Pengembangan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan understanding by design pada materi massa jenis di kelas VII B SMP X

(1)

PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN

PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh: A. Noven Yovinda

NIM : 091424005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

i

PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN

PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh: A. Noven Yovinda

NIM : 091424005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

ii SKRIPSI

PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN

PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X

Oleh: A. Noven Yovinda

NIM : 091424005

Telah disetujui oleh:

Pembimbing


(4)

iii SKRIPSI

PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN

PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X Dipersiapkan dan ditulis oleh:

A. Noven Yovinda NIM : 091424005

Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji Pada tanggal 28 Januari 2014

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. ... Sekretaris : Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si. ... Anggota : Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. ... Anggota : Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. ... Anggota : Drs. Domi Severinus, M.Si. ...

Yogyakarta, 28 Januari 2014 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,


(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria Sumber Kekuatan dan Penghrapanku…

Karya ini ku persembahkan untuk:

Kedua orang tuaku : fx. subagyo dan v. ambar aryani

Adikku : A. Christian Yonanda & A. Surya Yovendra

Sebagai rasa syukur dan terimakasih atas doa, cinta, perhatian, bimbingan, dan dukungan sampai hari ini…


(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Januari 2014

Penulis


(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : A. Noven Yovinda

NIM : 091424005

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 29 Januari 2014 Yang menyatakan


(8)

vii ABSTRAK

A. Noven Yovinda. 2014. Pengembangan Rancangan dan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Massa Jenis di Kelas VII B SMP X. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan model pembelajaran dengan metode eksperimen yang bertujuan untuk (1) mengetahui penerapan pendekatan Understanding by Design dalam penyusunan rancangan pembelajaran, (2) mengetahui efektifvitas pembelajaran pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design, (3) mengetahui keaktifan belajar siswa pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP X pada tanggal 24 September - 3 Oktober 2013. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII b yang terditi dari 32 siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen pembelajaran yang terdiri dari RPP (Rancangan Perencanaan Pembelajaran), dan LKS (Lembar Kerja Siswa). Instrumen pengumpulan dan pengolahan data yang terdiri dari soal evaluasi akhir, lembar keaktifan belajar siswa dan panduan wawancara.

Penelitian ini diawali dengan penyusunan instrumen, penerapan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design, observasi keaktifan belajar siswa, dan mengerjakan soal evaluasi akhir.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penyusunan rancangan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design diawali dengan perumusan hasil akhir yang ingin dicapai, kemudian dilanjutkan dengan menentukan bukti pembelajaran dan langkah pembelajaran; langkah pembelajaran

dipandu dengan “WHERE TO” (2) pembelajaran materi massa jenis dengan

pendekatan Understanding by Design lebih efektif dari pembelajaran konvensional, (3) keaktifan belajar siswa kelas eksperimen adalah sangat tinggi. Kata kunci: pendekatan Understanding by Design, efektifitas pembelajaran,


(9)

viii ABSTRACT

A. Noven Yovinda. 2014. Development of Plan and Implementation of Learning Activity using Understanding by Design Approach on Density Topic at Class VII b X Junior High School. Thesis. Physics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research is a research and delevopment (R&D) learning model with experiment metode which purpose to (1) want to know Implementation of Understanding by Design approach in composing the lesson plan , (2) want to know learning effectiveness about density using Understanding by Design approach, (3) want to know students‟ learning activities about density topic using Understanding by Design approach.

The research was done in X Junior High School on 24th September until 3th October 2013. The subjects of the research were students at class VII b consisted of 32 students. The research used the learning instrument consists of the implementation of lesson plan and student worksheet. The data collecting instrument and data proccesing instrument which consists of final test, students‟ learning activities sheet and guide interview.

The research began with the preparation of the instruments, the implementation of learning activity using Understanding by Design approach,

observe students‟ learning activities, and doing final test.

The results of the research indicated that : (1) composing the lesson plan using Understanding by Design approach began with formulation desire results, then continue with determine learning evidence and learning process; learning

process gaided with “WHERE TO” (2) learning about density topic using

Understanding by Design approach more efective than conventional learning, (3)

students‟ learning activities are highest.

Keyword: Understanding by Design approach, learning effectiveness , students‟ learning activites,


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus atas berkat, rahmat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik penelitian dan penulisan skripsi dengan judul Pengembangan Rancangan dan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menerapkan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Massa Jenis Kelas VII B SMP X.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma.

Proses penelitian ini dikerjakan bersama dalam sebuah tim yang beranggotakan 4 mahasiswa Pendidikan Fisika 2009, yaitu A. Noven Yovinda, Andrias Pradah, Monika Rianti dan Rufina Makrina. Sebagian besar teori yang penulis ambil berasal dari buku Understanding by Design Expanded 2nd Edition yang dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe (2006), sehingga banyak banyak rumusan yang mirip antara satu sama lain selain itu banyak istilah asli yang masih digunakan, karena peneliti kesulitan dalam menemukan padanan kata.

Untuk menjaga etika penelitian SMP terkait, maka nama sekolah, guru dan pihak yang terkait dalam penelitian ini disamarkan.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:


(11)

x

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan dengan sabar memberikan bimbingan, saran serta semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pendamping Akademik, yang selalu membimbing, memberi dukungan dan tempat berkeluh kesah selama mengikuti perkuliahan.

4. Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. selaku Ketua Program studi Pendidikan Fisika dan semua dosen penguji, atas semua saran dan masukan yang berguna demi penyempurnaan skripsi ini.

5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika, atas didikan dan pengetahuan kepada penulis.

6. Segenap staff karyawan sekretariat JPMIPA atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Kedua orang tuaku serta adik-adikku, atas segala bimbingan, dukungan, kasih sayang, dan doa yang tulus kepada penulis.

8. Kepala sekolah SMP X yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

9. Bu Dewi selaku guru fisika SMP X yang berkenan membimbing, mendukung dan membantu selama peneliti melaksanakan penelitian.

10. Siswa kelas VII b dan kelas VII d SMP X, atas kerjasamanya sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.


(12)

xi

11. Tim UbD (Pradah, Monic, & Rinni), atas kebersamaan, kerjasama, bantuan, serta menjadi tempat berkeluh kesah selama penyusunan skripsi.

12. Tim PCK (Prian, Yuda, Patar, Tegar), atas kebersamaannya dan tempat berkeluh kesah selama penyusunan skripsi.

13. Katarina Priyanti yang selalu menemani dan memberikan semangat.

14. Teman-teman velocity (Pendidikan Fisika angkatan 2009) atas kebersamaan dalam suka maupun duka.

15. Teman-teman organisasi dan kepanitian (HMJ PMIPA, PHI, PKM) atas pengalaman dan kerjasamanya.

16. Teman-teman Paseduluran Sejatos atas suasana kekeluargaan yang selalu diberikan.

17. Sanak keluarga di Yogyakarta dan sekitarnya atas bantuan dan dukungannya.

18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuan, bimbingan, dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulisan berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.


(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. DESKRIPSI TEORI ... 3

B.1. UNDERSTANDING BY DESIGN ... 4

B.2. BACKWARD DESIGN ... 5

B.2.a. Pengertian Backward Design ... 5

B.2.b. Tahap-tahap Merancang Backward Design ... 6

B.3. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ... 10

B.3.a. Pengertian Pemahaman ... 10

B.3.b. Taksonomi Bloom yang Telah Direvisi ... 12

B.3.c. Bukti Pemahaman... 18

B.4. KEAKTIFAN BELAJAR SISWA ... 21

B.5. PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN DALAM MATERI MASSA JENIS ... 23


(14)

xiii

B.5.b. Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by

Design pada Materi Massa Jenis ... 27

C. RUMUSAN MASALAH ... 34

D. TUJUAN PENELITIAN ... 35

E. MANFAAT HASIL PENELITIAN ... 35

BAB II METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A. JENIS DAN METODE PENELITIAN ... 37

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN... 37

C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN... 38

C.1. Tempat Penelitian ... 38

C.2 . Waktu Penelitian ... 38

D. DESAIN PENELITIAN ... 38

E. INSTRUMENTASI ... 41

E.1. Instrumen Pembelajaran ... 41

E.2. Instrumen Pengumpulan dan Pengolahan Data... 42

F. VALIDITAS ... 50

G. INDIKATOR KEBERHASILAN ... 50

H. METODE ANALISIS DATA ... 51

H.1. NILAI NEM IPA SD ... 51

H.2. Evaluasi Akhir ... 52

H.3. Keaktifan Belajar Siswa ... 60

H.4. Wawancara ... 60

BAB III DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 61

A. PELAKSANAAN PENELITIAN ... 61

A.1. Penyusunan Instrumen Pembelajaran ... 61

A.2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 62

A.2.a. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ... 62

A.2.b. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Kontrol ... 63

A.3. Evaluasi Pembelajaran ... 63


(15)

xiv

B.1. Penerapan Pendekatan UbD dalam Penyusunan Rancangan

Pembelajaran. ... 64

B.2. Data Penelitian, Analisis Dan Pembahasan ... 65

B.2.a. Pemahaman Awal Siswa ... 65

B.2.a.1). Data Nilai Ebtanas Murni (NEM) IPA SD Siswa ... 65

B.2.a.2). Analisis Keadaan Pemahaman Awal Siswa Berdasarkan NEM IPA SD ... 67

B.2.a.3). Pembahasan Keadaan Pemahaman Awal Siswa Berdasarkan NEM IPA SD ... 68

B.2.b. Pemahaman Akhir Siswa ... 68

B.2.b.1). Data Nilai Evaluasi Akhir ... 68

B.2.b.2). Analisis Pemahaman Akhir Siswa ... 70

B.2.b.3). Pembahasan Pemahaman Akhir Siswa ... 78

B.2.c. Keaktifan Belajar Siswa ... 79

B.2.c.1). Data dan Analisis Keaktifan Siswa ... 79

B.2.c.2). Pembahasan Keaktifan Siswa ... 82

B.3. Tanggapan Guru ... 82

C. KETERBATASAN PENETILIAN ... 84

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

A. KESIMPULAN ... 85

B. SARAN ... 86


(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A1. RPP dengan Pendekatan UbD ... 89

Lampiran A2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 94

Lampiran A3. Daftar NEM IPA SD ... 102

Lampiran A4. Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa ... 106

Lampiran A5. RPP Sekolah ... 109

Lampiran A6. Soal Evaluasi Akhir Massa Jenis dari Sekolah ... 116

Lampiran A7. Soal Evaluasi Akhir Massa Jenis ... 118

Lampiran B1. Hasil Pengisian Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 122

Lampiran B2. Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Akhir Kelas Kontrol ... 143

Lampiran B3. Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Akhir Kelas Eksperimen ... 155

Lampiran B4. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa ... 167

Lampiran B5. Transkrip Wawancara ... 169

Lampiran C1. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari JPMIPA kepada Kepala Kesbang ... 174

Lampiran C2. Surat Rekomendasi Penelitian dari Kesbang kepada Kepala Bappeda ... 175

Lampiran C3. Surat Ijin Penelitian dari Bappeda ... 176

Lampiran C4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 177


(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Template desain Understanding by Design ... 9

Tabel 1.2 Perbedaan antara pengetahuan dan pemahaman ... 10

Tabel 1.3 Massa jenis berbagai zat ... 26

Tabel 1.4 Evaluasi Akhir ... 31

Tabel 1.5 Rancangan pembelajaran ... 32

Tabel 2.1 Rancangan soal evaluasi uraian ... 43

Tabel 2.2 Indikator keaktifan belajar siswa ... 44

Tabel 2.3 Distribusi soal pada LKS ... 45

Tabel 2.4 Distribusi tindakan/keterlibatan siswa ... 46

Tabel 2.5 Tabel untuk pengamatan keaktifan belajar siswa ... 47

Tabel 2.6 Tabel keterangan kode keaktifan belajar siswa ... 48

Tabel 2.7 Pedoman wawancara ... 49

Tabel 2.8 Tabel NEM IPA SD kelas eksperimen ... 51

Tabel 2.9 Tabel NEM IPA SD kelas kontrol ... 51

Tabel 2.10 Penskoran soal evaluasi akhir... 53

Tabel 2.11 Tabel untuk distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas eksperimen ... 56

Tabel 2.12 Tabel untuk distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas kontrol ... 57

Tabel 2.13 Tabel untuk nilai evaluasi akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol 57 Tabel 2.14 Tabel untuk skor hasil evaluasi pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 58

Tabel 2.15 Tabel untuk skor hasil evaluasi uraian kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 59

Tabel 2.16 Kriteria rata-rata persentase keaktifan siswa ... 60

Tabel 3.1 data NEM IPA SD kelas eksperimen ... 66


(18)

xvii

Tabel 3.3 Hasil statistik perbandingan NEM IPA SD kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 67 Tabel 3.4 Distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas eksperimen ... 68 Tabel 3.5 Distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas kontrol ... 69 Tabel 3.6 Nilai akhir evaluasi kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 70 Tabel 3.7 Hasil statistik perbandingan nilai akhir evaluasi kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 72 Tabel 3.8 Skor pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol... 73 Tabel 3.9 Hasil statistik perbandingan skor pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 74 Tabel 3.10 Skor uraian kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 75 Tabel 3.11 Hasil statistik perbandingan nilai uraian kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 76 Tabel 3.12 Observasi keaktifan belajar siswa ... 80


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fisika adalah mata pelajaran yang mulai diperkenalkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) masih menjadi satu dengan kimia dan biologi yang dikenal dengan sains atau ilmu pengetahuan alam. Pada jenjang pendidikan SMP inilah kesempatan terbesar seorang guru untuk menanamkan bahwa pelajaran fisika bukan pelajaran yang sulit dan menyeramkan.

Sekalipun pendidikan di SMP merupakan kesempatan yang sangat baik bagi siswa untuk belajar fisika, dalam kenyataan seringkali muncul pandangan yang negatif tentang fisika seperti yang dinyatakan oleh Zukaf (2003:4)

Hal yang buruk saat orang-orang pada umumnya mendengar dan berfikir tentang fisika, yang ada dibenak mereka adalah papan tulis yang penuh dengan simbol matematis dan sulit dipecahkan. Sesungguhnya fisika tidak sama dengan matematika. Pada dasarnya fisika merupakan keingintahuan tentang bagaimana kerja segala benda-benda dan ketertarikan untuk mengungkap bagaimana bisa demikian. Matematika merupakan alat bantu dalam fisika, jika matematika dilepaskan, fisika akan menjadi sebuah pesona yang tak terkira.

Dalam artikel jurnalnya yang berjudul “Understanding by Design :

Designing Learning, Assesment and Teaching for Understanding”, Susan Clayton (2011) menuliskan bahwa ada seorang guru Singapura menemukan tantangan pembelajaran masa kini adalah aspek budaya ribuan tahun mereka yang telah menempatkan guru di pusat proses pendidikan.


(20)

Dalam belajar sains harus melibatkan disiplin mental, jika anak-anak tidak belajar berpikir dengan cara yang sistematis dan berdasarkan sains, mereka tidak akan mampu membedakan sains dengan takhayul dan bergantung pada penilaian yang tanpa pemikiran, bukan pada pendapat sehat (Bosak, 2001:2). Gagasan penting yang dari penelitian Piaget (Bosak, 2001:8) ialah anak-anak memerlukan pengalaman yang konkrit dan praktis. Anak-anak harus didorong bergerak ke tingkat pemikiran yang lebih tinggi dengan sukses dari berpikir mengenai sesuatu ke berpikir mengenai pemikiran. Sangat penting merancang suatu kegiatan agar siswa dapat melakukan kegiatan praktis yang sesuai dengan materi dan keadaan siswa sehingga siswa dapat berada dalam tingkatan berpikir yang lebih tinggi.

Tugas seorang guru adalah menyiapkan kurikulum yang tepat untuk proses pembelajaran. Kurikulum IPA yang lengkap akan membicarakan semua persoalan pembelajaran sains mulai dari tujuan, kompetensi, pengaturan bahan, pengeturan waktu, model pembelajaran, sarana prasarana, buku ajar, sampai dengan evaluasi yang digunakan (Paul, 2007:3). Selama peneliti berkecimpung dalam dunia pendidikan, khususnya saat melaksanakan Program Pelatihan Lapangan (PPL) sering menjumpai bahwa dalam rancangan pembelajaran (RPP), evaluasi pembelajaran dan langkah pembelajaran tidak konsisten dengan tujuan pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal, yang lebih parahnya lagi dalam proses pembelajaran guru tidak mengikuti rancangan pembelajaran yang telah disiapkan dan terkesan mengajar seadanya, tanpa persiapan.


(21)

Dalam perkembangan dunia pendidikan, kini ada suatu pendekatan pembelajaran baru yaitu pendekatan Understanding by Design (UbD). UbD adalah sudut pandang/ pendekatan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang memandang pembelajaran sebagai sebuah cara untuk membangun pemahaman siswa melalui backward design. Dengan pendekatan ini kita dapat mengembangkan rancangan pembelajaran (RPP) sehingga rancangan yang dibuat dapat benar-benar mencapai hasil akhir yang diinginkan yang sudah ditetapkan. Rancangan pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan UbD disusun dengan backward design, artinya disusun dari belakang, dimulai dari menentukan hasil akhir yang diinginkan, bukti pembelajaran serta langkah pembelajaran. Hal yang sangat diutamakan dalam pendekatan ini adalah Understanding atau pemahaman, rancangan ini dituntut untuk membuat siswa dapat berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Selain itu peristiwa dan contoh yang digunakan selama proses pembelajaran adalah peristiwa yang kontekstual dan realistis. Pembuatan rancangan pembelajaran dengan pendekatan UbD ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan serta meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar fisika.

B. DESKRIPSI TEORI

Pendekatan Understanding by Design ini dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe (2006) dalam bukunya yang berjudul Understanding by Design Expanded 2nd Edition. Setelah itu banyak orang, khususnya mereka yang


(22)

berkecimpung dalam dunia pendidikan mulai menggunakan dan mengaplikasikan pendekatan ini.

B.1. UNDERSTANDING BY DESIGN

Wiggins dan McTighe (2006:7) mendefinisikan

Understanding by Design sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang meningkatkan pemahaman secara mendalam dan keterlibatan siswa, desain pembelajaran ini berorientasi dari hasil belajar atau cara berpikir tentang pembelajaran, penilaian dan pengajaran yang menempatkan siswa di tengah proses pembelajaran. Menurut McTighe dan Seif dalam UbD Research Base, Understanding by Design adalah suatu kerangka kerja untuk meningkatkan prestasi siswa melalui pengembangan standar kurikulum, desain instruksional, penilaian, dan pengembangan profesional. Menurut Susan Clayton (2011) dalam artikel jurnalnya yang berjudul “Understanding by Design : Designing Learning,

Assesment and Teaching for Understanding”, Understanding by Design adalah adalah cara berpikir tentang belajar, penilaian dan pendidikan yang menempatkan siswa di tengah proses pembelajaran. Menurut Wiggins & McTinghe desain yang tepat untuk pendekatan Understanding by Design adalah backward design, dimana suatu rancangan pembelajaran disusun dari belakang yaitu berawal dari penentuan tujuan pembelajaran kemudian evaluasi dan kegiatan yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Desain ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa.

Understanding by Design adalah suatu pendekatan pembelajaran. Mengapa Understanding by Design disebut pendekatan pembelajaran? Menurut Akhmad


(23)

Sudrajad (2008), pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Jadi Understanding by Design adalah sudut pandang/ pendekatan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang memandang pembelajaran sebagai sebuah cara untuk membangun pemahaman siswa melalui backward design.

B.2. BACKWARD DESIGN

B.2.a. Pengertian Backward Design

Backward design adalah model dengan gagasan bahwa proses desain harus dimulai dengan mengidentifikasi hasil yang diinginkan dan kemudian bekerja mundur mengembangkan instruksi yang menggerakkan siswa untuk mencapai hasil tersebut dengan memutuskan apa tugas atau kegiatan siswa yang akan dilakukan.

Pepatah lama mengatakan „pengendalian penilaian (hasil) pembelajaran‟

adalah benar, karena apa yang kita nilai adalah hasil dari apa yang kita instruksikan. Perhatikan bagaimana semua elemen desain dalam satu unit berjalan seimbang sehingga hasil yang diinginkan lebih mungkin untuk dicapai

Menurut Grant Wiggins and Jay McTighe dalam ASCD Book Understanding by Design, desain yang efektif adalah backward design, hal tersebut dikarena banyak guru mulai dengan buku teks, pelajaran favorit, dan


(24)

waktu kegiatan lebih dihormati daripada tujuan atau standar yang ditargetkan. Grant Wiggins and Jay McTighe menganjurkan sebaliknya, pertama dimulai dengan hasil akhir yang diinginkan (tujuan atau standar) dan kemudian kurikulum dari bukti belajar yang dibutuhkan untuk membekali siswa untuk melakukan.

Berikut beberapa alasan mengapa menggunakan backward design, yaitu: Memulai perencanaan dengan hasil yang ingin dicapai, sehingga guru dapat mengatur kelas lebih efektif.

Tujuan pembelajaran, hasil dan langkah-langkah untuk penilaian, guru memiliki struktur yang jelas saat guru merencanakan kegiatan pembelajaran. Siswa akan menemukan makna dalam kegiatan kelas lebih mudah karena mereka menyadari, hasil tujuan dan langkah-langkah untuk penilaian.

B.2.b. Tahap-tahap Merancang Backward Design

Menurut Wiggins (2005), ada tiga tahap perancangan desain Understanding by Design yaitu:

1) Tahap pertama : Desire Results (hasil akhir yang diinginkan) a) Estabilished Goal (Tujuan utama)

Menurut Wynn & Wiggins (Wiggins dan McTighe, 2006:67) ide utama adalah dipilih terutama dengan kekuasaan mereka untuk menjelaskan fenomena, mereka memberikan survey komprehensif tentang ilmu pengetahuan. Dalam ide utama difokuskan pada satu set yang lebih kecil dari pada ide prioritas dan menggunakannya untuk membingkai pengajaran dan penilaian.


(25)

Pertanyaan untuk menentukan tujuan utama adalah “Apa tujuan yang relevan dan ditetapkan sebagai tujuan dari pembelajaran?”

b) Essential Question (Pertanyaan Utama)

Bagaimana kita bisa mengambil inti pengetahuan dan membentuknya menjadi menarik dan bekerja dengan efektif? bagaimana bisa menghindari kesalahan yang sama berdasarkan aktivitas dan cakupan dasar desain? Dalam UbD, fokusnya adalah bagian yang dicapai dengan

membingkai tujuan dalam hal “apa” (Wiggins dan McTighe, 2006:105).

Pertanyaan untuk menentukan pertanyaan utama adalah “Apa pertanyaan perangsang yang akan membantu penyelidikan, pemahaman dan transfer dalam belajar?”

c) Understanding (Pemahaman) Apa ide-ide utama?

Hal khusus yang didapatkan agar memahami? Apa salah konsep yang kira-kira akan didapatkan?

Dari poin Understanding dan Essential Question ditentukan: 1. Siswa akan tahu:

Apa kunci dari pengetahuan dan kemampuan yang akan siswa dapatkan (kesimpulan/hasil).

2. Siswa akan bisa/mampu:

Apa yang harus bisa mereka lakukan sebagai hasil dari pembelajaran.


(26)

2) Tahap kedua : Acceptable Evidence (bukti penilaian) a) Performance Taks (Tugas performa)

Apa tugas yang akan siswa tunjukkan dalam pemahaman yang diinginkan?

Dengan apa kriteria hasil pemahaman di periksa/dinilai? b) Other Evidence (bukti lainnya)

Melalui bukti lain apa yang akan siswa tunjukkan jika siswa sukses dalam mendapatkan hasil yang diinginkan?

Bagaimana siswa merefleksikan dan menilai diri sendiri mengenai pelajaran yang mereka terima?

3) Tahap ketiga : Planing plan (rencana pembelajaran)

Fokus pada pembelajaran yang menarik dan efektif, dirancang untuk : Pengalaman belajar dan instruksi apa yang akan mempromosikan pemahaman yang diinginkan, pengetahuan dan keterampilan?

Bagaimana desain yang memastikan bahwa semua siswa terlibat secara maksimal dan efektif untuk memenuhi tujuan?

Dalam kegiatan pembelajaran kita bisa menggunakan metode WHERETO untuk mengarahkan siswa:

W_Where dan Why

Memastikan bahwa siswa memahami akan kemana (tujuan belajar), dan alasan mengapa mempelajari hal tersebut.


(27)

H_Hook dan Hold

Menarik perhatian siswa di awal dan mempertahankan perhatian mereka di seluruh proses pembelajaran.

E_Equip

Membekali siswa dengan pengalaman yang diperlukan, alat-alat, pengetahuan, dan kemampuan untuk memenuhi tujuan kinerja.

R_Rethink, Reflect dan Revise

Memberikan siswa banyak kesempatan untuk memikirkan kembali ide-ide besar, merefleksikan kemajuan, dan merevisi pekerjaan mereka.

E_Evaluate

Membangun kesempatan bagi siswa untuk mengevaluasi kemajuan dan menilai sendiri.

T_Tailored

Disesuaikan untuk mencerminkan bakat individu, minat, gaya, dan kebutuhan.

O_Organized

Diatur untuk mengoptimalkan pemahaman yang mendalam. Template desain UbD adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Template desain Understanding by Design

HASIL AKHIR YANG DIINGINKAN

Tujuan utama (G) Pemahaman (U)

Siswa akan memahami bahwa … Pertanyaan utama (Q)

Siswa akan mengetahui (K) Siswa akan dapat (S)


(28)

Tugas performa (T) Bukti lain (OE)

PERENCANAAN PENGALAMAN PEMBELAJARAN

Rencana pembelajaran (L)

B.3. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa yang diukur melalui nilai evaluasi siswa. Pemahaman adalah bagian penting dan utama dalam pendekatan ini.

B.3.a. Pengertian Pemahaman

Pengertian pemahaman sangat bervariasi, dan peneliti menggunakan pengertian pemahaman dari Grant Wiggins dan Jay McTighe (2006). Menurut Grant Wiggins dan Jay McTinghe Pemahaman mempunyai beberapa pengertian, yaitu:

1) Penyimpulan yang bermakna.

Menurut John Dewey (Wiggins dan McTighe, 2006:37) dalam buku How We Think, memahami adalah hasil dari memahami fakta. Berikut ini perbedaan antara pengetahuan dan pemahaman.

Tabel 1.2 Perbedaan antara pengetahuan dan pemahaman

Pengetahuan Pemahaman

Fakta-fakta

Fakta yang koheren Tuntutan dapat diperiksa Benar atau salah

Saya tahu sesuatu untuk menjadi kenyataan

Saya merespon isyarat dengan apa yang saya tahu

Arti dari fakta-fakta

Teori yang membuktikan hubungan dan makna dari fakta-fakta

Dapat keliru, teori dalam proses Tingkat persoalan atau pengalaman Saya mengerti mengapa dan apa

yang membuat sesuatu menjadi pengetahuan

Saya mampu menilai kapan menggunakan dan kapan tidak menggunakan apa yang saya tahu


(29)

Memahami adalah kemampuan untuk mengumpulkan keterampilan dan fakta secara bijak dan tepat, melalui penerapan yang efektif, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2) Pemahaman sebagai transfer.

Kemampuan untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan secara efektif melibatkan kemampuan untuk mengambil apa yang kita tahu dan menggunakannya secara kreatif, fleksibel, lancar, dalam pengaturan yang berbeda.

Transfer harus menjadi tujuan dari semua guru di sekolah, karena seorang guru hanya dapat memberikan hal kecil dan sedikit dari semua materi, namun dengan materi yang sedikit dan kecil tersebut siswa dapat mengembangkan dalam berbagai masalah dan situasi.

Menurut Bransford, Brown, dan Cocking (Wiggins & McTinghe, 2006:40) transfer dipengaruhi sejauh mana orang belajar dengan memahami betul daripada hanya menghafal fakta atau mengikuti seperangkat prosedur yang sudah ditetapkan.

Tantangan dari transfer menurut Bloom dan rekan-rekannya (Wiggins & McTinghe, 2006:41) adalah bukan untuk memahami apa yang telah dipelajari dari memori, tetapi memodifikasi, menyesuaikan, dan mengadaptasi ide untuk segala situasi.

3) Pemahaman belajar dari pemahaman yang salah (misunderstanding)

Pemahaman yang salah bukanlah kebodohan, karena itu adalah pemetaan ide yang bekerja dalam cara yang masuk akal tetapi tidak benar


(30)

dalam situasi baru. Sehingga bukti pemahaman yang salah sangat berharga bagi guru, bukan hanya sekedar kesalahan harus diperbaiki. Hal tersebut menandakan percobaan transfer dan masuk akal tetapi tidak berhasil.

Tantangan seorang guru adalah untuk tetap memberi penghargaan tanpa menyalahkan atau membuat putus asa siswa. Merancang pembelajaran yang baik adalah kunci untuk menghindari pemahaman yang salah, jadi kita perlu merancang tidak hanya ide-ide besar tetapi juga kemungkinan ide tersebut akan salah pemahaman, sehingga kita harus berfikir dengan penilaian kita sendiri terhadap konsep yang sudah kita siapkan sebelum bertindak lebih lanjut.

B.3.b. Taksonomi Bloom yang Telah Direvisi

Meningkatkan pemahaman siswa dilakukan dengan menentukan kata kerja yang tepat dalam menentukan hasil akhir yang diinginkan khususnya dalam merumuskan tujuan pembelajaran, sehingga dalam prosesnya tercipta suatu pembelajaran dengan tingkat pemahaman yang tinggi. Taksonomi Bloom yang telah direvisi dapat membantu untuk menentukan kata kerja yang tepat dalam merumuskan tujuan pembelajaran.

Menurut Longman (2001:94), dua dari banyak tujuan pendidikan yang paling penting adalah meretensi dan mentransfer. Meretensi adalah kemampuan untuk mengingat pelajaran sampai jangka yang tertentu sama seperti materi yang diajarkan. Menurut Mayer dan Wittrok (Longman, 2001:94) mentrasfer ialah kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari guna menyelesaikan


(31)

masalah-masalah baru, menjawab pertanyaan-pertanyaan baru, atau memudahkan pembelajaran materi pelajaran baru, sedangkan mentransfer menuntut siswa bukan hanya untuk mengingat, melainkan juga untuk memahami dan menggunakan apa yang sudah mereka pelajari. Dengan kata lain meretensi terfokus pada massa lalu, sementara mentransfer mengacu pada masa depan.

Kategori-kategori dalam dimensi proses kognitif dalam Taksonomi yang telah direvisi (Widodo, 2006):

1) Menghafal/Mengingat (Remember)

Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya.

a) Mengenali (Recognizing)

Mencakup proses kognitif untuk menarik kembali informasi yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang yang identik atau sama dengan yang baru. Istilah lain dari mengenali adalah mengidentifikasi (identifying).

b) Mengingat kembali (recalling)

Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang apabila ada pentunjuk (tanda) untuk melakukan hal tersebut. Istilah lain untuk mengingat adalah menarik (retrieving).

2) Memahami (Understand)

Bila tujuan pembelajarannya menumbuhkan kemampuan mentransfer, fokusnya ialah lima proses kognitif lainnya (memahami, mengaplikasikan,


(32)

menganalisis, mengevaluasi dan mencipta). Dari kelimanya, proses kognitif yang berpijak pada kemampuan transfer dan ditekankan di sekolah-sekolah serta perguruan tinggi ialah memahami (Longman, 2001:105).

Memahami adalah mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengkaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Karena penyusun skema adalah konsep, maka pengetahuan konseptual merupakan dasar pemahaman.

a) Menafsirkan (Interpreting)

Mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk informasi yang lainnya, misalnya dari kata-kata ke grafik atau gambar, atau sebaliknya, dari kata ke angka, atau sebaliknya, maupun dari kata ke kata-kata, misalnya meringkas atau membuat parafase. Istilah lain untuk menafsirkan adalah mengklarifikasi (clarifying), memparafase (paraphasing), menerjemahkan (translating), dan menyajikan kembali (representing).

b) Memberikan contoh (Exempliying)

Memberikan contoh dari suatu konsep atau prinsip yang bersifat umum. Memberikan contoh menuntut kemampuan mengidentifikasi ciri khas suatu konsep dan selanjutnya menggunakan ciri tersebut untuk membuat contoh. Istilah lain untuk memberikan contoh adalah memberikan ilustrasi (illustrating) dan mencontohkan (instantianting)


(33)

c) Mengklasifikasi (Clasifying)

Mengenali bahwa sesuatu (benda atau fenomena) masuk dalam kategori tertentu. Termasuk dalam kemampuan mengklasifikasi adalah mengenali ciri-ciri yang dimiliki suatu benda atau fenomena. Istilah lain untuk mengkelasifikasi adalah mengkategorisasikan (categorising). d) Meringkas (Summarising)

Membuat suatu pernyataan yang mewakili seluruh informasi atau membuat suatu abstrak dari suatu tulisan. Istilah lain untuk meringkas adalah membuat generalisasi (generalising) dan mengabstraksi (abstracting).

e) Menarik infersi (Inferring)

Menemukan suatu pola dari sederetan contoh atau fakta. Istilah lain untuk menarik inferensi adalah mengekstrapolasi (extrapolating), menginterpolasi (interpolating), memprediksi (predicting), dan menarik kesimpulan (concluding).

f) Membandingkan (Comparing)

Mendeteksi persamaan dan perbedaan yang dimiliki dua objek, ide, ataupun situasi. Membandingkan mencakup juga menemukan kaitan antara unsur-unsur satu objek atau keadaan dengan unsur yang dimiliki objek atau keadaan lain. Istilah lain untuk membandingkan adalah mengkontraskan (contrasting), mencocokkan (matching), dan memetakan (mapping).


(34)

g) Menjelaskan (Explaining)

Mengkonstruk dan menggunakan model sebab-akibat dalam suatu sistem. Termasuk dalam menjelaskan adalah menggunakan model tersebut untuk mengetahui apa yang terjadi apabila salah satu bagian sistem tersebut diubah. Istilah lain untuk menjelaskan adalah mengkonstruksi model (constructing a model).

3) Mengaplikasikan (Applying)

Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas.

a) Menjalankan/Mengeksekusi (Executing)

Menjalankan suatu prosedur rutin yang telah dipelajari sebelumnya. Istilah lain untuk menjalankan adalah melakukan (carrying out).

b) Mengiplementasikan (Implementing)

Memilih dan menggunakan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan tugas yang baru. Istilah lain untuk mengimplementasikan adalah menggunakan (using).

4) Menganalisis (Analyzing)

Menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan struktur besarnya.


(35)

a) Membedakan (Differentiating)

Membedakan bagian-bagian yang menyusun suatu struktur berdasarkan relevansi, fungsi dan penting tidaknya. Istilah lain untuk membedakan adalah memilih (selecting), membedakan (distinguishing) dan memfokuskan (focusing).

b) Mengorganisir (Organizing)

Mengidentifikasi unsur-unsur suatu keadaan dan mengenali bagaimana unsur-unsur tersebut terkait satu sama lain untuk membentuk suatu struktur yang padu.

c) Menemukan pesan tersirat/mengantribusikan (Attributting)

Menemukan sudut pandang, bias, dan tujuan dari suatu bentuk komunikasi.

5) Mengevaluasi

Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada.

a) Memeriksa (Checking)

Menguji konsistensi atau kekurangan suatu karya berdasarkan kriteria internal (kriteria yang melekat dengan sifat produk tersebut). b) Mengkritik (Critiquing)

Menilai suatu karya baik kelebihan maupun kekurangannya, berdasarkan kriteria eksternal.

6) Mencipta (Crate)


(36)

a) Membuat (Generating)

Menguraikan suatu masalah sehingga dapat dirumuskan berbagai kemungkinan hipotesis yang mengarah pada pemecahan masalah tersebut.

b) Merencanakan (Planning)

Merancang suatu metode atau strategi untuk memecahkan masalah. c) Memproduksi (Producing)

Membuat suatu rancangan atau menjalankan suatu rencana untuk memecahkan masalah.

B.3.c. Bukti Pemahaman

Suatu pemahaman akan ditunjukkan melalui suatu bukti. Bukti seorang siswa memahami dalam pendekatan UbD ditunjukkan melalui 6 aspek sebagai berikut (Wiggins dan McTighe, 2006):

1) Menjelaskan (Explanation)

Dapat menjelaskan melalui generalisasi dan prinsip, memberikan penjelasan yang benar dan sistematik mengenai fenomena, fakta dan data serta membuat hubungan dengan wawasannya dan memberikan contoh atau ilustrasi yang jelas.

Menjelasan adalah teori dan ilustrasi yang menyediakan pengetahuan dan dibenarkan melalui tindakan.


(37)

2) Menginterpretasikan (Interpretation)

Menceritakan cerita yang bermakna, memberikan terjemahan yang tepat, memberikan sejarah atau dimensi pribadi untuk mengungkapkan ide-ide dan peristiwa, dan membuat obyek pemahaman yang diakses melalui gambar, anekdot, analogi dan modul. Interpretasi adalah tafsiran, gaya cerita dari suatu konsep.

Objek dari interpretasi adalah pengertian, bukan melulu cerita yang tidak masuk akal. Jalur interpretasi adalah cerita yang kuat, bukan teori yang abstrak. Dalam matematika, interpretasi adalah menggambarkan kesimpulan dari data yang terbatas. Untuk membuat pengertian dari siswa harus membiarkan mereka bekerja dengan masalah.

3) Mengaplikasian (Aplication)

Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dengan efektif dalam situasi yang baru dan bermacam-macam, keadaan realistis.

Dimana dan kapan dapat kita menggunakan pengetahuan, kemampuan atau proses? Bagaimana memodifikasi pemikiran dan tindakan kita dalam situasi tertentu?

Aplikasi adalah mencocokan pengetahuan dalam konteks. Kita menunjukkan pemahaman kita terhadap sesuatu dengan menggunakannya, mengadaptasikannya dan menyesuaikannya.

4) Memiliki sudut pandang (Has perspective)

Melihat dan mendengar sudut pandang melalui mata dan telinga, untuk melihat gambaran yang lebih besar. Asal muasal sudut pandang? dari mana


(38)

sudut pandang tersebut? apa yang dibenarkan atau diperlukan? adakah bukti memadai? apakah itu wajar? apa saja kekuatan dan kelemahan dari ide? apakah itu masuk akal? apa batas-batasnya? jadi apa?

Seorang siswa dengan pandangannya adalah waspada dengan apa yang diambil untuk diberikan, diasumsikan atau dikaburkan dalam penyelidikan atau teori. Ini adalah sering terungkap melalui kemampuan bertanya, “apa itu?” dan untuk melihat jawaban dari seorang guru atau jawaban sebuah buku sebagai sudut pandang. Perspektif ini adalah sebuah wawasan yang powerful, karena perubahan perspektif dan penuangan ide familiar dengan cara baru, seseorang dapat membuat teori, cerita, dan aplikasi baru.

Dalam artian berpikir kritis, siswa dengan perspektif mengekspos sesuatu yang dipertanyakan dan diperiksa dengan asumsi, kesimpulan dan aplikasi.

5) Empati (Empathy)

Empati adalah kemampuan untuk merasakan atau mengetahui perasaan orang lain dan sekitarnya.

Bagaimana kamu mengetahuinya? Bagaimana kamu merasakannya? Apa yang mereka lihat dan saya tidak? Pengalaman apa yang saya butuhkan untuk memahami? Empati adalah kemampuan untuk berjalan dengan sepatu yang berbeda, untuk menghindari tanggapan dan reaksi sendiri sehingga dapat untuk memahami yang lain.


(39)

Empati adalah bentuk berwawasan karena itu mengembangkan kemampuan untuk mendapatkan sesuatu yang lain dari luar. Empati memerlukan penghargaan bagi orang lain yang berbeda dari diri kita. Respek kita terhadap mereka menyebabkan kita untuk berpikir terbuka, berhati-hati mempertimbangkan pengamatan mereka ketika mereka melihat berbeda dengan kita. Selain itu dengan empati kita akan mendapatkan pengalaman lebih banyak dalam belajar.

6) Pengetahuan pribadi (Has self-knowledge)

Muncul kesadaran untuk merasakan gaya pribadi, prasangka buruk, proyeksi, dan kebiasaan utama, baik yang membentuk dan menghambat pemahaman kita sendiri, menyadari bahwa kita tidak mengerti, merenungkan makna belajar pembelajaran dan pengalaman. Kemampuan pribadi merupakan kebijaksanaan untuk mengetahui ketidaktahuan seseorang dan bagaimana orang menyusun gagasannya dan bertindak untuk menyelesaikannya.

Keenam aspek pemahaman di atas dapat dilihat melalui hasil belajar siswa (evaluasi) dan juga melalui sikap siswa (keaktifan belajar siswa) dalam proses pembelajaran.

B.4. KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Aktivitas dalam pembelajaran adalah segala bentuk kegiatan


(40)

siswa dalam mengikuti pelajaran. Aktifnya siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya pemahaman siswa dalam belajar.

Suatu strategi adalah efektif, bila dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, dan mereka berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Budi, 2001).

Keaktifan belajar siswa dalam penelitian ini sekaligus untuk melihat bukti pemahaman siswa terhadap pelajaran, sehingga digunakan aspek-aspek pemahaman dalam UbD untuk menentukan indikator keaktifan siswa. Indikator keaktifan belajar menurut aspek-aspek pemahaman dalam UbD adalah sebagai berikut :

1) Interpretasi

Mengungkapkan ide atau pendapat Membuat kesimpulan percobaan 2) Aplikasi

Melakukan percobaan Menyelesaikan latihan soal 3) Empati

Bekerjasama dengan baik dalam kelompok 4) Sudut pandang


(41)

B.5. PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN DALAM MATERI MASSA JENIS

B.5.a. Massa Jenis

Apa persamaan air dan minyak? Mengapa minyak dan air tidak dapat menyatu? Bagaimana kita membuktikan atau menentukan suatu benda yang belum kita ketahui jenisnya? Mengapa benda dapat terapung, melayang dan tenggelam?

Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah suatu kejadian yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang menyebabkan hal itu semua? Untuk menjawabnya kita harus memahami konsep massa jenis.

Bagian utama yang tidak dapat dipisahkan dari suatu zat adalah massa dan volume. Massa adalah merupakan banyaknya zat yang terkandung di dalam sebuah benda dan volume adalah penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Dengan membagi massa dan volume kita mendapatkan suatu ciri khas dari suatu benda yang tidak dimiliki oleh benda lain yaitu massa jenis.

Massa jenis adalah hasil bagi massa dan volume suatu zat. Persamaan massa jenis adalah:

dengan :

ρ : massa jenis (kg/m3)

m : massa (kg)


(42)

Satuan dari massa jenis adalah kg/m3 atau kg.m-3. Dalam sistem CGS, satuan massa adalah gram (gr) dan satuan volume cm3, maka satuan massa jenis dalam sistem CGS adalah gr/cm3 atau gr.cm-3. 1 gr/cm3 = 1000 kg/m3, sebaliknya berlaku 1 kg/m3 = gr/cm3 = 0,001 gr/cm3.

Persamaan massa jenis di atas dapat diubah ke bentuk atau . Bentuk rumus mana yang akan digunakan dalam perhitungan bergantung pada besaran apa yang akan ditanyakan. Cara mudah untuk mengingat bentuk rumus dapat menggunakan segitiga rumus massa jenis, seperti pada gambar berikut :

Gambar 1.1 Segitiga rumus massa jenis

Untuk dapat menentukan massa jenis suatu zat diperlukan kemampuan menentukan massa dan volume suatu zat.

1) Zat padat yang bentuknya teratur.

Massa zat diukur dengan mengunakan neraca atau timbangan. Untuk mengukur volume zat padat yang bentuknya teratur, misalnya kubus, balok, dan silinder dengan mengukur, panjang sisi, tinggi dan diameter dengan mengunakan penggaris atau jangka sorong kemudian mengunakan rumus volume benda tersebut.

: x ρ v


(43)

Massa jenis dapat diketahui dengan membagi massa dengan volume (m/v).

2) Zat padat yang bentuknya tidak teratur.

Untuk mengukur massa benda yang tak beraturan dapat menggunakan neraca atau timbagan. Untuk mengukur volumenya menggunakan bantuan gelas ukur dan air, dengan cara menentukan banyaknya air dalam gelas ukur pada posisi awal (misal, 100 ml), kemudian memasukkan benda dalam gelas ukur dan diamati perubahan ketinggian air (misal, 110 ml) maka selisih antara perubahan ketinggian setelah benda dimasukkan dikurangi ketinggian awal akan didapatkan volume benda (misal, 110 ml -100 ml = 10 ml). Catatan 1 ml = 1 cc = 1 cm3.

Massa jenis dapat diketahui dengan membaagi massa dengan volume (m/v).

Dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan konsep massa jenis, antara lain sebagai berikut:

1) Menentukan jenis benda dengan mengetahui massa jenis benda tersebut. Untuk menentukan jenis dari suatu benda dapat menggunakan konsep massa jenis. Melalui hasil bagi massa dan volume benda tersebut maka akan didapatkan massa jenis. Setelah didapatkan massa jenis kita cocokkan dengan menggunakan tabel massa jenis.


(44)

2) Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam.

Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam salah satunya dipengaruhi oleh massa jenis. Secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut :

Massa jenis zat A < massa jenis zat B, maka zat A terapung. Massa jenis zat A = massa jenis zat B, maka zat A melayang. Massa jenis zat A > massa jenis zat B, maka zat A tenggelam.

Semakin kecil massa jenis maka zat tersebut zat akan berada pada lapisan terendah (tenggelam). Jika massa jenis antara dua jenis zat sama akan terjadi peristiwa melayang.

3) Kapal yang terbuat dari kayu, dikarenakan massa jenis kayu lebih kecil dari massa jenis air.

4) Polysrtyrene digunakan sebagai bahan kotak makanan atau pelindung pada kardus untuk memberi ruang yang luas tetapi massanya cukup rendah (tidak berat). Ini dikarenakan polystyrene adalah bahan yang massa jenisnya rendah.

5) Aluminium digunakan sebagai bahan logam pesawat terbang karena aluminium kuat, tetapi massanya ringan.

6) Helium digunakan untuk mengisi balon udara. Tabel 1.3 Massa jenis berbagai zat

Nama zat Dalam g/cm3 Dalam kg/m3 Cair

Air 1,00 1000

Alkohol 0,80 800

Raksa 13,60 13600


(45)

Nama zat Dalam g/cm3 Dalam kg/m3

Aluminium 2,70 2700

Besi 8,00 8000

Emas 19,30 19300

Kuningan 8,40 8400

Perak 10,50 10500

Platina 21,45 21450

Seng 7,14 7140

Es 0,92 920

Kayu 0,80 800

Gas

Udara 0,0012 1,2

B.5.b. Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Massa Jenis

Dalam penyusunan rancangan pembelajaran materi massa jenis dengan UbD digunakan metode pembelajaran yang sama dengan RPP sekolah sebagai kontrol agar tidak terjadi perbedaan signifikan dalam proses penyampaian materi. Metode pembelajaran yang dipakai adalah metode eksperimen/percobaan. (RPP sekolah terlampir pada lampiran A5 halaman 109)

1) Tahap pertama : Hasil akhir yang Diinginkan a) Tujuan / Ide Utama

Tujuan utama pembelajaran disusun berdasarkan dimensi kognitif dalam taksonomi bloom yang telah direvisi yang bertujuan mentrasfer. Kompetensi dasar:

3.2 Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan utama:


(46)

Menjelaskan aplikasi konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C2)

Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C3) b) Pertanyaan Utama

Apa itu massa jenis?

Mengapa kita harus belajar massa jenis? Apa manfaat massa jenis dalam kehidupan sehari-hari?

Mengapa peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dapat terjadi? c) Pemahaman

Siswa akan memahami bahwa:

Massa jenis merupakan ciri khusus suatu zat yaitu hasil bagi antara massa zat dan volume zat.

Melalui konsep massa jenis dapat menentukan jenis suatu zat.

Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dipengaruhi oleh massa jenis zat.

Dari poin pemahaman dan pertanyaan utama ditentukan: 1. Siswa akan mengetahui:

Pengertian masssa jenis.

Cara menentukan massa jenis suatu zat. Persamaan massa jenis.

Manfaat massa jenis dalam kehidupan. 2. Siswa akan bisa/mampu:


(47)

Menjelaskan manfaat/aplikasi massa jenis zat.

Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan.

2) Tahap kedua : Bukti Penilaian a) Tugas performa

Percobaan “Penentuan Massa Jenis” – Siswa menentukan massa jenis

suatu zat, kemudian merumuskan persamaan massa jenis. Selain itu siswa mengetahui bahwa massa jenis merupakan ciri khas suatu zat/benda.

Domonstrasi “Benda Apa Ini” – Siswa menentukan langkah / cara

untuk menentukan jennis zat / benda yang belum dketahui.

Percobaan “Density” – Siswa memahami mengapa terjadi peristiwa

terapung, melayang dan tenggelam. Siswa mengaplikasikan konsep massa jenis untuk membuat dan menunjukkan peristiwa terapung, melayang dan tenggelam.

b) Bukti lainnya Latihan soal

1. Inul memiliki balok kayu dengan ukuran 10 cm x 2 cm x 5 cm, dan massa 120 gr.

a. Berapakah massa jenis balok kayu Inul?


(48)

2. Andi mempunyai sebuah kubus Timah dengan panjang sisi 2 cm. Jika massa jenis kubus Timah tersebut 11 gr/cm3, berapakah massa kubus Timah Andi?

3. Saat sedang mencangkul Rudi menemukan sebuah benda berwarna putih mengkilat berbentuk kubus. Karena penasaran Rudi menimbang dan menghitung volume benda tersebut dan mendapat massa sebesar 1050 gr serta volume sebesar 100 cm3. Dapatkah teman-teman tau benda apakah itu?

4. Pak Budi memiliki sebuah papan kayu yang memiliki massa jenis sebesar 800 kg/m3, kemudian pak Budi membuat mainan untuk anaknya yang bernama Prian sebuah pedang mainan dari papan kayu tersebut. Berapakah massa jenis dari pedang kayu Prian?

5. Ida akan melakukan suatu percobaan kecil tentang massa jenis. Ida memiliki cairan berwarna biru yang mempunyai massa 80 gr dan volume 20 cm3, lalu cairan berwarna merah yang mempunyai massa 50 gr dan volume 10 cm3. Lalu kedua cairan tersebut Ida tuangkan dalam gelas yang sama. Menurut teman-teman cairan dengan warna apa yang berada di bagian atas? Mengapa?

Pekerjaan rumah

1. Suatu hari saat bermain teman-teman menemukan sebuah benda berbentuk tak beraturan berwarna kuning keemasan. Bagaimana cara teman-teman untuk dapat menentukan benda apa itu?


(49)

Tabel 1.4 Evaluasi Akhir

No. Soal Tujuan

Pembelajaran 1. Saat pulang sekolah Dodi menemukan

sebuah benda yang mengkilat berwarna kuning keemasan. Namun bentuk benda tersebut tidak beraturan. Karena penasaran, benda tersebut-pun dibawa pulang. Sesampainya dirumah Dodi bertanya kepada kakaknya, “Apakah ini

emas kak?”. Kakaknya pun

menyarankan dodi mencari massa jenisnya untuk mengetahui benda apa itu. Dapatkan teman-teman membantu Dodi menentukan langkah yang harus dilakukan Dodi untuk menentukan massa jenis benda tersebut?

a. Alat dan bahan apa saja yang diperlukan Dodi untuk menentukan massa jenis benda tersebut?

b. Langkah yang harus dilakukan Dodi untuk mendapatkan massa, volume dan mengetahui jenis benda tersebut dengan alat dan bahan yang ada? c. Jika setelah diteliti didapatkan

massanya 8400 gr dan volumenya 1000 cm3 benda apakah itu?

Menjelaskan aplikasi konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C2)

2. Ayah Deden mempunyai sebuah papan kayu besar yang terletak di samping rumah. Suatu hari Deden memotong papan milik ayahnya untuk bahan dasar membuat kerajinan kayu di sekolah. Potongan papan Deden berukuran 40 cm × 20 cm × 5 cm. Setelah ditimbang potongan kayu Deden tersebut memiliki massa 3,6 kg. Tidak lama kemudian Andre teman sekelas Deden juga meminta papan kayu pada Deden untuk membuat kerajinan kayu, maka Deden memotongkan kayu untuk Andre dari papan milik ayahnya, tetapi potongan kayu Andre lebih kecil dari milik Deden.

a. Berapakah massa jenis dari potongan kayu Deden; potongan

Menjelaskan

pengertian massa jenis dengan tepat. (C2)


(50)

No. Soal Tujuan Pembelajaran kayu Andre dan papan milik ayah?

b. Berikan alasan jawaban teman-teman!

3. Rina mempunyai 5 zat cair yaitu : Zat cair Mass (gr) Vol (cm3)

A 16 2

B 12 2

C 14 2

D 8 2

E 10 2

a. Dapatkah kalian membantu Rina untuk memprediksikan susunan zat cair dari lapisan paling dasar hingga lapisan teratas?

b. Mengapa susunannya seperti itu?

Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C3)

3) Tahap ketiga : Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran buat dengan mengacu pada WHERE TO dan di dalam rencana pembelajaran ini diusahakan agar siswa melakukan kegiatan belajar yang berfikir.

Dengan berdasarkan pemahaman yang ingin dicapai siswa di atas maka disusun rancangan seperti pada tabel berikut berikut:

Tabel 1.5 Rancangan pembelajaran Pertemuan Pertama:

1. Guru memberikan pertanyaan menarik untuk memancing keingintahuan siswa mengenai massa jenis. (apa persamaan antara minyak dan air? Bagaimana cara kalian membuktikan bahwa emas yang kalian atau ibu kalian miliki adalah asli?). H

2. Guru mengutarakan tujuan utama pembelajaran yang akan dicapai dalam proses belajar mengenai materi massa jenis. W

3. Guru bersama dengan siswa mengingat kembali cara menghitung massa zat dan volume zat. R

4. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, dengan masing-masing kelompok berjumlah 4 siswa. O

5. Guru memandu siswa untuk melakukan percobaan “Penentuan Massa


(51)

langkah percobaan, melengkapi tabel dan menuliskan kesimpulan). E-1, R

6. Setiap kelompok mempresentasikan hasil dan kesimpulan percobaan dan kelompok lain menanggapi. R

7. Melakukan diskusi untuk menyimpulkan hasil percobaan. R

8. Melakukan diskusi kelas untuk merubah satuan massa jenis dari satuan MKS ke CGS dan sebaliknya, serta cara merubah bentuk persamaan. E-1

9. Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan soal pada LKS (metode tutorial teman sebaya). E-2

10. Kelompok memaparkan hasil pekerjaan (sistem acak) dan siswa lain menanggapi. R

11. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang didapatkan melalui pertanyaan. R

12. Guru memberikan pekerjaan rumah. R Pertemuan Kedua:

1. Siswa memaparkan hasil pekerjaan rumah (kemungkinan siswa banyak yang tidak dapat menjawab dengan benar maka guru meminta siswa memperhatikan pelajaran hari ini agar memperbaiki jawaban yang tepat untuk pekerjaan rumah). R

2. Guru memberikan pertanyaan menarik untuk memancing keingintahuan siswa (Mengapa minyak dan air tidak dapat menyatu? Benda apa yang dapat terapung, melayag dan tenggelam dalam air? Mengapa peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dapat terjadi?). H

3. Melakukan diskusi kelas untuk melakukan demonstrasi “Benda Apa

Ini” (pendemo adalah perwakilan siswa). E-1

4. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil demonstrasi dan meminta siswa memperbaiki pekerjaan rumah. R

5. Kelompok melakukan percobaan “Density” dengan panduan LKS dan menjawab pertanyaan pada LKS (kelompok sama dengan pertemuan pertama). E-1

6. Tiap kelompok memaparkan hasil percobaan yang telah dilakukan (bergantian per-satu pertanyaan) dan kelompok lain menanggapi. R 7. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil percobaan. R 8. Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan soal pada LKS (metode

tutorial teman sebaya). E-2

9. Kelompok memaparkan hasil pekerjaan (sistem acak) dan siswa lain menanggapi. R

10. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang didapatkan melalui pertanyaan. R


(52)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kekhasan dari Understanding by Design adalah pembelajaran UbD mengacu pada hasil akhir yang diinginkan atau pemahaman pokok yang harus dicapai siswa. Berdasarkan hasil akhir yang diinginkan tersebut disusun bukti pembelajaran yang tepat dan kontekstual serta langkah pembelajaran yang disusun sedemikian rupa agar dalam proses pembelajaran hasil akhir yang diinginkan dapat dipahami oleh siswa.

Penulis mempunyai keyakinan jika pendekatan UbD ini diterapkan dalam materi massa jenis akan dapat dipahami dengan lebih baik oleh siswa dibandingkan dengan pengajaran konvensional.

C. RUMUSAN MASALAH

Bedasarkan latar belakang , maka rumusan masalah peneliti adalah:

1. Bagaimanakah penerapan pendekatan Understanding by Design dalam penyusunan rancangan pembelajaran?

2. Apakah pembelajaran pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design lebih efektif dari pembelajaran konvensional SMP X?

3. Sejauh mana kegiatan pembelajaran pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design berpengaruh terhadap keaktifan belajar siswa kelas VII b SMP X?


(53)

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mengetahui penerapan pendekatan Understanding by Design dalam penyusunan rancangan pembelajaran.

2. Mengetahui apakah pembelajaran pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design lebih efektif dari pembelajaran konvensional SMP X.

3. Mengetahui sejauh mana kegiatan pembelajaran pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design berpengaruh terhadap keaktifan belajar siswa kelas VII b SMP X.

E. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi guru dan calon guru:

Penggunaan pendekatan Understanding by Design dalam pembelajaran dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembelajaran fisika.

Sebagai pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa. Menjadi referensi dalam menyusun rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) yang lebih baik, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa.


(54)

2. Bagi siswa:

Memberikan pengalaman belajar dengan menggunakan pendekatan Understanding by Design sehingga para siswa dapat mengalami proses pembelajaran baru.

Membantu siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan memahami konsep fisika.

3. Bagi peneliti:

Sebagai sarana untuk mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran Understanding by Design di dalam pembelajaran secara nyata.

Mengetahui mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman dan keaktifan belajar dengan pendekatan pembelajaran Understanding by Design.


(55)

37 BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai Jenis dan metode penelitian, subyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, instrumen penelitian, penyusunan instrumen dan metode analisis data.

A. JENIS DAN METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian pendidikan dan pengembangan (Research & Development) model pembelajaran dengan metode eksperimen. Penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan (Setyosari, 2010:207).

Metode penelitian pengembangan ini adalah metode eksperimental. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arifin (2011:126) mengenai metode eksperimental

Metode eksperimental digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah dilakukan evaluasi, evaluasi tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran, selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Perbandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dari produk yang dihasilkan.

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Pada penelitian ini populasinya adalah siswa SMP X, yang terdiri dari 2 kelas. Sampel diambil seluruh siswa kelas VII b SMP X sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VII d SMP X sebagai kelas kontrol.


(56)

C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN C.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP X, pada siswa kelas VII b dan siswa kelas VII d.

C.2 . Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2013/2014, pada tanggal 24 September 2013 hingga 3 Oktober 2013.

D. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu (1) penyusunan instrumen, (2) pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan UbD, observasi keaktifan siswa, (3) evaluasi akhir. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan desain penelitian dibawah ini:


(57)

Bagan 2.1 Desain Penelitian

Penelitian kuantitatif dilakukan untuk melihat pemahaman siswa melalui evaluasi hasil belajar materi massa jenis siswa. Dalam penelitian ini peneliti menguji keampuhan rancangan pembelajaran dengan pendekatan UbD dibandingkan dengan rancangan pembelajaran biasa (RPP sekolah). Dalam pelaksanaan pengujian digunakan dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tahap I Penyusunan

instrumen

Tahap II Pelaksanaan pembelajaran

dengan pendekatan UbD

Tahap III Evaluasi

akhir Instrumen

pembelajaran

Instrumen penelitian

RPP dengan desain UbD dan

LKS siswa

Soal evaluasi

Kelas Eksperime

n Kelas Kontrol

Analisis

Kesimpulan Nilai Ebtanas Murni

(NEM) IPA SD

Observasi Keaktifan


(58)

Untuk melihat kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan NEM (Nilai Ebtanas Murni) pelajaran IPA SD, hal ini dilakukan karena kelompok siswa yang diteliti merupakan siswa baru. Setelah itu dilakukan Test-T untuk mengetahui signifikan kedua kelompok.

Dalam pelaksanaan penelitian, kelompok eksperimen dalam pembelajarannya menggunakan rancangan pembelajaran dengan pendekatan UbD sedang pada kelompok kontrol menggunakan rancangan pembelajaran biasa. Diakhir pembelajaran diberikan evaluasi akhir yang sama.

Setelah selesai eksperimen dan pemberian evaluasi akhir, dilakukan analisis statistik uji perbedaan.

Penentuan dan pembuatan instrumen dikerjakan oleh peneliti, namun dalam proses pembuatannya menyertakan peran guru. Hal ini dilakukan karena UbD merupakan hal yang sangat baru dalam ranah dunia pendidikan di Indonesia maka penelitian ini dibuat dan dipelajari bersama.

Dalam menerapkan pembelajaran massa jenis dengan pendekatan UbD ini peneliti tidak melakukan penerapan sendiri secara langsung melainkan menjadi observer proses belajar mengajar, sedangkan yang melakukan treatment adalah guru fisika sekolah SMP X. Guru fisika di SMP X adalah Bu Dewi. Treatment dilakukan oleh guru setempat dikarenakan untuk menerapkan pembelajaran dengan pendekatan UbD ini diperlukan guru yang berpengalaman, memiliki keterampilan mengajar dan lebih memahami siswa. Selain itu agar tidak terjadi bias penelitian, artinya jika peneliti melakukan treatment sendiri maka pembelajaran akan dibuat sebaik mungkin. Disini peneliti tidak ingin merubah


(59)

pandangan siswa terhadap guru yang mengajar, karena jika peneliti yang mengajar akan merubah sikap, minat dan motivasi siswa.

Selain penelitian kuantitatif dilakukan juga penelitian kualitatif yaitu dengan observasi keaktifan belajar siswa dan wawancara terhadap guru untuk melengkapi penelitian melalui tanggapan guru tentang pembelajaran dengan pendekatan UbD.

E. INSTRUMENTASI

Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian.

E.1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang digunakan dan ada dalam proses pembelajaran. Instrumen tersebut adalah :

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pendekatan Understanding by Design.

RPP ini merupakan pedoman yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. RPP disusun dengan pendekatan Understanding by Design (backward design). Dalam pembuatan rancangan pembelajaran ini digunakan metode pembelajaran yang sama dengan RPP sekolah sebagai kontrol agar tidak terjadi perbedaan signifikan dalam proses penyampaian materi.


(60)

b. Lembar Kerja Siswa (LKS).

LKS ini merupakan penuntun pemahaman serta kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Pada penelitian ini LKS disusun berdasarkan urutan kegiatan siswa dalam pokok bahasan Massa Jenis dengan memberikan kegiatan dan permasalahan yanng kontekstual serta meningkatkan pemahaman dan daya pikir siswa.

LKS terlampir pada lampiran A2 hal 94

E.2. Instrumen Pengumpulan dan Pengolahan Data

Instrumen pengumpulan dan pengolahan data dalam penelitian ini meliputi: a. Soal Evaluasi Akhir.

Evaluasi akhir akan diberikan pada akhir treatment. Hasil evaluasi akhir ini nantinya akan diamati sebagai dampak treatment. Soal evaluasi akhir bertujuan untuk mengukur efektivitas pembelajaran yaitu melalui tingkat pemahaman siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan pendekatan UbD.

Evaluasi akhir ini menggunakan dua soal berbeda yang dijadikan satu, yaitu soal buatan guru yang biasa diberikan dan soal dengan pemahaman yang lebih tinggi. Soal yang biasa digunakan oleh guru fisika di SMP X adalah soal pilihan ganda. Gabungan soal evaluasi ini yang nantinya akan dianalisis.

Bentuk soal akhir test ini adalah pilihan ganda dan uraian, dengan jumlah pilihan ganda 10 soal dengan kisi-kisi yang ditetapkan oleh guru


(61)

(RPP sekolah) dan 3 soal uraian yang dibuat peneliti dengan tingkat berpikir yang lebih tinggi.

Soal uraian dipilih karena lebih dapat digunakan untuk melihat pemahaman siswa, selain itu tingkat kesulitan soal uraian lebih tinggi dari bentuk soal pilihan ganda yang biasa dipakai di sekolah.

Soal uraian ini dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Rancangan soal evaluasi uraian

Tujuan Pembelajaran Nomor Soal

Menjelaskan pengertian massa jenis dengan tepat. (C2) 2 Menjelaskan aplikasi konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C2)

1 Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C3)

3

b. Keaktifan belajar siswa.

Menurut Suparno (2007:63), observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (penciuman, pendengaran, peraba, pengecap, rekaman, gambar, rekaman suara, dll).

Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keaktifan belajar siswa terhadap pelajaran fisika materi massa jenis berdasarkan aspek-aspek pemahaman dalam UbD, sehingga didapatkan indikator keaktifan belajar siswa dapat adalah sebagai berikut:


(62)

Tabel 2.2 Indikator keaktifan belajar siswa

Berdasarkan indikator tersebut keaktifan siswa dibagi dalam dua pengamatan, yaitu :

a. Mengamati keaktifan siswa berdasarkan pengisian pertanyaan pada LKS yang telah disediakan.

Pengamatan ini terdapat pada indikator keaktifan siswa membuat kesimpulan hasil percobaan (kode B) dan siswa meyelesaikan latihan soal (kode D). Indikator ini dapat diamati melalui LKS yang telah dikerjakan siswa.

Indikator keaktifan siswa membuat kesimpulan hasil percobaan (kode B) dapat diobservasi melalui LKS, yaitu dengan mengisi kesimpulan dari hasil percobaan pada LKS. Pada proses pembelajaran ada dua percobaan yaitu percobaan massa jenis pada LKS (kode B1) dan percobaan terapung, melayang tenggelam pada LKS (kode B2).

Indikator siswa mengerjakan latihan soal juga diobservasi melalui LKS, yaitu dengan mengerjakan soal yang telah dibuat (kode D). Terdapat soal pada setiap pertemuan dan juga pekerjaan rumah. Distribusi soal dapat dilihat pada penjabaran pada tabel berikut:

Aspek Indikator Keaktifan Kode

Interpretasi Siswa mengungkapkan ide atau pendapat. A Siswa membuat kesimpulan hasil percobaan. B

Aplikasi Siswa melakukan percobaan. C

Siswa menyelesaikan latihan soal. D Empati Siswa bekerjasama dengan baik dalam kelompok. E


(63)

Tabel 2.3 Distribusi soal pada LKS

Pertemuan Tipe Soal Kode

I Soal Inul memiliki balok kayu dengan ukuran 10 cm x 2 cm x 5 cm, dan massa 120 gr.

a) Berapakah massa jenis balok kayu Inul?

b) Ubahlah satuan massa jenis kedalam satuan SI (kg/m3)

D1

Andi mempunyai sebuah kubus Timah dengan panjang sisi 2 cm. Jika massa jenis kubus Timah tersebut 11 gr/cm3, berapakah massa kubus Timah Andi?

D2

PR Suatu hari saat bermain teman-teman menemukan sebuah benda berbentuk tak beraturan berwarna kuning keemasan. Bagaimana cara teman-teman untuk dapat menentukan benda apa itu?

D3

II Soal Saat sedang mencangkul Rudi menemukan sebuah benda berwarna putih mengkilat berbentuk kubus. Karena penasaran Rudi menimbang dan menghitung volume benda tersebut dan mendapat massa sebesar 1050 gr serta volume sebesar 100 cm3. Dapatkah teman-teman tau benda apakah itu?

D4

Pak Budi memiliki sebuah papan kayu yang memiliki massa jenis sebesar 800 kg/m3, kemudian pak Budi membuat mainan untuk anaknya yang bernama Prian sebuah pedang mainan dari papan kayu tersebut. Berapakah massa jenis dari pedang kayu Prian?

D5

Ida akan melakukan suatu percobaan kecil tentang massa jenis. Ida memiliki cairan berwarna biru yang mempunyai massa 80 gr dan volume 20 cm3, lalu cairan berwarna merah yang mempunyai massa 50 gr dan volume 10 cm3. Lalu kedua cairan tersebut Ida tuangkan dalam gelas yang sama. Menurut teman-teman cairan dengan warna apa yang berada di bagian atas? Mengapa?


(64)

b. Mengamati keaktifan siswa berdasarkan tindakan/keterlibatan dalam proses pembelajaran.

Disamping mengamati keaktifan siswa melalui hasil pekerjaan siswa, pengamatan juga dilakukan melalui observasi tindakan/keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Distribusi tindakan/keterlibatan siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.4 Distribusi tindakan/keterlibatan siswa

Dari kedua model pengamatan tersebut maka dibuat suatu tabel pengamatan keaktifan belajar siswa sebagai berikut:

Tindakan/keterlibatan Kode

Siswa mengungkapkan ide atau pendapat. A

Siswa melakukan percobaan. C

Siswa bekerjasama dengan baik dalam kelompok. E


(65)

4

7

Tabel 2.5 Tabel untuk pengamatan keaktifan belajar siswa Kode

Siswa

Jenis Keaktifan Total

Keaktifan Per-siswa

Persentase Keaktifan Per-siswa

A B C D E F

B1 B2 C1 C2 D1 D2 D3 D4 D5 D6 01

02 03 04 05 Dst.


(66)

4

8

Tabel 2.6 Tabel keterangan kode keaktifan belajar siswa

Aspek Indikator keaktifan Kode Keaktifan/tindakan siswa Sub Kode

Interpretasi

Siswa mengungkapkan ide atau pendapat. A Siswa membuat kesimpulan hasil

percobaan. B

Mengisi kesimpulan percobaan 1 B1

Mengisi kesimpulan percobaan 2 B2

Aplikasi

Siswa melakukan percobaan. C Siswa terlibat aktif dalam percobaan 1 C1 Siswa terlibat aktif dalam percobaan 2 C2

Siswa menyelesaikan latihan soal. D

Siswa mengerjakan latihan soal D1 D1 Siswa mengerjakan latihan soal D2 D2 Siswa mengerjakan pekerjaan rumah D3 D3 Siswa mengerjakan latihan soal D4 D4 Siswa mengerjakan latihan soal D5 D5 Siswa mengerjakan latihan soal D6 D6 Empati Siswa bekerjasama dengan baik dalam

kelompok. E

Sudut


(67)

c. Wawancara

Wawancara/interviu adalah semacam kuesioner lisan, suatu dialog yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi yang diberikan (Suparno, 2010:62).

Menurut Arifin (2012:158) tujuan wawancara adalah sebagai berikut: 1) Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu

hal atau situasi dan kondisi tertentu. 2) Untuk melengkapi penyelidikan ilmiah.

3) Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu.

Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu dengan panduan tujuan wawancara dan beberapa pertanyaan utama. Wawancara ini dilakukan untuk melengkapi penelitian dengan melihat tanggapan guru mengenai pendekatan UbD, untuk itu dibuat pedoman wawancara sebagai berikut:

Tabel 2.7 Pedoman wawancara

No. Tujuan Pertanyaan

1. Kelebihan dan kekurangan

pendekatan UbD

Menurut Ibu apakah langkah pembelajaran dan evaluasi pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran?

Menurut yang Ibu amati selama ini apakah RPP yang dibuat oleh para guru langkah dan soal sesuai dengan tujuan pembelajaran? Lalu apakah RPP tersebut diterapkan dalam proses pembelajaran? Apakah menggunakan pedoman buatan sendiri (LKS) menurut Ibu lebih efektif dibandingkan dengan mengikuti suatu buku atau LKS pasaran?


(68)

No. Tujuan Pertanyaan dalam bentuk apa? Mengapa?

Menurut Ibu apakah pendekatan UbD adalah pendekatan pembelajaran yang baik? Apa kendala dalam proses pembelajaran dengan UbD?

2. Efektivitas pembelajaran

dengan pendekatan UbD terhadap hasil belajar siswa

Menurut Ibu apakah dengan menggunakan pendekatan UbD pemahaman siswa lebih meningkat? Mengapa?

3. Pengaruh pembelajaran

dengan pendekatan UbD terhadap keaktifan siswa

Menurut Ibu apakah saat proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan UbD siswa lebih aktif? Mengapa?

Apakah siswa yang biasanya pasif dapat lebih aktif?

Apakah dengan meningkatnya keaktifan siswa membuat pemahaman siswa lebih baik?

4. Penerapan UbD Apakah Ibu mau menggunakan pendekatan UbD?

F. VALIDITAS

Instrumentasi yang digunakan dalam penelitian in tidak diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitasnya. Dalam penyusunan instrumen, peneliti berkonsultasi dengan guru fisika di sekolah dan dosen pembimbing.

G. INDIKATOR KEBERHASILAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan model pembelajaran yang bertujuan utama untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran berupa peningkatan pemahaman siswa dalam materi massa jenis. Indikator keberhasilan penelitian ini ditandai dengan hasil belajar siswa kelas eksperimen yang lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Selain itu indikator keberhasilan lain penelitian ini


(69)

adalah keberhasilan siswa mencapai nilai KKM fisika yang ditetapkan SMP X, yaitu 78.

Indikator keberhasilan selanjutnya dalam penelitian ini adalah siswa aktif dalam proses pembelajaran.

H. METODE ANALISIS DATA H.1. NILAI NEM IPA SD

Nilai NEM IPA SD digunakan untuk mengetahui keadaan pemahaman awal siswa SMP kelas eksperimen dan kelas kontrol. Daftar tabel NEM IPA SD

mengikuti tabel berikut:

Tabel 2.8 Tabel NEM IPA SD kelas eksperimen No.

Urut

NEM IPA 01.

02 03. 04. 05. Dst.

Tabel 2.9 Tabel NEM IPA SD kelas kontrol No.

Urut

NEM IPA 01.

02 03. 04. 05. Dst.


(70)

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol maka data tersebut dianalisis dengan statistik menggunakan Test-T untuk Dua Group yang Independen.

Dengan menggunakan SSPS diperoleh mean dan probabilitas (p). Kelas dengan mean yang lebih tinggi berarti pemahamannya lebih baik selain itu jika p

= .00 < α = .05, berarti ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika p = .00 > α = .05, berarti tidak ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

H.2. Evaluasi Akhir

Untuk mengetahui bagaimana pemahaman atau hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan pendekatan UbD, diukur melalui soal evaluasi akhir. Pemahaman mengacu pada aspek-aspek pemahamam dalam UbD.

Dalam memeriksa jawaban siswa diperlukan pedoman penskoran untuk masing-masing soal. Berikut ini adalah penskoran penilaian untuk masing-masing soal:


(1)

Lampiran C1. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari JPMIPA kepada Kepala Kesbang


(2)

Lampiran C2. Surat Rekomendasi Penelitian dari Kesbang kepada Kepala Bappeda


(3)

(4)

(5)

Lampiran D1. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian


(6)

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan II

Keseriusan siswa kelas eksperimen mengerjakan evaluasi akhir


Dokumen yang terkait

Pengambangan rancangan pembelajaran dengan pendekatan understanding by design pada materi gerak lurus berubah beraturan dan pelaksanaannya di kelas X pada sebuah SMA di Yogyakarta.

0 2 139

Pengembangan rancangan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi gerak lurus beraturan dan pelaksanaannya di kelas X D pada sebuah SMA di Yogyakarta.

1 2 152

Pengembangan rencana dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi Hukum Hooke Kelas XI IPA di SMA X.

2 6 197

Pengembangan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan understanding by design pada materi massa jenis di kelas VII B SMP X.

0 2 200

Pengembangan rancangan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi gerak lurus beraturan dan pelaksanaannya di kelas X D pada sebuah SMA di Yogyakarta

0 0 150

Pengembangan rencana dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi Hukum Hooke Kelas XI IPA di SMA X

2 7 195

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TRANSFORMASI UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

0 0 52

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER PADA MATERI HIMPUNAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

0 1 284

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP -

0 1 22

Efektivitas penerapan pendekatan understanding by design dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pelaksanaannya di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dengan pokok bahasan bunyi - USD Repository

0 0 256