PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD KELAS X IPA SMA NEGERI 1 PANAI HULU T.A. 2014/2015.

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan anugerahNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar
Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan STAD Kelas X IPA
SMA Negeri 1 Panai Hulu T.A. 2014/2015 ”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dr. M. Manullang, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Drs. J. Ambarita, M.Pd, Bapak
Denny Haris, S.Si, M.Pd, dan Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan
penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan
bimbingan dan saran-saran selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu
Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta jajarannya, Bapak
Prof. Drs. Motlan Sirait, M.Sc., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan beserta jajarannya, Bapak Drs.
Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNIMED, Bapak Drs.
Yasifati Hia, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA UNIMED,
Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
FMIPA UNIMED serta kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf pegawai
Jurusan Matematika yang telah membantu dan memberikan kelancaran selama
penyusunan skripsi ini.

v

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Naikman
Damanik selaku Kepala SMA Negeri 1 Panai Hulu, Bapak Frans H. Siahaan, ST,
S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMA Negeri 1 Panai Hulu yang telah
banyak membantu penulis selama penelitian beserta siswa-siswi kelas X IPA yang
telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak tersayang
Karlondon Purba dan mamak tersayang Ratnawati Sibarani yang selalu

memberikan motivasi, doa, dan juga mengupayakan segala dana dalam perjalanan
studi penulis. Terimakasih sudah menjadi Bapak dan Mamak terbaik yang penulis miliki
yang senantiasa menjadi motivator penulis dalam mewujudkan mimpi-mimpi penulis di
masa depan. Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada Adik tersayang

Yoel, M.T Purba yang juga selalu memberikan dukungan dan motivasi selama
penelitian.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan sahabat tercinta Triana, Rima,
Susi, Fitri, Sartika, frisna dan teman-teman lainnya di jurusan matematika
khususnya kelas C Reguler 2010 yang telah banyak membantu penulis selama
perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada
penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan matematika. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.


Medan,

Agustus 2014

Penulis,

Widia Natalia Purba
4103111081

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD KELAS
X IPA SMA NEGERI 1 PANAI HULU T. A. 2014/2015
Widia Natalia Purba (4103111081)
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa
yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi
daripada hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif

tipe STAD pada pokok bahasan bentuk pangkat dan akar di kelas X IPA SMA
Negeri 1 Panai Hulu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
IPA SMA Negeri 1 Panai Hulu yang terdiri dari 3 kelas. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen. Dari 3 kelas dipilih 2 kelas secara acak yang kemudian
menjadi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Untuk alat pengumpul data
disediakan 25 soal, setelah divalidasi terdapat 5 soal yang tidak valid, dan 20 soal
yang valid yang dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar kelas eksperimen I
adalah 66,67 dan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen II adalah 59,03. Standar
Deviasi hasil belajar kelas eksperimen I adalah 10,95 dan Standar Deviasi hasil
belajar kelas eksperimen II adalah 11,45. Hal ini disebabkan karena pembelajaran
menggunakan model kooperatif tipe jigsaw lebih interaktif dan evaluatif daripada
pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD.
Setelah dilakukan uji-t didapat bahwa thitung = 2,892 dan ttabel = 1,669. Hal
ini berarti thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kemudian dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan bentuk
pangkat dan akar di kelas X IPA SMA Negeri 1 Panai Hulu TA 2014/2015.
Kata Kunci : Model pembelajaran, hasil belajar dan bentuk pangkat dan akar


vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

Halaman
i
ii
iii
iv
vi

viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian

1
1
6
7
7
7
7


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Hasil Belajar
2.1.3. Belajar Mengajar Matematika
2.1.4. Model Pembelajaran
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif13
2.1.6. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
2.1.6.1.Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
2.1.6.2.Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
2.1.6.3.Keunggulan dan Kelemahan Pemebelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw
2.1.7. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
2.1.7.1.Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
2.1.7.2.Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
2.1.7.3.Keunggulan dan Kelemahan Pemebelajaran Kooperatif
Tipe STAD
2.2 Kajian Materi Bentuk Pangkat dan Akar
2.2.1. Operasi Aljabar Pada Bentuk Akar
2.2.1.1.Pengurangan dan Penjumlahan Bentuk Akar

2.2.1.2.Mengalikan Bentuk Akar
2.2.1.3.Pembagian Bentuk Akar
2.2.2.Merasionalkan Penyebut Pecahan Bentuk Akar
2.3 Kerangka Konseptual
2.4 Penelitian Relevan
2.5 Hipotesis

9
9
9
10
11
12
15
15
17
19
20
20
20

22
24
24
24
25
26
26
29
31
31

vii

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1.Populasi Penelitian
3.2.2.Sampel Penelitian
3.3 Variabel Penelitian
3.4 Defenisi Operasional

3.5 Jenis dan Desain Penelitian
3.6 Prosedur Penelitian
3.7 Instrumen Pengumpul Data
3.7.1.Validitas Tes
3.7.2.Reliabilitas Tes
3.7.3.Indeks Kesukaran
3.7.4.Daya Pembeda Soal
3.7.5.Observasi
3.7.6.Tabulasi data nilai
3.8 Teknik Analisa Data

32
32
32
32
32
32
33
34
34

35
35
36
37
38
39
39
40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1.Pembelajaran dengan Menggunakan Model Kooperatif
Tipe Jigsaw
4.1.2.Pembelajaran dengan Menggunakan Model Kooperatif
Tipe STAD
4.2 Analisa Data
4.2.1.Uji Normalitas
4.2.2.Uji Homogenitas
4.2.3.Uji Hipotesis
4.3 Temuan Penelitian
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

44
44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.5 Saran

52
52
52

DAFTAR PUSTAKA

53

46
47
47
48
48
49
50
50

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw
Gambar 2.2. Ilustrasi Kerangka Konseptual
Gambar 4.1. Histogram Data Tes Hasil Belajar Kelas Jigsaw
Gambar 4.2. Histogram Data Tes Hasil Belajar Kelas STAD
Gambar 4.3. Histogram Rata-rata Kelas Jigsaw dan Kelas STAD

Halaman
16
30
44
45
45

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran( Tipe Jigsaw)
56
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran( Tipe STAD)
63
Lampiran 3. Bahan Diskusi( Tipe Jigsaw )
70
Lampiran 4. Alternatif Jawaban Bahan Diskusi Jigsaw
73
Lampiran 5. Bahan Diskusi I (Tipe STAD)
82
Lampiran 6. Bahan Diskusi II (Tipe STAD)
84
Lampiran 7. Alternatif Jawaban Bahan Diskusi I dan II(Tipe STAD)
86
Lampiran 8. Analisis Kisi-Kisi Instrumen Pravaliditas
96
Lampiran 9. Instrumen Pravaliditas
97
Lampiran 10.Lembar Jawaban
101
Lampiran 11.Kunci Jawaban Instrumen Pravaliditas
102
Lampiran 12. Persiapan Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar
103
Lampiran 13. Perhitungan Validitas Tes
104
Lampiran 14. Tabel Perhitungan Validitas Tes
108
Lampiran 15. Persiapan Perhitungan Reliabilitas Tes
109
Lampiran 16. Tabel Reliabilitas Tes
110
Lampiran 17. Persiapan Perhitungan Indeks Kesukaran Tes
111
Lampiran 18.Tabel Persiapan Indeks Kesukaran Tes
112
Lampiran 19. PersiapanMencari Daya Beda Soal
113
Lampiran 20. Tabel Perhitungan Daya Beda Soal
116
Lampiran 21. Tabel Ringkasan Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda
danValiditas
117
Lampiran 22. Analisis Kisi-kisi Instrumen Validitas(Tes Hasil Belajar)
118
Lampiran 23. Instrumen Validitas ( Tes Hasil Belajar)
119
Lampiran 24. Lembar Jawaban
122
Lampiran 25. Kunci Jawaban Instrumen Validitas(Tes Hasil Belajar)
123
Lampiran 26. Data Nilai Hasil Belajar dengan Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw (Eksperimen I)
124
Lampiran 27. Tabel Nilai Rata-rata dan Varians dan Standar Deviasi
Untuk Kelas Eksperimen I( Kooperatif Tipe Jigsaw)
126
Lampiran 28. Data Nilai Hasil Belajar dengan Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD (Eksperimen II)
127
Lampiran 29 Tabel Nilai Rata-rata dan Varians dan Standar Deviasi
Untuk Kelas Eksperimen II( Kooperatif Tipe STAD)
129
Lampiran 30. Tabel Uji Normalitas untuk Kelas Eksperimen I
(Kooperatif Tipe Jigsaw)
130
Lampiran 31. Tabel Uji Normalitas untuk Kelas Eksperimen I
(Kooperatif Tipe Jigsaw)
131
Lampiran 32. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar
132
Lampiran 33. Pengujian Hipotesis
134
Lampiran 34. Lembar Observasi Format Pengajaran Tipe Jigsaw
136
Lampiran 35. Perhitungan Lembar Observasi Format Pengajaran
Tipe Jigsaw
139

xi

Lampiran 36. Lembar Observasi Format Pengajaran Tipe STAD
Lampiran 37. Perhitungan Lembar Observasi Format Pengajaran
Tipe STAD
Lampiran 38. Hasil Bahan Diskusi Jigsaw dan STAD
Lampiran 39. Hasil THB Jigsaw dan STAD
Lampiran 40. Analisis Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan Soal THB
Lampiran 41. Daftar Kegiatan Penelitian
Lampiran 42. Tabel Uji Liliefors dan Normalitas dan Distribusi t
Lampiran 43. Dokumentasi Penelitian

140
143
144
151
155
156
157
160

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin
kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan adanya pendidikan dapat
meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah
satu pendidikan yang dianggap penting untuk meningkatkan dan mengembangkan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah pendidikan matematika.
Pendidikan matematika mempunyai peranan bagi setiap individu untuk melatih
kemampuan berfikir logis, kritis, sistematis, kreatif dan kemauan bekerja sama
yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan melalui pendidikan
matematika karena matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat
dan jelas antara satu dengan lainnya, serta memerlukan pola pikir yang bersifat
deduktif dan konsisten.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting di berbagai disiplin ilmu dan
mengembangkan daya fikir manusia. Seperti yang dikemukakan Darhim
(http://www.duniaguru.com) bahwa :
“Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini
sangat berpengaruh di semua bidang pendidikan terutama pada mata
pelajaran matematika. Dalam dunia keilmuan, matematika berperan
sebagai bahasa simbolis yang memungkinkan terwujudnya komunikasi
yang cermat dan tepat. Kegunaan mata pelajaran matematika bukan
hanya memberi kemampuan dalam perhitungan kuantitatif, tetapi juga
dalam penataan cara berfikir, terutama dalam hal pembentukan
kemampuan menganalisis, membuat sistesis, melakukan evaluasi hingga
kemampuan memecahkan masalah”.
Dengan melihat pentingnya matematika, maka pelajaran matematika
perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari pendidikan dasar. Namun,
besarnya tuntutan untuk mempelajari matematika tidak sebanding dengan hasil
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar matematika yang

2

dikemukakan

dalam

suatu

website

Agus

Leo

(http://agusleo2.

blogspot.com/2013/04/rendahnya-hasil-belajar-matematika.html)bahwa:
“Pada mata pelajaran matematika, rendahnya hasil dan motivasi belajar
siswa dapat dilihat dari hasil IMO ( International Mathematical
Olympiad ) 2012 yang dilaksanakan di Jerman, Indonesia menempati
peringkat ke-35 dari 100 negara yang ikut serta. Selain itu, untuk nilai
PISA (Programme For International Student Assessment) 2009 (OECD,
2010:7) yang mengukur kemampuan literasi membaca, matematika, dan
sains siswa berusia 15 tahun di SMP/MTs/SMA/MA/SMK, skor
Indonesia untuk kemampuan matematika adalah 371 dari skor rata-rata
494. Hal ini menunjukkan kemampuan matematika siswa indonesia
masih dibawah standar internasional. Hasil TIMSS 2007 yang
dikemukakan oleh Mullis (2012) juga tidak menunjukkan hasil
menggembirakan, skor Indonesia untuk tingkat delapan (setingkat
SLTP), Indonesia berada di peringkat 38 dari 42 negara. Nilai rata-rata
yang didapat siswa Indonesia juga masih tergolong buruk, yaitu hanya
386. Sedangkan rata-rata nilai seluruh negara yang disurvei adalah 500.
Sungguh menyedihkan mengetahui siswa di Indonesia mendapatkan
nilai yang rendah dimata dunia”.
Dalam proses belajar mengajar disekolah, banyak kendala yang dihadapi
oleh siswa, salah satu dari kendala tersebut kurangnya minat siswa dalam
menerima pelajaran yang diberikan guru. Khususnya bidang studi matematika
merupakan bidang studi yang kurang disenangi oleh siswa. Seperti yang
dikemukakan Ridha (http:/www.duniaguru.com/2012/04/12/minat-siswa-dalampelajaran-matematika.html) mengatakan bahwa: “kenyataan menunjukkan bahwa
minat siswa-siswa kita dalam pelajaran matematika relatif rendah sehingga sangat
jarang ditemukan siswa kita yang memahami konsep dan penerapan matematika
dengan baik”.
Tidak hanya itu, dalam proses belajar mengajar masih banyak ditemukan
kepasifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa tidak mau
bertanya kepada guru, walaupun sebenarnya siswa tersebut belum paham pada
materi yang diajarkan guru. Untuk itu guru perlu menciptakan suasana belajar
dimana siswa mendapatkan kesempatan berinteraksi satu sama lain. Usaha guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran antara lain memilih metode yang tepat
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan kondusif dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai seperti yang diinginkan.

3

Penelitian Auliyawanti (2005) menyatakan bahwa:
“Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya adalah metode/model yang digunakan oleh guru dalam
mengajar. Pada kenyataanya, dalam pembelajaran masih menggunakan
metode konvensional, sehingga siswa kurang aktif dalam belajar dan
prestasi belajar kurang memuaskan siswa dalam mencapai
prestasibelajar yang maksimal bila seorang guru tepat dalam menerapkan
metode mengajar. Untuk itu diperlukan metode/model pembelajaran
yang inovatif dan mampu meningkatkan keaktifan serta prestasi belajar
siswa”.
Pokok bahasan Bentuk Pangkat dan Akar adalah salah satu pokok
bahasan yang diajarkan dikelas SMA kelas X, yang termasuk salah satu pokok
bahasan yang cukup sulit, karena banyak menggunakan rumus-rumus dan sifatsifat. Dari hasil observasi awal terhadap materi bentuk pangkat dan akar di kelas
X di semester genap dan wawancara dengan salah seorang guru matematika di
SMA Negeri 1 Panai Hulu dapat dilihat beberapa kesulitan siswa pada bentuk
pangkat dan akar dalam menyelesaikan operasi aljabar pada bentuk akar dan
merasionalkan penyebut pecahan bentuk akar. Meskipun materi tersebut sudah
diterima pada semester ganjil, namun masih saja kebanyakan siswa mengalami
kesulitan untuk mengingat dan menentukan rumus dan sifat mana yang harus
dipakai dalam pengerjaan soal yang diberikan. Sehingga hasil belajar siswa pada
pokok bahasan bentuk pangkat dan akar ini masih rendah.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa baik melalui penerapan
pengetahuan, belajar memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya
maupun saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan teman-temannya.
Salah satu caranya adalah dengan memilih model pembelajaran yang sesuai, yakni
dengan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ini menggunakan kelompok
– kelompok kecil sehingga siswa-siswa saling bekerja sama untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Siswa dalam kelompok kooperatif belajar berdiskusi, saling
membantu, dan mengajak satu sama lain untuk mengatasi masalah. Pembelajaran
kooperatif mengkondisikan siswa untuk aktif dan saling memberi dukungan

4

dalam kerja kelompok untuk menuntaskan materi masalah dalam belajar. Seperti
yang dikemukakan Stahl (Isjoni, 2009 : 42) bahwa :
“Dengan melaksanakan model pembelajaran kooperatif, siswa
memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu
juga dapat melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik
keterampilan berpikir (thinking skill) maupun keterampilan sosial (social
skill) seperti keterampilan mengemukakan pendapat, menerima saran
dan masukan dari orang lain, bekerja sama, rasa setia kawan, dan
mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan
kelas”.
Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan
pengetahuan, kemampuan, keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang
terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran namun bisa
juga berperan sebagai tutor bagi teman sebaya. Seperti yang dikemukakan Sharan
(Isjoni, 2009: 43) bahwa : “Siswa yang belajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan
didukung dari rekan sebaya”.
Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan akademik,
berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menggali berbagai informasi,
belajar menggunakan sopan santun, serta menghargai pendapat orang lain.
Menurut Koes (Isjoni, 2009: 20) bahwa : “Dalam belajar kooperatif didasarkan
pada hubungan antara motivasi, hubungan interpersonal, strategi pencapaian
khusus, suatu ketegangan dalam individu memotivasi gerakan ke arah pencapaian
hasil yang diinginkan”.
Roger (Suprijono, 2009: 58) mengatakan bahwa : “Tidak semua belajar
kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif”. Untuk mencapai hasil yang
maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan. Lima
unsur tersebut adalah :
a.

Saling ketergantungan positif

b.

Tanggung jawab perseorangan

c.

Tatap muka

d.

Komunikasi antar anggota

e.

Evaluasi proses kelompok

5

Kelima unsur tersebut tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran kooperatif
karena sangat mempengaruhi kesuksesan dari pembelajaran kooperatif itu sendiri.
Model-model pembelajaran kooperatif dibedakan dengan pendekatanpendekatan yang berbeda. Misalnya, pembelajaran kooperatif tipe GI (Group
Investigation) yang mengedepankan pendekatan investigasi didalam setiap
kelompok dan pembelajaran. Beberapa tipe pembelajaran kooperatif antara lain :
STAD, Jigsaw, GI, NHT (Number Head Together), TAI, dsb.
Model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin adalah
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah
pembelajaran yang mengedepankan aktivitas serta motivasi antar siswa dalam
menguasai materi dan mengoptimalkan hasil belajar. Setiap siswa harus
memastikan teman satu kelompoknya menguasai materi yang mereka pelajari.
Mereka harus mendukung teman satu kelompoknya untuk bisa melakukan yang
terbaik, menunjukkan norma bahwa belajar itu penting, berharga dan
menyenangkan. Pembelajaran tipe ini hasilnya sangat baik. Hal ini didukung oleh
penelitian Pusdihartati (2006) yang mengatakan bahwa:
“Ketuntasan belajar klasikal siswa dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD adalah sebesar 72,77%. Dengan pembelajaran
model ini, siswa lebih mudah memahami setiap materi yang diberikan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam
upaya meningkatkan hasil beajar siswa.”.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah pembelajaran
kooperatif yang memaksimalkan proses pembelajaran dengan adanya tim ahli.
Setiap siswa didalam kelompok memiliki keahlian akan submateri yang sedang
dipelajari dan memiliki tanggung jawab untuk membagikannya dengan anggota
lain dalam satu kelompok. Setiap siswa dalam satu kelompok tidak memiliki rasa
canggung untuk bertanya karena yang menjadi gurunya adalah temannya sendiri.
Pembelajaran dengan tipe ini dapat meningkatkan hasil belajar karena
meningkatkan motivasi untuk belajar. Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Achmad (2007) yang menyatakan bahwa : “Model pembelajaran

6

kooperatif tipe jigsaw II dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan
siswa kelas VII B SMP 4 Kudus pada materi pokok teorema Pythagoras.”
Siswa lebih memiliki konsentrasi yang lebih tinggi selama dan setelah
diskusi dalam kelompok kooperatif daripada bekerja secara individu atau
kompetitif. Sehingga materi yang dipelajari siswa akan melekat pada periode
waktu yang lebih lama. Model Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan STAD
merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang memiliki teknik pelaksanaan yang
berbeda dan sering digunakan dalam pembelajaran. Hal ini didukung oleh
penelitian Azka (2005) :
“Hasil belajar pokok bahasan Pythagoras siswa yang dikenai model
pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih baik daripada hasil
belajar siswa yang dikenai pembelajaran konvensional dan hasil belajar
siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik
daripada hasil belajar siswa yang dikenai pembelajaran konvensional.”
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melihat perbedaan hasil
belajar siswa melalui penerapan metode Student Teams-Achievement Division
dan JIGSAW. Adapun judul yang dipilih sesuai dengan masalah tersebut yaitu
“Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar Menggunakan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw dan STAD Kelas X IPA SMA Negeri 1 Panai Hulu T.A.
2014/2015.”

1.2 Identifikasi Masalah
Untuk membuat tujuan penelitian ini lebih jelas dan terarah, maka perlu
dilakukan identifikasi masalah. Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa
masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.

Hasil belajar matematika siswa yang masih rendah.

2.

Kurangnya minat siswa untuk mempelajari matematika.

3.

Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar masih kurang.

4.

Siswa mengalami kesulitan menyelesaikan soal-soal bentuk pangkat dan akar.

7

1.3 Batasan Masalah
Disebabkan keaktifan siswa dalam proses belajar masih kurang dan
masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan bentuk
pangkat dan akar, maka batasan masalah penelitian ini dibatasi pada perbedaan
hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dan tipe STAD pada pokok bahasan bentuk pangkat dan akar kelas X IPA SMA
Negeri 1 Panai Hulu.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan
bentuk pangkat dan akar di kelas X IPA SMA Negeri 1 Panai

Hulu TA

2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan
bentuk pangkat dan akar di kelas X IPA SMA Negeri 1 Panai

Hulu TA

2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama :
1.

Bagi peneliti, sebagai bahan acuan untuk meningkatkan kegiatan belajar
mengajar sebagai calon guru dan sebagai bahan kajian untuk penelitian lebih
lanjut.

8

2.

Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran
yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

3.

Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar matematika khususnya pada
pokok bahasan bentuk pangkat dan akar.

4.

Dapat dijadikan bahan masukan bagi penelitian sejenis.

52

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Dari Perhitungan pengujian hipotesis diperoleh thitung = 2,892 dengan ttabel
= 1,669. Hal ini berarti thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan bentuk pangkat
dan akar di kelas X IPA SMA Negeri 1 Panai Hulu T.A. 2014/2015.

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti memberikan beberapa saran
antara lain :
1. Kepada guru matematika untuk dapat mempertimbangkan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran matematika pada
pokok bahasan bentuk pangkat dan akar.
2. Kepada guru matematika kiranya dapat mencoba menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi lainnya dalam
meningkatkan hasil belajar matematika.
3. Kepada siswa agar lebih aktif di dalam proses pembelajaran baik dalam
hal mengemukakan pendapat maupun bertanggumg-jawab dengan
kemampuan diri sendiri.
4. Kepada peneliti yang ingin melakukan penelitian yang menggunakan
objek yang sama agar melakukan persiapan yang teliti dan cermat
mengalokasikan waktu, sehingga dapat mencegah kendala-kendala yang
akan dihadapi.

53

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta.
Adianti, Frisna. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok
Bahasan Statistika Kelas XI SMA AL-ULUM Terpadu Medan T.A
2008/2009. Skripsi. FMIPA. Unimed. Medan.
Ansari, Bansu Irianto. 2009. Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi.
Jakarta : Pena.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Asmin, dan Abil. 2012. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis
Klasik dan Modern. Medan : Perdana Mulya Sarana.
Auliyawanti. 2005. Efektifitas Penerapan metode Tutor Sebaya Dalam Kelompok
Kecil Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Pokok Bahasan
Jurnal Khusus Perusahaan Dagang Pada Siswa Kelas XI IS SMA Negeri I
Karanganom Tahun Ajaran 2006/2007. (http:/www.one.indoskripsi.com).
diakses 07 januari 2014.
Azka. 2005. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw
II Terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Teorema
Phytagoras Pada Siswa Kelas II Semester 1 SMP N 10 Semarang Tahun
Pelajaran 2004/2005. Skripsi. FMIPA. UNNES. Semarang.
Burton.
2009.
Defenisi
dan
Pengertian
Hasil
Belajar.
(http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar pengertian-dandefinisi.html). diakses 18 januari 2014.
Dimyati, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka
Cipta.
Darhim. 2010. Pembelajaran Matematika. (http://www.duniaguru.com). diakses
07 januari 2014.
Efektifitas
Model
Pembelajaran
Cooperative
Learning.
2010.
(http//www.google.com/Efektifitas-Model-Pembelajaran-CooperativeLearning/2010/06). diakses 24 april 2014
Gagne. 2011. Pengajaran Matematika. (http//www.google.com/mengajar.html)
.diakses 18 januari 2014.

54

Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Krisna.

2010.
Pengertian
dan
(http://www.google.com/Pengertian Dan
krisna1.2010). diakses 18 januari 2014.

Ciri-ciri
Ciri-ciri

Pembelajaran.
Pembelajaran _

Kanginan, Marthen. 2006. Matematika untuk SMU Kelas I Semester 1. Bandung :
Grafindo Media Pratama.
Lie, Anita. 2010. Cooperatif Learning. Jakarta : Grasindo.
Marpaung, Elprina. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD(Student Team Achievement Division) denganMenggunakan LAS
pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat di Kelas X SMA HKBP
Sidorame Medan T.A. 2010/2011. Skripsi. FMIPA. Unimed. Medan.
Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Pusdihartati. 2006. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman
Matematika
Siswa.
(http://aresearch.upi.edu/skripsi/2006/02). diakses 03 April 2014
Ratna. (http//www.google.com/ Efektifitas Model Pembelajaran Cooperative
Learning.html). diakses 06 februari 2014.
Ridha.(http:/www.duniaguru.com/2012/04/12/minat-siswa-dalam-pelajaranmatematika.html).
Sakiben. 2010. Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
yang Diajar dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan Tipe STAD di
Kelas 1 SMK-BM Raksana Medan T.A. 2009/2010. Skripsi. FMIPA.
Unimed. Medan.
Sayuti, Achmad . 2007. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B
SMP 4 Kudus Tahun Ajaran 2006/2007 pada Materi Pokok Teorema
Phytagoras melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw II. Skripsi. FMIPA. UNNES. Semarang.
Slavin, Robert E. 2008. Cooperatif Learning. Bandung : Nusa Media.
Soegito, Edi. 2003. Materi Pokok Kemampuan Dasar Mengajar. Jakarta:
Universitas Terbuka.

55

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Siburian, Tiur Asi. 2012. Evaluasi Belajar. Jakarta : Halaman Moeka.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif. Jakarta :
Kencana.
Website Agus Leo (http://agusleo2. Blogspot.com/2013/04/rendahnya-hasilbelajar-matematika.html). diakses tanggal 10 Mei 2014.
Wirodikromo, S . 2004. Matematika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI BIAYA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS XII AK SMK NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011 – 2012

2 11 150

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION DAN TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 73

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 METRO PELAJARAN 2011/2012

0 11 100

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD

0 7 50

PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI BIAYA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS XII AK SMK NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011 – 2012

0 7 160

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD PADA SISWAKELAS IX TAHUN 2009/2010

0 6 82

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN JIGSAW DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 WAY JEPARA

0 14 127

KOMPARASI HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 17 110

KOMPARASI HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 5 94

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 2 13