PENGGUNAAN DEKOMPOSISI, REKONTRUKSI DAN KUANTISASI UNTUK KOMPRESI VIDEO DATA BIOMEDIK.
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar belakang... 1
1.2 Rumusan masalah ... 3
1.3 Batasan masalah ... 3
1.4 Tujuan penelitian... 3
1.5 Manfaat penelitian... 4
1.6 Metode penelitian... 5
1.7 Sistematika penulisan... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8
2.1 Perkembangan kompresi video ... 8
2.2 Karakteristik Video Digital ... 10
2.3 Resolusi ... 11
2.4 Dekomposisi Pada Video ... 11
2.5 Rekontruksi Pada Video... 13
2.6 Kuantisasi Pada Video ... 14
2.7 Radiologi ... 15
2.8 File AVI ... 18
2.9 Sistem Flowchart... 19
2.10 Pengertian UML(Unified Model Language)... 19
2.10.1 Konsep dasar UML ... 20
(2)
2.10.5 Activity diagram... 26
2.10.6 Sequence diagram... 28
2.10.7 Colaboration diagram ... 29
2.11 Konsep pemrograman dasar VB Net 2005 ... 29
2.11.1 Dasar pemrograman VB Net 2005 ... 30
2.11.2 Membuat project baru ... 31
2.11.3 Menjalankan (mendebug) aplikasi ... 35
2.11.4 Menghentikan debug aplikasi... 35
2.11.5 Membuka project yang sudah ada ... 36
2.11.6 Menambahkan (menyisipkan) file... 37
2.11.7 keluar dari area kerja VB Net 2005... 40
2.12 Object (control) di dalam VB Net 2005... 41
2.12.1 Forum ... 41
2.12.2 Label... 41
2.12.3 Textbox... 42
2.12.4 Comand Button... 42
2.12.5 ComboBox... 43
2.12.6 ListBox ... 43
2.12.7 RadioButton... 44
2.12.8 CheckBox ... 44
(3)
3.2 Penerapan Dekomposisi dan Rekontruksi dalam kompres video ... 48
3.3 Perancangan Kuantitasi Pada Kompresi Video... 51
3.4 Perancangan Sistem ... 51
3.5 Flowchart ... 52
3.5.1 Flowchart Sisten... 52
3.6 Unified Modling Language (UML) ... 53
3.7 Spesifikasi kebutuhan sistem ... 58
3.8 Perancangan antar muka sistem kompresi video data biomedik... 58
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM ... 61
4.1 Implementasi ... 61
4.2 Pengambilan Frame dari Movie ... 62
4.3 Kompres Menggunakan Dekompisisi dan Rekontruksi... 62
4.4 Kompres Menggunakan Kuantitasi... 63
4.5 Pembentukkan Frame menjadi movie kembali ... 64
4.6 Kebutuhan Sistem ... 65
4.7 Instalasi Program dan Pengaturan Sistem ... 66
4.8 Implementasi Program ... 66
4.8.1 Form Halaman Utama ... 66
BAB V EVALUASI DAN UJI COBA ... 70
5.1 Uji Coba Aplikasi... 70
5.2 Pelaksanaan Uji Coba ... 70
(4)
6.2 Saran... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 88
(5)
Gambar 2.1 Dekomposisi Citra... 11
Gambar 2.2 Potongan Gambar dari Video Biomedic Tulang Kaki Tampak Depan
... 16
Gambar 2.3 Potongan Gambar dari Video Biomedic Tulang Kaki Tampak
Samping ... 17
Gambar 2.4 Potongan Gambar dari Video Biomedic Susunan Gigi pada Manusia
... 17
Gambar 2.5 Potongan Gambar dari Video Biomedic Gejala Sinus pada Manusia
... 18
Gambar 2.6 Contoh Use Case Diagram ... 22
Gambar 2.7 Contoh Public Dalam Class... 23
Gambar 2.8 Contoh Run-Time Dalam Class ... 24
Gambar 2.9 Contoh Package Dalam Class ... 24
Gambar 2.10 Contoh Class Diagram ... 25
Gambar 2.11 Contoh Statechart Diagram ... 26
Gambar 2.12 Contoh Activity Diagram ... 27
Gambar 2.13 Contoh Sequence Diagram... 28
Gambar 2.14 Contoh Collaboration Diagram ... 29
Gambar 2.15 Start Up Page... 31
Gambar 2.16 Membuat Project Baru Melalui Menu Bar... 32
Gambar 2.17 Jendela Pilihan Pembuatan Project Baru... 32
(6)
Gambar 2.21 Stop Debuging Melalui Menu Bar ... 36
Gambar 2.22 Membuka Project yang sudah ada melalui Menu Ba ... r37
Gambar 2.23 Add New Item Melalui Menu Bar... 37
Gambar 2.24 Add New Item Melalui Solution Explorer ... 38
Gambar 2.25 Pilihan Item yang akan disisipkan kedalam Form ... 38
Gambar 2.26 Add Exciting Item ... 39
Gambar 2.27 Solution Explorer Sebelum Penambahan File... 40
Gambar 2.28 Solution Explorer Setelah Penambahan File... 40
Gambar 2.29 Akses Keluar Area Kerja melalui Menu Bar ... 41
Gambar 2.30 Contoh Form ... 41
Gambar 2.31 Contoh Label ... 41
Gambar 2.32 Contoh TextBox ... 42
Gambar 2.33 Contoh CommandButton... 42
Gambar 2.34 Contoh ComboBox... 43
Gambar 2.35 Contoh ListBox ... 43
Gambar 2.36 Contoh RadioButton... 44
Gambar 2.37 Contoh CheckBox ... 44
Gambar 2.38 Contoh Timer ... 45
Gambar 3.1 Pewarnaan RGB pada Dekomposisi dan Rekontruksi sebelum
Kompresi Video ... 50
Gambar 3.2 Pewarnaan RGB pada Dekomposisi dan Rekontruksi setelah
(7)
Gambar 3.5 UML Click Movie Awal Activity ... 54
Gambar 3.6 UML Click Lokasi File Penyimpanan ... 55
Gambar 3.7 UML CLick Informasi File Activity ... 56
Gambar 3.8 UML CLick Mainkan File Awal... 56
Gambar 3.9 UML Click Proses Compress Activity... 57
Gambar 3.10 Form Halaman Utama ... 59
Gambar 4.1 Form Halaman Utama ... 68
Gambar 4.2 Form Informasi file Awal... 68
Gambar 4.3 Form Media Player... 69
Gambar 4.4 Form Proses Kompresi Video ... 70
Gambar 5.1 Halaman Utama... 72
Gambar 5.2 Peringatan... 72
Gambar 5.3 Membuka File yang dituju ... 73
Gambar 5.4 Tampilan saat User telah memilih File Video... 74
Gambar 5.5 Penempatan Hasil Video ... 74
Gambar 5.6 Tampilan User telah selesai menentukan file video dan penempatan
file yang dituju ... 75
Gambar 5.7 Tampilan saat User memainkan File Video ... 76
Gambar 5.8 Tampilan Informasi File yang belum dikompres ... 77
Gambar 5.9 Tampilan Proses Memuat Frame... 78
Gambar 5.10 Tampilan pada saat proses Kompres menggunakan Dekomposisi 79
Gambar 5.11 Tampilan pada saat proses Kompres menggunakan Rekontruksi. 80
(8)
Gambar 5.14 Hasil Kompres Video Biomedic Dental... 82
Gambar 5.15 Tampilan Penempatan File Hasil Kompres yang disimpan ... 83
Gambar 5.16 Tampilan saat user memainkan Hasil Video Biomedic ... 84
(9)
Tabel 2.1 Konsep Dasar UML ... 20
Tabel 3.1 Button pada Halaman Utama ... 60
Tabel 5.1 Uji Coba ... 84
(10)
PENGGUNAAN DEKOMPOSISI, REKONTRUKSI DAN KUANTISASI
UNTUK KOMPRESI VIDEO DATA BIOMEDIK
Penyusun
: Riana Mahlina
Pembimbing I
: Basuki Rahmat, S.Si., MT
Pembimbing II
: Agus Hermanto, S.Kom
ABSTRAK
Seiring perkembangan zaman, kebutuhan akan data video digital semakin
meningkat, baik itu dalam lingkungan perusahaan, industri hiburan, layanan
telekomunikasi maupun di rumah – rumah. Hal ini menjadikan teknologi video
digital menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Permasalahan terbesar yang
dihadapi adalah besarnya ukuran file video tersebut. Untuk mengatasi masalah
seperti ini, telah dicari berbagai macam cara agar dapat melakukan kompresi
terhadap file video.
Pada penelitian tugas akhir ini, akan dilakukan pembuatan suatu
kompresi video. Sebagai tahap awal pembuatan adalah pengumpulan data/
literatur tentang kompresi video, Dekomposisi, Rekontruksi dan Kuantisasi yang
digunakan, kemudian dibuatlah sebuah analisa dan perancangan kompresi video.
Bahasa pemrograman yang pakai adalah Visual Basic.Net menjadi mudah
digunakan untuk membuat aplikasi-aplikasi secara cepat.
Dengan adanya kompresi video, memudahkan suatu rumah sakit untuk
mengompresi hasil rekam medis khusunya hasil video Rekam Medis/Radiology
dengan ukuran yang lebih kecil dari ukuran aslinya. Dan mempermudah kerja
seorang dokter yang tidak memiliki waktu untuk mengontrol kondisi pasein.
Dengan mengirimkan hasil video kompresi melalui email.
(11)
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dengan kemajuan teknologi saat ini, informasi seputar dunia medis yang dimiliki oleh suatu rumah sakit ataupun poliklinik baik besar maupun sedang sangatlah dibutuhkan oleh para konsumen termasuk para pasien yang sedang ingin mengetahui kesehatan .
Berbagai rumah sakit tersebut berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien. Hal ini penting sekali karena dengan memberikan kualitas layanan yang baik akan dapat membuat para pasien puas dan dapat menjadi pelanggan yang setia untuk kembali datang ke rumah sakit tersebut. Rumah sakit sebagai suatu institusi pemberi jasa, tentunya juga memiliki nilai-nilai yang ideal mengenai bagaimana seharusnya kinerja suatu rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan yang layak bagi pasien. Nilai ideal yang bersifat universal dari suatu rumah sakit tentunya adalah adanya itikad baik dalam memberikan pelayanan kesehatan secara total kepada pasien. Itikad baik ini harus diwujudkan melalui komitmen yang kuat dari seluruh pihak ruamh sakit baik dari pihak karyawan ataupun management rumah sakit tersebut dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan memperlakukan pasien dengan baik dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari pasien.
Pada umumnya teknologi video medis tidak hanya memiliki kandungan informasi yang sangat penting, tetapi video hasil medis memiliki ukuran yang
(12)
besar. video medis yang berukuran besar menimbulkan masalah pada pengiriman dan penyimpanannya, yaitu kebutuhan media penyimpanan data yang besar serta waktu pengiriman yang lama. Hal tersebut mengakibatkan munculnya kebutuhan kompresi medis.
Perkembangan teknologi ternyata tidak hanya dalam pengambilan video akan tetapi juga pada bagaimana cara menampilkannya. Dengan ukuran video yang sebesar itu, merupakan suatu tantangan untuk menyimpan video dalam
storage atau media penyimpanan seperti disket, hard disk , flash disk , dan
lainnya secara efisien dan menampilkannya secara cepat. Terlebih lagi, dengan aplikasi internet yang sudah sangat maju dimana memungkinkan untuk menampilkan hasil pengambilan video diberbagai tempat dengan spesifikasi
storage dan kemampuan untuk memproses video yang berbeda-beda. Dari
pengecilan dari video data biomedik tersebut dapat membantu pekerjaan seorang dokter yang tidak memiliki waktu banyak untuk melihat perkembangan kesehatan pasiennya, karna seorang dari pihak rumah sakit dapat mengirimkan data video tersebut melalui email dengan kecanggihan yang dimiliki teknologi saat ini.
Untuk itu, dengan adanya tugas akhir ini saya selaku penulis ingin menciptakan suatu kompresi data yang berupa video data biomedik untuk mempermudah transfer data. Permasalahan terbesar yang dihadapi adalah besarnya ukuran file video ini. Untuk mengatasi masalah ini, telah dicari berbagai macam cara agar dapat melakukan kompresi terhadap file video. Hasil yang
(13)
Pada kompresi ini dipilih beberapa algoritma, antara lain decomposisi, recontructy, dan algoritma Kuantisasi. Dikarenakan untuk Kompresiigambar atau image dinilai ringan dan cocok untuk diterapkan pada video biomedik yang pada umumnya memiliki ukuran yang besar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari dari latar belakang permasalahan maka perlu adanya pembahasan yang sistematis, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. MengKompresiisuatu file video data biomedik dengan size file sekecil mungkin dan hasil image sedetail mungkin.
2. Bagaimana menerapkan dekompotition, Rekontruksi dan Kuantisasi dalam Kompresi video dalam bidang kedokteran ?
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan terfokus pada permasalahan diatas, maka diperlukan batasan masalah dari tugas akhir ini maka percobaan yang dilakukan dibatasi dalam meng kompresi sedangkan resolusinya tidak dipertimbangkan serta dalam mengkompresi tidak melakukan suatu proses kompresi. Pada frame yang akan di kompresi akan menggunakan frame pertama dan kedua sedangkan yang lainnya hanya di rezise menggunakan komponen bawaan dari VB.net 2005. File video yang digunakan adalah file video biomedis seperti tulang kaki, susunan gigi. Format yang dipakai dalam mengompresi file video medis adalah .avi.
(14)
1.4 Tujuan Penelitian
Adapaun tujuan dari penelitian serta pembuatan kompresi video ini adalah untuk memperkecil ( mengkompresi) suatu video data biomedik khususnya hasil rekam / USG pada tulang kaki dengan menggunakan Dekompotition , Rekontruksi dan Kuantisasi untuk mengompesi file dengan waktu yang tidak terlalu lama serta membantu seorang dokter yang tidak memiliki waktu banyak untuk memantau perkembangan pasiennya.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai nilai guna dan manfaat pada yang membaca pada umumnya dan penulis khususnya, selain itu diharapkan :
1) Dapat menerapkan ilmu yang didapat selama kuliah, pada pembuatan suatu aplikasi yang nyata.
2) Dapat mengimplementasikan Dekomposisi , Rekontruksi dan Kuantisasi
pada video data biomedik
3) Dapat menghasilkan suatu video dengan ukuran yang lebih kecil dari proses Kompresi.
4) Membantu dunia kedokteran dalam menghasilkan suatu file video medis berukuran kecil.
(15)
1.6 Metode Penelitian
Metode Penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah :
1) Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan penelusuran dan pencarian bahan terhadap berbagai macam literatur seperti buku, referensi-referensi baik melalui perpustakaan mapun internet dan sumber-sumber lain yang terkait dengan judul penelitian ini. Diharapkan sedetail mungkin mendapatkan bahan referensi.
2) Analisis Aplikasi
Dari hasil studi literatur akan dibuat deskripsi umum mengenai Penggunaan Decomposisi, Recontructy, dan Kuantisasi untuk Kompresiivideo data biomedik.
3) Rancang - Bangun Aplikasi
Pada tahap ini dilakukan pembangunan aplikasi Kompresiivideo menggunakan Decomposisi, Recontructy, dan Kuantisasi.
4) Uji Coba dan Evaluasi Aplikasi
Pada tahap ini dilakukan uji coba terhadap sistem yang telah dibangun, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan.
5) Dokumentasi
Pada tahap ini dilakukan pembuatan laporan mulai dari studi literatur sampai dengan implementasi, serta penarikan kesimpulan dan saran.
(16)
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang gambaran umum latar belakang penulisan Tugas Akhir, tujuan, rumusan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Membahas tentang teori penunjang dari pembahasan masalah antara lain tentang komponen-komponen yang digunakan dalam pembangunan sistem yang dibangun.
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang perancangan aplilkasi Kompresi data video dengan menggunakan Decomposisi, Recontructy, dan Kuantisasi.
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini berisi hasil implementasi dari perancangan aplikasi yang telah dibuat sebelumnya beserta pembahasan dari Penggunaan Decomposisi, Recontructy, dan Kuantisasi
(17)
BAB V UJI COBA DAN EVALUASI
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil uji coba dari perancangan dan pembuatan aplikasi yang telah disusun sebelumnya beserta pembahasan dari Kompresiidata video dengan menggunakan Decomposisi, Rekontruksi, dan Kuantisasi yang telah dibuat sampai dengan hasil output.
BAB VI PENUTUP
Bab ini akan menjelaskan tentang Kesimpulan dari keseluruhan isi dari laporan dan Tugas Akhir serta saran-saran untuk pengembangan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang literatur sebagai teori pendukung pembahasan pada laporan tugas akhir ini.
(18)
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkembangan Kompresi Video
Video pada hakekatnya adalah gambar dinamis (moving pictures) yang terdiri atas beberapa gambar yang ditayangkan secara bergilir dengan kecepatan sekitar 25 gambar (frame) perdetik. Kompresi video adalah bentuk Kompresi data yang berhubungan dengan data video digital. Kompresi video diperlukan agar penulisan data video dalam file menjadi lebih efisien. Kompresi juga diperlukan dalam streaming video agar transmisi data menjadi lebih cepat dan tidak memakan terlalu banyak bandwidth. Kompresi adalah pengubahan data kedalam bentuk yang memerlukan bit yang lebih sedikit, biasanya dilakukan agar data dapat disimpan atau dikirimkan dengan lebih efisien. Jika kebalikan dari proses ini, yaitu Kompresi, menghasilkan data yang sama persis dengan data aslinya, maka Kompresi tersebut disebut lossless Kompresiion. Sebaliknya, deKompresi tersebut menghilangkan sebagian data, maka disebut loosy Kompresiion. Loosy Kompresiion biasanya diterapkan dalam Kompresi data berupa gambar. Walaupun tidak dapat menghasilkan data yang sama persis dengan aslinya, namun dianggap lebih efisien. Video pada dasarnya merupakan array tiga dimensi. Dua dimensi digunakan untuk menggambarkan ruang pergerakan gambar, dan satu dimensi menggambarkan waktu. Sebuah frame adalah kumpulan pixel pada suatu waktu. Pada dasarnya, frame sama dengan gambar.
(19)
dikodekan dengan mencatat perbedaan dalam sebuah frame atau antara frame.
Kompresiivideo pada umumnya mengurangi pengulangan tersebut dengan loosy Kompresiion.
Pada video, kompresi bekerja dengan cara mentransmisikan hanya gambar yang berubah, tidak gambar yang sama terus menerus. Sebagai contoh, pada sebuah pertemuan video konferensi dengan orang yang mendengarkan, tidak ada yang ditransmisikan setelah gambar awal berupa orang yang diam mendengarkan sampai orang tersebut bergerak atau berbicara. Objek tetap, seperti tembok, meja, dan latar tidak ditransmisikan secara berulang-ulang. Cara lain bekerjanya Kompresiivideo adalah dengan tidak mentransmisikan seluruh gambar. Sebagai contoh, peralatan yang mengerjakan Kompresii, atau pengkode, mengetahui bahwa dengan menghilangkan perubahan-perubahan kecil pada gambar tidak akan merusak gambar yang dilihat dan dapat diperhatikan. Perbaikan pada pertengahan 1980-an di Kompresiivideo menelurkan keberadaan sistem konferensi video berjenis ruangan. Perbaikan ini berarti penggunaan video secara ekonomis karena diperlukan bandwidth yang lebih kecil, yang berarti juga jalur telepon yang lebih murah. Sistem Kompresiiyang lebih lama memerlukan sebuah T-1 secara penuh untuk video. Ini menghalangi penjualan sistem video berjenis ruangan sampai akhir 1980-an. Teknik-teknik Kompresiiyang lebih baru pada tahun 1980-an dari perusahaan seperti PictureTel memerlukan hanya 56 Kbps sampai 128 Kbps untuk kualitas gambar yang dapat diterima.
Terdapat dua teknik Kompresiiyang umum digunakan berdasarkan ada atau tidaknya penghapusan bit. Pertama, teknik Kompresii yang mengambil X sebagai masukan dan menghasilkan Xc sebagai keluaran, dimana
(20)
Xc memiliki jumlah bit yang lebih sedikit dibanding X. Kedua, teknik Kompresii yang mengambil X sebagai masukan dan menghasilkan Y sebagai keluaran, dimana X dan Y identik. Teknik Kompresiipertama disebut sebagai teknik Kompresi lossy dan teknik Kompresii kedua disebut sebagai teknik Kompresii loseless.
2.2 Karakteristik Video Digital
Video digital pada dasarnya tersusun atas serangkaian frame. Rangkaian frame tersebut ditampilkan pada layar dengan kecepatan tertentu, bergantung
pada laju frame yang diberikan ( dalam frame / detik ). Jika laju frame cukup tinggi, mata manusia tidak dapat menangkap gambar per frame, melainkan menangkapnya sebagai rangkaian yang kontinyu. Masing - masing frame merupakan gambar / citra ( image ) digital. Suatu image digital direpresentasikan dengan sebuah matriks yang masing - masing elemennya merepresentasikan nilai intensitas. Jika I adalah matriks dua dimensi, I (x,y) adalah nilai intensitas yang sesuai pada posisi baris x dan kolom y pada matriks tersebut. Titik - titik dimana
image disampling disebut sebagai picture elements atau sering dikenal sebagai pixel. Karakteristik video digital ditentukan oleh resolusi ( resolution ) atau
dimensi frame ( frame dimension ), kedalaman pixel ( pixel depth ), dan laju
frame ( frame rate ). Karakteristik – karakteristik ini yang akan menentukan
kualitas video dan jumlah bit yang dibutuhkan untuk menyimpan atau mentransmisikannya
(21)
2.3 Resolusi
Resolusi ( resolution ) atau dimensi frame ( frame dimension ) adalah ukuran sebuah frame pada video digital. Resolusi dinyatakan dalam pixel x pixel. Semakin tinggi resolusi, semakin baik kualitas video tersebut, dalam arti bahwa dalam ukuran fisik yang sama, video dengan resolusi tinggi akan lebih detil. Namun, resolusi yang tinggi akan mengakibatkan jumlah bit yang diperlukan untuk menyimpan atau mentransmisikannya meningkat.
2.4 Dekomposisi Pada Video
Untuk proses Dekomposisi frame digunakan untuk proses Kompresii pada video. Hal ini digunakan untuk memprosedur Dekomposisi level tunggal terdiri dari video satu dimensi yang di-filter pada arah mendatar kemudian diikuti oleh video satu dimensi yang di-filter pada arah tegak yang diutilisasi dengan menggunakan filter tapis rendah dan filter tapis tinggi.
(22)
Video Kompresi biasanya beroperasi pada kelompok-kelompok berbentuk persegi-pixel, sering disebut macroblocks. Kelompok-kelompok pixel atau blok pixel dibandingkan dari satu frame ke depan dan codec Kompresi video (encode / decode skema) hanya mengirim perbedaan dalam blok-blok. Bingkai masih teks, misalnya, dapat diulang dengan sangat sedikit data yang dikirimkan. Di daerah video dengan gerakan, lebih banyak piksel perubahan dari satu frame ke yang berikutnya. Bila beberapa piksel berubah, skema Kompresi video harus mengirim lebih banyak data untuk bersaing dengan jumlah yang lebih besar dari piksel yang berubah. Jika konten video termasuk sebuah ledakan, api, kawanan ribuan burung, atau gambar lainnya dengan sangat detail frekuensi tinggi, kualitas akan menurun, atau variabel bitrate harus ditingkatkan untuk memberikan informasi ini ditambah dengan sama tingkat detail. Penghilangan redundancy temporal (temporal / interframe Kompresiion) dilakukan dengan mengirimkan dan mengenkode frame yang berubah saja sedangkan data yang sama masih disimpan.
Kompresi video dapat dilakukan dengan memanfaatkan redundansi yang terdapat pada data video, baik redundansi spasial maupun temporal.
1) Redundansi spasial
Redundansi spasial adalah redundansi yang terdapat di dalam suatu frame. Hal ini disebabkan karena adanya korelasi antara sebuah piksel dengan piksel di sekitarnya. Redundansi ini dimanfaatkan untuk melakukan Kompresi intraframe.
(23)
2) Redundansi temporal
Redundansi temporal adalah redundansi yang terdapat di antara sebuah frame dengan frame sebelum atau sesudahnya. Hal ini disebabkan karena adanya makroblok-makroblok yang berkorelasi di antara frame-frame tersebut. Redundansi ini terjadi karena banyak bagian frame yang tidak berubah dibandingkan dengan frame sebelum dan sesudahnya. Redundansi ini dimanfaatkan untuk melakukan kompresi interframe.
2.5 Rekontruksi Pada Video
Resolusi seringkali digunakan sebagai istilah untuk jumlah pixel pada citra digital. Akan tetapi ada hal yang perlu diperhatikan pada definisi resolusi sebagai jumlah pixel, pada kenyataannya ada resolusi yang sesungguhnya dan ada pula hasil interpolasi. Resolusi yang dimaksud dalam paper ini ialah resolusi yang berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan setiap detail dalam citra. Rekonstruksi super-resolusi digunakan untuk menghasilkan citra dengan resolusi tinggi dari beberapa citra resolusi rendah dari adegan yang sama. Teknik super-resolusi merupakan upaya restorasi, dimana pengertian rekonstruksi dalam citra digital mengacu pada proses untuk pemulihan citra kontinyu dari samplesamplenya. Tujuannya ialah melakukan rekonstruksi citra dari citra observasi yang terdegradasi. Rekontruksi citra super-resolusi akan mencoba menghasilkan citra resolusi tinggi dari beberapa citra resolusi rendah yang diobservasi. Dasar dari rekonstruksi super-resolusi ialah menggabungkan beberapa bagian pixel untuk menghasilkan dengan resolusi yang lebih tinggi dari citra awal. Teknik Super-resolusi tidak hanya memanfaatkan rekonstruksi tetapi
(24)
juga restorasi. Pada rekonstruksi, citra didapatkan dari sample-samplenya. Sedangkan pada restorasi, diasumsikan bahwa citra telah mengalami beberapa degradasi sebelum diambil sebagai sample. Oleh karena itu, untuk proses restorasi harus memiliki model degradasi lalu membalikan efek degradasi pada citra sample.
2.6 Kuantisasi Pada Video
Proses kuantisasi merupakan proses untuk mengurangi jumlah bit yang diperlukan untuk menyimpan suatu nilai dengan memperkecilnya. Proses ini diterapkan pada keluaran kuantisasi. Kuantisasi dilakukan dengan membagi keluaran proses kuantisasi dengan suatu nilai yang ditetapkan dalam matriks kuantisasi.
Hasil proses dekuantisasi cenderung mengalami distorsi dibandingkan nilai aslinya. Hal ini dikarenakan pada proses kuantisasi inilah terjadi error paling besar, yang disebabkan proses pembulatan
Mata manusia lebih peka terhadap distorsi intersitas atau warna yang variasi perbedaannya kecil (daerah frekuensi rendah pada kawasan frekuensi) dari pada yang variasi perbedaannya besar. Sehingga untuk mendapatkan jumlah bit lebih kecil pada frame, pada daerah frekuensi tinggi dapat dihilangkan. Dengan melakukan kuantisasi pada koefisien frame makin banyak koefisien frekuensi tinggi berharga nol. Kuantisasi ini bersifat lossy karena ada piksel–piksel yang tidak dapat dikembalikan ke harga semula.
(25)
2.7 Radiologi
Radiology adalah ilmu kedokteran untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Radiology merupakan cabang atau spesialisasi kedokteran yang memanfaatkan teknologi pencitraan. Pada awalnya frekuensi yang dipakai berbentuk sinar - x (x - ray) namun kemajuan teknologi modern memakai pemindaian (scanning) gelombang sangat tinggi (ultrasonic) seperti ultrasonography (USG) dan CT Scan Multi Slice.
Pengelolaan data pasien radiologi merupakan kegiatan operasional yang dimulai dari pengumpulan data pengelolaan data, analisis data sampai dengan penyajian data, yang memerlukan kecepatan dan ketepatan dalam menghasilkan informasi sehingga memerlukan dukungan sistem infoemasi untuk mempercepat pelayanan radiolog.
Pelayanan radiologi pada dasarnya adanya pelayanan konsultatif dalam suatu rumah sakit. Pekerjaan yang dilakukan seorang dokter spesialis radiologi adalah dengan melihat gambar, mirip seperti yang dilakukan seorang dokter spesialis patologi. Bedanya, analisis gambar radiologis ini seringkali merupakan langkah awal penanganan pasien, dan sering dianggap “abstrak” oleh dokter lain.
Hal ini mengandung konsekuensi bahwa seorang dokter spesialis radiologi haruslah cukup pandai, berwawasan luas, dan mempunyai naluri detektif yang tinggi dalam mendeteksi kelainan/penyakit. Adanya data mengenai keadaan klinis pasien akan membantu seorang spesialis radiologi dalam memverifikasi diagnosis radiologisnya atau dalam menyingkirkan diagnosis
(26)
banding, dan tidak tersedianya informasi klinis yang adekuat membuat pekerjaan radiologi menjadi rentan terhadap kesalahan diagnosis.
Oleh sebab itu komunikasi dengan sejawat dari bidang spesialistik lain merupakan hal yang esensial. Manajemen alur pemeriksaan, administrasi pelaporan dan distribusi gambar radiologis juga memegang peran penting dalam upaya diagnostik dan intervensi yang efektif.
(27)
Gambar 2.5. Potongan gambar dari video Biomedik tulang kaki Tampak Samping
(28)
Gambar 2.7. Potongan gambar dari video Biomedik gejala Sinus pada manusia
2.8 File AVI
AVI (Audio Video Interlaced) Format AVI (Audio Video Interlaced) merupakan salah satu format video tertua dan terpopuler dalam sejarah video di PC. Format ini diciptakan oleh Microsoft dan populer bersamaan dengan Windows 3.1. Versi awal dari format AVI ini hanya mendukung resolusi 160x120 dan kecepatan playback 15 fps. Angka ini sangat minim dibandingkan dengan kualitas video yang ada pada saat ini. Format ini juga sangat populer dan menjadi dasar dari berbagai algoritma Kompresi video. Masih banyak format
Kompresi yang menggunakan file AVI sebagai output-nya. Dukungan terhadap
(29)
merupakan file hasil rendering file audio dan video dengan standard resolusi PAL dan NTSC dengan ukuran video lebih besar dan memiliki track chanel / layer yang lebih kompleks, dan biasanya dijadikan source untuk pembuatan dvd dengan berbasis DOLBY digital ( dengan chanel audio dan video multi layer ).
2.9 Sistem Flowchart
System flowchart merupakan alat bantu yang banyak digunakan untuk menggambarkan system secara fisik dengan symbol-simbol bagian alir yang menunjukkan secara tepat arti fisik seperti symbol : terminal, hard disk, laporan dan lain-lainnya.
2.10 Pengertian Unified Modelling Language (UML)
Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem [I].
Dengan menggunakan UML dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasa-bahasa berorientasi objek seperti C++, Java, C# atau VB.NET. Walaupun
(30)
demikian, UML tetap dapat digunakan untuk modeling aplikasi prosedural dalam VB atau C.
Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML mendefinisikan notasi dan
syntax/semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk
menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebelumnya: Grady Booch OOD (Object-Oriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering).
2.10.1 Konsepsi Dasar UML
Dari berbagai penjelasan secara panjang lebar yang tertulis secara mendetail di dokumen dan buku-buku UML. Untuk mempermudah dalam memahami teori UML sebenarnya konsepsi dasar UML bisa dirangkumkan secara garis besar dalam tabel dibawah.
(31)
Abstraksi konsep dasar UML yang terdiri dari structural classification, dynamic
behavior, dan model management, bisa dipahami dengan mudah apabila melihat
gambar diatas dari Diagrams. Main concepts bisa dipandang sebagai term yang akan muncul pada saat membuat diagram. Dan view adalah kategori dari diagaram tersebut.
Untuk menguasai UML, sebenarnya cukup dua hal yang harus diperhatikan: Menguasai pembuatan diagram UML
Menguasai langkah-langkah dalam analisa dan pengembangan dengan UML Seperti juga tercantum pada tabel diatas UML mendefinisikan diagram-diagram sebagai berikut:
a. use case diagram b. class diagram c. statechart diagram d. activity diagram e. sequence diagram f. collaboration diagram g. component diagram h. deployment diagram
2.10.2 Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor
(32)
dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya.
Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use
case diagram dapat sangat membantu bila sedang menyusun requirement sebuah
sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem. Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di-include akan dipanggil setiap kali use
case yang meng-include dieksekusi secara normal. Sebuah use case dapat di-include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat
dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common. Sebuah use
case juga dapat meng-extend use case lain dengan behaviour-nya sendiri.
Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain.
(33)
2.10.3 Class Diagram
Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan
sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi).
Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan
objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.
Class memiliki tiga area pokok :
Nama (dan stereotype) Atribut
Metoda
Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut :
Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan
Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak
yang mewarisinya
Public, dapat dipanggil oleh siapa saja
(34)
Class dapat merupakan implementasi dari sebuah interface, yaitu class abstrak
yang hanya memiliki metoda. Interface tidak dapat langsung diinstansiasikan, tetapi harus diimplementasikan dahulu menjadi sebuah class. Dengan demikian
interface mendukung resolusi metoda pada saat run-time.
Sesuai dengan perkembangan class model, class dapat dikelompokkan menjadi
package. Juga dapat membuat diagram yang terdiri atas package
Hubungan Antar Class
Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Umumnya menggambarkan
class yang memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus
mengetahui eksistensi class lain. Panah navigability menunjukkan arah
query antar class.
Agregasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian (“terdiri atas..”).
Gambar 2.10 Run-time Dalam Class
(35)
Pewarisan, yaitu hubungan hirarkis antar class. Class dapat diturunkan dari class lain dan mewarisi semua atribut dan metoda class asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga ia disebut anak dari class yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi.
Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di-passing dari satu class kepada class lain. Hubungan dinamis dapat digambarkan dengan menggunakan sequence diagram yang akan dijelaskan kemudian.
Gambar 2.12.Contoh Class Diagram
2.10.4 Statechart Diagram
Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari
satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Pada umumnya statechart diagram menggambarkan class tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram).
(36)
Dalam UML, state digambarkan berbentuk segiempat dengan sudut membulat dan memiliki nama sesuai kondisinya saat itu. Transisi antar state umumnya memiliki kondisi guard yang merupakan syarat terjadinya transisi yang bersangkutan, dituliskan dalam kurung siku. Action yang dilakukan sebagai akibat dari event tertentu dituliskan dengan diawali garis miring.
Titik awal dan akhir digambarkan berbentuk lingkaran berwarna penuh dan berwarna setengah.
Contoh statechart diagram :
Gambar 2.13 Contoh Statechart Diagram
2.10.5 Activity Diagram
Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem
yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
(37)
state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak
menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum.
Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas. Sama seperti state, standar UML menggunakan segiempat dengan sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behaviour pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan proses-proses paralel (fork dan join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertikal.
Activity diagram dapat dibagi menjadi beberapa object swimlane untuk
menggambarkan objek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu.
Contoh activity diagram tanpa swimlane:
(38)
2.10.6 Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di
sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).
Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau
rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan. Masing-masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal. Message digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek lainnya. Pada fase desain berikutnya, message akan dipetakan menjadi operasi/metoda dari class. Activation bar menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses, biasanya diawali dengan diterimanya sebuah message. Untuk objek-objek yang memiliki sifat khusus, standar UML mendefinisikan icon khusus untuk objek boundary, controller dan persistent entity.
(39)
2.10.7 Collaboration Diagram
Collaboration diagram juga menggambarkan interaksi antar objek seperti sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masing-masing objek dan
bukan pada waktu penyampaian message. Setiap message memiliki sequence
number, di mana message dari level tertinggi memiliki nomor 1. Messages
dari level yang sama memiliki prefiks yang sama.
Gambar 2.16 Contoh Collaboration Diagram
2.11 Konsep Pemprograman Visual Basic.Net
Visual Basic .NET (atau VB.NET) merupakan salah satu bahasa pemrograman yang bisa digunakan untuk membangun aplikasi-aplikasi.NET di platform Microsoft .NET. Tidak seperti generasi sebelumnya—Visual Basic versi 6.0 ke bawah—yang lebih difokuskan untuk pengembangan aplikasi desktop, Visual Basic .NET memungkinkan para pengembang membangun bermacam aplikasi, baik desktop maupun aplikasi web. Seiring dengan perkembangan aplikasi perangkat lunak yang semakin kompleks, saat ini Visual Basic .NET memasuki versi kelima (VisualBasic 2008). Meskipun demikian—karena beberapa alasan—dalam praktikum ini
(40)
menggunakan Visual Basic .NET 2005 (atau VB.NET 2005 atau VB 2005 atau VB.NET 8)
Visual Basic.NET adalah salah satu bahasa pemrograman Komputer Tingkat Tinggi. Bahasa Pemrograman Adalah Perintah-perintah yang dimengerti oleh computer untuk melakukan tugas-tugas tertentu Bahasa pemrograman VB.NET dikembangkan oleh Microsoft,Merupakan Salah Satu bahasa Pemrograman Yang Object Oriented Program(OOP) atau Pemrograman yang berorientasi Pada Object. Kata “Visual” menunjukkan cara yang digunakan untuk membuat Graphical User Interface (GUI). Dengan Cara ini, kita tidak perlu lagi menuliskan instruksi pemrograman dalam kode-kode baris hanya untuk membuat sebuah Desaign Form/Aplikasi. Tetapi dengan sangat mudah yakni kita cukup melakukan Drag and drop object-object yang akan kita gunakan. VB.Net dapat kita jadikan alat Bantu untuk membuat berbagai macam program computer. Aplikasi VB.NET hanya dapat dijalankan pada system Operasi Windows Perintah Dasar Visual Basic.Net
2.11.1 Dasar Pemprograman Visual Basic.Net 2005
Berikut ini sedikit tentang tutorial yang akan menjelaskan bagaimana langkah-langkah cara pembuatan form aplikasi di VB.net 2005
(41)
Gambar 2.17. Start Up Page
2.11.2 Membuat Project baru
Project adalah Kumpulan dari Beberapa File (Form,Report,File,Module,dll) yang didalamnya mempunyai Aturan-aturan yang berlaku terhadap project tersebut.
Untuk Membuat Project baru dapat dilakukan dengan cara :
• Pilih Menu File New Project Pada Menu Bar
• Klik Icon ( ) Yang terdapat tepat di bawah Menu File pada Menu Bar • Dengan menggunakan Kombinasi Tombol Yakni Tombol Ctrl + Shift + N Pada saat bersamaan.
(42)
Gambar 2.18 Membuat Project baru Melalui Menu bar
Gambar 2.19 Membuat Project baru Melalui Toolbar
(43)
Untuk Membuat Project yang tipenya adalah Windows Application maka Kita Pilih Windows Application. Lalu Tentukan Nama Solution (Dituliskan Di Kotak Name ) , Lokasi Penyimpanan(Dituliskan di Location apabila Kita tidak Hafal Struktur Drivenya maka Sebaiknya Klik Browse lalu tentukan Dimana Letak Penyimpanan Project) . Setelah Itu Tekan Tombol OK. Maka Secara Otomatis Tercipta Folder dan beberapa file pendukung dalam pembuatan Aplikasi di Alamat Penyimpanan Yang telah diinputkan tadi .
Gambar 2.21 Folder Tempat Penyimpanan Solution
Setelah itu kita akan Melihat sebuah lembar kerja(Tempat membuat Aplikasi) Seperti gambar dibawah ini:
(44)
Menu Bar
Berisi Menu-menu yang masing-masing menu memiliki fungsi tersendiri.
ToolBar
Tombol-tombol Icon Yang berfungsi mewakili suatu perintah yang berada pada Menu bar.
ToolBox
Jendela yang mengandung semua Object atau control yang dapat di tempelkan dan dibutukan
untuk membentuk suatu program.
Project(Solution) Explorer
Jendela yang mengandung semua File yang ada didalam aplikasi yang akan kita buat : Contoh
Form,Module,Class,Report, dll.
Design View
Daerah kerja utama Untuk Mendesign program-program Aplikasi
Code View
Tempat Mengetikkan baris program yang menjadi istruksi-instruksi.
(45)
Jendela yang mengandung semua informasi/Sifat dari Object yang terdapat pada aplikasi yang dibuat dan terseleksi.
2.11.3 Menjalankan(Mendebug) Aplikasi
Aplikasi yang kita buat dapat dijalankan dengan beberapa cara, Sebagai Berikut :
Pilih Menu Debug Start Debuging Pada Menu Bar Atau
Anda Bisa Menekan tombol F5 pada Keyboard Anda Atau
Menekan Tombol [ ] Pada ToolBar
Gambar 2.23. Menjalankan (Mendebug) Aplikasi Melalui Menu Bar
2.11.4 Menghentikan Debug Aplikasi
Untuk Menghentikan Mendebug Aplikasi dapat dilakukan dengan cara
(46)
Dapat Menekan Kombinasi Tombol (Shift + F5) Atau
Meneken Tombol [ ] pada ToolBar
Gambar 2.24. Stop Debuging Melalui Menu bar
2.11.5 Membuka Project yang sudah Ada
Untuk Membuka Projek yang sudah Ada Dapat dilakukan dengan cara
Mendouble Klik / ( Klik Kanan Open) File yang ada. Atau
Pilih Menu Open Project/Solution (Gambar 1.8) atau
Klik Tombol(icon) ( ) pada ToolBox atau
(47)
Gambar 2.25 Membuka Project Yang sudah Ada Melalu Menu Bar
2.11.6 Menambahkan (Menyisipkan) File
Menambahkan File(Form,Modul dll) Caranya Adalah
Klik Icon ( ) Pada ToolBar Atau
Klik Kanan Pada Solution Explorer Lalu Pilih Add Atau
(48)
Gambar 2.27. Add New Item Melalu Solution Explorer.
Klik Add New Item untuk menambahkan(menyisipkan) File yang Baru akan kita buat.
Lalu Akan Muncul Pilihan, pilihlah Apa yang akan kita tambahkan. Diakhiri dengan menekan tombol Add.
(49)
Klik Add Existing Item untuk menambahkan(Menyisipkan) File yang Sudah Dibuat dengan cara
memilih File yang ingin di tambahkan kedalam Aplikasi. Diakhiri dengan Menekan Tombol Add.
Gambar 2.29 Add Existing Item
Sebelum Menambahkan / Menyisipkan File Area Kerja (Solution Explorer) Tampak Seperti gambar
dibwah ini: ( Masih Terdapat 1 (Satu) Buah Form )
(50)
Setelah Berhasil Menambahkan /Menyisipkan File Maka Area Kerja Akan Tampak Seperti Gambar
Dibawah Ini: (Tampak Sudah Bertambah Form)
Gambar 2.31. Solution Explorer Setelah Penambahan File
2.11.7 Keluar dari Area kerja (VB.Net)
Untuk Keluar dari Area Kerja VB.Net dapat dilakukan dengan
Memilih Menu File Exit
(51)
2.12 Object (control) Didalam Visual Basic.NET
2.12.1 Form
Digunakan untuk membuat antar muka pada suatu aplikasi
Gambar 2.33. Contoh Form
2.12.2 Label
Control (Object) yang digunakan untuk menampilkan Teks yang tidak dapat diperbaiki oleh User
(52)
2.12.3 TextBox
Control Yang mengandung String yang dapat diperbaiki oleh pemakai, dapat berupa satu baris tunggal, atau banyak baris.
Gambar 2.35. TextBox
2.12.4 Command Button
Control yang digunakan untuk memabangkitkan, menjalankan / Menjadi TrigerEvent Proses tertentu ketika pemakai melakukan klik padanya.
(53)
2.12.5 ComboBox
Control yang idealnya didalamnya mengandung beberapa item, dan user dapat pemilih isi dari item tersebut , Combobox Merupakan kombinasi dari TextBox dan suatu ListBox. Dimana Pemasukkan data dapat dilakukan dengan pengetikan maupun pemilihan (Idealnya adalah Pemilihan) Hanya satu yang dapat dipilih.
Gambar 2.37. Combo Box
2.12.6 ListBox
Control yang didalamnya mengandung sjumla item, dan user dapat memilih lebih dari satu item yang terdapat didalamnya.
(54)
2.12.7 RadioButton
Control Yang digunakan untuk memilih satu dari berbagai pilihan (Hanya dapat memilih 1 buah Radio Button yang ada didalam Group Box).
Gambar 2.39. RadioButton
2.10.8 CheckBox
(55)
2.12.9 Timer
Digunakan untuk proses background yang diaktifkan berdasarkan interval waktu tertentu. Merupakan Control Non Visual.
Gambar 2.41. Timer
2.13. Kelebihan Visual Basic.Net
Visual Basic.Net merupakan pilihan dari sebagian kalangan programmer untuk membuat aplikasi. Hal ini disebabkan kelebihan yang ada pada VB.net berikut ini sebagian kecil dari banyak kelebihan Visual Basic.Net :
1. Visual Basic.Net mengalami semua masalah yang sulit disekitar pengembangan aplikasi berbasis windows.
2. Visual Basic.Net mempunyai fasilitas penanganan bug yang hebat dan real time background compiler.
3. Windows form designer memungkinkan developer memperoleh aplikasi desktop dalam waktu singkat.
(56)
4. Visual Basic.Net menyediakan bagi developer pemprograman data akses
ActiceX Data Object(ADO).
5. VISUAL BASIC.NET menghasilkan VISUAL BASIC UNTUK WEB menggunakan form web yang baru, dapat dengan mudah membangun thin-client aplikasi berbasiskan web yang secara cerdas dapat berjalan di browser dan platform manapun.
(57)
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat lunak yang akan dibuat. Perancangan perangkat lunak yang akan dijelaskan mengenai analisa kebutuhan yang akan menghasilkan fitur-fitur yang akan dibutuhkan untuk membentuk perangkat lunak yang baru.
Seperti yang dijelaskan pada latar belakang dari penulisan tugas akhir ini, adanya keinginan untuk melakukan kompresi pada suatu video data Biomedik yang berformat AVI (.avi). Dalam kasus ini berarti adanya kebutuhan user untuk mendapatkan pemeecahan dari tiap frame suatu data video Biomedik. Dibagian ini user melakukan input video yang mana nantinya akan dilakukan kompresi. Setelah melakukan input sebuah file video, user menentukkan pada bagian mana file video tersebut akan disimpan.
Dalam perangkat lunak ini harus bisa menampilkan isi video secara keseluruhan. Pada perangkat lunak ini akan ditampilkan durasi dari video dan frame yang ada di video tersebut. Dari preview tersebut, user bisa melihat pemotongan perframe dari suatu video yang akan dikompresi.
File video berformat avi juga digunakan sebagai salah satu standar untuk dunia editing movie. Mengingat mereka harus membutuhkan kualitas yang tidak begitu menurun dari kualitas awal. Sehingga dengan file output berformat avi
(58)
yang merupakan salah satu standar dalam dunia editing video diterima oleh perangkat lunak yang lain untuk proses lebih lanjut, sesuai dengan kebutuhan user yaitu mengembalikan hasil output video berformat AVI kembali menjadi berformat AVI. Berikut ini adalah diagram alur rancangan perangkat lunak secara global.
Pertama user memanggil file video data Biomedik yang akan dikompresi dalam format berbentuk .avi. Selanjutnya jika file video data Biomedik tersebut ingin diputar, maka user tinggal mengklik tombol “Dimainkan”. Setelah itu user jika user ingin mengkompresi file video data Biomedik tersebut, user cukup mengklik button yang berlambangkan convert . User tentunya harus menunggu proses dari kompresi video data Biomedik tersebut. Jika telah selesai maka file yang telah dikompresi (convert) dapat disimpan dengan cara memilih lokasi (directory) penyimpanannya. Jika user ingin mengetahui tentang hal detail seperti timer, ukuran, jumlah frame, format, serta resolusi dari hasil video data Biomedik yang telah dikompresi telah disediakan button “Informasi”.
3.2 Penerapan Dekomposisi dan Rekontruksi dalam Kompresi Video
Kompresi dalam citra berhubungan dengan Dekomposisi terhadap citra tersebut. Citra yang merupakan sinyal bergerak ini di Dekomposisi sama seperti cara di Dekomposisi sinyal yang telah dipaparkan pada bagiansebelumnya.
(59)
Hijau,dan Biru). Puncak dan lembah citra dipusatkan ke titik nol, selanjutnya transformasi sinyal menyimpan jarak dari titik nol menuju titik sepanjang gelombang, jarak ini disebut dengan koefisien. Koefisien yang berdekatan kemudian dirata-rata untuk mendapatkan gelombang yang lebih sederhana dan menghasilkan citra dengan resolusi atau tingkat kedetilan setengah dari semula. Koefisien yang telah dirata–rata kemudian dibagi lagi seterusnya hingga mendapatkan gelombang yang sangat sederhana. Proses ini merupakan Dekomposisi pada citra. Dekomposisi dapat menghasilkan versi resolusi citra yang sangat sederhana, oleh karena itu diperlukan perkiraan bentuk umum serta warna (informasi) dari ci tra untuk dapat merekonstruksi sebuah citra.
Dekomposisi dapat mengidentifikasi variasi yang signifikan dalam sebuah citra.Variasi ini berhubungan dengan tempat di mana proses penyederhanaan terjadi. Pada saat Dekomposisi citra menggunakan koefi sien yang dirata-rata, selisih dari koefisien tersebut dicatat.Semakin kecil selisih dari koefisien maka variasi di dalam citra tersebut sedikit, dan ini merupakan kandidat yang bagus untuk proses penyederhanaan. Semakin besar selisih koefisien maka ini menandakan detil dari citra tersebut sangat signifikan dan perlu untuk dipertahankan, biasanya yang memilki detil ini adalah garis atau tepi dari citra.
Contoh dari proses dekomposisi dan rekonstruksi citra adalah, misalkan ada sebuah citra satu dimensi yang memiliki empat nilai saja (empat piksel dalam sebuah baris, memiliki tingkat abu - abu yang berbeda), yaitu
(60)
1 3 6 8
Gambar 3.1 Pewarnaan RGB pada Dekomposisi dan Rekontruksi sebelum kompresi
Selanjutnya diambil rata -rata dari pasangan pertama dan kedua hingga menghasilkan tingkat abu-abu sbb
2 7
Gambar 3.2. Pewarnaan RGB setelah di kompresi
Setelah citra telah disederhanakan, perlu untuk mencatat informasi dari citra ini yaitu berupa selisih dari koefisien rata -rata. Selisih ini perlu dicatat karena setelah citra disederhanakan maka resolusinya berkurang menjadi setengah dan ada informasi yang hilang. Padahal informasi ini dibutuhkan utnuk merekontruksi citra tersebut. Selisih dari koefisien rata-rata ini disebut dengan koefisien detil, dalam kasus ini koefisien detilnya adalah 1 dan -1. Dengan bukti sebagai berikut:
(61)
7 – 1 = 6 8+2 = 10 9-2=7 1-(-5)=6
3.2 Penerapan Kuantisasi Pada Kompresi Video
Tahapan Kompresi Frame:
a). Sampling: adalah proses pengkonversian data pixel dari RGB ke YUV/YIQ dan dilakukan down sampling. Biasanya sampling dilakukan per 8x8 blok, semakin banyak blok yang dipakai makin bagus kualitas sampling yang dihasilkan.
b). Quantization: proses membersihkan koefisien pixel image yang tidak penting untuk pembentukan image baru. Hal ini yang menyebabkan JPEG bersifat lossy.
3.4 Perancangan Sistem
Perancangan sistem membahas mengenai konsep dari sistem yang akan dibangun untuk memenuhi kebutuhan kepada pengguna sistem dan memberikan gambaran secara umum dan jelas kepada user tentang sistem yang baru. Desain sistem secara umum merupakan persiapan dari desain dan mengidentifikasi komponen-komponen sistem yang akan didesain untuk Kompresiivideo Biomedik.
(62)
3.5 Flowchart
Flowchart disini menjelaskan tentang alur kerja dari Dekomposisi, recontructy, dan Kuantisasi serta alur system perangkat lunak yang dirancang, yang akan dijelaskan dibawah ini :
(63)
3.6 Unified Modelling Language ( UML )
Gambar dibawah ini menjelaskan tentang dua actor yang digambarkan sebagai pengguna_aplikasi dan system. Dalam gambar diatas telah sangat jelas jika pengguna_aplikasi pertama-tama memilih file video yang akan di kompresi. Selanjutya pengguna_aplikasi menentukan pilihan alokasi tempat penyimpanan ile video Biomedik. Pengguna apliaksi juga dapat menekan button mainkan yang digunakan untuk memainkan file video. Menekan button informasi untuk melihat informasi apa detail apa saja yang terdapat didalamnya. Menekan file compess yang digunakan untuk mengkompresi file yang akan di kompresi dan pengguna_aplikasi juga dapat melihat hasil dari file video yang telah selesai di kompresi.
Sedangkan system bertugas untuk menemukan file yang dicari oleh pengguna dan menempatkan file yang telah dipilih pengguna pada system. System juga bertugas untuk menampilkan informasi yang ada dalam video tersebut dan menampilkan hasil dari file yang telah dikompresi.
(64)
dari pilihan file movie awal
dari pilihan hasil lokasi
dari click mainkan oleh pengguna
dari click informasi file oleh pengguna
compress frame menggunakan decomposisi, recontructy, d...
simpan hasil file di lokasi simpan
mainkan file dengan media player
menampilkan informasi tentang file
mainkan hasil file buka file folder hasil compress
berada
system click file movie awal
click lokasi file penyimpanan
click mainkan file awal
click informasi file
click mainkan file hasil click buka file pengguna_aplikas
i
dari click buka file oleh pengguna
dari click mainkan file hasil oleh pengguna
Gambar 3.6 UML system
Gambar 3.6 menjelaskan tentang UML system dari proses pengkompresian video data biomedik.
click menu buka file movie
memilih file .avi yang berada pada lokasi folder
menampilkan folder lokasi untuk membuka file
menyimpan file sebagai lokasi file yang akan dilakukan compress video
sistem pengguna
(65)
UML diatas menjelaskan tentang pengguna yang menklik button mrnu buka file movie lalu sitem yang menampilkan folder lokasi untuk membuka file. Lalu pengguna memilih file. Avi mana yang berada pada lokasi folder tersebut, lalu system akan menyimpan fole sebagai lokasi file yang akan digunakan untuk kompresi video.
mengclick menu target lokasi penyimpanan hasil compress
memilih lokasi file simpan hasil compress
apakah sudah memilih file awal?
menampilkan file folder untuk dipilih
menyimpan lokasi sebagai folder peyimpanan hasil compress
memberi nama file dengan nama Compress, format tanggal sekarang dan watu sekarang
ya
tidak sistem
pengguna
Gambar 3.8. UML Click lokasi file penyimpanan
Pada UML diatas dijelaskan click lokasi file penyimpanan untuk target penempatan penyimpanan hasil kompresi. Setalah itu system akan melakukan pengecekan dalam menampilkan folder yang dipilih. Setelah itu pengguna kana memilih lokasi penyimpanan file hasil kompresi, sedangkan system akan menyimpan lokasi sebagai folder penyimpanan hasil kompresi dengan memberi nama file tersersebut dengan nama kompresi, berformat tanggal dan waktu sekarang.
(66)
click informasi file awal
apakah sudah memilih file awal? menampilkan informasi file movie awal
berupa size frame, durasi, besar file system
pengguna
Gambar 3.9. UML Click informasi file activity
Pada gambar UML diatas menjelaskan tentang click button informasi pada file activity. Yang mana pengguna telah menentukkan file awal setelah itu system akan melakukan pengecekan apakah pengguna telah memilih file ( video ) . lalu system akan menampilkan informasi berupa size, frame, durasi, dan besarnya file.
click menu mainkan file hasil
apakah file sudah dicompress ?
apakah file compress masih berada pada lokasi target
mainkan file hasil compress pada lokasi target
ya
belum ya
belum s ys tem
pengguna
Gambar 3.10 Click mainkan file awal
(67)
melakukan pengecekan apakah file tersebut telah mengalami kompresi dan apakah file hasil Kompresi tersebut berada pada lokasi target . jika ya , maka system akan memainkan file video hasil kompresi pada lokasi target.
click menu compress file
apakah file awal sudah dipilih
file target simpan sudah dipilih ya
mengambil tiap frame dari movie dan disimpan pada array gambar awal
ya
ambil frame awal dan dilakukan resize dengan decomposisi sebesar 5 %
resize kembali firame awal dengan recontrucsy sebesar 2,5 %
frame selanjutnya dilakukan resize menggunakan tools Visual Basic .NET
proses pembentukan movie kembali dari frame yang didapat
tidak tidak
resize kembali firame awal dengan quantitaty sebesar 2,5 %
sistem pengguna
Gambar 3.11. Click Proses Kompresi Activity
Pada UML diatas menjelaskan click proses kompresi yang dilakukan oleh pengguna saat pengguna akan melakukan kompresi video. Setelah itu system akan melakukan pengecekan pada awal file awal yang dipilh hingga penempatan
(68)
file target yang akan disimpan. Lalu system akan mengambil tiap frame dari movie dan disimpan pada array gambar awal. Setelah itu system akan mengambil frame dan dilakukan rezise dengan decomposition sebesar 5 % kemudian merezise frame awal lagi dengan rekontruksi sebesar 2,5 % dan dilanjutkan dengan kuantisasi sebesar 2,5 %. Setelah itu frame selanjutnya akan mengalami rezise dengan menggunakan tools Visual Basic.Net. Hingga akhirnya system akan melakukan proses pembentukan movie kembali dari frame-frame yang telah mengalami kompresi dan rezise.
3.7 Spesifikasi Kebutuhan Sistem Software Pendukung
1. Bahasa Pemrograman Microsoft Visual Basic.Net 2. File video data Biomedik format : .avi
Hardware Pendukung
1. Laptop dengan system operasi windows. 3. Intel core duo processor
4. 2gb ddr3 memory dan Hardisk 320gb
3.8 Perancangan Antarmuka Sistem kompresi Video Data Biomedik
Perancangan antarmuka merupakan perancangan halaman aplikasi yang akan berinteraksi langsung dengan pengguna, ada beberapa rancangan antarmuka
(69)
1. Berikut rancangan halaman utama
Gambar 3.12 Form Halaman utama
Keterangan:
Form ini adalah form halaman utama dari tampilan kompresi video data Biomedik yang nantinya digunakan untuk memanggil file, memainkan file yang yang belum di kompresi ataupun file video data yang sudah di kompresi data video Biomedik yang ingin di kompresi. Serta dapat menyimpan hasil kompresi dari file video data Biomedik tersebut.
Di dalam satu form halaman utama diatas terdapat beberapa komponen-komponen button yang digambarkan seseuian dengan fungsi dan kegunaannya, diantaranya :
(70)
Tabel 3.1 Tabel Button pada Halaman Utama
Simbol Nama Keterangan
Button Kompresi Diguanakan untuk mengkompresi video
Button Open File Digunakan untuk membuka filefile yang telah di kompresi
Button Preview Digunakan untuk melihat hasil dari video yang telah di kompresi
Button search Digunakan untuk mencari file yang ingin dicari
Button Target Digunakan untuk menempatkan hasil file yang telah di Kompresi
Button Mainkan Digunakan untuk memainkan video Button Informasi Digunakan untuk melihat informasi seperti durasi, nama file, format, dll Button Tampilkan Proses Digunakan untuk menampilkan proses
yang dikerjakan saat mengkompresi video
Button Frame Awal Digunakan untuk melihat pemecahan dari frame-frame awal
Button Frame Proses Digunakan untuk melihat pemecahan dari frame-frame yang telah dikompresi Button Lanjutkan Digunakan untuk melanjutkan kegiatan
setelah kompresi
Button Batalkan Digunakan untuk membatalkan suatu proses kompresi
Button Sembunyikan Digunakan untuk menyembunyikan suatu proses kompresi
(71)
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implemntasi dari desain system. Implementasi merupakan hasil dari desain proses yang telah dibuat ke dalam bentuk program. Dalam implementasi juga disertai dengan beberapa contoh potongan program.
Pengimplementasian program dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual Basic.NET 2005. Komponen Desain yang di implementasikan meliputi beberapa proses. Proses dalam kompresi video ini meliputi penginputan fiel video data Biomedik, penggompresian video secara perframe, preview video yang belum bahkan telah dipotong, penulisan file output.
4.1 Implementasi
Dalam tahap ini dijelaskan mengenai implementasi serta langkah – langkah , alur dari proses pengkompresian video Biomedik. Perangkat lunak ( software ) yang dibangun dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman visual basic Net 2005 untuk kompresi file video data Biomedik. Dengan format video .avi (Audio Video Interlaced).
Komponen desain yang diimplementasiakan meliputi beberapa proses. Proses dalam Kompresi video Biomedik ini meliputi pengambilan frame dari movie, kompresi video menggunakan Decomposisi, Recontructy, dan Kuantisasi dan pembentukkan pecahan frame menjadi movie kembali.
(72)
4.2. Pengambilan Frame dari Movie
Pada proses ini dijelaskan bagaimana pengambilan frame-frame dari movie Biomedik. Frame-frame tersebut yang nantinya akan dilakukan proses pengKompresian. Pada proses pengambilan frame akan dilakukan secara otomatis oleh system. Tugas user hanya memilih file video Biomedik, sedangkan system yang akan mengoperasikannya. Untuk melakukan proses pengambilan frame-frame tersebut user cukup menginputkan file dengan menggunakan tombol browse. Proses yang terjadi dalam pengambilan frame sebuah video Biomedik akan dijelaskan sebagai berikut :
Program 4.2 Pengambilan frame dari movie.
For j = 1 To Val(Informasi.jumlah_frame.Text) Step +1
persen.Value = Val(j / jumlah.Text) * 20 ' On Error GoTo LANJUT
Me.Text = "Harap Tunggu, Proses Memuat Frame --> " &
j & " (" & persen.Value & " %)"
Form_Utama.persen.Value = persen.Value angka = Format(Val(j) /
Val(Informasi.jumlah_frame.Text), "###################.##########")
frame_awal(j) = New PictureBox
frame_awal(j).ClientSize = New Size(Int(lebar),
Int(tinggi))
frame_awal(j).SizeMode = PictureBoxSizeMode.StretchImage frame_awal(j).Image =
JockerSoft.Media.FrameGrabber.GetFrameFromVideo(Form_Utama.TextBo
x1.Text, CDbl(angka)) 'ambil frame ke n dari movie
PictureBox4.Image = frame_awal(j).Image
4.3 Kompresi menggunakan Dekomposis dan Rekontruksi
Dalam melakukan proses kompresi menggunakan dekomposisi, suatu frame hanya akan dilakukan pengecilan pada frame yang berada di dua ujung
(73)
kesatuan. Pengkompresisan menggunakan dekomposisi dapat dilihat dalam program 4.3 berikut ini.
Program 4.3. Kompresis menggunakan dekomposisi
For k = i To Int(nx * Int(lebar / (lebar * 0.05))) - 2 Step+1
If ny = 1 Then
pixely = 0
ElseIf ny > 1 Then
pixely = Int((ny - 1) * Int(tinggi / (tinggi * 0.05))) - (ny - 1)
End If
For l = j To Int(ny * Int(tinggi / (tinggi *
0.05))) - 2 Step +1
If l >= tinggi Or k >= lebar Then
GoTo lebih2
End If
Me.Text = "Kompresi Frame -> n=" & nx &
"," & ny & " Pixel:l=" & k & " x t=" & l '& " (Pixel:" & pixel & ")"
warna = temp_gambar.GetPixel(k - 1, l - 1)
temp_jadi.SetPixel(pixelx, pixely, Color.FromArgb(warna.R, warna.G, warna.B))
pixely = pixely + 1
4.4 Kompresi Menggunakan Kuantisasi
Dalam melakukan proses kompresi menggunakan kuantisasi, suatu frame hanya akan dilakukan pengabungan suatu pixel yang mempunyai koefisien, nilai, pixel yang sama pada frame yang berada di dua ujung pixel kanan dan dibawah. Kemudian kedua ujung tadi akan menjadi satu kesatuan sehingga menjadi frame baru. Pengkompresisan menggunakan kuantisasi dapat dilihat dalam program 4.4 berikut ini.
Program 4.3 Kompresis menggunakan kuantisasi
For k = i To Int(nx * Int(lebar / (lebar * 0.025))) - 2 Step +1
(74)
pixely = 0
ElseIf ny > 1 Then
pixely = Int((ny - 1) * Int(tinggi / (tinggi * 0.025))) - (ny - 1)
End If
For l = j To Int(ny * Int(tinggi / (tinggi *
0.025))) - 2 Step +1
If l >= tinggi Or k >= lebar Then
GoTo lebih
End If
Me.Text = "Kompresi Frame -> n=" & nx &
"," & ny & " Pixel:l=" & k & " x t=" & l '& " (Pixel:" & pixel & ")"
warna = temp_gambar.GetPixel(k - 1, l - 1)
temp_jadi.SetPixel(pixelx, pixely, Color.FromArgb(warna.R, warna.G, warna.B))
pixely = pixely + 1 lebih:
Next
pixelx = pixelx + 1
Next
''''memberi warna pixel dgn cara rata2 rawana RGB
If ny = 1 Then
pixely = 0
ElseIf ny > 1 Then
pixely = Int((ny - 1) * Int(tinggi / (tinggi * 0.025))) - (ny - 1)
End If
' dari atas ke bawah
For l = Int((ny - 1) * (tinggi / (tinggi *
0.025))) + 1 To Int(ny * Int(tinggi / (tinggi * 0.025))) - 2 Step
+1
r = 0 g = 0 b = 0
For k = Int(nx * Int(lebar / (lebar *
0.025))) - 1 To Int(nx * Int(lebar / (lebar * 0.025))) Step +1
If k <= Val(lebar) And l <= Val(tinggi)
Then
warna = temp_gambar.GetPixel(k - 1, l - 1)
r = r + Val(warna.R) g = g + Val(warna.G) b = b + Val(warna.B)
End If
4.5 Pembentukkan frame menjadi movie kembali.
Pada proses terakhir yang dilakukan oleh system adalah melakukan proses pembentukan frame menjadi movie kembali. Proses ini akan dilakukan jika
(75)
menjadi satu kembali dengan formatan .avi seperti semula. Pembentukan frame menjadi movie kembali dapat dilihat dari program 4.5 berikut ini.
Program 4.5 Pembentukan frame menjadi movie
''''pembentukan kembali image ke file movie(AVI)
Shell("ffmpeg -y -i " & Form_Utama.TextBox1.Text & " -s " & Int(lebar * 0.975) & "×" & Int(tinggi * 0.975) & " C:\22.mpeg") Shell("ffmpeg -y -i C:\22.mpeg " &
Form_Utama.TextBox2.Text) baru2:
If My.Computer.FileSystem.FileExists("C:\22.flv") Then
Else
GoTo baru2
End If
lum_sel2:
If
My.Computer.FileSystem.FileExists(Form_Utama.TextBox2.Text) Then
My.Computer.FileSystem.DeleteFile("C:\22.flv")
Else
GoTo lum_sel2
End If
Me.Text = " Proses Pembentukan Movie Kembali"
Form_Utama.suara_sukses() keluar()
4.6 Kebutuhan sistem
Aplikasi kompresi File Video data Biomedik ini memerlukan perangkat
lunak (software) dan perangkat keras (hardware), agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun perangkat lunak yang digunakan yaitu : a. Sistem operasi Windows 98/Me/2000/XP
b. Aplikasi bahasa pemrograman adalah Visual Basic Net 2005 c. Flowchart untuk alur sistem Kompresi video
(76)
Perangkat keras yang digunakan yaitu : a. Prosessor Intel Core 2 Duo.
b. Memory 2 GB dan Harddisk 320 Gb
4.7 Instalasi Program dan Pengaturan Sistem
Pengembangan Aplikasi Sistem Kelayakan Kredit Dengan Scoring System ini membutuhkan perangkat lunak yang sudah terinstalasi, adapun tahapan – tahapan instalasi dan pengaturan (setting) sistem yaitu :
1. Install sistem operasi Windows 98/Me/2000/XP 2. Install aplikasi program Visual Basic Net 2005
4.8 Implementasi Program
Untuk menjalankan Aplikasi Kompresi File Video Data Biomedik dibutuhkan beberapa form input dan output yang digunakan sebagai sarana untuk melakukan proses yaitu:
4.8.1 Form Halaman Utama
Form halaman utama dari system ini terbagi ke dalam tiga sub menu utama,yaitu master data, penilaian dan laporan. Setiap sub menu utama memiliki sejumlah menu yang spesifik. Untuk mengetahui hirarki menu yang terdapat pada system ini, dapat dilihat pada gambar 4.1.
(77)
Gambar 4.1. Form Halaman Utama
Pada gambar diatas menjelaskan form menu utama untuk sistem ini. Menu kompresi memiliki beberapa sub menu lagi yang mencakup button kompresi, button buka folder, button untuk memainkan hasil video, button informasi, button search folder untuk penempatan file yang akan disimpan.
(78)
Keterangan
Form ini adalah form halaman Informasi dari tampilan kompresi video yang digunakan untuk melihat informasi diantaranya : Nama File, Durasi, Jumlah Frame, Format, Besar File, Resoulsi dari video data Biomedik.
Gambar 4.3. Form Media Player
Keterangan
Form ini adalah form halaman Media Player yang digunakan untuk menjalankan serta mereview video data Biomedik yang belum di kompresi atau sesudah di kompresi
(79)
Gambar 4.4. Form Proses kompresi i Video
Keterangan
Form ini adalah form halaman Proses kompresi Video yang digunakan untuk mengkompresi video serta mereview video untuk melihat hasil pemecahan frame yang terjadi saat awal terjadinya proses kompresi serta melihat pemecahan yang terjadi saat berlangsungnya proses.
(80)
5.1 Uji coba Aplikasi
Pada bab ini akan dibahas mengenai uji coba terhadap aplikasi yang telah dibuat dan selanjutnya akan dibuat evaluasi dari hasil uji coba tersebut. Uji coba dilaksanakan untuk mengetahui apakah aplikasi dapat berjalan dengan baik sesuai perancangan yang dibuat. Evaluasi dilakukan untuk menentukan tingkat keberhasilan dari aplikasi yang dibuat.
5.2 Pelaksanaan Uji Coba
Pelaksanaan uji coba ini akan melakukan implementasi sistem yang telah dibuat. Uji coba yang dimaksud adalah melakukan percobaan terhadap fitur-fitur yang ada pada sistem diantaranya adalah:
5.2.1 Form Halaman Utama
Pada awal form ini terdapat beberapa button untuk menjalankan aplikasi yang berhubungan dengan sistem yang dapat mengoperasikan aplikasi ini dan sebagai shortcut aplikasi ini sendiri. Terlihat pada Gambar 5.1 dibaeah ini :
(81)
Gambar 5.1. Form Utama
Gambar 5.1 diatas menjelaskan tentang halaman utama dari aplikasi yang dibuat dengan menampilkan beberpa button seperti kompresi, Buka Folder, Mainkan Hasil, Mainkan serta Informasi , yang mana pada button tersebut telah memiliki fungsi-fungsi sesuai dengan kegunaanya.
Gambar 5.2. Peringatan
Gambar 5.2 diatas menunjukkan suatu peringatan kepada user, karena terlebih dahulu seharusnya user memilih file video Biomedik sebelum di kompresi, atau dimainkan.
(82)
Gambar 5.3. Membuka File yang dituju
Pada Gambar 5.3 diatas menjelaskan saat user membuka file folder video Biomedik yang dituju. Format File video Biomedik yang digunakan adalah dalam bentuk .avi. Dalam hal ini user memilih video Biomedik Dental.avi yang menjelaskan tentang kondisi gigi manusia.
(83)
Gambar 5.4 Tampilan saat User telah memilih File Video
Ganbar 5.5 Penempatan Hasil kompresi
Pada Gambar 5.4 dan Gambar 5.5 menjelaskan tampilan gambar setelah user telah menentukan file video yang dipih dan saat user telah menentukan
(84)
folder yang akan digunakan untuk menempatkan file hasil video yang telah selesai di kompresi.
Gambar 5.6. Tampilan User telah selesai menentukan file video dan penempatan file yang dituju
Pada Gambar 5.6 menjelaskan tampilan gambar setelah user telah selesai menentukan file video yang dipih dan saat user telah menentukan folder yang akan digunakan untuk menempatkan file hasil video yang telah selesai di kompresi di dalam suatu file target yang telah ditentukan.
(85)
Gambar 5.7. Tampialn saat User ingin memainkan video
Gambar 5.7 diatas menjelaskan tentang tampilan ketika user ingin memainkan file video Biomedik terlebih dahulu sebelum akhirnya file video Biomedik tersebut di kompresi. Gambar diatas menjelaskan potongan dari video Biomedik tentang susunan gigi pada manusia.
(86)
Gambar 5.8. Tampilan Informasi
Gambar 5.8 diatas menjelaskan suatu Informasi yang terdapat dalam file video Biomedik tersebut tentang File Name : Dental.avi, Durasi : 16.68 Detik, Jumlah Frame yang ada di dalam video tersebut sebanyak 417 frame, format yang digunakan dalam bentuk .avi, Besar file : 60,122,580 byte dan Resolusi file tersebut : 720 x 576. Dengan ini memudahkan user untuk mengetahui informasi yang ada.
(87)
Gambar 5.9 Tampilan ProsesMemuat Frame
` Gambar 5.9 diatas menjelaskan tentang bagaimna proses pengambilan frame-frame dari suatu video Biomedik dental ( gigi ). Pada gambar terlihat proses pengambilan frame sesuai urutan frame pertama hingga frame terakhir sesuai dengan jumlah frame yang ada di video yaitu sebanyak 965 frame.
(88)
Gambar 5.10 Tampilan pada saat proses Kompresi menggunakan Dekomposisi
Gambar 5.10 diatas menjelaskan suatu proses pengambilan frame pertama dan kedua menggunakan Dekomposisi dengan menunjukkan n sebagai banyaknya jumlah frame , dengan menunjukkan pixel : lebar dan tinggi dari frame tersebut.
(89)
Gambar 5.11 Tampilan pada saat proses Kompresi menggunakan Rekuntruksi
Gambar 5.11 diatas menjelaskan suatu proses pengambilan frame pertama dan kedua menggunakan Rekuntruksi dengan menunjukkan n sebagai banyaknya jumlah frame , dengan menunjukkan pixel : lebar dan tinggi dari frame tersebut
(90)
Gambar 5.12 Tampilan pada saat proses Kompresi menggunakan Kuantisasi
Gambar 5.12 diatas menjelaskan suatu proses pengambilan frame pertama dan kedua menggunakan kuantisasi dengan menunjukkan n sebagai banyaknya jumlah frame , dengan menunjukkan pixel : lebar dan tinggi dari frame tersebut.
(91)
Gambar 5.13 diatas menjelaskan tentang apakah user ingin melihat hasil Kompresi Frame sebelum dilakukan pembentukkan movie kembali.
Gambar 5.14 Hasil kompresi Video Biomedik Dental
Pada Gambar 5.14 diatas menjelaskan tentang hasil pengecilan gambar/ukuran dari suatu file video Biomedik setelah dilakukannya proses kompresi. Pada gambar diatas terlihat perubahan yang sangat jelas dari pergeseran ukuran gambar dari video tersebut. Pergeseran tersebut itulah yang terjadi ketika dilakuaknnya kompresi dengan Decomposisi, Rekuntruksi dan
(92)
Kuantisasi. Dan pada saat pembentukkan kembali ke movie, ukuran serta resolusi dari video tersevut juga mengalami pengecilan. Tapi telah dijelaskan di batasan masalah jika resolusi dari perubahan tersebut tidak menjadi masalah dan tidak dipertimbangkan.
Gambar 5.15 Tampilan Penempatan File hasil Kompresi yang disimpan
Pada Gambar 5.15 diatas menjelaskan saat user ingin menemukan hasil file yang telah di kompresi yang sudah ditempatkan oleh user diawal penyimpanan yaitu di folder desktop. File nama yang digunakan dalam file hasil video tersebut berformat .avi dengan menggunakan nama Kompresi_tanggal, bulan, tahun dan jam yang menjadi akhir dari berakhirnya proses kompresi
(93)
Gambar 5.16 Tampilan Hasil File Video Biomedik
Pada Gambar 5.16 diatas menjelaskan tampilan gambar saat user ingin memainkan hasil file video Biomedik yang telah di kompresi
(94)
Pada Gambar 5.17 diatas menjelaskan tampilan informasi yang ditampilkan dalam suatu informasi file video biomedci yang telah mengalami proses kompresi. Ukuran file video awal adalah 60,122,580 byte dengan resolusi awal video Biomedik ini adalah 720 x 576 dan setelah dilakukanya proses
Kompresi maka ukuran file berubah menjadi 800,338 byte dengan resolusinya
menjadi 650 x 519.
5.3 Hasil Uji Coba
Tabel 5.1 Hasil Uji Coba
No. Nama File Ukuran Awal Ukuran Akhir
Timer % kompresi
1 Tulang 127,741 MB 1,83 MB 17Menit 98,58 %
2 Dental 58,714 MB 782 KB 15 Menit 98,66 %
3 OrganTubuh 12 MB 300 KB 5 Menit 97,50 %
4 T.Belakang 7,75 MB 168 KB 5 Menit 97,83 %
5 Calix 20 MB 257 KB 7 Menit 98,71 %
6 Cenovix 124 MB 1,45 MB 10 Menit 98,83 %
7 Volume Otak 348,78 MB 4,79 MB 23 Menit 98,63 % 8 Pneumatix 784,67 MB 34,65 MB 30 Menit 95,51 %
9 Hati 8,85 MB 190 KB 5 Menit 97,85 %
(1)
83
Gambar 5.16 Tampilan Hasil File Video Biomedik
Pada Gambar 5.16 diatas menjelaskan tampilan gambar saat user ingin memainkan hasil file video Biomedik yang telah di kompresi
Gambar 5.17 Informasi Hasil file Biomedik
(2)
Pada Gambar 5.17 diatas menjelaskan tampilan informasi yang ditampilkan dalam suatu informasi file video biomedci yang telah mengalami proses kompresi. Ukuran file video awal adalah 60,122,580 byte dengan resolusi awal video Biomedik ini adalah 720 x 576 dan setelah dilakukanya proses Kompresi maka ukuran file berubah menjadi 800,338 byte dengan resolusinya menjadi 650 x 519.
5.3 Hasil Uji Coba
Tabel 5.1 Hasil Uji Coba
No. Nama File Ukuran Awal Ukuran
Akhir
Timer % kompresi
1 Tulang 127,741 MB 1,83 MB 17Menit 98,58 %
2 Dental 58,714 MB 782 KB 15 Menit 98,66 %
3 OrganTubuh 12 MB 300 KB 5 Menit 97,50 %
4 T.Belakang 7,75 MB 168 KB 5 Menit 97,83 %
5 Calix 20 MB 257 KB 7 Menit 98,71 %
6 Cenovix 124 MB 1,45 MB 10 Menit 98,83 %
7 Volume Otak 348,78 MB 4,79 MB 23 Menit 98,63 % 8 Pneumatix 784,67 MB 34,65 MB 30 Menit 95,51 %
9 Hati 8,85 MB 190 KB 5 Menit 97,85 %
(3)
85
Hasil Uji Coba diatas menjelaskan tentang Nama file Biomedik yang akan di kompres disertakan ukuran awal dan akhir file yang dikompres dan setelah dikompres dan persentase dari proses kompresi. Tabel diatas menjelaskan bahwa presentase yang dialami oleh file saat dikompres menyusust mencapai 97%-98% , tetapi pada file hasil dari video tersebut tidak mengubah banyak resolusi pada file video.
(4)
PENUTUP
Pada bab terakhir ini, beberapa kesimpulan dan saran yang bisa diberikan berdasarkan program aplikasi sistem Penggunaan Dekomposisi, Rekontruksi dan Kuantisasi untuk Kompresi Video data Biomedik.
6.1 Kesimpulan
Dari uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan tentang perancangan dan pembuatan sistem, sebagai berikut :
a) Pembuatan kompresi video dapat mempermudah user khususnya yang ahli dalam bidang radiology untuk meng kompresi video Biomedik yang awalnya berukuran besar menjadi ukuran lebih kecil.
b) Dapat menerapkan yang dipakai dalam tugas akhir ini, Proses Dekomposisi, Rekontruksi, dan Kuantisasi dalam meng kompresi video data biomedik.
c) Dalam proses peng kompresi tidak memerlukan waktu yang lama dalam hal pengambilan frame hingga pembentukan frame tersebut menjadi movie kembali.
d) Dalam hasil uji coba, terlihat hasil file video awal dan setelah di kompresi mengalamai perubahan ukuran size video sebesar 98% tetapi resolusinya tidak terlalu berubah banyak, masih terlihat seperti resolusi awal, hanya mengalami perubahan sedikit resolusi.
(5)
87
6.2 Saran
Untuk pengembangan lanjutan mengenai system yang telah dibuat dapat disarankan sebagai berikut :
a) Suatu system selanjutnya dapat mempertimbangkan hasil resolusi dalam menghasilkan file video Biomedik.
b) Dalam mengkompresi dapat dilakukan dekompesi guna memperkecil ukuran dari file video Biomedik.
c) Dapat pula menggunakan file video biomedik rekam ginjal atau yang lainnya untuk pengembangan selanjutnya.
d) Pada system yang digunakan hanya mengkompresi frame yang pertama dan kedua saja selainnya hanya menggunakan rezise yang terdapat di komponen VB.NET, maka untuk pengembangannya bisa mengkompresi file video dengan menggunakan keseluruhan frame dengan catatan waktu yang digunakan haruslah singkat.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
[I] Fowler, Martin, 2005, “UML Distilled Edisi 3”, ANDI, Yogyakarta. http://gatsan.dosen.akprind.ac.id/files/2008/09/ebook-gatot-santoso-1.pdf
http://videoconferencing.ubbai.com/2010/07/video-quality.html
http://www.informatika.org/~rinaldi/Stmik/2005-2006/Makalah2006/MakalahStmik2006-38.pdf
http://www.scribd.com/doc/38629133/Kompresi-H261
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/94084348.pdf
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=15:pemrosesan-sinyal&id=356:transformasi-wavelet&option=com_content&Itemid=15
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.rsbdt.com/rjalan/images/_thumb_us g4d.jpg&imgrefurl=http://www.rsbdt.com/&usg=__avJJdKNkaMbRQgxjXn7l9_69jKE=
&h=240&w=240&sz=83&hl=id&start=7&zoom=1&um=1&itbs=1&tbnid=aU-PQedvZQFlYM:&tbnh=110&tbnw=110&prev=/images%3Fq%3DUSG%2B4D%26um %3D1%26hl%3Did%26sa%3DX%26biw%3D1366%26bih%3D669%26tbs%3Disch:1& ei=PglmTaLrBoWevQO076jrDA