Peran pendidikan religiositas terhadap pengembangan kecerdasan spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta - USD Repository

  

PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP

PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS VIII

SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Disusun oleh:

  

Oleh:

Mekhtilde Daso

NIM: 051124014

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

  

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada Kongregasi Suster-Suster Cintakasih

  Santo Carolus Borromeus

  

ABSTRAK

  Judul skripsi ini adalah “PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA”. Penulis memilih judul ini karena prihatin bahwa pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan religiositas sebagai komunikasi iman, sebagai sarana pembentukan pribadi ke arah hidup yang lebih baik belum dicapai secara maksimal. Kenyataan menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran pendidikan religiositas siswa seringkali ngobrol, ribut, kurang menghargai dan menganggap remeh pelajaran pendidikan religiositas, mudah ikut-ikutan teman membolos serta kurang disiplin waktu. Siswa cenderung kurang memperhatikan guru selama proses pelajaran berlangsung. Bertitik tolak pada kenyataan tersebut, skripsi ini dimaksudkan untuk membantu guru dalam meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas dan membantu mendampingi siswa dalam memperkembangkan sikap hidup yang lebih baik.

  Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah menjelaskan peran pendidikan religiositas di dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Untuk menjawab masalah ini diperlukan data yang akurat. Oleh karena itu penulis menyebarkan kuesioner yang berhubungan dengan judul skripsi kepada para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta kemudian mengolah hasil kuesioner tersebut. Di samping itu, penulis membutuhkan studi pustaka untuk memperoleh pemikiran-pemikiran yang diharapkan dapat membantu guru dalam mendampingi siswa.

  Untuk menanggapi persoalan-persoalan tersebut, penulis menawarkan rencana program pembelajaran yang membantu meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas demi mengembangkan kecerdasan spiritual siswa. Rencana pembelajaran akan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan apabila guru memiliki spritualitas yang mendalam serta terciptanya suasana yang mendukung dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

  ABSTRACT

  The title of this thesis is “THE ROLE OF RELIGION LESSON IN THE SPIRITUAL INTELLIGENCE DEVELOPMENT OF THE STUDENT CLASS VIII OF STELLA DUCE 2 JUNIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA”. The writer chose this title because she is concerned about the process of religiosity lesson as a faith communication, as means of personality formation to the better life did not maximal yet. In the process of religion lesson, the students often talked to each other, noisy, not appreciated and disparaged the religion lesson, absent, and not disciplined. The students did not pay attention to the teacher in the lesson process. May this thesis can help the teachers to increase the implementation of religion lesson and to accompany the students to the better attitude development.

  The main problem in this thesis was how to explain the role of religion lesson in the spiritual intelligence development of the student of Stella Duce 2 junior high school class VIII Yogyakarta. To answer this problem the writer need accurate data. So the writer gave questionnaire to the students class VIII of Stella Duce 2 Junior High School Yogyakarta, and processed the result of the questionnaire. Beside it the writer need literature to get scientific ideas to help the teachers to accompany the students.

  To response the problem, the writer offers lesson planning program to help the teachers to increase the implementation of religion lesson to develop the students spiritual intelligence. It will be going smoothly and reach the goal if the teachers have a deep spiritual and create the good atmosphere in the lesson process.

KATA PENGANTAR

  Dalam segala kelemahan dan keterbatasan penulis menghaturkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan, karena berkat limpahan dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA.

  Skripsi ini ditulis sebagai bentuk keterlibatan penulis akan perkembangan proses pembelajaran pendidikan religiositas di masa sekarang dan masa yang mendatang. Tujuan pendidikan religiositas sebagai pendidikan keimanan dan pengembangan sikap ke arah hidup yang lebih baik masih belum tercapai secara maksimal. Maka penulis menawarkan rencana program pembelajaran untuk membantu meningkatkan pelaksananaan pendidikan religiositas yang membantu guru dalam mendampingi siswa. Selain itu, skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis percaya bahwa selesainya skripsi ini berkat rahmat dan kebaikan Tuhan melalui dukungan dan perhatian banyak pihak. Maka menyadari semua itu, pada kesempatan ini, penulis menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah menaburi penulis dengan begitu banyak cinta dan kasih sayang terutama kepada:

  1. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed., selaku dosen pembimbing khusus, mengusulkan ide-ide dan saran-saran serta membimbing penulis selama proses pengerjaan skripsi ini. Terima kasih untuk semua kesempatan, bimbingan, kesabaran, perhatian serta kepercayaan yang Romo berikan sehingga penulis terus berjuang dan termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

  2. Bapak P. Banyu Dewa HS., S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik dan sekaligus dosen penguji II yang telah membimbing dan mendampingi penulis selama masa perkuliahan di IPPAK serta memberikan dukungan dan dorongan untuk semakin berkembang serta meluangkan waktu mempelajari keseluruhan isi skripsi.

  3. Bapak Y. Kristianto, SFK, M.Pd. selaku dosen penguji III yang memberikan dukungan serta kesediaan beliau meluangkan waktu untuk mempelajari keseluruhan isi skripsi.

  4. Drs. H. J. Suhardiyanto, S.J. yang sangat membantu, memberi dukungan, memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi serta membantu penulis untuk melengkapi data-data yang diperlukan.

  5. Segenap staf dosen, sekretariat dan perpustakaan, karyawan piket dan parkir Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah begitu melimpahi penulis dengan ilmu, perhatian, dukungan, bimbingan serta senyuman sapaan yang selalu menguatkan penulis menjalani proses studi di kampus ini.

  6. Dewan Pimpinan Provinsi Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan pada penulis untuk menimba ilmu dan mengembangkan diri di kampus IPPAK.

  7. Para suster Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus khususnya komunitas Suryodiningratan yang sangat mendukung penulis dalam masa perkuliahan dan penulisan skripsi ini

  8. Seluruh staff, para guru, siswa dan karyawan di SMP Stella Duce 2 yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

  9. Sahabat-sahabat mahasiswa angkatan 2005 yang berjuang bersama-sama penulis selama masa perkuliahan dan masa penulisan skripsi ini.

  10. Kepada keluarga yang selalu mendukung dalam doa-doa yang sungguh memberikan kekuatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selama ini telah menjadi bagian yang sangat berarti dalam hidup penulis serta memampukan penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Penulis menyadari akan keterbatasan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini. Maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

  Yogyakarta, 14 Mei 2010 Penulis,

  DAFTAR ISI

  JUDUL ...................................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iv MOTTO .................................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................................... vii ABSTRAK ................................................................................................................ viii ABSTRACT.............................................................................................................. ix KATA PENGANTAR .............................................................................................. x DAFTAR ISI............................................................................................................. xiii DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xvii BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................

  1 A. Latar Belakang ..................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah .............................................................................

  4 C. Tujuan Penulisan...............................................................................

  4 D. Manfaat Penulisan.............................................................................

  5 E. Metode Penulisan ..............................................................................

  5 F. Sistematika Penulisan .......................................................................

  6 BAB II. GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN RELIGIOSITAS..........................

  8 A. Pendidikan Pada Umumnya ..............................................................

  9 1. Pengertian Pendidikan Pada Umumnya ................................

  9 2. Tujuan Pendidikan Pada Umumnya......................................

  11 B. Pendidikan Religiositas..................................................................... 13

  1. Pengertian Religiositas................................................................ 13 2. Pengertian Pendidikan Religiositas.............................................

  16 C. Latar Belakang Pendidikan Religiositas ...........................................

  18

  2. Fungsi Pendidikan Religiositas ...................................................

  20 3. Visi Pendidikan Religiositas .......................................................

  21 4. Misi Pendidikan Religiositas ......................................................

  22 5. Pola Pembelajaran Pendidikan Religiositas ................................

  23 6. Pendekatan Pendidikan Religiositas ...........................................

  24 7. Langkah-langkah Pelaksanaan Pendidikan Religiositas .............

  26

  8. Usaha Menggairahkan Proses Pembelajaran Pendidikan Religiositas.............................................................................. 27 9. Rambu-rambu dalam Pendidikan Religiositas ...........................

  28 10. Alternatif Pola Pembelajaran Pendidikan Religiositas ...............

  31 D. Hal-hal Positif Pendidikan Religiositas ............................................

  34 E. Kecerdasan Spiritual ......................................................................... 36

  1. Pengertian Spiritual........................................................................... 36 2. Pengertian Kecerdasan Spiritual .......................................................

  36 3. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual ...........................................................

  38

  4. Pendidikan Religiositas Memperkembangkan Kecerdasan Spiritual ......................................................................................... 38

  BAB III. PENDIDIKAN RELIGIOSITAS YANG TELAH DILAKSANAKAN DI KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA....................

  40 A. Gambaran Keadaan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta............

  41

  1. Sejarah Singkat Perkembangan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta ..........................................................

  41

  2. Keadaan Jumlah Siswa SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Periode 2007 - 2009 .......................................................................................

  42

  3. Keadaan Jumlah Guru SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Perode 2007- 2009 ........................................................................................

  44 4. Visi Pendidikan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta...

  45 5. Misi Pendidikan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta ..

  46

  6. Strategi Pendidikan SMP Stella Duce 2 Yogayakarta ........................................................... 47

  7. Tujuan Pendidikan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta ............................................................. 49

  84 A. Spiritualitas Guru .......................................................................................... 86 B. Sikap-sikap yang Perlu Diwujudkan oleh Guru............................................

  96 E. Contoh Persiapan Rencana Program Pembelajaran ......................................

  93 3. Silabus Pendidikan Religiositas ........................................................

  93 2. Alasan Pemilihan Tema ....................................................................

  93 1. Latar Belakang Pemilihan Rencana Program Pembelajaran.............

  91 D. Usulan Rencana Program Pembelajaran .......................................................

  90 3. Langkah-langkah Rencana Program Pembelajaran ..........................

  89 2. Tujuan Rencana Program Pembelajaran ...........................................

  89 1. Pengertian Rencana Program Pembelajaran .....................................

  88 C. Rencana Program Pembelajaran ...................................................................

  81 BABA IV. UPAYA PENINGKATAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN RELIGI- OSITAS DEMI PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL.... SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA.........

  B. Bentuk-bentuk Kegiatan yang Telah Dilaksanakan di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta......................................................

  68 6. Kesimpulan Hasil Penelitian .............................................................

  62 5. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................

  3. Metode Penelitian ............................................................................. 59 4. Laporan Angket dan Hasil Penelitian ...............................................

  2. Tujuan Penelitian .............................................................................. 58

  57

  Kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Akademik 2009/2010.................................................................................................. 57 1. Latar Belakang Penelitian .................................................................

  56 C. Penelitian Mengenai Pendidikan Religiositas yang Dilaksanakan di ....................................................................

  1. Kegiatan Internal Sekolah ................................................................. 50 2. Kegiatan Eksternal Sekolah ..............................................................

  50

  99

  BAB V. PENUTUP................................................................................................... 120 A. Kesimpulan ................................................................................................... 120

  1. Pendidikan Religiositas..................................................................... 120

  2. Pelaksanaan Pendidikan Religiositas ................................................ 122

  3. Usaha Meningkatkan Pelaksanaan Pendidikan Religiositas ............. 121

  B. Saran.............................................................................................................. 122 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 123 LAMPIRAN.............................................................................................................. 125

  Lampiran 1: Surat Persetujuan Penelitian dari Kaprodi................................ (1) Lampiran 2: Surat Penelitian dari Kepala Sekolah ....................................... (2) Lampiran 3: Kuesioner Penelitian................................................................. (3) Lampiran 4: Tuntunan Pertanyaan Wawancara kepada Guru....................... (6) Lampiran 5: Hasil Wawancara dengan Guru ................................................ (7) Lampiran 6: Tuntunan Pertanyaan Wawancara kepada Siswa ..................... (8) Lampiran 7: Rangkuman Hasil Wawancara dengan Siswa .......................... (9) Lampiran 8: Kisah tentang ”Seorang menemukan Kepompong Seekor.......

  Kupu-kupu ............................................................................... (10) Lampiran 9: Contoh Jawaban Kuesioner ...................................................... (11)

DAFTAR SINGKATAN

  BK : Bimbingan Konseling Dr : Doktor Drs : Doktorandus

  IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Jml : Jumlah KAS : Keuskupan Agung Semarang KBK : Kurikulum Berbasis Kompetensi KLS : Kelas KOMKAT : Komisi Kateketik KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia L : Lulus LKTD : Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar MPK : Majelis Pendidikan Katolik N : Naik OSIS : Organisasi Siswa Intra Sekolah PAK : Pendidikan Agama Katolik PPR : Pendekatan Pendidikan Reflektif RPP : Rencana Program Pengajaran SMP : Sekolah Menengah Pertama TL : Tidak Lulus

  SQ : Spiritual Quotient

  VCD : Video Compact Disc Yoh : Yohanes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan di Indonesia terus-menerus mengalami perubahan dan

  perkembangan. Untuk menghadapi perubahan dan perkembangan diperlukan usaha yang terus-menerus agar cita-cita dan tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai. Tujuan pendidikan yang diharapkan adalah agar siswa mampu menjadi pribadi yang berkualitas dan bertanggung jawab akan masa depannya. Melalui pendidikan para siswa dibantu untuk berkembang baik dari segi mental maupun spiritual. Ryanto (2002: 3) menegaskan bahwa tujuan pendidikan adalah demi pertumbuhan dan perkembangan keseluruhan diri peserta didik agar menjadi pribadi yang matang, dewasa, dan mampu menghadapi permasalahan dan konflik dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan diharapkan menghasilkan pribadi-pribadi yang lebih manusiawi, berguna dan berpengaruh di dalam masyarakatnya, yang bertanggung jawab, proaktif dan kooperatif sekaligus memiliki pribadi yang berwatak dan berbudi pekerti luhur. Demikian juga dengan pendidikan yang dilaksanakan di SMP Stella Duce 2 sesuai dengan visi dan misi pendidikan yayasan Tarakanita antara lain adalah menyelenggarakan pendidikan religiositas yang membantu peserta didik mengembangkan watak yang baik, bersikap jujur, adil dan budi pekerti yang luhur.

  Melalui pendidikan religiositas siswa diharapkan mampu menumbuhkan sikap saling mencintai, saling menghargai, saling menghormati, saling menolong guna mengembangkan diri sehingga menjadi manusia utuh (MPK dan Komkat KAS, tetapi terutama adalah sebagai pribadi dengan seluruh dinamika hidupnya menuju perkembangan diri yang menyeluruh.

  Menyadari pentingnya kemajuan dan perkembangan pribadi siswa demi hidup dan masa depannya, maka pendidikan religiositas merupakan salah satu sarana yang membantu siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dalam mengembangkan kecerdasan spiritual. Penulis memiliki kesan bahwa sampai sekarang ini belum semua siswa menyadari pentingya pendidikan religiositas demi masa depan dan cita-citanya dan belum semua mewujudkannya dalam hidup sehari- hari. Tak jarang di antara siswa kurang menyadari tugas dan tanggung jawabnya dalam belajar misalnya malas, menyontek, bolos sekolah serta mudah terpengaruh teman sehingga menyebabkan prestasi belajar menurun bahkan ada siswa yang tidak naik kelas. Tentu saja keadaan demikian sangat menghambat dan mempengaruhi perkembangan pribadi serta masa depan hidup mereka. Oleh karena itu peran pendidikan religiositas amat penting dalam membantu mengembangkan kecerdasan spiritual siswa.

  Agar tercapai tujuan pendidikan religiositas tentunya membutuhkan usaha perjuangan terus menerus dan membutuhkan pribadi yang bertanggung jawab, mandiri dan dewasa. Memiliki kecerdasan spiritual berarti seseorang mampu untuk bekerja mandiri, mempunyai komitmen dan bertindak penuh tanggung jawab, serta mampu memaknai hidup. Dengan terpenuhi tanda-tanda kecerdasan spiritual diharapkan seseorang akan membuka diri terhadap setiap pengalaman yang ditemuinya kemudian dapat menangkap makna yang terkandung di dalamnya. diri untuk memandang kehidupan dengan cara baru dan melihat permasalahan secara holistik (Zohar dan Marshall, 2000: 14).

  Selain itu, Sukidi (2002: 90) menggambarkan pribadi yang mempunyai kecerdasan spiritual adalah pribadi yang mempunyai kesadaran diri yang mendalam.

  Mereka mempunyai standar moral yang tinggi dan kecenderungan untuk merasa gembira. Mereka mampu memberi perhatian kepada kepentingan orang lain. Dengan kecerdasan spiritual, siswa mampu untuk terus maju dan berjuang dalam memaknai setiap peristiwa hidup sehari-hari. Siswa menyadari bahwa melalui tugas dan tanggung jawabnya ia semakin berkembang. Siswa dikatakan sukses dan berhasil tidak hanya dilihat dan diukur dari kemampuan intelektual yang dimiliki tetapi dapat dilihat dari perwujudan sikap dan hidupnya.

  Oleh karena itu rencana program pembelajaran membantu guru di dalam meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas demi mengembangkan kecerdasan spiritual siswa SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Membantu guru mendampingi dan memotivasi siswa untuk menyadari pentingnya peran pendidikan religiositas dalam hidup sehari-hari.

  Berdasarkan uraian di atas penulis ingin menggali dan mengetahui sejauh mana peran pendidikan religiositas dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Dalam rangka ini penulis memberi judul skripsi ini yakni ”PERAN PENDIDIKAN RELIGIOSITAS TERHADAP

  

PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS VIII SMP

STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA”.

  Melalui penulisan skripsi ini penulis ingin mengajak para pendidik untuk semakin memperdalam dan mengembangkan proses pembelajaran melalui berbagai macam metode pembelajaran yang membantu siswa untuk semakin maju dan berkembang menjadi pribadi yang utuh.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan pokok dapat dirumuskan dalam pertanyaan penulisan sebagai berikut:

  1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan religiositas?

  2. Sejauh mana pelaksanaan pendidikan religiositas sudah mengembangkan kecerdasan spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta?

  3. Bagaimana cara meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

  C. Tujuan Penulisan

  Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah:

  1. Memperoleh gambaran mengenai pendidikan religiositas siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

  2. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pendidikan religiositas sudah mengembangkan kecerdasan spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

  3. Menemukan cara meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas di dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

  4. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Pendidikan kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  D. Manfaat Penulisan

  Penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat:

  1. Bagi Pendidik: Memberi sumbangan gagasan dan hasil penulisan demi tercapainya tujuan dan maksud pendidikan religiositas dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

  2. Bagi penulis: Menambah pemahaman, pengalaman, pengetahuan serta wawasan akan pentingnya peranan pendidikan religiositas dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

  E. Metode Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu metode yang menggambarkan dan menganalisa data-data yang diperoleh melalui studi pustaka dan penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai peran

F. Sistematika Penulisan

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai isi menyeluruh skripsi ini, penulis akan menggambarkan sistematika sebagai berikut: Bab pertama merupakan bagian pendahuluan dengan menguraikan latar belakang permasalahan yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan.

  Bab kedua menguraikan gambaran umum pendidikan religiositas yang dilaksanakan di kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, yang terdiri dari lima bagian. Bagian pertama mengenai pendidikan pada umumnya mencakup pengertian dan tujuan pendidikan. Bagian kedua mengenai pendidikan religiositas yang terdiri dari pengertian religiositas dan pengertian pendidikan religiositas. Bagian ketiga mengenai latar belakang pendidikan religiositas terdiri atas tujuan, fungsi, visi, misi, pola pembelajaran, pendekatan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, usaha menggairahkan pembelajaran, rambu-rambu serta alternatif pola pembelajaran pendidikan religiositas. Bagian keempat mengenai hal-hal positip pendidikan religiositas dan kelima mengenai kecerdasan spiritual terdiri dari pengertian spiritual, pengertian kecerdasan spiritual, manfaat dan ciri-ciri serta pendidikan religiositas mengembangkan kecerdasan spiritual.

  Bab ketiga menguraikan pendidikan religiositas yang telah dilaksanakan di kelas

  VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama mengenai gambaran keadaan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang terdiri dari sejarah strategi serta tujuan pendidikan. Bagian kedua mengenai bentuk-bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam pendidikan religiositas mencakup kegiatan internal dan eksternal, selanjutnya mengenai penelitian pendidikan religiositas yang dilaksanakan di kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang terdiri dari latar belakang penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, laporan, pembahasan serta kesimpulan hasil penelitian.

  Bab keempat berisi uraian mengenai upaya peningkatan pelaksanaan pendidikan religiositas demi pengembangan kecerdasan spiritual siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta terdiri dari enam bagian. Bagian pertama mengenai spiritualitas guru. Kedua mengenai sikap-sikap yang perlu diwujudkan oleh guru, bagian ketiga tentang rencana program pembelajaran yang mencakup pengertian, tujuan dan langkah-langkah pembelajaran. Keempat mengenai usulan rencana program pembelajaran terdiri dari latar belakang, alasan pemilihan tema, serta silabus. Kelima mengenai contoh persiapan rencana program pembelajaran dan terakhir adalah membangun suasana kelas yang kondusif.

  Bab kelima merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang sebaiknya dilakukan untuk semakin membantu dalam meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas serta mengembangkan metode pendidikan yang lebih menarik demi perkembangan dan kemajuan siswa.

  

BAB II

GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN RELIGIOSITAS Kondisi pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan karena pendidikan

  hanya menghasilkan pribadi-pribadi yang mementingkan segi intelektual tetapi kurang memperhatikan segi afektif, nilai-nilai hidup, moral, sosial dan psikomotorik.

  Akibatnya seringkali terjadi kurang penghargaan terhadap martabat hidup, terjadi berbagai bentuk kenakalan dalam diri siswa misalnya siswa membolos pada saat jam pelajaran berlangsung, minum minuman keras dan menyontek, ataupun melakukan tawuran, tindakan kekerasan, ketidakadilan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu pendidikan agama Katolik sangat membutuhkan pendidikan religiositas sebagai sarana penanaman nilai dan mutu hidup siswa. Pendidikan religiositas menjadi salah satu model pendidikan untuk membantu pembentukan sikap siswa.

  Pendidikan religiositas mengajak siswa untuk saling mengkomunikasikan imannya, sehingga siswa mampu menerima setiap perbedaan. Pendidikan religiositas menjadi sarana bagi siswa untuk menjalin dan memupuk kasih persaudaraan dan bukan hanya membentuk aspek intelektual (kognitif) yaitu pengetahuan, pemahaman, tetapi juga membentuk penanaman nilai-nilai hidup dan penerapannya dalam hidup sehari-hari. Penekanan segi afeksi agar siswa mampu menemukan nilai- nilai kasih persaudaraan, mampu bersyukur dan berefleksi. Sedangkan aspek psikomotorik agar siswa mampu bertoleransi dengan sesama yang berbeda agama.

  Pemahaman yang lebih luas mengenai pendidikan religiositas akan lebih jelas mengenai pendidikan pada umumnya yang mencakup pengertian dan tujuan pendidikan. Bagian kedua tentang pendidikan religiositas yang terdiri dari latar belakang, visi, misi, tujuan, fungsi, pola pembelajaran, pendekatan, langkah-langkah pelaksanaan, rambu-rambu dan alternatif pelaksanaan pendidikan religiositas.

  Sedangkan bagian ketiga mengenai hal-hal positif dari pendidikan religiositas.

A. Pendidikan Pada Umumnya.

1. Pengertian Pendidikan Pada Umumnya

  Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menguraikan bahwa pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar siswa mampu mengembangkan potensi dirinya. Siswa diharapkan mampu untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri dan akhlak mulia.

  Pengertian pendidikan menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 di atas dipertegas lagi oleh Djahiri Kosasih (1980: 3) yang menyatakan bahwa pendidikan sebagai upaya yang terorganisir, berencana, dan berlangsung kontinyu membina peserta didik menjadi insan dewasa dan berbudaya.

  Usaha sadar dan terencana dapat diartikan bahwa pendidikan dilakukan secara sadar melalui pemikiran yang sistematis dan terprogram untuk mencapai tujuan yang . diharapkan Pemikiran yang sistematis dan terprogram tersebut tertuang dalam peraturan-peraturan yang berlaku. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar rasa percaya diri, kreatifitas, tanggung jawab dan moral peserta

  Pendidikan sebagai usaha sadar dijabarkan lebih terperinci oleh Mardiatmadja (1986: 50-51) bahwa pendidikan membantu seseorang agar menyadari nilai-nilai luhur kemanusiaan dan peranannya dalam hidup bersama. Pendidikan membantu seseorang agar mengerti tentang arti kemanusiaan, sehingga dapat bersikap dan bertindak sebagai manusia yang penuh kasih. Pendidikan hendaknya juga mengusahakan adanya perkembangan spiritual, yang meliputi sikap dan nilai hidup, pengetahuan, ketrampilan, pengembangan daya estetik, serta perkembangan jasmani sehingga mampu membangun masyarakat serta membudayakan alam sekitarnya. Oleh karena itu pendidikan seharusnya berusaha membentuk seseorang menjadi manusia budaya yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  Driyarkara (1966: 69) mendefenisikan pendidikan sebagai pemanusiaan manusia muda. Pendidikan membantu seseorang secara tekun dan mau bertindak sebagai manusia dan mengusahakan agar seluruh sikap dan perbuatan sungguh- sungguh bersifat manusiawi. Pendidikan yang menekankan segi kemanusiaan ini dipahami sebagai proses humanisasi. Proses humanisasi merupakan suatu usaha yang sungguh-sungguh bersifat manusiawi yang membantu peserta didik untuk lebih menghormati, menghargai dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu, pendidikan membantu peserta didik untuk lebih manusiawi sebagai proses yang berlangsung terus-menerus berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan diberikan agar menyadarkan peserta didik supaya memiliki tanggung jawab terhadap segala tindakannya serta terbuka terhadap orang lain sehingga menumbuhkan sikap persahabatan satu sama lain.

  Dari beberapa pernyataan tersebut di atas, maka penulis memahami bahwa hakikat pendidikan pada umumnya merupakan suatu proses, usaha yang terus- menerus dilakukan untuk membantu peserta didik menjadi pribadi yang utuh, dewasa dan berkembang secara menyeluruh. Pendidikan hendaknya mampu mengarahkan siswa untuk mewujudkan sikap dan tindakannya dalam hidup sehari-hari baik dalam lingkup keluarga, sekolah, masyarakat dan negara. Pendidikan juga dapat membantu peserta didik agar lebih menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Tujuan pendidikan tidak hanya mentransfer ilmu kepada peserta didik melainkan suatu pembinaan watak, agar peserta didik mengenal dan menghayati nilai-nilai manusiawi yang terluhur (Mardiatmaja, 1986: 54). Pendidikan hendaknya sungguh-sungguh mengarahkan dan menjadikan siswa sebagai pribadi manusia dewasa yang utuh yang sungguh berkembang demi masa depan dan cita-cita mereka. Siswa sebagai subyek pendidikan yang perlu untuk dihargai sebagai pribadi.

2. Tujuan Pendidikan Pada Umumnya

  Tujuan pendidikan adalah membentuk pribadi seseorang secara bertahap agar semakin tumbuh menjadi dewasa, bukan hanya dalam hal kemampuan atau ketrampilan saja, tetapi juga dapat berkembang dalam hal rohani. Tujuan pendidikan adalah membantu seseorang semakin sadar akan karunia iman yang diterimanya sehingga dapat menghayati hidup dengan jujur, suci dan benar (Mardiatmadja, 1986: 53).

  Pendidikan membentuk pribadi seseorang secara bertahap, artinya pendidikan Pendidikan membutuhkan suatu proses yang panjang dan waktu yang lama. Pendidikan membantu seseorang berkembang menjadi dewasa, artinya melalui pendidikan seseorang memiliki kemampuan dan ketrampilan yang berguna demi masa depannya serta bertanggung jawab atas perkembangan hidupnya. Pendidikan secara bertahap membantu seseorang agar semakin sadar akan karya Allah dan karunia iman sehingga dengan kesadaran iman yang dimilikinya memampukan seseorang menghayati hidupnya dengan tulus dan jujur. Pendidikan harus mengembangkan semua segi-segi kepribadian lahir dan batin siswa secara menyeluruh sehingga sikap dan tindakannya sesuai dengan kehendak Tuhan.

  Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyebutkan tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan yang hendak dicapai adalah mampu mengembangkan segala potensi yang telah dianugerahkan Tuhan dan bersyukur atas anugerah yang diterimanya. Siswa diharapkan mampu mewujudkan sikap hidup sebagai orang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan melalui sikap dan tindakannya dalam hidup sehari-hari.

  Ryanto Theo (2002: 3) menegaskan bahwa tujuan pendidikan adalah demi pertumbuhan dan perkembangan keseluruhan diri siswa agar menjadi pribadi yang matang dan dewasa, mampu menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan diharapkan menghasilkan pribadi yang lebih manusiawi, bertanggung jawab, proaktif dan kooperatif, sekaligus memiliki pribadi yang berwatak dan dan matang. artinya, siswa mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan yang dialami. Siswa dibimbing dan diarahkan agar lebih bertanggung jawab, percaya diri dan mampu melakukan apa yang seharusnya dilakukan sehingga menghasilkan pribadi-pribadi yang berguna dan membawa pengaruh yang baik dalam hidup bermasyarakat.

  Dari beberapa pendapat mengenai tujuan pendidikan tersebut di atas maka penulis dapat mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah membantu siswa agar berkembang secara utuh. Tujuan pendidikan adalah membantu siswa menjadi pribadi yang matang dan dewasa, baik dari segi jasmani maupun rohani sehingga mampu mewujudkan sikap dan tindakannya dalam hidup sehari-sehari. Pendidikan yang dialami oleh siswa tidak cukup hanya berkembang dari segi intelektual tetapi sungguh-sungguh membawa siswa semakin berkembang menjadi pribadi yang matang dan dewasa demi mencapai masa depan.

B. Pendidikan Religiositas

1. Pengertian Religiositas

  Kata religiositas berasal dari bahasa latin religiosus yang artinya relasi (Hardjana, 2005: 29). Relasi yang dimaksud adalah relasi antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, manusia dengan alam dan manusia dengan dirinya sendiri. Berdasarkan arti kata itu, maka pendidikan religiositas lebih ditempatkan dalam kerangka pendidikan untuk menumbuhkembangkan semangat dan sikap yang terbuka dari siswa untuk membangun relasi yang mesra dan mendalam dengan masing (MPK dan Komkat KAS, 2005: 9). Relasi dengan Allah mendorong seseorang semakin hidup dalam suasana kasih, persaudaraan serta percaya antara satu dengan yang lain menurut agama dan kepercayaannya. Relasi dengan Allah memampukan seseorang untuk lebih menghargai sesama, menghargai kehidupan serta lingkungan alam.

  Relasi antara manusia dengan Allah dapat dikatakan sebagai pengalaman pribadi berjumpa dengan Allah. Pengalaman perjumpaan dengan Allah mendorong orang untuk menceritakan perjumpaan itu kepada orang lain. Seseorang akan menceritakan pengalamannya akan Allah itu, seperti apa Allah yang dialaminya, dimana, kapan, pengalaman itu terjadi, bagaimana kejadiannya, dalam keadaan seperti apa atau sedang berbuat apa ketika pengalaman itu terjadi. Seseorang akan menceritakan bagaimana perasaan serta dampak pengalaman itu dalam diri dan hidupnya (Hardjana, 2005: 48). Pengalaman perjumpaan mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal yang baik yang sesuai dengan kehendak Allah. Segala sikap dan tindakannya mencerminkan pengalaman perjumpaan pribadi dengan Allah.

  Relasi dengan Allah dapat dibangun melalui doa pribadi, doa bersama serta menjalankan ibadat. Perjumpaan dengan Allah memampukan sesorang mewujudkan sikap hidupnya yang konkret dengan sesama, maupun dengan alam ciptaan Tuhan (Hardjana, 2005: 49). Relasi dengan Allah yang terus-menerus dapat membawa perubahan sikap dalam diri seseorang. Perubahan sikap yang dimaksud adalah mengarahkan sikap hidupnya ke arah yang lebih baik dan mendorong seseorang untuk menghayatinya dalam hidup sehari-hari.

  Kata religiositas berarti suatu sikap yang hikmat dan hormat terhadap hal-hal yang suci atau diidentikan dengan agama dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sikap ini dapat membawa kita pada suatu kesadaran dan pemahaman akan Tuhan yang konkret yang diwujudkan dalam hidup sehari-hari, yang menekankan sikap menghargai kehidupan yang memuliakan kedudukan manusia, yang membuat manusia dapat saling menghargai sesamanya walaupun berbeda keyakinan agama (Hardjana, 2005: 50).

  Religiositas merupakan suatu sikap dasar terhadap Tuhan, yang sifatnya lebih personal, lebih melihat aspek yang ada dalam lubuk hati serta lebih bersifat batin.

  Sikap dasar tersebut tidak hanya di dalam batin seseorang namun diungkapkan dan diwujudkan dalam berbagai bentuk dan berbagai cara, seperti dalam ritual agama.

  Hardjana (2005: 47) menegaskan bahwa manusia perlu mengembangkan kepekaan terhadap kehadiran Allah dalam peristiwa-peristiwa hidup yang dialaminya. Dengan demikian pengetahuan dan pengalaman akan Allah tidak terjadi dengan sendirinya tetapi perlu suatu usaha. Dengan demikian religiositas merupakan sumber, pangkal, jiwa, semangat dan roh agama. Dalam religiositas itu, agama mendapatkan semangat dan roh yang sebenarnya. Tanpa religiositas agama menjadi kering kerontang seperti tanah tanpa air, sepi seperti rumah tanpa penghuni, kaku seperti batang pohon yang sudah mati, dan dingin seperti badan tanpa nyawa.

  Manusia perlu mengembangkan kepekaan terhadap kehadiran Allah dalam setiap peristiwa hidup artinya manusia tidak hanya dapat mengetahui, mengenal Allah, melainkan juga dapat mengalami dalam hidup nyata. Oleh karena itu dalam mengembangkan kepekaan terhadap kehadiran Allah tersebut perlu suatu usaha yang terus-menerus. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa religiositas lebih penting diwujudnyatakan dalam hidup sehari-hari. Iman tidak cukup untuk diketahui Dalam hal ini penulis dapat mengartikan bahwa religiositas adalah sikap batin yang hakiki atau sikap dasar yang selalu mengarahkan hidupnya kepada Tuhan dan diwujudkannya dalam hidup sehari-hari. Religiositas juga merupakan relasi pribadi antara manusia dengan Allah atau pengalaman perjumpaan dengan Allah sehingga mampu mewujudkan, mengungkapkan pengalaman tersebut dalam sikap hidup sehari-hari.

2. Pengertian Pendidikan Religiositas

  Pengertian Pendidikan Religiositas menurut Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang (2005: 8): merupakan salah satu bentuk komunikasi iman, baik antar siswa yang seagama dan sekepercayaan maupun siswa yang berbeda agama dan kepercayaan agar membantu siswa menjadi manusia yang religius, bermoral, terbuka dan mampu menjadi pelaku perubahan sosial, demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera, lahir dan batin, berdasarkan nilai-nilai universal seperti kasih, kerukunan, kedamaian, keadilan, kejujuran, pengorbanan, kepedulian, persaudaraan.

  Pendidikan religiositas merupakan komunikasi iman antar siswa dan membantu siswa menjadi manusia yang religius artinya siswa bersikap sesuai dengan iman dan kepercayaannya pada Tuhan. Sikap dan tindakan siswa sungguh berdasarkan pada pengalaman perjumpaan dengan Allah atau berdasarkan pengalaman relasi dengan Allah. Siswa menghayati hidupnya sesuai dengan apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidupnya.

  Komunikasi iman membantu siswa menjadi manusia bermoral artinya melalui pengalaman iman yang dimilikinya dan dibagikan tersebut, memampukan bersikap terbuka terhadap sesama yang berlainan agama sehingga mampu membawa dampak yang baik dalam hidup bermasyarakat sehingga terciptalah suasana persaudaraan, kerukunan dan kedamaian.

  Menurut Listia (2007: 151) pendidikan religiositas merupakan komunikasi iman mengenai pengalaman hidup antar siswa seagama maupun yang berbeda agama untuk menumbuhkembangkan sikap batin seseorang agar mampu melihat kebaikan Tuhan dalam diri sendiri, sesama dan lingkungan hidupnya serta mampu melihat aneka perbedaan sebagai anugerah Tuhan untuk saling melengkapi sehingga mereka terbantu menjadi pribadi yang utuh.

  Pendidikan religiositas memampukan siswa untuk mengembangkan sikap hidup, nilai-nilai hidup beriman yang lebih baik serta mengajak siswa untuk terbuka melihat setiap perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada mendorong siswa untuk saling melengkapi, saling membantu serta saling memperkaya satu terhadap yang lain. Berdasarkan pengertian pendidikan religiositas tersebut di atas, penulis dapat mengartikan bahwa pendidikan religiositas sebagai komunikasi iman, dimana dalam komunikasi iman terjadi dialog antar siswa yang saling terbuka dan percaya satu dengan yang lain. Pendidikan religiositas memampukan siswa untuk saling berbagi pengalaman iman masing-masing dan menerima setiap perbedaan sebagai suatu anugerah sehingga mampu mewujudkan pengalaman imannya dalam hidup sehari- hari.

C. Latar Belakang Pendidikan Religiositas

  Pendidikan religiositas dilaksanakan berdasarkan berbagai pertimbangan mengenai situasi dan keadaan siswa serta perkembangan kemajuan pendidikan bangsa Indonesia. Situasi dan jumlah siswa dari berbagai latar belakang budaya, agama serta suku yang beraneka ragam tentunya memampukan dan mendorong siswa untuk hidup rukun bersatu padu dan terbuka terhadap aneka perbedaan. Pendidikan agama yang selama ini diterima di sekolah-sekolah dimaksudkan agar membentuk pribadi siswa ke arah yang lebih baik ternyata kurang diwujudkan dalam hidup konkret. Oleh karena itu pendidikan religiositas yang telah dilaksanakan di sekolah-sekolah Katolik di Keuskupan Agung Semarang merupakan salah satu mata pelajaran yang menggantikan Pendidikan Agama Katolik karena melihat bahwa pendidikan religiositas merupakan media yang cocok digunakan dan sesuai dengan keadaan dan situasi siswa.

  Majelis Pendidikan Katolik dan Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang (2009: 18-23) memaparkan beberapa alasan yang melatarbelakangi diadakannya pelaksanaan pendidikan religiositas antara lain: Pendidikan agama dalam kenyataan tidak menghasilkan pribadi seperti yang dicita- citakan, bahkan menghasilkan orang-orang yang berpandangan sempit dan meremehkan orang lain yang tidak seagama maupun sealiran. Pribadi yang diharapkan dalam pendidikan agama adalah pribadi yang saling menghargai, menerima setiap perbedaan serta terbuka terhadap sesama yang berbeda agama. Kenyataan yang dihadapi bahwa pribadi-pribadi yang diharapkan tersebut dalam kepercayaan yang dianutnya, sehingga suasana kasih, persaudaraan, kerukunan antar sesama yang berbeda agama, suku serta budaya kurang diwujudkan.

Dokumen yang terkait

Profil kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta pada soal cerita segiempat.

0 33 270

Pengaruh penggunaan media film terhadap minat belajar siswa kelas VIII dalam pembelajaran pendidikan agama Katolik di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

0 1 136

Deskripsi tingkat kecerdasan emosional siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal.

0 0 132

Konsep diri siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

0 0 115

Profil kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta pada soal cerita segiempat

0 0 267

Hubungan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi kelas X : studi kasus SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

0 3 159

Konsep diri siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013 dan implikasinya terhadap usulan topik topik bimbingan pribadi sosial

0 4 113

Sikap-sikap guru pembimbing yang diharapkan para siswa kelas VII dan VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 113

Hubungan kedisiplinan dalam keluarga dengan kedisiplinan dalam sekolah para siswa kelas VIII SMP Stella Duce II Yogyakarta tahun pelajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 105

Pemahaman dan miskonsepsi siswa kelas XI IPA SMA Stella Duce Bantul tentang kalor - USD Repository

0 0 113