Pengambangan rancangan pembelajaran dengan pendekatan understanding by design pada materi gerak lurus berubah beraturan dan pelaksanaannya di kelas X pada sebuah SMA di Yogyakarta.

(1)

vii ABSTRAK

Monika Rianti. 2014. Pengembangan Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Gerak Lurus Berubah Beraturan dan Pelaksanaannya di Kelas X pada Sebuah SMA di Yogyakarta.Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan rancangan pembelajaran yang dikembangkan dengan pendekatan Understanding by Design (2) mengetahui keefektifan pembelajaran yang diajarkan dengan pendekatan Understanding by Design. (3) mengetahui keaktifan siswa selama pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2013 sampai dengan Oktober 2013. Subyek penelitian adalah siswa kelas X di sebuah SMA di Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian adalah RPP, Lembar pengamatan dan Soal Evaluasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Klasifikasi tingkat pemahaman rata-rata kelas treatment adalah 38.64%, sedangkan kelas control adalah 15.25%, (2) Test-T untuk dua kelompok independent menunjukkan selisih dua mean data yaitu 25.66863, (3) Di kelastreatment4 dari 30 siswa mencapai KKM, sedangkan di kelas control dari 32 siswa tidak ada yang berhasil mencapai KKM (4) Keaktifan siswa pada pertemuan pertama mencapai 47% dan tergolong dalam kriteria cukup aktif. Pada pertemuan kedua, mencapai 62% dan tergolong dalam kriteria aktif. Pada pertemuan ketiga mencapai 65% dan tergolong dalam kriteria aktif.


(2)

viii ABSTRACT

Monika Rianti. 2014. Development Design of Learning using Understanding by Design Approach and its Implementation to the Subject Uniformly Accelerated Motion in Class X at a Senior High School at Yogyakarta. Thesis. Physical Education Studies Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This study aims to (1) produce a lesson plan developed by the Understanding by Design (2) determine the effectiveness of learning taught by the Understanding by Design. (3) determine the activity of students during learning by using the Understanding by Design. This study was conducted from September 2013 until October 2013. Subjects were high school students of class X in a Senior High School at Yogyakarta. This research is an experimental study. The instrument used in this study is the implementation of lesson plans, observations and problem evaluation sheet .

The research results showed that (1) Level classification of the average understanding of class treatment was 38.64%, while the control class was 15,25%, (2) T-Test for two independent groups of data showed that the mean difference of two 25.66863, (3) In class treatment 4 out of 30 students achieve KKM, whereas in the control class of 32 students no one who achieve KKM (4) the active participation of students in the first meeting reached 47% and classified as moderately active criteria. At the second meeting, at 62% and classified as active criteria. At the third meeting of up to 65% and classified as active criteria.


(3)

PENGEMBAN PENDEKATAN UN LURUS BERU

DI KELAS

Diaju Memperoleh Gelar

PR JURUSA FAKULT

NGAN RANCANGAN PEMBELAJARAN D

UNDERSTANDING BY DESIGN PADA MAT

RUBAH BERATURAN DAN PELAKSANA AS X PADA SEBUAH SMA DI YOGYAKA

Skripsi

iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat lar Sarjana Pendidikan Program Studi Pend

Disusun Oleh: MONIKA RIANTI

NIM: 091424018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IP LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2014

N DENGAN ATERI GERAK

AANNYA ARTA

at

ndidikan Fisika

IPA IKAN


(4)

PENGEMBAN PENDEKATAN UN LURUS BERU

DI KELAS

Diaju Memperoleh Gelar

PR JURUSA FAKULT

i

NGAN RANCANGAN PEMBELAJARAN D

UNDERSTANDING BY DESIGN PADA MAT

RUBAH BERATURAN DAN PELAKSANA AS X PADA SEBUAH SMA DI YOGYAKA

Skripsi

iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat lar Sarjana Pendidikan Program Studi Pend

Disusun Oleh: MONIKA RIANTI

NIM: 091424018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IP LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2014

N DENGAN ATERI GERAK

AANNYA ARTA

at

ndidikan Fisika

IPA IKAN


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Do Your Best!!”

Untuk Hasilnya Biar Tuhan Sendiri yang

Menentukan


(8)

(9)

(10)

vii ABSTRAK

Monika Rianti. 2014. Pengembangan Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Gerak Lurus Berubah Beraturan dan Pelaksanaannya di Kelas X pada Sebuah SMA di Yogyakarta.Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan rancangan pembelajaran yang dikembangkan dengan pendekatan Understanding by Design (2) mengetahui keefektifan pembelajaran yang diajarkan dengan pendekatan Understanding by Design. (3) mengetahui keaktifan siswa selama pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2013 sampai dengan Oktober 2013. Subyek penelitian adalah siswa kelas X di sebuah SMA di Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian adalah RPP, Lembar pengamatan dan Soal Evaluasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Klasifikasi tingkat pemahaman rata-rata kelas treatment adalah 38.64%, sedangkan kelas control adalah 15.25%, (2) Test-T untuk dua kelompok independent menunjukkan selisih dua mean data yaitu 25.66863, (3) Di kelastreatment4 dari 30 siswa mencapai KKM, sedangkan di kelas control dari 32 siswa tidak ada yang berhasil mencapai KKM (4) Keaktifan siswa pada pertemuan pertama mencapai 47% dan tergolong dalam kriteria cukup aktif. Pada pertemuan kedua, mencapai 62% dan tergolong dalam kriteria aktif. Pada pertemuan ketiga mencapai 65% dan tergolong dalam kriteria aktif.


(11)

viii ABSTRACT

Monika Rianti. 2014. Development Design of Learning using Understanding by Design Approach and its Implementation to the Subject Uniformly Accelerated Motion in Class X at a Senior High School at Yogyakarta. Thesis. Physical Education Studies Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This study aims to (1) produce a lesson plan developed by the Understanding by Design (2) determine the effectiveness of learning taught by the Understanding by Design. (3) determine the activity of students during learning by using the Understanding by Design. This study was conducted from September 2013 until October 2013. Subjects were high school students of class X in a Senior High School at Yogyakarta. This research is an experimental study. The instrument used in this study is the implementation of lesson plans, observations and problem evaluation sheet .

The research results showed that (1) Level classification of the average understanding of class treatment was 38.64%, while the control class was 15,25%, (2) T-Test for two independent groups of data showed that the mean difference of two 25.66863, (3) In class treatment 4 out of 30 students achieve KKM, whereas in the control class of 32 students no one who achieve KKM (4) the active participation of students in the first meeting reached 47% and classified as moderately active criteria. At the second meeting, at 62% and classified as active criteria. At the third meeting of up to 65% and classified as active criteria.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkat dan kasih Yesus sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengembangan Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding By Design pada Materi Gerak Lurus Berubah Beraturan dan Pelaksanannya di Kelas X pada Sebuah SMA di Yogyakarta” ini dengan baik.

Proses penelitian ini dikerjakan secara bersama-sama dalam sebuah tim yang beranggotakan 4 mahasiswa Pendidikan Fisika 2009, yaitu Andreas Noven, Andrias Pradah, Monika Rianti dan Rufina Makrina.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu dan pikiran serta dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan skripsi.

2. Bapak Irsyad Riyadi, selaku guru fisika kelas X di SMA tempat melakukan penelitian yang telah membantu dan membimbing penulis dalam persiapan dan pelaksanaan penelitian.

3. Dosen penguji yang telah memberikan saran kepada penulis.

4. Dwi Nugraheni Rositawati, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan pendampingan akademik selama penulis berkuliah di Universitas Sanata Dharma.

5. Segenap dosen JPMIPA yang telah memberikan bimbingan selama menuntut ilmu di Universitas Sanata Dharma.

6. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala hal mengenai administrasi selama penulis berkuliah di Universitas Sanata Dharma.

7. Kepala Sekolah, segenap staf karyawan-karyawati serta guru-guru yang telah membantu dalam hal perijinan dan memberikan dukungan kepada penulis selama melaksanakan penelitian.


(13)

x

8. Siswa-siswi kelas X1dan X2yang telah bersedia menjadi subjek penelitian. 9. Ayahku Susanto, Ibuku Maria Pariyem dan adikku Yosep Rianto, yang telah

senantiasa mendoakan, mendukung dan memberikan semangat serta perhatian kepada penulis.

10. Sahabatku tim UbD yang telah membantu, memberikan masukan, menyemangati dan berjuang bersama sampai akhir, perjuangan sesungguhnya baru akan dimulai teman-teman.

11. Sahabatku (Vina P.Fis 09, Veni Psi 11, Nana P.Bio 09, Lia TI 08) yang selalu memberi dukungan kepada penulis agar dapat segera menyelesaikan skripsi dan Setiarini P.Fis 10 yang telah bersedia menjadi observer.

12. Sahabat seperjuanganku Pendidikan Fisika angkatan 2009 atas kebersamaan, suka duka dan pengalaman yang telah diberikan selama perkuliahan sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

13. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun selalu penulis harapkan dengan senang hati demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan pendidikan serta pembaca pada umumnya.


(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1. LATAR BELAKANG ... 1

2. LANDASAN TEORI ... 2

2.1. Understanding by Design... 2

2.2. Enam Aspek sebagai Indikator Pemahaman ... 3

2.3. Hubungan Pemahaman pada Understanding by Design dengan Taksonomi Bloom ... 4

2.4. Backward Design... 5


(15)

xii

2.6. Rancangan Pembelajaran dengan Understanding by

Designdalam Materi ... 12

2.7. Keaktifan Siswa ... 18

3. RUMUSAN MASALAH ... 18

4. TUJUAN PENELITIAN ... 19

5. MANFAAT PENELITIAN... 19

BAB II METODOLOGI PENELITIAN ... 20

1. JENIS PENELITIAN ... 20

2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ... 20

3. SAMPEL ... 20

4. VARIABEL ... 21

5. DESAIN PENELITIAN... 21

6. TREATMENT... 21

7. METODE PENGUMPULAN DATA... 22

8. INSTRUMEN PENELITIAN ... 22

9. VALIDITAS ... 25

10. METODE ANALISIS DATA... 26

BAB III DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 34

1. PELAKSANAAN PENELITIAN ... 34

2. DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 42

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(16)

xiii DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Understanding by Designpada GLBB... 12

TABEL 2.1 Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa ... 24

TABEL 2.2 Kisi-Kisi Soal Evaluasi ... 25

TABEL 2.3 Skoring Soal Evaluasi ... 26

TABEL 2.4 Penskoran Masing-masing Soal ... 26

TABEL 2.5 Klasifikasi Tingkat Pemahaman... 31

TABEL 2.6 Kriteria Keaktifan Siswa ... 33

TABEL 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 36

TABEL 3.2 NEM Siswa ... 42

TABEL 3.3 Tingkat Pemahaman Siswa KelasTreatment... 45

TABEL 3.4 Tingkat Pemahaman Siswa KelasControl... 46

TABEL 3.5 Keaktifan Siswa tanggal 12 September 2013... 54

TABEL 3.6 Keaktifan Siswa tanggal 19 September 2013... 54


(17)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 64

LAMPIRAN 2 Lembar Kerja Siswa (LKS)... 72

LAMPIRAN 3 Kunci Jawaban LKS... 75

LAMPIRAN 4 Soal Latihan ... 78

LAMPIRAN 5 Kunci Jawaban Soal Latihan ... 80

LAMPIRAN 6 Postest... 83

LAMPIRAN 7 Lembar Jawaban Siswa(Postest)... 85

LAMPIRAN 8 Skor Siswa... 105

LAMPIRAN 9 Nilai Evaluasi ... 108

LAMPIRAN 10 Lembar Pengamatan Keaktifan ... 112

LAMPIRAN 11 Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Kampus ... 118

LAMPIRAN 12 Surat Keterangan Melakukan Penelitian dari Sekolah ... 119


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Mendengar kata fisika, sebagian besar orang akan langsung beranggapan bahwa fisika itu adalah salah satu matapelajaran yang sulit. Berdasarkan pengalaman peneliti saat masih duduk di bangku sekolah, melaksanakan PPL, dan selama perkuliahan, peneliti menemukan banyak keluhan baik dari diri sendiri, teman-teman maupun siswa yang mengatakan bahwa fisika adalah matapelajaran dengan banyak persamaan dan konsep sehingga sulit untuk diingat/dihafalkan.

Fisika bukan suatu kumpulan persamaan yang harus dihafal melainkan harus dipahami (Giancoli, 2001:33). Seseorang yang mampu memahami suatu materi akan memperoleh pemahaman materi tersebut. Menurut Wiggins & McTighe (2005:43), pemahaman berarti hasil dari mencoba memahami atau membuat kesimpulan dari suatu pengetahuan. Mereka juga mengatakan bahwa pemahaman yang telah tercapai dapat dilihat ketika seseorang mampu mentransfer pengetahuannya. Untuk mencapai pemahaman konsep dan persamaan suatu materi dapat digunakan berbagai cara. Cara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan suatu pendekatan yaitu Understanding by

Design dalam pembelajaran. Secara umum, Understanding by Design adalah suatu pendekatan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dalam proses mencapai pemahaman yang lebih mendalam. Selain pemahaman,


(19)

pembelajaran dengan menerapkan Understanding by Design juga diharapkan

mampu membuat siswa terlibat aktif selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

Understanding by Design masih tergolong suatu pendekatan yang baru. Sejauh peneliti menelusuri dalam pustaka Indonesia, peneliti masih belum menemukan penelitian tentang UbD. Oleh karena itu, peneliti ingin mencoba menerapkan pendekatan ini dalam pembelajaran dan melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengembangan Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Gerak Lurus Berubah Beraturan dan Pelaksanaannya di Kelas X pada Sebuah SMA di Yogyakarta”.

Rumusan dasar teori dalam skripsi ini masih menggunakan banyak istilah asing. Hal ini dikarenakan peneliti mengalami kesulitan mencari padanan kata dalam bahasa Indonesia.

2. LANDASAN TEORI

2.1. Understanding by Design (UbD)

Understanding by Design dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe (2005). Menurut mereka,Understanding by Design adalah suatu pendekatan yang memberikan panduan cara berpikir tentang langkah demi langkah untuk merancang perencanaan pembelajaran dan pelaksanaannya dalam proses mencapai pemahaman yang lebih mendalam. Susan Clayton (2011) dalam jurnalnya menyebutkan Understanding by Design adalah cara berpikir tentang pembelajaran, penilaian dan pengajaran yang menempatkan siswa di tengah proses pembelajaran. Guru mulai belajar


(20)

tentang ide-ide besar, pemahaman dan merancang penilaian yang mengarah pada pemahaman.

Pemahaman merupakan kesimpulan penting suatu pengetahuan yang diambil dari pengalaman kemudian pengetahuan tersebut ditransfer (McTighe & Wiggins. 2005:128). Pemahaman tersebut terungkap saat siswa secara mandiri dapat memahami dan mentransfer pengetahuan mereka melalui kinerja otentik. Ada enam aspek yang berfungsi sebagai indikator pemahaman, yaitu kemampuan menjelaskan, menafsirkan, menerapkan, mengubah perspektif, berempati dan menilai diri sendiri. 2.2. Enam Aspek sebagai Indikator Pemahaman

2.2.1. Explanation

Siswa dapat menjelaskan suatu teori, prinsip dan proses dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

2.2.2. Interpretation

Siswa dapat menafsirkan data, teks dan pengalaman melalui gambar, cerita analogi dan model.

2.2.3. Application

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan kemampuannya secara efektif dalam keadaan yang baru dan bermacam-macam.

2.2.4. Perspective

Siswa dapat menunjukkan pandangan/gagasan dan menerima adanya perbedaan pandangan.


(21)

Siswa mempunyai kemampuan untuk merasakan atau mengetahui perasaan orang lain dan sekitarnya.

2.2.6. Self-Knowledge

Siswa mempunyai pengetahuan diri tentang makna pembelajaran dan pengalaman.

2.3. Hubungan Pemahaman padaUnderstanding by Designdengan Taksonomi Bloom

Tujuan atau hasil yang ingin dicapai dalam UbD adalah pemahaman. Pembelajaran dengan UbD dimaksudkan untuk membantu siswa berpikir lebih sehingga dapat mencapai pemahaman yang lebih mendalam. Menurut Nana Sudjana (2009) dalam artikel Teori Belajar Aktif, pemahaman merupakan kemampuan kognitif tingkat rendah yang setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkatan dalam taksonomi bloom yang Pada tahun 1994, Anderson dan para ahli psikologi memperbaiki taksonomi bloom pada ranah koginitif dengan nama Revisi Taksonomi Bloom, enam level ranah kognitif yang diperbaiki meliputi (Utari dalam Taksonomi Bloom (Apa dan Bagaimana Menggunakannya?)):

a. Mengingat

Kemampuan menyebutkan kembali informasi/ pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan.


(22)

Kemampuan memahami instruksi dan menegaskan pengertian/makna ide atau konsep yang telah diajarkan baik dalam bentuk lisan, tertulis, maupun grafik/diagram.

c. Mengaplikasi

Kemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan konsep pada situasi tertentu.

d. Menganalisis

Kemampuan memisahkan konsep ke dalam beberapa komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep tersebut secara utuh.

e. Mengevaluasi

Kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma, kriteria atau patokan tertentu.

f. Mencipta/ membuat

Kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil.

Pemahaman yang diharapkan pada pembelajaran dengan Understanding by Designini yaitu siswa dapat mencapai ranah Kognitif taksonomi bloom yang sudah direvisi sampai pada level mencipta/membuat.

2.4. Backward Design

Rancangan dengan pendekatan Understanding by Design disusun ke dalam sebuah kerangka yang disebut backward design. Backward design


(23)

menetapkan terlebih dahulu tujuan/hasil yang ingin dicapai (McTighe & Wiggins. 1998 dalam Curriculum Development Using the Backward Design Method)

Berikut ini alasan mengapa menggunakanbackward design, yaitu:

o Memulai perencanaan dengan hasil yang ingin dicapai, sehingga guru dapat mengatur kelas lebih efektif.

o Guru memiliki struktur yang jelas saat merencanakan kegiatan pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan penilaian.

o Siswa akan menemukan makna dalam kegiatan kelas dengan lebih mudah karena mereka mengetahui tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan penilaian.

2.4.2. Tahap–Tahap MerancangBackward Design

Dalam buku Understanding by Design, ada tiga tahap perancangan

backward design, yaitu sebagai berikut:

2.4.2.1.Identify Desire Results(Menentukan Hasil yang Diinginkan)

Berikut ini elemen-elemen yang dibutuhkan dalam Identify Desire Results:

o Estabilished Goal(Tujuan Utama)

Tujuan utama dari pembelajaran yang ingin dicapai dan penting untuk pencapaian pemahaman.


(24)

o Essential Question(Pertanyaan Penting)

Pertanyaan penting yang dapat membantu siswa memahami. Pertanyaan ini akan memandu siswa dalam menjelaskan dan menginterpretasikan pemahaman yang dikuasainya.

o Understanding(Pemahaman)

Ide, konsep, atau proses diajarkan dengan menarik dan melibatkan siswa sehingga siswa memperoleh pemahaman. Berdasarkan elemen-elemen ini, maka:

a. Siswa akan tahu . . .

Pengetahuan apa yang akan siswa dapatkan dan kuasai sebagai hasil dari pembelajaran.

b. Siswa akan mampu . . .

Apa yang mampu siswa lakukan sebagai hasil mendapatkan pengetahuan dalam pembelajaran.

2.4.2.2.Determine Acceptable Evidence

Elemen-elemen yang dibutuhkan dalam merancang dan menentukan bukti-bukti yang dapat diterima, sebagai berikut:

o Task: Apa tugas utama untuk menunjukkan pemahaman?

o Rubric: Bagaimana rubrik yang akan digunakan untuk menilai kinerja?


(25)

o Other Evidence: Bukti lain apa yang dikumpulkan untuk membangun kasus dalam proses pencapaian pemahaman, pengetahuan dan keterampilan.

2.4.2.3.Plan Learning Experiences and Instruction

Elemen yang dibutuhkan dalam merancang rencana pembelajaran, pengalaman dan pengajaran adalah WHERE TO, penjelasannya adalah sebagai berikut:

W_Where dan Why

Memastikan bahwa siswa mengerti kemana tujuan belajar mereka dan mengapa mereka menuju kesana.

H_Hook dan Hold

Menarik perhatian siswa di awal pembelajaran dan mempertahankan perhatian mereka selama proses pembelajaran. E_Equip

Membekali siswa dengan pengalaman yang diperlukan, alat-alat, pengetahuan, dan kemampuan untuk memenuhi tujuan kinerja. R_Rethink, Reflect dan Revise

Memberikan siswa banyak kesempatan untuk memikirkan kembali ide-ide pokok, merefleksikan kemajuan, dan merevisi pekerjaan mereka.

E_Evaluate

Memberi kesempatan pada siswa untuk mengevaluasi kemajuan dan menilai sendiri.


(26)

T_Tailored

Pembelajaran disesuaikan untuk mencerminkan bakat individu, minat, gaya, dan kebutuhan.

O_Organized

Pembelajaran diatur untuk mengoptimalkan pemahaman yang mendalam.

2.5. Gerak Lurus Berubah Beraturan

Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan garis lurus dengan percepatan tetap/konstan. Percepatan tetap artinya baik nilai dan arahnya tetap. Benda yang melakukan gerak lurus berubah beraturan memiliki percepatan tetap.

Benda yang kecepatannya berubah dikatakan mengalami percepatan.

Percepatan memberitahu kita mengenai perubahan kecepatan setiap satuan

waktu, sedangkan kecepatan memberitahu kita mengenai perubahan posisi

setiap satuan waktu.

1) Grafik hubungan dalam Gerak Lurus Berubah Beraturan Grafik percepatan vs waktu

a (m/s2)


(27)

Grafik kecepatan vs waktu (benda mengalami percepatan)

Grafik kecepatan vs waktu (benda mengalami perlambatan)

Gerak lurus berubah beraturan dipercepat artinya sebuah benda yang bergerak lurus mengalami pertambahan kecepatan sehingga jarak yang ditempuh semakin besar. Sebaliknya gerak lurus berubah beraturan diperlambat artinya sebuah benda yang bergerak lurus mengalami pengurangan kecepatan sehingga jarak yang ditempuh semakin kecil.

2) Persamaan GLBB v (m/s)

t (s)

Kecepatan awal v0=0

vt = vo+ at s = vot + ½ at2 vt2= vo2+ 2as v (m/s)

t (s) v0

Kecepatan awal v0≠0 v (m/s)

t (s) v0


(28)

3) Aplikasi Persamaan GLBB a) Gerak Jatuh Bebas

Gerak Jatuh bebas merupakan gerak suatu benda yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu tanpa kecepatan awal (v0= 0 ) dan gesekan di udara diabaikan atau ditiadakan.

h = gt2 vt= 2gh

b) Gerak Vertikal ke Atas

Gerak vertikal ke atas merupakan gerak suatu benda yang diperlambat dengan kecepatan awal v0. Persamaan yang berlaku pada gerak vertikal ke atas, sebagai berikut :

vt = vo–gt h = vot– gt2 vt2= vo22gh

c) Gerak Vertikal ke Bawah

Gerak vertikal ke bawah merupakan gerak suatu benda yang dipercepat dengan kecepatan awal v0. Persamaan yang berlaku pada gerk vertikal ke bawah, sebagai berikut :

vt = vo+ gt h = vot + gt2 vt2= vo2+ 2gh

h A

B A

B

h B A


(29)

2.6. Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design

dalam Materi

Bagian ini membahas Understanding by Design dalam materi gerak lurus berubah beraturan. BerikutUnderstanding by Designpada materi GLBB:

Tabel 1.1Understanding by Designpada GLBB

Tahap 1–Menentukan Hasil yang dicapai Tujuan (G)

1. Menghitung nilai percepatan dan perlambatan pada glbb.

2. Menjelaskan bagaimana benda dikatakan mengalami percepatan dan perlambatan.

3. Menggambarkan grafik kecepatan terhadap waktu. 4. Menggambarkan grafik jarak terhadap waktu. 5. Menjelaskan grafik kecepatan terhadap waktu. Pemahaman apa yang diinginkan (U)

o Percepatan adalah perubahan kecepatan setiap selang waktu yang diperlukan untuk perubahan kecepatan itu,a = ΔΔ = .

o Benda mengalami percepatan apabila kecepatan benda tersebut bertambah, sedangkan benda mengalami perlambatan apabila kecepatan benda tersebut berkurang.

o Grafik kecepatan terhadap waktu

t (s) v (m/s) vo 0 v (m/s) (m/s) t (s) v (m/s) t (s) vo= 0

vo

0

Grafik benda saat mengalamipercepatan

Grafik benda saat mengalami


(30)

o Grafik percepatan terhadap waktu

o Grafik jarak terhadap waktu

Pertanyaan pokok apa yang akan membantu pencapaian pemahaman (Q)

o Bagaimana grafik kecepatan terhadap waktu pada suatu benda yang mengalami glbb?

o Bagaimana grafik percepatan terhadap waktu pada suatu benda yang mengalami glbb?

o Bagaimana grafik jarak terhadap waktu pada suatu benda yang mengalami glbb?

o Bilamanakah sebuah benda dikatakan mengalami percepatan? o Bilamanakah sebuah benda dikatakan mengalami perlambatan?

Siswa akan mengetahui… (K)

o Pengertian glbb

o Benda yang mengalami percepatan dan perlambatan. o Grafik kecepatan terhadap

waktu.

Siswa mampu untuk...(S) o Menjelaskan pengertian glbb o Menyebutkan benda yang

dikatakan mengalami percepatan dan perlambatan o Menghitung nilai percepatan t (s)

0

a (m/s2)

Grafik benda saat Mengalami percepatan s(m) t (s) 0 Grafik benda saat Mengalami perlambatan s(m) t (s) 0


(31)

o Grafik percepatan terhadap waktu.

o Grafik jarak terhadap waktu.

dan perlambatan

o Menggambar grafik kecepatan terhadap waktu.

o Menggambar grafik percepatan terhadap waktu.

o Menggambar grafik jarak terhadap waktu.

Tahap 2–Menentukan Bukti Hasil Belajar

Tugas apa yang dapat menunjukkan bahwa siswa telah memahami (T)

- Siswa menjawab pertanyaan guru - Siswa mengerjakan LKS

Bukti lain apa yang akan siswa tunjukkan jika siswa sukses dalam mendapatkan hasil yang diinginkan (OE)

Bagaimana siswa merefleksikan dan menilai diri sendiri mengenai pelajaran yang mereka terima?

- Mengerjakan soal evaluasi akhir

Tahap 3–Menentukan Perencanaan Pengalaman Belajar Kegiatan Pembelajaran (L) WHERE TO

1. Guru mengkaitkan glbb dengan materi sebelumnya yaitu glb.

Misalkan: ”Minggu lalu kita sudah mempelajari gerak lurus

beraturan, hari ini kita akan mempelajari gerak lurus juga tetapi yang berubah beraturan atau yang disebut sebagai glbb, apa dan

bagaimana glbb itu? Kita saksikan dulu video berikut ini”

2. Guru memutar video.

3. Setelah itu guru memandu siswa menemukan pengertian glbb dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, yaitu:

Bagaimana lintasan yang ditempuh benda yang bergerak?Besaran-besaran apa saja yang terkait dalam gerak benda


(32)

4. Guru memutar video satu kali lagi.

5. Siswa memperhatikan dan mencatat data kecepatan dan waktu yang ada pada video.

6. Guru memberikan pertanyaan lagi:

Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak suatu benda di lintasan lurus, kemudian apa yang dimaksud ’berubah beraturan’

dalam glbb? atau besaran apa yang berubah secara beraturan dalam glbb?

Bagaimana dengan percepatannya?

7. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, guru memberitahu siswa untuk mengitung nilai percepatan.

8. Siswa menggambar grafik kecepatan terhadap waktu dan percepatan terhadap waktu.

9. Guru memberikan penjelasan mengenai grafik yang telah dibuat. 10.Guru memutar video ”GTS 2014” (H).

11. Siswa mengamati dan mencatat data kecepatan sesaat mobil dan waktu ke dalam tabel yang ada di LKS 1(E-1).

12. Siswa mengolah data kecepatan dan waktu ke dalam bentuk grafik (E-1).

13. Siswa menghitung nilai percepatan rata-rata dari data kecepatan dan waktu(E-1).

14. Siswa menggambarkan grafik percepatan terhadap waktu(E-1). 15. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya =(E-2).

16.Guru membimbing siswa membuat kesimpulan/ rangkuman hasil belajar(R).

17. Guru memberikan tanggapan dan penjelasan tambahan bila ada yang kurang(W).


(33)

Tahap 1–Menentukan Hasil yang dicapai Tujuan (G)

1. Mengaplikasikan persamaan glbb ke berbagai pemecahan masalah (gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke atas, gerak vertikal ke bawah). Pemahaman apa yang diinginkan (U)

o

Pada gerak vertikal ke atas

vo≠ 0 (kecepatan awal tertentu) dan a =-g o Pada gerak vertikal ke bawah

vo≠ 0 (kecepatan awal tertentu) dan a = g o Pada gerak jatuh bebas

vo= 0 dan a = g

Pertanyaan pokok apa yang akan membantu pencapaian pemahaman (Q)

o

Apakah selang waktu yang diperlukan benda saat di lempar ke atas

sama dengan selang waktu yang diperlukan benda saat turun? o Benda A bermassa lebih besar dari benda B. Bila kedua benda itu

dijatuhkan secara bersamaan, manakah yang akan sampai tanah lebih dulu?

Siswa akan mengetahui… (K)

o Persamaan dari gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke atas, dan gerak vertikal ke bawah.

Siswa mampu untuk...(S)

o Menggunakan persamaan glbb pada pemecahan masalah gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke atas dan gerak vertikal ke bawah.

Tahap 2–Menentukan Bukti Hasil Belajar Tugas (T)


(34)

Bukti Lain apa yang akan siswa tunjukkan jika siswa sukses dalam mendapatkan hasil yang diinginkan (OE)

Bagaimana siswa merefleksikan dan menilai diri sendiri mengenai pelajaran yang mereka terima?

- Mengerjakan soal evaluasi akhir

Tahap 3–Menentukan Perencanaan Pengalaman Belajar Kegiatan Pembelajaran (L) WHERE TO

1. Guru membagi siswa dalam kelompok @3 siswa.

2. Guru menggunakan simulasi komputer untuk memberikan contoh glbb, yaitu gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke atas dan gerak vertikal ke bawah (W).

3. Siswa melakukan percobaan menjatuhkan dua benda yang mempunyai massa berbeda.

4. Guru memberikan pertanyaan, benda manakah yang akan sampai tanah lebih dulu?

5. Siswa melakukan diskusi kelompok kemudian mempresentasikan jawaban mereka.

6. Guru memberi penjelasan mengenai penurunan persamaan dalam glbb (W).

7. Guru memberi contoh soal aplikasi persamaan dalam pemecahan masalah gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke atas dan gerak vertikal ke bawah (E-1).

8. Guru memberikan latihan soal(E-1).

9. Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan soal(E-2). 10. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok(E-2).

11. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan/ rangkuman hasil diskusi kelompok(R).


(35)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kekhasan dari Understanding by Design adalah pembelajarannya mengacu pada pemahaman pokok dari suatu materi. Pemahaman pokok suatu materi merupakan hasil/ tujuan dalam pembelajaran. Hasil atau tujuan tersebut dicapai melalui langkah-langkah pembelajarannya yang menggunakan WHERE TO.

2.7. Keaktifan Siswa

Menurut W.J.S. Poerwodarminto (1986), aktif adalah giat (bekerja,berusaha), keaktifan adalah (kegiatan, kesibukan), jadi keaktifan siswa adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Keaktifan siswa yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa dalam proses kegiatan

pembelajaran mulai dari: “merangkum, berdiskusi, mengemukakan pendapat, menyanggah, menjawab pertanyaan dan aktif dalam kerja kelompok maupun mandiri.”

3. RUMUSAN PERMASALAHAN

3.4. Bagaimanakah penerapan pendekatan Understanding by Design dalam penyusunan perencanaan pembelajaran?

3.5. Apakah pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan rancangan pembelajaran pendekatan Understanding by Design lebih efektif dari pembelajaran yang biasa?


(36)

3.6. Sejauh mana pengaruh pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Designterhadap keaktifan siswa?

4. TUJUAN PENELITIAN

4.4. Menghasilkan rancangan pembelajaran yang dikembangkan dengan pendekatanUnderstanding by Design.

4.5. Mengetahui keefektifan pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan rancangan pembelajaranpendekatanUnderstanding by Design.

4.6. Mengetahui keaktifan siswa selama pembelajaran dengan menggunakan Understanding by Design.

5. MANFAAT PENELITIAN 5.4. Bagi guru

Guru memperoleh pengetahuan baru dalam membuat rancangan pembelajaran untuk membantu mengarahkan siswa berpikir lebih sehingga benar-benar mencapai pemahaman yang mendalam mengenai suatu materi.

5.5. Bagi siswa

5.5.2. Siswa menguasai pengetahuan secara menyeluruh karena mereka memiliki pemahaman yang mendalam bukan sekedar mengetahui suatu materi.

5.5.3. Siswa mengetahui tujuan dan langkah-langkah pembelajaran sehingga dapat mengikuti pembelajaran dengan lebih baik dan dapat terlibat secara aktif.


(37)

20 BAB II

METODOLOGI PENELITIAN 1. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental yaitu penelitian dengan suatu treatment (Suparno, 2010:7). Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada kelompok treatment dan menyediakan kelompok kontrol sebagai perbandingan (Nazir, 2005). Hal yang akan dibandingkan antara kelompok treatment dan control dalam penelitian ini yaitu pemahaman siswa.

2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada sebuah SMA yang berlokasi di Yogyakarta pada bulan September sampai Oktober 2013.

3. SAMPEL

Sampel adalah himpunan bagian dari populasi(Suparno, 2010:43). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel yaitu kelas X1yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan dan kelas X2 yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.


(38)

4. VARIABEL

Variabel Bebas = Rancangan Pembelajaran.  Variabel Terikat = Pemahaman Siswa. 5. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah Design Randomized Posttest Control Group. Terdiri dari dua grup, satu kelompok diberi treatment dan yang lain tidak. Lalu keduanya diukur (Suparno, 2010:142). Berikut ini skema desainnya:

Treatment group R X1 O

---Control Group R X2 O

6. TREATMENT

Treatmentadalah perlakuan peneliti kepada subyek yang akan diteliti agar nantinya didapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2010:51). Tetapi dalam penelitian ini, Bapak Eko selaku guru matapelajaran fisika yang akan memberikan treatment. Hal ini dikarenakan Understanding by Design masih baru sehingga digunakan sebagai pembanding dengan pembelajaran yang biasa guru lakukan. Selain itu, karena guru memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mengajar dan mengetahui kondisi keadaan siswa. Selain itu agar tidak terjadi bias penelitian. Kegiatan pembelajaran di kelas control mengacu pada RPP yang dibuat oleh guru sedangkan kegiatan pembelajaran di kelas treatment mengacu pada RPP dengan pendekatan Understanding by Designyang dibuat oleh peneliti.


(39)

7. METODE PENGUMPULAN DATA 6.1. Evaluasi

Untuk mengumpulkan data evaluasi, peneliti merancang tes tertulis yang dikerjakan masing-masing siswa. Tes ini diberikan diakhir pembelajaran.

6.2. Pengamatan

Pengamatan dilakukan secara langsung oleh peneliti yang dibantu observer. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan berpedoman pada lembar pengamatan yang telah disusun peneliti. Pengamatan digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan pendekatanUnderstanding by Design.

8. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu RPP, lembar pengamatan, dan soal evaluasi.

7.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Berikut kerangka RPP dengan pendekatan UbD ini yang digunakan pada kelastreatment(RPP terlampir):

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan :

Nama Sekolah :


(40)

Kelas / Program / Semester :

Alokasi waktu :

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Tujuan pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Ajar

Metode pembelajaran

Tahap 1–Menentukan Hasil yang dicapai Tujuan (G)

Pemahaman apa yang diinginkan (U)

Pertanyaan pokok apa yang akan membantu pencapaian pemahaman (Q)

Siswa akan mengetahui… (K) Siswa mampu untuk...(S) Tahap 2–Menentukan Bukti Hasil Belajar Tugas apa yang dapat

menunjukkan bahwa siswa telah memahami (T)

Bukti Lain apa yang akan siswa tunjukkan jika siswa sukses dalam mendapatkan hasil yang diinginkan (OE)

Bagaimana siswa merefleksikan dan menilai diri sendiri mengenai pelajaran yang mereka terima? Tahap 3–Menentukan Perencanaan Pengalaman Belajar Kegiatan Pembelajaran (L) WHERE TO:


(41)

7.2. Soal Evaluasi

Evaluasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebagai ukuran pemahaman. Soal evaluasi berupa esai yang terdiri dari 2 soal yang dibuat peneliti yaitu soal nomor 1 dan 4 dan 2 soal yang dibuat guru yaitu soal nomor 2 dan 3. Soal nomor 1 berbobot 33,3%, soal nomor 2 berbobot 18,2%, soal nomor 3 berbobot 27,3% dan soal nomor 4 berbobot 21,2%. Soal dari peneliti memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan soal dari guru. Hal ini dimaksutkan untuk mengetahui apakah siswa dapat menjawab soal dengan kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan soal yang biasa dibuat oleh guru.

7.3. Lembar Pengamatan

Lembar pengamatan digunakan untuk mengukur keaktifan siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan berisi aspek-aspek yang diamati selama proses pembelajaran. Tabel yang digunakan untuk lembar pengamatan keaktifan dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 2.1 Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa

Hari/tanggal :

No. siswa

Aspek yang diamati

1 2 3 4

1 2 dst… Jumlah


(42)

8. VALIDITAS

Validitas menunjuk pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Kesimpulannya valid bila sesuai dengan tujuan penelitian (Suparno. 2010: 68). Pada penelitian ini, validitas yang digunakan adalah content validity(validitas isi). Instrumen pada penelitian ini tidak diujicobakan terlebih dahulu namun sudah dikonsultasikan pada dosen pembimbing dan guru pendamping. Untuk menjamin validitas instrumen penelitian, yaitu soal evaluasi, maka peneliti perlu menyusun kisi-kisi sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Sub

Topik

Indikator

Nomor soal

GLBB

a. Menghitung nilai percepatan dan perlambatan pada GLBB

3a 4b b. Menggambarkan grafik kecepatan terhadap

waktu.

4a

c. Menjelaskan grafik kecepatan terhadap waktu. 3b d. Mengaplikasikan persamaan ke dalam

permecahan masalah.

1 2


(43)

9. METODE ANALISIS DATA 9.1. Analisis Data Evaluasi

9.1.1. Klasifikasi Tingkat Pemahaman Siswa

Dalam menganalisa data hasil belajar dilakukan melalui dua tahap, yaitu (1) menentukan skor setiap soal dan (2) menghitung skor total. Skor total diperoleh dengan menjumlahkan skor seluruh soal. Skor total menyatakan tingkat kebenaran jawaban siswa secara keseluruhan (Budi, 2007).

Tabel 2.3 Skoring Soal Evaluasi

S

Sedangkan untuk penskoran untuk masing-masing soal diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2.4 Penskoran masing-masing soal No

Soal Pembahasan

Rincian Skor

Skor Total

1

Diketahui: h = 100 m g = 10 m/s2 vo= 0

1 poin 11 poin Nomor

Kode soal siswa

1 2 3 4 Skor Total

11 6 9 7 33

1 2


(44)

No Soal Pembahasan Rincian Skor Skor Total ditanya :

a. kecepatan benda saat t = 2 s b.jarak tempuh benda selama 2 s c. ketinggian benda saat t = 2 sekon

d. kecepatan benda saat tiba di tanah

e. waktu yang diperlukan benda hingga tiba di tanah

penyelesaian a. vt= vo+ gt

vt= 0 + (10)(2) =20 m/s b. h = vot +1/2gt2

h =1/2(10)(2)2 h =20 m

c. ketinggian benda saat t = 2 sekon

ketinggian benda saat t = 2 sekon adalah tinggi mula-mula dikurangi jarak yang telah ditempuh benda.

h = 100− 20 =80 m d. kecepatan benda saat tiba di

tanah

vt2= vo2+ 2gh vt2= (0) + 2gh vt=√(2gh)

vt=[(2)(10)(100)]=20√5 m/s

1 poin

2 poin

2 poin

1 poin


(45)

No Soal Pembahasan Rincian Skor Skor Total e. waktu yang diperlukan benda

hingga tiba di tanah vt= v0+ gt 20√5 = (0) + (10) t

t =2√5 s

2 poin

2

Diketahui: vt = 72 km/jam = 20 m/s

vo= 0 t = 5 s ditanya: jarak s = . . . ? penyelesaian:

vt= vo+ at (20 m/s) = 0 + (–a) (5 s)

a = m/s=–4 m/s2 v2= vo2+ 2as

(20 m/s)2= 0 + 2 (4 m/s2) s

s = m

2/s2

= 50 m

1 poin 1 poin 2 poin 2 poin 6 poin 3

Nilai percepatan bagian:

i. a = = = =13.3 m/s2 ii. a = = =0 m/s2 iii. a = = = –20 m/s2

Jenis gerak bagian: iv. A–B :glbb dipercepat

v. B–C :glb

vi. C–D :glbb diperlambat

2 poin 2 poin 2 poin

3 poin


(46)

No

Soal Pembahasan

Rincian Skor

Skor Total

4 a.

b. i. a= = m/s=6,67 m/s2 ii.a= = m/s=–4 m/s2

3 poin

2 poin

2 poin

7 poin

Jumlah 33 poin

Keterangan:

Jika siswa menuliskan struktur dengan benar (ada “diketahui dan ditanya”) diberi skor 2 (untuk soal nomor 1 dan 2)

 Jika siswa menuliskan persamaan yang digunakan untuk menjawab soal dengan tepat diberi skor 1.

Jika siswa melakukan operasi perhitungan dengan benar diberi skor

1.

Jika siswa salah menuliskan persamaan/ tidak menuliskan jawaban

diberi skor 0.

Setelah diperoleh skor total jawaban siswa selanjutnya mengklasifikasikan presentase tingkat kebenaran jawaban siswa ke dalam 5 tingkat pemahaman. Pengklasifikasian ini diadopsi dari skripsi


(47)

pada Kelas X TPA SMA Pangudi Luhur Muntilan Menggunakan

Metode Problem Solving”. Tingkat pemahaman siswa secara umum

diklasifikasikan menjadi: sangat paham, paham, cukup paham, kurang paham, tidak paham.

Pengklasifikasian dilakukan melalui proses penentuan passing scoredan menentukan aturan konversi (Budi. 2007: 92).Passing score

adalah skor terendah untuk nilai cukup yang ditentukan dari nilai KKM = 75. Langkah pengklasifikasian yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :

Passing score dipilih 75%Aturan konversi

Untuk kelompok atas yaitu cukup paham, paham dan sangat paham ada 3 klasifikasi. Lebar interval skor: 100-74=26, maka setiap klasifikasi menempati interval skor yang lebarnya 26:3=8 dan sisa 2. Ditetapkan tingkat pemahaman sangat baik menempati interval skor yang lebarnya 8, sedangkan baik dan cukup masing-masing menempati interval skor 9. Jadi tingkat pemahaman dengan interval 75%-83% adalah cukup paham; 84%-92% adalah paham; 93%-100% adalah sangat paham. Ditetapkan untuk tingkat pemahaman kurang paham adalah 51%, sehingga menempati interval skor 51%-74% dan tidak paham 1%-50%.


(48)

Tabel 2.5 Klasifikasi Tingkat Pemahaman

No Interval Skor (%) Tingkat Pemahaman Siswa

1 1-50 Tidak paham

2 51-74 Kurang paham

3 75-83 Cukup paham

4 84-92 Paham

5 93-100 Sangat paham

Dengan pedoman tabel klasifikasi tersebut, tingkat pemahaman siswa tentang GLBB dapat ditentukan berdasarkan hasil skor (%) yang diperoleh siswa.

9.1.2. T-Test untuk Dua KelompokIndependent

T-Test digunakan untuk mengetes dua kelompok yang

independent, tidak saling tergantung. Dua kelompok independent,

dapat berupa dua kelompok yang terpisah atau dua kelompok berbeda yang dites (Suparno, 2007:32).

9.1.2.1. Perbandingan nilai kelas secara keseluruhan antara kelas kontrol dan kelastreatment.

9.1.2.2. Perbandingan nilai dari soal yang dibuat oleh guru antara kelas kontrol dan kelastreatment.

9.1.2.3. Perbandingan nilai dari soal yang dibuat oleh peneliti antara kelas kontrol dan kelastreatment.


(49)

Langkah-langkah analisis data dengan program SPSS:

 Buka program SPSS

 Masukkan data

 Klik menuANALYZE

 PilihCOMPARE MEANS

 PilihINDEPENDENT SAMPLE T-TEST

 Masukkan data: skor pada Test Variable; kode pada Grouping Variable;define groupdiisi 1 dan 2

 Klik OK

Dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai t dan p. Jika p<α

(α=0.005), maka siginifikan yang artinya ada perbedaan pemahaman antara dua kelompok. Jika p>α(α=0.005), maka tidak siginifikan yang artinya tidak ada perbedaan pemahaman antara dua kelompok (Suparno, 2007:32).

9.2. Analisis Data Lembar Pengamatan

Dalam pembelajaran, peneliti dibantu oleh 2 observer untuk mengamati proses berlangsungnya pembelajaran dan mengisi lembar pengamatan sebagai data keaktifan siswa. Dari hasil pengamatan akan dapat dilihat jumlah siswa yang aktif pada setiap aspek. Untuk menganalisisnya dilakukan dengan cara menghitung presentase keaktifan setiap aspeknya.


(50)

Yang kemudian ditentukan ke dalam tabel kriteria keaktifan siswa dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 2.6 Kriteria Keaktifan Siswa

No Presentase (%) Kriteria Keaktifan Siswa

1 1-20 Tidak aktif

2 21-40 Kurang aktif

3 41-60 Cukup aktif

4 61-80 Aktif


(51)

34 BAB III

DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. PELAKSANAAN PENELITIAN 1.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dimulai pada tanggal 12 September 2013 dan berakhir pada tanggal 3 Oktober 2013 di sebuah SMA yag berlokasi di Yogyakarta 1.2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Dalam menerapkan pembelajaran diperlukan guru yang berpengalaman yaitu guru kelas yang sudah biasa mengajar karena sudah memiliki keterampilan-keterampilan dalam mengajar. Selain itu, guru juga lebih mengetahui kondisi siswa. Oleh karena itu, disini guru memiliki peran yang lebih dominan. Sedangkan peneliti memiliki peran yang lebih dominan saat mempersiapkan rancangan pembelajaran persiapan pembelajaran dirancang karena peneliti yang mempelajari lebih mendalam tentangUbD. Tapi dalam prosesnya guru dan peneliti saling bekerjasama. 1.2.1. Sebelum Penelitian

Peneliti bersama dengan 3 mahasiswa dari tim UbD mengajukan surat ijin penelitian ke beberapa sekolah. Setelah mengantongi ijin dari empat sekolah, kami bersepakat mengundi sekolah tersebut untuk menentukan tempat pelaksanaan penelitian kami masing-masing.


(52)

Kemudian peneliti meminta ijin untuk bertemu dengan Pak Irsyad, guru fisika di SMA tersebut.

Karena merasa UbD adalah hal yang masih baru, maka pak Irsyad tertarik dan bersedia untuk membantu peneliti melaksanakan penelitian. Setelah masing-masing mahasiswa dalam tim UbD bertemu dan meminta ijin kepada masing-masing guru, tim UbD dan dosen pembimbing mengundang para guru.

Pada tanggal 11 Mei 2013, tim UbD bersama dengan guru-guru yang bersangkutan dan dosen pembimbing melakukan diskusi untuk membahas Understanding by Design. Peneliti dan pak Irsyad juga mendiskusikan waktu pelaksanaan penelitian dan kelas yang akan diteliti. Setelah itu, peneliti menyusun instrumen-instrumen yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Soal evaluasi dan Lembar Pengamatan. Dalam proses penyusunan ini, peneliti melakukan konsultasi dengan guru dan dosen pembimbing.

Sebelum melaksanakan penelitian, subjek penelitian diuji kesamaan nilai rata-ratanya. Kedua kelas yang menjadi subjek penelitian haruslah kelas dengan kemampuan awal sama atau tidak berbeda secara signifikan. Kemampuan awal siswa diuji dengan menghitung nilai rata-rata siswa menggunakan SPSS.

Kesulitan yang dialami saat merancang pembelajaran untuk pelaksanaan penelitian yaitu menentukan pemahaman materi. Ide-ide


(53)

pokok apa yang harus ditekankan dan bagaimana cara penyampaiannya agar siswa dapat benar-benar memahami.

1.2.2. Pelaksanaan Penelitian

1.2.2.1. Pembelajaran di KelasControl

Pembelajaran di kelas control dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Peneliti hanya dapat mengamati satu kali proses pembelajaran di kelas tersebut. Pada pertemuan kedua yang dilaksanakan di ruang kelas X2, guru melanjutkan penjelasan mengenai persamaan-persamaan glbb dan membahas contoh soal yang ada pada buku paket fisika dengan menggunakan media papan tulis. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran sebanyak 32 siswa.

1.2.2.2. Pembelajaran di KelasTreatment

Jadwal pelaksanaan penelitian di kelas X1 (kelas treatment) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Hari/ tanggal JP Kegiatan

1

Kamis, 12 September 2013

2 Menjelaskan glbb dan mengerjakan LKS

2

Kamis, 19 September 2013

2 Presentasi dan membahas LKS


(54)

No Hari/ tanggal JP Kegiatan

3

Kamis, 26 September 2013

2

Menjelaskan persamaan glbb dan mengerjakan latihan soal serta pembahasannya.

4 Kamis,

3 Oktober 2013 2

Membahas latihan soal dan melaksanakan evaluasi

Pertemuan Pertama

Perencanaan

Mempersiapkan instrumen-instrumen dan alat yang akan digunakan pada penelitian, yaitu desain pembelajaran dengan menggunakan UbD, LKS, video dan lembar pengamatan.

Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis, 12 September 2013 di ruang kelas X1. Siswa yang mengikuti pembelajaran sebanyak 32 siswa. Pokok bahasan pada pertemuan ini adalah menggambar dan menjelaskan grafik. Siswa diminta menggambar dan menjelaskan grafik kecepatan terhadap waktu dan jarak terhadap waktu dari data pada video sebuah mobil yang sedang melaju.

Diawal pelajaran, guru menanyakan materi yang sudah dipelajari minggu lalu kemudian mengkaitkan ke materi yang dipelajari pada pertemuan ini. Setelah itu memberikan


(55)

penjelasan mengenai pengertian glbb, besaran-besaran yang terdapat dalam glbb serta satuannya. Selama guru menjelaskan, siswa memperhatikan penjelasan guru, namun demikian ada juga beberapa siswa yang tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan.

Setelah guru selesai memberikan penjelasan, peneliti membantu guru untuk membagikan LKS kepada siswa. Saat semua siswa sudah mendapat LKS, guru memberikan penjelasan untuk pengerjaan LKS. Kemudian peneliti membantu guru menayangkan video contoh glbb dan video sebuah mobil yang sedang melaju. Dikarenakan proyektor yang akan digunakan tidak dapat menyala akhirnya data untuk mengerjakan LKS hanya dituliskan di papan tulis.

Pada saat mengerjakan LKS, beberapa siswa bertanya pada guru maupun peneliti karena masih bingung dalam menuliskan data kecepatan dan waktu pada sumbu koordinat dan menggambarkan grafik. Sebagian besar siswa antusias mengerjakan LKS. Walaupun ada beberapa siswa yang perlu dibimbing dan diberi perhatian khusus dikarenakan terlalu ribut, tetapi mereka dapat mengerjakan LKS dengan baik.


(56)

Pertemuan kedua

Perencanaan

Mempersiapkan ppt, video, latihan soal dan lembar pengamatan. Pada pertemuan ini peneliti menggantikan pak Eko untuk melanjutkan materi yang belum selesai pada pertemuan pertama dikarenakan sedang mengikuti diklat. Peneliti sebelumnya telah mendiskusikan hal ini pada dosen pembimbing dan guru.

Pelaksanaan

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 19 September 2013 di laboratorium fisika. Jumlah siswa mengikuti pembelajaran sebanyak 32 siswa. Pada pertemuan ini membahas LKS yang sudah dikerjakan minggu lalu. Sebelumnya siswa melihat video yang ditayangkan dan mengamati data yang ada dalam video yaitu kecepatan dan waktu. Kemudian siswa diminta maju mempresentasikan hasil pengerjaan LKS dan peneltiti memberikan tanggapan.

Beberapa siswa aktif bertanya mengenai grafik. Tetapi ada beberapa siswa duduk berkelompok di barisan belakang yang

‘asik ngobrol’, maka peneliti menegurnya. Setelah membahas

LKS, siswa diberikan beberapa latihan soal dan sebelumnya sudah diberi contoh soal oleh peneliti. Hampir semua siswa


(57)

berbicara’ yang duduk di barisan belakang walaupun harus

diberikan pengawasan dan bimbingan yang lebih dari siswa lain.

Pertemuan ketiga

Perencanaan

Mempersiapkan demonstrasi, ppt, latihan soal dan lembar pengamatan.

Pelaksanaan

Pertemuan ketiga dilaksanakan tanggal 26 September 2013 di ruang kelas X1. Dalam pertemuan ketiga, siswa mempelajari persamaan-persamaan glbb dan penerapannya pada permasalahan glbb berupa latihan soal.

Sebelumnya guru memberikan demonstrasi mengenai gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke atas dan gerak vertikal ke bawah. Siswa diminta memberikan penjelasan mengenai demontrasi dan guru memberikan tanggapan.

Guru membagi siswa ke dalam kelompok diskusi dan memberikan sedikit penjelasan mengenai persamaan-persamaan glbb. Kemudian memberikan latihan soal. Siswa melakukan diskusi kelompok untuk mengerjakan latihan soal dan kelompok berlomba adu cepat dalam mengerjakan latihan


(58)

soal untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas dan ditanggapi oleh guru.

Pertemuan keempat

Perencanaan

Mempersiapkan pembahasan latihan soal dan soal evaluasi.

 Pelaksanaan

Pertemuan keempat dilaksanakan tanggal 3 Oktober 2013 di ruang kelas. Dalam pertemuan ini digunakan untuk membahas kembali latihan soal yang belum terselesaikan diminggu lalu. Pembahasan latihan soal dilaksanakan pada 40 menit pertama. Dan sisa waktu 50 menit digunakan untuk mengerjakan soal evaluasi.

1.2.3. Pelaksanaan Evaluasi

1.2.3.1.Kelas treatment : Kamis, 3 Oktober 2013di ruang kelas X1diikuti oleh 30 siswa (2 siswa tidak mengikuti evaluasi).

1.2.3.2.Kelas control : Selasa, 1 Oktober 2013 di ruang kelas X2diikuti oleh 32 siswa.

1.2.3.3.Soal evaluasi terdiri dari 4 nomor soal yang dikerjakan selama 50 menit.


(59)

2. DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 2.1. Uji Kesamaan NEM

Uji Kesamaan NEM digunakan untuk mengetahui apakah dua kelompok dapat dijadikan subjek penelitian untuk dibandingkan. NEM siswa diuji dengan menggunakan SPSS T-Test untuk dua kelompok independen. Berikut ini tabel NEM siswa dan output SPSS kelas treatment

dan kelascontrol:

Tabel 3.2 NEM Siswa

Kelas X1(treatment) Kelas X2 (control)

Kode Siswa Nilai Kode Siswa Nilai

1 80.0 1 82.5

2 82.5 2 72.5

3 80.0 3 72.5

4 85.0 4 77.5

5 75.0 5 82.5

6 80.0 6 82.5

7 80.0 7 72.5

8 77.5 8 70.0

9 82.5 9 70.0

10 75.0 10 77.5

11 77.5 11 85.0

12 70.0 12 72.5

13 77.5 13 75.0

14 82.5 14 75.0

15 82.5 15 87.5

16 87.5 16 75.0


(60)

Kelas X1(treatment) Kelas X2 (control)

Kode Siswa Nilai Kode Siswa Nilai

18 80.0 18 77.5

19 75.0 19 75.0

20 82.5 20 85.0

21 80.0 21 85.0

22 75.0 22 77.5

23 82.5 23 72.5

24 85.0 24 72.5

25 85.0 25 77.5

26 75.0 26 80.0

27 85.0 27 75.0

28 80.0 28 75.0

29 80.0 29 85.0

30 70.0 30 77.5

31 72.5 31 95.0


(61)

Mean kelas treatment = 80.000, mean kelas control = 77.5781.

Mean difference= 2.42188.

p=0.081 (p >α=0.05)

 Maka tidak signifikan yang artinya kelas treatment dan kelas

control tidak mempunyai perbedaan nilai rata-rata secara signifikan. Sehingga kedua kelas dapat menjadi subjek penelitian.

2.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang Dirancang dengan

Understanding by Design

Jika dilihat dari formatnya, RPP yang biasa dibuat guru dan rancangan dengan menerapkan UbD ini memang hampir sama/ mirip. Hal yang membedakan yaitu proses perancangannya. RPP dengan UbD ini disusun dengan menentukan terlebih dahulu hasil yang ingin dicapai yaitu pemahaman pokok, kemudian bekerja mundur yaitu dengan membuat bentuk penilaian sebagai bukti yang menunjukkan ketercapaian hasil. Setelah itu, guru merancang langkah-langkah kegiatan pembelajaran seperti apa dan dengan metode pengajaran yang bagaimana yang sesuai dengan bentuk penilaian dan hasil yang diinginkan tersebut. Jadi, pelaksanaannya akan lebih sesuai antara hasil, langkah-langkah pembelajaran, dan bentuk penilaian (RPP terlampir).


(62)

2.3. Data Evaluasi

Peneliti menggunakan data evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa pada pokok bahasan glbb denganUnderstanding by Design. Data ini meliputi nilai siswa secara keseluruhan, nilai dari soal yang dibuat oleh guru dan nilai dari soal yang dibuat oleh peneliti (Data terlampir).

Analisis data hasil evaluasi ini dilakukan dengan mengklasifikasi tingkat pemahaman siswa danTest-Tdua kelompokindependent.

2.3.1. Klasifikasi Tingkat Pemahaman Siswa

Klasifikasi tingkat pemahaman siswa menggunakan data nilai siswa secara keseluruhan. Berikut ini hasil perhitungan dan pengklasifikasiannya:

Tabel 3.3 Tingkat Pemahaman Siswa KelasTreatment

Kode Siswa Presentase (%) Tingkat Pemahaman

1 42.42 Tidak paham

2 18.18 Tidak paham

3 33.33 Tidak paham

4 48.48 Tidak paham

5 21.21 Tidak paham

6 42.42 Tidak paham

7 36.36 Tidak paham

8 27.27 Tidak paham

9 24.24 Tidak paham

10 33.33 Tidak paham

11 78.79 Cukup Paham


(63)

Kode Siswa Presentase (%) Tingkat Pemahaman

13 18.18 Tidak paham

14 27.27 Tidak paham

15 42.42 Tidak paham

16 36.36 Tidak paham

17 36.36 Tidak paham

18 12.12 Tidak paham

19 15.15 Tidak paham

20 39.39 Tidak paham

21 57.58 Kurang Paham

22 75.76 Cukup Paham

23 48.48 Tidak paham

24 30.30 Tidak paham

25 75.76 Cukup Paham

26 33.33 Tidak paham

27 48.48 Tidak paham

28 54.55 Kurang Paham

29 45.45 Tidak paham

30 84.85 Paham

Tabel 3.4 Tingkat Pemahaman Siswa KelasControl

Kode Siswa Presentase (%) Tingkat Pemahaman

1 12.12 Tidak paham

2 12.12 Tidak paham

3 12.12 Tidak paham

4 9.09 Tidak paham

5 15.15 Tidak paham

6 18.18 Tidak paham


(64)

Kode Siswa Presentase (%) Tingkat Pemahaman

8 27.27 Tidak paham

9 3.03 Tidak paham

10 9.09 Tidak paham

11 18.18 Tidak paham

12 12.12 Tidak paham

13 12.12 Tidak paham

14 6.06 Tidak paham

15 21.21 Tidak paham

16 15.15 Tidak paham

17 21.21 Tidak paham

18 33.33 Tidak paham

19 3.03 Tidak paham

20 15.15 Tidak paham

21 33.33 Tidak paham

22 15.15 Tidak paham

23 9.09 Tidak paham

24 6.06 Tidak paham

25 24.24 Tidak paham

26 15.15 Tidak paham

27 12.12 Tidak paham

28 6.06 Tidak paham

29 21.21 Tidak paham

30 15.15 Tidak paham

31 12.12 Tidak paham


(65)

2.3.2. Test-Tuntuk Dua KelompokIndependent

2.3.2.1. Perbandingan nilai siswa secara keseluruhan antara kelas treatment dan kelas control. Berikut ini ditunjukkan output SPSS:

Meankelas treatment = 41.0080, mean kelas control = 15.3394.

Mean difference= 25.66863.

p=0.000 (p <α=0.05)

Maka signifikan yang artinya kelas treatment dan kelas control


(66)

2.3.2.2. Perbandingan nilai dari soal yang dibuat oleh guru antara kelas control dan kelas treatment. Berikut ini ditunjukkan output SPSS:

Meankelas treatment = 47.5547, mean kelas control = 20.4169.

Mean difference= 27.13779.

p=0.000 (p <α=0.05)

Maka signifikan yang artinya kelas treatment dan kelas control


(67)

2.3.2.3. Perbandingan nilai dari soal yang dibuat oleh peneliti antara kelascontroldan kelas treatment. Berikut ini ditunjukkanoutput SPSS:

Meankelas treatment = 35.5563, mean kelas control = 11.1119.

Mean difference= 24.44440.

p=0.000 (p <α=0.05).

Maka signifikan yang artinya kelas treatment dan kelas control

mempunyai perbedaan nilai rata-rata secara signifikan. Pembahasan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa presentase tingkat pemahaman rata-rata kelas treatment adalah 38.64%, sedangkan presentase tingkat pemahaman rata-rata kelas control adalah 15.25%. Ada 4 dari 30 siswa kelas treatment yang mencapai KKM dan dari 32


(68)

siswa kelascontrol, tidak ada yang mencapai KKM. Pada hasil analisis denganT-Testuntuk dua kelompok independen, antara kelastreatment

dan kelas control terdapat perbedaan nilai rata-rata secara signifikan. Nilai rata-rata kelas treatment lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas

control. Tetapi tidak dapat dikatakan bahwa pembelajaran di kelas

treatment telah berhasil. Hasil analisis di kedua kelas tersebut masih tergolong tidak paham karena siswa masih belum mencapai KKM yang telah ditentukan.

Beberapa hal yang mempengaruhi hasil tersebut, yaitu berdasarkan pernyataan guru, subjek penelitian memiliki kemampuan yang tergolong rendah. Hal lain yang mempengaruhi tidak tercapainya pemahaman yaitu pada saat mengerjakan latihan soal, soal diberikan secara berkelompok sehingga membuat beberapa siswa dalam kelompok hanya mengandalkan teman satu kelompoknya sehingga tidak semua siswa memperoleh pemahaman yang sesungguhnya. Akibatnya, sebagian besar siswa mengalami kesulitan saat mengerjakan soal evaluasi. Untuk mengetahui kesulitan dalam mengerjakan soal evaluasi, berikut ini diuraikan hasil pengerjaan evaluasi, yaitu:

 Soal nomor 1a ada 7 siswa yang mendapat skor maksimal 2, 7 siswa mendapat skor 1 dan 16 siswa mendapat skor 0.

 Soal nomor 1b ada 6 siswa yang mendapat skor maksimal 2, 5 siswa yang mendapat skor 1 dan 19 siswa mendapat skor 0.


(69)

 Soal nomor 1c ada 5 siswa memperoleh skor maksimal 1 dan 25 siswa mendapat skor 0.

Untuk soal 1a, 1b dan 1c, siswa masih mengalami kebingungan menggunakan persamaan yang mana sehingga mereka keliru dalam menentukan persamaannya dan bahkan ada yang lupa persamaannya.

 Soal nomor 1d dan 1e tidak ada satupun siswa yang dapat menjawab dengan benar sehingga tidak mendapatkan skor. Hal ini dikarenakan siswa tidak mendapat kesempatan untuk mempelajarinya saat pembelajaran.

 Soal nomor 2 ada 2 siswa yang mendapat skor maksimal 3, 1 siswa mendapat skor 1 dan 27 siswa mendapat skor 0. Siswa mengalami kesulitan untuk menentukan nilai percepatannya yang kemudian digunakan untuk menghitung jarak henti mobil.

 Soal nomor 3a ada 9 siswa mendapat skor maksimal 6, 1 siswa mendapat skor 5, 3 siswa mendapat skor 4, 3 siswa mendapat skor 3, 3 siswa mendapat skor 2, 3 siswa mendapat skor 1 dan 8 siswa lainnya mendapat skor 0. Siswa salah dalam mengoperasikan perhitungan, ada juga yang tidak/ salah menuliskan satuan.

 Soal nomor 3b ada 19 siswa mendapat skor maksimal 3, 3 siswa mendapat skor 2, 5 siswa mendapat skor 1 dan 3 siswa lainnya mendapat skor 0. Sebagian besar siswa dapat dengan mudah menentukan jenis gerak benda dengan melihat grafik yang tertera


(70)

pada soal walaupun hasil perhitungan mereka masih banyak yang salah.

 Soal nomor 4a ada 12 siswa mendapat skor maksimal 3, 9 siswa memperoleh skor 2, 7 siswa mendapat skor 1 dan 2 siswa lainnya mendapat skor 0. Siswa sudah dapat menggambar grafik, tapi ada beberapa siswa yang tidak mengerti soal sehingga salah dalam menuliskan angka pada sumbu koordinat.

 Soal nomor 4b ada 5 siswa mendapat skor maksimal 4, 1 siswa mendapat skor 3, 4 siswa mendapat skor 2, 7 siswa mendapat skor 2 dan 13 siswa lainnya mendapat skor 0. Siswa salah dalam melakukan operasi hitung, mereka salah dalam menentukan kecepatan awal dan kecepatan akhir untuk menghitung percepatan dan perlambatan. Ada juga yang tidak menuliskan persamaan lengkapnya dan tidak menuliskan satuannya.

Maksud dari soal-soal kurang dapat dimengerti siswa, karena validitas yang digunakan validitas isi sehingga instrumen ini belum pernah diujicobakan. Perancangan pada langkah-langkah pembelajarannya pun kurang rinci sehingga dalam pelaksanaan kurang sesuai dengan apa yang diharapkan dan ada beberapa hal yang diberikan tidak secara mendalam.


(71)

2.4. Keaktifan Siswa

Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan Understanding by Design (UbD), peneliti menggunakan lembar pengamatan. Pengamatan dilakukan peneliti dan 2 observer lainnya. Pada tabel berikut ditunjukkan data keterlibatan siswa selama mengikuti pembelajaran yang dikelompokkan berdasarkan aspek-aspek yang diamati pada lembar pengamatan.

2.4.1. Pertemuan Pertama

Tabel 3.5 Keaktifan siswa tanggal: 12 September 2013

Aspek yang diamati Jumlah siswa

Presentase (%)

Menjawab pertanyaan 3 9

Mengajukan pertanyaan 6 19

Mengerjakan LKS 32 100

Melakukan diskusi 20 62

2.4.2. Pertemuan kedua

Tabel 3.6 Keaktifan siswa tanggal: 19 September 2013

Aspek yang diamati Jumlah siswa

Presentase (%)

Siswa menjawab pertanyaan. 13 41

Siswa mengajukan pertanyaan. 14 44

Siswa mengerjakan LKS/latihan


(72)

2.4.3. Pertemuan ketiga

Tabel 3.7 Keaktifan siswa tanggal: 26 September 2013

Aspek yang diamati Jumlah siswa

Presentase (%)

Siswa mengerjakan soal. 29 91

Siswa melakukan diskusi 21 66

Siswa melakukan presentasi. 20 63

Siswa mengajukan pertanyaan/

tanggapan. 13 41

Keterangan : presentase (%) merupakan hasil pembulatan; < 0,5 dihilangkan;≥0,5 dijadikan 1.

Pembahasan

Pada pertemuan pertama, presentase rata-rata keaktifan siswa mencapai 47% dan tergolong dalam kriteria keaktifan cukup aktif. Pada pertemuan kedua, presentase rata-rata keaktifan mencapai 62% dan tergolong dalam kriteria keaktifan aktif. Pada pertemuan ketiga, presentase rata-rata keaktifan siswa mencapai 65% dan tergolong dalam kriteria aktif.

2.5. Pendapat Guru

Pendapat guru dimaksutkan untuk mendapatkan informasi bagaimana persiapan dan pelaksanaan pembelajaran dengan Understanding by Design. Pendapat guru ini didapatkan dengan cara melakukan wawancara. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2013 di ruang waka


(73)

kurikulum. Berikut ini pertanyaan yang diajukan dan jawaban dari guru atas beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peneliti:

a. Bagaimana menurut bapak mengenai persiapan dan pelaksanaan pembelajaran denganUbD?

Jawaban guru : “Persiapannya matang, pelaksanaannya mundur. Karna waktu yang banyak libur, jadi persiapan yang sudah matang, sudah siap tapi dalam pelaksaannya menjadi molor sehingga kurang maksimal. Nah itu yang jadi kendala. Kalau persiapan, pelaksanaan dan evaluasi yang kita laksanakan sesuai dengan schedule yang kita tetapkan, apa yang kita inginkan akan tercapai”.

b. Apakah ada perbedaan jika dilihat dari segi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan pendekatan UbD dibandingkan pembelajaran di tahun sebelumnya?

Jawaban guru : “Mereka antusias sekali, apalagi ada LKS Understanding, mereka maju presentasinya rebutan. Karna metode yang kita terapkan bagus, membuat mereka ingin tahu. Ada kesan

mereka ingin bersaing”.

c. Bagaimana pendapat bapak mengenai hasil evaluasi yang telah dilaksanakan?

Jawaban guru: “Iya mbak nilai nya sangat kecil. Itu sudah saya duga sebelumnya mbak kalau hasilnya nanti tidak maksimal. Ini karena mereka itu kurang menguasai konsep dasarnya mbak. Mereka kurang


(74)

mendapat bekal dari materi sebelumnya dan itu yang masuk anak PPL. Maaf ya mbak tapi kebanyakan kalau yang ngajar PPL memang begitu, saya sering mengulangi materi lagi dari awal. Jadi ya mungkin karna itu juga”.

d. Apakah menurut bapak soal evaluasi yang diberikan termasuk soal yang sulit jika dilihat dari sudut pandang siswa?

Jawaban guru : “Soalnya memang cukup sulit, apalagi mereka

termasuk kelompok kelas yang urutan terbawah”.

e. Apakah guru tertarik/berminat menggunakan UbD dalam pembelajaran?

Jawaban guru : “Tertarik mbak, karna prospek-prospeknya itu jelas ya, langkah-langkahnya jelas. Tapi ya harus mempunyai persiapan yang matang, persiapannya luar biasa”.

f. Apakah bapak sanggup/bisa kalau berperan sebagai peneliti untuk membuat persiapan dan pelaksanaan dengan menerapkanUbD?

Jawaban guru : “Kalau untuk mempersiapkannya saya belum bisa mbak karna waktu yang diperlukan kan lama, harus mempersiapkan tiap detilnya, dari hasil yang ingin dicapai apa, evaluasinya harus sesuai, kegiatannya bagaimana dan harus mencari metode yang sesuai juga. Tapi kalau melaksanakan dengan desain yang sudah dipersiapkan saya mau mbak”.


(75)

Pembahasan

Pada wawancara, guru mengatakan bahwa pembelajaran dengan

UbD sudah baik. Persiapan yang dirancang sudah baik, hanya saja waktu dalam pelaksanaan yang tidak sesuai dengan jadwal yang telah dirancang yang menjadi kendala. Sehingga menyebabkan proses pelaksanaan pembelajaran menjadi kurang maksimal. Ada beberapa hal lain yang menyebabkan pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan persiapan, yaitu dari alat yang digunakan dalam pembelajaran kurang memadai.

Sedangkan bila dilihat dari keaktifannya berdasarkan jawaban guru, pembelajaran dengan UbD dapat membuat siswa memiliki rasa ingin tahu dan berusaha menemukan cara untuk memecahkan masalah. Mereka bersaing untuk memperoleh poin dengan memberikan jawaban benar dan cepat.

Pak Eko juga menyatakan tertarik dan bersedia menerapkan UbD

dalam pembelajaran karena menurut beliau langkah-langkahnya lebih jelas dan detil. Tetapi untuk menyusun rancangannya belum dapat dilakukannya sendiri dikarenakan membutuhkan waktu penyusunan persiapan yang lama.


(76)

2.6. Keterbatasan dalam Penelitian

Berdasarkan data dan analisis maupun dari apa yang dialami peneliti selama pelaksanaan penelitian, ada beberapa hal yang menjadi kekurangan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk menyusun dan

mempersiapkan rancangan pembelajaran. Dengan rentang waktu yang tidak singkat peneliti dan guru bersama-sama menyusun rancangan pembelajaran. Akan tetapi, waktu untuk berdiskusi dengan guru pada saat merancang perencanaan pembelajaran terbatas. Hal ini dikarenakan jadwal guru yang cukup padat, ada acara sekolah dan libur nasional.

Penyusunan rancangan pembelajaran kurang maksimal dan rinci

sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran kurang sesuai dengan apa yang diharapkan.

Pengamatan hanya dilakukan di kelastreatment.

Pendekatan Understanding by Design ini masih tergolong hal baru


(77)

60 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.1. Understanding by Design menghasilkan rancangan pembelajaran tahap demi tahap yang dikerjakan dengan ‘mundur’. Dengan menentukan terlebih dahulu pemahaman yang ingin dicapai, kemudian menentukan penilaian yang sesuai dan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan WHERE TO.

1.2. Penelitian ini tidak berhasil tetapi dari hasil analisis menunjukkan bahwa pembelajaran dengan Understanding by Design memperoleh hasil yang lebih baik.

1.3. Pembelajaran dengan Understanding by Design dapat membuat siswa terlibat aktif. Terlihat dari presentase setiap pertemuan semakin meningkat.


(78)

2. SARAN

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan di atas, maka peneliti ini menyampaikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut:

2.1. Karena pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Designdapat memperoleh hasil yang lebih baik dan dapat membuat siswa terlibat aktif, maka disarankan bagi guru hendaknya mencoba menyusun rancangan dan melaksanakan pembelajaran denganUnderstanding by Designini.

2.2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dapat mengembangkan lagi subyek penelitian yang digunakan agar lebih mengetahui perkembangan pemahaman siswa dalam pembelajaran dengan pendekatanUnderstanding by Design.


(79)

DAFTAR PUSTAKA

Clayton, Susan. 2011.Understanding by Design: Designing Learning, Assessment and Teaching for Understanding, Vol 16:63-66.

Giancoli, D. 2001. Physics: Principles with applications, Fifth Edition, atau Fisika Edisi Kelima,Terj. Hanum, Yuhilza. Jakarta: Erlangga.

Nazir, Moh. 2005.Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Priyanto, Eko Budi. 2012. Peningkatan Pemahaman Konsep Usaha dan Energi pada Kelas X TPA SMA Pangudi Luhur Muntilan Menggunakan Metode Problem Solving. Tesis tidak diterbitkan. Yogyakarta: USD.

Suparjo. 2012. Active Learning (Teori Belajar Aktif), http://jagadsuminar.blogspot.com/2012/05/active-leraning-teori-belajar-aktif.html, diakses Mei 2013.

Suparno, Paul. 2006. Diktat Statistika untuk Mahasiswa Pendidikan Fisika. Yogyakarta: USD.

Suparno, Paul. 2010.Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: USD. Utari, Retno. Taksonomi Bloom (Apa dan Bagaimana Menggunakannya?).

Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK,

http://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/attachments/766_1-Taksonomi%20Bloom%20-%20Retno-ok-mima.pdf, diakses September 2013.

Wahtini. 2012. Perubahan Pemahaman Siswa Kelas X-5 SMAN 1 Dukun Magelang tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan melalui Pembelajaran dengan Simulasi Komputer. Tesis tidak diterbitkan. Yogyakarta: USD.

Wiggins, G., & McTighe, J. 1998.Curriculum Development Using the Backward Design Method.

http://www.4-h.org/Professional-

Development/Content/Science/Implementation/Curriculum-Development-Toolkit/Backwards-Design.dwn), diakses Maret 2013 Wiggins, G., & McTighe, J.2005/1998. Understanding by Design Expanded 2nd


(80)

(81)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Depok Sleman DIY

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas / Program / Semester : X / 1 (Gasal)

Alokasi waktu : 6 x 45 menit ( 3 x pertemuan) A. Standar Kompetensi

3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel)

B. Kompetensi Dasar

3.1.Menganalisis besaran–besaran fisika pada gerak lurus beraturan (glb) dan gerak lurus berubah beraturan (glbb)

C. Tujuan pembelajaran

1. Melalui data pengamatan siswa dapat menghitung nilai percepatan dan perlambatan pada glbb.

2. Melalui data pengamatan dan penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan tentang percepatan dan perlambatan.

3. Melalui latihan soal siswa dapat menggambarkan grafik kecepatan terhadap waktu.

4. Melalui latihan soal siswa dapat menjelaskan grafik kecepatan terhadap waktu

5. Melalui latihan soal siswa dapat menggambarkan grafik jarak terhadap waktu.

6. Melalui latihan soal dapat mengaplikasikan persamaan glbb ke berbagai pemecahan masalah (gerk jatuh bebas, gerak vertikal ke atas dan gerak vertikan ke bawah).


(82)

D. Indikator Pencapaian Kompetensi :

a. Menghitung nilai percepatan dan perlambatan pada glbb. b. Menjelaskan percepatan dan perlambatan.

c. Menggambarkan grafik kecepatan terhadap waktu. d. Menggambarkan grafik jarak terhadap waktu. e. Menjelaskan grafik kecepatan terhadap waktu.

f. Mengaplikasikan persamaan glbb ke berbagai pemecahan masalah (gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke atas dan gerak vertikal ke bawah).

E. Materi Ajar

1. Pengertian glbb.

2. Percepatan dan perlambatan. 3. Grafik-grafik dalam glbb. 4. Persamaan glbb.

a. Gerak jatuh bebas. b. Gerak vertikal ke atas. c. Gerak vertikal ke bawah. F. Metode pembelajaran

Video, Presentasi, Percobaan, Diskusi kelompok Pertemuan Ke-1 & Ke-2

Hari/ tanggal : Kamis, 12 September 2013 dan 19 September 2013 Alokasi waktu : 4 x 45 menit

Tahap 1–Menentukan Hasil yang dicapai Tujuan (G)

1. Menghitung nilai percepatan dan perlambatan pada glbb.

2. Menjelaskan bagaimana benda dikatakan mengalami percepatan dan perlambatan.

3. Menggambarkan grafik kecepatan terhadap waktu. 4. Menggambarkan grafik jarak terhadap waktu.


(83)

5. Menjelaskan grafik kecepatan terhadap waktu. Pemahaman apa yang diinginkan (U)

o Percepatan adalah perubahan kecepatan setiap selang waktu yang diperlukan untuk perubahan kecepatan itu,a = Δ

Δ = .

o Benda mengalami percepatan apabila kecepatan benda tersebut bertambah, sedangkan benda mengalami perlambatan apabila kecepatan benda tersebut berkurang.

o Grafik kecepatan terhadap waktu

o Grafik percepatan terhadap waktu

o Grafik jarak terhadap waktu

t (s) 0

a (m/s2)

t (s) v (m/s) vo 0 v (m/s) (m/s) t (s) v (m/s) t (s) vo= 0

vo

0

Grafik benda saat mengalamipercepatan

Grafik benda saat mengalami perlambatan Grafik benda saat Mengalami percepatan s(m) t (s) 0 Grafik benda saat Mengalami perlambatan s(m) t (s) 0


(84)

Pertanyaan pokok apa yang akan membantu pencapaian pemahaman (Q) o Bagaimana grafik kecepatan terhadap waktu pada suatu benda yang

mengalami glbb?

o Bagaimana grafik percepatan terhadap waktu pada suatu benda yang mengalami glbb?

o Bagaimana grafik jarak terhadap waktu pada suatu benda yang mengalami glbb?

o Bilamanakah sebuah benda dikatakan mengalami percepatan? o Bilamanakah sebuah benda dikatakan mengalami perlambatan?

Siswa akan mengetahui… (K)

o Pengertian glbb

o Benda yang mengalami percepatan dan perlambatan.

o Grafik kecepatan terhadap waktu. o Grafik percepatan terhadap waktu. o Grafik jarak terhadap waktu.

Siswa mampu untuk...(S) o Menjelaskan pengertian glbb o Menyebutkan benda yang

dikatakan mengalami percepatan dan perlambatan o Menghitung nilai percepatan

dan perlambatan

o Menggambar grafik kecepatan terhadap waktu.

o Menggambar grafik percepatan terhadap waktu.

o Menggambar grafik jarak terhadap waktu.

Tahap 2–Menentukan Bukti Hasil Belajar

Tugas apa yang dapat menunjukkan bahwa siswa telah memahami (T) - Siswa menjawab pertanyaan guru


(1)

16 √ √ √ √

17 √ √

18 √ √

19 √ √ √

20 √ √ √

21 √

22 √ √

23 √ √ √

24 √ √ √

25 √ √

26 √ √

27 √ √

28 √ √

29 √ √ √

30 √ √ √

31 √ √ √

32 √ √

Jumlah 29 21 20 13

Observer

1. Andrias Prada 2. Monika Rianti


(2)

(3)

(4)

FOT

Siswa mengerjakan so

OTO-FOTO SELAMA PEMBELAJARAN

n soal dan mempresentasikannya


(5)

Siswa mengajuka

Siswa melakuka

ngajukan pertanyaan


(6)

Dokumen yang terkait

Peningkatan pemahaman konsep, keterampilan memprediksi dan keterampilan menjelaskan siswa melalui penerapan metode Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dalam pembelajaran gerak lurus berubah beraturan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Prambanan.

0 1 150

Pengembangan rancangan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi gerak lurus beraturan dan pelaksanaannya di kelas X D pada sebuah SMA di Yogyakarta.

1 2 152

Pengembangan rencana dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi Hukum Hooke Kelas XI IPA di SMA X.

2 6 197

Pengembangan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan understanding by design pada materi massa jenis di kelas VII B SMP X.

0 2 200

Pengembangan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan understanding by design pada materi massa jenis di kelas VII B SMP X

3 28 198

Pengembangan rancangan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi gerak lurus beraturan dan pelaksanaannya di kelas X D pada sebuah SMA di Yogyakarta

0 0 150

Pengembangan rencana dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi Hukum Hooke Kelas XI IPA di SMA X

2 7 195

gerak lurus berubah beraturan

0 1 2

DESAIN DIDAKTIS MATERI GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN KELAS X SMA BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PESERTA DIDIK - repository UPI S FIS 1201740 Title

0 1 3

PEMANFAATAN WIRELESS OPTICAL MOUSE SEBAGAI SENSOR GERAK UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN

0 0 20