PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KOMPETENSI SOSIAL GURU EKONOMI AKUNTANSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA DI KOTA PATI

(1)

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL DAN

KOMPETENSI SOSIAL GURU EKONOMI

AKUNTANSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA SMA DI KOTA PATI

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Atik Alami NIM 7101407035

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 11 Januari 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Margunani, MP Maylia Pramono Sari, SE, M.Si, Akt NIP. 195703181986012001 NIP. 198005032005012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dra. Nanik Suryani, M.Pd NIP 195604211985032001


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Selasa

Tanggal : 07 Februari 2012

Penguji Skripsi

Drs. Tarsis Tarmudji, M.M NIP. 194911211976031002

Anggota I Anggota II

Dra. Margunani, MP Maylia Pramono Sari, SE, M.Si, Akt NIP. 195703181986012001 NIP. 198005032005012001

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. S. Martono M.Si NIP. 196603081989011001


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam sripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini di kutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Februari 2012

Atik Alami NIM 7101407035


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

¾ Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Arra’du: 11)

¾ Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil. (Mario Teguh)

Persembahan:

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Orangtuaku tercinta (Bp.Kasmun dan

Ibu Atmini) yang selalu mendoakan dan mendukungku

2. Adikku tersayang (Mika Anjar Sari) yang selalu membantuku dan memberi semangat

3. Almamaterku

4. Teman-teman kost “Adem Ayem” terima

kasih atas kebersamaannya

5. Teman-teman seperjuangan khususnya

Pendidikan Akuntansi A ’07 terima kasih atas bantuan dan motivasi kalian


(6)

vi

PRAKATA

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmatNya,

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kompetensi

Profesional dan Kompetensi Sosial Guru Ekonomi Akuntansi terhadap Prestasi

Belajar Siswa SMA di Kota Pati”. Penulisan skripsi ini digunakan sebagai syarat

untuk menyelesaikan Program Strata 1 Pendidikan Akuntansi pada Universitas

Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, maka skripsi ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmojo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi strata satu di

Universitas Negeri Semarang;

2. Drs. S Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi yang telah mengesahkan

skripsi ini;

3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah

membantu memberikan izin observasi dan penelitian skripsi ini;

4. Dosen Pembimbing 1, Dra.Margunani,M.P., yang telah membimbing dan

memberi pengarahan kepada penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini;

5. Dosen Pembimbing II, Maylia Pramono Sari, SE, M.Si, Akt., yang telah

membimbing dan memberi pengarahan kepada penulis hingga selesainya

penulisan skripsi ini;

6. Drs. Tarsis Tarmudji, M.M, Penguji Utama yang telah menguji skripsi dan


(7)

vii

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan bekal ilmu kepada penulis;

8. Kepala SMA negeri dan swasta di kota Pati yang telah memberikan ijin untuk

mengadakan penelitian guna mengumpulkan bahan skripsi;

9. Guru Pengampu mata pelajaran Ekonomi Akuntansi SMA negeri dan swasta

di kota Pati yang telah membantu dan memberikan data guna terlaksananya

penelitian ini;

10.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberi

bantuan dan dukungan hingga selesainya penulisan skripsi ini.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan

pihak lain yang membaca tulisan ini.

Semarang, Februari 2012


(8)

viii

SARI

Atik Alami. 2012. “Pengaruh Kompetensi Profesional dan Kompetensi Sosial Guru Ekonomi Akuntansi terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA di Kota Pati“. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Dra. Margunani, MP. II. Maylia Pramono Sari, S.E,M,Si,Akt.

Kata kunci : Prestasi Belajar, Kompetensi Profesional, Kompetensi Sosial. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Prestasi belajar akan mencapai hasil maksimal jika guru yang terlibat langsung dalam pembelajaran mempunyai kompetensi profesional sebagai pendidik. Kompetensi profesional guru akan maksimal jika ditunjang dengan kompetensi sosial. Penguasaan materi secara luas dan mendalam tidak akan tersampaikan dengan baik kepada siswa jika guru tidak mampu berkomunikasi aktif dengan siswa. Permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh kompetensi profesional dan kompetensi sosial guru ekonomi akuntansi terhadap prestasi belajar siswa SMA di kota Pati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi profesional dan kompetensi sosial guru ekonomi akuntansi terhadap prestasi belajar siswa SMA di kota Pati.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru mata pelajaran ekonomi akuntansi di SMA negeri maupun swasta di kota Pati. Sampel berjumlah 30 orang guru. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik population research (penelitian populasi) atau sensus yang pelaksanaanya dilakukan dengan mengambil semua sampel yang ada di dalam populasi, karena jumlah sampel atau subyek penelitian yang tidak mencapai 100 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria kompetensi profesional tinggi (80,67%), sedangkan kompetensi sosial guru pada kriteria sangat tinggi (85,00%). Ada pengaruh signifikan antara kompetensi profesional dan kompetensi sosial guru baik secara parsial maupun simultan terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi akuntansi pada kriteria baik (74,90).

Kompetensi profesional dan kompetensi sosial guru ekonomi akuntansi berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa SMA di kota Pati. Guru diharapkan meningkatkan kompetensi profesional yang dimilikinya, terutama penguasaan dan pemanfaatan teknologi dan komunikasi dalam pembelajaran serta meningkatkan kompetensi sosial terutama berkomunikasi dengan orang tua siswa, supaya terjalin kerjasama yang baik antara guru dengan orang tua siswa.


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

2.1 Prestasi Belajar ... 12

2.1.1 Pengertian Prestasi Belajar ... 12

2.1.2 Penilaian Prestasi Belajar ... 14


(10)

x

2.1.4 Faktor-Faktor yang Turut diperhitungkan dalam

Penilaian ... 18

2.2 Kompetensi Profesional Guru ... 20

2.2.1 Pengertian Kompetensi Profesional ... 20

2.2.2 Hakekat Profesi Guru ... 22

2.2.3 Fungsi dan Peranan Guru ... 23

2.2.4 Syarat Guru yang Baik dan Berhasil ... 25

2.2.5 Karakteristik Kompetensi Guru ... 27

2.2.6 Indikator Kompetensi Profesional Guru ... 29

2.3 Kompetensi Sosial Guru ... 34

2.3.1 Pengertian Kompetensi Sosial... 34

2.3.2 Pentingnya Kompetensi Guru ... 35

2.3.3 Indikator Kompetensi Sosial Guru ... 37

2.4 Kerangka Berpikir ... 38

2.5 Hipotesis Penelitian ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

3.1 Populasi dan Sampel ... 43

3.2 Variabel Penelitian ... 44

3.2.1 Variabel Bebas (X) ... 44

3.2.2 Variabel Terikat (Y) ... 45

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 46

3.3.1 Metode Angket atau Kuesioner ... 46


(11)

xi

3.4 Analisis Tes Hasil Uji Coba ... 47

3.4.1 Uji Validitas ... 47

3.4.2 Uji Reliabilitas ... 48

3.5 Metode Analisis Data ... 49

3.5.1 Metode Analisis Deskriptif Presentase ... 49

3.5.2 Uji Prasyarat Analisis Regresi ... 50

3.5.2.1 Uji Normalitas Data ... 51

3.5.2.2 Uji Linieritas ... 51

3.5.3 Analisis Regresi Berganda ... 52

3.5.4 Uji Asumsi Klasik ... 52

3.5.4.1 Uji Multikolinearitas ... 52

3.5.4.2 Uji Heteroskedastisitas ... 53

3.5.5 Uji Hipotesis ... 53

3.5.5.1 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 53

3.5.5.2 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 54

3.5.5.3 Koefisien Determinasi Simultan (R2) ... 54

3.5.5.4 Koefisien Determinasi Parsial (r2) ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Hasil Penelitian ... 56

4.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel ... 56

4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian ... 58

4.1.2.1 Kompetensi Profesional ... 58


(12)

xii

4.1.2.3 Prestasi Belajar ... 72

4.1.3 Metode Analisis Data ... 74

4.1.3.1 Uji Prasyarat Analisis Regresi ... 74

4.1.3.2 Analisis Regresi Berganda ... 78

4.1.3.3 Uji Asumsi Klasik ... 79

4.1.3.4 Uji Hipotesis ... 82

4.1.3.5 Koefisien Determinasi Simultan (R2) ... 85

4.1.3.6 Koefisien Determinasi Parsial (r2) ... 85

4.2 Pembahasan ... 86

BAB V PENUTUP ... 93

5.1 Kesimpulan ... 93

5.2 Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 42

Gambar 4.1 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Kompetensi

Profesional ... 58

Gambar 4.2 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Menguasai

Substansi Bidang Studi dan Metodologi Keilmuan ... 60

Gambar 4.3 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Menguasai Struktur

dan Materi Bidang Studi ... 61

Gambar 4.4 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Menguasai dan

Memanfaatkan Teknologi dan Komunikasi dalam

Pembelajaran ... 63

Gambar 4.5 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Mengorganisasikan

Materi Kurikulum Bidang Studi ... 64

Gambar 4.6 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran Melalui Penelitian Tindakan Kelas ... 66

Gambar 4.7 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Kompetensi Sosial ... 67

Gambar 4.8 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Kemampuan Guru

Berkomunikasi dengan Siswa ... 69

Gambar 4.9 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Kemampuan Guru


(14)

xiv

Gambar 4.10 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Kemampuan Guru

Berkomunikasi dengan Orang tua Siswa atau Masyarakat ... 72

Gambar 4.11 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Prestasi Belajar ... 74

Gambar 4.12 Normalitas dengan P-Plot ... 76


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Data Prestasi Belajar Siswa dari Ulangan Harian ... 3

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Sekolah dan Guru ... 44

Tabel 3.2 Kategori Prestasi Belajar Siswa ... 45

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 47

Tabel 3.4 Jenjang Kriteria Penilaian Angket ... 50

Tabel 4.1 Jumlah Sampel Guru ... 57

Tabel 4.2 Distribusi Variabel Kompetensi Profesional ... 58

Tabel 4.3 Distribusi Menguasai Substansi Bidang Studi dan Metodologi Keilmuan ... 59

Tabel 4.4 Distribusi Menguasai Struktur dan Materi Bidang Studi ... 60

Tabel 4.5 Distribusi Menguasai dan Memanfaatkan Teknologi dan Komunikasi dalam Pembelajaran ... 62

Tabel 4.6 Distribusi Mengorganisasikan Materi Kurikulum Bidang Studi ... 63

Tabel 4.7 Distribusi Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Penelitian Tindakan Kelas ... 65

Tabel 4.8 Distribusi Variabel Kompetensi Sosial ... 66

Tabel 4.9 Distribusi Kemampuan Guru Berkomunikasi dengan Siswa ... 68

Tabel 4.10 Distribusi Kemampuan Guru Berkomunikasi dengan Sesama Pendidik ... 69

Tabel 4.11 Distribusi Kemampuan Guru Berkomunikasi dengan Orang tua Siswa atau Masyarakat ... 71


(16)

xvi

Tabel 4.12 Distribusi Daftar Prestasi Belajar Siswa Tiap Responden

Penelitian ... 72

Tabel 4.13 Distribusi Prestasi Belajar ... 73

Tabel 4.14 Hasil uji Normalitas Data ... 75

Tabel 4.15 Hasil uji Linieritas ... 77

Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 78

Tabel 4.17 Hasil Uji Multikolenieritas ... 80

Tabel 4.18 Hasil Uji Glejser ... 82

Tabel 4.19 Hasil Uji F (Simultan) ... 83

Tabel 4.20 Hasil Uji t (Parsial) ... 84

Tabel 4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 85


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba Penelitian ... 98

Lampiran 2 Angket Uji Coba Penelitian ... 100

Lampiran 3 Daftar Responden Uji Coba Instrumen Penelitian ... 113

Lampiran 4 Butir Soal Validitas dan Reliabilitas ... 114

Lampiran 5 Hasil Perhitungan Validitas Instrumen ... 115

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Reliabilitas ... 119

Lampiran 7 Kisi-kisi Angket Penelitian ... 120

Lampiran 8 Angket Penelitian ... 121

Lampiran 9 Daftar Nama Responden Penelitian ... 134

Lampiran 10 Tabulasi Data Penelitian ... 135

Lampiran 11 Hasil Perhitungan SPSS versi 16 ... 138

Lampiran 12 Daftar Prestasi Belajar Siswa (Ujian Akhir Semester) ... 144

Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian dari Jurusan ... 159

Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian dari LITBANG Kota Pati ... 160


(18)

1 1.1 Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari kegiatan

pendidikan pada umumnya, secara otomatis berusaha membawa siswa untuk

menuju keadaan yang lebih baik. Tidak ada tujuan yang lebih penting dalam

proses pembelajaran kecuali mengusahakan agar prestasi belajar siswa mencapai

tingkat optimal. Guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran dituntut

untuk mampu menjelaskan tujuan-tujuan belajar agar menghasilkan peserta didik

yang berprestasi baik. Pembelajaran yang berkualitas harus didukung oleh

berbagai faktor antara lain: siswa dan guru sebagai subyek utama, sarana dan

prasarana sebagai sumber utama, kurikulum, lingkungan, serta proses belajar

mengajar.

Prestasi belajar merupakan salah satu aspek yang sangat diperhatikan oleh

guru dan pihak sekolah. Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa. Salah satu cara yang bisa ditempuh misalnya meningkatkan kualitas

dan kompetensi guru agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Prestasi

belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh pembelajar setelah

mengalami aktivitas belajar (Anni,dkk 2007:5).

Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari tingkat keberhasilan dalam

mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport


(19)

2

(1986:4) bahwa prestasi belajar siswa merupakan gambaran kemampuan siswa

yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar siswa dalam mencapai tujuan

pengajaran. Prestasi belajar dalam hal ini meliputi hasil usaha kegiatan belajar

yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat

mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh siswa dalam periode tertentu.

Menurut Arikunto (2007: 276), nilai prestasi harus mencerminkan

tingkatan-tingkatan siswa sejauh mana telah dapat mencapai tujuan yang

ditetapkan disetiap bidang studi. Simbol yang digunakan untuk menyatakan nilai,

baik huruf maupun angka, hendaknya hanya merupakan gambaran tentang

prestasi saja. Prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan skor atau angka yang

menunjukkan nilai-nilai dari sejumlah mata pelajaran yang menggambarkan

pengetahuan dan ketrampilan yang dicapai oleh siswa, sedangkan untuk

memperoleh nilai digunakan tes terhadap mata pelajaran terlebih dahulu. Hasil tes

tersebut yang menunjukkan keadaan tinggi rendahnya prestasi yang akan

diperoleh siswa.

Studi pendahuluan diketahui masih ada beberapa siswa yang memperoleh

nilai dalam kriteria cukup dan kurang baik dari penguasaan materi ekonomi

akuntansi. Ini terbukti bahwa prestasi belajar siswa masih kurang maksimal

karena belum memenuhi kriteria nilai baik dan sangat baik. Berikut data prestasi

belajar siswa dari ulangan harian mata pelajaran ekonomi akuntansi semester


(20)

Tabel 1.1 Prestasi Belajar Siswa dari Ulangan Harian Tahun Ajaran 2010/2011

Sekolah

Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Kriteria nilai yang dicapai Sangat Baik (86-100) Baik (71-85,99) Cukup (56-70,99) Kurang Baik (41-55,99) Sangat Kurang (<41) SMA Negeri 2 Pati 5 siswa 12 siswa 18 siswa 2 siswa 0 SMA Negeri 3 Pati 7 siswa 8 siswa 9 siswa 12 siswa 0 SMA Nasional Pati 9 siswa 10 siswa 14 siswa 8 siswa 0 SMA PGRI 1 Pati 3 siswa 6 siswa 20 siswa 19 siswa 0 Sumber: data sekunder, diolah

Dari tabel 1.1 terlihat masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai

masuk dalam kriteria kurang baik. Dengan demikian pemahaman atau penguasaan

materi oleh siswa masih kurang maksimal. Hal ini mengindikasikan bahwa

terdapat permasalahan yang menjadi penyebab belum tercapainya prestasi belajar

yang baik.

Perbedaan prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Menurut Dalyono (2007: 55) bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar dapat dibagi menjadi dua, faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern

merupakan faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, seperti

kesehatan, inteligensi dan bakat, minat dan motivasi, cara belajar. Faktor ekstern

merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya

di luar diri siswa, seperti faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat dan

lingkungan sekitar.

Faktor ekstern yang memberikan pengaruh cukup besar terhadap

keberhasilan prestasi belajar siswa salah satunya guru. Sudjana (2005: 41)


(21)

4

mempengaruhi kualitas pembelajaran, namun guru akan dominan ketika

mempunyai kompetensi profesional. Guru yang kompeten akan lebih mampu

menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan dalam proses

belajar mengajar di kelas. Seorang guru harus memenuhi standar kompetensi

sebagai pengajar dan pendidik. Karena guru memegang peranan yang sangat

penting untuk upaya peningkatan kualitas pendidikan.

Menurut Siskandar (dalam Pedoman PPL UNNES, 2010: 80), kompetensi

mengandung pengertian kemampuan yang dapat dilakukan oleh guru yang

mencakup kepribadian, sikap dan tingkah laku guru yang ditunjukkan dalam

setiap gerak-gerik sesuai dengan tuntutan profesi sebagai guru. Sedangkan

menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, kompetensi

merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus

dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan.

Kompetensi profesional merupakan salah satu faktor penentu mutu atau

kualitas guru. Guru yang mempunyai kompetensi profesional baik akan

menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik pula. Menurut Soewarso (2004),

bahwa guru yang profesional mampu mengembangkan pembelajaran sehingga

dapat membentuk peserta didik menjadi lulus berkualitas tinggi. Guru yang

bermutu adalah mereka yang memiliki kompetensi profesional dengan berbagai

kapasitasnya sebagai pendidik. Guru yang profesional bukan ditentukan oleh

lembaga dimana ia memperoleh pendidikan tetapi lebih ditentukan oleh apakah ia

berhasil atau tidak dalam bekerja sehingga bisa menyajikan karya yang berguna


(22)

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

dalam Pedoman PPL UNNES (2010), kompetensi profesional dapat diartikan

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam standar nasional. Kompetensi profesional indikatornya meliputi:

a) menguasai bidang studi dan metodologi keilmuan, b) menguasai struktur dan

materi bidang studi, c) menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam pembelajaran, d) mengorganisasikan materi kurikulum bidang

studi, e) meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.

Setiap guru profesional harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang

bertanggung jawab dalam bidang pendidikan, tetapi dipihak lain dia juga

mengemban sejumlah tanggung jawab dalam bidang pendidikan. Guru akan

mampu melaksanakan tanggung jawabnya apabila dia memiliki kompetensi yang

diperlukan untuk itu. Setiap tanggung jawab memerlukan sejumlah kompetensi.

Selain kompetensi profesional masih terdapat beberapa kompetensi yang

harus dimiliki oleh seorang guru, salah satu diantaranya kompetensi sosial.

Berdasarkan kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk etis, dia harus

dapat memperlakukan peserta didiknya secara wajar dan bertujuan agar tercapai

optimalisasi potensi pada diri masing-masing peserta didik. Seorang guru harus

memahami dan menerapkan prinsip belajar humanistik yang beranggapan bahwa

keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan yang ada pada diri peserta didik


(23)

6

Kompetensi sosial merupakan kemampuan berkomunikasi dan bergaul

secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang

tua/wali serta masyarakat sekitar (UU RI No.14 tahun 2005 dalam Pedoman PPL

UNNES, 2010). Seorang guru dikatakan mempunyai kompetensi sosial jika guru

tersebut mampu berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan sekitar

dengan baik. Indikatornya meliputi: a) kemampuan guru berkomunikasi dengan

siswa, b) kemampuan guru berkomunikasi dengan pendidik, c) kemampuan guru

berkomunikasi dengan orang tua siswa atau masyarakat.

Kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan

mendalam akan berhasil diterima oleh peserta didik, jika guru mampu

menyampaikan materi tersebut dengan baik. Proses penyampaian materi dapat

berjalan dengan baik apabila guru mampu berkomunikasi secara lancar dengan

peserta didik. Oleh karena itu, kompetensi profesional dan kompetensi sosial

merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh seorang guru. Sebab kompetensi

guru dapat dijadikan sebagai dasar atau alat untuk merumuskan kriteria

penyeleksian dalam rangka penerimaan dan penempatan seorang guru.

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan

jabatan profesional. Peranan guru sangat penting dalam pembangunan nasional,

khususnya di bidang pendidikan yang terkait dengan fungsi dan peran guru seperti

dirumuskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru

merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


(24)

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di Departemen

Pendidikan Nasional Kabupaten Pati, diperoleh data tentang jumlah Sekolah

Menengah Atas (SMA) di kota Pati sebanyak 9 sekolah. Jumlah tersebut terdiri

dari 3 SMA negeri dan 6 SMA swasta. Dari data yang diperoleh ini kemudian

akan diteliti tentang jumlah guru yang mengajar mata pelajaran ekonomi

akuntansi yang selanjutnya akan diteliti pengaruh kompetensi yang dimiliki oleh

seorang guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi

akuntansi.

Pelajaran akuntansi di tingkat SMA, mulai diperkenalkan pada siswa kelas

XI IPS, sedangkan untuk mata pelajaran ekonomi sudah diajarkan pada kelas X.

Mata pelajaran akuntansi pada tingkat SMA tidak berdiri sendiri tapi masuk dalam

pelajaran ekonomi, nilai ekonomi tersebut merupakan gabungan dari nilai

ekonomi dengan akuntansi.

Pembelajaran akuntansi di SMA merupakan salah satu cara untuk

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti, jujur dan

bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran

transaksi keuangan yang terjadi selama periode pembukuan. Tujuan mempelajari

akuntansi di sekolah salah satunya untuk membekali siswa dengan berbagai

kompetensi dasar. Dengan berbagai kompetensi tersebut tentunya siswa

diharapkan mampu menguasai dan menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan


(25)

8

ke perguruan tinggi maupun terjun ke masyarakat sehingga memberikan manfaat

bagi kehidupan siswa dan masyarakat disekitarnya.

Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa kompetensi profesional dan

kompetensi sosial guru merupakan faktor ekstern yang sangat dominan

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan penelitian Illya Silfana

(2009) dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Profesional dan

Produktivitas Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Program Keahlian Akuntansi

SMK di Kota Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial ada

pengaruh positif kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar siswa

program keahlian akuntansi SMK di kota Semarang.

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Suswanto (2009) dalam skripsi

yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Siswa terhadap

Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi (Studi Kasus pada Siswa

Kelas XI SMA Negeri 1 Pundong Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahun Ajaran 2008/2009)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial

ada pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi

akuntansi.

Mengutip jurnal dari Nurdin mengemukakan “dengan kompetensi

profesional yang memadai diharapkan guru dapat memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap keberhasilan belajar siswa”. Hal yang sama dikutip dari jurnal

Bhargava (2011) menyatakan bahwa faktor terpenting dalam sistem belajar

mengajar adalah guru. Menurut Kohll (1992) dalam jurnal Bhargava menekankan


(26)

materi pelajaran dan memiliki pemahaman serta faktor-faktor yang berdampak

pada pendidikan. Mukhopadhyay (1994) dalam jurnal Bhargava menyatakan

bahwa keterampilan komunikasi guru yang efektif akan menyebabkan siswa

lebih memahami penjelasan dari guru dan membantu dalam mencapai tujuan

pendidikan.

Dalam upaya untuk peningkatan mutu dan kualitas pendidikan,

kemampuan guru dalam mengajar menarik untuk dikaji lebih lanjut, mengingat

seorang guru merupakan pemeran utama dalam proses belajar mengajar dan

mengingat pentingnya prestasi belajar sebagai indikator keberhasilan proses

pembelajaran, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang masalah

tersebut dan mengambil judul: “Pengaruh Kompetensi Profesional dan Kompetensi Sosial Guru Ekonomi Akuntansi Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA di Kota Pati”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh kompetensi profesional dan kompetensi sosial guru

ekonomi akuntansi terhadap prestasi belajar siswa SMA di kota Pati?

2. Adakah pengaruh kompetensi profesional guru ekonomi akuntansi terhadap

prestasi belajar siswa SMA di kota Pati?

3. Adakah pengaruh kompetensi sosial guru ekonomi akuntansi terhadap prestasi


(27)

10

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan dari penelitian

yaitu untuk:

1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi profesional dan kompetensi

sosial guru ekonomi akuntansi terhadap prestasi belajar siswa SMA di kota

Pati.

2. Mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi profesional guru ekonomi

akuntansi terhadap prestasi belajar siswa SMA di kota Pati.

3. Mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi sosial guru ekonomi akuntansi

terhadap prestasi belajar siswa SMA di kota Pati.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

yang berhubungan dengan dunia pendidikan dan dapat dijadikan referensi dalam

penelitian konsep sejenis yang lebih luas.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sebagai latihan

serta pengalaman dalam mempraktekkan teori yang diterima di bangku kuliah.

Selain itu memotivasi guru untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi

yang dimiliki agar kualitas pendidikan menjadi lebih baik dan prestasi belajar


(28)

1.4.2.2 Bagi sekolah

Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses

kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

1.4.2.3 Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang

menumbuhkan kemampuan dan keterampilan meneliti serta pengetahuan yang


(29)

12

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Prestasi belajar

2.1.1 Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Arikunto (2007: 276), nilai prestasi harus mencerminkan

tingkatan-tingkatan siswa sejauh mana telah dapat mencapai tujuan yang

ditetapkan disetiap bidang studi. Simbol yang digunakan untuk menyatakan nilai,

baik huruf maupun angka, hendaknya hanya merupakan gambaran tentang

prestasi saja. Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh

pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni,dkk 2007:5). Menurut

Djalal (1986: 4) bahwa prestasi belajar siswa adalah gambaran kemampuan siswa

yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar siswa dalam mencapai tujuan

pengajaran.

Prestasi belajar menurut Hamalik (1994: 45) adalah prestasi belajar yang

berupa adanya perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau

setelah mempelajari sesuatu. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar atau nilai pelajaran yang diperoleh

siswa dari kemampuannya atau usahanya dalam belajar yang dinyatakan dalam

bentuk angka atau huruf.

Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa dari suatu proses

belajar yang telah dilakukan, sehingga untuk mengetahui sesuatu pekerjaan


(30)

penentuan luas atau kuantitas sesuatu (Nurkancana, 1986: 2). Dalam hal ini

kegiatan pengukuran prestasi belajar, siswa akan dihadapkan pada tugas,

pertanyaan ataupun persoalan yang harus dijawab. Dan hasil pengukuran tersebut

masih berupa skor mentah yang belum dapat memberikan informasi tentang

kemampuan siswa. Agar dapat memberikan informasi yang diharapkan, maka

dilakukan penilaian terhadap keseluruhan proses belajar mengajar sehingga akan

memperlihatkan banyak hal yang diperoleh selama proses belajar mengajar

berlangsung. Menurut Bloom prestasi belajar meliputi 3 aspek yaitu ”kognitif,

afektif dan psikomotorik”. Sedangkan dalam penelitian ini yang ditinjau adalah

aspek kognitif yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.

Prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan skor atau angka yang

menunjukkan nilai-nilai dari sejumlah mata pelajaran yang menggambarkan

pengetahuan dan ketrampilan yang dicapai oleh siswa, sedangkan untuk

memperoleh nilai digunakan tes terhadap mata pelajaran terlebih dahulu. Hasil tes

tersebut yang menunjukkan keadaan tinggi rendahnya prestasi yang akan

diperoleh siswa.

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat

keberhasilan yang dicapai oleh siswa dalam menghadapi ujian akhir semester

tahun ajaran 2010/2011 mata pelajaran ekonomi akuntansi. Ujian akhir semester

yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekolah untuk mengetahui tingkat

kemajuan belajar siswa dan merupakan proses penilaian hasil belajar siswa yang


(31)

14

2.1.2 Penilaian Prestasi Belajar

Menurut Arikunto (2006) Nilai adalah angka ubahan dari skor dengan

menggunakan acuan tertentu yakni acuan normal atau acuan standar. Nilai

merupakan sesuatu yang sangat penting karena nilai merupakan cermin dari

keberhsilan belajar. Namun, bukan hanya siswa sendiri saja yang memerlukan

cermin keberhasilan belajar ini, guru dan orang lainpun memerlukannya.

Secara garis besar, nilai mempunyai 4 fungsi sebagai berikut :

2.1.2.1Fungsi instruksional

Tidak ada tujuan yang lebih penting dalam proses belajar mengajar selain

mengusahakan agar perkembangan dan belajar siswa mecapai tingkat optimal.

Pemberian nilai ini merupakan salah satu cara dalam usaha ke arah tujuan itu, asal

dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana.

Pemberian nilai merupakan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk

memberikan suatu balikan (feedback/umpan balik) yang mencerminkan seberapa

jauh seseorang siswa telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam

pengajaran atau sistem istruksional.

2.1.2.2Fungsi informatif

Memberikan nilai siswa kepada orang tuanya mempunyai arti bahwa orang

tua siswa tersebut menjadi tahu akan kemajuan dan prestasi belajar putranya di

sekolah. Catatan ini akan sangat berguna, terutama bagi orang tuan yang ikut serta

menyadari tujuan sekolah dan perkembangan putranya. Dengan catatan nilai


(32)

1) Orang tua menjadi sadar akan keadaan putranya untuk kemudian lebih baik

memberikan bantuan berupa perhatian, dorongan, atau bimbingan, dan

2) Hubungan antara orang tua dengan sekolah menjadi lebih baik.

2.1.2.3Fungsi bimbingan

Pemberian nilai kepada siswa akan mempunyai arti besar bagi pekerjaan

bimbingan. Dengan perincian gambaran nilai siswa, petugas bimbingan akan

segera tahu bagian-bagian mana dari usaha siswa di sekolah yang masih

memerlukan bantuan. Catatan lengkap yang mencakup tingkat (rating) dalam

kepribadian siswa serta sifat-sifat yang berhubungan dengan rasa sosial akan

sangat membantu siswa dalam pengarahannya sebagai pribadi seutuhnya.

2.1.2.4Fungsi administratif

Yang dimaksud dengan fungsi administratif dalam penilaian antara lain

mencakup:

1) Menentukan kenaikan dan kelulusan siswa

2) Memindahkan atau menempatkan siswa

3) Memberikan beasiswa

4) Memberikan rekomendasi untuk melanjutkan belajar, dan

5) Memberi gambaran tentang prestasi siswa/lulusan kepada para calon pemakai

tenaga.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang


(33)

16

yang belajar dan ada pula dari luar dirinya. Menurut Dalyono (2007: 55)

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

2.1.3.1 Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)

2.1.3.1.1 Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap

kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek

dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian

pula halnya jika kesehatan rohani kurang baik, misalnya mengalami gangguan

pikiran perasaan kecewa, ini dapat mengganggu atau mengurangi semangat

belajar. Karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting agar badan dan pikiran

selalu segar dan bersemangat dalam belajar.

2.1.3.1.2 Intelegensi dan bakat

Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya

mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Bakat juga besar pengaruhnya

dalam menentukan keberhasilan belajar. Bila seseorang mempunyai intelegensi

dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan

lancar dan sukses bila dibandingkan dengan orang yang memiliki bakat saja tetapi

intelegensinya rendah.

2.1.3.1.3 Minat dan Motivasi

Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati

sanubari. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi

sebaliknya minat belajar kurang akan neghsilkan prestasi yang rendah. Motivasi


(34)

Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan

belajarnya dengan sungguh-sungguh dan semangat. Sebaliknya, belajar dengan

motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang

berhubungan dengan pelajaran.

2.1.3.1.4 Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya.

Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis dan ilmu

kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.

2.1.3.2 Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri)

2.1.3.2.1 Keluarga

Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi

penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan anak dalam belajar.

2.1.3.2.2 Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan

belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan

kemampuan anak, keadaan fasilitas, keadaan ruangan dan sebagainya, semua ini

turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

2.1.3.2.3 Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar

tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang

berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya


(35)

18

2.1.3.2.4 Lingkungan Sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam

mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana

sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.

2.1.4 Faktor-Faktor yang Turut diperhitungkan dalam Penilaian

Walaupun hal yang dinilai tidak sama bagi setiap sekolah, namun secara

garis besar dapat ditentukan unsur umum dalam penilaian yang menyangkut

faktor-faktor yang harus dipertimbangkan. Menurut Arikunto (2007: 276) Unsur

umum tersebut adalah sebagai berikut:

2.1.4.1 Prestasi/pencapaian (Achievment).

Nilai prestasi harus mencerminkan tingkatan-tingkatan siswa sejauh mana

telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan disetiap bidang studi. Simbol yang

digunakan untuk menyatakan nilai, baik huruf maupun angka, hendaknya hanya

merupakan gambaran tentang prestasi saja.

2.1.4.2 Usaha (effort)

Terpisah dari nilai prestasi, guru dapat menyampaikan laporannya kepada

orang tua siswa. Laporan atau nilai tidak boleh dicampuri dengan nilai prestasi

sama sekali. Yang sering terjadi adalah kecenderungan dari guru untuk menilai

unsur usaha ini lebih rendah bagi anak yang prestasinya rendah dan sebaliknya.

2.1.4.3 Aspek pribadi dan sosial (personal and social charakteristics)

Unsur ini juga perlu dilaporkan terutama yang berhubungan dengan

berlangsungnya proses belajar mengajar, misalnya, mentaati tata tertib sekolah.


(36)

2.1.4.4 Kebiasaan kerja (working habits)

Yang dimaksud di sini adalah hal-hal yang berhubungan dengan kebiasaan

melakukan tugas. Misalnya, segera mengerjakan PR, keuletan dalam usaha,

bekerja teliti, kerapihan kerja dan sebagainya.

Penilaian yang dilakukan oleh guru seharusnya bersifat objektif atau tidak

memandang latar belakang masing-masing siswa. Guru harus memiliki

kemampuan memberikan tes kepada siswa sebagai bahan untuk melakukan

penilaian terhadap baik buruknya prestasi belajar yang diperoleh siswa. Prestasi

belajar siswa bisa berupa nilai, nilai tersebut bisa berasal dari ulangan harian, mid

semester, ujian akhir semester, ujian akhir sekolah dan ujian akhir nasional.

Penilaian yang diambil dalam penelitian ini mengenai prestasi belajar siswa yang

diperoleh dari hasil ujian akhir semester.

Ujian akhir semester yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekolah

untuk mengetahui tingkat kemajuan belajar siswa dan merupakan proses penilaian

hasil belajar siswa yang dilaksanakan pada akhir semester. Pelaksanaan ujian

akhir semester ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan belajar siswa dan

penilaian prestasi belajar siswa. Selain itu pelaksanaan ujian akhir semester ini

juga untuk mengetahui seberapa berhasilkah seorang guru dalam proses belajar

mengajar selama satu semester. Dengan begitu bisa diketahui guru manakah yang

mempunyai kompetensi yang baik sehingga akan menghasilkan prestasi belajar


(37)

20

2.2 Kompetensi Profesional Guru

2.2.1 Pengertian Kompetensi Profesional

Menurut Djamarah (2005: 31), dalam pengertian yang sederhana guru

adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam

pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di

tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di

masjid, di surau atau mushola, di rumah, dan sebagainya.

Seorang guru menempati kedudukan yang terhormat dimata masyarakat,

karena seorang guru memiliki kewibawaan yang menyebabkan mereka dihormati.

Masyarakat meyakini bahwa gurulah yang dapat mendidik anak mereka agar

menjadi orang yang berkepribadian mulia dan cerdas. Dengan kepercayaan itulah,

maka di pundak guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat. Untuk itu

seorang guru harus memiliki kompetensi-kompetensi yang baik dalam

melaksanakan pembelajaran.

Salah satu teori yang dapat dijadikan landasan terbentuknya kompetensi

seseorang adalah teori medan yang dirintis oleh Kurt Lewin. Asal teori medan itu

sendiri berasal dari teori psikologi Gestalt yang dipelopori oleh tiga psikologi

Jerman. Di mana dalam teori tersebut dijelaskan bahwa kemampuan seseorang

ditentukan oleh medan psikofisis yang terorganisasi yang hampir sama dengan

medan gravitasi. Dengan kompetensi yang dimiliki individu, ia dapat melakukan

sesuatu dengan keinginan dan kehendaknya. Meskipun demikian, kehendak

yang dilakukan individu tersebut tetap didasarkan pada aturan atau norma yang


(38)

Menurut Siskandar (Pedoman PPL UNNES, 2010: 80) kompetensi

mengandung pengertian kemampuan yang dapat dilakukan oleh guru yang

mencakup kepribadian, sikap dan tingkah laku guru yang ditunjukkan dalam

setiap gerak-gerik sesuai dengan tuntutan profesi sebagai guru. Sedangkan

menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, kompetensi

yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan. Jadi, pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan dan

kecakapan. Seseorang yang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah

seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan

bidang kerja yang bersangkutan.

Menurut Suyanto dan Djihad H. dalam jurnal Nurdin mengemukakan bahwa

kompetensi professional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam. Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun

2005 (Pedoman PPL UNNES, 2010), kompetensi profesional dapat diartikan

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam standar nasional.

Untuk mencapai taraf kompetensi, seorang guru memerlukan waktu lama

dan biaya mahal. Kompetensi guru mencerminkan tugas dan kewajiban guru yang

harus dilakukan sehubungan dengan arti jabatan guru yang menuntut suatu


(39)

22

2.2.2 Hakikat Profesi Guru

Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang

memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang di luar bidang pendidikan. Bila membicarakan profesi guru

sepertinya tiada habisnya, persoalan pendidikan kelihatannya memang sangat

rumit dan kompleks. Guru di sekolah mempunyai banyak peran, di pundak guru

dibebankan mutu pendidikan. Sering orang beranggapan bahwa menjadi guru

adalah hal yang gampang, mereka menganggap hanya dengan bermodalkan

penguasaan materi sudah cukup sebagai syarat menjadi guru. Padahal menjadi

guru yang profesional dituntut mempunyai berbagai keterampilan, mempunyai

kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru dan sebagainya.

Menurut Uno (2008: 16) untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat

menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya

secara profesional, yaitu sebagai berikut:

1) Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi

pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber

belajar yang bervariasi.

2) Guru harus dapaat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam

berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.

3) Guru harus dapat membuat urutan dalam pemberian pelajaran dan

penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.

4) Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberkan dengan

pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik, agar peserta didik menjadi


(40)

5) Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru

dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan

peserta didik menjadi jelas.

6) Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau hubugan antara mata

pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.

7) Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara

memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati atau

meneliti dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.

8) Guru harus mengembangkan sikap pesrta didik dalam membina hubungan

sosial, baik dalam kelas maupun luar kelas.

9) Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual

agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.

2.2.3 Fungsi, dan Peranan Guru

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa profesional guru mengandung

pengertian yang meliputi unsur-unsur kepribadian, keilmuan dan ketrampilan.

Dengan demikian dapat diartikan, bahwa kompetensi profesional guru tentu saja

akan meliputi ketiga unsur itu walaupun tekanan yang lebih besar terletak pada

unsur ketrampilan sesuai dengan peranan yang dikerjakannya.

Berikut dijelaskan fungsi, dan peranan guru menurut Hamalik (2006: 42)

yaitu:

2.2.3.1 Guru sebagai pendidik dan pengajar

Peranan ini akan dapat dilaksanakan bila guru memenuhi syarat-syarat


(41)

24

pendidik dan pengajar, guru harus menguasai ilmu, antara lain mempunyai

pengetahuanyang luas, menguasai bahan pelajaran serta ilmu-ilmu yang bertalian

dengan mata pelajaran yang diajarkan, menguasai teori dan praktek mendidik,

teori kurikulum metode pengajaran, teknologi pendidikan, teori evaluasi dan

psikologi belajar.

Pelaksanaan peran ini menuntut ketrampilan tertentu, yaitu:

1) Terampil dalam menyiapkan bahan pelajaran

2) Terampil menyusun satuan pelajaran

3) Terampil menyampaikan ilmu kepada murid

4) Terampil menggairahkan semangat belajar murid

5) Terampil melakukan penilaian hasil belajar murid

6) Terampil menggunakan bahasa yang baik dan benar

7) Terampil mengatur disiplin kelas dan berbagai ketrampilan lainnya

2.2.3.2 Guru sebagai anggota masyarakat

Guru harus bersikap terbuka, tidak bertindak secara otoriter, tidak bersikap

angkuh, bersikap ramah tamah terhadap siapa pun, suka menolong dimana pun

dan kapan saja, serta simpati dan empati terhadap pimpinan, teman sejawat, dan

para siswa. Sebagai anggota masyarakat, guru memiliki ketrampilan seperti:

ketrampilan dalam membina kelompok, ketrampilan bekerja sama dalam

kelompok, dan ketrampilan tugas bersama dalam kelompok.

2.2.3.3 Guru sebagai pemimpin

Peranan kepemimpinan akan berhasil apabila guru memiliki kepribadian


(42)

yang besar dan antusiasme, gemar dan dapat cepat mengambil keputusan,

bersikap objektif, dan mampu menguasai emosi, serta bertindak adil (Sondang P.

Siagian, 1978). Untuk itu guru harus memiliki berbagai ketrampilan yang

dibutuhkan sebagai pemimpin, seperti: bekerja dalam tim, ketrampilan

berkomunikasi, bertindak selaku penasehat dan orang tua bagi murid-muridnya,

ketrampilan melaksanakan rapat, diskusidan membuat keputusan yang tepat,

cepat, dan praktis.

2.2.3.4 Guru sebagai pelaksana administrasi ringan

Peranan ini memiliki syarat-syarat kepribadian, seperti: jujur, teliti dalam

bekerja, rajin, harus menguasai ilmu mengenai tata buku ringan, korespondensi,

penyimpanan arsip dan ekspedisi dan administrasi pendidikan. Untuk itu guru

harus memiliki keterampilan, seperti: mengadministrasikan keuangan, ketrampilan

menyusun academic record, ketrampilan menyusun arsip dan ekspedisi dan

ketrampilan mengetik, serta berbagai ketrampilan lainnya yang berkenaan dengan

pelaksanaan administrasi ringan di sekolah.

2.2.4 Syarat Guru yang Baik dan Berhasil

Tidak sembarang orang yang dapat melaksanakan tugas profesional sebagai

seorang guru. Untuk menjadi guru yang baik haruslah memenuhi syarat-syarat

yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Menurut Ngalim Purwanto (1985:

170-175) dalam Uno (2008: 29) berikut ini diuraikan syarat-syarat menjadi seorang


(43)

26

2.2.4.1 Guru harus berijazah

Yang dimaksud ijazah di sini adalah ijazah yang dapat member wewenang

untuk menjalankan tugas sebagai seorang guru disuatu sekolah tertentu.

2.2.4.2 Guru harus sehat jasmani dan rohani

Kesehatan jasmani dan rohani merupakan salah satu syarat penting dalam

setiap pekerjaan. Karena orang tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan

baik jika ia diserang suatu penyakit. Sebagai seorang guru syarat tersebut

merupakan syarat mutlak.

2.2.4.3 Guru harus bertakwa kepada Tuhan YME dan berkelakuan baik

Sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu membentuk manusia susila yang

bertakwa kepada Tuhan YME maka sudah selayaknya guru sebagai pendidik

harus dapat menjadi contoh dalam melaksanakan ibadah dan berkelakuan baik.

2.2.4.4 Guru haruslah orang yang bertanggung jawab

Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik, pembelajar dan

pembimbing bagi peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung yang

telah dipercayakan orang tua kepadanya hendaknya dapat dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya. Selain itu, guru juga bertanggung jawab terhadap keharmonisan

perilaku masyarakat dan lingkungan disekitarnya.

2.2.4.5 Guru di Indonesia harus berjiwa nasional

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang mempunyai

bahasa dan adat istiadat berlainan. Untuk menanamkan jiwa kebangsaan

merupakan tugas utama seorang guru, karena itulah guru harus terlebih dahulu


(44)

Syarat-syarat di atas adalah syarat umum yang berhubungan dengan jabatan

sebagai seorang guru. Selain itu, ada pula syarat lain yang sangat erat

hubungannya dengan tugas guru di sekolah, sebagai berikut:

1) Harus adil dan dapat dipercaya

2) Sabar, rela berkorban dan menyayangi peserta didik

3) Memiliki kewibawaan dan tanggung jawab akademis

4) Bersikap baik pada rekan guru, staf di sekolah dan masyarakat

5) Harus memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan menguasai benar mata

6) Pelajaran yang dibinanya

7) Harus selalu introspeksi diri dan siap menerima kritik dari siapa pun

8) Harus berupaya meningkatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

2.2.5 Karakteristik Kompetensi Guru

Kompetensi profesional merupakan salah satu faktor penentu mutu atau

kualitas guru. Menurut Soewarso (2004), bahwa guru yang profesional mampu

mengembangkan pembelajaran sehingga dapat membentuk peserta didik menjadi

lulus berkualitas tinggi. Guru yang bermutu adalah mereka yang memiliki

kompetensi profesional dengan berbagai kapasitasnya sebagai pendidik. Guru

yang profesional bukan ditentukan oleh lembaga dimana ia memperoleh

pendidikan tetapi lebih ditentukan oleh apakah ia berhasil atau tidak dalam

bekerja sehingga bisa menyajikan karya yang berguna untuk masyarakat

(Balitbang, 2003).

Indikator guru dapat dinilai kompeten secara profesional menurut Hamalik


(45)

28

1) Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan

sebaik-baiknya.

2) Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil.

3) Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan

sekolah.

4) Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses

belajar-mengajar dalam kelas.

Menurut UU No. 14 Tahun 2005 diungkapkan bahwa jenis-jenis

kompetensi ada 4 yaitu:

1) Kompetensi kepribadian, adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,

dewasa, arif, dan berwibawa.

2) Kompetensi profesional, merupakan kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan pembimbing

peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar

pendidikan nasional.

3) Kompetensi pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta

didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

4) Kompetensi sosial, adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

didik sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik,


(46)

Sedangkan menurut Depdikbud, macam-macam kompetensi yang harus

dimiliki oleh tenaga guru antara lain:

1) Kompetensi profesional, artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas

dari bidang studi yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi dalam arti

memiliki konsep teoritis mampu memilih metode dalam proses belajar

mengajar.

2) Kompetensi personal, artinya sikap kepribadian yang mantab sehingga mampu

menjadi sumber intensifikasi bagi subjek. Dalam hal ini berarti memiliki

kepribadian yang pantas diteladani, mampu melaksanakan kepemimpinan.

3) Kompetensi sosial, artinya guru harus menunjukkan atau mampu berinteraksi

sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama guru dan kepala

sekolah, bahkan dengan masyarakat luas.

4) Kompetensi untuk melakukan pelajaran yang sebaik-baiknya yang berarti

mengutamakan nilai-nilai sosial dari nilai material.

2.2.6 Indikator Kompetensi Profesional Guru

Salah satu unsur pembentuk kompetensi profesional guru adalah tingkat

komitmennya terhadap profesi. Menurut Ibid dalam Hamalik (2006) menyatakan

bahwa tingkat komitmen sebenarnya dapat digambarkan dalam satu garis

kontinum, yang bergerak dari tingkatan rendah sampai dengan tingkatan tinggi.

Guru yang rendah tingkat komitmennya, ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Perhatian yang disisihkan untuk memerhatikan siswanya hanya sedikit

2) Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya hanya sedikit


(47)

30

Sebaliknya guru yang mempunyai tingkat komitmen yang tinggi, ditandai

oleh ciri-ciri sebagai berikut:

1) Perhatiannya terhadap siswa cukup tinggi

2) Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya banyak

3) Banyak pekerjaan untuk kepentingan orang lain

Berdasarkan UU RI No.14 Tahun 2005 (pedoman PPL UNNES, 2010: 81)

kompetensi profesional guru dapat dinilai melalui:

1) Menguasai substansi bidang studi dan metodologi keilmuan. Guru dituntut

untuk mengkaji substansi atau teori-teori dan mengkaji metodologi keilmuan

bidang studi yang diampunya.

2) Menguasai struktur dan materi bidang studi. Guru dituntut untuk bisa

mengkaji struktur kurikulum bidang studi yang diampunya, mengkaji materi

bidang studi dalam kurikulum, mengkaji bahan ajar bidang studi dan

diharapkan mampu berlatih mengembangkan bahan ajar sesuai dengan bidang

studi yang diampu.

3) Menguasai dan memanfaatkan teknologi dan komunikasi dalam pembelajaran.

Guru harus mampu mengkaji berbagai jenis teknologi informasi dan

komunikasi dalam pembelajaran, mampu memilih berbagai jenis teknologi

informasi dan komunikasi dalam pembelajaran dan berlatih menggunakan

serta memanfaatkan berbagai jenis teknologi informasi dan komunikasi dalam

pembelajaran.

4) Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi. Guru diharapkan mampu


(48)

kontekstual dan berlatih mengidentifikasi substansi materi bidang studi yang

sesuai dengan perkembangan dan potensi peserta didik.

5) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Guru

mengkaji hakekat penelitian tindakan kelas, berlatih mengidentifikasi serta

menganalisis permasalahan pembelajaran, berlatih menyusun rancangan dan

melaksanakan penelitian tindakan kelas.

Kompetensi profesional guru yaitu kemampuan guru dalam mengajar, yang

bersifat fleksibel atau dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam

buku pedoman PPL UNNES (2007: 156) kompetensi profesional terdiri dari

beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu:

1) Kemampuan Penguasaan Materi

Yang dimaksud penguasaan materi adalah mengerti dan memahami secara

meluas dan mendalam bahan belajar yang akan dibahas. Bahan belajar yang

dirancang oleh guru berupa stimulus pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

tidak atau sedikit dimiliki oleh siswa. Bahan belajar yang dikuasai guru bukan

terbatas pada bahan belajar yang akan disajikan kepada siswa saja, melainkan juga

bahan ajar lain yang relevan.

2) Kemampuan Membuka Pelajaran

Yang dimaksud membuka pelajaran menurut Usman dalam pedoman PPL

UNNES (2007) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar

mengajar untuk menciptakan prakondisi bagi murid agar mental maupun perhatian

terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan


(49)

32

lain, kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan

menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajarinya.

3) Kemampuan Bertanya

Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan yang penting

sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula

akan memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu:

a) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar

b) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang

sedang dihadapi atau dibicarakan

c) Mengembangkan cara dan pola belajar aktif dari siswa sebab berfikir itu

sendiri sesungguhnya adalah bertanya

d) Menuntun proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu

siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.

e) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas

4) Kemampuan Mengadakan Variasi Pembelajaran

Variasi menurut Usman dalam pedoman PPL UNNES (2007) adalah suatu

kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan

untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar murid

senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.

5) Kemampuan Menjelaskan Materi

Yang dimaksud menjelaskan materi menurut Usman dalam pedoman PPL

UNNES (2007) ialah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara


(50)

Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan

yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan

merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari kegiatan guru dalam

interaksinya dengan siswa di dalam kelas.

6) Kemampuan Mengelola Kelas

Menurut Usman dalam pedoman PPL UNNES (2007) pengelolaan kelas

adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang

optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar

mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan

mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.

Suatu kondisi yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan

sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan

untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengelolaan yang efektif merupakan prasyarat

mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.

7) Kemampuan Menutup Pelajaran

Menutup pelajaran menurut Usman dalam pedoman PPL UNNES (2007)

adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan

belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran ini dimaksudkan untuk memberi

gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui

tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.

8) Ketepatan Waktu dan Materi

Kemampuan ketepatan waktu dan materi adalah kemampuan untuk


(51)

34

dengan mempertimbangkan kesesuaian materi yang diberikan. Jadi kegiatan

belajar mengajar akan sesuai dengan rencana pengajaran yang telah disusun guru

sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini tentu akan

mengoptimalkan pencapaian materi yang akan diberikan kepada siswa, jika waktu

yang digunakan berlangsung secara tepat.

2.3 Kompetensi Sosial Guru 2.3.1 Pengertian Kompetensi Sosial

Menurut UU RI No.14 tahun 2005 (Pedoman PPL UNNES, 2010),

kompetensi sosial merupakan kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara

efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang

tua/wali serta masyarakat sekitar. Sedangkan menurut Depdikbud, kompetensi

sosial artinya guru harus menunjukkan atau mampu berinteraksi sosial, baik

dengan murid-muridnya maupun dengan sesama guru dan kepala sekolah, bahkan

dengan masyarakat luas. Dari pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh

seorang guru dalam berinteraksi maupun berkomunikasi dengan peserta didik,

orang tua murid, sesama guru dan masyarakat di lingkungan sekitarnya.

Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain sangat penting bagi seorang

guru karena tugasnya selalu berkaitan dengan orang lain seperti peserta didik,

guru lain, karyawan,orang tua murid, kepala sekolah dan lainnya. Kemampuan

berkomunikasi ini sangat penting untuk dikembangkan oleh seorang guru, karena


(52)

siswa tidak baik sehingga guru tidak mampu membantu siswa dalam proses

belajar mengajar karena penyampaian materi yang kurang jelas.

Berdasarkan kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk etis, dia

harus dapat memperlakukan peserta didiknya secara wajar dan bertujuan agar

tercapai optimalisasi potensi pada diri masing-masing peserta didik. Seorang guru

harus memahami dan menerapkan prinsip belajar humanistik yang beranggapan

bahwa keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan yang ada pada diri

peserta didik tersebut.

Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan peserta didik, maka

guru tersebut akan memberikan pembelajaran yang lebih bervariatif untuk

menggantikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik

hanya mendengarkan. Dalam suasana seperti itu, peserta didik secara aktif

dilibatkan dalam memecahkan masalah, mencari sumber informasi, data evaluasi,

serta menyajikan dan mempertahankan pandangan dan hasil kerja mereka kepada

teman sejawat dan yang lainnya. Sedangkan para guru dapat bekerja secara

intensif dengan guru lainnya dalam merencanakan pembelajaran, baik individual

maupun tim, membuat keputusan tentang desain sekolah, kolaborasi tentang

pengembangan kurikulum dan partisipasi dalam proses penilaian.

2.3.2 Pentingnya Kompetensi Guru

Menurut Hamalik (2006: 35) pentingnya kompetensi guru bagi dunia


(53)

36

2.3.2.1 Kompetensi guru sebagai alat seleksi penerimaan guru

Dengan adanya syarat sebagai kriteria penerimaan calon guru, maka akan

terdapat pedoman bagi para administrator dalam memilih mana guru yang

diperlukan untuk suatu sekolah. Asumsi yang mendasari kriteria ini adalah bahwa

setiap calon guru yang memenuhi syarat tersebut, diharapkan atau diperkirakan

bahwa guru tersebut akan berhasil mengemban tugasnya selaku pengajar di sekolah.

2.3.2.2 Kompetensi guru penting dalam rangka pembinaan guru

Jika telah ditentukan jenis kompetensi guru yang diperlukan, maka atas

dasar ukuran itu akan dapat diobservasi dan ditentukan guru yang telah memiliki

kompetensi penuh dan guru yang masih kurang memadai kompetensinya. Para

guru yang telah memiliki kompetensi penuh sudah tentu perlu dibina terus agar

kompetensinya tetap mantap. Kalau terjadi perkembangan baru yang memberikan

tuntutan baru terhadap sekolah, maka sebelumnya sudah dapat direncanakan jenis

kompetensi apa yang kelak akan diberikan agar guru tersebut memiliki

kompetensi yang serasi. Bagi guru yang ternyata sejak semula memiliki

kompetensi di bawah standar, administrator menyusun perencanaan yang relevan

agar guru tersebut memiliki kompetensi yang sama atau seimbang dengan

kompetensi guru yang lainnya, misalnya rencana penataran.

2.3.2.3 Kompetensi guru penting dalam rangka penyusunan kurikulum

Kurikulum pendidikan guru harus disusun atas dasar kompetensi yang

diperlukan oleh setiap guru. Tujuan, program pendidikan, sistem penyampaian,

evaluasi, dan sebagainya hendaknya direncanakan sedemikian rupa agar relevan


(54)

2.3.2.4 Kompetensi guru penting dalam hubungan dengan kegiatan dan prestasi

belajar siswa

Proses belajar dan prestasi belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh

sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar

ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru

yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif,

menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para

siswa berada pada tingkat optimal.

2.3.3 Indikator Kompetensi Sosial guru

Menurut Crow dan Crow dalam Marno (2009), kompetensi guru dalam

melaksanakan pembelajaran meliputi:

1) Penguasaan subjectmatter yang akan diajarkan

2) Keadaan fisik dan kesehatannya

3) Sifat-sifat pribadi dan control emosinya

4) Memahami sifat hakikat dan perkembangan manusia

5) Pengetahuan dan kemampuannya unruk menerapkan prinsip-prinsip belajar

6) Kepekaan dan aspirasinya terhadap perbedaan-perbedaan kebudayaan, agama

dan etnis

7) Minatnya terhadap perbaikan profesional dan pengayaan kultural yang terus

menerus dilakukan

Berdasarkan UU RI No.14 Tahun 2005 dalam pedoman PPL UNNES


(55)

38

2.3.3.1 Kemampuan guru berkomunikasi dengan siswa

Guru dituntut untuk mampu berkomunikasi yang baik dengan peserta didik

agar proses pembelajaran di kelas berjalan secara efektif.

2.3.3.2 Kemampuan guru berkomunikasi dengan sesama pendidik

Guru dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan sesama pendidik atau

guru lain agar dapat merencanakan dan menyusun proses pembelajaran yang lebih

baik.

2.3.3.3 Kemampuan guru berkomunikasi dengan orang tua siswa atau masyarakat

Guru dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan orang tua siswa atau

masyarakat sekitar agar dapat menjalin hubungan yang kondusif di lingkungan

sekolah demi tercapainya prestasi belajar siswa yang baik.

2.4 Kerangka Berpikir

Belajar adalah suatu proses terjadinya interaksi antara seseorang (murid)

dengan lingkungannya yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku

yang akan berpengaruh pada pengetahuan (kognitif), sikap (affektif), dan

keterampilan (psikomotor). Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang

dengan disengaja diciptakan, gurulah yang menciptakannya, guru membelajarkan

anak didik. Tujuan pembelajaran telah direncanakan oleh guru secara sistematik

dan terarah kepada peserta didik. Keberhasilan proses pembelajaran akan

teridentifikasi oleh tercapai tidaknya tujuan yang hendak dicapai. Pencapaian


(56)

Prestasi belajar siswa yang baik merupakan harapan seorang guru. Menurut

Arikunto (2007: 276), nilai prestasi harus mencerminkan tingkatan-tingkatan

siswa sejauh mana telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan disetiap bidang

studi. Simbol yang digunakan untuk menyatakan nilai, baik huruf maupun angka,

hendaknya hanya merupakan gambaran tentang prestasi saja. Menurut Djalal

(1986: 4) bahwa prestasi belajar siswa adalah gambaran kemampuan siswa yang

diperoleh dari hasil penilaian proses belajar siswa dalam mencapai tujuan

pengajaran. Baik buruknya prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Dalam hal ini peneliti akan

membahas mengenai faktor ektern yang dapat berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa.

Salah satu faktor ekstern tersebut yaitu guru. Dikutip dari jurnal Bhargava

(2011) menyatakan bahwa faktor terpenting dalam sistem belajar mengajar adalah

guru. Seorang guru harus memenuhi standar kompetensi sebagai pengajar dan

pendidik. Karena guru memegang peranan yang sangat penting untuk upaya

peningkatan kualitas pendidikan. Guru yang kompeten akan lebih mampu

menciptakan kondisi belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu

mengelola kelas, sehingga proses belajar mengajar berada pada situasi yang

kondusif.

Menurut Siskandar (Pedoman PPL UNNES, 2010: 80), kompetensi

mengandung pengertian kemampuan yang dapat dilakukan oleh guru yang

mencakup kepribadian, sikap dan tingkah laku guru yang ditunjukkan dalam


(57)

40

Kompetensi profesional merupakan salah satu faktor penentu kualitas guru.

Berdasarkan jurnal dari Nurdin mengemukakan “dengan kompetensi profesional

yang memadai diharapkan guru dapat memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap keberhasilan belajar siswa”. Menurut Suyanto dan Djihad H. dalam jurnal

Nurdin mengemukakan bahwa kompetensi professional merupakan kemampuan

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam.

Kompetensi profesional guru akan mencapai hasil yang maksimal jika

ditunjang dengan kompetensi sosial guru. Karena kedua hal tersebut saling

berpengaruh satu sama lain. Menurut UU RI No.14 tahun 2005, kompetensi sosial

merupakan kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali serta masyarakat

sekitar. Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan peserta didik, maka

guru tersebut akan memberikan pembelajaran yang lebih bervariatif untuk

menggantikan cara mengajar di mana guru hanya berbicara dan peserta didik

hanya mendengarkan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa seorang guru merupakan makhluk sosial yang

diciptakan Tuhan sehingga dia harus dapat memperlakukan peserta didiknya

secara wajar dan bertujuan agar tercapai optimalisasi potensi pada diri

masing-masing peserta didik. Seorang guru harus memahami dan menerapkan prinsip

belajar humanistik yang beranggapan bahwa keberhasilan belajar ditentukan oleh

kemampuan yang ada pada diri peserta didik tersebut.

Guru memegang peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan

kualitas pendidikan. Guru di sekolah mempunyai banyak peran, di pundak guru


(58)

adalah hal yang gampang, mereka menganggap hanya dengan bermodalkan

penguasaan materi sudah cukup sebagai syarat menjadi guru. Padahal menjadi

guru yang profesional dituntut mempunyai berbagai keterampilan, mempunyai

kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru dan

sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, maka kompetensi profesional dan kompetensi

sosial guru merupakan faktor penting untuk peningkatan prestasi belajar siswa

yang lebih baik. Pemberian sertifikasi oleh pemerintah kepada guru merupakan

salah satu cara untuk memacu guru agar senantiasa meningkatkan kemampuannya

dalam pembelajaran. Seorang guru akan termotivasi untuk meningkatkan

kompetensinya menjadi lebih baik agar memperoleh sertifikasi. Dengan

kompetensi guru yang lebih baik maka prestasi belajar siswa juga mencapai hasil

yang maksimal.

Kerangka berpikir pada penelitian ini adalah kompetensi profesional dan

kompetensi sosial guru ekonomi akuntansi akan berpengaruh terhadap prestasi


(59)

42

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

H1 : Ada pengaruh positif antara kompetensi profesional dan kompetensi sosial

guru ekonomi akuntansi terhadap prestasi belajar siswa.

H2 : Ada pengaruh positif antara kompetensi profesional guru ekonomi akuntansi

terhadap prestasi belajar siswa.

H3 : Ada pengaruh positif antara kompetensi sosial guru ekonomi akuntansi

terhadap prestasi belajar siswa. Kompetensi

Profesional

Kompetensi Sosial

Tinggi Rendah Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Prestasi Belajar


(60)

43

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2002: 108).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru mata pelajaran ekonomi

akuntansi yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di SMA, baik sekolah

yang mempunyai status negeri maupun swasta di kota Pati. Total guru dalam

populasi berjumlah 30 orang yang berasal dari 9 sekolah dengan 3 sekolah negeri

dan 6 sekolah swasta.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dimiliki sifat karakteristik yang

sama sehingga betul-betul mewakili populasi (Soedjana: 84). Cara pengambilan

sampel responden menurut Arikunto (2006: 112) bahwa "Apabila subyek kurang

dari 100 maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi".

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

penelitian populasi atau sensus yang teknik pelaksanaanya dilakukan dengan

mengambil semua sampel yang ada di dalam populasi, karena jumlah sampel atau

subyek penelitian yang tidak mencapai 100 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai


(61)

44

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Sekolah dan Guru

No Nama Sekolah Status Alamat Jumlah

Guru 1 SMA N 1 Pati Negeri Jl.P.Sudirman No.24 Pati 3 2 SMA N 2 Pati Negeri Jl.Jenderal Ahmad Yani 6

3 SMA N 3 Pati Negeri Jl.P.Sudirman 1A Pati 5

4 SMA Nasional Pati Swasta Jl.Nanas No.528 Pati 4 5 SMA PGRI 1 Pati Swasta Jl.A.Yani Gg Manggis 99 Pati 3

6 SMA Yos Soedarso Pati Swasta Jl. Kutoharjo 2

7 SMA MUH. 1 Pati Swasta Jl.Raya Runting Km 04 Pati 3 8 SMA Wahid Hasyim Pati Swasta Jl.Raya Ketayu Km 4 Pati 2

9 SMA BOPKRI Pati Swasta Jl. Supriyadi No.10 2

Jumlah 30

Sumber : Diknas Kota Pati tahun 2011

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini antara lain:

1) Kompetensi Profesional (X1), merupakan kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing

peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar

pendidikan nasional. Kompetensi profesional dapat diukur dengan indikator

sebagai berikut:

a) Menguasai substansi bidang studi dan metodologi keilmuan

b) Menguasai struktur dan materi bidang studi

c) Menguasai dan memanfaatkan teknologi dan komunikasi dalam pembelajaran

d) Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi

e) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas


(62)

2) Kompetensi Sosial (X2), merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

didik sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik,

dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial guru dapat diukur dengan indikator

sebagai berikut:

a) kemampuan guru berkomunikasi dengan siswa

b) kemampuan guru berkomunikasi dengan sesama pendidik

c) kemampuan guru berkomunikasi dengan orang tua siswa/masyarakat

(UU RI No.14 Tahun 2005, pedoman PPL UNNES, 2010: 81).

3.2.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa SMA

mata pelajaran ekonomi akuntansi di kota Pati. Variabel ini disebut variabel

terikat, karena akan dipengaruhi oleh kompetensi profesional dan kompetensi

sosial guru.

Variabel prestasi belajar siswa diukur dengan metode dokumentasi yaitu

nilai murni ujian semester genap mata pelajaran ekonomi akuntansi tahun ajaran

2010/2011 yang dimiliki guru bersangkutan. Adapun kategori nilainya yaitu:

Tabel 3.2 Kategori Prestasi Belajar Siswa

No Nilai Kriteria

1 86,00 – 100,00 Sangat baik

2 71,00 – 85,99 Baik

3 56,00 – 70,99 Cukup Baik

4 41,00 – 55,99 Kurang

5 < 41 Sangat kurang


(63)

46

3.3 Metode Pengumpulan Data

Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian lapangan

(field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke

obyek penelitian. Untuk memperoleh data-data lapangan ini penulis menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut:

3.3.1 Metode Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang

berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau

sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi

yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2008: 67).

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang kompetensi

profesional (X1) dan kompetensi sosial guru (X2). Kuesioner yang digunakan

merupakan angket tertutup yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai

sejumlah alternatif jawaban. Alternatif jawaban berupa multiple choise seperti

butir a, b, c, d, dan e. Bentuk kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini yaitu

Skala Liert. Bentuk ini digunakan untuk penilaian kuantitatif terhadap

keseluruhan atau setiap responden.

3.3.2 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh data atau

informasi tentang hal-hal yang ada kaitannya dengan penelitian, dengan jalan

melihat kembali sumber yang lalu baik berupa angka atau keterangan (Arikunto,


(64)

Metode ini digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar siswa (Y)

nilai ujian akhir semester genap tahun ajaran 2010/2011 mata pelajaran ekonomi

akuntansi.

3.4 Analisis Tes Hasil Uji Coba

3.4.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner (Ghozali, 2006: 49). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan

program komputer yaitu SPSS (Statistical Package For Social Science).

Cara untuk menentukan valid tidaknya instrumen adalah dengan cara

mengkonsultasikan hasil perhitungan koefisien korelasi. Butir soal dikatakan valid

dan dapat digunakan untuk pengambilan data, jika harga rxy > rtabel. Butir soal

dikatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan untuk pengambilan data jika

harga rxy < rtabel.

Pengujian alat ukur untuk mengetahui validitas angket atau kuesioner yang

dilakukan oleh peneliti ditunjukkan tabel 3.3, sebagai berikut:

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen

No r hitung r tabel Kriteria No r hitung r tabel Kriteria

1 -0.029 0.514 Invalid 23 0.568 0.514 Valid

2 0.584 0.514 Valid 24 0.601 0.514 Valid 3 0.701 0.514 Valid 25 0.174 0.514 Invalid

4 -0.057 0.514 Invalid 26 0.706 0.514 Valid

5 0.608 0.514 Valid 27 0.594 0.514 Valid

6 0.718 0.514 Valid 28 0.569 0.514 Valid 7 0.709 0.514 Valid 29 0.549 0.514 Valid


(65)

48

8 0.721 0.514 Valid 30 0.639 0.514 Valid 9 0.676 0.514 Valid 31 0.635 0.514 Valid

10 0.275 0.514 Invalid 32 0.596 0.514 Valid

11 0.682 0.514 Valid 33 0.650 0.514 Valid 12 0.771 0.514 Valid 34 0.723 0.514 Valid 13 0.579 0.514 Valid 35 0.671 0.514 Valid 14 0.598 0.514 Valid 36 0.610 0.514 Valid 15 0.604 0.514 Valid 37 0.604 0.514 Valid 16 0.683 0.514 Valid 38 0.625 0.514 Valid 17 0.701 0.514 Valid 39 0.234 0.514 Invalid

18 0.623 0.514 Valid 40 0.602 0.514 Valid 19 0.693 0.514 Valid 41 0.652 0.514 Valid 20 0.680 0.514 Valid 42 0.684 0.514 Valid 21 0.579 0.514 Valid 43 0.629 0.514 Valid 22 0.615 0.514 Valid 44 -0.085 0.514 Invalid

Sumber: Data Primer diolah, 2011

Berdasarkan uji coba angket penelitian kompetensi profesional, dan

kompetensi sosial guru yang terdiri dari 44 butir pertanyaan, setelah di uji

cobakan pada 15 guru kemudian dianalisis menggunakan validitas product

moment dengan bantuan SPSS versi 16.0 dari 44 butir pertanyaan angket tersebut pada taraf signifikan 5% dengan n= 15 diperoleh nilai rtabel sebesar 0.514.

Berdasarkan tabel 3.3 dari hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan ternyata

terdapat 6 item pertanyaan yang tidak valid. Oleh karena itu item pertanyaan

tersebut dibuang atau tidak dipakai dalam penelitian, karena setiap indikator sudah

terwakili oleh butir pertanyaan yang valid.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Uji reliabilitas ini menggunakan reliabilitas


(66)

dari hasil pengujian > 0,60 maka dapat dikatakan bahwa konstruk atau variabel ini

adalah reliabel (Nunnally, 1960 dalam Ghozali, 2006).

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas dari 15 responden diperoleh

cronbach’s alpha 0,925, sedangkan kriteria Nunnally 1960 suatu konstruk

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Karena nilai

cronbach’s alpha lebih besar dari kriteria Nunnally 1960, maka instrumen

penelitian dinyatakan reliabel.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Metode Analisis Deskriptif Presentase

Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mendeskripsikan persentase

masing-masing variabel bebas yaitu kompetensi profesional dan kompetensi sosial

guru. Pengukuran pada variabel yang diungkap dilakukan dengan memberikan

skor dari jawaban angket yang diisi oleh responden. Dengan ketentuan sebagai

berikut:

A diberi skor 5

B diberi skor 4

C diberi skor 3

D diberi skor 2

E diberi skor 1

Perhitungan indeks persentase dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan antara kompetensi profesional guru dengan ptrestasi belajar siswa : studi korelasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Legok-Tangerang

0 13 80

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU EKONOMI SMA KOTA SEMARANG

1 11 29

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU, KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI (AKUNTANSI) MELALUI MOTIVASI BELAJAR SISWA

0 4 233

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 PATI TAHUN 2009 2010

0 14 106

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Ekonomi SMA di Kota Tegal

1 140 111

(ABSTRAK) PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 PATI TAHUN 2009/2010.

0 0 3

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI AKUNTANSI DI SMA NEGERI 11 SEMARANG.

0 0 1

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU EKONOMI AKUNTANSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK KABUPATEN MAGELANG.

0 0 105

Pengaruh Kompetensi Profesional Dan Produktivitas Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMK di Kota Semarang.

0 0 1

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK, KEPRIBADIAN, PROFESIONAL DAN KOMPETENSI SOSIAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA SMA NEGERI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 15