KARIR SEBAGAI MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN DIRI WANITA YANG MENUNDA MENIKAH : Studi Kasus pada Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah.

357/Skripsi/Psi-FIP/UPI/10.2013

KARIR SEBAGAI MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN DIRI WANITA
YANG MENUNDA MENIKAH
(Studi Kasus pada 3 Wanita Karir yang Menunda Menikah)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :
Rini Yuniati
0900609

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013


Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

KARIR SEBAGAI MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN DIRI WANITA
YANG MENUNDA MENIKAH
(Studi Kasus pada 3 Wanita Karir yang Menunda Menikah)

Oleh :
Rini Yuniati
0900609

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rini Yuniati 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013


Hak Cipta dilindungi undang-undang. Skripsi ini tidak boleh diperbanyak
seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya
tanpa ijin dari penulis.
Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Rini Yuniati (0900609). Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita
yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada Tiga Wanita Karir yang Menunda
Menikah). Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung (2013).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengambilan

keputusan menunda menikah pada wanita karir. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek berjumlah tiga
orang yang dipilih dengan cara purposive sampling dengan kriteria yaitu wanita
karir berstatus belum menikah dan berusia 30-45 tahun. Teknik pengambilan data
menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa terdapat faktor utama dan faktor tambahan yang
mempengaruhi keputusan menunda menikah pada ketiga subjek penelitian. Faktor
utama dipengaruhi oleh karir. Ketiga subjek belum dapat memenuhi tugas
perkembangan dan tuntutan sosial untuk menikah, sehingga mengganti tujuan
hidupnya kearah nilai dan tujuan hidup baru yang berorientasi pada karir. karir
sebagai motivasi dan pengembangan diri untuk berprestasi dan
mengaktualisasikan dirinya. Sedangkan faktor tambahan subjek 1 dipengaruhi
oleh ketidaksiapan materi, subjek 2 dipengaruhi oleh identifikasi terhadap sosok
ayah dan ketidaksiapan secara mental untuk menikah, dan pada subjek 3
dipengaruhi oleh trauma pengalaman masa lalu dengan pasangannya.
Rekomendasi bagi wanita karir yang menunda menikah diharapkan dapat
melakukan evaluasi diri mengenai hal-hal yang menyebabkan penundaan
pernikahan dan menghambat untuk mendapatkan pasangan hidup.
Kata kunci : Pengambilan keputusan, menunda menikah, wanita karir


Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Rini Yuniati (0900609). Career as Motivation and Self-Development of Women
who Delay Marriage (Case Study on Three Career woman who Delay Marriage).
Undergraduate Thesis. Psychology Department. Faculty of Education. Indonesia
University of Education. Bandung (2013).
The purpose of this study was to acquire an overview about decision to delay
marriage by career woman. The approach of this study was the qualitative
approach by the study case method. The numbers of the subjects on this research
were three persons that was selected by purposive sampling and and criteria were
three career woman unmarried and aged from 30 to 45 years old. The data were
acquired through several in depth interviews and observation. The results showed
that there were main factor and additional factor that influence the decision to
postpone getting married in three subjects. The main factor is affected by career.
The subjects noncompliance the task development and social necessity, subjects

change her destiny and purpose of life with a career orientation. Career as
motivation and self development for achievement and self-actualization. On the
other side, additional factor that affecting is the first subject is affected by
unpreparedness for material, the second subject is affected by identification of a
father figure and a mental unpreparedness for marriage, and the third subjects is
affected by traumatic past experiences. Recommendations for career women who
delay marriage can be expected to evaluate themselves on matters that lead to
delayed marriage and hinder for a partner.
Key Words : Decision Making, Delayed Marriage, Career woman

Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN ……………………………………………….


i

ABSTRAK ………………………………………………………………

ii

ABSRACT ………………………………………………………………

iii

KATA PENGANTAR …………………………………………………..

iv

UCAPAN TERIMAKASIH …………………………………………….

v

DAFTAR ISI ……………………………………………………………


vii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………

x

DAFTAR TABEL ………………………………………………………

xi

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………

xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………..

1


B. Fokus Penelitian …………………………………………….…...

5

C. Rumusan Masalah ……………………………………………….

5

D. Tujuan Penelitian ………………………………………………..

6

E. Manfaat Penelitian ………………………………………………

6

F. Sistematika Penulisan Skripsi …………………………………...

7


BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengambilan Keputusan ………………………………………...

9

1. Definisi Pengambilan Keputusan …………………………....

9

2. Proses Pengambilan Keputusan ……………………………..

10

3. Pertimbangan dalam Tahapan Pengambilan Keputusan ….....

15

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan..

16


B. Penundaan Pernikahan …………………………………………..

16

1. Definisi Penundaan Pernikahan ……………………..……....

19

2. Alasan Penundaan Pernikahan ………………………………

19

3. Kelebihan dan Kekurangan Penundaan Pernikahan ………...

22

Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

C. Wanita Karir …………………………………………….……….

24

1. Definisi Wanita Karir ……………………………….……….

24

2. Tahapan Karir ……………………………………………….

25

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wanita Berkarir ………..

26

D. Pengambilan Keputusan Menunda Menikah pada Wanita Karir ..

30

E. Penelitian Terdahulu …………………………………………….

31

BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ………………………………………………..

34

B. Definisi Operasional …………………………………………….

35

C. Instrumen Penelitian …………………………………………….

36

D. Subjek Penelitian ……………………………………….…….…

36

E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………...

37

F. Teknik Analisis Data ……………………………………………

38

G. Pengujian Keabsahan Data ………………………………….…..

40

H. Prosedur Penelitian ……………………………………………..

41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan Pembahasan Subjek 1
1. Profil Subjek 1 ………………………………………………

44

2. Hasil Penelitian Subjek 1 ……………………………………

47

3. Pembahasan Hasil Penelitian Subjek 1 ……………………...

60

B. Hasil dan Pembahasan Subjek 2
1. Profil Subjek 2 ………………………………………………

72

2. Hasil Penelitian Subjek 2 ……………………………………

74

3. Pembahasan Hasil Penelitian Subjek 2 ……………………...

88

C. Hasil dan Pembahasan Subjek 3
1. Profil Subjek 3 ………………………………………………

101

2. Hasil Penelitian Subjek 3 ……………………………………

103

3. Pembahasan Hasil Penelitian Subjek 3 ……………………...

117

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ……………………………………………………..

125

B. Rekomendasi ……………………………………………………

127

Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..

129

LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Langkah-langkah Pembuatan Keputusan menurut Halpern...

14

Gambar 3.1

Analisis Data Miles dan Huberman ………………………...

38

Gambar 4.1

Hasil Penelitian Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan
Diri Wanita yang Menunda Menikah …………..…………..

Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

124

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1

Keuntungan dan Kerugian dari status lajang wanita ……..…....

22

Tabel 2.2

Kelebihan dan Kekurangan Seorang Lajang menurut Genova
dan Rice………………..……………………………………....

22

Tabel 2.3

Tingkatan-tingkatan Karir menurut Mathis dan Jackson .……..

26

Tabel 4.1

Tabel Appraising the Challenge……..………………………....

49

Tabel 4.2

Tabel Surveying Alternatives ………………………….……....

51

Tabel 4.3

Tabel Weighing Alternatives ……………………………….....

52

Tabel 4.4

Tabel Deliberating about Commitment ..……………………....

54

Tabel 4.5

Tabel Adhering Despite Negative Feedback …………………..

56

Tabel 4.6

Tabel Appraising the Challenge …………………………….....

75

Tabel 4.7

Tabel Surveying Alternatives …………………..……………..

76

Tabel 4.8

Tabel Weighing Alternatives ………………………………….

78

Tabel 4.9

Tabel Deliberating about Commitment ……….…..…………..

80

Tabel 4.10 Tabel Adhering Despite Negative Feedback …………….……

82

Tabel 4.11 Tabel Appraising the Challenge ……………………………….

100

Tabel 4.12 Tabel Surveying Alternatives …………………..……..…..…..

102

Tabel 4.13 Tabel Weighing Alternatives ………………………………….

104

Tabel 4.14 tabel Deliberating about Commitment ……….………..……...

105

Tabel 4.15 Tabel Adhering Despite Negative Feedback .…………………

108

Tabel 4.16 Tabel Gambaran Proses Pengambilan Keputusan Menunda
Menikah pada Ketiga Subjek ………………………………….

123

Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Pedoman Wawancara
2. Lampiran 2 : Penyajian Data
3. Lampiran 3 : Verbatim Wawancara
4. Lampiran 4 : Verbatim Significant Person
5. Lampiran 5 : Surat Persetujuan Subjek
6. Lampiran 6 : SK Pembimbing
7. Lampiran 7 : Kartu Bimbingan

Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain
dalam menjalani kehidupannya. Untuk membagi kedekatan emosional dan
fisik serta berbagi bermacam tugas dan sumber-sumber ekonomi melalui
komitmen emosional dan hukum dari dua orang adalah dengan pernikahan
(Olson & de Frain dalam Hawadi, 2010).
Djaelani (2005:12) menjelaskan bahwa sarana yang tepat untuk
membangun ikatan keluarga dan melanjutkan keturunan adalah dengan
pernikahan. Sehingga pernikahan merupakan hal yang sangat penting bagi
laki-laki maupun perempuan dalam menjalani kehidupannya.
Pernikahan adalah hubungan pria dan wanita yang diakui secara sosial,
yang

ditujukan

untuk

melegalkan

hubungan

seksual,

melegitimai

membesarkan anak dan membangun pembagian peran diantara sesama
pasangan (Duvall & Miller, 1985). Menurut Juan (2010), menikah merupakan
sebuah tuntutan, yaitu tuntutan dari masyarakat, tuntutan dari keluarga dan
tuntutan orientasi seksual serta kemapanan. Menikah merupakan tuntutan dari
masyarakat sosial atas keberadaan kita sebagai makhluk sosial yang tidak bisa
hidup sendiri. Pernikahan adalah tuntutan dari keluarga atas kemandirian dan
didikan yang telah dilakukan oleh orang tua. Pernikahan juga merupakan
tuntutan orientasi seksual atas segala kenormalan seseorang sebagai manusia
dan pernikahan juga sebuah tuntutan kemapanan yang telah dicapai oleh
manusia. Tuntutan untuk menikah tersebut merupakan tugas yang harus dilalui
oleh setiap orang, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Dalam perspektif psikologi, pernikahan merupakan salah satu tugas
perkembangan yang harus dilalui pada masa dewasa awal. Individu yang
berada pada masa dewasa awal yaitu sekitar usia 18-40 tahun memiliki tugasRini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2

tugas yang dipusatkan pada harapan-harapan masyarakat, mencakup
mendapatkan suatu pekerjaan, memilih seorang teman hidup, belajar hidup
bersama dengan suami atau istri membentuk suatu keluarga, membesarkan
anak-anak, mengelola sebuah rumah tangga, menerima tanggung jawab
sebagai warga Negara dan bergabung dalam suatu kelompok sosial yang
cocok (Hurlock, 1993).
Menurut Blackmore, dkk (dalam Suryani, 2007), bagi seorang wanita,
menikah merupakan hal yang dinanti-nantikan, karena wanita masih ingin
memenuhi tuntutan tradisionalnya untuk menjadi seorang istri dan ibu. Oleh
karena itu wanita memiliki keinginan yang lebih tinggi untuk menikah
dibandingkan dengan laki-laki.
Mazdalifah (2012) menjelaskan bahwa seiring dengan perkembangan
zaman, kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menyebabkan
berubahnya pola pikir pada wanita. Wanita tidak ingin lagi dibatasi oleh
tuntutan-tuntutan sosial yang ada pada masyarakat. Wanita menginginkan hak,
kewajiban dan kesempatan yang setara dengan laki-laki, serta memiliki
keinginan yang besar untuk mandiri. Demikian pula saat ini, wanita mendapat
kesempatan yang luas untuk mengenyam pendidikan tinggi dan menduduki
posisi-posisi penting dalam pekerjaannya. Hal ini mengakibatkan terjadinya
kecenderungan untuk hidup melajang atau menunda usia perkawinan.
Perkawinan seringkali ditunda dan bukan lagi merupakan suatu keharusan,
melainkan hanya dianggap sebagai pilihan hidup (Eriany, 1997).
Menurut data statistik Di Amerika Serikat, pada tahun 2010 wanita
cenderung memilih untuk menikah pada usia 26 tahun. Data ini juga didukung
oleh UK National Statistic Office bahwa pada tahun 2012 usia rata-rata wanita
menikah adalah usia 30 tahun (Ruslan, 2011). Sedangkan di Indonesia,
menurut Badan Pusat Statistik kota Semarang, pada tahun 2007 jumlah
penduduk perempuan di kota Semarang yang belum menikah pada usia 30-45
tahun mencapai 16.656 orang. Begitu juga menurut data statistik pada tahun
Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3

2010 penduduk Jakarta usia 15-49 tahun yang melajang jumlahnya sekitar
38,71%. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2009 yang
jumlahnya hanya 38,07%. Data tersebut didukung pula oleh data Badan Pusat
Statistik (2010), yang menjelaskan bahwa pada tahun 2007-2010 terjadi
peningkatan jumlah wanita yang belum menikah di usia 25 tahun,
persentasenya sebesar 2,6% pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 19,8%
pada tahun 2010 (www.bps.go.id).
Mulai banyaknya wanita yang menunda menikah menarik peneliti
untuk melihat seberapa besar keputusan penundaan pernikahan. Menurut
Glick (dalam Haveman dan Lehtinen, 1986), wanita menunda usia pernikahan
karena wanita tersebut menginginkan kebebasan bergerak, mengutamakan
persamaan hak antara pria dan wanita serta menyukai kemandirian. Wanita
yang memilih untuk menunda usia pernikahan menurut Laswell (dalam
Erisanti, 1999) karena menginginkan kesempatan untuk bekerja dan
menganggap pernikahan akan membatasi kesempatan mereka untuk bekerja
demi karir. Selain itu, wanita juga menginginkan kebebasan dalam melakukan
perubahan dan mobilitas dalam meningkatkan karir, kemandirian secara
psikologis dan sosial.
Menurut Wong (2003), wanita yang belum menikah secara umum
adalah wanita yang masih muda, berpendidikan baik dan cenderung memiliki
posisi pekerjaan yang lebih tinggi dibandingkan wanita yang telah menikah.
Wanita dengan pendidikan yang baik, dengan posisi pekerjaan lebih tinggi
memang memiliki kemungkinan yang kecil untuk menikah, dengan demikian
mengakibatkan adanya penundaan pernikahan. Wanita yang berpendidikan,
lebih memilih untuk menata karir dan pendidikan mereka terlebih dahulu.
Namun, bukan berarti mereka tidak mempunyai hasrat untuk menikah.
Donelson & Gullahorn (dalam Eriany, 2007) juga menjelaskan bahwa
pendidikan meningkatkan kecenderungan untuk tidak menikah. Faktor
penyebabnya adalah kurangnya kesempatan. Wanita yang belum menikah
Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4

tidak memiliki kebutuhan khusus untuk menolak pernikahan, melainkan lebih
mementingkan hal lain, seperti karir. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang
dijalani, semakin berambisi pula wanita untuk menjadi pekerja. Hal ini
mengakibatkan komitmen terhadap karir dan penundaan terhadap pernikahan.
Karir merupakan semua pekerjaan atau jabatan seseorang yang telah
dijalaninya maupun yang sedang dijalaninya. Pekerjaan dalam karir dapat saja
merupakan realisasi dari rencana-rencana hidup seseorang atau mungkin
merupakan sekedar nasib (Triyono, 2012). Bagi wanita, bekerja dan meniti
karir merupakan kesempatan untuk mengaktualisasikan diri dan menjadi
sarana yang dapat dipergunakan dalam menemukan makna hidup. Dengan
bekerja dan meniti karir, wanita dapat memenuhi kebutuhan finansial dan
kebutuhan sosial-emosional bagi kehidupan mereka (Rini, 2002).
Hurlock (1993) mengatakan bahwa wanita yang telah asik berkarir
seringkali lupa menikah. Saat usia dua puluhan, wanita memiliki tujuan hidup
menikah, tetapi saat mencapai usia tiga puluh dan belum menikah, maka akan
cenderung menukar tujuan dan nilai hidupnya pada hal-hal yang berorientasi
pada pekerjaan, kesuksesan dalam karir dan ambisi untuk meningkatkan karir
karena adanya kesempatan untuk meningkatkan jenjang profesionalnya.
Motivasi pengembangan karir mempengaruhi wanita untuk menunda menikah
karena kemauannya yang kuat untuk meningkatkan karirnya.
Motivasi untuk bekerja pada wanita tidak lagi hanya untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi, tetapi juga untuk menggunakan keterampilan dan
pengetahuan yang telah mereka peroleh, serta untuk mengembangkan dan
mengaktualisasikan diri (Ihromi, 1995). Salah satu kebutuhan manusia dalam
bekerja adalah kebutuhan untuk beraktualisasi diri. Pada dasarnya manusia
bekerja untuk memenuhi kebutuhan, namun tidak lagi sekedar memenuhi
kebutuhan materi saja tetapi juga kebutuhan lain yang sifanya non materi,
yaitu aktualisasi diri dalam bentuk karir (Slocum, 1986).

Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5

Menurut Ihromi (1995), sebagai individu, perempuan memiliki
harapan, kebutuhan, minat dan potensi diri. Perempuan juga membutuhkan
aktualisasi diri seoptimal mungkin demi pengembangan dirinya. Dorongan
dari dalam diri untuk mengembangkan karir dapat menjadi konflik bila
muncul juga dorongan dari luar yang menuntut wanita untuk menikah.
Pengambilan keputusan untuk menikah bukanlah hal yang mudah, karena
harus didasarkan atas banyak hal, termasuk mempertimbangkan beberapa
alternatif dan mempertimbangkan resiko-resikonnya.
Pada dasarnya ketika wanita memutuskan untuk menunda usia
pernikahan, wanita tersebut telah memilih dan mempertimbangkan segala hal
dan

resikonya,

serta

dihadapkan

pada

bagaimana

cara

untuk

mempertahankannya. Berdasarkan pemaparan diatas, penulis tertarik untuk
meneliti secara mendalam mengenai pengambilan keputusan menunda
menikah pada wanita serta faktor-faktor yang mempengaruhi wanita untuk
menunda menikah.

B. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada upaya untuk memperoleh gambaran
mengenai pengambilan keputusan menunda menikah pada wanita karir serta
faktor-faktor yang mempengaruhi wanita karir menunda menikah.

C. Rumusan Masalah
Saat ini, banyak wanita yang belum dapat memenuhi tuntutan
masyarakat untuk menikah. Semakin meningkatnya kesetaraan gender antara
pria dan wanita dan didukung pula oleh perkembangan zaman, menyebabkan
wanita memilih untuk hidup melajang tanpa mempedulikan tanggapan dari
masyarakat. Keputusan tersebut bukan berarti terbebas dari masalah, karena
wanita dihadapkan pada bagaimana cara untuk mempertahankannya. Seiring
dengan berjalannya waktu, wanita yang terlambat menikah akan mengambil
Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6

keputusan untuk menunda menikah dan masih membuka peluang untuk
menikah dengan alasan ingin mengembangkan karir yang lebih mapan,
memiliki tanggung jawab terhadap keluarga, belum menemukan pasangan
yang tepat atau belum siap berkomitmen. Apabila seorang wanita belum juga
menikah saat usia tiga puluhan, mereka akan cenderung menukar tujuan
hidupnya kearah nilai dan tujuan hidup baru yang berorientasi pada pekerjaan,
kesuksesan dalam karir dan kesenangan peribadi.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dijabarkan pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengambilan keputusan menunda menikah pada wanita
karir ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan
menunda menikah pada wanita karir ?

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah :
1. Mendapatkan gambaran mengenai pengambilan keputusan menunda
menikah pada wanita karir.
2. Mendapatkan

gambaran

mengenai

faktor-faktor

apa

saja

yang

mempengaruhi pengambilan keputusan menunda menikah pada wanita
karir.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
ilmiah dalam bidang ilmu psikologi mengenai faktor-faktor yang
Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

7

mempengaruhi wanita karir yang memutuskan untuk menunda menikah
dan memperoleh pengakuan dari masyarakat sosial.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
pilihan menunda menikah pada wanita karir di era modern saat ini.

F. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi terdiri dari Bab I sampai Bab V yang
dijabarkan sebagai berikut :
1. BAB I Pendahuluan
Berisi tentang uraian pendahuluan dan merupakan bagian awal dari
skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang, fokus penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Pada bab ini, peneliti
menjelaskan alasan mengapa topik pengambilan keputusan pada wanita
karir yang menunda menikah diteliti.
2. BAB II Kajian Pustaka
Kajian pustaka berisi konsep dan teori dalam bidang yang dikaji.
Pada bab ini, berisi penjelasan mengenai definisi dari pengambilan
keputusan, wanita karir, dan penundaan pernikahan. Dengan demikian,
pembaca

akan

terlebih

dahulu

memiliki

pemahaman

mengenai

pengambilan keputusan, wanita karir dan penundaan pernikahan sebelum
mendapatkan penjelasan mengenai gambaran pengambilan keputusan pada
wanita karir yang menunda menikah.
3. BAB III Metode Penelitian
Metode penelitian berisi tentang penjabaran rinci mengenai metode
penelitian, termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan subjek
Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

8

penelitian, desain penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan
data dan teknik keabsahan data.
4. BAB IV Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan berisi tentang pengolahan dan pembahasan
atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan
masalah penelitian. Pada bab ini, akan ditemukan penjelasan bagaimana
pengambilan keputusan pada wanita karir yang menunda menikah.
5. BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan dan Saran berisi tentang penafsiran dan pemaknaan
peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.

Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan yang dilakukan secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2010).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi
kasus. Studi Kasus merupakan suatu model yang menekankan pada eksplorasi
dari suatu “system yang terbatas” (bounded system) pada satu kasus atau
beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan penggalian data secara
mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi yang kaya akan
konteks (Creswell dalam Herdiansyah, 2012).
Fokus studi kasus adalah spesifikasi kasus dalam suatu kejadian, baik itu
yang mencakup individu, kelompok budaya ataupun suatu potret kehidupan.
Creswell (1998) mengemukakan beberapa karakteristik dari suatu studi kasus,
yaitu :
1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.
2. Kasus tersebut merupakan sebuah “sistem yang terikat” oleh waktu dan
tempat.
3. Studi kasus menggunakan berbagai sumber informasi dalam pengumpulan
data untuk memberikan gambaran secara terinci dan mendalam tentang
respons dari suatu peristiwa.

Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

35

4. Peneliti akan “menghabiskan waktu” dalam menggambarkan konteks atau
setting untuk suatu kasus, karena suatu kasus dapat dikaji menjadi sebuah
objek studi maupun mempertimbangkannya menjadi sebuah metodologi.

B. Definisi Operasional Penelitian
Pengambilan keputusan dalam penelitian ini adalah proses memilih dan
menentukan suatu pilihan keputusan dari beberapa alternatif yang dibuat.
Pengambilan keputusan dalam penelitian ini diungkap melalui wawancara
dengan tiga subjek penelitian berdasarkan pedoman wawancara yang telah
dirumuskan menurut proses atau langkah-langkah pengambilan keputusan dari
Janis dan Mann (1977), yaitu :
1. Appraising the challenge (menilai tantangan)
Individu mencari hal yang diinginkannya dan bagaimana cara
mendapatkannya dengan menilai dan menimbang pendapatnya apakah
harus dirubah atau tidak.
2. Surveying alternatives (survei alternatif)
Individu akan memikirkan dan mencari informasi lebih banyak
untuk mendapatkan alternatif pilihan dan tindakan yang sesuai dengan
kondisi dirinya. Individu akan memfokuskan pada beberapa alternatif dan
mencari pilihan tindakan yang akan dilakukan, mencari saran dan
informasi dari orang lain.
3. Weighing alternatives (mempertimbangkan alternatif)
Individu melakukan proses pencarian dan evaluasi, berfokus pada
mendukung atau tidaknya pilihan yang ada untuk menghasilkan tindakan
terbaik. Individu mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari
masing-masing pilihan.

Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

36

4. Deliberating about commitment (menyatakan komitmen)
Individu mulai memikirkan cara menyampaikan keinginannya
kepada orang lain. Selain itu, individu juga mempersiapkan argumen yang
mendukung pilihannya, khususnya bila berhadapan dengan orang-orang
yang menentang keputusannya tersebut.
5. Adhering despite negative feedback (bertahan melalui feedback negatif)
Individu membuat keputusan dan bersedia menanggung resiko dari
keputusannya.

C. Instrumen Penelitian
Peneliti sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan
data, menilai kualitas data, melakukan analisis data, menafsir data dan
membuat kesimpulan (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini, instrumen
penelitian yang digunakan adalah peneliti sendiri.

D. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik
purposive

sampling.

Teknik

purposive

sampling

merupakan

teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya
sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan (Sugiyono,
2010).
Subjek dalam penelitian ini terdiri dari tiga orang wanita karir. Ketiga
subjek tersebut harus memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Wanita berstatus belum menikah.
2. Berusia 30-45 tahun. Usia 30 tahun merupakan usia kritis bagi wanita
yang belum menikah dan pada usia awal 40-an masih terdapat sedikit
Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

37

keinginan pada wanita untuk menikah, namun keinginan tersebut akan
berkurang pada usia lebih dari 45 tahun (Hurlock, 1993).

E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara dan observasi.
1. Wawancara
Menurut Stewart & Cash (dalam Herdiansyah, 2012), wawancara
merupakan sebuah interaksi yang didalamnya terdapat pertukaran atau
berbagi aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif dan
informasi. Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi terstruktur. Dalam wawancara semi terstruktur, pertanyaan
yang diajukan adalah pertanyaan terbuka, yang berarti bahwa pertanyaan
dan jawaban yang diberikan tidak dibatasi dan subjek dapat lebih bebas
mengemukakan

jawabannya

sepanjang

tidak

keluar

dari

konteks

pembicaraan (Herdiansyah, 2012). Selain itu, pengumpulan data juga
dilakukan dengan wawancara mendalam (in depth interview), yaitu proses
wawancara untuk mengetahui pemikiran, persepsi dan pengalaman
seseorang secara lebih mendalam (Musfiqon, 2012).
Pertanyaan yang diajukan telah disusun oleh peneliti dengan mengacu
pada

langkah-langkah

pengambilan

keputusan,

namun

dalam

pelaksanaannya peneliti tetap fleksibel dalam merespon pendapat subjek
dan memberikan kebebasan dalam mengungkapkan pendapat di luar
pertanyaan yang telah disiapkan. Daftar pertanyaan yang dibuat hanya
bersifat sebagai pedoman agar proses wawancara tetap terarah pada tema
yang ingin diteliti. Dalam pelaksanaannya, peneliti melakukan wawancara
sebanyak dua kali pada ketiga subjek dan melakukan pencatatan verbatim
dengan dibantu oleh alat perekam. Jumlah wawancara yang dilakukan
disesuaikan dengan data yang diperoleh, apakah dianggap telah memenuhi
Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

38

kebutuhan penelitian, sehingga perlu dilakukan wawancara kembali. Dari
ketiga subjek, peneliti berhasil mendapatkan data yang diinginkan sesuai
dengan tema dan tujuan penelitian.
2. Observasi
Observasi adalah suatu proses melihat, mengamati, mencermati dan
merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Inti dari
observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan tujuan yang ingin
dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat dilihat
langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung atau dapat diukur
(Herdiansyah, 2012). Dalam pelaksanaannya, peneliti mengamati kegiatan
yang dilakukan oleh subjek dan mengamati subjek dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan peneliti selama wawancara berlangsung.

F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam suatu periode tertentu.
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010) mengungkapkan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik analisis data model interaktif menurut Miles & Huberman
yang terdiri atas empat tahapan, yaitu tahap pengumpulan data, tahap reduksi
data, tahap display data dan tahap penarikan kesimpulan (Herdiansyah, 2012).
Gambar 3.1 Analisis Data Miles dan Huberman
Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data
Verifikasi Data
Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

39

1. Pengumpulan Data
Pada penelitian kualitatif, proses pengumpulan data dilakukan sebelum
penelitian, pada saat penelitian, dan akhir penelitian. Creswell menjelaskan
bahwa peneliti kualitatif sebaiknya sudah berpikir dan melakukan analisis
ketika penelitian kualitatif baru dimulai (Herdiansyah, 2012).
Dalam

penelitian

ini,

pengumpulan

data

dilakukan

dengan

mengumpulkan data-data yang menunjang dari berbagai literatur yang
berkaitan dengan penelitian, seperti buku, jurnal, surat kabar maupun
penelitian sebelumnya. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan
dengan wawancara dan observasi kepada subjek penelitian.
2. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting serta dicari tema dan polanya
(Sugiyono, 2010). Dengan demikian, data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan memilih dan
memfokuskan hal-hal yang pokok sesuai dengan tema penelitian, sehingga
peneliti mendapatkan gambaran mengenai penelitian dan dapat melakukan
pengumpulan data selanjutnya.
3. Penyajian Data (Data Display)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan
sejenisnya. Miles & Huberman menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2010).

Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

40

Dalam penelitian ini, data display dilakukan dalam bentuk tulisan dan
disusun dalam tabel penyajian data sesuai dengan tema-tema yang sudah
dikelompokan dan dikategorikan, serta memberikan kode dari subtema
sesuai dengan verbatim wawancara yang telah dilakukan sebelumnya.
4. Penarikan Kesimpulan dan verifikasi
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih gelap dan setelah diteliti
menjadi jelas (Sugiyono, 2010). Sebenarnya, hampir semua teknik analisis
data kualitatif maupun kuantitatif selalu diakhiri dengan kesimpulan, tetapi
yang membedakan adalah dalam analisis data kualitatif, kesimpulannya
menjurus kepada jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan
sebelumnya (Herdiansyah, 2012).
Dalam penelitian ini, penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan
dengan menjelaskan hasil temuan penelitian dengan menjawab pertanyaan
penelitian yang telah diajukan.

G. Pengujian Keabsahan Data
Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji
kredibilitas. Untuk menguji kredibilitas data yang diperoleh, maka dilakukan
dengan langkah-langkah berikut :
1. Triangulasi.
Triangulasi merupakan teknik keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data. Peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber dan
triangulasi waktu (Moleong, 2010).

Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

41

a. Triangulasi sumber yaitu triangulasi yang dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam
penelitian ini, triangulasi sumber dilakukan dengan menggali sumber
data dari narasumber lain selain subjek penelitian dan peneliti
menggunakan beberapa sumber teori dan penelitian-penelitian
terdahulu untuk mengecek dan menginterpretasi data hasil penelitian.
b. Triangulasi waktu yaitu triangulasi yang dilakukan dengan cara
melakukan pengumpulan data dalam waktu dan situasi yang berbeda.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara lebih dari satu kali
dan melakukan beberapa pengulangan pertanyaan wawancara di waktu
yang berbeda.
2. Pengecekan Anggota (member check). Pengecekan meliputi data, kategori
analitis, penafsiran dan kesimpulan yang bertujuan untuk melihat apakah
interpretasi yang dilakukan peneliti terhadap data yang diperoleh telah
sesuai dengan apa yang dimaksud oleh subjek (Moleong, 2010). Dalam
penelitian ini, pengecekan hasil wawancara dilakukan kepada subjek
penelitian.
3. Pengecekan Sejawat (Peer Debriefing). Teknik ini dilakukan dengan cara
mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk
diskusi

dengan

rekan

sejawat.

Dalam

penelitian

ini,

peneliti

mendiskudikan hasil penelitian dengan rekan peneliti.

H. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan survey lapangan untuk memperoleh gambaran awal
mengenai masalah yang akan diteliti.

Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

42

b. Mengumpulkan data-data yang dapat menunjang penelitian dari
berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, seperti
buku, jurnal, surat kabar maupun penelitian sebelumnya.
c. Mencari partisipan yang bersedia menjadi subjek penelitian.
d. Mempersiapkan pertanyaan wawancara dan peralatan yang diperlukan
dalam pengambilan data di lapangan, seperti alat perekam dan alat
tulis.
e. Menghubungi subjek penelitian dan mengatur waktu serta lokasi
pengambilan data.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan wawancara dengan subjek penelitian sesuai dengan
pedoman wawancara yang sudah disusun dan dibantu oleh alat
perekam.
3. Tahap Pengolahan Data
a. Mereduksi data.
b. Data Display
c. Penarikan kesimpulan.
d. Melakukan pemeriksaan keabsahan data hingga akhirnya sampai pada
tahap penafsiran data.

Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah didapatkan dan dijelaskan dalam Bab IV,
maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan menunda menikah pada ketiga subjek penelitian
melewati seluruh tahapan pengambilan keputusan Janis dan Mann (1977).
Keputusan

menunda menikah dipengaruhi

oleh keinginan untuk

memfokuskan diri pada karir. Keinginan untuk memfokuskan diri pada
karir dilakukan karena ketiga subjek belum dapat memenuhi tugas
perkembangan dan tuntutan sosial untuk menikah, sehingga ketiga subjek
mengganti tujuan hidupnya kearah nilai dan tujuan hidup baru yang
berorientasi pada karir. Ketiga subjek penelitian yang memutuskan untuk
menunda menikah menganggap karir sebagai motivasi dan pengembangan
diri untuk berprestasi dan mengaktualisasikan dirinya di dunia kerja.
a. Pada subjek 1, subjek memiliki keinginan memiliki pasangan yang
ideal berdasarkan kriteria latar belakang usia, sosial, etnis, ekonomi,
pendidikan, dan sifat. Namun, subjek 1 meninjau kembali kriteria
pasangan yang diinginkannya dan memfokuskan pada beberapa
alternatif, yaitu subjek 1 lebih memilih pasangan yang rendah hati,
pendidikan yang setara dan seiman dengan cara mencari sendiri
pasangan hidup sesuai dengan keinginannya dan mempertimbangkan
keuntungan dan kerugian dari keputusannya. Pertimbangan yang
dilakukan adalah pertimbangan utilitarian. Melalui pertimbangan
tersebut, subjek 1 membuat komitmen untuk menunda menikah karena
belum menemukan pasangan yang tepat dan adanya kesempatan yang
diberikan orang tua

untuk

menuntut

ilmu,

sehingga subjek

memfokuskan diri pada karir.
Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

126

b. Pada subjek 2, subjek memiliki keinginan memiliki pasangan yang
ideal berdasarkan kriteria latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan
dan sifat. Namun, subjek 2 meninjau kembali kriteria pasangan yang
diinginkannya dan memfokuskan pada beberapa alternatif, yaitu subjek
2 lebih memilih pasangan yang jujur dan bertanggung jawab, memiliki
pekerjaan dan seiman seperti sosok ayahnya. Subjek 2 memilih untuk
mencari sendiri pasangan hidup yang sesuai dengan kriterianya dengan
mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari keputusan yang
diambilnya. Pertimbangan yang dilakukan adalah pertimbangan
utilitarian. Melalui pertimbangan tersebut, akhirnya subjek 2 membuat
komitmen untuk menunda menikah karena belum menemukan
pasangan yang tepat seperti sosok ayahnya, belum siap mental untuk
menikah, sehingga subjek keinginan untuk fokus meniti karir.
c. Pada subjek 3, subjek memiliki keinginan memiliki pasangan yang
ideal berdasarkan kriteria latar belakang usia, etnis, ekonomi,
pendidikan dan sifat. Namun, subjek 3 meninjau kembali kriteria
pasangan yang diinginkannya dan memfokuskan pada beberapa
alternatif pasangan, yaitu subjek 3 memilih pasangan yang seiman,
memiliki pekerjaan tetap dan usia lebih tua dari subjek 3. Subjek 3
berharap dapat memilih sendiri pasangan hidup yang sesuai dengan
kriterianya, namun semakin bertambahnya usia, ia mencoba untuk
lebih terbuka jika ada yang mengenalkan laki-laki kepadanya.
Pertimbangan yang dilakukan adalah pertimbangan utilitarian. Melalui
pertimbangan tersebut, akhirnya subjek 3 membuat komitmen untuk
menunda menikah karena belum menemukan pasangan yang tepat,
adanya pengalaman traumatis dengan pasangan, sehingga subjek
memilih untuk memfokuskan diri pada karir.
2. Pada ketiga subjek, terdapat faktor utama dan faktor tambahan yang
mempengaruhi keputusan menunda menikah. Faktor utama adalah karir.
Ketiga subjek memiliki keinginan untuk fokus pada karir karena belum
Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

127

dapat memenuhi tugas perkembangan dan tuntutan sosial untuk menikah,
Ketiga subjek menganggap karir sebagai motivasi dan pengembangan diri
untuk berprestasi dan mengaktualisasikan dirinya.
Sedangkan faktor tambahan yang mempengaruhi ketiga subjek
menunda menikah yaitu pada subjek 1 adanya kebutuhan finansial dan
ketidaksiapan secara materi sehingga subjek ingin menyelesaikan
pendidikan S2 terlebih dahulu dan memfokuskan diri pada karir sebelum
menikah. Pada subjek 2 karena adanya identifikasi terhadap sosok ayah
dan belum siap mental untuk menikah. Dan pada subjek 3 karena adanya
trauma pengalaman masa lalu dengan pasangan.

B. REKOMENDASI
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengambilan
keputusan menunda menikah pada wanita karir, berikut ini merupakan
beberapa rekomendasi untuk berbagai pihak yang terkait, serta untuk
kelancaran penelitian selanjutnya.
1. Bagi wanita karir yang menunda menikah
Bagi wanita karir yang menunda menikah diharapkan dapat melakukan
evaluasi diri mengenai hal-hal yang menyebabkan penundaan pernikahan
dan menghambat untuk mendapatkan pasangan hidup. Selain itu,
diharapkan tidak terlalu santai dalam memikirkan pernikahan, karena
khawatir akan melewati usia ideal dan tugas perkembangan untuk
menikah. Diharapkan juga para wanita tidak hanya terpaku pada keinginan
untuk terus bekerja, karena masih ada hal lain yang cukup penting untuk
dilakukan yaitu pernikahan mengingat usia mereka sudah mencukupi
untuk memasuki jenjang pernikahan.
2. Bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga wanita yang belum
menikah
Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

128

Bagi keluarga hendaknya memberikan pengarahan, dorongan dan
anjuran untuk menikah kepada anggota keluarga wanita yang belum
menikah, seperti mengenai tujuan menikah, kebaikan menikah, bahaya dan
dampak negatif dari menunda pernikahan. Hal ini penting untuk
mengingatkan agar anggota keluarga wanita yang belum menikah
memiliki keinginan untuk menikah dan tidak hanya fokus pada karir saja
serta terlalu santai dalam memikirkan pernikahan.
3. Bagi masyarakat
Keputusan dan pilihan untuk menunda menikah bukanlah suatu
keputusan dan pilihan yang memalukan. Masyarakat diharapkan tidak
memandang wanita karir yang menunda menikah sebagai pihak minoritas
tetapi memandang sebagai kesatuan masyarakat yang umum, sehingga
mereka merasa menjadi bagian dari masyarakat dan tidak merasa
dibedakan dari masyarakat lainnya. Selain itu, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan gambaran mengenai pengambilan keputusan menunda
menikah pada wanita karir.
4. Bagi penelitian selanjutnya
Peneliti berharap penelitian mengenai

pengambilan keputusan

menunda menikah pada wanita karir ini dapat menjadi dasar penelitian
bagi penelitian selanjutnya, sehingga dapat mengembangkan penelitian
yang lebih baik lagi.

Rini Yuniati, 2013
Karir sebagai Motivasi dan Pengembangan Diri Wanita yang Menunda Menikah (Studi Kasus pada
Tiga Wanita Karir yang Menunda Menikah)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, N. M. (2013). Faktor-faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya
Menunda Menikah. (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, Tidak
Diterbitkan).

Bappenas. (2010). Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di
Indonesia 2010. Jakarta : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Blood, B & Blood, M. (1978). Marriage. New York. Free Press