KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI SMA DI KOTA PALANGKARAYA KALIMANTAN TENGAH.

(1)

DAFTAR ISI

Hal.

LEMBAR PENGESAHAN……….. ii

PERNYATAAN... iii

ABSTRAK………... iv

KATA PENGANTAR………... v

DAFTAR ISI………... x

DAFTAR TABEL………... xii

DAFTAR BAGAN………... xiv

DAFTAR GAMBAR………... xiv

DAFTAR GRAFIK………... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….…... 1

B. Rumusan Masalah……….….…... 11

C. Tujuan Penelitian……….…... 12

D. Manfaat Penelitian……….….…... 13

E. Hipotesis Penelitian………... 14

F. Metode Penelitian………..……... 15

G. Populasi dan Sampel Penelitian……….……….……... 15

BAB II KERANGKA TEORETIS A. Belajar dan Pembelajaran 1. Teori Belajar dan Pembelajaran……….……... 18

2. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran………... 27

3. Unsur-Unsur Dinamis dalam Pembelajaran………... 30

B. Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran 1. Peran Guru dalam Mendukung Keberhasilan Pendidikan…….…... 37

2. Kompetensi Guru………...…... 39

3. Kompetensi Profesional Guru………... 42

C. Pembelajaran Ekonomi 1. Pengertian Pembelajaran Ekonomi………... 46

2. Konsep Pembelajaran Ekonomi………... 48


(2)

D. Berpikir

1. Pengertian Berpikir………...…... 52

2. Berpikir Rasional………... 54

3. Keterampilan Berpikir Rasional dalam Ekonomi………... 56

E. Kontribusi Kompetensi Profesional Guru terhadap Kemampuan Berpikir Rasional Siswa………... 59

F. Beberapa Penelitian Terdahulu Di Bidang Ini………... 60

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian..………... 63

B. Lokasi Populasi dan Sampel Penelitian……….……... 64

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel………... 67

D. Instrumen Penelitian..………... 72

E. Proses Pengembangan Instrumen………... 73

F. Hasil Uji Instrumen………... 76

G. Teknik Analisis Data………... 80

H. Prosedur Penelitian………... 84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian………... 86

B. Pembahasan Hasil Penelitian………... 127

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan………... 150

B. Rekomendasi………... 152

DAFTAR PUSTAKA... 155

DAFTAR ARTIKEL... 160

LAMPIRAN-LAMPIRAN : A. Instrumen Penelitian... 161

B. Data Penelitian... 169

C. Surat Izin Penelitian... 176


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1 Analisis Butir Soal Ulangan Blok & Ujian Semester Ganjil Thn 2008 untuk Pengukuran Kemampuan Evaluasi Siswa Pada Mata Pelajaran

Ekonomi SMA Negeri 1 Palangkaraya Kalimantan Tengah…... 4 1.2 Data Nilai Siswa dari Ujian Semester Ganjil 2008 Mata Pelajaran

Ekonomi di SMA Negeri 1 Palangkaraya Kalimantan Tengah………… 5

3.1 Variabel Penelitian……….…... 69

4.1 Kompetensi Profesional Guru…..………... 87

4.2 Kompetensi Profesional Guru dalam Penguasaan Bahan Pelajaran…... 89

4.3 Kompetensi Profesional Guru dalam Pengelolaan Program

Pembelajaran... 90

4.4 Kompetensi Profesional Guru dalam Pemanfaatan Media/Sumber

Belajar…..………... 92

4.5 Kompetensi Profesional Guru dalam Pengelolaan Kelas…..……… 93

4.6 Kompetensi Profesional Guru dalam Pemahaman Perkembangan

Kepribadian Peserta Didik…..………... 94

4.7 Kompetensi Profesional Guru Evaluasi Hasil Belajar Siswa…..……….. 96

4.8 Kompetensi Profesional Guru dalam Pemahaman Landasan

Kependidikan………... 97

4.9 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa…..………... 98

4.10 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Hidup Hemat…. 99

4.11 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Efisien…... 100 4.12 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Berpikir Masa

Depan…..………... 102 4.13 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Penyimpanan


(4)

4.14 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Memprioritaskan

Kebutuhan…..………... 104

4.15 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Produktif…... 105

4.16 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Ekonomis…..…. 106

4.17 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Mengalokasikan Sumber-sumber Terbatas…..………... 108

4.18 Uji Normalitas Variabel Terikat... 109

4.19 Uji Multikolinearitas………... 110

4.20 Pengujian ANOVA………... 112

4.21 Model Summary………... 113

4.22 Uji Signifikansi Koefisien Regresi………... 114

4.23 Pengujian Koefisien Regresi………... 121

4.24 Model Summary Variabel yang Signifikan………... 121

4.25 Korelasi Variabel Bebas yang Signifikan Terhadap Variabel Y………… 123


(5)

DAFTAR BAGAN

Bagan Hal

3.1 Hubungan antar Variabel……… 68

4.1 Analisis Jalur………... 122

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal


(6)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

4.1 Kompetensi Profesional Guru……….... 88

4.2 Kompetensi Profesional Guru dalam Penguasaan Bahan Pelajaran…... 89

4.3 Kompetensi Profesional Guru dalam Pengelolaan Program

Pembelajaran... 91

4.4 Kompetensi Profesional Guru dalam Pemanfaatan Media/Sumber

Belajar... 92 4.5 Kompetensi Profesional Guru dalam Pengelolaan Kelas…... 93

4.6 Kompetensi Profesional Guru dalam Pemahaman Pengembangan

Kepribadian Peserta didik…... 95 4.7 Kompetensi Profesional Guru dalam Evaluasi Hasil Belajar Siswa…... 96

4.8 Kompetensi Profesional Guru dalam Pemahaman Landasan

Kependidikan…... 97

4.9 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa………... 98

4.10 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Hidup Hemat.... 100

4.11 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Efisien………... 101

4.12 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Berpikir Masa

Depan... 102 4.13 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Penyimpanan

Modal…... 103 4.14 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Memprioritaskan


(7)

4.15 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Produktif…... 106 4.16 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Ekonomis…... 107 4.17 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Memprioritaskan


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolah-sekolah menengah atas cenderung bersifat monoton dan tidak menghasilkan banyak kemajuan dalam aplikasinya di kehidupan siswa sehari-hari terutama dalam peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran diarahkan pada ketercapaian target kurikulum yaitu ketercapaian Standar Nilai Ujian Nasional.

Guru-guru mata pelajaran ekonomi hanya mengajarkan hafalan-hafalan (secara verbal), pembelajaran diarahkan pada keterampilan menghafal konsep-konsep ilmu ekonomi dari teori-teori ilmu ekonomi yang dikemukakan ahli-ahli ekonomi sebagaimana tertulis dalam buku-buku pelajaran. Peserta didik hanya diajarkan menghafal materi pelajaran dari buku-buku teks dan buku-buku sumber informasi yang lain. Keterampilan berpikir yang lebih tinggi seperti menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi serta pengambilan keputusan belum dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran (Depdiknas, 2003).

Pembelajaran ekonomi menjadi kurang menantang kegairahan belajar siswa karena siswa tidak dilibatkan secara aktif untuk belajar dan mengembangkan sendiri konsep-konsep atau pengetahuan yang diperoleh dari guru dan buku-buku sumber, siswa tidak diajak untuk kritis dan termotivasi


(9)

belajar secara bersemangat dan menyenangi kegiatan belajar ekonomi sehingga pembelajaran tidak terasa monoton dan membosankan.

Materi-materi yang bersumber dari buku pelajaran berupa konsep-konsep atau informasi-informasi yang tidak aplikatif di dalam kehidupan siswa sehari-hari, sehingga siswa merasa bahwa konsep-konsep atau informasi-informasi dalam buku pelajaran bukan sesuatu yang dapat dilakukan secara nyata dalam kehidupan mereka sehari-hari, hanya pengetahuan-pengetahuan yang perlu diketahui agar mampu menjawab soal-soal ujian blok, ujian semester dan ujian akhir sehingga memperoleh nilai tinggi dan dapat lulus ujian. Materi pembelajaran hanya dikembangkan atas acuan yang terdapat dalam buku teks serta pemanfaatan media atau lingkungan sekitar kurang optimal dan pengalaman keseharian siswa dalam proses pembelajaran kurang dieksplorasikan, sehingga pembelajaran ekonomi selama ini terkesan membosankan bagi siswa, kurang diminati dan cenderung dihindari. Contoh-contoh yang dikembangkan guru dalam memberikan penjelasan tentang materi pelajaran kurang aplikatif sehingga siswa termotivasi dan merasa bahwa pelajaran berguna, dapat diterapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Guru-guru mata pelajaran ekonomi mengajarkan pembelajaran dengan metode mengajar yang bersifat tradisional dan monoton yaitu metode-metode ekspositori seperti ceramah, tanya jawab, dan diskusi kelompok yang bersifat kadangkala dan kurang mengarah kepada berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Penggunaan sumber belajar tidak efektif, guru hanya terpaku pada buku pelajaran dan diajarkan melalui metode yang menonjolkan dominasi guru untuk


(10)

bertutur atau bercerita dan siswa diam, mendengar dan pasif selama pelajaran berlangsung.

Pembelajaran ekonomi adalah bagian dari pembelajaran ilmu-ilmu sosial yang bersifat dinamis dalam perkembangan informasi, setiap saat dapat terjadi perubahan yang memerlukan solusi yang berbeda-beda pula. Untuk itu metode yang digunakan dalam mengajar haruslah metode-metode yang fleksibel dan tidak bersifat mengajarkan hafalan saja tetapi juga pemahaman dan pengalaman langsung yang dapat diaplikasikan peserta didik dalam masalah atau informasi atau isu yang berbeda-beda di kehidupan nyata sehari-harinya dan mengarah kepada peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa.

Keterampilan berpikir rasional dalam ekonomi adalah mempresentasikan rasionalitas sebagai sebuah atribut psikologis. Seseorang yang menampilkan berpikir rasional dalam ekonomi adalah tindakan mengoptimalkan keadaan yang terbatas untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin, mengalokasikan sumber daya terbatas yang tersedia secara efisien dalam penggunaan atau pemanfaatannya, merumuskan objektif atau pilihan-pilihan yang dikumpulkan dari informasi-informasi akurat untuk diambil kesimpulan secara logika berdasarkan pertimbangan akibat atau resiko yang ditimbulkan sehingga tindakan yang dilakukan tepat.

Guru-guru ekonomi dapat mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa melalui mengajarkan contoh-contoh yang berkaitan dengan konsep-konsep ekonomi dalam kehidupan nyata sehari-hari yang terjadi di masyarakat sekitar siswa, seperti pola hidup hemat di mana siswa diberi contoh menggunakan uang


(11)

jajan secara lebih bijak dengan memprioritaskan membeli barang-barang utama yang dibutuhkan seperti keperluan belajar. Hemat dalam pemanfaatan energi listrik di mana siswa diajarkan menggunakan energi listrik secara cerdas dengan mematikan lampu, komputer atau televisi saat tidak dipakai. Pola konsumsi, di mana siswa diajarkan memprioritaskan pelunasan biaya sekolah dulu sebelum membeli barang-barang elektronik seperti handpone yang canggih dan mahal.

Guru-guru ekonomi SMAN 1 Palangkaraya Kalimantan Tengah, menyatakan bahwa keterampilan berpikir siswa dalam pembelajaran ekonomi belum dikembangkan (wawancara tanggal 15 Desember 2008)

Melalui analisis butir-butir soal ujian blok ujian dan soal semester ganjil 2008 untuk pembelajaran ekonomi kelas XI di SMA Negeri 1 Palangkaraya Kalimantan Tengah diperoleh gambaran bahwa kemampuan siswa dalam sintesis dan evaluasi belum dimunculkan. Hal ini terlihat dalam tabel 1.1 di bawah ini :

Tabel 1.1

Analisis Butir Soal Ulangan Blok dan Ujian Semester Ganjil Tahun 2008 untuk Pengukuran Kemampuan Evaluasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi SMA

Negeri 1 Palangkaraya Kalimantan Tengah

Kemampuan Jumlah Soal Persentase

Pengetahuan 23 57,5

Pemahaman 10 25

Penerapan 4 10

Analisis 3 7,5

Sintesis 0 0

Evaluasi 0 0


(12)

Analisis butir soal ulangan blok dan ujian semester ganjil di atas, menggambarkan bahwa kemampuan siswa hanya digali pada tingkat pengetahuan, pemahanan, secara dominan. Ini mengindikasikan ada masalah mengapa pembelajaran hanya diajarkan sampai pada tingkat pengetahuan dan pemahaman. Mengapa tidak meningkat lebih ke penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

Nilai ujian semester siswa di SMAN 1 Palangkaraya Kalimantan Tengah untuk pembelajaran ekonomi semester ganjil tahun 2008/2009 tergambar rendah dari nilai Standar Kompetensi Belajar Menengah (SKBM).

Hal ini terlihat dalam tabel 1.2 di bawah ini :

Tabel 1.2

Data Nilai Siswa dari Ujian Semester Ganjil 2008 Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Palangkaraya

Kalimantan Tengah

Kelas Nilai

XI IPS A 4, 22

XI IPS B 4, 15

XI IPS C 4, 09

XI IPS D 4, 05

XI IPS E 4, 10

Rata-rata 4,12

Tabel data nilai siswa di atas menunjukkan bahwa pembelajaran ekonomi belum optimal dalam peningkatan prestasi belajar siswa. Nilai-nilai siswa hanya berkisar pada angka-angka rendah dari nilai standar kompetensi belajar menengah.


(13)

Proses pembelajaran sangat terkait dengan berbagai komponen yang sangat kompleks. Antara kompenen yang satu dengan lainnya memiliki hubungan yang bersifat sistemik atau masing-masing komponen memiliki peranan sendiri-sendiri tetapi memiliki hubungan yang saling terkait.

Masing-masing komponen dalam proses pembelajaran perlu dikelola dengan baik. Tujuannya agar masing-masing komponen tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. Namun, komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses pembelajaran adalah komponen guru. Hal ini memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna. Oleh sebab itu, untuk mencapai standar pendidikan, sebaiknya dimulai dengan menganalisis komponen guru.

Dewasa ini telah terjadi perubahan paradigma masyarakat yang berdampak pula pada perubahan paradigma pembelajaran. Paradigma pembelajaran dari

teacher centered ke arah student centered. Perubahan paradigma pembelajaran ini sangat terkait dengan tuntutan kompetensi guru.

Paradigma pembelajaran yang sangat mengarah student centered bukan berarti meniadakan peran guru. Justru dengan perubahan paradigma tersebut menuntut guru untuk memiliki kemampuan yang lebih baik. Paradigma pembelajaran ini, guru tidak hanya dituntut untuk mampu mengajar, akan tetapi sekaligus mampu membelajarkan. Dalam kondisi ini, guru tidak hanya dituntut


(14)

berperan sebagai pengajar, akan tetapi juga berperan sebagai manajer sekaligus fasilitator yang mendidik peserta didiknya untuk belajar. Hal ini akan terwujud jika guru menguasai materi dan memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mendesain proses pembelajaran. Dengan kemampuan mendesain pembelajaran yang baik akan menjadikan proses pembelajaran menarik, sehingga peserta didik secara aktif terlibat dalam pembelajaran. Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang demikian ini dibutuhkan guru yang berkualitas sehingga memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh tugas profesionalnya.

Berdasarkan Undang-Undang tentang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005, pasal 10 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Dalam penjelasan undang-undang tersebut menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran luas dan mendalam. Kompetensi sosial adalah kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitarnya.

Proses pembelajaran ekonomi selama ini belum menunjukkan peran masing-masing komponen sebagaimana seharusnya sesuai paradigma student centered. Aktivitas dominan masih dipegang oleh guru dalam menyampaikan


(15)

informasi yang secara garis besar termuat dalam buku paket dan menempatkan peserta didik dalam keadaan pasif. Guru-guru ekonomi masih terbiasa bertindak sebagai pemberi informasi, mengembangkan budaya belajar bahasa tutur dan peserta didik mendengarkan atau menerima, serta pengembangan berpikir pada tingkat rendah yaitu menghafal atau mengingat materi pelajaran.

Permasalahan lainnya adalah karena orientasi pendidikan selama ini mengarah pada pencapaian target kurikulum dalam hal ini adalah target ketercapaian nilai ujian sesuai Standar Ujian Nasional, sehingga guru terpaku atau memberikan pengajaran sesuai dengan yang termuat dalam buku teks atau buku paket yang lebih dipercaya sebagai bahan untuk mencapai target kurikulum tanpa mengindahkan akan kekurangan isi buku tersebut.

Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai motivator, dinamisator dan pencipta sumber daya pembangunan. Guru harus memiliki kemampuan mentransformasi ilmu pengetahuan agar dapat dimengerti, dipahami, dikuasai, dimanfaatkan dan diterapkan siswa dalam kehidupannya sehari-hari.

Guru yang profesional ditunjukkan melalui peran guru selama pembelajaran yaitu guru menguasai bahan pelajaran, memberikan pengayaan yang tepat untuk menggali kemampuan berpikir rasional siswa dengan memberikan penjelasan dan contoh-contoh dari pemberlakuan konsep-konsep atau teori-teori pembelajaran ekonomi dalam kehidupan siswa sehari-hari seperti konsep hidup hemat, siswa diajak ikut serta untuk menerapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan cara memprioritaskan alternatif-alternatif pilihan yang paling penting untuk dibeli terlebih dahulu dari pengalokasian uang jajan siswa. Contoh lain


(16)

dalam menanamkan pola konsumsi yang benar dengan memberikan penekanan pada manfaat pendidikan sebagai investasi masa depan, sehingga pendidikan dalam hal ini biaya sekolah lebih diutamakan daripada menggunakan uang untuk membeli peralatan-peralatan komunikasi (handpone) yang mahal namun hanya digunakan untuk komunikasi dan hiburan di mana nilai ekonomis barang-barang tersebut jika telah dipakai akan berkurang.

Guru profesional juga dituntut untuk mampu mengelola pembelajaran dengan baik, mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat

sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan, mampu meningkatkan

keterampilan berpikir siswa, mampu meningkatkan aktivitas dan kreatifitas siswa, mampu meningkatkan motivasi berprestasi siswa, mampu menjadikan belajar sebagai pengalaman yang dapat diaplikasikan siswa dalam kehidupannya sehari-hari dari sekarang sampai masa yang akan datang.

Guru profesional juga ditunjukkan dari adanya kemampuan untuk menggunakan media yang bisa dibuat sendiri atau yang telah tersedia mulai dari yang sederhana sampai rumit atau memanfaatkan perpustakaan, laboratorium, dan lingkungan sekitar, juga informasi-informasi tambahan yang bersumber dari media elektronik maupun media cetak sebagai sumber belajar, selain buku-buku pelajaran dan buku penunjang.

Aspek pengelolaan kelas juga harus menjadi perhatian utama sebagai guru profesional. Mulai dari pengaturan tata letak meja kursi siswa sampai kepada pengaturan keindahan, kebersihan, kerapian, ketertiban dan keadaan keamanan serta kenyaman kelas sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif.


(17)

Kompetensi profesional guru dinilai juga dari adanya pemahaman perkembangan peserta didik sehingga masing-masing siswa dapat diarahkan untuk belajar dengan baik, mengalami perubahan tingkah laku ke arah yang positif dalam proses pembelajaran dan berhasil mengembangkan kemampuan belajar siswa dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Kompetensi profesional guru dapat dilihat melalui pelaksanaan evaluasi pembelajaran, guru dituntut untuk memilih, menyusun, melaksanakan evaluasi pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan agar hasil belajar siswa memperoleh penilaian yang tepat.

Kompetensi profesional guru juga ditunjukkan melalui pemahaman landasan kependidikan seperti kemampuan memahami visi dan misi pendidikan nasional, memahami hubungan pendidikan dan pengajaran, memahami konsep pendidikan dasar dan menengah, memahami fungsi sekolah, mampu mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses dan hasil pendidikan serta mampu membangun siswa yang menunjukkan keterkaitan pendidikan sekolah dan luar sekolah.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang terungkap sebelumnya, perlu kiranya mengangkat penelitian mengenai kontribusi kompetensi profesional guru ekonomi terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi SMA Di Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah.


(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, maka rumusan masalah yang dapat penulis kemukakan adalah “Bagaimana kontribusi kompetensi profesional guru terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi di SMA ?”

Masalah pokok ini dirinci ke dalam beberapa masalah penelitian berikut : 1. Apakah terdapat kontribusi kompetensi profesional guru dalam penguasaan

materi atau bahan pelajaran terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa?

2. Apakah terdapat kontribusi kompetensi profesional guru dalam pengelolaan program pembelajaran terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa ?

3. Apakah terdapat kontribusi kompetensi profesional guru dalam pemanfaatan media/sumber belajar terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa ?

4. Apakah terdapat kontribusi kompetensi profesional guru dalam pengelolaan kelas terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa ?

5. Apakah terdapat kontribusi kompetensi profesional guru dalam pemahaman

perkembangan kepribadian peserta didik terhadap pengembangan

keterampilan berpikir rasional siswa ?

6. Apakah terdapat kontribusi kompetensi profesional guru dalam evaluasi hasil belajar siswa terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa ?


(19)

7. Apakah terdapat kontribusi kompetensi profesional guru dalam pemahaman landasan kependidikan terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan sejauh mana kontribusi kompetensi profesional guru ekonomi terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi di SMA.

Tujuan penelitian ini secara khusus dijabarkan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi kompetensi profesional guru aspek penguasaan materi atau bahan pembelajaran terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi SMA. 2. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi kompetensi profesional aspek

kompetensi pengelolaan program pembelajaran terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi SMA. 3. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi kompetensi profesional aspek

kompetensi pemanfataan media/sumber belajar terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi SMA. 4. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi kompetensi profesional aspek

kompetensi pengelolaan kelas terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi SMA.


(20)

5. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi kompetensi profesional aspek kompetensi pemahaman perkembangan kepribadian peserta didik terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi SMA.

6. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi kompetensi profesional aspek kompetensi evaluasi hasil belajar siswa terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi SMA.

7. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi kompetensi profesional guru aspek pemahaman landasan kependidikan terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi SMA.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai sumbangan bagi pendidikan IPS secara khusus terhadap

pengembangan pembelajaran ekonomi dalam peningkatan kompetensi profesional guru untuk pengembangan keterampilan berpikir siswa.

2. Sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan dalam peningkatan pembelajaran IPS khususnya mata pelajaran ekonomi di SMA.

3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah khususnya dinas pendidikan dalam upaya mengembangkan pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.


(21)

E. Hipotesis Penelitian

1. Terdapat kontribusi positif antara kompetensi profesional guru dilihat dari aspek penguasaan bahan, pengelolaan program pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar, pengelolaan kelas, evaluasi hasil belajar, dan pemahaman landasan kependidikan terhadap keterampilan berpikir rasional siswa.

2. Terdapat kontribusi positif penguasaan bahan guru ekonomi terhadap keterampilan berpikir rasional siswa.

3. Terdapat kontribusi positif pengelolaan program pembelajaran guru ekonomi terhadap keterampilan berpikir rasional siswa.

4. Terdapat kontribusi positif pemanfaatan media/sumber belajar guru ekonomi terhadap keterampilan berpikir rasional siswa.

5. Terdapat kontribusi positif pengelolaan kelas guru ekonomi terhadap keterampilan berpikir rasional siswa.

6. Terdapat kontribusi positif pemahaman kepribadian peserta didik guru ekonomi terhadap keterampilan berpikir rasional siswa.

7. Terdapat kontribusi positif evaluasi hasil belajar guru ekonomi terhadap keterampilan berpikir rasional siswa.

8. Terdapat kontribusi positif pemahaman landasan kependidikan guru ekonomi terhadap keterampilan berpikir rasional siswa.


(22)

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey eksplanasi. Metode penelitian ini digunakan untuk mengetahui kontribusi kompetensi profesional guru ekonomi terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi di SMA Di Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah.

G. Populasi dan Sampel penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA di Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah. Sampel penelitian dengan teknik sampel bertujuan (purposive sampling) yaitu memilih siswa IPS kelas XI di lokasi penelitian.

Penentuan individu siswa IPS sebagai sampel pada kelas XI karena penjurusan terjadi di kelas XI dan pembelajaran ekonomi mulai diajarkan secara spesifik atau fokus di kelas XI tersebut.


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah dalam mengumpulkan, mengorganisasikan, menganalisis serta mempresentasikan data. Sebagaimana dikemukakan Surakhmad (1990 : 30) bahwa metode penelitian merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya menguji serangkaian hipotesis dengan cara menggunakan teknik serta alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidikan; memperhitungkan, kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan.

Sesuai dengan masalah yang telah diuraikan di atas, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yakni pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan statistik.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey eksplanasi, yaitu penjelasan penelitian yang menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden. Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Suporno (1999 : 254) serta dalam kamus ilmiah populer edisi millenium, metode survei eksplanasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dari sumber dengan menggunakan pertanyaan tertulis melalui kuesioner pengumpulan data yang diperlukan dapat diperoleh. Seperti dijelaskan


(24)

(1) penjajagan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (explanatory atau comfirmatory), yakni untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, (4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang, (6) penelitian operasional, dan (7) pengembangan indikator-indikator sosial.

Jadi penelitian survei adalah penelitian yang bermaksud mengetahui status gejala, sesuatu dan juga bermaksud menentukan kesamaan status dengan cara membandingkannya dengan standar yang sudah dipilih atau ditentukan. Di samping itu juga untuk menguji kelemahan suatu hipotesis. Tujuan survei dapat merupakan pengumpulan data sederhana, dapat pula lebih jauh dari itu, yakni mempelajari fenomena sosial dengan meneliti hubungan di antara variabel penelitian.

B. Lokasi Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode survei eksplanasi terhadap siswa-siswi sekolah lanjutan tingkat menengah (SMA) di kota Palangkaraya Kalimantan Tengah, pada jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang dikhususkan kelas XI sebagai unit analisis penelitian, karena yang diteliti adalah kontribusi kompetensi profesional guru terhadap peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi, di mana siswa-siswi kelas XI telah mulai mempelajari konsep-konsep dasar tentang ekonomi ketika duduk di kelas X dan juga karena


(25)

siswa-siswi kelas XII harus mempersiapkan diri mengikuti Ujian Nasional sehingga tidak dapat diganggu proses dan jadwal pembelajarannya di sekolah.

2. Populasi Penelitian

Memperhatikan tujuan penelitian, maka perlu dicari karakteristik populasi yang diteliti. Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (1999 : 257), populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sedangkan menurut Sugiyono (2004 : 55) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.

Jadi populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada satu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang mempunyai kaitan dengan masalah yang diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS pada SMA di Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah sebanyak 1469 orang siswa.

3. Sampel Penelitian

Setiap anggota dari populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai anggota sampel, yaitu seluruh siswa kelas XI IPS pada SMA di Palangkaraya dengan jumlah sebesar 1469 orang. Rumusan sampel diambil dari


(26)

Taro Yamane dalam bukunya Sampling Theorie yang menggunakan aturan Slovin yaitu untuk menentukan banyak sampel minimum, dengan rumus sebagai berikut :

( )

2

+

1

=

α

N

N

n

dengan, n : Banyak sample minimum

N : Besar Populasi

: Taraf Signifikansi yang digunakan dalam penelitian maka, banyak sampel minimum yang harus diambil, adalah

(

0,05

)

1 93,238 1469

1469

2 + =

= n

Dari rumus di atas, maka sampel minimumnya sebanyak 94 orang, namun peneliti mengambil sampel 300 untuk menghindari kesalahan perolehan data sekecil apapun dan karena dalam penelitian ini Sekolah Menengah Atas (SMA) dipilih berdasarkan 3 kategori yaitu terfavorit, berkembang dan kurang berkembang, sehingga agar tiap-tiap sekolah terwakili oleh sampel disebarlah 300 angket. Sekolah favorit diwakili oleh SMAN 1 Palangkaraya dan SMA Nusantara, sekolah berkembang diwakili oleh SMAN 3 Palangkaraya dan SMA Isen Mulang, dan sekolah kurang berkembang diwakili oleh SMAN 6 Palangkaraya dan SMA Kristen Palangkaraya.


(27)

Sampel yang diambil tanpa melihat komposisi etnis, suku bangsa dan sosial budaya serta latar belakang pekerjaan orang tua siswa.

Jadi disebar sejumlah 300 angket untuk sampel dari sekolah-sekolah yang telah terpilih melalui 3 kategori yaitu favorit, berkembang dan kurang berkembang di kota Palangkaraya Kalimantan Tengah.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini melibatkan variabel bebas (independent variable) yang terdiri dari variabel kompetensi profesional guru yang mencakup (1) penguasaan bahan pelajaran (X1), (2) pengelolaan program pembelajaran (X2), (3) pemanfaatan media/sumber belajar (X3), (4) pengelolaan kelas (X4), (5) pemahaman perkembangan kepribadian peserta didik (X5), (6) evaluasi hasil belajar siswa (X6), dan (7) pemahaman landasan kependidikan (X7), serta variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel keterampilan berpikir rasional siswa (Y).

Variabel kompetensi profesional guru yang terbagi dalam 7 variabel berperan dalam mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi di SMA.


(28)

Hubungan antar variabel dalam kerangka pemikiran digambarkan dalam bagan 3.1 di bawah ini :

Keterangan :

X1 = Penguasaan bahan pelajaran

X2 = Pengelolaan program pembelajaran X3 = Pemanfaatan media / sumber belajar X4 = Pengelolaan kelas

X5 = Pemahaman pengembangan kepribadian peserta didik X6 = Evaluasi hasil belajar siswa

X7 = Pemahaman landasan kependidikan

X1

X2

X3

X4

Y

X5

X6


(29)

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

No. Variabel Dimensi Indikator

1. Kompetensi Profesional Guru (X)

a. Penguasaan Bahan Pelajaran (X1)

1. Menguasai bahan pembelajaran bidang studi (buku teks dan buku pedoman khusus bidang studi) 2. Menguasai bahan pendalaman/pengayaan/penunjang

yang relevan dengan bahan bidang studi. 3. Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan

profesi keguruan.

4. Menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari

b. Pengelolaan Program Pembelajaran (X2)

1. Merumuskan tujuan pembelajaran 2. Menjabarkan kompetensi dasar

3. Memilih dan menggunakan metode pembelajaran 4. Memilih dan menyusun prosedur pembelajaran 5. Melaksanakan pembelajaran remedial. c. Pemanfaatan Media / Sumber

Belajar (X3)

1. Mengenal, memilih dan menggunakan media 2. Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana 3. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam

rangka proses pembelajaran 4. Mengembangkan laboratorium

5. Menggunakan perpustakaan dalam proses pembelajaran

d. Pengelolaan Kelas (X4) 1. Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran 2. Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi e. Pemahaman Perkembangan

Kepribadian Peserta Didik (X5)

1. Memahami fungsi pengembangan peserta didik 2. Menyelenggarakan ekstrakurikuler dalam rangka

pengembangan peserta didik

3. Menyelenggarakan bimbingan dan konseling dalam rangka pengembangan peserta didik.

f. Evaluasi Hasil Belajar Siswa (X6)

1. Mempelajari fungsi penilaian, teknik dan prosedur penilaian

2. Menyusun teknik dan prosedur penilaian pembelajaran 3. Menggunakan teknik dan prosedur penilaian

pembelajaran

4. Mengolah dan mengiterpretasikan hasil penilaian pembelajaran

5. Menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar

6. Menilai teknik dan prosedur penilaian pembelajaran g. Pemahaman Landasan

Kependidikan (X7)

(diadaptasi dari Mulyasa, 2008 : 135 )

1. Memahami visi dan misi pendidikan nasional 2. Memahami hubungan pendidikan dan pengajaran 3. Memahami konsep pendidikan dasar dan menengah 4. Memahami fungsi sekolah

5. Mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses dan hasil pendidikan

6. Membangun siswa yang menunjukkan keterkaitan pendidikan sekolah dan luar sekolah

2. Keterampilan Berpikir Rasional (Y)

Keterampilan berpikir rasional dalam ekonomi adalah tindakan mengoptimalkan keadaan yang terbatas untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin, mengalokasikan sumber daya terbatas yang tersedia secara efisien dalam penggunaan atau

pemanfaatannya, merumuskan objektif atau pilihan-pilihan yang dikumpulkan dari informasi-informasi yang akurat untuk diambil kesimpulan secara logika berdasarkan pertimbangan akibat atau resiko yang ditimbulkan sehingga tindakan yang dilakukan tepat. (diadaptasi dari G.R.Steele)

1. Hidup hemat 2. Efisien

3. Berpikir masa depan

4. Penyimpanan modal (tabungan/investasi) 5. Memprioritaskan kebutuhan

6. Produktif 7. Ekonomis


(30)

2. Definisi Operasional Variabel

a). Penguasaan bahan adalah memahami jenis-jenis materi pelajaran menjabarkan materi standar dalam kurikulum. Variabel penguasaan bahan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah penguasaan atau pemahaman materi pelajaran secara relevan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Variabel ini akan diukur dengan angket yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan indikator yang dikembangkan oleh peneliti.

b). Pengelolaan program pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan guru untuk mengelola proses pembelajaran mulai dari merumuskan tujuan pembelajaran sampai merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Variabel ini akan diukur dengan angket yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan indikator yang dikembangkan oleh peneliti.

c). Pemanfaatan media/sumber belajar adalah meliputi kegiatan memilih dan menggunakan media dan lingkungan sebagai penunjang kegiatan pembelajaran. Variabel pemanfaatan media / sumber belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan guru untuk menggunakan media dan memanfaatkan sumber-sumber belajar di lingkungan sekitar sekolah mulai dari alat-alat sederhana sampai yang rumit, juga pemanfaatan sumber belajar seperti laboratorium perpustakaan. Variabel ini akan diukur dengan angket yang dikembangkan oleh peneliti.

d). Pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku siswa yang tidak diharapkan, menciptakan


(31)

hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosial- emosional yang positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif.

Variabel pengelolaan kelas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan guru untuk mengatur ruang kelas dan menciptakan iklim belajar yang sesuai tujuan pembelajaran. Variabel ini akan diukur dengan angket yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan indikator yang dikembangkan oleh peneliti.

e). Pemahaman pengembangan kepribadian peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan guru memmahami dan melaksanakan pengembangan kepribadian peserta didik seperti menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler, bimbingan dan konseling. Variabel ini akan diukur dengan angket yang dikembangkan oleh peneliti.

f). Evaluasi hasil belajar adalah kegiatan guru untuk mengetahui hasil belajar dan pembelajaran yang telah berjalan untuk mencapai hasil sebagaimana yang ditetapkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Variabel evaluasi hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan guru menyelenggarakan evaluasi untuk menilai prestasi belajar siswa setelah proses pembelajaran. Variabel ini akan diukur dengan angket yang dikembangkan oleh peneliti.

g). Variabel pemahaman landasan kependidikan adalah kemampuan profesional guru untuk menguasai landasan pendidikan nasional berupa landasan filosofis, psikologis dan sosioligis. Variabel pemahaman landasan


(32)

kependidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kompetensi guru mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan nasional, mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat dan mengenal prinsip-prinsip psikologis pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.

Variabel ini akan diukur dengan angket yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan indikator yang dikembangkan oleh peneliti.

h). Keterampilan berpikir rasional dalam ekonomi adalah tindakan

mengoptimalkan keadaan yang terbatas untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin, mengalokasikan sumber daya terbatas yang tersedia secara efisien dalam penggunaan atau pemanfaatannya, merumuskan objektif atau pilihan-pilihan yang dikumpulkan dari informasi-informasi yang akurat untuk diambil kesimpulan secara logika berdasarkan pertimbangan akibat atau resiko yang ditimbulkan sehingga tindakan yang dilakukan.

Variabel ini akan diukur dengan angket yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan indikator yang dikembangkan oleh peneliti.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen untuk mengumpulkan data dan keterangan-keterangan guna mengetahui lebih mendalam permaslahan yang diulas dalam penyusunan tesis ini. Adapun instrumen yang dipakai penulis adalah sebagai berikut :


(33)

1. Kuesioner / Angket

Kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden) yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden, selain itu responden mengetahui informasi yang diminta. Kuesioner / angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran skala sikap model Linkert untuk mengetahui kontribusi kompetensi profesional guru terhadap keterampilan berpikir rasional siswa.

2. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan bertujuan untuk memperoleh data sekunder yaitu landasan teoritis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data sekunder ialah sumber informasi yang telah dikemukakan oleh para ahli yang kompeten di bidang masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang akan diteliti. Dalam hal ini adalah penelusuran literatur-literatur yang berhubungan dengan kompetensi profesional guru terhadap peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa.

E. Proses Pengembangan Instrumen

Suatu instrumen pengukuran yang kredibel harus memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Suatu instrumen memenuhi syarat validitas jika dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Sementara reliabilitas menunjuk pada konsistensi, akurasi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran.


(34)

Berdasarkan hal itu, maka dilakukan proses pengembangan instrumen melalui prosedur sebagai berikut :

1. Melakukan analisis deduktif, yaitu mengembangkan instrumen berdasarkan teori-teori yang relevan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya. Instrumen kompetensi profesional guru (X) diadaptasi dari Mulyasa (2008 : 135) yaitu : penguasaan bahan pelajaran (X1), pengelolaan program pembelajaran (X2), pemanfaatan media/sumber belajar (X3), pengelolaan kelas (X4), pemahaman perkembangan kepribadian peserta didik (X5), evaluasi hasil belajar siswa (X6), dan pemahanan landasan kependidikan (X7); serta instrumen keterampilan berpikir rasional dalam ekonomi menurut G.R. Steele yaitu : hidup hemat, efisien, berpikir masa depan, berinvestasi atau menabung (penanaman modal), memprioritaskan kebutuhan, produktif, ekonomis, dan mengalokasikan sumber-sumber terbatas bagi pemenuhan kebutuhan. Hal ini untuk memenuhi validitas isi (content validity), yaitu bahwa item-item instrumen mencerminkan domain konsep dari variabel yang akan diteliti.

2. Melakukan analisis induktif dengan mengumpulkan data terlebih dahulu melalui penyebaran instrumen uji coba yang kemudian dianalisis dengan teknik korelasi product moment dari Pearson, (Riduwan, 2006 : 87) dengan rumus :

∑ ∑ .


(35)

Keterangan : Rit = Koefisien Korelasi Internal N = Jumlah sampel

X = Skor pertanyaan

Y = Jumlah skor pertanyaan tiap responden

Uji coba angket dilakukan untuk penguji validitas internal dan konstruk (construct validity). Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan skala instrumen yang harus mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur.

3. Bersamaan dengan langkah kedua dan melalui data angket hasil uji coba yang sama dengan teknik analisis yang sama pula, dilakukan juga pengujian validitas eksternal atau kriteria (criteria validity). Validitas eksternal menyangkut tingkatan skala instrumen yang mampu memprediksikan variabel yang dirancang sebagai kriteria. Item dinyatakan valid jika koefisien signifikansi pada tabel correlations lebih kecil dari α (taraf kepercayaan) yang ditetapkan sebesar 0.05. Jika sebaliknya yang terjadi yaitu ρ value > 0,05 maka item dinyatakan tidak valid. Item yang tidak valid kemudian dihilangkan atau diperbaiki. Rumus yang dipergunakan untuk menghitung besarnya nilai α Cronbach (Riduwan, 2006 : 88)adalah :


(36)

Keterangan :

α = Koefisien reliabilitas

k = Jumlah butir pertanyaan/pernyataan valid Si² = Varians butir

St² =Varians total

4. Langkah berikut adalah melakukan pengujian reliabilitas instrumen pada seluruh item yang sudah dinyatakan valid dengan rumus Alpa.

F. Hasil Uji Instrumen

Untuk mencapai sasaran penelitian, maka diperlukan instrumen yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam hal ini uji validitas dan reliabilitas memiliki peranan penting dalam menilai layak dan tidaknya suatu penelitian yang diajukan. Pengertian valid menurut Sugiyono (2007 : 267) artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

1. Uji Validitas

Berdasarkan pengertian tentang validitas di atas, maka sebelum melaksanakan penelitian yang sesungguhnya peneliti melakukan uji instrumen terhadap 28 siswa SMA Lab School UPI Bandung kelas XI IPS 2 yang bukan merupakan sampel penelitian. Dalam hal ini peneliti menyebarkan angket dan


(37)

pelaksanaan perhitungan validitas data hasil uji instrumen, peneliti menggunakan alat bantu program SPSS versi 15.0 for windows.

Berdasarkan hasil uji validitas tersebut diperoleh hasil sebagai berikut :

a) Variabel kompetensi profesional guru dalam penguasaan bahan (X1)

memiliki 1 data yang tidak valid yaitu pada item 1. Karena item tersebut merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan revisi.

b) Variabel kompetensi profesional guru dalam pengelolaan program

pembelajaran (X2) memiliki 2 data yang tidak valid yaitu pada item 5 dan 8. Karena kedua item tersebut merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan revisi.

c) Variabel kompetensi profesional guru dalam pemanfaatan media/sumber belajar (X3) memiliki 1 data yang tidak valid yaitu pada item 10. Karena item tersebut merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan revisi.

d) Variabel kompetensi profesional guru dalam evaluasi hasil belajar (X6) memiliki 1 data yang tidak valid yaitu item 22. Karena item tersebut merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan revisi.

e) Variabel keterampilan berpikir rasional siswa (Y) dalam indikator hidup hemat memiliki 7 item data yang tidak valid yaitu item 1, 2, 4, 9, 10, 11, dan 12. Karena 7 item tersebut merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan revisi.

f) Variabel keterampilan berpikir rasional siswa (Y) dalam indikator efisien memiliki 5 item data yang tidak valid yaitu item 16,17, 19,20, dan 21. Karena 5 item tersebut merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan revisi.


(38)

g) Variabel keterampilan berpikir rasional siswa (Y) dalam indikator berpikir masa depan memiliki 3 item data yang tidak valid yaitu item 23, 24, dan 25. Karena 3 item tersebut merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan revisi.

h) Variabel keterampilan berpikir rasional siswa (Y) dalam indikator penyimpanan modal memiliki 1 item data yang tidak valid yaitu item 30. Karena 1 item tersebut merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan revisi.

i) Variabel keterampilan berpikir rasional siswa (Y) dalam indikator produktif memiliki 1 item data yang tidak valid yaitu item 35. Karena 1 item tersebut merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan revisi.

j) Variabel keterampilan berpikir rasional siswa (Y) dalam indikator ekonomis memiliki 2 item data yang tidak valid yaitu item 36 & 37. Karena 2 item tersebut merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan revisi.

Dalam penelitian ini, uji coba instrumen yang dilakukan hanya sekali mengingat keterbatasan waktu dan efisiensi biaya, sehingga dengan demikian setelah dilakukan revisi maka langsung dilakukan penyebaran angket pada sampel sesungguhnya.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Instrumen yang reliabel artinya instrumen yang bila digunakan


(39)

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2007 : 268).

Penelitian ini, uji relibilitas menggunakan rumus Alpa dengan dibantu oleh program SPSS versi 15.0 for windows. Sedangkan untuk mengukur tingkat reliabilitasnya, peneliti menggunakan tolok ukur Guilford. Adapun hasil yang diperoleh melalui uji coba instrumen yang disebarkan pada 28 sampel penelitian yaaang bukan sesungguhnya adalah sebagai berikut :

a) Kompetensi profesional guru dalam penguasaan bahan (X1) memiliki

reliabilitas high dengan nilai 0,853.

b) Kompetensi profesional guru dalam pengelolaan program pembelajaran (X2)

memiliki reliabilitas high dengan nilai 0,853.

c) Kompetensi profesional guru dalam pemanfaatan media/sumber belajar (X3)

memiliki reliabilitas high dengan nilai 0,853.

d) Kompetensi profesional guru dalam pengelolaan kelas (X4) memiliki reliabilitas high dengan nilai 0,853.

e) Kompetensi profesional guru dalam pemahaman perkembangan kepribadian peserta didik (X5) memiliki reliabilitas high dengan nilai 0,853.

f) Kompetensi profesional guru dalam evaluasi hasil belajar siswa (X6) memiliki reliabilitas high dengan nilai 0,853.

g) Kompetensi profesional guru dalam pemahaman landasan kependidikan (X7)

memiliki reliabilitas high dengan nilai 0,853.

h) Keterampilan berpikir rasional (Y) memiliki reliabilitas high dengan nilai 0,853.


(40)

3. Validasi Isi (Content Validity)

Selain dilakukan pengujian validitas statistik dalam penelitian ini juga dilakukan validasi isi (content validity) terhadap instrumen. Validasi isi dilakukan dengan cara berdiskusi atau meminta pendapat orang-orang yang dinilai mampu melakukan validasi isi instrumen.

Validasi isi berfungsi untuk meminta komentar atau pendapat tentang kesesuaian indikator instrumen dengan pernyataan-pernyataan dalam angket dihubungkan dengan realitas yang terjadi dalam pembelajaran ekonomi di sekolah sebagaimana yang diajarkan guru-guru ekonomi selama ini atau membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.

Validasi isi dilakukan oleh beberapa orang guru mata pelajaran ekonomi di SMA/MAN di kota Bandung. Mereka dipilih melalui beberapa kriteria yaitu : (1) telah lulus sertifikasi, (2) bergelar sarjana pendidikan atau sarjana ekonomi, dan (3) telah cukup lama mengajar mata pelajaran ekonomi.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menghasilkan kesimpulan akhir dari hasil penelitian, data yang dihasilkan selanjutnya akan dianalisis dan diinterpretasikan. Untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis, jika ada data yang bersifat ordinal diubah terlebih dahulu ditransformasikan menjadi skala interval sehingga data dapat segera dianalisis.

Selanjutnya dilakukan uji normalitas dengan menggunakan statistik uji Kolgomorov-Smirnov dengan bantuan SPSS versi 15.0 for windows.


(41)

Dilakukan uji multikolinearitas atau kondisi di mana terdapatnya hubungan linear di antara variabel-variabel bebas atau variabel kompetensi profesional guru dalam penguasaan bahan (X1), pengelolaan program pembelajaran (X2), pemanfaatan media/sumber belajar (X3), pengelolaan kelas (X4), pemahaman perkembangan kepribadian peserta didik (X5), evaluasi hasil belajar siswa (X6) dan pengembangan landasan kependidikan (X7), dengan bantuan software SPSS versi 15.0 for windows.

Dilakukan uji homogenitas atau heteroskedastisitas menggunakan scatter plot nilai residual variabel dependen atau variabel keterampilan berpikir rasional siswa (Y), dengan bantuan SPSS versi 15.0 for windows.

Menguji hipotesis digunakan teknik statistik korelasi Pearson Product Moment. Rumus Korelasi Product Moment (PPM) :

∑ ∑ .

.∑ ∑ . .∑ ∑ (Riduwan, 2004 :

136)

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikasi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap variabel Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan Uji Signifikasi dengan rumus :


(42)

Keterangan : t hitung = Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi n = Jumlah Sampel

Distribusi (tabel t) untuk α = 0,1 dan derajat kebebasan (dk = n-2) Kaidah keputusan : Jika t hitung > t tabel berarti signifikan, sebaliknya t hitung < t tabel berarti tidak signifikan.

Analisis korelasi berganda tujuh prediktor untuk menguji hipotesis ke-1 yaitu apakah ada atau tidaknya kontribusi yang signifikan secara simultan antara 7 kompetensi profesional guru yaitu : penguasaan bahan pelajaran (X1), pengelolaan program pembelajaran (X2), pemanfaatan media / sumber belajar (X3), pengelolaan kelas (X4), pemahaman perkembangan kepribadian peserta didik (X5), evaluasi hasil belajar (X6), dan pemahaman landasan kependidikan (X7) terhadap peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa (Y), menggunakan rumus korelasi ganda dari Sugiyono, (2004 : 258) sebagai berikut :

* +1, +2, +3, +4, +5, +6, +7

b1 ∑ X1Y 6 b2 ∑ X2Y 6 b3 ∑ X3Y 6 b4 ∑ X4Y 6 b5 ∑ X5Y 6 b6 ∑ X6Y 6 b7 ∑ X7Y ∑ Y²

Uji signifikansi koefisien korelasi ganda 7 prediktor :


(43)

Analisis statistika ini menggunakan piranti lunak statistical program for social sciences (SPSS) versi 15.0 for windows.

Selanjutnya melakukan analisis jalur (path analysis) atau sering juga disebut the causal models for directly observed variabels. Analisis jalur (path analysis) merupakan pengembangan dari analisis regresi, digunakan untuk melukiskan dan menguji hubungan model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat (Sugiyono, 2007 : 297).

Gall, Gall and Borg (2003 : 347) menjelaskan bahwa : Path analysis is method for testing the validity of the theory about causal relationships between three or more variables that have been studied using correlational research design atau analisis jalur adalah metode untuk menguji validitas teori tentang hubungan antara tiga atau lebih variabel yang dipelajari menggunakan korelasi desain penelitian

Makna lain dari analisis jalur adalah pola hubungan yang bagaimana yang ingin kita ungkapkan, apakah pola hubungan yang bisa digunakan untuk meramalkan/menduga nilai sebuah variabel – respon Y atas dasar nilai tertentu beberapa variabel – prediktor X1, X2, ..., Xk, atau pola hubungan yang mengisyaratkan besarnya pengaruh variabel penyebab X1, X2, ..., Xk, terhadap sebuah variabel akibat Y, baik pengaruh yang langsung secara sendiri-sendiri maupun secara bersamaan. Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan peramalan/pendugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X1, X2, ..., Xk, pola hubungan yang sesuai adalah pola hubungan yang mengikuti model regresi, sedangkan untuk tujuan hubungan sebab akibat pola yang tepat adalah model struktural.


(44)

Secara matematik analisis jalur mengikuti pola model struktural ( Al-Rasjid, 1994 dalam Kusnendi, 2007 : 146).

Menggunakan analisis jalur dalam penelitian ini karena karakteristik dari analisis jalur adalah bertujuan untuk menganalisis hubungan kausal antarvariabel yang dibangun berdasarkan kajian teori tertentu dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antarvariabel. Jadi sesuai dengan rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana kontribusi kompetensi profesional guru dalam penguasaan bahan (X1), pengelolaan program pembelajaran (X2), pemanfaatan media/sumber belajar (X3), pengelolaan kelas (X4), pemahaman perkembangan kepribadian peserta didik (X5), evaluasi hasil belajar siswa (X6) dan pengembangan landasan kependidikan (X7) terhadap keterampilan berpikir rasional siswa (Y).

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini disusun dengan sistematika kegiatan sebagai berikut :

1). Perumusan masalah

2). Pengkajian dan pengembangan teori yang mencakup kompetensi profesional guru, hakekat belajar dan pembelajaran ekonomi dan keterampilan berpikir rasional siswa.

3). Penyusunan hipotesis

4). Penyusunan instrumen pengumpulan data sesuai dengan variabel yang telah dirumuskan serta landasan dan kerangka teoritik


(45)

5). Pemilihan unit analisis penelitian, yaitu sejumlah sekolah menengah atas di Kota Palangkaraya dari yang favorit, baik dan kurang berkembang dan siswa kelas XI IPS dari sejumlah sekolah tersebut sebagai responden.

6). Pengumpulan data melalui kuesioner/angket

7). Pengolahan data dengan cara melakukan verifikasi, pengolahan data statistik, analisis dengan bantuan SPSS versi 15.0 for windows dan interpretasi hasil penelitian.

8). Perumusan temuan penelitian, perumusan kesimpulan hasil penelitian dan perumusan rekomendasi dari hasil penelitian.


(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang kontribusi kompetensi profesional guru terhadap keterampilan berpikir rasional siswa dalam mata pelajaran ekonomi yang ditelah dilaksanakan di SMA se kota Palangkaraya dengan sampel siswa dari enam sekolah kelas XI IPS, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Kompetensi profesional guru secara bersama-sama (simultan) berkontribusi positif yang signifikan terhadap keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kompetensi profesional guru dalam pembelajaran ekonomi mempengaruhi tingkat keterampilan berpikir rasional siswa.

2. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan bahan pelajaran

berkontribusi positif yang signifikan terhadap keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi. Artinya semakin baik kompetensi profesional guru dalam penguasaan bahan pelajaran ekonomi akan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa.

3. Kompetensi profesional guru dalam pengelolaan program pembelajaran berkontribusi positif yang signifikan terhadap keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi. Artinya semakin tinggi kompetensi profesional guru dalam pengelolaan program pembelajaran ekonomi akan


(47)

memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa.

4. Kompetensi profesional guru dalam pemanfaatan media/sumber belajar berkontribusi positif yang signifikan terhadap keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi. Artinya semakin tinggi kompetensi profesional guru dalam pemanfaatan media/sumber belajar bagi mata pelajaran ekonomi akan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa.

5. Kompetensi profesional guru dalam pengelolaan kelas berkontribusi positif yang signifikan terhadap keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi. Artinya semakin tinggi kompetensi profesional guru dalam pengelolaan kelas akan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa.

6. Kompetensi profesional guru dalam pemahaman perkembangan kepribadian peserta didik berkontribusi positif yang signifikan terhadap keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi. Artinya semakin tinggi kompetensi profesional guru dalam perkembangan kepribadian peserta didik akan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa.

7. Kompetensi profesional guru dalam evaluasi hasil belajar siswa berkontribusi positif yang signifikan terhadap keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi. Artinya semakin tinggi kompetensi profesional guru dalam evaluasi hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi akan memberikan


(48)

pengaruh yang positif terhadap peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa.

8. Kompetensi profesional guru dalam pemahaman landasan kependidikan berkontribusi positif yang signifikan terhadap keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi. Artinya semakin tinggi kompetensi profesional guru dalam pemahaman landasan kependidikan akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada suatu daerah yaitu di kota Palangkaraya. Untuk memperoleh gambaran dan perbandingan mengenai kompetensi profesional guru terhadap keterampilan berpikir rasional siswa dalam penelitian ini, maka diharapkan ada penelitian lebih lanjut pada daerah (tempat) lain, dengan memasukkan variabel lain seperti latar belakang etnis, sosial budaya masyarakat sekitar. Penelitian diarahkan ke antropologi, sosiologis, politis, kearifan lokal dan enterpreneurship.

2. Penelitian ini terbatas hanya pada kontribusi kompetensi profesional guru terhadap keterampilan berpikir rasional siswa hanya pada ranah penguasaan materi (aspek kognitif) dan sikap (aspek afektif) saja, oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut yang mengarah kepada aspek psikomotorik siswa.


(49)

3. Penelitian ini juga terbatas pada pengukuran hubungan sebab akibat dari kompetensi profesional guru terhadap keterampilan berpikir rasional siswa, sehingga perlu penelitian lain yang bersifat penerapan atau pengujian model tentang pengaruh pendekatan ataupun metode pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari siswa secara nyata atau pembelajaran kontekstual yang erat berkaitan dengan keterampilan berpikir rasional dalam pembelajaran ekonomi.

4. Tingkat korelasi antara kompetensi profesional guru terhadap keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi tergolong sedang. Agar korelasi tersebut meningkat perlu diupayakan kompetensi profesional guru ditingkatkan terutama dalam uji kompetensi guru melalui pembinaan dan pelatihan berkesinambungan bukan hanya dalam tampilan portofolio dalam pemenuhan syarat sertifikasi guru sesuai Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005.

5. Guru ekonomi hendaknya harus lebih menggali kemampuan/keahlian dan kreativitas dalam pemanfaatan media/sumber belajar terutama media/sumber belajar yang tersedia dan mudah dijangkau (sederhana) sampai kepada media/sumber belajar yang lebih bervariasi dan canggih atau terbaru. Rajin mengikuti perkembangan terbaru tentang media/sumber belajar dan rajin berlatih agar terampil dalam memanfaatkan media/sumber belajar terbaru seperti pengoperasian komputer dan internet.


(50)

6. Kepala sekolah dan pengawas sekolah memberikan kesempatan dan fasilitas yang memadai bagi guru ekonomi dalam peningkatan dan pengembangan kompetensi yang dimilikinya sehingga pembelajaran ekonomi menghasilkan siswa yang mampu berpikir rasional dalam tindakan ekonominya sesuai dengan tujuan mata pelajaran ekonomi di SMA yang membentuk siswa agar bersikap bijak, rasional, dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat dan negara, serta siswa mampu membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Anggarwati, D. (2006). Analisis Kompetensi Profesional Guru Mata Diklat Kejuruan [Produktif] Program Keahlian Administrasi Perkantoran : Studi Kasus pada SMK Negeri 1 Bandung Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen. Tesis UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

Anwar. (2006). Kecakapan Hidup. Bandung : Alfabeta.

Baharuddin & Wahyuni, E. N. (2007). Teori Belajar & Pembelajaran.

Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Budiningsih, C. A. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta : PT. Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah.

Jakarta.

---, (2004). Undang-Undang Sistem Pendidikan. Jakarta : Guna Grafika. ---, (2006). Kurikulum KTSP, Standar Kompetensi Mata Pelajaran

Ekonomi Sekolah Menengah Atas & Madrasah Aliyah. Jakarta.

Dimyati & Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Disman. (2004). Efektivitas Pendidikan Ekonomi dalam Pembentukan Nilai-nilai Perilaku Ekonomi. Disertasi PPS UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Djamarah, S. B. & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Djuariah, D. (2001). Sistem Pembinaan Kemampuan Profesional Guru Melalui Kegiatan Gugus Sekolah. Tesis PPS UPI. Bandung : tidak diterbitkan. Fattah, N. (2006). Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja


(52)

Furqon, A. (2006). Hubungan antara Keterampilan Berpikir Rasional dengan Kemampuan Berhipotesis Siswa Kelas X pada Pokok Bahasan Kimia Karbon. Skripsi UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

Gall, Meredith D., J.P Gall & W.R. Borg. (2003). Educational Research An Introduction. Seventh Edition. USA : Pearson Educational Inc.

Gintings, A. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Humaniora.

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.

Hamalik, O. (2006). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.

Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Harsanto, R. (2007). Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta : Kanisius. Johnson, E. B. (2002). Contextual Teaching & Learning : What It is and why it’s

here to stay. California : Corwin Press Inc. Thousand Oaks.

Kuncoro, E. & Achmad Riduwan. (2007). Cara menggunakan dan memakai analisis jalur (path analysis). Bandung : Alfabeta.

Kusnendi. (2007). Model-model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup Sampel dengan LISREL. Bandung : Alfabeta.

Majid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Marno & M. Idris. (2008). Strategi & Metode Pengajaran Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Yogyakarta : AR- Ruzz Media.

--- (2008). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar.

Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Mucthar, S. Al. (2004). Pengembangan Berpikir dan Nilai dalam Pendidikan IPS.

Bandung : Gelar Pustaka Mandiri.

---, (2007). Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS. Bandung : Sekolah Pascasarjana UPI.

Muhaimin. (2004). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.


(53)

Mulyasa, E. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

---, (2008). Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Muslich, M. (2007). Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Nawawi, H. & Martini Hadari. (2006). Instrumen Penelitian Bidang Sosial.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat : Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Purwanto, M. N. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Riduwan. (2004). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.

---, (2006). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Rois, M. (2002). Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa dalam Pembelajaran PIPS Melalui Isu-isu Kemasyarakatan (Studi Penelitian Kualitatif Naturalistic Inquiry pada Pembelajaran PIPS di SLTPN 13 Kota Bandung).Tesis UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Sadiman, A. S. dkk. (2007). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Samuelson, P. A & William D. N. (2001). Macroeconomies Fourteenth Edition.

New York : Mac Grow Hill.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Pranada Media Group.

Sardiman. (2007). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Santrock, J. W. (2007). Educational Psychology, 2nd Edition. Dallas : McGraw-Hill Company, Inc.

Singarimbun, M. & Sofian E. (1989). Metode Penelitian Survai. Edisi Revisi. Jakarta : LP3ES.


(54)

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudjana & Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung: Sinar Baru Algensinso.

Sugiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. ---, (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

---, (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Supranto, J. (2007). Teknik Sampling Untuk Survey dan Eksperimen. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Surakmad, W. (1995). Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar Metode dan Teknik.

Bandung : Tarsit.

Surya, M. (2003). Psykologi Pembelajaran dan Pengajaran.Bandung : Yayasan Bhakti Winaya.

Suwardi. (2007). Manajemen Pembelajaran Menciptakan Guru Kreatif dan Berkompetensi.Salatiga : STAIN Salatiga Press.

Syafaruddin & Anzizhan. (2006). Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan.

Jakarta: Grasindo.

Syafrina, A. (2006). Pengembangan Model Pembelajarn CILS untuk

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa Kelas III Sekolah Dasar pada Konsep Hewan dan Benda. Skripsi UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

Syah, M. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka.

Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen & Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) Beserta Penjelasannya. (2006). Bandung : Permana.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Guru dan Dosen disertai pasal-pasal penjelasannya. (2007). Yogyakarta : Tim Pustaka Merah Putih.


(55)

Uno, H. B. (2007). Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Usman, M. U. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Wijaya, C. (2001). Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar.

Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Wijaya, C. & Rusyan, T. (1992). Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung : CV. Remaja Rosdakarya.

Yamin, M. (2007). Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia (Dilengkapi dengan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta : Gaung Persada Press.

---, (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik Implementasi KTSP & UU. No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta : Gaung Persada Press (GP Press).


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Anggarwati, D. (2006). Analisis Kompetensi Profesional Guru Mata Diklat Kejuruan [Produktif] Program Keahlian Administrasi Perkantoran : Studi Kasus pada SMK Negeri 1 Bandung Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen. Tesis UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

Anwar. (2006). Kecakapan Hidup. Bandung : Alfabeta.

Baharuddin & Wahyuni, E. N. (2007). Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Budiningsih, C. A. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta : PT. Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta.

---, (2004). Undang-Undang Sistem Pendidikan. Jakarta : Guna Grafika. ---, (2006). Kurikulum KTSP, Standar Kompetensi Mata Pelajaran

Ekonomi Sekolah Menengah Atas & Madrasah Aliyah. Jakarta.

Dimyati & Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Disman. (2004). Efektivitas Pendidikan Ekonomi dalam Pembentukan Nilai-nilai Perilaku Ekonomi. Disertasi PPS UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Djamarah, S. B. & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Djuariah, D. (2001). Sistem Pembinaan Kemampuan Profesional Guru Melalui Kegiatan Gugus Sekolah. Tesis PPS UPI. Bandung : tidak diterbitkan. Fattah, N. (2006). Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja


(2)

Furqon, A. (2006). Hubungan antara Keterampilan Berpikir Rasional dengan Kemampuan Berhipotesis Siswa Kelas X pada Pokok Bahasan Kimia Karbon. Skripsi UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

Gall, Meredith D., J.P Gall & W.R. Borg. (2003). Educational Research An Introduction. Seventh Edition. USA : Pearson Educational Inc.

Gintings, A. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Humaniora.

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.

Hamalik, O. (2006). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Harsanto, R. (2007). Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta : Kanisius. Johnson, E. B. (2002). Contextual Teaching & Learning : What It is and why it’s

here to stay. California : Corwin Press Inc. Thousand Oaks.

Kuncoro, E. & Achmad Riduwan. (2007). Cara menggunakan dan memakai analisis jalur (path analysis). Bandung : Alfabeta.

Kusnendi. (2007). Model-model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup Sampel dengan LISREL. Bandung : Alfabeta.

Majid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Marno & M. Idris. (2008). Strategi & Metode Pengajaran Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Yogyakarta : AR- Ruzz Media.

--- (2008). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Mucthar, S. Al. (2004). Pengembangan Berpikir dan Nilai dalam Pendidikan IPS. Bandung : Gelar Pustaka Mandiri.

---, (2007). Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS. Bandung : Sekolah Pascasarjana UPI.

Muhaimin. (2004). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.


(3)

Mulyasa, E. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

---, (2008). Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Muslich, M. (2007). Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Nawawi, H. & Martini Hadari. (2006). Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat : Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Purwanto, M. N. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Riduwan. (2004). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.

---, (2006). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Rois, M. (2002). Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa dalam Pembelajaran PIPS Melalui Isu-isu Kemasyarakatan (Studi Penelitian Kualitatif Naturalistic Inquiry pada Pembelajaran PIPS di SLTPN 13 Kota Bandung). Tesis UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Sadiman, A. S. dkk. (2007). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Samuelson, P. A & William D. N. (2001). Macroeconomies Fourteenth Edition. New York : Mac Grow Hill.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Pranada Media Group.

Sardiman. (2007). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Santrock, J. W. (2007). Educational Psychology, 2nd Edition. Dallas : McGraw-Hill Company, Inc.

Singarimbun, M. & Sofian E. (1989). Metode Penelitian Survai. Edisi Revisi. Jakarta : LP3ES.


(4)

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudjana & Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensinso.

Sugiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. ---, (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

---, (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Supranto, J. (2007). Teknik Sampling Untuk Survey dan Eksperimen. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Surakmad, W. (1995). Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar Metode dan Teknik. Bandung : Tarsit.

Surya, M. (2003). Psykologi Pembelajaran dan Pengajaran.Bandung : Yayasan Bhakti Winaya.

Suwardi. (2007). Manajemen Pembelajaran Menciptakan Guru Kreatif dan Berkompetensi. Salatiga : STAIN Salatiga Press.

Syafaruddin & Anzizhan. (2006). Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Syafrina, A. (2006). Pengembangan Model Pembelajarn CILS untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa Kelas III Sekolah Dasar pada Konsep Hewan dan Benda. Skripsi UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

Syah, M. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka.

Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen & Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) Beserta Penjelasannya. (2006). Bandung : Permana.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Guru dan Dosen disertai pasal-pasal penjelasannya. (2007). Yogyakarta : Tim Pustaka Merah Putih.


(5)

Uno, H. B. (2007). Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Usman, M. U. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Wijaya, C. (2001). Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Wijaya, C. & Rusyan, T. (1992). Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung : CV. Remaja Rosdakarya.

Yamin, M. (2007). Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia (Dilengkapi dengan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta : Gaung Persada Press.

---, (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik Implementasi KTSP & UU. No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta : Gaung Persada Press (GP Press).


(6)

DAFTAR ARTIKEL

Dugatkin, L. A. (2005). Discovery That Rational Economic Man Has A Heart. Tersedia dalam http://www.dana.org/news/cerebrum/detail.aspx?id=748. [14 – 4 – 2009].

Kepner & Tregoe. (2009). Characteristic Rational Thinking. Tersedia dalam http://strategic-business.suite101.com/article.cfm/business.excellencekep nertregoe#ixzzODO4BcP Wo&A. [14 – 4 – 2009].

Novak, J.D. (1979). Meaningfull Reception Learning as a Basic for Rational Thinking. In Lawson A.E. (ed). 1980. AETS Yearbook, The Psychology of Teaching for Thinking and Creativity. Ohio : Clearing House for Science, Mathematics and Enviromental Education. Tersedia dalam www.eric.ed.gov/ERICWebPortal/customportlets/recorddetails/detailmini .jsp [16 - 2 - 2009].

Nurkholis. (2008). Konsep Rasionality. Tersedia dalam http://www.nurkolis 77.staff.uii.ac.id/hello-w. [14 - 4 – 2009].

Rahmawati. (2008). Aplikasi Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi. Tersedia : http://www. Deskripsi_msdm-bk,pdf. [4 – 2 - 2009]

Richetti, Chynthia T & Tregoe, Benjamin B. (2009). Rational Thinking as a Process. Tersedia dalam http://www.ascd.org/publications/books/ 101017/chapters/Rational Thinking _as-a-Process.aspx. [17 - 4 – 2009] Siroj, R. A. (2004). Pemerolehan Pengetahuan Menurut Pandangan

Konstruktivistik. Tersedia dalam http://www.depdiknas.go.id /Jurnal/43/rusdy-a-siroj.htm. [17-4-2009].

Siswanto. (2000). Deskripsi Aplikasi Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi. Tersedia : http://www.asb.co.id [6 -2 – 2009].

Steele, G.R. (2005). Reflections Rational Economic Man and His Dog Set Out to Mow a Meadow. The Independent ReviewVol. IX No. 4 Spring 2005. Tersedia dalam http//www.independent.org/pdf/tir/tir 09 4 6 steele.pdf. [14 – 4 – 2009].

Sudrajat, A. (2008). Model Pembelajaran 2. Tersedia dalam http:// akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/model-pembelajaran-2/ [14-4- 2009].