DAMPAK POLA PELATIHAN MODEL KOREA TERHADAP PRESTASI ATLET ATLETIK JAWA BARAT PADA PERSIAPAN PON XVIII RIAU 2012.

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul. D Pengertian Prestasi. Online . Tersedia: http://www.sarjanaku.com/2011/02/prestasi-belajar.html

Apriyanto. 2008. Daya Tahan Kekuatan. Online . Tersedia : Okeeducation.blogspot.com. Arikunto. (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bany dan Johnson. 1975. Pengertian Kepemimpinan. Online . Tersedia :

http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/22/kepemimpinan/

Dikdik. Komarudin. (2008). Pedoman Mengajar dan Melatih Atletik.Bandung:FPOK UPI Ezim . M (2009). Daya Tahan. Online . Tersedia : http// Ezimoweri.blogspot.com

Glass & Hopkin, (1979). Pengertian expost facto Online .Tersedia :http //www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/penelitian-ex-post-facto

Harsono. (1988). Coaching and Training. Bandung: C.V. Tambak Kusuma

Ismail, A. (2011). Profil Kondisi Fisik Atlet Dayung Jawa Barat Dikaitkan Dengan Prestasi

pada Event PON XVII Di Kalimantan Timur. Skripsi pada FPOK UPI Bandung : tidak

diterbitkan

Kerlinger, (1993). Expost Facto. Online . Tersedia:

http://ecourse.amberton.edu/grad/RGS035E1/ READ4. HTML

Komite Olahraga Nasional Indonesia Provinsi Jawa Barat (2012). Laporan Kontingen Jabar

pada Pekan Olahraga Nasional Ke XVIII Di Riau, Bandung : Koni Provinsi Jawa Barat

Nurhasan. Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK – UPI. Nurhasan, Hasanudin, Nidaul. (2008). Statistika. Bandung : Buku Ajaran FPOK UPI

Persatuan Atletik Seluruh Indonesia Provinsi Jawa Barat (2011) . Laporan Kontingen Jabar

pada pra PON Di Jakarta. Bandung : Pasi provinsi Jawa Barat.

Sardiman A.M. Pengertian Prestasi. Online Tersedia: http//tentangkomputerkita.blogspot.com, 2001

Sidik.dkk. (2007). Modul Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK – UPI. Sidik. (2009). Bahan Ajar Kondisi Fisik. Bandung FPOK-UPI

Sherif. 1954. Kepemimpinan . Online . Tersedia


(2)

Sunartombs.wordpress (2009).Pengertian prestasi secara umum. Online . Tersedia: [http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi.html Suharno. Agilitas. Online . Tersedia: http//Anggaway89.wordpress.com,2010

Sumoprawiro. Prestasi Olahraga. Online . Tersedia: http//jurnalilmiaholahraga.blogspot.com, 2009

Sutrisno. H. Metode-metode Penelitian. Online . Tersedia

:http://setiawantopan.wordpress.com/2012/02/22/metode-penelitian-dan-metode-penelitian/

Susanto. Prestasi. Online . Tersedia:http//www.cantiknyailmu.co.cc , 2011

Tutko dan Richards (1971). Gaya Kepemimpina Pelatih. Online . Tersedia : http://www.kompasiana.edukasi.com

Ubaid. Z. (2010) Peregangan Statis, Peregangan Dinamis, Peregangan Balistik, dan Peregangan dibantu pasangan/alat. Online . Tersedia : http://Zakyubaid.blogspot.com, 2010/07peregangan.html.

_ _ _ _http://atletik-lompattinggi.blogspot.no/2011/06/lompat-tinggi-gaya-straddle.html _ _ _ _http://meutuah.com/edukasi/teknik-dasar-lompat-tinggi.htm


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap cabang olahraga terutama yang bersifat kompetisi atau pertandingan tentunya setiap pelatih dan atletnya ingin mencapai hasil akhir yaitu prestasi yang tinggi. Prestasi tersebut adalah kemenangan atau penghargaan di setiap Kejuaraan atau Pertandingan, baik itu Kejuaraan Nasional maupun Internasional. Adapun pengertian prestasi secara umum menurut Abdul Dahar (dalam www.sarjanaku.com/2011/02/prestasi-belajar.html) adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja atau latihan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai setelah mencapai dan melalui proses pelatihan sehingga para atlet memiliki kemampuan dan keterampilan olahraga yang tinggi. Dengan demikian dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan prestasi atlet dalam olahraga tidak ada jalan lain bahwa pola latihan yang baik yang akan menentukan dalam pencapaian prestasi yang tinggi. Latihan diartikan sebagai keseluruhan proses persiapan yang sistematik bagi atlet untuk mencapai prestasi tinggi. Lebih luasnya lagi pengertian latihan adalah proses yang sistematis dalam berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya. (Harsono, 1988).

Latihan fisik adalah bagian terpenting untuk semua cabang olahraga. Tujuannya adalah untuk membentuk kondisi tubuh sebagai dasar untuk meningkatkan ketahanan, kebugaran, dan pencapaian suatu prestasi. Seperti yang di katakan oleh Sajoto, mengatakan bahwa kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang


(4)

atlet bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat di tawar-tawar lagi. Berkenaan dengan kondisi fisik tersebut, terdapat beberapa komponen fisik yang dasar yaitu :

1. Kekuatan, adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. (Sidik,2007:61).

2. Kelentukan , adalah kemampuan gerak dalam ruang gerak sendi yang seluas-luasnya. (Sidik, 2007:70).

3. Kecepatan , adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau bagian dari system pengungkit tubuh atau kecepatan dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat. (Sidik, 2007:73).

4. Daya tahan, adalah kemampuan fisik seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang relative lama. (Sidik, 2007:77).

Beberapa manfaat dari latihan kondisi fisik diantaranya adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani, selain itu keadaan kondisi fisik yang baik akan mempengaruhi pula terhadap aspek-aspek kejiwaan yang berupa peningkatan motivasi kerja, semangat kerja, rasa percaya diri, ketelitian dan lain sebagainya. Dalam konteks yang lebih khusus yaitu dalam kegiatan olahraga, maka kondisi fisik seseorang akan mempengaruhi bahkan menentukan gerak penampilannya. Karena dengan kondisi fisik yang baik seperti yang di kemukakan oleh Harsono (1988:153) bahwa kondisi fisik yang baik akan berpengaruh terhadap fungsi dan system organisme tubuh antara lain berupa :

 Akan ada peningkatan dalam kemampuan system sirkulasi dan kerja jantung.

 Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, dan komponen kondisi fisik lainnya.


(5)

 Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ tubuh setelah latihan.

 Akan ada respon yang cepat dari organism tubuh kita apabila sewaktuwaktu respon demikian dibutuhkan.

Dengan demikian faktor kondisi fisik sangat penting peranannya dalam pencapaian prestasi, program latihan kondisi fisik harus tertata dengan baik, dirancang, dan dilaksanakan secara baik dan sistematis sehingga bisa meningkatkan kebugaran jasmani atlet.

Kesiapan para atlet atletik Jawa Barat tidak hanya di lihat dari segi kondisi fisik tetapi juga dilihat dari persiapan atlet, pelatih dan mekanik yang semakin berkembang dan menunjukan kecenderungan kualitas prestasi yang semakin meningkat. Hal ini ditunjukan dari hasil sentralisasi PELATDA (Pelatihan Latihan Daerah) JABAR PON XVIII Riau atau Pra-PON yang dilaksanakan pada tahun 2012 di Jakarta.

Dilihat dari hasil Pra-PON, secara garis besar atlet atletik Jawa Barat telah memenuhi syarat standard yaitu lolos dalam setiap seleksi pra-PON Riau 2012. Jumlah atlet yang berhasil lolos babak kualifikasi adalah 36 atlet yang ditangani oleh 10 pelatih dan 2 pelatih asal Korea Selatan. Sehingga dalam penanganan para atlet diserahkan kepada pelatih masing-masing. Keberadaan pelatih Korea dalam hal ini adalah sesuai dengan tujuan KONI bahwa mereka akan membantu meningkatkann kualitas para atlet. Sehingga kemungkinan ini bisa terjadi jika terjadi komunikasi dan koordinasi yang harmonis dalam pelatihannya. .

Untuk mencapai prestasi yang tinggi di ajang Nasional seperti PON XVIII di Riau, para Pembina dan pelatih Jawa Barat mendatangkan pelatih dari Korea Selatan untuk menerapkan Model pelatihannya untuk persiapan PON di Riau. Menelusuri sejarah olahraga di Korea Selatan. Olahraga di Korea Selatan sudah cukup berkembang sejak dulu. Artikel utama di Wikipedia mengatakan bahwa Kemajuan ekonomi yang pesat pada dekade-dekade terakhir telah


(6)

meningkatkan secara drastis minat rakyat Korea Selatan terhadap olahraga. Semakin banyak orang saat ini berlatih dan berkompetisi dalam berbagai kompetisi olahraga yang terorganisasi. Mempertimbangkan luas wilayah dan jumlah penduduknya, Korea Selatan mencapai prestasi olahraga yang baik.Korea Selatan adalah negara satu-satunya di Asia yang berhasil masuk kualifikasi Piala Dunia FIFA sebanyak tujuh kali. Pada tingkat Internasional, prestasi terbesar yang dicapai Korea Selatan adalah penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas tahun 1988 dan Piala Dunia FIFA 2002 dengan Jepang.Selain itu, pada tahun 2011, kota Daegu terpilih sebagai tempat penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Atletik IAAF tahun 2011, salah satu tiga peristiwa olahraga dunia terpenting di samping Olimpiade dan Piala Dunia FIFA.

Prestasi yang telah di capai oleh Korea Selatan adalah antara lain :

1. Korea Selatan pertama kali ikut ambil bagian dalam Olimpiade Musim Panas di London pada tahun 1948 dengan menggunakan bendera nasionalnya sendiri.

2. Pada tahun 1936, pelari marathon Korea, Sohn Kee-chung, meraih medali emas Olimpiade Berlin 1936, namun tampil sebagai anggota tim Jepang, karena pada saat itu Korea masih berada di bawah penjajahan Jepang.

3. Atlet-atlet Korea Selatan mencapai prestasi yang semakin baik dalam setiap Olimpiade. Pada Olimpiade Montreal tahun 1976, Korea Selatan berada pada peringkat ke-19 di antara lebih dari 100 negara peserta.Pada Olimpiade Los Angeles pada tahun 1984, Korea Selatan mencapai peringkat ke-10 di antara 140 negara dan pada tahun 1988 menempati posisi ke-4 dari 160 negara di Olimpiade Seoul.

4. Korea Selatan mendapat peringkat ke-7 dalam perolehan medali pada Olimpiade Barcelona tahun 1992.


(7)

5. Pada Olimpiade Barcelona pada tahun 1992, Korea Selatan mendapatkan 12 emas, 5 perak, dan 12 perunggu.Pada Olimpiade Atlanta tahun 1996, Korea Selatan menempati posisi ke-10 dan 4 tahun kemudian di Olimpiade Sydney tahun 2000 menempati posisi 12 dengan perolehan medali emas 8 buah, 9 perak, dan 11 perunggu. Pada Olimpiade Athena tahun 2004, Korea meraih 9 emas, 12 perak, dan 9 perunggu di posisi 9.

6. Prestasi Korea Selatan di Olimpiade Beijing, Cina, pada tahun 2008 dianggap sebagai yang terbaik sepanjang sejarah olahraga Korea Selatan. Pada saat itu, Korea Selatan menempati posisi ke-7 dengan perolehan medali 13 emas, 10 perak dan 8 perunggu. Pencapaian terbaik antara lain medali emas pertama di cabang renang oleh Park Tae-hwan, medali emas diperoleh tim baseball dan 5 rekor dunia dipecahkan oleh lifter angkat berat Jang Mi-ran.

7. Pada event Olimpiade 2012 di London, Korea berhasil mendapatkan 28 medali yaitu : 13 emas, 8 perak, dan 7 perunggu. Dan menjadi peringkat ke 5 di dunia.

Dilihat dari semua pencapain prestasi yang telah ditorehkan oleh Korea Selatan, ini membuktikan bahwa kredibilitas dan kualiatas pelatih Korea sangat baik di ajang Internasional. Hal inilah yang ingin diterapkan kepada atlet atletik Jawa Barat dalam persiapan menuju PON 2012 di Riau. Tujuan dari pelatihan model Korea adalah untuk mencapai “Jabar Terkini” dan dengan iman dan takwa menjadi nomer 1, terunggul dari kekuatan Nasional.

Memiliki pelatih asing tentu akan ada kemungkinan-kemungkinan akan munculnya permasalahan yang akan terjadi di lapangan pada saat proses pelatihan. Maka penulis dapat mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan masalah yang akan terjadi antara lain :

1. Kesulitan bahasa dalam berkomunikasi antara Pelatih dan Atlet, sehingga menyulitkan atlet untuk mengerti apa yang dikatakan oleh Pelatih.


(8)

2. Mental para atlet Jawa Barat untuk dapat menyesuaikan diri dengan pola pelatihan yang diberikan oleh Pelatih Korea.

Dengan adanya pola pelatihan Korea di Jawa Barat, peneliti menganggap penting untuk mengangkat masalah ini dalam penelitian dengan harapan hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi tim atletik Jawa Barat khususnya tim-tim dari daerah lain umunya, sebagai bahan acuan untuk menghadapi event PON di masa mendatang. Oleh sebab itu, peneliti berkeinginan untuk membuat penelitian tentang dampak pola pelatihan model Korea dan mengambil judul “DAMPAK POLA PELATIHAN MODEL KOREA TERHADAP PRESTASI

ATLET ATLETIK PADA PERSIAPAN PON XVIII RIAU 2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin mengangkat permasalahan sebagai berikut :

Apakah Pola Pelatihan Korea memberikan dampak yang signifikan terhadap prestasi atletik Jawa Barat pada PON 2012.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dampak atau pengaruh pola pelatihan Korea terhadap prestasi atlet atletik Jawa Barat pada PON 2012.

2. Untuk mengetahui gambaran peningkatan prestasi atlet atletik Jawa Barat pada PON 2012 di Riau.


(9)

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang kita lakukan harus mempunyai tujuan dan mengandung maksud-maksud tertentu. Menurut Sutrisno Hadi (setiawantopan.wordpress.com/2012/02/22/metode-penelitian-dan-metode-penelitian) bahwa “Penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Karena itu, tujuan penelitian sebaiknya dirumuskan berdasarkan rumusan masalahnya”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan informasi dan tambahan pembendaharaan pengetahuan umum khusunya

bagi para Pembina, pelatih, dan atlet olahraga atletik.

2. Sebagai bahan masukan dalam usaha memberikan gambaran sebagai bahan acuan bagi para pelatih dan pembinaan atletik.

E. Batasan Penelitian

Demi kelancaran dan terkendalinya pelaksanaan penelitian ini dibatasi sebagai berikut : 1. Ruang lingkup penelitian ini menekankan pada pola pelatihan Korea terhadap atlet

atletik Jawa Barat pada PON 2012 di Riau.

2. Populasi dan sampel yang menjadi objek penelitian ini adalah atlet atletik Jawa Barat yang akan mengikuti Pon 2012 Riau.

F. Batasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini,adapun penjelasan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(10)

menjelaskan bahwa”apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja atau latihan”.

2. Latihan. (Harsono, 1988) menjelaskan bahwa “proses yang sistematis dalam berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya”.

3. Kondisi Fisik. Sajoto (dalam Sidik, 2007:51) menjelaskan bahwa “ kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi”.


(11)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis, menyimpulkan hasil penelitian dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting sebab dalam menggunakan metode penelitian yang tepat, diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Disamping itu, penggunaan metode tergantung pada permasalahan yang dibahas, dengan kata lain suatu penggunaan metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan adanya perubahan yang positif menuju tujuan yang di harapkan. Sedangkan suatu metode dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, biaya, fasilitas, dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin namun mencapai hasil maksimal. Metode yang dikatakan relevan apabila waktu penggunaan pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.

Sesuai dengan penelitian ini, tujuan penelitian di titik beratkan untuk mengetahui seberapa besar dampak dari model pelatihan Korea terhadap atlet atletik Jawa Barat di PON XVIII Riau 2012. Adapun metode penulisan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian ex post facto secara harafian berarti “sesudah fakta”, karena kausa atau sebab yang diselidiki tersebut sudah berpengaruh terhadap variabel lain. Penelitian ini disebut penelitian kausal komparatif karena dimaksud untuk menyelidiki kausa yang mungkin untuk suatu pola prilaku yang dilakukan dengan cara membandingkan subjek dimana pola tersebut ada dengan subjek yang serupa dimana pola tersebut tidak ada atau berbeda (Glass & Hopkin, 1979). Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah satu atau lebih kondisi yang sudah terjadi mungkin menyebabkan perbedaan perilaku pada subjek. Dengan kata lain, penelitian ini untuk


(12)

menentukan apakah perbedaan yang terjadi antar kelompok subjek (dalam variabel independen) menyebabkan terjadinya perbedaan pada variabel dependen.

Hal serupa dikemukakan oleh Kerlinger (1993) mendefinisikan penelitian ex post facto adalah penemuan empiris yang dilakukan secara sistematis, peneliti tidak melakukan kontrol terhadap variable-variabel bebas karena manifestasinya sudah terjadi atau variable-variabel tersebut secara inheren tidak dapat dimanipulasi.

Berdasarkan uraian tersebutpeneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian ex post facto merupakan penelitian eksperimen yang juga menguji hipotesis tetapi tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab kurang etis untuk memberikan perlakuan atau memberikan manipulasi.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Setiap penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti terlebih dahulu perlu menentukan populasi yang dapat dijadikan sebagai sumber data untuk keperuan penelitiannya, populasi tersebut dapat berbentuk manusia, nilai-nilai dokumen dan peristiwa yang disajikan objek penelitian.

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang mempunyai fisik umum. Dalam hal ini Sugiono (2010:117) menjelaskan sebagai berikut “

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya”. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari,


(13)

tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi yang di ambil disini adalah atlet PELATDA Atletik Jawa Barat untuk PON XVIII Riau tahun 2012.

2. Sampel

Adapun yang dimaksud dengan sampel yang dijelaskan oleh Sugiyono (2010:118) adalah “bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Sampel yang diambil 27 orang jumlah atlet atletik Jawa Barat. Pengambilan sampel diambil atas dasar hasil Sentralisasi PELATDA Jawa Barat PON XVIII Riau 2012 yang dilaksanakan pada Kejurnas di Jakarta tahun 2011.

Table 3.1

Atlet yang lolos Sentralisasi Pelatda Jabar (Pra-Pon) N

O

NAMA NO. PERTD WAKTU Ket

1 Umar Wira 400 Meter Putra 0:00’49”59 2 Zaenu Dahlan 400 Meter Putra 0:00’49”71 3 Yusup Yusnadi 4x400 Meter Putra 0:03’21”00 4 Farrel

Oktaviandi

100 Meter Putra 0:00’10”78 5 Kaharuddin 800 Meter Putra 0:01’55”20 6 Insan

Hadikusumah

Lompat Jauh Putra 6,8 Meter 7 Saeful Rahman 3000 Meter

Stapleechase

0:09’52”17 8 Ricky Wibowo Dasa Lomba 4249point 9 Yuliar

Sujatmiko

Lempar Lembing 59,17m 10 Abdul haris 800 Meter Putra 0:01’51”34 11 Rio prasetyo 400 Meter Gawang

Putra

0:00’54”32

12 KM Muhammad 3000 Meter

Stapleechase

0:09’29”59 13 Hendro 10.000 Meter Jalan

Cepat

1:39’21”00 14 Dudung Suhendi Lontar Martil 55,96 Meter 15 Mira Maryanti 4x100 Meter 0:00’49”70


(14)

17 Neneng Risma 4x100 Meter 0:00’49”70

18 Enung Sapta lomba 3832 point

19 Emma 4x400 Meter 0:04’08”33

20 Neng Rina 4x400 Meter 0:04’08”33 21 Ika Puspa Loncat Tinggi 1,70 Meter 22 Eki Pebri Tolak Peluru 13,19 Meter 23 Osidah 1500 Meter Putri 0:04’55”31 24 Abigail dwi 1500,4x400m 0:04’55”17 25 Nia Meilani Lontar Martil Putri 44,19M 26 Idah Milawati Sapta lomba 3542 point 27 Nazriah 100 Meter Gawang 0:00’15”70

Sumber: Laporan Kontingen Atletik Jabar pada Kejuaraan Nasional di Jakarta Tahun 2011. C. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan penafsiran istilah dalam penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan mengenai istilah yang di gunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Latihan adalah “sebagai keseluruhan proses persiapan yang sistematik bagi atlet untuk mencapai prestasi tinggi. Lebih luasnya lagi pengertian latihan adalah proses yang sistematis dalam berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya. (Harsono, 1988). Dalam hal ini menjelaskan bagaimana proses pelatihan menurut model Korea pada PON XVIII Riau 2012.

2. Alat Pengukuran. Nurhasan (2007:03) menjelaskan bahwa,” dengan alat pengukuran kita

akan mendapat hasil pengukuran.

3. Kondisi Fisik adalah “salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha

peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi” Sajoto (dalam Sidik, 2007:51).


(15)

4. Prestasi. Abdul Dahar (http://www.sarjanaku.com/2011/02/prestasi-belajar.html) “apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja atau latihan.”.

D. Desain Penelitian

Wiersma (1991) dalam Emzir (2009) mengemukakan kriteria-kriteria untuk suatu desain penelitian ekperimental yang baik di antaranya:

 Kontrol eksperimental yang memadai.

 Mengurangi artifisialitas (dalam merealisasikan suatu hasil eksperimen ke non eksperimen).

 Dasar untuk perbandingan dalam menentukan apakah terdapat pengaruh atau tidak.

 Informasi yang memadai dari data yang akan di ambil untuk memutuskan hipotesis

 Data yang di ambil tidak terkontaminasi dan memadai dan mencerminkan pengaruh. Desain penelitian yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Test Parameter. Penulis akan membandingkan proses dan hasil setiap pelaksaan test parameter. Kemudian di identifikasi input, proses, dan outcome dari hasil test tersebut.

Test Parameter tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut : - Strength Dinamis : ST.B.JUMP : 2,71(3.30)=86,9%

ST.T JUMP : 8,45(9,65)=89% ST.V.JUMP : 72cm (1m)=72% - Strength Statis : H.SQUAT: 150 kg


(16)

Uraian langkah-langkah pengambilan dan pengelolaan data penelitian yng penulis lakukan dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 3.1

Langkah-langkah Pengambilan data dan Pengelolaan Data POPULASI

TEST HASIL SENTRALISASI PRA-PON JABAR AWAL 2012

TOTAL WAKTU DAN JARAK

SAMPEL SEBANYAK 27 ORANG

PENGAMATAN EXPOST FACTO

HASIL AKHIR PON XVIII RIAU 2012 TOTAL WAKTU DAN SEMUA JARAK


(17)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Hasil dari pengelolaan data ini kemudian akan dijadikan sebagai sebuah kesimpulan dari hasil penelitian dan akan menjawab permasalahan yang ada. Instrumen yang digunakan dengan penelitian mendata hasil test parameter yang akan diperoleh dari :

- Hasil test awal keseluruhan total jarak dan waktu Pelatda Atletik pada saat pra-PON. - Hasil keseluruhan waktu dan jarak pada atlet atletik Jawa Barat pada PON Riau XVIII

2012

F. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data diperoleh dari hasil penelitian, selanjutnya adalah mengelola dan mengunakan rumus-rumus statistika. Langkah-langkah pengelolaan data sebagai berikut : 1. Menghitung nilai rata-rata hasil skor :

X

=

n X

Arti tanda-tanda rumus datas adalah:

HASIL PENGOLAHAN DATA


(18)

X = skor yang diperoleh n = jumlah sampel/orang

∑ = jumlah

2. Menghitung setandar devisiansi atau simpangan baku dari kelompok dengan menggunakan rumus:

1 X Xi 2   

n S Keterangan:

S = simpangan baku yang dicari ∑ = jumlah dari

X = nilai data mentah

X = nilai rata - rata yang dicari

n = jumlah sampel

3. Menguji normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors. Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak karena akan menentukan metoda statistika yang akan digunakan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Menyusun data hasil pengamatan yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai besar.

b. Pengamatan X1, X2, ……, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ……., Zn dengan menggunakan rumus:

S X Xi

Zi 


(19)

Zi = bilangan baku ke i

X = rata-rata kelompok sampel

S = simpangan baku kelompok sampel Xi = data hasil observasi ke i

c. Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung pula peluang seperti pada rumus berikut:

F (Zi) = P (Z ≤ Zi)

Selanjutnya dihitung proporsi Zi, Z2, …….., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka :

� � = �� ���

1, 2… … ….

d. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga-harga mutlak tersebut, kriteria uji normalitas adalah:

f. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini (Lo).

g. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Liliefors, dengan taraf nyata α (penulis menggunakan α = 0,05). Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, Jika Lo yang diperoleh dari pengarnatan melebihi L dari daftar kritis uji Liliefors. Dalam hal lain hipotesis nol diterima.

4. Menguji homogenitas sampel dengan rumus: Terbesar

Variansi F


(20)

Kriteria pengujian homogenitas adalah tolak jika, F > F1 �2 (�1, �2), kedua kelompok tersebut homogen dan bila Fhitung> Ftabel maka tidak homogen.

5. Untuk menguji diterima atau ditolaknya hipotesis melalui pendeatan uji kesamaan dua rata-rata, uji dua pihak (uji t). Apabila data tersebut distribusi normal dan homogen, maka rumus yang digunakan :

t =

X

1 n 2

+

1

n

dengan

=

� −1 �

2 +( 1)� ²

� −� −2

Keterangan :

T = Nilai signifikasi yang dicari

X

=

Skor rata-rata tes awal atau variabel 1 X = Skor rata-rata tes awal atau variabel 2

S = Simpangan baku gabungan

S² = Variansi sampel tes awal variabel I S² = Variansi sampel tes awal variabel II


(21)

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Model pelatihan Korea memberikan dampak yang signifikan hanya pada peningkatan kuantitas medali pada PON XVIII Riau 2012.

2. Model pelatihan Korea memberikan dampak penurunan yang signifikan terhadap pencapaian skor, waktu dan jarak pada atlet atletik Jawa Barat.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan diatas, penulis mengajukan rekomendasisebagai berikut :

1. Kepada berbagai pihak yang terkait dengan pelatihan Korea dalam hal ini KONI dan PASI Jawa Barat, untuk bisa memperkirakan kendala-kendala yang akan terjadi pada saat pelatihan menggunakan pola pelatihan Korea sehingga bisa mengantisipasi kendala-kendala tersebut dengan baik.

2. Akan lebih baik apabila KONI terjun langsung ke lapangan untuk mengawasi dan memantau pola latihan Korea, sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak terduga KONI bisa langsung memberikan solusi dan latihan akan berjalan lebih kondusif dan efektif. 3. Proses pelatihan akan berjalan dengan lancar apabila KONI memperhatikan kendala

bahasa yang terjadi pada saat latihan. Apabila komunikasi tidak berjalan dengan baik, maka program latihan tidak akan tersampaikan dengan baik juga.


(23)

4. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai akan memberikan kontribusi yang besar dalam proses latihan. Dalam hal ini KONI bisa lebih memperhatikan alat dan media yang disediakan di lapangan, sehingga proses latihan tidak terkendala oleh alat.

5. Bagi peneliti lain yang berminat pada masalah yang sama, penulis menyarankan agar melakukan penelitian lebih lanjut dengan ruang lingkup yang lebih luas, misalnya dengan sampel yang lebih besar.

6. Mungkin model latihan Korea ini akan lebih baik jika diselengarakan tidak hanya 3 bulan lebih lama waktunya akan lebih baik, sehingga persiapan untuk pertandingan dapat memberikan kematangan baik secara mental maupun fisik untuk para atlet.


(24)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... DAFTAR BAGAN ... DAFTAR GAMBAR………. DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Penelitian ... 8

F. Batasan Istilah ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Olahraga Atletik di Korea Selatan... 10

B. Perkembangan Olahraga Atletik di Indonesia……… 11

C. Komponen Fisik Olahraga Atletik ... 23

1. Kekuatan (Strength) ... 24

2. Kelentukan (Flexibility) ... 25

3. Kecepatan(Speed) ... 26

4. Daya Tahan (Endurance)... 27

D. Prinsip Latihan ... 27

1. Prinsip Over Load ... 28

2. Prinsip Kesadaran ... 29

3. Prinsip Individualis ... 29

E. Pola Pelatihan Korea ... 30

F. Hakekat Prestasi ... 32

1.Pengertian Prestasi ... 32

2.Pengertian Olahraga dan Faktor-Faktor Penunjangnya ... 33

3.Prestasi Tim Atletik Jawa Barat pada PON XVIII Riau. ... 35


(25)

H. Anggapan Dasar ... 39

I. Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 42

B. Populasi dan Sampel Penelitian ………..…….. 43

C. Definisi Operasional ………. 45

D. Desain Penelitian ……….. 46

Halaman E. Instrumen Penelitian ... 48

F. Prosedur Pengolahan Data ... 49

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Pengolahan dan Analisis Data ... 53

B. Diskusi Penemuan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Rekomendasi ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(26)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

a. Korea Training Program...…………... 31

b. Data Prestasi Atlet Nomor Lari di PON.…………... 36

c. Data Prestasi Atlet Nomor Lompat,Lontar, Loncat, Tolak Peluru di PON... 36

d. Data Prestasi Atlet Nomor Dasalomba dan Saptalomba di PON.…………... 36

e. Data Atlet Pra-PON ... 44

f. Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan baku ... 53

g. Perhitungan Uji Normalitas……… 54

h. Perhitungan Uji Kesamaan Dua Rata-Rata……… 55


(27)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman


(28)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

a. Nomor Sprint ... 14

b. Nomor Lari Jarak Menengah dan Jauh ... 15

c. Nomor Lari Estafet... 16

d. Nomor Lari Gawang... 16

e. Nomor Lari Stapleechase... 17

f. Nomor Lompat Jauh... 18

g. Nomor Lompat Jangkit... 18

h. Nomor Tinggi... 19

i. Nomor Lompat Tinggi Galah... 20

j. Nomor Lempar Lembing... 20

k. Nomor Tolak Peluru ... 22

l. Nomor Lempar Cakram... 22

m. Nomor Lontar Martil... 14

n. Penambahan beban Latihan bertahap... 28


(29)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Prosedur Pelaksanaan Tes dan Pengukuran………. 62


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... DAFTAR BAGAN ... DAFTAR GAMBAR………. DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Penelitian ... 8

F. Batasan Istilah ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Olahraga Atletik di Korea Selatan... 10

B. Perkembangan Olahraga Atletik di Indonesia……… 11

C. Komponen Fisik Olahraga Atletik ... 23

1. Kekuatan (Strength) ... 24

2. Kelentukan (Flexibility) ... 25

3. Kecepatan(Speed) ... 26

4. Daya Tahan (Endurance)... 27

D. Prinsip Latihan ... 27

1. Prinsip Over Load ... 28

2. Prinsip Kesadaran ... 29

3. Prinsip Individualis ... 29

E. Pola Pelatihan Korea ... 30

F. Hakekat Prestasi ... 32

1.Pengertian Prestasi ... 32

2.Pengertian Olahraga dan Faktor-Faktor Penunjangnya ... 33

3.Prestasi Tim Atletik Jawa Barat pada PON XVIII Riau. ... 35


(2)

H. Anggapan Dasar ... 39

I. Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 42

B. Populasi dan Sampel Penelitian ………..…….. 43

C. Definisi Operasional ………. 45

D. Desain Penelitian ……….. 46

Halaman E. Instrumen Penelitian ... 48

F. Prosedur Pengolahan Data ... 49

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Pengolahan dan Analisis Data ... 53

B. Diskusi Penemuan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Rekomendasi ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

a. Korea Training Program...…………... 31

b. Data Prestasi Atlet Nomor Lari di PON.…………... 36

c. Data Prestasi Atlet Nomor Lompat,Lontar, Loncat, Tolak Peluru di PON... 36

d. Data Prestasi Atlet Nomor Dasalomba dan Saptalomba di PON.…………... 36

e. Data Atlet Pra-PON ... 44

f. Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan baku ... 53

g. Perhitungan Uji Normalitas……… 54

h. Perhitungan Uji Kesamaan Dua Rata-Rata……… 55


(4)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

a. Nomor Sprint ... 14

b. Nomor Lari Jarak Menengah dan Jauh ... 15

c. Nomor Lari Estafet... 16

d. Nomor Lari Gawang... 16

e. Nomor Lari Stapleechase... 17

f. Nomor Lompat Jauh... 18

g. Nomor Lompat Jangkit... 18

h. Nomor Tinggi... 19

i. Nomor Lompat Tinggi Galah... 20

j. Nomor Lempar Lembing... 20

k. Nomor Tolak Peluru ... 22

l. Nomor Lempar Cakram... 22

m. Nomor Lontar Martil... 14

n. Penambahan beban Latihan bertahap... 28


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Prosedur Pelaksanaan Tes dan Pengukuran………. 62