DOCRPIJM 30af57a9fe BAB IIBAB 2
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM BAB PROFIL KABUPATEN KOLAKA UTARA
2
2.1 Wilayah Administrasi
Kabupaten Kolaka Utara merupakan bagian dari wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara yang secara definitif menjadi Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-Undang No 29 tahun 2003 tentang Pemebntukan Kabupaten Bombana, Wakatobi, Kolaka Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara geografis Kabupaten Kolaka Utara berada pada
O O O O
koordinat 02 00’ – 05 00’ Lintang Selatan dan 120 45’ – 121 60’ Bujur Timur, mencakup luas daratan dan pulau-pulau kecil seluas ± 3.391,62 Km². Selain itu, juga memiliki wilayah
2,
perairan laut membentang sepanjang Teluk Bone, seluas + 12.376 Km dengan batas-batas sebagai berikut : Utara : Kabupaten Luwu Timur (Provinsi Sulawesi Selatan). Timur : Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka Barat : Perairan Teluk Bone Selatan : Kabupaten Kolaka dan Perairan Teluk Bone Dilihat dari letak geografisnya, wilayah Kabupaten Kolaka Utara ini memiliki prospek pengembangan yang sangat strategis, karena selain berada pada jalur lintasan ekonomi regional (Jalan Trans Sulawesi) juga berbatasan langsung dengan wilayah Sulawesi Selatan yang merupakan wilayah paling berkembang dan menjadi barometer kemajuan di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Untuk wilayah Kabupaten Kolaka Utara ini akses terhadap wilayah Sulawesi Selatan dapat dicapai melaui dua alternatif moda transportasi, yaitu melalui jalur darat (Jalan Trans Sulawesi) dan jalur laut melalui Pelabuhan Tobaku di Lasusua dan Pelabuhan Sapoiha (Lapai) ke Pelabuhan Siwa di Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan. Kondisi yang berkembang saat ini menunjukkan kecenderungan bahwa intensitas pergerakan (barang maupun orang) ke wilayah Utara (Sulawesi Selatan) jauh lebih tinggi dibanding ke wilayah Selatan (Kendari).
2 Secara administratif, Kabupaten Kolaka Utara mempunyai luas 3.391,62 km yang
terbagi dalam 15 (Lima Belas) kecamatan dan 133 (Seratus Tiga Puluh Tiga)
2
desa/kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Porehu dengan luas 647,23 km atau 19,08.% dari luas Kabupaten Kolaka Utara, Sedangkan yang memiliki wilayah terkecil
2
adalah Kecamatan Katoi dengan luas 81,92 km atau 2,42% dari luas Kabupaten Kolaka
BAB
RPIJM
12 Pakue Utara Pakue 131,25 3,87 9 -
1
9 Watunohu Watunohu 109,99 3,24 8 -
10 Pakue Olo-oloho 313,25 9,24
10
1
11 Pakue Tengah Latali 191,82 5,66 10 -
13 Batu Putih BatuPutih 374,95 11,06
8 Ngapa Lapai 149,18 4,40
10
1
14 Porehu Porehu 647,23 19,08 8 -
15 Tolala Tolala 183,58 5,41 6 -
Kabupaten Kolaka Utara Lasusua 3391,62 100 127
6 Sumber : Kolaka Utara Dalam Angka 2014
11
7 Tiwu Tiwu 81,92 2,42 7 -
Utara. Selengkapnya Luas wilayah Kabupaten Kolaka Utara dapat dilihat pada Tabel-2.1 dan Gambar-2.1.
2 Wawo Wawo 234,99 6,93 7 -
Tabel 2.1
Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan dan Ibukota Kecamatan di Kabupaten Kolaka Utara
No KECAMATAN Ibukota Luas Wilayah Jumlah Kelurahan Km² % Desa
1 Rante Angin RanteAngin 189,92 5,60
6
1
3 Lambai Lambai 162,74 4,80 7 -
1
4 Lasusua Lasusua 287,67 8,48
11
1
5 Katoi Katoi 82,64 2,44 6 -
6 Kodeoha Mala-Mala 250,49 7,39
11
BAB RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
Gambar 2.1
Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Kolaka Utara
BAB RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
2.2 Potensi Wilayah Kabupaten/Kota
Pola ruang nasional Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, disebutkan salah satunya adalah Kawasan Strategis Nasional (KSN). KSN adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Kabupaten Kolaka Utara (dengan ibukotanya Lasusua) di dalam RTRWN terbaru sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dalam mendukung Kota Kendari sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Potensi daerah dalam subsektor perkebunan telah menjadi komoditas ekspor bagi wilayah ini sebagai salah satu faktor penentunya. Adapun Potensi Lain Yang Ada Di kabupaten Kolaka Utara adalah Subsektor Perkebunan, Subsektor perikanan laut, Subsektor pertambangan Dan Subsektor pariwisata.
2.3 Demografi dan Urbanisasi
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Kolaka Utara sampai dengan tahun 2012 berjumlah 130.531 jiwa, yang terdiri dari 67.304 jiwa penduduk laki-laki dan 63.227jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Kolaka Utara berbeda-beda untuk setiap kecamatan. Kepadatan
2 penduduk rata-rata di Kabupaten Kolaka Utara pada tahun 2012 berkisar 38.49 jiwa/km .
2 Kecamatan Ngapa memiliki kepadatan 129 jiwa/km dan merupakan kecamatan dengan
kepadatan tertinggi di Kabupaten Kolaka Utara Sedangkan Kecamatan Porehu memiliki
2
kepadatan penduduk 11.35 jiwa/km dan merupakan kecamatan dengan kepadatan terendah. Selengkapnya jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Kolaka Utara dapat dilihat pada Tabel 2.2
BAB
RPIJM Tabel 2.2
12 Pakue Utara 191.82 3918 3588 7506
9 Watunohu 109.99 3156 3061 6217
56.52
10 Pakue 313.25 4890 4649 9536
30.44
11 Pakue
Tengah 131.25 3141 3069 6210
47.31
39.13
50.49
13 Batu Putih 374.95 4053 3903 7956
21.22
14 Porehu 647.23 4003 3307 7310
11.29
15 Tolala 183.58 1643 1436 3079
16.77 Jumlah 3391.62 66.990 62.963 129.953
38.32 Sumber: Kolaka Utara Dalam Angka
8 Ngapa 149.18 9965 9295 19260 129.11
81.92 2102 2034 4136
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kolaka Utara
35.30
No Kecamatan Luas (Km
2 ) Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km
2 )
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Rante Angin 189.92 2847 2641 5488
28.89
2 Wawo 162.74 2861 2885 5746
3 Lambai 234.99 2951 2705 5656
7 Tiwu
24.06
4 Lasusua 287.67 12697 12049 24746
86.02
5 Katoi
82.64 3229 3005 6234
75.43
6 Kodeoha 250.49 5534 5339 10873
43.41
BAB RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
Tabel 2.3
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Menurut Jenis dan Kecamatan
Kecamatan Jenis Penyandang Kesejastraan SosialSubSub District Type of Receiving Social Aids Masyarakat Anak Keluarga Penyandang Jumlah terasing Terlantar Fakir Masalah
Total (KK) Miskin Kesejahteraan Sosial lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
- 155 406 Ranteangin - 561 Wawo
- 15 243 327
442 Lambai - 100 372 1115 - Lasusua
- 662 - 743 1149
- Katoi 487 92 - 744 Kodeoha 652 410 - -
786 Ngapa - - 619 186 805
- Watunohu 358 416 774
- Pakue - 478 774 >
- - Pakue Tengah 437 402
839 - Pakue Utara 549 - 399
- - Batu Putih 542 649
- 255 286 1191 - Porehu
541
- Tiwu - 353 342 Tolala 264 - 341 - 695 605
Kolaka Utara 2013 15 - 6 235 6 064 12 314 2012 105 1 483 6 250 320 8 053 2011 25 508 6 650 339 12 540 2010 25 5 987 5 228 - 1 325 Sumber / Source : Dinas SosialKabupaten Kolaka Utara
Pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Kolaka Utara dipengaruhi oleh pertumbuhan alami (lahir dan mati), penduduk datang dan peduduk keluar (migrasi). Berdasarkan data penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2012 sampai tahun 2015 sebesar 3.72 %. Laju pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Tolala sedangkan untuk laju pertumbuhan terkecil terdapat di Kecamatan Watunohu. Untuk Lebih jelas mengenai laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Kolaka Utara terlihat pada Tabel 2.4
BAB
RPIJM
Tabel 2.4
2.46
2.50
2.46
10 Pakue 9082 9308 9536
2.49
2.45
11 Pakue Tengah 5914 6062 6210
2.50
2.44
12 Pakue Utara 7148 7326 7506
2.49
13 Batu Putih 7577 7766 7956
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kolaka Utara 3 Tahun Terakhir
2.49
2.45
14 Porehu 6960 7134 7310
2.50
2.47
15 Tolala 2932 3006 3079
2.52
2.43 Jumlah 123.755 126.845 129.953
2.50
2.45 Sumber: Kolaka Utara Dalam Angka
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Pada klasifikasi secara garis besar sektor ini terbagi atas lima kelompok kegiatan utama yaitu: usaha perbankan dan moneter (otoritas meneter), lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan, usaha persewaan bangunan dan tanah, serta jasa perusahaan. Sektor ini disebut sebagai sektor finansial, karena secara umum kegiatan utamanya berhubungan dengan kegiatan pengelolaan keuangan yang berupa penarikan dana dari masyarakat maupun penyalurannya kembali.
9 Watunohu 5920 6068 6217
2.45
2.50
8 Ngapa 18342 18800 19260
No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
2013 2014 2015 11-12 12-13
1 Rante Angin 5226 5357 5488
2.50
2.45
2 Lambai 5472 5609 5746
2.50
2.44
3 Wawo 5386 5520 5656
2.49
2.46
4 Lasusua 23566 24154 24746
2.50
2.45
5 Katoi 5937 6085 6234
2.49
2.45
6 Kodeoha 10354 10613 10873
2.50
2.45
7 Tiwu 3939 4037 4136
2.49
2.45
2.4 Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
2.4.1 Data Perkembangan PDRB Dan Potensi Ekonomi 1.
BAB RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
Tabel 2.5
Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Kab. Kolaka Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2011-2013
(%)
Sub Sektor 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4)
1. Bank 1.14% 1.37% 2.01%
2. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 0.24% 0.24% 12.94%
3. Sewa Bangunan 1.78% 1.69% 6.54%
4. Jasa Perusahaan 0.04% 0.04% 15.59%
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3.19% 3.34% 5.35%
Sumber : PDRB Kolaka Utara 2011-2013, BPS
Dengan membaiknya perekonomian Indonesia, pertumbuhan sektor keuangan Kolaka Utara pada tahun 2013 juga menunjukkan pertumbuhan positif yaitu 5,35 persen. Pertumbuhan tersebut didukung oleh pertumbuhan dari sub sektor bank yang tumbuh 2,01 persen. Kontribusi sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Kolaka Utara atas dasar harga berlaku menurun menjadi 3,17 persen. Jika dilihat dari sub sektornya maka porsi terbesar diberikan oleh sub sektor sewa bangunan yaitu sebesar 51 persen terhadap sektor keuangan Kolaka Utara. Selanjutnya berturut-turut disumbangkan oleh sub sektor bank (40%), sub sektor lembaga keuagan tanpa bank (8%), dan sub sektor jasa perusahaan (1%).
Tabel 2.6
Peranan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan terhadap PDRB Kabupaten Kolaka Utara, 2011-2013 (%)
Sub Sektor 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4)
1. Bank 1.14% 1.37% 1.27%
2. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 0.24% 0.24% 0.25%
3. Sewa Bangunan 1.78% 1.69% 1.61%
4. Jasa Perusahaan 0.04% 0.04% 0.04%
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3.20% 3.34% 3.17%
Sumber : PDRB Kolaka Utara 2011-2013, BPS
BAB
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
Gambar 2.2
Kontribusi Sub Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan terhadap sektornya Atas Dasar Harga Berlaku 2013
1% Bank 51% Lembaga Keuangan Tanpa 40% Bank Sewa Bangunan Jasa Perusahaan 8%
Sumber : PDRB Kolaka Utara 2011-2013, BPS
2.Jasa-Jasa
Pada klasifikasi ini sektor jasa-jasa digolongkan menjadi dua sektor yaitu sub sektor jasa pemerintahan umum mencakup administrasi pemerintah dan pertahanan dan jasa pemerintah lainnya, serta sub sektor jasa swasta meliputi jasa sosial kemasyarakatan (pendidikan, kesehatan dan masyarakat lainnya), jasa hiburan dan rekreasi dan jasa perorangan dan rumah tangga.
Tabel 2.7
Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa Kabupaten Kolaka Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2011-2013
(%)
Sub Sektor 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4)
1. Pemerintah Umum 6.03% 5.55% 5.98%
2. Swasta 1.39% 1.60% 15.21%
Jasa-Jasa 6.60% 8.91% 8.24%
Sumber : PDRB Kolaka Utara 2011-2013, BPS
BAB
RPIJM
Pertumbuhan sektor jasa-jasa tahun 2013 sebesar 8,24 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yang tumbuh 8,91 persen. Pertumbuhan pada sektor ini di dukung oleh pertumbuhan sub sektornya terutama sub sektor jasa swasta yang tumbuh sebesar 15,21 persen pada tahun 2013. Sementara itu, sub sektor jasa pemerintahan umum tumbuh sebesar 5,98 persen.
Kontribusi sektor jasa-jasa terhadap pembentukan PDRB Kolaka Utara pada tahun 2013 sebesar 7,02 persen. Porsi terbesar masih diberikan oleh sub sektor jasa pemerintahan umum sebesar 76,45 persen dari pembentukan nilai tambah bruto sektor jasa di Kolaka Utara pada tahun 2013 sedangkan sisanya berasal dari sub sektor jasa swasta. Sektor ini terus mengalami peningkatan peranan dalam pembentukan PDRB Kolaka Utara.
Gambar 2.3
Perkembangan Sektor Jasa-Jasa Kabupaten Kolaka Utara Atas Dasar Harga Berlaku, 2011-2013
Sumber : PDRB Kolaka Utara 2011-2013, BPS
3.Tinjauan PDRB Menurut Pengeluaran
Secara umum PDRB menurut penggunaan dibedakan atas tiga kelompok yaitu kelompok konsumsi, kelompok investasi, dan kelompok ekspor-impor. Ketiga kelompok ini mempunyai saling keterkaitan yang erat dimana apabila salah satu kelompok mengalami perubahan maka kelompok lainnya juga akan ikut berubah.
20.000 40.000 60.000 80.000
100.000 120.000 140.000 160.000 180.000 200.000
2011 2012 2013 128.701,10 136.404,40 150.950,96 29.650,72 39.201,82 46.490,01 PD R B A D H B (ju ta R p ) Pemerintah Umum Swasta
BAB RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM 4.
Kelompok Konsumsi
Total PDRB yang dicapai di Kolaka Utara Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada tahun 2013 sebesar 2.814.221,97 juta rupiah. Sebagian besar masih digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sebanyak 1.285.058,61 juta rupiah atau 64,30 persen. Adapun rinciannya terdiri atas konsumsi rumah tangga 1.165.333,61 juta rupiah (45,66 persen), konsumsi pemerintah 521.927,78 juta rupiah (18,55 persen), dan konsumsi lembaga swasta nirlaba 2.439,18 juta (0,09 persen).
Tabel 2.8
Nilai dan Pertumbuhan Penggunaan Konsumsi Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2011-2013
Rincian 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) ADHB
1. Nilai (Juta Rp)
1.1 Rumah Tangga (PK-RT) 1.056.143,96 1.165.333,61 1.285.058,61
1.2 Lembaga (PK-LNPRT) 1.997,68 2.236,96 2.439,18
1.3 Pemerintah (PK-P) 384.589,77 457.791,23 521.927,78
2. Pertumbuhan (%)
2.1 Rumah Tangga (PK-RT) 9,82 10,34 10,27
2.2 Lembaga (PK-LNPRT) 5,78 9,56 9,04
2.3 Pemerintah (PK-P) 10,6 16,02 14,01
3. Distribusi terhadap PDRB (%)
3.1 Rumah Tangga (PK-RT) 49,48 47,42 45,66
3.2 Lembaga (PK-LNPRT) 0,10 0,09 0,09
3.3 Pemerintah (PK-P) 18,49 18,63 18,54 ADHK
1. Nilai (Juta Rp)
1.1 Rumah Tangga (PK-RT) 451.680,51 499.072,30 545.697,65
1.2 Lembaga (PK-LNPRT) 1.112,17 1.156,66 1.196,65
1.3 Pemerintah (PK-P) 151.352,71 163.158,22 172.915,08
2. Pertumbuhan (%)
2.1 Rumah Tangga (PK-RT) 6,47 10,49 9,34
2.2 Lembaga (PK-LNPRT) 4,30 4,00 3,45
2.3 Pemerintah (PK-P) 7,98 7,80 5,98
3. Distribusi terhadap PDRB (%)
3.1 Rumah Tangga (PK-RT) 47,50 47,61 47,61
3.2 Lembaga (PK-LNPRT) 0,12 0,11 0,10
3.3 Pemerintah (PK-P) 15,98 15,56 15,09
BAB
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
Nilai konsumsi rumah tangga tahun 2013 meningkat 10,27 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan kontribusinya terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) juga meningkat menjadi 45,66 persen. Sementara itu, konsumsi pemerintah juga meningkat sebesar 14,01 persen. Sedangkan kontribusinya terhadap PDRB ADHB sebesar 18,54 persen. Selanjutnya nilai konsumsi lembaga swasta nirlaba pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 2.439,18 juta rupiah. Sementara itu, kontribusinya pada tahun 2013 masih sama dengan tahun sebelumnya sebesar 0,09 persen.
Sementara itu, total PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) di Kolaka Utara pada tahun 2013 mencapai 1.146.161,21 juta rupiah. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun 2013 meningkat 9,34 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan, konsumsi pemerintah dan konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 5,98 persen dan 3,45 persen pada tahun yang sama. Jika ditinjau dari kontribusinya terhadap PDRB ADHK, pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki kontribusi terbesar yaitu sebesar 47,61 persen pada tahun 2013.
2.4.2 Data kondisi lingkungan strategis
a) Gambaran Topografi
Secara topografi Kabupaten Kolaka Utara berada pada elevasi 0 - 2.790 meter diatas permukaan air laut dengan tingkat variasi topografi yang akan diuraikan secara rinci di dalam satuan geomorfologinya dimulai dari pesisir, dataran pantai, landai - bergelombang, perbukitan, sampai kepada pegunungan seperti yang telah diuraikan diatas. Maka kondisi topografi semacam ini akan menjadi kendala tersendiri atau menjadi parameter/variabel penentu bagi kegiatan pengembangan wilayah kawasan budidaya selanjutnya secara antropogenik. Dilihat dari kondisi fisiografisnya, maka secara geografis Kabupaten Kolaka Utara dapat dikelompokkan kedalam :
1. Wilayah pegunungan dan perbukitan yang relatif terjal dengan jalur topografi yang curam
- – sangat curam menempati wilayah timur dan melintang dari utara – selatan dan berbatasan dengan Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka.
2. Wilayah daratan pantai dan bantaran sungai yang relatif sangat terbatas (sempit)
- – sebagai transisi antara paparan laut dan topografi terjal, bersifat menyebar dari utara selatan mengikuti pantai Teluk Bone.
BAB
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM 3.
Wilayah perairan dari Paparan dan Delta yang berhadapan dengan Teluk Bone melintang dari utara
- – selatan, sebagai bagian barat dari Kali Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi.
Sebagaimana telah dijelaskan pada kondisi geografis Provinsi Sulawesi Tenggara secara umum, maka kondisi unsur geografis terbesar dan menonjol di daerah Kabupaten Kolaka Utara ini mencakup :
1)
. :
Relief yang paling tinggi adalah gunung, tercatat beberapa gunung di wilayah ini yaitu Gunung Mengkoka (2.790 m) merupakan gunung yang tertinggi di wilayah Selatan yang berada pada jalur Pegunungan Mengkoku memanjang dari Barat Laut - Tenggara, Gunung Tangkelemboke (1.782 m) berada di bagian Tengah sebelah Timur juga berada pada jalur Pegunungan Tangkelemboke yang memanjang dari Barat Laut Tenggara, Gunung Bululingke (1.209 m) dan Gunung Bulu Eamea (1.109 m) yang berada di jalur Pegunungan Verbeek juga memanjang dari Barat Laut - Tenggara
2) Sungai-sungai yang bergerak dari relief topografi yang paling tinggi ke relief topografi yang paling rendah yaitu paparan laut, tampak dari persebaran sungai terdapat Sungai
Lasolo yang bersejarah mengalir ke arah Tenggara menuju Teluk Lasolo di sebelah Timur Sulawesi Tenggara dan berbagai sungai lainnya yang mengalir ke Barat dan Selatan bermuara di Teluk Bone.
3) Wilayah pantai sebagai relief yang paling rendah, dimana diketahui bahwa sepanjang wilayah Barat Kabupaten Kolaka Utara merupakan garis pantai yang memanjang
Utara . -Selatan sebagai bagian dari tepi daratan Teluk Bone. Secara fisiografi Kabupaten Kolaka Utara dibentuk oleh 3 (tiga) jalur pegunungan yang meliputi :
1) Pegunungan Verbeek yang berada di sebelah Utara dan memanjang dari Barat Laut –
Tenggara bergerak dari Sulawesi Tengah - Sulawesi Selatan - sampai perbatasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. 2)
Pegunungan Tangkelemboke yang berada pada bagian Tengah Kabupaten Kolaka Utara dan menerus ke Kabupaten Konawe Dan Kabupaten Kolaka, juga ber arah Barat Laut Tenggara.
3) Pegunungan Mengkoka/ Mekongga pada bagian Selatan dari Kabupaten Kolaka
Utara, yang juga ber arah Barat Laut - Tenggara dan menerus sampai Kabupaten Kolaka
BAB
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
Untuk melihat keadaan tofografi dan kemiringan lereng dapat dilihat pada gambar 2.4 dan 2.5 berikut ini.
Gambar 2.4
Peta Tofografi Kabupaten Kolaka Utara
BAB
RPIJM
Gambar 2.5
Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Kolaka Utara
BAB RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
b) Gambaran Geohidrologi
Tinjauan keadaan di wilayah perencanaan (Kabupaten Kolaka
Geohidrologi
Utara), meliputi kondisi air permukaan dan air tanah, yaitu sebagai berikut : 1.
Air permukaan merupakan air lapisan permukaan atau “surface run off ” dari hasil curah hujan yang jatuh pada wilayah tangkapan hujan atau “cathchment area ” yang mengalir melalui Daerah Aliran Sungai (DAS). Berdasarkan wilayah DASnya, maka Kabupaten Kolaka Utara dapat dibagi menjadi 2 (dua) DAS, yang mengalir ke arah Danau Towuti (DAS Pompenbgan-Larona) yang dipengaruhi oleh Pegunungan Verbeek dan Pegunungan Tangkelemboke dan yang mengalir ke arah Teluk Bone (DAS Toari-Lasusua) yang sangat bervariasi dan masih dapat dikelompokkan menurut subDAS-subDASnya masing-masing.
2. Demikian halnya untuk pola aliran sungai di Kabupaten Kolaka Utara ini secara umum juga terbagi 2 (dua) kelompok yakni yang mengalir dari Timur ke arah Barat (ke Teluk Bone) dan yang mengalir dari Selatan/Tenggara ke arah Utara/Timur Laut ke Danau Towuti. Sehingga tampak bahwa penarikan batas Kabupaten Kolaka Utara dengan Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka sendiri merupakan batas alam yaitu “Morphological Water Devided ” atau batas pemisah air secara geomorfologi. Beberapa sungai yang terdapat di wilayah Kolaka Utara dan tersebar di beberapa kecamatan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian (irigasi), pengembangan energi (listrik), perikanan dan rumah tangga. Adapun nama-nama DAS yang berada di Kab.Kolaka Utara dapat dilihat pada tabel berikut ini
BAB
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
Tabel 2.9
DAS yang berada di Wilayah Kabupaten Kolaka Utara No Nama DAS Luas (km2) Panjang
1. Latowu 475.716 208.33 km
2 Lasusua 271.078 151.38 km
3 Woitombo 117.809 66.54 km
4 Tamborasi 129.197 8.67 km
5 Ranteangin 316.509 237.27 km
6 Mala-Mala 180.425 62.69 km
7 Lilione 126.768 49.65 km
8 Olo-Oloho 112.299 69.23 km
9 Watunohu 448.784 232.27 km
10 Lanipa 89.881 21.56 km
11 Pakue 145.955 80.89 km
12 Pompengan
41.85 648.59 km
13 Konaweha 12.722,01 8.70 km Sumber :Olah Data BAPPEDA Kolaka Utara,
Dari tabel diatas dapat dilihat, DAS terletak di wilayah utara Kabupaten Kolaka Utara, yaitu DAS Latowu dengan luas 475.716 km², kemudian DAS Watunohu dengan luas 448.784 km². Adapun Peta wilayah sungai yang berada pada DAS Toari-Lasusua dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut ini.
BAB
RPIJM
Gambar-2.6: Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Kolaka Utara
BAB RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
c) Gambaran Geologi
Tinjauan kondisi geologi di wilayah perencanaan, dalam hal ini dilihat berdasarkan satuan geomorfologi, satuan batuan pembentuk, dan struktur geologinya.
1. Satuan Geomorfologi Berdasarkan peta geologi Kabupaten Kolaka Utara dan sekitarnya, maka wilayah ini dapat dibagi ke dalam beberapa satuan geomorfologinya secara genetik dan parametris, yakni : (a)
Satuan Geomorfologi Lipat - Patahan yang meliputi hampir 80% dari seluruh wilayah Kabupaten Kolaka Utara. (b)
Satuan Morfologi Perbukitan Karst yang tersebar di sebelah selatan (dominan), di sebelah barat memanjang ke arah utara serta secara spot-spot di bagian tengah Kabupaten Kolaka Utara mencakup sekitar 15%. (c)
Satuan Dataran Pantai dan Alluvial sekitar 5% yang memanjang mengikuti pantai Teluk Bone dan lembah sungai yang ada.
2. Satuan Batuan (Litologic Units) Dari Peta Geologi tampak bahwa Kabupaten Kolaka Utara terdiri dari beberapa satuan batuan dari tua ke muda seperti terurai berikut : (a)
Batuan Metamorf (Malihan) berumur Paleozoikum yang tersebar sangat luas dan menutupi hampir seluruh wilayah Kabupaten Kolaka Utara, yang disusun oleh sekis, genes, filit, kuarsit, dan sedikit pualam (marmer). (b)
Marmer (Batu Pualam) berumur Paleozoikum yang sama umurnya dengan Batuan Malihan Regional sebelumnya, disusun oleh marmer dan batu gamping terdaunkan, berada pada bagian tengah sebelah timur Kabupaten Kolaka Utara.
(c) Batuan Terobosan yang mengintrusi/menerobos batuan berumur Paleozoikum, dimana batuan ini sendiri berumur Trias, tersusun oleh aplit kuarsa, andesit, dan latit kuarsa, hanya terdapat berupa spot di wilayah selatan sebagai indikatif.
(d) Formasi Tokala berupa susunan batu gamping, kalsilutit, batu pasir, serpih, napal, dan sedikit batu sabak yang berumur Trias, yang secara morfologis memperlihatkan perbukitan karst dan tersebar di selatan, di barat sepanjang pantai Teluk Bone sampai ke utara dan sebagian kecil di tengah wilayah Kabupaten Kolaka Utara.
(e) Batuan Formasi Meluhu yang disusun oleh batu pasir, kuarsit, serpih hitam, serpih merah, filit, batu sabak, batu gamping, dan batu lanau, berumur sama dengan Formasi Tokala (Trias) tersebar di wilayah tengah mendekati utara Kabupaten Kolaka Utara.
BAB RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
(f) Batuan Ofiolit yang terdiri dari kelompok batuan peridotit berupa harzbugit, dunit, dan seopertinit serta ultra basa (gabbro) merupakan bagian dari kerak Samudera
Pasifik yang menganjak naik ke daratan Sulawesi bagian barat, berumur Kapur, tersebar di pantai barat daya dan sebagian besar di wilayah utara. (g)
Formasi Pandua yang berumur Miosen Atas disusun oleh konglomerat, batu pasir, dan batu lempung yang tersebar sangat sempit mendekati wilayah sebelah utara. (h)
Formasi Matano yang berumur Paleosen disusun oleh batu gamping hablur/kristal, kalsilutit, napal dan serpih, yang tersebar di wilayah utara mendekati perbatasan dengan Kabupaten Luwu Timur (Provinsi Sulawesi Selatan).
3. Struktur Geologi
Patahan Geologi yang dominan di Kabupaten Kolaka Utara dipengaruhi oleh Sesar
Palu Koro yang merupakan kelanjutan Sesar Sorong yang melibatkan Kerak
Samudera Pasifik. Adapun beberapa pola arah kelurusan sesar/patahan di Kabupaten Kolaka Utara dapat dikelompokkan menjadi : (a)
Arah barat laut - tenggara merupakan arah dari pola pergerakan Sesar Palu Koro yang membentuk Danau Towuti, Danau Matano dan Danau Poso di sebelah utara. Kemudian di bawahnya berkembang Sesar Lasolo pada arah yang sama melewati bagian tengah Kabupaten Kolaka Utara, kemudian menjadi titik intensif di bagian selatan. (b)
Arah timur laut – barat daya yang berkembang tidak seintensif arah barat laut .
- – . tenggara, tampak merupakan orde selanjutnya kerena memotong arah barat
- – tenggara, juga berkembang luas di sebelah utara dan pantai barat mendekati Teluk Bone. Berdasarkan kondisi tersebut diatas, maka bagian utara dari Kabupaten Kolaka Utara merupakan wilayah rawan gempa dan pergerakan tanah dibandingkan dengan bagian selatannya yang relatif lebih stabil. Kondisi geologi Kabupaten Kolaka Utara dapat dilihat pada Gambar 2.7
BAB RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
. Gambar-2.7: Peta Geologi Kabupaten Kolaka Utara
BAB RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
d) Gambaran Klimatologi
Keadaan musim di Kabupaten Kolaka Utara umumnya sama seperti di daerah lainnya di Indonesia, mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau yang dipengaruhi dua jenis angin muson. Musim hujan terjadi akibat adanya angin muson barat yang bertiup dari samudra Hindia yang mengandung banyak uap air. Curah Hujan yang terjadi cukup tinggi dan hampir merata setiap bulannya, sehingga Kabupaten Kolaka Utara memiliki wilayah yang subur.
Tinggi rendahnya suhu udara pada suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh posisi dan ketinggian tempat dari permukaan laut. Makin tinggi posisi suatu tempat dari permukaan laut akan semakin rendah suhu udaranya dan sebaliknya. Oleh karena wilayah daratan Kabupaten Kolaka Utara mempunyai ketinggian umumnya dibawah 1.000 m. wilayah Kabupaten Kolaka Utara merupakan daerah bersuhu tropis dengan suhu udara
O
maksimum 31
C, bertekanan udara rata-rata 24 C-28 C milibar dengan kelembaban udara rata-rata 85,08%. Kecepatan angin di Kabupaten Kolaka Utara selama tahun 2010 pada umumnya berjalan normal, mencapai 1,814167 m/detik. Curah hujan di Kabupaten Kolaka Utara cukup tinggi bila dibandingkan dengan kabupaten lain di Sulawesi Tenggara. Berdasarkan pemntauan tingginya curah hujan dan banyaknya hari hujan di unit Pertambangan Nikel Pomalaa selama tahun 2013, bulan mei, Juli dan Desember adalah bulan dengan hari hujan terbanyak yaitu masing-masing 24, 24 dan 25 hari. Curah hujan paling tinggi pada bulan april (562,1mm), Mei (241,3mm) dan Juli (362,6mm). Tidak selamanya tingginya hari hujan diikuti oleh tingginya curah hujan atau sebalikya. Seperti yang terjadi pada bulan Mei dan Desember. Selama tahun 2013 secara keseluruhan tercatat sejumlah 200 hari hujan dengan curah hujan sebesar 2.272.8 mm.
BAB
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
Data curah hujan di Kabupaten Kolaka Utara, yang diperoleh dari PT. Aneka Tambang Unit pertambangan Nikel Pomalaa ditampilkan pada tabel berikut 2.10 berikut ini
Tabel 2.10
Data Curah Hujan Kolaka Utara
Bulan Hari Hujan Curah Hujan
(1) (2) (3)
Januari20 168.8
Februari
12
52.9 Maret 12 178.5
April
21 567.1
Mei
24 241.3
Juni
11 195.4
Juli
24 362.6
Agustus
11
48.2 September
7
38.2 Oktober 14 203.9
November
13
81.1 Desember 25 139.8
Jumlah/Total 2013 200 2272.8
2012 195 1939.80
2011 176 1580.50
2010 216 3951.80
2009 182 1788.70
Sumber :PT Aneka Tambang Unit Pertambangan Nikel pomalaa BAB RPIJM
2.4.3 Data Risiko Bencana Alam
Tabel 2.11 Data Potensi Bencana per desa/ kelurahan
Kecamatan Desa/Kelurahan Potensi Bencana
Rante AnginDesa Rante Baru Kel. Ranteangin Banjir Desa Pohu Longsor, RGP, Banjir Desa Torotuo Desa Lawekara Desa Landolia RGP Desa Maroko
Lambai
Desa Lapasi-Pasi Longsor, Banjir Desa Lambai RGP Desa Latawaro Longsor, Banjir Desa Raoda Desa Tebogeano Desa Woitombo Desa Woise
Wawo
Desa Walasiho RGP Desa Wawo RGP Desa Puumbolo Desa Tinukari Longsor Desa Salurengko Longsor, Banjir Desa Uluwawo Desa Latawe
Lasusua
Desa Sulaho RGP Desa Totallang Longsor Desa Pitulua RGP Desa Rantelimbong Banjir Desa Tojabi Kelurahan Lasusua Desa Watuliwu Desa Ponggiha Banjir Desa Patowonua Desa Babussalam Longsor Desa Batuganda Permai Longsor Desa Puncak Monapa Longsor
Katoi
Desa Ujung Tobaku RGP, Banjir Desa Katoi RGP, Banjir Desa Simbula RGP
BAB RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
Desa Maruge Banjir Desa Lanipa-nipa Banjir Desa Lambuno Desa Kalu Kaluku Desa Awo Banjir Desa Lametuna Kelurahan Mala Mala RGP, Banjir Desa Jabal Nur Desa Koroha
Kodeoha
Desa Jabal Kubis Desa Kamisi Desa Meeto Longsor Desa Sawangaoha Desa Delang-Delang Desa Ainani Tajriani Desa Mattirobulu Banjir Desa Lawadia Desa Watumea
Tiwu
Desa Tiwu Banjir Desa Tahibua Desa Lapolu Desa Tanggeao Longsor Desa Ngapa Desa Tadoumera Kelurahan Lapai Banjir Desa Koreiha Desa Lawolatu Desa Puurau Banjir
Ngapa
Desa Parutellang Longsor Desa Watumotaha Desa Beringin Desa Padaelo Desa Nimbuneha Desa Mataiwoi Desa Sapoiha RGP Desa Watunohu
Watunohu
Desa Lahabaru Desa Sorona
BAB
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
Desa Tambuha Desa Nyule Desa Samaturu Desa Lelehao Desa Lalombundi Desa Toaha Desa Kasumeeto Banjir Desa Kosali RGP Desa Mikuasi Longsor, Banjir Kelurahan Olo Oloho RGP
Pakue
Desa Kondara Desa Sipakainge RGP, Banjir Desa Seuwwa Desa Alipato Desa Lalume Desa Teposua Desa Pakue RGP, Banjir Desa Mataleuno Desa Pundoho
Pakue Utara Desa Lawata RGP
Desa Amoe Desa Kalo Desa Saludongka Desa Lengkong Batu Desa Pasampang Banjir Desa Labipi RGP Desa Lanipa RGP Desa Majapahit Desa Latali
Pakue Tengah
Desa Terengga Desa Powalaa Desa To'lemo Desa Salulotong Desa Kalahunde Desa Latowu RGP, Banjir Desa Batu Api Desa Bukit Tinggi
Batu Putih
Kelurahan Batu Putih Banjir Desa Mosiku Banjir Desa Lelewawo Banjir
BAB
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
Desa Paru Lampe Desa Bukit Baru Desa Puncak Harapan Desa Makkuaseng Desa Tetebawo Desa Tobela Desa Tanggaruru Desa Porehu Longsor Desa Ponggi
Porehu
Desa Larui Desa Bangsala Desa Sarambu Desa Tinuna Desa Lawaki Jaya Banjir Desa Patikala Desa Tolala RGP, Banjir
Tolala
Desa Bahari RGP Desa Lelewulu Desa Loka
Keterangan : RGP = Rawan Gelombang Pasang Sumber : RTRW Kab. Kolaka Utara,2012
Dari data pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa daerah paling rawan yang memiliki 3 potensi bencana, terdapat di Desa Pohu Kecamatan Ranteangin. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan rawan bencana alam disusun dengan memperhatikan: a. perkembangan kawasan permukiman yang sudah terbangun di kawasan rawan bencana alam harus dibatasi dan diterapkan peraturan bangunan (building code) sesuai dengan potensi bahaya/bencana alam serta dilengkapi jalur evakuasi b. masih dapat dilakukan pembangunan prasarana penunjang untuk mengurangi resiko bencana alam dan pemasangan sistem peringatan dini (early warning system) c. masih diperkenankan adanya kegiatan budidaya lain seperti pertanian, perkebunan, kehutanan dan bangunan yang berfungsi untuk mengurangi resiko yang timbul akibat bencana alam d. rehabilitasi lahan dan konservasi tanah pada kawasan rawan bencana longsor dan tidak dibenarkan membuka lahan baru yang merupakan daerah konservasi hutan atau hutan lindung e. pengaturan daerah sempadan pantai, sempadan sungai, sekitar danau dan waduk
BAB
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM f.
pengaturan sistem jaringan drainase untuk pencegahan banjir g. penetapan batas luasan kawasan yang rawan tanah longsor, batas luasan genangan banjir dan batas pasang tertinggi h. tidak dibenarkan membangun di daerah rawan longsor atau daerah yang berpotensi terjadinya longsor dan rawan banjir; dan i. mematuhi edaran dari BMKG perihal cuaca Provinsi Sulawesi Tenggara.
Peta 2.8
Peta Rawan Bencana
BAB
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2015- 2019
RPIJM
2.4.4 Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Beberapa isu ditingkat Kabupaten Kolaka Utara yang dapat dikemukakan, antara lain : 1.
Belum terakomodasinya Kabupaten Kolaka Utara (dengan ibukotanya Lasusua) di dalam RTRWN terbaru sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dalam mendukung Kota Kendari sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Walaupun potensi daerah dalam subsektor perkebunan telah menjadi komoditas ekspor bagi wilayah ini sebagai salah satu faktor penentunya.
2. Belum terbangunnya infrastruktur dan prasarana dan sarana wilayah pada kawasan perbatasan, dimana Kabupaten Kolaka Utara merupakan koridor perbatasan antara provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.
3. Perkembangan penduduk yang luar biasa tinggi dengan tingkat pertumbuhan 4.43 % per tahun harus dikendalikan, mengingat target pertumbuhan penduduk nasional adala 1.49 % per tahun. Hal ini mengingat perkembangan penduduk yang sangat tinggi akan memerlukan banyaknya penyediaan sarana dan prasarana wilayah yang sangat besar dan bisa mengganggu pertumbuhan perekonomian wilayah Kabupaten Kolaka Utara.
4. Berkembangnya komoditi tanaman Nilam yang bisa diolah menjadi minyak Atsiri sangat potensial meningkatkan perekonomian wilayah bagi penduduk Kabupaten Kolaka Utara. Tanaman Nilam ini harus mendapatkan prioritas penelitian dan pengembangannya agar bisa lebih berdaya guna dan berhasil guna dimasa depan
5. Keberadaan Jalan Nasional Trans Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi Tenggara dengan Sulawesi Selatan-Sulawesi Barat-Sulawesi Tengah- dan Sulawesi Utara, dimana memiliki posisi strategis bagi pergerakan orang, barang, dan jasa yang melintang Utara-Selatan membelah wilayah Kabupaten Kolaka Utara belum mendapatkan perhatian sungguh-sungguh dari Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara dan Pemerintah Pusat, terbukti dengan besarnya jalan yang rusak.
6. Infrastruktur (prasarana dan sarana) transportasi laut yang menghubungkan
Kabupaten Kolaka Utara – Bajoe/Bone dan Siwa/Wajo masih harus lebih ditingkatkan.
7. Potensi perikanan laut yang cukup tinggi belum dimanfaatkan secara optimal, baik kegiatan penangkapan dengan menggunakan teknologi terapan tepat guna maupun budidaya perikanan.
BAB