DOCRPIJM bb1912644b BAB IIBAB 2 Laporan Penyusunan Dok RPI2JM Kerinci 2015
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
Amanat Pembangunan Nasional Terkait
Pembangunan Bidang Cipta Karya
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 1
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
Infrastruktur permukiman memiliki fungsi strategis dalam pembangunan
nasional karena turut berperan serta dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi, mengurangi angka kemiskinan, maupun menjaga kelestarian
lingkungan. Oleh sebab itu, Ditjen Cipta Karya berperan penting dalam
implementasi amanat kebijakan pembangunan nasional.
2.1
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052015
RPJPN 2005-2025 yang ditetapkan melalui UU No. 17 Tahun 2007,
merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang sebagai arah
dan prioritas pembangunan secara menyeluruh yang akan dilakukan secara
bertahap dalam
jangka
waktu
2005-2025. Dalam dokumen tersebut,
ditetapkan bahwa Visi Indonesia pada tahun 2025 adalah “Indonesia yang
Mandiri,
Maju,
Adil
dan
Makmur”.
Dalam
penjabarannya
RPJPN
mengamanatkan beberapa hal sebagai berikut dalam pembangunan bidang
Cipta Karya, yaitu:
a.
Dalam
mewujudkan
Indonesia
yang
berdaya
saing
maka
pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk
mewujudkan
kebutuhan
terpenuhinya
sektor-sektor
perdagangan,
transportasi,
kebutuhan
terkait
dasar
lainnya,
pariwisata,
dan
masyarakat
seperti
jasa
serta
industri,
sebagai
upaya
mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan kebutuhan tersebut
dilakukan melalui pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive
approach)
dan
pendekatan
terpadu
dengan
sektor sumber daya
alam dan lingkungan hidup, sumber daya air, serta kesehatan.
b.
Dalam
mewujudkan
pembangunan
yang
lebih
merata
dan
berkeadilan maka Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang
berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada (1) peningkatan kualitas
pengelolaan aset (asset management) dalam penyediaan air minum dan
sanitasi, (2) pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi
dasar bagi masyarakat, (3) penyelenggaraan pelayanan air minum dan
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 2
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
sanitasi yang kredibel dan profesional, dan (4) penyediaan sumbersumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi
bagi masyarakat miskin.
c.
Salah satu sasaran dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata
dan berkeadilan adalah terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi
dengan
prasarana
dan
sarana
pendukungnya
bagi seluruh
masyarakat untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh. Peran
pemerintah
akan
lebih
difokuskan
pada
perumusan
kebijakan
pembangunan sarana dan prasarana, sementara peran swasta dalam
penyediaan sarana dan prasarana akan makin ditingkatkan terutama
untuk proyek-proyek yang bersifat komersial.
d.
Upaya perwujudan kota tanpa permukiman kumuh dilakukan pada
setiap tahapan RPJMN, yaitu:
1)
RPJMN
ke
2
(2010-2014):
Daya
saing
perekonomian
ditingkatkan melalui percepatan pembangunan infrastruktur
dengan lebih meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan
dunia usaha dalam pengembangan perumahan dan permukiman.
2)
RPJMN ke 3 (2015-2019): Pemenuhan kebutuhan hunian bagi
seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung oleh
sistem
pembiayaan
perumahan
jangka
panjang
dan
berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin
mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.
3)
RPJMN ke 4 (2020-2024): terpenuhinya kebutuhan hunian yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung sehingga
terwujud kota tanpa permukiman kumuh.
2.2 Rencana Pembangunan Jangka Pendek Nasional 2014-2019
RPJMN 2015-2019 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 2
Tahun 2015. menyebutkan bahwa infrastruktur merupakan salah satu
prioritas pembangunan nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan
sosial yang berkeadilan dengan mendorong partisipasi masyarakat Dalam
rangka pemenuhan hak dasar untuk tempat tinggal dan
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
lingkungan yang
Bab 2 - 3
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
layak
sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28H, pemerintah
memfasilitasi
penyediaan perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah serta
memberikan dukungan penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman,
seperti air minum, air limbah, persampahan dan drainase.
Sasaran pembangunan kawasan permukiman dalam RPJMN 2015-2019
meliputi :
1.
Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0
persen melalui penanganan kawasan permukiman kumuh seluas 38.431
hektar dan peningkatan keswadayaan masyarakat di 7.683 kelurahan.
2.
Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk
Indonesia yang dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu optimalisasi dan
pembangunan baru (supply side), peningkatan efisiensi layanan air
minum (demand side), dan penciptaan lingkungan yang kondusif
(enabling environment).
3.
Optimalisasi penyediaan layanan air minum dilakukan melalui (i)
fasilitasi SPAM PDAM yaitu bantuan program PDAM menuju 100% PDAM
Sehat dan pengembangan jaringan SPAM MBR di 5.700 kawasan dan (ii)
fasilitasi SPAM non-PDAM yaitu bantuan program non-PDAM menuju 100%
pengelola non-PDAM sehat dan pengembangan jaringan SPAM MBR di
1.400 kawasan. Sedangkan pembangunan baru dilakukan melalui (i)
pembangunan SPAM kawasan khusus yaitu SPAM kawasan kumuh
perkotaan untuk 661.600 sambungan rumah (SR), SPAM kawasan nelayan
untuk 66.200 SR, dan SPAM rawan air untuk 1.705.920 SR; (ii)
pembangunan SPAM berbasis masyarakat
untuk 9.665.920 SR; (iii)
pembangunan SPAM perkotaan yaitu SPAM IKK untuk 9.991.200 SR dan
SPAM Ibukota Pemekaran dan Perluasan Perkotaan untuk 4.268.800 SR;
(iv) pembangunan SPAM Regional untuk 1.320.000 SR di 31 kawasan.
4.
Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan
prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional. Penerapan
prinsip tersebut dilakukan melalui (i) pelaksanaan Rencana Pengamanan
Air Minum (RPAM) pada komponen sumber, operator dan konsumen di
seluruh kabupaten/kota; (ii) optimalisasi bauran air domestik di seluruh
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 4
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
kabupaten/kota; (iii) penerapan efisiensi konsumsi air minum pada
tingkat rumah tangga sekitar 10 liter/orang/hari setiap tahunnya dan
pada tingkat komersial dan fasilitas umum sekitar 10 persen setiap
tahunnya.
5.
Penciptaan lingkungan yang mendukung dilakukan melalui (i) penyusunan
dokumen perencanaan air minum sebagai rujukan pembangunan air
minum di seluruh kabupaten/kota yang mencakup Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum (RISPAM), rencana strategis penyediaan air minum
daerah (Jakstrada) dan rencana tahunan penyediaan air minum; (ii)
peningkatan pendataan air minum sebagai rujukan perencanaan dan
penganggaran air minum di seluruh kabupaten/kota; (iii) fasilitasi
pengembangan peraturan di daerah yang menjamin penyediaan layanan
air minum di seluruh kabupaten/kota.
6.
Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah
domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada
tingkat kebutuhan dasar yaitu (i) untuk sarana prasarana pengelolaan air
limbah domestik dengan pembangunan dan peningkatan infrastruktur air
limbah sistem terpusat skala kota, kawasan, dan komunal di 438
kota/kab
(melayani
34
juta
jiwa),
serta
peningkatan
kualitas
pengelolaan air limbah sistem setempat melalui peningkatan kualitas
pengelolaan
lumpur
tinja
perkotaan
dan
pembangunan
Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di 409 kota/kab; (ii) untuk sarana
prasarana pengelolaan persampahan dengan pembangunan TPA sanitary
landfill di 341 kota/kab, penyediaan fasilitas 3R komunal di 334
kota/kab, fasilitas 3R terpusat di 112 kota/kab; (iii) untuk sarana
prasarana drainase permukiman dalam pengurangan genangan seluas
22.500 Ha di kawasan permukiman termasuk 4.500 Ha di kawasan
kumuh; serta (iv) kegiatan pembinaan, fasilitasi, pengawasan dan
kampanye serta advokasi di 507 kota/kab seluruh Indonesia.
7.
Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk
keserasiannya
pengawasan
terhadap
khususnya
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
lingkungan
bangunan
melalui
milik
(i)
pembinaan
Pemerintah
di
dan
seluruh
Bab 2 - 5
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
kabupaten/kota; (ii) penyusunan Norma Standar, Pedoman dan Kriteria
(NSPK) untuk seluruh bangunan gedung dan penerapan penyelenggaraan
bangunan hijau di seluruh kabupaten/kota; dan (iii) menciptakan
building codes yang dapat menjadi rujukan bagi penyelenggaraan dan
penataan bangunan di seluruh kabupaten/kota.
Untuk mencapai sasaran tersebut maka kebijakan dan strategi pembangunan
diarahkan sebagai berikut :
1.
Menjamin ketahanan air melalui peningkatan pengetahuan, perubahan
sikap dan perilaku dalam pemanfaatan air minum dan pengelolaan
sanitasi melalui strategi:
a.
Jaga Air, yakni strategi yang ditempuh melalui (1) pengarusutamaan
pembangunan air minum yang memenuhi prinsip 4K (kualitas,
kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan), (2) pengelolaan sanitasi
melalui peningkatan pengelolaan air limbah di perdesaan dengan
sistem on-site dan di perkotaan dengan sistem on-site melalui IPLT
dan sistem off-site baik skala kawasan maupun skala kota,
peningkatan kualitas TPA menjadi TPA sanitary landfill dengan
prioritas
skema
TPA
regional,pengelolaan
sampah
melalui
penerapan prinsip 3R, serta (3) peningkatan kesadaran masyarakat
akan hygiene, sanitasi dan nilai ekonomis air.
b.
Simpan Air, yakni strategi untuk menjaga ketersediaan dan
kuantitas air melalui upaya konservasi sumber air baku air minum
yakni perluasan daerah resapan air hujan, pemanfaatan air hujan
(rain water harvesting) sebagai sumber air baku air minum maupun
secondary uses pada skala rumah tangga (biopori dan penampung
air hujan) dan skala kawasan (kolam retensi), serta pengelolaan
drainase berwawasan lingkungan.
c.
Hemat Air, yakni strategi untuk mengoptimalkan Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) yang telah ada melalui pengurangan kebocoran
air hingga 20 persen, pemanfaatan idle capacity; dan pengelolaan
kebutuhan air di tingkat penyelenggara dan skala kota.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 6
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
d.
Bauran Air Domestik, yakni upaya untuk mengoptimalkan berbagai
alternatif sumber air domestik yang tersedia sesuai tujuan
pemanfaatan air, termasuk di dalamnya pemakaiaan air tingkat
kedua (secondary water uses) dan daur ulang air yang telah
dipergunakan (water reclaiming).
2.
Penyediaan infrastruktur produktif dan manajemen layanan melalui
penerapan manajemen aset baik di perencanaan, penganggaran, dan
investasi termasuk untuk pemeliharaan dan pembaharuan infrastruktur
yang sudah terbangun melalui strategi:
a.
Optimalisasi infrastruktur air minum dan sanitasi eksisting melalui
penurunan Non-Revenue Water (NRW) dan pemanfaatan idle
capacity.
b.
Pembangunan
infrastruktur
air
minum
dan
sanitasi
untuk
memperluas cakupan layanan.
c.
Rehabilitasi infrastruktur air minum dan sanitasi untuk infrastruktur
dengan pemanfaatan yang sub-optimal, infrastruktur yang menua,
dan infrastruktur yang terkena dampak bencana.
d.
Pengembangan
inovasi
teknologi
air
minum,
air
limbah,
persampahan dan drainase untuk memaksimalkan potensi yang ada.
e.
Pembentukan dan penyehatan pengelola infrastruktur air minum,
air limbah dan persampahan, baik berbasis institusi maupun
berbasis masyarakat.
f.
Penerapan tarif atau iuran bagi seluruh sarana dan prasarana air
minum dan sanitasi terbangun yang menuju prinsip tarif pemulihan
biaya penuh (full cost recovery)/memenuhi kebutuhan untuk Biaya
Pokok Produksi (BPP). Pemberian subsidi dari pemerintah bagi
penyelenggara air minum dan sanitasi juga dilakukan sebagai
langkah
jika
terjadi
kekurangan
pendapatan
dalam
rangka
pemenuhan full cost recovery.
g.
Pengaturan
kontrak
berbasis
kinerja
baik
perancangan,
pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan aset infrastruktur.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 7
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
3.
Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang dilakukan di tingkat
nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat melalui strategi:
a.
Peningkatan kualitas rencana dan implementasi Rencana IndukSistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) dan Strategi Sanitasi
Kota/Kabupaten (SSK) melalui pengarusutamaan dalam proses
perencanaan dan
didasari
penganggaran formal.
optimalisasi
bauran
sumber
Penyusunan RI-SPAM
daya
air
domestik
kota/kabupaten dan telah mengintegrasikan pengelolaan sanitasi
sebagai upaya pengamanan air minum. Peningkatan kualitas SSK
dilakukan
dengan memutakhirkan
SSK untuk mengakomodasi
perubahan lingkungan dan mengadopsi target universal access di
wilayah kabupaten/kota;
b.
Integrasi peningkatan promosi higiene dan sanitasi dalam rangka
demand generation sebagai prasyarat penyediaan infrastruktur air
minum dan sanitasi;
c.
Peningkatan peran, kapasitas, serta kualitas kinerja Pemerintah
Daerah di sektor air minum dan sanitasi.
d.
Advokasi kepada para pemangku kepentingan di sektor air minum
dan sanitasi, baik eksekutif maupun legislatif serta media untuk
menjamin
keselarasan
serta
konsistensi
perencanaan
dan
implementasinya di tingkat pusat dan daerah.
4.
Peningkatan efektifitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum
dan sanitasi melalui strategi:
a.
Sinergi dan koordinasi antar pelaku program dan kegiatan mulai
tahap perencanaan sampai implementasi baik secara vertikal
maupun horizontal, termasuk sinergi dengan pelaksanaan sanitasi
sekolah dan pesantren, kegiatankegiatan pelestarian lingkungan
hidup dan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,
penanganan dan pencegahan kawasan kumuh, serta pembangunan
kawasan tertinggal, perbatasan dan kawasan khusus.
b.
Pelaksanaan pelayanan air minum dan sanitasi berbasis regional
dalam rangka mengatasi kendala ketersediaan air baku dan lahan
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 8
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
serta dalam rangka mendukung konektivitas antar wilayah untuk
pertumbuhan ekonomi.
c.
Sinergi pendanaan air minum dan sanitasi yang dilaksanakan melalui
(i) peningkatan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Provinsi dan Kab/Kota, (ii) pemanfaatan alokasi dana terkait
pendidikan untuk penyediaan sarana dan prasarana air minum dan
sanitasi di sekolah; (iii) pemanfaatan alokasi dana terkait kesehatan
baik untuk upaya preventif penyakit dan promosi higiene dan
sanitasi serta pemanfaatan jaminan kesehatan masyarakat; serta
(iv) sinergi penyediaan air minum dan sanitasi dengan Dana Alokasi
Khusus (DAK), Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan (TP), dana hibah
berbasis kinerja/hasil, masyarakat, dan sumber dana lain terkait
lingkungan
hidup,
pembangunan
desa,
serta
kelautan
dan
perikanan.
d.
Penguatan pengelolaan pengetahuan (knowledge management)
termasuk
terintegrasi
pengelolaan
(National
data
Water
dan
informasi
and
melalui
Sanitation
sistem
Information
Services/NAWASIS) yang memanfaatkan teknologi serta melibatkan
partisipasi aktif seluruh stakeholder terkait.
2.3 Peraturan Perundangan Terkait Bidang Cipta Karya
Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya selalu dilandasi
peraturan perundangan yang terkait dengan bidang Cipta Karya, antara lain
UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, UU
No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, UU No. 7 tahun 2008 tentang
Sumber Daya Air, dan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Persampahan.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 9
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
1)
Undang undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman
UU
Perumahan
dan
Kawasan
Permukiman
membagi
tugas
dan
kewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota.
Pemerintah
Kabupaten/Kota
dalam
penyelenggaraan
permukiman mempunyai tugas:
a.
Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat
kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan
berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi.
b.
Menyusun
dan
rencana
pembangunan
dan
pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
c.
Menyelenggarakan
fungsi
operasionalisasi
dan
koordinasi
terhadap pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam penyediaan
rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan
permukiman.
d.
Melaksanakan
pengawasan
dan
pengendalian
terhadap
pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta
program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat
kabupaten/kota.
e.
Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota.
f.
Melaksanakan
kebijakan
melaksanakan
dan
strategi
peraturan
perundang-undangan serta
penyelenggaraan
perumahan
dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
g.
Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.
h.
Melaksanakan
kebijakan
dan
strategi
provinsi
dalam
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman
pada kebijakan nasional.
i.
Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana,
dan
utilitas umum
perumahan dan kawasan permukiman.
j.
Mengawasi
provinsi
di
pelaksanaan
bidang
kebijakan
perumahan
dan
dan
strategi
kawasan
nasional
permukiman pada
tingkat kabupaten/kota.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
dan
Bab 2 - 10
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
k.
Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba.
Adapun
wewenang
Pemerintah
Kabupaten/Kota
dalam
menjalankan
tugasnya yaitu:
a.
Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
b.
Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan bidang
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
c.
Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
d.
Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang- undangan
serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
e.
Mencadangkan
atau
menyediakan
tanah
untuk
pembangunan
perumahan dan permukiman bagi MBR.
f.
Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi
MBR pada tingkat kabupaten/kota.
g.
Memfasilitasi
kerja
sama
pada
tingkat
kabupaten/kota
antara
pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum dalam penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman.
h.
Menetapkan
lokasi
perumahan
kumuh
perumahan
dan
dan
permukiman
permukiman
kumuh
pada
sebagai
tingkat
kabupaten/kota.
i.
Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota.
Di samping mengatur tugas dan wewenang, UU ini juga mengatur
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, pemeliharaan dan
perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh
dan permukiman kumuh, penyediaan tanah pendanaan dan pembiayaan, hak
kewajiban dan peran masyarakat.
UU ini mendefinisikan permukiman kumuh sebagai permukiman yang
tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 11
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang
tidak memenuhi syarat. Untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan, terdiri
dari
pengawasan,
pengendalian,
dan pemberdayaan masyarakat, serta
upaya peningkatan kualitas permukiman, yaitu pemugaran, peremajaan, dan
permukiman kembali.
2)
Undang undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
Undang-Undang Bangunan Gedung menjelaskan bahwa penyelenggaraan
bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses
perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan,
pelestarian, dan pembongkaran. Setiap bangunan gedung harus memenuhi
persyaratan administratif dan persyaratan
teknis
sesuai
dengan
fungsi
bangunan gedung. Persyaratan administratif meliputi persyaratan status hak
atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung, dan izin mendirikan
bangunan. Sedangkan persyaratan teknis meliputi persyaratan tata bangunan
dan persyaratan keandalan bangunan gedung. Persyaratan tata bangunan
meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur
bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan, yang
ditetapkan melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Disamping itu, peraturan tersebut juga mengatur beberapa hal sebagai
berikut:
a.
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan
lingkungannya
harus
mempertimbangkan
terciptanya ruang luar
bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras
dengan lingkungannya. Di samping itu, sistem penghawaan, pencahayaan,
dan pengkondisian udara dilakukan dengan mempertimbangkan prinsipprinsip penghematan energi dalam bangunan gedung (amanat green
building).
b.
Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar
budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi
dan dilestarikan. Pelaksanaan perbaikan, pemugaran, perlindungan, serta
pemeliharaan atas bangunan gedung dan lingkungannya hanya dapat
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 12
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
dilakukan sepanjang tidak mengubah nilai dan/atau karakter cagar
budaya yang dikandungnya.
c.
Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut
usia merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.
3)
UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
UU No. 18 Tahun 2008 menyebutkan bahwa pengelolaan sampah
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan
serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pengelolaan sampah rumah
tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga dilakukan dengan
pengurangan sampah, dan penanganan sampah. Upaya pengurangan sampah
dilakukan dengan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah,
dan pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan kegiatan penanganan sampah
meliputi:
a.
pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah,
b.
pengumpulan
dalam
bentuk
pengambilan
dan
pemindahan
sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau
tempat pengolahan sampah terpadu,
c.
pengangkutan
dalam
bentuk
membawa
sampah
dari
sumber
dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari
tempat
pengolahan
sampah
terpadu
menuju
ke
tempat
pemrosesan akhir,
d.
pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik,komposisi, dan
jumlah sampah,
e.
pemrosesan
akhir
sampah
dalam
bentuk
pengembalian
sampah
dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan
secara aman.
Undang-undang tersebut juga melarang pembuangan sampah secara terbuka
di tempat pemrosesan akhir. Oleh karena itu, Pemerintah daerah harus
menutup tempat pemrosesan akhir sampah yang menggunakan sistem
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 13
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
pembuangan terbuka dan mengembangkan TPA dengan sistem controlled
landfill ataupun sanitary landfill.
4)
UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Dalam memenuhi kebutuhan hunian yang layak, Ditjen Cipta Karya turut
serta dalam pembangunan Rusunawa yang dilakukan berdasarkan UU No. 20
Tahun 2011. Dalam
sebagai
undang-undang tersebut Rumah susun didefinisikan
bangunan
gedung
bertingkat
yang
dibangun dalam suatu
lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara
fungsional, baik
dalam
arah horizontal maupun vertikal dan merupakan
satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara
terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian
bersama, benda bersama, dan tanah bersama. Peraturan ini juga mengatur
perihal pembinaan, perencanaan, pembangunan, penguasaan, pemilikan, dan
pemanfaatan,
pengelolaan,
peningkatan
kualitas,
pengendalian,
kelembagaan, tugas dan wewenang, hak dan kewajiban, pendanaan dan
sistem pembiayaan, dan peran masyarakat.
5)
Amanat Internasional
Pemerintah Indonesia secara aktif terlibat dalam dialog internasional
dan
perumusan
kesepakatan
bersama
di
bidang
permukiman.
Beberapa amanat internasional yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
kebijakan dan
Konferensi
program
Rio+20,
bidang Cipta
Millenium
Karya
meliputi Agenda
Development
Habitat,
Goals, serta Agenda
Pembangunan Pasca 2015.
a)
Agenda Habitat
Pada tahun 1996, di Kota Istanbul Turki diselenggarakan Konferensi
Habitat II sebagai kelanjutan dari Konferensi Habitat I di Vancouver tahun
1976. Konferensi tersebut menghasilkan Agenda Habitat, yaitu dokumen
kesepakatan prinsip dan sasaran pembangunan permukiman yang menjadi
panduan bagi negara-negara dunia dalam menciptakan permukiman yang
layak dan berkelanjutan.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 14
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
Salah satu pesan inti yang menjadi komitmen negara-negara dunia,
termasuk Indonesia, adalah penyediaan tempat hunian yang layak bagi
seluruh masyarakat tanpa terkecuali, serta meningkatkan akses air minum,
sanitasi, dan pelayanan dasar terutama bagi masyarakat berpenghasilan
rendah dan kelompok rentan.
b)
Konferensi Rio +20
Pada Juni 2012, di Kota Rio de Janeiro, Brazil, diselenggarakan KTT
Pembangunan Berkelanjutan atau lebih dikenal dengan KTT Rio+20.
Konferensi tersebut menyepakati dokumen The Future We Want yang menjadi
arahan bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di tingkat global,
regional, dan nasional. Dokumen memuat kesepahaman pandangan terhadap
masa depan yang diharapkan oleh dunia (common vision)
komitmen
untuk
menuju
memperkuat penerapan Rio
dan
penguatan
pembangunan berkelanjutan dengan
Declaration 1992 dan Johannesburg Plan of
Implementation 2002.
Dalam dokumen The Future We Want, terdapat 3 (tiga) isu utama bagi
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, yaitu: (i) Ekonomi Hijau dalam
konteks pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan, (ii)
pengembangan kerangka kelembagaan pembangunan berkelanjutan tingkat
global, serta (iii) kerangka aksi dan instrumen pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan. Kerangka aksi tersebut termasuk penyusunan Sustainable
Development Goals (SDGs) post- 2015
pembangunan
berkelanjutan
yang
mencakup
3
pilar
secara inklusif, yang terinspirasi dari
penerapan Millennium Development Goals (MDGs).
Bagi Indonesia, dokumen ini akan menjadi rujukan dalam pelaksanaan
rencana pembangunan nasional secara konkrit, termasuk dalam Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Nasional
2014-2019,
dan
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (2005-2025).
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 15
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
c)
Agenda Pembangunan Pasca 2015
Pada Juli 2012, Sekjen PBB membentuk sebuah Panel Tingkat Tinggi
untuk memberi masukan kerangka kerja agenda pembangunan global pasca
2015. Panel ini diketuai bersama oleh Presiden Indonesia, Bapak Susilo
Bambang Yudhoyono, Presiden Ellen Johnson Sirleaf dari Liberia, dan
Perdana Menteri David Cameron dari Inggris, dan beranggotakan 24 orang dari
berbagai negara. Pada Mei 2013, panel tersebut mempublikasikan laporannya
kepada Sekretaris Jenderal PBB berjudul
Eradicate
Poverty
and
Transform
“A New Global Partnership:
Economies
Through
Sustainable
Development”. Isinya adalah rekomendasi arahan kebijakan pembangunan
global pasca-2015 yang dirumuskan berdasarkan tantangan pembangunan
baru, sekaligus pelajaran yang diambil dari implementasi MDGs.
Dalam dokumen tersebut, dijabarkan 12 sasaran indikatif pembangunan
global pasca 2015, sebagai berikut:
a.
mengakhiri kemiskinan
b.
memberdayakan perempuan dan anak serta mencapai kesetaraan gender
c.
menyediakan
pendidikan
yang
berkualitas
dan
pembelajaran
seumur hidup
d.
menjamin kehidupan yang sehat
e.
memastikan ketahanan pangan dan gizi yang baik
f.
mencapai akses universal ke Air Minum dan Sanitasi
g.
menjamin energi yang berkelanjutan
h.
menciptakan lapangan kerja, mata pencaharian berkelanjutan, dan
pertumbuhan berkeadilan
i.
mengelola aset sumber daya alam secara berkelanjutan
j.
memastikan tata kelola yang baik dan kelembagaan yang efektif
k.
memastikan masyarakat yang stabil dan damai
l.
menciptakan sebuah lingkungan pemungkin global dan mendorong
m.
pembiayaan jangka panjang
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 16
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
Dari sasaran indikatif tersebut, Ditjen Cipta karya berkepentingan dalam
pencapaian sasaran 6 yaitu mencapai akses universal ke air minum dan
sanitasi. Adapun target yang diusulkan dalam pencapaian sasaran tersebut
adalah:
a.
Menyediakan akses universal terhadap air minum yang aman di
rumah, dan di sekolah, puskesmas, dan kamp pengungsi,
b.
Mengakhiri buang air besar sembarangan dan memastikan akses
universal ke sanitasi di sekolah dan di tempat kerja, dan meningkatkan
akses sanitasi di rumah tangga sebanyak x%,
c.
Menyesuaikan kuantitas air baku (freshwater withdrawals) dengan
pasokan air minum,
serta meningkatkan efisiensi air untuk pertanian
sebanyak x%, industri sebanyak y% dan daerah-daerah perkotaan
sebanyak z%,
d.
Mendaur
ulang
atau
mengolah semua
limbah
cair
dari
daerah
perkotaan dan dari industri sebelum dilepaskan.
Selain memperhatikan sasaran dan target indikatif, dokumen laporan
tersebut juga
menekankan pentingnya kemitraan baik
secara global
maupun lokal antar pemangku kepentingan pembangunan. Kemitraan yang
dimaksud memiliki prinsip inklusif, terbuka, dan akuntabel dimana seluruh
pihak duduk bersama-sama untuk bekerja bukan tentang bantuan saja,
melainkan
juga
mendiskusikan
kerangka
kebijakan
untuk
mencapai
pembangunan berkelanjutan.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 17
Tahun 2016-2020
Amanat Pembangunan Nasional Terkait
Pembangunan Bidang Cipta Karya
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 1
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
Infrastruktur permukiman memiliki fungsi strategis dalam pembangunan
nasional karena turut berperan serta dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi, mengurangi angka kemiskinan, maupun menjaga kelestarian
lingkungan. Oleh sebab itu, Ditjen Cipta Karya berperan penting dalam
implementasi amanat kebijakan pembangunan nasional.
2.1
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052015
RPJPN 2005-2025 yang ditetapkan melalui UU No. 17 Tahun 2007,
merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang sebagai arah
dan prioritas pembangunan secara menyeluruh yang akan dilakukan secara
bertahap dalam
jangka
waktu
2005-2025. Dalam dokumen tersebut,
ditetapkan bahwa Visi Indonesia pada tahun 2025 adalah “Indonesia yang
Mandiri,
Maju,
Adil
dan
Makmur”.
Dalam
penjabarannya
RPJPN
mengamanatkan beberapa hal sebagai berikut dalam pembangunan bidang
Cipta Karya, yaitu:
a.
Dalam
mewujudkan
Indonesia
yang
berdaya
saing
maka
pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk
mewujudkan
kebutuhan
terpenuhinya
sektor-sektor
perdagangan,
transportasi,
kebutuhan
terkait
dasar
lainnya,
pariwisata,
dan
masyarakat
seperti
jasa
serta
industri,
sebagai
upaya
mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan kebutuhan tersebut
dilakukan melalui pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive
approach)
dan
pendekatan
terpadu
dengan
sektor sumber daya
alam dan lingkungan hidup, sumber daya air, serta kesehatan.
b.
Dalam
mewujudkan
pembangunan
yang
lebih
merata
dan
berkeadilan maka Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang
berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada (1) peningkatan kualitas
pengelolaan aset (asset management) dalam penyediaan air minum dan
sanitasi, (2) pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi
dasar bagi masyarakat, (3) penyelenggaraan pelayanan air minum dan
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 2
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
sanitasi yang kredibel dan profesional, dan (4) penyediaan sumbersumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi
bagi masyarakat miskin.
c.
Salah satu sasaran dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata
dan berkeadilan adalah terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi
dengan
prasarana
dan
sarana
pendukungnya
bagi seluruh
masyarakat untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh. Peran
pemerintah
akan
lebih
difokuskan
pada
perumusan
kebijakan
pembangunan sarana dan prasarana, sementara peran swasta dalam
penyediaan sarana dan prasarana akan makin ditingkatkan terutama
untuk proyek-proyek yang bersifat komersial.
d.
Upaya perwujudan kota tanpa permukiman kumuh dilakukan pada
setiap tahapan RPJMN, yaitu:
1)
RPJMN
ke
2
(2010-2014):
Daya
saing
perekonomian
ditingkatkan melalui percepatan pembangunan infrastruktur
dengan lebih meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan
dunia usaha dalam pengembangan perumahan dan permukiman.
2)
RPJMN ke 3 (2015-2019): Pemenuhan kebutuhan hunian bagi
seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung oleh
sistem
pembiayaan
perumahan
jangka
panjang
dan
berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin
mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.
3)
RPJMN ke 4 (2020-2024): terpenuhinya kebutuhan hunian yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung sehingga
terwujud kota tanpa permukiman kumuh.
2.2 Rencana Pembangunan Jangka Pendek Nasional 2014-2019
RPJMN 2015-2019 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 2
Tahun 2015. menyebutkan bahwa infrastruktur merupakan salah satu
prioritas pembangunan nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan
sosial yang berkeadilan dengan mendorong partisipasi masyarakat Dalam
rangka pemenuhan hak dasar untuk tempat tinggal dan
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
lingkungan yang
Bab 2 - 3
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
layak
sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28H, pemerintah
memfasilitasi
penyediaan perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah serta
memberikan dukungan penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman,
seperti air minum, air limbah, persampahan dan drainase.
Sasaran pembangunan kawasan permukiman dalam RPJMN 2015-2019
meliputi :
1.
Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0
persen melalui penanganan kawasan permukiman kumuh seluas 38.431
hektar dan peningkatan keswadayaan masyarakat di 7.683 kelurahan.
2.
Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk
Indonesia yang dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu optimalisasi dan
pembangunan baru (supply side), peningkatan efisiensi layanan air
minum (demand side), dan penciptaan lingkungan yang kondusif
(enabling environment).
3.
Optimalisasi penyediaan layanan air minum dilakukan melalui (i)
fasilitasi SPAM PDAM yaitu bantuan program PDAM menuju 100% PDAM
Sehat dan pengembangan jaringan SPAM MBR di 5.700 kawasan dan (ii)
fasilitasi SPAM non-PDAM yaitu bantuan program non-PDAM menuju 100%
pengelola non-PDAM sehat dan pengembangan jaringan SPAM MBR di
1.400 kawasan. Sedangkan pembangunan baru dilakukan melalui (i)
pembangunan SPAM kawasan khusus yaitu SPAM kawasan kumuh
perkotaan untuk 661.600 sambungan rumah (SR), SPAM kawasan nelayan
untuk 66.200 SR, dan SPAM rawan air untuk 1.705.920 SR; (ii)
pembangunan SPAM berbasis masyarakat
untuk 9.665.920 SR; (iii)
pembangunan SPAM perkotaan yaitu SPAM IKK untuk 9.991.200 SR dan
SPAM Ibukota Pemekaran dan Perluasan Perkotaan untuk 4.268.800 SR;
(iv) pembangunan SPAM Regional untuk 1.320.000 SR di 31 kawasan.
4.
Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan
prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional. Penerapan
prinsip tersebut dilakukan melalui (i) pelaksanaan Rencana Pengamanan
Air Minum (RPAM) pada komponen sumber, operator dan konsumen di
seluruh kabupaten/kota; (ii) optimalisasi bauran air domestik di seluruh
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 4
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
kabupaten/kota; (iii) penerapan efisiensi konsumsi air minum pada
tingkat rumah tangga sekitar 10 liter/orang/hari setiap tahunnya dan
pada tingkat komersial dan fasilitas umum sekitar 10 persen setiap
tahunnya.
5.
Penciptaan lingkungan yang mendukung dilakukan melalui (i) penyusunan
dokumen perencanaan air minum sebagai rujukan pembangunan air
minum di seluruh kabupaten/kota yang mencakup Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum (RISPAM), rencana strategis penyediaan air minum
daerah (Jakstrada) dan rencana tahunan penyediaan air minum; (ii)
peningkatan pendataan air minum sebagai rujukan perencanaan dan
penganggaran air minum di seluruh kabupaten/kota; (iii) fasilitasi
pengembangan peraturan di daerah yang menjamin penyediaan layanan
air minum di seluruh kabupaten/kota.
6.
Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah
domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada
tingkat kebutuhan dasar yaitu (i) untuk sarana prasarana pengelolaan air
limbah domestik dengan pembangunan dan peningkatan infrastruktur air
limbah sistem terpusat skala kota, kawasan, dan komunal di 438
kota/kab
(melayani
34
juta
jiwa),
serta
peningkatan
kualitas
pengelolaan air limbah sistem setempat melalui peningkatan kualitas
pengelolaan
lumpur
tinja
perkotaan
dan
pembangunan
Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di 409 kota/kab; (ii) untuk sarana
prasarana pengelolaan persampahan dengan pembangunan TPA sanitary
landfill di 341 kota/kab, penyediaan fasilitas 3R komunal di 334
kota/kab, fasilitas 3R terpusat di 112 kota/kab; (iii) untuk sarana
prasarana drainase permukiman dalam pengurangan genangan seluas
22.500 Ha di kawasan permukiman termasuk 4.500 Ha di kawasan
kumuh; serta (iv) kegiatan pembinaan, fasilitasi, pengawasan dan
kampanye serta advokasi di 507 kota/kab seluruh Indonesia.
7.
Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk
keserasiannya
pengawasan
terhadap
khususnya
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
lingkungan
bangunan
melalui
milik
(i)
pembinaan
Pemerintah
di
dan
seluruh
Bab 2 - 5
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
kabupaten/kota; (ii) penyusunan Norma Standar, Pedoman dan Kriteria
(NSPK) untuk seluruh bangunan gedung dan penerapan penyelenggaraan
bangunan hijau di seluruh kabupaten/kota; dan (iii) menciptakan
building codes yang dapat menjadi rujukan bagi penyelenggaraan dan
penataan bangunan di seluruh kabupaten/kota.
Untuk mencapai sasaran tersebut maka kebijakan dan strategi pembangunan
diarahkan sebagai berikut :
1.
Menjamin ketahanan air melalui peningkatan pengetahuan, perubahan
sikap dan perilaku dalam pemanfaatan air minum dan pengelolaan
sanitasi melalui strategi:
a.
Jaga Air, yakni strategi yang ditempuh melalui (1) pengarusutamaan
pembangunan air minum yang memenuhi prinsip 4K (kualitas,
kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan), (2) pengelolaan sanitasi
melalui peningkatan pengelolaan air limbah di perdesaan dengan
sistem on-site dan di perkotaan dengan sistem on-site melalui IPLT
dan sistem off-site baik skala kawasan maupun skala kota,
peningkatan kualitas TPA menjadi TPA sanitary landfill dengan
prioritas
skema
TPA
regional,pengelolaan
sampah
melalui
penerapan prinsip 3R, serta (3) peningkatan kesadaran masyarakat
akan hygiene, sanitasi dan nilai ekonomis air.
b.
Simpan Air, yakni strategi untuk menjaga ketersediaan dan
kuantitas air melalui upaya konservasi sumber air baku air minum
yakni perluasan daerah resapan air hujan, pemanfaatan air hujan
(rain water harvesting) sebagai sumber air baku air minum maupun
secondary uses pada skala rumah tangga (biopori dan penampung
air hujan) dan skala kawasan (kolam retensi), serta pengelolaan
drainase berwawasan lingkungan.
c.
Hemat Air, yakni strategi untuk mengoptimalkan Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) yang telah ada melalui pengurangan kebocoran
air hingga 20 persen, pemanfaatan idle capacity; dan pengelolaan
kebutuhan air di tingkat penyelenggara dan skala kota.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 6
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
d.
Bauran Air Domestik, yakni upaya untuk mengoptimalkan berbagai
alternatif sumber air domestik yang tersedia sesuai tujuan
pemanfaatan air, termasuk di dalamnya pemakaiaan air tingkat
kedua (secondary water uses) dan daur ulang air yang telah
dipergunakan (water reclaiming).
2.
Penyediaan infrastruktur produktif dan manajemen layanan melalui
penerapan manajemen aset baik di perencanaan, penganggaran, dan
investasi termasuk untuk pemeliharaan dan pembaharuan infrastruktur
yang sudah terbangun melalui strategi:
a.
Optimalisasi infrastruktur air minum dan sanitasi eksisting melalui
penurunan Non-Revenue Water (NRW) dan pemanfaatan idle
capacity.
b.
Pembangunan
infrastruktur
air
minum
dan
sanitasi
untuk
memperluas cakupan layanan.
c.
Rehabilitasi infrastruktur air minum dan sanitasi untuk infrastruktur
dengan pemanfaatan yang sub-optimal, infrastruktur yang menua,
dan infrastruktur yang terkena dampak bencana.
d.
Pengembangan
inovasi
teknologi
air
minum,
air
limbah,
persampahan dan drainase untuk memaksimalkan potensi yang ada.
e.
Pembentukan dan penyehatan pengelola infrastruktur air minum,
air limbah dan persampahan, baik berbasis institusi maupun
berbasis masyarakat.
f.
Penerapan tarif atau iuran bagi seluruh sarana dan prasarana air
minum dan sanitasi terbangun yang menuju prinsip tarif pemulihan
biaya penuh (full cost recovery)/memenuhi kebutuhan untuk Biaya
Pokok Produksi (BPP). Pemberian subsidi dari pemerintah bagi
penyelenggara air minum dan sanitasi juga dilakukan sebagai
langkah
jika
terjadi
kekurangan
pendapatan
dalam
rangka
pemenuhan full cost recovery.
g.
Pengaturan
kontrak
berbasis
kinerja
baik
perancangan,
pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan aset infrastruktur.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 7
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
3.
Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang dilakukan di tingkat
nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat melalui strategi:
a.
Peningkatan kualitas rencana dan implementasi Rencana IndukSistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) dan Strategi Sanitasi
Kota/Kabupaten (SSK) melalui pengarusutamaan dalam proses
perencanaan dan
didasari
penganggaran formal.
optimalisasi
bauran
sumber
Penyusunan RI-SPAM
daya
air
domestik
kota/kabupaten dan telah mengintegrasikan pengelolaan sanitasi
sebagai upaya pengamanan air minum. Peningkatan kualitas SSK
dilakukan
dengan memutakhirkan
SSK untuk mengakomodasi
perubahan lingkungan dan mengadopsi target universal access di
wilayah kabupaten/kota;
b.
Integrasi peningkatan promosi higiene dan sanitasi dalam rangka
demand generation sebagai prasyarat penyediaan infrastruktur air
minum dan sanitasi;
c.
Peningkatan peran, kapasitas, serta kualitas kinerja Pemerintah
Daerah di sektor air minum dan sanitasi.
d.
Advokasi kepada para pemangku kepentingan di sektor air minum
dan sanitasi, baik eksekutif maupun legislatif serta media untuk
menjamin
keselarasan
serta
konsistensi
perencanaan
dan
implementasinya di tingkat pusat dan daerah.
4.
Peningkatan efektifitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum
dan sanitasi melalui strategi:
a.
Sinergi dan koordinasi antar pelaku program dan kegiatan mulai
tahap perencanaan sampai implementasi baik secara vertikal
maupun horizontal, termasuk sinergi dengan pelaksanaan sanitasi
sekolah dan pesantren, kegiatankegiatan pelestarian lingkungan
hidup dan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,
penanganan dan pencegahan kawasan kumuh, serta pembangunan
kawasan tertinggal, perbatasan dan kawasan khusus.
b.
Pelaksanaan pelayanan air minum dan sanitasi berbasis regional
dalam rangka mengatasi kendala ketersediaan air baku dan lahan
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 8
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
serta dalam rangka mendukung konektivitas antar wilayah untuk
pertumbuhan ekonomi.
c.
Sinergi pendanaan air minum dan sanitasi yang dilaksanakan melalui
(i) peningkatan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Provinsi dan Kab/Kota, (ii) pemanfaatan alokasi dana terkait
pendidikan untuk penyediaan sarana dan prasarana air minum dan
sanitasi di sekolah; (iii) pemanfaatan alokasi dana terkait kesehatan
baik untuk upaya preventif penyakit dan promosi higiene dan
sanitasi serta pemanfaatan jaminan kesehatan masyarakat; serta
(iv) sinergi penyediaan air minum dan sanitasi dengan Dana Alokasi
Khusus (DAK), Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan (TP), dana hibah
berbasis kinerja/hasil, masyarakat, dan sumber dana lain terkait
lingkungan
hidup,
pembangunan
desa,
serta
kelautan
dan
perikanan.
d.
Penguatan pengelolaan pengetahuan (knowledge management)
termasuk
terintegrasi
pengelolaan
(National
data
Water
dan
informasi
and
melalui
Sanitation
sistem
Information
Services/NAWASIS) yang memanfaatkan teknologi serta melibatkan
partisipasi aktif seluruh stakeholder terkait.
2.3 Peraturan Perundangan Terkait Bidang Cipta Karya
Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya selalu dilandasi
peraturan perundangan yang terkait dengan bidang Cipta Karya, antara lain
UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, UU
No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, UU No. 7 tahun 2008 tentang
Sumber Daya Air, dan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Persampahan.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 9
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
1)
Undang undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman
UU
Perumahan
dan
Kawasan
Permukiman
membagi
tugas
dan
kewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota.
Pemerintah
Kabupaten/Kota
dalam
penyelenggaraan
permukiman mempunyai tugas:
a.
Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat
kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan
berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi.
b.
Menyusun
dan
rencana
pembangunan
dan
pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
c.
Menyelenggarakan
fungsi
operasionalisasi
dan
koordinasi
terhadap pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam penyediaan
rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan
permukiman.
d.
Melaksanakan
pengawasan
dan
pengendalian
terhadap
pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta
program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat
kabupaten/kota.
e.
Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota.
f.
Melaksanakan
kebijakan
melaksanakan
dan
strategi
peraturan
perundang-undangan serta
penyelenggaraan
perumahan
dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
g.
Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.
h.
Melaksanakan
kebijakan
dan
strategi
provinsi
dalam
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman
pada kebijakan nasional.
i.
Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana,
dan
utilitas umum
perumahan dan kawasan permukiman.
j.
Mengawasi
provinsi
di
pelaksanaan
bidang
kebijakan
perumahan
dan
dan
strategi
kawasan
nasional
permukiman pada
tingkat kabupaten/kota.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
dan
Bab 2 - 10
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
k.
Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba.
Adapun
wewenang
Pemerintah
Kabupaten/Kota
dalam
menjalankan
tugasnya yaitu:
a.
Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
b.
Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan bidang
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
c.
Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
d.
Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang- undangan
serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
e.
Mencadangkan
atau
menyediakan
tanah
untuk
pembangunan
perumahan dan permukiman bagi MBR.
f.
Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi
MBR pada tingkat kabupaten/kota.
g.
Memfasilitasi
kerja
sama
pada
tingkat
kabupaten/kota
antara
pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum dalam penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman.
h.
Menetapkan
lokasi
perumahan
kumuh
perumahan
dan
dan
permukiman
permukiman
kumuh
pada
sebagai
tingkat
kabupaten/kota.
i.
Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota.
Di samping mengatur tugas dan wewenang, UU ini juga mengatur
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, pemeliharaan dan
perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh
dan permukiman kumuh, penyediaan tanah pendanaan dan pembiayaan, hak
kewajiban dan peran masyarakat.
UU ini mendefinisikan permukiman kumuh sebagai permukiman yang
tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 11
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang
tidak memenuhi syarat. Untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan, terdiri
dari
pengawasan,
pengendalian,
dan pemberdayaan masyarakat, serta
upaya peningkatan kualitas permukiman, yaitu pemugaran, peremajaan, dan
permukiman kembali.
2)
Undang undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
Undang-Undang Bangunan Gedung menjelaskan bahwa penyelenggaraan
bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses
perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan,
pelestarian, dan pembongkaran. Setiap bangunan gedung harus memenuhi
persyaratan administratif dan persyaratan
teknis
sesuai
dengan
fungsi
bangunan gedung. Persyaratan administratif meliputi persyaratan status hak
atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung, dan izin mendirikan
bangunan. Sedangkan persyaratan teknis meliputi persyaratan tata bangunan
dan persyaratan keandalan bangunan gedung. Persyaratan tata bangunan
meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur
bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan, yang
ditetapkan melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Disamping itu, peraturan tersebut juga mengatur beberapa hal sebagai
berikut:
a.
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan
lingkungannya
harus
mempertimbangkan
terciptanya ruang luar
bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras
dengan lingkungannya. Di samping itu, sistem penghawaan, pencahayaan,
dan pengkondisian udara dilakukan dengan mempertimbangkan prinsipprinsip penghematan energi dalam bangunan gedung (amanat green
building).
b.
Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar
budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi
dan dilestarikan. Pelaksanaan perbaikan, pemugaran, perlindungan, serta
pemeliharaan atas bangunan gedung dan lingkungannya hanya dapat
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 12
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
dilakukan sepanjang tidak mengubah nilai dan/atau karakter cagar
budaya yang dikandungnya.
c.
Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut
usia merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.
3)
UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
UU No. 18 Tahun 2008 menyebutkan bahwa pengelolaan sampah
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan
serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pengelolaan sampah rumah
tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga dilakukan dengan
pengurangan sampah, dan penanganan sampah. Upaya pengurangan sampah
dilakukan dengan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah,
dan pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan kegiatan penanganan sampah
meliputi:
a.
pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah,
b.
pengumpulan
dalam
bentuk
pengambilan
dan
pemindahan
sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau
tempat pengolahan sampah terpadu,
c.
pengangkutan
dalam
bentuk
membawa
sampah
dari
sumber
dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari
tempat
pengolahan
sampah
terpadu
menuju
ke
tempat
pemrosesan akhir,
d.
pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik,komposisi, dan
jumlah sampah,
e.
pemrosesan
akhir
sampah
dalam
bentuk
pengembalian
sampah
dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan
secara aman.
Undang-undang tersebut juga melarang pembuangan sampah secara terbuka
di tempat pemrosesan akhir. Oleh karena itu, Pemerintah daerah harus
menutup tempat pemrosesan akhir sampah yang menggunakan sistem
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 13
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
pembuangan terbuka dan mengembangkan TPA dengan sistem controlled
landfill ataupun sanitary landfill.
4)
UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Dalam memenuhi kebutuhan hunian yang layak, Ditjen Cipta Karya turut
serta dalam pembangunan Rusunawa yang dilakukan berdasarkan UU No. 20
Tahun 2011. Dalam
sebagai
undang-undang tersebut Rumah susun didefinisikan
bangunan
gedung
bertingkat
yang
dibangun dalam suatu
lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara
fungsional, baik
dalam
arah horizontal maupun vertikal dan merupakan
satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara
terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian
bersama, benda bersama, dan tanah bersama. Peraturan ini juga mengatur
perihal pembinaan, perencanaan, pembangunan, penguasaan, pemilikan, dan
pemanfaatan,
pengelolaan,
peningkatan
kualitas,
pengendalian,
kelembagaan, tugas dan wewenang, hak dan kewajiban, pendanaan dan
sistem pembiayaan, dan peran masyarakat.
5)
Amanat Internasional
Pemerintah Indonesia secara aktif terlibat dalam dialog internasional
dan
perumusan
kesepakatan
bersama
di
bidang
permukiman.
Beberapa amanat internasional yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
kebijakan dan
Konferensi
program
Rio+20,
bidang Cipta
Millenium
Karya
meliputi Agenda
Development
Habitat,
Goals, serta Agenda
Pembangunan Pasca 2015.
a)
Agenda Habitat
Pada tahun 1996, di Kota Istanbul Turki diselenggarakan Konferensi
Habitat II sebagai kelanjutan dari Konferensi Habitat I di Vancouver tahun
1976. Konferensi tersebut menghasilkan Agenda Habitat, yaitu dokumen
kesepakatan prinsip dan sasaran pembangunan permukiman yang menjadi
panduan bagi negara-negara dunia dalam menciptakan permukiman yang
layak dan berkelanjutan.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 14
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
Salah satu pesan inti yang menjadi komitmen negara-negara dunia,
termasuk Indonesia, adalah penyediaan tempat hunian yang layak bagi
seluruh masyarakat tanpa terkecuali, serta meningkatkan akses air minum,
sanitasi, dan pelayanan dasar terutama bagi masyarakat berpenghasilan
rendah dan kelompok rentan.
b)
Konferensi Rio +20
Pada Juni 2012, di Kota Rio de Janeiro, Brazil, diselenggarakan KTT
Pembangunan Berkelanjutan atau lebih dikenal dengan KTT Rio+20.
Konferensi tersebut menyepakati dokumen The Future We Want yang menjadi
arahan bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di tingkat global,
regional, dan nasional. Dokumen memuat kesepahaman pandangan terhadap
masa depan yang diharapkan oleh dunia (common vision)
komitmen
untuk
menuju
memperkuat penerapan Rio
dan
penguatan
pembangunan berkelanjutan dengan
Declaration 1992 dan Johannesburg Plan of
Implementation 2002.
Dalam dokumen The Future We Want, terdapat 3 (tiga) isu utama bagi
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, yaitu: (i) Ekonomi Hijau dalam
konteks pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan, (ii)
pengembangan kerangka kelembagaan pembangunan berkelanjutan tingkat
global, serta (iii) kerangka aksi dan instrumen pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan. Kerangka aksi tersebut termasuk penyusunan Sustainable
Development Goals (SDGs) post- 2015
pembangunan
berkelanjutan
yang
mencakup
3
pilar
secara inklusif, yang terinspirasi dari
penerapan Millennium Development Goals (MDGs).
Bagi Indonesia, dokumen ini akan menjadi rujukan dalam pelaksanaan
rencana pembangunan nasional secara konkrit, termasuk dalam Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Nasional
2014-2019,
dan
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (2005-2025).
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 15
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
c)
Agenda Pembangunan Pasca 2015
Pada Juli 2012, Sekjen PBB membentuk sebuah Panel Tingkat Tinggi
untuk memberi masukan kerangka kerja agenda pembangunan global pasca
2015. Panel ini diketuai bersama oleh Presiden Indonesia, Bapak Susilo
Bambang Yudhoyono, Presiden Ellen Johnson Sirleaf dari Liberia, dan
Perdana Menteri David Cameron dari Inggris, dan beranggotakan 24 orang dari
berbagai negara. Pada Mei 2013, panel tersebut mempublikasikan laporannya
kepada Sekretaris Jenderal PBB berjudul
Eradicate
Poverty
and
Transform
“A New Global Partnership:
Economies
Through
Sustainable
Development”. Isinya adalah rekomendasi arahan kebijakan pembangunan
global pasca-2015 yang dirumuskan berdasarkan tantangan pembangunan
baru, sekaligus pelajaran yang diambil dari implementasi MDGs.
Dalam dokumen tersebut, dijabarkan 12 sasaran indikatif pembangunan
global pasca 2015, sebagai berikut:
a.
mengakhiri kemiskinan
b.
memberdayakan perempuan dan anak serta mencapai kesetaraan gender
c.
menyediakan
pendidikan
yang
berkualitas
dan
pembelajaran
seumur hidup
d.
menjamin kehidupan yang sehat
e.
memastikan ketahanan pangan dan gizi yang baik
f.
mencapai akses universal ke Air Minum dan Sanitasi
g.
menjamin energi yang berkelanjutan
h.
menciptakan lapangan kerja, mata pencaharian berkelanjutan, dan
pertumbuhan berkeadilan
i.
mengelola aset sumber daya alam secara berkelanjutan
j.
memastikan tata kelola yang baik dan kelembagaan yang efektif
k.
memastikan masyarakat yang stabil dan damai
l.
menciptakan sebuah lingkungan pemungkin global dan mendorong
m.
pembiayaan jangka panjang
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 16
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2016-2020
Dari sasaran indikatif tersebut, Ditjen Cipta karya berkepentingan dalam
pencapaian sasaran 6 yaitu mencapai akses universal ke air minum dan
sanitasi. Adapun target yang diusulkan dalam pencapaian sasaran tersebut
adalah:
a.
Menyediakan akses universal terhadap air minum yang aman di
rumah, dan di sekolah, puskesmas, dan kamp pengungsi,
b.
Mengakhiri buang air besar sembarangan dan memastikan akses
universal ke sanitasi di sekolah dan di tempat kerja, dan meningkatkan
akses sanitasi di rumah tangga sebanyak x%,
c.
Menyesuaikan kuantitas air baku (freshwater withdrawals) dengan
pasokan air minum,
serta meningkatkan efisiensi air untuk pertanian
sebanyak x%, industri sebanyak y% dan daerah-daerah perkotaan
sebanyak z%,
d.
Mendaur
ulang
atau
mengolah semua
limbah
cair
dari
daerah
perkotaan dan dari industri sebelum dilepaskan.
Selain memperhatikan sasaran dan target indikatif, dokumen laporan
tersebut juga
menekankan pentingnya kemitraan baik
secara global
maupun lokal antar pemangku kepentingan pembangunan. Kemitraan yang
dimaksud memiliki prinsip inklusif, terbuka, dan akuntabel dimana seluruh
pihak duduk bersama-sama untuk bekerja bukan tentang bantuan saja,
melainkan
juga
mendiskusikan
kerangka
kebijakan
untuk
mencapai
pembangunan berkelanjutan.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Dinas Pekerjaan Umum
Bab 2 - 17