatan Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan II..
79
Tabel 4.20 Daftar Pendapat dan Jawaban Siswa Kelas Kontrol
Pada Pertemuan II ................................................................
80
Tabel 4.21 Pengamatan Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan III
80
Tabel 4.22 Daftar Pendapat dan Jawaban Siswa Kelas Kontrol
Pada Pertemuan III ...............................................................
81
Tabel 4.23 Data Persepsi Siswa Kelas Eksperimen Terhadap
Pembelajaran Understanding By Design..............................
82
Tabel 4.24 Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............
85
Tabel 4.25 Perbandingan Mean Pretest Kedua Kelas ...........................
86
Tabel 4.26 Uji T Independent Group Pretest Kedua Kelas ...................
87
Tabel 4.27 Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............
88
Tabel 4.28 Perbandingan Mean Posttest Kedua Kelas...........................
89
Tabel 4.29 Uji T Independent Group Posttest Kedua Kelas ..................
89
Tabel 4.30 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen .............
90
Tabel 4.31 Persentase Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen .......
91
Tabel 4.32 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ....................
91
Tabel 4.33 Persentase Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ..............
92
Tabel 4.34 Kriteria Tingkat Pemahaman Siswa .....................................
92
Tabel 4.35 Kualifikasi Kriteria Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen .
93
Tabel 4.36 Kualifikasi Kriteria Pemahaman Siswa Kelas Kontrol ........
94
Tabel 4.37 Kriteria Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen dan
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Kelas Kontrol .......................................................................
95
Tabel 4.38 Deskripsi Jawaban Posttest Soal Nomor 1 ...........................
95
Tabel 4.39 Deskripsi Jawaban Posttest Soal Nomor 2 ...........................
96
Tabel 4.40 Deskripsi Jawaban Posttest Soal Nomor 3 ...........................
97
Tabel 4.41 Deskripsi Jawaban Posttest Soal Nomor 4 ...........................
98
Tabel 4.42 Deskripsi Jawaban Posttest Soal Nomor 5 ...........................
99
Tabel 4.43 Deskripsi Jawaban Posttest Soal Nomor 6 ...........................
100
Tabel 4.44 Deskripsi Jawaban Posttest Soal Nomor 7 ...........................
101
Tabel 4.45 Deskripsi Jawaban Posttest Soal Nomor 8 ...........................
102
Tabel 4.46 Persentase Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen Tiap
Pertemuan ............................................................................
103
Tabel 4.47 Persentase Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Tiap Pertemuan
104
Tabel 4.48 Persentase Rata - Rata Keaktifan Siswa Pada Kedua Kelas
106
Tabel 4.49 Distribusi Skor Tiap Soal Persepsi Siswa Terhadap
Pembelajaran ........................................................................
108
Tabel 4.50 Kualifikasi Persepsi Siswa Kelas Eksperimen .....................
111
Tabel 4.51 Kriteria Kualifikasi Persepsi Seluruh Siswa Pada
Pembelajaran UbD ...............................................................
111
Tabel 4.52 Kriteria Tingkat Persetujuan Siswa Per Item Pernyataan
Positif ...................................................................................
112
Tabel 4.53 Kriteria Tingkat Persetujuan Siswa Per Item Pernyataan
Negatif ..................................................................................
xvi
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Lampiran A.1
Surat Ijin Melaksanakan Penelitian ............................
127
Lampiran A.2
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ..........
128
Lampiran A.3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah .............
129
Lampiran A.4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendekatan UbD
133
Lampiran A.5
Lembar Kerja Siswa ...................................................
147
Lampiran A.6
Kunci Lembar Kerja Siswa .........................................
158
Lampiran A.7
Soal Pretest .................................................................
167
Lampiran A.8
Soal Posttest................................................................
170
Lampiran A.9
Kunci Jawaban Pretest ...............................................
173
Lampiran A.10 Kunci Jawaban Posttest ..............................................
175
Lampiran A.11 Rubrik Penilaian Pretest .............................................
177
Lampiran A.12 Rubrik Penilaian Posttest ............................................
180
LAMPIRAN B
Lampiran B.1
Lembar Pengamatan Keterlaksanaan RPP UbD .........
183
Lampiran B.2
Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa ........................
194
Lampiran B.3
Sampel Hasil Pretest Kelas Eksperimen ....................
201
Lampiran B.4
Sampel Hasil Pretest Kelas Kontrol ...........................
207
Lampiran B.5
Sampel Hasil Posttest Kelas Eksperimen ...................
212
Lampiran B.6
Sampel Hasil Posttest Kelas Kontrol ..........................
218
Lampiran B.7
Sampel Hasil Kusioner Persepsi Siswa ......................
224
Lampiran B.8
Sampel LKS Siswa .....................................................
227
Lampiran B.9
Dokumentasi Penelitian ..............................................
236
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata pelajaran fisika merupakan salah satu bidang ilmu sains yang
sudah diajarkan sejak jenjang pendidikan SMP hingga SMA/SMK di
Indonesia. Fisika adalah cabang ilmu yang menjelaskan fakta, konsep, dan
teori tentang fenomena alam dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran fisika
yang berkaitan dengan fakta, konsep dan teori-teori ini ternyata tidaklah
mudah dipahami siswa. Di kalangan pelajar, fisika dianggap pelajaran yang
sangat menakutkan dan sulit untuk dimengerti oleh sebagian besar siswa.
Sugiharti.P (2005:30) menjelaskan dalam pembelajaran fisika,
kemampuan pemahaman konsep merupakan syarat dalam mencapai
keberhasilan tujuan belajar. Menurut Bloom (dalam Sugiharti.P, 2005:30)
pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari
bahan yang dipelajari. Dengan penguasaan konsep, seluruh permasalahan
fisika dapat dipecahkan, baik permasalahan fisika yang ada dalam kehidupan
sehari-hari maupun permasalahan fisika dalam bentuk soal-soal fisika di
sekolah. Ini menunjukkan bahwa pelajaran fisika bukanlah pelajaran hafalan
tetapi lebih menuntut pemahaman konsep bahkan aplikasi konsep tersebut
(Sugiharti.P,2005). Hal inilah yang kemudian harus menjadi pertimbangan
guru untuk mengajar dengan baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
oleh guru adalah dengan merancang atau mendesain proses pembelajaran
yang efektif dan efisien bagi siswa.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Dalam redaksi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 20 tentang Standar
Proses (dalam Suyono dan Hariyanto,2011:4) dinyatakan: ‘’Perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran,
materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar’’
sehingga dapat dikatakan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran
merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan proses
pembelajaran.
Menurut
Wina
Sanjaya
(2010:28-29)
perencanaan
pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara
rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, serta rangkaian
kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut
dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil
akhir dari proses pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya
dokumen yang dijadikan sebagai acuan dan pedoman dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
Menyusun perencanaan dan desain pembelajaran merupakan langkah
penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Desain pembelajaran menekankan pada merancang program pembelajaran
untuk membantu proses belajar siswa (Sanjaya.W, 2010:9). Proses belajar
merupakan hal penting yang dialami oleh siswa, suatu respon terhadap segala
acara pembelajaran
yang diprogramkan oleh guru. Proses
belajar
mengaktualisasi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa
(Dimyati dan Mudjiono, 2006:20). Hal ini lah yang kemudian juga menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pertimbangan guru dalam merencanakan pembelajaran yang meningkatkan
kemampuan – kemampuan tersebut untuk membangun pemahaman.
Dalam perkembangan dunia pendidikan, Wiggins and McTighe
memperkenalkan sebuah pendekatan dalam merancang pembelajaran yang
dikenal dengan sebutan understanding by design. Understanding by design
adalah sebuah pendekatan dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran yang memandang pembelajaran sebagai sebuah cara untuk
membangun
pemahaman
siswa.
Prinsip
Understanding
By
Design
menekankan pada pemahaman jangka panjang (Enduring Understanding)
dengan pembelajaran yang kontekstual. Pada hakikatnya pengajaran dengan
pendekatan understanding by design berfokus pada siswa (student-centered)
dimana siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Dalam tahap penyusunannya
pendekatan understanding by design menggunakan tahap ‘’backward design
atau backward planning’’ yaitu berawal dengan menentukan hasil akhir yang
diinginkan, bukti pembelajaran dan terakhir merencanakan langkah-langkah
kegiatan pembelajaran (Wiggins dan McTighe,2005). Oleh karena itu
pendekatan UbD diharapkan mampu untuk membantu siswa mencapai
pemahamannya dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar.
Atas dasar uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian
mengenai efektivitas penerapan pendekatan understanding by design dalam
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan pelaksanaannya di
SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dengan pokok bahasan bunyi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, peneliti
mengajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Sejauh mana efektivitas pembelajaran yang menggunakan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pendekatan understanding by
design?
2. Bagaimana persepsi siswa terhadap pembelajaran understanding by
design yang telah dilakukan?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pembelajaran dengan
menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pendekatan
understanding by design.
2. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pembelajaran yang disusun
dengan pendekatan understanding by design.
D. Batasan Istilah
Batasan istilah dimaksudkan untuk memahami pengertian terhadap
judul topik penelitian, yaitu:
1. Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan
yang telah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih umum, didalamnya
mewadahi,
menginspirasi,
menguatkan
dan
melatari
metode
pembelajaran (Nurmelly.N,N.D). Ketetapan dalam pemilihan suatu
pendekatan akan menjadi orientasi dalam pemilihan komponen kegiatan
pembelajaran lainnya terutama metode pembelajaran.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.
Dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap pokok
bahasan bunyi.
2.
Dapat menjadi referensi dan informasi mengenai understanding by
design oleh guru untuk bahan pertimbangan dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
3.
Dapat memberikan gambaran kepada peneliti mengenai pengaruh
penerapan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan
understanding by design dalam pembelajaran fisika khususnya pada
pokok bahasan bunyi.
4.
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian
yang sejenis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Understanding By Design
A.1
Pengertian Understanding By Design
Menurut Wiggins dan McTighe (2005:7) understanding by
design adalah sebuah pendekatan dalam merancang pembelajaran yang
tujuan utamanya adalah pemahaman siswa.
Understanding by design adalah sebuah kerangka kerja untuk
meningkatkan
prestasi
siswa
dengan
mengembangkan
standar
kurikulum, kerangka instruksional, penilaian, dan pengembangan
profesional. Understanding by design didasarkan pada tujuan utama
dari pendidikan yaitu mengembangkan dan memperdalam pemahaman
siswa (McTighe. J dan Seif. E,2003). Dalam pembelajarannya
understanding by design lebih menekankan siswa sebagai pusat dari
pembelajaran atau student centered (Tiernan.P,2011:4).
A.2
Backward Design
Understanding
by
design
menawarkan
sebuah
proses
perencanaan dan struktur untuk menuntun kurikulum, penilaian dan
instruksi. Dua ide kunci dari understanding by design tersebut terdapat
dalam judul yaitu 1) fokus dalam pengajaran dan penilaian untuk
pemahaman dan transfer belajar, 2) kerangka kurikulum terbalik
‘’backward‘’ dari dasar-dasar tersebut (Wiggins.G dan Mctighe.J,
2011).
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.
Pengertian Backward Design
Backward design merupakan langkah-langkah dalam
merancang pembelajaran. Dalam prakteknya, understanding by
design
menawarkan
tiga
tahap
‘’backward
design’’
atau
‘’backward planning’’.
2.
Tahap–Tahap Backward Design
Wiggins dan McTighe (2005:17-19) menjelaskan terdapat
tiga tahap dalam backward design yaitu :
a. Tahap pertama : Identify desire result / Mengidentifikasi hasil
yang diinginkan.
Dalam tahap pertama ini mempertimbangkan tujuan, menguji
isi standar yang telah ditentukan dan meninjau ekspestasiekspestasi dari kurikulum tersebut.
Berikut merupakan elemen-elemen pada tahap pertama dalam
mengidentifikasi hasil yang diinginkan.
1) Established Goals (Penetepan Tujuan)
Established goals merupakan penetapan ide utama/tujuan
yang ingin dicapai.
2) Understanding (Pemahaman)
Menentukan pemahaman spesifik apa yang akan dicapai
agar dalam pembelajaran siswa mengetahui dan memahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3) Essential question ( Pertanyaan Pokok)
Menentukan pertanyaan pokok yang dapat mendorong
siswa untuk menyelidiki dan memahami materi sehingga
terjadi transfer belajar.
4) Knowledge and skills (Pengetahuan dan Keahlian)
Menentukan pengetahuan dan keterampilan utama yang
akan siswa peroleh sebagai hasil dari pembelajaran
b. Tahap Kedua: Determine acceptable evidence/ Menentukan
bukti yang bisa diterima.
Pada tahap ini, menetapkan penilaian yang menjadi
bukti dari pemahaman siswa sehingga dapat dikatakan bahwa
pembelajaran yang diinginkan telah dicapai.
Pertanyaan kunci pada tahap ini yaitu: Bagaimana kita
tahu jika para siswa telah mencapai hasil yang diinginkan?
Apa yang akan kita terima sebagai bukti dari pemahaman dan
keahlian siswa? Bagaimana kita mengevaluasi hasil yang telah
dicapai siswa?
Orientasi
desain
terbalik
‘’backward
design’’
menganjurkan kita untuk berfikir mengenai sebuah rangkaian
pembelajaran dalam syarat-syarat dari kumpulan bukti
penilaian
yang
dibutuhkan
untuk
membuktikan
dan
mensyahkan bahwa pembelajaran yang diinginkan telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dicapai, tidak hanya sebagai isi yang telah dicakup atau
sebagai rangkaian dari aktivitas belajar.
c. Tahap ketiga : Plan learning experience and instruction/
Merencanakan pengalaman belajar dan instruksi.
Dengan hasil identifikasi yang jelas dan bukti
pemahaman yang sesuai tahap ini merupakan waktu untuk
berfikir secara penuh melalui aktivitas atau intruksi yang
paling
sesuai.
Beberapa
kunci
pertanyaan
harus
dipertimbangkan pada tahap backward design ini yaitu:
pengetahuan dan keahlian apa yang akan siswa butuhkan untuk
melakukan
dengan
efektif
dan
mencapai
hasil
yang
diinginkan? Aktivitas apa yang akan melengkapi siswa dengan
pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan? Apa yang perlu
diajarkan dan dilatih dan bagaimana itu dapat diajarkan?
Wiggins dan McTighe (dalam Brown.J.L, 2004:19)
mengidentifikasi tujuh inti prinsip desain utama untuk
mengajar di kelas yang berbasis pemahaman dalam sebuah
template yang disebut WHERETO. WHERETO merupakan
sebuah panduan yang sangat konkrit untuk membantu siswa
mencapai tingkat pemahaman yang sangat baik. Design
WHERETO merupakan sebuah rancangan pembelajaran yang
kontruktivis, dimana belajar adalah proses yang aktif dan siswa
membangun sendiri pengetahuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Berikut merupakan elemen-elemen WHERETO dalam
merencanakan instruksi pembelajaran. Setiap huruf dalam
singkatan ini sesuai dengan kunci pertanyaan kerangka
instruksi di mana pendidik harus selalu pertimbangkan saat
merencanakan aktivitas belajar.
1) W = Bagaimana membantu para siswa untuk mengetahui
kemana (where) mereka dipimpin, (why) mengapa mereka
pergi ke sana, dan (what ways) dengan cara apa mereka
akan dievaluasi?
Elemen W ini membantu siswa untuk mengerti dengan
lebih jelas mengenai tujuan, harapan dan manfaat dari
pencapaian tujuan belajar.
2) H
=
Bagaimana
(hook)
menghubungkan
dan
mengikusertakan minat dan antusiasme siswa dengan
pengalaman di awal setiap instruksi?
Elemen H ini mempertimbangkan menghubungkan siswa
dengan topik yang diajarkan dan menarik siswa pada awal
pembelajaran.
3) E = Bagaimana kita akan membekali (equip) siswa,
membantu siswa mengalami (experience) gagasan utama
dari materi ajar dan mengeksplorasi (explore) pengetahuan
siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
4) R
=
Bagaimana
merefleksikan,
membuat
(revise)
siswa
untuk
(reflect)
dan
(rethink)
memperbaiki,
memikirkan kembali?
5) E-2 = Bagaimana siswa akan mengevaluasi (evaluate) dan
merenungkan pemahaman mereka?
E-2 kedua pada WHERETO ini meminta pendidik untuk
membangun
peluang
untuk
mengevaluasi
secara
berkelanjutan, termasuk kesempatan bagi siswa untuk
mengevaluasi diri.
6) T = Bagaimana akan menyesuaikan (tailor) pembelajaran
dengan kebutuhan, minat dan kemampuan siswa?
7) O = Bagaimana akan mengatur (organized) pembelajaran
secara efektif sehingga dapat memaksimalkan keterlibatan
siswa?
3.
Template Backward Design
Tabel 2.1 Backward Design Template
Tahap 1 – Hasil yang ingin dicapai
G
Penetapan Tujuan :
Tujuan relevan apa yang akan dituju kerangka ini?
Pemahaman:
U
Siswa akan mengerti bahwa….
- Apa yang menjadi ide
besarnya?
- Pemahaman spesifik apa
yang diinginkan?
- Kesalahpahaman apa yang
dapat diprediksi?
Pertanyaan Pokok:
Q
Pertanyaan provokatif apa
yang
akan
membantu
perkembangan penyelidikan,
pemahaman, dan transfer
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
S
K Siswa akan mampu untuk….
Siswa akan tahu…
Kunci pengetahuan dan keahlian apa yang akan siswa peroleh
sebagai hasil dari mata pelajaran?
Apa yang siswa akhirnya harus mampu untuk lakukan sebagai
hasil dari pengetahuan dan keahlian?
Tahap 2 – Bukti Penilaian
T
Pelaksanaan latihan :
Dengan pelaksanaan latihan
asli
apa
siswa
akan
mendemonstrasikan
pemahaman yang diinginkan?
Dengan
kriteria
apa
pelaksanaan pemahaman akan
di nilai?
OE
Bukti-bukti lain :
Dengan bukti lain apa siswa
akan
mendemonstrasikan
prestasi dari hasil yang
diinginkan?
Bagaimana
siswa
akan
merefleksikan dan menilai
pembelajaran mereka sendiri?
Tahap 3 – Rencana Pembelajaran
Kegiatan belajar :
L
Dengan pedoman WHERETO
B. Understanding (Pemahaman)
B.1 Pengertian Understanding (Pemahaman)
Menurut Anas Sudjono (1996:50) pemahaman merupakan
kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat. Pemahaman merupakan jenjang
kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan
hafalan.
B.2 Aspek-aspek Pemahaman dalam Understanding By Design
Dalam
understanding
by
design
terdapat
enam
aspek
pemahaman untuk tujuan penilaian. Wiggins dan Mctighe (dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Brown.J.L,2004:16-17)
pemahaman
yang
menyatakan
sesungguhnya
bahwa
saat
siswa
siswa
menunjukkan
mengekspresikan
pengetahuan mereka melalui satu atau lebih dari enam aspek
pemahaman berikut:
1.
Explanation/Penjelasan: kemampuan untuk mendemonstrasikan/
menunjukkan,
memperoleh,
menjelaskan,
merancang,
membenarkan, atau membuktikan sesuatu menggunakan bukti.
2.
Interpretation/Interpretasi: menciptakan sesuatu yang baru dari
pengetahuan yang telah dipelajari, termasuk kemampuan untuk
mengkritik, membuat analogi dan metafora, menarik kesimpulan,
membangun
makna,
menerjemahkan,
memprediksi
dan
berhipotesis.
3.
Application/Aplikasi:
kemampuan
untuk
menggunakan
pengetahuan yang telah dipelajari dalam situasi baru, unik, atau
situasi dan konteks tak terduga, termasuk kemampuan untuk
membangun, menciptakan, menemukan, melakukan, memproduksi,
memecahkan dan menguji.
4.
Perspective/Perspektif:
kemampuan
untuk
menganalisis
dan
menarik kesimpulan tentang kontras pandang mengenai kejadian
yang sama, topik, atau situasi.
5.
Emphaty/Empati: kemampuan untuk berjalan dari sudut pandang
orang
lain,
termasuk
berpartisi
dalam
permainan
peran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menggambarkan emosi orang lain, serta menganalisis dan
membenarkan reaksi orang lain.
6.
Self-Knowledge/Pengetahuan diri: kemampuan untuk memeriksa
diri, merefleksikan diri, mengevaluasi diri, dan mengungkapkan
reflektif wawasan, khususnya kemampuan untuk memantau dan
memodifikasi pemahaman seseorang terhadap informasi dan
peristiwa.
Keenam aspek inilah yang kemudian digunakan sebagai
pedoman dalam penentuan bukti penilaian hasil belajar siswa,
bagaimana penilaian hasil belajar seperti tes menunjukkan aspek-aspek
pemahaman yang telah dicapai siswa.
B.3 Teori Kontruktivisme dan Pendekatan Understanding By Design
Tujuan pendidikan menurut Benyamin S. Bloom
(dalam
Utari.R,N.D) dibagi menjadi tiga domain intelektual yaitu kognitif
(keahlian berpikir), afektif (emosi), dan psikomotorik (keterampilan
motorik dan fisik).
1.
Ranah kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual
seperti
pengetahuan
dan
keterampilan
berpikir.
Dalam
understanding by design terdapat enam aspek pemahaman yang
terkait dengan kognitif siswa.
2.
Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi misalnya
perasaan, nilai, minat, motivasi, dan sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3.
Ranah psikomotorik berisi perilaku yang menekankan fungsi
manipulatif dan keterampilan motorik/kemampuan fisik.
Dalam pendekatan understanding by design pemahaman konsep
lebih menekankan pada ranah kognitif. Namun dalam membangun
pemahaman
tersebut
terdapat
ranah
psikomotorik
dan
afektif
didalamnya. Pemahaman dalam understanding by design dibangun
dengan melakukan aktivitas yang konkrit. Ini dilakukan berdasar halhal berikut: pertama, karena fisika mempelajari fenomena alam
disekitar. Untuk mengetahui fenomena alam tersebut dibutuhkan suatu
aktivitas sederhana seperti pengamatan. Kedua, sesuai dengan teori
belajar kontruktivis dikatakan bahwa siswa membangun sendiri
pengetahuannya dengan aktif melakukan sesuatu.
Kontruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang
dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita
membangun, mengkontruksi pengetahuan pemahaman kita tentang
dunia kita hidup. Kontruktivisme melandasi pemikiran bahwa
pengetahuan bukanlah sesuatu yang given dari alam karena hasil kontak
manusia dengan alam, tetapi pengetahuan merupakan hasil kontruksi
(bentukan) aktif manusia itu sendiri (Suyono dan Hariyanto, 2011:105).
Bila yang sedang menekuni adalah siswa, maka pengetahuan itu adalah
bentukan siswa sendiri. Pengetahuan itu selalu merupakan akibat dari
suatu
kontruksi
kognitif
melalui
kegiatan
berpikir
seseorang
(Bettencourt, 1989 dalam Suparno.P, 2007:8). Bagi kaum kontruktivis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
belajar adalah proses yang aktif dimana siswa membangun sendiri
pengetahuannya. Siswa mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari.
Dalam proses itu siswa menyesuaikan konsep dan ide-ide baru yang
mereka pelajari dengan kerangka berpikir yang mereka telah punyai
(Bettencourt, 1989;Shymansky, 1992;Watts & Pope, 1989 dalam
Suparno.P,
2007:13).
Sehingga
dapat
dikatakan
teori
belajar
kontruktivis adalah teori belajar dimana siswa membangun sendiri
pengetahuannya dengan terlibat aktif dalam suatu aktivitas yang
konkrit. Dalam understanding by design aktivitas –aktivitas belajar
disusun dalam tahap rencana pembelajaran (plan learning), dimana
dalam penyusunannya digunakan panduan WHERETO seperti yang
sudah dijelaskan diatas.
Dengan aktivitas tersebutlah maka ketiga domain intelektual
kemudian dapat tercapai antara lain ranah kognitif, psikomotorik, dan
afektif. Psikomotorik dapat ditunjukkan siswa pada saat siswa
melakukan percobaan dan afektif akan terlihat dari sikap yang
ditunjukkan siswa saat melakukan sesuatu seperti sikap tanggung jawab
siswa untuk melakukan percobaan dan mengerjakan tugas.
C. Kekhasan Pendekatan Understanding By Design
Kekhasan pendekatan understanding by design terdapat pada langkahlangkah pembelajarannya (plan learning). Dalam menyusun langkah-langkah
pembelajaran digunakan panduan yang disebut WHERETO. WHERETO
merupakan sebuah panduan yang sangat konkrit untuk membantu siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mencapai
tingkat
pemahaman
yang
sangat
baik.
Langkah-langkah
pembelajaran dengan WHERETO dibuat secara terstruktur sehingga
pemahaman yang dibangun terstruktur.
D. Keaktifan Siswa
Keterlibatan siswa bisa diartikan sebagai siswa berperan aktif sebagai
partisipan dalam proses belajar mengajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono
(1994: 56-60), keaktifan siswa didorong oleh peran guru. Untuk dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar guru dapat
melakukannya dengan melibatkan siswa secara langsung baik secara
individual maupun kelompok. Keterlibatan siswa hanya bisa dimungkinkan
jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi atau terlibat dalam proses
pembelajaran.
Paul B. Erich (dalam Rohmah.N, 2012: 268) menggolongkan
kegiatan-kegiatan siswa sebagai berikut:
1.
Visual Activities (kegiatan visual): membaca, melihat gambar-gambar,
mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain
bekerja atau bermain.
2.
Oral Activities (kegiatan lisan): Mengemukakan fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, member saran,
mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.
3.
Listening Activities (kegiatan mendengarkan): Mendengarkan penyajian
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan
suatu permainan instrument musik, mendengarkan siaran radio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
4.
Writing Activities (kegiatan menulis): Menulis cerita, menulis laporan,
memeriksa karangan,
bahan-bahan kopi,
membuat
sketsa, atau
rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.
5.
Drawing Activities (kegiatan menggambar): Menggambar, membuat
grafik, diagram, peta, pola.
6.
Motor Activities (kegiatan metric): Melakukan percobaan, memilih alatalat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan
permainan, menari, berkebun.
7.
Mental
Activities
memecahkan
(kegiatan
masalah,
mental):
menganalisis
Merenungkan,
faktor-faktor,
mengingat,
menemukan
hubungan-hubungan, membuat keputusan.
8.
Emotional Activities (kegiatan emosional): Minat, membedakan, berani,
tenang, dan sebagainya.
E. Persepsi Siswa
Menurut Walgito (1993) persepsi dalam arti umum adalah pandangan
seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan
dengan apa seseorang bertindak. Persepsi merupakan suatu proses yang
didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris
(Walgito,2010:99). Dengan persepsi, individu akan menyadari tentang
keadaan disekitarnya dan juga keadaan diri sendiri (Davidoff, 1981 dalam
Walgito.B, 2010:100). Persepsi akan mempengaruhi sikap dan perilaku
seseorang terhadap obyek atau sesuatu tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Menurut Walgito.B (2010:101) untuk mengadakan persepsi adanya
beberapa faktor yang berperan, yang merupakan syarat agar terjadi persepsi,
yaitu:
1.
Objek atatu stimulus yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga
dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung
mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun
sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu.
2.
Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga
harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang
diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat
kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf
motoris.
3.
Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan
dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan
atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada
sesuatu atau sekumpulan objek.
Dalam penelitian ini dilakukan penelitian juga terhadap persepsi siswa
pada pembelajaran yang dilakukan menggunakan rencana pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pembelajaran dengan pendekatan understanding by design. Ini dilakukan
karena siswa merupakan subyek dari pembelajaran, siswa yang
mengalami proses pembelajaran oleh karena itu sebagai subyek siswa
memiliki persepsi terhadap stimulus yang diberikan sebagai sebuah
masukan apakah pembelajaran baik digunakan.
F. Understanding By Design Pada Materi Bunyi
F.1
Materi Bunyi
Bunyi dihasilkan oleh sumber bunyi atau benda yang bergetar.
Bunyi termasuk gelombang longitudinal karena perambatannya
membentuk
pola
rapatan
dan
renggangan.
Gelombang
bunyi
membutuhkan medium dalam perambatannya. Gelombang bunyi dapat
merambat melalui medium zat padat, cair dan gas.
Cepat rambat bunyi didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh
oleh gelombang bunyi persatuan waktu. Secara matematis cepat rambat
bunyi , dinyatakan :
v=
dengan
(1)
v = cepat rambat bunyi (m/s),
s = jarak yang ditempuh oleh gelombang bunyi (m),
t = waktu yang ditempuh gelombang bunyi merambat dari
sumber bunyi ke penerima bunyi (sekon).
Diatas telah dijelaskan bahwa bunyi merambat dalam bentuk
gelombang longitudinal. Setiap gelombang mempunyai panjang
gelombang, frekuensi atau periode, dan amplitudo gelombang. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
bunyi frekuensi mempengaruhi tinggi rendahnya bunyi. Semakin besar
frekuensi gelombang bunyi berarti semakin banyak pola rapatan dan
renggangannya sehingga bunyi (nada) yang dihasilkan semakin tinggi.
Sedangkan amplitudo mempengaruhi kuat lemahnya suatu bunyi
(nada).
Berdasarkan intervalnya, frekuensi bunyi dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1. Infrasonik : frekuensi dibawah 20 Hz.
2. Audiosonik : frekuensi antara 20 Hz – 20.000 Hz.
3. Ultrasonik : frekuensi di atas 20.000 Hz.
Berdasarkan teratur tidaknya frekuensi, gelombang bunyi juga
dapat dibedakan dua yaitu desah dan nada. Desah adalah gelombang
bunyi yang frekuensinya tidak teratur, dan nada adalah gelombang
bunyi dengan frekuensi teratur. Contoh nada adalah bunyi alat musik,
sedangkan contoh desah adalah bunyi kendaraan bermotor, bunyi
mesin, dan lain – lain.
Hukum Marsenne Percobaan Marsenne menyimpulkan
bahwa frekuensi dawai yang bergetar bergantung pada beberapa faktor
berikut:
1. Panjang dawai: makin pendek dawai, makin tinggi frekuensi yang
dihasilkan.
2. Tegangan dawai: makin tegang dawai, makin tinggi frekuensi
yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3. Massa jenis bahan dawai: makin besar massa jenisnya, frekuensi
yang dihasilkan makin rendah.
4. Luas penampang dawai: makin besar luas penampang dwai,
frekuensi yang dihasilkan makin rendah.
Hukum Marsenne dalam bentuk persamaan adalah sebagai berikut:
(2)
dimana :
f = frekuensi nada (Hz),
= panjang senar (m),
F = tegangan senar (N),
A = luas penampang senar (m2),
= massa jenis senar (kg/m3).
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat
getaran benda lain. Untuk menimbulkan resonansi alat musik seperti
gitar, gendang, dan lain – lain diberi rongga. Karena udara dalam
rongga beresonansi, maka alat–alat musik berongga udara dapat
menghasilkan bunyi yang lebih nyaring.
Hukum pemantulan bunyi adalah :
1. Bunyi datang, bunyi pantul, dan garis normal terletak pada satu
bidang datar.
2. Besar sudut datang sama dengan sudut pantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Bunyi pantul dibedakan menjadi tiga macam, yaitu bunyi pantul yang
memperkuat bunyi asli, gaung dan gema.
1. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli
Kuat bunyi yang terdengar bergantung pada empat faktor, yaitu :
a. Amplitudo sumber bunyi,
b. Jarak antara sumber bunyi dan pendengar,
c. Resonansi, dan
d. Jarak antar pendengar dan dinding pemantul.
2. Gaung
Gaung adalah bunyi yang terdengar tidak jelas akibat sebagian
bunyi pantul terdengar bersamaan dengan bunyi asli.
3. Gema
Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli.
F.2 Understanding By Design Pada Materi Bunyi
1.
Pertemuan Pertama
Stage 1 : Identify Desired Result
Tahap 1 : Mengidentifikasi Hasil yang Diinginkan
Established Goals (Tujuan)
:
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian bunyi dan syarat
terdengarnya bunyi.
2. Siswa dapat menjelaskan bahwa dalam perambatannya bunyi
memerlukan medium.
3. Siswa
dapat
membedakan
infrasonik,
audiosonik,
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
ultrasonik.
4. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
frekuensi bunyi pada dawai atau senar.
Understandings (Pemahaman)
:
Siswa akan memahami bahwa :
1. Bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui
medium.
2. Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar.
3. Bunyi memerlukan medium untuk merambat. Zat padat, cair
dan gas adalah medium perambatan bunyi. Di ruang hampa
bunyi tidak dapat merambat.
4. Bunyi memerlukan waktu untuk merambat dalam jarak tertentu.
Semakin jauh jarak pendengar dari sumber bunyi maka semakin
lama waktu yang ditempuh bunyi untuk merambat, dan
sebaliknya.
5. Frekuensi adalah banyaknya jumlah getaran per detik.
6. Frekuensi mempengaruhi tinggi rendahnya suatu bunyi.
Semakin banyak jumlah getaran per detiknya maka bunyi yang
dihasilkan semakin tinggi, dan sebali