PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NO. 105321 TUMPATAN NIBUNG KEC. BATANGKUIS KAB. DELI SERDANG.

(1)

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE

LEARNING TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD

NEGERI NO. 105321 TUMPATAN NIBUNG

KEC.BATANG KUIS KAB. DELI SERDANG

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

S Y A H R I L

NIM. 8106181020

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul ”Peningkatan

Motivasi dan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Pembelajaran Model

Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V SD Negeri No.105321

Tumpatan Nibung Kec. Batang Kuis Kab. Deli Serdang”. Tesis ini disusun untuk

memenuhi sebahagian persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan.

Proses Penelitian dan penulisan tesis ini dapat berjalan dengan baik berkat

sumbangan pemikiran dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :

1.

Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si selaku pembimbing I, dan Bapak Prof. Dr.

Harun Sitompul, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu dalam membimbing terutama memotivasi secara terus

menerus kepada penulis agar dapat menyelesaikan tesis ini.

2.

Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas

Negeri Medan yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti perkuliahan di Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

3.

Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang, M.Pd selaku Direktur Program Pasca

Sarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan bantuan

kemudahan administrasi di Program Pasca Sarjana UNIMED.

4.

Bapak Prof. Dian Armanto, M.A, M.Sc, M.Pd, Ph.D, selaku ketua Prodi

Pendidikan Dasar dan nara sumber, Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd, selaku

Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar dan selaku notulen, Bapak Dr. Hidayat,

M.Si selaku nara sumber, dan Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si selaku nara

sumber yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam

penyelesaian dan penyempurnaan tesis ini.

5.

Kepada seluruh Bapak/ibu dosen yang telah memberikan bimbingan dan

ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan di Program Pasca Sarjana

Universitas Negeri Medan.


(6)

6.

Kepada semua keluarga, dan istimewa buat istri tercinta beserta

anak-anakku yang kusayangi; Mhd. Ali Ja’far Siregar, Sya

wal Syahputra Siregar,

dan Nurul Ulfah Amaliyah Siregar yang selalu memberikan semangat,

dukungan do’a dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah

dan tesis ini.

7.

Kepada seluruh rekan seangkatan mahasiswa Pasca Sarjana Program

Pendidikan Dasar yang telah banyak memberikan semangat, motivasi, kerja

sama selama mengikuti perkuliahan di Program Pasca Sarjana UNIMED.

Dengan penuh kerendahan hati penulis menyadari bahwa tesis ini masih

jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mohon saran dan sumbangan

pemikiran demi kesempurnaannya. Akhirnya penulis berharap semoga hasil

penelitian ini dapt memberikan manfaat bagi penulis dan juga bagi yang

membacanya.

Medan, Mei 2012

Penulis

S y a h r i l


(7)

ABSTRACT

Syahril. Increasing Motivation and Learning Outcomes Learning Model IPS Through the Application of Cooperative Learning Jigsaw Study In Elementary School Students Class V No.105321 Tumpatan Nibung Kec. Batang Kuis Kab. Deli SerdangThesis, Program State University in Medan, Juni 2012.

Problems in this study is the low motivation and student’s learning outcomes obtained. Because The students are less involved in the learning process. This study, aims to improve: (a) students' motivation in fifth grade elementary school social studies, (b) the fifth grade elementary school student in social studies. In the study data collection is done through: (a) a written test, (b) interview (c) observation, and (d) field notes. This research done two cycles, each cycle consisting of two meetings. And please note also that in each cycle consists of phases, namely: (a) stages of planning (planning), (b) stages of action (action), (c) stages of observation (observation), and (d) stages of reflection (reflection ). In this study, the subject is the V-class primary school students by 42 people. I cycle the action on the work of 20 people (47.61%) while those not managed by 22 people (52.38%), and the average score of 62.52%. Thus it is known that the ability of students to act cycle I was in understanding the material based on the success rate is still low or has not been completed. In the second cycle of action that has succeeded in learning many as 36 people (85.71%), which has not been completed as many as 6 people (14.29%) with an average score of 68.38%. Then, It is known that the ability of the students in understanding the material struggles of the hero in the Dutch colonial period and the Japanese have managed or resolved. Based on the above data the researchers concluded that the research hypothesis is accepted.


(8)

ABSTRAK

Syahril. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Pembelajaran Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V SD Negeri No.105321 Tumpatan Nibung Kec. Batang Kuis Kab. Deli Serdang.Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, Juni 2012.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi dan hasil belajar yang diperoleh siswa. Ini disebabkan siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini, bertujuan untuk meningkatkan : (a) motivasi belajar siswa kelas V SD pada mata pelajaran IPS, (b) hasil belajar siswa kelas V SD pada mata pelajaran IPS. Didalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui : (a) tes tertulis, (b) wawancara (c) observasi, dan (d) catatan lapangan. Penelitian ini dilakukan dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Dan perlu diketahui juga bahwa disetiap siklus terdiri dari tahapan-tahapan, yaitu : (a) tahapan perencanaan (planning), (b) tahapan tindakan (action), (c) tahapan pengamatan (observation), dan (d) tahapan refleksi (reflection). Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa SD kelas V sebanyak 42 orang. Tindakan pada siklus I yang berhasil sebanyak 20 orang (47,61%) sedangkan yang belum berhasil sebanyak 22 orang (52,38%), dan skor rata-rata 62,52%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kemampuan siswa pada tindakan siklus I ini dalam memahami materi berdasarkan tingkat keberhasilan masih tergolong rendah atau belum tuntas. Pada tindakan siklus II yang telah berhasil dalam belajar sebanyak 36 orang (85,71%), yang belum tuntas sebanyak 6 orang (14,29%) dengan skor rata-rata 68,38%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang sudah berhasil atau tuntas. Berdasarkan data di atas peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima.


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB. I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

... 1

B.

Identifikasi Masalah ... ... 8

C.

Batasan Masalah ... 9

D.

Rumusan Masalah ... 9

E.

Tujuan Penelitian ... 10

F.

Manfaat Penelitian ... 10

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

A.

Kerangka Teori

1.

Hakikat Pembelajaran dan Motivasi Belajar ... 12

2.

Hakikat Hasil Belajar IPS ... 23

3.

Aspek Nilai dan Sikap ... 28

4.

Hakikat Model Pembelajaran Cooperation Learning ... 30

5.

Penelitian Yang Relevan ... 44


(10)

C.

Hipotesis Tindakan ... 48

BAB. III METODE PENELITIAN

A.

Rancangan Penelitian ... 50

B.

Setting Penelitian ... 51

C.

Prosedur Penelitian ... 53

D.

Data Dan Sumber Data ... 56

E.

Teknik Pengumpulan Data ... 57

F.

Teknik Analisa Data ... 62

G.

Indikator Tindakan ... 63

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Deskripsi Data Pada Pelaksanaan Siklus I ... 65

1.

Perencanaan Tindakan ... 65

2.

Pelaksanaan Tindakan I ... 68

3.

Observasi Siklus I ... 75

4.

Refleksi Hasil Tindakan Siklus I ... 88

B.

Deskripsi Data dan Pelaksanaan Serta Temuan Penelitian Pada

Siklus II ... 90

1.

Perencanaan Tindakan ... 90

2.

Pelaksanaan Tindakan II ... 91

3.

Observasi Siklus II ... 97

4.

Refleksi dan Perbaikan ... 108

5.

Pembahasan Temuan Dalam Penelitian ... 110


(11)

BAB. V SIMPULAN DAN SARAN

A.

Simpulan ... 116

B.

Implikasi ... 116

C.

Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Keadaan Nilai Semester Kelas V ... 5

Tabel 2. Rambu-rambu Dalam Pengukuran Motivasi ... 20

Tabel 3. Penghitungan Skor Perkembangan Kemajuan Siswa ... 43

Tabel.4. Penghitungan Skor Perkembangan Kemajuan Kelompok Siswa ... 44

Tabel 5. Prosedur Penelitian Tindakan Pada Siklus I ... 53

Tabel 6. Prosedur Penelitian Tindakan Pada Siklus II ... 55

Tabel 7. Lembar Observasi Pengamatan Terhadap Kegiatan Guru ... 59

Tabel 8. Lembar Observasi Pengamatan Terhadap Kegiatan siswa ... 60

Tabel 9. Daftar Skor dan Nilai Tes Akhir Siklus I ... 79

Tabel 10. Hasil Observasi Pengamatan Terhadap Kegiatan Guru Sklus I ... 82

Tabel 11. Hasil Observasi Pengamatan Terhadap Kegiatan Siswa Siklus I ... 83

Tabel 12. Tingkat Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I ... 86

Tabel 13. Hasil Angket Motivasi Siswa Pada Siklus I ... 87

Tabel 14. Daftar Skor dan Nilai Tes Akhir Siklus II ... 99

Tabel 15. Hasil Observasi Pengamatan Terhadap Kegiatan Guru Sklus II 102

Tabel 16. Hasil Observasi Pengamatan Terhadap Kegiatan Siswa Siklus II 103

Tabel 17. Tingkat Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II ... 106


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian ... 52

Gambar 2. guru membimbing siswa berdiskusi ... 69

Gambar 3. siswa sedang melakukan diskusi kelompok ... 71

Gambar 4. siswa membacakan hasil dikusi ... 73

Gambar 5. observer sedang melakukan observasi ... 77

Gambar 6. Diagram Batang Hasil Nilai Tes Akhir Siklus I ... 80

Gambar 7. Diagram Batang Motivasi Siswa Pada Siklus I ... 87

Gambar 8. Diagram Batang Hasil Nilai Tes Akhir Siklus II ... 100


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I, Pertemuan I ... 123

Lampiran 1b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I, Pertemuan II ... 128

Lampiran 1c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II, Pertemuan I ... 133

Lampiran 1b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II, Pertemuan II ... 138

Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa ... 143

Lampiran 3. Kisi-Kisi Soal ... 147

Lampiran 4. Pedoman Wawancara Siswa ... 148

Lampiran 5. Lembar Observasi Pengamatan Motivasi Siswa ... 149

Lampiran 6. Angket Motivasi Siswa ... 150

Lampiran 7. Kisi-Kisi Kuisioner Untuk Siswa ... 152

Lampiran 8. Format Kegiatan Siswa ... 153

Lampiran 9. Format Kegiatan Guru ... 156

Lampiran 10. Matrik Tingkat Ketercapaian Siswa ... 160


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di era global. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam membentuk karakter seorang anak, yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan berinteraksi dan melakukan banyak hal terhadap lingkungannya, baik secara individu maupun sebagai makhluk sosial. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, saat ini maupun yang akan datang. Secara total, pendidikan merupakan suatu sistem yang memiliki kegiatan cukup kompleks, meliputi berbagai komponen yang berkaitan satu sama lain.

Jika menginginkan pendidikan terlaksana secara baik dan teratur, berbagai elemen (komponen) yang terlibat dalam kegiatan pendidikan perlu dikenali. Pendidikan dapat dilihat dari hubungan elemen peserta didik (siswa), pendidik


(16)

2

(guru), dan interaksi keduanya dalam usaha meningkatkan pendidikan. Hubungan antara elemen peserta didik (siswa) dengan pendidik (guru) seharusnya tidak hanya bersifat satu arah saja berupa penyampaian informasi dari guru kepada peserta didik. Proses belajar mengajar justru lebih baik jika dilakukan secara aktif oleh kedua belah pihak yaitu guru dan peserta didik agar terjadi interaksi yang seimbang antara keduanya. Namun demikian, masih kerap ditemui dalam proses belajar mengajar mata pelajaran IPS guru menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran lebih mengandalkan metode ceramah sehingga siswa kurang termotivasi, dan cepat menjadi bosan serta kurang aktif. Selain dari itu mata pelajaran IPS pun masih dianggap sebagai mata pelajaran yang menuntut kemampuan menghafal. Tanpa perlu upaya pemahaman dan dikaitkan dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, tentu akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Sehubungan dengan permasalahan di atas, sebagaimana dikemukakan oleh Sumarsono (2007:8) bahwa "belajar merupakan proses perubahan sikap, keteram-pilan dan pengetahuan yang berlangsung terus menerus dalam periode waktu yang panjang". Penggunaan metode yang tepat di dalam pelaksanaannya, serta pelaksanaan evaluasi hasil belajar, merupakan aspek-aspek yang mempengaruhi keberhasilah belajar.

Pengajaran IPS atau ilmu sosial adalah pengajaran mengenai interaksi aspek-aspek kehidupan manusia di masyarakat atau merupakan proses pengajaran yang memadukan berbagai pengetahuan sosial. Materi pengajaran IPS diarahkan agar siswa menguasai konsep-konsep dari ilmu-ilmu sosial. Dari beberapa definisi


(17)

3

yang dikemukakan para ahli tentang pengertian studi sosial, dapat diketahui bahwa dengan pengajaran IPS berbagai kemampuan yang diharapkan berkembang pada diri siswa, khususnya kemampuan untuk hidup di masyarakat di mana siswa itu berada. Pengajaran IPS merupakan pengajaran yang selalu berkenaan dengan kehidupan nyata di masyarakat. Kehidupan nyata yang dimaksudkan adalah ragam kegiatan usaha yang dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuh-annya, mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, dan untuk memajukan ke-hidupannya.

Tujuan utama pembelajaran IPS adalah untuk membantu siswa mengem-bangkan berbagai kemampuannya untuk mengolah lingkungan fisik dan sosialnya agar dapat hidup harmonis di lingkungannya (Jarolimek,1977:3-4). Nursid (1984: 20) menyatakan bahwa, “melalui pengajaran IPS diharapkan terbinanya warga negara yang akan datang dan peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental yang positif terhadap segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya dan juga menimpa kehidupan masyarakat”.

Mengacu pada uraian di atas, terlihat bahwa potensi siswa yang harus dikembangkan melalui pembelajaran IPS adalah meliputi sikap mental, daya rasional, daya emosional, dan keterampilan baik mental psikologi maupun fisik-biologis siswa. Melalui pengajaran IPS yang terarah dan mantap, sikap mental, daya rasional, dan keterampilan siswa dapat dibina ke arah kematangan dan kedewasaan. Sehingga di masa yang akan datang siswa dapat menghadapi tantangan berat kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat.


(18)

4

Oleh karena itu mata pelajaran IPS di SD dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis (Permendiknas No. 22/2006).

Kenyataan menunjukkan, dari berbagai media massa dilaporkan bahwa saat ini berbagai persoalan sosial masyarakat Indonesia sudah sampai pada kondisi yang sangat meresahkan. Keadaan ini mengindikasikan bahwa pembela-jaran IPS di sekolah belum mampu menumbuhkan potensi siswa sesuai dengan hakekat mata pelajaran IPS diberikan dalam pendidikan di sekolah sebagaimana telah dipaparkan pada uraian sebelumnya.

Fenomena di sekolah menunjukkan bahwa selama ini dalam pembelajaran IPS, siswa kurang berminat dan kurang bergairah dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Kasus di SD Negeri No.105321 Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara ditemukan dari hasil dua semester yang lalu menunjukkan bahwa hanya 57 - 60% siswa yang mencapai ketuntasan belajar (> KKM = 60). Hasil ini tentunya belum memenuhi kategori ketuntasan kelas (yakni 75% siswa memperoleh nilai ≥ 60). Untuk lebih jelasnya data tersebut disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut.


(19)

5

Tabel 1. Keadaan Nilai dua Semester yang lalu IPS Kls V SDN 105321 Tumpatan Nibung Tahun Ajaran 2011/2012.

No Nilai Jumlah Siswa Jumlah Siswa Keterangan

1. 0 – 10 - -

2. 11 – 20 - -

3. 21 – 30 - -

4. 31 – 40 1 orang -

5. 41 – 50 3 orang 3 0rang

6. 51 – 60 24 orang 18 orang

7. 61 – 70 13 orang 19 orang

8. 71 – 80 1 orang 2 orang

9. 81 – 90 - -

10. 91 – 100 - -

Sumber SDN 105321 Tumpatan Nibung Tahun Ajaran 2011/2012.

Keadaan ini diduga karena belum diterapkannya pembelajaran IPS yang melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Guru cenderung lebih banyak mengajarkan IPS satu arah dengan menggunakan metode ceramah saja, sesekali dilakukan tanya jawab. Siswa sangat jarang dilibatkan dalam pemecahan masalah sosial masyarakat bahkan tidak pernah melakukan simulasi perilaku bermasyarakat yang baik. Pembelajaran IPS dengan cara demikian kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi sesama dalam mengeluarkan pendapat dan menunjukkan perilaku sosial yang baik. Fenomena yang ditemukan di SD. Neg No.105321 Tumpatan Nibung Kec. Batang Kuis Kab. Deli Serdang, bahwa hingga saat ini pembelajaran masih berpusat pada guru dan cenderung hanya bergantung terhadap materi yang disediakan oleh buku paket. Selain itu pendekatan dan metode masih sering menggunakan satu arah, sehingga siswa kurang memahami materi yang dipelajari karena pembelajaran masih bersifat abstrak.


(20)

6

Dampaknya adalah, siswa kurang terlibat dalam pembelajaran. Pembelajaran didominasi oleh guru, hanya sebagian kecil melibatkan siswa, karena siswa kurang terlibat dalam pembelajaran, sehingga materi-materi yang diberikan tidak dapat dipahaminya dengan baik. Karena tidak diarahkan dan dimotivasi, siswa takut aktif dan takut salah dalam pembelajaran.

Siswa kurang dibiasakan bekerja sama dalam kelompok. Dalam pembe-lajaran siswa hanya bekerja secara individu dan tidak boleh bertanya kepada teman lainnya. Walaupun siswa kurang paham dengan materi yang diberikan, maka siswa hanya diperbolehkan bertanya kepada guru. Karena keterlibatan siswa dalam pembelajaran kurang dibiasakan dan tidak diarahkan oleh guru maka siswa takut bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti, akhirnya siswa kurang bisa menyelesaikan tugas yang diberikan.

Di SD. Neg No.105321 Tumpatan Nibung Kec. Batang Kuis Kab. Deli Serdang juga ditemukan rendahnya kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran IPS. Kemampuan pemecahan masalah yang terlihat pada mata pelajaran IPS masih rendah, hal ini terlihat dari jawaban yang diberikan oleh siswa ketika menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru.

Mencermati berbagai permasalahan, perlu dilakukan inovasi pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi melalui penerapan pembelajaran cooperative tipe jigsaw. Melalui penerapan model pembelajaran ini siswa dibiasakan belajar dalam kelompok-kelompok, berinteraksi dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok dan tanggung jawab individual sehingga dapat memotivasi dan membangkitkan rasa percaya diri siswa, bahwa mereka


(21)

7

mampu memahami makna dari setiap persoalan yang terjadi. Oemar Hamalik (2002:173) menyatakan bahwa “motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”. Senada dengan itu Sardiman (1996:73) mengemukakan bahwa:

“Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arahan kepada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai”.

Motivasi belajar sangat besar pengaruhnya terhadap unjuk kerja siswa selama dalam pembelajaran, dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan tinggi. Motivasi belajar siswa dipengaruhi banyak faktor dan salah satunya adalah kemampuan guru dalam memvariasikan pendekatan-pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran dan sumber belajar.

Melalui proses pembelajaran cooperative, setiap guru akan memahami tipe belajar dalam dunia siswa, artinya guru menyesuaikan gaya mengajar terhadap gaya belajar siswa. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada siswa untuk dipecahkan atau diselesaikan siswa. Tugas berikutnya adalah guru menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam memecahkan permasalahan yang diajukan (Trianto, 2009).

Pembelajaran model cooperative pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman. Pengetahuan yang hanya diberikan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Atas dasar itulah, maka penerapan konstruktivisme dalam pembelajaran melalui cooperative siswa didorong untuk mampu mengkontruksi


(22)

8

pengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata. Dengan demikian hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa, karena proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa adalah bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Karena itulah perlu adanya sebuah penelitian tindakan kelas, dengan penggunaan model atau metode yang bervariasi dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Jadi penggunaan pembelajaran dengan model cooperative learning tipe jigsaw sebagai upaya penerapan strategi pembelajaran yang diyakini dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada uraian di muka, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan penelitian ini sebagai berikut:

1. Strategi dalam pembelajaran belum dilaksanakan dengan baik, guru belum memikirkan strategi yang menarik bagi siswa.

2. Metode pembelajaran belum sesuai dengan materi dan perkembangan siswa

3. Kompetensi guru dalam menyampaikan materi masih rendah, sehingga

motivasi siswa juga rendah.

4. Kurangnya inovasi guru dalam mengembangkan media dan alat peraga. 5. Siswa kurang terlibat dalam pembelajaran.


(23)

9

7. Kurangnya kemampuan siswa untuk memecahkan masalah pada mata pelajaran IPS.

8. Kurangnya penerapan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran IPS

C.Batasan Masalah

Berdasarkan berbagai masalah pembelajaran yang teridentifikasi di atas, maka dalam penelitian ini masalah-masalah yang akan menjadi fokus penelitian

adalah Penerapan Pembelajaran Model Cooperative Dalam Meningkatkan

Motivasi dan Hasil Belajar IPS dengan Materi “ Perjuangan Para Tokoh Pejuang Pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang” di Kelas V SD Negeri N0 105321 Tumpatan Nibung Kec. Batangkuis, Kab. Deliserdang.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :

1. Bagaimana peningkatan motivasi siswa pada pembelajaran IPS dengan

menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw di Kelas V SD Negeri N0 105321 Tumpatan Nibung Kec. Batangkuis, Kab. Deli Serdang?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model cooperative learning tipe Jigsaw di Kelas V SD Negeri N0 105321 Tumpatan Nibung Kec. Batangkuis, Kab. Deli Serdang?


(24)

10

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS dengan

menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw di Kelas V SD Negeri N0 105321 Tumpatan Nibung Kec. Batangkuis, Kab. Deli Serdang.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan

menggunakan model cooperative learning tipe Jigsaw di Kelas V SD Negeri N0 105321 Tumpatan Nibung Kec. Batangkuis, Kab. Deli Serdang.

F.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis terhadap berbagai pihak yang memanfaatkannya, antara lain:

1. Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian bagi pengembang-an pembelajarpengembang-an cooperative di sekolah. Selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang strategi pembelajaran terutama dalam pembelajaran IPS dan juga akan dapat memberikan kontribusi yang positif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SD.

2. Manfaat peraktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu: a. Bagi siswa


(25)

11

b. Bagi guru

Penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dalam

mengajar mata pelajaran IPS dengan menggunakan model cooperative

learning tipe jigsaw .

c. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam mening-katkan motivasi dan kemampuan peneliti pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran model cooperative learning tipe jigsaw. d. Bagi Sekolah dan Dinas Pendidikan

Penelitian ini bagi Sekolah dan dinas pendidikan dapat digunakan sabagai masukan untuk perbaikan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar.

e. Bagi Pembaca

Penelitian ini bagi pembaca untuk menambah wawasan, pengetahuan dan kemampuan serta pengalaman khususnya guru.


(26)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan dari analisis data dan hasil penelitian yang dilakukan, maka diambil simpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada siklus I dan II dalam materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang mengalami peningkatan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative tipe jigsaw mencapai ketuntasan dan meningkat.

2. Motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran model cooperative tipe

jigsaw siklus I dan II pada materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang menunjukkan peningkatan.

B. Implikasi

Sesuai dengan temuan dalam penelitian ini, bahwa penerapan pembelajaran model cooperative tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar siswa, dan hasil belajar siswa. Untuk itu kepada teman-teman guru yang ingin agar siswa yang diajarnya lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajarnya, maka sebaiknya teman-teman guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi seperti model pembelajaran cooperative tipe jigsaw. Kepada siswa agar lebih meningkatkan diri untuk melaksanakan belajar kelompok terutama mengerjakan tugas-tugas kelompok.

116


(27)

116

C. Saran

Berdasarkan hasil simpulan penelitian dan implikasi di atas, dapat dikemukakan beberapa saran yaitu:

1. Bagi guru kelas, agar mempertimbangkan penggunaan Model

pembelajaran cooperative tipe jigsaw dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru kelas, agar dapat mengerti dan mamahami peranan Model

pembelajaran cooperative tipe jigsaw untuk peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa.

3. Bagi guru kelas, yang menerapkan model pembelajaran cooperative tipe jigsaw dalam pembelajaran harus merencanakan secara matang dan memperhitungkan tingkat keberhasilan yang akan dicapai oleh siswa. 4. Bagi guru kelas, agar penggunaan Model pembelajaran cooperative tipe

jigsaw lebih efisien, hendaknya memperhatikan langkah-langkah pembelajaran sesuai model jigsaw dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

5. Bagi siswa, hendaknya dapat meningkatkan motivasi dalam kegiatan

belajar dan meningkatkan hasil belajarnya.

6. Bagi sekolah/kepala sekolah disarankan untuk dapat mengeluarkan

kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan model-model pembelajaran yang mengarah pada pola pembelajaran cooperative (tipe jigsaw).


(28)

117

7. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat dijadikan referensi dan tetap melakukan inovasi dalam pembelajaran serta berusaha agar menggunakan model pembelajaran cooperative tipe jigsaw dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.


(29)

118

DAFTAR PUSTAKA

Abizar. 1997. Motivasi Belajar dan Latar Belakang Budaya. Padang : IKIP. Padang Amy Tenzer. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw Untuk

meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Perkembangan Hewan, Jurnal Pendidikan Biologi, FPMIPA Universitas Negeri Malang, Volume1 No.1 Agustus 2009, 49-55. Universitas Negeri Malang Surabaya.

Aristo Rahadi, 2003. Media Pembelajaran. Direktorat Tenaga kependidikan Direktorat Jendral Pendidikan dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Aronson. 1978. The Jagsaw Classroom, Beverly Hills, CA : Sage Publising Company

Bafadal. 1992. Supervisi Pengajaran: Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Cleaf, David W. Van. (1991). Action in Elementary Social Studies. Boston: Allyn Bacon.

Depdiknas. 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : BSMP Devies. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta : CV. Raja Wali.

Etin. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.

Jakarta:Bumi Aksara

Gallermen Saul W, 1970. Motivation And Produktifity. New Delhi : D.B Taraporevala Sons & C. Private

.

Gagne, R.M. 1977. Conditioning Of Learning. New York: Holt Rine Hart And Wiston

Gagne, dan Briggs. 1979. Principles of instructional design. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Handoko. 1996. Motivasi Daya Penggerak Tingkah laku. Yogyakarta:Kanisius. Hamilik Oemar. 2008 Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Sinar Baru. Hamzah,B. Uno. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi


(30)

119

Hasibuan. 1996. Manajemen Sumber Daya Manuasia Dasar dan Sumber Keberhasilan, Jakarta : Bulan Bintang

Hudoyo, Herman. 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Malang : Universitas Negeri Malang

Isjoni.2007. Cooperative Learning. Bandung. Alfabeta.

Imron. 1995. Teori Belajar Pembelajaran. Malang: Penerbit IKIP Malang Joyce, Bruce; Weil, Marsha; & Showers, B. 1992. Models of Teaching. Fourth

Edition. Boston: Allyn & Bacon.

Jarolimek, John. 1977, Sosial Studies in Elementari Education, Macmilan, Publishing Co, Inc, New York.

Kemmis S & MC. Taggar. 1988. The Actin Research Planer 3 rd ed Victoria ;Deakin University

Komarrudin. 1994. Ensikolopedi Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.

Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rajawali Pers. Menvin L. Silberman. 2006. Active Learning Bandung : Nusa Media Masnur Muslich. 2009. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta : Bumi Aksara

Muliyardi. 2002. Strategi Pembelajaran Matematika. Padang: UNP Muhibbin Syah. 1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru.

Bandung: Remaja Rosda Karya. .

Nana Sujana. 1989. Penelitian dan Penilaian. Bandung : Sinar Baru. Nur Asma. 2006. Model Pembelajaran cooperative. Jakarta : Depdiknas.

Nur Asma. 2008. Model Pembelajaran Cooperative. Padang : UMP Pers.

Nursid.1984. Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung:Alumni Piaget, J. 1950. Introduction à l’Épistémologie Génétique. Paris: Presses

Universitaires de France.

Rochiatiati Wiryaatmaja. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen Pembimbing : Remaja Rosda Karya.


(31)

120

Roestiyah, N.K.1982.Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Jakarta : PT. Bina Aksara.

Ruseffendi. 1991. Pengantar Kepada Guru: Membantu Mengembangkan Potensinya Dalam Pengajaran. Bandung: Tarsito.

Rusman.2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers. Sagala. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Syaiful. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Sardiman,A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud.

Sardiman, A.M 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Silverius. 1991.. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: Grasindo. Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta:Rinneka

Cipta

Slavin. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik (Edisi Terjemah). Bandung : Nusa Media.

Suherman. 2003. Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia..

Sudjana, 1989, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT.Sinar Baru Sudjana, 2008, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:Remaja

Rosdakarya

Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia.. Jakarta : Depdiknas

Supini. 2010. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan Teknik meringkas Catatan Menggunakan Peta Pikiran Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri di Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Program Pasca Sarjana Medan Unimed.

Suparno. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:Kanisus. Steers. 1980. Efektivitas Organisasi: Kaidah Tingkah Laku., Jakarta : Erlangga Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek.


(32)

121

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.

Wahyu Sumijo, 2008, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta : Ghalia Indonesia. Winkel. 1991. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia Winkel,W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Winataputra, Udin.S. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud Wina. 2006, Startegi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta : Kencana.

Zuhri. 2008. Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw, Motivasi dan Hasil Belajar Geografi. Jurnal Ilmu Pendidikan LPTK Jilid 15 N0.1 Februari 2008, 26-34. Universitas Negeri Malang Surabaya.

--- Keadaan Nilai Mid Semester Ganjil IPS Kls V SDN 105321 Tumpatan Nibung Tahun Ajaran 2011/2012.

.

. .


(1)

C. Saran

Berdasarkan hasil simpulan penelitian dan implikasi di atas, dapat dikemukakan beberapa saran yaitu:

1. Bagi guru kelas, agar mempertimbangkan penggunaan Model pembelajaran cooperative tipe jigsaw dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru kelas, agar dapat mengerti dan mamahami peranan Model pembelajaran cooperative tipe jigsaw untuk peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa.

3. Bagi guru kelas, yang menerapkan model pembelajaran cooperative tipe jigsaw dalam pembelajaran harus merencanakan secara matang dan memperhitungkan tingkat keberhasilan yang akan dicapai oleh siswa. 4. Bagi guru kelas, agar penggunaan Model pembelajaran cooperative tipe

jigsaw lebih efisien, hendaknya memperhatikan langkah-langkah pembelajaran sesuai model jigsaw dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

5. Bagi siswa, hendaknya dapat meningkatkan motivasi dalam kegiatan belajar dan meningkatkan hasil belajarnya.

6. Bagi sekolah/kepala sekolah disarankan untuk dapat mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan model-model pembelajaran yang mengarah pada pola pembelajaran cooperative (tipe jigsaw).


(2)

7. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat dijadikan referensi dan tetap melakukan inovasi dalam pembelajaran serta berusaha agar menggunakan model pembelajaran cooperative tipe jigsaw dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abizar. 1997. Motivasi Belajar dan Latar Belakang Budaya. Padang : IKIP. Padang Amy Tenzer. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw Untuk

meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Perkembangan Hewan, Jurnal Pendidikan Biologi, FPMIPA Universitas Negeri Malang, Volume1 No.1 Agustus 2009, 49-55. Universitas Negeri Malang Surabaya.

Aristo Rahadi, 2003. Media Pembelajaran. Direktorat Tenaga kependidikan Direktorat Jendral Pendidikan dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Aronson. 1978. The Jagsaw Classroom, Beverly Hills, CA : Sage Publising Company

Bafadal. 1992. Supervisi Pengajaran: Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Cleaf, David W. Van. (1991). Action in Elementary Social Studies. Boston: Allyn Bacon.

Depdiknas. 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : BSMP Devies. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta : CV. Raja Wali.

Etin. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.

Jakarta:Bumi Aksara

Gallermen Saul W, 1970. Motivation And Produktifity. New Delhi : D.B Taraporevala Sons & C. Private

.

Gagne, R.M. 1977. Conditioning Of Learning. New York: Holt Rine Hart And Wiston

Gagne, dan Briggs. 1979. Principles of instructional design. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Handoko. 1996. Motivasi Daya Penggerak Tingkah laku. Yogyakarta:Kanisius. Hamilik Oemar. 2008 Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Sinar Baru. Hamzah,B. Uno. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi


(4)

Hasibuan. 1996. Manajemen Sumber Daya Manuasia Dasar dan Sumber Keberhasilan, Jakarta : Bulan Bintang

Hudoyo, Herman. 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Malang : Universitas Negeri Malang

Isjoni.2007. Cooperative Learning. Bandung. Alfabeta.

Imron. 1995. Teori Belajar Pembelajaran. Malang: Penerbit IKIP Malang Joyce, Bruce; Weil, Marsha; & Showers, B. 1992. Models of Teaching. Fourth

Edition. Boston: Allyn & Bacon.

Jarolimek, John. 1977, Sosial Studies in Elementari Education, Macmilan, Publishing Co, Inc, New York.

Kemmis S & MC. Taggar. 1988. The Actin Research Planer 3 rd ed Victoria ;Deakin University

Komarrudin. 1994. Ensikolopedi Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.

Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rajawali Pers. Menvin L. Silberman. 2006. Active Learning Bandung : Nusa Media Masnur Muslich. 2009. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta : Bumi Aksara

Muliyardi. 2002. Strategi Pembelajaran Matematika. Padang: UNP Muhibbin Syah. 1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru.

Bandung: Remaja Rosda Karya. .

Nana Sujana. 1989. Penelitian dan Penilaian. Bandung : Sinar Baru. Nur Asma. 2006. Model Pembelajaran cooperative. Jakarta : Depdiknas.

Nur Asma. 2008. Model Pembelajaran Cooperative. Padang : UMP Pers.

Nursid.1984. Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung:Alumni Piaget, J. 1950. Introduction à l’Épistémologie Génétique. Paris: Presses

Universitaires de France.

Rochiatiati Wiryaatmaja. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen Pembimbing : Remaja Rosda Karya.


(5)

Roestiyah, N.K.1982.Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Jakarta : PT. Bina Aksara.

Ruseffendi. 1991. Pengantar Kepada Guru: Membantu Mengembangkan Potensinya Dalam Pengajaran. Bandung: Tarsito.

Rusman.2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers. Sagala. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Syaiful. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Sardiman,A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud.

Sardiman, A.M 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Silverius. 1991.. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: Grasindo. Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta:Rinneka

Cipta

Slavin. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik (Edisi Terjemah). Bandung : Nusa Media.

Suherman. 2003. Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia..

Sudjana, 1989, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT.Sinar Baru Sudjana, 2008, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:Remaja

Rosdakarya

Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia.. Jakarta : Depdiknas

Supini. 2010. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan Teknik meringkas Catatan Menggunakan Peta Pikiran Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri di Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Program Pasca Sarjana Medan Unimed.

Suparno. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:Kanisus. Steers. 1980. Efektivitas Organisasi: Kaidah Tingkah Laku., Jakarta : Erlangga Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek.


(6)

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.

Wahyu Sumijo, 2008, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta : Ghalia Indonesia. Winkel. 1991. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia Winkel,W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Winataputra, Udin.S. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud Wina. 2006, Startegi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta : Kencana.

Zuhri. 2008. Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw, Motivasi dan Hasil Belajar Geografi. Jurnal Ilmu Pendidikan LPTK Jilid 15 N0.1 Februari 2008, 26-34. Universitas Negeri Malang Surabaya.

--- Keadaan Nilai Mid Semester Ganjil IPS Kls V SDN 105321 Tumpatan Nibung Tahun Ajaran 2011/2012.

.

. .


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 TRUNUH Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Trunuh Kec

0 1 15

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI NO. 105321 TUMPATAN NIBUNG KECAMATAN BATANGKUIS KABUPATEN DELI SERDANG.

0 1 28

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI METODE SPEED READING PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI NOMOR 105321 TUMPATAN NIBUNG KECAMATAN BATANGKUIS.

0 2 22

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas V SD Negeri Purworejo Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Tahu

0 2 16

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas V SD Negeri Purworejo Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Tahu

0 0 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kuncen Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 15

PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE Peningkatan Pemahaman dan Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw pada Pembelajaran IPA Materi kelas V SDN 01 Nglegok Kecamat

0 0 14

Upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw : studi kasus siswa kelas VIII SMP Karitas Ngaglik.

0 1 148

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS V SD NEGERI 03 CIBANGKONG

0 0 14