PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI JURUSAN IPS SMA NEGERI 7 MEDAN.

(1)

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN

PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS

TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI

JURUSAN IPS SMA NEGERI 7 MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

BOY SANDRI S.P.SIDABUTAR NIM : 8126122009

TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRACT

Boy Sandri S. P. Sidabutar, NIM. 8126122009. The Effect of Organizing Learning Strategy and Logical Thinking Skills of History Student Learning Outcomes in XI Class SMA Negeri 7 Medan. Thesis: Postgraduate, State University of Medan, 2015.

This study aims to obtain factual description of the: (1) the result of history outcomes of students who learned with organizing learning strategy of vertical is higher than that learned with organizing learning strategy of horizontal; (2) the result of history outcomes of students who have high logical thinking is higher than with a low logical thinking; (3) the interaction between organizing learning strategy based on the results of logical thinking of history.

The research was carried out at XI class SMA Negeri 7 Medan in the second semester of academic year 2014/2015. Population of 120 people. Sampling was done by c luster random sampling amount to 80 samples consisting of 40 samples of class XIIPS 2 taught with organizing learning strategy of vertical as an experimental and 40 samples of class XI IPS 2 is taught with organizing learning strategy of horizontal as a control class. logical thinking skills tests performed to classify students who had had skill of high logical thingking and low logical thingking. The research method used quasi experiment with factorial design 2 x 2. The data analysis technique was two way analysis of variance (two way ANOVA) at significant α = 0.05. The terms data should be distributed was anova normal with Liliefors and data must have a population variance homogeneity test with Bartlett and Fisher test.

The results showed: (1) learning outcomes history students taught with organizing learning strategy of vertical are better than the results of studying history students taught with organizing learning strategy of horizontal, with Fcount

= 14.22 > Ftable = 3.96, (2) the results of students who have learning history skills

of high logical thinking better than the student's learning outcomes that have a skills of low logical thinking, with Fcount = 192.07 > F = 3.96, (3) there is an

interaction between organizing learning strategy with students' logical thinking skills in influencing student learning outcomes, with Fcount = 13.79 > F = 3.96.

This hypothesis suggests that a more appropriate organizing learning strategy of vertical than organizing learning strategy of horizontal to improve student's learning outcomes, and students who have a skills of high logical thinking will get better results than students who have skills of low logical thinking.


(6)

ii

ABSTRAK

Boy Sandri S. P. Sidabutar, NIM. 8126122009. Pengaruh Strategi Pengorganisasian Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 7 Medan. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) hasil belajar Sejarah siswa yang diajar dengan strategi pengorganasasian pembelajaran vertikal lebih tinggi daripada menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran horizontal siswa kelas XI IPS SMA Negeri 7 Medan (2) hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah (3) interaksi antara startegi pengorganisasian pembelajaran dan kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar Sejarah.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 7 Medan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Populasi berjumlah 120 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling berjumlah 80 sampel yang terdiri dari 32 sampel kelas XI IPS 2 dibelajarkan dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 3 yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran horizontal sebagai kelas kontrol. Tes kemampuan berpikir logis dilakukan untuk mengelompokkan siswa yang mempunyai tingkat berpikir logis tinggi dan rendah. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi

eksperimen dengan desain penelitian faktorial 2 x 2, sedangkan teknik analisis

data menggunakan ANAVA dua jalur dengan taraf signifikan α = 0,05. Syarat Anava adalah data harus berdistribusi normal dengan Liliefors dan data harus memiliki varians populasi homogen dengan uji Bartlett dan uji Fisher.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) hasil belajar Sejarah yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal lebih baik dari pada hasil belajar Sejarah yang dibelajarkan dengan menggunakkan strategi pengorganisasian pembelajaran horizontal, dengan Fhitung = 14,22 > Ftabel = 3,96;

(2) hasil belajar Sejarah yang memiliki keterampilan berpikir logis tinggi lebih baik dari pada hasil belajar Sejarah yang memiliki keterampilan berpikir logis rendah, dengan Fhitung = 192,07 > Ftabel = 3,96; (3) terdapat interaksi antara

strategi pengorganisasian pembelajaran dengan keterampilan berpikir logis siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa, dengan Fhitung = 13,79 > Ftabel = 3,96.

Hipotesis ini menunjukkan terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan keterampilan nerpikir logis siswa. Strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal lebih tepat daripada strategi pengorganisasian pembelajaran horizontal dalam meningkatkan hasil belajar Sejarah, dan siswa yang memiliki keterampilan berpikir logis tinggi akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki keterampilan berpikir logis rendah.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh tugas dalam pendidikan S2 dan penulisan tesis ini dengan judul “Pengaruh Strategi Pengorganisasian Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 7 Medan”, sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tesis ini disusun untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan tesis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk semuanya itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dosen Pembimbing I Bapak Prof. Dr. Julaga Situmorang, M. Pd dan Dosen Pembimbing II Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Badiran, M. Pd selaku pembimbing saya, yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk melakukan telaah, koreksi, bimbingan dan arahan kepada penulis. 2. Bapak Prof. Dr. Binsar Panjaitan, M. Pd, Bapak Dr. R. Mursid, M. Pd dan

Ibu Dr. Syamsidar Tandjung, M. Pd selaku narasumber yang telah memberikan banyak masukan dalam penulisan tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. Abd. Muin Sibuea, M. Pd, selaku Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M. Pd dan Bapak Dr. R. Mursid, M. Pd selaku Ketua dan Sekertaris Program Studi Teknologi Pendidikan berserta staff yang telah membantu penulis dalam menempuh pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan pada Program Studi Teknologi Pendidikan.

4. Bapak Drs. H. Muhammad Daud, MM selaku kepala SMA Negeri 7 Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan di Pascasarjana Universitas Negeri Medan, guru Sejarah Warnita, S. Pd dan seluruh Bapak/Ibu guru dan staff pegawai SMA Negeri 7 Medan atas semua bantuan yang telah diberikan.


(8)

iv

5. Orang tua tercinta Bapak J. Sidabutar, SH dan Ibunda tercinta Dj. Tambunan, yang selalu memberikan semangat, dan doa yang tulus ikhlas serta kasih sayang yang diberikan kepada penulis.

6. Istriku yang tercinta Desi Sari Silalahi, S. Pd yang sangat mendukung saya dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini dan buah hatiku tersayang Kezia Aretha Mykhaela Sidabutar yang penuh kesabaran dan tulus menjadikan inspirasi dan motivasi bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, seiring dengan rasa harap atas kritik dan saran, penulis mengucapkan terima kasih atas saran maupun kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Medan, 28 Januari 2015 Penulis

Boy Sandri S. P. Sidabutar NIM. 8126122009


(9)

v DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II : KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 12

A. Kajian Teoretis ... 12

1. Hakekat Hasil Belajar Sejarah ... 12

2. Hakekat Strategi Pengorganisasian Materi Pembelajaran (Elaborasi) ... 16

a. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal ... 25

b. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 27

3. Hakekat Kemampuan Berpikir Logis ... 28

4. Penelitian yang Relevan ... 35

B. Kerangka Berpikir ... 36

1. Hasil Belajar Sejarah yang diajarkan dengan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal Lebih Tinggi daripada Hasil Belajar Sejarah yang Diajarkan dengan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 36

2. Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi Lebih Tinggi daripada Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir Logis Rendah ... 39

3. Interaksi Antara Strategi Pengorganisasian Pembelajaran dengan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Sejarah ... 40


(10)

vi

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 46

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 46

C. Metode dan Rancangan Penelitian ... 47

D. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 48

1. Prosedur Perlakuan ... 48

2. Pelaksanaan Perlakuan ... 48

E. Pengontrolan Perlakuan ... 51

F. Variabel dan Definisi Operasional ... 53

G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 55

1. Teknik Pengumpulan Data ... 55

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 55

H. Teknik Analisis Data ... 59

I. Hipotesis Statistik ... 60

BAB IV : HASIL PENELITIAN ... 61

A. Deskripsi Data ... 61

1. Hasil Belajar Sejarah Siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal ... 61

2. Hasil Belajar Sejarah Siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 62

3. Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi ... 64

4. Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir Logis Rendah ... 66

5. Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal ... 67

6. Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir Logis Rendah yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal ... 69

7. Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 71

8. Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir Logis Rendah yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 73

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 75

1. Uji Normalitas Data ... 75

2. Uji Homogeitas Sampel Varians ... 77


(11)

vii

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 87

E. Keterbatasan Penelitian ... 94

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 96

A. Simpulan ... 96

B. Implikasi ... 97

C. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 105


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 : Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X ... 4 Tabel 3.1 : Rancangan Eksperimen Desain Faktorial 2 x 2 ... 47 Tabel 3.2 : Tahapan Pelaksanaan Perlakuan Strategi Pembelajaran

Elaborasi ... 50 Tabel 3.3 : Kisi-kisi Hasil Belajar Siswa ... 55 Tabel 3.4 : Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Logis... 59 Tabel 4.1 : Hasil Belajar Sejarah Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi

Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal ... 61 Tabel 4.2 : Hasil Belajar Sejarah Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi

Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 63 Tabel 4.3 : Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir

Logis Tinggi ... 65 Tabel 4.4 : Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir

Logis Rendah ... 66 Tabel 4.5 : Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir

Logis Tinggi yang Dibelajarkan dengan Menggunakan

Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal ... 68 Tabel 4.6 : Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir

Logis Rendah yang Dibelajarkan dengan Menggunakan

Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal ... 70 Tabel 4.7 : Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir

Logis Tinggi yang Dibelajarkan dengan Menggunakan

Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 72 Tabel 4.8 : Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir

Logis Rendah yang Dibelajarkan dengan Menggunakan

Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 73 Tabel 4.9 : Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Sejarah Siswa

yang Dibelajarkan dengan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal dan Pengorganisasian Pembelajaran

Horizontal ... 75 Tabel 4.10 : Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Sejarah yang

Memiliki Kemampuan Berpikir Logis Tinggi dan Rendah ... 76 Tabel 4.11 : Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Sejarah

Menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi dan

Rendah ... 76 Tabel 4.12 : Ringkasan Hasil Perhitungan Uji F Strategi Pengorganisasian


(13)

ix

Tabel 4.13 : Ringkasan Hasil Perhitungan Uji F Kemampuan

Berpikir Logis ... 78

Tabel 4.14 : Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Populasi ... 79

Tabel 4.15 : Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif ... 80

Tabel 4.16 : Ringkasan Perhitungan Anava 2 x 2 ... 80


(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 : Histogram Hasil Belajar Sejarah Siswa yang Dibelajarkan

dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian

Pembelajaran Vertikal ... 62 Gambar 4.2. : Histogram Hasil Belajar Sejarah Siswa yang Dibelajarkan

dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian

Pembelajaran Horizontal ... 64 Gambar 4.3 : Histogram Hasil Belajar Sejarah Siswa yang Memiliki

Kemampuan Berpikir Logis Tinggi ... 65 Gambar 4.4. : Histogram Hasil Belajar Sejarah Siswa yang Memiliki

Kemampuan Berpikir Logis Rendah ... 67 Gambar 4.5. : Histogram Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan

Berpikir Logis Tinggi yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran

Vertikal ... 69 Gambar 4.6. : Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir

Logis Rendah yang Dibelajarkan dengan Menggunakan

Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal ... 70 Gambar 4.7. : Histogram Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan

Kemampuan Berpikir Logis Tinggi yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian

Pembelajaran Horizontal ... 72 Gambar 4.8. : Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir

Logis Rendah yang Dibelajarkan dengan Menggunakan

Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 74 Gambar 4.9. : Interaksi Strategi Pengorganisasian Pembelajaran dan

Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa ... 88


(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus ... 109

Lampiran 2 : RPP Perlakuan ... 113

Lampiran 3 : Tes Hasil Belajar Sejarah ... 162

Lampiran 4 : Uji Coba Instrumen Hasil Belajar ... 169

Lampiran 5 : Instrumen Kemampuan Berpikir Logis ... 182

Lampiran 6 : Hasil Ujicoba Tes Kemampuan Berpikir Logis ... 194

Lampiran 7 : Hasil Analisis Data Penelitian ... 200

Lampiran 8 : Tabel Statistik ... 243

Lampiran 9 : Pedoman Penggunaan Strategi Pembelajaran ... 253

Lampiran 10 : Foto Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 260 Lampiran 11 : Surat Keputusan Pembimbing Tesis

Lampiran 12 : Undangan Seminar Proposal Tesis Lampiran 13 : Surat Keterangan Validasi Penelitian

Lampiran 14 : Izin Melakukan Uji Coba Soal Tes Hasil Belajar dan Tes Berpikir Logis Siswa

Lampiran 15 : Izin Melakukan Penelitian Lapangan dari Pascasarjana Unimed

Lampiran 16 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Dari Tempat Penelitian


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini, menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan diberbagai bidang khususnya bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi umat manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu pemerintah dituntut untuk lebih memperhatikan masalah pendidikan di Indonesia. Laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melampaui laju peningkatan kualitas sumber daya Indonesia. Sehingga sumber daya manusia Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar.

Kualitas sumber daya manusia yang rendah tidak terlepas dari rendahnya kualitas pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia dianggap belum mampu menghasilkan sumber daya manusia yang siap bersaing dan mampu mengimbangi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara umum kondisi dunia pendidikan kita saat ini cukup memprihatinkan, sekalipun sudah banyak sekali kemajuan yang telah kita capai. Dewasa ini hampir setiap hari didapati berita mengenaskan di media massa, baik melalui media elektronik (televisi, radio, atau internet) maupun media cetak (koran, tabloid, majalah, dan lain-lain). Hampir setiap hari berita tentang tindak kekerasan, kejahatan seksual, korupsi, maupun penyalahgunaan narkotika disuguhkan oleh media massa. Banyak sekali berita mengenaskan yang disuguhkan seperti pejabat terlibat korupsi, tawuran antar warga, tawuran antar pelajar, tawuran antar supporter olah raga, tawuran antar sesama penonton pertunjukkan musik, remaja terlibat narkoba, nyontek pada saat


(17)

2

ujian nasional, dan lain-lain. Fenomena ini sungguh sangat mengenaskan, seakan berada dalam kehidupan zaman primitif yang masih jauh dari masyarakat yang berperadaban (Supardi, 2012: 112).

Pembangunan pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Melalui pembangunan, kreatif, mandiri dan menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pendidikan merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa. Untuk menghadapi persaingan dalam era Globalisasi, pemerintah berusaha, pemerintah berusaha mengantisipasi melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan cara peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang bertiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Sisdiknas, 2003: 3).

Sumber daya manusia merupakan modal dasar pembangunan terpenting. Lebih lanjut dijelaskan pendidikan untuk pembangunan kualitas manusia meliputi segala aspek perkembangan manusia dalam harkatnya sebagai makhluk yang berakal budi, sebagai pribadi, sebagai masyarakat dan sebagai warga Negara (Miarso, 2009: 485-486). Pendidikan harus mencerminkan proses memanusiakan manusia dalam arti mengaktualisaikan semua potensi yang dimilikinya menjadi kemampuan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat


(18)

3

luas. Sumber daya manusia ditentukan oleh karakteristik manusia dan masyarakat masa depan yang dikehendaki seperti kemandirian, tanggung jawab terhadap resiko dalam mengambil keputusan dan mengembangkan segala aspek potensinya.

Pembangunan Sumber Daya Manusia yang berpotensi di awali dari kegiatan pembelajaran di sekolah dalam mencapai tujuan pembelajaran nasional. Proses mencapai tujuan tersebut salah satunya perlu dipersiapkan pandangan baru dalam pembelajaran Sejarah yang lebih berpusat pada kepentingan siswa. Dalam proses pembelajaran Sejarah guru harus menciptakan situasi yang kondusif artinya situasi yang merangsang aktivitas dan kreativitas siswa yang dapat menumbuhkan keterampilan berpikir logis serta perilaku yang inovatif dan kreatif. Hasil pengamatan awal di kelas XI SMA Negeri 7 Medan, diperoleh bahwa pembelajaran yang dikembangkan di dalam kelas kurang melibatkan peran siswa secara aktif, hal itu ditunjukan dengan: (1) Siswa hanya menerima hasil belajar yang diberikan oleh guru berupa metode ceramah (ekspositori) sehingga tidak merangsang daya berpikir siswa. Penjelasan dan informasi secara lisan dari guru kurang memberikan motivasi bagi siswa untuk lebih memperdalam dan memperluas informasi yang didapatnya.

Selain keterampilan berpikir logis siswa rendah di SMA Negeri 7 Medan Permasalahan juga terlihat rendahnya hasil belajar siswa pada Ujian Akhir Semester (UAS) dalam mata pelajaran Sejarah di kelas XI dengan nilai rata-rata 6,50, 6,65 dan 6,90. Berikut hasil nilai rata-rata UAS SMA Negeri 7 Medan dalam mata pelajaran Sejarah relatif rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya, seperti terlihat pada Tabel 1.1 berikut:


(19)

4

Tabel 1.1. Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI

Tahun Pelajaran Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata

2011/2012 4,00 8,10 6,50

2012/2013 4,30 8,20 6,65

2013/2014 5,00 8,65 6,90

Sumber: Daftar Kumpulan Nilai (DKN) SMA Negeri 7 Medan

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa hasil belajar Sejarah di SMA Negeri 7 Medan Tahun Pelajaran 2011/2012 sampai dengan 2013/2014 menunjukkan rata– rata hasil belajar Sejarah masih di bawah dari nilai Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang telah ditentukan yakni 7,0. Hal tersebut, disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran Sejarah. Mereka menganggap pelajaran Sejarah adalah mata pelajaran yang membosankan. Masalah lain yang ditemukan peneliti adalah kurangnya perhatian guru dalam mengembangkan keterampilan

Mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu strategi pengorganisasian pembelajaran yang baru dan hendaknya dipilih sesuai dengan metode, media dan sumber belajar lainnya yang dianggap relevan dalam menyampaikan materi, dalam membimbing siswa agar terlibat secara optimal, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman belajar dalam rangka menumbuh kembangkan kemampuannya. Strategi pengorganisasian pembelajaran yang dapat dilakukan adalah strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi). Strategi pengorganisasian pembelajaran ini memiliki tahap-tahap pembelajaran yang berstruktur yang dimulai dari urutan umum ke rinci. Pembelajaran Elaborasi juga mengutamakan bagian-bagian yang penting untuk disajikan serta adanya pemberian rangkuman dan sintesis.

Proses pembelajaran dengan strategi elaborasi berupa penyampaian materi pembelajaran dari hal-hal yang umum dimulai dari struktur isi bidang studi yang


(20)

5

dipelajari (epitome) kemudian mengkonstruksisasi bagian-bagian yang ada di dalam epitome secara lebih rinci. Dalam penggunaan stategi pembelajaran elaborasi, guru akan selalu mengaitkan tiap sub bagian ke bagian, dan tiap-tiap bagian ke konteks yang lebih luas. Dengan demikian siswa akan mudah memahami materi pelajaran dan mengetahui antar bagian-bagian dalam materi. Dengan demikian diharapkan dengan penggunaan strategi ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) merupakan pengembangan dari teori elaborasi yang mengorganisasikan pengajaran dengan mengikuti urutan umum ke rinci. Dasar teori elaborasi berpijak pada psikologi kognitif, yang lebih banyak memusatkan perhatian pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur dari kognitif yang sudah dimiliki siswa.

Penggunaan strategi pengorganisasian pembelajaran elaborasi pada mata pelajaran Sejarah sangat tepat karena dalam proses pembelajaran dilakukan dimulai dari hal-hal yang umum ke rinci kemudian diteruskan dengan menguraikan lebih mendalam tergantung kedalaman materi selanjutnya diteruskan dengan sintesis dan rangkuman. Sementara materi Sejarah yang disajikan terdiri dari beberapa kerangka isi atau epitome dan sangat cocok jika urutan penyajiannya diorganisasikan sedemikian rupa dengan menyajikan hal-hal yang umum kemudian dilanjutkan dengan menguraikan lebih mendalam lagi pada hal-hal yang khusus.

Dari beberapa fenomena diatas, maka dalam penelitian ini upaya untuk meningkatkan hasil belajar sejarah siswa perlu diterapkan suatu strategi


(21)

6

pengorganisasian pembelajaran yang mampu menyampaikan materi kepada siswa secara lebih mendalam.Strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) sebagai faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajarnya.

Strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) merupakan cara pengajaran dengan mengikuti urutan umum ke rinci. Urutan umum ke rinci ini mulai dengan menampilkan epitome, kemudian mengelaborasi bagian-bagian yang ada dalam epitome secara lebih rinci. Konteks selalu ditujukan dengan menampilkan sintesis secara bertahap. Artinya melalui penampilan pembelajaran elaborasi, materi pelajaran yang akan diajarkan dapat menjadikan kegiatan pembelajaran lebih efektif.

Strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) berhubungan dengan cara penyusunan pengajaran pada tingkat struktur isi pelajaran yakni berkenaan dengan cara memilih, menata, dan menunjukkan interrelasi antara isi ajaran. Reigeluth (dalam Herwandi, 2012: 18) mengemukakan kegiatan elaborasi didasari argumen bahwa pelajaran harus diorganisasikan dari materi yang sederhana menuju pada harapan yang kompleks dengan mengembangkan pemahaman pada konteks yang lebih bermakna sehingga berkembang menjadi ide-ide yang terintegrasi. Konsep ini memiliki tiga kata kunci yang fokus pada urutan elaborasi konsep, elaborasi teori, dan penyederhanaan kondisi.

Penggunaan strategi pengorganisasian pembelajaran elaborasi pada mata pelajaran sangat tepat karena dalam proses pembelajaran dilakukan dimulai dari hal-hal yang umum-ke-rinci kemudian diteruskan dengan menguraikan lebih mendalam tergantung kedalaman materi selanjutnya diteruskan dengan sintesis dan rangkuman (Purba, 2013: 110). Pembelajaran elaborasi merupakan


(22)

7

pembelajaran yang diorganisasikan melalui strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) maka akan menghasilkan belajar, sintesis dan resensi yang lebih baik sebagai hasil belajar.

Selain strategi pengorganisasian pembelajaran yang digunakan oleh guru, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor-faktor tersebut diklasifikasikan menjadi faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor internal yang berpengaruh dominan dalam proses relajar dan pembelajaran seperti kesadaran, semangat, sikap, minat, metakognisi, kemampuan, keterampilan dan kenyamanan diri bagi penggunanya (Abdullah, 2012: 216).

Salah satu karakteristik siswa adalah kemampuan berpikir berpikir logis siswa tersebut, yang diprediksi akan menantukan keefektifan strategi pengorganisasian pembelajaran. Pemikiran logis adalah proses penggunaan penalaran secara konsisten untuk mengambil sebuah kesimpulan. Permasalahan atau situasi yang melibatkan pemikiran logis mengharapkan struktur, hubungan antara fakta-fakta, dan menghubungkan penalaran yang "bisa dipahami” (Putri, 2012: 21-22).

Dengan demikian strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) bukanlah strategi pengorganisasian pembelajaran yang hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir, mensintesis dan mengasosiasikan hal-hal yang akan dipelajari dengan bahan-bahan lain yang tersedia. Kemampuan berpikir logis memberikan arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu dalam menentukan


(23)

8

keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Oleh sebab itu, reformasi dalam pembelajaran perlu dibangun dan dikembangkan guna menciptakan suasana belajar yang lebih demokratis dan dapat memacu siswa untuk berpikir logis dalam pemecahan masalah dalam pembelajaran.

B. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi bahwa masalah-masalah yang esensial dalam dunia pendidikan adalah rendahnya hasil belajar. Faktor-faktor yang diprediksi memiliki hubungan atau dapat mempengaruhi hasil belajar Sejarah diidentifikasikan sebagai berikut: (1) factor-faktor apa yang mempengaruhi hasil belajar sejarah?, (2) Bagaimana strategi pengorganisasian pembelajaran yang diterapkan selama ini?, (3) Apakah strategi pengorganisasian pembelajaran yang diterapkan selama ini?, (4) Apakah strategi pengorganisasian pembelajaran dan penyampaian materi menumbuhkan motif berprestasi siswa?, (5) Apakah strategi pengorganisasian pembelajaran untuk pembelajaran Sejarah kurang menarik perhatian siswa?, (6) Apakah Strategi pengorganisasian pembelajaran Sejarah yang digunakan sudah sesuai dengan karakteristik siswa?, (7) Strategi pengorganisasian pembelajaran yang bagaimanakah yang tepat digunakan dalam pembelajaran Sejarah?, (8) Apakah kemampuan berpikir logis dapat mempengaruhi hasil belajar siswa?, (9) Bagaimana hubungan strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) dan karakteristik siswa dengan hasil belajar siswa?, (10) Apakah strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) dapat meningkatkan hasil belajar sejarah siswa?, (11) Apakah ada interaksi


(24)

9

pembelajaran dengan kemampuan berpikir logis dalam mempengaruhi hasil belajar siswa?

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa, agar penelitian ini lebih terfokus dan kajian lebih mendalam. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan identifikasi masalah maka penelitian ini dibatasi pada masalah strategi pengorganisasian pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran, yang dipilah atas strategi pengorganasasian pembelajaran (elaborasi) vertikal dan horizontal. Karakteristik siswa dalam penelitian ini dibatasi hanya pada kemampuan berpikir logis siswa yang dibagi atas kemampuan berpikir logis tinggi dan kemampuan berpikir logis rendah, serta hasil belajar sejarah siswa SMA Negeri 7 Medan dibatasi hanya ranah kognitif saja.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar siswa Sejarah yang diajarkan dengan strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) vertikal lebih tinggi daripada hasil belajar sejarah siswa yang diajarkan dengan strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) horizontal di kelas XI IPS SMA Negeri 7 Medan?


(25)

10

2. Apakah hasil belajar Sejarah siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah di kelas XI IPS SMA Negeri 7 Medan?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pengorganisasian pembelajaran dengan kemampuan berpikir logis dalam mempengaruhi hasil belajar siswa di kelas XI IPS SMA Negeri 7 Medan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hasil belajar Sejarah siswa yang diajar dengan strategi pengorganasasian pembelajaran (elaborasi) vertikal lebih tinggi daripada menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran (elaorasi) horizontal siswa kelas XI IPS SMA Negeri 7 Medan.

2. Hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah.

3. Interaksi antara strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) dengan kemampuan berpikir siswa dalam mempengaruhi hasil belajar Sejarah siswa.


(26)

11

F. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat memperkaya dan menambah khazanah ilmu pengetahuan serta bahan acuan untuk penelitian selanjutnya guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan strategi pengorganisasian pembelajaran dan hubungannya dengan kemampuan berpikir logis siswa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar Sejarah siswa.

Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru tentang strategi pengorganisasian pembelajaran, sehinggan guru dapat merancang suatu pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Memberikan gambaran bagi guru tentang efektifitas dan efesiensi aplikasi strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) berdasarkan kemampuan berpikir secara logis pada pembelajaran Sejarah untuk memperoleh hasil belajar Sejarah siswa yang lebih maksimal.


(27)

96 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar Sejarah siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal lebih tinggi dibandingkan dengan yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pengorgnisasian pembelajaran horizontal .

2. Hasil belajar Sejarah siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir Logis rendah.

3. Ada interaksi antara strategi pengorganisasian pembelajaran dan kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar Sejarah. Berdasarkan uji lanjut diperoleh hasil bahwa hasil belajar Sejarah siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi yang dibelajarkan dengan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal lebih tinggi daripada hasil belajar Sejarah siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah dengan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal. Demikian juga bila dibandingkan dengan hasil belajar Sejarah yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi dan rendah yang dibelajarkan dengan strategi pengorganisasian pembelajaran horizontal, masih lebih unggul hasil


(28)

97

belajar Sejarah dengan kemampuan berpikir logis tinggi dengan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal.

B. Implikasi

Pertama, berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian bahwa hasil belajar Sejarah siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran horizontal. Konsekuensi logis dari pengaruh penerapan strategi pembelajaran terhadap hasil belajar Sejarah berimplikasi kepada guru Sejarah untuk melaksanakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal. Dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal diharapkan guru dapat membangkitkan dan memotivasi keterlibatan partisipasi aktif siswa terhadap pembelajaran Sejarah dan dapat menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Implikasi dari penerapan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal bagi para guru adalah guru berkewajiban untuk selalu berupaya memunculkan contoh pembelajaran dengan mengaitkan materi pembelajaran yang akan dipelajari dengan materi pelajaran yang telah dipelajari ditingkatan sebelumnya. Sehingga guru mengulang kembali materi pembelajaran yang telah dipelajarinya, oleh karena itu guru diharapkan dapat memperluas dan menambah wawasan ilmu pengetahuannya.

Dengan demikian guru mata pelajaran Sejarah perlu mempertimbangkan penggunaan strategi pengorganisasian pembelajaran dalam proses pembelajaran, karena strategi pengorganisasian pembelajaran memerhatikan bagaimana materi


(29)

98

pembelajaran disusun, sehingga siswa mudah dalam memahami materi. Dengan demikian strategi pengorganisasian pembelajaran memiliki potensi untuk menarik perhatian siswa dan mampu menimbulkan rasa senang, dan dengan sendirinya akan menambah motivasi siswa selama proses pembelajaranyang menyebabkan penyerapan pada materi menjadi lebih optimal. Dengan strategi pengorganisasian pembelajaran ini pula guru menjadi lebih mudah menyusun materi pembelajaran, dimulai dari membuat rangkuman sampai kepada hal-hal terperinci, guru menjadi lebih mudah dalam menerangkan materi karena tersusun dengan baik.

Dalam proses pembelajaran menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal, siswa diharuskan mengingat kembali materi-materi pelajaran yang telah dipelajarinya, karena penggunaan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal guru mengaitkan pembelajaran dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari baik itu pelajaran Sejarah ataupun pelajaran lainnya yang memiliki kaitan. Sesuai dengan namanya, strategi pengorganisasian pembelajaran horizontal siswa dituntut untuk memahami materi dengan mengaitkannya pada materi pelajaran yang berbeda di tingkat yang sama. Maka selain memahami materi sejarah dengan baik, siswa juga harus memahami materi pelajaran yang lain dengan baik juga.

Dalam mempersiapkan pembelajaran menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal dan horizontal, guru haruslah telah menguasai pemanfaatan strategi pengorganisasian pembelajaran yang akan digunakan. Di samping itu guru harus memperhatikan jalannya kegiatan pembelajaran serta faktor-faktor antara lain: 1) menjelaskan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai setelah pembelajaran, 2) menjelaskan kegunaan dan cara


(30)

99

pemanfaatan strategi, terutama hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal dan horizontal, 3) menjelaskan kegiatan pembelajaran dengan mempedomani tujuan pembelajaran dan lembar aktivitas siswa yang dibagikan, sehingga siswa mengetahui dengan jelas apa yang harus mereka lakukan, 3) memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang sedang dipelajari dengan meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi ataupun meminta siswa memberi tanggapan terhadap presentasi teman mereka, 4) memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan kesalahan yang diperbuat siswa, mendiagnosis kesulitan yang dialami siswa, dan 5) memberikan petunjuk yang benar kepada siswa cara menutup program aplikasi serta mengingatkan tugas yang diberikan guru.

Berdasarkan petunjuk dan prosedur yang diberikan guru maka siswa akan lebih mudah memahami strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal. Dengan demikian siswa akan terbimbing selama proses pembelajaran sesuai dengan tujuan dan materi yang sedang dipelajari. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal dapat meningkatkan hasil belajar Sejarah yang lebih baik dibandingkan dengan strategi pengorganisasian pembelajaran horizontal. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan bagi guru untuk memilih strategi pengorganisasian pembelajaran yang efektif dalam membelajarkan siswa guna mencapai tujuan pembelajaran.

Kedua, hasil belajar Sejarah siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi dan kemampuan berpikir logis rendah menunjukkan perbedaan dengan menggunakan pembelajaran yang berbeda. Penggunaan strategi pengorganisasian pembelajaran yang berbeda dengan karakteristik siswa yang


(31)

100

berbeda dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik siswa turut mempengaruhi hasil belajar Sejarah siswa. Dengan memperhatikan karakteristik siswa yang berbeda tentunya dapat dijadikan informasi masukan bagi guru maupun pengelola sekolah dalam mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan guna tercapainya tujuan pembelajaran. Di samping itu guru juga perlu dibekali kemampuan untuk mengetahui karakterisitik siswa, serta kompetensi dalam pemanfaatan berbagai strategi pengorganisasian pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi mempunyai hasil belajar Sejarah siswa yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah. Lebih khusus lagi, hasil belajar Sejarah siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan strategi pengorganisasian pembelajaran horizontal. Demikian juga hasil belajar Sejarah siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah yang dibelajarkan dengan strategi pengorganisasian pembelajaran horizontal lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal. Konsekuensi logis dari pengaruh kemampuan berpikir logis siswa terhadap hasil belajar Sejarah siswa berimplikasi pada guru Sejarah untuk melakukan identifikasi dan prediksi didalam menentukan kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa. Apabila kemampuan berpikir logis siswa dapat dikelompokkan maka guru dapat menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa, disamping


(32)

101

itu juga guru dapat melakukan tindakan-tindakan lain misalnya untuk siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi diberikan materi pengayaan dan soal-soal dengan tingkat kesukaran yang lebih tinggi dan untuk siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah diberikan materi-materi remedial yang bertujuan memberikan pemahaman dan penguasaan kepada siswa terhadapa materi pelajaran Sejarah. Dengan demikian siswa diharapkan mampu membangun dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Implikasi dari perbedaan karakteristik siswa dari segi kemampuan berpikir logis mengisyaratkan kepada guru untuk memilih strategi pembelajaran harus mempertimbangkan tingkat kemampuan berpikir logis siswa. Adanya perbedaan kemampuan berpikir logis siswa ini berimplikasi guru didalam memberikan motivasi, minat dan keaktifan siswa dalam belajar Sejarah. Bagi siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi tidak menjadi sebuah kesulitan bagi guru dalam memotivasi, membangkitkan minat dan mengaktifkan siswa selama pembelajaran, tetapi dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah maka guru memberikan perhatian yang lebih kontinu didalam memberikan motivasi, membangkitkan minat dan keaktifan siswa dalam belajar.

Oleh sebab itu perlu adanya kesesuaian pemilihan strategi pengorganisasian pembelajaran dengan karakteristik yang dimiliki siswa. Dengan pemilihan media pembelajaran yang tepat, akan membuat proses pembelajaran lebih menarik dan bermakna. Walaupun setiap media pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing, namun hasil penelitian ini diharapkan


(33)

102

dapat menjadi pertimbangan dalam pemilihan strategi pengorganisasian pembelajaran yang tepat dan sesuai dalam membelajarkan siswa.

Guru juga diharapkan dapat mengembangkan kemampuannya dalam merancang pembelajaran, khususnya dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal. Dalam merancang pembelajaran guru harus memiliki kemampuan dalam memilih strategi pengorganisasian pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, skenario pembelajaran, metode, tempat, sarana dan prasarana yang tersedia. Untuk pengembangan strategi pengorganisasian pembelajaran, guru juga harus menambah pengetahuan dan wawasannya dalam pelajaran yang lain, sehingga guru dapat lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan strategi pengorganisasian pembelajaran. Penelitian ini diharapkan dapat merangsang dan memotivasi guru, khususnya guru Sejarah untuk lebih meningkatkan kompetensinya dalam membelajarkan siswa.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal, yaitu:

1. Karena hasil data hasil belajar Sejarah siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal dan strategi pengorganisasian pembelajaran horizontal tidaklah terlalu jauh berbeda. Maka disebaiknya peneliti selanjutnya lebih dalam mendesain dan mengembangkan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal dan horizontal, dengan memberikan keterkaitan materi yang berbeda.


(34)

103

2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan pembelajaran dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal dan horizontal mengharuskan guru menyesuaikan isi materi dan penggunaan waktu jam pelajaran, sehingga hal ini juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya pada hasil belajar Sejarah.

3. Hendaknya pada penelitian selanjutnya memperhatikan faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar Sejarah siswa misalnya motivasi, kemandirian belajar, sarana dan prasarana penunjang pembelajaran, kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran, keterampilan guru mengajar dan mengelola kelas dan lain sebagainya. sehingga perlu kiranya dilakukan penelitian lanjutan sehingga penelitian ini tidak berhenti sampai di sini saja.

4. Hendaknya pada pembelajaran Sejarah pemahaman konsep dapat memacu pola pikir siswa ke jenjang yang lebih tinggi tidak hanya di laboratorium tetapi juga di lingkungan sekitar tempat tinggal dan sekolah.

5. Guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan konsep pemikiran untuk mencari dan menemukan jawaban atas persoalan yang ada pada materi Sejarah.

6. Guru juga diharapkan untuk menggunakan strategi pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam belajar terutama dalam memecahkan masalah belajar dan guru diharapkan lebih menyesuaikan strategi pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat menentukan langkah yang tepat dalam belajar, nantinya dapat


(35)

104

dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik.

7. Bahan/materi yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada beberapa materi. Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar kiranya diadakan penelitian lebih lanjut, yaitu pada materi lain atau dapat melanjutkan penelitian ini, hal ini sangat penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun reformasi dunia pendidikan khususnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah. 8. Hasil penelitian ini hanya berlaku pada siswa SMA Negeri 7 Medan, oleh karena itu masih perlu dilakukan penelitian kembali di beberapa sekolah yang mempunyai kondisi serupa serupa agar kesimpulan yang diperoleh lebih dipercaya.

9. Dikarenakan tes hasil belajar yang disusun hanya mengukur ranah kognitif, disarankan penelitian lanjutan juga mengukur ranah psikomotorik dan afektif.

10.Mengingat populasi dan sampel penelitian tergolong kecil, untuk itu disarankan kepada peneliti yang lain untuk menggunakan populasi dan sampel yang lebih besar lagi.


(36)

105

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ramli, (2012). Pembelajaran Berbasis Manfaat Sumber Belajar. Jurnal: Ilmiah Didaktika. 12 (2): 216

Ahmadi, Abu. (2009). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Azwar, Saifuddin. (2013). Penyusunan Skala Psiokologi. Yogyakarta: ustaka

Pelajar

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Carey, Dick Walter, Lou Carey & James O. Carey. 2005. The Systematic Design

of Instruction (6th ed), New York: Pearson

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif,

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Herwandi, (2012). Meningkatkan Kinerja Guru dalam Melaksanakan Kegiatan Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi pada Pembelajaran IPA. Jurnal: Vidya Karya. 27 (1): 18

Kemendiknas. (2003). UU Sistem Pendidikan Nasional

Kertayasa, I Nyoman. (2011). Logika, Riset dan Kebenaran. Jurnal: Sains dan Teknologi. 10 (3): 30

Khaerunisa, F, Sarwi, N. Hindarto, (2012). PenerapanBetter Teaching And Learning Berbasis Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Berpikir Logis dan Keaktifan Siswa. Unnes Physics Education Jurnal. 1 (1): 6

Kowiyah, (2012). Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal: Pendidikan Dasar. 3 (5): 4 Miarso, Yusufhadi. (2009). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:

Kencana

Prawiradilaga, Dewi Salma. (2008). Prinsip Disain Pembelajaran: Instructional Design Principles. Jakarta: Kencana

Purba, Timbul & Harun Sitompul, (2013). Strategi Pembelajaran dan Motif Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Menggambar Teknik. Jurnal: Teknologi Pendidikan. 6 (1): 110


(37)

106

Purwanto, Ngalim. (2009). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya

Purwanto, Ngalim. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Reigeluth, Charles M. (1983). Instructional Design Theories and Models: An

Overview of Their Current Status. London: Lawrence Erlabaum Associates Publishers

Ruseffendi, (2005). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan &Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito

Sagala, Syaiful. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina. (2014). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Seels, Barbara B & Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya. Jakarta: Unit Percetakan Universitas Negeri Jakarta

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Rineka Cipta

Smaldino, Sharon E, Deborah L. Lowther, James D. Russel. (2011). Instructional Technology & Media For Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Bekajar, Jakarta: Kencana

Subana, Moersetyo Rahadi, Sudrajat. (2000). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Sudjana, (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta

Supardi, (2012). Arah Pendidikan di Indonesia dalam Tataran Kebijakan dan Implementasi. Jurnal: Formatif. 2 (2): 112

Suparman, Atwi. (2001). Desain Instruksional (Ed. Revisi).. Jakarta: Universitas Terbuka

Suparno, Paul. (2001). Teori Perkembangan Kongnitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius


(38)

107

Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana

Syah, Muhibbin, (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Tohirin. (2011). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana


(1)

102

dapat menjadi pertimbangan dalam pemilihan strategi pengorganisasian pembelajaran yang tepat dan sesuai dalam membelajarkan siswa.

Guru juga diharapkan dapat mengembangkan kemampuannya dalam merancang pembelajaran, khususnya dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal. Dalam merancang pembelajaran guru harus memiliki kemampuan dalam memilih strategi pengorganisasian pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, skenario pembelajaran, metode, tempat, sarana dan prasarana yang tersedia. Untuk pengembangan strategi pengorganisasian pembelajaran, guru juga harus menambah pengetahuan dan wawasannya dalam pelajaran yang lain, sehingga guru dapat lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan strategi pengorganisasian pembelajaran. Penelitian ini diharapkan dapat merangsang dan memotivasi guru, khususnya guru Sejarah untuk lebih meningkatkan kompetensinya dalam membelajarkan siswa.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal, yaitu:

1. Karena hasil data hasil belajar Sejarah siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal dan strategi pengorganisasian pembelajaran horizontal tidaklah terlalu jauh berbeda. Maka disebaiknya peneliti selanjutnya lebih dalam mendesain dan mengembangkan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal dan horizontal, dengan memberikan keterkaitan materi yang berbeda.


(2)

2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan pembelajaran dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal dan horizontal mengharuskan guru menyesuaikan isi materi dan penggunaan waktu jam pelajaran, sehingga hal ini juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya pada hasil belajar Sejarah.

3. Hendaknya pada penelitian selanjutnya memperhatikan faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar Sejarah siswa misalnya motivasi, kemandirian belajar, sarana dan prasarana penunjang pembelajaran, kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran, keterampilan guru mengajar dan mengelola kelas dan lain sebagainya. sehingga perlu kiranya dilakukan penelitian lanjutan sehingga penelitian ini tidak berhenti sampai di sini saja.

4. Hendaknya pada pembelajaran Sejarah pemahaman konsep dapat memacu pola pikir siswa ke jenjang yang lebih tinggi tidak hanya di laboratorium tetapi juga di lingkungan sekitar tempat tinggal dan sekolah.

5. Guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan konsep pemikiran untuk mencari dan menemukan jawaban atas persoalan yang ada pada materi Sejarah.

6. Guru juga diharapkan untuk menggunakan strategi pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam belajar terutama dalam memecahkan masalah belajar dan guru diharapkan lebih menyesuaikan strategi pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat menentukan langkah yang tepat dalam belajar, nantinya dapat


(3)

104

dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik.

7. Bahan/materi yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada beberapa materi. Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar kiranya diadakan penelitian lebih lanjut, yaitu pada materi lain atau dapat melanjutkan penelitian ini, hal ini sangat penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun reformasi dunia pendidikan khususnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah. 8. Hasil penelitian ini hanya berlaku pada siswa SMA Negeri 7 Medan, oleh karena itu masih perlu dilakukan penelitian kembali di beberapa sekolah yang mempunyai kondisi serupa serupa agar kesimpulan yang diperoleh lebih dipercaya.

9. Dikarenakan tes hasil belajar yang disusun hanya mengukur ranah kognitif, disarankan penelitian lanjutan juga mengukur ranah psikomotorik dan afektif.

10. Mengingat populasi dan sampel penelitian tergolong kecil, untuk itu disarankan kepada peneliti yang lain untuk menggunakan populasi dan sampel yang lebih besar lagi.


(4)

105

Abdullah, Ramli, (2012). Pembelajaran Berbasis Manfaat Sumber Belajar. Jurnal:

Ilmiah Didaktika. 12 (2): 216

Ahmadi, Abu. (2009). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Azwar, Saifuddin. (2013). Penyusunan Skala Psiokologi. Yogyakarta: ustaka Pelajar

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Carey, Dick Walter, Lou Carey & James O. Carey. 2005. The Systematic Design

of Instruction (6th ed), New York: Pearson

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif,

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Herwandi, (2012). Meningkatkan Kinerja Guru dalam Melaksanakan Kegiatan Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi pada Pembelajaran IPA. Jurnal:

Vidya Karya. 27 (1): 18

Kemendiknas. (2003). UU Sistem Pendidikan Nasional

Kertayasa, I Nyoman. (2011). Logika, Riset dan Kebenaran. Jurnal: Sains dan

Teknologi. 10 (3): 30

Khaerunisa, F, Sarwi, N. Hindarto, (2012). PenerapanBetter Teaching And Learning Berbasis Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Berpikir Logis dan Keaktifan Siswa. Unnes Physics Education Jurnal. 1 (1): 6

Kowiyah, (2012). Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal: Pendidikan Dasar. 3 (5): 4 Miarso, Yusufhadi. (2009). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:

Kencana

Prawiradilaga, Dewi Salma. (2008). Prinsip Disain Pembelajaran: Instructional

Design Principles. Jakarta: Kencana

Purba, Timbul & Harun Sitompul, (2013). Strategi Pembelajaran dan Motif Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Menggambar Teknik.


(5)

106

Purwanto, Ngalim. (2009). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya

Purwanto, Ngalim. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Reigeluth, Charles M. (1983). Instructional Design Theories and Models: An

Overview of Their Current Status. London: Lawrence Erlabaum

Associates Publishers

Ruseffendi, (2005). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan &Bidang Non-Eksakta

Lainnya. Bandung: Tarsito

Sagala, Syaiful. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, Wina. (2014). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Seels, Barbara B & Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan

Kawasannya. Jakarta: Unit Percetakan Universitas Negeri Jakarta

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Rineka Cipta

Smaldino, Sharon E, Deborah L. Lowther, James D. Russel. (2011). Instructional

Technology & Media For Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Bekajar, Jakarta: Kencana

Subana, Moersetyo Rahadi, Sudrajat. (2000). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Sudjana, (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta

Supardi, (2012). Arah Pendidikan di Indonesia dalam Tataran Kebijakan dan Implementasi. Jurnal: Formatif. 2 (2): 112

Suparman, Atwi. (2001). Desain Instruksional (Ed. Revisi).. Jakarta: Universitas Terbuka

Suparno, Paul. (2001). Teori Perkembangan Kongnitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius


(6)

Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana

Syah, Muhibbin, (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Tohirin. (2011). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana