DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI ATLET RENANG JAWA BARAT.

(1)

SKRIPSI

Diajukanuntuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

STABIT SYARIFUDDIN 1002206

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Oleh

STABIT SYARIFUDDIN

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

©Stabit Syarfuddin 1015 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,difotocopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Stabit Syarifuddin 1002206

DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI ATLET RENANG JAWA BARAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing 1

Dr. Komarudin, M.Pd NIP. 197204031999031003

Pembimbing II

Dr. Rd Boyke Mulyana, M.Pd NIP. 196312091988031001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Dr. Rd. Boyke Mulyana, M.Pd NIP. 196210231989031001


(4)

Pembimbing 1 : Dr. Komarudin M.Pd Pembimbing 2 : Dr. R Boyke Mulyana M.Pd

Stabit Syarifuddin 1002206

Sports is an activity to train human, not only physically but also spiritually. Swimming is one of the sports recognized by Indonesian people. This is proven by the inclusion swimming in various sports championship. The deciding factors in optimum achievements in sports can be classified/grouped in 4 aspects i.e: biological, psychological, enviromental, & supporting aspects. Based on the description above, it can be concluded that: in athlete’s achievement, there are 4 contributing factors that are 1) Biological Aspects comprise potential or body’s basic ability, body organs’ functions, body stature, & nutrients. 2) Psychological aspects compr ise intellectuality, motivation, personality, & movement coordination. 3) Environmental aspects comprise social, facilities and infrastructures, & weather or climates. 4) Supporting aspects comprise coach, training program, & award/bonus. Therefore it is suggested for athletes who wa nt maximum achievements to pay attention to four aspects above. Based on the result of the research, calculation, and data analysis, author can conclude that the aspects mentioned are showing contributions to swimming athletes as big as 77%. This means every support parents give during training or match heavily influences athlete’s achievements, while the rest 23% is decided by other factors, such as intelligence, the ability to control emotion, and the athlete’s maturity itself.

*Student’s Research of Sports Coaching Education Department, FPOK UPI, Class of 2011.


(5)

DAFTAR ISI Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Penelitian...5

D. Kegunaan Penelitian ...6

E. Batasan Masalah ...6

F. Batasan Istilah ...7

G. Struktur Organisasi...8

BAB II KAJIAN TEORI, ANGGAPAN DASAR & HIPOTESIS ...9

A. Kajian Pustaka ...9

1. Hakekat Olahraga Renang ...9

a. Karakteristik Cabang Olahraga Renang ...10

2. Renang Sebagai Olahraga Rekreasi, Olahraga Kesehatan, Olahraga Pendidikan, dan Olahraga Prestasi...11

a. Renang Sebagai Olahraga Rekreasi ...11

b. Renang Sebagai Olahraga Pendidikan ...11

c. Renang Sebagai Olahraga Kesehatan...12

d. Renang Sebagai Olahraga Prestasi ...12

3. Hakikat Prestasi...13

4. Hakikat Dukungan Orang Tua ...15

5. Motivasi berprestasi ...17

a. Pengertian Motivasi Berprestasi...17


(6)

6. Dukungan Orang Tua...27

7. Prestasi ...29

B. Anggapan Dasar ...30

C. Hipotesis ...32

BAB III METODELOGI PENELITIAN ...33

A. Metode Penelitian ...33

B. Populasi dan Sampel Penelitian...36

C. Waktu dan Tempat Penelitian. ...37

D. Desain Penelitian ...38

E. Istrumen Penelitian ...39

F. Proses Pengembangan Instrument ...43

G. Teknik Pengumpulan Data ...44

H. Analisis Data ...45

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA ...53

A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data...53

B. Pengujian Hipotesis...56

C. Diskusi Penemuan ...57

BAB V KESIMPULAN...60

A. KESIMPULAN ...60

B. SARAN ...60

DAFTAR PUSTAKA ...61


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Angket ...41

3.2 Pola Skor Opsi Alternatif Respons Skala Likert ...43

3.3 Kriteria Frekuensi Presentasi ...47

3.4 Tabel Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba Angket Dukungan Olahraga ...49

3.5 Tabel Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba Angket Motivasi Berprestasi ...49

3.6 Uji Reliabilitas Soal Uji Coba ...50

3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi ...50

3.8 Harga-harga Uji Homogenitas Uji Kesamaan Beberapa Varians ...52

4.1 Hasil Rata-rata dan Simpangan Baku dari Dua Variabel ...54

4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Liliefors ...55

4.3 Harga-harga Uji Bartlett ...55

4.4 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi anatara Dukungan Orang tua dengan Prestasi Atlet Renang ...56


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Angket Uji Coba ... 63

2 Data Angket Ujicoba ... 72

3 Uji Validitas ... 73

4 Angket Penelitian ... 80

5 Data Hasil Penelitian Angket Orangtua ... 87

6 Uji Normalitas Angket Orangtua ... 88

7 Data Hasil Penelitian Angket Prestasi ... 89

8 Uji Normalitas Angket Prestasi ... 90

9 r Tabel Person ... 91

10 Korelasi ... 92

11 Daftar Kritis L Uji Liliefors... 93

12 Surat Izin Mengadakan Reset ... 94

13 Surat Keputusan ... 95

14 15 Daftar Bimbingan Skripsi ... 100

Data Atlet Renang Jawa Barat ... 104


(9)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Olahraga merupakan aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani. Adapun olahraga menurut Ensiklopedia Indonesia adalah gerakan badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang atau dapat dikenal sebagai regu atau rombongan. Sedangkan dalam kamus

Webster’s new Collegiate Dictionary (1980) adalah ikut serta dalam aktifitas

tubuh untuk memperoleh kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di USA).

Adapun Menurut UNESCO mengartikan bahwa olahraga sebagai “setiap aktivitas tubuh berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun diri kita sendiri”. Olahraga adalah Suatu aktivitas yang dapat menyehatkan diri dari luar maupun dari dalam atau lebih dikenal dengan nama sehat jasmani rohani. Menurut Chatles C. Manz (http://dunia49.blogspot.com/2014/01) “Olahraga adalah sesuatu yang harus menjadi prioritas dan dijadwalkan tapi tetap realistis”. Hans Tandra (http://dunia49.blogspot.com/2014/01) “Olahraga adalah gerakan tubuh yang berirama dan teratur untuk memperbaiki dan meningkatkan kebugaran”. Sheta Datrgazelli (http://dunia49.blogspot.com/2014/01/) “Olahraga adalah minyak yang membuat gerakan tubuh bergerak secara fleksibel dan mudah”. Sedangkan menurut wikipedia (http://dunia49.blogspot.com/2014/01/) “Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani”. Jadi dapat disimpulkan bahwa olahraga adalah aktivitas yang bisa bertujuan untuk merlatih tubuh seseorang baik secara jasmani maupun rohani, hiburan, meraih prestasi, dsb.

Adapun berbagai macam cabang olahraga yang ada di Indonesia yang merupakan jenis olahraga terukur seperti olahraga Renang, Atletik, Sepatu Roda, dan Balap Sepeda. Terlepas dari banyaknya cabang olahraga jenis olahraga terukur. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak diminati oleh


(10)

masyarakat Indonesia maupun di Negara-negara lain di dunia. Hal ini dibuktikan oleh banyakanya peminat olahraga tersebut. Olahraga renang digemari oleh semua kalangan tanpa batasan usia karena olahraga renang bisa disebut olahraga yang menyenangkan.

Banyak prestasi-prestasi yang di torehkan oleh cabang olahraga renang di tingkat daerah, provinsi, nasional hingga internasional. tidak dipungkiri hal tersebut menjadi pemicu mengapa olahraga ini bisa disebut sebagai salah satu cabang olaraga yang perkembangannya cukup pesat di Indonesia.

Namun dibalik semua prestasi yang telah di capai oleh para perenang di Indonesia tidak terlepas dari dukungan dan motivasi dari orang tua. Motivasi berasal dari kata motif, motif ini merupakan kebutuhan seseorang untuk mencapai sebuah tujuan. Biasanya motif ini lebih kepada kebutuhan untuk menjadi yang terbaik dalam mecapai tujuan. Maka motivasi dapat di artikan menjadi suatu upaya yang berfungsi sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif akan menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat mendesak.

Pengertian motif menurut pendapat ahli seperti Husein dan Noor dalam Husdarta (2010: hlm 32) dikatakan bahwa “motif adalah suatu rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku”. Lebih tegas Nata Wijaya dalam Husdarta (2010: hlm 32) mengatakan bahawa “yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu disebut motif”. Sedangkan Hidayat (2008: hlm 52) mengatakan bahwa “motif adalah energi psokologis yang bersifat abstrak, wujudya hanya dapat diamati dalam bentuk manifestasi tingkah laku yg di tampilkan.

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa motif adalah suatu rangsangan atau suatu dorongan yang terdapat dalam diri manuasia yang secara aktif mendorong manusia untuk berbuat sesuatu dengan perilaku untuk memenuhi kebutuhan hidupnya .

Sedangkan motivasi adalah sesuatu yang menunjuk pada kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan perilaku yang tetap kearah tujuan tertentu.Mengenai istilah motivasi ini Atkinson dalam Ibrahim dan Komarudin


(11)

(2008: hlm 163). Berpendapat sebagai berikut, “the term motivation refers to the arousal of tendency to act to produce one or more effect”. Sarlito dalam Ibrahim dan Komarudin (2008: hlm 164) menjelaskan bahwa “motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjukan kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam individu, perilaku yang di timbulkan dalam situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan”.

Dilihat dari batasan motif dan motivasi, dapat dikatakan bahwa makna istilah motif dan motivasi itu sedikit berbeda, motif adalah saya penggerak dari dalam diri dan didalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai tujuan.Sementara motivasi merupakan suatu kondisi internal atau disposisi (kesiap-siagaan).

Ditinjau dari fungsinya motivasi terbagi menjadi dua bagian yaitu, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi Instrinsik adalah motivasi yang menajadi aktif atau berfungsinya tidak perlu ada perangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, tingkah laku yang dilakukan seseorang disebabkan oleh kemauan diri sendiri bukan golongan dari luar. Oleh karena itu sebaiknya motivasi intrinsik inilah yang harus dapat di tumbuhkan dalam diri seorang atlet untuk setiap aktifitasnya. Akan tetapi motivasi interinsik sering kali sukar ditemukan pada diri seorang atlet.

Sedangkan motivasi ekstrinik adalah motif yang aktif dan berfungsi karna adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Tujuan yag diinginkan dari tingkah laku yang di gerakan oleh motivasi ekstrinsik terletak diluar tingkah laku tersebut. Dalam dunia olahraga, motivasi ekstrinsik sering disebut pula competitive motivation, oleh karna dorongan untuk bersaing dan untuk memegang peranan yang lebih besar daripada rasa kepuasan karena telah berprestasi dengan baik. Baik motivasi intrinsik ataupun motivasi ekstrinsik. Keduanya tidak bisa lepas dari yang namanya motivasi berprestasi.

Motivasi berprestasi adalah daya dorong yang terdapat dalam diri seseorang sehingga orang tersebut berusaha untuk melakukan tindakan atau kegiatan dengan


(12)

baik dan berhasil dengan berpredikat unggul; dorongan tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau berasal dari luar dirinya.

Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada motivasi berprestasi, diantaranya adalah :

1. Cita-cita atau aspirasi pesertaa didik. Cita-cita atau aspirasi atlet akan memperkuat semangat dan motivasi dan mengarahkan perilakunya.

2. Kemampuan peserta didik. Keinginan atlet perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Kempuan akan memperkuat motivasi atlet dalam menjalani proses latihannya.

3. Kondisi peserta didik. Kondisi atlet yang meliputi kondisi jasmani dan rohani yang mempengaruhi motivasi berlatih kondisi jasmani dan rohani yang terganggu akan berpengaruh pada atlet dalam hal memusatkan perhatian latihan.

4. Kondisi lingkungan peserta didik. Kondisi lingkungan dapat berupa keadaan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dukungan keluarga, dan kehidupan masyarakat. Sebagai anggota masyrakat atlet dapat terpengaruh oleh lingkunagn sekitar. Terlebih dari lingkungan dan dukungan keluarga. Kondisi lingkungan yang baik akan memperkuat motivasi berlatih.

5. Unsur-unsur dinamis dalam proses latihan. Atlet memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pengalaman hidup. Lingkungan budaya peserta didik yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain semakin menjangkau peserta didik kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. Pelatih diharapkan kondisi dinamis tersebut dalam pembelajaran untuk memotivasi.

6. Upaya pelaih dalam melatih atlet lingkungan sosial pelatih, lingkungan budaya pealtih, dan kehidupan pelatih perlu diperhatikan oleh pelatih. Upaya pelatih saat melatih atlit meliputi pemahaman tentang dalam rangka kewajiban tertib berlatih pemanfaatan berupa hadiah, kritik, hukuman secara tepat guna, dan mendidik cinta belajar.

Hasbullah (2001: hlm 39) berpendapat bahwa “Orang tua adalah orang yang pertama dan utama yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan


(13)

pendidikan anaknya”. Oleh karena itu, sebagai orang tua harus dapat membantu dan mendukung segala usaha yang dilakukan oleh anaknya serta dapat memberikan pendidikan informal guna membantu pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Dalam perkembangan prestasi atlet terutama pada atlet usia dini, dukungan orang tua sangat berpengaruh dalam perkembangan dan peningkatan prestasi atlet. Pada dasarnya dukungan orang tua terhadap pendidikan anaknya menyangkut dua hal pokok yaitu, dukungan moral dan dukungan material.

Dukungan moral dari orang tua terhadap pendidikan anaknya dapat berupa pemenuhan kebutuhan psikis yang meliputi kasih sayang, keteladanan, bimbingan dan pengarahan, dorongan, memberi dukungan, memotivasi dan menamkan rasa percaya diri. Dengan perhatian orang tua yang berupa pemenuhan kebutuhan psikis tersebut dapat diharapkan memberikan semangat belajar anak guna meraih cita-cita atau prestasi. Dukungan material dari orang tua ini berupa pemenuhan kebutuhan fisik yaitu, biaya pendidikan, pemberian uang saku, fasilitas belajar, dan alat keperluan belajar.

Sebagai seorang anak atlet harus selalu mendapatkan dukungan dari keluarga. Terutama dari orang tuanya, dukungan orang tua yang baik akan memperkuat motivasi berprestasi saat berlatih apalagi jiga didukung oleh tingkat pendidikan orang tua yang cukup tinggi. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Munandar (1999: hlm 2) yaitu: “semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka akan semakin baik prestasi akademik anak”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan, peneliti akan merumuskan masalah peneliti dalam yaitu “Apakah terdapat pengaruh dukungan orang tua terhadap prestasi renang jawa barat KU IV dan KU III?” C.Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui


(14)

apakah terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua dengan motivasi berprestasi pada atlet renang jawa barat KU IV dan III.

D.Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah manfaat secara teoretis dan secara praktis, yang dipaparkan sebagai berikut :

1.Manfaat teoretis

a) Diharapkan bisa dijadikan sebagai sumbangan keilmuan dan informasi dalam proses langakah awal pembinaan dan pelatihan atlet renang jawa barat.

b) Untuk memperoleh pemahaman dan gambaran secara teoritis mengenai pengaruh dukungan orang tua terhadap motivasi berprestasi dalam olahraga renang.

2. Manfaat Praktis

a) Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan atau acuan bagi para pelatih,orang tua,dan insan olahraga khusunya olahraga renang dalam proses pembinaan yang dijalankan.

b) Dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan kualitas dan produktifitas sumber daya manusia terutama para pelatih, Pembina olahraga, dan orang tua dalam proses latihan terutama dalam meningkatkan motivasi pada atlet renang di Jawa Barat KU VI dan III. E. Batasan Masalah

Mengingat luasnya penelitian yang akan diteliti dan supaya penelitian ini lebih terarah, maka penulis menetapkan ruang lingkup permasalahan sebagai berikut :

1. Sumber data dalam penelitian ini adalah para atlet renang di Jawa Barat. 2. Dalam konteks penelitian ini motivasi berprestasi atlet renang Jawa Barat

ketika sedang berlatih dan bertanding.

3. Focus penelitian ini diarahkan pada hubungan antara dukungan orang tua terhadap prestasi atlet renang di Jawa Barat KU IV.


(15)

4. Focus penelitian ini diarahkan pada hubungan antara dukungan orang tua terhadap prestasi atlet renang di Jawa Barat KU III.

F. Batasan Istilah

Agar menghindari kesalahan atau perbedaan persepsi dalam hal ini definisi dan istilah-istilah yang dipakai dalam penelitian ini, maka penulis menganggap perlu menjelaskan makna istila-istilah berikut ini :

1. Rosmansyah (2008) berpendapat bahwa “Sangat penting orangtua untuk selalu memberikan dukungan berupa perhatian, pengertian, dan rasa cinta kepada anak”. Dukungan orang tua adalah memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi pada anak agar dapat mengoptimalkan diri sesuai bakatnya, dan tentunya dapat meraih prestasi yang maksimal.

2. Motivasi menurut Mulyasa (2003: hlm 112) “motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu”. peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi. Seorang siswa akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang disebut motivasi.

3. Atlet adalah (sering di sebut juga sebagai atlit; dsri bahasa yunani: athlosyang berarti “kontes”) menerut Wikipedia Indonesia adalah orang yang ikut serta dalam kompetisi olahraga kompetitif.

4. Luci (2013) “Renang adalah suatu jenis olahraga yang dilakukan di dalam air dan merupakan cabang olahraga yang dapat dilakukan oleh siapa saja, baik putra maupun putri”.

5. Latihan menurut Harsono (1988: hlm 101) latihan adalah “proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian bertambah jumlah beban latihan atau pekerjaanya”.

6. Syam (2011: hlm 1) “prestasi merupakan sebuah produk dari usaha. Prestasi akan hadir jika seseorang sudah melakukan serangkaian usaha untuk meraihnya”.


(16)

G.Struktur Organisasi

Struktur organisasi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini sturktur organisasi penelitian dirinci bahwa :

BAB I memuat tentang pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, batasan istilah, dan struktur organisasi penelitian.

BAB II menerangkan tentang konsep, teori dan pendapat para ahli terkait dengan masalah yang diteliti.

BAB III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk komponen yang lainnya seperti populasi dan sampel, variabel dan desain penelitian instrument penelitian, prosedur pelaksanaan tes, dan analisis data.

BAB IV membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi pengolahan data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian.

BAB V menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang memaparkan hasil analisis temuan penelitian.


(17)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Metode penelitian mempunyai peranan yang penting untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan pertanyaan penelitian. Artinya ketika data termaksud diolah dan dianalisis hasilnya dapat memberi jawaban atau kesimpulan yang sesuai dengan pertanyaan penelitian yang diajukan.

Metode penelitian berguna untuk mencari jawaban atau menggambarkan terhadap permasalahan yang akan dibahas. Pemilihan suatu metode penelitian harus sesuai dengan permasalan dan tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survey. Peneliti mencoba untuk menggambarkan fenomena apa yang terjadi. Kemudian peneliti akan mengumpulkan data dari setiap cabang olahraga dan akan menentukan perlakuan atau tes apa yang akan diberikan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey, yang bertujuan menggambarkan suatu kondisi yang sedang terjadi melalui data-data yang dikumpulkan. Arikunto (2006: hlm 208) menjelaskan “penelitian deskriptif merupakan penelitian yang diwujudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala apa adanya pada suatu

penelitian yang dilakukan.” Lebih jelas tentang metode deskriptif dijelaskan oleh Furchan (2004: hlm 27) terutama mengenai karakteristiknya sebagai berikut:

“Penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat, menggunakan obyektivitas dan dilakukan secara cermat, 2) Tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, 3) Tidak adanya uji hipotesis”.

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa dalam penelitian ini data yang didapat pertama-tama dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan dianalisis. Penelitian ini tidak ada perlakuan yang diberikan dan tidak adanya uji hipotesis karena bertujuan supaya dalam penelitian ini bisa


(18)

mendapatkan hasil yang tepat dan juga penelitian yang akan dilakukan bisa berhasil.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik survey. Basirun (2009: hlm 137) mengatakan bahwa: “Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan mengadakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Pada survey tidak ada intervensi, survey mengumpulkan informasi dari tindakan seseorang, pengetahuan, kemauan, pendapat perilaku dan nilai”.

Kemudian Lutan (2007: hlm 131) menjelaskan bahwa yang termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif adalah penelitian survey. Karakteristiknya sebagai berikut:

1.Informasi yang dikumpulkan dari sekelompok orang-orang untuk menjelaskan beberapa aspek atau karakteristik populasi dari mana orang-orang itu berasal.

2.Cara mengumpulkan informasi tersebut adalah dengan memberikan pertanyaan, jawaban pertanyaan ini dari anggota-anggota kelompok menyatakan data penelitian.

3.Informasi dikumpulkan dari sampel dan bukannya dari ssetiap anggota populasi.

Menurut Kerlinger (Riduan, 2009: hlm 49), penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar ataupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Cara merujuk pada sesuatu yang abstrak, tetapi dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaannya, salah satunya kuesioner. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan.


(19)

Ada beberapa pengertian kuesioner yang diungkapkan oleh para ahli Menurut Sugiyono (2013: hlm 142), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Menurut Riduan (2009: hlm 71) “angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan

pengguna”.

Angket/kuesioner adalah daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dimana tiap pertanyaannya berkaitan dengan masalah penelitian. Angket tersebut pada akhirnya diberikan kepada responden untuk dimintakan jawaban. Selanjutnya angket menurut Ridhuan (2009: hlm 71) dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Angket terbuka yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Angket terbuka dipergunakan apabila peneliti belum dapat memperkirakan atau menduga kemungkinan alternatif jawaban yang ada pada responden.

2. Angket tertutup yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) ataupun tanda checklist (√)

Angket sebagai alat pengumpul data mempunyai beberapa keuntungan. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: hlm 225) keuntungan menggunakan angket antara lain:

1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

2. Dapat diberikan secara serempak kepada banyak responden

3. Dijawab oleh responden menurut kecepatan masing- masing dan menurut waktu senggang responden

4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab

5. Dapat dibuat berstandar sehingga semua responden dapat diberi.

Dari penjelasan penulis dapat menyimpulkan bahwa teknik angket atau kuesioner dapat digunakan untuk memperoleh informasi terkait dukungan Orang Tua terhadap prestasi renang atlet Jawa Barat.


(20)

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Dalam suatu penelitian dibutuhkan data untuk dapat memcahkan suatu permasalahan. Data yang dimaksud diperoleh dari suatu objek penelitian atau populasi yang diselidiki. Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini menurut Sudjana (1992: hlm 6) menjelaskan “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”.

Kemudian Sugiyono (2012: hlm 61) menjelaskan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya “.Populasi dalam penelitian ini adalah atlet

renang Jawa Barat KU IV dan KU III yang berjumlah sebanyak 100 orang. 2. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi sebagai sumber informasi/data. Sampel yang akan diambil sebagai percobaan harus diperhatikan. Menurut Sudjana (2005: hlm 6) “Sampel adalah sebagian yang diambil dari

populasi”. Sedangkan menurut Sugiyono (2013: hlm 81) menjelaskan bahwa :

“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Selanjutnya Lutan, Berliana, dan Sunaryadi (2007: hlm 80) menjelaskan

bahwa : “Sampel adalah kelompok yang digunakan dalam penelitian dimana

data/informasi itu diperoleh”. Adapun cara-cara pengambilan sampel dalam penelitian dapat dilakukan sebagai berikut : sampel random, sampel berstrata, sampel wilayah, sampel proporsi, sampel bertujuan, sampel kuota, sampel kelompok, sampel kembar.


(21)

Sedangkan menurut Arikunto (2006: hlm 131) Ada empat ciri utama peneilitian survei, yakni :

1. Menggunakan kuesioner sebagai instrument utama 2. Subjek penelitian dalam jumlah besar

3. Tidak memberikan perlakuan

4. Menggunakan logika deduktif sebagai kerangka berpikir

Pada dasarnya ada kemiripan antara penelitian deskriptif dengan penelitian survei, bedanya , dalam penelitian survei peneliti dimungkinkan untuk melakukan pengujian hipotesis. Artinya tidak sekedar menggambarkan fenomena tertentu sebagaimana pada penelitian deskriptif. Secara umum, langkah-langkah penelitian survei adalah sebagai berikut :

1. Menentukan tujuan

2. Menentukan sampel atau responden

3. Menyusun kuesioner sebagi alat pengumpulan data

4. Uji coba kuesioner untuk memastikan validitas dan reabilitasnya 5. Memberikan kuesioner kepada responden

6. Menganalisis data hasil responden 7. Melaporkan hasil

Berdasarkan pada penjelasan di atas maka pengambilan sampel di atas adalah dengan cara sampel kuota. Dengan demikian jumlah sampel pada penelitian ini ditetapkan sebanyak 30 orang, jumlah tersebut diambil berdasarkan prestasi nasional dari atlet tersebut di lapangan, dan untuk sistem pembagiannya diambil 15 orang dari Atlet KU IV dan 15 orang dari atlet KU III Atlet asal Jawa Barat minimal 10 besar nasional.

C. Waktu dan Tempat Penelitian.

Waktu penelitian merupakan waktu dimana penulis mengambil data dari sampel yang ditentukan oleh peneliti. Penelitian dilakukan pada tanggal 27 Desember 2014 yang bertempat di klub renang yang ada di Jawa Barat serta pada saat pertandingan KRAPSI di Yogyakarta.


(22)

D. Desain Penelitian

Gambar 2.1 Desain Penelitian

(Arikunto-Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, 2006: hlm 186) POPULASI

SAMPEL

Uji Coba angket

Kesimpulan data

Analisis dan pengumpulan data Angket


(23)

E. Istrumen Penelitian

Untuk menghasilkan data dalam penelitian ini,selanjutnya penulis gunakan alat pengumpulan data atau yang disebut instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini berguna untuk mengukur dan menghasilkatan data yang hendak diukur atau diteliti. Sebagaimana dijelaskan oleh Nurhasan (2007: hlm 06)

“Dengan alat ukur kita akan memproleh data dari suatu objek tertentu, sehingga

kita dapat mengungkap tentang keadaan obyek tersebut secara objektif”. Suharsimi Arikunto, (2002: hlm 136) mengatakan bahwa, “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.”

Mengenai pengukuran, Nurhasan dan Cholil (2007: hlm 5) mengatakan

bahwa : “Pengukuran adalah proses pengumpulan data/informasi dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur”. Validitas suatu alat ukur harus sesuai dengan materi tes yang diukur. Mengenai validitas suatu alat

ukur Nurhasan dan cholil (2007: hlm 35) mengatakan bahwa: “Tes yang valid adalah tes yang mengukur apa yang hendak diukur.”

Adapun lebih lanjut mengenai instrument penelitian diatas dan pelaksanaannya adalah sebagai berikut: Untuk memproleh data yang dibutuhkan, diperlukan alat ukur yang benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur, dengan alat ini kita akan memproleh data yang merupakan hasil pengukuran. Maka dari itu alat ukur yang digunakan adalah angket. Dalam pembuatan angket ini harus dirancang menarik dan tidak terlalu panjang. Hal itu bertujuan agar respoden tidak sulit dalam menjawab angket tersebut.

Agar penyusunan angket berjalan dengan baik, maka diperlukan langkah dalam penyusunan angket. Langkah-langkah penyusunan angket tersebut adalah sebagai berikut:


(24)

Maksudnya untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan spesifikasi data tersebut maka penulis tuangkan dalam bentuk kisi-kisi yang mengacu pada pendapat para ahli mengenai prestasi, sebagai berikut:

a. Menurut Husdarta (2010 : hlm 31) mengatakan bahwa sebuah definisi integratif bahwa motivasai adalah proses aktualisasi generator penggerak internal didalam diri individu untuk menimbulkan aktiviktas, menjamin kelangsungannya, dan menentukan arah atau haluan aktivitas terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

b. Lebih lanjut lagi menurut Winkel (1996 : hlm 165) “prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai. Dari beberapa pendapat di atas dapt disimpulkan bahwa prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan.

Tujuan penyusunan isi angket adalah untuk lebih memudahkan penulis menyusun data penelitian. Berdasarkan penjelasan diatas maka kisi-kisi angket disusun sebagai berikut : Oleh karena itu penulis membuat kisi-kisi angket seperti yang tergambar dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket

Komponen Sub

Komponen Indikator

No Soal

+ -

1. Dukungan Orang Tua

1. Dukungan Moral

2. Dukungan Materi

1. Kasih sayang 2. Keteladanan

3. Bimbingan dan pengarahan 4. Dorongan 5. Memberi dukungan 6. Memotivasi 7. Menanamkan rasa Percaya diri 1. Biaya Pendidikan 2. Uang Saku 3. Fasilitas Belajar 19 38 33,36 4,31 6,37 7,27 9 11,23 13,17 15,35 1,20 2 3,34 32 29 5,8,28 14,30 16,24 18,22 12,10


(25)

4. Alat Keperluan

Belajar 21,25 26

2. Prestasi 1. Faktor biologi 2. Faktor Psikologi 3. Faktor Lingkung an 4. Factor penunjang 1. Potensi 2. Kemampuan dasar

3. Fungsi Organ tubuh

4. Postur tubuh 5. Gizi 1. Intelektual 2. Motifasi 3. Kepribadian 4. Koordinasi gerak 1. Sosial 2. Sarana dan

prasarana 3. Cuaca dan

iklim 1. Pelatih 2. Program

latihan 3. Penghargaan

atau bonus

37 25 3,20 30 5,24 6 8 10 28 13,35 21,23 16 17,32 18 1,19 38 2,26 4,34 31 12 7 9 11,27 29 14,36 15 26 33

2. Penyusunan angket

Setelah indikator-indikator disusun dalam kisi-kisi, selanjutnya kisi-kisi tersebut dijadikan acuan untuk menyusun suatu pernyataan yang akan disebarkan dalam satu kuesioner. Adapun beberapa pemodelan skala sikap dalam skala pengukuran ordinal yang telah banyak dikenal dalam bidang statistik, diantaranya Likert, Guttman, Diferensial Semantik, Peringkat (Rating), dan Thurstone. Kali ini kita akan membahas tentang salah satu pemodelan skala sikap yang bernama likert. Skala likert ini termasuk dalam tipe skala pengukuran ordinal. Menurut Riduan (2009: hlm 87), Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu kejadian/keadaan sosial. Dalam pengukuran menggunakan Likert, kita harus menentukan sebuah variabel yang harus dijabarkan menjadi beberapa indikator/Sub-indikator yang akan digunakan untuk menyusun pernyataan


(26)

responden. Menurut Abduljabar (2010: hlm 98) menjelaskan “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial.” Kemudian menurut Nazir (2005: hlm 338) mengatakan bahwa:

Sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat dengan menggunakan skala likert. Skala likert menggunakan hanya item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, tidak dimasukan yang agak baik, yang agak kurang, yang netral, dan rangking lain diantaranya dua sikap yang pasti di atas.

Setiap pertanyaan itu mempunyai lima alternatif jawaban sebagai berikut: 1. Sangat Setuju (SS)

2. Setuju (S) 3. Ragu-ragu (R) 4. Tidak Setuju (TS)

5. Sangat Tidak Setuju (STS)

Untuk setiap pernyataan memiliki nilai/skor skala sikap masing-masing yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Pola Skor Opsi Alternatif Respons Skala Likert Arah dari

pernyataan

(SS) (S) (R) (TS) (STS)

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Penyusunan pernyataan-pernyataan tidak boleh sembarang, penjelasan Likert dalam Jabar (2010: hlm 101) sebagai berikut :

1. Pernyataan itu harus merupakan gambaran dari prilaku yang diinginkan dan bukan menyatakan suatu fakta.

2. Setiap pernyataan harus jelas, singkat, terarah, dan tidak mempunyai tafsiran ganda (ambiguity).

3. Hendaknya diusahakan supaya model jawaban tidak terhimpun di satu ujung kontinium, tetapi sebagian berada di ujung lain terletak di tengah kontinium arah sikap itu.


(27)

4. Keseluruhan perangkat skala itu hendaknya mencakup dua kelompok pernyataan, ialah terarah positif dan yang berarah negatif. Hal ini diperlukan untuk menghindarkan jawaban yang steriotipis dari responden.

5. Tiap pernyataan harus mengandung satu variabel sikap dan boleh lebih.

Dari penjelasan tersebut penulis dapat menyimpulkan dalam penyusunan angket harus bersifat jelas, singkat, dan terarah serta memiliki tafsiran ganda agar terhindar dari jawaban steriotipis dari responden.

3. Uji Coba Angket

Dalam sebuah penelitian terlebih dahulu harus dilakukan pengujian terhadap alat ukur yang digunakan yaitu berupa angket/kuesioner. Metode yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas agar data yang diperoleh dapat dipercaya atau diakui kebenarannya. Menurut Sugiyono (2013: hlm 222) bahwa:

“Instrumen yang reliabel belum tentu valid, reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrument.”

Uji angket ini diberikan kepada atlet Jawa Barat yang terdapat pada klub-klub renang yang ada di Jawa Barat. Uji angket ini dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2014 dan angket ini diujikan kepada seluruh atlet renang Jawa Barat yang dijadikan sampel.

F. Proses Pengembangan Instrument

Proses pengembangan instrument yang digunakan untuk menghimpun informasi terkait dengan profil kualitas interaksi sosial atlet cabang olahraga individu atletik, tenis meja dan panahan dilakukan melalui beberapa langkah antara lain: yang terdapat pada halaman berikut ini.

1. Penelusuran berbagai pendapat dan teori yang terkait dengan variabel penelitian.

2. Teori/pendapat yang dijadikan acuan untuk menyusun pertanyaan adalah sesuai dengan pendapat Abu Ahmadi. Menurut Abu Ahmadi (2009: hlm 52)

“interaksi sosial terdiri dari hubungan timbal balik, komunikasi, penyesuaian diri, imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, situasi kebersamaan, dan situasi


(28)

kelompok”. Dari indikator tersebut diturunkan menjadi sub indikator, kisi-kisi, dan item pertanyaan.

3. Setelah item pertanyaan tersusun, maka untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument dilakukan uji coba terhadap sampel diluar penelitian yang memiliki karakteristik sama dengan sumber data.

4. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas selanjutnya angket tersebut digunakan pada atlet cabang olahraga atik, renang, tenis meja dan panahan. Untuk mengetahui profil kualitas interaksi sosial.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket. Angket digunakan dengan mengedarkan forrnulir yang berisi beberapa pertanyaan kepada beberapa subjek penelitian (responden) untuk mendapat tanggapan secara tertulis. Angket merupakan sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, setiap pertanyaan merupakan jawaban yang mempunyai makna dalam menjawab permasalahan penelitian. Pengisian angket dapat dilakukan langsung oleh responden, dan jika responden tidak mampu mengisi sendiri dapat diisikan oleh petugas dengan membacakan pertanyaan pada angket. Pertanyaan pada angket biasanya meliputi beberapa hal berikut ini:

1. Fakta, yaitu informasi yang diketahui responden, misalnya pendidikan,

pendapatan, jumlah tanggungan;

2. Pendapat, yaitu pertanyaan yang dapat dijawab dengan baik tidak baik, setuju

tidak setuju, dan sebagainya;

3. Persepsi diri, yaitu pertanyaan tentang cara responden menilai diri sendiri,

misalnya bagaimana pandangan responden terhadap kegiatan tetangganya. Angket adalah pengumpulan data melalui pertanyaan yang diajukan dengan cara tertulis, dan disebarkan pada objek tertentu secara serentak dalam waktu bersamaan guna mendapatkan keterangan atau pendapat yang diperlukan, sebagaimana penjelasan Riduwan (2004: hlm 71) “angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon


(29)

(responden) sesuai dengan permintaan pengguna.” Angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket tertutup, sebagaimana penjelasan Sudjana (1990: hlm 5) bahwa:

“Angket tertutup yaitu cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal mengisi atau menandainya secara mudah dan tepat”. Daftar pertanyaan yang dsusun harus sedemikian rupa dan banyak pilihan untuk dijawab oleh responden. Riduwan (2004: hlm 72) menjelaskan bahwa:

“Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist

(√)”.

Menurut Sugiyono (2011: hlm 142) menjelaskan bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab.” Dipandang dari bentuknya yaitu menggunakan kuesioner check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan check list (√) pada kolom yang sesuai. Adapun tujuan dilakukan angket atau kuesioner ialah: 1) memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian, 2) memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara serentak.

Angket atau kuesioner yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel, indikator, dan sub indikator. Sejumlah pertanyaan yang ditawarkan adalah merupakan gambaran tentang pengaruh dukungan orang tua terhadap motivasi atlet renang Jawa Barat.

H. Analisis Data

Agar analisis data dalam penelitian ini berjalan dengan lancar, maka penulis menempuh langkah- langkah sebagai berikut:

1. Melihat dan memutuskan hasil sah atau tidak. Setelah angket dibagikan kepada sumber, penulis mengumpulkan kembali yang kemudian diperiksa untuk


(30)

melihat dan memutuskan keabsahan pengisian angket tersebut. Mungkin saja dalam pengisian angket responden tidak mengisi salah satu butir pernyataan atau berisi lebih dari satu jawaban.

2. Memberikan nilai pada tiap butir pernyataan dalam angket yang telah dijawab dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

a. Pernyataan positif : SS = 5, S = 4, R = 3, TS = 2, STS = 1 b. Pernyataan negatif : SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4, STS = 5 3. Mengelompokkan setiap butir pernyataan.

4. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk setiap responden. 5. Menganalisa data untuk memperoleh kesimpulan penelitian.

Untuk memperoleh hasil akhir yaitu berupa gambaran dan presentasi tentang profil kualitas interaksi sosial cabang olahraga individu, penulis menggunakan perhitungan sebagai berikut:

P =

x 100%

Keterangan :

P = Jumlah atau besarnya persentase yang dicari

Σx1 = Jumlah skor berdasarkan alternative jawaban

Σxn = Jumlah skor total

Setelah data didapat kemudian menyimpulkan untuk mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan. Dalam hal ini memilih parimeter yang dikemukakan oleh Arikunto dalam Sarwanto (2010: hlm 54), dengan menafsirkan kriteria penilaian presentasi. Kriteria Frekuensi Presentasi dijabarkan pada Tabel 3.3

Tabel 3.3 Kriteria Frekuensi Presentasi

Rentang Nilai Kriteria

76 – 100% Baik

56 – 75% Cukup

40 – 55% Kurang


(31)

a. Uji Validitas

Validitas instrumen berhubungan dengan kesesuaian dan ketepatan fungsi alat ukur yang digunakannya. Maka dari itu sebelum instrument tersebut digunakan di lapangan perlu adanya pengujian validitas terhadap instrument tersebut. Uji Validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuesioner dikatakan valid apabila dapat mempresentasikan atau mengukur apa yang hendak diukur (variabel penelitian). Validitas adalah ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan. Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur, sedangkan validitas eksternal bila kriteria didalam kuesioner disusun berdasarkan fakta-fakta emperis yang telah ada (eksternal). Arikunto dalam Riduwan (2004: hlm 97) menjelaskan bahwa “Validitas adalah suatu alat

ukur yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.”

Kemudian Sugiyono dalam Riduwan (2004: hlm 97) menjelaskan “instrumen dikatakan valid berarti menunjukan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrumen instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.”

Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana alat pengukuran yang digunakan mengukur apa yang ingin diukur, atau sejauh mana alat pengukuran yang digunakan tersebut mengenai sasaran pengukuran. Validitas alat ukur merupakan taraf kesesuaian dan ketepatan dalam melakukan suatu penilaian, atau dengan kata lain apakah alat ukur (kuesioner) tersebut sudah benar.

Banyak jenis uji validitas yang dapat digunakan untuk melihat validnya suatu data yang akan diolah. Untuk menghitung uji validitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji validitas dengan jenis uji validitas isi. Validitas isi suatu alat pengukur ditentukan oleh sejauh mana isi alat tersebut mewakili sebagai aspek kerangka konsep.

Untuk menentukan kevalidan dari item suatu kuesioner digunakan metode koefisien korelasi Pearson Product Moment dari Karl Pearson yaitu dengan


(32)

mengkorelasikan skor total yang dihasilkan oleh responden (y) dengan skor masing- masing butir soal (x) dengan rumus sebagai berikut:

r hitung = n Σ xy – ( Σx )(Σy)

Keterangan :

r hitung = Koefisien Korelasi

Σ xi = Jumlah skor item

Σ yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

(Riduwan, 2004: hlm 98)

Uji validitas soal dilakukan kepada 60 orang dengan 103 butir soal. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Tabel Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba Angket Dukungan Olahraga

Kesimpulan No Item Jumlah

Valid 2,4,6,7,8,9,11,12,13,14,15,16,17, 18,19,20,21,22,24,25,26,27,28,29, 30,31,32,33,34,35,36,37,39,40, 41,42,43,44

39

Tidak Valid 1,3,5,10,23,38 5

Tabel 3.5 Tabel Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba Angket Prestasi

Kesimpulan No Item Jumlah


(33)

21,22,24,25,28,29,31,33,34,35, 36,38,39,43,44,46,47,48,49,50, 51,52,54,57,58,59,60

Tidak Valid 1,3,4,5,8,9,10,11,19,23,26,27,30, 32,37,40,41,42,45,53,55,56

22

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas soal digunakan untuk menentukan suatu instrumen apakah sudah dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Uji reliabilitas menggunakan teknik perhitungan koefisien reliabilitas dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha (Riduwan, 2004: hlm 115). Rumusnya adalah sebagai berikut:

r11 =

1 –

Keterangkan :

r11 = Nilai Reliabilitas

Σ Si = Jumlah varian skor tiap-tiap item St = Varians total

K = Jumlah item

(Riduwan, 2004: hlm 115)

Hasil perhitungan reliabilitas dengan jumlah item k = 40 dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Soal Uji Coba

k R11 r table Kriteria 40 0,903 0,444 Sangat tinggi

Melalui taraf signifikansi α = 0,05 dan banyaknya responden 20 orang maka diperoleh . Dapat dilihat pada tabel 3.5, nilai


(34)

reliabilitas (metode Cronbach Alpha) untuk 30 butir soal yang telah valid adalah 0,903. Maka yang artinya bahwa semua butir soal telah reliabel atau dapat dipercaya. Interpretasi koefisien korelasi dijelaskan pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi

(Riduwan, 2004)

c. Uji Normalitas

Normalitas data, untuk mengetahui apakan data tersebut normal atau tidak, maka harus mengadakan uji normalitas secara non parametrik dengan menggunakan uji Liliefors. Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut :

2. Pengamatan X1, X2, …..Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2 ……n

Keterangan :

(X dan S masing- masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel) 3. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian menghitung peluang. F(Zi) = P (Zi < Zi)

4. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, Z3, Z4, Z5 …..…….. Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika dinyatakan oleh S (Zi), maka:

S(Zi) = Banyaknya Z1, Z2, Z3, …….Zn yang ≤ Zi

n

5. Selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

6. Ambil harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar hitung ini adalah Lo. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, bandngkan Lo dengan nilai kritis yang diambil

Antara 0, 800 – 1, 000 Sangat Tinggi Antara 0, 600 – 0, 799 Tinggi Antara 0, 400 – 0, 599 Cukup Antara 0, 200 – 0, 399 Rendah Antara 0, 000 – 0, 199 Sangat Rendah


(35)

dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah tolak

hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis diterima.

7. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis Lo yang diambil dari nilai kritis untuk uji liliefors,

dengan taraf nyata α = 0.01.

Kriterianya

- Hipotesis diterima apabila Lo < Lα = normal - Hipotesis ditolak apabila Lo > Lα = tidak normal

d. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas, ini gunakan untuk mengetahui homogen tidaknya data dari dua variansi atau beberapa variansi kelompok sampel. Adapun teknik pendekatan statistika yang digunakan adalah uji kesamaan beberapa varians.

Adapun formulasi rumus yang digunakan dalam hal ini adalah uji “BARTLETT”

dengan pendekatan uji Chi-Kuadrat.

(X2) = {(1n.10) (B - ∑(n-1) log Si2}

Pada uji ini dibutuhkan hal-hal sebagai berikut ini yang terdapat dalam tabel 3.8.

Tabel 3.8 Harga-harga Uji Homogenitas Uji Kesamaan Beberapa Varians

Sampel Kel Dk 1/dk Si Log Si Dk (log Si)

1 n-1 1/n – 1 S Log S n-1 (logS)

2 n-1 1/n – 1 S Log S n-1 (logS)

K n-1 1/n – 1 S Log S n-1 (logS)

Jumlah ∑ (n-1) ∑ 1/n -1 ∑ n-1(log S)

Dari harga-harga tersebut di atas, maka tentukanlah :

a. Variansi gabungan dari semua sampel (S) dengan formulasi rumus: b. B = log S {∑ (n-1)}


(36)

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan, serta analisis data, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa berdasarkan pemaparan deskripsi data dan hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan terhadap prestasi atlet renang sebesar 77%. Hal ini berarti bahwa setiap dukungan orang tua yang terjadi selama latihan maupun pertandingan sangat mempengaruhi terhadap prestasi atlet pada saat latihan maupun pertandingan, sedangkan 23% sisanya ditentukan oleh faktor lainnya, seperti intelegensi, kemampuan mengontrol emosi, dan kedewasaan atlet itu sendiri.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah ditempuh oleh penulis serta kesimpulan yang diambil dari hasil pengolahan data penelitian, penulis ingin menyampaikan beberapa saran yang dapat mengembangkan olahraga renang khususnya di daerah Jawa Barat.

1. Selain kondisi fisik, seorang pelatih juga sangat penting memperhatikan kondisi psikologis atletnya. Maka dari itu seorang pelatih sebaiknya menyediakan waktu untuk berkumpul dan saling bertukar pikiran bersama atletnya.

2. Karena dalam mencitapkan prestasi seorang anak di perlukan peranan orang tua yang sangat penting, sehingga peneliti menyarankan agar orang tua mampu memberikan dorongan baik secara do’a, moril maupun materil. 3. Ketika menjalani latihan, seorang atlet renang harus selalu mengikuti apa

yang dikatakan pelatih agar pelaksanaan program latihan yang diberikan biar berjalan dengan maksimal dan bisa tercapai tujuan yang ditargetkan pada saat pertandingan.

4. Komunikasi antara pelatih, atlet dan orang tua guna menyamakan persepsi untuk prestasi yang optimal.


(37)

5. Factor pendukung eksternal bagi prestasi atlet juga ditentukan oleh sarana dan prasarana yang standar contohnya untuk kolam renang yang standar internasional harus menyeluruh ke daerah-daerah di jawa barat tidak hanya di Kota Bandung saja.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini (2011) Hubungan antara self-talk dan kepercayaan diri dengan prestasi atlet tae kwon do unit ctc-Kartika. Skripsi. Tidak diterbitkan

Arikunto, S. (2010).Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta. PT.rineka Cipta.

Bhirawanto. (2010). 5 Manfaat Olahraga Renang. [Online]. Tersedia: http://sekolahselamdanrenangdibogor.blogspot.sg/2013/02/5-manfaat-olahraga-renang.html

Bimantara, (2011) Hubungan antara dukungan orang tua dengan motivasi berprestasi karate pemula di kota Bandung, Skripsi.Tidak diterbitkan

Budiyanto. (2009). [Online]. Tersedia:

(http://etd.eprints.ums.ac.id/3480/2/A410050183.pdf)

Ginanjar (2014) Profil Kontrol diri dan disiplin atlet renang Jawa Barat Peraih medali emas PON XVIII Riau. Skripsi. Tidak diterbitkan

Google (2010) Kenapa Renang Bisa Ringankan Ashma. [Online]. Tersedia: (http://m.detik.com/healt/read/2010/05/04/150052/1350920/763/kenapa-renang-bisa-ringankan-ashma?)

Haller, D (2011). Belajar Berenang. Bandung: Pionir Jaya Bandung

Harsono. (1998). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta. Hidayat, Yusuf. (2008). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung: CV. Bintang

WarliArtika.

Husdarta (2010).Psikologi Olahraga, Bandung: Alfabeta Ibrahim, R. (2012). Psikologi Kepelatihan, Bandung: RedPoint

Luci (2013). Pengertian Renang. [Online]. Tersedia : http://blog-pelajaransekolah.blogspot.sg/2013/05/pengertian-renang.html


(39)

Mahendra. (2007) Pembelajaran Renang. [Online]. Tersedia: ( https://www.scribd.com/doc/230709367/Penjaskes)

Nurhasan, (2008).Modul mata Kuliah Statistika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Orr, C. Rob dan B. Tyler, Jene (2008).Dasar-Dasar Renang, Bandung: Angkasa. Renang.[Online].Tersedia:(http://en.wikipedia.org/wiki/renang)[03 maret 2014]

Kurniawan, Jaka. (2007).skripsi: Motif Keikut Sertaan Siswa Terhadap Ekstrakulikuler Bola Basket dan Futsal. FPOK UPI.Bandung

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian dan Kuantitatif dan Kualitatif dan R &D.Bandung: Alfabeta

Syam. (2011). Prestasi [Online]. Tersedia: http://nursyam.uinsby.ac.id/?p=1314

Thomson. (2010). Peraturan dan Nomor dalam Perlombaan Renang. [Online]. Tersedia: http://thomson-thomsblog.blogspot.sg/2010/05/peraturan-dan-nomor-dalam-perlombaan.html

Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung : UPI.


(1)

reliabilitas (metode Cronbach Alpha) untuk 30 butir soal yang telah valid adalah 0,903. Maka yang artinya bahwa semua butir soal telah reliabel atau dapat dipercaya. Interpretasi koefisien korelasi dijelaskan pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi

(Riduwan, 2004)

c. Uji Normalitas

Normalitas data, untuk mengetahui apakan data tersebut normal atau tidak, maka harus mengadakan uji normalitas secara non parametrik dengan menggunakan uji Liliefors. Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut :

2. Pengamatan X1, X2, …..Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2 ……n

Keterangan :

(X dan S masing- masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel) 3. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian menghitung peluang. F(Zi) = P (Zi < Zi)

4. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, Z3, Z4, Z5 …..…….. Zn yang lebih

kecil atau sama dengan Zi. Jika dinyatakan oleh S (Zi), maka:

S(Zi) = Banyaknya Z1, Z2, Z3, …….Zn yang ≤ Zi n

5. Selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

6. Ambil harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar hitung ini adalah Lo. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, bandngkan Lo dengan nilai kritis yang diambil

Antara 0, 800 – 1, 000 Sangat Tinggi

Antara 0, 600 – 0, 799 Tinggi

Antara 0, 400 – 0, 599 Cukup

Antara 0, 200 – 0, 399 Rendah


(2)

Stabit Syarifuddin, 2015

D ukungan Orang Tua Terhadap Prestasi Atlet Renang Jawa Barat

dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah tolak

hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis diterima.

7. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis Lo yang diambil dari nilai kritis untuk uji liliefors,

dengan taraf nyata α = 0.01.

Kriterianya

- Hipotesis diterima apabila Lo < Lα = normal - Hipotesis ditolak apabila Lo > Lα = tidak normal

d. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas, ini gunakan untuk mengetahui homogen tidaknya data dari dua variansi atau beberapa variansi kelompok sampel. Adapun teknik pendekatan statistika yang digunakan adalah uji kesamaan beberapa varians.

Adapun formulasi rumus yang digunakan dalam hal ini adalah uji “BARTLETT”

dengan pendekatan uji Chi-Kuadrat.

(X2) = {(1n.10) (B - ∑(n-1) log Si2}

Pada uji ini dibutuhkan hal-hal sebagai berikut ini yang terdapat dalam tabel 3.8.

Tabel 3.8 Harga-harga Uji Homogenitas Uji Kesamaan Beberapa Varians

Sampel Kel Dk 1/dk Si Log Si Dk (log Si)

1 n-1 1/n – 1 S Log S n-1 (logS)

2 n-1 1/n – 1 S Log S n-1 (logS)

K n-1 1/n – 1 S Log S n-1 (logS)

Jumlah ∑ (n-1) ∑ 1/n -1 ∑ n-1(log S)

Dari harga-harga tersebut di atas, maka tentukanlah :

a. Variansi gabungan dari semua sampel (S) dengan formulasi rumus: b. B = log S {∑ (n-1)}


(3)

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan, serta analisis data, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa berdasarkan pemaparan deskripsi data dan hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan terhadap prestasi atlet renang sebesar 77%. Hal ini berarti bahwa setiap dukungan orang tua yang terjadi selama latihan maupun pertandingan sangat mempengaruhi terhadap prestasi atlet pada saat latihan maupun pertandingan, sedangkan 23% sisanya ditentukan oleh faktor lainnya, seperti intelegensi, kemampuan mengontrol emosi, dan kedewasaan atlet itu sendiri.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah ditempuh oleh penulis serta kesimpulan yang diambil dari hasil pengolahan data penelitian, penulis ingin menyampaikan beberapa saran yang dapat mengembangkan olahraga renang khususnya di daerah Jawa Barat.

1. Selain kondisi fisik, seorang pelatih juga sangat penting memperhatikan kondisi psikologis atletnya. Maka dari itu seorang pelatih sebaiknya menyediakan waktu untuk berkumpul dan saling bertukar pikiran bersama atletnya.

2. Karena dalam mencitapkan prestasi seorang anak di perlukan peranan orang tua yang sangat penting, sehingga peneliti menyarankan agar orang

tua mampu memberikan dorongan baik secara do’a, moril maupun materil.

3. Ketika menjalani latihan, seorang atlet renang harus selalu mengikuti apa yang dikatakan pelatih agar pelaksanaan program latihan yang diberikan biar berjalan dengan maksimal dan bisa tercapai tujuan yang ditargetkan pada saat pertandingan.

4. Komunikasi antara pelatih, atlet dan orang tua guna menyamakan persepsi untuk prestasi yang optimal.


(4)

Stabit Syarifuddin, 2015

D ukungan Orang Tua Terhadap Prestasi Atlet Renang Jawa Barat

5. Factor pendukung eksternal bagi prestasi atlet juga ditentukan oleh sarana dan prasarana yang standar contohnya untuk kolam renang yang standar internasional harus menyeluruh ke daerah-daerah di jawa barat tidak hanya di Kota Bandung saja.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini (2011) Hubungan antara self-talk dan kepercayaan diri dengan prestasi

atlet tae kwon do unit ctc-Kartika. Skripsi. Tidak diterbitkan

Arikunto, S. (2010).Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta. PT.rineka Cipta.

Bhirawanto. (2010). 5 Manfaat Olahraga Renang. [Online]. Tersedia: http://sekolahselamdanrenangdibogor.blogspot.sg/2013/02/5-manfaat-olahraga-renang.html

Bimantara, (2011) Hubungan antara dukungan orang tua dengan motivasi

berprestasi karate pemula di kota Bandung, Skripsi.Tidak diterbitkan

Budiyanto. (2009). [Online]. Tersedia:

(http://etd.eprints.ums.ac.id/3480/2/A410050183.pdf)

Ginanjar (2014) Profil Kontrol diri dan disiplin atlet renang Jawa Barat Peraih

medali emas PON XVIII Riau. Skripsi. Tidak diterbitkan

Google (2010) Kenapa Renang Bisa Ringankan Ashma. [Online]. Tersedia: (http://m.detik.com/healt/read/2010/05/04/150052/1350920/763/kenapa-renang-bisa-ringankan-ashma?)

Haller, D (2011). Belajar Berenang. Bandung: Pionir Jaya Bandung

Harsono. (1998). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta. Hidayat, Yusuf. (2008). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung: CV. Bintang

WarliArtika.

Husdarta (2010).Psikologi Olahraga, Bandung: Alfabeta Ibrahim, R. (2012). Psikologi Kepelatihan, Bandung: RedPoint

Luci (2013). Pengertian Renang. [Online]. Tersedia : http://blog-pelajaransekolah.blogspot.sg/2013/05/pengertian-renang.html


(6)

Stabit Syarifuddin, 2015

D ukungan Orang Tua Terhadap Prestasi Atlet Renang Jawa Barat Mahendra. (2007) Pembelajaran Renang. [Online]. Tersedia:

(https://www.scribd.com/doc/230709367/Penjaskes)

Nurhasan, (2008).Modul mata Kuliah Statistika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Orr, C. Rob dan B. Tyler, Jene (2008).Dasar-Dasar Renang, Bandung: Angkasa. Renang.[Online].Tersedia:(http://en.wikipedia.org/wiki/renang)[03 maret 2014]

Kurniawan, Jaka. (2007).skripsi: Motif Keikut Sertaan Siswa Terhadap

Ekstrakulikuler Bola Basket dan Futsal. FPOK UPI.Bandung

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian dan Kuantitatif dan Kualitatif dan R

&D.Bandung: Alfabeta

Syam. (2011). Prestasi [Online]. Tersedia: http://nursyam.uinsby.ac.id/?p=1314

Thomson. (2010). Peraturan dan Nomor dalam Perlombaan Renang. [Online]. Tersedia: http://thomson-thomsblog.blogspot.sg/2010/05/peraturan-dan-nomor-dalam-perlombaan.html

Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung : UPI.