BUNYI MUSICAL BATU GORDANG DI DESA LIMBONG KECAMATAN SIANJUR MULA-MULA KABUPATEN SAMOSIR.

BUNYI MUSICAL BATU GORDANG DI DESA LIMBONG
KECAMATAN SIANJUR MULA-MULA
KABUPATEN SAMOSIR
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarja Pendidikan

Oleh:

Rudi Hambali Limbong
209442018

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

KATA PENGANTAR
Ucapan syukur dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Tuhan Yesus
Kristus yang sangat luar biasa yang terus menerus melingkupi dan mencurahkan berkat

berkatnya sehingga akhirny skripsi yang berjudul “Bunyi Musial Batu Gordang di Desa
Limbong Kecamatanm Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir”.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan hasil yang terbaik
dalam menyelesaikan skripsi ini, dan juga penulis juga menyadari tanpa bantuan berbagai
pihak, skripsi ini tidak akan mungkin dapat terselesaikan. Maka pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. Selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Dra. Tuti Rahayu, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Medan.
4. Panji Suroso, M.Si, Selaku Ketua Prodi Pendidikan Seni Musik Universitas
Negeri Medan.
5. Dra. Theodora Sinaga, M.Pd. Selaku Dosen PS I yang sangat banyak
memberikan bimbingan, arahan, gagasan, ide serta semangat kepada penulis pada
masa bimbingan terutama dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Mukhlis Hasbullah, S.Pd, M.Sn. Selaku PS II yang tidak pernah lelah
memberikan semangat dan dorongan untuk maju kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Uyuni Widiastuti, Mpd. Selaku Dosen pembimbing Akademik.


ii

8. Dosen Seni Musik Fakultas Bahasa dan seni Universitas Negeri Medan yang
telah memberikan ilmunya selama proses pembelajaran berlangsung selama
perkuliahan.
9.

Kedua Orang Tua saya yang sangat luar biasa Morlen Limbong dan Makkorhon
Situmorang yang telah mendoakan penulis serta mendukung baik dari sisi materi
maupun semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan semua ini serta abang
dan kaka saya Adi Limbong, Panca Limbong, isal Limbong, Junita Limbong dan
adik saya Porman Limbong serta semua keluarga yang telah memberikan
semangat dan kasih sayang.

10. Teman- teman Sendratasik seangkatan, Senior dan junior. Rekan-rekan saya pada
organisasi imatalabe serta teman-teman pada Group Musik Tradisional Limbong
Mulana.

Medan,

Penulis

Agustus 2014

Rudi Hambali Limbong
NIM. 209442018

iii

ABSTRAK

Rudi Hambali Limbong, NIM 209442018, Bunyi Musical Batu Gordang di Desa
Limbong Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir, Jurusan Sendratasik,
Program Studi Pendidikan Seni Musik, Universitas Negeri Medan 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejarah Batu Gordang, untuk mengetahui bunyi
yang dihasilkan Batu gordang, untuk mengetahui cara memainkan Batu Gordang, dan untuk
mengetahui tanggapan masyarakat terhadap Batu Gordang di Desa Limbong Kecamatan
Sianjur Mula-mula Kabupaten samosir.
Landasan teori pada penelitian ini menjelaskan tentang pengertian bunyi, sumber bunyi, jenis
bunyi, bunyi alam, suara hewan, suara air, suara angin, pengertian Musical, pengertian

Musik, Zaman megalitikum, kebudayaan Megalitikum, alat musik zaman Megalitikum dan
pengertian batu Gordang.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dimana data
tersebut di teliti melalui pengumpulan data, obsevasi lapangan, wawancara,
dokumentasi,teknik analisis data dan karya tulis ilmiah maupun bahan materinya
berdasarkan topik dari penelitian. Lokasi penelitian dilaksanankan di Desa Limbong
Kecamatan Sianjur Mula-mula kabupaten samosir.
Populasi dalam penelitian ini adalah Batu dan kurang lebih 150 orang masyarakat yang
berada di Desa Limbong Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir. Sampel dalam
penelitian ini adalah 14 orang masyarakat yang berada di Desa Limbong yang mampu
memainkan Batu Gordang.
Setelah penelitian dilaksanakan penulis maka “Batu Gordang merupakan sebuah pusaka
orang Batak Toba yang dapat menghasilkan bunyi alat musik taganing yang berada ditangan
marga Limbong ompu,Borsak”. Batu Gordang ditemukan oleh salah seorang masyarakat
yang berada di Desa Limbong yang bernama Limbong Mulana pada tahun 1845 di Desa
Limbong. Nada-nada yang terdapat pada Batu Gordang merupakan nada do, re, mi, fa, sol, la.
Masyarakat di Desa Limbong pada saat ini telah merencanakan untuk menjaga dan
melestarikan Batu gordang untuk dijadikan menjadi sebuah Objek wisata.

i


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 1
C. Batasan Masalah ....................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ....................................................................................... 10
1. Pengertian Bunyi ..................................................................................... 12

a. Sumber Bunyi .................................................................................... 13
b. Jenis Bunyi…………………………………………………………...13
c. Bunyi Alam ........................................................................................ 16
1. Suara Hewan…………………………………………………………...16
2. Suara Air……………………………………………………………….18
3. Suara Angin…………………………………………………………….19
2. Pengertian Musical……………………………………………………….20
A. Pengertian Musik…………………………………………………………20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………………32
B. Populasi dan Sampel............................................ ………………….......32
iv

1. Populasi ............................................................................................ 32
2. Sampel ............................................................................................. 33
1. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 33
2. Observasi Lapangan………………………………………………………34
3. Wawancara ................................................................................. ……….35
4. Dokumentasi ........................................................................................... 36
5. Teknik Anaisis Data ................................................................................ 37


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Penemuan Batu Gordang ............................................................ 39
B. Cara Memainkan Batu Gordang .............................................................. 41
C. Lokasi Batu Gordang Pada Lereng Gunung Pusuk Buhit ....................... 46
D. Latar Belakang Gunung Pusuk Buhit ...................................................... 46
E. Desa Limbong......................................................................................... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan............................................................................................... 50
B. Saran….... ................................................................................................ 51
C. Daftar Pustaka……………………………………………………………52

v

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 4.1. Foto Batu Gordang .....................................................................................


39

Gambar 4.2 Cara Memainkan Batu Gordang ................................................................

42

Gambar 4.3. Cara Pembunyian Batu Gordang................................................................

43

Gambar 4.4. Menunjuk Nada Batu Gordang ..................................................................

44

Gambar 4.5.Rytem Permainan Batu Gordang ................................................................

45

Gambar 4.6. Lokasi Batu Gordang di Lereng Gunung Pucuk Buhit ..............................


46

Gambar 4.7. Foto Patung Limbong Mulana.........................................................................48
Gambar 4.8 Desa Limbong di Kaki Gunung Pucuk Buhit....................................................49

vi

1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Didalam kehidupan kita sehari hari, tentu kita tidak pernah terlepas dari
suatu hal yang disebut dengan bunyi dan juga suara. Bila kita amati, dari kita
bangun pada pagi hari dan sampai kita kembali di pembaringan, kita tidak akan
pernah terlepas dengan bunyi, di saat kita bangun pagi apalagi jika kita berada di
pedesaan, kita akan mendengar suara burung yang berkicau dan air yang mengalir
di sungai dan jika kita berada di kota kita pasti hanya bisa mendengar suara
klekson yang berasal dari kendaraan yang menderu ketika kemacetan terjadi di

pagi hari.
Bunyi adalah elemen yang terkecil dari sebuah lantunan musik, jika dikaji
dari sumber bunyinya, bunyi mempunyai perbedaan yang sangat mencolok
dibandingkan dengan suatu hal yang sering kita samakan artinya yaitu suara. Bila
kita amati dan kita pikirkan dengan cermat, kita pasti bisa membedakannya.
Bunyi memiliki sumber yaitu dari sebuah benda yang sengaja atau tidak sengaja
di pukul atau mengalami proses benturan dengan benda yang lainnya contohnya
air di air terjun, klekson dan bunyi kendaraan bermotor. Sedangkan suara adalah
elemen yang berasal dari getaran pita suara yang hanya ada pada mahluk hidup,
contohnya manusia, burung-burung, hewan-hewan dan sebagainya.
Sumber-sumber bunyi sangat beragam di alam ini, pada hakikatnya bunyi
adalah gelombang mekanik yang dalam perambatanya arahnya sejajar dengan

2

arah getarannya, sedangkan suara adalah gabungan berbagai sinyal getar yang
terdiri dari gelombang harmonis.
Bunyi ditimbulkan oleh adanya benda yang bergetar, bunyi yang
ditimbulkan manusia disebabkan oleh adanya getaran pitasuara di dalam
tenggorokanya sendiri. Contohya saja disaat berbicara pita suara di dalam

1
tenggorokan akan bergetar sehingga dapat menghasilkan
suara. Begitu juga disaat

bernyanyi pita suara dalam tenggorokan akan bergetar sehingga dapat
menghasilkan suara. Pita suara pada setiap manusia berbeda-beda sehingga kita
dapat membedakan suara setiap orang disaat berbicara langsung dengan kita.
Bunyi termasuk gelombang longitudinal karena rambatan gelombang
bunyi berbentuk rapatan dengan renggangan dari molekul molekul udara.
Gelombang bunyi sebagai gelombang longitudinal dapat merambat melalui zat
padat, cair, maupun gas. Tetapi tidak dapat merambat melalui vakum (gelombang
bunyi termasuk gelombang mekanik). Di bulan tidak ada atmosfer sehingga tidak
tersedia medium untuk merambatkan bunyi. Sama seperti halnya semua
gelombang bunyi juga berlaku persamaan dasar gelombang.
Di alam ini sangat beragam sumber bunyi yang sangat dekat dengan
kehidupan kita sehari hari yaitu suara-suara alam. Bila ada manusia yang tinggal
di pedesaan yang dekat dengan sungai, mereka pasti mendengar suara air yang
mengalir di sungai yang dekat dengan desa tersebut. Bahkan disaat mereka
menuang air di kamar mandi, suara air yang dituang juga akan terdengar. Perlu
digaris bawahi bahwa sumber-sumber bunyi yang beragam di alam ini sebagian

3

besar sangat penting bagi kita terutama bagi orang-orang yang cinta akan musikmusik alam.
Laut juga termasuk sumber bunyi alam. Dimana apabila angin bertiup
kencang, gelombang yang terdapat di laut akan menimbulkan getaran dan suara
sehingga suara akan timbul di permukaan laut. Bila kita pikirkan dengan cermat,
terkadang timbul pertanyaan mengapa laut bisa mengeluarkan suara. Di dalam
lautan terdapat udara yang bersumber dari alam, sehingga dapat menghasilkan
suara.
Sumber bunyi atau suara bukan hanya ke arah angin saja namun masih
banyak lagi sumber yang menghasilkan suara di alam ini. Saat ini lingkungan
alam lebih banyak dieksplotasi dengan banyaknya suara. Sumber bunyi yang
berasal dari alam ini sangat beragam dan bermacam-macam jenisnya.
Benda-benda juga termasuk sumber bunyi. Dimana setiap benda yang
mengalami proses benturan akan menghasilkan bunyi. Contohnya saja kayu jika
sdi pukul akan menghasilkan bunyi, bambu jika kita pukul akan menghasilkan
bunyi, meja jika pukul akan menghasilkan bunyi. Sumber bunyi dari benda seperti
bambu, kayu bisa dibentuk menjadi alat musik dan menjadi sumber bunyi musik.
Salah satu contoh dari alat musik yang dibentuk dari bambu yaitu
angklung. Angklung adalah alat musik yang terbuat dari bambu dan dibentuk
menjadi alat musik. Angklung jika digoyang akan menghasilkan bunyi musik.
Begitu juga dengan alat musik yang dibentuk dari kayu salah satu contoh Gitar.
Gitar adalah alat musik yang terbuat dari kayu dan dibentuk menjadi alat
musik. Gitar jika dipetik akan menghasilkan bunyi musik. Benda-benda yang

4

menghasilkan bunyi musik tersebut, sudah dibentuk menjadi alat musik sehingga
menjadi sumber bunyi musik.
Untuk menghasilkan musik diperlukan sumber bunyi dan suara. Musik
akan terbentuk jika terjadi penggabungan bunyi yang harmonis yang berasal dari
alat-alat musik ataupun benda-benda yang mampu mengeluarkan nada. Setiap alat
musik mampu mengeluarkan bunyi yang ciri khas yang setiap bahan
pembuatannya mampu membedakan antara satu dengan yang lain. Contohnya saja
piano, suara alat musik piano tidak akan mampu di tiru oleh suara alat musik
saxophone meskipun nadanya bisa di tiru oleh saxophone begitu juga sebaliknya,
suara alat musik saxophone tidak akan mampu di tiru oleh alat musik piano
walaupun mengunakan nada dan teknik yang sama.
Di dalam alat-alat musik tradisonal Batak Toba juga terjadi hal yang
demikian. Contohnya seruling, suara alat musik seruling tidak akan mampu di tiru
oleh suara alat musik kecapi meskipun nadanya bisa di tiru oleh alat musik kecapi.
Seluruh alat musik mempunyai suara yang berbeda-beda dan memiliki jenis dan
keunikan masing-masing. Akan tetapi bagaimana jika bunyi musik bersumber
dari alam yaitu sebuah batu dan mampu harmonis jika dimainkan dengan alat
musik yang lain.
Di kecamatan Sianjur Mula-Mula, di Desa Limbong tepatnya dilereng
gunung pusuk buhit, terdapat sebuah fenomena alam yang sangat langka. Di
tempat ini terdapat sebuah batu yang dapat berbunyi seperti alat musik tradisional
Batak Toba yaitu taganing/gordang. Batu tersebut terletak pada lereng gunung
pusuk buhit sehingga suaranya cukup nyaring. Batu tersebut bernama batu

5

gordang, batu ini dapat menghasilkan bunyi alat musik taganing apabila dipukul
dengan batu yang lain.
Fenomena ini belum diketahui oleh masyarakat luas bahwasanya Batu
Gordang tersebut dapat menhasilkan bunyi alat musik Taganing jika dipukul
dengan batu sebesar kepalan tangan. Sampai dengan saat ini, batu Gordang
tersebut diketahui oleh hanya masyarakat yang berada di Desa Limbong saja. Batu
Gordang ini sudah terdapat di Desa Limbong sejak adanya Desa tersebut. Dan
Batu Gordang ini ditemukan oleh salah satu orang dari masyarakat di Desa
Limbong yang sedang mengembala di lereng gunung pusuk buhit.
Lalu beliau melihat sebuah Batu yang berbentuk bulatan dan mencoba
memukul Batu tersebut ternyata suara itu dihasilkan oleh Batu yang berbentuk
bulatan tersebut. Maka Limbong Mulana memukul batu tersebut dengan Batu
sebesar kepalan tanganya dan mendengar suara yang berkenaan dengan suara alat
musik Taganing dan Kemudian dia menamai Batu Tersebut Batu Gordang.
Lalu seorang pengembala ini menceritakan keunikan Batu yang
ditemuinya kepada masyarakat yang berada di Desa Limbong. Namun hingga
sekarang ini batu Gordang tersebut masih berada dilereng gunung pusuk buhit di
Desa Limbong dan belum dikembangkan ataupun diperkenalkan kepada
masyarakat luas. Batu gordang tersebut memiliki rongga yang dapat dimasuki
oleh udara dan batu gordang tersebut terletak pada sebuah batu yang berbentuk
gua.. Sehingga disaat turunya hujan Batu tersebut tidak akan basah karena
dilindungi oleh Batu yang lebih besar dari pada Batu Gordang tersebut.

6

Jika kita lihat dari segi bentuk batu gordang tersebut, bentuknya biasa saja
dan tidak jauh beda dengan batu yang lain. akan tetapi jika dipukul dengan batu
yang

lain, batu gordang tersebut akan mengeluarkan bunyi taganing. Batu

gordang merupakan salah satu Batu yang unik karena dapat menghasilkan bunyi
musik jika dipukul dengan batu lain.
Karena dari dulu sampai dengan saat ini Batu Gordang tersebut belum
dikembangkan dan belum diperkenalkan kepada masyarakat luas dan keunikan ini
yang membuat penulis tertarik untuk mengambil judul “Bunyi Musical Batu
Gordang di Desa Limbong Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir”.

B. Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan
menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas.
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas, maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah Batu Gordang di Desa Limbong Kecamatan Sianjur
Mula-mula Kabupaten Samosir?
2. Siapakah yang pertama kali menemukan Batu Gordang di Desa
Limbong Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir?
3. Pada tahun berapakah batu Gordang ditemukan di Desa Limbong
Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir?

7

4. Bagaimana bunyi yang dihasilkan Batu Gordang di Desa Limbong
Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir?
5. Bagaimana cara memainkan Batu Gordang di Desa Limbong
Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir?
6. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap Batu Gordang di Desa
Limbong Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir?

C. Pembatasan Masalah
Melihat

luasnya

cakupan

masalah-masalah

yang

teridentifikasi

dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa
perlu memberi batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar lebih terarah dan
jelas, masalah dalam penelitian ini dibatasi yaitu :
1. Bagaimana sejarah Batu Gordang di Desa Limbong Kecamatan Sianjur
Mula-mula Kabupaten Samosir?
2. Bagaimana bunyi yang dihasilkan Batu Gordang di Desa
Limbong Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir?
3. Bagaimana cara memainkan Batu Gordang di Desa Limbong
Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten samosir?
4. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap Batu Gordang di Desa
Limbong Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir?

8

D.Perumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang
hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk
menemukan jawaban pertanyaan, maka dengan itu perlu dirumuskan dengan baik,
sehingga dapat mendukung menemukan jawaban pertanyaan. Berdasarkan
latarbelakang masalah yang di uraikan maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut : “Bagaimana Bunyi Musical Batu Gordang didesa Limbong
kecamatan sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir?

E.Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah, yaitu
Sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah Batu Gordang di Desa Limbong
Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir.
2. Untuk mengetahui bunyi yang dihasilkan Batu Gordang di Desa Limbong
Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir.
3. Untuk mengetahui cara memainkan Batu Gordang di Desa Limbong
Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir.
4. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap Batu Gordang di Desa
Limbong Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir.

9

F.Manfaat Penelitian
Dengan diterapkannya tujuan penelitian ini, dapat diharapkan manfaatnya
Sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi kepada mahasiswa seni musik dan
masyarakat umum
2. Seabagai bahan masukan bagi mahasiswa yang cinta akan musik alam
3. Sebagai referensi di kemudian hari kelak yang ingin meneliti dengan
kasus yang sama.
4. Sebagai motivasi bagi setiap pembaca, khususnya Jurusan Sendratasik
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
5. Sebagai bahan tambahan atau pengayaan kepustakaan dalam bidang
teknik permainan alat musik,
6. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa musik khususnya alat musik
Tradisional Batak Toba.

50

. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN
Setelah melihat hasil dari dari penelitian yang dilakukan oleh penulis maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Batu Gordang merupakan sebuah Batu yang terletak di lereng Gunung
pusk buhit di Desa Limbong Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten
Samosir yang dapat menghasilkan bunyi taganing jika dipukul dengan
batu sebesar kepalan tangan.
2. Batu Gordang ditemukan seorang pengembala dari masyarakat Desa
Limbong yang bernama Limbong Mulana.
3. Batu Gordang ditemukan oleh Limbong Mulana Pada tahun 1845 di lereng
Gunung pusuk Buhit.
4. Nada-nada yang terdapat pada Batu Gordang antara lain : do, re, mi, fa,
sol, la. (1,2,3,4,5,6).
5. Dalam pembunyian Batu Gordang yang baik dan benar, pemain diperlikan
minimal satu orang dan maksimal dua orang.
6. Cara memainkan Batu Gordang dengan menggunakan tehnik memukul
dengan Batu sebesar kepalan tangan.
7. Masyarakat Desa Limbong secara umum belum semua mengetahui
bahwasanya Batu Gordang terdapat di lereng Gunung Pusuk Buhit dan
belum tahu aka keunikan Batu Gordang.

50
50

51

8. Kepala Desa Limbong pada saat ini teah merencenakan untuk menjaga dan
melestarikan Batu Gordang dan ingin menjadikan Batu Gordang sebagai
Objek wisata yang baru pada desa tersebut.

B.SARAN
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak orang, baik
itu yang tertarik pada keunikan Batu Gordang, maupun yang bukan tertarik pada
keunikan Batu Gordang, khusunya lagi bagi para pemain taganing baik di jurusan
Sendratasik Prodi Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni maupun
diluar Prodi Pendidikan Seni Musik sebagai referensi untuk meningkatkan
kualitas dalam memainkan musik tradisional Batak Toba .
Penulis menyarankan kepada para pemain musik tradisional Batak Toba
untuk terus mengasah dan melatih cara permainan yang ada pada alat musik
tradisional Batak Toba khususnya alat musik Taganing. Penulis berharap perlu
adanya semacam pelestarian pada Batu Gordang di Desa Limbong Kecamatan
Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir. Karena dengan keunikan Batu Gordang
yang terdapat pada Desa tersebut, desa tersebut akan bertamah maju dan
menambah objek wisata alam yang ingin dikunjungi oleh para wisatawan. Penulis
menyarankan kepada masyarakat di Desa Limbong agar tetap menjaga dan
melestarikan keunikan yang terdapat pada Batu Gordang.

52

Daftar Pustaka

Ali, Matius. 2006. Seni Musik SMA Untuk kelas X. Jakarta : Erlangga.
Ali, Muhammad. 2003. Penelitian Pendidikan Ilmiah dan Metode Teknik.
Bandung : Tarsito
Dictionary of Music and Musicians. 2001, 2002.
London: Macmillan Publishers Limited, vol. 19.
Hutajulu, Rithaony dan Irwansyah Harahap. 2000 Gondang Batak Toba, Buku I.
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni
Tradisional
Pasaribu, Ben. M. 2004. “Pluralitas Musik Etnik”.
Medan: Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak
Situmorang, Sitor. 2003. Toba Na Sae, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Sirait, Yenni Florenti. 2010. “Lagu Andung-Andung dalam Opera Batak Tilhang
Oberlin Gultom: Sebuah Kajian Musikologis”.
Institut SeniIndonesia.
Sugiyono, Prof. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & d.
Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Bina Aksara.